You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hematoma subgaleal adalah Terakumulasinya darah antara aponeurosis

galeal kulit kepala dan periosteum tengkorak. ruang potensial ini meluas ke

depan orbital, ke oksipital dan lateral temporal.

Perdarahan subgaleal adalah suatu kondisi yang jarang namun berpotensi

mematikan yang ditemukan di suatu kelahiran anak. Prevalensi saat lahir

perdarahan subgaleal sedang sampai berat adalah sekitar 1,5 / 10 000

kelahiran.1

Galea aponeurotica atau aponeurosis epicranial adalah struktur yang

menggabungkan frontal dan satu oksipital, dari otot occipito-frontalis. Cedera

pembuluh darah kepala menyebabkan perdarahan ke ruang subgaleal dan

dianggap penyebab pembentukan hematoma subgaleal (SH).

Pada bayi baru lahir ruang ini dapat berisi bahkan 260 ml, yang hampir

semua darah bayi yang baru lahir (80-90 ml / kg). Oleh karena itu

menjelaskan mengapa perdarahan ke ruang ini sangat berbahaya dan mengapa

hal itu dapat menyebabkan kematian di 25% di beberapa kasus.

Menurut literatur, sebagian besar diagnosis SH karena traumatis (vakum

atau forceps) pada saat melahirkan. Faktor risiko lain, seperti PROM ibu > 12

jam, cephalo - disproporsi panggul atau makrosomia janin, pendarahan

1
2

berkepanjangan ke epricranial yang disebabkan oleh gangguan hemostatik

dari bayi baru lahir.2

Manifestasi klinis yang bervariasi karena karakter vena dari pembuluh

yang rusak. onset berbahaya SH dapat mengakibatkan diagnosis tertunda dan

pengobatan. Biasa terlihat trauma perinatal, seperti sebagai cephalohematoma

atau besar caput succedaneum.

Dalam perdarahan kasus ekstrim bisa melibatkan semua kulit kepala,

turun ke leher, dahi dan ekimosis di daerah orbital.

Darah yang terakumulasi bisa mencapai beberapa sentimeter. gejala

umum berupa kehilangan darah masif, takikardia dan hipotensi. Dan

terjadilah syok hypovolemik. Diagnosis yang akurat dan cepat serta tepat

pengobatan penting untuk pengobatan yang berhasil.3


3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Hematoma subgaleal adalah Terakumulasinya darah antara aponeurosis

galeal kulit kepala dan periosteum tengkorak. ruang potensial ini meluas ke

depan orbital, ke oksipital dan lateral temporal.1

2.2 Etiologi

Penyebab hematoma subgaleal 90% disebabkan oleh vakum ekstraksi ke

kepala saat persalinan. Vakum tersebut dapat meyebabkan pecahnya

pembuluh darah kepala (yaitu hubungan antara sinus dural dan vena kulit

kepala) dan terjadinya akumulasi darah di aponeurosis galeal kulit kepala dan

periosteum. Dan 40% hematoma subgaleal disebabkan oleh trauma kepala

seperti perdarahan intracranial atau fraktur tulang tengkorak.4

2.3 Faktor Risiko

1. Faktor ibu: Premature Rupture Of The Membrane (PROM) > 12 jam dan

kelelahan Ibu.

2. Faktor Neonatal: Makrosomia, koagulopati neonatal (Kekurangan vitamin

K, kekurangan Factor VIII dan Faktor IX ), berat badan lahir rendah, jenis

kelamin laki-laki (2: 1 sampai 8: 1), skor Apgar yang rendah (<8 pada 5

menit), dan malpresentasi janin.5

2.4 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang didapatkan pada hematoma subgaleal, yaitu :

- Darah di bawah galeal aponeurosis


4

- Pembengkakan kulit kepala

- Periorbital Ecchymosis

- Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher

- Kejang

- Syok hypovolemik.4

2.5 Penegakkan diagnosis

Diagnosis umumnya atas dasar klinik, yaitu adanya massa yang berfluktuasi

pada kulit kepala (terutama pada daerah oksipital). Pembengkakan tersebut

timbul secara bertahap dalam 12-72 jam setelah proses persalinan. Meskipun

demikian, pada kasus yang berat dapat terjadi segera setelah lahir. Hematoma

tersebar melampaui seluruh kalvaria. Hematoma subgaleal timbulnya secara

perlahan dan kadang-kadang tidak dapat dikenali dalam beberapa jam. Pasien

dengan hematoma subgaleal dapat mengalami syok hipovolemik.

Pembengkakan dapat mengaburkan fontanel dan melawati garis sutura.

a. Pemeriksaan Penunjang

1) Hiperbilirubinemia yang signifikan

2) Hematokrit menurun

3) CT Scan dan MRI.6


5

Gambar 2.1 CT-Scan Hematoma subgaleal

Gambar 2.2 MRI Hematoma subgaleal


6

2.6 Diagnosis Banding

a. Caput succadeneum

Caput succadeneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala

yang dapat melampaui sutura garis tengah.Kelainan ini sebagai akibat

sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas

caput.Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya

menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir.

b. Cephal hematoma

Cephal hematoma adalah perdarahan sub periosteal akibat kerusakan

jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir, dan tidak

pernah melampaui batas sutura garis tengah.

c. Fraktur tengkorak

Fraktur tengkorak adalah fraktur akibat tekanan mekanis yang kuat misal

pada forseps atau pada beberapa tulang ibu yang menonjol yaitu

promontorium atau spina iskhiadika saat persalinan bokong.Fraktur linier

adalah yang paling sering terjadi.Sering fraktur tidak menimbulkan gejala

kecuali disertai jejas yang jelas pada intrakranium.7


7

Table 2.1 Perbedaan lesi subgaleal hematoma, caput succsedeum,

dan cephal hematoma

Gambar 2.3 Lokasi hematoma subgaleal, caput succsedeum,

cephal hematoma, epidural hematoma dan subdural hematoma


8

2.7 Penatalaksanaan

A. Prinsip tatalaksana :

1. Terapi pemantauan 48 jam pertama sangat penting.

- Pengukuran lingkar kepala

- Penilaian tanda-tanda vital

- Penilaian standa-tanda syok

2. Pengobatan dari perdarahan subgaleal meliputi

- Mengganti volume darah

- Mempertahankan perfusi

- Mengobati gangguan neurologis

- Mengelola koagulopati untuk menghentikan pendarahan

3. Mengembalikan volume sirkulasi darah sangat penting.

- Produk darah harus diberikan dengan cepat.

- Volume Transfusi harus diperkirakan dengan mengganti 40 ml

untuk setiap 1 cm

4. Mengobati syok

- Penggantian cairan untuk memperbaiki asidosis metabolik

- Natrium bikarbonat mungkin diperlukan untuk memperbaiki

asidosis.

- Dukungan inotropik untuk mengembalikan sirkulasi darah

5. Mengobati gangguan neurologis

- Fenobarbital untuk mengobati aktivitas kejang

- CT scan untuk mengevaluasi keparahan perdarahan

- Konsultasi bedah saraf dapat membantu


9

- Hiperventilasi ringan dapat membantu mengontrol edema serebral.

- Perban tekanan untuk mengontrol edema tidak dianjurkan.

6. Mengelola koagulopati untuk menghentikan pendarahan

- Tujuannya adalah untuk memperbaiki penyebab yang mendasari.

- Transfusi produk darah

Dikemas sel darah merah untuk memperbaiki anemia

Fresh frozen plasma untuk menggantikan faktor pembekuan

Kriopresipitat untuk memberikan faktor pembekuan

Transfusi trombosit untuk memperbaiki perdarahan yang sedang

berlangsung

- Jumlah trombosit harus dipertahankan pada 20-50,000.

- Transfusi tukar dapat mencegah overload volume.

- Terapi heparin untuk mencegah pembentukan microclot

kontroversial.8

B. Tatalaksana umum hematoma subgaleal :

- Beri vitamin K1-- 1 mg IM dosis tunggal.

- Ambil darah untuk pemeriksaan golongan darah, reaksi silang dan

beri transfusi darah bila diperlukan

- Monitor Lingkar kepala setiap 6 jam

- Cairan intravena ditujukan untuk mempertahankan status cairan dan

menghindari dehidras. Pada saat awal pemasukan cairan dikurangi

untuk mencegah bertambahnya edema dengan jumlah cairan 1500-

2000 ml / hari diberikan perenteral, sebaiknya dengan cairan


10

kristaloid seperti NaCl 0,9% atau ringer laktat, jangan diberikan

cairan yang mengandung glukosa oleh karena terjadi keadaan

hiperglikemia menambah edema.

- Jika ada tanda tanda syok lakukan resusitasi cairan dan transfusi

darah

- Furosemid dapat menurunkan edema melalui efek menghambat

pembentukan cairan dan menarik cairan interstitial pada edema.

Dengan dosis 40 mg/hari/iv.

- Kejang yang terjadi dalam minggu pertama setelah trauma disebut

early epilepsi dan yang terjadi setelah minggu pertama disebut late

epilepsy. Early epilelpsi lebih sering timbul pada anak-anak dari

pada orang dewasa, kecuali jika ada fraktur impresi, hematom atau

pasien dengan amnesia post traumatik yang panjang. Kejang pertama

dapat diberikan terapi dengandosis Fenitoin 200 mg, dilanjutkan 3-4

x 100 mg/hari.

- Ketika demam terjadi kenaikan suhu tubuh sehingga meningkatkan

metabolisme otak dan menambah kerusakan sekunder, sehingga

memperburuk prognosa. Oleh karena itu setiap kenaikan suhu harus

diatasi dengan menghilangkan penyebabnya. Dapat diberikan terapi

Paracetamol sirup 3 x 2 cth

- Jika kulit kepala terbuka hematom infeksi. Berikan antibiotik +

lakukan aspirasi.
11

- Apabila di pengobatan konservatif dan aspirasi terjadi kegagalan

maka perlu dilakukan tindak operatif.9

2.8 Prognosis

Bila tidak disertai syok atau trauma intrakranial, prognosis jangka panjang

umumnya baik.
12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perdarahan subgaleal adalah suatu kondisi yang jarang namun berpotensi

mematikan yang ditemukan di suatu kelahiran anak. Prevalensi saat lahir

perdarahan subgaleal sedang sampai berat adalah sekitar 1,5 / 10 000

kelahiran.

2. Apabila di pengobatan konservatif dan aspirasi terjadi kegagalan maka

perlu dilakukan tindak operatif.

3.2 Saran

1. Dikembangkannya penelitian lebih lanjut mengenai hematoma subgaleal.

2. Dilakukannya pengobatan konservatif secara adekuat dan aspirasi pada

hematoma subgaleal untuk prognosis yang baik.

You might also like