Professional Documents
Culture Documents
28 JUNI 2013/RUSPITAA
Z-score =
Nilai simpang baku rujukan disini maksudnya adalah selisih kasus dengan standar +1
SD atau -1 SD. Jadi apabila BB/TB pada kasus lebih besar daripada median, maka
nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan mengurangi +1 SD dengan median.
Tetapi jika BB/TB kasus lebih kecil daripada median, maka nilai simpang baku
rujukannya menjadi median dikurangi dengan -1 SD. Agar lebih mudah memahami
mari kita lihat contoh dibawah ini.
Contoh :
Seorang anak laki-laki berumur 26 bulan dengan tinggi badan 90 cm dan berat badan
15 kg, dan seorang anak laki-laki dengan umur 11 bulan dengan panjang badan 68 cm
serta berat badan 5 kg.
Ans :
1. BB/U
Simpang Baku
Umur -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
untuk kasus bayi 11 bulan, berat badannya (5 kg) lebih kecil daripada nilai median
(9,4), maka dari itu nilai simpang baku rujukannya menjadi 9,4-8,4 = 1
sehingga perhitungan z score :
z score = -4,4
Karena nilai z score sudah mencapai -4,4 berarti status gizinya tergolong buruk.
Nah, untuk balita 26 bulan caranya sama dengan diatas. Karena berat badannya (15
kg) lebih besar daripada nilai simpang baku mediannya (12,5), maka dari itu nilai
simpang baku rujukannya diperoleh dengan mengurangi nilai simpang baku +1SD
dengan nilai median, yakni 14,1-12,5 = 1,6
sehingga perhitungan z score menjadi :
z score = 1,56
karena nilai z score-nya 1,56 maka status gizinya tergolong baik.
2. PB/U dan TB/U
Panjang badan digunakan pada anak usia 0-2 tahun. Sedangkan tinggi badan
diperuntukkan untuk anak usia lebih dari 2 tahun. Untuk contoh yang sama kita dapat
hitung nilai z score nya.
Simpang Baku
Umur -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
Karena panjang badan nyata pada bayi usia 11 bulan diatas lebih kecil dibandingkan
dengan nilai mediannya, maka dari itu nilai simpang baku rujukannya diperoleh
dengan mengurangi median dengan nilai simpang baku -1 SD. Sehingga perhitungan
z score menjadi :
Pada bayi dengan panjang badan 68 cm, berat badan nyatanya adalah 5 kg. Jika
dibandingkan dengan nilai mediannya (8,0) maka nilai simpang baku rujukannya
adalah mengurangi nilai median dengan berat badan pada -1 SD. Sehingga
perhitungannya menjadi :
Rata-rata IMT/U (dibaca Indeks Massa Tubuh menurut Umur) digunakan untuk anak-
anak usia diatas 5 tahun hingga 18 tahun. Kenapa begitu ? Karena pada usia-usia ini
anak mengalami masa pubertas. Tapi IMT/U juga dapat digunakan untuk anak 0-5
tahun.
Data apa saja yang kita butuhkan selain umur tentunya ? Jenis Kelamin ! iya benar
tentu kita harus bedakan apakah anak perempuan atau laki-laki. Selanjutnya adalah
berat badan dan tinggi badan tentunya karena kita akan mencari IMT-nya. Baik, untuk
lebih mudah memahaminya kita cobakan dengan contoh kasus saja ya.
seorang anak perempuan sekolah dasar berusia 10 tahun berat badannya 39 kg dan
tingginya 141 cm. Bagaimanakah status gizinya jika dinilai menggunakan indeks
antropometri IMT/U ?
IMT
Umur
(th) -3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD
IMT :
Iinggi badan yang digunakan adalah dalam meter, sehingga tinggi badan pada kasus
harus dibagi dahulu dengan 100 agar menjadi meter.
IMT = 19,6
setelah ketemu nilai IMT-nya kita masukan sekarang untuk mencari z score nya.
Karena IMT-nya lebih besar dari nilai median maka nilai simpang baku rujukannya
adalah mengurangi nilai IMT +1 SD dengan IMT.