Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
1302105002
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
2. Penyebab/Faktor Predisposisi
Penyebab
Imobilisasi dapat disebabkan oleh trauma, kondisi patologis, beberapa penyakit yang
beresiko menyebabkan stroke seperti hipertensi, DM, Arterosklerosis, embolis serta
kontak antara bagian tubuh dengan sumber panas ekstrem.
f) Kondisi patologik
1) Postur abnormal :
Tortikolis : kepala miring pada satu sisi, di mana adanya kontraktur pada
otot sternoklei domanstoid.
Lordosis : kurva spinal lumbal yang terlalu cembung ke depan/ anterior
Kifosis : peningkatan kurva spinal torakal.
Kipolordosis : kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Skolioasis : kurva spinal yang miring ke samping, tidak samanya tinggi
hip/ pinggul dan bahu.
Kiposkoliosis: tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral.
Footdrop: plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan
saraf peroneal.
2) Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi muskular, terjadi karena
gangguan yang disebabkan oleh degenerasi serat otot skeletal.
3) Kerusakan sistem saraf pusat
4) Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal: kontusio, salah urat, dan
fraktur.
g) Ketidakmampuan
Kelemahan fisik dan mental yang menghalangi seseorang untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari. Ketidakmampuan dibagi menjadi dua yaitu :
a. Ketidakmampuan primer yaitu disebabkan oleh penyakit atau trauma
(misalnya : paraisis akibat gangguan atau cedera pada medula spinalis).
b. Ketidakmampuan sekunder yaitu terjadi akibat dampak dari ketidakmampuan
primer (misalnya kelemahan otot dan tirah baring) (Mubarak, 2008)
4. Klasifikasi
Menurut Mubarak (2008) secara umum ada beberapa macam mpbilisasi dan
imobilisasi antara lain :
1. Jenis Mobilisasi
a. Mobilisasi penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan
peran sehari-hari.
b. Mobilisasi sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada tubuhnya. Hal ini
dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi.
Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Mobilisasi sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Dapat disebabkan oleh
trauma reversible pada sistem musculoskeletal, contohnya adalah adanya
dislokasi sendi dan tulang.
2. Jenis Imobilisasi
5. Gejala Klinis
6. Pemeriksaan Fisik
7. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
8. Therapy/tindakan penanganan
Therapy yang dapat dilakukan antara lain menurut Potter and Perry (2005) :
1) Kesejajaran Tubuh
Dalam mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat mengangangkat
klien dengan benar, menggunakan teknik posisi yang tepat, dan memindahkan
klien dengan posisi yang aman dari tempat tidur ke kursi atau brankar.
2) Mobilisasi Sendi
Dampak dari imobilisasi dalam sangat besar pada tubuh Fundamental Keperawatan
Perry dan Potter (2005) diantaranya adalah :
a. Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilisasi dapat mengganggu metabolisme secara normal,
mengingat imobilisasi dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolisme di dalam
tubuh. Hal tersebut dapat dijumpai pada menurunnya basal metabolism rate (BMR)
yang menyebabkan berkurangnya energi untuk perbaikan sel-sel tubuh, sehingga
dapat memengaruhi gangguan oksigenasi sel.
b. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari
imobilisasi akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein
serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Di samping
itu, berkurangnya perpindahan cairan dari intravascular ke interstisial dapat
menyebabkan edema sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
e. Perubahan Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskular juga dipengaruhi oleh imobilisasi. Ada tiga perubahan
utama yaitu hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan pembentukan
thrombus. Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah sistolik 25 mmHg dan
diastolik 10mmHg ketika klien bangun dari posisi berbaring atau duduk ke posisi
berdiri. Pada klien imobilisasi, terjadi penurunan sirkulasi volume cairan,
pengumpulan darah pada ekstremitas bawah, dan penurunan respon otonom.
f. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Perubahan yang terjadi dalam sistem muskuloskeletal sebagai dampak dari imobilisasi
adalah sebagai berikut: (Fundamental Keperawatan Potter dan Perry Edisi 7 Buku 3)
Gangguan Muskular. Menurunnya massa otot sebagai dampak imobilitas dapat
menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung. Menurunnya fungsi
kapasitas otot ditandai dengan menurunnya stabilitas. Kondisi berkurangnya
massa otot dapat menyebabkan atropi pada otot. Sebagai contoh, otot betis
seseorang yang telah dirawat lebih dari enam minggu ukurannya akan lebih kecil
selain menunjukkan tanda lemah atau lesu.
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
No. Reg :
Tgl. MRS :
Tgl. Pengkajian :
Dx Medis :
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hub.dgn pasien :
2) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat ini
Alasan masuk rumah sakit
Faktor pencetus
Faktor memperberat nyeri
Keluhan utama
Timbulnya keluhan
Pemahamanaan penatalaksanaan masalah kesehatan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Diagnosa medik
b. Status kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami
Pernah dirawat
Operasi
Kebiasaan obat obatan
Riwayat kesehatan keluarga
3) Pengkajian Kesehatan Fungsional Pola Gordon
Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
b. Nutrisi/ metabolik
Berapa kali makan sehari
Makanan kesukaan
Berat badan sebelum dan sesudah sakit
Frekuensi dan kuantitas minum sehari
c. Pola eliminasi
Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
Nyeri
Kuantitas
d. Pola aktivitas dan latihan
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
Somnambolisme
Kualitas dan kuantitas jam tidur.
f. Pola kognitif-perseptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Gambaran diri
Identitas diri
Peran diri
Ideal diri
Harga diri
h. Pola seksual dan reproduksi
Adakah gangguan pada alat kelaminya.
i. Pola peran-hubungan
Hubungan dengan anggota keluarga
Dukungan keluarga
Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
j. Pola manajemen koping stress
Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
k. Pola keyakinan-nilai
Persepsi keyakinan
Tindakan berdasarkan keyakinan
4) Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri
untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis.
5) Kemampuan Mobilisasi
Pengkajian kemampuan mobilisasi dengan tujuan untuk menilai kemampuan
gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah anpa bantuan.
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Bahu
Lengan bawa
Pergelangan tangan
Ibu jari
Pinggul
Lutut
Mata kaki
0 0 Paralisis sempurna
8) Pengkajian Fisik
Keadaan umum pasien
Kesadaran
Pemeriksaan TTV
Analisa (pegelompokan data)
1 Ds :
Klien mengatakan
tidak bisa beraktivitas
secara mandiri
Klien mengeluh nyeri
sehingga sulit untuk
bergerak
Do :
Klien tampak lemah
dan aktivitasnya
bergantng pada orang
lain
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Hambatan mobiitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuskular ditandai dengan keterbatasan kemampuan melakukan
keterampilan motorik halus dan motorik kasar.
2) Defisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan gangguan
neuromuskular ditandai dengan ketidakmampuan untuk meakukan
pembersihan tubuh.
3) Risiko kerusakan integritas kulit dengan faktor risiko tonjolan tulang
ditandai dengan imobilisasi fisik.
3. INTERVENSI
o Cedera yg
o Monitor timbul dapat
lokasi memperburuk
ketidaknyama kondisi klien
nan atau nyeri
selama
o Memaksimalka
aktivitas
n latihan
o Lindungi
pasien dari
cedera selama
latihan
o ROM dapat
o Bantu klien ke
mempertahank
posisi yang
an pergerakan
optimal untuk
sendi
latihan
rentang gerak
o Anjurkan
klien untuk
melakukan
latihan range o ROM pasif
of motion dilakukan jika
secara aktif klien tidak
jika dapat
memungkinka melakukan
n secara mandiri
o Anjurkan
untuk
o Meningkatkan
melakukan
harga diri klien
range of
motion pasif
jika
diindikasikan
o Beri
reinforcement
positif setiap
kemajuan
klien
4. EVALUASI
Hambatan mobilitas fisik
Evaluasi
Daftar Pustaka
Alimul H., A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep dan
Alimul Aziz, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid 2. Jakarta : Salemba Medika.
Bulechec M.Gloria, Butcher K. Howard, Dochterman Joanne McCloskey. 2004. Nursing
Elsevier
Moorhead, Sue. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. USA: Mosby
Elseviyer.
Mubarak, Wahit & Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
NANDA. 2006. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2005-2006. Jakarta : Prima
Medika
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik,Ed.4. Vol.2. Jakarta : EGC.
T. Heather Herdman. 2011. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-