You are on page 1of 108

PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP


DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH
(PSN-DBD) DI KECAMATAN
HELVETIA TAHUN 2007

TESIS

Oleh

RUMONDANG PULUNGAN
057023016/AKK

K O L A
E
H
S
PA

A
N

C
A S A R JA
S

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH
(PSN-DBD) DI KECAMATAN
HELVETIA TAHUN 2007

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)


dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

RUMONDANG PULUNGAN
057023016/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Judul Tesis : PENGARUH METODE PENYULUHAN
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM
BERDARAH DENGUE (PSN-DBD)
DI KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2007
Nama Mahasiswa : Rumondang Pulungan
Nomor Pokok : 057023016
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi

Menyetujui
Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Dra. Ida Justina, M.Si) (Ir. Indra Cahaya, M.Si)
Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

Tanggal lulus: 25 Agustus 2008

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Telah diuji

Pada tanggal 25 Agustus 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si


Anggota : 1. Ir. Indra Cahaya, M.Si
2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM
3. Ir. Evi Naria, M.Kes

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
PERNYATAAN

PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH
DENGUE (PSN-DBD) DI KECAMATAN
HELVETIA TAHUN 2007

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2008

(Rumondang Pulungan)

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
ABSTRAK

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga saat ini masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Di wilayah Sumatera Utara, Kota Medan
merupakan penyumbang kasus terbesar. Berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan,
satu diantaranya adalah dalam bentuk penyuluhan terhadap murid sekolah dasar, sebagai
bagian dari kegiatan pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN-DBD). Penyuluhan
di sekolah dilakukan dalam bentuk pelatihan kader sekolah (dokter kecil) yang terdapat
dalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Namun demikian, hingga saat ini kegiatan
penyuluhan tersebut belum menunjukkan hasil yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode penyuluhan yang
dilakukan terhadap dokter kecil, baik dalam bentuk ceramah dengan leaflet maupun ceramah
dengan film. Melalui penelitian ini ingin diketahui perubahan tingkat pengetahuan dan sikap
dokter kecil terhadap PSN-DBD dan menganalisis perbedaan di antara keduanya.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi-experiment) dengan
rancangan pretest-posttest group design. Penelitian dilakukan di Kecamatan Helvetia dengan
melibatkan 51 sekolah dasar negeri dan swasta yang memiliki dokter kecil. Populasi
penelitian adalah seluruh dokter kecil yang terdapat pada semua sekolah tersebut, yang
berjumlah 219 orang. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling yang hasilnya
berjumlah 120 orang dan seluruhnya ditetapkan sebagai sampel. Sampel dibagi ke dalam dua
kelompok yaitu kelompok ceramah dengan leaflet dan kelompok ceramah dengan film yang
jumlahnya masing-masing 60 orang. Untuk analisis data sebelum dan sesudah penyuluhan
dilakukan dengan uji T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap kedua kelompok dokter
kecil sebelum diberikan penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet maupun dengan
metode ceramah dan film adalah mayoritas setara yaitu berpengetahuan sedang dan bersikap
negatif. Sesudah pemberian penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap yang
bermakna. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan rerata nilai pengetahuan dan sikap
responden sebelum dan sesudah penyuluhan yang menunjukkan peningkatan signifikan.
Penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dan film lebih bermakna dalam
meningkatkan pengetahuan dan sikap dokter kecil tentang PSN-DBD dibandingkan dengan
penyuluhan metode ceramah dan leaflet.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dengan kedua
metode tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap
dokter kecil. Metode ceramah dan film dapat dijadikan sebagai satu alternatif dalam
pelaksanaan penyuluhan di sekolah dasar.

Kata Kunci: DBD, Metode Penyuluhan, Dokter Kecil.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
ABSTRACT

The dengue hemorhagic fever (DHF) remains as a serious problem of public health in
Indonesia. In the region of North Sumatera, city of Medan is the highest rate of DHF cases.
Many efforts has been executed to overcome the problem, one of them was carried out in
form of public counseling to primary school students, as a part of PSN-DBD (exterminator of
dengue mosquitos nest) activity. Counseling in schools is conducted in form of school cadre
(kiddy doctor) training that already exist in the UKS (school health effort) activity. However,
up to now the effect of the counseling activity has not showing an optimal result yet.
This research aims to analyze the influence of such counceling method that has been
carried out to kiddy doctor, both in the form of training with leaflet and training with film.
Thorugh this study, it is intended to know change on level of knowledge and attitude of the
kiddy doctor to PSN-DBD, and also to analyze the difference between the two methods.
This study adopted a quasi-experiment with pretest-post test group design. The
research was conducted in Kecamatan Helvetia which involves 51 primary schools both state
and private own schools where kiddy doctor are available. The population of this study is the
entire kiddy doctors found in the schools, which amount of 219 people. Sample was
determined by purposive sampling approach that results 120 people and all of them are
included as sample. The sample was divided into two groups i.e. training with leaflet and
training with film which is a group consists of 60 students respectively. The test adopted T-
test for data analysis both before and after counseling.
The result of this research indicated that knowledge and attitude of the two groups
of the kiddy doctors before attending the counseling both training with leaflet and training
with film are majority similar i.e. they have moderate knowledge and negative attitude
concerning PSN-DBD. After attending the counseling, the two groups experienced an
improvement on their knowledge and meaningful attitude. This can be seen through the
average comparative rate of their knowledge and attitude both before and after counseling
that showed significant rising. The counseling using training with film is considered more
meaningful in improving knowledge of the kiddy doctors compared to training with leaflet.
Based on the result of this research, it can be concluded that counseling using the two
methods has significant influence in increasing the knowledge and attitude of the kiddy
doctors. Training with film may be used as an alternative in carrying out counseling in
primary schools.

Keywords: DHF, Counseling Method, Kiddy Doctor.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan karuniaNya maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam penulisan

tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan.

Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku komisi pembimbing dan juga

Sekretaris Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulisan tesis ini, yang

selalu menyediakan waktu ditengah kesibukannya serta membimbing penulis

dengan penuh kesabaran.

5. Ibu Ir. Indra Cahaya, M.Si selaku komisi pembimbing yang telah banyak

membantu, memberi saran dan masukan dalam penyusunan tesis ini.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
6. Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, Ir Evi Naria, M.Kes selaku dosen

penguji yang juga telah memberikan bimbingan, masukan dan saran untuk

perbaikan tesis.

7. Bapak dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD, KPTI selaku Kepala Dinas Kesehatan

Kota Medan dan Ibu dr. Anjeli selaku Kepala Puskesmas Helvetia yang telah

memberikan bantuan dan fasilitas dalam pelaksanaan di lapangan.

8. Seluruh Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Helvetia yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu di mana telah menerima penulis dalam pelaksanaan

penelitian.

9. Seluruh teman-teman yang juga tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas

bantuan dan semangat yang diberikan dalam penyusunan tesis ini.

10. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan, suami tercinta Drs. A. Ridwan

Siregar, SH, M.Lib dan anak- anak tersayang Rizqi Arini Siregar, Habib Fauzi

Siregar dan Alfi Hasanah Siregar serta seluruh keluarga yang senantiasa

mendoakan, menghibur, mendampingi dan memberikan dorongan moril maupun

materil yang sangat berarti selama penulis pendidikan dan menyelesaikan tugas

ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih banyak kekurangan

sehingga dengan penuh kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran demi

kesempurnaan tesis ini.

Medan, Juli 2008

Penulis
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP

Nama : Rumondang Pulungan

Tempat/Tanggal lahir : Bandar Bajambu/10 Desember 1961

Alamat : Jalan Tridharma No. 148 Kompleks USU Medan

Riwayat Pendidikan : - SD Negeri X Padang Sidimpuan selesai tahun 1973

- SMP Negeri I Padang Sidimpuan tahun selesai tahun 1976

- SMA Negeri IV Medan selesai tahun 1980

- Fakultas Kedokteran USU selesai tahun 1986

Riwayat Pekerjaan : - Puskesmas Pembantu Brayan Bengkel tahun 1987-1991

- Puskesmas Pembantu Tanjung Sari tahun 1991-1995

- Puskesmas Medan Sunggal tahun 1995-2004

- Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2004-sekarang

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK.............................................................................................................. i
ABSTRACT........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP............................................................................................... v
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2. Permasalahan.......................................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................... 7
1.4. Hipotesis................................................................................................. 8
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 9

2.1. Demam Berdarah Dengue...................................................................... 9


2.2. Pemberantasan Sarang Nyamuk............................................................. 12
2.3. Usaha Kesehatan Sekolah ...................................................................... 13
2.4. Dokter Kecil 15
2.5. Promosi Kesehatan.. 18
2.6. Penyuluhan.. 19
2.7. Pengetahuan. 26
2.8. Sikap 28
2.9. Landasan Teori 30
2.10.Kerangka Konsep Penelitian................................... 32

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................ 33

3.1. Jenis Penelitian........................................................................................ 33


3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian.................................................. 34
3.2.1. Lokasi Penelitian........................................................................... 34
3.2.2. Waktu Penelitian........................................................................... 34
3.3. Populasi dan Sampel................................................................................ 35
3.3.1. Populasi.......................................................................................... 35
3.3.2. Sampel............................................................................................ 35
3.4. Metode pengumpulan data....................................................................... 37
3.4.1. Pengumpulan Data......................................................................... 37
3.4.2. Prosedur Pengumpulan Data...... 39
3.5. Variabel dan Definisi Operasional............................................................40
3.5.1. Variabel......................................................................................... 40
3.5.2. Definisi Operasional..................................................................... 40
3.6. Metode Pengukuran................................................................................. 41
3.7. Metode Analisa Data............................................................................... 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN...............................................................................42

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................ 42


4.2. Karakteristik Responden.......................................................................... 43
4.2.1. Karakteristik Responden Menurut Umur....................................... 43
4.2.2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin..........................43
4.2.3. Pengetahuan Sebelum Diberi Penyuluhan..................................... 44
4.2.4. Sikap Sebelum Diberi Penyuluhan.................................................44
4.2.5. Pengetahuan Sesudah Diberi Penyuluhan......................................45
4.2.6. Sikap Sesudah Diberi Penyuluhan................................................. 45
4.3. Analisa Data.............................................................................................
4.3.1. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum
dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan
Leaflet............................................................................................ 46
4.3.2. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan
Leaflet............................................................................................ 47
4.3.3. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum
dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film...... 49
4.3.4. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film.............. 50
4.3.5. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah
Penyuluhan Menurut Metode Penyuluhan..................................... 51
4.3.6. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah
Penyuluhan Menurut Metode Penyuluhan .................................... 52
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
BAB V. PEMBAHASAN......................................................................................... 54

5.1. Pengetahuan dan Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan..................... 54


5.2. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil
Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan........................... 59
5.3. Keterbatasan Penelitian............................................................................. 61

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 62

6.1. Kesimpulan ............................................................... ............................... 62


6.2. Saran.......................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 65

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Distribusi Sampel Berdasarkan Lokasi Sekolah............. 36

2. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner................. 38

3. Metode Pengukuran Variabel Independent dan Dependent................... 41

4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur.................................... 43

5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin....................... 43

6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum


Pemberian Penyuluhan ........................................................................... 44

7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum


Pemberian Penyuluhan ........................................................................... 45

8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sesudah


Pemberian Penyuluhan ........................................................................... 45

9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sesudah


Pemberian Penyuluhan ........................................................................... 46

10. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah - Leaflet ....................... 46

11. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah - Leaflet ....................... 48

12. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan


Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah Film......... 49

13. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah


Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah - Film ........................ 50

14. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah


Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan ..................... 52

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
15. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah
Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan .................... 53

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Landasan Teori .................................................................................. 30

2. Kerangka Konsep................................................................................. 32

3. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan


Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan
Leaflet.......................................................................................... 47

4. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah


Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet. 48

5. Perbandingan Rerata Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah


Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film................. 50

6. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah


Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film................. 51

7. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah


Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan ................... 52

8. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian


Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan ..................................... 53

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Materi Penyuluhan................................................................. 69

2 Kuesioner Penelitian.............................................................. 79

3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas........................................ 83

4 Hasil Output ........................................................................... 86

5 Surat Permohonan Izin Penelitian.......................................... 91

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Acuan pembangunan kesehatan pada saat ini adalah konsep "Paradigma

Sehat", yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya

pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif)

dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan

(rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda

(double burden), di mana penyakit infeksi menular masih memerlukan perhatian

besar sementara itu telah terjadi peningkatan penyakit-penyakit tidak menular seperti

penyakit degenaratif. Selanjutnya berbagai penyakit baru (new emerging disease)

ditemukan, serta kecenderungan meningkatnya kembali beberapa penyakit yang

selama ini sudah berhasil dikendalikan (re-emerging disease) (Depkes RI, 2003).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular

yang sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

menimbulkan dampak sosial dan ekonomi serta berkaitan dengan perilaku

masyarakat. Penyakit DBD ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh

nyamuk Aedes aegypty, muncul pertama kali pada tahun 1953 di Filipina dan

selanjutnya menyebar ke banyak negara dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia,

penyakit DBD pertama kali ditemukan di Surabaya dan DKI Jakarta pada tahun 1986,
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
yang kemudian menyebar ke berbagai daerah dengan jumlah kasus dan kematian

yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini erat kaitannya dengan

peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan

transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai

wilayah di Indonesia (Depkes RI, 2004).

Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 kabupaten/kota, delapan diantaranya

merupakan daerah endemis dan tetap terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya.

Penyumbang tertinggi kasus DBD di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan

yang merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan, dan perdagangan

dengan mobilitas penduduk yang tinggi (Dinkes Provinsi Sumut, 2005).

Kecamatan yang ada di Kota Medan semuanya sudah merupakan daerah

endemis DBD. Kecamatan Medan Helvetia, Medan Sunggal, Medan Baru, Medan

Denai dan Medan Selayang merupakan lima kecamatan yang paling tinggi kasusnya.

Adapun angka kejadian DBD dalam lima tahun terakhir dapat diuraikan sebagai

berikut, pada tahun 2002 terjadi 212 kasus dengan kematian 2 kasus, tahun 2003

terjadi 594 kasus dengan kematian 9 kasus, tahun 2004 terjadi 742 kasus dengan

kematian 14 kasus, tahun 2005 terjadi 1960 kasus dengan kematian 24 kasus dan

tahun 2006 terjadi 1376 kasus dengan kematian 20 kasus. Bila dilihat dari kelompok

umur penderita DBD, usia anak sekolah 5- 14 tahun mencapai 29, 17 % termasuk

kelompok kedua terbesar setelah usia dewasa (Dinkes Kota Medan, 2006a). Hal ini

menunjukkan bahwa sekolah sebagai tempat berkumpulnya anak-anak dari golongan

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
yang rentan terhadap penyakit DBD merupakan tempat yang potensial untuk

terjadinya penularan penyakit ini (Depkes RI, 2005).

Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa setiap tahunnya tetap terjadi

kenaikan kasus, walaupun selama ini berbagai upaya pencegahan dan

penanggulangan telah dilakukan. Upaya-upaya tersebut antara lain berupa kegiatan

pemutusan rantai penularan DBD dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk

DBD (PSN-DBD) melalui gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur),

Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB), abatisasi selektif, foging atau pengasapan pada

semua lokasi kasus terjangkit. Pemerintah Kota Medan juga memberikan pengobatan

secara gratis terhadap penderita DBD yang dirawat di Rumah Sakit Umum

dr Pirngadi Medan.

Selain upaya-upaya yang disebutkan di atas, penyuluhan juga merupakan

suatu kegiatan yang sudah dilakukan, di mana bertujuan untuk merubah perilaku

masyarakat. Sebagaimana diketahui penyuluhan itu adalah suatu upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

kelompok dan masyarakat mencakup peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku

(Depkes RI, 1997). Penyuluhan pada dasarnya merupakan proses komunikasi dan

proses perubahan perilaku melalui pendidikan. Agar kegiatan penyuluhan dapat

mencapai hasil yang maksimal, maka metode dan media penyuluhan perlu mendapat

perhatian yang besar dan harus disesuaikan dengan sasaran. Penggunaan kombinasi

berbagai media akan sangat membantu dalam proses penyuluhan kesehatan. Pada

penelitian Basuki tahun 2006 dikemukakan bahwa metode penyuluhan mempunyai


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
hubungan yang bermakna dalam peningkatan pengetahuan. Penelitian Sriyono (2001)

juga memperlihatkan bahwa penggunaan audiovisual dikombinasikan dengan diskusi

kelompok cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader posyandu

dalam menemukan tersangaka penderita tuberkulosis. Metode penyuluhan kesehatan

dapat dibagi berdasarkan jumlah sasaran (perorangan, kelompok, massa) dan cara

penyampaian (langsung dan tidak langsung). Ceramah merupakan metode

penyuluhan yang sering digunakan pada kelompok yang pesertanya lebih dari 15

orang. Ceramah akan berhasil bila penyuluh menguasai materi yang akan

diceramahkan. Leaflet dan film adalah merupakan media penyuluhan yang fungsinya

untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat.

Keberhasilan suatu penyuluhan dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan

dan sikap yang mendukung terjadinya perubahan perilaku tersebut.

Penyuluhan tentang DBD berkaitan erat dengan peran serta masyarakat dalam

upaya pencegahan dan penanggulangan DBD yang dapat dilakukan seperti kegiatan

PSN-DBD. Masyarakat seharusnya memahami bahwa PSN-DBD adalah cara yang

paling utama, efektif dan sederhana, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk

membasmi virusnya belum tersedia. Kegiatan PSN-DBD ini harus didukung oleh

peran serta masyarakat secara terus menerus dan berkesinambungan mengingat

nyamuk ini telah tersebar luas di seluruh tempat baik di rumah-rumah, sekolah dan

tempat-tempat umum.

Di Kota Medan kegiatan penyuluhan ini sudah dilakukan pada kelompok-

kelompok masyarakat dengan menggunakan berbagai metode baik langsung ceramah


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
dan diskusi maupun melalui media seperti lembar balik, leaflet, poster, pertunjukan

slides (melalui overhead projector, komputer & dan film yang diputar melalui LCD

projector). Kegiatan penyuluhan juga sudah dilakukan kepada murid sekolah dasar

melalui pelatihan kader sekolah yang diwujudkan dan dikembangkan melalui

kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk menanamkan sikap dan perilaku

sehat kepada siswa agar rumah dan sekolah bebas dari nyamuk penular DBD.

Pengetahuan dan penerapan sehari-hari tentang PSN-DBD di sekolah dilaksanakan

secara terus menerus oleh guru kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar

(Depkes RI, 1993).

UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak

usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK hingga

SMA. Tujuan UKS salah satunya adalah untuk meningkatkan pengetahuan,

kemampuan dan membentuk perilaku hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan

derajat kesehatan yang optimal. Pelatihan kader kesehatan sekolah atau dokter kecil

merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan berdasarkan pendekatan dari

anak untuk anak dengan fokus latihan diantaranya pada keterampilan mengamati dan

memelihara kesehatan lingkungan. Pelatihan dapat dilaksanakan untuk anak dari

setiap kelas dengan catatan memperhatikan kondisi atau tingkat kemampuan anak

menurut tahapan proses tumbuh kembang. Masa anak sekolah dasar umur 6-12 tahun

adalah merupakan periode intelektual. Menurut Meumann (cit, Kartono, 2007) yang

mengamati perkembangan menyatakan bahwa anak seusia dokter kecil yaitu pada

usia 7-12 tahun sudah mulai memahami benda-benda dan peristiwa.


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Kota Medan mempunyai jumlah sekolah dasar (SD) mencapai 835 unit,

dengan jumlah siswa sebanyak 263.927 orang (Profil DKK Medan, 2006). Hal ini

merupakan potensi yang besar jika dapat diberdayakan dalam melaksanakan PSN-

DBD di lingkungan rumahnya masing-masing. Apabila seluruh murid mempunyai

pengetahuan yang baik dan sikap yang positif dapat melaksanakan kegiatan PSN-

DBD di rumah masing-masing maka diharapkan akan terjadi peningkatan Angka

Bebas Jentik (ABJ) yang dihubungkan dengan penurunan kasus DBD di Kota Medan.

Hal ini juga didukung oleh penelitian Lagiono taun 2000 yang mengemukakan bahwa

ada keterpaduan dokter kecil dan ibu rumah tangga dalam kebiasaan menguras,

menutup dan mengubur secara periodik seminggu sekali di rumah.

Sampai saat ini penyuluhan itu belum menampakkan hasil yang optimal,

dapat dilihat dari peran serta masyarakat dalam kegiatan PSN-DBD yang masih

rendah (Suhardiono, 2005), partisipasi orang tua atau wali murid khususnya ibu

dalam kegiatan PSN-DBD di rumah juga masih sangat rendah (Hasanah, 2005) dan

juga terbukti dari ABJ kota Medan sebesar 89% yang masih berada di bawah

indikator Depkes yaitu sebesar 95% (Dinkes Kota Medan, 2006a).

Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu dilakukan penelitian

mengenai pengaruh metode penyuluhan yang diberikan kepada dokter kecil untuk

dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga mempunyai dampak pada

penurunan kasus DBD.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan

adalah belum optimalnya penyuluhan-penyuluhan DBD yang dilakukan selama ini

serta melihat potensi yang besar dari dokter kecil, maka perlu diteliti pengaruh

metode penyuluhan untuk meningkatan pengetahuan dan sikap dari dokter kecil agar

dapat berperan melakukan kegiatan PSN-DBD dalam upaya pencegahan dan

penanggulangan DBD di Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang merupakan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan

pengetahuan dokter kecil terhadap PSN-DBD.

2. Untuk menganalisis pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan

sikap dokter kecil terhadap PSN-DBD.

3. Untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan dokter kecil sebelum dan

setelah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet serta

metode ceramah dan film melalui LCD.

4. Untuk menganalisis perbedaan sikap dokter kecil sebelum dan setelah

mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet serta metode

ceramah dan film melalui LCD.

5. Untuk menganalisis metode yang paling efektif untuk dapat diterapkan kepada

dokter kecil dalam rangka peningkatan pengetahuan dan sikap.


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
1.4. Hipotesis

1. Ada pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dokter

kecil terhadap PSN-DBD.

2. Ada pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan sikap dokter kecil

terhadap PSN-DBD.

3. Ada perbedaan tingkat pengetahuan setelah mendapat penyuluhan dengan

metode ceramah dengan leaflet.

4. Ada perbedaan sikap setelah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah

dengan leaflet.

5. Ada perbedaan tingkat pengetahuan setelah mendapat penyuluhan dengan

metode ceramah dengan film.

6. Ada perbedaan sikap setelah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah

dengan film.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan agar dapat sebagai bahan acuan (model)

untuk program pencegahan dan pemberantasan DBD melalui pemberdayaan

anak sekolah dasar pada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

2. Bagi Dinas Pendidikan Kota Medan agar dapat memberdayakan siswa

sekolah dasar sebagai potensi yang besar untuk ikut berperan dalam

pencegahan dan pemberantasan DBD.


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti yang

sering menimbulkan wabah dan kematian. Menemukan kasus DBD secara dini

bukanlah hal yang mudah, karena pada awal perjalanan penyakit gejala dan tandanya

tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit infeksi lainnya. Penegakan

diagnosis DBD (secara klinis) sesuai dengan kriteria World Health Organization

(WHO), sekurang-kurangnya memerlukan pemeriksaan laboratorium, yaitu

pemeriksaan trombosit dan hematokrit secara berkala (Depkes RI, 2004).

Sampai sekarang dikenal ada empat tipe virus dengue sebagai penyebab DBD

ini yaitu tipe 1, 2, 3 dan 4, virus ini termasuk dalam group B Arthropod Borne Virus.

Keempat tipe virus ini ada di berbagai daerah Indonesia. Hasil penelitian

menunjukkan virus dengue tipe 3 merupakan serotype yang dominan untuk

menyebabkan kasus yang berat (Depkes RI, 2005).

Penyakit DBD pada umumnya menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade

terakhir ini terlihat adanya kecendrungan kenaikan proporsi pada kelompok dewasa.

Masa inkubasi DBD biasanya berkisar antara 4-7 hari. Prognosis DBD sulit

diramalkan dan pengobatan yang spesifik untuk DBD tidak ada, karena obat terhadap

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
virus dengue belum ada. Prinsip dasar pengobatan penderita DBD adalah penggantian

cairan tubuh yang hilang karena kebocoran plasma (Depkes RI, 2005).

2.1.1. Diagnosa Klinis

Diagnosa DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut World

Health Organization (WHO), terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris (Depkes RI,

2005).

Kriteria Klinis:

1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus 2-7 hari.

2. Terdapat manifest perdarahan ditandai sekurang-kurangnya uji torniquet positif.

Perdarahan spontan berbentuk perdarahan bawah kulit (peteki, purpura,

ekimosis), mimisan (epistaksis), perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna

(hematemesis dan melena).

3. Disertai atau tanpa pembesaran hati.

4. Syok ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi <20 mm Hg

atau nadi tidak teraba, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak

gelisah.

Kriteria Laboratoris:

1. Trombositopenia (100.000/l atau kurang).

2. Hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau

lebih.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
2.1.2. Diagnosis Laboratoris DBD

Pemeriksaan serologis didasarkan pada timbulnya antibodi setelah infeksi

(Depkes RI, 2005). Cara yang dilakukan adalah pemeriksaan HI (Haemaglutination

Inhibition) dan uji antibodi IgM dan IgG (ELISA).

1. Deteksi Antigen PCR (Polymerase Chain Reaction).

2. Isolasi Virus.

2.1.3. Klasifikasi Kasus DBD (Depkes RI, 2005)

2.1.3.1. Kasus Tersangka DBD

Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus

selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji torniquet

positif) dan/atau tromositopenia (100.000/l).

2.1.3.2.Kasus Demam Dengue (DD)


Gejala demam tinggi mendadak, kadang-kadang bifasik, nyeri kepala hebat,

nyeri belakang bola mata, nyeri otot, tulang dan sendi, mual, muntah dan timbulnya

ruam atau hasil Ig M positif.

2.1.3.3. Kasus DBD


Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus

selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet

positif), trombositopenia, hemokonsentrasi atau hasil pemeriksaan serologis positif.

2.1.3.4. Kasus Dengue Shock Syndrome (DSS)

DBD derajat III dan IV.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
2.2. Pemberantasan Sarang Nyamuk

Sebagaimana diketahui cara pencegahan dan pemberantasan DBD yang dapat

dilakukan saat ini adalah memberantas vektor yaitu nyamuk penular Aedes aegypti

dan juga pemberantasan terhadap jentik-jentiknya. Hal ini disebabkan karena vaksin

untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia. Cara

pencegahan yang dianggap paling tepat adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk

Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) yang harus didukung oleh peran serta

masyarakat. Apabila PSN-DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat maka populasi

nyamuk Aedes aegypti akan dapat ditekan serendah-rendahnya, sehingga penularan

DBD tidak terjadi lagi. Upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus

dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus, karena keberadaan jentik

nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat (Depkes RI, 2005).

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue dapat dilakukan

dengan cara, antara lain:

1. Fisik

Cara ini dikenal dengan 3M yaitu:

a. Menguras (dan menyikat) bak mandi, bak WC dan lain- lain.

b. Menutup tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dan lain-lain).

c. Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas (seperti

kaleng, ban, tempurung, dan lain-lain).

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
2. Kimia

Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menggunakan insektisida

pembasmi jentik yang dikenal dengan istilah larvasidasi. Larvasida yang biasa

digunakan adalah temephos di mana formulasi yang digunakan adalah dalam bentuk

granule (sand granules), dengan dosis 1 ppm atau 10 gram ( 1 sendok makan rata)

untuk setiap 100 liter air. Larvasida dengan temophos ini mempunyai efek residu 3

bulan. Larvasida yang lain yang dapat digunakan adalah golongan insect growth

regulator.

3. Biologi

Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan cara biologi adalah dengan

memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang/tempalo

dan lain-lain).

2.3. Usaha Kesehatan Sekolah

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah suatu wahana untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada

gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 1986). Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) ini juga merupakan upaya terpadu lintas program dan

lintas sektoral. Apabila ditinjau dari sudut pembangunan di bidang kesehatan, UKS

adalah salah satu strategi untuk mencapai kemandirian masyarakat khususnya peserta

didik dalam mengatasi masalah kesehatan dan menolong dirinya sendiri di bidang

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
kesehatan yang selanjutnya akan menghasilkan derajat kesehatan yang optimal

(Depkes RI, 1995).

Ruang lingkup UKS tercermin dalam Tri Program UKS (dikenal dengan

istilah TRIAS UKS) diselenggarakan berupa paket program yang meliputi:

1. Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan,

2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan,

3. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat.

Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara terpadu,

menyeluruh, serta berdaya guna dan berhasil guna, yang melibatkan 4 (empat)

Departemen yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Agama,

Departemen Kesehatan dan Departemen Dalam Negeri.

Dasar hukum keterpaduan dan penyelenggaraan upaya pembinaan dan

pengembangan UKS adalah Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia: Nomor 1408a/U/1984, Nomor 319/Menkes/SKB/VI/1984,

Nomor 74/Th/1984, Nomor 60 Tahun 1984 tentang Pokok Kebijaksanaan Pembinaan

dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah dan telah diperbaharui pada tahun

2003 dengan Nomor 1/U/SKB: Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor 26

Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS. Pada

tahun 1989 ada juga Surat Keputusan Nomor 0372a/P/1989, Nomor 390a/Menkes/

SKB/VI/1989, Nomor 140A/Tahun 1989 dan Nomor 30A Tahun 1989 tentang Tim

Pembina UKS yang juga telah diperbaharui pada tahun 2003 (Depdiknas, 2003).
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Berdasarkan SKB 4 Menteri tersebut di atas, dibentuklah Tim Pembina UKS

baik di tingkat pusat maupun daerah, yang akan melaksanakan pembinaan dan

pengembangan UKS di seluruh Indonesia.

Tujuan umum program UKS adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat

dan derajat kesehatan peserta didik/siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat,

sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan

optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan khusus

program UKS adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat

kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup memiliki pengetahuan, sikap,

dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif

di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan sekolah agama, di rumah

tangga maupun di lingkungan masyarakat (Depkes, 1986).

2.4. Dokter kecil

Salah satu strategi operasional UKS adalah mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan, melalui kegiatan

pelatihan kader kesehatan sekolah yang disebut dengan dokter kecil. Dokter kecil

adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan

sebahagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri,

teman, keluarga dan lingkungannya. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa

dapat berpartisipasi dalam program UKS, dapat menjadi penggerak hidup sehat

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
di sekolah, di rumah dan lingkungannya, serta dapat menolong dirinya sendiri, antar

siswa dan orang lain untuk hidup sehat (Depkes RI, 1995).

Pelatihan dokter kecil merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan

berdasarkan pendekatan dari anak untuk anak (pendekatan sebaya atau peer group

approach). Pendekatan ini memanfaatkan norma-norma dan tekanan dalam kelompok

(group pressure) serta kesetiakawanan antar kelompok untuk membentuk perilaku

hidup sehat. Dokter kecil yang sudah terlatih merupakan potensi untuk menjadi

penggerak hidup sehat bagi kelompoknya secara khusus dan semua anak sekolah

tersebut pada umumnya (Depkes RI, 1991).

Beberapa kriteria untuk dapat dilatih menjadi Dokter Kecil (Depkes, 1995)

seperti:

1. Telah menduduki kelas 4 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

2. Siswa kelas 5 dan 6 yang belum pernah mendapat pelatihan Dokter Kecil.

3. Berprestasi di sekolah.

4. Berbadan sehat.

5. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.

6. Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat.

7. Berbudi pekerti baik dan suka menolong.

8. Diizinkan orang tua.

Pelatihan sebenarnya dapat dilaksanakan untuk anak dari setiap kelas dengan

catatan memperhatikan kondisi atau tingkat kemampuan anak sesuai tahapan proses

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
tumbuh kembang. Dalam perkembangan jiwani anak, pengamatan menduduki tempat

yang sangat penting (Depkes RI, 1995).

Menurut Meumann (cit, Kartono, 2007) pada pengamatan perkembangan anak

menerangkan bahwa anak usia 8-12 tahun mulai memahami benda-benda dan

peristiwa serta tumbuh wawasan akal budinya atau insight. Pendapat serupa juga

dikemukakan oleh Kroh (cit, Kartono, 1996) bahwa anak usia 10 sampai 12 tahun

bersifat realisme dan kritis. Anak sudah bisa mengadakan sintesa logis, karena

munculnya pengertian, wawasan (insight) dan akal yang sudah mencapai taraf

kematangan.

Anak sekolah dasar mulai memandang semua peristiwa dengan obyektif.

Semua kejadian ingin diselidiki dengan tekun dan penuh minat. Dalam keadaan

normal, pikiran anak usia sekolah dasar berkembang secara berangsur-angsur dan

secara tenang serta pengetahuannya bertambah secara pesat. Anak pada usia ini

sangat aktif dinamis. Banyak ketrampilan mulai dikuasai, dan kebiasaan-kebiasaan

tertentu mulai dikembangkannya. Di samping keluarga, sekolah memberikan

pengaruh yang sistematis terhadap pembentukan akal budi anak. Ingatan anak pada

usia 8-12 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat, anak mampu

memuat jumlah materi ingatan paling banyak (Kartono, 2007).

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
2.5. Promosi Kesehatan

Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan

dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti: Pendidikan Kesehatan,

Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi).

Promosi kesehatan dapat diartikan sebagai upaya menyebarluaskan,

mengenalkan atau menjual pesan-pesan kesehatan sehingga masyarakat menerima

atau membeli pesan-pesan kesehatan tersebut dan akhirnya masyarakat mau

berperilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Green (cit, Notoatmodjo, 2005) menyebutkan bahwa promosi

kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang

terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan

perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama,

yaitu:

1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang meliputi pengetahuan dan sikap

dari seseorang.

2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana, dan

fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku.

3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi seseorang

untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang, peraturan-

peraturan, surat keputusan.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
2.6. Penyuluhan

Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan

kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan

pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat

(Notoatmidjo, 2005).

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan

seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau

mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat

untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Herawani, 2001).

2.6.1. Metode Penyuluhan

Menurut Mardikanto (1993), bahwa penyuluhan pada dasarnya merupakan

proses komunikasi dan proses perubahan perilaku melalui pendidikan.

Bertolak dari pemahaman tentang pengertian seperti hal di atas maka

pemilihan metode penyuluhan dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan-

pendekatan seperti berikut:

2.6.1.1. Metode Penyuluhan dan Proses Komunikasi

Untuk memilih metode yang efektif dalam berkomunikasi dan penyuluhan,

dapat didasarkan pada tiga cara pendekatan, yaitu:

1. Metode penyuluhan menurut media yang digunakan di mana dapat dibedakan

atas:

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
a. Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan,

tatap muka) maupun tidak langsung (lewat radio, telefon).

b. Media cetak, baik berupa gambar, tulisan, foto, selebaran, poster, dan lain-

lain, yang dibagikan atau dipasang pada tempat-tempat strategis seperti

di jalan dan pasar.

c. Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film,

dan lain-lain.

2. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya, di mana

dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu:

a. Komunikasi langsung baik melalui percakapan tatap muka atau telefon yang

mana komuniasi dapat secara langsung dalam waktu relatif singkat.

b. Komunikasi tidak langsung seperti lewat surat, perantaraan orang lain,

di mana komunikasi tidak dapat dalam waktu singkat.

3. Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya, di mana dibedakan

dalam 3 (tiga) hal, yaitu:

a. Pendekatan perorangan di mana penyuluh berkomunikasi secara orang

perorang, seperti melalui kunjungan rumah ataupun kunjungan di tempat

kegiatan sasaran.

b. Pendekatan kelompok, dalam hal ini penyuluh berkomunikasi dengan

sekelompok sasaran pada waktu yang sama.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
c. Pendekatan massal jika penyuluh berkomunikasi secara tidak langsung atau

langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak bahkan mungkin

tersebar tempat tinggalnya, seperti penyuluhan lewat televisi.

2.6.1.2.Metode Penyuluhan dalam Pendidikan Non Formal

Yang merupakan ciri utama dalam metode ini adalah penyuluhan dapat

dilakukan kapan saja, di mana saja dan program penyuluhan sesuai dengan kebutuhan

sasarannya.

2.6.1.3.Metode Penyuluhan dalam Pendidikan Orang Dewasa

Pemilihan metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa ini harus

selalu mempertimbangkan:

a. Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan/pekerjaan

pokoknya.

b. Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin.

c. Lebih banyak menggunakan alat peraga.

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bahwa program penyuluhan

harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan masalah yang sedang dan akan

dihadapi.

Menurut Notoatmidjo (2005), faktor metode penyuluhan merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal.

Ada beberapa metode yang dikemukakan antara lain:

1. Metode penyuluhan perorangan, termasuk di dalamnya bimbingan dan

penyuluhan, serta wawancara (interview).


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
2. Metode penyuluhan kelompok, dalam metode ini harus diingat besarnya

kelompok dan tingkat pendidikan sasaran. Metode ini mencakup:

a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang.

Metode yang baik untuk kelompok besar ini adalah ceramah dan seminar.

b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.

Metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah diskusi kelompok, curah

pendapat, bola salju (snow balling), permainan simulasi, memainkan peran,

dan lain-lain.

3. Metode penyuluhan massa.

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang

sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh dari metode ini adalah seperti ceramah

umum (public speaking), pidato-pidato melalui media elektronik, tulisan-tulisan

dimajalah atau koran serta Bill Board.

2.6.2 Alat Bantu Penyuluhan

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh dalam

penyampaian informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca

indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka

semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh.

Elgar Dale (cit, Notoatmidjo, 2005), membagi alat peraga tersebut atas sebelas

macam dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tesebut dalam
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
sebuah kerucut. Secara berurut dari intensitas yang paling kecil sampai yang paling

besar alat tersebut adalah sebagai berikut: 1). Kata-kata; 2). Tulisan; 3). Rekaman,

radio; 4) Film; 5) Televisi; 6). Pameran; 7). Fieldtrip; 8). Demonstrasi; 9). Sandiwara;

10). Benda Tiruan; 11). Benda Asli.

Alat bantu akan sangat membantu di dalam melakukan penyuluhan agar

pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat.

Ada beberapa macam alat bantu antara lain:

a. Alat bantu lihat, misalnya slide, film, gambar, dan lain-lain.

b. Alat bantu dengar, misalnya radio, piring hitam, dan lain-lain.

c. Alat bantu lihat-dengar misalnya, televisi, video cassette.

Menurut pembuatan dan penggunaannya alat bantu ini dapat dikelompokkan

menjadi:

a. Alat bantu yang rumit (complicated) seperti film, film strip, slide yang

memerlukan alat untuk mengoperasikannya.

b. Alat bantu yang sederhana seperti leaflet, buku bergambar, benda-benda yang

nyata, poster, spanduk, flanel graph, dan sebagainya

2.6.3. Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan

atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media

cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif

terhadap kesehatan (Notoatmidjo, 2005).

Berdasarkan penggolongannya media penyuluhan ini dapat ditinjau dari

berbagai pihak, seperti:

1. Menurut bentuk umum penggunaannya

Penggolongan media penyuluhan berdasarkan penggunaannya, dapat

dibedakan menjadi:

a. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, dan lain

sebagainya.

b. Bahan peragaan: poster tungal, poster seri.

2. Menurut cara produksi

Berdasarkan cara produksi, media penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi

beberapa, yaitu:

a. Media cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran

sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini

adalah: poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker dan pamflet.

Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan lama, mencakup

banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik,

mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Tetapi media ini

juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara,

dan mudah terlipat.


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
b. Media elektronika

Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan

didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam

madia ini adalah: televisi, radio, film, video film, CD dan VCD. Seperti halnya media

cetak, media elektronik ini juga memiliki kelebihan antara lain: lebih mudah

dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut

sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan diulang-ulang, serta

jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah: biaya lebih tinggi,

sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu

keterampilan untuk mengoperasikannya.

c. Media luar ruang

Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak

maupun elektronik, misalnya: papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi

layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik,

sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh

panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar.

Kelemahan dari media ini antara lain: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik

dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu keterampilan untuk

mengoperasikannya.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
2.7. Pengetahuan

Dalam pemahaman umum pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran,

gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan

isinya termasuk manusia dan kehidupannya (Keraf, 2001). Pengetahuan adalah segala

sesuatu yang diketahui. Manusia memiliki rasa ingin tahu, lalu ia mencari, hasilnya

ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah yang dinamakan pengetahuan (Tafsir, 2004).

Notoatmidjo (2005), berpendapat bahwa pengetahuan adalah hasil tahu

seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek. Pengetahuan seseorang terhadap

obyek mempunyai intensitas dan tingkat yang berbeda-beda, yang secara garis besar

dapat dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu:

1. Tahu (know)

Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, termasuk dalam

tingkatan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

Pada tingkatan ini orang sudah paham dan dapat menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar juga.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
4. Analisis (analysis)

Pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk menjabarkan materi yang

telah dipelajari dalam komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada dengan cara meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek, di mana penilaian berdasarkan pada kriteria yang

dibuat sendiri atau pada kriteria yang sudah ada.

Menurut Piter Senge (cit. Soejito 2001), proses pembelajaran terjadi bila ada

pertukaran pengetahuan (sharing knowlage) dalam mengembangkan kemampuan

untuk bertindak. Belajar adalah proses seumur hidup yang tidak terbatas pada

pendidikan formal saja. Ada dua jenis proses belajar yaitu, 1) secara generatif

(generatif learning) ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan bersifat

kreatif; 2) cara adaptif (adaptive learning) untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap

perubahan lingkungan. Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan, dan

pemahaman manusia tentang segala sesuatu (Keraf, 2001).

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
2.8. Sikap

Sikap (attitude) menurut Sarwono (2003), adalah kesiapan atau kesediaan

seseorang untuk bertingkah laku atau merespons sesuatu baik terhadap rangsangan

positif maupun rangsangan negatif dari suatu objek rangsangan. Teori yang sering

dipakai berupa teori rangsang balas (stimulus-response theory) atau teori penguat

(reinforcement-theory) ini dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala

tingkah laku sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk berperilaku.

Allen, Guy dan Edgley (cit. Azwar, 2005), mengatakan bahwa sikap adalah

suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk

menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap merupakan

respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu

komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan komponen konatif

(conative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi obyek sikap.

Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif

seseorang terhadap suatu obyek sikap. Komponen konatif merupakan aspek

kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.

Interaksi antara ketiga komponen adalah selaras dan konsisten, dikarenakan apabila

dihadapkan dengan suatu obyek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus

mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu saja diantara ketiga
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidak

selarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa

sehingga konsistensi itu tercapai kembali (Azwar, 2005).

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu,

dalam interaksi sosial terjadi hubungan sebagai individu maupun anggota kelompok

sosial yang saling mempengaruhi. Interaksi sosial ini meliputi hubungan antara

individu dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan biologis

yang ada di sekelilingnya. Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah

pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa, institusi

pendidikan maupun lembaga agama. Dengan perkataan lain, sikap merupakan

perubahan yang meniru perilaku orang lain karena orang lain tersebut dianggap sesuai

dengan dirinya (Azwar, 2005).

Sikap mempunyai arah artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu

setuju atau tidak setuju. Orang yang setuju terhadap suatu obyek maka arahya positif

dan sebaliknya orang yang tidak setuju maka arahnya negatif. Sikap memiliki

intensitas artinya kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun

arahnya mungin tidak berbeda. Dua orang yang sama memiliki sikap yang berarah

negatif belum tentu memiliki sikap negatif yang sama intensitasnya. Sikap juga

memiliki konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara pernyataan sikap yang

dikemukakan dengan responnya terhadap obyek sikap dimaksud.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
2.9. Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teori perilaku model Green yang dikenal dengan mode PRECEDE

(Predisposing, Reinforcing and Enabling cause in Educational diagnostic and

Evaluating) seperti Gambar 1.

Faktor predisposisi:
Pengetahuan
Keyakinan
Nilai-nilai kehidupan
Sikap Keturunan
Kepercayaan

Faktor pendukung:
Ketersediaan sarana Perilaku
Kemudahan sarana Kesehatan
individu/
Masyarakat/pemerintah masyarakat
Perundang-undangan
Prioritas kesehatan
Keterampilan petugas

Faktor penguat:
Keluarga
Teman Sebaya Lingkungan
Guru
Tokoh Masyarakat
Pelayanan Kesehatan
Pengambil kebijakan

Gambar 1. Landasan Teori (Green, 2005)

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Pada model tersebut dijelaskan bahwa kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor

yaitu:

1. Faktor genetik atau keturunan,

2. Faktor perilaku seseorang atau masyarakat,

3. Faktor lingkungan.

Faktor genetik, perilaku, dan lingkungan itu mempunyai hubungan yang

timbal balik di mana ketiga faktor tersebut dapat saling mempengaruhi.

Selanjutnya faktor perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga unsur yang meliputi:

a. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam lingkungan

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai kehidupan dan

sebagainya. Selain mempengaruhi perilaku faktor ini juga mempunyai

hubungan timbal balik dengan faktor penguat.

b. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Selain

mempengaruhi perilaku faktor ini juga mempengaruhi faktor predisposisi.

c. Faktor penguat (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku

kelompok referensi dari masyarakat. Pada gambar terlihat bahwa faktor ini

saling mempengaruhi dengan perilaku itu sendiri, juga dapat mempengaruhi

faktor pendukung, mempunyai hubungan timbal balik dengan faktor

predisposisi. Terlihat juga faktor ini dipengaruhi oleh lingkungan.

Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah bahwa perilaku seseorang atau

masyarakat itu salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap di mana
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
peningkatan kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan-

penyuluhan tentang kesehatan dengan mempergunakan metode yang tepat.

2.10. Kerangka Konsep Penelitian

Adapun yang merupakan kerangka konsep penelitian ini adalah seperti yang

tercantum pada Gambar 2.

Penyuluhan kesehatan
- Pengetahuan
- Metode penyuluhan
ceramah dan leaflet.
- Metode penyuluhan - Sikap
ceramah dan film.

Gambar 2. Kerangka Konsep

Konsep utama penelitian adalah untuk melihat pengaruh metode penyuluhan

ceramah dan leaflet maupun ceramah dan film terhadap peningkatan pengetahuan dan

sikap.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment)

dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo, 1986). Rancangan ini

digunakan dengan pertimbangan bahwa penelitian lapangan untuk memenuhi kriteria

randomisasi dari true experiment design sangat sulit dan biayanya mahal. Di samping

itu rancangan ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan

kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini

menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan

dengan metode ceramah dengan leaflet dan kelompok yang diberi perlakuan

penyuluhan dengan metode ceramah dengan film melalui LCD.

Adapun desain penelitian adalah sebagai berikut:

O1 X1 O2

O3 X2 O4

O1 dan O3 Pre-test untuk menilai pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan

perlakuan penyuluhan metode ceramah dan leaflet dan penyuluhan metode ceramah

dan film melalui LCD.

X1 dan X2 untuk perlakuan penyuluhan metode ceramah dan leaflet dan

penyuluhan metode ceramah dan film melalui LCD.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
O2 dan O4 Post test untuk menilai pengetahuan dan sikap sesudah dilakukan

perlakuan penyuluhan metode ceramah dan leaflet dan penyuluhan metode ceramah

dan film melalui LCD.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Helvetia dengan melibatkan sekolah dasar

negeri dan sekolah dasar swasta yang mempunyai dokter kecil. Pemilihan lokasi

penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa kecamatan ini merupakan daerah

endemis DBD, juga merupakan kecamatan yang tertinggi kasusnya setiap tahun serta

memiliki banyak sekolah dasar yaitu 24 unit sekolah dasar negeri dan 27 unit sekolah

dasar swasta.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran

daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, merancang kuesioner, membuat modul

penyuluhan, konsultasi dengan pembimbing, pelaksanaan penelitian sampai dengan

penyusunan laporan akhir yang dimulai dari bulan Juli 2007 dan diharapkan selesai

pada bulan Juli 2008.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh dokter kecil yang ada di semua

sekolah dasar Kecamatan Medan Helvetia meliputi 24 unit sekolah dasar negeri dan

27 unit sekolah dasar swasta yang berjumlah 219 orang (Dinkes Kota Medan, 2006b).

3.3.2. Sampel

Metode pengambilan sampel yang disebut sebagai respoden dalam penelitian

ini adalah secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu (Singarimbun dan Effendi, 1995).

Sampel pada penelitian ini ditetapkan dengan kriteria inklusi, yaitu:

1. Dokter kecil yang duduk dikelas lima, bertujuan untuk persamaan karakteristik

responden dan juga karena pada usia ini ingatan anak mempunyai intensitas

paling besar dan paling kuat, anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling

banyak (Kartono, 2007).

2. Belum pernah mendapatkan penyuluhan DBD secara khusus, bertujuan untuk

memperkecil bias informasi.

Dari seluruh populasi dokter kecil yang memenuhi kriteria inklusi tersebut

berjumlah 120 orang yang berasal dari 15 unit sekolah dasar negeri dan 17 unit

sekolah dasar swasta. Seluruhnya ditetapkan sebagai sampel dan dibagi menjadi 2

kelompok berdasarkan jarak lokasi sekolah dengan Puskesmas, yaitu:

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
1. Kelompok I terdiri dari dokter kecil berasal dari sekolah yang lokasinya dekat

dengan Puskesmas berjumlah 60 orang, diberi penyuluhan dengan metode

ceramah dan leaflet.

2. Kelompok II terdiri dari dokter kecil berasal dari sekolah yang lokasinya jauh

dengan Puskesmas berjumlah 60 orang, diberi penyuluhan dengan metode

ceramah dan film melalui LCD.

Penyuluhan pada Kelompok I dan kelompok II diberikan pada hari yang

berbeda untuk menghindari bias informasi. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Lokasi Sekolah

No Nama Sekolah Jumlah Sampel Kelompok


1 SD 066046 4 1
2 SD Persiapan 2 1
3 SD 064981 5 1
4 SD 064982 4 1
5 SD Al Wasliyah 1 1
6 SD Santo Thomas 6 1
8 SD 064021 3 1
9 SD 064983 5 1
10 SD Kartika 1-1 4 1
11 SD Kartika 1-2 4 1
12 SD 066047 3 1
13 SD Free Methodist 2 1
14 SD Free Methodist 1 2 1
15 SD Kartika Jaya 3 1
16 SD Methodist 6 4 1
17 SD 066045 5 1
18 SD 067093 3 1
20 SD Markus 5 2
21 SD 066652 4 2
22 SD Santo Thomas 2 4 2
23 SD Yonzipur 4 2
24 SD 066653 5 2
25 SD 064985 5 2
26 SD 060903 3 2
27 SD Katholik Mariana 4 2
28 SD 064984 6 2
29 SD 066046 6 2
30 SD Teladan 4 2
31 SD Muhamadiyah 12 5 2
32 SD 066652 5 2

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari:

1. Data primer melalui kuesioner yang disusun secara terstruktur di mana responden

diminta untuk memilih jawaban yang paling benar dan sesuai menurut responden.

Kuesioner pada penelitian ini merupakan modifikasi dari kuesioner penelitian

sebelumnya (Hasanah, 2005) dan juga disusun sendiri oleh peneliti di mana

kuesioner itu meliputi karakteriktik responden, pertanyaan pengetahuan dan

pertanyaan sikap.

Uji coba dilakukan terhadap kuesioner tersebut kepada 30 orang responden yang

memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian (Singarimbun, 1989)

yaitu dilakukan kepada dokter kecil yang ada di Kecamatan Medan Petisah pada

tanggal 5 Februari 2008. Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan

cara melakukan korelasi antara skor masing-masing variabel dengan skor totalnya

(Sutanto, 2001). Suatu variabel dikatakan valid bila skor tersebut berkorelasi

secara signifikan dengan skor totalnya. Tehnik korelasi yang digunakan adalah

Korelasi Pearson Product Moment (r). Keputusan uji bila r hitung > r tabel maka

Ho ditolak artinya variabel valid, sedangkan bila r hitung < r tabel maka Ho gagal

ditolak artinya variabel tidak valid. Pengukuran reabilitas dilakukan dengan cara

One Shot atau diukur sekali saja. Setelah semua pertanyaan valid analisis

dilakukan dengan uji reabilitas di mana caranya membandingkan nilai r tabel

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
dengan r hasil yang dalam hal ini disebut Alpha Cronbachs. Keputusan uji bila

nilai Alpha Cronbachs > r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel.

Ada 14 pertanyaan variabel pengetahuan yang diuji validitas dan reliabilitasnya

di mana nilai r hasil antara 0,388 sampai 0,779 dan nilai Alpha Cronbachs

sebesar 0,867. Sedangkan 7 pertanyaan lainnya sudah pernah diuji sebelumnya

oleh Hasanah (2006). Sedangkan variabel sikap ada 19 pertanyaan yang diuji dan

nilai r hasil antara 0,671 sampai 0,917 sedangkan nilai Alpha Cronbachs sebesar

0,977. Berdasarkan tabel r dengan taraf signifikan 5% dengan menggunakan

rumus df = N-2 di mana N = 30, df = 28, maka nilai r tabel adalah 0,361. Hal ini

bermakna bahwa pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian valid dan

reliabel. Pengolahan data uji coba kuesioner tersebut menghasilkan nilai r hasil

dan nilai Alpha Cronbachs lebih besar dari nilai r tabel. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

No. Instrumen Nilai r hasil Nilai Alpha Cronbachs r tabel


min max min max total =5%
df=N-
2
1. Pengetahuan 0,388 0,779 0,845 0,864 0,867

2. Sikap 0,671 0,917 0,974 0,977 0,977 0,361

2. Data sekunder diperoleh dari pencatatan dan dokumen yang ada pada sekolah,

Dinas Kesehatan dan Puskesmas Helvetia.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
3.4.2. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi

dua tahapan, yaitu:

1. Tahap persiapan

Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mendukung kegiatan ini seperti

izin penelitian, koordinasi dengan Puskesmas Helvetia dan sekolah, gedung

tempat kegiatan, modul, leaflet, film dan petugas yang akan membantu.

2. Tahap pelaksanaan

a. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2008 untuk

kelompok I dan 6 Maret 2008 untuk kelompok II bertempat di Puskesmas

Helvetia yang dimulai pada pukul 09.30 WIB.

b. Sebelum dilakukan penyuluhan seluruh responden di aula untuk diberi arahan

tentang tatacara kegiatan ini, kemudian dilanjutkan dengan pre-test selama 30

menit.

c. Setelah itu dilakukan pemberian materi penyuluhan oleh peneliti sendiri

dengan metode ceramah selama 45 menit dan diskusi selama 15 menit. Materi

penyuluhan yang diberikan sesuai dengan modul yang sudah disusun

sebelumnya. Setelah selesai ceramah diikuti pembagian leaflet untuk

kelompok I dan pemutaran film untuk kelompok II. Selanjutnya dilaksanakan

post-test selama 30 menit.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel

1. Variabel pengaruh (independent variabel), yaitu metode dan media penyuluhan

tentang PSN-DBD yang terdiri dari metode ceramah dengan menggunakan leaflet

dan film.

2. Variabel terpengaruh (dependent variabel), yaitu pengetahuan dan sikap

responden setelah mendapatkan penyuluhan.

3.5.2. Definisi Operasional

a. Metode penyuluhan adalah metode yang dipakai saat penyuluhan pada penelitian

ini yaitu ceramah yang berupa penyampaian pesan searah berbentuk kata-kata.

b. Media penyuluhan adalah media yang dipakai dalam penyuluhan ini, yaitu:

i. Film: penyampaian pesan dengan bantuan media elektronika berupa LCD

yang berisi kata-kata, gambar yang bergerak dan suara.

ii. Leaflet: penyampaian pesan dengan bantuan media cetak berupa kertas bentuk

lembaran yang dapat dilipat yang berisi kata-kata dan gambar.

c. Pengetahuan adalah pengertian responden tentang penyakit DBD yang meliputi

pengenalan secara umum penyebab, cara penularan, gejala, tempat perkembang

biakan nyamuk Aedes aegepty, pencegahan dan penanggulangannya serta

pertolongannya.

d. Sikap adalah kecenderungan responden untuk memberi respon terhadap pernyataan

tentang DBD yang dapat bersifat positif atau negatif.


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
3.6. Metode Pengukuran

Metode pengukuran yang dipergunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Metode Pengukuran Variabel independent dan dependent

No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur


1 Metode - - - Nominal
penyuluhan

2 Media - - - Nominal
penyuluhan
3 Pengetahuan -Menjawab kuesioner Kuesioner Baik: benar 15 Interval
-Benar diberi nilai 1, 1 - 21 Sedang: benar 8-14
-Salah diberi nilai 0 Rendah: benar 1-7
(Pratomo, 1986)
4 Sikap -Menjawab kuesioner Kuesioner Positif: setuju 80% Ordinal
-Setuju diberi nilai 1 1 - 19 Negatif: setuju < 80%
-Tidak setuju diberi (Riduwan, 2002) )
Nilai 0

3.7. Metode Analisa data

Data yang diperoleh diolah secara manual dan dilanjutkan dengan komputer

menggunakan program SPSS for windows dengan tahapan editing, coding dan entry

data. Data dianalisis secara deskriptif dan analitik untuk melihat pengaruh dan

perbedaan pengetahuan dan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan serta

menentukan metode penyuluhan yang paling efektif dengan menggunakan uji T test

(Paired T test dan Independent T test) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisa

data ditampilkan dalam bentuk narasi, tabel dan grafik.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Helvetia adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota Medan.

Luas wilayahnya sebesar 11,60 Km dengan jumlah penduduk 139.196 jiwa, terdiri

dari 21.785 KK, merupakan kecamatan yang padat penduduknya. Kecamatan ini

memiliki 7 kelurahan yaitu Helvetia, Helvetia Tengah, Helvetia Timur, Dwikora, Sei

Sikambing C, Cinta Damai dan Tanjung Gusta dengan 88 lingkungan.

Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Helvetia meliputi 1 unit Puskesmas

Induk yang terletak di Perumnas Helvetia dan 2 unit Puskesmas Pembantu (Pustu)

yaitu Pustu Dwikora dan Pustu Tanjung Gusta. Kecamatan ini juga mempunyai

sarana-sarana kesehatan swasta lainnya seperti Dokter praktek umum maupun

spesialis, Rumah Sakit, Klinik dan Balai Pengobatan.

Kecamatan Helvetia memiliki banyak sarana pendidikan yang meliputi TK 37

unit, SD Negeri 24 unit, SD swasta 27 unit, SLTP 25 unit, SLTA 34 unit dan

Perguruan Tinggi 3 unit yang terletak menyebar di kelurahan-kelurahan. Jumlah

seluruh murid SD tercatat sebanyak 18. 281 orang dan jumlah dokter kecil yang

sedang duduk di kelas IV, V dan VI berjumlah 219 orang dengan Guru UKS

sejumlah 52 orang.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
4.2. Karakteristik Responden

4.2.1. Karakteristik Responden Menurut Umur

Pada penelitian ini mayoritas responden berumur 10 tahun yaitu sebesar

63,3% pada kelompok responden ceramah-leaflet dan 48,3% pada kelompok

responden ceramah-film yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur

Umur Metode Penyuluhan Persentase Metode Penyuluhan Persentase

Ceramah dan % Ceramah dan %


Leaflet Film
12 tahun 7 11,7 15 25,0
11 tahun 15 25,0 16 26,7
10 tahun 38 63,3 29 48,3
Total 60 100,0 60 100,0

4.2.2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Responden pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin perempuan

yaitu sebesar 60% pada kelompok responden yang diberikan penyuluhan dengan

metode ceramah-leaflet dan 71% pada kelompok responden yang diberikan

penyuluhan dengan metode ceramah-film yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin.

Jenis Metode Penyuluhan Persentase Metode Penyuluhan Persentase


Kelamin Ceramah dan % Ceramah dan %
Leaflet Film
Laki-laki 24 40,0 17 28,3
Perempuan 36 60,0 43 71,7
Total 60 100,0 60 100,0

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
4.2.3. Pengetahuan Sebelum Diberi Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden sebelum

diberikan penyuluhan baik itu dengan metode ceramah dan leaflet maupun dengan

metode ceramah dan film mayoritas berpengetahuan sedang, yaitu pada metode

ceramah dan leaflet sebesar 50 orang (83,3%) serta metode ceramah dan film

sebanyak 52 orang (86,7%) yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum


Pemberian Penyuluhan

Pengetahuan Metode Penyuluhan Persentase Metode Penyuluhan Persentase

Ceramah dan % Ceramah dan %


Leaflet Film
Baik 10 16,7 8 13,3
Sedang 50 83,3 52 86,7
Total 60 100,0 60 100,0

4.2.4. Sikap Sebelum Diberi Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden sebelum pemberian

penyuluhan dengan menggunakan ceramah dan leaflet mayoritas adalah negatif yaitu

sebesar 96,7%, sedangkan responden yang memperoleh penyuluhan ceramah dan film

sebahagian yang mempunyai sikap negatif yaitu sebesar 48,3% yang dapat dilihat

pada Tabel 7.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum Pemberian
Penyuluhan

Sikap Metode Penyuluhan Persentase Metode Penyuluhan Persentase

Ceramah dan % Ceramah dan %


Leaflet Film
Positif 2 3,3 31 51,7
Negatif 58 96,7 29 48,3
Total 60 100,0 60 100,0

4.2.5. Pengetahuan Sesudah Diberi Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden sesudah

pemberian penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet maupun dengan

metode ceramah dan film keseluruhannya menjadi baik yaitu 100% yang dapat dilihat

pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sesudah


Pemberian Penyuluhan

Pengetahuan Metode Penyuluhan Persentase Metode Penyuluhan Persentase

Ceramah dan % Ceramah dan %


Leaflet Film
Baik 60 100,0 60 100,0
Total 60 100,0 60 100,0

4.2.6. Sikap Sesudah Diberi Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden sesudah diberikan

penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet mengalami perubahan menjadi

bersikap positif yaitu sebesar 93,3%, sedangkan yang diberi penyuluhan dengan

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
metode ceramah dan film juga terjadi perubahan menjadi mayoritas bersikap positif

yaitu sebesar 98,3% yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sesudah Pemberian


Penyuluhan

Sikap Metode Penyuluhan Persentase Metode Penyuluhan Persentase

Ceramah dengan % Ceramah dengan %


Leaflet Film
Positif 56 93,3 59 98,3
Negatif 4 6,7 1 1,7
Total 60 100,0 60 100,0

4.3. Analisa Data

4.3.1. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pengetahuan responden sebelum

diberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet adalah 13,17 dan

sesudahnya mengalami peningkatan menjadi 18,87. Terlihat nilai mean difference

sebesar 5,70, Nilai p=0,00, hal ini bermakna bahwa ada perbedaan yang signifikan

antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan di mana dapat dilihat pada

Tabel 10.

Tabel 10. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah
Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet

Pengetahuan Mean Mean P Value N


Kelompok Difference
Ceramah Leaflet
Sebelum 13,17 5,70 0,00 120
Sesudah 18,87

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Bila hasil rerata nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah mendapat

penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet tersebut digambarkan maka dapat

dilihat pada Gambar 3.

Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden


Sebelum Dan Sesudah Pem berian Penyuluhan Dengan
Metode Ceram ah dan Leaflet

18.87
20
18
16 13.17
14
12
10
8
6
4
2
0
Sebelum Sesudah
Pengetahuan Kelom pok Ceram ah-Leaflet

Gambar 3. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah


Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet

4.3.2. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah


Penyuluhan dengan Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden sebelum

diberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet adalah 12,95 dan

sesudahnya mengalami peningkatan menjadi 17,52 dengan nilai mean difference

sebesar 4,57 dan Nilai p value = 0,00 berarti dapat disimpulkan bahwa secara statistik

ada perbedaan yang signifikan antara sikap sebelum dan sesudah pemberian

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah-leaflet yang dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah
Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet

Sikap Kelompok Mean Mean P Value N


Ceramah Leaflet Difference
Sebelum 12,95 4,57 0,00 120
Sesudah 17,52

Bila hasil rerata nilai sikap responden sebelum dan sesudah mendapat

penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet tersebut digambarkan maka dapat

dilihat pada Gambar 4.

Pe rbandingan Re rata Nilai Sik ap Se be lum Dan


Se s udah Pe nyuluhan De ngan M e tode
Ce ram ah dan Le afle t

20
17.52
18
16
14 12.95
12
10
8
6
4
2
0
Sebelum Sesudah
Sik ap Ke lom pok Ce ram ah-Le afle t

Gambar 4. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah


Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
4.3.3. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan sebelum

pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan film adalah 12,60 dan

sesudahnya meningkat menjadi 19,62 dengan nilai mean difference sebesar 7,02 dan

Nilai p value < 0,005 yang bermakna secara statistik bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan dengan

menggunakan metode ceramah dan film yang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah
Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah Film

Pengetahuan Mean Mean P Value N


Kelompok Difference
Ceramah Film
Sebelum 12,60 7,02 0,00 120
Sesudah 19,62

Bila hasil rerata nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah mendapat

penyuluhan dengan metode ceramah dan film tersebut digambarkan maka dapat

dilihat pada Gambar 5.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Pe rbandingan Re rata Nilai Pe nge tahuan Re s ponde n
Se be lum Dan Se s udah Pe nyuluhan De ngan M e tode
Ce ram ah dan Film

25
19.62
20

15 12.6

10

0
Sebelum Sesudah
Pe nge tahuan Ke lom pok Ce ram ah-Film

Gambar 5. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah


Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film

4.3.4. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah


Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden sebelum

pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan film adalah 15,48 dan

sesudahnya meningkat menjadi 18,03 dengan nilai mean difference sebesar 2,55 dan

Nilai p value sebesar 0,00 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan

antara sikap sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan dengan menggunakan

metode ceramah dan film yang dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah
Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah - Film

Sikap Kelompok Mean Mean P Value N


Ceramah Film Difference
Sebelum 15,48 2,55 0,00 120
Sesudah 18,03

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Bila hasil rerata nilai sikap responden sebelum dan sesudah mendapat

penyuluhan dengan metode ceramah dan film tersebut digambarkan maka dapat

dilihat pada Gambar 6.

Perbandingan Nilai Rerata Sikap Responden Sebelum


dan Sesudah Penyuluhan Dengan Metode
Ceram ah dan Film

18.5 18.03
18
17.5
17
16.5
16 15.48
15.5
15
14.5
14
Sebelum Sebelum
Sikap Kelom pok Ceram ah-Film

Gambar 6. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah


Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film

4.3.5. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah


Penyuluhan Menurut Metode Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan dokter kecil

sesudah pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet adalah 18,87,

dengan metode ceramah dan film lebih besar nilainya yaitu sebesar 19,62 dengan

Nilai p value = 0,002 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara

pemberian penyuluhan metode ceramah dan leaflet dengan metode ceramah dan film

untuk meningkatkan pengetahuan yang dapat dilihat pada Tabel 14.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Tabel 14. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian
Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan

Pengetahuan Sesudah Mean P Value N


Penyuluhan
Menurut Metode
Ceramah dan Leaflet 18,87 0,002 120
Ceramah dan Film 19,62

Bila hasil rerata nilai pengetahuan responden sesudah pemberian penyuluhan

berdasarkan metode digambarkan maka dapat dilihat pada Gambar 7.

Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah


Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan Di
Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2007

19,8
19,62
19,6
19,4
19,2
18,87
19
18,8
18,6
18,4
ceramah-leaflet ceramah-film
Pengetahuan Sesudah Penyuluhan Menurut Metode

Gambar 7. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian


Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan

4.3.6. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Penyuluhan


Menurut Metode Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap dokter kecil sesudah

pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet adalah 17,52, dengan

metode ceramah dan film lebih besar nilainya yaitu 18,03 dengan Nilai p value =

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
0,007 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara pemberian

penyuluhan metode ceramah dan leaflet dengan metode ceramah dan film untuk

meningkatkan sikap yang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian


Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan

Sikap Sesudah Mean P Value N


Penyuluhan
Menurut Metode
Ceramah Leaflet 17,52 0,007 120
Ceramah Film 18,03

Bila hasil rerata nilai sikap responden sesudah pemberian penyuluhan

berdasarkan metode digambarkan maka dapat dilihat pada Gambar 8.

Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian


Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan Di
Kecamatan Medan Helvetia
Tahun 2007

18,2 18,03
18
17,8
17,6 17,52

17,4
17,2
ceramah-leaflet ceramah-film
Sikap Sesudah Penyuluhan Menurut Metode

Gambar 8. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian


Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan dan Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang PSN-

DBD sebelum diberikan penyuluhan baik itu dengan metode ceramah dan leaflet

maupun dengan metode ceramah dan film mayoritas berpengetahuan sedang,

sementara sikap responden sebelum pemberian penyuluhan dengan menggunakan

ceramah dan leaflet mayoritas masih bersikap negatif sedangkan kelompok dokter

kecil yang memperoleh penyuluhan ceramah dan film sebahagian saja mempunyai

sikap negatif.

Hal ini menunjukkan sebelum dilakukan penyuluhan kedua kelompok

responden mempunyai karakteristik pengetahuan dan sikap tentang PSN-DBD yang

hampir setara. Keadaan ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2005) yang

mengemukakan bahwa salah satu persyaratan penelitian eksperimen adalah

mengusahakan kedua kelompok responden dalam kondisi yang sama sehingga

paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya

perlakuan.

Sesudah pemberian penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet

maupun dengan metode ceramah dan film pengetahuan responden terhadap PSN-

DBD keseluruhannya menjadi baik, begitu juga dengan sikap responden yang mana

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
sesudah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet terjadi perubahan

menjadi bersikap positif sedangkan sesudah diberi penyuluhan dengan metode

ceramah dan film perubahan menjadi mayoritas bersikap positif.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan

dan sikap dokter kecil tentang PSN-DBD setelah mendapatkan penyuluhan dengan

metode ceramah dan leaflet maupun ceramah dan film. Keadaan ini menggambarkan

bahwa penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi

perubahan perilaku responden meliputi perubahan pengetahuan dan sikap. Dengan

diberikannya penyuluhan maka responden mendapat pembelajaran yang

menghasilkan suatu perubahan dari yang semula belum diketahui menjadi diketahui,

yang dahulu belum dimengerti sekarang dimengerti. Hal ini sesuai dengan tujuan

akhir dari penyuluhan agar masyarakat dapat mengetahui, menyikapi dan

melaksanakan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku tersebut dapat berupa

pengetahuan, sikap maupun tindakan atau kombinasi dari ketiga komponen tersebut

(Depkes RI, 2002). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Hayani, et al. (2004)

di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah dikemukakan bahwa ada peningkatan

pengetahuan Guru UKS setelah mendapat pelatihan tentang PSN-DBD. Pada keadaan

ini dapat digambarkan bahwa metode dan media penyuluhan yang dipakai pada

penelitian ini juga berperan dalam perubahan tersebut di mana salah satu penelitian

mengemukakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara metode penyuluhan

dengan peningkatan pengetahuan tentang hygiene pada murid SD di Indragiri Hulu

(Basuki, 2006). Hal ini juga sesuai dengan pendapat Mulyana (2005), bahwa tingkat
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
keberhasilan penyampaian makna dari suatu pesan sangat dipengaruhi oleh metode

yang tepat dan kemasan yang menarik dalam penyampaian pesan tersebut.

Bila dilihat dari perbandingan rerata nilai pengetahuan dan sikap responden

sebelum dan sesudah penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet maupun

ceramah dan film, maka didapati bahwa ada perbedaan rerata nilai pengetahuan dan

sikap responden tersebut sebelum dan sesudah menerima penyuluhan, yaitu berupa

peningkatan rerata nilai pengetahuan dan sikap responden yang signifikan.

Seperti diketahui metode ceramah merupakan cara yang paling umum

digunakan untuk penyuluhan kesehatan berkelompok yang jumlah sasarannya lebih

dari 15 orang untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah, di mana kunci

keberhasilannya adalah apabila penceramah menguasai materi dan penggunaan alat

bantu atau media penyuluhan yang sesuai baik itu media cetak dan elektronik. Pada

penelitian ini ceramah dilakukan dengan menggunakan media leaflet dan film.

Leaflet merupakan salah satu alat komunikasi yang lebih menonjolkan

penglihatan atau visual untuk lebih mudah diingat dan dimengerti segala lapisan

masyarakat (Depkes, 2001). Visual ini lebih mudah diingat, lebih komunikatif, lebih

dapat mencapai sasaran (Depkes, 2002). Media ini biasanya terdiri dari gambaran

sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna sehingga mempermudah

pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Pemberian penyuluhan dengan

metode ceramah dan leaflet mempunyai arti yang bermakna untuk meningkatkan

pengetahuan dan sikap responden tentang PSN-DBD. Pada penelitian Sudibyo (1998)

tentang pengaruh penyuluhan obat terhadap pengetahuan, sikap dan penggunaan obat
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
yang Rasional dalam Pengobatan Sendiri oleh Ibu di Kabupaten Cianjur

menyimpulkan bahwa pengaruh metode ceramah dan media leaflet terbukti secara

bermakna (a) meningkatkan pengetahuan ibu tentang pengobatan sendiri,

(b) meningkatkan sikap ibu terhadap pengobatan sendiri, dan (c) meningkatkan

tindakan pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan untuk keluhan demam, sakit

kepala.

Film adalah media audio visual yang sifatnya dapat didengar dan dilihat.

Media ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah

dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera,

penyajian dapat dikendalikan dan diulang-ulang, serta jangkauannya relatif besar.

Sebagai media penyuluhan film merupakan audio visual yang seringkali lebih efektif

untuk mempengaruhi pengetahuan dan sikap bahkan keterampilan dibandingkan

metode pertunjukan lainnya (Mardikanto, 1992). Orang lebih menyukai film sebab

film menyuguhkan gerak, warna dan suara (WHO, 1992). Ada beberapa penelitian

yang sudah dilakukan berhubungan dengan pemakaian media audio visual

diantaranya mengemukakan bahwa promosi kesehatan melalui metode ceramah

dengan media VCD dan Leaflet dapat meningkatkan pengetahuan, sikap guru

penjaskes dalam upaya pencegahan GAKI di kalangan murid di Kecamatan Amahai

dan Teon Nila Serua Kabupaten Maluku Tengah (Metehoky, Sudargo, Dewi, 2004)

Penelitian Pandiangan (2005) juga menerangkan bahwa pendidikan kesehatan

reproduksi dengan metode ceramah, audio visual, serta perpaduan ceramah dan audio

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
visual dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja SLTP di Tapanuli Utara

secara signifikan.

Sementara bila dilihat dari mean difference, pada peningkatan pengetahuan

didapati bahwa sebelum dan sesudah penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet

mempunyai nilai 5,70 dan nilai 7,02 untuk metode ceramah dan film. Keadaan ini

menunjukkan bahwa metode ceramah dan film lebih meningkatkan pengetahuan

dibanding dengan metode ceramah dan leaflet.

Untuk peningkatan sikap terlihat mean difference sebesar 4,57 pada

penyuluhan metode ceramah dengan leaflet dan 2,55 pada metode ceramah dengan

film. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah dan leaflet lebih meningkatkan

sikap dibanding dengan metode ceramah dan film. Keadaan ini mungkin disebabkan

karena kelompok responden yang menerima penyuluhan dengan metode ceramah dan

leaflet seluruhnya masih bersikap negatif sementara kelompok responden yang

menerima penyuluhan dengan metode ceramah dan film sebelumnya sebagian sudah

bersikap positif, sehingga peningkatan sikap sesudah penyuluhan dengan metode

ceramah dan film terlihat tidak terlalu besar peningkatannya. Selain itu seperti kita

ketahui bahwa film itu adalah komunikasi yang bersifat hiburan di mana hanya

diputar sekilas sehingga informasi yang disampaikan lebih meningkatkan

pengetahuan dibanding dengan respons penontonnya, sementara leaflet adalah

komunikasi yang dapat diulang-ulang untuk pemahamannya sehingga lebih dapat

menimbulkan respons dari yang membacanya. Sesuatu yang diulang-ulang cenderung

lebih tertanam pada jiwa manusia (Sanyoto, 2006).


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
5.2. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Sesudah
Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan

Dari hasil penelitian diperoleh ada perbedaan rerata nilai pengetahuan dan

sikap responden sesudah penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet

maupun ceramah dan film dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap responden,

di mana rerata nilai pengetahuan dan sikap responden dengan metode ceramah dan

film lebih besar nilainya dibandingkan dengan rerata nilai pengetahuan dan sikap

responden dengan metode ceramah dan leaflet.

Dari penjelasan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyuluhan

dengan menggunakan metode ceramah dan film lebih bermakna dalam meningkatkan

pengetahuan dan sikap responden tentang PSN-DBD dibandingkan dengan

penyuluhan metode ceramah dan leaflet. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan

dengan menggunakan metode ceramah dan film merupakan suatu kombinasi metode

dan media penyuluhan yang lebih efektif karena menggunakan lebih banyak panca

indera dan lebih menimbulkan daya tarik serta minat responden sehingga informasi

yang disampaikan lebih mudah diterima. Menurut penelitian para ahli, indera yang

paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih

75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata.

Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur melalui indera yang lain. Dari sini dapat

disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan

penerimaan informasi atau bahan pendidikan (Notoatmodjo, 2007). Teori ini juga

didukung oleh De Porter (2000) yang mengungkapkan bahwa manusia dapat

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
menyerap suatu materi sebanyak 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio

visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya hanya

20%, dan dari yang dibaca hanya 10%. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Elgar

(cit, Notoadmodjo, 2007) di mana alat peraga/media penyuluhan disusun berdasarkan

prinsip pengetahuan pada manusia diterima melalui panca indra. Semakin banyak

panca indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan

semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh sehingga mempermudah

pemahaman. Pada saat menonton film mata dan telinga ikut berperan sementara pada

saat membaca leaflet hanya mata yang berperan. Pendapatnya ini dapat digambarkan

melalui sebuah kerucut, di mana dapat dilihat bahwa media film mempunyai

intensitas yang lebih tinggi dibandingkan kata-kata dan media leaflet dalam

mempersepsikan bahan penyuluhan. Media film mampu mengungkapkan perasaan

melalui gambar, musik dan kata-kata sehingga dapat menimbulkan multiple effect

(Depkes, 2002). Selain itu media film juga adalah media yang dinamis dan menarik

sehingga lebih diminati oleh anak-anak yang dalam hal ini adalah dokter kecil. Minat

anak pada periode sekolah dasar terutama sekali tercurah pada segala sesuatu yang

dinamis bergerak. Segala sesuatu yang aktif dan bergerak akan sangat menarik minat

dan perhatian anak. Ingatan anak pada usia 8-12 tahun ini juga mencapai intensitas

paling besar dan paling kuat. Kehidupan fantasinya mengalami perubahan penting,

di mana pada usia ini anak senang dengan cerita-cerita (Kartono, 2007).

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
5.3. Keterbatasan Penelitian

1. Media leaflet dan film yang digunakan pada penelitian sebelumnya tidak diuji

cobakan, untuk itu peneliti memilih leaflet dan film yang digunakan sebagai

media mempunyai informasi tentang DBD yang prinsipnya sama yaitu untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap.

2. Adanya kemungkinan responden sebelumnya sudah mendapatkan informasi dari

sumber lain seperti televisi, radio dan lain-lain di mana dalam hal ini peneliti

memperkecil bias seperti melakukan pengambilan sampel secara purposive

dengan kriteria inklusi sehingga responden mempunyai karakteristik sama,

kegiatan penyuluhan juga dilakukan pada hari yang berbeda untuk kedua

kelompok.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu maka dapat

disimpulkan:

1. Ada peningkatan pengetahuan dokter kecil tentang PSN-DBD setelah diberi

penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet, yang dapat dilihat dari

peningkatan rerata nilai pengetahuan dari 13,17 menjadi 18,87.

2. Ada peningkatan sikap dokter kecil tentang PSN-DBD setelah diberi

penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet, yang dapat dilihat dari

peningkatan rerata nilai sikap dari 12,95 menjadi 17,52.

3. Ada peningkatan pengetahuan dokter kecil tentang PSN-DBD setelah diberi

penyuluhan dengan metode ceramah dan film, yang dilihat dari peningkatan

nilai rerata pengetahuan dari 12,60 menjadi 19,62.

4. Ada peningkatan sikap dokter kecil tentang PSN-DBD setelah diberi

penyuluhan dengan metode ceramah dan film, yang dilihat dari peningkatan

nilai rerata sikap dari 15,48 menjadi 18,03.

5. Pada penelitian ini metode ceramah dan film lebih bermakna secara statistik

untuk meningkatkan pengetahuan dengan melihat rerata nilai sebesar 19,62

daripada metode ceramah dan leaflet yang rerata nilai sebesar 18,87.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
6. Pada penelitian ini metode ceramah dan leaflet lebih bermakna secara statistik

untuk meningkatkan sikap dengan melihat nilai mean difference sebesar 4,57

daripada metode ceramah dan film yang nilai mean difference sebesar 2,55.

6.2. Saran

1. Penyuluhan tentang PSN-DBD dengan menggunakan metode ceramah dan

film dapat dijadikan satu alternatif dalam meningkatkan pengetahuan dokter

kecil.

2. Penyuluhan tentang PSN-DBD dengan menggunakan metode ceramah dan

leaflet dapat juga dijadikan satu alternatif dalam meningkatkan sikap dokter

kecil.

3. Bagi Dinas Kesehatan sebaiknya diupayakan pembuatan film dan leaflet

tentang PSN-DBD sebagai sarana promosi yang harus disesuaikan dengan

karakteristik dokter kecil itu sendiri. Dalam proses pembuatannya diperlukan

keterlibatan dari orang-orang yang berkompeten dan lintas sektor yang terkait

sehingga film tersebut betul-betul menarik, efektif dan efisien.

4. Bagi Dinas Pendidikan agar mempertimbangkan kegiatan penyuluhan ini

menjadi suatu kegiatan yang rutin dilakukan dan dapat dimasukkan sebagai

kurikulum.

5. Sebaiknya dilakukan kegiatan lanjutan berupa tindakan observasi terhadap

perubahan perilaku dokter kecil tersebut berupa pelaksanaan kegiatan PSN-

DBD di rumah masing-masing yang keberhasilannya dapat dilihat dari ABJ,


Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
di mana dalam hal ini diperlukan koordinasi dengan Guru UKS di sekolah

yang bertindak sebagai koordinator.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, ed. ke-2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Basuki. 2006. Efektifitas Metoda Penyuluhan dalam Peningkatan Pengetahuan


tentang Hygiene pada Murid S.D. Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri
Hulu. Tesis. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.

Departemen Kesehatan R.I. 1986. Pedoman Pelayanan Kesehatan untuk Sekolah


Tingkat Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.

-------. 1991. Materi Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Keluarga Departemen
Kesehatan R.I.

-------. 1995a. Pedoman Pelatihan, Modul dan Materi Dokter Kecil. Jakarta:
Departemen Kesehatan R.I.

-------. 1995b. Menggerakkan Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk


Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD). Jakarta: Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyuluhan Lingkungan Departemen
Kesehatan R. I.

-------. 2002. Modul Dasar Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Indonesia. Jakarta:


Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan R.I.

-------. 2003. Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan KLB. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyuluhan Lingkungan
Departemen Kesehatan R. I.

-------. 2004. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyuluhan Lingkungan
Departemen Kesehatan R. I.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
-------. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyuluhan Lingkungan Departemen Kesehatan R.I.

Departemen Pendidikan Nasional R.I. 2003. Pedoman Pembinan dan Pengembangan


Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional R.I.

-------. 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat


& Keluarga Berencana/Kependudukan. Jakarta: P.M.U. Pengembangan
Fakultas Kesehatan Masyarakat di Indonesia Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan R.I.

De Porter. B. 2000. Quantum Teaching. Terjemahan. Bandung: Kaifa-Mizan.

Dinas Kesehatan Kota Medan. 2006 a. Situasi dan Kondisi Penyakit DBD di Kota
Medan Tahun 2006. Medan: Dinas Kesehatan Kota Medan.

-------. Profil Usaha Kesehatan Sekolah Kota Medan. Medan: Dinas Kesehatan Kota
Medan.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2005. Situasi dan Upaya Penanggulangan
DBD di Kota Medan Tahun 2005. Medan: Rapat Kerja bulan Agustus Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Green, Lawrence W. and Marshall W. Kreuter. 2005. Health Program Planning: An


Educational and Ecological Approach, 4 th ed. Boston: McGraw- Hill.

Hasanah. 2006. Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Pencegahan dan


Pemberantasan Penyakit DBD di Kecamatan Medan Helvetia. Yogyakarta:
Sekolah Pasca Sarjana Gadjah Mada.

Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak Mengenal Sifat, Bakat, dan


Kemampuan Anak. Jakarta: Grasindo.

Kalra, Nand I. 2003. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Dengue


dan Demam Berdarah Dengue. Terjemahan: WHO Regional SEARO No. 29.
Diterjemahkan oleh: Thomas Seroso, et.al. Jakarta: Departemen Kesehatan
R.I.

Kartono. 2007. Psikologi Anak (Psikologi perkembangan). Bandung: Mandar Maju.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Keraf, A. S. dan Dua M. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis.
Yogyakarta: Kanisius. Utaranas Kesehatan

Lagiono. 2000. Keterpaduan Peranan Dokter Kecil dan Ibu Rumah Tangga dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kecamatan
Tegal Rejo. Tesis. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada.

Mardikanto. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret


University Press.

Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketujuh. Bandung: Rosdakarya.

Metekohy, Feby A., Toto Sudargo, dan Fatwasari Tetra Dewi. 2004. Pengaruh
Media Ceramah, Leaflet, dan VCD dalam Pencegahan Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium. Berita Kedokteran Masyarakat, 20 (3), p. 97-135.

Nasution. 1989. Prinsip-prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan. Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nasriati. 2005. Promosi Kesehatan Melalui Diskusi Role Play serta Audiovisual
dalam Pengenalan Tersangka Melakukan Persuasi Pengobatan dan
Pencegahan Penularan TB Paru Pada Kader Kesehatan di Banda Aceh.
Tesis. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

-------. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

-------. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Pandiangan. 2005. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode


Ceramah, Media Audio Visual, Ceramah Plus Audio Visual pada
Pengetahuan dan Sikap Remaja SLTP di Tapanuli Utara. Tesis. Yogyakarta:
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

Pratomo dan Sudarti. 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang


Kesehatan Masyarakat dan K.B. Jakarta: PMU Pengembangan FKM
di Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I.

Rakhmat. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.


iduwan.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sanyoto. 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan. Yogyakarta:


Dimensi Press.

Sayoga. 2004. Prinsip-prinsip Media Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Program


Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Suhardiono. 2004. Analisis Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit DBD oleh


Puskesmas di Kabupaten/Kota Endemis Sumatera Utara. Tesis. Medan:
Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas
Sumatera Utara.

Supardi. 2002. Pengaruh metode ceramah dan media leaflet terhadap perilaku
pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan untuk keluhan demam, sakit
kepala, batuk dan pilek di Jawa Barat. < http://digilib.ekologi.litbang.
depkes.go.id/go.php?node=24 jkpkbppk-gdl-res-2002-sudibyo-1751-keluhan>
(20/3/2008)

Sutanto. 2001. Analisis Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas


Indonesia.

Tafsir Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. Surabaya: PT Remaja Rosdaharya.

Trihendradi. 2005. Analisa Data Statistik. Yogyakarta: Andi.

World Health Organization.1988. Health Education, Trans oleh Ida Bagus Tjitarsa.
Bandung: Penerbit ITB.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Lampiran 1. Materi Penyuluhan

MATERI PENYULUHAN KEPADA DOKTER KECIL TENTANG


DEMAM BERDARAH DEGUE DAN PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK (PSN-DBD)

Tujuan : Dokter kecil mengetahui dan memahami serta mempunyai sikap yang

positif tentang Demam Berdarah Dengue yang dimulai mulai dari

pengertian, penyebab, cara penularan, gejala, pencegahan dan cara

Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD), serta pertolongan

pertama yang dapat dilakukan.

Waktu : 45 menit untuk ceramah, 15 menit diskusi.

Metode : Ceramah dan diskusi

Media : Leaflet dan film yang diputar melalui LCD

a. PENGERTIAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk.

Penyakit ini sering menimbulkan wabah dan kematian.

Penyakit DBD ini pada umumnya menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade

terakhir ini terlihat adanya kecendrungan kenaikan proporsi pada kelompok

dewasa.

Vaksin untuk mencegah penyakit DBD ini belum ditemukan.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
b. PENYEBAB

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam group B

Arthropod Borne Virus.

Sampai saat ini dikenal ada 4 tipe virus dengue yaitu tipe 1, 2, 3 dan 4.

Virus dengue tipe 3 merupakan tipe yang paling sering menyebabkan kasus

yang berat.

Keempat tipe virus ini ada di berbagai daerah Indonesia.

c. CARA PENULARAN

Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Penularan dapat terjadi bila ada tiga faktor yang berperan yaitu manusia, virus

dengue dan nyamuk Aedes aegypti.

Bila nyamuk Aedes aeggyti menggigit/menghisap darah manusia penderita

DBD, maka virus dengue ikut terhisap dan akan berkembang biak dan

menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk pada ke kelenjar liurnya.

Bila nyamuk menggigit/menghisap darah orang yang sehat maka virus itu akan

dipindahkan bersama air liur nyamuk.

Kalau orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan maka ia akan segera

menderita DBD dalam waktu kurang dari 7 hari.

Virus dengue berkembang biak dalam tubuh manusia dan akan berada dalam

darah selama satu minggu.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Orang yang kemasukan virus dengue tidak semuanya akan sakit, ada yang

hanya demam ringan dan akan sembuh sendirinya atau bahkan ada yang sama

sekali tanpa gejala tetapi tetap dapat menularkan kepada orang lain.

d. CIRI- CIRI AEDES AEGYPTI

Nyamuk berwarna hitam dengan bercak putih di punggung.

Hidup disekitar rumah.

Berkembang biak di tempat penampungan air (TPA) yang tidak beralaskan

tanah seperti bak mandi/wc, tempayan, drum, vas bunga dan barang-barang

yang dapat menampung air seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman air, tempat

minuman burung dan lain-lain.

Jarak terbang kira-kira 100 meter.

Istirahat ditempat gelap dan lembab di sekitar rumah.

Nyamuk betina membutuhkan darah manusia untuk mematangkan telurnya agar

dapat meneruskan keturunannya.

Menggigit manusia pada siang hari.

Siklus hidupnya dimulai dari nyamuk betina meletakkan telurnya di TPA.

Dalam beberapa hari telur akan menetas menjadi jentik dan kemudian

berkembang menjadi kepompong serta akhirnya menjadi nyamuk dewasa.

Perkembang biakan ini membutuhkan waktu 7- 10 hari. Nyamuk dewasa yang

baru tadi siap untuk menggigit/menghisap darah manusia.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
e. GEJALA DAN TANDA

Mendadak demam tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus 2- 7 hari.

Tanda-tanda perdarahan seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas

digigit nyamuk dimana hal ini terjadi disebabkan oleh pecahnya pembuluh

darah kapiler dikulit. Untuk membedakannya, kulit direnggangkan. Bila bintik

merah hilang berarti bukan tanda DBD.

Kadang-kadang terjadi mimisan (perdarahan di hidung).

Dapat juga terjadi muntah darah atau berak darah.

Kadang-kadang nyeri ulu hati karena terjadinya perdarahan pada lambung.

Bila sudah parah penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin disebut

dengan syok.

Bila curiga terserang penyakit DBD harus segera ditolong di Rumah Sakit

karena bila terlambat dalam 2-3 hari dapat meninggal.

f. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti) harus

diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada.

Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan cara penyemprotan/

pengasapan atau foging dengan menggunakan insektisida. Foging dilakukan

di dalam maupun di luar rumah.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Cara yang paling tepat dan sederhana adalah dengan memberantas jentik-jentik

nyamuk Aedes aegypti di tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN-DBD).

Oleh karena tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah,

sekolah dan tempat-tempat umum maka seluruh keluarga/masyarakat termasuk

anak sekolah harus melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-

kurangnya seminggu sekali.

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue dapat dilakukan

dengan cara, antara lain:

a. Fisik

Cara ini dikenal dengan 3M yaitu:

o Menguras dan menyikat bak mandi, Water Closet (WC) dan lain-lain.

o Menutup tempat penampungan air rumah tangga seperti tempayan, drum,

dan lain-lain.

o Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas

seperti kaleng, ban, barang plastik, dan lain-lain.

b.Kimia

Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menaburkan bubuk abate pada

tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras atau di daerah yang air

bersih sulit didapat sehingga perlu menampung air hujan. Takaran yang

dipakai adalah 1 sendok makan peres ( 10 gram) untuk 100 liter air.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
c. Biologi

Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan cara biologi adalah dengan

memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan kepala timah, ikan gupi, ikan

cupang/tempalo dan lain-lain.

Contoh cara PSN-DBD yang dapat dilakukan seperti:

o Menguras dan menyikat bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali.

o Menutup rapat tempat penampungan air di rumah.

o Mengganti air vas bunga/tanaman air semingu sekali.

o Mengganti air tempat minum binatang seperti burung, anjing.

o Membersihkan air pada kotak di belakang kulkas.

o Membersihkan air di tempat tampungan air pada dispenser.

o Menaburkan bubuk abate pada kolam di rumah yang mempunyai kolam.

o Memelihara ikan pemakan jentik di rumah yang mempunyai kolam.

g. PERTOLONGAN PERTAMA PENDERITA DBD

Bila kita menjumpai seseorang yang diduga menderita penyakit DBD, maka

berilah petunjuk-petunjuk sebagai berikut:

o Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti

susu, teh, oralit, atau lainnya.

o Berikan kompres dingin.

o Berikan obat penurun panas misalnya parasetamol dengan dosis:

9 Anak- anak : 10- 20 mg/ kg BB perhari

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
9 Dewasa : 3 x 1 tablet/ hari.

Harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit.

Laporkan segera ke Puskesmas yang terdekat untuk mendapatkan upaya

penanggulangan seperti foging fokus agar tidak terjadi penyebaran.

h. PSN-DBD DI SEKOLAH

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD)

di sekolah adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memberantas sarang

nyamuk Aedes aegypti di sekolah yang digerakkan melalui kegiatan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS).

Tujuan Kegiatan ini adalah:

- Membentuk sikap dan perilaku siswa dalam menjaga/memelihara

kebersihan lingkungan khususnya kebersihan tempat-tempat penampung

air yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypty.

- Terbebasnya lingkungan sekolah dari jentik nyamuk, terutama Aedes

aegypti.

Sasaran kegiatan ini adalah:

o Siswa.

o Guru.

o Karyawan/penjaga sekolah, pengelola warung.

Kepala sekolah membimbing dan mengawasi kegiatan ini di sekolahnya.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
i. GAMBAR SIKLUS PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES AEGYPTI

j. GAMBAR NYAMUK AEDES AEGYPTI DEWASA

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
k. GAMBAR CARA-CARA MELAKUKAN PSN-DBD

Menutup tempat penampungan air Menguras dan menyikat bak mandi

Mengubur barang bekas

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Mengganti air vas bunga Mengganti air tempat minuman burung

Membersihkan lingkungan dan menimbun barang-barang bekas

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

KUESOINER

PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER
KECIL DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
DEMAM BERDARAH (PSN-DBD)
DI KOTA MEDAN
TAHUN 2007

KECAMATAN : ...................................................
NAMA SEKOLAH : SD....................................................
ALAMAT SEKOLAH : ....
.........................................................
WILAYAH PUSKESMAS :
TGL. SURVEY : ...
PETUGAS : .......................................................

A. IDENTITAS RESPONDEN (Dokter kecil)


1. Nama Responden : ..
2. Tanggal lahir / umur : .................../tahun.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
PERTANYAAN PENELITIAN

A. ALAT UKUR PENGETAHUAN

Petunjuk :
Beritanda silang (X) pada huruf (B) apabila jawabannya benar dan
(S) apabila pernyataan di bawah ini salah.

No Pertanyaan B S
1. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit B S
yang dapat menular.
2 Penyakit DBD adalah penyakit berbahaya dan dapat B S
menimbulkan kematian
3 Penyakit DBD dapat dicegah dengan vaksinasi. B S
4 Virus dengue merupakan penyebab penyakit DBD B S
5 Sampai saat ini ada 3 jenis tipe virus dengue. B S
6 Penyakit DBD ditularkan kepada orang lain melalui gigitan B S
nyamuk Aedes aegypty
7 Siklus hidup nyamuk Aedes aegypty berasal dari telur yang B S
berubah jadi jentik- jentik dan pupa (kepompong).
8 Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypty, berwarna hitam dan B S
belang-belang putih pada seluruh badannya.
9 Nyamuk Aedes aegypti menggigit/menghisap darah manusia B S
biasanya pada malam hari.
10 Nyamuk Aedes aegypty dapat meletakkan telurnya pada B S
tempat- tempat penampungan air antara lain bak mandi,
ember, vas bunga, ban bekas, tempurung kelapa, kaleng bekas,
kotak tampungan air di belakang kulkas dan dispenser.
11 Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di air tergenang yang B S
bersih dan maupun yang kotor.
12 Tanda-tanda penyakit DBD adalah: demam tinggi mendadak B S
2-7 hari, muka kemerahan, lemah,lesu, dan tampak bintik-
bintik merah pada kulit.
13 Penderita DBD perlu segera mendapat pertolongan, karena B S
bila terlambat akan meninggal dalam 2- 3 hari.
14 Pertolongan pertama yang dapat dilakukan di rumah yaitu B S
memberikan minum yang banyak dengan air matang, air susu,

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
juice maupun larutan oralit.
15 Foging dapat membunuh nyamuk dewasa. B S
16 Pencegahan yang paling sederhana dan tepat adalah B S
memberantas jentik- jentik nyamuk dengan PSN- DBD di
lingkungan rumah dan sekolah satu kali seminggu.
17 Kegiatan 3M adalah menguras, mengubur dan menutup. B S
18 Menguras bak mandi dilakukan dengan cara membuang airnya B S
saja, dan tidak perlu disikat lagi.
19 Seluruh barang- barang bekas tidak terpakai yang dapat B S
menampung air harus dikubur.
20 Bubuk abate dapat dipakai pada tempat penampungan air yang B S
sulit dikuras.
21 Memelihara ikan juga merupakan salah satu cara B S
pemberantasan jentik nyamuk.

B. ALAT UKUR SIKAP.

Petunjuk :
Di bawah ini ada pertanyaan-pertanyaan tentang sikap. Berilah tanda silang (X)
pada jawaban yang paling sesuai. Ingat, jawaban tidak harus sama dengan orang lain,
karena setiap orang harus mempunyai kebebasan untuk menjawab.
Pilihan jawaban :
TS : Tidak setuju
S : Setuju

No Pertanyaan - Pertanyaan S TS
1 Saya senang sekali mendapat penyuluhan PSN- DBD ini. S TS
2 Saya akan melakukan PSN- DBD di rumah seminggu sekali S TS
3 Saya sudah mendengar penyuluhan PSN- DBD dan akan S TS
melakukannya.
4 Saya akan memberikan contoh tentang cara melakukan 3 M di S TS
keluarga saya.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
5 Pendapat saya semua siswa sekolah harus melakukan PSN- S TS
DBD di rumah masing- masing.
6 Saya akan membersihkan bak di rumah saya minimal sekali S TS
seminggu.
7 Saya akan mengubur kaleng- kaleng, barang plastik bekas yang S TS
dapat menampung air.
8 Saya akan mengganti air vas bunga di rumah minimal S TS
seminggu sekali.
9 Saya akan menutup rapat tempat penampungan air. S TS
10 Mengganti air tempat minuman burung juga harus
dilakukan seminggu sekali.
11 Kotak tempat penampungan air pada kulkas (lemari es) perlu S TS
dibersihkan seminggu sekali karena nyamuk Aedes aegypti tidak
dapat hidup di tempat tersebut.
12 Saya akan memelihara ikan di kolam rumah saya untuk S TS
memberantas jentik nyamuk.
13 Saya akan menaburkan bubuk abate sebulan sekali di kolam S TS
rumah saya.
14 Tempurung kelapa tidak akan saya biarkan terbuka di halaman S TS
rumah.
15 Saya tidak akan membuang sampah yang dapat menampung air S TS
dengan sembarangan.
16 Saya akan ikut serta dalam kegiatan PSN- DBD di sekolah. S TS
17 Menurut saya PSN- DBD juga harus dilakukan di sekolah S TS
seminggu sekali.
18 Saya akan melaporkan kalau ada teman yang sakit seperti DBD S TS
kepada guru.
19 Saya akan menolong kalau ada teman atau anggota keluarga S TS
yang sakit seperti DBD.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK DBD DI KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2007

I. Pengetahuan

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.867 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


p2 .77 .430 30
p3 .77 .430 30
p5 .60 .498 30
p7 .57 .504 30
p8 .73 .450 30
p9 .63 .490 30
p10 .83 .379 30
p11 .77 .430 30
p16 .77 .430 30
p17 .80 .407 30
p18 .50 .509 30
p19 .77 .430 30
p20 .80 .407 30
p21 .70 .466 30

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
p2 9.23 11.978 .779 .845
p3 9.23 12.875 .461 .862
p5 9.40 12.524 .485 .861
p7 9.43 12.530 .476 .861
p8 9.27 12.961 .407 .864
p9 9.37 12.516 .498 .860
p10 9.17 12.833 .554 .857
p11 9.23 11.978 .779 .845
p16 9.23 12.530 .580 .855
p17 9.20 13.131 .402 .864
p18 9.50 12.810 .388 .867
p19 9.23 12.875 .461 .862
p20 9.20 12.993 .451 .862
p21 9.30 12.079 .675 .850

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


10.00 14.483 3.806 14

Reliability
[DataSet1] C:\Program Files\SPSSEval\data valid kk mdng.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.977 19

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


s1 .80 .407 30
s2 .73 .450 30
s3 .77 .430 30
s4 .77 .430 30
s5 .87 .346 30
s6 .90 .305 30
s7 .87 .346 30
s8 .77 .430 30
s9 .87 .346 30
s10 .77 .430 30
s11 .80 .407 30
s12 .83 .379 30
s13 .90 .305 30
s14 .77 .430 30
s15 .77 .430 30
s16 .80 .407 30
s17 .83 .379 30
s18 .90 .305 30
s19 .70 .466 30

r table = 0,361 , df= n-2 = 30-2 = 28

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Lampiran 4. Hasil Output

Hasil Output
umur responden leaflet

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12 thn 7 11.7 11.7 11.7
11 thn 15 25.0 25.0 36.7
10 thn 38 63.3 63.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

umur responden film

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12 thn 15 25.0 25.0 25.0
11 thn 16 26.7 26.7 51.7
10 thn 29 48.3 48.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

jenis kelamin leaflet

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 24 40.0 40.0 40.0
perempuan 36 60.0 60.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

jenis kelamin film

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 17 28.3 28.3 28.3
perempuan 43 71.7 71.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
pengetahuan sebelum leaflet

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 10 16.7 16.7 16.7
Sedang 50 83.3 83.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

pengetahuan sebelum film

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 8 13.3 13.3 13.3
Sedang 52 86.7 86.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

sikap sebelum leaflet

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 2 3.3 3.3 3.3
Negatif 58 96.7 96.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

sikap sebelum film

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 31 51.7 51.7 51.7
Negatif 29 48.3 48.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

pengetahuan sesudah leaflet

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 60 100.0 100.0 100.0

pengetahuan sesudah film

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 60 100.0 100.0 100.0

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
sikap sesudah leaflet

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 56 93.3 93.3 93.3
Negatif 4 6.7 6.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

sikap sesudah film

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 59 98.3 98.3 98.3
Negatif 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

T-Test
Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Pengetahuan
13.17 60 1.304 .168
1 sebelum leaflet
Pengetahuan
18.87 60 1.501 .194
sesudah leaflet
Pair Sikap Sebelum leaflet 12.95 60 1.854 .239
2 Sikap Sesudah leaflet 17.52 60 1.112 .144
Pair Pengetahuan
12.60 60 1.993 .257
3 sebelum film
Pengetahuan
19.62 60 1.106 .143
sesudah film
Pair Sikap Sebelum film 15.48 60 1.347 .174
4 Sikap Sebelum film 18.03 60 .938 .121

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair Pengetahuan sebelum
1 leaflet & Pengetahuan 60 .323 .012
sesudah leaflet
Pair Sikap Sebelum leaflet &
60 .580 .000
2 Sikap Sesudah leaflet
Pair Pengetahuan sebelum
3 film & Pengetahuan 60 .383 .003
sesudah film
Pair Sikap Sebelum film &
60 .390 .002
4 Sikap Sebelum film

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean td. Deviatio Mean Lower Upper t df ig. (2-tailed
Pair Pengetahuan seb
1 leaflet - Pengetah-5.700 1.640 .212 -6.124 -5.276 -26.929 59 .000
sesudah leaflet
Pair Sikap Sebelum le
-4.567 1.511 .195 -4.957 -4.176 -23.408 59 .000
2 Sikap Sesudah le
Pair Pengetahuan seb
3 film - Pengetahua -7.017 1.873 .242 -7.501 -6.533 -29.018 59 .000
sesudah film
Pair Sikap Sebelum fil
-2.550 1.307 .169 -2.888 -2.212 -15.108 59 .000
4 Sikap Sebelum fil

T-Test
Group Statistics

Std. Error
Metode Penyuluhan N Mean Std. Deviation Mean
Total Nilai Pengetahuan leaflet 60 18.87 1.501 .194
Sesudah film 60 19.62 1.106 .143
Total Nilai Sikap Sesudah leaflet 60 17.52 1.112 .144
film 60 18.03 .938 .121

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Independent Samples Test

evene's Test fo
uality of Varianc t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sig. t df g. (2-tailed
Difference
DifferenceLower Upper
Total Nilai Peng Equal varia
5.526 .020 -3.116 118 .002 -.750 .241 -1.227 -.273
Sesudah assumed
Equal varia
-3.116 08.484 .002 -.750 .241 -1.227 -.273
not assume
Total Nilai Sikap Equal varia
8.183 .005 -2.750 118 .007 -.517 .188 -.889 -.145
assumed
Equal varia
-2.750 14.742 .007 -.517 .188 -.889 -.145
not assume

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian

Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008
USU Repository 2008

You might also like