DISORIENTASI OSPEK mengatakan bahwa manusia tanpa orientasi Dipublikasikan di Harian Tribun Timur, edisi 29 Agustus ibarat orang menerbangkan pesawat terbang 2009. tanpa peta dan tanpa instrumen. Tanpa (Sebuah catatan menyambut Penerimaan mengikuti Ospek, maba diibaratkan tidak Mahasiswa Baru) mempunyai panduan dan gambaran awal Oleh : Umar Ibsal* mengenai kampusnya. Ospek juga dijadikan sebagai momentum untuk Pasca pengumuman kelulusan calon mahasiswa melakukan transfer nilai-nilai kemahasiswaan baru (maba) di perguruan tinggi, calon (maba) pada maba sebagai generasi penerus gerakan akan dihadapkan pada masa orientasi kampus kemahasiswaan. Idealnya, Ospek merupakan yang dikenal dengan OSPEK (Orientasi Studi gerbang (gateway) yang diharapkan dapat dan Pengenalan Kampus). Mendengar nama mengubah paradigma maba yang sebelumnya ospek, pembaca akan memberikan opini berstatus siswa menjadi maha-siswa, mengikis beragam mengenai Ospek. Push up, kengkreng, budaya hura-hura (hedonistik), individualistik, berguling, hingga kenangan yang lucu dan tidak serta pemupusan mental kerupuk. Dengan masuk akal terlintas di benak penulis dan para demikian, akan muncul bibit-bibit unggul yang pembaca yang pernah mengalaminya. cerdas, militan dan berani dengan bekal intelektualitas dan spiritualitas. Berita tentang calon maba yang cedera karena ospek sudah lumrah terjadi dari tahun ke tahun, Ekses Ospek patah tulang hingga korban meninggal dunia Namun, praktik kekerasan yang kerap terjadi terjadi di beberapa kampus. Tema mentereng membuat ospek itu terdeviasi dari tujuan ospek seakan hanya menjadi label yang mulianya. Kekerasan fisik dan psikologis justru kontraproduktif dengan tindakan abnormal yang menjadi malapetaka bagi maba di kampus dilakukan sang senior. Tema religius, ilimiah, idamannya. Intimidasi (bullying) yang gencar kritis, rasional, analitis, sistematis, kreatif, dilakukan oleh senior memberikan efek buruk inovatif, integritas, revolusioner, salodaritas, dan bagi mahasiswa baru. Gambary Namie tahun berbagai istilah ilmiah tingkat tinggi menghiasi 2003 mensurvei 1.000 responden sukarela yang spanduk-spanduk selamat datang bagi calon hasilnya dipublikasikan pada maba. Kebanggaan menjadi mahasiswa baru di bullyinginstitute.com. Disimpulkan ada 33 jenis perguruan tinggi idaman seakan menjadi buyar gejala gangguan kesehatan yang dialami orang- seketika tatkala mereka (maba) menyaksikan dan orang yang pernah di-bully. Diantaranya , (1) mengalami tindakan kekerasan yang ketakutan, stres, kecemasan berlebihan (76 dipertontonkan seniornya. persen); (2) selalu teringat pengalaman buruk, mimpi buruk (49 persen); (3) Kebutuhan untuk Tendangan seribu bayangan serta bogem menghindarkan perasan, pikiran, dan situasi mentah menjadi menu sarapan subuh dan yang mengingatkan orang itu terhadap trauma pencuci mulut setelah makan siang. Kepala (47 persen); (4) depresi yang terdeteksi (39 plontos dengan model huruf tertentu menjadi persen); (5) menggunakan bahan adiktif untuk pemandangan aneh sekaligus lucu sebagai menenangkan pikiran (28 persen); (6) berpikir bahan tertawaan para senior kepada adiknya. kekerasan kepada orang lain (25 persen); (7) Model pakaian yang aneh dengan kaos kaki dan Pikiran bunuh diri (25 persen); (kompas, sepatu berwarna-warni bak seorang pendekar 17/11/2007). menjadi pakaian dinas maba selama menjalani masa-masa mendebarkan itu. Jika fenomena tersebut terus terjadi, maka ospek akan terus menjadi momentum untuk Makna Ospek melanggengkan kekerasan yang akan menjadi Dilihat dari namanya, ospek merupakan warisan bagi maba berikutnya sehingga kegiatan yang mempunyai tujuan yang sangat mengkristal menjadi spiral kekerasan. Kekerasan berguna bagi maba, seperti mengenal kampus yang tereskalasi menjadi tawuran lingkungan kampus, sistem administrasi mahasiswa bukan tidak mungkin berawal dari akademik, fasilitas laboratorium, pejabat indoktrinasi yang dilakukan senior kepada kampus, maupun menjalin keakraban dengan yuniornya. Solidaritas parsial dengan mengedepankan egoisme sektoral di fakultas diganti dengan predikat kakak tingkat dan adik yang cenderung destruktif menjadi biang tingkat sebagai penerus. Menurut penulis, tawuran kampus yang sering terjadi. predikat senior yang dilekatkan pada mahasiswa justru akan mencitrakan superioritas mahasiswa Upaya Solutif lama terhadap maba. Sedangkan predikat kakak Menjelang dan selama ospek, sekretariat LK dan adik bermakna menghormati yang tua dan akan ramai pada waktu pemilihan panitia ospek, menyayangi dan membimbing yang muda. bukan karena ada kegiatan lembaga, tapi momen cari muka untuk jadi panitia Ospek. Limas Sutanto mengamati dari perspektif Kepanitiaan Ospek yang dilegalisasi oleh psikodinamika bahwa praktik perpeloncoan, Lembaga Kemahasiswaan (LK) menjadi terutama yang keterlaluan, pada hakikatnya pertaruhan reputasi LK. Ketika tindakan adalah ajang proyeksi impuls-impuls agresi, kriminalitas dilakukan oleh panitia, maka yang kekerasan, balas dendam, kebutuhan untuk bertanggung jawab adalah pengurus LK. Oleh menguasai, dan kebutuhan untuk disanjung karena itu, ketegasan birokrasi dan pengurus LK yang bersarang di dalam jiwa sebagian murid dalam mengawal ospek menjadi harga mati. senior dan sebagian pendidik. (kompas, 21/ 7/ Jangan sampai nila setitik merusak susu 2003). sebelanga, ada oknum yang bermain di belakang layar dan mengatasnamakan LK Untuk meminimalisir egoisme sektoral antar sehingga membuat maba trauma dengan fakultas dapat dilakukan pada ospek tingkat aktifitas LK. Pemilihan panitia ospek tidak boleh universitas dengan melakukan internalisasi nilai- serampangan karena transformasi ilmu dari nilai kecintaan pada almamater. Salah satu kakak tingkat ke adik penerus menjadi esensi kegiatannya adalah pamaparan visi dan misi dari ospek. universitas serta prestasi yang ditorehkan oleh civitas akademika sehingga tertanam di benak Kekerasan sebaiknya dihindari dengan maba untuk menjadi bagian dari kebanggan melakukan kontrak tertulis dengan panitia jika universitas. Memang selama ini sudah ada ospek melanggar butir-butir perjanjian. Pengalaman tingkat universitas, namun belum optimal. penulis dengan memberikan kontrak terulis Pada akhir ospek jurusan, maba dikembalikan ke kepada panitia dimana ketika senior melakukan tingkat universitas untuk mengintegrasikan pelanggaran, sanksi akademik langsung kembali karakter setiap jurusan dan fakultas dijatuhkan oleh Komisi Disiplin Fakultas kepada menjadi karakter universitas (university character senior yang bersangkutan tanpa adanya building) sebagai tonggak awal memasuki pembelaan dari LK. Dengan demikian akan perguruan tinggi, laboratorium pencerahan akal muncul efek jera bagi senior yang terlibat dan budi mahasiswa. yang mencoba melakukan kekerasan. Tak dapat dipungkiri, banyak diantara pelaku kekerasan Menggagas format ospek yang lebih humanis ospek yang berlindung di bawah legitimasi LK. memang menjadi tantangan seluruh civitas Ketika mereka melakukan kekerasan pada maba, akademika. Pendekatan sistemik yang maka LK menjadi tumbalnya. terintegrasi secara komprehensif perlahan akan memutus mata rantai kekerasan yang selama ini Senior yang tidak terlibat dalam panitia Ospek telah menjadi tradisi. Penindasan merupakan juga perlu dilibatkan. Berdasarkan pengalaman naluri untuk ditolak, kecuali bagi mereka yang penulis, kekerasan pada maba justru lebih ingin melanggengkan kekuasaan dengan cara banyak terjadi karena mereka yang tidak masuk kekerasan. Jangan sampai ospek hanya akan panitia ospek juga ingin mengambil bagian menjadi ajang pelestarian budaya feodal, sebagai ajang aktualisasi bahwa mereka juga menyuburkan budaya hipokritas (kemunafikan) butuh dikenal dan dihormati oleh juniornya. nilai-nilai kemahasiswaan yang mendegradasi Ruang aktualisasi diri melalui berbagai bentuk dunia akademis. Mengutip Mahatma Gandhi kegiatan menjadi wadah mempertemukan senior (1869-1948) Kekerasan adalah senjata dengan maba. (orang/bangsa/manusia) yang jiwanya lemah. Kelemahan jiwa merupakan kelemahan sejati. Ospek harus membangun budaya argumentasi, bukan konfrontasi. Predikat senior-junior harus *Penulis adalah Dewan Pendamping Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran Universitas Negeri Makassar