Professional Documents
Culture Documents
1. Konsep
2. Definisi
3. Tahapan Halusinasi
Menurut Keliat (2006) ,tahap tahap halusinasi karakteristik dan
perilaku yang ditampilkan oleh klien yang mengalami halusinasi adalah:
1. Tahap 1
Memberikan nyaman tingkat ansietas sedang, secara umum
halusinasi merupakan suatu kesenangan.
Karakteristik (non verbal)
a. Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan
b. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menyebabkan
ansietas
c. Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol
kesadaran
Perilaku klien :
- Tersenyum atau tertawa sendiri
- Menggerakan bibirtanpa suara
- Pergerakan mata cepat
- Respon verbalyang lambat
- Diam dan berkonsentrasi
2. Tahap II
Menyalahkan, tingkat kecemasan berat, secara umum
halusinasimenyebabkan rasa antisipasi.
Karakteristik (non verbal)
a. Pengalaman sensori menakutkan
b. Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
c. Mulai merasa kehilangan control
d. Menarik diri dari orang lain
Perilaku klien :
- Terjadi peningkatan denyut jantung,pernafasan,dan tekanan
darah
- Perhatian dengan lingkungan kurang
- Konsentrasi dengan pengalaman sensorinya
- Kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi
dengan realita
3. Tahap III
Mengontrol tingkat kecemasan berat pengalaman sensori
halusinasi tidak dapat ditolak.
Karakteristik (non verbal)
a. Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya
(halusinasi)
b. Sulit untuk berhubungan dengan orang lain
c. Kesepian bila pengalaman sensorinya berakhir
Perilaku klien :
- Perilaku panic
- Sulit untuk berhunbungan dengan orang lain
- Berkeringat, tremor
- Tidak mampu memenuhi perintah dari orang lain dan
dalam kondisi sangat menegangkan
- Perhatian dengan lingkungan kurang
4. Tahap IV
Menguasai tingkat kecerdasan, panic secara umum diatur dan
dipengaruhi oleh halusinasinya.
Karakteristik (non verbal)
a. Pengalaman sensori jadi mengancam
b. Halusinasi dapat terjadi beberapa jam atau beberapa hari
Perilaku klien :
- Perilaku panic
- Potensial untuk bunuh diri atau membunuh
- Tindakan kekerasan agitasi, menarik atau katasonik
4. Tanda dan Gejala
5. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Analisa Data
Data Masalah keperawatan
Adanya gangguan Resiko perilaku kekerasan
psikologis terhadap diri sendiri
Adanya sikap isolasi
social
Adanya masalah
kesehatan fisik
Adanya masalah
kesehatan mental
Adanya petunjuk verbal
(contoh: bicara tentang
kematian)
Terlihat gelisah Ketakutan
Merasa panic
Perilaku menghindar
Perilaku menyerang
Merasa waspada
Merasa diteror
Merasa terancam
Terlihat letih
anoreksia kurus
Adanya perubahan Resiko bunuh diri
sikap yang nyata
Adanya riwayat upaya
bunuh diri
Adanya perubahan
perilaku
Adanya pemulihan
euforik yang tiba-tiba
dari depresi mayor
Adanya gangguan
psikiatrik
Riwayat bunuh diri
dalam keluarga
Riwayat isolasi social
Kesepian
Putus asa
Rencana Keperawatan
Diagnosa Pertama Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri b.d
gangguan psikologi d.d halusinasi, perilaku isolasi social, berbicara
tentang kematian
NOC : anxiety level
No. Indicator 1 2 3 4 5
1 Gelisah
2 Perubahan kebiasaan
3 Penurunan konsentrasi
4 Kesulitan pemecahan masalah
5 Panic attack
6 keletihan
7 Penurunan produktifitas
8 Secara verbal menunjukkan
kecemasan
Individu yang agresif tidak menghargai hak orang lain. Individu merasa
harus bersaing untuk mendapatkan apa yangh di inginkannya. Seseorang
yang agresif di dalam hidupnya selalu mengarah pada kekrasan fisik dan
verbal. Perilaku agresif pada dasarnya disebabkan karena menutupi
kurangnya rtasa percaya diri (bushman &Baumeister , 1998 dalam Stuart
dan Laraia, 2005). Aresif adalahj p[erilaku mengancam dan memusuhi orang
lain dan atau lingkungan ( Rawlins et al., 1993).
5. Asuhan Keperawatan
Faktor predisposisi Faktor presipitasi
Analisa Data
DO :
Isyarat perilaku
( misalnya : menulis
catatan cinta yang
sedih, menunjukkan
pesan kemarahan
pada orang terdekat
yang telah meolak
dirinya, memberikan
benda pribadi pada
orang lain,
mengambil polis
asuransi jiwa yang
besar )
Isolasi social
2. DS : Resiko perilaku
Riwayat menyaksikan kekerasan
perilaku kekerasan terhadap orang
dalam keluarrga lain berhubungan
Riwayat dengan bahasa
penganiayaan pada tubuh
masa kanak-kanak/
( missal fisik,
psikologis, seksual )
Riwayat
penyalahgunaan zat\
DO :
Bahasa tubuh
negative ( misalnya
:postur tubuh kaku,
mengepalkan
jari/mengunci rahang,
hiperaktifitas, terburu-
buru, cara berdiri
mengancam )
Pola ancama
kesehatan ( missal
ancaman verbal
terhadap orang atau
masyarakat,
ancaman social,
sumpah serapah,
membuat catatan/
surat ancaman,
ancaman seksual)
Pola perilaku
kekerasan terhadap
orang lain (misal :
memukul /
menendang /
meludahi/ mencakar
orang lain, melempar
objek atau meggigit
orag, menggit
seseorang,
percobaan
pemerkosaan,
pelecehan seksual,
mengencingi atau
membuat kotoran
pada orang lain )
NO INDIKATOR 1 2 3 4 5
1 Prasaan depresi
2 Marah
Mood Equilibrium
NO INDIKATOR 1 2 3 4 5
1 Memperlihatkan
perasaan yang
stabil
2 Memperlihatkan
kemampuan
kontrol terhadap
rangsangan
3 Patuh terhadap
tretmen
Stress Level
NO INDIKATOR 1 2 3 4 5
1 Peningkatan
tonus otot pada
leher, bahu,
punggung
Emotional Support
1. Diskusikan dengan pasien tentang mengalaman emosi pasien
2. Kaji dengan pasien apa yang memicu emosi tersetut
3. Berikan pernyataan-pernyataan yang supportif dan empathetic
4. Sentuh pasien dengan sentuhan trapeutik
5. Ajari pasien untuk mengenali perasaannya seperti cemas, marah
atau sedih
6. Biasakan pasien untuk mengekspresikan perasaan cemas, marah
atau sedih dengan benar
7. Tetap tinggal dengan pasien untuk memberikan rasa aman saat
cemas
Family Support
1. Yakinkan keluarga bahwa perawatan sebaik mungkin sedang
dilakukan kepada pasien
2. Nilai reaksi emosi keluarga terhadap kondisi klien
3. Tentukan beban psikologis keluarga
4. Dengarkan keluhan perasaan dan pertanyaan keluarga
5. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
6. Identifikasi dukungan spiritual keluarga
Relaxtion therapy
1. Ajarkan pasien nafas dalam saat muncul perasaan cemas, marah
dan sedih
2. Evaluasi respon terhadap terapi relaksasi
Diagnosa Keperawatan 2
Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan
bahasa tubuh ( mengepal jari dan rahang terkunci ) ,riwayat melakukan
kekerasan tak langsung (berteriak, melempar objek ), riwayat ancaman
kekerasan( ancaman verbal terhadap seseorang), riwayat prilaku
kekrasan terhadap orang lain ( memukul seseorang , melempar objek
pada seseorang )
Tujuan : Setelah deilakukan keperawatan selama 7x24 jam resiko
perilaku kekerasan dapat menurun
KH : skala sesuai NOC
NOC :
Abuse Protection
NO INDIKATOR 1 2 3 4 5
1 Rencana menghindari kekerasan
2 Menjaga tubuh
Aggression Self-Restraint
NO INDIKATOR 1 2 3 4 5
1 Mengidentifikasi kapan dia marah
2 Mampu mengidentifikasi saat frustasi
Emotional Support
1. Diskusikan dengan pasien tentang mengalaman emosi pasien
2. Kaji dengan pasien apa yang memicu emosi tersetut
3. Berikan pernyataan-pernyataan yang supportif dan empathetic
4. Sentuh pasien dengan sentuhan trapeutik
5. Ajari pasien untuk mengenali perasaannya seperti cemas, marah
atau sedih
6. Biasakan pasien untuk mengekspresikan perasaan cemas, marah
atau sedih dengan benar
7. Tetap tinggal dengan pasien untuk memberikan rasa aman saat
cemas
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27602/4/Chapter%20II.pdf
Keliat (2006).
http://library.upnvj.ac.id/pdf/5FIKESD3KEPERAWATAN/0810701013/BAB
%20II.pdf
Purba dkk, (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial
dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.