Professional Documents
Culture Documents
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama : Tidak berpengaruh
Umur : Kebanyakan disemua umur (pada anak-anak juga bisa
seperti pada kelainan jantung bawaan) (pada orang
dewasa juga bisa dilakukan dengan indikasi gagal jantung)
tapi lebih sering pada anak-anak
Jenis kelamin : Kebanyakan terjadi pada laki-laki tapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga pada
perempuan
3.1.2 Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Biasanya pasien-pasien yang akan dilaksanakan operasi bedah jantung
kebanyakan datang dengan keluhannya sesak nafas, nyeri dada,
syanosis, kelemahan, palpitasi dan nafas cepat
Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak nafas, nyeri dada, syanosis, kelemahan, nafas cepat, palpitasi
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah merasa sesak dan nyeri pada dada tapi
hilang dengan obat warung
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kelainan jantung
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan umun: biasanya dalam keadaan lemas
TTV
Nadi : 90-110 x/menit
TD : 110/70-140/90 mmHg
RR : 24-27 x/menit
Suhu : 37,5-38.5 C
Kepala dan Leher
Rambut : Keriting, ada lesi, distribusi merata.
Wajah : Normal, konjungtiva pucat
Hidung : Pernapasan cuping hidung, Tidak ada polip
Mulut : Bersih
Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar
tyroid
Thorax
Jantung
Inspeksi : Tampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis kuat angkat
Perkusi : Batas jantung melebar
Auskultasi : BJ 1 dan 2 melemah, BJ S3 dan S4, disritmia,
gallop
Paru
Inspeksi : Pengembangan paru kanan-kiri simetris
Palpasi : ada otot bantu pernafasan
Perkusi : sonor
Auskultasi : weezing
Abdomen
Inspeksi : Bulat datar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : -
Auskultasi : Bising usus (+)
Ekstremitas
Eks. Atas : Ada clubbing fingers, terdapat oedema
Eks. Bawah : Ada clubbing fingers, terdapat oedema
Sistem Integumen : kulit kering dan turgor kulit juga jelek
Genetalia : bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin,
tidak ada hemoroid
3.1.4 Pengkajian Fungsional Gordon
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada
keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan disebabkan dipsnea
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
3. Pola eliminasi
BAK : adanya retensi urin / inkonteninsia urine
BAB : adanya konstipasi
4. Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena adanya
sesak dan nafas pendek.
5. Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri di
dada
6. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera
berobat
7. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat
kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
8. Pola reproduksi / seksual
Pasien berjenis kelamin laki laki dan akibat penyakitnya pasien tidak
bisa berhubungan seksual .
9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit
seperti ini lagi
10. Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman sekali dan memegangi
dadanya.
11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini
merupakan cobaan dari Allah SWT.
3.1.5 Contoh Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Penurunan Penurunan
Pasien mengatakan cepat kontraktilitas cardiac output
lelah saat beraktifitas dan miokard
nyeri pada dadanya.
Do :
- TTV (TD : 120/80-
140/90 mmHg,
N : takikardi (lebih dari
100x/menit),
RR : takipnea (24-
28x/menit),
S : 37,50-38,50 C )
- Bunyi Jantung S3 dan
S4
2 Ds: Ketidakseimbangan Gangguan
Pasien mengatakan dapat antara suplai intoleransi
beraktivitas seperti biasa oksigen aktivitas
dan tidak mudah lelah.
Do:
- TTV (TD : 120/80-
140/90 mmHg,
N : takikardi (lebih dari
100x/menit),
RR : takipnea (24-
28x/menit),
S : 37,50-38,50 C )
3 Ds: Menurunnya Kelebihan
pasien mengatakan air filtrasi glomelurus volume cairan
kencingnya sedikit
Do:
- TTV (TD : 120/80-
140/90 mmHg,
N : takikardi (lebih dari
100x/menit),
RR : takipnea (24-
28x/menit),
S : 37,50-38,50 C )
- Oedema pada kaki
3.1.6 Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan cardiac output b.d penurunan kontraktilitas miokard.
2. Gangguan intoleransi aktifitas b.d adanya ketidakseimbangan antara
suplay oksigen
3. Kelebihan volume cairan b.d menurunnya filtrasi glomelurus
3.1.7 Proses Keperawatan
Tujuan
No Diagnosa Intervensi Rasional
dan KH
1 Penurunan cardiac Setelah dilakukan 1. Observasi TTV Mengetahui
output berhubungan proses keadaan umum
dengan penurunan keperawatan pasien
kontraktilitas miokard. selama 1x24 jam
diharapkan 2. Auskultasi 2. Disritmia khusus
keseimbangan bunyi jantung, lebih jelas
heart rate dan catat terdeteksi dengan
frekuensi jantung frekuensi, pendengaran dari
dapat terjaga irama. Catat pada dengan
dengan KH : adaya denyut palpasi.
K : pasien dan jantung ekstra, Pendenganaran
keluarga pasien penurunan terhadap bunyi
mengetahui apa nadi. jantung ekstra
yang atau penurunan
menyebabkan dari nadi membantu
menurunnya mengidentifikasi
cardiac output. disritmia pada
A : pasien dan pasien tak
keluarga pasien terpantau
bisa menunjukan
bagaimana cara 3. Observasi 3. Menurunnya
untuk menjaga status mental, perfusi otak dapat
cardiac output catat mengakibatkan
tetap stabil. perkembangan perubahan
P : pasien dan kekacauan, observasi/
keluarga pasien disorientasi. pengenalan
bisa dalam sensori.
mempertahankan
cardiac output 4. Catat warna 4. Sirkulasi
tetap stabil kulit, adanya periferal turun
P : - TTV kuwalitas ketika Cardiac
normal : pulse . Output menurun,
(TD : 110/70- membuat/menjadi
120/80 mmHg, kan warna
Suhu: 36,5- pucat/abu-abu
37,50 C, RR: 16- bagi kulit
24 x/mnt, Nadi: (tergantung dari
60-100 x/mnt derajat hipoksia)
- Tidak ada bunyi dan penurunan
jantung kekuatan dari
tambahan S3 denyut periferal.
(gallop) dan S4
(murmur) 5. Pantau status 5. Untuk
- keluaran urin kardivaskuler mengevaluasi
adekuat setiap jam efektifitas
- tidak ada edema sampai stabil pengobatan,
- Peralatan melalui banyak parameter
pemantau parameter digunakan untuk
hemodinamik hemodinamik mengevaluasi
memperlihatkan fungsi
hasil normal kardiovaskuler
(tekanan vena
central (CVP) 6. Kolaborasi 6. Meringankan
normal antara 2- obat anti beban jantung
8 mmHg atau 3- aritmia
11 cm air, curah
jantung normal
antara 3 - 5L/ m,
tekanan kapiler
pulmonal
(PCWP) normal
yaitu 6-12
mmHg, indeks
jantung normal
2,5-3,5 L/mnt
/mm2, tekanan
vaskuler
sistemik normal
antara 600-1400
dynes/sec, rerata
tekanan arteri
normal 70-
100mmHg)
2 Gangguan intoleransi Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui
aktifitas berhubungan proses TTV keadaan umum
dengan adanya keperawatan pasien
ketidakseimbangan selama 1x24 jam
antara suplay oksigen pasien dapat 2. Catat respon 2. Penurunan/ketida
melakukan kardiopulmon kmampuan
aktivitas seperti al terhadap miokardium
biasa dan tidak aktivitas, catat untuk
mudah lelah takikardi, meningkatkan
dengan KH : disritmia, volume sekuncup
K : pasien dan dispnea, selama aktivitas,
keluarga pasien berkeringat, dengan
mengetahui pucat. menyebabkan
penyebab dari peningkatan
gangguan segera pada
intoleransi frekuensi jantung
aktivitas dan kebutuhan
A : pasien dan oksigen, juga
keluarga pasien peningkatan
mampu kelelahan dan
menunjukan kelemahan.
bagaimana cara
mengatasi 3. Observasi 3. Sianosis kuku
gangguan warna kulit, menunjukkan
intoleransi membran vasokontriksi
aktivitas mukosa dan respon tubuh
P : pasien dan kuku. Catat terhadap
keluarga pasien adanya demam/menggigi
mampu mengatasi sianosis l namun sianosis
gangguan perifer (kuku) pada daun
intoleransi atau sianosis telinga, membran
aktivitas sentral. mukosa dan kulit
P : - TTV sekitar mulut
normal : menunjukkan
(TD : 110/70- hipoksemia
120/80 mmHg, sistemik.
Suhu: 36,5-
37,50 C, RR: 16- 4. Evaluasi 4. Dapat
24 x/mnt, Nadi: peningkatan menunjukkan
60-100 x/mnt intoleransi peningkatkan
- suara nafas aktivitas. dekompensasi
vesikuler jantung daripada
- mukosa dan kelebihan
dasar kuku aktivitas.
berwarna merah
muda 5. Anjurkan 5.Membantu
untuk menarik menjaga jalan
nafas dalam, nafas tetap paten,
batuk efektif, mencegah
berpindah atelectasis dan
posisi, memungkinkan
memakai pengembangan
spirometer dan paru.
mematuhi
terapi nafas.
3 Kelebihan volume Setelah dilakukan 1. Observasi 1.Untuk
cairan berhubungan proses TTV. mengetahui
dengan menurunnya keperawatan keadaan umum
filtrasi glomelurus. selama 1x24 jam pasien.
diharapkan
keseimbangan 2. Observasi 2. Output urine
cairan dalam output urine, mungkin sangat
tubuh dapat catat jumlah sedikit dan pekat,
tercapaidengan dan warnanya karena
KH: menurunnya
K : pasien dan perfusi jaringan
keluraga pasien
mengetahui 3. Atur posisi 3. Dengan posisi
penyebab dari semi fowler berbaring semi
kelebihan volume selama fase fowler
cairan akut meningkatkan
A : pasien dan filtrasi
keluarga pasien glomerulus dan
mampu mengurangi
menunjukan produksi ADH
bagaimana cara sehingga
menangani menambah
kelebihan volume diuresis.
cairan
P : pasien dan 4. Periksa tubuh 4. Retensi cairan
keluarga pasien dari edema yang berlebihan
mampu mengatasi dengan/tanpa dimanifestasikan
kelebihan volume pitting, catat dengan adanya
cairan adanya edema edema.
P : - TTV seluruh tubuh Meningkatnya
normal : (anasarka) kongesti vaskuler
(TD : 110/70- yang akhirnya
120/80 mmHg, mengakibatkan
Suhu: 36,5- edema jaringan
0
37,5 C, RR: 16- sistemik.
24 x/mnt, Nadi:
60-100 x/mnt 5. Palpasi adanya 5. Bertambah
- Gambaran hepatomegali. beratnya gagal
adanya kestabilan Catat keluhan jantung
volume cairan nyeri pada menambah
dengan kwadran atas kongesti vena ,
seimbangnya bagian kanan mengakibatkan
intake output. distensi perut dan
- tidak ada nyeri. Ini dapai
edema. merubah fungsi
hati dan
merugikan
metabolisme
obat.
6. Kolaborasi 6. Diuretic
dengan tim (Furosemic),
kesehatan Meningkatkan
dengan aliran urine dan
pemberian menghalangi
diuretic, reabsorsi dari
thiazide dan sodium/klorida
pengganti didalam tubulus
potasium. ginjal. Thiazide
(Spironolactone),
Meningkatnya
diuresis tanpa
kehilangan
potassium yang
berlebihan.
Do:
- TTV (TD : 120/80-
140/90 mmHg, N :
takikardi (lebih dari
100x/menit), RR :
takipnea (24-28x/menit),
S : 37,50-38,50 C )
- Bunyi Jantung S3 dan S4
- Keluaran urin anadekuat
- Peralatan pemantau
hemodinamik
memperlihatkan hasil
tidak normal
- Terdapat edema
2. Ds: Trauma pembedahan Gangguan pertukaran
Keluarga klien mengatakan dada ekstensif gas
bahwa pasien sesak, nafas
pendek,
Do:
- TTV (TD : 120/80
140/90 mmHg, N :
takikardi (lebih dari
100x/menit), RR :
takipnea (24-28x/menit),
S : 37,50-38,50 C )
- AGD tidak normal
(PO2 :dibawah 80
mmHg, PCO2 : diatas 45
mmHg, HCOO-3 :
dibawah 21 mmHg,
PH : dibawah 7,35, SO2 :
dibawah 90 mmHg)
- Suara nafas krekel
- Jalan nafas terganggu
- Dasar kuku dan
membrane mukosa
pucat
3 Ds: Trauma operasi Nyeri
Keluarga klien mengatakan
bahwa pasien merasakan
nyeri pada daerah dada
Do:
- Dahi pasien mengkerut,
merintih dan melindungi
tempat rasa nyeri
- Skala nyeri 5
- Pasien memegang dada
bagian atas
- Menggosok lengan kiri
- TTV : TD: 120/80-
140/90 mmHg, Nadi:
100-110 x/menit, RR: 20-
24x /menit, Suhu : 370C-
380C
- P : nyeri bertambah jika
digunakan bergerak dan
berkurang bila
digunakan
istirahat
- Q : seperti tertusuk
- R : didaerah dada,
- S : 5,
- T : waktu bergerak
4. Ds: keluarga klien Infeksi atau sindroma Hipertermi
mengatakan bahwa pasien pasca perikardiotomo
demam
Do:
- Suhu : 38,50C 390C
- Adanya kemerahan
-Adanya bengkak
-Peningkatan rasa nyeri