You are on page 1of 22

My BLOG

Welcome to NITA's blog :)

Kamis, 01 Januari 2015

SILABUS DAN RPP ASKEB IV PERSALINAN

FORMAT SILABUS

NAMA SATUAN PENDIDIKAN : STIKes MRM KELAS/SEMESTER


MATA PELAJARAN : ASKEB II ALOKASI WAKTU :1x
PERSALINAN

Standar Kompetensi : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayi
baru lahir

Tujuan Kegiatan
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran
Memberikan asuhan 1. Mengenal asuhan 1. Mahasiswa 1. Pengertian Kala IV Tatap muka:
kebidanan pada ibu kebidanan pada ibu diharapkan 2. Jenis-jenis Fisiologi dan CTJ, Praktiku
bersalin kala IV bersalin kala IV mampu patologi kala IV
2. Menyebutkan jenis- menjelaskan a. Fisiologi Kala IV
jenis fisiologi dan tentang asuhan - Evaluasi uterus
patologi kala IV pada ibu bersalin - Pemeriksaan serviks,
3. Menjelaskan fisiologi kala IV vagina, perineum
kala IV 2. Mahasiswa - Perkiraan darah yang
4. Mempraktekkan diharapkan hilang
penjahitan luka mampu b. Patologi kala IV
episiotomi/laserasi mempraktekkan - Perdarahan kala IV
tentang penjahitan (primer dan sekunder)
luka - Syok obstetrik
episiotomi/laserasi3. Fisiologi kala IV
a. Evaluasi uterus
b. Pemeriksaan serviks,
vagina, perineum
c. Perkiraan darah yang
hilang
4. Penjahitan luka
episiotomi
a. Anestesi lokal dan
prinsip penjahitan
b. Penjahitan luka
episiotomi
FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(F RPP)
Satuan Pendidikan : Stikes Mega Rezky Makassar
Mata Pelajaran : ASKEB II PERSALINAN
Kelas/Semester : II / III
Materi Pembelajaran : ASKEB II Persalinan Kala IV
Alokasi Waktu : 1 x 100 menit

I. Standar Kompetensi : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayi
baru lahir
II. Kompetensi Dasar : Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala IV
III. Indikator :
A. Kognitif :
duk : Merancang alat peraga tentang materi penjahitan amniotomi/anestesi
ses : Mengenal dan menjelaskan tentang jenis fisiologi dan patologi pada kala IV

B. Psikomotorik :
1. Memberikan tes tulis tentang asuhan persalinan pada kala IV
2. Memberikan tes tulis tentang penjahitan luka episiotomi/laserasi
C. Afektif :
1. Karakter : Mempromosikan asuhan persalinan pada kala IV
: Memberi penyuluhan mengenai asuhan yang dilakukan pada kala IV
gung jawab : Memberi penanganan pada setiap masalah dalam asuhan persalinan kala IV
hati : Memberikan penanganan sesuai dengan prosedur asuhan pada kala IV
: Menilai tahap-tahap pada setiap asuhan persalinan kala IV
2. Keterampilan sosial :
: Menanyakan prosedur asuhan persalinan pada kala IV
tau pendapat : Membentuk umpan balik agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif.
r yang baik : Menjadi pendengar yang baik dalam proses pembelajaran
: Mahasiswa mampu meningkatkan komunikasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
IV. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti mata pelajaran tentang asuhan persalinan pada kala IV mahasiswa mampu:
A. Kognitif
1. Produk :
Mahasiswa mampu merancang alat peraga tentang penjahitan pada luka episiotomi/laserasi
2. Proses :
Mahasiswa dapat menyimak penjelasan tentang asuhan persalinan pada kala IV
Mahasiswa dapat menyimak tentang penjahitan episiotomi/laserasi
B. Psikomotor
1. Menjelaskan tentang asuhan persalinan pada kala IV
2. Menjelaskan dan mempraktekkan tentang penjahitan episiotomi/laserasi
C. Afektif
1. Karakter
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mempunyai karakter yakni
mahasiswa dapat menjelaskan dan mengaplikasikan tentang asuhan-asuhan yang dilakukan pada
kala IV
2. Keterampilan sosial
Setelah mengikuti pembelajaran mahasiswa mampu :
Mengaplikasikan asuhan-asuhan yang baik dilakukan sesuai prosedur asuhan kala IV di lahan
praktek
Mahasiswa mempunyai keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar dan
menghargai pendapat peserta didik lain.

V. Materi Ajar
1. Pengertian Kala IV
Persalinan adalah suatu proses perneluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang dapat hidup
ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
Kala IV persalinan adalah waktu atau kala di dalam suatu proses persalinan yang dimulai
setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
Kala IV persalinan adalah kala pada dua jam pertama persalinan. Kala IV persalinan adalah
dimulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plesenta lahir. Dalam Klinik, atas pertimbangan-
pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala IV persalinan meskipun masa setelah plasenta
lahir adalah masa dimulainya masa nifas (puerpurium), mengingat pada masa ini sering timbul
perdarahan (Yanti, 2010).
Observasi yang harus dilakukan pada Kala IV adalah :
a. Tingkat kesadaran ibu bersalin
b. Pemeriksaan TTV : TD, Nadi, Suhu, Respirasi
c. Kontraksi Uterus
d. Terjdinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400
sampai 500 cc
e. Isi kandung kemih ( Saifuddin, 2008).
2. Jenis-jenis Fisiologi dan Patofisiologi kala IV
a. Fisiologi kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1 2 jam setelah bayi dan plasentalahir. Hal hal yang
perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali dalam bentuk normal. Hal ini
dapat dilakukan dengan rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik
dan kuat. Perlu juga dipastikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa
dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut (Sumarah, 2008).
Evaluasi uterus
Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput ketuban. Jika masih
ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam uterus akan
mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan perdarahan. Jika dalam waktu 15
menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi atonia uteri. Oleh karena itu,
diperlukan tindakan rangsangan taktil (massase) fundus uteridan bila perlu dilakukan Kompresi
Bimanual.
Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka periksa anus
dengan rectal toucher. Laserasi dapat dikategorikan dalam:
1. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu dijahit).
3. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani.
4. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani yang
meluas hingga ke rektum. Perlu dilakukan rujukan segera
Pemeriksaan serviks, vagina, perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir,
maka periksa daerahperineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami
peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan
terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet.
Perkiraan darah yang hilang
Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan cara melihat darah tersebut dan
memperkirakan berapa banyak botol berukuran 500 ml yang bisa dipenuhi darah tersebut. Jika
darah bisa mengisi 2 botol artinya ibu telah kehilangan 1 lt darah. Memperkirakan kehilangan
darah hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi ibu. Upaya yang kebih penting adalah
dengn memeriksa ibu secara berkala dan lebih sering selama kala VI dan menilai kehilangan
darahnya dengan cara memantau tanda vital, mengevaluasi kondisi terkini, memperkirakan
jumlah perdarahan lanjutan dan menilai tonus otot uterus.
b. Patologi kala IV
Perdarahan kala IV (primer dan sekunder)
Yang dimaksud perdarahan pasca persalinan secara tradisional ialah perdarahan yang melebihi
500 cc pada kala III. Perdarahan pasca persalinan sekarang dapat dibagi menajdi :
Syok obstetrik
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu
mengeluarkan hasil metabolisme.
Penyebab terjadinya syok dalam kebidanan yang terbanyak adalah perdarahan, kemudian
neurologenik, kardiogenik, endotoksik/septic, anafilaktik, dan penyebab syok yang lain seperti
emboli, komplikasi anastesi, dan kombinasi.
Gejala klinik syok pada umumnya sama yaitu tekanan darah menurun, nadi cepat dan
lemah, pucat, keringat dingin, sianosis jari-jari, sesak nafas, pengelihatan kabur, gelisah, dan
akhirnya oliguria/anuria.
.
3. Penjahitan Luka Episiotomi
a. Tujuan Penjahitan
1. Untuk menyatukan kembali jaringan yang luka.
2. Mencegah kehilangan darah.
b. Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam melakukan penjahitan perlu diperhatikan tentang:
1. Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan penjahitan.
2. Menggunakan sedikit jahitan.
3. Menggunakan selalu teknik aseptik.
4. Menggunakan anestesi lokal, untuk memberikan kenyamanan ibu.
c. Penggunaan Anestesi Lokal
1. Ibu lebih merasa nyaman (sayang ibu).
2. Bidan lebih leluasa dalam penjahitan.
3. Lebih cepat dalam menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah).
4. Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi infeksi).
5. Cairan yang digunakan: Lidocain 1 %.

d. Nasehat Untuk Ibu


Setelah dilakukan penjahitan, bidan hendaklah memberikan nasehat kepada ibu. Hal ini
berguna agar ibu selalu menjaga dan merawat luka jahitannya. Adapun nasehat yang diberikan
diantaranya:
1. Menjaga perineum ibu selalu dalam keadaan kering dan bersih.
2. Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada lukanya.
3. Mencuci perineum dengan air sabun dan air bersih sesering mungkin.
4. Menyarankan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi yang tinggi.
5. Menganjurkan banyak minum.
6. Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka jahitan.
e. Anestesi Lokal dan Prinsip Penjahitan
Teknik injeksi anestesi lokal adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu ibu agar merasa nyaman.
2. Hisap 10 ml larutan lidokain 1%dalam alat suntik sekali pakai 10ml.
3. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung suntik tersebut.
4. Suntikkan jarum ke ujung laserasi lalu tarik jarum sepanjang tepi luka
5. Aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
6. Suntikkan anestesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik perlahan-lahan.
7. Tarik jarum hingga sampai ke bawah tempat dimana jarum tersebut disuntikkan.
8. Arahkan jarum ke daerah diatas tengah luka dan ulangi langkah ke-4.
9. Tusukkan jarum untuk yang ketiga kalinya dan sekali lagi sehingga garis di satu sisi luka
mendaparkan anestesi lokal.
10. Ulangi pada sisi lain. Setiap sisi luka akan membutuhkan kurang lebih 5 ml lidokain 1% untuk
mendapatkan anestesi yang cukup
11. Tarik jarum hingga sampai ke bawah tempat dimana jarum tersebut disuntikkan.
f. Penjahitan Luka Episiotomi
Adapun langkah-langkah melakukan penjahitan luka episiotomi adalah sebagai berikut :
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril.
2. Pastikan kelengkapan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
3. Setelah memberikan anestesi lokal dan memastikan daerah tersebut sudah di anestesi, telusuri
luka untuk menentukan batas-batasnya.
4. Buatlah jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina. Setelah
itu ikat dan potong pendek benang.
5. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah cincin hymen.
6. Tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah cincin
hymen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara ujung jarum di perineum dan
bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.
7. Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur hingga mencapai
bagian bawah laserasi. Pastikan jarak setiap jahitan sama dan otot telah terjahit.
8. Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitannya
menggunakan jelujur untuk menutup lapisan sub kutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis
kedua.
9. Tusukkan jarum dari robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang
cincin hymen.
10. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan 1,5 cm.
jika benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar, dan laserasi akan membuka.
11. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut.
12. Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke anus. Raba apakah ada jahitan pada rektum. Jika
ada jahitan, ulangi pemeriksaan rektum 6 minggu pasca persalinan. Jika penyembuhan belum
sempurna, rujuk.
13. Cuci daerah genitalia dengan lembut dengan menggunakan sabun dan ait DTT kemudian
keringkan.
14. Nasehati ibu agar menjaga perineumnya, hindari obat-obat tradisional, cuci 3-4 kali sehari,
kontrol 1 minggu kemudian atau jika ada keluhan seperti demam, bau busuk, segera datangi
bidan.

VI. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Langsung
Metode Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktikum

VII.Sumber/Media Pembelajaran
1. Sumber :
Buku Panduan Asuhan persalinan pada kala IV
Buku Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo
2. Media Pembelajaran
LCD, Leptop/Slide, Phantom penjahitan laserasi

VIII. Proses Belajar Mengajar atau Skenario Pembelajaran

A. Pendahuluan

Kegiatan Waktu
1.Salam
2.Mengabsen
5 Menit
3. Apersepsi
4. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

B. Inti

Kegiatan Waktu
1 Eksplorasi 80 Menit
a. Mengungkapkan apa yang mahasiswa telah ketahui
tentang asuhan pada ibu bersalin kala IV
b. Pengetahuan awal bagi mahasiswa mengenai asuhan pada ibu
bersalin kala IV
2 Elaborasi
a. Menjelaskan materi dengan mahasiswa
b. LKM untuk masing-masing mahasiswa
3 Konfirmasi
a. Dosen memberi umpan balik positif terhadap hasil proses
pembelajaran
b. Dosen memberikan penguatan materi mengenai asuhan
persalinan pada kala IV
c. Dosen memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
bertanya

C. Penutup

Kegiatan Waktu
Mengarahkan mahasiswa untuk membuat kesimpulan
b. Menutup pembelajaran dan memintanya untuk mengulang
pembelajarannya dirumah 15 Menit
Menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
d. Salam dan doa untuk mengakhiri KBM.

IX. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Dilakukan setelah materi selesai
a. Penilaian kognitif

No Jenis Soal Skor maksimum Perolehan skor


1 Tugas 10
2 LKM 20
Jumlah 30

Ket : Nilai = Jumlah perolehan skor x 100%


Skor maksimum

b. Penilaian afektif

No Hal-hal yang di nilai Skor maksimum Perolehan Skor


1 Aktivitas yang dinilai 0-5
2 Kemampuan 0-5
mengajukan pertanyaan
3 Kemampuan menjawab 0-5
pertanyaan
Jumlah 15
Ket : 5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = buruk
Nilai = Jumlah perolehan skor x 100%
Skor maksimum
2. Bentuk Instrumen : Tes Tertulis
3. Instrumen : Soal
Soal Essay :
1. Apakah yang dimaksud dengan asuhan persalinan pada kala IV ?
2. Sebutkan observasi yang harus dilakukan pada kala IV !
3. Sebutkan dan jelaskan derajat-derajat laserasi !
4. Sebutkan indikasi dilakukan episiotomi !
4. Kunci Jawaban :
1. Kala IV persalinan adalah kala pada dua jam pertama persalinan. Kala IV persalinan adalah
dimulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.
2. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :
Tingkat kesadaran ibu bersalin
Pemeriksaan TTV : TD, Nadi, Suhu, Respirasi
Kontraksi Uterus
Terjdinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400
sampai 500 cc
Isi kandung kemih
3. Derajat-derajat laserasi, yaitu :
Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu dijahit).
Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani.
Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani yang
meluas hingga ke rektum. Perlu dilakukan rujukan segera
4. Indikasi dilakukan episiotomi, adalah :
Gawat janin
Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).
Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuanpersalinan.

5. Pedoman Penskoran :

No Jenis Soal Skor maksimum Perolehan skor


1 Uraian 10
Jumlah 10

Ket :Nilai = Jumlah perolehan skor x 100%


Skor maksimum

Daftar Pustaka
1. Varneys Midwifery, 1997
2. Saifudin Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006.
3. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mengetahui Makassar,
2011
Isntruktur
Guru Mata Pelajaran


.. NAMA & No. Peserta
NIA

FORMAT BUKU/BACAAN SISWA


(F-B/BS)

Mata Pelajaran : ASKEB II PERSALINAN


Kelas/Semester : II / III
Hari/Tanggal : Rabu, Desember 2014
Alokasi Waktu : 1 x 100 menit

A. Judul : Asuhan persalinan kala IV


B. Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang asuhan pada ibu bersalin kala IV
2. Mahasiswa diharapkan mampu mempraktekkan tentang penjahitan luka episiotomi/laserasi
C. Uraian Materi :
1. Pengertian Kala IV
Persalinan adalah suatu proses perneluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang dapat hidup
ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plesenta lahir. Dalam Klinik, atas pertimbangan-
pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala IV persalinan meskipun masa setelah plasenta
lahir adalah masa dimulainya masa nifas (puerpurium), mengingat pada masa ini sering timbul
perdarahan (Yanti, 2010).
Observasi yang harus dilakukan pada Kala IV adalah :
a. Tingkat kesadaran ibu bersalin
b. Pemeriksaan TTV : TD, Nadi, Suhu, Respirasi
c. Kontraksi Uterus
d. Terjdinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400
sampai 500 cc
e. Isi kandung kemih ( Saifuddin, 2008).
2. Jenis-jenis Fisiologi dan Patofisiologi kala IV
a. Fisiologi kala IV
Evaluasi uterus
Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput ketuban. Jika masih
ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam uterus akan
mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan perdarahan. Jika dalam waktu 15
menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi atonia uteri. Oleh karena itu,
diperlukan tindakan rangsangan taktil (massase) fundus uteridan bila perlu dilakukan Kompresi
Bimanual.

Pemeriksaan serviks, vagina, perineum


Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir,
maka periksa daerahperineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami
peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan
terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet.
Perkiraan darah yang hilang
Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan cara melihat darah tersebut dan
memperkirakan berapa banyak botol berukuran 500 ml yang bisa dipenuhi darah tersebut. Jika
darah bisa mengisi 2 botol artinya ibu telah kehilangan 1 lt darah. Memperkirakan kehilangan
darah hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi ibu. Upaya yang kebih penting adalah
dengn memeriksa ibu secara berkala dan lebih sering selama kala VI dan menilai kehilangan
darahnya dengan cara memantau tanda vital, mengevaluasi kondisi terkini, memperkirakan
jumlah perdarahan lanjutan dan menilai tonus otot uterus.
b. Patologi kala IV
Perdarahan kala IV (primer dan sekunder)
Yang dimaksud perdarahan pasca persalinan secara tradisional ialah perdarahan yang melebihi
500 cc pada kala III. Perdarahan pasca persalinan sekarang dapat dibagi menajdi :
Syok obstetrik
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu
mengeluarkan hasil metabolisme.
Penyebab terjadinya syok dalam kebidanan yang terbanyak adalah perdarahan, kemudian
neurologenik, kardiogenik, endotoksik/septic, anafilaktik, dan penyebab syok yang lain seperti
emboli, komplikasi anastesi, dan kombinasi.
Gejala klinik syok pada umumnya sama yaitu tekanan darah menurun, nadi cepat dan
lemah, pucat, keringat dingin, sianosis jari-jari, sesak nafas, pengelihatan kabur, gelisah, dan
akhirnya oliguria/anuria.
3. Penjahitan Luka Episiotomi
a. Tujuan Penjahitan
1. Untuk menyatukan kembali jaringan yang luka.
2. Mencegah kehilangan darah.
b. Hal Yang Perlu Diperhatikan
Dalam melakukan penjahitan perlu diperhatikan tentang:
1. Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan penjahitan.
2. Menggunakan sedikit jahitan.
3. Menggunakan selalu teknik aseptik.
4. Menggunakan anestesi lokal, untuk memberikan kenyamanan ibu.
c. Penggunaan Anestesi Lokal
1. Ibu lebih merasa nyaman (sayang ibu).
2. Bidan lebih leluasa dalam penjahitan.
3. Lebih cepat dalam menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah).
4. Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi infeksi).
5. Cairan yang digunakan: Lidocain 1 %.
d. Anestesi Lokal dan Prinsip Penjahitan
Teknik injeksi anestesi lokal adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu ibu agar merasa nyaman.
2. Hisap 10 ml larutan lidokain 1%dalam alat suntik sekali pakai 10ml.
3. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung suntik tersebut.
4. Suntikkan jarum ke ujung laserasi lalu tarik jarum sepanjang tepi luka
5. Aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
6. Suntikkan anestesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik perlahan-lahan.
7. Tarik jarum hingga sampai ke bawah tempat dimana jarum tersebut disuntikkan.
8. Arahkan jarum ke daerah diatas tengah luka dan ulangi langkah ke-4.
9. Tusukkan jarum untuk yang ketiga kalinya dan sekali lagi sehingga garis di satu sisi luka
mendaparkan anestesi lokal.
10. Ulangi pada sisi lain. Setiap sisi luka akan membutuhkan kurang lebih 5 ml lidokain 1% untuk
mendapatkan anestesi yang cukup
11. Tarik jarum hingga sampai ke bawah tempat dimana jarum tersebut disuntikkan.
e. Penjahitan Luka Episiotomi
Adapun langkah-langkah melakukan penjahitan luka episiotomi adalah sebagai berikut :
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril.
2. Pastikan kelengkapan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
3. Setelah memberikan anestesi lokal dan memastikan daerah tersebut sudah di anestesi, telusuri
luka untuk menentukan batas-batasnya.
4. Buatlah jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina. Setelah
itu ikat dan potong pendek benang.
5. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah cincin hymen.
6. Tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah cincin
hymen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara ujung jarum di perineum dan
bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.
7. Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur hingga mencapai
bagian bawah laserasi. Pastikan jarak setiap jahitan sama dan otot telah terjahit.
8. Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitannya
menggunakan jelujur untuk menutup lapisan sub kutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis
kedua.
9. Tusukkan jarum dari robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang
cincin hymen.
10. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan 1,5 cm.
jika benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar, dan laserasi akan membuka.
11. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut.
12. Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke anus. Raba apakah ada jahitan pada rektum. Jika
ada jahitan, ulangi pemeriksaan rektum 6 minggu pasca persalinan. Jika penyembuhan belum
sempurna, rujuk.
13. Cuci daerah genitalia dengan lembut dengan menggunakan sabun dan ait DTT kemudian
keringkan.
Nasehati ibu agar menjaga perineumnya, hindari obat-obat tradisional, cuci 3-4 kali sehari,
kontrol 1 minggu kemudian atau jika ada keluhan seperti demam, bau busuk, segera datangi
bidan.
D. Contoh Soal/Latihan :
1. Apakah yang dimaksud dengan asuhan persalinan pada kala IV ?
2. Sebutkan observasi yang harus dilakukan pada kala IV !
3. Sebutkan dan jelaskan derajat-derajat laserasi !
4. Sebutkan indikasi dilakukan episiotomi !
E. Kunci Jawaban :
1. Kala IV persalinan adalah kala pada dua jam pertama persalinan. Kala IV persalinan adalah
dimulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.
2. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :
Tingkat kesadaran ibu bersalin
Pemeriksaan TTV : TD, Nadi, Suhu, Respirasi
Kontraksi Uterus
Terjdinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400
sampai 500 cc
Isi kandung kemih
3. Derajat-derajat laserasi, yaitu :
Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu dijahit).
Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani.
Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani yang
meluas hingga ke rektum. Perlu dilakukan rujukan segera
4. Indikasi dilakukan episiotomi, adalah :
Gawat janin
Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).
Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuan persalinan.

F. Pedoman Penskoran :

No Jenis Soal Skor maksimum Perolehan skor


1 Uraian 10
Jumlah 10

Ket :Nilai = Jumlah perolehan skor x 100%


Skor maksimum

G. Daftar Pustaka :
1. Varneys Midwifery, 1997
2. Saifudin Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006.
3. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
FORMAT LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA
(F-LKS)

Mata Pelajaran : Asuhan persalinan Kala IV


Kelas/Semester : II / III
Hari/Tanggal : Rabu, Desember 2014
Alokasi Waktu : 1 x 100 memit
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok : 1.

2
3
4
5

JUDUL
A. Kompetensi Dasar :
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala IV
B. Indikator :
Mempraktekkan tehnik penjahitan luka episiotomi/laserasi
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang asuhan pada ibu bersalin kala IV
2. Mahasiswa diharapkan mampu mempraktekkan tentang penjahitan luka episiotomi/laserasi
D. Alat dan Bahan :
Bak steril berisi handscoen, dispo, jarum, benag lidokoin 1%, pinset anatomi, nald fouder,
gunting, chromic catgut (benag daging), tampon bila diperlukan, Bengkok, Haas secukupnya,
Alas bokong, Celemek, Lampu sorot dan kursi, Kateter logam, Betadine.
E. Langkah-langkah Kegiatan :
1. Menyiapkan alat dan bahan secara sistematis
2. Menjelaskan tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
3. Menjaga privasi ibu
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril.
5. Pastikan kelengkapan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
6. Setelah memberikan anestesi lokal dan memastikan daerah tersebut sudah di anestesi, telusuri
luka untuk menentukan batas-batasnya.
7. Buatlah jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina. Setelah
itu ikat dan potong pendek benang.
8. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah cincin hymen.
9. Tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah cincin
hymen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara ujung jarum di perineum dan
bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.
10. Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur hingga mencapai
bagian bawah laserasi. Pastikan jarak setiap jahitan sama dan otot telah terjahit.
11. Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitannya
menggunakan jelujur untuk menutup lapisan sub kutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis
kedua.
12. Tusukkan jarum dari robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang
cincin hymen.
13. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan 1,5 cm.
jika benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar, dan laserasi akan membuka.
14. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut.
15. Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke anus. Raba apakah ada jahitan pada rektum. Jika
ada jahitan, ulangi pemeriksaan rektum 6 minggu pasca persalinan. Jika penyembuhan belum
sempurna, rujuk.
16. Cuci daerah genitalia dengan lembut dengan menggunakan sabun dan ait DTT kemudian
keringkan.

Daftar Pustaka
1. Varneys Midwifery, 1997
2. Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Sarwono Prawiroharjo, 1997

Soal latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan asuhan persalinan pada kala IV ?
2. Sebutkan observasi yang harus dilakukan pada kala IV !
3. Sebutkan dan jelaskan derajat-derajat laserasi !
4. Sebutkan indikasi dilakukan episiotomi !
Kunci Jawaban
1. Kala IV persalinan adalah kala pada dua jam pertama persalinan. Kala IV persalinan adalah
dimulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.
2. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :
Tingkat kesadaran ibu bersalin
Pemeriksaan TTV : TD, Nadi, Suhu, Respirasi
Kontraksi Uterus
Terjdinya perdarahan, perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400
sampai 500 cc
Isi kandung kemih
3. Derajat-derajat laserasi, yaitu :
Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu dijahit).
Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani.
Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani yang
meluas hingga ke rektum. Perlu dilakukan rujukan segera
4. Indikasi dilakukan episiotomi, adalah :
Gawat janin
Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).
Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuan persalinan.

Pedoman Penskoran :

No Jenis Soal Skor maksimum Perolehan skor


1 Uraian 10
Jumlah 10
Ket :Nilai = Jumlah perolehan skor x 100%
Skor maksimum
FORMAT :
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian

Indikator LP dan Butir Soal Kunci LP dan Butir Soal


KOGNITIF
Produk :
Mengidentifikasi teknik
penjahitan laserasi
Proses :
Menjelaskan tujuan penjahitan
laserasi
PSIKOMOTOR
Mempraktekkan tehnik
penjahitan laserasi dengan
tepat
AFEKTIF
Karakter:
Jujur, tanggung jawab, hati-
hati, dan teliti
Keterampilan Sosial
Bertanya, menyumbang ide
atau berpendapat, menjadi
pendengar yang baik,
berkomunikasi

FORMAT DESAIN MEDIA

Mata Pelajaran : ASKEB II PERSALINAN


Kelas/Semester : II / III
Hari/Tanggal : Rabu, Desember 2014

a : Phantom penjahitan laserasi untuk melakukan penjahitan laserasi


B. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mampu mempraktekkan tehnik penjahitan laserasi
C. Definisi Kosep :
Phantom adalah alat peraga untuk pengetahuan tentang anatomi/faal tubuh yang digunakan oleh
siswa-siswi sekolah kebidanan atau kedokteran bahkan keperawatan dalam menanganipasien.
Sedangkan alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan
ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga bantal-bantal digunakan untuk
membantu mahasiswa untuk melakukan tehnik penjahitan laserasi.
D. Bahan dan Alat :
Bak steril berisi handscoen, dispo, jarum, benag lidokoin 1%, pinset anatomi, nald fouder,
gunting, chromic catgut (benag daging), tampon bila diperlukan, Bengkok, Haas secukupnya,
Alas bokong, Celemek, Lampu sorot dan kursi, Kateter logam, Betadine.
E. Cara Memakainya :
1. Menyiapkan alat dan bahan secara sistematis
2. Menjelaskan tujuan serta prosedur yang akan dilakukan
3. Menjaga privasi ibu
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril.
5. Pastikan kelengkapan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
6. Setelah memberikan anestesi lokal dan memastikan daerah tersebut sudah di anestesi, telusuri
luka untuk menentukan batas-batasnya.
7. Buatlah jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina. Setelah
itu ikat dan potong pendek benang.
8. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah cincin hymen.
9. Tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah cincin
hymen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara ujung jarum di perineum dan
bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.
10. Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur hingga mencapai
bagian bawah laserasi. Pastikan jarak setiap jahitan sama dan otot telah terjahit.
11. Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitannya
menggunakan jelujur untuk menutup lapisan sub kutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis
kedua.
12. Tusukkan jarum dari robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang
cincin hymen.
13. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan 1,5 cm.
jika benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar, dan laserasi akan membuka.
14. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut.
15. Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke anus. Raba apakah ada jahitan pada rektum. Jika
ada jahitan, ulangi pemeriksaan rektum 6 minggu pasca persalinan. Jika penyembuhan belum
sempurna, rujuk.
16. Cuci daerah genitalia dengan lembut dengan menggunakan sabun dan ait DTT kemudian
keringkan.
F. Prototipe Media :
Daftar Pustaka
1. Varneys Midwifery, 1997
2. Saifudin Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006.
3. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Diposkan oleh Nith Nita di 20.23
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Total Tayangan Laman

10910
What Time is it?

My Calender
aku!

About Me

Nith Nita
Lihat profil lengkapku

Lencana Facebook
Nita Claudinindita Ar-Rasyiid

Buat Lencana Anda

Blog Archive

2015 (10)
o Februari (3)
o Januari (7)
Cara Menyusui yang "BENAR"

Apa itu Kanker Payudara ?


Gejala Kanker Payudara
Cara Menyusui Yang Benar
DAFTAR TILIK PENJAHITAN PERINEUM
SILABUS DAN RPP ASKEB IV PERSALINAN

BAHAN AJAR MICRO TEACHING KALA IV PERSALINAN


2014 (4)

I say !

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh Leontura. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like