You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sayur-sayuran merupakan sumber utama vitamin dan mineral dalam pangan kita.

Selain itu, beberapa jenis sayuran juga merupakan sumber protein nabati. Hampir

semua sayur-sayuran yang pembudidayaannya sudah dikuasai dan penanamannya

meluas, berasal dari negara lain. Jenis-jenis pendatang ini dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan baru di Indonesia, meskipun banyak diantaranya memerlukan

hawa yang sejuk. Oleh karena itu, jenis yang demikian hanya ditanam di dataran

yang tinggi, seperti halnya Cipanas-Jawa Barat, Teretes-Jawa Timur, dan Brastagi-

Sumatra Utara. Disamping jenis-jenis perdagangan di Indonesia banyak pula

dijumpai jenis-jenis sayuran yang ditanam sebagai tanaman pekarangan. Sayuran

semacam ini kadang-kadang dapat dijumpai di pasar-pasar, tetapi biasanya ditanam

untuk mencukupi kebutuhan dapur sendiri. (Lembaga Biologi Nasional LIPI

Bogor,1977). Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk

mengkonsumsi sayuran salah satunya yaitu sayuran sawi.

Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak

berbulu, dan tidak ber krop. Petani di Indonesia hanya mengenal 3 macam jenis sawi

yang biasa dibudidayakan yaitu sawi putih, sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini

masyarakat lebih mengenal caisim atau sawi bakso. Selain itu masih ada pula jenis
sawi keriting dan sawi monumen. (Haryanto, 2000).

Sawi putih atau sawi jabung (B.junceaea L. var. rugosa Roxb. Dan Prain) Memiliki

ciri-ciri batang nya pendek, tegap dah daun-daun nya lebar berwarna hijau tua,

tangkai daun panjang dan bersayap melengkung ke bawah. Sedangkan sawi hijau

yang memiliki ciri-ciri batang nya pendek dan daun-daunnya berwarna hijau

keputih-putihan, serta citarasa nya agak pahit. Dan sawi huma yakni sawi yang tipe

batangnya kecil-panjang dan langsing, daun-daunnya panjang-sempit berwarna hijau

keputih-ptihan, serta tangkai daunnya panjang dan bersayap (Haryanto. 2000).

Sayur-sayuran seperti sawi dan mahluk hidup lainnya dapat terpapar oleh zat-zat

pencemar seperti partikel maupun gas. Partikel yang banyak dilepaskan oleh

industri baja serta peleburan logam adalah timah hitam dan kadmium (Cd),

sedangkan dalam proses industri pelapisan besi banyak digunakan logam seng .

Seng merupakan jenis logam esensial, dimana keberadaannya dalam jumlah

tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, sebaliknya dalam jumlah

berlebihan logam ini dapat menimbulkan efek racun (Anonim, 2009).

Logam kadmium itu sendiri banyak digunakan dalam industri pelapis baja,

pewarna dalam industri plastik dan pada elektroplating. Namun sebagian dari

substansi logam kadmium ini juga digunakan untuk solder dan aloy-aloyannya

digunakan pula pada baterai. Sehingga sangat berbahaya jika berada dalam

makanan karena bersifat toksik atau racun (Palar, 1994).


Keracunan akut dari kadmium dapat terjadi melalui oral maupun inhalasi. Efek

keracunan yang umum adalah iritasi pada saluran pencernaan dan paru-paru,

tenggorokan terasa kering, mual, muntah dan diare serta kejang pada perut dan

sakit pada otot. Efek keracunan yang kronis ditandai dengan kehilangan indera

perasa dan penciuman, batuk, berkurangnya berat badan, gigi menjadi kuning

dan dapat juga terjadi kerusakan pada hati dan ginjal (Palar, 1994).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk memeriksa logam

kadmium (Cd) pada sayur sawi (Brassica chinensis L.) yang ada di wilayah

sekitar Kecamatan Panjang.

Dalam penelitian ini penetapan kadar logam kadmium (Cd) pada sayur sawi

dilakukan dengan spektrofotometri serapan atom karena metode ini lebih

sensitif dibandingkan dengan metode lain.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah sawi yang ditanam di lingkungan sekitar Kawasan Industri

Kecamatan Panjang mengandung cemaran logam kadmium (Cd)?

b. Berapa kadar kadmium (Cd) pada sayur sawi yang berada Kawasan Industri

Kecamatan Panjang ?
1.3 Batasan Masalah

Penelitian karya tulis ini di batasi pada pengujian logam Kadmium (Cd) yang

terdapat di dalam tanaman sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.) yang

siap panen, yang berada di Kawasan Industri Kecamatan Panjang secara

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam berat cadmium (Cd) pada

sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.) apakah telah memenuhi standar

yang ditetapkan berdasarkan SNI 7387:2009 yaitu 0,2 mg/kg.

1.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai besarnya kandungan logam

kadmium (Cd) pada sayur sawi yang ditanam di Kawasan Industri Kecamatan

Panjang dan aman tidaknya sayur tersebut dikonsumsi.

1.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Sawi yang ditanam di lingkungan sekitar

Kawasan Industri Kecamatan Panjang diduga mengandung cemaran logam

kadmium (Cd).

You might also like