Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
kontrasepsi mencapai 59,5% terdiri dari suntik (27,8%), pil (13,2%), IUD (6,2%),
susuk (4,3%), kondom (0,9%), tubektomi (3,7%), dan vasektomi (0,4%). Untuk
tahun 2005, prevalensi pemakaian alat kontrasepsi mencapai 66,2%, terdiri dari
suntik (34%), pil (17%), IUD (7%), implant (7%), MOW (2,6%), MOP (0,3%),
dan kondom (0,6%). Jumlah ini kemudian mengalami peningkatan lagi pada
tahun 2009 menjadi 66,9% dengan jumlah peserta terbanyak yaitu jenis suntik
sebesar 36,8%. Dan pada tahun 2010 jumlahnya kembali meningkat yaitu sebesar
67,6% (Musdalifah, dkk., 2013).
Angka Kematian Ibu (AKI) berhasil diturunkan pada tahun 1991 dari 390
per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007. Berdasarkan target MDGs, AKI harus diturunkan sampai 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Untuk itu diperlukan peran penting dari seluruh
pihak, baik pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat. Faktor yang
menyebabkan kematian ibu adalah faktor langsung dan faktor tidak langsung.
Faktor penyebab langsung seperti perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan
untuk penyebab tidak langsung adalah seperti banyaknya kasus 3 terlambat dan 4
terlalu (Kementrian Kesehatan [Kemenkes], 2011).
2
1.3. Tujuan Penelitian
3
BAB II. METODE PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah semua peserta KB aktif yang berada di
wilayah Desa sribit Kecamatan Sidoharjo. Data sampel diambil dari data
Pelayanan Kesehatan Desa (PKD). Sampel pada penelitian ini didasarkan pada
tehnik Total Sampling.
4
3. Usia merupakan lama waktu hidup dari mulai lahir sampai ulang tahun
terakhir.
4. Jenis alat kontrasepsi yang ditinjau meliputi kondom, pil, suntik, implant
dan AKDR.
Data yang diambil merupakan data primer yaitu data yang diperoleh dari
wanita usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi di PKD desa Sribit
Kecamatan Sidoharjo pada bulan April 2014. Pada lembar checklist tersebut
dimuat beberapa variabel yaitu usia, jenis kontrasepsi, pendidikan terakhir dan
status ekonomi.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah dan dianalisis
menggunakan program SPSS kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan
tabel distribusi.
5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
6
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Berdasarkan Jenis KB
Jenis KB Frekuensi (n) Presentase (%)
Kondom 2 6.1
Pil KB 2 6.1
Suntik 20 60.6
Implant 4 12.1
AKDR 5 15.1
Total 33 100,0
7
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Berdasarkan Pendapatan Ibu
Perbulan
Pendapatan Perbulan Frekuensi Presentase
< 1 juta 1 3.0
1-5 juta 30 90.9
>5 juta 2 6.1
Total 33 100,0
3.2. Pembahasan
3.2.1. Karakteristik Berdasarkan Usia
Berdasarakan tabel 3.1 karakteristik berdasarakan usia, pada kelompok
usia 31-35 tahun adalah yang terbanyak yaitu 10 orang (30.3%). Hal ini juga sama
dengan apa yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang menyebutkan bahwa
kelompok terbanyak terdapat pada usia 31-35 tahun (Menasari, 2010).
Dapat diasumsikan bahwa usia 31-35 tahun merupakan kurun waktu
reproduktif yang sehat bagi wanita. Masih berpotensi untuk hamil dan melahirkan.
Tetapi semakin banyak melahirkan maka resiko untuk melahirkan selanjutnya
akan lebih tinggi dan dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi.
Umur merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku
seseorang dalam hal pemilihan alat kontrasepsi. Pada usia tua memiliki peluang
yang sangat kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi (Ginting, 2010).
8
Hal ini dapat diasumsikan bahwa pemilihan KB jenis suntik merupakan
alat kontrasepsi yang paling disukai oleh ibu-ibu yang memakai alat kontrasepsi
di Desa Sribit Kecamatan Sidoharjo.
Jenis suntik sangat efektif dalam mencegah kehamilan jangka panjang dan
tidak mengganggu dalam berhubungan seksual. Efek sampingnya adalah
perdarahan yang tidak teratur, berat badan meningkat, dan penggunaan jangka
panjang dapat menurunkan kepadatan tulang (Menasari, 2010).
9
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan di PKD Desa Sribit
Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen diperoleh hasil bahwa gambaran
pemakaian alat kontrasepsi berdasarkan usia terbanyak adalah pada kelompok usia
31-35 tahun yaitu sebanyak 10 orang (30.3%), berdasarkan pemilihan jenis alat
kontrasepsi yaitu terbanyak menggunakan jenis suntik yaitu sebanyak 20 orang
(60.6%), berdasarkan pendidikan terakhir terbanyak adalah pendidikan SMA 27
orang (81.8%), dan berdasarkan pendapatan perbulan terbanyak pada kelompok
dengan pendapatan 1-5 juta perbulan sebanyak 30 orang (90.9 %).
4.2. Saran
Adapun beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak
adalah sebagai berikut :
1. Masih tingginya pengguna alat kontrasepsi jenis hormonal yang
didominasi oleh penggunaan kb suntik. Maka dari itu, diperlukan peran
penting dari semua pihak agar memiliki kesadaran menggunakan jenis alat
kontrasepsi yang tepat dan lebih efektif yaitu kontrasepsi non hormonal
seperti AKDR. Karena efek samping dari KB hormonal yang kurang baik
bagi pengguna KB.
2. Bagi pemerintah dan tenaga kesehatan, perlu ditingkatkan lagi penyuluhan
atau pemberian informasi tentang bagaimana seharusnya memilih jenis
alat kontrasepsi yang paling tepat dan sesuai.
3. Bagi masyarakat, terutama wanita pengguna kontrasepsi hendaknya lebih
mengetahui dan mengenal tentang kontrasepsi yang ingin digunakan,
terutama dari segi manfaat, efek samping dan aturan pemakaiannya. Ini
dilakukan untuk mencegah timbulnya dampak yang tidak diinginkan bagi
penggunaan kontrasepsi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
Karakteristik Responden
Nama Responden :
Impant/susuk AKDR
Ya Tidak
12