You are on page 1of 13

BAB I

LATAR BELAKANG

1. Struktur Sosial
Hakikat Struktur sosial suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu tetapi
juga berupa hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adat
istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan.

2. Diferensiasi sosial
Berbeda itu biasa, dunia terbentang dengan segala macam perbedaan. Tidak ada satupun
makhluk hidup yang sama persis dengan yang lain. Perbedaan memang anugerah Tuhan Yang
Maha Esa yang begitu indah. Oleh karena itu kita bisa menyatakan bahwa perbedaan itu indah.
Makalah ini membahas tentag diferensiasi sosial.

PERMASALAHAN

1. Sruktur sosial
Akan ada beberapa permasalahan sebagai berikut:
a. Apa pengertian dari stuktur sosial?
b. Apa fungsinya?
c. Apa cirri-ciri stuktur sosial?

2. Diferensiasi sosial
Akan ada beberapa pemasalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian dari diferensiasi sosial?
b. Bagaimana diferensiasi sosial pada gender?

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Struktur Sosial
1. Pengertian
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus
dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial.. Struktur sosial adalah cara
bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan
melalui pola perilaku berulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut.
Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal Struktur
sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara struktur-struktur sosial yang pokok yaitu kaidah-
kaidah / norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial dan lapisan-lapisan sosial.

2. Para Ahli Sosiologi Merumuskan Definisi Struktur Sosial Sebagai Berikut:


1. George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
2. George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan
perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari
3. William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya
pengulangan pola perilaku undividu.
4. Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan
peranan-peranan sosial.

3. Ciri-ciri Struktur Sosial


a. Muncul Pada Kelompok Masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran.
Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu
sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-
beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.

b. Berkaitan Erat Dengan Kebudayaan


Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap
kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan
kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang
tumbuh dan berkembang di Indonesia.

c. Hal-Hal Yang Memengaruhi Struktur Sosial Masyarakat Indonesia Adalah


Sbb:
1. Keadaan Geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian
mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.

2. Mata Pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani,
nelayan, ataupun sektor industri.

2
3. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan
yang tidak merata antar daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.

d. Dapat Berubah Dan Berkembang


Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun
bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Fungsi Struktur Sosial


a. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok.
Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya
akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.

b. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk
melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi
mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu
tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi
menibulkan konsekuensi yang pahit.

c. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan
mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari
dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

2. Hakikat Struktur Sosial


Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu tetapi juga berupa hubungan-
hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adat istiadat sehingga terjalin
kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan.

Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-
hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku berulang antar individu dan antar
kelompok dalam masyarakat tersebut. Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara
struktur-struktur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah / norma-norma sosial, lembaga-lembaga
sosial dan lapisan-lapisan sosial.

3. Pokok-Pokok dari Struktur Sosial


a. Struktur sosial: pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun sebagai suatu
system.
b. Masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya terdiri dari sejumlah orang yang
berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu.
c. Lembaga-Lembaga Sosial yang ada di dalam suatu masyarakat.
d. Kaidah-Kaidah / Norma-Norma Sosial yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.

3
e. Status Sosial dan Peran Sosial yang dimiliki oleh masyarakat.

4. Elemen Dasar Struktur Sosial


1. Status sosial
Status sosial merupakan kedudukan atas posisi sosial seseorang dalam kelompok
masyarakat. Status sosial terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
a. Ascribed Status
Status yang diperoleh secara otomatis atau dengan sendirinya, karena kelahiran atau
keturunan.
Contoh : gelar kebangsawanan.

b. Achieved Status
Status yang diperoleh dengan usahanya sendiri.
Contoh : gelar kependidikan.

c. Assigned Status
Status yang didapatkan karena jasa-jasanya yang tertentu.
Contoh : pemberian gelar kepahlawanan, piagam penghargaan.

d. Symbol Status
Status yang diperoleh karena adanya ciri-ciri atau tanda-tanda tertentu.

4
1. DIFERENSIASI SOSIAL
1. Pengertian
Diferensiasi berasal dari bahasa inggris yaitu different yang berarti berbeda, perbedaan
tersebut tidak menunjukan derajat tinggi rendahnya sesuatu secara vertikal, tetapi berbeda dalam
dimensi horizontal. Dimensi horizontal membentuk ketidak samaan sosial.

Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-
perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan
(klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat
diklasifikasikan secara bertingkat atau vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan
ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah. Perbedaan itu hanya secara
horisontal. Perbedaan seperti ini di dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.

2. Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi Sosial


a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk
mata, rambut, hidung, muka, dsb.

b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara
pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah
perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan
berbeda dengan seorang karyawan kantor.

c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat
menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan,
keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita
lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.

3. Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial


a. Parameter biologis
1. Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama.
Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut :
1) Menurut A.L. Krober
Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin)
Mongoloid
- Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur)
- Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filiphina, penduduk asli
Taiwan)
- American Mongoloid (penduduk asli Amerika)
Kaukasoid
- Nordic (Eropa Utara, sekitar L. Baltik)
- Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)

5
- Mediteranian (sekitar L. Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)
- Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka)
Negroid
- African Negroid (Benua Afrika)
- Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang
Semang, Filipina)
- Melanesian (Irian, Melanesia)
Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras pokok)
- Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan)
- Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan)
- Polynesian (kepulauan Micronesia dan Polynesia)
- Ainu (di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang)
Ras yang mendiami Indonesia
- Negro/Negroid (mendiami lereng pegunungan Maoke, Papua, seperti bangsa
Paseham, Tapiro dan Toini. Suku Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya).
- Wedda/Wedda/Veddoid (terdapat pada masyarakat suku kubu di Sumatra selatan,
suku Toala, Tokeja di semenanjung barat daya Sulaewsi, dan Tomuna di Sulawesi).
- Neo-Melanesoid (mendiami pantai papua dan pulau-pulau di Dangkalan Sahul dan
kepulauan Kei dan Aru.
- Melayu/Paleo-Mongoloid (dibagi atas Melayu Tua atau Proto Melayu orang Batak,
Toraja dan Dayak, dan Melayu Muda atau Deutero Melayu orang Aceh, Minang,
Bugis/Makasar).

2) Menurut Ralph Linton


Mongoloid
Dengan ciri-ciri fisik:
- Kulit kuning sampai sawo matang.
- Rambut lurus.
- Bulu badan sedikit.
- Mata sipit (terutama Asia Mongoloid).
Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia
terdiri dari Sub Ras Tionghoa (terdiri dari Jepang, Taiwan,Vietnam) dan Sub Ras Melayu.
Sub Ras Melayu terdiri dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri
dari orang-orang Indian di Amerika.
Kaukasoid
Memiliki cirri-ciri fisik:
- Idung mancung.
- Kulit putih.
- Rambut pirang sampai coklat kehitam-hitaman.
- Kelopak mata lurus.
Ras ini terdiri dari Sub Ras Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid dan India.
Negroid
Dengan ciri-ciri fisik:
- Rambut keriting.
- Kulit hitam.
- Bibir tebal.

6
- Kelopak mata lurus.
Ras ini dibagi menjadi Sub Ras Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan
Hotentot-Boysesman.

2. Diferensiasi Jenis Kelamin


Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks
atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur
organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat kelompok
masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.

3. Usia
Usia merupakan faktor biologis dan keturunan sebagai pembeda dalam hubungannya
dengan dimensi kelompok.

b. Parameter sosiokultural
1. Diferensiasi Agama
Agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi
kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan
terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan
masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara
berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya. Dalam perkembangannya agama mempengaruhi
masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang
dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu.
Disamping itu berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran
Kepercayaan, Kaharingan dan Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.

2. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)


Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis
pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus.
Misalnya profesi guru memerlukan ketrampilan khusus, seperti : pandai berbicara, suka
membimbing, sabar, dsb. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku
sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika
keduanya melaksanakan pekerjaannya.

3. Diferensiasi Klen (Clan)


Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan
keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen
adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi
pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat pada:
- Masyarakat Batak (sebutan Marga).
- Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun,
Paranginangin.
- Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.
- Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.

7
- Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut,
Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
- Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina,
Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
- Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa,
Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.
Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat :
- Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampung-
kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu,
Solo, Dalimo, Kampai dan sebagainya.
- Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system matrilineal.

4. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)


Suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai
hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-
ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang
lain, yaitu adanya kesamaan budaya.
Suku bangsa memiliki kesamaan berikut:
- Bahasa daerah.
- Adat istiadat.
- Ciri fisik.
- Kesenian

Suku bangsa yang ada di Indonesia antara lain:


- Di Pulau Sumatera : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang,
Melayu, dsb.
- Di Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger, dsb.
- Di Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar, dsb.
- Di Pulau Sulawesi : Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa, Toli-toli, Bolaang-
Mangondow, Gorontalo, dsb.
- di Kepulauan Nusa Tenggara : Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor, Rote, dsb.
- Di Kepulauan Maluku dan Irian: Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.

GENDER

Dari Wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa gender merupakan aspek hubungan
sosialyang dikaitkan dengan diferensiasi seksual pada manusia.

Istilah gender yang berasal dari bahasa Inggris yang di dalam kamus tidak secara jelas
dibedakan pengertian kata sex dan gender. Untuk memahami konsep gender, perlu dibedakan
antara kata sex dan kata gender.Sex adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan
gender perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat

8
Dalam kaitan dengan pengertiangender ini, Astiti mengemukakan bahwa gender adalah
hubungan laki-laki dan perempuan secarasosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan
dalam pergaulan hidup sehari-hari,dibentuk dan dirubah Heddy Shri Ahimsha Putra (2000)
menegasakan bahwa istilah Gender dapat dibedakan ke dalam beberapa pengertian berikut ini:
1. Gender sebagai suatu istilah asing dengan makna tertentu.
2. Gender sebagai suatu fenomena sosial budaya,
3. Gender sebagai suatu kesadaran sosial,
4. Gender sebagai suatu persoalan sosial budaya,
5. Gender sebagai sebuah konsep untuk analisis,
6. Gender sebagai sebuah perspektif untuk memandang kenyataan.

Epistimologi penelitian Gender secara garis besar bertitik tolak pada paradigma feminisme
yang mengikuti dua teori yaitu; fungsionalisme struktural dan konflik. Aliran fungsionalisme
struktural tersebut berangkat dari asumsi bahwa suatu masyarakat terdiri atas berbagai
bagianyang saling mempengaruhi. Teori tersebut mencari unsur-unsur mendasar yang
berpengaruh didalam masyarakat. Teori fungsionalis dan sosiologi secara inhern bersifat
konservatif dapatdihubungkan dengan karya-karya August Comte (1798-1857), Herbart Spincer
(1820-1930), danmasih banyak para ilmuwan yang lain.Dalam buku Sex and Gender yang ditulis
oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan
perempuan. Misalnya; perempuan dikenal denganlemah lembut, cantik, emosional dan keibuan.
Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantandan perkasa. Ciri-ciridari sifat itu merupakan
sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada perempuan yang
kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke
waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Mansour Fakih 1999: 8-9). Secara umum, pengertian
Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai
dan tingkah laku. Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu
konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam halperan, perilaku, mentalitas,
dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
Masalah Gender Dalam Perilaku Sosial Budaya Masayarakat. Hubungan sosial antara laki-
laki dan perempuan dapat dilihat dalam berbagai bidang kehidupanantara lain dalam bidang
politik, sosial, ekonomi, budaya dan hukum (baik hukum tertulis maupun tidak tertulis yakni
hukum hukum adat). Hubungan sosial antara laki-laki danperempuan dalam berbagai bidang
kehidupan tersebut pada umumnya menunujukan hubunganyang sub-ordinasi yang artinya
bahwa kedudukan perempuan lebih rendah bila dibandingkandengan kedudukan laki-laki.
Hubungan yang sub-ordinasi tersebut dialami oleh kaum perempuan di seluruh dunia karena
hubungan yang sub-ordinasi tidak saja dialami oleh masyarakat yang sedang berkembang
sepertimasyarakat Indonesia, namun juga dialami oleh masyarakat negara-negara yang sudah
maju seperti Amerika Serikat dan lain-lainnya. Keadaan yang demikian tersebut dikarenakan
adanya pengaruh dari idiologi patriarki yakni idiologi yang menempatkan kekuasaan pada tangan
laki-laki dan ini terdapat di seluruh dunia. Keadaan seperti ini sudah mulai mendapat perlawanan
dari kaum feminis, karena kaum feminis selama ini selalu berada pada situasi dan keadaan yang
tertindas. Oleh karenanya kaum femins berjuang untuk menuntut kedudukan yang sama dengan
kaum laki-laki dalam berbagai bidang kehidupan agar terhindar dari keadaan yang sub-ordinasi
tersebut. Ketidak adilan gender merupakan berbagai tindak ketidak adilan atau diskriminasi yang
bersumber pada keyakinan gender. Ketidak adilan gender sering terjadi di mana-mana
initerkaitan dengan berbagai faktor. Mulai dari kebutuhan ekonomi budaya dan lain

9
lain.Sebenarnya masalah gender sudah ada sejak jaman nenek moyang kita, ini merupakan
masalah lama yang sulit untuk di selesaikan tanpa ada kesadaran dari berbagai pihak yang
bersangkutan. Budaya yang mengakar di indonesia kalau perempuan hanya melakukan sesuatu
yang berkutik didalam rumah membuat ini menjadi kebiasaan yang turun temurun yang sulit di
hilangkan.Banyak yang menganggap perbedaan atau dikriminasi gender yang ada pada film itu
adalah halyang biasa dan umum, shingga mereka tidak merasa di diskriminasi, namun akhir-
akhir ini muncul berbagai gerakan untuk melawan bias gender tersebut. Saat ini banyak para
wanita bangga merasa hak nya telah sama dengan pria berkat atasa kerja keras RA. KARTINI
padahal mereka dalam media masih di jajah dan di campakan seperti dahulu.

Bentuk bentuk ketidak adilan gender Marjinalisasi atau Pemiskinan. Suatu proses
penyisihan yang mengakibatkan kemiskinan bagi perempuan atau laki-laki. Hal ininampak pada
film-film yang menggabarkan banyak para kaum lelaki menjadi pemimpin perusahaan menjadi
eksmud. Dan sebaliknya banyak para wanita yang digambarkn sebagi pembantu rumah tangga
TKW ataupun pengemis, sebenarnya secara tidak langsung membedakandan mentidak adilkan
gender, hal yang lebih mengecewakan ialah para wanita tidak merasa ditindas.

Subordinasi atau penomorduaan. Ialah Sikap atau tindakan masyarakat yang menempatkan
perempuan pada posisi yang lebih rendah dibanding laki-laki dibangun atas dasar keyakinan satu
jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding yang lain. Ini mempunyai
pendapat bahwa lelaki lebih unggul. Hal ini berkeyakinan bahwa kalau ada laki-laki kenapa
harus perempuan. Fenomena ini sering terja di dalam film, yaitu ketika peran eksmudd yang
selalu di perankan oleh pria, jika ada wanita yang berperan seebagai eksmud pastilah dia akan
bermasalah dan selalu tidak sesukses pria. Sebenarnya hal ini memag tidak terlalu banyak di
perhitungkan karena ini seperti menyutikan racun pada tubuh. Sedikit sedikit media (film)
mengkonstruk budaya pria selalu didepan. Stereotype, Suatu sikap negatif masyarakat terhadap
perempuan yang membuat posisi perempuan selalu pada pihak yang dirugikan. Setreotipe ini
biasa juga menjadi pedoman atau norma yang secara tidak lagsung diterapkan oleh berbagai
masyarakat. Contoh streotipe ialah wanita perokok itu dianggap pelacur, padahal belum tentu ia
pelacur pandangan yang seperti inilah yang selalu menyudutkan kaum wanita. Semenjak adanya
pandangan mengenai streotipe ini menjadiaknsuatu belenggu pada kaum wanita.

Isu gender dalam hukum adat (Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan Dan HukumWaris).
Hukum adat sebagai hukumnya rakyat Indonesia dan tersebar di seluruh Indonesian dengan
corak dan sifat yang beraneka ragam. Hukum adat sebagai hukumnya rakyat Indonesia terdiri
dari kaidah-kaidah hukum yang sebagian besar tidak tertulis yang dibuat dan ditaati oleh
masyarakat dimana hukum adat itu berlaku. Hukum adat terdiri dari berbagai lapangan hukum
adat antara lain hukum adat pidana, tatanan egara, kekeluargaan, perdata, perkawinan dan waris.
Hukum adat dalam kaitan dengan isugender adalah hukum kekeluargaan, perkawinan dan waris.
Antara hukum keluarga, dan hukum perkawinan mempunyai hubungan yang sangat erat karena
ketiga lapangan hukum tersebut merupakan bagian dari hukum adat pada umumnya dan antara
yang satu dengan yang lainnya saling bertautan dan bahkan saling menentukan.

Isu gender dalam perundang-undangan. Perjuangan emansipasi perempuan Indonesia yang


sudah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka yang dipelopori oleh R.A. Kartini, dan
perjuangannya kemudian mendapat pengakuans etelah Indoesia merdeka. Pengakuan itu tersirat

10
dalam Pasal 27 UUD 1945 akan tetapi realisasi pengakuan itu belum sepenuhnya terlaksana
dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini jelas dapat diketahui dari produk peraturan
perundangan-undangan yang masih mengandung isu gender di dalamnya, dan oleh karenannya
masih terdapat diskriminasi terhadap perempuan. Contoh Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, di
mana seolah-olah undang-undang tersebut melindungi perempuan dengan mencantumkan asas
monogami di satu sisi akan tetapi disisi lain membolehkan bagi suami untuk berpoligami tanpa
batas jumlah wanita yang boleh dikawini. Dalam membahas masalah diskriminasi terhadap
perempuan maka yang dipakai sebagai dasar acuan adalah Ketentuan Pasal 1 U U No. 7 Tahun
1984, yang berbunyi sebagai berikut: Untuk tujuan konvensi yang sekarang ini, istilah
diskriminasi terhadap wanita berarti setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan yang
dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau
menghapuskan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-
kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum
wanita, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara pria dan wanita.
Mencermati ketentuan Pasal 1 tersebut diatas maka istilah diskriminasi terhadap perempuan atau
wanita adalah setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan atas dasar jenis kelamin
makaterdapat peraturan perundang-undangan yang bias gender seperti Undang-Undang
Perpajakan,Undang-Undang Perkawinan, dan lain-lainnya.

HUBUNGAN GENDER PADA DIFERENSIASI SOSIAL

Perbedaan gender sangat terasa pada kaum wanita. Mendapat diskriminasi gender,
menibulkan perbedaan sosial.

11
BAB III
PENUTUP

1. Diferensiasi Sosial
Kesimpulan:
Pada intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak terdapat tingkatan-
tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan individu yang lainnya adalah sesuatu
yang biasanya telah ia bawa sejak lahir. contohnya saja, suku sunda dan suku batak memiliki
kelebihan masing-masing. jadi seseorang tidak bisa menganggap suku bangsanya lebih baik,
karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam masyarakat.

Saran:
Diferensiasi merupakan perbedaan yang dapat kita lihat dan kita rasakan dalam
masyarakat, bukan untuk menjadikan kita berbeda tingkat sosialnya seperti yang terjadi pada
gender.

12
Daftar Pustaka

http://www.dw-world.de/dw/article/0,,5239303,00.html
http://ilmusini.blogspot.com/2011/01/bentuk-bentuk-diferensiasi-sosial.html
http://perpustakaan-online.blogspot.com/diferensiasi-sosial.html
http://okayana.blogspot.com/2010/06/diferensiasi-sosial-dan-stratifikasi.html
http://www.2lisan.com/rss/diferensiasi-sosial-dan-stratifikasi-sosial
http://id.wikipedia.org/wiki/Diferensiasi_Sosial
http://nilaieka.blogspot.com/2009/02/materi-diferensiasi-sosial.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2141136-pengaruh-diferensiasi-dan-stratifikasi-
sosial/#ixzz1L5nSYxY3
Lks Sosiologi SMA/MA Kelas XI Semester 1 Tri Wulandari
http://tanpatandajasa.wordpress.com/2009/07/28/struktur-sosial/
http://aldiary.blogdetik.com/struktur-sosial/
http://www.scribd.com/doc/50588814/gender

13

You might also like