You are on page 1of 35

29

2.4 Asuhan Keperawatan Gastritis

2.4.1 Pengkajian

Langkah awal dari proses keperawatan yang meliputi aspek bio, psiko,

sosio dan spiritual secara komprehensif. Maksud dari pengkajian

adalah untuk mendapatkan informasi atau data tentang pasien. Data

tersebut berasal dari pasien (data primer), dari keluarga (data

sekunder) dan data dari catatan yang ada (data tersier). Pengkajian

dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui wawancara,

observasi langsung, dan melihat catatan medis, adapun data yang

diperlukan pada klien Gastritis adalah sebagai berikut.

2.4.2 Analisa data

Analisa data mencakup mengenali pola atau kecenderungan,

membandingkan pola ini dengan kesehatan yang normal, dan menarik

konklusi tentang respon klien. Perawat memperhatikan pola

kecendrungan sambil memeriksa kelompok data. Kelompok data

terdiri atas batas karakteristik (Potter & Perry, 2005). Batas

karekteristik adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori

diagnostik. Kriteria klinis adalah tanda dan gejala obyektif dan

subyektif atau faktor risiko (Capernito, 2005).

2.4.3 Rumusan Masalah

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi

kebutuhan klien. Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah,

Perawat diarahkan pada pemilihan diagnosa yang sesuai. Diagnosa


30

keperawatan berfokus pada mendefinisikan kebutuhan dasar

keperawatan dari klien (Gordon, 2004). Untuk mengidentifikasi

kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah

kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual

(Potter & Perry, 2005). Herdman (2012), menyebutkan batas

karakteristik nyeri akut, antara lain: Perubahan selera makan,

perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung, perubahan

frekuensi pernafasan, laporanisyarat, diaphoresis, perilaku distraksi

(misalnya, berjalan mondar-mandir, mencari orang lain dan/atau

aktivitas lain, aktivitas yang berulang), mengespresikan perilaku

(misalnya, gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas,

mendesah), masker wajah (misalnya, mata kurang bercahaya, tampak

kacau, gerakan mata berpancar atau tetap pada satu fokus, meringis),

sikap melindungi area nyeri, fokus menyempit (misalnya, gangguan

persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, penurunan interaksi dengan

orang dan lingkungan), indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan

posisi untuk menghindari nyeri, sikap tubuh melindungi, dilatasi

pupil, melaporkan nyeri secara verbal, fokus pada diri sendiri,

gangguan tidur.

2.4.4 Diagnosa Keperawatan

Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang terkumpul

diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data,

pengelompokkan data dan menentukan diagnosa keperawatan.


31

Diagnosa keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi

akibat dari hasil pengkajian keperawatan.

Menurut Doengoes, 2000 diagnosa keperawatan pada klien dengan

Gastritis adalah :

1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang

berlebihan.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mukosa

lambung yang teriritasi.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan anoreksia.

4. Gangguan personal hygiene rambut, kulit kotor berhubungan

dengan kelemahan fisik.

5. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya insersi

IVFD yang menyebabkan masuknya mikroorganisme pathogen.

6. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan

kurangnya informasi.

2.4.5 Perencanaan Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang

berlebihan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

intake klien terpenuhi.


32

Kriteria Hasil :

a. Intake terpenuhi

b. TTV dalam batas normal (TD:120/80 mmHg, N:60-80 x/mnt,

S:36-370C, P:20x/mnt)

c. Turgor kulit elastic

Rencana tindakan:

a. Kaji turgor kulit

Rasional : Indikator dehidrasi atau hipovolemia, keadekuatan

penggantian cairan

b. Catat intake dan output cairan

Rasional : Mengganti cairan untuk masukan kalori yang

berdampak pada keseimbangan elektrolit

c. Pertahankan intake oral dan tingkatkan sesuai toleransi

Rasional : Mengurangi terjadinya dehidrasi.

d. Hindari cairan yang bersifat asam yang dapat meningkatkan

asam lambung

Rasional : Makanan atau minuman yang dapat merangsang

asam lambung dapat mengakibatkan mual dan

muntah.

e. Observasi TTV

Rasional : Indikator keadekuatan volume sirkulasi.

f. Kolaborasi dalam pemberian antiemetic

Rasional : Mengurangi mual dan muntah


33

2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan mukosa

lambung yang teriritasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

masalah gangguan rasa nyaman : nyeri teratasi

Kriteria Hasil:

a. Rasa nyeri berkurang

b. Keadaan klien tampak rileks

c. Skala nyeri: 0

d. TTV dalam batas normal (TD:120/80mmHg, N:60-80x/mnt,

RR:16- 20 x/mnt, S:36-370C)

Rencana tindakan :

a. Catat lokasi, lama, intensitas nyeri

Rasional : Identifikasi karakteristik nyeri dan factor yang

berhubungan untuk memilih intervensi.

b. Kompres hangat pada daerah nyeri

Rasional : Meningkatkan relaksasi otot.

c. Observasi TTV

Rasional : Indikator keadekuatan volume sirkulasi.

d. Berikan posisi yang nyaman

Rasional : Menurunkan rasa nyeri.

e. Ajarkan teknik manajemen nyeri

Rasional : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat

mengurangi rasa nyeri


34

f. Kolaborasi dalam pemberian analgetik

Rasional : Menghilangkan nyeri sedang sampai berat.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan anoreksia.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria Hasil :

a. Nafsu makan bertambah

b. Mual dan muntah berkurang

c. Makan habis 1 porsi

d. Berat badan bertambah secara bertahap

Rencana tindakan :

a. Kaji faktor penyebab klien tidak nafsu makan

Rasional : Menentukan intervensi selanjutnya.

b. Berikan makanan yang hangat dalam porsi sedikit tapi sering

Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan

terlalu cepat

c. Hindari pemberian makanan yang dapat merangsang peningkatan

asam lambung

Rasional : Mengurangi pemberian asam lambung yang dapat

menyebabkan mual dan muntah.

d. Hilangkan bau-bau yang menusuk dari lingkungan

Rasional : Menurunkan stimulasi gejala mual dan muntah.


35

e. Tanyakan pada klien tentang makanan yang disukai atau tidak

disukai.

f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetik dan

antibiotic

Rasional : Menghilangkan mual

g. Kolaborasi dengan dokter ahli gizi

Rasional : Menentukan diit makanan yang tepat.

4. Gangguan personal hygiene rambut, kulit kotor berhubungan

dengan kelemahan fisik.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

personal hygiene klien terpenuhi.

Kriteria Hasil :

a. Klien merasa segar

b. Klien tampak tenang

c. Kebutuhan sehari-hari terpenuhi

Rencana tindakan :

a. Dorong perawatan diri

Rasional : Meningkatkan perasaan harga diri

b. Bantu pasien untuk merawat dirinya

Rasional : Meringankan beban klien

c. Kaji kemampuan pasien untuk memenuhi personal hygiene

Rasional : Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam


36

memenuhi personal hygiene d. Libatkan keluarga dan klien saat

memandikan

Rasional : Meningkatkan kerja sama dan perkembangan

kemandirian.

e. Gunakan perlengkapan khusus sesuai kebuutuhan seperti

handuk dan baju

Rasional : Meningkatkan kemampuan untuk memindahkan dan

menurunkan aktivitas dengan aman.

5. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya insersi

IVFD yang menyebabkan masuknya mikroorganisme pathogen.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tanda-tanda

infeksi tidak ada.

Kriteria hasil :

a. Tanda-tanda infeksi tidak terjadi.

b. TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg, N : 60-80 x/mnt,

RR : 16-20 x/mnt, S : 36-37OC)

c. Klien tampak tenang

Rencana Tindakan :

a. Berikan perawatan infus setiap hari

Rasional : mengurangi terjadinya phlebitis

b. Kaji tanda-tanda infeksi Rasional : mencegah terjadinya

komplikasi dari pemasangan infus.


37

c. Kaji TTV Rasional : melihat keadaan umum klien.

d. Gunakan teknik aseptic Rasional : teknik aseptik menurunkan

resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.

6. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan

kurangnya informasi.

Tujuan :

setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mengerti

tentang penyakitnya

Kriteria hasil :

a. Klien mengerti tentang penyakitnya

b. Pengetahuan klien bertambah

Rencana tindakan :

a. Beri penkes tentang penyakitnya

Rasional : Membantu individu dan keluarga untuk

menggunakan gaya hidup yang baik.

b. Berikan kesempatan pada klien untuk menanyakan hal yang

ingin diketahui berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat

mengontrol masalah kesehatan.

c. Berikan kesempatan pada klien untuk mengulangi kembali

penjelasan yang diberikan perawat

Rasional : Mengidentifikasi keberhasilan penkes.


38

d. Lakukan evaluasi

Rasional : Melihat apakah penkes berhasil atau tidak

2.4.6 Implementasi

Menurut Doengoes, 2000 Implementasi adalah tindakan

pemberian keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai

tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun. Setiap

tindakan keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan

keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektif, teknik

komunikasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang

diberikan kepada pasien.

Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan 3 tahap

pendekatan, yaitu independen, dependen, interdependen. Tindakan

keperawatan secara independen adalah suatu kegiatan yang

dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter

atau tenaga kesehatan lainnya. Interdependen adalah tindakan

keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan dan memerlukan kerja

sama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli

gizi, dan dokter. Sedangkan dependen adalah tindakan yang

berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.

Keterampilan yang harus dipunyai perawat dalam

melaksanakan tindakan keperawatan yaitu kognitif, sikap dan

psikomotor.
39

Dalam melakukan tindakan khususnya pada klien dengan

gastritis yang harus diperhatikan adalah pola nutrisi, skala nyeri klien,

serta melakukan pendidikan kesehatan pada klien.

2.4.7 Evaluasi

Menurut Doengoes, 2000 Evaluasi adalah tingkatan intelektual

untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa

jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya

sudah berhasil dicapai.

Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah

masalah dapat diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum

teratasi atau timbul masalah baru. Evaluasi yang dilakukan adalah

evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi

yang harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan

dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap tindakan.

Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilaksanakan pada

akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu

yang ada pada tujuan.

Adapun evaluasi dari diagnosa keperawatan gastritis secara

teoritis adalah apakah rasa nyeri klien berkurang, apakah klien dapat

mengkonsumsi makanan dengan baik, apakah terdapat tanda-tanda

infeksi, apakah klien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri,

apakah klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit

gastritis.
40

40
41
42

42
43
44
45
46
47
48
49

49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62

62
63

You might also like