Professional Documents
Culture Documents
AL-QURAN HADIS
OLEH :
NAMA : FIRDAUS
KELAS : 1X B
Pengertian Mad Silah Qasirah Adalah: Mad yang terjadi apabila "Ha Dhamir" Berada diantara
dua huruf yang berharokat (bukan huruf mati) dan (/ )tersebut huruf yang berharakat dan tidak
disambungkan dengan huruf berikutnya, dan tidak bertemu dengan hamzah yang
berharakat. Cara Membaca Mad Silah Qasirah Adalah Dipanjangkan sampai satu 2 harokat ( dua
ketukan). Berikut Contoh Mad Silah Qasirah:
: innahuu laqaulun
: li rabbihii lakanuudun
: faummuhuu haawiyatun
Pengertian Mad Silah Tawilah Adalah: mad yang terjadi jika ha dhamir (kata ganti) bertemu
huruf hamzah yang berharokat dan huruf sebelum "ha dhamir" tersebut juga berharokat. Cara
Membaca Mad Silah Tawilah Adalah Dipanjangkan 4 harokat (4 ketukan) atau 5 harokat (5
Ketukan). Berikut Contoh Mad Silah Tawilah:
: bihii azwaaja
: indahuu illa
: watsaaqahuu ahad
Jadi dapat diambil kesimpulan, bahwasanya perbedaan mad silah qasirah dan mad silah tawilah
adalah jika mad silah qasirah tidak bertemu hamzah sedangkan mad silah tawilah bertemu
dengan hamzah.
Pengertian Mad Silah Thawilah
Jika kita sebelumnya sudah membahas tentang Mad Silah Qashirah, maka
pada kesempatan ini saya akan membahas tentang Mad Silah Thawilah.
Pengertian Mad Silah Thawilah adalah bacaan Mad yang terjadi apabila ha
dhamir (kata ganti) bertemu dengan huruf hamzah yang berharakat dan huruf
sebelum ha dhamir tersebut juga harus berharakat.
Cara Membaca Mad Silah Thawilah
Dalam membaca Mad Silah Thawilah, kita harus membacanya sepanjang 2 Alif
(4 harakat) sampai 2 1/2 Alif (5 harakat).
Contoh Mad Silah Thawilah
Adapun contoh bacaan Mad Silah Thawilah ini didalam Al-Quran sudah
tercantum banyak sekali. Berikut adalah beberapa contohnya.
Mad Badal adalah merupakan satu dari 13 bagian dari Mad Fari yang pada pertemuan huruf-
hurufnya sama dengan huruf pada Mad Thobii, dan ini sering sekali dikira sebagai hukum
dari Mad Thobii.
Sebelumnya sempat disinggung juga dalam pembahasan tentang hukum Mad Jaiz
Munfashil bahwanya huruf hijaiyah ALIF yang terdapat di mushaf Al Quran standar Indonesia
mempunyai banyak nama [istilah]. Dan salah satu contohnya yaitu Alif disebut sebagai hukum
dari Mad Badal.
Untuk memudahkan kita dalam mengingat dan memahami hukum Mad Badal yaitu dengan
paham dahulu tentang hukum dari Mad Thobii, sesudah itu paham, maka jika ada huruf Alif
maka hukumnya bukan Mad ThobiI, tetapi Mad Badal.
Sebelumnya sempat disinggung juga dalam pembahasan tentang hukum Mad Jaiz
Munfashil bahwanya huruf hijaiyah ALIF yang terdapat di mushaf Al Quran standar Indonesia
mempunyai banyak nama [istilah]. Dan salah satu contohnya yaitu Alif disebut sebagai hukum
dari Mad Badal.
Untuk memudahkan kita dalam mengingat dan memahami hukum Mad Badal yaitu dengan
paham dahulu tentang hukum dari Mad Thobii, sesudah itu paham, maka jika ada huruf Alif
maka hukumnya bukan Mad ThobiI, tetapi Mad Badal.
Apabila ada huruf hijaiyah yang berharakat Kasrah [ ] ketemu dengan huruf
) , dan huruf hijaiyah sesudahnya adalah huruf hijaiyah Ya yang
hijaiyah Ya Sukun (
Berharakat [
,
,
]
Dan apabila ada huruf hijaiyah yang berharakat Dhammah ( ) ketemu dengan
huruf hijaiyah Waw sukun ( ) , dan sesudahnya yaitu huruf hijaiyah Waw Berharakat ( ,
,)
Dari arti penetapan ini, cara membacanya adalah sama seperti pada cara membaca dari
hukum Mad Thobii, dan panjang bacaanya yaitu 1 alif atau 2 harakat.
Dan di pertemuan huruf hijaiyah yang kedua dan huruf hijaiyah ketiga yang mempunyai
sifat dan makhraj yang sama, maka cukup dibaca dengan 1 harakat. Dan ini tidaklah dibaca
seperti hukum Idgham [peleburan 2 [dua] huruf hijaiyah yang dibaca seperti halnya huruf
hijaiyah yang berharokat tasydid).
Ada yang perlu digarisbawahi, yaitu ketika terjadi pertemuan antara dua huruf hijaiyah yang
sama makhrajnya dan sifatnya di dalam kata [kalimat] yang terpisah satu buah sukun dan
satunya lagi huruf yang berharakat-, maka yang berlaku disini yaitu hukum Idgham
Mutamatsilain dan Hukum Idgham Mitslain. Seperti halnya hukum-hukum Idgham, yang
mempunyai ciri utamanya yaitu Tanda Tasydid Hukum , yang merupakan tasydid yang
diberikan disebabkan karena adanya hukum peleburan atau pertemuan pada suatu kata/kalimat.
Namun, hukum pertemuan dari dua huruf hijaiyah (Idgham) yang identik tersebut dan
kemudian disimbolkan dengan Tanda Tasydid itu tidaklah berlaku di hukum Mad Tamkin.
1. ( mad wajib Muttashil)
Yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat,panjang harokat
ketika washal harokat, sedangkan dalam keadaan wakaf boleh di baca 4,5 dan 6 harokat.
Contoh :
Contoh:
3. ( mad shilah Thawilah)
Yaitu apabila terdapat ha`Dhamir bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah,
panjangnya 4-5 harokat.
Contoh :