You are on page 1of 24

DOKUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

UNIVERSITAS NASIONAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

Program Studi : D3 Kebidanan

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan kegawat daruratan maternal dan neonatal

Kompetensi/Capaian : Mata kuliah ini memberikan pemahaman tentang kehamilan


Pembelajaran . dengan penyakit gangguan jiwa.

Tujuan MK/Kompetensi : Pada akhir perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu


Dasar menjelaskan mengenai kehamilan dengan penyakit gangguan
jiwa.

Topik : 1. Depresi
2. Psikosa
3. Psikoneurosa
Waktu : 3x 50 Menit

Dosen : Ifah Latifah Amd.Keb

Referensi 1. Prawirohardjo, Sarwono, 2011, Ilmu Kebidanan, Jakarta,


YBP-SP.

1
2. Hawari, Dadang, 2001, Manajemen Stres Cemas dan
Depresi, Jakarta, Badan Penerbit FKUI.
3. Di akses pada tanggal 10 april 2016 pukul 17.30 WIB
https://www.scribd.com/doc/91719235/Kehamilan-Dgn-
Penyakit-Gangguan-Jiwa
4. Saifuddin Abdul Bari, 2009, Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta, PT
Bina Pustaka.

TAHAPAN PEMBELAJARAN

Waktu PENDAHULUAN Metode & Media


20 G (Menyampaikan salam) - Ceramah
Ilustratratif, Tanya
L (Menyampaikan latar belakang materi dan review jawab, Diskusi.
pelajaran yang lalu) - Power Point, LCD.

O (Menyampaian tujuan pembelajaran)

S (Menyampaikan struktur pembelajaran)

S (Menyampaikan pentingnya materi hari ini)

Metode :
- Ceramah, Ilustratratif, Tanya jawab, Diskusi.

OBJEKTIF PERILAKU SISWA(OPS)

1 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang depresi


2 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang psikosa
3 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang psikoneurosa

2
PENGEMBANGAN MATERI/ISI

2x50 I. Depresi Ceramah,


Explanation: Tanya
jawab,
Istilah depresi adalah istilah yang menyangkut
Diskusi.
mood,gejala, atau sindroma. Mood atau feeling blue adalah
Power
perasaan seseorang yang berkaitan dengan perasaan sedih
point.
dan frustasi. Beberapa perempuan mengalami hal ini dalam
berbagai derajat beberapa minggu setelah persalinan.
Gejala dapat merupaka bagian dari gangguan fisik atau
psikologik seperti alkoholisme, skizoprenia, atau penyakit
yang di sebabkan oleh virus. (Prawirohardjo, 2011 hal:
861)
Depresi pada wanita hamil, di tandai oleh perasaan
sedih, tidak bergairah, menyendiri, penurunan berat badan,
insomnia, kelemahan, rasa tidak di hargai dan pada kasus
yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.
(Saifuddin, 2009 hal : 329)
Sindroma adalah sekumpulan gejala yang berhubungan
dengan perubahan mood. Ada dua tipe reaksi depresi :
A. Postpartum blues
Postpartum blues, di namakan juga postnatal
blues atau baby blues adalah gangguan mood yang
menyertai suatu persalinan. Biasanya terjadi dari hari
ke-3 sampai ke 10 dan umumnya terjadi akibat
perubahan hormonal. Hal ini umum terjadi kira-kira
antara 10-17% dari perempuan. Di tandai dengan
menangis, mudah tersinggung, cemas, menjadi pelupa
dan sedih. Hal ini tidak berhubungan dengan kesehatan

3
ibu ataupun bayi,komplikasi obstetrik, perawatan di
rumah sakit, status sosial, atau pemberian asi atau susu
formula. Gangguan ini dapat terjadi dari berbagai latar
belakang budaya tetapi lebih sedikit terjadi pada
budaya dimana seseorang bebas mengemukakan
perasaannya dan adanya dukungan dari lingkungan
sekitar.

B. Depresi
Kondisi ini termasuk sindroma depresi
nonpsikotik yang dapat terjadi selama kehamilan dan
persalinan. Umumnya keadaan ini terjadi dalam
beberapa minggu atau bulan setelah persalinan. Insiden
antara 10-15%. Gejala-gejalanya meliputi perubahan
mood, pola tidur , makan, konsentrasi atau libido dan
mungkin gangguan somatik, fobia , dan ketakutan.
Depresi pasca persalinan mempunyai kecendrungan
untuk rekuren pada kehamilan berikutnya. Terapinya
mencakup dukungan lingkungan terhadap lingkungan
tersebut, psikoterapi dan obat-obat anti depresi (di
berikan dengan sangat hati-hati mengingat pengaruhnya
pada kehamilan dan menyusui). Jika di butuhkan,
pasien dapat di rawat di rumah sakit.

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam


perasaan (affective/mood disorder), yang di tandai dengan
kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak
berguna, putus asa dan lain sebagainya. Secara lengkap gejala kliniss

4
depresi adalah sebagai berikut :

A. Asfek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah


hidup menurun, tidak semangat, merasa tidak berdaya.
B. Perasaan bersalah , berdosa, penyesalan.
C. Nafsu makan menurun.
D. Berat badan menurun.
E. Konsentrasi dan daya inget menurun.
F. Gangguan tidur : insomnia (sukar/tidak dapat tidur)
atau sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak tidur).
Gangguan ini sering kali di sertai dengan mimpi-mimpi
yang tidak menyenangkan, misalnya mimpi orang yang
telah meninggal.
G. Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh gelisah atau
lemah tak berdaya).
H. Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka
lagi melakukan hobi, kreativitas menurun, produktivitas
juga menurun.
I. Gangguan seksual (libido menurun.
J. Pikiran pikiran tentang kematian, bunuh diri. (Hawari,
2001, hal: 91)
Activities:

Depresi adalah

Summary:
Simpulkan mengenai depresi dengan kata-kata sendiri

5
15 II. Psikosa Ceramah,
Explanation: Tanya
jawab,
Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa
Diskusi.
yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang,
Power
sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi atau
point.
penyesuaian diri untuk menanggulanginya. Namun, tidak
semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi
stresor tersebut, sehingga timbullah keluhan-keluhan antara
lain berupa stres, cemas dan depresi.
Dari sekian banyak jens stresor psikososial yang teradi
dalam kehidupan sehari-hari, para pakar memberikan
beberapa contoh antara lain :
A. Perkawinan
Dalam masyarakat modern dan industri seperti
sekaran ini, lembag perkawinan adalah lembaga atau
institusi yang paling banyak menderita. Salah satu
faktor yang menyebabkan krisis perkawinan adalah
tidak di amalkannya kehidupan religus dalam rumah
tangga. Di Amerika Serikat misalnya disebutkan bahwa
dalam tiga dekade terakhir 70% rumah tangga berakhir
dengan perceraian. Di sebutkan pula bahwa dari 5
perkawinan dalam 5 tahun pertama, 3 perkawinan
berakhir dengan perceraian. Salah satu penyebab
perceraian adalah ketidak setiaan (persekingkuhan).
B. Problem orang tua
Menjadi orang tua pada zaman sekarang ini
tidak mudah seperti pada zaman dahulu (misalnya pada
tahun 60-an) hal ini di sebabkan karena kondisi tatanan

6
sosial dan ekonomi sudah jauh berbeda. Orang tua
zaman dahulu mempunyai anak banyak tidak masalah,
tidak demikian halnya sekarang banyak anak di anggap
merepotkan. Oleh karena itu problem orang tua zaman
sekarang adalah bahwa yang penting bukan berapa
banyak jumlah anak, melainkan yang utama adalah
kualitas dari anak yang di asuhnya.
C. Hubungan interpersonal
Hubungan antar sesama (perorangan
/individual) yang tidak dapat merupakan sumber stres.
Misalnya hubungan yang tidak serasi, tidak baik aatau
buruk dengan kawan dekat atau kekasih, antara sesama
rekan, antara atasan dan bawahan, pengkhianatan.
D. Pekerjaan
Kehilangan pekerjaan (PHK, Pensiun) yang
berakibat pada pengangguran akan berdampak pada
gangguan kesehatan bahkan bisa sampai pada
kematian.
E. Lingkungan hidup
Kondisi lingkungan hidup yang buruk besar
pengaruhnya bagi kesehatan seseorang. Misalnya
masalah perumahan, polusi, penghijauan dan lain-lain
yang merupakan sarana dan prasarana pemukiman
hendaknya memenuhi syarat kesehatan lingkungan.
Selain dari pada itu yang tidak kalah pentingnya adalah
suasana kehidupan yang bebas dari gangguan
kriminilitas yaitu keamanan dan ketertiban masyarakat.
F. Perkembangan

7
Yang di maksud disini adalah tahapan
perkembangan baik fisik maupun mental seseorang
(siklus kehidupan). Misalnya masa remaja, masa
dewasa, menopause, usia lanjut dan lain sebagainya.
Yang secara alamiah akan di alami oleh setiap orang.
Dan, apabila tahapan perkembangan tersebut tidak
dapat di lampaui dengan baik (tidak mampu
beradaptasi), yang bersangkutan dapat mengalami stres.
(Hawari, 2001, hal: 3)
G. Manajemen gangguan psikologik pada kehamilan.
Pada masa antenatal seleksi pasien dengan riwayat
gangguan psikologik harus di lakukan. Perhatikan pada
pasien yang hamil dnegan riwayat gangguan psikik saat
hamil dan persalinan/ nifas, karena kecendrungan
gangguan psikik yang lebih berat sangat tinggi. Di
butuhkan suatu komunikasi baik antara dokter dengan
pasien untuk kemudian dapat memberikan saran dan
psikoterapi yang memadai. Beberapa langkah dalam
mengenali, mencegah, dan mengobati kelainan psikik
pada saat antenatal antara lain :
1. Buatlah suatu perencanaan bersama untuk
mengenali kelainan psikik pada ibu hamil. Dengan
menyadari adanya kelainan psikik ini, seluruh
personil dapat memberikan terapi awal.
2. Berikan penjelasan tentang tahap-tahap
persalinan/nifas pada keluarganya.
3. Dengarkan dan berilah tanggapan apabila pasien
menyatakan keluhannya. Lakukan pemeriksaan

8
secara cermat. Apabila di perlukan periksalah
pelengkap diagnostik dengan laboratorium ataupun
USG, foto rontgen, MRI, dan sebagainya untuk
mendapatkan keyakinan dan kemantapan langkah-
langkah kehamilan dan persalinan selanjutnya.
4. Ajaklah dan arahkan pasien dan keluarganya pada
persiapan untuk menghadapi kemungkinan-
kemungkinan penyulit pada saat kehamilan dan
persalinan sedemikian rupa sehingga pasien atau
keluarganya mempunyai kepercayaan yang tinggi
terhadap kemampuan dokter atau sarana pelayanan
yang ada. Informasi yang jelas dan terbuka disertai
dengan komunikasi yang baik dengan suami dan
keluarga ibu hamil tersebut akan merupakan
dukungan yang sangat berarti. (Prawirohardjo,
2011, hal :862)

Activities:

Psikosa adalah

Summary:
Simpulkan mengenai psikosa dengan kata-kata sendiri

15 III. Psikoneurosa Ceramah,


Explanation: Tanya
jawab,
Psikoneurosa atau dengan singkat dapat di sebutkan
Diskusi.
sebagai neurosa saja adalah gangguan berupa ketegangan
Power
pribadi yang terus menerus akibat adanya konflik dalam
point.
diri orang yang bersangkutan dan akhirnya orang tersebut

9
tidak dapat mengatasi konfliknyab. Oleh karena
ketegangannya tidak mereda akhirnya neurosis (suatu
kelainan mental dengan ke pribadian terganggu yang
ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar
tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang
memili energi). Oleh karena itu, psikoneurosis adalah
bukan suatu penyakit. Penderita psikoneurosis biasanya
adalah orang yang taraf kecerdasannya cukup tinggi.
Mereka cukup kritis untuk menilai situasi atau motif-motif
yang saling bertentangan sehingga mereka sangat
merasakan adanya konflik-konflik yang ada. Berbeda
dengan gangguan psikotik, pada psikoneurosa tidak terjadi
disorganisasi ke pribadian yang serius dalam kaitannya
dengan realitas eksterna. Biasanya penderita memiliki
sejarah hidup yang penuh dengan kesulitan, di barengi
tekanan-tekanan batin dan peristiwa yang luar biasa. Atau
mengalami kerugian psikis yang besar sekali, karena
terampas dari lingkungan sosialyang baik kasih sayang
sejak usia yang sangat muda. Proses pengkondisiana yang
buruk terhadap mental pasien itu menumbuhkan simpton-
simpton mentalyang patologis atau menimbulkan macam-
macam bentuk gangguan mental. Dengan demikan gejala
atau karakteristikdari penderita psikoneurosa diantaranya :
penderita tidak mampu mengadakan adaptasi terhadap
lingkungannya, tingkah lakunya jadi abnormal dan aneh-
aneh serta penderita biasanya tidak mengerti dirinya sendiri
dan membenci pula diri sendiri. Sebab-sebab yang utama
penyakit psikoneurosa atau lebih populer di singkat dengan

10
neurosa, antara lain ialah : faktor-faktor psikologis dan
cultural, yang menyebabkan timbulnya banyak stres dan
ketegangan-ketegangan kuat yang kronis pada seseorang.
Sehingga pribadi mengalami frustasi dan konflik-konflik
emosional dan pada akhirnya mengalami satu mental
breakdown.
Sebab-sebab lainnya adalah di antaranya :
a. Ketakutan terus menerus dan sering tidak rasional.
Misalnya : bagi ibu hamil takut memikirkan terus
sakitnya melahirkan.
b. Ketidakseimbangan pribadi.
c. Konflik-konflik internal yang serius, khususnya yang
sudah di mulai sejak masa kanak-kanak.
d. Kurang adanya usaha dan kemauan.
e. Lemahnya pertahanan diri (memakai defence
mechanism yang negative).

Jenis-jenis Neurosis

A. Neurosis cemas
1. Gejala neurosis
a. Gejala somatis dapar berupa sesak nafas, dada tertekan,
kepala ringan seperti mengambang, mudah lelah,
keringat dingin.
b. Gejala psikologis berupa kecemasa, ketegangan, panis,
depresi.
2. Faktor penyebab
Faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara
psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang

11
menahun seperti kemarahan yang di pendam.
3. Terapi neurosis cemas
Ada beberapa jenis terapi yang dapat di pilih untuk
menyembuhkan neurosis cemas, yaitu :
a. Psikoterapi indifidual
b. Psikoterapi kelompok
c. Psikoterapi analitik
d. Sosioterapi
e. Farmakoterapi
B. Histeria
1. Gejala-gejala histeria
Pada neurosis jenis ini pada mental dan jasmaniah dapat
hilang tanpa di kehendaki oleh penderita. Gejala ini sering
timbul dan hilang secara tiba-tiba. Terutama bila penderita
menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional
yang hebat.
2. Jenis-jenis histeria
a. Histeria minor atau reaksi konfersi
Pada hosteria minor kecemasan di ubah atau di
konversikan menjadi gangguan fungsional susunan
syaraf somatomotorik atau somatosensorik, dengan
gejala : lumpuh dan kejang-kejang.
b. Histeria mayor atau reaksi disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang di
alami penderita demikian hebat, sehingga dapat
memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan
yang lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut
berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala :

12
amnesia, somnabulisme, fugue dan kepribadian ganda.
3. Sebab-sebab histeria
a. Ada presdiposisi pembawaan berupa pembawaan
sistem syaraf yang lemah.
b. Tekanan mental yang di sebabkan oleh, kesusahan,
kekecewaan, shock dan pengalaman traumatis.
c. Kondisi fisik yang buruk seperti sakit-sakitan,
gangguan pikiran dan badaniah.
4. Terapi terhadap penderita histeria
Ada beberapa tekhnik terapi yang dapat di lakukan antara
lain :
a. Tekhnik hipnosis
b. Tekhnik asosiasi bebas
c. Psikoterapi suportif
d. Farmakoterapi

Activities:

Psikoneurosa adalah

Summary:

Simpulkan mengenai psikoneurosa dengan kata-kata sendiri

PENUTUP

30 - Kesimpulan:

1. Menjelaskan tentang depresi


2. Menjelaskan tentang psikosa
3. Menjelaskan tentang psikoneurosa
CATATAN :

13
14
HANDOUT

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

Semester : IV (Empat)

Dosen Pengajar : Ifah Latifah Amd.Keb

Waktu : 3 x 50 menit

Pokok Bahasan : Komplikasi dan penyulit pada kehamilan dan persalinan

Sub Pokok Bahasan : Kehamilan dengan penyakit gangguan jiwa :

1. Depresi
2. Psikosa
3. Psikoneurosa

Objektif Perilaku Siswa (OPS)

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian depresi.


2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian psikosa.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian psikoneurosa.

REFERENSI :

1. Prawirohardjo, Sarwono, 2011, Ilmu Kebidanan, Jakarta ,YBP-SP.


2. Hawari, Dadang, 2001, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta, Badan
Penerbit FKUI.
3. Di akses pada tanggal 10 april 2016 pukul 17.30 WIB
https://www.scribd.com/doc/91719235/Kehamilan-Dgn-Penyakit-Gangguan-
Jiwa
4. Saifuddin Abdul Bari,2009, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal Jakarta, PT Bina Pustaka Sarwono Prawrohardjo.

15
KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT GANGGUAN JIWA

I. Depresi

Istilah depresi adalah istilah yang menyangkut mood,gejala, atau sindroma.


Mood atau feeling blue adalah perasaan seseorang yang berkaitan dengan
perasaan sedih dan frustasi. Beberapa perempuan mengalami hal ini dalam
berbagai derajat beberapa minggu setelah persalinan. Gejala dapat merupakan
bagian dari gangguan fisik atau psikologik seperti alkoholisme, skizoprenia, atau
penyakit yang di sebabkan oleh virus. (Prawirohardjo, 2011 hal: 861)

Depresi pada wanita hamil, di tandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah,
menyendiri, penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak di hargai
dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan bunuh diri.
(Saifuddin, 2009 hal : 329)
Sindroma adalah sekumpulan gejala yang berhubungan dengan perubahan
mood. Ada dua tipe reaksi depresi :
A. Postpartum blues
Postpartum blues, di namakan juga postnatal blues atau baby blues adalah
gangguan mood yang menyertai suatu persalinan. Biasanya terjadi dari hari
ke-3 sampai ke-10 dan umumnya terjadi akibat perubahan hormonal. Hal ini
umum terjadi kira-kira antara 10-17% dari perempuan. Di tandai dengan
menangis, mudah tersinggung, cemas, menjadi pelupa dan sedih. Hal ini tidak
berhubungan dengan kesehatan ibu ataupun bayi,komplikasi obstetrik,
perawatan di rumah sakit, status sosial, atau pemberian asi atau susu formula.
Gangguan ini dapat terjadi dari berbagai latar belakang budaya tetapi lebih
sedikit terjadi pada budaya dimana seseorang bebas mengemukakan
perasaannya dan adanya dukungan dari lingkungan sekitarnya.

16
B. Depresi
Kondisi ini termasuk sindroma depresi nonpsikotik yang dapat terjadi selama
kehamilan dan persalinan. Umumnya keadaan ini terjadi dalam beberapa
minggu atau bulan setelah persalinan. Insidensi antara 10-15%. Gejala-
gejalanya meliputi perubahan mood, pola tidur, makan, konsentrasi atau libido
dan mungkin gangguan somatik, fobia, dan ketakutan. Depresi pasca
persalinan mempunyai kecenderungan untuk rekuren pada kehamilan
berikutnya. Terapinya mencakup dukungan lingkungan terhadap ibu tersebut,
psikoterapi dan obat-obat anti depresi (di berikan dengan sangat hati-hati
mengingat pengaruhnya pada kehamilan dan menyusui). Jika di butuhkan,
pasien dapat di rawat di rumah sakit.(Prawirohardjo, 2009

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan
(affective/mood disorder), yang di tandai dengan kemurungan, kelesuan,
ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya.
Secara lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai berikut :

A. Afek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun,


tidak semangat, merasa tidak berdaya.
B. Perasaan bersalah, berdosa, penyesalan.
C. Nafsu makan menurun.
D. Berat badan menurun.
E. Konsentrasi dan daya ingat menurun.
F. Gangguan tidur : insomnia (sukar/tidak dapat tidur) atau sebaliknya
hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali di
sertai dengan mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya
mimpi orang yang telah meninggal.
G. Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh gelisah atau lemah tak
berdaya).

17
H. Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi
melakukan hobi, kreativitas menurun, produktivitas juga menurun.
I. Gangguan seksual (libido menurun).
J. Pikiran-pikiran tentang kematian, bunuh diri. (Hawari, 2001, hal:
91)

II. Psikosa
Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu
terpaksa mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk
menanggulanginya. Namun, tidak semua orang mampu melakukan
adaptasi dan mengatasi stresor tersebut, sehingga timbullah keluhan-
keluhan antara lain berupa stres, cemas dan depresi.
Dari sekian banyak jenis stresor psikososial yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, para pakar memberikan beberapa contoh antara lain sebagai
berikut :
A. Perkawinan
Dalam masyarakat modern dan industri seperti sekarang ini,
lembaga perkawinan adalah lembaga atau institusi yang paling
banyak menderita. Salah satu faktor yang menyebabkan krisis
perkawinan adalah tidak di amalkannya kehidupan religius dalam
rumah tangga. Di Amerika Serikat misalnya disebutkan bahwa
dalam tiga dekade terakhir 70% rumah tangga berakhir dengan
perceraian. Di sebutkan pula bahwa dari 5 perkawinan dalam 5
tahun pertama, 3 perkawinan berakhir dengan perceraian. Salah
satu penyebab perceraian adalah ketidak setiaan (perselingkuhan).
B. Problem orang tua

18
Menjadi orang tua pada zaman sekarang ini tidak semudah
seperti pada zaman dahulu (misalnya pada tahun 60-an) hal ini di
sebabkan karena kondisi tatanan sosial dan ekonomi sudah jauh
berbeda. Orang tua zaman dahulu mempunyai anak banyak tidak
menjadi masalah, tidak demikian halnya sekarang banyak anak di
anggap merepotkan. Oleh karena itu problem orang tua zaman
sekarang adalah bahwa yang penting bukan berapa banyak jumlah
anak, melainkan yang utama adalah kualitas dari anak yang di
asuhnya.
C. Hubungan interpersonal (antar pribadi)
Hubungan antar sesama (perorangan /individual) yang tidak
baik dapat merupakan sumber stres. Misalnya hubungan yang
tidak serasi, tidak baik atau buruk dengan kawan dekat atau
kekasih, antara sesama rekan, antara atasan dan bawahan,
pengkhianatan.
D. Pekerjaan
Kehilangan pekerjaan (PHK, Pensiun) yang berakibat pada
pengangguran akan berdampak pada gangguan kesehatan bahkan
bisa sampai pada kematian.
E. Lingkungan hidup
Kondisi lingkungan hidup yang buruk besar pengaruhnya bagi
kesehatan seseorang. Misalnya masalah perumahan, polusi,
penghijauan dan lain-lain yang merupakan sarana dan prasarana
pemukiman hendaknya memenuhi syarat kesehatan lingkungan.
Selain dari pada itu yang tidak kalah pentingnya adalah suasana
kehidupan yang bebas dari gangguan kriminalitas yaitu keamanan
dan ketertiban masyarakat.
F. Perkembangan

19
Yang di maksudkan disini adalah tahapan perkembangan baik
fisik maupun mental seseorang (siklus kehidupan). Misalnya masa
remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut dan lain sebagainya.
Yang secara alamiah akan di alami oleh setiap orang. Dan, apabila
tahapan perkembangan tersebut tidak dapat di lampaui dengan baik
(tidak mampu beradaptasi), yang bersangkutan dapat mengalami
stres. (Hawari, 2001, hal: 3)
G. Manajemen gangguan psikologik pada kehamilan dan persalinan.
Pada masa antenatal seleksi pasien dengan riwayat gangguan
psikologik harus di lakukan. Perhatikan pada pasien yang hamil
dengan riwayat gangguan psikik saat hamil dan persalinan/ nifas
sebelumnya, karena kecenderungan gangguan psikik yang lebih
berat sangat tinggi. Di butuhkan suatu komunikasi baik antara
dokter dengan pasien untuk kemudian dapat memberikan saran dan
psikoterapi yang memadai. Beberapa langkah dalam mengenali,
mencegah, dan mengobati kelainan psikik pada saat antenatal
antara lain :
1. Buatlah suatu perencanaan bersama untuk mengenali kelainan
psikik pada ibu hamil. Dengan menyadari adanya kelainan
psikik ini, seluruh personil dapat memberikan terapi awal.
2. Berikan penjelasan tentang tahap-tahap persalinan/nifas pada
keluarganya.
3. Dengarkan dan berilah tanggapan apabila pasien menyatakan
keluhannya. Lakukan pemeriksaan secara cermat. Apabila di
perlukan, periksalah pelengkap diagnostik dengan laboratorium
ataupun USG, foto rontgen, MRI, dan sebagainya untuk
mendapatkan keyakinan dan kemantapan langkah-langkah
kehamilan dan persalinan selanjutnya.

20
4. Ajaklah dan arahkan pasien dan keluarganya pada persiapan
untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan penyulit pada
saat kehamilan dan persalinan sedemikian rupa sehingga
pasien atau keluarganya mempunyai kepercayaan yang tinggi
terhadap kemampuan dokter atau sarana pelayanan yang ada.
Informasi yang jelas dan terbuka disertai dengan komunikasi
yang baik dengan suami dan keluarga ibu hamil tersebut akan
merupakan dukungan yang sangat berarti. (Prawirohardjo,
2011, hal :862)

III. Psikoneurosa
Psikoneurosa atau dengan singkat dapat di sebutkan sebagai neurosa saja
adalah gangguan berupa ketegangan pribadi yang terus menerus akibat
adanya konflik dalam diri orang yang bersangkutan dan akhirnya orang
tersebut tidak dapat mengatasi konfliknya. Oleh karena ketegangannya
tidak mereda akhirnya neurosis (suatu kelainan mental dengan ke
pribadian terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan
emosi, sukar tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang
memili energi). Oleh karena itu, psikoneurosis adalah bukan suatu
penyakit. Penderita psikoneurosis biasanya adalah orang yang taraf
kecerdasannya cukup tinggi. Mereka cukup kritis untuk menilai situasi
atau motif-motif yang saling bertentangan sehingga mereka sangat
merasakan adanya konflik-konflik yang ada. Berbeda dengan gangguan
psikotik, pada psikoneurosa tidak terjadi disorganisasi ke pribadian yang
serius dalam kaitannya dengan realitas eksterna. Biasanya penderita
memiliki sejarah hidup yang penuh dengan kesulitan, di barengi tekanan-
tekanan batin dan peristiwa yang luar biasa. Atau mengalami kerugian
psikis yang besar sekali, karena terampas dari lingkungan sosialyang baik
kasih sayang sejak usia yang sangat muda. Proses pengkondisian yang

21
buruk terhadap mental pasien itu menumbuhkan simpton-simpton
mentalyang patologis atau menimbulkan macam-macam bentuk gangguan
mental. Dengan demikan gejala atau karakteristik dari penderita
psikoneurosa diantaranya : penderita tidak mampu mengadakan adaptasi
terhadap lingkungannya, tingkah lakunya jadi abnormal dan aneh-aneh
serta penderita biasanya tidak mengerti dirinya sendiri dan membenci pula
diri sendiri. Sebab-sebab yang utama penyakit psikoneurosa atau lebih
populer di singkat dengan neurosa, antara lain ialah : faktor-faktor
psikologis dan cultural, yang menyebabkan timbulnya banyak stres dan
ketegangan-ketegangan kuat yang kronis pada seseorang. Sehingga
pribadi mengalami frustasi dan konflik-konflik emosional dan pada
akhirnya mengalami satu mental breakdown.
(https://www.scribd.com/doc/91719235/Kehamilan-Dgn-Penyakit-
Gangguan-Jiwa).
Sebab-sebab lainnya adalah di antaranya :
a. Ketakutan terus menerus dan sering tidak rasional. Misalnya : bagi
ibu hamil takut memikirkan terus sakitnya melahirkan.
b. Ketidakseimbangan pribadi.
c. Konflik-konflik internal yang serius, khususnya yang sudah di
mulai sejak masa kanak-kanak.
d. Kurang adanya usaha dan kemauan.
e. Lemahnya pertahanan diri (memakai defence mechanism yang
negative).

Jenis-jenis Neurosis

A. Neurosis cemas
1. Gejala neurosis
a. Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala
ringan seperti mengambang, mudah lelah , keringat dingin.

22
b. Gejala psikologis berupa kecemasa, ketegangan, panis, depresi.
2. Faktor penyebab
Faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik
berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan
yang di pendam.
3. Terapi neurosis cemas
Ada beberapa jenis terapi yang dapat di pilih untuk menyembuhkan
neurosis cemas, yaitu :
a. Psikokoterapi indifidual
b. Psikoterapi kelompok
c. Psikoterapi analitik
d. Sosioterapi
e. Farmakoterapi
B. Histeria
1. Gejala-gejala histeria
Pada neurosis jenis ini pada mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa
di kehendaki oleh penderita. Gejala ini sering timbul dan hilang secara
tiba-tiba. Terutama bila penderita menghadapi situasi yang
menimbulkan reaksi emosional yang hebat.
2. Jenis-jenis histeria
a. Histeria minor atau reaksi konfersi
Pada histeria minor kecemasan di ubah atau di konversikan
menjadi gangguan fungsional susunan syaraf somatomotorik atau
somatosensorik, dengan gejala : lumpuh dan kejang-kejang.
b. Histeria mayor atau reaksi disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang di alami
penderita demikian hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa
fungsi kepribadian satu dengan yang lainnya sehingga bagian yang

23
terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala :
amnesia, somnabulisme, fugue dan kepribadian ganda.
3. Sebab-sebab histeria
a. Ada presdiposisi pembawaan berupa pembawaan sistem syaraf
yang lemah.
b. Tekanan mental yang di sebabkan oleh, kesusahan, kekecewaan,
shock dan pengalaman traumatis.
c. Kondisi fisik yang buruk seperti sakit-sakitan, gangguan pikiran
dan badaniah.
4. Terapi terhadap penderita histeria
Ada beberapa tekhnik terapi yang dapat di lakukan antara lain :
a. Tekhnik hipnosis
b. Psikoterapi suportif
c. Tekhnik asosiasi bebas
d. Farmakoterapi

(https://www.scribd.com/doc/91719235/Kehamilan-Dgn-Penyakit-
Gangguan-Jiwa).

24

You might also like