You are on page 1of 7

Health Safety Environment (HSE) merupakan department yang mengontrol kesehatan,

keselamatan kerja dan lingkungan. Dalam penerapanya didunia pertambangan HSE bertujuan
untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan, penyakit akibat perkerjaan dan kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas penambangan.

Kondisi wilayah pertambangan PT.Wahana Baratama Mining berada pada dua wilayah yang
fungsi kegunaannya berbeda. Yang pertama berada pada wilayah kehutanan. Oleh karena
PT.Wahana Baratama Mining melakukan perjanjian Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)
yaitu izin yang diberikan untuk menggunakan kawasan hutan tertentu untuk kegiatan lain diluar
kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan. Sehingga wilayah
yang tadinya berupa hutan harus dikembalikan sebagai hutan yang diatur oleh Kementerian
Lingkungan dan Kehutanan.

Sedangkan wilayah kedua berada pada Area Penggunaan Lain (APL) merupakan areal yang
dialokasikan untuk dikelola masyarakat melalui izin bupati. Wilayah ini bebas diperuntukan
untuk apapun namun harus dikelola dengan baik. Berikut beberapa kegiatan HSE yaitu:

Reklamasi
Kegiatan reklamasi pada PT. Wahana Baratama Mining
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang kegiatan pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki lingkungan dan ekosistem sesuai dengan fungsi
awal sebagaimana peruntukkannya. Berikut beberapa kegiatan reklamasi:
- Penataan lahan Recounturing
Recounturing dilakukan untuk membuat grade lereng pada lapisan yang akan
disebarkan top soil menjadi lebih rendah. Sehingga kemiringan lereng menjadi lebih
kecil guna memperkecil bahaya longsor dan juga kehilangan bibit pada saat
pembibitan akibat tergerus oleh air.

- Spreading top soil


Kegiatan penyebaran spreading top soil di control hingga ketebalannya mencapai 50
cm yang sudah di rencanakan oleh mine plan.

- Smoothing
Smoothing dilakukan untuk memperhalus permukaan yang sudah disebar top soil.
Sehingga siap untuk dilakukan pembibitan atau penanaman.

- Drop structure
Drop structure adalah material yang dibuat pada tiap jarak tertentu pada saluran
pembuangan guna untuk memecahkan aliran air agar tidak terjadi penggerusan yang
terlalu besar pada daerah aliran air.
Untuk kegiatan reklamasi ini, bagian HSE hanya melakukan controlling kegiatan
apakah sudah sesuai dengan ketentuan.

Gambar xx. Perubahan kondisi tanah

Revegetasi
Revegetasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menanam kembali lahan bekas
tambang. Berikut beberapa kegiatan revegetasi yang dilakukan di PT.Wahana Baratama
Mining:
- Penaburan covercrop
Penaburan covercrop adalah penaburan tanaman yang tumbuh rapat yang ditanam
dengan tujuan melindungi dan memelihara tanah sehingga tanah siap untuk di tanami
oleh tumbuhan primer. Covercrop ditanam sebelum penanaman tanaman primer atau
pohon pohon.

- Penanaman pengendali erosi


Untuk mengendalikan hilangnya top soil akibat adanya erosi maka di control dengan
penanaman gamalia pada bagian crest dan diletakannya mulsa berupa jerami pada
lereng untuk mencegah bibit atau tanamanan yang sudah mulai tumbuh di lereng
tidak tergerus oleh erosi atau air.
- Penanaman tanaman fast growing
Penanaman fast growing yaitu penanaman tanaman atau pohon yang memiliki
pertumbuhan cepat. Penaman tumbuhan fast growing ini di atur oleh peraturan esdm
dimana untuk tanaman fast growing totalnya 60 %. Jenis tanaman yang termasuk fast
growing adalah :
o Kasturi
o Jabon
o Trembesi
o Sengon
o Angsana

- Penanaman native spesies


Penanaman native spesies yaitu penanaman tumbuhan endemik yang berada di dalam
wilayah pertambangan yang harus dikembalikan seperti semula. Tumbuhan endemik
ini harus mencapai 40 % yang diatur dalam peraturan ESDM. Jenis tanaman yang
termasuk native spesies yaitu ulin, meranti, sungkai, tanjung, gamal, jati, karet dll.
Menurut perencanaan PT. Wahana Baratama Mining komposisi yang diperlukan 100
pohon/hectare terdiri 20 pohon native spesies dan 80 pohon jenis buah-buahan.

- Perawatan
o Penyiangan
Penyiangan merupakan kegiatan mencabut gulma yang berada disekitar pohon
primer dan sekaligus menggemburkan tanah.

o Pemangkasan
Pemangkasan adalah penghilangan beberapa bagian tanaman. Kegiatan ini
dilakukan untuk memangkas ranting-ranting tanaman yang terlalu rimbun,
terutama ranting-ranting yang dekat dengan permukaan tanah dalam rangka
memaksimalkan laju pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman.

o Pendangiran
Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman pokok
yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Pendangiran merupakan
kegiatan yang mengaduk permukaan tanah disekitar pohon primer dan
sebaiknya dilakukan ketika musim hujan. Tujuan kegiatan ini adalah agar
tidak terjadi penggenangan air disekitar batang, yang mana dapat
menyebabkan pembusukan pada akar dan batang, memacu pertumbuhan
tanaman, menahan tumbuhnya gulma, aerasi tanah memungkinkan oksigen
masuk kedalam tanah serta meningkatkan kegiatan jasa mikroorganisme.

o Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian bahan yang menyediakan unsur hara bagi
tanaman yang bertujuan untuk menyuburkan tanah. Kegiatan pemupukan di
lakukan dengan banyak metode salah satunya dengan membuat pendangiran
setelah itu ditaburkan pupuk disekeliling tanaman bekas pendangiran tersebut.
Pupuk yang digunakan NPK planta dengan takaran penaburan 35-100 gram
tiap tanaman jadi 20-60 Kg/Ha.

- Penutupan tajuk
Penutupan tajuk adalah keadaan bagian tumbuhan yang saling bersentuhan. Vegetasi
dikatakan berhasil jika sudah sampai tahap penutupan tajuk.

Untuk menunjang kegiatan revegetasi maka dilakukan pembuatan pupuk kompos. Kegiatan
pembuatan pupuk kompos ini menggunakan daun daun yang mati atau berguguran lalu
dikumpulkan dan dihancurkan dengan menggunakan mesing penggiling. Setelah dihancurkan
diberi bakteri pengurai untuk mengurai menjadi kompos.

Penanggulangan limbah
Untuk menanggulangi pencemaran lingkungan maka sebelum dikeluarkan ke lingkungan
bebas maka harus dikontrol atau diolah terlebih dahulu. Berikut beberapa kegiatan
control lingkungan yaitu:
- Water treatment
Water treatment adalah proses pengolahan air dengan cara tertentu dengan tujuan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Di PT. Wahana Baratama Mining water
treatment digunakan adalah settling pond. Settling pond adalah kolam yang dibuat
untuk menampung dan mengendapkan partikel air limpasan yang berasal dari daerah
penambangan maupun daerah sekitar penambangan. Nantinya air tersebut akan
dibuang menuju tempat pembuangan, seperti sungai, rawa, danau dan lain-lain.
Pembuatan settling pond ini bertujuan untuk mengendapkan lumpur atau material
padatan yang bercampur dengan air limpasan yang disebabkan adanya aktivitas
penambangan dan sebagai tempat pengontrol kualitas dari air yang akan dialirkan
keluar kolam pengendapan. Settling pond ini terdiri 4 zona yaitu:
o Zona masukan
Tempat masuknya aliran air berlumpur kedalam kolam pengendapan.
o Zona pengendapan
Tempat partikel akan mengendap, material padatan di sini akan mengalami
proses pengendapan di sepanjang saluran masing-masing ceck dam.
o Zona endapan lumpur
Tempat di mana partikel padatan dalam cairan mengalami sedimentasi dan
terkumpul pada bagian bawah saluran pengendap.
o Zona Keluaran
Tempat keluarnya buangan cairan yang relatif bersih, zona ini terletak pada
akhir saluran.

Gambar xx Pintu air (zona keluaran)

- Limbah B3
Limbah B3 adalah sisa dari suatu usaha/kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun karena sifatnya, konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak dan membahayakan lingkungan
terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup. Di PT. Wahana Baratama Mining
limbah B3 ditangani dengan cara mengklasifikasikan limbah B3 tersebut agar sesuai
dengan tempat yang disediakan. Selanjutnya petugas section terkait memindahkan
limbah B3 ke tempat penampungan sementara. Batas waktu penyimpanan limbah
adalah 90 hari, sehingga sebelum masa waktu tersebut habis pihak HSE department
harus menghubungi subkontraktor penerima limbah.

Safety
Safety di pertambangan merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman sehingga dapat mengurangi/bebas dari kecelakaan kerja dan
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Terdapat 4 kategori utama kecelakaan,
yaitu:
a. Kecelakaan ringan, jika kecelakaan kerja yang terjadi mengakibatkan hari kerja
hilang kurang dari 3 hari.
b. Kecelakaan sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan hari kerja hilang lebih dari
3 hari dan kurang dari 21 hari.
c. Kecelakaan berat, yaitu jika kecelakaan kerja mengakibatkan hari kerja hilang lebih
dari 21 hari, termasuk semua kecelakaan yang mengakibatkan cacat dan kecelakaan
fatal.
d. Kecelakaan lingkungan, yatu kecelakaan yang mengakibatkan penurunan kualitas
lingkungan seperti flora, fauna, udara, air, tanah, sumber daya alam, manusia dan
keterkaitannya.

Kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja, tetapi juga menggangu proses produksi secara menyeluruh mengakibatkan
kerugian perusahaan. Berikut alat-alat safety yang wajib dipakai saat bekerja diwilayah
pertambangan :
o Safety shoes
o Safety helmet
o Respirator
o Safety goggles
o Safety vest
o Safety gloves
o Ear plugs

- Penanganan keadaan darurat


Kegiatan ini merupakan penanganan apabila terjadi suatu kejadian yang tidak
diinginkan atau direncanakan yang berpotensi serius untuk menimbulkan kecelakaan
pada orang, kerusakan pada harta benda dan lingkungan sehingga mengakibatkan
terhentinya kegiatan operasi.

- Pencatatan statistic kecelakaan


Pencatatan statistic kerja adalah pencatatan angka kecelakaan yang terjadi di kawasan
pertambangan. Pencatatan ini dilakukan untuk dianalisa dan dinilai untuk mengurangi
terjadinya insiden. Statistic kecelakaan harus memuat tingkat kerapan dan tingkat
keparahan setiap bulan berjalan. Berikut perhitungan tingkat kerapan dan tinggkat
keparahan.

Jumlah kecelakaan 1.000 .000


o Angka tingkat kekerapan =
Jumlah jam kerja orang
Jumlah hari hilang 1.000.000
o Angka tingkat keparahan =
Jumlah jam kerja orang

You might also like