You are on page 1of 37

amitriptilin, doksepin, imipramin, dan nortriptilin

erapi antipsikotik selama kehamilan.


Antipsikotik tipikal adalah golongan antagonis dopamine.Klozapin
adalah satu-satunya antipsikotik atipikal yang tersedia, dan obat ini
memiliki kerja yang berbeda tetapi tidak diketahui.
Potensi dan efek samping berbagai antipsikotik berbeda-
beda. Obat-obat yang berpotensi lebih rendah, klorpromazin
dantioridazin, memiliki efek antikolinergik yang lebih besar
serta bersifat sedatif.
8

BAB II
TINJAUAN TEORI

Masalah kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,perubahan psikologi


dan adaptasi seorang wanita yang pernah mengalaminya.sebagian besar kaum wanita menganggap
bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai
peristiwa yang khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.konflik antara keinginan prokreasi
,kebanggaan yang ditumbuhka dari norma norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu
sendiri,hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.hal tersebut mungkin saja dapat terjadidikarenakan:
Kehamilan peristiwa yang sulit
Ketidak matangan dalam perkembangan emosi dan psikoseksual
Baying bayang rasa cemas dan takut akan hal hal yang mungkin akan terjadi baik pada ibu maupun
pada bayinya.

DEPRESI
Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang merasa tidak berdaya,tidak
bersemangat,tidak ada gairah hidup,yang disertai dengan melemah nya kepekaan terhadap stimulasi
tertentu,pengurangan aktifitas fisik ataupun mental dan kesukaran dalam berkarir serta menganalisa.
Depresi selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama halnya dengan depresi
yang terjadi pada orang awam pada umumnya.dimana pada kejadian depresi akan terjadi perubahan
kimiawi pada otak.dalam hal ini perubahan hormonal pada saat kehamilan akan mempengaruhi kimiawi
otak itu sendiri ,yang nantinya akan sangat berhubugan erat dengan kejdian depresi dan kecemasan
dalam kehamilan.
Gangguan ini ditandai dengan perasaan muram,murung,kesedihan atau berkurangnya minat
pada aktivitas.pasien kadang kadang dapat sarkastik,nihilistic memikirkan hal yang sedih .mereka juga
dapat tegang,kaku,dan menolak intervensi terapeutik.gejala penyertanya adalah perubahan nafsu makan
dan pola tidur,harga diri yang rendah,hilangnya energy dan penorongan dorongan seksual.
Seseorang dikatakan menderita depresi jika:
Keadaan emosi depresi /tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari,hampir setiap hari.
Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua
Hilangnya berat badan secara signifikan saat tidak melakukan diet
Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hamper setiap hari
Perasaan lelah atau kehilangan kekutan setiap hari:
Tidak berkonsentrasi,mengingat,atau mengambil keputusan
Pekerjaan dan aktivitas sehari hari terganggu
Hubungan calon ibu dengan orang sekitarnya terganggu
Kondisi ibu mengncam keselamatan janin

Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:


Factor organobiologis,karena ketidakseimbangan neurotransmitter diotak terutama serotonim
Factor psikologis karena tekanan beban psikis,dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi
sosial
Factor sosio lingkungan misalnya karena kehilngan pasangan hidup

Hal hal yang dapat mengakibatkan depresi selama hamil


Gangguan hubungan keluarga
Riwayat depresi baik diri maupun keluarga
Riwayat aborsi sebelumnya
Pengalaman yang stress
Adanya kompilkasi dalam kehamilan
Riwayat KDRT atau trauma
Penatalaksanaan depresi dalam kehamilan
Cara menanggulangi depresi berbeda beda sesuai dengan keadaan pasien,namun
biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling.dukungan dari orang
orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan
Harus kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti
Hendaknya jangan menghibur,memberi harapan palsu,bersikap optimis dan bergurau karena akan
meperbesar rasa tidak mampu dan rendah diri
Untuk mengatasi dengan cepat,gunakan obat obat penenang.
Beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan seperti dengan
metode support group atau psikoterapi yng dapat dilakukan secara rutin.perubahan pola hidup dapat
memperbaiki depresi sebahian orang:
Olahraga teratur
Berjemur pada siang hari
Penanganan stress
Konseling
Tidur teratur
Relaksasi

PSIKOSA
Psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada
kontak dengan realitas.suatu gangguan jiwa dengan khilangan rasa kenyataaan(sense of reality).
keadaan ini dapat digambarkan bahwa psikosa adalah gangguan jiwa yang serius, timbul
karena penyebab organic ataupun emosional(fungsional)dan yang menunjukkangangguan kemampuan
berfikir,bereaksi secara emosional,mengingat ,berkomunikasi,menafsirkan kenyataan dan bertindak
sesuai dengan kenyataan,sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari
hari sangat terganggu.psikosa ditandai oleh perilaku regresif ,hidup perasaan tidak sesuai,berkurangnya
pengawasan terhadap impuls impuls serta waham dari halusinasi.
Pada umunya gejala psikosa tidak mampum melakukan partisipasi sosial,sering ada gangguan
bicara,kehilngan orientasi terhadap lingkungan,.aspek sosialnya membahayakan orang lain,diri
sendiri,dan perlu perawatan rumah sakit.
Jenis jenis psikosa yaitu skizophrenia,dan paranoid.paranoid dilain pihak adalah jenis yang
sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi sama dengan persepsi palsu dan kecurigaan yang sangat
kuat,pola berfikir makin kacau dan tingakah lu makin tidak normal.psikosa umumnya terbagi dalam dua
golongan besar yaitu:
a) psikosa fungsional,factor penyebabnya adalah terletak pada aspek kejiwaan ,disebabkan kaarena
sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan.
b) psikosa organic,disebakan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh.

Tanda tanda psikosa:


Halusinasi
Sejumlah kelainan peilaku,sepeti aktivitas yang meningkat ,gelisah, dan retardasi psikomotor.

Gejala psikosis adalah:


a) abnormal menampilkan emosi
b) kebingungan
c) depresi dan kadang kadang pikiran bunuh diri
d) kacau berpikir dan berbicara
e) kegembiraan
f) keyakinan palsu
g) salah persepsi
h) melihat,mendengar,merasakan,atau memahami hal hal yang tidak ada
i) berdasarkan ketakutan/kecurigaan
Menninger telah menyebutkan sindroma klasik yang menyertai sebagian besar pola psikosa:
Perasaan sedih,bersalah yang mendalam
Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi,disertai pembicaraan dan motorik yang
berlebihan.
Isi pikiran yang berlawanan,acuh tak acuh terhadap harapan sosial.
Kecendungan membela diri atau rasa kebesaran
Keadaan bingung dengan disorientasi dan halusinasi.
Psikosis adalah kondisi mental yang berat dimana terdapat hilangnya kontak dengan realiatas.

Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain:


Gangguan afektif pada kehamilan
Skizofrenia
Gangguan cemas menyeluruh
Gangguan panic

Penyebab psikosa:
Internal(perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil)
Ekstenal(kehamilan yang tidak diinginkan,kehamilan beresiko,dan jark kehamilan yang terlalu dekat
riwayat keguguran)

Pencegahan psikosa
Informasiakan kepada pasien tentng penyakit yang dialaminya
ANC rutin
Pemenuhan nutrisi
Aktivitas yang dilakukan
Latihan pernafasan
Senam hamil

Penatalaksanaan psikosa
Pengobatan tergantung pada penyebab psikosis.perawatan dirumah sakit sering kali diperlukan
untuk menjamin keselamatan pasien.
penatalaksannan yang dilakukan:
Konsultasikan dengan dokter,psikiater,psikolog,dan tdengan tenaga kesehatan lainnya.
Sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali dengan tenaga medis haus dengan kesabaran meyakinkan
calon ibu bahwa peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal dan wajar.
Ajarkan dan berikan latihan latihan untuk dapat menguasai otot otot istirahat dan pernafasan
Hindari kata kata dan komentar yang dapat mematahkan semangat si ibu.
Hindari komentar suatu kasus dan gelak tawa

PSIKONEUROSA
Psikoneurosa adalah ketegangan pribadi yang terus menerus akibat adanya
konflik,ketegangannya tidak mereda akhirnya neurosis(suatu kelainaan mental dngan kepribadian
terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis,hambatan emosi,sukar tidurkurang perhatian terhadap
lingungan dan kurang memiliki energi).
Tipe neurotisme:
1. Neurostenia,muncul sebagai efek kelelahan mental yang berkemban menjadi keluhan sakit sakit yang
tidak jelas lokasinya.
2. Hysteria,ditandai dengan kndisi ketidakstabilan emosi.konflik mentalnya diekspresikan melalui gejala fisik
tertentu yang berpengaruh terhadap fungsi tubuh secara menyeluruh misalnya perempuan yang tidak
berbahagia dalam perkawinannya akan mengungkapkan kepada suami.
3. Hipokondriasis,keterpakuan terhadap kondisi kesehatan,maksudnya selalu ada bagian tubuh ang terasa
kurang nyaman padahal penyakit yang diderita sebenarnya penyakit imajjiner.

Penatalaksanaan psikoneurosa

Dalam psikoterapi,psikolog,konselor dan ahli terapis yag berusaha meyusun terapi psikologis
ang beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien .penerapan metode dengan
secara personal maupun group(perkelompok).psikiater berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan
psikoterapi secara bersamaan.perlu untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan jenis gangguan
kecemasan ini hanya menggunakan satu cara saja,dibutuhkan lebih kombinasi untuk menyembuhkan
gangguan kompleks ini.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DENGAN GANGGUAN PENYAKIT JIWA


I. PENGUMPULAN DATA (PENGKAJIAN)
SUBJEKTIF
A. Biodata atau identitas klien dan suami
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien
umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan
pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan
mendesak.Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien
dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga
kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana
taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan
mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada
janin
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan
di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya.Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap
perilaku kesehatan seseorang.
Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
B. Riwayat pasien
Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang kepada bidan.
Untuk mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai berikut:
Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?
Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya
adalah sebagai berikut :
Sejak kapan timbulnya gangguan dirasakan?
Ceritakan secara kronologis timbulnya gangguan tersebut?
Apakah gangguan tersebut hilang timbul? Bagaimana frekuensinya?
Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitas dan tingkat perawatannya?
Apakah ada keluhan lain?
Apakah gangguan tersebutmenghalangi kegiatan sehari-hari?
Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut? Apakah efektif?
Contohnya:
Gangguan cemas menyeluruh
Gangguan panic
Hilangnya berat badan secara signifikan saat tidak melakukan diet
Perasaan lelah atau kehilangan kekutan setiap hari:
C. Riwayat pasien
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.
Menarche
Untuk mengethui usia pertama kalinya mengalami menstruasi.

Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari.Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan
kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan criteria banyak,
sedang, sedikit.Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat kaji
lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti
pembalut dalam sehari.
Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,
misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak.Keluhan yang
disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
Menstruasi yang Terakhir
Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akandatang
Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit.Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip
kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala, keadaan mudah
tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah.
Keteraturan Menstruasi
Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari.Apabila
terjadi ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui
factor-faktor penyebabnya.
Gangguan sewaktu Menstruasi
Untuk mengetahui gangguan apa saja yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,misalnya
nyeri hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau keadaan mudak tersinggung (emosional meningkat).
D. Riwayat perkawinan
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat perkawinan terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien.Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu menentukan bagaimana
keadaan alat reproduksi ibu.Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai riwayat
perkawinannya adalah :
1. Kawin : .. kali
2. Usia Kawin Pertama .. tahun
3. Status Perkawinan (sah/tidak)
4. Lama Pernikahan (tahun/bulan)

E. Riwayat kehamilan dan perkawinan


Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang
lalu.Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau adalah
hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan.Mencakup :
1. Jumlah Kehamilan dan kelahiran: G (gravida), P (para), A (abortus), H (hidup)
Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.
2. Golongan Darah
Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi jika
ketika kehamilan atau persalinan mengalami pendarahan penanganan penggantian darah yang keluar
melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
F. Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara
melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu
hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya. Jika
persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio saesaria, solusio plasenta, plasenta previa
kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang
G. Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan, jika
terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.
H. Riwayat nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan,
feloris)
I. Riwayat kelahiran anak
J. Berat bayi sewaktu Lahir
Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini terjadi
karena trauma pada bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama preses
persalianan.Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500 gram.
K. Kelainan Bawaan Bayi
Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah kondisi.
L. Jenis Kelamin Bayi
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi sebagai dokumentasi.
Status Bayi yang Dilahirkan: hidup atau mati
Bila bayi hidup, bagaimana keadaannya sekarang,
Bila meninggal, apa penyebab kematiannya
M. Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya
menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai
lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi. (Depdikbud, 1999).
N. Riwayat kehamilan sekarang
Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor,
mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu.Anamnesa haid
serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau perkembangan kehamilannya
serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera adanya kelainan / masalah dalam kehamilan
dan dapat ditangani dengan segera.
O. Riwayat penyakit
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini penting untuk melihat
kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahannya dan
penanggulangannya. (Depkes RI, 1993:65), misal:
Ibu hamil dengan riwayat penyakit gangguan jiwa perlu ditentukan kemungkinan yang akan terjadi pada
kehamilannya.
Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan kemungkinan
bisa menyebabkan transient hipertension.
Ibu hamil dengan riwayat penyakit TBC akut kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan
dan bisa menular pada bayi.Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya dan
bayi bisa cacat bawaan, janin besar.
Ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI. (Sarwono, 1999:401)

P. Gambaran penyakit masa lalu


Setelah mengetahui riwayat penyakit pasien/klien, bidan perlu mengetahui gambaran
mengenai riwayat penyakit pasien/klien, misal apakah penyakit tersebut parah/tidak, apakah sudah
dilakukan tindakan pada penyakit tersebut, dll.Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan yang
dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
Q. Riwayat penyakit keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya. Penyakit keluarga yang perlu ditanyakan mencakup
penyakit gangguan jiwa,penyakit kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa, kelainan dibawa lahir,
kehamilan kembar atau lebih, TBC, epilepsy, penyakit darah, alergi, penyakit yang menyebabkan
kematian bagi bapak atau ibu yang telah meninggal.
R. Keadaan sosial budaya
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
Jumlah anggota keluarga
Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga.
Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.
Kebiasaan yang merugikan kesehatan
S. RIWAYAT PSIKOLOGIS
Perlu ditanyakan untuk mengetahui bagaimana keadaan psikologis ibu sebelum hamil.apakah pernah
mengalami riwayat penyakit gangguan jiwa .dan kemungkinan juga sebelumnya ibu pernah mengalami
depresi,stress dan trauma sebelumnya.

OBJEKTIF
Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan untuk
diupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
A. Pemeriksaan Keadaan Umum
Pengukuran tanda tanda vital
Meliputi pemeriksaan tekanan darah,nadi,suhu dan pernafasan.ibu dengan gangguan jiwa didapatkan
tekanan darah,suhu,nadi dan pernafasan melebihi dari normal.
B. Pemeriksaan khusus
1. Secara inspeksi
Yaitu pemeriksaan pandang yang di mulai dari kepala sampai kaki.yang di nilai adalah
kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka, konjungtiva, sclera, hidung dan
telinga, mulut apakah ada karies stomatitis, karang gigi, leher apakah ada pembesaran kelenjer gondok,
payu dara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu menonjol atau tidak, colostrums ada
atau tidak, perut membesar sesuai dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah
bersih, ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah ada hemoroid,
extremitas atas dan bawah apakah ada kelainan.
2. Secara palpasi
Dengan menggunakan cara Leopold, kemungkinan yang ditemukan ialah:
Leopold 1 : Tinggi fundus uteri dalam cm, pada fundus kemungkinan teraba bagian
kepala,
Bokong atau lainnya
Leopold 11 : Pada dinding perut klien sebelah atau kanan kemungkinan teraba punggung,
Anggota gerak atau bokong, kepala.
Leopold 111 : Pada bagian terbawah kemungkinan teraba kepala, bokong ataupun yang lain.
Leopold 1V : Kemungkinan bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
dan Seberapa masuknya dihitung dengan perlimaan jari.
Pemeriksaan tafsiran berat badan janin ( TBJ)
Kemungkinan berat badan janin normal, dengan menggunakan rumus:
( TFU dalam cm 13 ) x 155Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100
cm
3. Pemeriksaan : auskultasi
Tidak dilakukan
4. Secara perkusi
Kemungkinan reflek patella kiri dan kanan positif
C.Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan Hb
Pemeriksaan urine
Tes kejiwaan dengan cara berkolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan,psikiater dan psikolog.

II.INTERPRETASI DATA DASAR


Pada langkah ini, bidan menganalisa data dasar yang diperoleh pada langkah pertama,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnose atau masalah
kebidanan.
Di dalam diagnosa unsur unsur berikut perlu dicantumkan yaitu:
Keadaan Pasien (ibu)
Keadaan pasien dicantumkan untuk membantu merumuskan masalah (diagnosa).
Diagnosa untuk kasus ini adalah: ibu hamil G,P,A,H, UK..minggu,dengan ibu mengalami keadaan
gangguan jiwa.
Keadaan Janin
Keadaan janin dicantumkan untuk membantu merumuskan masalah (diagnosa).kemungkinan keadaan
janin dengan ibu yang mempunyai penyakit gangguan jiwa bisa menyebabkan kelainan bawaan pada
janin,dan cacat bawaan yang bisa di pengaruhi oleh keadaan ibu saat ini.
Masalah Utama dan Penyebabnya
Masalah dirumuskan bila bidan menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu
terhadap kehamilannya. Tujuan mengetahui masalah utama dan penyebab adalah melakukan pengkajian
lebih lanjut untuk diberikan intervensi khusus, baik berupa dukungan/penjelasan/tindakan/follow
up/rujukan.Masalah Utama dan Penyebabnya:
Gangguan aktifitas
Dasar : ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
Gangguan rasa nyaman
Dasar : perubahan nafsu makan dan pola tidur,
Ibu mengatakan cepat lelah

Gangguan makanan dan cairan


Dasar : Ibu mengalami penurunan nafsu makan
Kebutuhan
KIE pada ibu tentang tanda-tanda penyakit jiwa

III. MENGANTISIPASI MASALAH (IDENTIFIKASI)


Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan
dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang sudah ada/sudah
terjadi.Masalah Potensial yang terjadi:
Pada ibu dapat terjadi :
stress antepartum
Pada janin pada saat lahir akan terjadi :
pertumbuhan bayi terhambat
gangguan kesehatan mental pada sianak nantinya jika sudah lahir

IV. MENETAPKAN KEBUTUHAN (TINDAKAN SEGERA)


Pada tahap ini bidan mengidentifiksi perlunya tindakan segera, baik tindakan intervensi,
tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien.Langkah keempat
mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan dalam kondisi emergensi,
berdasarkan hasil analisa data bahwa klien membutuhkan tindakan segera untuk menyelamatkan ibu dan
bayinya.tindakan segera yang dilakukan adalah

BERI OBAT PENENANG,DAN JIKA MASIH TIDAK BISA DIATASI LAKUKAN


RUJUKAN DAN
KONSULTASIKAN DENGAN DOKTER,PSIKIATER,PSIKOLOG,DAN
TDENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA.
V. MENYUSUN RENCANA TINDAKAN
Rencana Kegiatan
Tujuan di dalam rencana kegiatan ini adalah untuk menunjukkan perbaikan-perbaikan yang
diharapkan.Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan antara lain:
Cegah gangguan penyakit jiwa dalam kehamilan
Nilai kebutuhan perawatan dan pencegahan penyakit gangguan jiwa
Siapkan perawatan yang maksimal selama kehamilan
Kembalikan keadaan ibu
Konseling pra hamil untuk mendeteksi penyakit gangguan jiwa dalam kehamilan
Hindari berhalusinasi dengan cara anjurkan ibu untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai
rangkaian kegiatan dan mencari kesibukan.
Lingkungan rumah baik fisik dan psikologi yang menunjang
Kolaborasi dangan
dokter spesialis kebidanan,psikiater,dan psikolog

http://dhanggrainy.blogspot.co.id/p/blog-page_6504.html

Hamil merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dalam siklus hidup wanita. Kehamilan merupakan kejadian alamiah yang
terjadi akibat bertemunya sel ovum dan sperma sehingga terjadi pembuahan. Adanya makhluk asing/ janin di dalam rahim wanita
mengakibatkan rahim dan tubuh tersebut menyesuaikan diri dengan keadaan yang dibutuhkan janin. Selain terjadi perubahan fisik,
bentuk organ tubuh dan fungsi organ tubuh, juga terjadi perubahan psikologis pada wanita. Begitu juga saat setelah proses
persalinan, keadaan dimana bayi tersebut telah lahir. Bermacam macam respon yang dimunculkan oleh ibu. Padda umumnya
kehamilan merupakan suatu proses yang sangat didamba dambakan bagi pasangan suami istri. Namun bagi ibu yang tidak
menginginkan kehmilannya kehamilan menjadi beban tersendiri bahkan hingga kearah ingin mengakhiri kehamilannya.. Wanita
yang tidak dapat mengendalikan psikologisnya tidak mustahil akan mengalami depresi. Jika depresi tersebut tidak segera diatasi
dengan cara yang tepat maka akan timbul gangguan jiwa (psikosis) yang menimbulkan halusinansi pada wanita tersebut. Jika telah
sampai di tahap tersebut diperlukan terapi dan pengobatan khusus. Penderita biasanya sembuh setelah bayi lahir namun dalam
kehamilan selanjutnya psikosa ini dapat muncul kembali. Wanita dengan gangguan psikologis seperti ini harus mendapatkan
perhatian khusus dan intensif agar tidak berpengaruh pada janinnya. PEeran tenaga kesehatan di sini sangatlah penting untuk
memotivasi dan memberikan pengobatan karena kehamilan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga mencoba
mengakhiri kehamilan termasuk dalam tindakan pembunuhan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

Masalah kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita
yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus
dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses
kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural dan
persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan,
hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat. Hal tersebut mungkin saja dapat terjadi dikarenakan :

Kehamilan peristiwa yang paling rumit

Ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual

Bayang-bayang rasa cemas dan takut akan hal-hal yang mungkin akan terjadi baik pada diri ibu maupun pada bayinya

Depresi
Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, tidak ada gairah hidup yang
disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulasi tertentu, pengurangan aktifitas fisik ataupun mental dan kesukaran
dalam berkarir serta menganalisa.
Depresi selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama halnya dengan depresi yang terjadi pada orang awam pada
umumnya, dimana pada kejadian depresi akan terjadi perubahan kimiawi pada otak. Dalam hal ini perubahan hormonal pada saat
kehamilan akan mempengaruhi kimiawi otak itu sendiri, yang nantinya akan sangat berhubungan erat dengan kejadian depresi dan
kecemasan selama kehamilan.
Gangguan ini ditandai dengan perasaan muram, murung, kesedihan atau berkurangnya dan tidak adanya minat pada aktivitas.
Pasien kadang-kadang dapat sarkastik, nihilistik memikirkan hal yang sedih membutuhkan dan mengeluh. Mereka juga dapat
tegang, kaku dan menolak intervensi terapeutik. Gejala penyertanya adalah perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri yang
rendah, hilangnya energi dan penurunan dorongan seksual. Depresi yang semakin berat dapat mengakibatkan halusinasi dan
perasaan cemas yang disebut dengan gangguan jiwa (psikosa).
Psikosa

suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Keadaan ini dapat digambarkan bahwa psikosa ialah
gangguan jiwa yang serius, yang timbuk karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan
gangguan kemampuan berpikir, bereakasi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak
sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.
Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hiudp perasaan tidak sesuai , berkurangnya pengawasan terhadap impuls-impuls serta
waham dan halusinasi.

Menninger telah menyebutkan lima sindroma klasik yang menyertai sebagian besar pola psikotik :

1. Perasan sedik, bersalah dan tidak mampu yang mendalam

2. keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan motorilk yang berlebihan

3. regresi ke otisme manerisme pembicaran dan perilaku, isi pikiran yanng berlawanan, acuh tak acuh terhadap harapan sosial.

4. preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecendrungan membela diri atau rasa kebesaran

5. keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi dan halusinasi.

Pada penderita psikosa sering ada gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan. Aspek sosialnya membahayakan
orang lain dan diri sendiri perlu perawatan RS.

Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain :

Gangguan afektif pada kehamilan

Gangguan bipolar

Skizofrenia

Gangguan cemas menyeluruh

Gangguan panik

Gangguan obsesif konvulsif

Penyebab
Internal

Perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil.

Eksternal

Kehamilan tak diinginkan

Kehamilan berisiko

Jarak kehamilan yang terlalu dekat

Riwayat keguguran

Riw. Obstetri buruk

Proses kejiwaan dalam kehamilan

Triwulan I

Cemas ,takut,panic,gusar

Benci pada suami

Menolak kehamilan

mengidam

Triwulan II

Kehamilan nyata
Adaptasi dengan kenyataan :

perut bertambah besar

terasa gerakan janin

Triwulan III

Timbul gejolak baru menghadapi persalinan

Perasaan bertanggung jawab

golongan ibu yang mungkin merasa takut

Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang lalu

Multipara agak berumur

Primigravida yang mendengar tentang pengalaman ngeri dan menakutkan dari teman-teman lain

Perjalanan penyakit dan pengobatan

Perjalanan penyakit bervariasi dan bergantung pada jenis penyebab penyakit. Bagi mereka dengan psikosis manik-depresif dan
skizoafektif, waktu pemulihan adalah sekitar 6 bulanm(Sneddon, 1992). Yang paling mengalami gangguan fungsi pada saat
pemeriksaan lanjutan adalah mereka yang menderita skizofrenia. Para wanita ini sebaiknya dirujuk ke psikiater. Keparahan
psikosis postpartum mengharuskan diberikannya terapi farmakologis dan pada sebagian besar kasus dilakukan tindakan rawat
inap. Wanita ynag mengalami psikosis biasanya mengalami kesulitan merawat bayinya.

Terapi Gangguan Jiwa

Saat ini tersedia sejumlah besar obat psikotropika untuk mengatasi gangguan jiwa (Kuller dkk., 1996). Sebagian wanita hamil yang
memerlukan farmakoterapi telah menderita penyakit jiwa berat, misalnya gangguan bipolar, gangguan skizoafektif, skizofrenia atau
depresi mayor berulang. Wanita lain yang memerlukan terapi adalah mereka yang mengalami gangguan emosi yang berkembang
selama kehamilan.
Antidepresan

Depresi berat memerlukan terapi dan pada sebagian besar kasus, manfaat terapi melabihi risikonya. Antidepresan trisiklik seperti
amitriptilin, doksepin, imipramin, dan nortriptilin sering digunakan untuk gangguan-gangguan depresif. Efek samping pada ibu
adalah hipotensi ortostatik dan konstipasi. Sedasi juga sering terjadi, sehingga obat golongan ini sangat bermanfaat bagi masalah
tidur yang berkaitan dengan depresi. Inhibitor monoamin oksidase (MAOI) adalah antidepresan yang sangat efektif yang semakin
jarang digunakan karena menyebabkan hipotensi ortostatik. Pengalaman dengan inibitor selektif ambilan ulang serotonin (selective
serotonin reuptake inhibitors, SSRI), termasuk fluoksetin dan sertralin, menyebabkan obat golongan ini menjadi terapi primer bagi
sebagian besar penyakit depresi. Obat-obat ini tidak menimbulkan hipotensi ortostatik atau sedasi sehingga lebih disukai daripada
antidepresan lain.

Antipsikotik

Wanita dengan sindrom-sindrom kejiwaan yang berat seperti skizofrenia, gangguan skizoafektif, atau gangguan bipolar sangat
mungkin memerlukan terapi antipsikotik selama kehamilan. Antipsikotik tipikal adalah golongan antagonis dopamine. Klozapin
adalah satu-satunya antipsikotik atipikal yang tersedia, dan obat ini memiliki kerja yang berbeda tetapi tidak diketahui. Potensi dan
efek samping berbagai antipsikotik berbeda-beda. Obat-obat yang berpotensi lebih rendah, klorpromazin dan tioridazin, memiliki
efek antikolinergik yang lebih besar serta bersifat sedatif.

Litium

Keamanan litium selama kehamilan masih diperbebatkan. Selain kekhawatiran tantang teratogenesitas, juga perlu dipertimbangkan
indeks terapetiknya yang sempit. Pernah dilaporkan toksisitas litium pada neonatus yang mendapat ASI.

Benzidiazepin

Obat golongan ini mungkin diperlukan selama kehamilan bagi wanita dengan gangguan cemas yang parah atau untuk pasien
psikotik yang agitatif atau mengamuk. Diazepam mungkin menyebabkan depresi neurologis berkepanjangan pada neonatus apabila
pemberian dilakukan dekat dengan kelahiran.

Terapi Kejut Listrik (Elektroconvulsive Therapy, ECT)

Terapi dengan kejutan listrik untuk depresi selama kehamilan kadang-kadang diperlukan pada pasien dengan gangguan mood
mayor yang parah dan tidak berespon terhadap terapi farmakologis. Hasil diperoleh dengan menjalani 11 kali terapi dari umur
kehamilan 23-31 minggu. Mereka menggunakan tiamilal dan suksinilkolin, intubasi, dan ventilasi bantuan setiap kali terapi. Mereka
mendapatkan bahwa kadar epinefrin, norepinefrin, dan dopamine plasma meningkat 2-3 kali lipat dalam beberapa menit kejutan
listrik. Walaupun demikian, rekaman frekuensi denyut jantung janin serta frekuensi jantung, tekanan darah, dan saturasi oksigen
ibu tetap normal. Miller (1994) mengkaji 300 laporan kasus terapi kejut listrik selama kehamilan mendapatkan bahwa penyulit
terjadi pada 10%. Penyulit-penyulit tersebut antara lain adalah aritmia transien jinak pada bayi, perdarahan pervaginam ringan,
nyeri abdomen, dan kontraksi uterus yang swasirna. Wanita yang kurang dipersiapkan juga berisiko lebih besar mengalami
aspirasi, kompresi aortokava, dan alkalosis respiratorik. Langkah-langkah pengkajian penting adalah pengkajian servik,
penghentian obat antikolinergik yang tidak esensial, pemantauan frekuensi denyut jantung janin dan uterus, hidrasi intravena,
pemberian antasida cair, dan pasien dobaringkan miring kiri. Selama prosedur, hindari hiperventilasi berlebihan dan jalan napas
harus dilindungi.
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

Ny S umur 20 tahun G1P0Ab0Ah0 UK 20 minggu

dengan psikosa kehamilan di RSUD Wonosari

DATA SUBJEKTIF

Ny. Sumarni (20 tahun) mengatakan hamil ke-1, umur kehamilan 5 bln,

HPMT 8 November 2009

Keluhan utama ;
Ibu mengatakan merasa sangat bersalah, sedih dengan kehamilannya saat ini

Ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini beban untuknya dan kadang ibu berusaha menyakiti dirinya sendiri

Ibu mengatakan sering mengkhayal bayinya sudah mati

Pola aktivitas

Istirahat/tidur : 5 jam tidur malam, jarang tidur siang

Pola hubungan seksualitas : ibu enggan untuk berhubungan seks

Riwayat Kesehatan

Penyakit sistemik yang pernah/ sedang diderita

Tidak ada

Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga

Nenek ibu pernah mengalami gangguan jiwa

Kebiasaan kebiasaan

Perubahan pola makan ( termasuk nyidam, nafsu makan turun,dan lain lain)

Nafsu makan ibu turun kadang hanya satu kali sehari, nyidam

Keadaan Psikososiokultural

Kehamilan ini tidak diinginkan

Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini

Ibu merasa kehamilannya ini hanya beban untuk semuanya sehingga ibu merasa tidak ingin melanjutkan kehamilannya.

Penerimaan keluarga terhadap kehamilan ibu

Suami dan keluarga tidak menginginkan kehamilan ibu karena keadaan ekonomi keluarga dan suami yang kurang mendukung.
DATA OBJEKTIF

Keadaan umum agak lemah, ekspresi wajah tegang, cemas dan gelisah, ibu tampak berusaha menyakiti dii sendiri dengan memukul
mukul perutnya

BB : 47 kg

LILA : 23 cm

Tanda Vital:

TD : 120/90 mmHg

S : 36C

N : 100 x/menit

RR : 22 x/ menit

Palpasi Leopold :

Leopold ! : teraba ballothement (+)

ASSESMENT

1. Diagnosa Kebidanan :

Seorang wanita usia 20 tahunG0P1Ab0Ah1 UK 20 minggu dengan psikosa kehamilan

1. Masalah

Ibu merasa cemas, sulit tidur, panic, ingin menyakiti diri sendiri dan kadang berhalusinasi.

1. Kebutuhan segera

Meyakinkan ibu bahwa bidan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu ibu mengatasi masalahnya dan ibu tidak
perlu takut.
Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya.

1. Diagnosa Potensial

Terjadi paranoid dan selanjutnya dapat terjadi psikoneurosa

1. Masalah Potensial

Tidak ada

1. Kebutuhan tindakan segera

Berkolaborasi dengan dokter dan psikiater untuk pemberian terapi.

PLANNING

1. Memberitahu hasil pemeriksaan ibu

TD : 110/70 mmHg

S : 36C

N : 84 x/menit

RR : 22 x/ menit

1. Mendengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan,
anggukan.

E : Ibu terlihat agak tenang

1. Memberitahu ibu resiko bunuh diri/melukai diri sendiri baik bagi ibu maupun janinnya.

E : Ibu histeris mendengarnya dan masih berusaha melukai diri sendiri

1. Memberikan konseling kepada keluarga tentang keadaan ibu, penyebabnya, dan berusaha memotivasi keluarga agar menerima kehamilan ibu.

E: awalnya keluarga menolak namun setelah mendengar konseling, mau merubah sikap terhadap kehamilan ibu.

1. Menganjurkan keluarga untuk menjauhkan dan menyimpan alat-alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya/orang lain,
ditempat yang aman dan terkunci.

E : Keluarga mengerti dan akan melakukan saran bidan


1. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan sering berkomunikasi dengan orang lain.

2. Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya kepada klien dan keluarga untuk diminta persetujuan dan
dukungannya.

E : Keluarga menyetujui tindakan terapi

1. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan psikiater untuk pelaksanaan terapi seperti pemberian obat anti depresan dan anti psikotik.

9. Memberikan dorongan moril pada klien, mendengarkan cerita keluhan keluhan pasien dan menganjurkan untuk berdoa.

https://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/makalah-kehamilan-dengan-psikosa/

https://www.scribd.com/doc/91719235/Kehamilan-Dgn-Penyakit-Gangguan-Jiwa

Definisi Depresi

Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang merasa tidak berdaya, tidak

bersemangat, tidak ada gairah hidup yang disertai dengan melemahnya kepekaan

terhadap stimulasi tertentu, pengurangan aktifitas fisik ataupun mental dan kesukaran

dalam berkarir serta menganalisa.

Depresi adalah suatu perasaan sedih yang sangat mendalam, yang bias terjadi setelah

kehilangan seseorang atau peristiwa menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan

peristiwa tersebut dan terus menerus dirasakan melebihi waktu yang normal.

2.2 Patofisiologi

Depresi selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama halnya dengan

depresi yang terjadi pada orang awam pada umumnya, dimana pada kejadian depresi

akan terjadi perubahan kimiawi pada otak. Dalam hal ini perubahan hormonal pada saat

kehamilan akan mempengaruhi kimiawi otak itu sendiri, yang nantinya akan sangat

berhubungan erat dengan kejadian depresi dan kecemasan selama kehamilan.

Gangguan ini ditandai dengan perasaan muram, murung, kesedihan atau

berkurangnya dan tidak adanya minat pada aktivitas. Pasien kadang-kadang dapat
sarkastik, nihilistik memikirkan hal yang sedih dan mengeluh. Mereka juga dapat tegang,

kaku dan menolak intervensi terapeutik. Gejala penyertanya adalah perubahan nafsu

makan dan pola tidur, harga diri yang rendah, hilangnya energi dan penurunan dorongan

seksual.

2.3 Etiologi

Terdapat beberapa factor resiko yang menjadi salah satu penyebab perempuan lebih

rentan terhadap depresi sebelum maupun setelah melahirkan, diantaranya :

2.4 Gejala Depresi

Wanita yang mengalami depresi akan mengalami beberapa gejala berikut in selama

kurang lebih 2 minggu :

1) Ada perasaan sedih

2) Kesulitan dalam berkonsentrasi

3) Tidur yang terlalu lama atau terlalu sedikit

4) Hilangnya minat dalam melakukan aktivitas yang biasanya digemari

5) Putus asa, terkadang beberapa ada yang merasa cemas

6) Timbul perasaan bersalah dan tidak berharga

7) Menangis tak tertahan

8) Tiba-tiba takut atau gugup

9) Sering lupa, merasa binggung dan bersalah

10) Terlintas pikiran menyakiti diri atau bayinya

Selain itu kejadian hidup yang berat, adanya komplikasi selama kehamilan juga dapat

menjadi salah satu pemicu terjadinya depresi selama kehamilan.

2.5 Dampak Depresi Selama Kehamilan


Depresi yang tidak ditangani akan memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan bayi

yang dikandungnya. Antara lain :

1. Timbulnya gangguan pada janin yang masih didalam kandungan

2. Munculnya gangguan kesehatan pada mental si anak nantinya

3. Kelahiran premature

4. Bayi lahir dengan berat badan yang rendah

5. Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan

perkembangan kandungan dan bahkan kesehatannya sendiri

2.6 Mencegah Depresi Selama Kehamilan

Bagi mereka saat ini sedang hamil, maka jadikan masa hamil ini sebagai pengalaman

yang menyenagkan dalam hidup anda. Untuk para suami serta keluarga, dukungan dari

anda semua akan besar manfaatnya untuk menciptakan mood yang baik bagi ibu dan

janinnya. Sehingga pada saatnya nanti sang ibu hamil dapat melahirkan anak-anak

dengan kualitas mental dan fisik yang baik serta berkualitas.

2.7 Penatalaksanaan

2.8 Definisi Psikosa

Suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Keadaan

ini dapat digambarkan bahwa psikosa ialah gangguan jiwa yang serius, yang timbuk

karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan

gangguan kemampuan berpikir, bereakasi secara emosional, mengingat, berkomunikasi,

menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa

sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.

Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hiudp perasaan tidak sesuai , berkurangnya

pengawasan terhadap impuls-impuls serta waham dan halusinasi.


Psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh

tidak ada kontak dengan realitas, pada umumnya gejalanya tidak mampu melakukan

partisipasi sosial. Sering ada gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan.

Aspek sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri perlu perawatan RS.

2.9 Patofisiologi

Perjalanan penyakit bervariasi dan bergantung pada jenis penyebab penyakit. Bagi

mereka dengan psikosis manik-depresif dan skizoafektif, waktu pemulihan adalah sekitar

6 bulan (Sneddon, 1992). Yang paling mengalami gangguan fungsi pada saat pemeriksaan

lanjutan adalah mereka yang menderita skizofrenia. Para wanita ini sebaiknya dirujuk ke

psikeater, keparahan psikosis postpartum mengharuskan diberikannya terapi

farmakologis dan pada sebagian besar kasus dilakukan tindakan rawat inap. Wanita yang

mengalami psikosis biasanya mengalami kesulitan merawat bayinya.

2.10 Etiologi

Pada penderita psikosa sering ada gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap

lingkungan. Aspek sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri perlu perawatan

RS.Penyebab terjadinya psikosa antara lain :

2.3.1 Jenis-jenis psikosa yaitu :

a. Skizopherenia

b. Paranoid

Paranoid dilain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi,

yaitu persepsi palsu dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berfikir makin kacau dan

tingkah laku makin tidak normal.

2.3.2 Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:

a. Psikosa fungsional
Faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang

berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau

penglaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang.

b. Psikosa organik

Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari

suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.

2.11 Gejala Klinis

Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hidup perasaan tidak sesuai,

berkurangnya pengawasan terhadap implus-implus serta waham dan halusinasi. Gejala

psikosa dapat berupa :


o Halusinasi

o Sejumlah kelainan perilaku, seperti aktivitas yang meningkat

o Gelisah

o Retardasi psikomotor

o Perilaku katatonik

2.12 Dampak Psikosa Dalam Kehamilan

Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain :


o Gangguan afektif pada kehamilan

o Gangguan bipolar

o Skizofrenia

o Gangguan cemas menyeluruh

o Gangguan panik

o Gangguan obsesif konvulsif

Menninger telah menyebutkan lima sindroma klasik yang menyertai sebagian besar pola

psikotik:
1. Perasan sedih, bersalah dan tidak mampu yang mendalam

2. Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan

dan motorilk yang berlebihan

3. Regresi ke otisme manerisme pembicaran dan perilaku, isi pikiran yanng berlawanan,

acuh tak acuh terhadap harapan sosial.

4. Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecendrungan membela diri atau rasa

kebesaran

5. Keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi dan halusinasi.

Proses kejiwaan dalam kehamilan

1. Triwulan I

Cemas ,takut, panik, gusar

Benci pada suami

Menolak kehamilan

mengidam

2. Triwulan II

Kehamilan nyata

Adaptasi dengan kenyataan

Perut bertambah besar

Terasa gerakan janin

3. Triwulan III

Timbul gejolak baru menghadapi persalinan

Perasaan bertanggung jawab

Golongan ibu yang mungkin merasa takut

Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang lalu

Multipara agak berumur


Primigravida yang mendengar tentang pengalaman ngeri dan menakutkan dari teman-

teman lain

2.13Mencegah Psikosa Dalam Kehamilan


o Informasi

o ANC rutin

o Nutrisi

o Penampilan

o Aktivitas

o Relaksasi

o Senam hamil

o Latihan pernafasan

2.14 Penatalaksanaan

2.15 Psikosa Neurosa

Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi

terhadap penyesuaian pada hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.

2.16 Definisi

Neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian,

sehingga orang yang mengalaminya masih bisa mulakukan pekerjaan biasa sehari-hari

atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.

(menurut Singgih Dirgagunasa 1978 : 143)

Dari pendapat para ahli dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian mengenai

neurosis yaitu :

Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan

Neurosis terjadi pada sebagian aspek kepribadian


Neurosis dapat dikenali gejala-gejala yang menyertainya dengan ciri khas kecemasan

Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktifitas sehari-hari.

2.17 Jenis-jenis Neurosis

2.17.1 Neurosis Cemas

A. Gejala neurosis cemas

- Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti

mengambang, mudah lelah, keringat dingin

- Gejala psikologis berupa kecemasan, keteganggan, panik, depresi

B. Faktor penyebab

Faktor pencetus neurosis cemas seing jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan

faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam

C. Terapi Neurosis Cemas

Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas, yaitu :

- Psikoterapi indifidual

- Psikoterapi kelmpok

- Psikoterapi analitik

- Sosioterapi

- Farmakoterapi

2.17.2 Histeria

A. Gejala-gejala Histeria

Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh

penderita. Gejala ini sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita

menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.

B. Jenis-jenis Histeria

- Histeria Minor atau reaksi konfersi


Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan menjadi gangguan fungsional

susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-

kejang, dll

- Histeria mayor atau reaksi disosiasi

Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang dialami penderita demikian hebat,

sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan yang lainnya

sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala:

amnesia, somnabulisme, fugue dan kepribadian ganda.

C. Sebab-sebab Hysteria:

- Ada presdiposisi pembawaan berupa system saraf yang lemah

- Tekanan mental yang disebabkan oleh, kesusahan, kekecewaan, shock, dan pengalaman

traumatis

- Kondisi fisik yang buruk seperti sakit-sakitan, gangguan pikiran dan badaniah

D. Terapi terhadap penderita hysteria

Ada beberapa tehnik terapi yang dapat dilakukan antara lain:

Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer)

Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud)

Psikoterapi suportif

Farmakoterapi

2.17.3 Neurosis Fobik

A. Gejal neurosis fobik

Neurosis fobik merupakan gangguan jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut

yang hebat yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan

B. Faktor penyebab neurosa fobik

Neurosa fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutandan shock hebat

berkenaan dengan situasi atau benda benda tertentu, yang disertai perasaan malu dan
bersalah. Pengalaman traumastis ini kemudian dipresi. Namun pengalaman tersebut tidak

bisa hilang dan akan muncul bbila ada rangsagan serupa.

C. Terapi untuk penderita neurosa fobik

Menurut maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan samasekali bila gangguan

tersebut telah lama diderita atau berdasarkan fobi pada masa kanak-kanak. Tehnik terapi

yang dapat dilakukan antara lain :

Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang sebenarnya dia

alam beserta psikodinamikanya.

Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut di diberi

rangsangan yang tidak menyenangkan.

Terapi kelompok

Manipulasi lingkungan

2.17.4 Neurosis Obsesif-Kompulsif

A. Gejala neurosis obsesif-kompulsif

Istilah obsesi menujuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai

kesadaran dan istilah kompusif menunjuk pada dorongan atau implus yang tidak dapat

ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuata tersebut tidak perlu

dilakukan.

B. Faktor penyebab

Neurosis jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor berikut (Yulia D, 2000).

- Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan

- Trauma mental emosional, yaitu depresi pengalaman masa lalu (masa kecil)

C. Terapi

Psikoterapi suportif

Penjelasan dan pendidikan

Terapi perilaku
2.17.5 Neurosis Depresif

A. Gejala neurosis depresif

Neurosis depesif merupakan neursis dengan gangguan utama pada perasaan. Gejala-gejala

utama gangguan jiwa ini adalah gejala jasmaniah yang senantiasa lelah, gejala psikologis

yaitu sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, ingin mengahiri hidupnya.

B. Terapi

Untuk menyembuhkan depresi, Burns(1988) telah mengembangkan teknik terapi dengan

prinsip yang dibuat terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :

Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran yang bersangkutan.

Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang

mendalam.

Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.

2.17.6 Neurasthenia

A. Gejala neurasthenia

Gejala utama : tidak bersemangat, cepat lelah, kemampuan berpikir menurun

Gejala tambahan : insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi berbagai macam

penyakit

B. Faktor penyebab

Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa faktor (Zakiah Darajat, 1983), yaitu sebagai

berikut :

- Terlalu lama menekan perasaan

- Kecemasan

- Terhalanginya keinginan-keinginan

- Sering gagal dalam menghadapi persaingan

C. Terapi
Psikoterapi supportif

Terapi olah raga

Farmak terapi

2.17.7 Psikotenis

A. Gejala

Gejal penyakit ini ialah kelesuan mental, phobia. Selain phobia timbul obsesi yang disertai

compulsion (kecenderungan untuk melakukan sesuatu tanpa dapat dicegah)

B. Sebab-sebab psikotenis

- Represi terhadap pengalama-pengalaman traumatis yang sangat menakutkan pada masa

silam

- Ada konflik antar untuk berani melawan rasa takut yang merenggut, yang dicobanya

menekan kuat-kuat dalam alam tidak sadar

2.17.8 Neurastania

Penyakit ini ditandai oleh kelelahan yang terus menerus, wajah murung, nafsu makan

menurun, sulit tidur.

Risau disebabkan oleh kesibukan

Banyak menderita ketegangan emosional karena konflik-konflik internal, kesusahan

Faktor-faktor herediter diperkirakan juga menjadi penyebabnya.

2.17.9 Hipokondria

Adalah kondisi kecemasan yang kronis, dimana pasien selalu merasakan ketakutan yang

patologis terhadap kesehatan sendiri. Individu yang bersangkutan merasa yakin betul

bahwa dirinya mengidap suatu penyakit yang kronis.

Kesehatan emosional berakitan erat dengan kesehatan dan kondisi jiwa seseorang, cara

untuk mengatasi kelabilan dari kesehatan emosi ini dapat dilakukan dengan cara

memakan makanan yang sehat yang disertai asupan gizi yang cukup, malakukan olah raga

secara teratur, dan istirahat yang proposioanal

You might also like