You are on page 1of 14

HEMANGIOMA

DEFINISI

Anomali vaskular merupakan tanda lahir yang biasa muncul. Sistem klasifikasi pertama
diajukan oleh Mulliken dan Glowacki di tahun 1996 melalui International Society untuk
Study of Vascular Anomalies berdasarkan klinis, radiologis, dan karakteristik hemodinamik,
diklasifikasikan menjadi malformasi vaskular dan tumor vaskular.[1]

Ada beberapa tipe tumor vaskular yang sebagian besar muncul saat masa kanak-kanak.
Tumor-tumor ini juga telah membingungkan sistem klasifikasi penyakit, yang
diklasifikasikan dengan tidak tepat sebagai strawberry, capillary, dan cavernous. Beberapa
tipe hemangioma telah dideskripsikan (infantile, rapidly involuting congenital, lobular
capillary, dll), jadi sebaiknya hemangioma tidak digunakan sebagai kata tunggal tetapi
dituliskan sesuai dengan kondisi yang spesifik.[1]

Hemangioma pun diklasifikan secara sederhana menjadi Infantile hemangioma dan


kongenital (Rapidly involuting congenital hemangioma dan Non-involuting congenital
hemangioma).[2]

Hemangioma adalah tumor jinak atau hamartoma yang terjadi akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi di segala organ seperti
hati, limpa, otak, tulang, dan kulit.[3]

Infantile hemangioma merupakan tumor jinak tersering pada masa kanak-kanak, muncul pada
10% anak berusia 1 tahun. Kontras dengan hemangioma tipe lain dan malformasi vaskular,
Infantile hemangioma memiliki karakteristik fase proliferasi yang diikuti fase involusi.
Tumor ini lebih sering pada perempuan (2-3:1) dan pada bayi prematur, terutama bayi yang
berat lahirnya kurang dari 1500 gram. Faktor resiko yang lain adalah ras kaukasian dan lahir
kembar.[1]

Hemangioma yang telah terbentuk saat lahir dan tidak berproliferasi setelah lahir disebut
sebagai congenital hemangioma atau congenital nonprogresive hemangioma. Terdiri dari 2
subtipe utama yang dibedakan berdasarkan perjalanan klinisnya: Rapidly involuting
congenital hemangioma (RICH) dan Non-involuting congenital hemangioma (NICH).[4]

RICH dan NICH terdistribusi sama pada laki-laki dan perempuan, tidak seperti Infantile
hemangioma yang lebih sering pada perempuan.[5]

ETIOPATOGENESIS

Infantile hemangioma adalah sebuah proses proliferasi terlokalisasi dari angioblastik


mesenkim.[6]

Pathofisiologi yang berhubungan dengan perjalanan klinis dari lesi ini, diawali dengan
proliferasi yang cepat diikuti dengan involusi secara berangsur-angsur dan regresi, sampai
saat ini belum teruraikan secara lengkap. Sebuah hipotesis memperkirakan suatu sel
embolized dari plasenta. Hipotesis lain menyatakan bahwa tumor ini berasal dari ekspansi
poliklonal sel endotel akibat mutasi somatik dari regulasi gen proliferasi sel endotel.[6,7]

Hemangioma terdiri dari 3 fase pertumbuhan, yaitu: fase proliferasi, fase pasif, dan fase
involusi. Pada sebagian besar hemangioma, 80% fase proliferasi muncul pada 1 bulan
kehidupan atau lebih lama. Selama fase proliferasi, pertumbuhan yang cepat memicu
kelelahan dalam menyuplai darah sehinga berakibat iskemik, nekrosis, ulserasi, dan
perdarahan.[8]

Setelah proliferasi, hemangioma memasuki fase pertumbuhan lambat atau bahkan tidak ada,
yang dikenal sebagai fae pasif. Fase ini berlangsung pada usia 9-12 bulan. Fase akhir dan
unik pada siklus hemangioma yaitu involusi. Fase ini ditandai dengan warna keabu-abuan
pada kulit tempat hemangioma dan penyusutan dari komponen yang lebih dalam. Menurut
catatan sejarah 50%, 70%, dan 90% fase involusi hemangioma mucul pada usia 5, 7, dan 9
tahun dengan beberapa variasi. Pada akhir dari fase involusi, tonjolan fibrofatty bisa
menetap.[8]

GEJALA KLINIS

1. Infantile hemangioma (IH)

Hemangioma biasanya muncul pada bulan pertama kehidupan, meskipun hanya berupa lesi
prekursor. [10] Telangiektasi dikelilingi oleh garis pucat, macula merah muda, dan memar
berwarna kebiruan adalah lesi prekursor tersering.[12]

Infantile hemangioma bisa muncul di mana saja di permukaan kulit dan mukosa.
Penampakan klinis dari hemangioma ditentukan berdasarkan lokasinya di kulit. Hemangioma
yang berlokasi di superfisial atau dermis memiliki tampilan permukaan yang lebih tinggi,
lobular, dan berwarna merah cerah. Hemangioma yang berlokasi di dermis dan atau subkutis,
lesi tampak sebagai massa biru-keunguan yang teraba hangat dengan minimal atau tanpa
perubahan kulit.[d]

Beberapa penelitian terbaru telah mengarakteristikkan hemangioma berdasarkan pola yang


dilibatkan pada kulit dan jaringan subkutan, dan menemukan bahwa ciri-ciri ini berguna
untuk memprediksi prognosis. Pola subtipe ini adalah: (1) lesi fokal yang muncul dari fokus
tunggal; dan (2) lesi segmental yang memiliki pola difus dan muncul dari area besar atau unit
yang berkembang (istilah plak atau difus juga sering digunakan untuk mendeskripsikan
subtipe ini). Pada beberapa kasus, sulit untuk menglasifikasikan lesi, sehingga disebut
sebagai indeterminasi.[11]

Hemangioma multipel lokal dikenal sebagai multifocal, lesinya 5 atau lebih resiko tinggi
terjadinya hemangioma ekstra kutan, terutama hemangioma hepatik. Hemangioma multifokal
lebih sering terjadi pada bayi premature.[12] Lesi segmental berkolerasi dengan insiden lebih
tinggi pada anomali sitemik, termasuk PHACES syndrome, disrafisme spinal, dan anomali
gastrointestinal dan urogenitalia.[11]

Congenital hemangioma

1.
1. Rapidly involuting congenital hemangioma (RICH)
RICH tumbuh mirip seperti Infantile hemangioma namun regresi lebih cepat, sering kali pada
tahun pertama, dan meninggalkan bekas yang mudah dikenali. RICH biasanya tampak
sebagai plak kebiru-biruan atau keungu-unguan atau tumor dengan telangiektasis dengan
pucat di sekelilingnya.[5]

1. Non-involuting congenital hemangioma (NICH)

Pertumbuhan NICH terjadi di intrauterine dan semakin besar tanpa mengalami regresi post
natal. NICH muncul sejak lahir, namun biasanya permukaannya lebih datar.[4] NICH
berbentuk bulat atau ovar dan berwarna merah mudah atau ungu, menunjukkan
telangiektasis. Ukurannya bisa bervariasi dari beberapa centimeter dan sering kali
konsitensinya kenyal dan hangat pada perabaan, tidak ada tanda involusi.[5] Lesi NICH sering
kali ditemukan di kepala dan leher, mandibula, atau ekstremitas, terutama yang dekat dengan
sendi.[13]

DIAGNOSIS

Diagnosis hemangioma bisa ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisis. Jika kasus
tidak memberikan gejala yang khas, modalitas radiologis yang terbaik adalah Ultra Sound
Doppler, MRI, atau angiografi.[8,14]

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, higroma, lipoma,
dan neurofibroma.

1. Neurofibroma

Meskipun neurofibroma lebih sering multipel, ada kalanya dapat bersifat soliter dan biasanya
merupakan bagian dari neurofibromatosis. Jumlah neurofibroma pada kulit yang bervariasi,
beberapa kecil dan superfisial, beberapa yang lain lebih besar dan lebih dalam, nodul
berwarna kemerahmudaan sampai ungu atau coklat. Kebanyakan nodul berbentuk kubah,
tetapi bisa juga plak dengan permukaan lebih tinggi yang ireguler. Neurofibroma bisa tidak
muncul sampai puberitas dan menjadi lebih besar dan bertambah jumlahnya sesuai
pertambahan usia.[15]

1. Limfangioma

Tipe yang paling sering adalah limfangioma sirkumsripta yang muncul sebagai kumpulan
vesikel yang mirip telur katak.[15]

1. Lipoma
Lipoma adalah tumor jinak dari sel lemak matang di jaringan subkutan. Lesi paling sering di
bagian proksimal ekstremitas, namun bisa muncul di mana saja. Lesi berbentuk lobular yang
iregular dengan konsistensi yang elastis. Jarang terasa nyeri.[15)

PENATALAKSANAAN

Pilihan untuk memulai terapi bergantung pada banyak faktor, termasuk ukuran, lokasi,
implikasi psikososial, dan keuntungan serta kerugian terapi. Untuk sebagian besar
hemangioma berukuran kecil, nonintervensi aktif merupakan pendekatan paling baik. Ini
bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Bayi sebaiknya diperiksa secara berkala, terutama
bulan-bulan pertama kehidupan (sesuai dengan fase proliferasi). Selama kunjungan ini,
edukasi mengenai perjalanan alamiah Infantile hemangioma dan diskusi mengenai implikasi
psikososial pada anak atau keluarganya harus dilakukan. Anak yang berusia sekolah tentu
akan mengalami dampak implikasi psikososial yang besar. Sehingga terapi potensial perlu
didiskusikan untuk dimulai.[4]

Jika telah ditentukan bahw terapi perlu dilakukan, pilihan-pilihannya yatu farmakologis,
laser, dan operasi.[4]

1. Terapi farmakologis.

Di tahun 2008, propanolol dilaporkan sebagai terapi efektif untuk Infantile hemangioma, dan
sejak itu beberapa penelitian telah menyuport penggunaannya. Terapi glukokortikoid
sebelumnya dikenal sebagai terapi lini pertama untuk Infantile hemangioma namun
menyebabkan komplikasi medis atau potensial menyebabkan kecacatan, namun sekarang
dikenal sebagai terapi lini kedua untuk Infantile hemangioma. Mekanisme aksi dari
kortikosteroid yaitu menghambat vaskulogenik potensial dari stem sel yang berasal dari
Infantile hemangioma manusia. Dexamethasone juga menekan ekspresi vascular endothelial
growth factor (VEGF)-A sehingga proses vaskulogenesis juga terhambat. Terapi dengan
glokokortikosteroid dimulai dengan dosis 2-3 mg/kg dari prednisone atau prednisolon,
biasanya secara oral, dosis tunggal di pagi hari selama 6-9 bulan. (pde1846) Kemudian
diikuti dengan tapering yang bervariasi, bergantung pada usia anak dan indikasi terapi.[12]

Efek samping penggunaan kortikosteroid sistemik dosis tinggi yaitu cushingoid faces,
perubahan personalitas, iritasi lambung, infeksi jamur, hipertensi, steroid-induced myopathy,
immunosupresi, transient adrenal insufficiency, dan peningkatan berat badan dan tinggi
badan selama terapi. Prednisone sekarang digunakan ketika ada kontraindikasi terhadap
propanolol atau propanolol tidak memberikan respon terapi yang diinginkan.[12]

Propanolol mampu menghentikan pertumbuhan dan involusi Infantile hemangioma.


Propanolol hidroklorida dikonsumsi secara oral dengan dosis 2 mg/kg/hari ditemukan mampu
mengurangi volume, wrana, dan peningkatan dari Infantile hemangioma fokal dan segmental
pada bayi berusia kurang dari 6 bulan dan anak lebih dari 5 tahun. Proponalol pun efektif
pada fase proliferatif dan post proliferatif.[12]

1. Terapi laser.

Pulsed dye laser (PDL) telah digunakan untuk menangani Infantile hemangioma, dengan
hasil yang bervariasi. Beberap laporan menunjukkan perbaikan pada ulserasi hemangioma,
meskipun mekanisme aksi PDL belum diketahui secara jelas. PDL digunakan untuk
mengurangi residu telangiektasis dan eritema setelah involusi, namun penggunaannya selama
fase proliferasi masih controversial.[12]

1. Operasi.

Operasi eksisi bisa dilakukan pada saat kapan pun selama siklus Infantile hemangioma. Pada
kebanyakan kasus, sebaiknya menunggu sampai regresi dan terapi bisa dilakukan jika bekas
luka dan perubahan tekstur muncul. Operasi biasanya dilakukan pada usia 3-5 tahun, bahkan
jika fase involusi belum selesai. Lokasi seperti ujung hidung dan bibir sering kali
memerlukan operasi.[12]

KOMPLIKASI

Mayoritas pasien tidak mengalami komplikasi dari Infantile hemangioma, namun tipe
tertentu memiliki resiko terjadinya kompliksi seperti ulserasi, kecacatan, dan membahayakan
struktur vital. Ciri-ciri resiko tinggi termasuk berlokasi di wajah, distribusi segmental, dan
ukuran yang besar. Infant dengan resiko tinggi Infantile hemangioma harus dirujuk lebih
awal ke dokter spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penatalaksanaan.[12]

Ulserasi adalah komplikasi Infantile hemangioma tersering, 15% dari total pasien, biasanya
terjadi pada fase proliferative, dengan rata-rata usia 4 bulan. Ulserasi muncul lebih sering
pada Infantile hemangioma segmental dan pada daerah yang terekspose pada kelembaban dan
gesekan, misalnya perioral, perianal, dan region intertriginosa lainnya.[12]

Hemangioma yang terletak di wajah bisa membahayakan struktur vital, ulserasi, dan
berkembag menjadi kecacatan permanen akibat Infanile hemangioma menggesek kulit dan
mengganggu unit kosmetik yang penting. Ujung hidung dan telinga paling sering menjadi
masalah karena hemangioma bisa menyebabkan perubahan permanen pada kartilago.
Infantile hemangioma pada hidung dan telinga juga bisa ulserasi, beberapa kali dalam,
sehingga tejadi kerusakan kartilago. Perioral infantile hemangioma menagganggu batasan
kosmetik, misalnya garis vermillion, dan biasanya ulserasi, menyebabkan nyeri, nafsu makan
menurun, dan bekas luka yang permanen.[12]
DAFTAR PUSTAKA

1. Miller T, Frieden IJ, Vascular tumors, in: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine.
7th ed. United States: McGraw-Hill; 2003. p. 1164.
2. Boon LM, Vikkula M, Vascular malformations, in: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,
Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine. 7th ed. United States: McGraw-Hill; 2003. p. 1652.
3. Hamzah M, Hemangioma, in: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Indonesia: FKUI; 2010. p. 242.
4. Miller T, Frieden IJ, Vascular tumors, in: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine.
7th ed. United States: McGraw-Hill; 2003. p. 1168-70.
5. Moss C, Shahidullah, Naevi and other developmental defects, in: Burns T, Breathnach
S, Cox N, Griffiths C, editors. Rooks Textbook of Dermatology. 8th ed. Singapore:
Wiley-Blackwell; 2010. p. 18.54.
6. Wolff K, Johnson RA. Fitzpatricks Color Atlas And Synopsis of Clinic Dermatology.
6th ed. United States: McGraw-Hill; 2009. p. 193.
7. Chen TS, Eichenfield LF, Friedlander SF. Infantile hemangioma: an update on
pathogenesis and therapy. Pediatrics. 2013; 131(1): 99-108.
8. Richter GT, Friedman AB. Hemangioma and vascular malformations: current theory
and management. Int J Pediatr. 2012: 1-10.
9. Mulliken JB, Enjolras O. Congenital hemangiomas and infantile hemangioma:
missing links. J Am Acad Dermatol. 2004; 50(6): 875-82.
10. Moss C, Shahidullah, Naevi and other developmental defects, in: Burns T, Breathnach
S, Cox N, Griffiths C, editors. Rooks Textbook of Dermatology. 8th ed. Singapore:
Wiley-Blackwell; 2010. p. 18.42.
11. Garzon MC, Infantile hemangiomas, in: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors.
Bolognia: Dermatology. 2nd ed. Spain: Elsevier Limited. p. 1262
12. Rosenblatt A, Mathes EF, Rosbe KW. Infantile hemangiomas: from pathogenesis to
clinical features. Research and Reports in Neonatology, 2012; 2: p. 55-58.
13. Stein JA, Heidary N, Pulitzer M, Schaffer JV, North P. Noninvoluting congenital
hemangioma. Dermatology Online Journal [serial online]: 2008 [cited 2013 April 28]:
volume 14(15). Available from: http://dermatology-s10.cdlib.org/145/index.html
14. Gunturi N, Ramgopal S, Balagopal S, Scot JX. Propanolol therapy for infantile
hemangioma. Indian pediatr. 2013; 50: 307-13.
15. Hunter J, Savin J, Davl M. Clinical Dermatology. 3rd ed. Denmark: Blackwell
Publishing company; 2002. p. 278, 301.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemangioma merupakan tumor jinak pembuluh darah yang berproliferasi dari sel-sel
endotelium pembuluh darah diikuti involusi terus menerus meyebabkan kelainan yang
merupakan hasil dari anomali perkembangan pleksus vaskular. Hemangioma sering
terjadi pada bayi yaitu 1,1% sampai 2,6% dan anak-anak yaitu 10% sampai 12%. Lesi ini
lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria dengan rasio 3:1. Lesi hemangioma tidak
ada pada saat kelahiran. Mereka bermanifestasi pada bulan pertama kehidupan,
menunjukkan fase proliferasi yang cepat dan perlahan-lahan berinvolusi menuju bentuk
lesi yang sempurna.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada Bayi penderita Hemangioma dan mendapatkan gambaran epidemiologi,
distribusi, frekuensi, determinan, isu dan program penanganan penyakit Hemangioma
Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian pada penyakit Hemangioma
b. Mengetahui Definisi, Etiologi, gejala/tanda, faktor predispossisi dan
tindakan yang tepat untuk mengatasi Hemangioma
c. Mengetahui evaluasi yang di harapkan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi pada bayi baru lahir
dan pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun (5-10%). Biasanya Hemangioma sudah
nampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah
kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti :
kepala, leher, muka, kaki atau dada. Umumnya hemangioma tidak membahayakan karena
sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang setelah kelahiran.
Hemangioma infantil adalah neoplasma vaskuler jinak yang memiliki perjalanan klinis
karakteristik ditandai dengan proliferasi awal dan diikuti dengan involusi spontan. Selama
fase proliferatif pada periode neonatal atau awal masa bayi, proliferasi sel endotel cepat
membagi bertanggung jawab untuk pembesaran hemangioma kekanak-kanakan.
Akhirnya, fase involusional terjadi, dimana hemangioma infantil kebanyakan klinis
diselesaikan pada usia 9 tahun.
Hemangioma adalah tumor yang paling umum dari masa bayi, dan hemangioma paling
infantil secara medis tidak signifikan. Kadang-kadang hemangioma anak-anak mungkin
menimpa pada struktur vital, memborok, berdarah, menyebabkan output tinggi gagal
jantung atau kelainan struktural yang signifikan atau cacat. Jarang, hemangioma infantil
kulit dapat dikaitkan dengan satu atau lebih kelainan kongenital yang mendasari.

B. Etiologi
Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya
memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast
Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai
peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis
seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor
necrosis factorbeta, dan transforming growth factorbeta berperan dalam etiologi
terjadinya hemangioma.
Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan mengenai patofisiologi dari hemangioma,
diantaranya menyatakan bahwa proses ini diawali dengan suatu proliferasi dari sel-sel
endotelium yang belum teratur dan dengan perjalanan waktu menjadi teratur dengan
membentuk pembuluh darah yang berbentuk lobus dengan lumen yang berisi sel-sel
darah. Sifat pertumbuhan endotelium tersebut jinak dan memiliki membran basalis tipis.
Proliferasi tersebut akan melambat dan akhirnya berhenti.
Hipotesis dari Takahashi menyatakan bahwa dalam trimester terakhir dari kehamilan, di
dalam fetus terbentuk endotelium immature bersama dengan pericyte yang juga immature
yang memiliki kemampuan melakukan proliferasi terbatas dimulai pada usia 8 bulan
sampai dengan 18 bulan pertama masa kehidupan setelah dilahirkan maka pada usia
demikian terbentuk hemangioma.
Selama aktivitas proliferasi endotelium terjadi influks sejumlah sel mast dan tissue
inhibitors of metalloproteinase (TIMP atau inhibitor pertumbuhan jaringan). Proliferasi
endotelium kembali normal setelah fase proliferasi berhenti atau involusi. Sebagian besar
hemangioma akan mengalami involusi spontan pada usia 5-7 tahun atau sampai usia 10-
12 tahun.

C. Tanda-tanda
Tampak seperti tanda lahir, tetapi pertumbuhannya terjadi secara cepat pada usia 6-12
bulan.
1. Pertumbuhan ini mulai menyusut dan melambat pada usia 1-7 tahun dan tumor ini
menciut pada usia 10-12 tahun, kebanyakan ada pula yang menghilang pada usia 10-13
tahun.
2. Adanya pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan bertekstur
(kadang disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah seperti buah stroberi).
3. Pembuluh darah vena yang menyebar dari tumor juga bisa terlihat di bawah kulit.
Saat hemangioma mulai menyusut, warna merahnya akan memudar. Bekas warna akhir
itu umumnya akan hilang saat anak berusia 7 tahun.
4. Untuk hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih bawah (hemangioma
dalam), terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan pada kulit tapi terkadang juga malah
tidak tampak sama sekali. Lebam ini biasanya terlihat pada saat anak berusia 2-4 bulan

D. Patofisiologis
Hemangioma merupakan sisa-sisa jaringan vaso formativedari jaringan mesidermal dan
mempunyai kemampuan untuk berkembang.
Macam-macam Hemangioma :
1. Hemangioma kapiler
a) Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)
Hemangioma kapilar terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak
sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala,
tegang, dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran dan
dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang, dan ada yang
subkutan berwarna kebiruan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah
sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.
b) Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapilar yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan
oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya
solitar, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan sering mengalami trauma.
Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi
dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah.

2. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna
merah ampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila
dilepas. Lesi terdiri tas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang
mengadakan involusi spontan.
3. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapilar dan jenis kavernosum. Gambaran
klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada
ekstrimitas inferior, biasanya unilateral, solitar, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-
anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada
perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.

E. Faktor predisposisi
1. Perdarahan.
2. Pada tempat tertentu, dapat mengganggu fungsi, seperti : ambliopia, sesak nafas,
gangguan kencing.
3. Trombositopenia, D.I.C.

F. Pencegahan
Untuk mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi,
jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti keterangan yang
disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter
untuk mengatasi atau mencegah perkembangan hemangioma lebih lanjut. Dalam banyak
kasus perlakuan tidak akan ditunjukkan. Jika pengobatan diperlukan, bagaimanapun,
mungkin meliputi:
a. Kortison:
Injeksi ke hemangioma atau diberikan secara oral melalui mulut. Jika diberikan secara
oral untuk waktu yang lama memiliki efek samping termasuk peningkatan risiko infeksi
sistemik, tekanan darah tinggi, diabetes, nafsu makan meningkat, iritasi lambung,
penekanan pertumbuhan, dll
b. Berdenyut Dye Laser Therapy:
Terapi ini memperlakukan pembuluh darah dangkal terbaik. Jika perawatan ini dianjurkan
biasanya diperuntukkan bagi komponen dangkal hemangioma, ditandai dengan lesi, datar
merah. Hal ini biasanya diberikan dalam serangkaian perawatan laser jarak 2-4 minggu.
c. Antibiotik:
Jika hemangioma yang terinfeksi dan membukanya dapat diobati dengan kursus singkat
antibiotik dan pembersihan luka sehari-hari.
d. Alpha Interferon:
Terapi ini terbatas pada yang paling parah dan hemangioma berpotensi mengancam
kehidupan. Ini melibatkan pemberian obat sistemik melalui tembakan harian, biasanya ke
kaki, selama beberapa bulan. Hal ini biasanya diberikan kepada bayi oleh orang tua di
bawah arahan dan pengawasan dokter. Terapi ini memiliki efek samping yang serius yang
potensial termasuk efek neurologis, kelainan darah dan lain-lain.
e. Operasi pengangkatan:
Dalam kasus yang jarang, hemangioma dapat diangkat dengan operasi terutama jika
mereka tidak mungkin untuk menyelesaikan secara spontan atau menimbulkan distorsi
jaringan signifikan dan deformasi.

G. Asuhan/Penanganan
1. Edukasi dan Observasi
Perjalanan alamiah penyakit ini munculnya cepat setelah bayi lahir dan menetap hingga
usia balita, antara usia 5-7 tahun. Hemangiomainfantil dengan ukuran yang kecil
sebaiknya dilakukan observasi saja khususnya pada fase proliferasi dan fase involusi.
Setelah sembuh, kulit akan tampak normal atau hanya mengalami kecacatan yang
minimal. Orang tua pasien perlu diberikan penjelasan mengenai penyakit dan perjalanan
klinisnya sehingga tidak terjadi kecemasan. Memotivasi orangtua pasien untuk
memeriksakan secara berkala untuk follow-up perkembangan hemangioma infantil perlu
dilakukan. Pemeriksaan yanglebih sering perlu dilakukan apabila lesi besar, mengalami
ulserasi,multipel, atau terletak pada struktur anatomi yang vital.
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-
bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi
spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.
2. Terapi Kortikosteroid
Hemangioma infantil yang sensitif akan memperlihatkan respon terapi pada beberapa hari
pemberian kortikosteroid. Jika tidak ada responyang berupa memudarnya warna, menjadi
lembut, atau berkurangnya pertumbuhan maka terapi harus dihentikan. Jika respon terapi
tampak,maka dosis dan durasi pemberian kortikosteroid dipertahankan sesuaidengan
lokasi dan maturitas hemangioma infantil. Terapi kortikosteroiddapat diberikan dalam
bentuk :
a) Kortikosteroid topical, beberapa penelitian melaporkan bahwa golongan
superpotensial efektif untuk pengobatan hemangioma superfisialis dengan ukuran relatif
kecil.
b) Kortikosteroid injeksi pada lesi,
Triamcinolone 10-20 mg/mL dengan dosis maksimal 5 mg/kgBB dapat diberikan
padahemangioma yang meluas dengan cepat dan menimbulkankomplikasi berupa
ulserasi.
c) Kortikosteroid sistemik, merupakan terapi lini pertama untuk hemangioma infantil
yang besar, destruktif, atau mengancam jiwa.Prednison dapat diberikan dengan dosis 2
mg/kgBB/hari pada pagihari selama 4 6 minggu. Selanjutnya dilakukan tapering
dosisselama beberapa bulan.
3. Recombinant Interferon Alfa-2a
a) Recombinant interferon alpha-2a(IFN) merupakan agen baru untuk terapi
hemangioma infantil yang besar dan mengancam nyawa. Pemberian IFN tidak boleh di
kombinasikan dengan kortikosteroid. Bila INF akan diberikan, perlu secepatnya
dilakukan tappering off dosis kortikosteroid.Mekanisme kerja IFN akan mempercepat
timbulnya fase involusi padahemangioma infantil. Indikasi terapi antara lain:
1) Tidak respon kortikosteroid
2) Kontraindikasi pemberian kortikosteroid jangka panjang
3) Komplikasi pada pemberian kortikosteroid
4) Penolakan dari orang tua dengan penggunaan terapi kortikosteroid.
4. Terapi Bedah
Tindakan bedah yang dapat dilakukan adalah operasi eksisi, terutama pada hemangioma
infantil yang tidak mengalami involusi komplet, hemangioma infantil yang memberi
pengaruh kosmetik pada wajah,hemangioma infantil yang berlokasi pada region
periorbita, hidung, mulut,saluran nafas bagian atas, kanal telinga, dan hemangioma
infantil yang mengancam jiwa anak.
Indikasi :
a) Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa
minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
b) Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
c) Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
5. Terapi Radiasi
Terapi ini masih kontroversial, meskipun sampai saat ini masih sering dilakukan.
Komplikasi yang terjadi dapat berupa kerusakan epipisis, mamae, gonade, kulit, lensa
mata, dan glandula tiroid. Komplikasi berupa karsinoma dan sarkoma pernah dilaporkan.
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena :
a) Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya
masih sangat aktif
b) Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama
c) Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila
diperlukan suatu tindakan.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hemangioma adalah tumor yang paling umum dari masa bayi, dan hemangioma paling
infantil secara medis tidak signifikan. Kadang-kadang hemangioma anak-anak mungkin
menimpa pada struktur vital, memborok, berdarah, menyebabkan output tinggi gagal jantung
atau kelainan struktural yang signifikan atau cacat. Jarang, hemangioma infantil kulit dapat
dikaitkan dengan satu atau lebih kelainan kongenital yang mendasari.
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.


Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
2. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
3. Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
4. Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume
2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
5. Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
6. Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
7. Mansjoer, Arif., et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :
Media Aescullapius.1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Bedah.
8. Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo SurabayaJ.Kushner, DKK .1999.
Hemangiomas in Children. Balai Penerbit FKUI.
9. Hamzah, Mochtar 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai Penerbit FKUI.

You might also like