Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
A210150071
KELAS B
Dosen pengampu:
TAHUN 2015
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis yang
bergerak pada berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan masyarakat.
Oleh karena itu perlu adanya kesadaran kita untuk mengembangkan UMKM
di Indonesia agar terciptanya kesejahteraan masyarakat.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah?
2. Bagaimana Ciri-ciri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah?
3. Bagaimana Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah?
4. Bagaimana Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang Sukses?
5. Apa Contoh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang sukses?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. USAHA MIKRO
Adalah usaha milik orang perorang dan atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria usaha mikro
Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah sering disingkat (UMKM),
UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan
kemiskinan. Dari statistik dan riset yang dilakukan, UMKM mewakili jumlah
kelompok usaha terbesar. UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional
dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca
krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya
terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja
yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu
upaya mengurangi pengangguran.
3
- Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha
yang memadai
- Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah
- Umumnya belum akses kepada perbankan
- Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar
yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan
intermediasinya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik
yang tidak selalu dimilliki oleh usaha non-mikro, antara lain : Perpustakaan
Usaha (turn over) cukup tinggi ; tidak sensitive terhadap suku bunga ; tetap
berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter ; berkarakter
jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan
pendekatan yang tepat. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih
banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena
berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan
sendiri.
5
B. USAHA KECIL
Pengertian usaha kecil
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008, Usaha Kecil adalah
*Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang
perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional
yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam
mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan
ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan kegiatan
usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan
ekonomi yang luas, agar dapat mempercepat proses pemerataan dan
pendapatan ekonomi masyarakat.
Sentuhan pribadi
Motivasi yang lebih tinggi
Fleksibilitas yang tinggi
Modal terbatas
Kredibilitas
Permasalahan pegawai
6
Karakteristik Usaha Kecil
- Jenis barang / komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap
- Lokasi / tempat usaha sudah menetap
- Sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sedehana
- Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP
- Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwirausaha
- Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan modal
- Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
7
C. USAHA MENENGAH
Pengertian usaha menengah menurut UU No 20 Tahun 2008, Usaha
Menengah adalah
*Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung.
Apabila UMKM dapat mengadaptasi, menguasai dan mengembangkan
teknologi serta selalu menciptakan inovasi, maka hal tersebut akan
memotivasi UMKM untuk mengekspor produknya, maka UMKM agar dapat
memanfaatkan peluang pasar di luar harus dibantu kebijakan pemerintah,
lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah yang mendukung, fasilitas
infrastruktur yang memadai, kestabilan politik dan penegakan hukum yang
adil dan bersih. Disamping itu UMKM yang memerlukan suatu badan atu
lembaga yang selalu memerlukan informasi bisnis yang akurat dan terus-
menerus. Perana BPEN sangat strategis untuk membantu dan mendorong
kegiatan ekspor bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
8
Contoh Usaha Menengah
- Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah
- Usaha perdagangan (grosir) termasuk ekspor dan impor
- Usaha jasa EKML (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment, dan jasa
transportasi taxi dan bus antar provinsi
- Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam
- Usaha pertambangan batu gunung untuk kontraksi dan marmer buatan
9
2.2 KEWIRAUSAHAAN
Adalah mentalitas (keberanian) untuk membangun usaha secara mandiri.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal
sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa
istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal
dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di
beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha
kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas
pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
10
Persepsi yang Harus Dibangun
- Simple, gampang, sederhana
- Menjanjikan/memiliki prospek yang baik (bias meraih mimpi)
- Resiko dibayar dengan hasil
- Tidak harus dengan modal besar (perlu modal keberanian, keyakinan, dan
komitmen yang tinggi)
- Bisa dipelajari (Learning by doing)
11
Sifat-sifat seorang wirausaha
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita
identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari
kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
- Disiplin, Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus
memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah
ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.
Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap
waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan
terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat
sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala
yang dapat menghambat seorang
12
wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen
akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan
komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azaz. Hal tersebut akan
dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi
terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan
akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
- Komitmen Tinggi, Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal
yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang
lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus
memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi
pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan
identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam
hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain
terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada
kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk
yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang
akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada
akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang
diharapkan.
- Jujur, Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang
dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku
bersifat kompleks. ]Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan
jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan,
kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran
mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang
dilakukan olehwirausahawan.
- Kreatif dan Inovatif, Untuk memenangkan persaingan, maka seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.
13
Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang
maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-
produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif
umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru
seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam
dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang
kelihatannya mustahil.
- Mandiri, Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain
dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi
kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki
sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
- Realistis, Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu
menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam
setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak
seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-
masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
14
Pola Pikir (Mindset) Wirausahawan dari Negatif menjadi Positif
- Berpikir negatif bahwa uang adalah akar dari segala kejahatan, dirubah
menjadi berpikir positif bahwa tidak punya uang adalah akar dari segala
kejahatan
- Berpikir negatif bahawa uang bukan segalanya, dirubah menjadi berpikir
positif bahwa tapi segalanya butuh uang
- Berpikir negatif bahwa orang kaya itu pelit, dirubah menjadi berpikir
positif bahwa itu orang lain, kalau saya, semakin kaya, semakin banyak
sedekah
- Berpikir negatif bahwa orang kaya hidup tidak bahagia, dirubah menjadi
berpikir positif bahwa orang kaya yang hidup tidak bahagia itu adalah
orang bodoh
- Berpikir negatif bahwa saya tidak mampu membelinya, karena itu hanya
untuk orang kaya, dirubah menjadi berpikir positif bahwa karena saya
perlu, saya akan cari, saya pasti bias membelinya.
-
Penyakit Wirausahawan
- Kurang terampil dalam hal pembukuan, laporan keuangan, teknologi
informasi (internet)
- Kurang motivasi, kurang pengalaman, kurang pelatihan
- Barangnya tunggal dan ketinggalan jaman (daya saing rendah)
- Menjualnya ceroboh dan teledor (barang tidak sempurna)
- Pemasaran belum maksimal, kurang promosi dan publikasi, belum
memanfaatkan teknologi internet, belum menjalin kemitraan dengan mitra
bisnis lain
- Campuran antara usaha dan keluarga, kesulitan akses permodalan, sulit
mengelola permodalan
15
Contoh produk kreatif
- Kerajinan tangan dari koran digunakan untuk tempat alat tulis, tempat
paying, dll
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Diharapkan bagi para pembaca, terutama mahasiswa untuk bisa mengerti lebih
dalam lagi mengenai Usaha kecil dan Menengah karena dengan adanya
pemahaman yang lebih akan mendorong kita untuk mengembangkan dan
memajukan UMKM di Indonesia dengan kemajuan UMKM di Indonesia
dapat mengurangi kemiskinan serta majunya perekonomian di Indonesia.
17