FERTILIZATION, IMPLANTATION AND
yah, fyi untuk jumlah oosit ini ga bisa nambah jadi
PLACENTATION
dr. Dicky M Rizal, Sp.And, AIFM, M.Kes
Pemateri: Ajeng | Editor: Mala
Halo semua, assalamualaikum ^_^. Ketemu lagi dengan saya nih,
kali ini editornya ganti yah. Semoga makin berkulitas HSC-nya.
Jangan lupa berdoa sebelum baca. Nah kita bahas yah, apa sih
yang mau kita pelajari dikuliah ini. Jadi materi kuliah in menurut
saya semacam overview dari week satu kita, nah disini baiknya
kita sambil inget materi praktikum anat dan juga P ya, dan biar
konek juga sambil buka materi/ppt infertilitas dr. Dicky ya hehe
Pasti dah ngerti banget nih apa itu fertilisasi dan juga
implantasi kan. Nah, sekarang kita akan belajar dari sisi
fisiologinya. Tak kenal maka tak sayang, jadi nanti kita
bakal bahas definisi serta apa aja yang terjadi dari awal
sperma ketemu ovum a.k.a fertlisasi sampe dia akan
nempel di rahim a.k,a implantasi. Dan materi plasentasinya
akan dibahas dikuliah ya
FERTILISASI
Fertilisasi adalah proses bertemunya ovum dan sperma.
Dan hanya sperma yang strong, punya skala % motilitas
dalam analisa sperma yang dapat membuahi sebuah ovum.
Peristiwa fertilisasi ini disebut juga sebagai konsepsi,
dimana pada sel telur terdapat banyak sperma, lalu sperma
yang berkumpul akan mengeluarkan ragi yang berfungsi
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum, setelah itu
sperma terbaik akan masuk ke ovum dan bersatu dengan
ovum.
Pada saat pembuahan ini, kepala sperma yang
mengalami kapasitas dapat melewati zona pelusida dan
menembus ke vitelus ovum, serta setelah itu akan ada
perubahan strukstur zona pelusida untuk mencegah
sperma lain masuk (BLOCK TO POLYSPERMIA, kecuali kalau
dinding pelusida jelek). Setelah itu, ada proses penyatuan
pronuclei pria dan wanita (syngami) dan terbentuk zigot.
Nah sebelum kita bahas fertilisasi kita juga harus kenal
dulu apa aja komponen yang berperan di fertilisasi, yaps
benar. Dia itu ovum dan spermatozoa. Kita akan bahas dlu
tentang ovum yah, ini aku masukin dari buku prof.ova bisa
dibaca diperpus.
a. Ovum, berasal dari genital ridge dimana pada wanita
jumlah ovum tergantung dari umurnya yaitu:
Baru lahir : 750.000
Usia 6-15 th : 439.000
Usia 16-25 th : 159.000
Usia 26-35 th : 59.000
Usia 35-45 th : 34.000
Masa menopause : semua hilang
Untuk tahapan proses oogenesisnya direview sendiri
biasanya dari bayi sampe dewasa ya udah segitu aj
b. Sperma atau sel mani, memiliki bentuk yang mirip
kecebong yang terdiri dari kepala , leher, dan ekor
yang dapat dilihat pada slide ke.6. Nah ekor sendiri
memiliki fungsi sebagai alat gerak dari sperma, yang
getarannya sangat cepat , serta ekor ini memiliki
panjang kira-kira 10x dari kepala.
Secara embriologi, spermatogonium awal mulanya
adalah sel-sel primitive tubulus testis. Dan jumlah sel
sperma ini tidak akan bertambah dari bayi setelah
dilahirkan, namun setelah pubertas akan mengalami
penigkatan jumlah produksi yang dipengaruhi oleh
sel-sel interstisial Leydig hingga mengalami
spermatogenesis.
ASK: apakah ejakulasi itu penting?
ANSWER: ya, untuk fasilitasi sperma saat bertemu dinding
vagina, terutama pada lendir vagina -> mengubah
keasaman vagina dan fasilitasi kehidupan sperma. Fungsi
yang kedua untuk DECAPITATION FACTOR.
Nah ada beberapa info, cek lagi kuliah male infertility.
Kalau sperma yang di epididymis pasti udah matur,
sehingga sperma yang belum melewati epididymis
walaupun jumlahnya cukup tapi kemungkinan untuk
membuahi masih cukup kecil karena melewatkan banyak
proses maturasi.
Di epididymis, spermatozoa akan.
1. Memperoleh sifat motilitasnya
2. Lose of cytoplastic droplet
3. Mengalami kondensasi akhir dari kromatin. The sperm
surface undergoes various molecular alterations.
4. Yang paling penting Adsoprsi protein (green) yang
diikuti oleh sperm-zona binding dan faktor stabilitas.
Pada saat ejakulasi, cairan sperma akan
bercampur dgn plasma seminal dari glandula
aksesorius. Seminal plasma glycoproteins
(orange) melekat kuat pada permukaan sperma
dan secara efisien menstabilkan sel selama
perjalanan di bagian bawah traktus genitalia
wanita.
 Sperma, harus melewati vagina (NATURAL FERTILITY),
ada SERVIKS HOSPITALITY sebab serviks yang baik
akan mentrigger sperma untuk KAPASITASI ketika
sperma mencapai traktus genitalia wanita ismus dari
oviduk. Misal ada gangguan, atau servik gak ramah
misalnya ada leukorhea atau keputihan dapat
menggangu proses kapasitasi yang berakibat pada
kegagalan fertilisasi. Meskipun peristiwa migrasi dari
sperma masih belum diketahui, tapi ada dugaan
bahwa sperma yang melewati uterus atau uterotubal
junction menyebabkan hilangnya faktor dekapasitasi
dan spermatozoa itu kini dapat merespon sinyal
stimulatori yang dikeluarkan oleh ovum ataupun
traktus wanita.

ASK: apakah orgasme penting? Saat orgasme ini aka nada

kontraksi dinding uterus dan tuba.
ANSWER: tidak penting untuk kehamlan, sebab apabila saat
orgasme kanalis servikalis terbuka paling lebar namun tetap
tdk menjamin sperma akan masuk dengan mudah, masih
ada banyak faktor lainnya yang akan berpengaruh pada
kehamilan., serta adanya kontraksi dinding uterus dan tuba
juga tidak akan mempercepat sperma untuk masuk. Tetapi
secara hormonal ada pengaturan tertentu yang akan
mempengaruhi mudahnya sperma untuk dapat masuk ke
dalam kanalis servikalis. Sehingga kontraksi itu tadi cuman
rumor.
Nah hal-hal yang dapat membantu proses masuknya
sperma itu:
1. Adanya kemampuan dari sperma untuk dapat
melakukan perjalanan
2. Kapasitasi yang diperantarai oleh cairan
3. Tanpa orgasme pun secara hormonal isthmus ( bagian
tersempit) akan dapat otomatis membuka
Nah untuk sifat-sifat spermatozoa lainnya bisa dicek di slide
14- 15, dan berikut ini slide 16 yg akan dibahas dikiti.

Fungsi dari kapasitasi sperma adalah:
Peningkatan kecepatan metabolisme
Flagela/ekor bergerak sangat cepat, yang menghasilkan
motilitas sperma
Perubahan pada protein plasmalemma menyebabkan
sperma-egg binding dan terjadinya reaksi akrosom
PRO-Acrosin(Inaktif) akan diubah menjadi akrosin(aktif)
Sperma memiliki kemampuan untuk kemotaksis
Adanya peningkatan amplitude dari ekor, gerakannya
sangat cepat / straight forward
Amplitudo lateral head: kepala dari spermatozoa saat
bergerak harus berada ditengah. Apabila sudut dari
amplitude lebar maka kualitas dari sperma buruk dan
sulit membuahi
Kibasan dari ekor, apabila seperti orang kesurupan yg
bergerak tdk teratur maka akan mudah menembus
ovum (wkwk ed.)
Lalu apa yang terjadi ketika sperma mencapai zona
pellucida?
1. Attachment dia akan nempel dlu
2. Binding habis itu dia akan mengikat kuat
3. Lalu terjadilah reaksi akrosom (pelepasan enzim)
4. Dan terjadilah penetrasi zona pellucida oleh sperma.
Nice to know ya gaes ;)
Wassermann et al. nih menemukan kalo ternyata ketika
sperma terikat pada ZP3 menyebabkan perubahan aliran
Ca+2 dan Na+ pada plasmalemma sperma yang akan
menyebabkan reaksi akrosom. (ZP1 dan ZP2 tidak
menyebabkan hal ini terjadi).
Sperma terikat pada o-linked oligosaccharide yg
merupakan bagian ZP3 (komponen karbohidrat dari
glikoprotein ZP3).
Reseptor pada plasmalemma sperma yang mengikat
oligosakarida itu masih belum dapat dipastikan, namun
ada yang mengusulkan bahwa bagian PH-20 dari
reseptor-lah yang megikat walaupun penelitian terbaru
blm menyetujui.
Yang terjadi saat ovum dan sperma bertemu:
1. Nukleus sperma akan masuk ke sitoplasma ovum dan
menjadi pronukleus laki-laki
2. Hasilnya, akan terjadi fusi sperma dengan plasmalemma
ovum, lalu nucleus oosit yang sedang berada pada
metaphase meiosis sekunder akan menyelesaikan
pembelahannya dan menghasilkan badan polar yang
lain.
3. Setelah itu, nucleus ovum akan menjadi pronukleus
perempuan.
4. Pronukleus laki laki dan perempuan yang masih haploid
akan bergerak menuju satu sama lain dan saling
melengkapi dan fusi menjadi nucleus zigot yang diploid
#eaaa
5. Zigot kemudian akan mulai membelah
Kita bahas lagi yang block to polyspermia, apasih? Intinya
akan ada mekanisme dimana sperma lain dihalangi supaya
ga masuk ke ovum yang sudah dibuahi oleh sperma,
dengan mekanisme sebagai berikut:
Dilusi
Sekresi seperti fertilizin menyebabkan aglutinasi pada
sperma beberapa spesies invertebrate (Tidak terjadi
pada mamalia)
Pengerasan dari membrane vitelina atau zona
pellucida yang terjadi akibat rupturnya granula cortical
(slow block thd polyspermia sekitar 1 hingga 5 menit)
 Depolarisasi dari oolemma perubahan potensial
membrane dari negative ke positif, sehingga sperma
tidak dapat fusi dengan oolemma yang bermuatan
positif (fast block thd polyspermia sekitar 1-2 detik).
Hal ini terjadi akibat influx ion natrium.
Ada tujuh kejadian yang menjadi ciri khas telah terjadi
fertilisasi:
Pelepasan Ca++ yang tersimpan dalam reticulum
endoplasma hal ini sepertinya merupakan langkah
kritis dalam proses fertilisasi
Reaksi kortikal rupture/pecahnya granula kortikal
yang terjadi bersamaan dengan pelepasan Ca++. Isi
dari granul yang dilepaskan ke spasium perivitellina
akan menyebabkan pengerasan membrane vitelline
atau zona pellucida.
Aliran masuk Na+ ke dalam sitoplasma telur yang
menyebabkan perubahan pada potensial membrane -
fast block to polyspermy.
Reorganisasi sitoplasma telur.
Selesainya meiosis ovum.
Efflux/Aliran keluar ion H+ (hydrogen) menyebabkan
meningkatnya pH sitoplasma hal ini menyebabkan
aktifnya previously inhibited synthetic pathways.
Meningkatnya metabolisme zigot bersiap untuk
pertumbuhan.
Setelah adanya aktivasi telur aka egg actvation
a. Terjadi replikasi DNA berdasarka pronuklei wanita
atau pria
b. Pronuklei wanita dan pria akan bergabung,
c. Persiapan untuk implantasi pertama atau first
cleavage.
Cek gambar slide 40-42 ya
Oke kita bahas lagi ya, apabila beberapa jam sudah
berlalu dari pembuahan lalu terjadi proses pembelahan
zigot yang terjadi selama tiga hari hingga stadium morula.
Hasil dari konsepsi tersebut dapat bergerak sebelum
implantasi yang dipengaruhi oleh arus getaran silia dan
kontraksi dari tuba yang selanjutnya sampai di kavum uteri
akan berbentuk blastula.
IMPLANTASI (kurang lebih ada 8 hari, hari ke 6 hingga 14)
Implantasi a.k.a nidasi adalah suatu proses masuknya
atau menempel dan tertanamnya hasil dari konsepsi di
dalam endometrium. Ketika blastula sampai di rongga
rahim, jaringan endometrium berada di masa sekresi.
Jaringan endometrium in akan menghasilkan banyak
desidua, yaitu sel-sel besar yang mengandung banyak
glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblast. Hal
tersebut menyebabkan pada saat nidasi atau implantasi
sering terjadi perdarahan akibat adanya luka desidua
(tanda Hartman). Umumnya nidasi ini terjadi di dinding
depan atau belakang (korpus) dekat dengan fundus uteri.
Setelah nidasi, sel-sel dari blastula akan mulai
berdiferensiasi. Sel-sel yang lebih dekat dengan dinding
endometrium membentuk kumpulan bernama inner cell
mast/embryoblast yang akan membentuk diskus embrionik
dan kantung kuning telur (yolk sac), sedangkan sel-sel yang
lebih pipih dan superficial membentuk outer cell mast yang
akan menjadi trofoblas dan akan berdiferensiasi menjadi
dua sel, syncytiotropoblast dan cytotrophoblast. Sel-sel dari
extraembryonal mesoderm yang tumbuh disekitar embrio
akan melapisi bagian dalam trofoblas, dan keduanya
membentuk sekat korionik (chorionic membrane) yang akan
berkembang dan bergabung dengan amnion menjadi
membrane amniokorionik.
Vili korioles akan berhubungan dengan desidua basal
yang tumbuh bercabang-cabang disebut sebagai korion
frondosum. Sedangkan vili korioles yang berhubungan
dengan desidua kapsularis akan sedikit mendapatkan
makanan dan tergencet kemudian hilang/menipis sehingga
disebut chorion leave (smooth chorion). Pada saat
implantasi ini HCG (human Chorionic Gonadotropin) sudah
diproduksi oleh trofoblas.
 HYPEREMESIS GRAVIDARUM
dr. Edi Patmini SS, Sp.OG
Pemateri: Izah | Editor: Elida
Assalamualaikuuum Berdoa dulu jangan lupa ehe
Hyperemesis gravidarum berarti muntah berlebih pada
ibu hamil. Untuk mual dan muntah biasa disebut dengan
nausea and vomiting during pregnancy (NVP) atau emesis
gravidarum. Emesis gravidarum tidak sama dengan
morning sickness karena mual muntahnya tidak hanya
waktu malam hari. Menurut data, hanya 20% yang
merasakan mual muntah di pagi, sisanya 80% merasakan
mual muntah sepanjang hari.
Mual muntah ini biasanya akan hilang sendiri dan
mencapai puncaknya pada minggu gestasi ke 9. Pada
minggu ke 20, gejala biasanya hilang namun 20% masih
merasakanya sepanjang kehamilan.
70-85% kehamilan selalu disertai dengan gejala mual
muntah. Dengan 67% hanya mengalami mual saja dan
sisanya mengalami mual dan muntah. Meskipun begitu,
hanya sebagian kecil saja yang mengalami hypermesis
gravidarum atau mual muntah berlebih saat kehamilan.
Secara statisktik, HG atau hypermesis gravidarum
insidensinya hanya 0,5-2% dari kelahiran hidup.
Nah, sebenernya kapan sih mual mintah pada
kehamilan bisa disebut hyperemesis gravidarum? Yaitu
ketika:
Mengalami episode muntah lebih dari 3x dalam sehari
disertai ketonuria
Mengalami penurunan berat badan 5% atau > 3 kg.
DIAGNOSIS BANDING
Jadi nggak semua mual muntah saat kehamilan bisa
dikategorikan sebagai hyperemesis gravidarum. Berikut
adalah differential diagnosis atau kemungkinan diagnosis
lain pada mual muntah.
FAKTOR RESIKO yang berhubungan dengan hyperemesis
gravidarum:
ETIOLOGI DAN PATOLOGI
Etiologi tidak diketahui
Etiologi HG masih belum diketahui secara pasti. Tapi
kemungkinan ada faktor biologi, fisiologis, psikologis,
dan sosiokultural yang berkontribusi pada HG. Ada juga
teori lain yang menyatakan mungkin ada adapatasi
evolusioner untuk mencegah intake makanan beracun,
nah bentuk adaptasi ini adalah mual muntah biar nggak
makan sembarangan. Anyway, mual muntah ini kan
biasanya dirasakan di trimester pertama, dan di
trimester pertama itu kan masa krusial buat neurulasi,
organogenesis, dkk. Kesalahan-kesalahan saat masa
trimester pertama ini bisa berakibat fatal pada janin.
Human chorionic gonadotrophin (HCG)
HCG adalah faktor endokrin yang paling mungkin
untuk kasus HG. Hal ini didukung oleh insidensi
hyperemesis yang mencapai puncaknya pada kehamilan
usia sekitar 9 minggu kehamilan, yang mana hampir
bersamaan dengan puncak kadar HCG. Kadar puncak
HCG tercapai sekitar minggu ke 9, ada sumber jurnal
juga yang bilang puncak HCG sekitar minggu ke 10.
Meskipun begitu, belum ada bukti yang cukup untuk
mendukung hipotesis ini.
Faktor Hormonal
Estrogens: meningkatnya kadar estrogen dan estradiol
Progesteron: meningkatnya kadar ptogesteron
Hipertiroidisme: secara fisiologis, kadar tiroid akan
berubah saat hamil, termasuk berubah karena ada
stimulasi dari HCG
Transient Hypertyroidism of HG
Adrenocrticotrophic hormone (ACTH)
Cortisol, growth hormon, Prolactine
Infeksi H. pylori: infeski kronis H. pylori juga dapat
menyebabkan HG
Psychosomatic / Psikosomatik
Sebenernya biasa aja, tapi psikologisnya bikin sakit.
Contohnya ada kasus ibu hamil yang kalo di depan
suaminya muntah-muntah terus, tapi kalo suaminya
pergi biasa aja.
Secara ringkas etilogi dan patologi HG bisa dilihat pada
diagram ini, kalo nggak keliatan liat di slide ke 10 yak,
ehehe.

TAMPAKAN KLINIS DAN RIWAYAT PENYAKIT
Biasanya simptom tidak spesifik. Hal ini penting untuk
mengeksklusi kasus langka pada mual dan muntah
Temuan klinis: dehidrasi, berat badan berkurang,
asidosis, dan alkalosis
Ada 2 grade keparahan NVP
Grade 1 : mual muntah tanpa metabolic imbalance
Grade 2 : simptom sakit yang jelas disertai metabolic
imbalance
Tingkat keparahan NVP juga diklasifikasikan oleh indeks
objektif dan tervalidasi untuk mual dan muntah seperti
PUQE score (Pregnancy Unique Quantification of Emesis)
STRATEGI PENGOBATAN
Tujuan Terapi
meminimalisir rasa tidak nyaman dan gejala penyakit
mencegah & meminimalisir dehidrasi serta
ketidakseimbangan elektrolit
mencegah & meminimalisir ketonuria
intake cairan baik
mencegah perawatan rumah sakit yang tidak perlu
Manajemen Awal
a. Makan dan minum sedikit tapi sering untuk mencegah
overdistensi dan memastikan pengosongan lambung
sempurna
b. Pada NVP mild to moderate utamakan karbohidrat,
rendah lemak dan asam seperti snack ringan, produk
susu, kacang-kacangan, biscuit kering dan asin, roti,
sereal, crackers, pasta, dan nasi.
c. Makanan protein-predominant: daging, ayam, ikan,
telur
d. Minuman pengganti eletrolit, suplemen nutrisi oral
e. Dukungan emosional, psychosomatic care
f. Wanita dengan mild NVP harus ditangani dengan
antiemetics
g. Perawatan dengan ambulans harus digunakan untuk
pasien yang sesuai ketika pelayanan primer tidak
mampu menangani dan PUQE score kurang dari 13
h. Opname di rumah sakit harus dipertimbangkan ketika
terdapat minimal satu dari tanda-tanda berikut:
mual muntah terus-menerus dan tidak mampu minum
antiemetic oral
mual muntah berhubungan dengan ketonuria
dan/atau penurunan berat badan lebih dari 5% tanpa
pemberian antiemetics
terkonfirmasi/dicurigai menderita penyakit lain
seperti urinary tract infection dan ketidakmampuan
mentoleransi antibiotic oral
Antiemetics
Ada data efficacy dan keamanan untuk antiemetics lini
pertama seperti antihistamin (antagonis reseptor H1)
dan phenotiazines. Harus diresepkan jika dibutuhkan
untuk NVP dan HG.
Kombinasi obat harus digunakan pada wanita yang tidak
berespon pada antiemetics tunggal.
Untuk wanita dengan HG persisten dan berat,
penggunaan antiemetic pemberian obat rectal atau
parenteral mungkin dibutuhkan dan lebih efektif
dibandingkan dengan oral regimen.
 Pasien harus ditanyakan tentang riwayat reaksi pada
terapi antimeteics sebelumnya.
Drug-induced extrapyramidal symptoms dan oculogyric
crises dapat terjadi pada penggunaan phenothiazines
dan metoclopramide. Jika hal ini terjadi, terapi harus
dihentikan segera.
Dokter harus menggunakan antiemetics yang familiar
dan harus menggunakan obat dari kelas lain juka obat
pertama tidak efektif.
Metoclopramide aman dan efektif, namun karena resiko
efek extrapyramidal, metoclopramide digunakan
sebagai obat lini kedua.
Ada evidence bahwa ondansetron itu aman dan efektif,
namun karena data yang ada terbatas, ondansetron
menjadi obat lini kedua.
Rekomendasi terapi dan dosis antiemetics
Terapi lainya
Pyridoxine: tidak direkomendasikan pada NVP dan HG
Corticosteroids: hanya digunakan pada kasus dimana
terapi standard gagal
Diazepam: tidak direkomendasikan untuk manajemen
NVP ataupun HG
Rehidrasi
Normal saline dengan tambahan potassium chloride
dengan pemberian yang dipandu oleh monitoring
elektrolit harian. Yang paling tepat adalah hidrasi
intravena.
Infus dextrose kurang tepat kecuali jika kadar serum
sodium normal dan thiamine telah diadministrasikan.
Complimentary therapy
Ginger / jahe: dapat digunakan untuk antiemesis pada
NVP mild to moderate
Acustimulations: acupressure dan akupuntur aman
untuk kehamilan dan dapat memperbaiki NVP
Hypnosis: tidak direkomendasikan untuk NVP dan HG
Discharge instructions untuk pasien NVP
PREGNANCY OUTCOME AND PROGNOSIS
Pada umumnya NVP akan sembuh sendiri dan hilang
pada usia gestasi 20 minggu
NVP dan HG dapat menyebabkan kerugian produktivitas
baik langsung maupun tidak langsung
NVP berat merupakan penyebab terbanyak ketiga
wanita hamil opname di RS
Setiap tahunnya ada 8,5 juta lost working days akibat
NVP
KOMPLIKASI SERIUS
Mallory-Weiss syndrome
Esophageal rupture
Pneumothorax
Peripheral neuropathy
Coagulopathy
Wernicke's encephalopathy
Pre-eclampsia
Fetal growth retardation
Terimakasih, selamat belajar coooy
Bisa buka referensi ttg hyperemesis gravidarum pada William's
Obstetrics (210, 1050-1052) atau William's Gynecology (140, 781).
INTRODUCTION TO CONTRACEPTION
dr. Agung Dewanto, Sp. OG (K), Ph.D
Pemateri: Berian | Editor: Geegee
Assalamualaikum wr.wb semua!! Gak kerasa ya kita sekarang
udah di blok C1, sudah tahun ke-3, waktu berjalan dengan cepat
ya guys :3. Di sini aku akan mencoba untuk share mengenai
kontrasepsi ya... sebelumnya mohon maap karena aku baru bisa
ngeluarin HSC nya di Week 3 karena menunggu slide dari
dokternya... Yuk kita samasama bahas mengenai kontrasepsi ini :3
INTRODUCTION
Perencanaan keluarga merupakan suatu hal yang sangat
penting pada sekarang ini. Program pemerintah yang
menggunakan program KB merupakan salah satu bentuk
perencanan keluarga yang dilakukan di Indonesia. Lalu
mengapa sih perlu ada perencanaan keluarga ini? kita lihat
kembali bahwa semua orang pasti ingin memiliki penerus
yang berkualitas. Sehingga perlu adanya perencanan mulai
dari prenatal care hingga lahir dan memiliki anak
selanjutnya. Kontrasepsi ini berperan dalam menunda
kehamilan, melindungi kondisi kesehatan ibu yang akan
sangat turun apabila hamil (keganasan, heart disease,
diabetes), dan lainnya .
Okee sudah cukup introduction dari aku, sekarang kita
masuk ke materi hscnya yaa
DEFINISI
Kontrasepsi adalah metode atau alat yang digunakan untuk
mencegah kehamilan
KONSELING
Saat pasien datang ke kita untuk menanyakan mengenai
kontrasepsi ini maka kita sebagai dokter umum harus dapat
menjelaskan dan membantu memilihkan alat kontrasepsi
yang tepat. Ingat pada konseling ini kita bukan yang
memilihkan tapi kita harus melakukan shared decision
making jadi kita praktekkan ya BCCT nya :3 . Kemudian
dalam memilih kontrasepsi yang tepat maka kita akan
merujuk kepada WHO Pearl Index dan Medical Eligibility
Criteria. Untuk yang WHO Pearl Index akan aku jelaskan di
sub bagian klasifikasi ya :3. Selain itu perlu diingat bahwa
penggunaan kontrasepsi di Indonesia masih banyak
diperdebatkan sehingga kita sebagai dokter harus bisa
menjelaskan dengan baik sehingga tidak sampai melanggar
etika dan norma yang ada.
Medical Eligibility Criteria
Nah waktu pasien datang konsul mau pake KB, kita
kudu buka chart medical eligibility criteria ini buat
menilai boleh apa engga ni pasien dikasih kontrasepsi
Siapa yang bikin? Kalau ini guideline standarnya dari
WHO, tetapi beberapa negara ada yang memodifikasi
dan membuat sendiri.
Isi dari chart ini tuh penilaian kondisi-kondisi medis
yang dikategorikan dari 1 sampai 4
Nanti skornya akan dijumlah dan dikategorikan lagi di
interpretasi
Interpretasinya ?
Kategori Interpretasi
1 Boleh memakai kontrasepsi, tidak ada risiko
2 Keuntungan dari penggunaan kontrasepsi >
risiko yang mungkin timbul
3 Risiko yang mungkin timbul > keuntungan dari
penggunaannya
4 Tidak boleh memakai kontrasepsi
Terus kalau mau liat list lengkapnya dimana? di slide
sama dokternya ditulis see pdf file wkwkw Untuk
quick reference chartnya ini nanti kalian bisa lihat di
dropbox ada kok kalau mau jelasnya, tapi ini aku
masukkin juga gambarnya cm biar tau yaa tabelnya yg
ini tp maap ga bs dibaca. Kalau mau liat yang
lengkapnya bisa di sini
http://www.who.int/reproductivehealth/publications/f
amily_planning/Ex-Summ-MEC-5/en/
Ini jgn lupa dipelajarin ya guys!
Kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan risiko
kehamilan yang tidak terencana:
1. Kanker payudara atau Estrogen Dependent
Neoplasia
2. Complicated Vascular Heart Disease
3. Diabetes : Vascular complications
KLASIFIKASI
Kontrasepsi dibagi menjadi dua yaitu hormonal dan non
hormonal. Nah lebih efektif mana hormonal atau non-
hormonal? Untuk mengetahuinya kita akan merujuk pada
pearl index. Hah? Apa sih itu? yuk mangga dibaca
bawahnya yaa wkwk
Pearl Index
Adalah angka kejadian kehamilan per 100 wanita per
tahun.
Terus fungsinya apa sih? Buat nentuin efikasi atau
keefektifitasan metode kontrasepsi yang digunakan
Faktor-faktor yang memengaruhi kehamilan antara lain
adalah fertilitas dari pasangan tersebut, waktu
berhubungan seksual dengan ovulasinya, metode
kontrasepsi, faktor intrinsik keefektifitasan metode
tersebut, dan cara penggunaan yang tepat dari
metodenya.
Ini ada tabelnya, yang bisa jadi trigger dulu sebelum
kita bahas satu per satu :3
METODE KONTRASEPSI HORMONAL
KONTRASEPSI ORAL
Kontrasepsi dalam bentuk oral (pill) terbagi menjadi dua
jenis. Ada yang Progestion-only Contraceptive group dan
ada yang Combined Hormonal Contraceptive. Sesuai
namanya yang progestin only isinya progestin aja tapi yang
combined biasanya gabungan beberapa hormon.
Estrogen dan progestin bekerja secara sinergis untuk
menginhibisi ovulasi, menghambat motilitas sperma,
dan mencegah fertilisasi
Dosis yang diberikan pada kontrasepsi oral awalnya 10
mg tapi nanti akan diturunkan menjadi 0,5 1 mg
Bentuk sediaannya biasanya berupa kombinasi
Combined Oral Contraceptive (COC) , biasanya
dosisnya diberikan secara monophasic (dari awal
pemberian sampai akhir dosisnya selalu tepat ).
Kandungannya adalah 30 mcg EE (Ethynil Estradiol)
dengan noresthisterone atau levonogestrol. Selain
dosis monophasic, masih ada juga dosis berupa
biphasic(berubah 2x), triphasic(3x), dan
quadriphasic(4x). Pemberian COC pada pasien dengan
thrombus tidak diperbolehkan karena COC ini
meningkatkan risiko VTE (Venous Thrombo Embolism).
Selain itu sifatnya lebih estrogenic.
Terus mekanisme aksi dari COC ini gimana sih?
 Jadi dia akan menekan hypothalamic gonadotropin Neoplasia dapat menyebabkan hepatic focal
releasing factors akibatnya akan memblok sekresi FSH nodular hyperplasia dan benign hepatic adenoma
dan LH oleh pituitari. Komponen progestin akan
mencegah ovulasi melalui suppresi LH; menebalkan TRANSVAGINAL RING : NUVARING
mukus serviks dan menghambat laju sperma.
Sementara itu estrogen akan memblok ovulasi dengan
menekan pelepasan FSH, selain itu akan menstabilisasi
endometrium yang menghambat perdarahan
intermenstrual.
Aksi farmakologis Progestin dan Estrogen
Progestin Estrogen
Ovarian and pituitary Ovarian and pituitary Salah satu pilihan metode kontrasepsi yang banyak
inhibition inhibition digunakan
Penebalan mukus serviks Penipisan atau peningkatan Cara pakenya adalah dengan dimasukkan ke dalam
mukus serviks vagina tanpa ada posisi intravaginal khusus. Kemudian
Atrofi endometrium Proliferasi endomterium setelah masuk maka NuvaRing ini akan melepaskan
ethinyl estradiol dan progestin etonogestrel yang akan
Cycle control Cycle control
diabsorbsi oleh epithellium vagina.
Pemasangannya adalah dalam 5 hari sejak onset
Setiap tablet kontrasepsi oral isinya berbeda-beda
menstruasi dan akan dipakai terus selama 3 minggu.
tergantung kebutuhan
Setelah itu dilepas selama 1 minggu untuk membiarkan
Pada prinsipnya, kontrasepsi oral ini akan disesuaikan
darah keluar.
dengan fase menstruasi wanita. Sehingga prinsip
Jika dilepaskan >3 jam, maka gunakan metode back up
kerjanya menyerupai siklus menstruasi cuman bedanya
selama 7 hari
dia kadarnya lebih tinggi dari normal karena dia akan
Tingkat laju kehamilannya adalah 0,65 per 100 wanita
menginhibisi yang ada di sentral (pituitary)
per tahun. Kemudian tingkat kepuasannya cukup
Penggunaan estrogen sendiri harus hati-hati karena jika
tinggi, tetapi sering dijumpai vaginitis, ring-related
berlebihan bisa menjadi kanker , progesteron juga akan
events ( seperti terasa saat berhubungan seksual ), dan
menekan sistem imun sehingga jika kelamaan dapat
leukorrhea
menyebabkan ibunya vulnerable terhadap penyakit.
Progestin only contraceptive group isinya progestin aja
TRANSDERMAL PATCH : ORTHO EVRA
terus dia membuat endometrium jadi enggak siap dan
mukosa serviksnya jadi ga ramah sperma. Selain itu
kerugian dari grup ini adalah biasanya dia ada irregular
uterine bleeding
Permasalahan utama dari pil kontrasepsi adalah kepatuhan
dari si pasien untuk meminum pil tersebut karena banyak
sekali kasus dimana si Ibu lupa minum kemudian menjadi
hamil sehingga kontrasepsinya tidak berjalan
Keuntungan dari kontrasepsi oral

Penggunaannya adalah dapat ditempelkan pada

Method specific effects
Mengganggu efikasi beberapa obat, contohnya
acetaminophen
Perubahan metabolik COC meningkatkan kadar
serum trigliserida dan total kolesterol
Efek kardiovaskulat meningkatkan risiko Deep Vein
Thrombosis dan emboli pulmo
pantat, lengan atas luar, perut bawah, atau upper
torso, tapi payudara harus dihindari
Fyi ortho evra ini water resistance jadi bisa di pake
buat berenang ataupun yang lain tanpa perlu
melepasnya
Isinya 6 mg norelgestromin dan 0,75 mg ethinyl
estradiol
Penggunaannya adalah 3 minggu dan setelah itu harus
dilepas selama 1 minggu, jadi mirip miriplah soalnya
biar darah mensnya keluar. Terus inget, karena ini
patch atau bahasa awamnya koyo maka kita harus
masangnya yang bener kalau ga bener nanti efeknya ga
maksimal apalagi kalau misalkan ternyata dia ga
nempel maka harus diganti ya...
Terus kerugiannya ada reaksi lokal, ga efektif pada
wanita dengan BB >89 Kg, efek samping sama kayak
 kontrasepsi oral tapi lebih meningkatkan risiko nyeri
payudara dan juga dysmenorrhea dan yang terakhir ga
ada perlindungan terhadap HIV atau STI
KONTRASEPSI DARURAT
Adalah terapi yang diberikan kepada wanita yang
melakukan hubungan seksual tanpa pengaman,
termasuk juga pemerkosaan
Biasanya dikenal juga dengan morning-after pill
Tatalaksana
o Pemberian kontrasepsi darurat hormonal, bisa
sampai 72 jam setelah onset
PREVEN, Plan B sampai 120 jam setelah
onset, tapi efektivitasnya berkurang 150mg
dari Levo (?? Ini kurang paham guys )
Copper IUD (up to 5 days after ovulation)
Mifepristone (off label, up to 120 hours after
unprotected sex)
o Dosis yang direkomendasikan oleh WHO :
1 dosis levonorgestrel 1.5 mg, atau 1 dosis
ofulipristal 30 mg, diminum dalam 5 hari (120 hari)
dari onset intercourse, atau 2 dosis pil
kontraseptic oral kombinas (regimen Yuzpe)
DEPOMEDROXYPROGESTERONE ACETATE ( DMPA )
Merupakan kontrasepsi hormonal jenis injeksi
Dosis regimen 150 mg setiap 3 bulan sangat efektif
untuk mencegah kehamilan
Alasan paling penting mengapa perempuan berhenti
menggunakan DMPA adalah adanya perdarahan
vaginal ireguler yang persisten. Selain itu penggunaan
DMPA berhubungan dengan peningkatan BB
Mekanisme aksi: Durasi proteksi: 3 bulan (13 mgg)
o Menghambat ovulasi
Menekan kadar FSH dan LH
Meniadakan LH surge
o Menebalkan mucus serviks
o Mencegah penetrasi sperma
o Mengurangi transpor sperma ke tuba fallopi
o Atrofi endometrium
Contoh : Depo-Provera - 150 mg DMPA dengan
injeksi IM; Depo-subQ Provera 104 - 104 mg injeksi
subkutan
IMPLANTS
Implant termasuk ke dalam Long Acting Reversible
Contraception. Impant sendiri terbagi menjadi dua yaitu
etonogestrel implants dan levonogestrel implants. Pada
kuliah ini yang diajarkan kepada kita yang etonogestel
implant, jadi yang ada disini lebih fokus ke yang
etonogestrol itu yaa. Nama implannya adalah Implanon.
Implan ini akan diletakkan secara subdermal pada bagian
medial lengan atas 8-10 cm dari siku pada sulkus biceps dan
disesuaikan dengan axis panjang tangan. Mekanisme
aksinya hampir sama lah ya yaitu menekan ovulasi.
Kemudian implan ini cocok untuk ibu yang post partum > 4
minggu
KONTRASEPSI INTRAUTERINE
Hampir semua wanita yang ingin kontrasepsi dengan
efektifitas tinggi dapat menggunakan IUD. IUD sendiri dapat
digunakan pada ibu yang belum pernah hamil dan juga
yang ada infeksi Upper Genital Tract atau pernah ada
riwayat kehamilan ektopik. Tetapi kalau ternyata si Ibu
sedang menderita STD ( Sexual Transmitted Disease ) maka
jangan dipasang IUD.
1. LNG IUS ( Levonorgestrel Intrauterine System )
Dikenal juga dengan nama Mirena. Isinya ada
levonorgestrel yang merupakan derivat dari progestin.
Efek dari Mirena ini sifatnya sistemik, karena dia akan
melepaskan progestin ke uterus dalam laju yang relatif
konstan dan pada akhirnya menurunkan efek sistemik.
Penggunaannya sendiri adalah sampai 5 tahun. Cara
kerjanya si Mirena ini adalah dengan mengubah
mukosa serviks sehingga membuat motilitas dan fungsi
sperma terhambat. Gampangnya suasanya jadi gak
mendukung buat sperma. Selain itu dia juga punya
weak foreign body action. Dan yang terakhir karena dia
melepaskan progestin dalam jangka panjang maka
dapat menyebabkan atrofi endometrium yang
menyebabkan implantasi normal terhambat. Dosisnya
20 mcg/d LNG ( dosis 30 dapat menekan ovulasi )
2. Cu- IUD
Merupakan jenis IUD yang paling sering kita jumpai
nantinya. Kita juga udah belajar cara masangnya kan
guys :3. Penggunaan Cu-IUD ini harus dihindari pada
pasien dengan STD atau PID ( Pelvic Inflammatory
Disease ). Hampir semua wanita dapat menggunakan
IUD ini tetapi kontraindikasi pada wanita post partum
atau post abdominal infection dalam 3 bulan terakhir,
uterine or cervical cancer, infeksi serviks, dan alergi.
Cara dia kerja adalah dengan mencegah fertilisasi
dengan menginduksi reaksi inflamasi pada
endometrium. Komponen seluler dan humoral dari
inflamasi tersebut akan diekspresikan pada jaringan
endometrium dan pada cairan yang ada di cavitas
uterine dan tuba fallopi. Sehingga akan menurunkan
viabilitas sperma dan ovum.
Efek samping pemasangan IUD
Perforasi pada saat sonde uterine atau pemasangan
IUD, uterus dapat terperforasi
Hilang biasanya sering terjadi pada bulan pertama
sehingga perlu dimonitor dan dicek IUD nya berada
dimana
Perubahan siklus menstruasi dapat menyebabkan
dysmenorrhea dan menorrhagia. Untuk pengguna
 Mirena maka harus dikasih tau biasanya ada irregular
spotting sampai 6 bulan pertama
Infeksi pemasangan IUD dapat menyebabkan Pelvic
Inflammatory Disease. Jika infeksinya terjadi pada
bulan pertama, maka hal ini berhubungan dengan
pemasangan IUD karena sebelumnya sudah ada infeksi
tetapi tidak terdeteksi oleh dokter yang memasang
Konseling IUD sudah ada di Shared Decision Making BCCT
ya guys
METODE BARRIER
FERTILITY AWARENESS BASED METHODS
Metode kalender nanti dihitung waktu yang
tepatnya kapan
Basal Body Temperature dilihat peningkatan
temperature tubuh dimana biasanya saat tepat mau
ovulasi
Metode mukosa serviks ( Billings method ) yang
dilihat kondisi mukusnya apakah kering atau basah,
tapi harus abstinence dari awal mens sampe 4 hari
setelah mukus teridentifikasi
Sympto-thermal method gabungin metode basal
body ama mukosa
DIAFRAGMA
Keuntungan dapat digunakan berjam-jam sebelum
berhubungan seksual, tetapi jika sudah lebih dari 6 jam
maka perlu diberikan tambahan spermicide pada
vagina atas. Selain itu keuntungannya adalah tidak
perlu diganti antara coitus
Kerugian dapat memicu alergi, ukurannya harus
sesuai dengan bentuk anatomis sehingga perlu resep,
dibutuhkan insersi dan removal vagina, harus
digunakan minimal 6 jam dan maksimal 24 jam setelah
berhubungan seksual, dan yang terakhir dapat
meningkatkan risiko UTI dan Toxic Shock Syndrome
KONDOM WANITA
Keuntungan perlindungan terhadap STI, gak perlu
resep, bisa dimasukkan sebelum berhubungan, dan
terbuat dari latex free material (polyurethane)
Kerugian tidak seefektif kondom pria, harus
dimasukkan dan dilepaskan oleh wanita, cuman satu
ukuran, sekali pakai, berisik, lingkaran luar sedikit
mengganggu
Fyi cuman ada satu jenis yang ada di pasaran yaitu FC2
Female Condom dan juga pemasangannya ribet
KONDOM PRIA
Keuntungan idem yang wanita, selain itu murah dan
banyak di pasaran
Kerugian cuman sekali pakai, bisa robek,
mengurangi sexual pleasure
SPERMICIDES
Fungsinya adalah dengan menyediakan physical
barriers kepada penetrasi sperma dan aksi spermicidal
kimiawi
Isinya adalah nonoxynol 9 atau octoxynol 9
Dipake 1 jam sebelum berhubungan seksual dan tidak
melindungi terhadap STD atau HIV, dan juga dapat
merusak mukosa vagina atau epitel servis
STERILISASI
Keuntungan buat yang udah gamau punya anak,
cepet sembuh, efek jangka panjang sedikit, cost-
effective, tidak perlu menggunakan kontrasepsi
sebelum berhubungan, derajat keamanan tinggi
Kerugian permanen, penyesalan terhadap
keputusannya, tidak melindungi terhadap HIV atau STI
lainnya, prosedural yang dibutuhkan cukup kompleks
Komplikasi komplikasi prosedural seperti
perdarahan, infeksi, dll. Selain itu adalah kehamilan
ektopik
Di Indonesia dikenal dengan nama kontrasepsi mantap
( vasektomi dan tubektomi ). Untuk tubektomi sendiri
caranya adalah dengan mengoklusi (mengikat dan
memotong atau memasang cincin) tuba fallopi agar
sperma tidak bisa bertemu dengan ovum
POST PARTUM CONTRACEPTION
METODE AMENORRHEA LAKTASI
Kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara
eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan
makanan ataupun minuman apa pun lainnya
3 yes:
o Are you amenorrheic? berarti ga ada
perdarahan menstrual atau perdarahan lain
yang berdurasi selama >2 hari (perdarahan
pada 2 bulan pertama dieksklusi)
o Are you fully or nearly fully breastfeeding?
maksudnya adalah bener2 ngasih bayinya ASI
eksklusif tanpa makanan/minuman lain
o Is your infant less than 6 months of age?
Efikasi LAM (lactation amenorrhea) Subsequently,
studies of method use have consistently found a 6-
month pregnancy rate averaging 2%
Cara kerjanya adalah dengan menunda atau menekan
ovulasi. Jadi saat memberikan ASI akan terjadi
peningkatan prolaktin yang menginhibisi sekresi GnRH
dari hipotalamus. Yang pada akhirnya mengganngu
HPO-axis, mencegah sekresi estrogen dan ovulasi
Metode kontrasepsi hormonal yang dapat dipilih untuk ibu
menyusui adalah progestin only contraceptives. Selain itu
IUD juga direkomendasikan sebagai pilihan untuk wanita
yang aktivitas seksualnya aktif. Estrogen-Progestin
Contraceptives dapat menurunkan laju dan durasi ASI
sehingga tidak dipilih sebagai metode kontrasepsi untuk ibu
post partum
Alhamdulillah materinya udah selese, di bawah ini ada latihan
soalnya ya guys :3 semoga hscnya bermanfaat bagi kita semua ya
:D
LATIHAN SOAL
1. A 21-year-old woman presents to your office for her
well-woman examination. She has recently become
sexually active and desires an effective contraceptive
method. She has no medical problems, but family
history is significant for breast cancer in a maternal
aunt at the age of 42.She is worried about getting
cancer from taking birth control pills. You discuss with
her the risks and benefits of contraceptive pills. You tell
her that which of the following neoplasms has been
associated with the use of oral contraceptives?
a. Breast cancer
b. Ovarian cancer
c. Endometrial cancer
d. Hepatic cancer
e. Hepatic adenoma
2. A 39-year-old G3P3 presents for her postpartum
examination and desires a long-term contraceptive
method, but is unsure if she wants sterilization. She
has been happily married for 15 years and denies any
sexually transmitted diseases. Her past medical history
is significant for mild hypertension, for which she takes
a low-dose diuretic. She is considering the copper
intrauterine device and wants to know how it works.
Which of the following is the best explanation for the
mechanism of the action of the copper intrauterine
device (IUD)?
a. Decreased tubal motility inhibits ovum transport.
b. Chronic bacterial endometritis interferes with
implantation.
c. Premature endometrial sloughing associated with
menorrhagia causes early abortion.
d. An inflammatory response within the endometrium
kills sperm.
e. Thickened cervical mucus blocks sperm transport.
3. A 21-year-old G0 presents to your office because her
menses is 2 weeks late. She states that she is taking her
birth control pills correctly; she may have missed a day
at the beginning of the pack, but took it as soon at she
remembered. She denies any medical problems, but 3
or 4 weeks ago she had a viral stomach flu and
missed 2 days of work for nausea, vomiting, and
diarrhea. Her cycles are usually regular even without
contraceptive pills. She has been on the pill for 5 years
and recently developed some midcycle bleeding, which
usually lasts about 2 days. She has been sexually active
with the same partner for the past 3 months and has a
history of chlamydia 3 years ago. She has had a total of
10 sexual partners. A urine pregnancy test is positive.
Which of the following is the major cause of unplanned
pregnancies in women using oral contraceptives?
a. Breakthrough ovulation at midcycle
b. High frequency of intercourse
c. Incorrect use of oral contraceptives
d. Gastrointestinal malabsorption
e. Development of antibodies
4. A 30-year-old woman presents for a physical
examination for work. She denies any medical
problems or surgeries in the past. She has had no
pregnancies. She is sexually active and has been using
oral contraceptive pills for the past 6 years. She denies
any allergies to medications. On examination, her
weight is 62 kg, blood pressure 120/78 mm Hg, pulse
76 beats per minute, respiratory rate 15 breaths per
minute, temperature 36.8C (98.4F). Her physical
examination is normal. Which of the following is a
known benefit of combination estrogen plus progestin
oral contraceptives?
a. Decreased activity of rheumatoid arthritis
b. Decreased risk of breast cancer
c. Decreased risk of cervical dysplasia
d. Decreased triglyceride levels
e. Decreased risk of gallbladder disease
5. A 32-year-old woman presents to your office to discuss
contraception. She has recently stopped breast-feeding
her 8-month-old son and wants to stop her progestin-
only pill because her cycles are irregular on it. You
recommend a combination pill to help regulate her
cycle. You also mention that with estrogen added, the
contraceptive efficacy is also higher. In combination
birth control pills, which of the following is the primary
contraceptive effect of the estrogenic component?
a. Conversion of ethinyl estradiol to mestranol
b. Atrophy of the endometrium
c. Suppression of cervical mucus secretion
d. Suppression of luteinizing hormone (LH) secretion
e. Suppression of follicle-stimulating hormone (FSH)
secretion
Jawaban : EDCAE
Referensi :
- Berek, J. S. 2012. Berek & Novaks Gynecology 15th
Edition. LWW: Philadelphia.
- BKKBN dan Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelayanan
Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas
Kesehatan.
- Cunningham, F.G., et al. 2014. Williams Obstetrics 24th
Edition. McGraw Hill: New York
- Dewanto, A., 2016. Introduction to Contraception.
- Schnerider,K. M. dan Stephen K. Patrick. 2012. Obstetrics
& Gynecology 13th Edition. McGraw Hill: New York.
 HYDATIDIFORM MOLE Abnormalitas mola terjadi sejak masa fertilisasi. Penelitian
mengatakan bahwa kelainan kromosom berperan penting
dr. Shinta Prawitasari, M.Kes, Sp.OG(K) dalam perkembangan mola hydatid. Dari tampakan
Pemateri: Arin | Editor: KD histologis, perbedaan karyotype, dan ada tidaknya elemen
embryo, Mola dibedakan menjadi 2, yaitu complete dan
Halooo jangan lupa berdoa dulu ya sebelum dan sesudah partial. Berikut penjelasannya,
belajar. Semangat! Mola complete merupakan hasil dari androgenesis,
dimana hasil kromosom haploid (46 XX) berasal dari
INTRO sel paternal (sperma). Ini dapat terjadi karena ovum
Kali ini kita bakal belajar yang namanya Mola Hydatidosa yang kosong atau inaktif dibuahi oleh satu sperma dan
alias Hydatiform Mole alias Molar Pregnancy, tapi kita bakal pada saat meiosis pronukleus sperma sendiri yang
lebih sering sebut Mola gitu aja ya, biar singkat. Mola membelah menjadi haploid (46 XX) ataupun ovum
sempat disinggung di blok B berapaaa aku lupa. Kali ini kita yang kosong atau inaktif dibuahi oleh dua sperma
bakal bahas lebih spesifik ke Mola berikut terapi dan (dyspermic ini lebih jarang) sehingga kromosom yang
manajemennya. Kita mulai dari kasus: dihasilkan bisa 46XY atau 46XX.
Wanita 32 tahun datang ke rumah sakit karena sedikit
perdarahan vagina. Ia hamil 10 minggu. Uterusnya
seukuran uterus usia kehamilan 12 minggu. Tekanan
darahnya 140/90 (hipertensi) dan pulsasi cepat 120
kali/menit (palpitasi). Ia berkeringat walaupun suhu
ruangan hanya sekitar 24 derajat celcius.
Jika kita dihadapkan dengan kasus tersebut, apa diagnosis
banding nya? Tampakan mikroskopis Mola Complete ditandai
1. Mola hydatidosa adanya vili yang membesar dan edema, disertai
2. Kehamilan ektopik proliferasi tropoblastic yang melibatkan seluruh
3. Abortus plasenta. Secara makroskopis, perubahan tersebut
4. Kelainan ginekologis (e.g. cervicitis, cervical polyp, ca membuat villi chorionic akan nampak seperti vesikel-
cervix) vesikel tanpa adanya fetus.
Jika diagnosisnya adalah kehamilan ektopik, maka
umumnya pasien akan datang dengan tiga keluhan utama
yaitu nyeri pelvis, perdarahan dan amenorrhea. Jika
diagnosisnya adalah abortus maka biasanya darah yang
dikeluarkan akan lebih banyak, kecuali pada abortus
iminens. Dan, jika diagnosisnya adalah kelainan ginekologi
seperti cervicitis, cervical polyp dan ca cervix, maka pada
pemeriksaan fisik ginekologi akan ditemukan peradangan
Mola partial memiliki karyotype triploid, bisa 69XXX,
ataupun masa di serviks.
69XXY atau yang lebih jarang 69XYY. Hal ini merupakan
Pada kasus tersebut yang kita soroti adalah usia kehamilan
hasil fusi dari sel ovum dan dua sel sperma (dyspermic
10 minggu, tapi ukuran uterus seperti usia 12 minggu -
fertilization). Kondisi umunya letal untuk fetus, jika
>uterus membesar sebelum waktunya. Juga ada tanda-
pun berkembang dan hidup fetus bisa mengalami
tanda naiknya metaolisme tubuh dengan berkeringat,
gangguan pertumbuhan dan kelainan kongenital.
tekanan darah tinggi dan palpitasi. Apakah tanda ini cocok
dengan diagnosis Mola? Lets check!

DEFINISI
Mola hydatidosa/Hydatidiform Mole/Molar Pregnancy
adalah kehamilan abnormal yang secara histologis Umumnya, Mola parsial mengandung jaringan fetusa
bercirikan kelainan plasenta, khususnya vili chorionic yang dan amnion selain jaringan plasenta (yang
menampakkan bermacam derajat proliferasi tropoblat hiperproliferasi). Biasanya nampakan vesikelnya juga
dengan edema stroma vili. tidak terlalu menonjol. Ini gambarnya
Mola hydatid adalah bagian dari GTD (Gestational
Trophoblastic Disease). GTD adalah istilah yang digunakan
untuk sekelompok tumor yang disebabkan oleh proliferasi
tropoblast yang abnormal. Secara histologis GTD dibagi
menjadi 2; (a) hydatidiform mole yang ditandai dengan
terlibatnya villi, dan (b) nonmolar tropoblastic neoplasm
yang tidak melibatkan villi. Nonmolar tropoblastic
neoplasm sendiri meliputi choriocarcinoma, placental site
tropoblastic tumor, dan epitheloid thropoblastic tumor,
yang dibedakan dari tipe tropoblastnya. Kita ga akan bahas
ini lebih lanjut gengs, utamanya Mola dulu aja.
Perbedaan komplit dan parsial dapat dilihat di tabel berikut
SIGN & SYMPTOMS
Mola Complete
Pasien Mola complete biasanya datang dengan
perdarahan vagina (pada 50% kasus). Perdarahan
bervariasi dari sedikit hingga banyak yang disertai
gelembung vesikel Mola saat dilakukan pemeriksaan
inspekulo.
Pasien juga mengalami mual dan muntah yang berlebih
(parah) karena level -hCG yang sangat tinggi. Gejala
hipertiroidisme juga dapat muncul karena stimulasi
glandula tiroid yang disebabkan oleh hCG (menyerupai
TSH) atau juga tyroid stimulating substance yang
diproduksi oleh tropoblast. Namun tanda tanda
hipertiroid ini tidak selalu ada.
Tanda hipertiroidisme yang dapat muncul antara lain:
Nadi cepat (palpitasi)
Cemas
Intoleransi terhadap panas (selalu merasa panas
walau suhu ruangan normal)
Turun berat badan tanpa alasan (orangnya kurus
ga sehat)
Diare
Tremor
Kulit basah karena keringat
Pre-eklamsia dapat ditemukan pada 2% kasus Mola
complete, biasanya kehamilan yang sudah besar. Hal ini
dapat terjadi karena masa hipoksik tropoblast yang
melepaskan faktor antiangiogenik yang menyebabkan
jejas endotel.
Dapat berkembang kista theca lutein (ovarian cyst),
diameternya >6cm. Level -hCG sangat tinggi sehingga
corpus luteum yang normalnya memang dipertahankan
oleh -hCG, malah membesar menjadi kista. Kista dapat
diraba di daerah abdomen bawah (bisa di kanan
maupun kiri) dan memberikan penampakan asimetris
pada ibu hamil. Kista theca lutein tidak perlu diambil
dengan surgery. Jika Mola sudah diangkat, maka kista
theca lutein akan regresi dengan sendirinya tapi butuh
waktu 12 minggu. Kista theca lutein butuh diangkat bila
terjadi torsi yang dapat menyebabkan infark.
Gambar kista theca lutein di USG:
Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan (yang
dipake usia gestasi). Seperti di contoh kasus, usia
kehamilan ibu 10 minggu tapi ukuran uterusnya sudah
setara usia 12 minggu. Tapi bisa aja ibu datang dengan
ukuran uterus normal.
Kalo di williams, katanya wanita yang hamil Mola
complete bisa didiagnosis pada usia kehamilan sekitar
10 minggu.
Mola Incomplete
Pasien Mola parsial memiliki tanda dan gejala mirip
aborsi inkomplit atau missed abortion. Perdarahan
sekedar spotted bleeding (flek flek)
PEMERIKSAAN LANJUTAN
Level -hCG Serum
Kayaknya ini ga lazim dilakukan di Indonesia, di slide ga
disebutin, ini kuambil dari Williams. Mungkin karena
alasan fasilitas juga. Tapi yang jelas tes kehamilan (PP
test) tetap dilakukan, biasanya pake strip test.
Walaupun bisa menimbulkan false negatif kalau kadar
-hCG terlalu tinggi (karena strip test hanya bisa
membaca kadar -hCG pada level 20-25mIU/L,
sehingga jika kadarnya terlalu tinggi malah tidak
terbaca), tes ini tetap dilakukan. Jika hasilnya negatif,
jangan langsung percaya, urin bisa diencerkan terlebih
dahulu dan dilakukan tes ulang. Jika kadarnya memang
tinggi, tes kedua hasilnya positif.
USG
Kebanyakan diagnosis Mola ditemukan setelah USG
karena bisa ditemukan pembengkakan yang meluas
dan perbesaran vili chorionic.
Mola komplit akan nampak sebagai masa uterus
ekogenik dengan banyak ruang kista yang anekoik
namun tanpa disertai fetus ataupun kantong amnion
(disebut snow storm).
Sedangkan Mola parsial nampak sebagai plasenta yang
menebal dan multikistik disertai fetus atau jaringan
fetus. Pada kehamilan awal, tampakan ini sulit
ditemukan. Misdiagnosa yang sering terjadi adalah
dengan aborsi inkomplit atau missed abortion. Kadang
juga keliru dengan hamil kembar atau uterine
leiyomyoma dengan kista yang terdegenerasi.
TERAPI
Metode utamanya adalah operasi.
Jika pasien Mola masih menginginkan untuk memiliki anak,
metode suction curette adalah metode yang dipilih. Jika
cervix pasien belum terbuka, maka dapat didilatasikan
dengan metode laminaria (memasukkan batang kecil yang
dapat menyerap air).
Jika pasien sudah tidak menginginkan untuk memiliki anak
kembali, metode hysterectomy (pengangkatan rahim)
dapat dipilih karena mengurangi risiko rekurensi maupun
komplikasi. Hal ini terutama disarankan pada pasien mola
comple yang sudah sangat besar.
Sebelum dilakukan tindakan operasi (currete maupun
hysterectomy), harus perhatikan ada tidaknya komplikasi
dari gejala tiroid seperti tyroid storm (apneu, kejang)
maupun insufiensi respirasi karena emboli tropoblast.
Pasien harus distabilkan sebelum dimulai tindakan.
Mola berkaitan dengan banyak sekali vaskularisasi,
sehingga saat melakukan tindakan persediaan darah harus
diperhatikan dan pasien harus diberi infus.
PERKEMBANGAN PENYAKIT
Pasien post Mola berisiko untuk mengalami GTN
(Gestational Trophoblastic Neoplasia). GTN berkembang
dari 15-20% Mola komplit dan 5 % Mola parsial, dapat
bermetastasis hingga paru. Bagi wanita yang mengalami
GTN, nya mengalami Molar disease invasif lokal, dan
nya berkembang menjadi metastases (bisa ke hepar,
paru,dan otak). Perdarahan vagina adalah gejala paling
umum yang ditemukan pada diagnosis GTN pasca abortus
atau terapi terminasi kehamilan (post Mola). Kriteria
diagnosis untuk GTN dapat dilihat di tabel di bawah:
Follow Up terhadap pasien Mola sangat diperlukan untuk
mencegah terjadinya GTN. Umumnya, level -hCG akan
kembali ke normal (<4IU/L) pada 2-3 bulan pasca tindakan.
Jika level hCG kembali ke batas normal kurang dari 56 hari
pasca pengangkatan rahim, maka follow up terus dilakukan
selama 6 bulan sejak operasi pengangkatan rahim. Namun
jika level hCG tidak kunjung kembali ke batas normal pada
56 hari, maka follow up harus terus dilakukan hingga 6
bulan setelah level hCG kembali ke normal. Pengecekan
level hCG pada follow up dilakukan setiap 2 minggu
sehingga pasien selalu terkontrol.
Dapat dicurigai terjadi GTN jika pasca penanganan Mola,
pasien mengalami vaginal bleeding dan level -hCG tidak
turun setelah 2-3 bulan. Biasanya diagnosis GTN yang
menjadi maligna dan butuh kemoterapi hanya melalui
diagnosis klinis (anamnesis dan pemeriksaan fisik).
Namun kita juga harus hati-hati, pasien bisa hamil pada
periode follow up, sehingga mengacaukan hasil deteksi -
hCG yang digunakan untuk memonitor GTN. Maka,
pemeriksaan penunjanga, seperti USG harus dilakukan
untuk memastikan ada tidaknya GTN.
Untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat kontrasepsi
barier harus digunakan hingga level -hCG mencapai
normal (hingga periode follow up selesai, 6 bulan kadar -
hCG nya normal terus). Jika kadar -hCG sudah normal,
injeksi progesteron dapat digunakan. Penggunaan IUD tidak
dianjurkan pada pasien hingga level -hCG tidak dapat
dideteksi.
Ada contoh kasus, seorang pasien post Molla datang ke
dokter umum di desa karena follow up yang gagal, perut
membesar. Dari sana ia dirujuk ke dokter di kota, langsung
dirujuk ke dokter spesialis di RS besar, kemudian diterapi
dengan metrotrexat. Setelah dua kali mendapat terapi
metrotrexat, barulah dilakukan USG dan ternyata
ditemukan gestational sac berikut fetus di dalamnya.
Ternyata pasien tersebut hamil. Metrotrexat adalah anti
asam folat yang dapat mencegah perkembangan
tropoblast, sangat teratogenik. Sehingga bayi pasien
tersebut mengalami kecacatan, sehingga harus diterminasi.
Nah, maka dari itu, besok kita harus hati-hati dalam
membuat diagnosis dan memberikan terapi. Semoga kita ga
kayak gitu yah. Aamiin u.u
Yak, sekian dulu materinya, semoga bermanfaat~~
ECTOPIC PREGNANCY
dr. Irwan Taufiqur Rachman, Sp.OG(K)
Pemateri: Indhah K | Editor: Annisa
ECTOPIC PREGNANCY
Blastocyst normalnya berimplantasi di endometrial lining
dari cavum uteri. Yang dimaksud ectopic pregnancy adalah
implantasi di luar tempat tersebut. Sebanyak 95% dari
kehamilan ektopik terletak di sepanjang tuba, dan paling
banyak di ampula tuba (ampula 70%, fimbria 11%, isthmus
12%, cornu 2-3%). Sementara itu, 5% sisanya di ovarium,
cavitas peritoneum, di antara ligamentum latum, atau di
cervix. Jika diagnosis terlambat maka kehamilan ektopik
dapat membahayakan nyawa ibu.
Epidemiologi
Menurut American College of Obstetricians and
Gynecologists (2008), 2 % kehamilan trimester pertama di
US adalah kehamilan ektopik. Resiko kematian dari
kehamilan ektopik cukup besar. FYI, 50% kehamilan di
cavum abdomen berakhir dengan kematian ibu karena
rawan menyebabkan perdarahan yang hebat, karena
plasenta bisa menempel di sembarang organ dan jika
dilepas akan menyebabkan pendarahan hebat. Selain itu,
keberhasilan kehamilan akan menurun setelah seorang ibu
mengalami kehamilan ektopik. Semakin lama, insidensi
kehamilah ektopik makin meningkat, kemungkinan
penyebanya adalah:
a. Lifestyle yang semakin jelek
b. Meningkatnya prevalensi sexually transmitted disease,
terutama karena Chlamydia trachomatis
c. Metode diagnosis dini kehamilan ektopik yang semakin
canggih
d. Popularitas alat kontrasepsi yang dapat memicu
kehamilan ektopik
Etiologi
Setiap gangguan dari perjalanan zygot menuju cavum uteri
dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Misalnya saja
pemakaian obat-obatan muscle relaxant, hal ini akan
mengganggu kontraksi dari tuba uterine dan silia-silianya,
sehingga gerakan zygot sangat lambat dan akhirnya
menempel di tuba.
Faktor Resiko
1. Kelainan anatomis tuba falopi, termasuk kelainan
kongenital karena paparan diethylstilbestrol (DES).
2. Memiliki riwayat kehamilan ektopik
3. Memiliki riwayat penyakit menular seksual/ infeksi
tuba lainnya
4. Pelvic inflammatory disease (dapat menyebabkan
kerusakan tuba)
5. Endometriosis (adanya jaringan endometrium di luar
cavum uteri)
6. Assisted reproductive technology
7. Usia >40 tahun
8. Riwayat aborsi
9. Merokok (dapat berkontribusi pada kerusakan silia
sehingga mengurangi motilitas tuba)
10. Kegagalan metode kontrasepsi. Misalnya tubal
sterilization, intrauterine devices, high-dose estrogen
emergency contraception, and progestin-only minipills.
Kalau pada kontrasepsi IUD yang disertai progestin,
progestin dapat menyebabkan tubal pregnancy karena
progestin akan menurunkan motilitas dari tuba uterina.
Sign and Symptom
Kehamilan ektopik dapat dibedakan menjadi stable
ectopic pregnancy (belum pecah) dan ruptured
unstable ectopic pregnancy. Biasanya kalau usia gestasi
sudah >8 minggu sudah rupture.
Classic triad: amenorrhea (biasanya terlambat
menstruasi 1-2 mingu), pendarahan abnormal vagina
(biasanya spotting bleeding), dan nyeri abdominal/
pelvic. Namun, tak jarang gejala dari ectopic pregnancy
ini tidak jelas. Hanya 50% pasien yang mengalami
ketiga gejala tersebut sekaligus. Nyeri abdomen/ pelvic
baru akan terasa berat ketika terjadi rupture (nyeri
tajam/ stabbed/ seperti dirobek).
Pemeriksaan fisik yang didapatkan tergantung apakah
kehamilan ektopik itu masih stabil atau sudah rupture.
Kalau sudah rupture dan perdarahan berlanjut, maka
akan muncul tanda shock hipovolemik, termasuk
takikardi, hipotensi, dan penurunan kesadaran. Jika
terjadi tanda kegawatdaruratan seperti tanda shock
hypovolemic tadi dan juga adanya muscle rigidity/
muscle guarding maka harus segera diberi pertolongan
pertama untuk menstabilkan kondisi pasien.
Yang khas dari ectopic pregnancy adalah nyeri goyang
cervix dan adanya bulging dari fornix posterior akibat
darah yang terkumpul pada excavatio rectouterina
(cavum Douglas). Terlebih lagi, jika darah di cavum
peritonii sangat banyak maka akan dapat
menyebabkan iritasi diafragma yang akan
menyebabkan manifestasi berupa nyeri pada bahu/
leher.
Diagnosis
a. Quantitative Gonadotropin Levels (-hCG).
Normalnya, -hCG akan mulai terdeteksi 2-4
minggu setelah ovulasi (>25 mIU/mL) dan
kadarnya akan menjadi 2 kali lipat setiap 48-72
jam (atau dengan kata lain meningkat minimal
66% setiap 48 jam) hingga mencapai kadar
maksimal 10.000 mIU/mL. Pada kehamilan
ektopik:
1. peningkatan kadar -hCG tidak terlalu signifikan ,
yaitu <50% dalam 48 jam
2. kadarnya cenderung tetap (plateau), perubahan
totalnya <15%, seperti terlihat pada grafik di
bawah. (garis yang lebih atas adalah yang normal,
yang bawah yang ektopik).
3. -hCG <1.500 mIU/mL disertai nyeri dan vaginal
bleeding
4. -hCG 2.000 mIU/mL dan tidak ada gestational sac
pada transvaginal ultrasound (TVUS)
b. Kadar hemoglobin dan hematocrit. Pemeriksaan
CBC harus dilakukan, dan pada kehamilan ektopik
rupture yang diagnosisnya belum tegak dapat
dilakukan pemeriksaan CBC secara berkala. Kalau
terjadi penurunan hb/ hct secara akut maka dapat
menandakan kehamilan ektopik rupture. Kalau
unrupture maka nilai hb dan hct masih normal.
c. Kadar progesterone. Kehamilan intrauterine yang
normal memiliki nilai progesterone serum 25
ng/mL. Nilai<5 ng/mL mengindikasikan kehamilan
nonviable atau kehamilan ektopik. Namun, nilai
progesterone belum cukup untuk menegakkan
diagnosis kehamilan ektopik.
d. Transvaginal sonography (TVS).
Merupakan metode diagnosis yang baik untuk
ectopic pregnancy dan merupakan bagian dari
algoritma diagnosis kehamilan ektopik. Hal ini
digambarkan pada bagan di bawah.
 Gestational sac merupakan struktur yang dapat
pertama kali dilihat dengan TVS. Gestational sac
merupakan lapisan echogenic/ putih (merupakan
reaksi desidual tropoblastik) yang mengelilingi
bagian tengah yang sonolucent/ hitam
(merupakan chorionic cavity). Dari tampakan TVS,
dapat diklasifikasikan (ini tambahan aja ya):
1. Definite intrauterine pregnancy: tampak
gestational sac dengan diameter>5mm di
endometrium dan terdapat fetal pole dan/
atau yolk sac di dalamnya.
2. Probable abnormal intrauterine pregnancy:
gestational sac diameter>10 mm tanpa ada
fetal pole, atau ada fetal pole tapi tidak
tampak aktivitas jantung.
3. Presumed ectopic pregnancy: uterus kosong
padahal kadar beta hCG melebihi cutoff value.
4. Definite ectopic pregnancy: terdapat struktur
bulat di luar uterus, dengan gestational sac
yang mengandung fetal pole dan/ atau yolk
sac di dalamnya
Gambar di atas menunjukkan teknik untuk
mengidentifikasi hemoperitoneum(darah di cavitas
peritonii). Gambar A menunjukkan TVS. Terlihat
kumpulan cairan (anechoic atau sama dengan hitam)
pada excavatio rectouterina. Gambar B menunjukkan
culdocentesis atau prosedur untuk mengambil cairan
pada cavitas tersebut melalui fornix posterior
menggunakan spinal needle dan syringe. Jika memang
terdapat darah di excavatio rectouterina maka
intervensi operatif diperlukan karena kemungkinan
kehamilan ektopik rupture tinggi.
f. Laparoskopi. Bisa menjadi pilihan diagnosis
terakhir karena invasive, namun dapat melihat
secara detail kehamilan ektopik. Laparoskopi
dapat sekaligus menjadi cara terapi.

Terapi
Terapi yang dapat dilakukan meliputi terapi medis (dengan
obat) dan terapi operatif. Terapi medis biasanya
menghasilkan angka mortilitas dan morbiditas yang lebih
rendah daripada terapi operatif, serta memiliki prognosis
fertilitas yang lebih baik daripada terapi operatif.
a. Medis: Methotrexate.
Dapat dilakukan jika:
1. Keadaan hemodinamik masih stabil.
2. Terdapat kenaikan -hCG setelah dilakukan kuret
dengan puncak <15.000 mIU/mL.
3. TVS menunjukkan unruptured ectopic pregnancy
dengan diameter <3,5 cm.
4. Masih menginginkan fertilitas.
5. Lapisan serosa dari tuba masih intak.
---
Methotrexate (MTX)
Mekanisme aksi: sebagai antagonis asam folat,
menginaktivasi dihydrofolate reductase menyebabkan
kekurangan tetrahydrofolate, yang dibutuhkan untuk
sintesis DNA dan RNA. Hasilnya adalah menghambat
pertumbuhan sel tropoblast pada ectopic pregnancy.
---
Penjelasan grafik: jika ada pasien dengan tes kehamilan
Kontraindikasi terapi MTX:
positif datang dan mengeluh nyeri dan perdarahan,
1. Ibu menyusui
maka yang pertama kali dilakukan adalah menilai
2. Alkoholisme, alcoholic liver disease, atau penyakit
apakah keadaan hemodinamiknya stabil atau tidak. Jika
liver kronis lain
tidak stabilkan kondisi dan jika di rumah sakit besar
3. Disfungsi hepar: aspartate aminotransferase>2 kali
bisa langsung dilakukan operasi. Jika stabil lakukan
nilai normal
TVS, maka akan terlihat kehamilan ektopik/ kehamilan
4. Penyakit ginjal: kadar kreatinin serum >130
normal/ abortus lakukan manajemen yang sesuai.
mmol/L (1.5mg/dL). Oleh karena itu, pada
Jika diagnosis belum bisa dibuat (tidak jelas) maka
pemeriksaan kehamilan ektopik juga perlu dinilai
lakukan pemeriksaan serum beta-hCG, dan seterusnya
kadar kreatinin dan liver transaminase untuk
(ini nggak terlalu dijelasin sampe akhir guys).
mengetahui apakah ada kontraindikasi.
e. Culdocentesis 5. Active peptic ulcer disease
6. Blood dyscrasia: leukocyte count <3,000 cells/uL
atau platelet count 100,000/uL
 7. Embryonic cardiac motion
Monitoring Terapi
1. Konsentrasi -hCG sering meningkat setelah injeksi
pertama MTX
2. Kadar -hCG normalnya turun 15% dari hari
keempat sampai hari ketujuh setelah administrasi
MTX.
3. TVUS bukan metode yang tepat untuk
menentukan kegagalan terapi.
4. Terkadang setelah terapi sering ditemukan
pembesaran massa ektopik dan menyebabkan
tindakan yang tidak perlu dilakukan.
b. Operasi
Dilakukan jika:
1. Keadaan hemodinamik tidak stabil atau terjadi
kegagalan terapi medikasi (treatment failure).
Treatment failure didefinisikan sebagai
kebutuhan untuk dilakukan intervensi operatif.
Ada juga yang merujuk kepada kegagalan 1 kali
injeksi MTX untuk menurunkan angka -hCG
sebanyak 15%.
2. -hCG > 15.000 mIU/mL
3. TVS menunjukkan kehamilan ektopik rupture
4. Enough children
5. Lapisan serosa dari tuba tidak intak.
6. Juga diindikasikan untuk pasien yang memiliki
riwayat kehamilan ektopik pada tuba yang sama.
Operasi yang dimaksud adalah salpingostomy,
salpingectomy, partial salpingectomy, segmental
resection, atau cornual resection.
Penjelasan: (tambahan)
salpingostomy Melubangi tuba uterine untuk
mengeluarkan massa ektopik.
Dilakukan jika diameter massa
ektopik<2 cm dan terletak di 1/3
distal tuba uterine
salpingectomy Mengangkat tuba uterine. Bisa
untuk yang ruptured/
unrupture.
LEGAL ASPECT OF CRIMINAL INDUCED
ABORTION
dr. Beta Ahlam Gizela, Sp.F, DFM
Pemateri: Retty | Editor: Rara
Berdoa dulu ya sebelum belajar
ABORSI
Materi yang akan disampaikan kali ini memang sebagian besar
berisi tentang aturan dan undang-undang mengenai aborsi.
Sebenarnya apa sih aborsi itu ?
Aborsi adalah tindakan menggugurkan kandungan
pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Dengan kata lain, aborsi adalah suatu proses pengakhiran
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh. Bedanya dengan abortus itu apa sih? Kalau
aborsi dilakukan dengan sengaja, kalau abortus tidak
disengaja.
- Abortus Provocatus
Berbeda dengan abortus yang spontan (dibahas di kuliah
lain), abortus provokatus (indoset abortion) adalah aborsi
yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun
alat-alat, ini terbagi menjadi dua:
a. Abortus provocatus medicinalis, adalah aborsi yang
dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis, yaitu
apabila tindakan aborsi tidak diambil akan
membahayakan jiwa ibu
b. Abortus provocatus criminalis, adalah aborsi yang
terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis, sebagai contoh
aborsi yang dilakukan dalam rangka melenyapkan janin
sebagai akibat hubungan seksual di luar perkawinan.
MEDIS VS HUKUM
Dari segi pengertian mengenai aborsi, medis dan hukum
mempunyai perbedaan. Dari segi hukum, mereka tidak
berpikir ke depan mengenai janin dapat hidup di luar
kandungan. Maksudnya apa? Jadi kalo dari segi hukum
aborsi itu ya menggugurkan kandungan dengan sengaja
entah si bayi nantinya bisa hidup di luar kandungan
ataupun nggak setelah ia seharusnya dilahirkan.
Abortus dari sisi hukum kita akan belajar mengenai
perbedaan abortus yang legal dan tidak legal.
Berapa usia kehamilan yang diijinkan untuk dilakukan
aborsi?
UU Kesehatan (36/2009) tentang kesehatan
Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dikecualikan berdasarkan:
a. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak
usia dini kehamilan, baik yang mengancam
nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita
penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan,
maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau
b. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat
menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan
Note: untuk indikasi medis yang disebutkan pada
ayat ini, saat ini penegakan diagnosis berupa cacat
kongenital sudah dapat diliat dari dalam kandungan
(minggu awal kehamilan). Indikasi medis yang
disebut diatas adalah indikasi medis yang berakibat
fatal untuk ibu dan atau bayi itu sendiri. Sebagai
contoh : apabila ditemukan cacat kongenital dapat
dilakukan terminasi, contoh pada kasus anencephaly
(harus ijin ibu + suaminya dulu ya mau nggak
diterminasi). Nah, untuk kasus aborsi kehamilan
akibat perkosaan ini kasusnya banyak. TAPI, anehnya
permintaan aborsi akibat perkosaan ini malah
diminta ketika kehamilan sudah memasuki bulan
lanjut >5 bulan. Pertanyaannya: kenapa nggak dari
dulu aja diaborsi kalo emang itu BENERAN karena
perkosaan? Nah dari sini emang masih banyak
 aturan lagi ya untuk dipatuhi dan diselidiki (terutama
untuk psikologisnya).
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling
dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri
dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan
oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
Note: konseling dilakukan oleh konselor yang
KOMPETEN yaa, jadi nggak semua dokter bisa jadi
konselor.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi
kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya
dapat dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu
dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali
dalam hal kedaruratan medis;
note: pada kasus perkosaan, abortus dilakukan pada
kehamilan yang berumur <6 minggu. Akan tetapi,
berbeda dengan kasus indikasi medis, aborsi dapat
dilakukan setelah penegakan diagnosis secara pasti
karena untuk kasus kelainan kongenital biasanya
baru bisa dilihat secara jelas setelah kehamilan
berumur 6 minggu.
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan
dan kewenangan serta memiliki sertifikat yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan;
note: pada bagian ini dijelaskan siapa sih yang boleh
melakukan tindakan aborsi. Dapat digarisbawahi
kata keterampilan dan kewenangan yaa. Tenaga
kesehatan yang boleh melakukan adalah yang
KOMPETEN dan BERWENANG. Kalo cuma kompeten
aja tapi nggak berwenang aka punya ijin/tugas ya
nggak boleh. Contoh: semua dokter obsgyn bisa
melakukan aborsi TAPI nggak semua dokter obsgyn
boleh melakukannya. Namun, ada aturan berbeda
ketika memang nggak ada dokter lain (disesuaikan
dengan aturan yang ada).
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh menteri.
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah
perempuan dari aborsi yang tidak bermutu, tidak aman,
dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan
dengan norma agama dan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3).
Note: perlindungan yang diberikan (termasuk dengan
cara dikeluarkannya aturan/undang-undang ini)
bertujuan untuk mencegah adanya pelanggaran hukum,
etik dan agama. Selain itu, dengan adanya aturan yang
jelas diharapkan masyarakat (pasien tentunya) dapat
terjamin keselamatannya.
PP 61/2014 Tentang Kesehatan Reproduksi
o Pasal 31
(1) Tindakan aborsi hanya dapat dilakukan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis; atau b. kehamilan
akibat perkosaan
(2) Tindakan aborsi akibat perkosaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b hanya dapat
dilakukan apabila usia kehamilan paling lama
berusia 40 (empat puluh) hari dihitung sejak hari
pertama haid terakhir
Note: sedikit berbeda dengan undang-undang yang
tadi, pada PP 61/2014 pasal 31 ayat (2) ini usia
kehamilan yang diperbolehkan untuk diaborsi adalah
40 hari, bukan 6 minggu (42 hari).
o Pasal 32
(1) Indikasi kedaruratan medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 ayat (1) huruf a meliputi: a.
kehamilan yang mengancam nyawa dan kesehatan
ibu; dan/atau b. kehamilan yang mengancam nyawa
dan kesehatan janin, termasuk yang menderita
penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan,
maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan
(2) Penanganan indikasi kedaruratan medis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan standar.
o Pasal 33
(1) Penentuan adanya indikasi kedaruratan medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dilakukan
oleh tim kelayakan aborsi
Note: ada tim yang menilai kelayakan tindakan
aborsi. Tim ini bersifat terpisah dan bukan terdiri
dari dokter yang melakukan tindakan aborsi.
(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit terdiri dari 2 (dua) orang tenaga kesehatan
yang diketuai oleh dokter yang memiliki kompetensi
dan kewenangan
Note: ketua tim kelayakan aborsi harus memiliki
kewenangan ya, nggak sembarang dokter di rumah
sakit bisa jadi ketua tim kelayakan aborsi (ada orang
khusus yang diberi tugas)
(3) Dalam menentukan indikasi kedaruratan medis, tim
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar
Note: jadi, kalo untuk menentukan adanya bahaya
pada ibu/janin dan adanya kemungkinan bahwa
janin tidak bisa hidup di luar kandungan maka harus
dilakukan pemeriksaan dengan GOLD STANDARD
yang sudah ditentukan.
(4) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), tim sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) membuat surat keterangan kelayakan
aborsi.
o Pasal 34
(1) Kehamilan akibat perkosaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 ayat (1) huruf b merupakan
kehamilan hasil hubungan seksual tanpa adanya
persetujuan dari pihak perempuan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
(2) Kehamilan akibat perkosaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuktikan dengan: a. usia kehamilan
 sesuai dengan kejadian perkosaan, yang dinyatakan
oleh surat keterangan dokter; dan b. keterangan
penyidik, psikolog, dan/atau ahli lain mengenai
adanya dugaan perkosaan
Note: harus bisa dibuktikan kalau kehamilan
tersebut dikarenakan hasil perkosaan atau hasil
hubungan seksual tanpa adanya persetujuan dari
pihak perempuan. Bukti yang diperlukan tentu aja
banyak ya. Pembuktian tindakan perkosaan itu
terkadang sulit karena kan biasanya perkosaan itu
tidak ada saksinya, kecuali emang ada CCTV atau
perkosaannya itu nggak dilakukan oleh 1 orang saja
dalam waktu bersamaan (berkelompok gitu ngeri
._.). Keterangan dari penyidik aka polisi dibutuhkan
untuk menggali keterangan yang ada, selain itu
untuk membuktikan bahwa keterangan yang
disampaikan oleh korban perkosaan tersebut
bohong atau tidak maka keahlian psikolog
diperlukan juga. Ahli lain yang dapat berperan
adalah psikiater. DAN jangan lupa, usia kehamilan
sesuai dengan waktu terjadinya perkosaan. Kenapa?
Soalnya beberapa kasus terjadi bahwa kehamilan
sudah terjadi SEBELUM perkosaan itu terjadi (nah
lho?)
o Pasal 35
(1) Aborsi berdasarkan indikasi kedaruratan medis dan
kehamilan akibat perkosaan harus dilakukan dengan
aman, bermutu, dan bertanggung jawab
(2) Praktik aborsi yang aman, bermutu dan bertanggung
jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: a. dilakukan oleh dokter sesuai dengan
standar; b. dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh Menteri; c. atas permintaan atau persetujuan
perempuan hamil yang bersangkutan; d. dengan izin
suami, kecuali korban perkosaan; e. tidak
diskriminatif; dan f. tidak mengutamakan imbalan
materi
Note: yang penting disini adalah tindakan aborsi ini
dilakukan di fasilitas kesehatan yang memenuhi
syarat yang ditetapkan oleh menteri. BUKAN di
praktik pribadi yaa, tapi di rumah sakit. Kalo di
praktik pribadi sudah bisa disebut sebagai tindakan
aborsi yang ilegal.
(3) Dalam hal ini perempuan hamil sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c tidak dapat
memberikan persetujuan, persetujuan aborsi dapat
diberikan oleh keluarga yang bersangkutan
Note: contoh kasusnya pada kondisi darurat dimana
ibu sudah tidak sadar sepenuhnya ataupun tidak
kompeten dalam memberikan keputusan, inform
consent dapat diberikan kepada keluarganya.
(4) Dalam hal suami tidak dapat dihubungi, izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
diberikan oleh keluarga yang bersangkutan.
o Pasal 36
(1) Dokter yang melakukan aborsi berdasarkan indikasi
kedaruratan medis dan kehamilan akibat perkosaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)
huruf a harus mendapatkan pelatihan oleh
penyelenggara pelatihan yang terakreditasi
(2) Dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan
merupakan anggota tim kelayakan aborsi atau
dokter yang memberikan surat keterangan usia
kehamilan akibat perkosaan
Note: kenapa dokternya harus beda? Karena biar
nggak ada conflict of interest. Bisa aja kan dokter
memberikan keterangan usia kehamilannya dibuat-
buat biar bisa tetep melakukan tindakan aborsi.
(3) Dalam hal di daerah tertentu jumlah dokter tidak
mencukupi, dokter sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berasal dari anggota tim kelayakan
aborsi
Note: ini kalo di pedalaman/di tempat antah
berantah yang mana dokternya emang terbatas yaa.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
Note: ada daftarnya lho guys dokter yang bisa
melakukan tindakan aborsi itu siapa aja jadi besok kalau
udah jadi dokter jangan ngaku-ngaku ya kalau sebenarnya
gapunya izin hoho.
o Pasal 37
(1) Tindakan aborsi berdasarkan indikasi kedaruratan
medis dan kehamilan akibat perkosaan hanya dapat
dilakukan setelah melalui konseling
(2) Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi konseling pra tindakan dan diakhiri dengan
konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh
konselor.
Note: Adapun tujuan pra konseling adalah (Pasal 37
ayat (3) PP 61/2014):
a. menjajaki kebutuhan dari perempuan yang ingin
melakukan aborsi;
b. menyampaikan dan menjelaskan kepada
perempuan yang ingin melakukan aborsi bahwa
tindakan aborsi dapat atau tidak dapat dilakukan
berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang;
c. menjelaskan tahapan tindakan aborsi yang akan
dilakukan dan kemungkinan efek samping atau
komplikasinya;
d. membantu perempuan yang ingin melakukan
aborsi untuk mengambil keputusan sendiri untuk
melakukan aborsi atau membatalkan keinginan
untuk melakukan aborsi setelah mendapatkan
informasi mengenai aborsi; dan
e. menilai kesiapan pasien untuk menjalani aborsi.
Sedangkan konseling pasca tindakan dilakukan
dengan tujuan (Pasal 37 ayat (4) PP 61/2014):
a. mengobservasi dan mengevaluasi kondisi pasien
setelah tindakan aborsi;
b. membantu pasien memahami keadaan atau
kondisi fisik setelah menjalani aborsi;
c. menjelaskan perlunya kunjungan ulang untuk
pemeriksaan dan konseling lanjutan atau
tindakan rujukan bila diperlukan; dan
d. menjelaskan pentingnya penggunaan alat
kontrasepsi untuk mencegah terjadinya
kehamilan.
Note: konseling penting banget lho untuk dilakukan
karena bisa aja setelah pasien tau risiko yang bisa
 terjadi karena tindakan aborsi, pasien tidak jadi
melakukan tindakan aborsi.
o Pasal 38
(1) Dalam hal korban perkosaan memutuskan
membatalkan keinginan untuk melakukan aborsi
setelah mendapatkan informasi mengenai aborsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3)
huruf d atau tidak memenuhi ketentuan untuk
dilakukan tindakan aborsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 ayat (2), korban perkosaan dapat
diberikan pendampingan oleh konselor selama masa
kehamilan
(2) Anak yang dilahirkan dari ibu korban perkosaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diasuh
oleh keluarga
(3) Dalam hal keluarga sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menolak untuk mengasuh anak yang
dilahirkan dari korban perkosaan, anak menjadi
anak asuh yang pelaksanaannya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Note: peraturan mengenai pengasuhan anak ini
dimaksudkan untuk perlindungan dan kejelasan
identitas si anak. Kalo nggak ada aturan atau
kejelasan hukum bisa jadi kasus penggelapan
identitas. Contoh kasus: untuk menghindari adanya
kemungkinan perkawinan satu darah atau
ketidakjelasan hak waris.
o Pasal 39
(1) Setiap pelaksanaan aborsi wajib dilaporkan kepada
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
tembusan kepala dinas kesehatan provinsi
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan
Note: dari sini kita bisa tahu yaa seharusnya tiap
tahun ada laporan aka angka resmi dilakukannya
tindakan aborsi. Alur singkatnya: laporan dari tim
kelayakan aborsi pimpinan rumah sakit aka
direksi dinas kesehatan kota/kabupaten dinas
kesehatan provinsi.
HUKUM ABORSI
- Menurut hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau
pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal
dengan istilah Abortus Provocatus Criminalis. Yang
menerima hukuman adalah:
Ibu yang melakukan aborsi
Dokter atau bidan atau dukun yang membantu
melakukan aborsi
Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi.
Hukum Aborsi dalam KUHP
o Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang
wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan
diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah
Note: karena KUHP ini dibuat pada tahun 1981
kayanya dokternya typo deh, 1918 kan belum merdeka masa ada
KUHP hehe, maka tiga ribu rupiah disini bukanlah nilai
sebenarnya. Namun, nilai ini dikonversi dengan
harga emas sekarang.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari
keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut
sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia
seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya
dapat ditambah sepertiga
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut,
dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut
haknya untuk melakukan pencarian itu.
Note: pencarian disini maksudnya mata pencaharian
aka STR aka surat ijin praktik kalo buat dokter.
o Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain
untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
o Pasal 347
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima
belas tahun
Note: kalo ibunya meninggal sudah pasti lebih berat
ya karena kan dianggap melakukan pembunuhan
terhadap 2 orang (ibu dan anak).
o Pasal 348
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
o Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348,
maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan.
RESIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN FISIK
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi
ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita,
seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang
ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
Kematian mendadak karena pendarahan hebat
Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
Kematian secara lambat akibat infeksi serius
disekitar kandungan
Rahim yang sobek (uterine perforation)
Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang
akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
Kanker payudara (karena ketidakseimbangan
hormon estrogen pada wanita)
Kanker indung telur (ovarian cancer)
 Kanker leher rahim (cervical cancer)
Kanker hati (liver cancer)
Kelainan pada placenta/ari-ari (placenta previa) yang
akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan
pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan
lagi (ectopic pregnancy)
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
Infeksi pada lapisan rahim (endometriosis).
RISIKO KESEHATAN MENTAL
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko
tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita
secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-
Abortion Syndrome (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS.
Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological Reactions
Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-
Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan
mengalami hal-hal seperti berikut ini:
Kehilangan harga diri (82%)
Berteriak-teriak histeris (51%)
Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
Ingin melakukan bunuh diri (28%)
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
(41%)
Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita
yangmelakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun
dalam hidupnya.
Guys, tindakan aborsi ini memang banyak aturan, baik buruknya,
dan masih banyak hal hal lainnya. Diharapkan ketika kalian
nantinya berhadapan dengan kasus seperti ini dapat
mempertimbangkan segala sesuatunya termasuk menyelamatkan
ibu atau bayi? Bagaimana norma etik, agama, dan sosial atau
bahkan ekonominya? Bagaimana psikologisnya? Dan masih
banyak lainnya. Maaf tambahannya nggak banyak soalnya
bingung referensinya dari mana dan mau berdiskusi ataupun
berdebat sama siapa. Hehehe
PRAKTIKUM FISIOLOGI: DETECTION OF HCG IN
URINE
Pemateri: Ervin | Editor: Amani
PENDAHULUAN
Deteksi HCG yang kita lakukan sekarang di praktikum
fisiologi kali ini adalah sebuah immunoassay, yakni sebuah
reaksi bertemunya antigen (dalam hal imi hCG) dengan
antibodinya. Hasilnya dapat berupa aglutinasi atau warna
karena antibody sudah diikat dengan zat warna.
Pada strip test, garis yang atas menunjukkan kontrol,
karena mengandung antibody anti alfa hCG yang
merupakan subunit tidak spesifik hCG, yang mirip dengan
banyak subunit dari banyak hormon lain, seperti alpha TSH,
alpha LH, dan alpha FSH; sehingga nilainya akan selalu
positif pada urin wanita tidak hamil maupun urin pria.
Sedangkan garis kedua mengandung antibody anti beta
hCG, yang merupakan subunit hormon hCG yang lebih
spesifik hCG. Sekarang ada strip test yang menaruh anti
alpha hCG (kontrol) nya pada garis horizontal dan anti beta
hCG di garis vertical, sehingga ketika tidak ada hormon hCG
dalam urin akan terbentuk garis horizontal (-), sedangkan
kalau mengandung hormon hCG dalam urin akan
membentuk garis horizontal dan vertical (+). Strip test jenis
ini lebih mahal, bisa mencapai 90000 rupiah. Sedangkan tes
aglutinasi menggunakan prinsip immunoassay juga, hanya
saja, antibody dibuat dalam bentuk terdispersi dalam
medium cair, sehingga butuh lebih banyak antibodinya.
Nah complex antibody-antigen akan membentuk aglutinasi
berupa granul. Nah harganya lebih mahal, sekitar 300000
rupiah. Sejarah tes kehamilan sudah berkembang sejak
lama.
- 1350 BC, jaman Mesir Kuno mengasumsi hamil atau
tidak dengan menyuruh wanita pipis di biji barley dan
gandum. Nah kalau yang tumbuh barley, berarti
bayinya cowok. Kalo yang tumbuh gandum, berarti
bayinya cewek; kalo ga ada yang tumbuh berarti ga
hamil. Nah kalo keduanya tumbuh? Saya juga tidak
tahu..; kalo ga ada yang tumbuh, berarti ga hamil.
Uniknya pada tahun 1963 hal ini diteliti lagi dan
70% percobaan berhasil. Kemungkinan dalam urin
wanita hamil mengandung sejenis growth factor
yang mampu menumbuhkan tanaman tadi.
- Pada middle age, sekitar tahun 1552, Kalo urin wanita
hamil ditambah ke wine bakal kayak ada warna awan
putih sari lemon gitu. Hal ini dapat disebabkan karena
wine mengandung alcohol dan urine wanita hamil
mengandung glikoprotein yang banyak yang
menyebabkan terbentuknya awan berwarna putih.
- Pada 1927, Ascheim dan Zondak melakukan teknik
penentuan kehamilan dengan bioassay pertama kali,
dengan menyuntikkan urin wanita hamil trimester
pertama ke tikus yang immature, tikus tersebut akan
berubah menjadi matur (ovarium membesar dan sudah
ada folikel matur). Tingkat kesalahannya <2%.
Tes ini dikembangkan oleh Friedman pada tahun
1931, dengan teknik serupa tapi pada kelinci. Pada
rabbit test ini, sudah dikemukakan teori bahwa
ada hormon yang menginduksi pematangan ini
yang dikeluarkan ibu hamil pada trimester 1, yang
nantinya ditemukan sebagai hCG.
Tes ini dikembangkan lagi pleh Galli Mainiini pada
tahun 1952 yang menggunakan katak Batrachias
jantan, maka spermatozoa akan terbentuk, dan
pada katak betina akan terjadi maturasi sehingga
akan bertelur. Cara ini mengurangi pengorbanan
kelinci demi mengetes kehamilan.
- Pada 1960, immunoassay untuk mengetes kehamilan
pertama kali diperkenalkan dengan menggunakan
Hemagglutination inhibition test, yang menginjeksikan
sel darah merah dan beta HCG. Cara ini murah, cepat,
tapi kurang sensitive.
- 1970-1972, ditemukan bahwa hCG punya 2 subunit
alpha dan beta, dan yang beta punya efek seperti LH.
Hal ini menjadi dasar pembentukan strip test. Sehingga
pada 1976 FDA memberi izin beredarnya tes
kehamilan.
 Selanjutnya ke fisiologi beta hCG. bhCG ini penting di
trimester 1 atau awal kehamilan, karena ia
mempertahankan korpus luteum, sehingga progesterone
tetap tinggi dan endometrium tetap terjaga, sebelum
plasenta terbentuk. bhCG sendiri adalah glikoprotein yang
memliki rantai as. Amino yang lebih banyak daripada ahCG
(145 > 92).
Perlu diketahui bahwa hCG juga disekresikan secara
tinggi ketika ada tumor malignan, sehingga ketika urin laki-
laki positif hCG maka curiga adanya seminoma testis, kalau
pada wanita non hamil harus curiga choricarcinoma. Pada
pria dan wanita tidak hamil sebenarnya hCG tetap
disekresikan dalam jumlah kecil oleh pituitary.
Apa fungsi hCG saat kehamilan?
- Utama: mempertahankan corpus luteum sehingga bisa
menghasilkan progesterone untuk mempertahankan
endometrium
- Parakrin ke cytotropoblas, mempertahankannya dan
menginduksi pembentukannya dan perkembangannya
- Mengikis endometrium (sisa 1/3 saja) dan digantikan
dengan desidua (bagian dari plasenta). Hal ini
menyebabkan endometrium tidak penting lagi. Apa
maksudnya tidak penting? Artinya ketika bayi lahir,
semua bagian bayi harus lahir termasuk plasenta (dan
desiduanya), dan endometrium tidak ikut lahir. Nah
dengan kata lain sebenarnya ketika plasenta sudah
terbentuk, bayi dapat hidup dengan sedikit sekali
peran dari endometrium, yakni hanya menyediakan
nutrisi dan menyalurkan zat sisa.
- Menstimulasi testosterone fetus laki-laki (karena mirip
LH). Setelah 110 hari, bayi sudah bisa menghasilkan LH
sendiri, sehingga ketika hCG turun pematangan
genitalia fetus laki-laki dapat berjalan. Pada fetus
wanita dapat menginduksi pematangan folikular.
- Stimulasi tiroid maternal
- Membantu vasodilatasi vascular (hemodilusi)
- Stimulasi pengeluaran relaxin.
Nah sensitivitas strip test itu sendiri adalah 25 mIU/ml
(dokter Dicky bilang mikroIU tapi di slidenya mIU, jadi
sebenarnya aku bingung hahaha), dan pada agglutination
test adalah 200 mIU/ml; sehingga sebenarnya strip test
lebih sensitive. Pada wanita menopause, kadar hCG sedikit
lebih tinggi, yakni 3,5-32 mIU/ml, sedingga terkadang
terdeteksi positif oleh strip test. Dengan demikian uji ini
adalah uji semiquantitaive, yakni kita dapat menentukan
minimal kadar hCG yang mungkin sudah disekresikan. Jika
mau yang kuantitatif, ya menggunakan sampel darah
menggunakan spektrofotometri (lebih mahal dan tidak
praktis).
Ovulasi merupakan pelepasan ovum dari ovarium yang
terjadi 14 hari sebelum hari pertama menstruasi
berikutnya. Masa-masa sekitar sini adalah masa-masa
paling fertile wanita, dan jika ada sperma yang berhasil
menemui ovum di ampula tuba (day 3), maka ia akan
tertarik secara kemotaksis ke cavum uteri (day 4) dan
memulai fase inisiasi, ada komunikasi dengan endometrium
yang mau ditempelin (endometrium keluarin kayak
pinopode yang bakal kayak jadi reseptornya embryo). Ini
merupakan period window of implantation (sekitar 19-20
stelah HPMT atau 3-4 hari setelah fertilisasi).
Day 5-6 setelah fertilisasi, terjadi proses aposisi, yakni
penempelan embryo secara superfisial pada endometrium,
sudah ada tropobals namun sedikit. Kadar hCG masih
rendah (sekitar 5 mIU/ml), kadar ini merupakan kadar hCG
hamil biokimia awal. Saat ini penempelan tidak lebih dari 5-
6 mm, belum kuat, rapuh, rawan aborsi.
Day 7-8 setelah fertilisasi, sudah terjadi proses adhesi,
yakni fase awal implantasi. hCG sudah dihasilkan sekitar 25-
50 mIU / ml, dan sudah bisa terdeteksi strip test. Dengan
kata lain kalo ada pasangan udah ga sabaran pingin punya
anak, bisa melakukan strip test sebelum telat haid (5-6 hari
sebelum tanggal haid), dan hasilnya bisa positif. Hal ini
dikarenakan sincytiotropoblas sudah terbentuk, sehingga
hCG sudah lebih banyak tersekresi.
Day 8-9 sudah terjadi implantasi. Setelah itu
syncitiotropoblas terus menghasilkan hCG sehingga
akhirnya endometrium tetap terjaga dan tidak terjadi
menstruasi (~telat). Kadar hCG terus naik sehingga pada 3
hari setelah telat kadarnya mencapai 200 mIU / ml yang
dapat diukur melalui tes aglutinasi. Tes ini lebih baik untuk
melihat implantasi sudah terjadi atau tidak, sehingga ketika
strip positif dan agglutinasi neatif, kemungkinan terjadi
kegagalan implantasi.
Seperti yang telah kita ketahui, plasenta terbrntuk dari
villi khorion. Day 13 terbentuk primary villi yang belum
terinvaginasi, hari ke 16: seconfary villi, dan hari ke 21:
udah terjadi difusi nutrisi dan zat buang. Saat melahirkan,
plasenta tidak boleh tertinggal, karena akan menyebabkan
retained placenta, yakni kegagalan kontraksi uterus karena
ada plasenta di dalamnya, sehingga penrdarahan tidak
berhasil dihentikan perdarahan post partum. Hal ini juga
meningkatkan resiko puerperal infection / postpartum
infection.
weeks since LMP mIU/mL
3 5 50
4 5 426
5 18 7,340
6 1,080 56,500
78 7,650 229,000
9 12 25,700 288,000
13 16 13,300 254,000
17 24 4,060 165,400
25 40 3,640 117,000
Non-pregnant females <5.0
Postmenopausal females <9.5
PRAKTIKUM
Prosedur:
Sebelum praktikum, satu orang probandus berkemih pada
gelas yang telah disediakan di kamar mandi.
Pertama, dilakukan dengan strip test.
Buka strip test pack, lalu celupkan ke dalam sampel
dari probandus sampai garis hitam selama tiga detik,
angkat dan tunggu selama 5 menit.
Buka strip test pack, lalu celupkan ke dalam kontrol
positif hamil sampai garis hitam selama tiga detik,
angkat dan tunggu selama 5 menit.
Setelah garis muncul, interpretasi.
Kedua, dilakukan dengan latex agglutination test
Taruh 1 tetes sampel urin pada area reaksi pada slide
menggunakan pipet bersih disposable.
Kocok reagen latex, lalu menggunakan droppernya
tetes 1 tetes ke sampel , lalu aduk dengan ujung
pengaduk pipet.
Dengan pelan goyangkan slide selama 2 menit. Baca
reaksi pada 2 menit.Harus dilihat dengan penerangan
baik dan kalau perlu gunakan lup. Lihat ada tidaknya
granulasi, interpretasikan.
Hasil dan Pembahasan:
Pada strip test, didapatkan:
Sampel urin probandus : satu garis, yang
menandakan dalam urin mengandung alpha hCG
tetapi tidak mengandung beta hCG (<25
mIU/ml)
Sampel urin kontrol : dua garis, yang
menandakan dalam urin mengandung alpha hCG
dan mengandung beta hCG. (>25 mIU/ml)
Pada agglutination test, didapatkan:
Sampel urin probandus : tidak ada granulasi,
tidak mengandung beta hCG (<200 mIU/ml)
Sampel urin kontrol : Ada granulasi,
mengandung beta hCG (>200 mIU/ml)
SOAL PRETEST POST TEST
1. Apa itu ovulasi? (lepasnya ovum dr ovarium)
2. Ovulasi terjadi? (14 hari sebelum mens berikutnya)
3. Setelah 20 hari HPMT, dalam urin ibu hamil dapat
ditemukan? (hCG)
4. Ovulasi terjadi karena? (LH Surge)
5. Ngecek bhCG untuk? (Kehamilan trimester 1)
6. Apa yang terjadi akibat menstruasi (ini aku lupa-lupaan
soalnya. Antara akibat atau menyebabkan)? Luteolisis
7. Hormon yang ningkatin suhu abis ovulasi?
(Progesterone)
8. Apa sifat biologis dari LH? (ada yang jawab aTSH dan
bLH, ada yang jawab ahCG dan bhCG. Pendukung yang
pertama mengatakan bahwa TSH, FSH, LH, dan hCG
memiliki subunit alpha yang sama, sedangkan LH
punya subunit beta yang spesifik, oleh karena itu aTSH
dan bLH paling benar. Pendukung yang kedua
mengatakan bioaktivitas LH mirip hCG, sehingga
subunit ahCG dan bhCG lah yang paling benar. Saya
sendiri kurang tahu, hehehe, sekarang keputusan tetap
berada di tangan kalian)
The beta subunits vary. LH has a beta subunit of 120
amino acids (LHB) that confers its specific biologic
action and is responsible for the specificity of the
interaction with the LH receptor. This beta subunit
contains an amino acid sequence that exhibits large
homologies with that of the beta subunit of hCG and
both stimulate the same receptor. However, the hCG
beta subunit contains an additional 24 amino acids,
and the two hormones differ in the composition of
their sugar moieties.(Jiang, 2014)
9. Kalo siklus 25 hari, maka ovulasi? (hari ke 11 HPMT)
10. Komponen hCG yang spesifik? Subunit bhCG
PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK: STRATEGY
DIAGNOSIS OF ANEMIA
Pemateri: Dinda | Editor: KD
Hai! Asik nih isinya gambar semua hehe, semangat guys jangan lupa doa
sebelum dan sesudah belajar!
Friendly reminder : pahami dan hafalkan lagi materi praktikum A.6 yang
ROUTINE BLOOD SCREENING FOR ANEMIA. Soalnya salah satu tujuan
praktikum kita kali ini adalah mengingat kembali pemeriksaan:
hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit, dan
hitung retikulosit. Yuk sambil dibuka lagi HSC A.6nya
Biar nggak terlalu banyak aku langsung ke materi tambahannya aja yaa~
Melakukan Perhitungan Indeks Retikulosit
Jumlah retikulosit digunakan untuk
memperkirakan tingkat efektivitas eritropoiesis oleh
sumsum tulang, yang dapat dilaporkan sebagai jumlah
retikulosit absolut atau sebagai persentase retikulosit.
Kenapa seringkali persentase retikulosit saja tidak
cukup? Karena pada kondisi anemia, persentase
retikulosit nilainya akan kurang valid (palsu tinggi)
dan mungkin tidak mencerminkan respon sumsum
tulang yang sebenarnya.
Untuk itu, nilai persentase retikulosit perlu dikoreksi
berdasarkan hematokrit pasien dan kemudian
digunakan untuk menghitung IPR (Indeks Produksi
Retikulosit) atau indeks retikulosit.
Indeks produksi retikulosit merupakan faktor yang
disesuaikan berdasarkan dua hal yaitu derajat anemia
dan waktu pematangan retikulosit.
Langkah-langkah perhitungan IPR :
1. Menghitung persentase retikulosit =
2. Menghitung persentase retikulosit terkoreksi =
persentase retikulosit x [hematokrit pasien/
hematokrit normal hematocrit (biasanya 45)]
 3. Menghitung IPR = ANISOCYTOSIS
Ukuran eritrosis bervariasi.
Bisa dilihat dari RDW (Red
Nilai hematokrit Faktor koreksi* blood cell Distribution
45 1 Width) yang >14,5.
35 1,5 Berasosiasi dengan anemia
25 2 (terutama IDA,
15 2,5 megaloblastik dan
Setelah melakukan perhitungan retikulosit, maka hemolitik)
anemia dapat menjadi anemia hipoproliferatif
atau hiperproliferatif. DIMORFIK
Apabila faktor koreksi 2.5 maka perlu (Terdapat 2 variasi ukuran
pemeriksaan apusan darah tepi untuk memeriksa yang terlihat jelas,
morfologi sel-sel darah. Apabila pada apusan RDWnya juga >14,5.
ditemukan banyak sel berbentuk fragmen maka dengan transfusi, sindrom
dipikirkan terjadinya proses hemolitik. myelodysplastic, defisiensi
vitamin B12, defisiensi
Pemeriksaan Apusan Darah Tepi asam folat, defisiensi besi
Pada pemeriksaan apusan darah tepi, kita akan melihat (pada proses terapi).
1. Variasi ukuran dan warna eritrosit
2. Variasi bentuk dan distribusi
3. Adanya benda inklusi (inclusions in erythrocytes) VARIASI WARNA
VARIASI UKURAN Normalnya ukuran zona pucat di tengah berukuran
Eritrosit normal berbentuk bikonkaf dengan diameter sekitar 1/3 dari diameter eritrosit. Warna eritrosit
6 8 m, kira-kira sebesar inti dari limfosit kecil menggambarkan konsentrasi hemoglobin yang
(normal). Ukuran eritrosit dapat dilihat dari salah satu dikandung dan dapat dilihat salah satu indeks yaitu
indeks yaitu MCV MCHC yang dihitung dengan rumus :

HIPOKROMIA
Eritrosit lebih pucat dari
normal, walau bisa
NORMOSITIK
diperkirakan dengan MCHC,
Berasosiasi dengan
namun eritrosit hipokromik
perdarahan akut dan
tidak selalu MCHCnya
anemia karena penyakit
menurun. Berasosiasi
kronis.
dengan IDA, keracunan
timbal, dan beberapa kasus
MIKROSITIK anemia akibat penyakit
Berasosiasi dengan IDA kronis.
(Iron Deficiency Anemia), DIKROMIA
anemia sideroblastik, Terdapat 2 populasi
thalassemia minor, eritrosit dengan warna
keracunan timbal, berbeda. Kalau di contoh di
beberapa kasus inflamasi atas terlihat eritrosit
kronis dan normokromik dan
hemoglobinopati. hipokromik. Terjadi pada
anemia sideroblastik dan
transfusi.
MAKROSITIK
Berasosiasi dengan POLIKROMASIA
penyakit liver, defisiensi Terdapat RBC imatur/
vitamin B12, defisiensi retikulosit karena masih
asam folat, pada neonatus, ada RNA yang tertinggal,
dan retikulosis. membuat tampakan
keunguan). Berasosiasi
dengan perdarahan akut
dan kronis, pada neonatus,
dan pada anemia yang
terapinya efektif.
 VARIASI BENTUK (POIKILOCYTOSIS)
ECHINOCYTES/BURR CELLS
RBC dengan penjuluran-
penjuluran, biasanya dengan
sentral pucat. Berasosiasi
dengan uremia, defisiensi
pyruvate kinase, anemia
hemolitik mikroangiopati,
pada neonatus (terutama
yang prematur), artefak.
SPHEROCYTES Bulat, lebih
gelap dan tidak punya area
pucat/central pallor).
Berasosiasi dengan
hereditary spherocytosis,
beberapa kasus anemia
hemolitik, transfusi, dan
akibat luka bakar parah.
SEL TARGET/CODOCYTES
Berwarna merah sampai
merah salmon, di tengah
RBC terlihat area
konsentrasi Hb yang gelap
dikelilingi oleh cincin perifer
yang pucat. mirip mata
banteng/bulls eye).
Berasosiasi dengan
hemoglobinopati,
thalassemia, IDA,
splenectomy, dan penyakit
liver obstruktif.
ELLIPTOCYTE (lonjong/cigar-
shaped) & OVALOCYTE
(bentuk oval/bulat telur).
Berasosiasi dengan hereditar
elliptocytosis/ovalocytosis,
thalassemia mayor, IDA,
anemia megaloblastik
(macro-ovalocytes), anemia
myelophthisic.
DACRYOCYTES/TEAR DROP
CELLS
RBC berbentuk seperti
tetesan air mata atau buah
pir dengan tonjolan tumpul .
Berasosiasi dengan
myelofibrosis primer,
thalassemia, anemia
myelophtisic, dan gangguan
hematopoiesis
extramedullar lainnya.
BADAN INKLUSI
Normalnya tidak terdapat badan inklusi di dalam
eritrosit. Contoh badan inklusi :
Polychromatophilic red cells (polikromasia) :
reticulocytes.
Protozoan inclusions : malaria (plasmodium)
DISTRIBUSI
Bisa normal atau abnormal : rouleaux (kumpulan RBC
menempel rapi membentuk koin), aglutinasi (menyatu
secara irreguler)
ALUR DIAGNOSIS ANEMIA (bagan ada dimodul)
Memahami alur diagnosis sangat penting untuk
mengetahui jenis anemia dan selanjutnya menentukan
manajemennya. Sederhananya begini :
1. Lihat apakah 2 kondisi terpenuhi : Hb pria <13 g/dL
atau wanita <12 g/dL DAN IPR 2,5
2. a. Jika YA : hitung indeks eritrosit (terutama MCV dan
MCHC)
normositik, normokromik curiga
hipoproliferasi (penyakitnya liat sendiri di
bagan ya) cek status besi (besi serum, TIBC,
ferritin)
jika TIBC normal/rendah, ferritin
normal/tinggi, dan besi serum normal/rendah
pertimbangkan pemeriksaan elektroforesis
Hb (curiga hemoglobinopati) atau apusan
darah maupun biopsi bone marrow jika tidak
ada penyakit kronis yang mendasari.
mikrositik, hipokromik curiga defek
maturasi cek status besi
makrositik curiga defek maturasi cek
vitaminB12 dan asam folat
b. Jika TIDAK : lihat apusan darah tepi lihat
apakah banyak fragmented cells (RBC dengan
bentuk abnormal)
Jika YA curiga hemolisis
Jika TIDAK : perdarahan akut, atau
pertimbangkan pemeriksaan lain seperti
biopsi bone marrow
Bonus Nilai Normal :
Hb
Laki-laki : 13 18 g/dL
Perempuan : 11,5 16 g/dL
Anak-anak : 11 16 g/dL
Ibu hamil : 11 12 g/dL
Hematokrit (Hct)
Laki-laki : 40 48%
Perempuan : 37 43%
Hitung eritrosit
Laki-laki : 4.2 6 x 1012/L
Perempuan : 3.6 5.6 x 1012/L
Neonatus : 5 6.5 x 1012/L
Indeks eritrosit
MCV : 80 100 fL
MCH : 27 31 pg
MCHC : 31 36 g/dL
 Hitung retikulosit : 0.8 2% dari total eritrosit, atau
<85 x 109/L.
TAMBAHAN DARI SOAL PRETEST
1. Eritrosit normal berusia 120 hari.
2. Whole blood yang disentrifugasi akan membentuk 3
lapisan yaitu plasma, buffy coat (platelet dan WBC),
dan packed RBC
3. Hb x 10/ jumlah RBC adalah MCH
4. Anemia yang paling sering terjadi pada ibu hamil
adalah anemia defisiensi besi.
5. Anemia yang terjadi karena kekurangan faktor intrinsik
lambung adalah anemia pernisiosa (berarti defisiensi
vitamin B12)
6. Anemia bisa dicek dari bone marrow (B)
7. Deteksi anemia yang lebih cepat dari MCV adalah cek
kadar Hb
8. Jika Hb normal, TIBC tinggi, Fe serum dan ferritin
rendah, maka tergolong defisiensi besi latent.
Soal lain udah tercantum di materi yaa. Semoga
bermanfaat. SEMANGAT!!!
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI: WRITING
PRESCRIPTION FOR PREGNANT AND LACTATING
WOMEN
Pemateri: Rasya | Editor: Yudha
Bismillahirrahmanirrahim, langsung dimulai aja ya
Btw, ini yang penulisan resep aku taruh atas aja ya -ed
PRINSIP PENULISAN RESEP
1. Identitas dokter atau penulis resep: nama, nomor surat
ijin praktik (SIP), alamat
2. Superskripsi: simbol R/, tempat dan tanggal resep
ditulis
3. Inskripsi: obat yang diresepkan dengan nama dan
jumlah atau kekuatan tiap bahan obat
4. Subskripsi: arahan kepada apoteker, terdiri dari
instruksi, jumlah, dan sediaan obat.
5. Signatura: petunjuk untuk pasien. Contoh: 3.d.d. Tab
1 p.c. artinya minum 1 tablet 3 kali sehari setelah
makan.
6. Identitas pasien: nama, usia, berat badan (terutama
anak-anak), tuliskan bila obat mengandung narkotika
atau psikotropika
(+) closing sign dan tanda tangan dokter
Prosedur Praktikum (kemarin):
Setiap mahasiswa menjawab pertanyaan yang tersedia (di
buku blok). Jawaban harus terdiri dari:
1. Regimen dosis (rute administrasi, frekuensi, dosis tiap
administrasi obat, waktu administrasi, dan durasi terapi)
2. Sediaan obat yang sesuai dengan pasien
3. Menghitung jumlah obat yang dibutuhkan
Lanjut ke bagian yang penting ya!!!!!!!!!!!!!
PERUBAHAN FARMAKOKINETIK PADA KEHAMILAN
+ Absorpsi:
Motilitas gastrointestinal dapat berkurang saat kehamilan
sehingga mengakibatkan absorpsi obat yang diberikan
melalui oral melambat. Mual, muntah, dan pengosongan
lambung yang lambat dapat mengubah absorpsi obat.
Peningkatan pH lambung akibat kehamilan dapat
mempengaruhi absorpsi asam lemah dan basa.
+ Distribusi:
Konten lemak dan air maternal akan meningkat selama
kehamilan dan dapat meningkatkan volume distribusi
obat. Distribusi volume obat larut emak juga akan naik.
Sebaliknya, konsentrasi albumin di plasma akan
berkurang sehingga menyebabkan peningkatan distribusi
obat yang berikatan kuat dengan protein. Namun, obat-
obat yang tidak berikatan dengan protein lebih cepat
dibebaskan oleh hati dan ginjal saat kehamilan sehingga
konsentrasinya hanya sedikit berubah. Namun, masalah
bisa muncul bila konsentrasi obat digunakan untuk
menyesuaikan terapi obat seperti antikonvulsan.
Pengukuran rutin konsentrasi obat dilakukan untuk
mengukur konsentrasi total seperti obat terikat (bound)
dengan obat bebas (unbound). Total konsentrasi obat
dapat menurun saat kehamilan, sehingga untuk obat-obat
seperti fenitoin, pengukuran konsentrasi obat unbound
penting dilakukan sebelum dan selama kehamilan.
+ Metabolisme dan Eliminasi:
Selama kehamilan, volume plasma maternal, cardiac
output, dan filtrasi glomerular naik dari 30%-50%,
berpotensial menurunkan konsentrasi obat-obat yang
dibebaskan oleh ginjal. Artinya, kenaikan dosis obat yang
metabolized dan dieliminasi oleh ginjal dibutuhkan saat
kehamilan. Contohnya, oabt seperti penicillin akan lebih
cepat dibebaskan karena kenaikan filtrasi glomerular.
Kadar estrogen dan progesteron tinggi dapat mengubah
aktivitas enzim di hati dan meningkatkan eliminasi
sebagian obat namun dapat menyebabkan akumulasi
obat lainnya. Peningkatan metabolisme obat di hati dapat
bervariasi namun dapat menyebabkan peningkatan
kebutuhan obat pada trimester ketiga seperti fenitoin dan
methadone.
TRANSFER OBAT TRANSPLASENTAL
Laju perpindahan obat dapat dipengaruhi berbagai faktor
seperti:
Berat molekul: obat-obat dengan berat molekul < 500 Da
dapat menembus plasenta dengan mudah, sedangkan
obat-obat dengan berat molekul lebih besar (600 1000
Da) menembus plasenta lebih lambat. Obat-obat dengan
berat molekul > 1000 Da seperti insulin dan heparin tidak
dapat menembus plasenta dalam jumlah yang signifikan.
Kelarutan lipid: obat-obat lipofilik seperti opiates dan
antibiotik lebih mudah menembus plasenta dibandingkan
obat-obat larut air.
Derajat ikatan dengan protein: albumin plasma maternal
berkurang sedangkan albumin plasma fetal meningkat
saat kehamilan sehingga meningkatkan konsentrasi obat-
obat yang berikatan dengan protein pada fetus/janin.
Muatan listrik: pH janin sedikit lebih asam daripada pH
ibu sehingga basa lemah lebih mudah menembus
plasenta. Ketika sudah masuk sirkulasi fetal, molekul basa
lemah tersebut akan terionisasi dan cenderung tidak
kembali ke sirkulasi maternal.
EFEK OBAT TERHADAP KEHAMILAN, JANIN, DAN
NEONATUS
+ Teratogenisitas:
Paparan obat pada trimester pertama berisiko tinggi
menyebabkan malformasi dan ideanya semua terapi
harus dihentikan sebelum melakukan konsepsi. Paparan
obat yang tidak disengaja sering terjadi karena setidaknya
setengah dari kehamilan merupakan kehamilan yang
tidak direncanakan. Malformasi diperikana
mempengaruhi 2-4% dari semua kelahiran hidup. Pada
sebagian besar kasus, penyebab abnormalitas tidak
diketahui. Faktor eksogenik seperti obat diperkirakan
menyebabkan 1-5% malformasi (mempengaruhi 0,2% dari
total kelahiran hidup). Persentase kehamilan yang
dipengaruhi obat kecil namun dapat dicegah. Sulit untuk
memprediksi kehamilan (yang terekspos teratogen) mana
yang dapat mengakibatkan malformasi.
Obat-obat teratogenik: ACE inhibitor, androgens,
antineoplastics (beberapa), carbamazepine, carbimazole,
danazol, diethylstilbestrol, lithium, misoprostol,
penicillamine, phenytoin, tetracyclines, thalidomide,
valproic acid, vitamin A & derivatnya seperti isotretinoin,
warfarin
Waktu paparan obat yang tepat dapat membantu penilaian
risiko janin karena sebagian obat hanya menyebabkan
kelainan sepsifik pada periode waktu tertentu saat
kehamilan. Misalnya, antagonis asam folat
(carbamazepine) tidak menyebabkan defek pada neural
tube bila paparan terjadi 4 minggu setelah konsepsi, di
mana sudah terjadi penutupan neural tube, tetapi masih
bisa menyebabkan malformasi lainnya.
+ Risiko Farmakologis:
Obat Efek samping
ACE inhibitor Disfungsi renal, oligohidramnion,
intrauterine frowth retardation (IUGR)
Antidepresan Withdrawal reactions
Antihipertensif Hipoksia fetal dengan treatment
berlebih karena perfusi plasenta
menurun
Kortikosteroid Adrenal supression
NSAID Premature ductus arteriosus closure,
renal impairment
Opioid Withdrawal reactions
+ Kategori Risiko Penggunaan Obat saat Kehamilan
menurut U.S. FDA:
Kategori A: Pada studi kontrol terhadap wanita tidak
ditemukan adanya risiko terhadap janin dan sedikit
kemungkinan bahaya pada janin.
Kategori B: Studi terhadap hewan coba menunjukkan
tidak ada risiko pada janin namun tidak ada studi yang
dilakukan terhadap manusia atau studi pada hewan coba
menunjukkan adanya efek samping namun tidak ada pada
studi yang dilakukan terhadap wanita hamil.
Kategori C: Studi pada hewan coba menunjukkan efek
samping pada janin dan tidak ada studi kontrol terhadap
manusia atau tidak ada studi yang dilakukan terhadap
manusia maupun hewan.
Kategori D: Ada bukti positif risiko terhadap janin namun
keuntungan dari penggunaan obat tersebut terhadap ibu
 hamil dapat diterima (contoh: obat tersebut dibutuhkan kehamilan manusia. Sebagian besar antasida (kecuali
dalam kondisi yang mengancam nyawa atau penyakit natrium bikarbonat) aman digunakan selama kehamilan
serius di mana obat lain tidak bisa digunakan atau tidak dan untuk aspirasi prokfilasis atau saat persalinan
efektif) karena absorpsi yang minimal. Namun, magnesium
Kategori X: studi pada hewan maupun manusia trisilikat tidak boleh digunakan pada dosis tingfgi dan
menunjukkan adanya kelainan pada janin atau ada bukti jangka panjang pada wanita hamil.
risiko dari manusia (atau keduanya), atau risiko Breastfeeding
penggunaan obat pada ibu hamil lebih besar daripada Tidak ada data ekskresi Aluminum hydroxide /
keuntungan dari obat. Obat tersebut menjadi magnesium hydroxide / simethicone di dalam ASI.
kontraindikasi terhadap wanita yang akan atau sedang Sucralfate
hamil. Generik:
Tablet 500 mg
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT KEHAMILAN, Dosis oral:1 gr secara
Suspensi 500 mg/5 ml
PERSALINAN, DAN MENYUSUI oral ke lambung kosong
Nama dagang: Inpepsa
+ Suplemen dan Mineral: 4 kali sehari.
Suspensi 500 mg/mL (botol
Dosage Pharmaceutical drug form 100 ml dan 200 ml)
Ferrous Pregnancy
Dosis oral: Sucralfate dimasukkan ke dalam kategori B oleh FDA.
Generik:
Suplemen untuk wanita
Ferrous sulfate film Breastfeeding
hamil:60 mg elemental Tidak ada data ekskresi sucralfate pada ASI.
coated tablet 300 mg
ferrous Sulfate ferrous
Sirup 15 mg/5 ml Ranitidine
300 mg per hari
Dosis oral: 150 mg 2 kali
Asam folat
sehari atau 300 mg Generik:
1. Generik:Tablet 400 g, 1 sebelum tidur selama 8 Tablet 150 mg
Dosis oral: mg dan 5 mg minggu atau 12 minggu Injeksi 25 mg/ml
Suplemen untuk wanita 2. Nama dagang bila dibutuhkan. Durasi Nama merk: Rantin
hamil: 400 g per hari Folavit:Tablet 400 g dan 1 treatment GERD: 2 Tablet 150 mg dan 300 mg
mg minggu
Pregnancy
+ Obat-obat untuk Gastrointestinal: Ranitidine dimsasukkan ke dalam kategori kehamilan B
=====GERD===== oleh FDA.
Dosage Pharmaceutical drug form Breastfeeding
Antacida (Aluminium hydroxide dan magnesium Ranitidine diekskresikan ke dalam ASI dalam konsentrasi
hydroxide) melebihi ranitidine di plasma.
Generik: Cimetidine
Tablet kunyah: Aluminium Dosis oral: 800 mg 2 kali
Generik:
hidroksida 200 mg & sehari atau 400 mg 4
Tablet 200 mg
Magnesium Hidroksida kali sehari. Durasi
Nama merk: Corsamet
Dosis oral:Aluminium 200 mg treatment GERD: 12
Tablet 200 mg dan 400 mg
hydroxide / Magnesium Suspensi per 5 ml minggu
hydroxide = 200 mg - (Aluminium hidroksida 200 Pregnancy
200 mg hingga 800 mg - mg & Magnesium Cimetidine dimasukkan ke dalam kategori B oleh FDA.
800 mg 4 kali sehari. Hidroksida 200 mg) Cimetidine aman digunakan saat kehamilan untuk
mengobati peptic ulcer disease berat.
Dosis harian maksimum Nama dagang: Mylanta Breastfeeding
Aluminium hydroxide / (Aluminium hydroxide Cimetidine diekskresikan ke dalam ASI.
Magnesium hydroxide: danmagnesium hydroxide, Omeprazole
4800 mg - 4800 mg 4 dan simethicone) GERD simptomatik
kali sehari. Jangan Tablet kunyah: Al tanpa lesi esofageal:
menggunakan dosis hidroksida 200 mg, Mg Oral: 20 mg sehari Generik:
harian maksimum kebih Hidroksida 200 mg dan selama 4 minggu. Kapsul 20 mg
dari 2 minggu. Simethicone 20 mg Injeksi 40 mg/10 ml
Suspensi per 5 ml (Al GERD simptomatik Nama dagang: Conprazole
hidroksida 200 mg & Mg dengan gejala Kapsul 20 mg
Hidroksida 200 mg) dalam tambahan (contoh Nama dagang: Gastrofer
botol 150 ml atau 360 ml erosive esophagitis): Injeksi 40 mg/10 ml
Pregnancy Oral: 20 mg sehari
Aluminum hydroxide / magnesium hydroxide / selama 4-8 minggu.
simethicone belum dimasukkan ke dalam kategori Pregnancy
manapun oleh FDA. Belum ada data kontrol pada Omeprazole dimasukkan ke dalam kategori C oleh FDA.
 Breastfeeding Pregnancy
Konsentrasi omeprazole dapat diukur di dalam ASI. Metoclopramide dimasukkan ke dalam kategori B oleh
Karena berpotensi menimbulkan efek samping serius FDA. Metoclopramide digunakan saat kehamilan karena
dan kemungkinan tumorigenisitas, obat ini tidak boleh terdapat efek antiemesis dan gastric prokinetic.
digunakan selama periode laktasi.
=====Konstipasi=====
=====Mual dan Muntah===== Dosage Pharmaceutical drug form
Dosage Pharmaceutical drug form Lactulose
Pyridoxine
Generik:
Generik:
Oral: 10 mg/dosis, 4 kali Oral: 10-25 ml/dosis sir 3,335 g/5 mL
Tablet 10 mg dan 25 mg sesuai kebutuhan, 3 kali
sehari Nama dagang: Lactulax
Injeksi 100 mg/ml sehari. Durasi Lactulaxsyr 3.335 g/5 mL
Pregnancy tresatment 1-3 hari (60 ml, 120 ml, and 200
Pyridoxine dimasukkan ke dalam kategori A. Kebutuhan ml)
pyridixone meningkat saat kehamilan.
Pregnancy
Breastfeeding
Lactulose dimasukkan ke dalam kategori B dan hanya
Kebutuhan pyridoxine meningkat saat menyusui. Tidak
digunakan bila benar-benar dibutuhkan.
diketahui apakah obat ini diekskresikan ke dalam ASI. Breastfeeding
Doxylamine Tidak diketahui apakah obat ini diekskresikan ke dalam
Oral: 10 mg 1x sehari, ASI atau tidak.
taken at night Di Indonesia, sediaan obat Bisacodyl
Doxylaminein doxylamine tidak tersedia Generik:
dikombinasikan dengan dalam komponen tunggal. Enteric coated tablet 5 mg
pyridoxine
Oral: 5-15 mg/dosis, Suppositoria 5 mg dan 10
Pregnancy sesuai kebutuhan, 1 kali mg
Doxylamine dimasukkan ke dalam kategori A.
sehari. Durasi treatment Nama merk: Dulcolax
Breastfeeding
1-3 hari Enteric coated tablet 5 mg
Doxylamine succinate tidak boleh digunakan oleh
Suppositoria 5 mg dan 10
wanita menyusui.
mg
Dimenhydrinat
Pregnancy
Dosis untuk mual dan
Bisacodyl dimasukkan ke dalam kategori B dan hanya
muntah (bila pyridoxine
digunakan bila benar-benar dibutuhkan.
dan doxylamine tidak
Breastfeeding
cukup): Generik:
Tidak diketahui apakah obat ini dieksresikan ke dalam
Oral atau suppositoria: Tablet 50 mg
ASI atau tidak.
50-100 mg/dosis, 4-6 kali Nama dagang: Dramamin
sehari (max 200 mg/hari Tablet 50 mg
+ Obat-Obat untuk Infeksi
bila dimakan dengan 4
Dosage Pharmaceutical drug form
tablet doxylamin /
piridoksin) Drug Classification: PENICILLIN
Pregnancy 1. Amoxicillin
Dimenhydrinat dimasukkan ke dalam kategori B. Dosis oral untuk
Breastfeeding uncomplicated Generik:
Dimenhydrinate diekskresikan ke dalam aSI dalam pneumonia: Kapsul 250 mg; 500 mg
jumlah yang sedikit. Dewasa: 250-500 mg Dry syr. 125 mg/5ml (60
Metoclopramide /dosis setiap 8 jam ml/flask)
Generik: Durasi treatment: 7-10 Dry syr. Forte 250
Tablet 5 mg dan 10 mg hari
mg/5ml (60 ml/flask)
Sirup 5 mg/5 ml Nama merk: Amoxan
Gonorrhea Acute,
Injeksi 5 mg/ml Kapsul 250 mg; 500 mg
uncomplicated ano-
genital dan urethral Dry syr. 125 mg/5ml (60
5-10 mg/dosis, setiap 8 Nama dagang: Primperan
jam Tablet 5 mg dan 10 mg infections ml/flask)
Sirup 5 mg/5ml Dosis: amoxicillin 3 g Dry syr. Forte 250
PrimperanPaed oral drops oral + probenecid 1 g mg/5ml (60 ml/flask)
1 mg/10 tetes oral dosis tunggal
Injeksi 10 mg/2 ml (Cavenee et al., 1993)
Pregnancy
Amoxicillin dimasukkan ke dalam kategori B oleh FDA.
Breastfeeding
Amoxicillin diekskresikan ke dalam ASI dalam jumlah
yang sedikit. 2. Ceftriaxone
2. Procainebenzylpenicillin/Procaine penicillin G Dosis untuk Pneumonia
Generik: 1 - 2 g IV atau IM setiap 24
Dry injection jam selama 7-21 hari,
1.000.000 UI/ vial tergantung penyebab dan
(intramuscular) keparahan infeksi
Early syphilis (stage 1-2):
Dry injection Generik:
Procaine benzylpenicillin, Dosis N. gonorrhoeae Dry inj 1g/vial
3.000.000 UI/ vial
1.2 juta IU sehari, injeksi (direkomendasikan oleh Brand name: Ceftricor
(intramuscular)
intramuskuler, 10 hari CDC untuk wanita Dry inj 1g/vial
Nama merk: Procain
berturut-turut.
Penicillin-G Meiji hamil):dual therapy terdiri
Dry injection dari ceftriaxone 250 mg
3.000.000 UI/ vial dalam dosis IM tunggal dan
(intramuscular) azithromycin 1 g oral
Pregnancy sebagai dosis tunggal.
Procaine benzylpenicillin dimasukkan ke dalam kategori Pregnancy
B oleh FDA Ceftriaxon dimasukkan ke dalam kategori B oleh FDA.
Breastfeeding Breastfeeding
Penicillin diekskresikan melalui ASI. Konsentrasi ceftriaxone rendah diekskresikan di dalam
3. Benzathinebenzylpenicillin / Benzathine penicillin G ASI.
/ Benzylpenicillinbenzathine / Benzathine penicillin
Generik: Drug Classification: MACROLIDE
Sifilis awal (stadium 1-2):
Dry injection 1. Erythromycin
Benzathinebenzylpenicillin
1.200.000 UI/vial Dosis untuk infeksi
2,4 juta IU, injeksi
(intramuscular) Chlamydia
intramuscular, pada sesi
Dry injection -Infeksi ringan-sedang: 250- Generik:
tunggal. (2 injeksi di tempat
2.400.000 UI/vial 500 mg (base, estolate, Kapsul 250 mg
yang berbeda)
(intramuscular) stearate) atau 400-800 mg Tablet 500 mg
Pregnancy: Benzathinebenzylpenicillin dimasukkan ke (ethylsuccinate) oral setiap Dry syr 200 mg/5ml
dalam kategori B oleh FDA 6 jam (60 ml/flask)
Breastfeeding -Infeksi berat: 1-4 g/hari IV Nama merk: Erysanbe
Penicillin G diekskresikan ke dalam ASI dan tidak ada pada dosis berbeda setiap 6 Kapsul 250 mg
risiko terhadap bayi. jam atau dengan infus. Tablet kunyah 200 mg
Dry syr 200 mg/5ml
Drug Classification: CEPHALOSPORINS Dosis alternatif untuk Early (60 ml/flask)
1. Cefadroxil syphilis (stadium 1-2):Oral FC tablet 500 mg
Generik: 500 mg setiap 6 jam selama
30 hari.
Kapsul 250 mg; 500
Dosis untuk Upper mg Pregnancy
Respiratory Tract Infection Dry syr. 125mg/5ml Erythromycin dimasukkan ke dalam kategori B oleh
500 mg secara oral setiap 12 FDA. Erythromycin melewati plasenta dalam jumlah
(60 ml/flask)
jam atau or 1 g secara oral Dry yang sedikit.
syr. Forte
setiap 24 jam selama 7-10 Breastfeeding
250mg/5ml (60
hari. Erythromycin diekskresikan ke dalam ASI dalam jumlah
ml/flask) yang sedikit.
Nama merk: Cefat 2. Azithromycin
Dosis untuk Urinary Tract
Kapsul 250 mg; 500 Generik:
Infection
mg Dosis untuk N.
-Uncomplicated: 1 to 2 Tablet 250 mg dan 500
g/hari secara oral in 1 Dry syr. 125 mg /5ml gonorrhoeae (rekomendasi
mg
(60 ml/flask) CDC untuk wanita
hingga 2 dosis terpisah Dry syr 200 mg/5ml (60
-Complicated: 1 g secara Dry syr. Forte 250 mg / hamil):dual therapy
ml/flask)
oral 2 kali sehari 5ml(60 ml/flask) terdiri dari ceftriaxone 250
Nama merk: Aziwin
mg dalam dosis IM tunggal
dan azithromycin 1 g oral Tablet 250 mg dan 500
sebagai dosis tunggal. mg
Pregnancy
Cefadroxil dimasukkan ke dalam kategori B oleh FDA.
Pregnancy
Breastfeeding
Azithromycin dimasukkan ke dalam kategori B oleh
Pada 1 gram dosis oral terhadap 6 ibu menyusui, kadar
FDA. Azithromycin ditolerir lebih baik daripada
cefradoxil mencapai puncak dalam 6-7 jam dengan
erythromycin.
kadar rata-rata 1,83 mcg/ml. Kadarnya cukup rendah
Breastfeeding
dan tidak menimbulkan efek samping terhadap bayi.
Azithromycin diekskresikan ke dalam ASI. samping yang dapat muncul pada bayi antarar lain
3. Spiramycin refusal of the breast, intestinal gas, and muntah berat.
Dosis untuk infeksi Selain itu, terdapat risiko supresi sumsum tulang and
Toxoplasma gondii selama Gray Syndrome pada bayi.
kehamilan: 1 g (3 juta U) Drug Classification: SULFONAMIDES AND
setiap 8 jam (total 3 g atau TRIMETHOPRIM
9 million U per hari) Obat ini digunakan untuk mengobati UTI namun
merupakan kontraindikasi bagi wanita hamil dan
Terapi spiramycin harus Generik: menyusui.
dilanjutkan hingga Tablet 250 mg dan 500 Pregnancy
persalinan pada wanita mg Sulfamethoxazole-Trimetrophrime (cotrimoxazole)
dengan kecurigaan infeksi Nama merk: Ismacrol digolongkan ke dalam kategori D oleh FDA. Pada tikus,
rendah atau dengan hasil Tablet 500 mg dosis oral 533 mg/kg atau 200 mg/kg menghasilkan efek
amniotic fluid PCR negatif teratologik dengan manifestasi cleft palates. Belum ada
saat follow-up Spiramycin data yang ditemukan pada manusia
tidak bisa digunakan untuk Breastfeeding
mengobati janin yang telah Kadar sulfamethoxazole-trimethoprim di dalam ASI
terinfeksi Toxoplasma sekitar 2 - 5% dari dosis yang direkomendasikan untuk
gondii. bayi berusia > 2 bulan. Sulfamethoxazole-trimethoprim
Pregnancy dikontraindikasikan untuk ibu menyusui.
Tidak teratogenik, tidak dapat menyembuhkan infeksi Drug Classification: AMINOGLYCOSIDE
pada janin; diindikasikan kepada wanit hamil yang Nama obat: streptomycin, gentamicin, kanamycin,
dicurigai terinfeksi toxoplasma selama masa gestasi 18 tobramycin, amikacin, dll. Streptomycin digunakan
minggu. untuk mengobati infeksi Tuberculosis. Gentamycin and
amikacin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
Drug Classification: IMIDAZOLE DERIVATES gram negatif. Namun, obat-oba tersebut adalah
Metronidazole kontraindikasi bagi ibu hamil.
Dosis untuk Bacterial Pregnancy
Vaginosis Aminoglycoside digolongkan ke dalam kategori D oleh
Nonpregnant women: FDA. Aminoglycoside dapat menembus plasenta. Belum
Generik:
-Immediate-release ada data dari studi kehamilan pada manusia; namun
Tablet 250 mg dan 500
tablets (recommended ditemukan ada kerusakan pada nervus cranial VIII pada
mg
regimen): 500 mg oral Ovula 500 mg janin dengan ketulian bilateral. Salah satu dari
setiap 12 jam untuk 7 hari aminoglycoside, gentamycin, dapat menyebabkan
Syr 125 mg/5ml (60 ml/ nephrotoksisitas in pada janin tikus.
-Extended-release tablets
flask) Breastfeeding
(alternative regimen): 750
Infus 5 mg/ml Aminoglycoside diekskresikan ke dalam ASI. Karena
mg oral sekali sehari untuk
Brand name: Flagyl bioavailabilitas oral rendah, kemungkinan tidak ada
7 hari
Tablet 500 mg keracunan sistemik yang dapat terjadi pada bayi.
Pregnant women: Ovula 500 mg dan 1000 Drug Classification: FLUOROQUINOLONE
Immediate-release tablets: mg Nama obat: levofloxacine, ofloxacine, ciprofloxacin, dl.
500 mg oral 2 kali sehari Suspensi 125 mg/5ml Fluoroquinolons digunakan untuk mengobati UTI,
untuk 7 hari atau 250 mg (60 ml/flask) lower respiratory tract infection, pneumonia, anthrax,
oral 3 kali sehari untuk 7 dll tetapi merupakan kontraindikasi pada wanita hamil
hari Pregnancy
Pregnancy Kategori FDA C. Secara umum, tidak boleh digunakan
Metonidazole dimasukkan ke dalam kategori B oleh saat kehamilan. Dosis tinggi terhadap hewan coba tidak
FDA. menyebabkan keracunan, namun ada keracunan pada
Metronidazole terdapat di dalam ASI dengan kadar janin (fetotoxicity). Kerusakan kartilago and
yang sama dengan kadar serum ibu dan kadar serum arthropathy ditemukan dan dapat mempengaruhi
bayi bisa sama dengan kadar bayi terapetik. pertumbuhan tulang pada janin. Karena banyak
alternatif yang lebih aman, beberapa ahli mengatakan
bahwa fluoroquinolone dikontraindikasikan saat
Drug Classification: AMPHENICOL
kehamilan terutama pada trimester pertama.
Pregnancy
Breastfeeding
Chloramphenicol and digolongkan ke dalam kategori C
Quinolone-induced cartilage erosion and arthropathies
oleh FDA. Chloramphenicol oral dapat menembus
ditemukan pada hewan-hewan muda sehingga bisa
plasenta. Penggunaan obat ini pada usia kehamilan tua
memberikan efek toksik terhadap pertumbuhan sendi
berhubungan dengan efek samping terhadap bayi
pada bayi.
seperti gray baby syndrome.
Breastfeeding
+ Obat-Obat Tokolitik
Chloramphenicol diekskresikan ke dalam ASI. Efek
 Drug Classification: DIHYDROPIRIDINE CLASS OF dalam 1000 ml NaCl 0,9%/Ringer Laktat, berikan infus
CALCIUM CHANNEL BLOCKERS dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan
Nifedipine berhenti.
Tocolytic hanya bisa
diberikan hingga 48 hours Magnesium Sulfate
setelah muncul gejala Magnesium sulfate digunakan untuk mengobati eclampsia
kelahiran premature. (level of competence 3B).
Dosis yang digunakan Generik: Dosis: dosis awal 4-gram bolus iv dalam10 ml (MgSO4 40%)
pada studi yang dilakukan Kapsul 10 mg infus selama 20 menit. Bila rute IV sulit dilakukan berikan
berada pada rentang 10- Nama merk: Adalat injeksi IM pada m. glueus maximus dextra & sinistra. Tiap
40 mg sebagai dosis awal Tablet 5 dan 10 mg injeksi mengandung 5 g MgSO4 (12,5 ml MgSO4 solution
pertama. Dosis lanjutan 40%) IM
berada pada rentang 10- Generik: Injeksi 20%, Injeksi 40%
20 mg setiap 6-8 jam bila
perlu. Pregnancy Warnings
Pregnancy Magnesium sulfate dimasukkan ke dalam kategori D oleh
Nifedipine dimasukkan ke dalam kategori C oleh FDA. FDA.
Namun, nifedipine digunakan dengan aman oleh Breastfeeding Warnings
manusia untuk terapi preeclampsia dan kelahiran Magnesium diekskresikan ke dalam ASI.
prematur.
Breastfeeding
Nifedipine diekskresikan ke dalam ASI.

Drug Classification: 2 AGONIST

TERBUTALINE
Untuk persalinan
premature:
Infus IV: larutkan 1000 g
(2 ampul) ke dalam infus
NaCl 0,9% 500 ml. Dosis Generik:
awal 20 g dan dapat naik Tablet 2,5 mg
10 g selama 15 menit
Syrup 1,5 mg/5 ml
hingga persalinan. Dosis
Inj 0,5 mg/ml
maksimum 80 mcg/ menit.
Nama merk: Bricasma
Tablets: 2.5-7.5 mg oral
Tablet 2,5 mg
setiap 6 jam. Terapi harus
dilanjutkan hingga 36-37 Infus Bricasma 0.5
minggu gestasi. mg/mL
Injeksi subkutan: 0.25 mg
setiap 6 jam, harus
dilanjutkan hingga
persalinan.
Pregnancy
Terbutaline dimasukkan ke dalam kategori B oleh FDA.
Namun, terbutaline dapat menembus plasenta sehingga
janin dapat menerima efek samping.
Breastfeeding
Terbutaline diekskresikan ke dalam ASI.

+ Obat-Obat yang Digunakan saat Persalinan

Oxytocin
Sediaan obat: Injeksi 10 unit/ml dalam ampul 1 ml
Pada tahap ketiga persalinan normal (Kompetensi 4A):
Oxytocin 10 unit intramuscular dosis tunggal. Berikan
segera setelah kelahiran janin dan plasenta.
Bila terjadi perdarahan post-partum (Kompetensi 3B)
terjadi karena atonia uterior retensio placenta
Treatment: Oxytocin 20-40 unit, dilarutkan ke dalam 1000
ml NaCl 0,9%/Ringer Laktat, berikan infus dengan
kecepatan 60 tetes/menit. Berikan oksitosin 10 unit secara
intramuscular. Lanjutkan dengan Oxytocin 20 unit, larutkan