You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Pulau Sulawesi terletak pada daerah yang kompleks secara tektonik,

dimana tiga lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik- Philiphina yang bergerak

kearah barat-baratlaut, lempeng Indo-Australia yag bergerak kearah utara-

timurlaut, dan lempeg Eurasia yang bergerak kea rah tenggara, telah berinteraksi

semenjak masa Mesozoikum. Sulawesi selatan bagian barat dipisahkan secara

structural dari lengan barat suawesi oleh Depresi Walanae yang memanjang

berarah utara-baratlaut- slatan-tenggara. Dalam pembentukan karst Maros di

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan tipe karst menara di Indonesia.

Batugamping anggota formasi Tonasa yang mengalami tektonik, dan penerobosan

oleh batuan beku. Dalam pandangan geologi, jenis batugaming dan tektonik

merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan karst .

.Formasi tonasa disusun oleh batugamping bioklastik dan kalkarenite

berselingan dengan napal sebagian berlapis baik dan bagian bawahnya

mengandung glaukonite serta dibeberapa tempat didaerah Ralla ditemukan

batugamping yang mengandung sekis dan batuan ultrabasa.formasi ini menindih

tidak selaras dengan formasi camba,dan diterobos oleh sill ,retas, dan stock batuan

beku yang tersusun atas basal,trakit serta diortite.

Pegunungan yang memanjang pada bagian barat serta pada bagian timur

sebagian besar disusun oleh batuan gunung api pegunungan bagian barat
membentuk batuan gunung api kalimiseng yang diduga berumur Miosen Awal,

serta lereng timur pada bagian utara pada pegunungan disebelah baratnya

membentuk gunung api soppeng yang diduga berumur Miosen Awal batuan

sedimen yang berselingan dengan batuan gunung api tersebut secara bersama-

sama menyusun formasi camba dengan ketebalan lapisan kurang dari 5000

meter,(Rab Sukamto 1982),sebagian besar pegunungan dibagian barat menindih

tidak selaras formasi tonasa selain itu batuan sedimen (umurnya Miosen tengah-

Pliosen Awal),dan batuan sedimen formasi camba disusun oleh batupasir tufaan

yang berselingan dengan napal,konglomerat,lava dan breksi gunungapi.batuan

tersebut pada umumnya berlapis baik.batuan gunung api formasi camba sebagian

besar disusun oleh andesit dan basal umumnya sedikit terpropilitikan sebagian

terkersikkan,amygdaloidal dan berlubang-lubang batuan tersebut sebagian besar

diendapkan pada laut dangkal,dan sebagian pula terendapkan pada lingkungan

darat,formasi ini diterobos oleh retas,sill dan stock dengan komposisi

basal,piroksin,andesit,serta diorite.

Desa Baruga Kecamatan Bantimurung termasuk salah satu daerah yang

memiliki potensi batugamping yang besar , namun disisi lain pada lokasi tersebut

terdapat intrusi batuan beku plutonik yaitu Andesit. Dalam analisanya Van

Bemellen (1949) menuliskan bahwa andesit tua (old andesit) merupakan penciri

tektonik tahap orogenesa geantiklin (orogenic geanticlinal stage). Dalam bingkai

teori tektonik lempeng, diangan vulkanisme pada tahap orogenesa geantiklin itu

sebagai bentuk vulkanisme busur kepulauan ( Volcanic island arc) hasil peleburan

sebagian (partial meling) penujaman kerak samuderan yang menujam di bawah


benua. Wilayah palung, tempat kerak samudera awal menujam, adalah bagian

palung muka menurut teori geosinklin. Vulkanisme andesit tua sebagai hasil

konvergensi antar lempeng (Altin,2014)

Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup

bannyak digunakan dalam dunia eksplorasi. Metode geolistrik atau tahanan jenis

adalah salah satu dari jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari

keadaa bawah permukaan dengan cara mempelajari keadaan bawah permukaan

dengan mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan

dengan skala dangkal 300-500 meter. Prinsip metode ini arus listrik diinjeksikan

ke dalam bumi melalui dua elektroda arus, sedangkan beda potensial yang terjadi

diukur melalui dua elektroda potensial. Dalam penelitian ini, akan dibahas

bagaimana penggunaan metode Geolistrik konfigurasi Wenner Schumberger

dalam menentukkan lokasi potensi adanya intrusi batuan beku andesit. Dengan

menganalisa perbedaan nilai resistivias batuan dengan menggunakan Metode

Geolistrik Wenner Schlumberger.

1.2 Ruang Lingkup

Penelitian ini akan dilakukan di kawasan PT Semen Bosowa Maros, Desa Baruga

, Kecamatan Banimurung, Kabupaten Maros. Penelitian ini menggunaka metode

tahanan jenis konfigurasi Wenner Schlumberger 2D. Pengolahan data dari

penelitan ini menggunakan Res2dinv dan akan dibuatkan model 3D dengan

menggunakan software Voxler


1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah jenis batuan bawah permukaan ?

2. Dimana saja terdapat penyebaran batuan intrusi baik secara lateral dan

horizontal ?

3. Pada kedalaman berapa intrusi batuan terdapat ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Menentukan jenis batuan bawah permukaan

2. Melakukan pemetaan batuan intrusi baik secara lateral dan horizontal

3. Menentukan batas lapisan batuan bawah permukaan

You might also like