Professional Documents
Culture Documents
Diusulkan oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
A. Pengertian
B. Etiologi
5. Kanker lambung
C. Manifestasi Klinis
d. Nyeri episodic
2. Dyspepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala
seperti :
a. Mudah kenyang
c. Mual
d. Muntah
Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat
akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan
kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai
dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa
penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain,
makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan yang
menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak
memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan
atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani
pemeriksaan.
D. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alcohol serta adanya kondisi kejiwaan stress.
Pemasukan makanan menjadi kurang dapat mengakibatkan erosi pada lambung
akibat gesekan antara dinding-dinding lambung. Kondisi Demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata
membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun
cairan.
E. Pathway
Kecemasan Dispepsia
penyebab organic lainnya sperti antara lain pankreatitis kronis, DM. pada
dyspepsia biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
3. Endoskopi
b. Patologi anatomi
G. Penatalaksanaan
2. Antikolinergik
3. Antagonis reseptor H2
5. Sitoprotektif
6. Golongan prokinetik
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Rencana Keperawatan
7. Kolaborasi dengan
pemberian obat
analgesik
7. Catat adanya
anoreksia, mual,
muntah, dan tetapkan
jika ada hubungannya
dengan medikasi. Awasi
frekuensi, volume,
konsistensi Buang Air
Besar (BAB)
5. Berikan/awasi
hiperalimentasi IV
1 1 1. Mengkaji tingkat
nyeri, beratnya
(skala 0 10) : Skala
nyeri yang dirasakan
klien sakala 8
2. Memberikan
istirahat dengan
posisi semifowler
3. Mengaanjurkan
klien untuk
menghindari
makanan yang dapat
meningkatkan kerja
asam lambung :
seperti makanan
yang pedis, asam
4. Menganjurkan klien
untuk tetap
mengatur waktu
makannya
6. Mendiskusikan dan
Mengaajarkan
teknik relaksasi
dengan cara :
Menarik nafas
dalam 3 kali,
menahannya sesaat
&
menghembuskannya
secara spontan.
7. Kolaborasi dengan
pemberian obat
analgesic : obat
analgesic :
Paracetamol 3 x 1,
Cemitidine 1 amp
2 1. Memantau masukan
dan keluaran
dengan hasil
makanan dihabiskan
5 sendok.
2. Menimbang BB
3. Mengajurkan untuk
memberikan
makanan sedikit
tapi sering
4. Mencatat status
nutrisi dengan hasil
klien mual tapi
tidak muntah
5. Menganjurkan
untuk makan
makanan ketika
masih hangat.
3 1. Mengatur
intake dan
output
2. Memberikan
minum yang
banyak
3. Memberikan
terapi
intravena
4. Memberikan
dorongan
untuk makan
5. Kaji output
4 1. Mengkaji tingkat
kecemasan :
kecemasan ringan
2. Memberikan
dorongan dan
berikan waktu untuk
mengungkapkan
pikiran dan
dengarkan semua
keluhanya.
3. Menjelaskan semua
prosedur dan
pengobatan
4. Memberikan
dorongan spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta,
EGC
Inayah Iin, 2004, Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pencernaan, edisi pertama, Jakarta, Salemba Medika.
Suryono Slamet, et al, 2001, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2, edisi , Jakarta,
FKUI