Professional Documents
Culture Documents
5.1.1 Usia
Total jumlah sampel adalah 107 responden. Usia responden yang menjadi
sampel penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ibu dengan rentang usia
20 hingga 35 tahun dan ibu dengan usia diatas 35 tahun. Frekuensi terbanyak
adalah ibu dengan usia antara 20 35 tahun yaitu sebanyak 94 orang (87,9%)
(Tabel 5.1).
5.1.2 Pendidikan
terendah adalah SMA dan tingkat tertinggi adalah tingkat S3. Pendidikan dengan
frekuensi terbanyak adalah ibu dengan tingkat pendidikan D3, kemudian ibu
dengan tingkat pendidikan S1, dan frekuensi paling sedikit pada tingkat D1, D2
dan S3.
penelitian ini mulai dari tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) hingga setingkat
S3 (Strata 3). Dari 107 responden yang menjadi sampel pada penelitian ini,
5.1.3 Sikap
Sikap responden dapat dilihat dari jawaban pada kuisioner yang dibagikan
pada 107 sampel. Responden yang memberian ASI selama 2 tahun sebanyak
52,3% dan responden yang setuju bila bayi harus diberikan ASI selama 2 tahun
sebanyak 97,2%. sedangkan responden yang tidak setuju bahwa susu formula
sudah cukup baik untuk menggantikan ASI adalah sebanyak 79,4% (Tabel 5.3).
Alasan responden yang setuju untuk memberikan ASI karena ASI sangat
(2,8%).
Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Sikap Ibu Tentang ASI Selama 2
sedangkan sikap ibu terhadap anjuran pemberian ASI selama 2 tahun sebesar
97,2%. Pada sebagian ibu berpendapat bahwa susu formula yang ada saat ini
Pada 107 responden, 75,7% responden memiliki sikap yang baik terhadap
pemberian ASI selama 2 tahun dan 24,3% diantaranya memiliki sikap yang
Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Rata-rata Sikap Ibu Tentang ASI
5.1.4 Pengetahuan
ASI selama 2 tahun sebanyak 97,2%. Sedangkan responden yang benar menjawab
bahwa ASI selama 2 tahun adalah Pemberian ASI ditambah MPASI (makanan
pendamping ASI) dari usia lebih dari 6 bulan hingga usia 2 tahun sebanyak
87,9%. Sebagian besar reponden sadar pentingnya pemberian ASI selama 2 tahun
(100%), responden juga mengetahui manfaat ASI yaitu untuk memberi nutrisi
pertumbuhan dan perkembangan bayi serta meningkatkan daya tahan tubuh bayi
dan lemak juga banyak diketahui oleh responden (97,2%). Responden mengetahui
bahwa perintah pemberian ASI tercantum dalam Al-Quran (98,1%) (Tabel 5.5).
Selama 2 tahun
Malang
informasi tentang ASI selama 2 tahun pada < 5 sumber informasi sebanyak 56,1%
(Tabel 5.7).
Fasilitas memberikan dan atau memerah ASI pada 107 responden yang
menjadi sampel penelitian ini terdiri dari fasilitas yang tersedia di tempat kerja
dalam hal ini Yayasan Universitas Islam Malang dan fasilitas pribadi ibu yang
dipersiapkan secara mandiri. Ibu dengan fasilitas yang baik sebanyak 46,7%,
sedangkan ibu dengan fasilitas yang kurang sebanyak 53,3 (Tabel 5.8).
ASI, rumah adalah tempat paling banyak yang dipilih ibu untuk menyusui dan
atau memerah ASI (29,0%). Sedangkan ibu yang tidak memiliki fasilitas khusus
dan memilih untuk tidak memerah ASI sebanyak 31,8% (Tabel 5.9).
Lama ibu meninggalkan bayi untuk bekerja dihitung sejak ibu berangkat
dari rumah untuk bekerja hingga ibu kembali ke rumah. Pada penelitian ini
terdapat 79,4% ibu yang meninggalkan bayi 10 jam setiap hati untuk bekerja
(Tabel 5.10).
Tabel 5.10 menunjukkan sebayak 79,4% ibu meninggalkan bayi pada masa
dihitung sejak ibu berangkat dari rumah untuk bekerja hingga kembali ke rumah.
Lama cuti dihitung sejak ibu mengambil cuti sebelum melahirkan hingga
ibu kembali bekerja setelah melahirkan. Pada penelitian ini 50,5% ibu
mendapatkan cuti melahirkan 3 bulan dan 49,5% ibu mendapatkan cuti < 3
bulan. Perhitungan lama cuti dihitung sejak ibu cuti sebelum melahirkan hingga
2 tahun. Pada penelitian ini 78,5% ibu melahirkan di tempat yang telah
memberikan kebijakan pemberian ASI selama 2 tahun (Tabel 5.12). Tempat ibu
melahirkan dan tenaga kesehatan yang membantu ibu dalam proses melahirkan
terdapat pada Tabel 5.13. Sebagian besar responden melahirkan di rumah sakit
umum (37,4%) dan bidan adalah tenaga kesehatan yang paling banyak dipilih ibu
Pada penelitian ini dukungan suami dalam bentuk saran kepada ibu untuk
suasana tenang saat ibu menyusui, seperti tidak merokok, yaitu sebanyak 95,3%.
Sedangkan hanya sebagian suami yang membantu ibu untuk mencari informasi
tentang ASI selama 2 tahun (63,6%). Ibu yang diberikan dana khusus oleh suami
untuk mendukung pemberian ASI selama 2 tahun pada penelitian ini sebanyak
97,2%. Sebanyak 72,9% suami menemani saat ibu menyusui tengah malam
(Tabel 5.14).
memfasilitasi suasana tenang saat ibu memberikan ASI selama 2 tahun (95,3%),
suami membantu mencari informasi tentang ASI selama 2 tahun (63,6%), suami
(72,9).
Pada penelitian ini suami yang mendukung ibu untuk memberikan ASI
mendukung pemberian ASI selama 2 tahun lebih sedikit daripada suami yang
mendukung ibu dalam pemberian ASI selama 2 tahun, yaitu sebanyak 46,7%
(Tabel 5.15).
Islam Malang
Pada penelitian ini atasan yang memberi dukungan kepada ibu untuk
fasilitas khusus untuk memerah dan atau memberikan ASI sebanyak 39,3%.
Sebagian besar atasan memberikan kelonggaran waktu bekerja kepada ibu saat
memberikan dan atau memerah ASI (82,2%). Sebanyak 85% atasan tidak
memberikan ibu tugas ke luar kota segera setelah ibu kembali masuk bekerja
atasan memberikan kelonggaran waktu bekerja saat ibu memberikan dan atau
memerah ASI (82,2%) dan atasan memberikan tugas luar kota setelah waktu cuti
(15%).
Pada penelitian ini atasan yang mendukung ibu untuk memberikan ASI
mendukung pemberian ASI selama 2 tahun lebih sedikit daripada atasan yang
mendukung ibu dalam pemberian ASI selama 2 tahun, yaitu sebanyak 25,2%
(Tabel 5.17).
Islam Malang
dipercayai ibu saat ibu bekerja adalah orang tua atau mertua (34,6%). Pengasuh
yang mendukung ibu untuk memberikan ASI selama 2 tahun sebanyak 84,1%.
Pengasuh yang membantu ibu dalam memberikan ASI perah pada bayi saat ibu
bekerja sebesar 67,3% dan sebanyak 60,7% pengasuh mengingatkan ibu untuk
Tabel 5.18 Distribusi Responden Menurut Pengasuh Bayi Saat Ibu Bekerja
Tabel 5.18 menunjukkan bahwa orang tua atau mertua (34,6%) merupakan
Pada penelitian ini pengasuh yang mendukung ibu untuk memberikan ASI
Islam Malang
Pada penelitian ini tenaga kesehatan yang memberikan edukasi pada ibu
tentang ASI selama 2 tahun sebesar 82,2%. Tenaga kesehatan yang membantu ibu
menyusui segera setelah bayi lahir sebanyak 93,5%. Ibu yang diajarkan tenaga
kesehatan agar terus menyusui meskipun terpisah dari bayi sebanyak 88,8%
(Tabel 5.21).
Tabel 5.21 Distribusi Responden Menurut Dukungan Tenaga Kesehatan di
membantu ibu menyusui segera setelah lahir dan 88,8% tenaga kesehatan
kesehatan yang kurang mendukung pemberian ASI dalam pemberian ASI selama
Universitas Islam Malang sebanyak 40%. Sedangkan persentasee ibu yang tidak
memberikan ASI selama 2 tahun lebih banyak daripada ibu yang memberikan ASI
Pada bagian ini semua variabel penelitian dianalisis untuk melihat keeratan
hubungan antara variabel depanden dengan variabel independen. Pada tabel 5.24
35 tahun dan memberikan ASI selama 2 tahun (45,8%), sikap positif ibu dan
ASI selama 2 tahun (45,8%), terpapar < 5 sumber informasi dan tidak
memberikan ASI selama 2 tahun (33,6%), tidak tersedia fasilitas dan tidak
memberikan ASI selama 2 tahun (30,8%), meninggalkan bayi 10 jam setiap hari
dan memberikan ASI selama 2 tahun (45,8%), cuti 3 bulan dan memberikan
tentang pemberian ASI selama 2 tahun dan memberikan ASI selama 2 tahun
(46,7%), suami yang mendukung dan memberikan ASI selama 2 tahun (32,7%),
atasan yang mendukung dan memberikan ASI selama 2 tahun (39,3%), pengasuh
yang mendukung dan memberikan ASI selama 2 tahun (32,7%) dan tenaga
Pada faktor Predisposis, variabel usia memiliki nilai PR sebesar 0,964 (CI
0,517 1,799). Karena nilai PR < 1 dan interval CI melewati 1 maka variabel usia
memiliki nilai PR sebesar 1,588 (CI 1,066 2,276). Karena nilai PR > 1 dan
sebesar 1,729 (CI 1,201 2,489). Karena nilai PR > 1 dan interval CI tidak
PR sebesar 1,880 (CI 1,180 2,996). Karena nilai PR > 1 dan interval CI tidak
melewati 1 maka disimpulkan variabel keterpaparan informasi berpengaruh
sebesar 1,608 (CI 1,045 2,474). Karena nilai PR > 1 dan interval CI tidak
ASI selama 2 tahun. Variabel lama meninggalkan bayi memiliki nilai PR sebesar
1,610 (CI 1,103 2,350). Karena nilai PR > 1 dan interval CI tidak melewati 1
pemberian ASI selama 2 tahun. Variabel lama cuti memiliki nilai PR sebesar
1,240 (CI 0,831 1,852). Karena nilai PR > 1 dan interval CI melewati 1 maka
disimpulkan variabel lama cuti tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI selama
2 tahun. Variabel tempat melahirkan memiliki nilai PR sebesar 1,826 (CI 1,280
2,605). Karena nilai PR > 1 dan interval CI tidak melewati 1 maka disimpulkan
1,826 (CI 1,280 2,605). Karena nilai PR > 1 dan interval CI tidak melewati 1
tahun. Variabel dukungan atasan memiliki nilai PR sebesar 1,503 (CI 1,004
2,250). Karena nilai PR > 1 dan interval CI tidak melewati 1 maka disimpulkan
Variabel dukungan pengasuh memiliki nilai PR sebesar 1,569 (CI 1,042 2,361).
Karena nilai PR > 1 dan interval CI tidak melewati 1 maka disimpulkan variabel
Variabel dukungan tenaga kesehatan memiliki nilai PR sebesar 1,489 (CI 1,012
2,190). Karena nilai PR > 1 dan interval CI tidak melewati 1 maka disimpulkan
2 tahun.