Professional Documents
Culture Documents
Orientasi
Liana adalah seorang pelajar yang pandai. Ia selalu mendapatkan juara kelas sejak SD hingga
SMP. Sayangnya, kepandaiannya ini membuat dirinya sombong. Ia enggan berbagi berbagi
kepintarannya pada teman -temannya. Setiap kali ada teman yang menanyakan tugas padanya,
dia enggan mengajari. Bahkan, saat guru meminta mereka mengerjakan tugas kelompok, ia
selalu ingin mengerjakannya sendiri. Atau setidaknya, ia hanya ingin bekerja satu kelompok
dengan anak yang juga pandai. Sikap sombong Liana membuatnya dibenci oleh kawan -kawan
sekelasnya.
Insiden
Satu minggu menjelang ujian sekolah, Liana sakit tipes. Karenanya, ia tidak bisa masuk sekolah
selama satu minggu. Padahal, dalam minggu tersebut Guru hendak memberikan kisi -kisi ujian
serta menerangkan tentang beberapa materi pokok yang belum dijelaskan. Karena tidak masuk,
Liana pun tidak mengerti tentang kisi -kisi ujian serta penjelasan guru.
Ia lalu meminjam catatan pada teman -temannya. Tapi, tidak ada yang mau meminjamkannya
karena Liana juga tidak pernah mau meminjamkan catatannya. Akhirnya, hanya Dino, seorang
siswa peringkat terakhir di kelasnya yang mau meminjamkan catatannya. Catatan Dino
berantakan dan tidak jelas. Liana pun tidak bisa memahami apa pun dari catatan yang
dipinjamkan Dino. Saat ujian sekolah tiba, Liana kesulitan mengerjakan soal -soal ujian tersebut.
Hasilnya, nilai ujian Liana jeblok dan peringkatnya turun menjadi peringkat 10.
Interpretasi
Sikap Liana yang sombong memang tidak baik. Saat ia tidak mau berbagi, maka teman -
temannya juga enggan berbagi dengannya. Pada akhirnya, ia akan kesulitan sendiri karena saat
butuh bantuan, tidak ada orang yang mau membantu kita. Karenanya, hendaknya kita
menumbuhkan sikap rendah hati dan tidak sombong. Jika kita dianugerahi kepandaian,
hendaknya kita membagi kepandaian itu dengan mengajari teman yang kesulitan belajar. Hal ini