Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 1
Disusun Oleh :
Saroh 22020113120033
Dwi kustiyana 22020113120027
Mike Saeli Yuliana 22020113140116
Intan Rahma Budi U 22020113120012
Ika Rahayu N 22020113140083
A 13 2
A. KASUS
Bayi premature lahir dengan usia gestasi 32 minggu dengan SC atas indikasi gawat janin.
Pada saat dilakukan pengkajian bayi berusia 3 hari. Bayi sadar, dira wat dalam incubator
dengan setting suhu 330 C. Pernafasan pasien masih dibantu dengan buble CPAP dengan
PEEP 7 dan FiO2 21%. Pasien tampak agak sesak, ada retraksi minimal. Pernafasan
52x/menit regular suhu 36,40 C nadi 165x/menit regular saturasi oksigen 98 %. Bayi
didiagnosa : neonatus kurang bulan sesuai kehamilan.
1. Faktor Ibu
Toksemia gravidarum, yaitu preeklampsi dan eklampsi
Kelainan bentuk uterus misal uterus bikornis, inkompeten serviks.
Tumor misal mioma uteri, sistoma.
Ibu yang menderita penyakit akut dengan gejala tinggi (misal typus abdominal
malaria) dan penyakit kronis (TBC, penyakit jantung, glomerulonephritis kronis).
Trauma pada masa kehamilan misalnya fisik (jatuh) dan psikologis (stres).
Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Factor Janin
Kehamilan ganda
Hidramnion
Ketuban pecah dini
Cacat bawaan
Infeksi (rubeolla, sifilis, toksoplasmosis)
Insufisiensi plasenta
Inkompatibilitas darah ibu dan janin (rhesus, golongan darah ABO)
3. Factor Plasenta
Plasenta previa :
Terjadinya kondisi plasenta menempel di bagian bawah rahim sehingga bukan berada
dalam posisi normal. Karena riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya,
kelahiran kembar, mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, ketika anda hamil
melibihi usia 35 tahun, pernah mengalami operasi rahim atau memiliki kelainan rahim.
gejala plasenta previa lain yaitu terjadinya pendarahan vagina setelah 20 minggu
kehamilan yang disertai dengan sakit dan kram
Solusia plasenta : Suatu kondisi medis yang ditandai dengan terlepasnya plasenta dari
dinding rahim (kandungan) bagian dalam sebelum persalinan, baik seluruhnya maupun
sebagian. sebagian besar kasus, penyebab pasti dari solusio plasenta belum diketahui.
Namun, faktor-faktor, seperti merokok, konsumsi alkohol, kokain, trauma pada perut,
hipertensi dan riwayat persalinan yang banyak dapat menyebabkan solusio plasenta
d. Gangguan reproduksi ( kelainan dalam rahim atau leher rahim misal miom atau tumor
jaringan otot )
e. Gangguan penyakit misal jantung, tekanan darah tinggi, asma, diabetes militus,
kelainan kelenjar tiroid, infeksi ginjal dan infeksi lainnya, kondisi kekurangan gizi
(malnutrisi)
g. Faktor stres
2. Bayi
a. Cacat bawaan
b. Kehamilan kembar
b. Terdapat pemicu persalinan prematur yang terjadi akibat solusio plasenta, plasenta
previa, terjadi infeksi yang menimbulkan korioamnionitis tanpa disertai ketuban
pecah, persalinan ganda
c. Kehamilan ganda
1. Ukuran fisik
a. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
2. Gambaran Fisik
a. Kepala besar
b. Kulit tipis dan transparan, sehingga gerakan peristaltik usus dapat terlihat
d. Otot masih lemah sehingga nafas lemah, tangisnya measih lemah atau
merintih, kemampuan mengisap masih kurang
3. Gastrointestinal
5. Ginjal
6. Tendensi
c. Syok
7. Refleks Primitif
j. Tangan selalu mengepal dengan posisi ibu jari dan jari telunjuk di tengah
Displasia bronkopulmonal
Pneumonia kongenital
Hipoplasia paru
Perdarahan paru
Apnea
2. Kardiovaskular
Hipotensi
Hipertensi
Bradikardia
Malformasi kongenital
3. Hematologis
Hiperbilirubinemia
Defisiensi vitamin K
Hidrops (imun atau nonimun)
4. Saluran Pencernaan
Enterokolitis nekrotikans
5. Metabolik-Endokrin
Hipokalsemia
Hipoglikemia
Hiperglikemia
Hipotermia, lebih sering terjadi karena lapisan lemak yang masih tipis, belum
memiliki perlindungan yang cukup dalam menghadapi suhu luar yang memang
lebih dingin di banding dalam rahim, pengontrol suhu tubuh belum mampu
bekerja sempurna.
Perdarahan intraventrikular
Leukomalasia periventrikular
Ensefalopati hipoksik-iskemik
Kejang-kejang
Ketulian
Hipotonia
Malformasi kongenital
7. Ginjal
Hiponatremia
Hipernatremia
Hiperkalemia
Glikosuria ginjal
Edema
9. Lainnya
E. PATOFISIOLOGI
Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokan dalam 4 golongan
yaitu:
1) Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya persalinan
2) Inflamasi/infeksi
3) Perdarahan plasenta
4) Peregangan yang berlebihan pada uterus
Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi pada
primi para muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres fisik maupun
psikologi menyebabkan aktivasi prematur dari aksis Hypothalamus-Pituitary-Adrenal
(HPA) ibu dan menyebabkan terjadinya persalinan prematur. Aksis HPA ini menyebabkan
timbulnya insufisiensi uteroplasenta dan mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres
pada ibu maupun janin akan mengakibatkan peningkatan pelepasan hormon Corticotropin
Releasing Hormone (CRH), perubahan pada Adrenocorticotropic Hormone (ACTH),
prostaglandin, reseptor oksitosin, matrix metaloproteinase (MMP), interleukin-8,
cyclooksigenase-2, 9 dehydroepiandrosteron sulfate (DHEAS), estrogen plasenta dan
pembesaran kelenjar adrenal.
Mekanisme kedua adalah decidua-chorio-amnionitis, yaitu infeksi bakteri yang
menyebar ke uterus dan cairan amnion. Keadaan ini merupakan penyebab potensial
terjadinya persalinan prematur. Infeksi intraamnion akan terjadi pelepasan mediator
inflamasi seperti pro-inflamatory sitokin (IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF- ). Sitokin akan
merangsang pelepasan CRH, yang akan merangsang aksis HPA janin dan menghasilkan
kortisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini bertanggung jawab untuk sintesis uterotonin
(prostaglandin dan endotelin) yang akan menimbulkan kontraksi. Sitokin juga berperan
dalam meningkatkan pelepasan protease (MMP) yang mengakibatkan perubahan pada
serviks dan pecahnya kulit ketuban.
Mekanisme ketiga yaitu mekanisme yang berhubungan dengan perdarahan
plasenta dengan ditemukannya peningkatan hemosistein yang akan mengakibatkan
kontraksi miometrium. Perdarahan pada plasenta dan desidua menyebabkan aktivasi dari
faktor pembekuan Xa (protombinase). Protombinase akan mengubah protrombin menjadi
trombin dan pada beberapa penelitian trombin mampu menstimulasi kontraksi
miometrium. Mekanisme keempat adalah peregangan berlebihan dari uterus yang bisa
disebabkan oleh kehamilan kembar, polyhydramnion atau distensi berlebih yang
disebabkan oleh kelainan uterus atau proses operasi pada serviks. Mekanisme ini
dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin, dan COX-2.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada bayi Premature terutama yang berhubungan
dengan 4 proses adaptasi bayi baru lahir, diantaranya:
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Bayi X
Usia : 3 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat rumah : Jalan Gondang Timur 1 Semarang
Tgl. Masuk RS : 6 April 2015
Tgl. Pengkajian : 6 April 2015
Dx. Medis : Neonatus kurang bulan sesuai kehamilan
B. KELUHAN UTAMA
Bayi dirawat dalam inkubatur dengan suhu 330C, Pasien tampak agak sesak.
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
Suhu : 36,40C
Nadi : 165x/menit
RR : 52x/menit
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 70 mmHg
dan kadar PaCO2 35 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 94
%.
D. DIAGNOSA
E. INTERVENSI
Surasmi, Asrining, Handayani, Siti & Kusuma, Heni Nur. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi.
Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC
Priyono, Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Babi Siter. Yogyakarta: Media Pressindo.
Hidajat, lidya laksana.2006.Terapi Musik teori dann aplikasi. Yogyakarta: Galang Press