You are on page 1of 5

+ H S M s M .*......Di...-...'...OD...CDO....O..UC...O...'0.0...'...I"OOPD ................. (2.

2)

a _[S _M) = {S _M) oooooooooooooooooooooooo KL {MKS} f" [M] [S] ....................................................


(2.3)

Keseimbangan massa [S;] = [S M] + [S] ............................................. (2.4)

Dimana [S M] adalah mol zat teradsorpsi per liter larutan, [M] adalah konsentrasi spesies bebas dalam
larutan (mol/L), [S] adalah konsentrasi di site dan fM adalah koefisien aktilitas. Dengan menggabungkan
Persamaan keseimbangan massa,

Persamaan (2.4) dengan Persamaan (2.3) diperoleh persamaan isoterm adsorpsi Langmuir (Sehnoor
dalam Slamet et.al, 2000).

~ : Langmuir [S M] 1+ K,?fulMl ............................................................ (2.5)

Di mana [ST] adalah konsentrasi total di site. Dalam bentuk yang umum Persamaan (2.6) dapat ditulis
(Tchobanoglous dalam Slamet et.al, 2000) sebagai berikut :

x __me6

1+bc
oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo
ooooooooooooooooo

(2.6)

Di mana : x/m = Besarnya adsorbat yang teradsorpsi oleh adsorben (mg/gr) q = Maksimum adsorbat
yang dapat teradsorpsi (mg/gr) b = Konstanta Langmuir (mg/gr) C = Konsentrasi adsorbat di air pada saat
kesetimbangan (mg/L).
Dengan eksperimen laboratorium, kapasitas adsorpsi maksimum (qm) dan konstanta Langmuir (b) dapat
diperoleh Persamaan (2.7)

Data percobaan laboratorium yang diperoleh diplot dengan l/(x/m) sebagai sumbu y dan l/C sebagai
sumbu x. Grafik yang diperoleh adalah garis linier dengan slope =1/(qmb) dan intercept = l/qm.
Gambar 2.6 Grafik Langmuir (Sumber : Slamet et.al, 2000)

b. Model Adsorpsi memdlich Model adsorpsi fi'eundlieh digunakan jika diasumsikan bahwa terdapat
lebih dari satu (multilayer) dan site bersifat heterogen, yaitu adanya perbedaan

ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

(Indrawati, 2014). Eksponen 1/n biasanya kurang dari 1,0 karena site dengan energi pengikatan terbesar
digunakan lebih dulu, diikuti oleh site yang lebih lemah (Schnoor dalam Slamet et.al, 2000). Cara
konvensional untuk menyatakan isoterm Freundlich dapat dilihat pada Persamaan (2.10).

__ = 1/ [s M] K,.[M] n .............................................................................. (2.9)

Di mana 1/n dan K; adalah konstanta-konstanta Fruendlich. Persamaan (2.9) dapat pula ditulis model
yang umum sebagai berikut (Sawyer dalam Slamet et. al, 2000) :

M l...... . . . P.. . . O . . . . . . . 0 OM I ImeICh It C I Q .mno-cunmooo O . CD.. .. ....DOQIQQQQQQUDOQ


(2.1 )
A2 gambar 8 blur wkwk
bioakumuiasi. Logam krom trivalenai adalah krom alamiah dan tidak tergolong toksik, naraon krom
trivalensi dam! teroksidasi menjadi krom heksavalensi yang bersifat toksik dan dapat menyebabkan
alergi dermatitis (Suprihatin dan Ono, 2013). Selain itu menurut Asmadi dan Suharno (20l2) krom dengan
valensi 6 dapat menyebabkan kanker pada kulit dan salman perneemaan.

35 Logan Berat Khromium (Cr)

KatakbromimnberasaldaribahasaYrmani (Chewymigbemniwaanalambahan kimia chown dilambangkan


dengan (Cr). Sebagai salah satu unsur logam berat chromium mempunyai nomor atom 24 dan berat
atom 51,996. Logam Cr pertama kali ditemukan oleh Vagueline pada tahun 1797. Di alam logam Cr tidak
pernah ditemukan dalam bentuk murni melainkan dalam bentuk persenyawaan padat atau mineral
dengan W lain. Sebagai bahan mineral Cr paling banyak ditemukan dalam bentuk ROG-203 (Palar,
2012).

Berdasarkan pada sifat kimia, logam Cr dalam persenyawaan mempunyai bilangan oksidasi T 3' dan .
Logam ini tidak dapat teroksidasi oleh udara yang lembab, balikan pada proses pemanasan logam Cr
teroksidasi dalam jumlah sangat sedikit. Namun dalam udara yang mengandung konsentrasi C02 tinggi,
logam Cr mengalami oksidasi dan membentuk Cr203. logam chromium yang telah membentuk senyawa,
mempunyai sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat ionitasnya seperti, senyawa yang terbentuk
dan' ion logam Cr akan bersifat basa, ion logam Cr akan bersifat ampoter dan ion logam or akan
bersifat asam. Di samping itu, senyawa yang terbentuk dari ion-ion khromium mempunyai kemiripan
sifat dengan senyawa yang terbenmk oleh ion-ion logam lain seperti ion Cra+ , mempunyai sifat yang
mirip dengan ] senyawa yang dibentuk dari ion Fe, dan senyawa yang dibentuk dari ion Cr3+ mempunyai
sifat yang mirip dengan senyawa yang dibentuk dari ion Al3+ (Palar, 2012).

You might also like