Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Sylvia Rachman
30101206803
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTANAGUNG
SEMARANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
CBD
Sinusistis Maksilaris Duplex e.c Odontogen Kronik Eksaserbasi Akut
Oleh :
Sylvia Rachman
30101306803
Pembimbing,
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Mukosiliar
Seperti pada mukosa hidung, di dalam sinus juga terdapat mukosa
bersilia dan palut lendir di atasnya.Di dalam sinus silia bergerak secara teratur
untuk mengalirkan lendir menuju ostium alamiahnya mengikuti jalur-jalur
yang sudah tertentu polanya.1
2.2. FISIOLOGI
Sampai saat ini belum ada penyesuaian pendapat mengenai fisiologi
sinus paranasal. Tetapi beberapa teori mengemukakan fungsinya sebagai
berikut :
a. Sebagai pengatur kondisi udara
Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas
setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring,
sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi,
udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama
seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah,
sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung
dengan aliran dari nasofaring.
b. Sebagai penahan suhu
Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk
mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini
dilakukan dengan cara :(4)
1) Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir.
Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan
dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi
sebaliknya.
2) Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya
pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan
septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung secara
optimal.Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung
kurang lebih 37o C.
c. Membantu keseimbangan kepala
Mengurangi berat tulang muka Jika sinus diganti dengan tulang
penambahan berat sebesar 1%
d. Membantu resonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi.
Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang,
sehingga terdengar suara sengau.
e. Peredam perubahan tekanan udara
Berjalan bila terdapat perubahan tekanan yang besar dan mendadak
misalnya bersin atau membuang ingus
f. Membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung
Mukus yang dihasilkan sinus paranasal lebih sedikit dari rongga
hidungmembersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi
keluar dari meatus medius.
Mayor Minor
Nyeri atau rasa tertekan pada wajah Sakit kepala
Sekret nasal dan post nasal purulen Batuk
Demam (fase akut) Rasa lelah
Kongesti nasal Halitosis
Obstruksi nasal Nyeri gigi
Hiposmia atau anosmia Nyeri atau rasa tertekan /penuh pada
telinga
Diagnosis memerlukan dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dengan dua kriteria
minor pada pasien dengan gejala lebih dari 7 hari.
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 50 tahun
Alamat : Jalan Kalimantan Asrama Benglap Wates
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
No. CM :-
Tanggal Masuk : 3 Juli 2017
Tanggal Pemeriksaan : 3 Juli 2017
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 3 Juli 2017 di
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pipi kanan dan kiri sejak 3
minggu yang lalu disertai pusing. Pasien juga mengeluhkan keluar
ingus kental berwarna kuning kehijauan dan berbau busuk dari lubang
hidung kanan dan kiri . Keluhan dirasakan terus menerus dan hilang
timbul. Selain itu pasien juga merasakan adanya keluhan lubang
hidung tersumbat kanan dan kiri, pasien juga merasakan ada seperti
lendir yang mengalir ke tenggorokan terutama jika berbaring. Pasien
juga mengeluhkan adanya gangguan penciuman. Pasien juga
merasakan badan nya terasa lemas dan nyeri pada gigi kanan dan kiri
atas. Keluhan batuk (-). sakit pada telinga (-), sakit pada tenggorokan
(-).
Kanan Kiri
Auricula Bentuk normal, Bentuk normal,
nyeri tarik (-) nyeri tarik (-)
tragus pain (-) tragus pain (-)
Pre Auricular Bengkak (-), Bengkak (-),
nyeri tekan(-), nyeri tekan (-),
fistula(-) fistula (-)
Retro Bengkak (-), Bengkak (-),
Nyeri tekan(-) Nyeri tekan(-)
Auricular
Mastoid Bengkak (-), Bengkak (-),
Nyeri tekan(-) Nyeri tekan(-)
CAE Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Serumen (-) Serumen (-)
Otorea (-) Otorea (-)
Membran Warna: Putih keabu- Warna: Puti keabu-abuan
Intak (+)
Timpani abuan
Perforasi (-)
Intak (+)
Cone of light (+)
Perforasi (-)
Retraksi (-)
Cone of light (+)
Retraksi (-)
Dekstra Sinistra
Inspeksi
o Pembengkakan pada - -
pipi
o Warna kulit Sama dengan sekitar Sama dengan sekitar
Palpasi
o Nyeri tekan di pipi + +
o Nyeri tekan di atas - -
orbita
o Nyeri tekan di - -
cantus medius
Transiluminasi
o Sinus Maksila Suram Suram
o Sinus Frontal Cahaya terang Cahaya terang
3.2.5. Tenggorokan
V. RINGKASAN
5.1. Anamnesis
a. Rinore mukopurulen
b. Nyeri maksila dextra et sinistra (+)
c. Maksila dextra et sinistra terasa penuh & tertekan (+)
d. Obstruksi nasal (+)
e. Post nasal drip (+)
f. Hiposmia/anosmia (+)
g. Halitosis (+)
h. Malaise (+)
i. Sefalgia (+)
j. Nyeri gigi superior dextra dan sinistra (+)
k. RPD : Keluhan serupa 5 bulan yang lalu (+)
5.2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Kepala dan Leher:Dalam batas normal
b. Pemeriksaan Gigi dan mulut : Tampak ada karies M1 superior dextra et
sinistra
c. Pemeriksaan Telinga & Tenggorokan : Dalam batas normal
d. Pemeriksaan Hidung:
Rhinoskopi Anterior Dextra dan Sinistra :
- Sekret (+) mukopurulen
- Mukosa hiperemis (+)
- Konka media dan inferior hipertrofi (+)
Rhinoskopi Posterior :
VII. DIAGNOSIS
IX. EDUKASI
Menjaga kesehatan gigi dan kebersihannya dengan kontrol ke dokter
gigi
Meminum obat yang sudah diberikan secara teratur dan kontrol ke
poliklinik
Istirahat cukup dan makan makanan bergizi
X. PROGNOSIS:
Pada kasus ini pasien seorang perempuan berusia 50 tahun datang dengan
keluhan keluar ingus kental warna kuning kehijauan dan berbau dari lubang
hidung kanan dan kiri sejak 3 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri pada
pipi kanan dan kiri, merasa bagian wajah sebelah kanan dan kirinya terasa penuh
dan seperti tertekan. Selain itu pasien juga merasakan adanya keluhan hidung
tersumbat bergantian kanan dan kiri dan pasien juga merasakan ada seperti lendir
yang mengalir dari hidung yang jatuh ke tenggorokan serta adanya gangguan pada
penciuman. Keluhan-keluhan tersebut mengarah ke gejala mayor dari sinusitis.
Lokasi pipi kanan dan kiri yang terasa nyeri mengarahkan ke lokasi sinus maksila
dextra et sinistra. Keluhan hidung tersumbat menunjukan adanya obtruksi nasal.
Adanya keluhan seperti ada lendir yang mengalir dari hidung jatuh ke
tenggorokan mengarah ke Post Nasal Drip. Gangguan penciuman menunjukan
adanya hiposmia.
Terdapat juga keluhan bau busuk seperti tercium dari hidung dan nafas nya
juga berbau tidak enak, demam, badan nya terasa lemas dan kepala nya pusing
cekot-cekot. Terdapat juga keluhan nyeri pada gigi atas kanan. Keluhan tersebut
mengarah ke gejala minor dari sinusitis. Keluhan nyeri pada gigi kanan atas
mengarahkan kita ke faktor predisposisi dari sinusitis yang terjadi yaitu faktor
odontogen.
Keluhan yang disangkal berupa batuk (-), keluhan sakit pada telinga (-),
sakit pada tenggorokan (-), sesak (-) ditanyakan untuk mengarahkan kita ke faktor
predisposisi dan komplikasi yang dapat terjadi. Sehingga dari anamnesis tersebut
sudah didapatkan 5 gejala mayor dan 5 gejala minor dari sinusitis.
Pada riwayat penyakit dahulu diakui bahwa sebelumnya terdapat riwayat
atas sejak 7 bulan yang lalu memperkuat faktor odontogen sebagai predisposisi.
Tidak adanya riwayat alergi memperkuat bahwa faktor rhinogen bukan faktor
predisposisi nya.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan karies M1 kiri dan kanan atas. Hal
tersebut semakin memperkuat predisposisi odontogen sebagai pencetus sinusitis
nya. Pada pemeriksaan hidung, didapatkan adanya nyeri tekan & nyeri ketuk pipi
kanan dan kiri yang mengarah ke sinusitis maksilaris. Selain itu juga didapatkan
sekret yang mukopurulen dan mukosa hiperemis pada pemeriksaan rhinoskopi
anterior dextra et sinistra.
Pemeriksaan penunjang berupa transiluminasi dengan hasil terdapat
bayangan yang suram pada sinus maksilaris dextra et sinistra. Namun untuk lebih
meyakinkan lokasi sinusitis, dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa X-ray
kepala posisi Waters dan lateral serta sinuskopi.
Terapi yang diberikan berupa terapi konservatif (irigasi sinus), terapi
medikamentosa (antibiotik oral, dekongestan dan antihistamin oral, kortikostreoid
topikal, kortikosteroid oral, analgetik) dan terapi pembedahan yakni FESS atau
pembedahan metode Caldwell-Luc. Penanganan lain yang juga penting yaitu
terhadap masalah gigi nya dengan konsul ke bagian gigi karena hal tersebut yang
menjadi predisposisi dari sinusitis maksilaris yang terjadi.
MEKANISME KASUS
Infeksi gigi yang kronis
karies profunda
Pulpa terbuka
terbentuk pus
menyebabkan abses alveolar
sinusitis maksilaris
DAFTAR PUSTAKA