Professional Documents
Culture Documents
(NON STERIL)
PERCOBAAN 3
SEDIAAN SUSPENSI
Kelompok/Shift : 5/A
Anggota Kelompok :
Wendy Wijaya 10060312018
Gina Trihandayani 10060312020
Marsha Budi Clarasati 10060312022
Iftitah Rahmi 10060312024
Hinggrid Gharzia Rosihan 10060312025
Asisten praktikum:
Ibu Cucu
Tanggal praktikum : 14 Oktober 2014
Tanggal laporan : 21 Oktober 2014
I. Tujuan Percobaan
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair. (Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hlm 18)
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (Farmakope Indonesia
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus
yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus
dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan haris
partikel obat yang terbagi sevara halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan
secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sangat
pakai, telah disebarkan dalam cairan pembawa dengan atau tanpa penstabil dan
bahan tambahan farmasetik lainnya (Ansel, 1989).
1. Ukuran partikel
daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk
2. Kekentalan (viscositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel yang
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah
2004 )
Pada pembuatan Suspensi di kenal 2 macam sistem , yaitu sistem Deflokulasi
dan Sistem Flokulasi. Dalam system flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat
lemah, cepat mengendap dan mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk
perlahan lahan dan akhirnya akan membentuk sendimen dan terjadi agregasi
dan selanjutnya cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali. ( Farmasetika ,
163 )
1. Suspensi Deflokulasi
lambat.
tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada
waktu paronya.
2. Suspensi Flokulasi
dalam suspensi.
Syarat Suspensi
penyimpanan.(Ansel, 356)
dan jasad renik lainnya, dapat ditambahkan zat pengawet yang cocok
terutama untuk suspensi yang akan diwadahkan dalam wadah satuan ganda
dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan
Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang
Untuk dapat menghasilkan sediaan suspensi yang baik, maka harus dirancang
suatu formula untuk menghasilkan suspensi yang baik . secara umum sediaan
1. Zat aktif
Zat aktif dibuat dalam bentuk sediaan suspensi secara umum adalah zat aktif
yang pada konsentrasi zat aktif yang diinginkan tidak larut sempurna dalam
air
partikel, biasanya muatan partikel ada pada media air atau sediaan
hidrofi
- Komposisi kimia
Zat pensuspensi
dll.
Golongan polisakarida
magnesium silikat.
Flocculating Agent
1. Surfaktan
2. Polimer hidrofilik
3. Clay
Clay pada konsentrasi sama dengan atau lebih besar dari 0.1%
4. Elektrolit
Acidifier
toksisitas. Dapar yang biasa digunakan antara lain dapar sitrat, dapar
26-27)
yang berantai pada tahap awal dengan memberikan atom hidrogen. Hal
sediaan.
Beberapa antioksidan yang lazim digunakan :
edestin)
Pengawet
dose).
metil selulosa.
Pemanis
1. Usia dari pasien. Anak-anak lebih suka sirup dengan rasa buah-
buahan, orang dewasa lebih suka sirup dengan rasa asam, orang tua
lebih suka sirup dengan rasa agak pahit seperti kopi, dsb.
dengan orang sehat. Rasa yang dapat diterima untuk jangka pendek
panjang.
3. Rasa obat bisa berubah dengan waktu penyimpanan. Pada saat baru
berubah.
4. Zat pemanis yang dapat menaikkan kadar gula darah ataupun yang
Catatan :
sakarin 0,05 %
25 % b/v total
pH > 5 dipakai sorbitol, karena sukrosa pada pH ini akan terurai
Flavor
mint.
ditambahkan air pada saat akan digunakan. Agar campuran setelah ditambah air
pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa atau aroma, buffer dan zat warna.
Obat yang biasa dibuat dalam sediaan suspensi kering adalah obat yang tidak
stabil untuk disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya pembawa air
campuran kering untuk dibuat suspensi pada waktu akan digunakan. Biasanya
suspensi kering hanya digunakan untuk pemakaian selama satu minggu dan
dengan demikian maka penyimpanan dalam bentuk cairan tidak terlalu lama.
serbuk harus stabil secara fisik seperti tidak terjadi perubahan wama, bau,
bentuk partikel dan stabil secara kimia seperti tidak terjadi perubahan kadar
2. Pada saat akan disuspensikan, serbuk harus cepat terdispersi secara merata di
pengadukan.
3. Bila suspensi kering telah dibuat suspensi maka suspensi kering dapat
Formulasi berupa campuran serbuk merupakan cara yang paling mudah dan
sederhana.
sifat aliran serbuk saat pengisian dan mengurangi volume sediaan yang
voluminous dalam wadah. Dengan cara granulasi ini, zat aktif dan bahan-
menggunakan air atau larutan pengikat dalam air. Dapat juga digunakan
pelarut non-air untuk bahan berkhasiat yang terurai dengan adanya air.
Ukuran granul diusahakan sama karena bagian yang halus akan memisah
sebagai fines
Alat Bahan
Stopwatch Aquades
Stirer Etanol
Pipet tetes
Spatel
Timbangan
IV. Preformulasi
Struktur Molekul :
Warna : Putih
Rasa : Asam
Kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut
eter mutlak.
Warna : Putih
Rasa : Tawar
Kelarutan : Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol
(95%)
menurunnya viskositas.
C. Gliserin
praktis tidak larut dalam kloroform dalam eter dan dalam minyak lemak
Titik lebur : 18 0C
pH larutan :7
Stabilitas :
(mudah teroksidasi)
Inkompatibilitas:
Rasa : Pahit
keton dan air, praktis tidak larut dalam eter hidrokarbon dan minyak
mineral.
pH : 3-7
senyawa lainnya.
E. Sukrosa
Pemerian :
- Rasa : manis
Kelarutan :
pKa : 12,62
F. Aquades
Warna : Jernih
pH :7
G. Amoksisilin
Struktur kimia :
Warna : Putih
Inkompatibilitas : Veegum
H. Etanol
Struktur kimia :
Rasa : Panas
A. Pembuatan suspensi
kedalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah serbuk CMC Na terbasahi
ditambahkan kedalam bahan aktif yang telah dibasahi dan sudah homogen.
masing zat digerus dan dicampurkan sampai homogen. Botol ditara sesuai
volume yang akan digunkan. Masing- masing zat digerus dan ditimbang
C. Suspensi granulasi
membuat granul sedikit demi sedikit sehingga membentuk masa yang dapat
dikepal. Masa granul diayak lalu dikeringkan ditambahkan fines ( zat aktif
yang sudah ditara, ditambahkan air sampai batas lalu dikocok dan masukan
Perhitungan
A. Suspensi
60 mL
X 400 mg = 4,8 gram
5 mL
Zat Tambahan
PGA 5%
5
X 60 = 2 gram
100
PGA 10%
10
x 60 = 6 gram
100
Glyserin
3
x 60 = 1,8 gram
100
B. Suspensi Rekontruksi
250 mL
x 60 = 3 gram
5 mL
Zat Tambahan
PVP 2%
2
x 60 = 1,2 gram
100
CMC-Na 1%
1
x 60 = 0,6 gram
100
Gula 30 %
30
x 60 = 18 gram
100
Penimbangan
Pengamatan
A. Suspensi
,5
T10 = = 10,5 = 0,05 cm
,6
T20 = = 10,4 = 0,06 cm
,6
T30 = = 10,4 = 0,06 cm
,7
T60 = = = 0,07 cm
10,3
,5
T120 = = 10,5 = 0,05 cm
,7
Hari 1 = = 10,9 = 0,06 cm
Hari 3 =
,5
T10 = = = 0,05 cm
10,4
,7
T20 = = 10,6 = 0,07 cm
,7
T30 = = 10,6 = 0,07 cm
,7
T60 = = = 0,07 cm
10,6
,7
T120 = = 10,7 = 0,07 cm
,5
Hari 1 = = = 0,04 cm
10,5
Hari 3 =
B. Suspensi Rekontruksi
Hari 3 =
VII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini adalah sediaan suspensi. Suspensi menurut farmakope
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sedangkan suspensi menurut
farmakope Indonesia edisi III merupakan sediaan yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Dalam praktikum kali ini, dilakukan proses pembuatan sediaan farmasi berupa
suspensi. Suspensi adalah sistem yang secara termodinamik tidak stabil, bila
salah satu masalah yang sangat sulit yang harus diatasi pada saat formulasi
sediaan suspensi. Caking tidak dapat diatasi hanya dengan pengecilan ukuran
Pada dasarnya obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika
berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul ada juga dalam
Ada beberapa alasan pembuatan suspensi. Salah satu adalah karena obat-obat
tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila
disuspensi. Dalam hal seperti ini suspensi menjamin stabilitas kimia dan
memungkinkan terapi dengan cairan. Untuk banyak pasien bentuk cair lebih
disukai ketimbang bentuk padat (tabel atau kapsul dari obat yang sama), karena
lebih mudah serta lebih mudah untuk pemberian dosis yang relatif sangat besar,
digunakan. Suspensi harus dikemas dalam wadah yang memadai di atas cairan
perbedaan berat jenis partikel dan medium dispersi dapat dilakukan dengan
Dalam pembuatan formula suspensi yang stabil secara fisik terdiri dari dua
kategori, yaitu :
disuspensikan kembali
DAFTAR PUSTAKA
Anief M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.
Anief M., 1987, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.
Indonesia, Jakarta.
Indonesia, Jakarta
Philadelphia,1999.
1996
Philadelphia, 1996
1986