You are on page 1of 41

15 Filosofi Hidup Orang Jawa dan Maknanya - Falsafah Luhur Terbaru 2014

Thefilosofi.blogspot.com - Indonesia merupakan negara majemuk dan tentunya banyak


suku di Indonesia punya falsafahnya masing-masing termasuk budaya Jawa. Dalam
berfilosofi, orang Jawa seringkali menggunakan unen-unen (peribahasa) untuk menata
hidup manusia.

Makna dari ungkapan-ungkapan Jawa ini seringkali tidak dipahami oleh sebagian besar
keturunan etnis Jawa di era modern ini. Maka tidak salah, jika muncul sebutan, Wong
Jowo sing ora njawani.

Filosofi Jawa dinilai sebagai hal yang kuno, ndeso dan ketinggalan jaman. Padahal,
filosofi leluhur tersebut berlaku terus sepanjang hidup. Warisan budaya pemikiran orang
Jawa ini bahkan mampu menambah wawasan kebijaksanaan dan mengajarkan hidup kita
agar senantiasa Eling lan Waspodo.

Berikut kumpulan falsafah beserta arti penjelasannya yang menjadi pedoman hidup
masyarakat Jawa:

1. Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala),


Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar
manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang
dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.

2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara


Maksunya Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan
kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).

3. Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti


Artinya segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap
bijak, lembut hati dan sabar.

4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa
Bandha
Artinya Berjuang tanpa perlu membawa massa, Menang tanpa merendahkan atau
mempermalukan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau
keturunan, Kaya tanpa didasari kebendaan.

5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan


Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala
kehilangan sesuatu.

6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman


Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut- kejut,
Jangan mudah kolokan atau manja.

7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman


Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan,
kebendaan dan kepuasan duniawi.

8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka


Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar
tidak celaka.

9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo.


Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua
agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

10. Aja Adigang, Adigung, Adiguno


Maksudnya adalah Jaga kelakuan / tatakrama, jangan sombong dengan kekuatan,
kedudukan, ataupun latarbelakangmu.

11. Alon-alon waton klakon


Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang safety/keselamatan. Padahal kandungan
maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang kehati-hatian, waspada,
istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety.

12. Nerimo ing pandum.


Makna dari kata tersebut mengandung Arti yang mendalam menunjukan pada sikap
Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja dan ketidakinginan untuk korupsi.
Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas menerima hasil dari usaha yang sudah dia
kerjakan.

13. Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo.
Artinya sekarang zaman edan, yang gak enda gak bakal kebagian; Hanya orang yang
ingat kepada Allah yang beruntung. disini saja juga tidak cukup dan waspada terhadap
duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga
bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.

14. Mangan ora mangan sing penting ngumpul.


Artinya Makan tidak makan yang terpenting adalah dapat berkumpul (kebersamaan).
Filosofi ini adalah sebuah peribahasa. Kalimat peribahasa tidaklah tepat kalau diartikan
secara aktual. Filosofi ini sangat penting bagi kehidupan berdemokrasi. Kalau bangsa kita
mendasarkan demokrasi dengan falsafah diatas saya yakin negara kita pasti akan aman,
tentram dan sejahtera. Istilah "Mangan ora mangan" melambangkan eforia demokrasi,
yang mungkin satu pihak mendapatkan sesuatu (kekuasaan) dan yang lain pihak tidak.
Yang tidak dapat apa-apa tetap legowo atau menerima dengan lapang dada.

Dan kata dari "Sing penting ngumpul" melambangkan berpegang teguh pada persatuan,
yang artinya bersatu untuk tujuan bersama.
Filosofi dari kalimat peribahasa "Mangan ora mangan sing penting kumpul" adalah filosofi
yang cocok yang bisa mendasari kehidupan demokrasi bangsa Indonesia agar tujuan
bangsa ini tercapai.

15. Wong jowo iki gampang di tekuk - tekuk.


Filosofi ini juga berupa ungkapan peribahasa yang dalam bahasa Indonesia adalah
'Orang Jawa itu mudah ditekuk-tekuk'. Ungkapan ini menunjukan fleksibelitas dari orang
jawa dalam kehidupan. Kemudahan bergaul dan kemampuan hidup di level manapun baik
miskin, kaya, pejabat atau pesuruh sekali pun. Orang yang memegang filosofi ini akan
selalu giat bekerja dan selalu ulet dalam meraih cita-citanya.
Itulah beberapa pandangan hidup, pedoman dan prinsip yang diterapkan sejak dahulu
yang biasa menjadi nasehat orang jawa meskipun kini semakin luntur dimakan zaman.
Sekian update informasi kali ini seputar Artikel Filosofi Hidup Orang Jawa dan
Maknanya - Filsafat Luhur. Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi anda semua.
Salam.

Makna Filosofi 10 Semboyan Wali


Songo
Posted by Melissa Cantik Monday, August 11, 2014 0 comments

Arti dan Makna Filosofi 10 Semboyan dan Pesan Wali Songo


Thefilosofi.blogspot.com - Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama
Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara
Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria
di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.

Kata "wali" antara lain berarti pembela, teman dekat, pemimpin. Dalam pemakaiannya,
kata ini biasa diartikan sebagai orang yang dekat dengan Alloh Ta'ala. Adapun kata
"songo" berarti sembilan. Maka walisongo diartikan sembilan wali yang dianggap telah
dekat dengan Alloh Ta'ala, terus menerus ibadah kepadaNya serta memiliki kekeramatan
dan kemampuan kemampuan lain diluar kebiasaan manusia.
Anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:

Sunan Gresik atau Sunan Drajat atau Sunan Kalijaga atau


Maulana Malik Ibrahim Raden Qasim Raden Said
Sunan Ampel atau Sunan Kudus atau Sunan Muria atau
Raden Rahmat Ja'far Shadiq Raden Umar Said
Sunan Bonang atau Sunan Giri atau Sunan Gunung
Raden Makhdum Ibrahim Raden Paku atau Ainul Jatiatau Syarif Hidayatullah
Yaqin
Para Wali soongo mempunyai semboyan yang terekam hingga saat ini adalah :
1. Ngluruk Tanpo Wadyo Bolo / Tanpo pasukan tentara : Berdakwah dan berkeliling
kedaerah lain tanpa membawa pasukan. Jangan yakin dengan banyaknya jumlah
kita,..yakin dengan pertolongan Allah swt.
2. Mabur Tanpo Lar/Terbang tanpa Sayap : Kita bergerak jumpa umatdari orang ke orang.
jumpa ke rumah-rumah mereka ..Pergi kedaerah nan jauh walaupun tanpa asbab/ sebab yang
nampak.
3. Mletik Tanpo Sutang/Meloncat Tanpa Kaki : Pergi kedaerah yang sulit dijangkau seperti
gunung-gunung juga tanpa sebab yang kelihatan. Niat untuk dakwah keseluruh alam, Allah swt
yg berangkatkan kita bukan asbab-asbab dunia seperti harta dsb
4. Senjoto Kalimosodo : Kemana-mana hanya membawa kebesaran Allah SWT. selalu
mendakwahkan kalimat iman, mengajak umat pada iman dan amal salih.(Kalimosodo : Kalimat
Shahadat)
5. Digdoyo Tanpo Aji : Walaupun dimarahi, diusir, dicaci maki bahkan dilukai fisik, perasaan dan
mentalnya namun mereka seakan-akan seperti orang yang tidak mempan diterjang bermacam-
macam senjata. Kita dakwah, Allah swt akan Bantu (jika kalian Bantu Agama Allah, maka pasti
Allah akan tolong kalian dan Allah akan menangkan kalian)
6. Perang Tanpo tanding : Dalam memerangi nafsunya sendiri dan mengajak orang lain supaya
memerangi nafsunya. Tidak pernah berdebat atau bertengkar. dakwah dengan hikmah, kata-kata
yg sopan, ahlaq yg mulia dan doa menangis-menangis pada Allah agar umat yg kita jumpai dan
umat seluruh alam dapat hidayah.bukan dengan kekerasan. Nabi saw bersabda yg
maknanya kurang lebih : Haram memerangi suatu kaum sebelum kalian berdakwah (berdakwah
dgn hikmah) kepada mereka
7. Menang Tanpo Ngesorake/Merendahkan : Mereka ini walaupun dengan orang yang senang,
membenci, mencibir, dan lain-lain akan tetap mengajak dan akhirnya yang diajak bisa mengikuti
usaha agama dan tidak merendahkan, mengkritik dan membanding-bandingkan, mencela orang
lain bahkan tetap melihat kebaikannya.
8. Mulyo Tanpo Punggowo : Kemuliaan hanya dalam Iman dan Amalan agama bukan dengan
banyaknya pengikut. Dimulyakan, disambut, dihargai, diberi hadiah, diperhatikan, walaupun
mereka sebelumnya bukan orang alim ulama, bukan pejabat, bukan sarjana ahli tetapi karena
menjadi Dai yang menjadikan dakwah maksud dan tujuan hidup, maka Allah swt muliakan
mereka.
9. Sugih Tanpo Bondo : Mereka akan merasa kaya dalam hatinya. Keinginan bisa kesampaian
terutama keinginan menghidupkan sunnah Nabi, bisa terbang kesana kemari dan keliling dunia
melebihi orang terkaya didunia. Jangan yakin pada harta.kebahagiaan dalam agama, dakwah
jangan bergantung dgn harta
10. Kuncara Tanpo Woro-woro : Menyebar, terkenal tanpa gembar-gembor, propaganda, iklan-iklan
dsbartinya bergerak terus jumpa umat, kerja untuk umat, kerja untuk Agama dengan ikhlas
karena mengharap Ridho Allah swt, tidak perlu disiar-siarkan atau di umum-umumkan. Allah
sajalah yang menilai perjuangan kita.

Pesan Walisongo Sunan Kalijogo adalah :


Yen wis tibo titiwancine kali-kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, wong wadon
ilang wirange mangka enggal enggala tapa lelana njlajah desa milang kori patang sasi
aja ngasik balik yen during olih pituduh (hidayah) saka gisti Allah Artinya kurang lebih :
Jika sudah tiba zamannya dimana sungai2 hilang kedalamannya (banyak org yg berilmu
yg tdk amalkan ilmunya), pasar hilang gaungnya, jika masjid2 tak ada adzan, wanita2
hilang malunya (tdk tutup aurat dsb) maka cepat2lah kalian keluar 4 bulan dari desa ke
desa (dari kampung ke kampung) dari pintu ke pintu (dari rumah ke rumah utk dakwah)
janganlah pulang sebelum mendapat hidayah dari Allah SWT.
1. Yen kali ilang kedunge : jika sungai sudah mulai kering... jika sumber air sudah
mulai kering.. maksudnya jika para alim ulama sumber ilmu sudah mulai wafat satu
persatu...maka ini alamat bahwa dunia mau di-Qiamatkan Allah SWT. Ulama
ditamsilkan seperti air yang menghidupkan hati2 manusia yang gelap tanpa cahaya
hidayah..
2. Yen pasar ilang kumandange : Jika pasar sudah mulai diam.. maksudnya jika
perdagangan sudah tidak dengan tawar-menawar karena banyaknya mall dan pasar
swalayan yang berdiri. kata orang2 tua kita dahulunya semua pasar memakai sistem
tawar menawar sehingga suaranya begitu keras terdengar dari kejauhan seperti
suara lebah yang mendengung.. ini kalo aku boleh beri istilah adalah adanya
kehangatan dalam social relationship dalam masyarakat.. tapi sekarang sudah
hilang...biarpun kita sering ke plasa atau ke supermarket ratusan kali kita tidak kenal
para pelayan dan cashier di tempat itu..
3. Yen wong wadon ilang wirange : Jika wanita sudah tidak punya rasa malu......
4. Enggal-enggal topo lelono njajah deso milangkori ojo bali sakdurunge patang sasi,
enthuk wisik soko Hyang Widi : Bermujahadah, susah payah berkelana dalam
perjalanan ruhani guna memperbaiki diri atau perjalanan fisabilillah menjelajahi desa-
desa/ negara-negara, menghitung pintu (bersilaturahim) jangan pulang2 sebelum
selesai program 4 (empat) bulan, cari petunjuk, hidayah dan kepahaman agama dari
Dzat yang Maha Kuasa..
Sumber: http://dakwahe.blogspot.com

Sekian update informasi kali ini semoga bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi untuk
anda semua. Salam.

Ajaran Filsafat Kuno Masyarakat Jawa Ajaran orang jawa kuno sering
menggunakan filosofi (unen-unen/peribahasa) yang berhubungan
dengan budi pekerti luhur dan etika kehidupan. Filosofi ini harus selalu
digunakan sebagai pedoman, dimaksudkan agar dalam menjalani hidup
ini kita senantiasa tertuntun ke jalan yang lurus.
Jawa dan kejawen sebagai bagian tak terpisahkan satu sama lain.
Kejawen bisa menjadi penutup atau kulit luar dari beberapa ajaran yang
berkembang di Tanah Jawa, pada masa Hindu dan Budha. Dalam
perkembangannya, penyebaran Islam di Jawa juga dibungkus dengan
ajaran masa lalu, kadang-kadang bahkan melibatkan aspek Jawa sebagai
bumbu untuk penyebaran agama Islam. Walisongo memiliki andil besar
dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa. Unsur-unsur Islam ditanamkan
dalam budaya seperti pertunjukan wayang Jawa, lantunan lagu Jawa,
ilmu sastra dan filsafat dalam bentuk syair, cerita epos, upacara tradisi
selamatan, terutama di Kerajaan Mataram (Yogya/Solo).

Ajaran Filsafat Jawa dalam Berbagai


Aspek
1. Konsep tentang Ketuhanan (Tauhid)
Pangeran iku ora ono sing podho. Mulo ojo nggambar-ngambarake
wujuding Pangeran. Artinya : Tuhan itu tak ada yang bisa menyamainya.
Oleh sebab itu jangan menggambar-gambarkan wujud Tuhan.
Pangeran iku dudu dewo utowo manungso, nanging sekabehing kang
ono iku, uga dewa lan manungso asale soko Pangeran. Artinya : Tuhan
itu bukan dewa atau manusia, namun segala yang ada itu, termasuk
dewa dan manusia itu berasal dari Tuhan.
Pangeran iku biso ngawohi kahanan opo wae tan keno kinoyo ngopo.
Artinya: Tuhan itu bisa mengubah segalanya tanpa mungkin dapat
diperkirakan manusia.
Pengeran iku kuwoso tanpo piranti, mulo soko kuwi ojo darbe pengiro
yen manungso iku biso dadi wakiling Pangeran. Artinya: Tuhan itu
berkuasa tanpa menggunakan alat pelengkap apa pun, oleh sebab itu
jangan beranggapan manusia itu dapat mewakili Tuhan.
Pangeran biso ngerusak kahanan kang wis ora diperlokake, lan biso
gawe kahanan anyar kang diperlokake. Artinya: Tuhan itu bisa merusak
sesuatu yang tidak diperlukan, dan bisa menciptakan sesuatu yang baru
yang diperlukan.
Ora ono kesakten sing mandhi papesthen, awit papesthen iku wis ora
ono sing biso murungake. Artinya: Tidak ada kesaktian yang bisa
menyamai kepastian Tuhan, karena tidak ada yang dapat menggagalkan
kepastian Tuhan.
Owah ono gingasring kahanan iku soko kersaning Pangeran Kang
Murbahing Jagad. Artinya: Perubahan itu hanya atas kehendak Tuhan
Yang Menguasai Jagad (Alam Semesta).

11 Filosofi Hidup Orang Jawa yang Bikin


Hidup Lebih Bermakna dan Bahagia
Setiap orang bisa menerapkannya!

Published by Safira Aulia4 November 2016

Setiap manusia, pasti punya falsafah masing-masing. Falsafah atau filosofi dipegang teguh dalam
perjalanan hidup. Indonesia punya banyak sekali falsafah baik dan unik. Salah satunya adalah
falsafah orang Jawa.

Falsafah Jawa memang terkenal dalam dan penuh makna. Nah, kalau kamu salah satu orang Jawa,
kamu pasti merasakan betapa manfaatnya falsafah ini terhadap hidupmu.
1. Alon-alon waton kelakon

gandhokkulo
n.wordpress.com

Artinya pelan-pelan asal selamat. Kedengarannya simpel ya tetapi sebenarnya filosofi ini memiliki
makna yang mendalam. Disini kita diajak untuk selalu berhati-hati, ulet, waspada, dan berusaha
dalam menjalani hidup.

2. Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja


aleman

thefacesofindonesia.blogspot.sg

Artinya kita jangan mudah heran, mudah menyesal, mudah terkejut, dan manja. Filosofi ini
mengajarkan kita untuk menjadi orang yang dapat menerima semua keadaan. Sehingga kita tidak
akan membuat masalah buat diri kita dan diri orang lain.
3. Sapa nandur, bakalan ngunduh

redbubble.com

Ini soal karma. Bagi siapa yang mengumpulkan kebaikan maka suatu saat akan mendapatkan
hasilnya. Orang yang banyak membantu orang lain, dia akan mendapatkan karma yang baik suatu
hari nanti. Kita diajarkan untuk berlomba menanam kebaikan dimanapun kita berada. Ini juga
bermakna kerja keras kita yang akan berhasil kelak.

4. Nerima ing pandum

skhatzey.blogspot.sg

Filosofi tersebut artinya menerima segala pemberian. Kita sebaiknya bisa ikhlas dalam menghadapi
segala hal yang terjadi didalam hidup kita. Hal ini ditunjukkan khususnya agar kita tidak menjadi
orang yang serakah dan menginginkan hak milik orang lain.

5. Urip iku urup


bisniswisata.co.id

Hidup itu harus menyala. Jika mengikuti filosofi ini, kita diajak untuk membuat hidup kita menyala
dengan membantu orang-orang disekitar kita. Intinya kita harus bisa memberi manfaat baik itu hal
kecil maupun hal yang besar.

Baca juga: 9 Filosofi yang Diajarkan Hujan Soal Hidup dan


Menjadi Manusia

6. Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra


mundak cilaka

phinemo.com

Jangan merasa paling pintar biar kita tidak mau salah arah dan jangan suka mencurangi biar kita
tidak mau celaka. Jadi ingat koruptor sama orang yang mencuri ya. Mereka paling pintar dan salah
arah, mereka juga mencurangi banyak orang, makanya jadi celaka. Kita harus bisa selalu rendah
hati ya...

EDITORS' PICKS

20 Pertanyaan Ini Bisa Mengindikasikan Apakah Hubunganmu


Dengannya Baik-baik Saja
9 "Derita" Terlahir Sebagai Anak Perempuan Satu-satunya di Rumah

10 Alasan Kenapa Punya Pekerjaan yang Dicintai Jauh Lebih Penting


Daripada Punya Pacar

7. Sak bejo-bejone wong kang lali isih bejo wong


kang eling lan waspodo

satujam.com

Filosofi ini didapat dari kitab Ronggo Warsita pujangga dari tanah Jawa. Arti dari filosofi tersebut
adalah orang yang paling beruntung itu orang yang selalu ingat kepada yang Kuasa dan berhati-hati
dalam menjalani hidup. Dalam ya guys maknanya.

8. Ngunduh wohing pakarti

goodnewsfromindonesia.id

Semua orang akan mendapatkan akibat dari segala perilakunya sendiri. Jadi, kita tidak perlu
menyalahkan dan mencari kesalahan orang lain karena bisa saja itu adalah akibat dari apa yang kita
lakukan sendiri. Jadi, kita harus ingat untuk berhati-hati dalam betindak.
9. Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake,
sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha

juniarmeitalika.wordpress.com

Menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan, kesaktian tanpa ajian, kekayaan tanpa
kemewahan merupakan arti dari filosofi ini. Makna dari kata-kata tersebut adalah kita sebaiknya
menjadi pemberani meski berjuang sendirian dan selalu menjaga wibawa serta selalu bersyukur.

10. Ajining diri saka lathi, ajining raga saka


busana

dinaemak.it.student.pens.ac.id

Arti dari filosofi ini adalah kehormatan diri berasal dari lisan dan kehormatan raga berasal dari
pakaian. Bagi orang Jawa cara berpakaian itu menentukan kehormatan raga dan cara berbicara
menunjukkan kehormatan diri seseorang. Penampilan dan ucapan kita mempengaruhi bagaimana
orang bereaksi dan menghargai kita.

11. Becik kethitik ala ketara


djarumfoundation.org

Nah filosofi yang satu ini artinya kebaikan akan terlihat dan kejahatan juga akan nampak. Semua
perbuatan akan nampak tidak peduli itu baik maupun buruk. Ini adalah ajaran untuk kita agar
memperbanyak perbuatan yang baik. Jika berbuat buruk dan disembunyikan, maka suatu saat
perbuatan itu juga akan terbongkar.

Filosofi-filosofi di atas merupakan petuah dan ajaran dari leluhur dan banyak yang sudah
terlupakan. Ada baiknya kita sebagai generasi muda memilih dan mengambil pelajaran yang dapat
kita petik dari makna filosofi-filosofi tersebut.

15 Filosofi Orang Tionghoa yang Bisa Membantumu Menaiki Tangga

Kesuksesan
Sederhana, tapi butuh niat untuk melakukannya

Published by Erwanto Khusuma8 Februari 2016


Warga Tionghoa di Indonesia memang tak bisa dipungkiri lagi menjadi salah satu tolak ukur dalam
bidang wirausaha. Secara sederhana, kita sudah stereotip kalau pada akhirnya warga Tionghoa yang
muda akan berwirausaha kelak.

Namun, melihat kondisi saat ini, stereotip tersebut tidaklah salah. Maka, tak ada salahnya kita
mengenal filosofi-filosofi orang Tionghoa yang bisa saja memberikan kita jalan menuju
kesuksesan.

1. Hormati dan hargai orang tuamu, karena


merekalah yang terus mencintaimu tanpa
henti.
Sumber Gambar: signetmigration.com.au

Ya, sampai kapanpun orang tua akan menjadi pondasi utama kita dalam meraih kesuksesan.
Merekalah yang dari dulu memenuhi segala kebutuhan kita. Mereka jugalah yang akan selalu
mendukung kala kita mengalami masalah.

2. Sukses berawal dari kerja keras, hemat dan


pandai mengatur keuangan.
Sumber Gambar: djcadchina.wordpress.com

Tak bisa dipungkiri kalau usaha keras kita akan membuahkan hasil yang baik untuk kita pula.
Namun, semua itu harus kita barengi dengan hidup yang sederhana. Jangan berfoya-foya, terlebih
jika kita belum berkecukupan. Hiduplah dengan hemat dan cerdas mengatur keuangan. Kamu yang
ingin memulai wirausaha pun pandai mengatur perputaran uang, seperti keseimbangan pemasukan
dan pengeluaran.

3. Jangan mudah takut dan jangan pernah


sesali keputusan yang telah dibuat.
Sumber Gambar: lifesitenews.com

Mengapa? Orang Tionghoa percaya kalau keberanian mengambil keputusan dan kesempatan yang
ada akan berujung pada kesuksesan. Kita seakan-akan tak takut untuk mengalami segala macam
kerugian maupun risiko. Meskipun semua berdasarkan keputusan kita sendiri yang juga pada
akhirnya tak boleh kita sesali. Intinya adalah apapun yang kita lakukan akan membuahkan hasil,
baik itu positif maupun negatif. Jalani saja.

4. Semakin besar masalah yang kita dapat,


semakin besar pula semangat dan keyakinan
kita pada usaha kita.
Sumber Gambar: blogs.ft.com

Setiap orang akan mengalami masalah. Namun, masalah yang menerjang selama hidup tidak boleh
dijadikan alasan untuk menyerah. Justru merupakan bantu loncatan bagi kita untuk memperbaiki
dan membuat usaha kita lebih baik lagi.

5. Jangan takut untuk terus mencoba.


Sumber Gambar: paulbulmer.com

Jangan pantang menyerah. Rugi merupakan musuh utama, tapi juga bisa jadi batu loncatan kita
untuk menemukan hal yang tepat. Hal tersebut tersebut terjadi juga agar kita bisa belajar dari
kesalahan.

6. Jangan sombong, ingat hidup seperti roda


yang berputar.
Sumber Gambar: biografiku.com

Terkadang kita akan berada di posisi nyaman, tapi ada kalanya kita akan terjun ke masalah dan
kesusahan. Maka dari itu, kesombongan atau keangkuhan bukanlah sifat yang tepat untuk
menjalani hidup.

7. Pastikan bahwa semua hal yang kamu


kerjakan benar-benar tuntas.
Sumber Gambar: chinamicenow.com
Dengan kata lain dalam mengerjakan sesuatu, pastikan semuanya beres. Istilahnya, ada awal dan
akhir yang jelas. Jadi kerjakan seluruh hal dengan sepenuh hati.

Baca Juga: 11 Hal yang Cuma Dipahami oleh Kamu Etnis


Tionghoa yang Lahir dan Besar di Indonesia

8. Lakukan apa yang membuatmu bahagia.


Sumber Gambar: theapricity.com

Jangan memaksakan diri pada hal yang tidak kamu suka jika pada akhirnya kamu akan
mengundurkan diri. Lebih baik kerjakan apapu sesuai kesukaan dan kemahiranmu.

9. Kesempatan dan waktu tidak akan terulang


dua kali.
Sumber Gambar: scmp.com

Maka dari itu, setiap kesempatan yang ada di depan harus kamu ambil. Kembali lagi ke filosofi
sebelumnya, bahwa jangan pernah takut. Pada akhirnya, kesempatan ini tidak akan terulang lagi
untuk kita raih.

10. Jangan serakah.


Sumber Gambar: japantimes.co.jp

Karena pada akhirnya kamu tidak akan mendapatkan segala hal yang kamu inginkan. Maka, kamu
harus sadar kalau tidak selama keinginanmu akan terpenuhi. Jangan serakah dengan terus menerus
mencari hartamu dengan cara apapun.

11. Bila kamu menggunakan cara apapun,


baik atau buruk, akan ada karma yang kamu
terima.
Sumber Gambar: sputniknews.com
Karma baik maupun buruk akan kamu dapatkan setelah perbuatanmu. Jangan terbuta oleh harta dan
jalan mudah yang ditawarkan orang lain. Kamu harus paham kalau segala hal ada konsekuensinya.

12. Kejujuran terkadang pahit, tapi itu jalan


terbaik.
Sumber Gambar: huffingtonpost.co.uk

Ya, bersikap jujur akan membawamu ke arah yang baik. Memang terkadang, ketika berkutat
dengan kejujuran, akan ada yang terluka, akan ada yang tersinggung. Namun, memang itulah jalan
keluar satu-satunya untuk mendapat karma baik.

13. Semakin bertambah usia, semakin dewasa


dan bijak kita berpikir.
Sumber Gambar: abc.net.au

Bukan saja dalam berpikir, tapi juga dalam bertindak. Kita tidak boleh lagi gegabah, harus bisa
membaca situasi, selain itu mengandalkan otak dan logika dalam mengambil keputusan.

14. Kembangkan kemampuanmu, perbaiki


kesalahanmu.
Sumber Gambar: chinese.asiarisingtv.com

Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu, keduanya haruslah seimbang.
Bilang kamu punya kemampuan akan suatu bidang, jangan sungkan-sungkan untuk kamu
kembangkan. Hal sama berlaku pada kesalahanmu, perbaikilah karena orang-orang lebih senang
melihat niatmu untuk membuat kebaikan.

15. Ketika sudah mencapai tahap awal


kesuksesan, jangan lupa untuk menginspirasi
orang lain.
Sumber Gambar: techinasia.com
Jangan sungkan-sungkan berbagi ilmu. Tak ada salahnya memberikan jalan kesuksesan untuk orang
lain pula. Pahala di mata Tuhan lebih besar daripada rezeki yang ada di dunia.

Jangan cepat menyerah dan jangan takut untuk memulai. Semangat!

Baca Juga: Ada 25 Orang yang Akan Kamu Temui dalam Perjalananmu
Menuju Sukses

Ada 25 Orang yang Akan Kamu Temui dalam Perjalananmu Menuju Sukses
Yang membangun dan menjatuhkanmu.

Published by Melarissa Sjarief29 Juni 2015

"Yang membangun dan menjatuhkanmu."

Jalan menuju sukses itu tidaklah mudah. Ada seratus lebih rintangan dan orang-orang yang harus
kamu hadapi. Dalam perjalanan ini, kamu harus mempersiapkan diri untuk menaiki rollercoaster di
depan mata, salah satunya dengan bertemu 25 orang ini.

1. Orang yang akan terluka dan kecewa dengan pilihan hidupmu.

Mungkin mereka orang yang hanya mengenalmu dari jauh, atau bahkan orang terdekat dalam
kehidupanmu. Tapi bukan berarti kamu harus berhenti mengejar impianmu. Mereka akan mengerti
kok, suatu saat nanti.

2. Orang yang akan memperlakukanmu seperti sampah.

Jangan biarkan mereka membuatmu merasa tidak layak untuk mencapai impianmu! Not even
once! Jadikan pecut dan terus berjalan ke depan.

3. Orang yang tidak akan menghargaimu ketika kamu sedang berjuang, tetapi kembali
ketika kamu mulai berhasil.
Waspadalah terhadap orang tipe ini. Mereka akan berpaling darimu segera setelah kamu mencapai
titik terendah, namun kembali padamu secepat semut menemukan gula saat kamu akan mencapai
titik tertinggimu.

4. Orang yang akan mencegahmu mencapai mimpi hanya karena mereka tidak bisa
melakukannya.

Jangan dengarkan, terus berlari ke depan. Kamu memiliki jalan yang panjang untuk dilalui.

5. Orang yang hanya akan mendukungmu jika kamu berhasil melampaui mereka.

Apresiasi seperti itu tidak nyata. Jangan tertipu begitu mudah. Pendukung sejatimu akan selalu
memberikan support di tahap apapun dalam perjalananmu.

6. Orang yang akan menghargai dan mendorong di setiap langkahmu dan benar-benar
berharap kamu sukses.

Berterima kasihlah pada mereka mumpung mereka masih berada di sisimu. Mereka adalah orang-
orang paling tulus yang kamu temui.

7. Orang yang akan mempermainkan egomu melalui sanjungan dan puji-pujian.

Ingat, biarkan kakimu tetap menjejak ke tanah, tetap membumi. Belum tentu mereka tulus
mengungkapkan hal itu.

8. Orang yang selalu mencoba untuk memaksakan cara mereka.

Jangan setuju hanya karena kamu harus mengikuti perkataannya. Jangan ragu untuk mengukir
jalanmu sendiri. Lakukanlah hal-hal dengan caramu sendiri, cara yang kamu rasa nyaman. Jangan
pernah kehilangan bakat alamimu hanya karena ada orang lain yang menyuruhmu.

9. Seorang mentor yang akan memandumu.


Dia mungkin berada bersamamu untuk waktu yang singkat, tapi ajarannya akan membantumu
berlayar melalui segala bentuk ombak dalam hidup. Hargailah dia, karena belum tentu kamu akan
menemukan mentor sehebat dirinya dalam hidup. Dia bak cahaya penuntun yang akan memainkan
peran penting dalam perjalanan hidupmu.

10. Orang yang mengubah seluruh filosofimu tentang kehidupan dengan hanya satu nasihat.

Mungkin awalnya, pikiranmu menjadi lebih terbuka, namun dengan kebingungan serta berdiri
tanpa tujuan tiba-tiba. Dan, hal itu mungkin mengantarkanmu ke jalan yang tidak pernah kamu
bayangkan sebelumnya.

11. Orang yang benar-benar akan mengajarkanmu tentang nilai kesuksesan.

Akan menjadi pelajaran yang tidak pernah kamu lupakan seumur hidup.

12. Orang yang akan menakut-nakutimu dengan pesimisme mereka sampai kamu menyerah.

Eits, jangan resah karena pesimisme yang mereka tanamkan. Selama kamu berpikir kamu bisa
melakukannya, kamu pasti bisa.

13. Orang yang tidak akan pernah mengerti gairahmu dalam hidup.

EDITORS' PICKS

20 Pertanyaan Ini Bisa Mengindikasikan Apakah Hubunganmu Dengannya


Baik-baik Saja

9 "Derita" Terlahir Sebagai Anak Perempuan Satu-satunya di Rumah

10 Alasan Kenapa Punya Pekerjaan yang Dicintai Jauh Lebih Penting


Daripada Punya Pacar

Jangan buang waktumu untuk menjelaskan diri padanya terlalu banyak. Kamu tidak perlu
persetujuan orang lain terkait impianmu selain diri sendiri.
14. Orang yang akan terus bersaing denganmu.

Jangan membenci mereka. Mereka adalah orang yang akan menginspirasimu untuk berusaha lebih
baik lagi setiap harinya.

15. Orang yang tidak akan menyetujui ambisi tinggimu.

Tidak apa-apa. Mengikuti kata hati dan mencapai impianmu sendiri itu tidaklah egois.

16. Orang yang akan merendahkanmu karena mereka tidak sebaik atau semampu dirimu.

Satu pelajaran penting yang akan mereka ajarkan padamu ialah bahwa kamu harus bisa bekerja
dengan orang lain.

17. Orang yang lebih baik daripadamu.

Ya, akan ada banyak. Banyak sekali. Yang bisa kamu lakukan adalah bekerja keras. Kamu akan
mendapatkan yang lebih dan suatu saat berada di depan mereka.

18. Orang yang akan mencoba untuk mengeksploitasi bakatmu untuk keuntungan mereka
sendiri.

Jangan terperangkap dalam keuntungan jangka pendek semudah itu. Jangan perdagangkan
impianmu untuk apa pun di dunia ini.

19. Orang yang akan membuatmu ingin puas dengan "hasil biasa".

Jika kamu ingin menciptakan sesuatu lebih dari "biasa", kamu pasti bisa. Sesuatu yang besar
membutuhkan pemikiran besar.

20. Orang yang mendorongmu untuk mencapai impian yang lebih tinggi.
Jaga mereka. Mereka motivasi terbaik yang akan kamu temukan.

21. Bos yang mengerikan.

Tapi anehnya, mereka justru orang-orang yang akan meberikan pelajaran maksimal selama kamu
mengayuh di dunia kerja. Paling tidak, mereka mengajarkan bahwa kamu tidak akan menjadi orang
seperti mereka.

22.Orang yang akan meninggalkanmu di saat terpenting dalam hidup.

Mungkin sulit pada awalnya untuk mengatasi perasaan sedih itu, tapi itulah momen di mana kamu
menyadari kekuatan yang kamu miliki dan menjadi orang yang lebih kuat setelahnya.

23. Seorang teman terbaik yang akan selalu berdiri di sampingmu.

Dia belum tentu dapat membantumu dalam karir dengan cara apapun. Tapi dia akan menjadi pilar
yang kuat untuk mendukungmu di saat terberat. Jagalah dia. Tidak banyak orang seperti dia.

24. Orang yang punya keadaan lebih sulit darimu, namun masih tetap berhasil.

Bukti nyata. Kalau mereka bisa melakukannya, kamu juga pasti bisa.

25. Dirimu sendiri.

Hari di mana kamu berhasil menemukan dirimu sendiri, itu adalah hari di mana kamu berhasil
dalam hidup.

Ya, mereka akan siap menyapamu di perjalanan ini. Ada yang baik dan ada yang buruk. Namun,
semuanya memberikan pelajaran yang sangat penting dalam hidup.
Terbongkar, Ini 8 Rahasia Kenapa Orang Tionghoa Mudah Sukses dan

Kaya Raya!
Hal-hal yang bisa kamu contek dari etos kerja orang Tionghoa

Published by Fajar Nurmanto13 Februari 2016

Tak dipungkiri, banyak keturunan Tionghoa yang sukses secara


karir ataupun finansial. Sebut saja nama-nama seperti Ciputra,
Hary Tanoesoedibjo dan Bong Chandra. Dari ranah internasional
mungkin kamu udah gak asing lagi mendengar nama Jack Ma atau
Li Ka-shing. Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya
"Kok orang Tionghoa bisa kaya-kaya, sih? Apa rahasianya?"

Nah, ingin tahu? Berikut penjelasan kenapa orang Tionghoa banyak


yang sukses secara karir dan finansial.

1. Kebanyakan orang Tionghoa gemar


menabung dan berinvestasi.
Sumber Gambar: whattoinvestinsingapore.net

Orang Tionghoa itu gemar menabung dan berinvestasi. Begitu


mendapatkan uang, mereka langsung menyimpannya di bank.
Sering juga diinvestasikan lewat dana reksa atau deposito. Uang
yang mereka tabung atau investasikan bisa sampai 75 sampai 80
persen dari total pendapatan. Sisanya baru dipakai untuk
memenuhi kebutuhan bulanan.

2. Mereka tidak suka mempertunjukan


kelebihan harta lewat penampilan.
Sumber Gambar: duniakujaya.wordpress.com

Simak saja bagaimana orang Tionghoa dalam berpakaian. Mereka


jarang menggunakan baju mahal atau perhiasan mewah. Baju
mewah hanya mereka pakai untuk peringatan hari raya dan acara
penting keluarga. Bisa dibilang, kehidupan sehari-hari mereka jauh
dari gengsi penampilan.

3. Karena rajin menabung, mereka


bisa beli barang dengan tunai.
Sumber Gambar: rosenmanmanihuruk.blogspot.com

Orang Tinghoa lebih suka beli kontan alias tunai daripada beli
secara kredit. Mereka sadar bunga kredit itu justru memberatkan
di kemudian hari. Tabungan mereka pun digunakan untuk membeli
barang secara kontan.

Baca Juga: Artis Cina yang Indonesia Banget!

4. Mereka lebih suka masak sendiri


daripada beli makanan siap saji.
Sumber Gambar: youtube.com

Orang Tionghoa lebih suka memproduksi sendiri daripada membeli.


Ini juga mereka terapkan dalam hal masak memasak. Itulah
kenapa mereka bisa lebih hemat.

EDITORS' PICKS

20 Pertanyaan Ini Bisa Mengindikasikan Apakah Hubunganmu Dengannya


Baik-baik Saja

9 "Derita" Terlahir Sebagai Anak Perempuan Satu-satunya di Rumah

10 Alasan Kenapa Punya Pekerjaan yang Dicintai Jauh Lebih Penting


Daripada Punya Pacar
5. Mereka pekerja keras dengan
semangat yang tinggi.
Sumber Gambar: mariskatracy.com

Ketika orang biasa menghindari lembur, orang Tionghoa malah


mencari-cari lembur. Menurut mereka ini adalah lahan yang bagus
untuk menunjukan semangat kerja tinggi dan memperoleh
penghasilan tambahan. Ketika kita malas-malasan di kamar,
mereka berpeluh keringat untuk meraih kesuksesan.

6. Bahkan mereka juga rajin cari


pekerjaan sambilan.
Sumber Gambar: rumah2016.ga

Orang Tionghoa sadar kalau pendapatan dari satu pekerjaan


kadang tak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu mereka
juga sering mencari pekerjaan sambilan. Mulai dari
berjualan online, mengajar les dan lain-lain pun juga dilakoni.

7. Karena etos kerja tinggi, orang


Tionghoa lebih banyak disukai oleh
para bos.
Sumber Gambar: www.teropongbisnis.com

Orang Tionghoa gemar bekerja dan menyelesaikan pekerjaan


dengan sempurna. Itulah alasan kenapa mereka dicintai para bos
di kantor. Pekerjaan yang diserahkan pada mereka, diselesaikan
dengan cepat dan tuntas. Maka jangan heran kalau karirnya juga
melonjak cepat.
8. Mereka mementingkan manfaat
dan bukan gengsi semata.
Sumber Gambar: www.sahamgoodwin.com

Coba kamu datang ke rumah orang Tinghoa yang baru mulai


bekerja. Lalu tanyakan barang-barang yang mereka punya. Mereka
akan menjawabnya dengan alasan utilitas atau kegunaan barang
tersebut. Orang Tionghoa paham bahwa suatu barang lebih penting
punya nilai guna daripada gengsi.

Nah, sudah tahu 'kan? Apakah kamu ingin mencoba


menerapkannya juga?

Baca Juga: Tradisi Unik Orang Tionghoa: Mana yang Masih Kamu
Lakukan?

1001 Falsafah Jawa dalam Kehidupan Bag. 1


Dipublikasi pada 28 Maret 2012 oleh Gantharwa

1001 Falsafah Jawa dalam Kehidupan Bag. 1


Oleh: Nata Warga
Salam Saudara semua yang dimuliakan Semua Mahluk,
Saya akan coba meluangkan waktu untuk menyampaikan pesan-pesan Jawa lewat falsafah nya,
yang saya beri judul subjek 1001 Falsafah Jawa dalam Kehidupan. Di perpustakaan kami ada
sedikitnya 400 Falsafah atau lebih, saya akan mulai nulis sehari 1 atau minimal seminggu ada 3,
semoga tidak bosan setahun baca ini terus bagi yang ikut di Mailing Diskusi Gantharwa. (Silahkan
Gabung di diskusi_gantharwa+subscribe@googlegroups.com kirim email kososng)
Urutan dari falsafah nantinya bukan menujukan berseri atau bersambung, tapi saya tersentuh apa, itu
yang saya tulis.
Semoga bisa bermanfaat,

1. Holopis Kuntul Baris


Artinya: Bergotong Royong / Bekerja Sama

Dalam hidup manusia yang saling berinterksi satu sama lain, yang mana setiap individu mempunyai
keinginan masing-masing yang tentu tidak selalu selaras, maka Kerja Sama adalah cara efektif untuk
kembali menyelaraskan keinginan secara kelompok besar dan tentunya dalam hal Benar, semua itu di
lakukan dengan tulus tanpa pamrih. Jadi bisa di katakan Gotong royong adalah mempunyai suatu
tujuan saling bahu membahu dilakukan dengan tulus tanpa kecurigaan.
Dalam kehidupan berumah tangga, Holopis Kuntul Baris bisa berarti kedua individu yang seiya
sekata, yang mana ini dapat di bangun lewat adanya komunikasi yang efektif.
Dalam hubungan orang tua dengan anak-anak (Guru dan Murid) masing-masing menyelaraskan dan
berlaku yang sama sesuai dari hakekat tujuan Hidup.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), lebih mengangkat harkat dan
martabat dari nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan itu adalah cinta kasih, cinta kasih wujudnya adalah
selalu saling memaafkan (mengampuni) atau tolerasi, dan selalu saling memberi/murah hati.

2. Bramara Mangun Lingga


Artinya Laki-laki yang bertingkah laku berlebihan.
Laki-laki dikatakan adalah sosok yang lebih kuat (lambang Lingga) secara fisik dibandingkan dengan
wanita, namun secara tidak langsung kebanyakan laki-laki secara psikis sangat lemah dibandingkan
dengan wanita Hal ini di tunjukan dari kesan laki-laki menutupi diri mereka dengan secara tampak
luar bersikap/acting/laku berlebihan, terutama kepada lawan jenis apalagi menaruh hati pada wanita
tertentu di sukai.
Tingkah berlebih baik secara verbal maupun non verbal bisa menjadi sangat tampak oleh para
penonton di sisi lain.
Dari rayuan sampai cara berpakaian yang berlebih hanya semata-mata untuk menahlukan si wanita.
Secara spiritual, kecenderungan laki-laki ini juga di bawah saat ingin menahlukan seorang wanita
dengan berlebihan berpenampilan dengan berpura-pura: berwibawa, santun terkesan bijak, seperti
berhati legowo, ingin di tua kan. Yang akkhirnya tujuan untuk menjebak dan mengambil keuntungan
dari si wanita. Itulah kira-kira kesan dari falsafah ini.

Maka orang tua (leluhur) mengajarkan untuk bahwa seorang wanita mencintai pria atau sebaliknya
haruslah karena masing-masing dalam kejujuran yang bertanggung jawab.
Kejujuran bertanggung Jawab adalah bagaimana masing-masing bisa saling membangun bukan
mengantikan.
Dalam kehidupan berumah tangga Bramara Mangun Lingga, terjadi biasanya pria nya telah
melakukan penyimpangan-penyimpangan atau tidak jujur bertanggung jawab, tingkah laku berlebihan
baik secara agresif maupun defensif mengambarkan bahwa pria tersebut sedang bermasalah atau
melakukan kesalahan.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), ajaran untuk apa adanya, menjadi diri sendiri
dan jujur bertanggung jawab (membangun orang lain), serta tidak minder yang akhirnya bertindak
agresif, perlu di contohkan oleh orang tua atau Guru.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), janganlah selalu menjadikan atau
berlomba untuk membuat rumput kita lebih hijau dari tetangga (orang lain), tapi tingkatkanlah kwalitas
keluarga (bermasyarakat) dengan niat saling membangun. karena kalau motivasinya adalah untuk
pengakuan diri (rumput lebih hijau) maka akan terjebak bahwa terjadi tebar persona, dan bisa
berdampak tebar persona pada lawan jenis yang berujung pada penyelewengan/penipuan.

3. Kenes Ora Ethes


Artinya: Sombong (harta) tapi Botol (Bodoh dan Tolol)
Antara kesombongan dan kebanggaan kadang menjadi sangat tipis perbedaannya, disaat seseorang
menilai perkataan maupun perbuatan orang lain sebagai kesombongan jika hal yang dianggap berlebih
dan melecehkan.
Saat ini banyak masyarakat yang mendadak kaya, karena atas dasar kekayaan ini, kadang akhirnya
diikuti dengan sikap sombong yang cenderung melecehkan orang lain. Namun sangat disayangkan
adalah kesombongannya adalah hal yang melekat diluar diri, tidak diikuti dengan pengetahuan atau
info yang memadai atau cenderung sangat jauh ketinggalan dan bisa dikatakan Botol.
Dalam kehidupan berumah tangga Kenes ora kethes adalah menyombongkan materi yang dimiliki
tapi Botol dalam berumah tangga, seperti contoh
Istri menyombongkan perhiasan didepan temannya, namun soal merawat suami dan anak sangat
Botol.
Suami menyombongkan karier/kekayaannya namun soal melindungi istri dan anak sangat botol.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid). Orang tua/guru sering menyombongkan
kehebatannya/skill, namun secara transformasi, menyalurkan, mengestafetkan keilmuan tidak dapat
dilakukan karena kebodohan dalam menjaga hubungan orang tua dan anak atau guru dan murid.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), tidak peduli dan cenderung masa
bodoh karena ashik pada materi yang dimiliki.
4. Mburu Uceng Kelangan Dheleg
Artinya: Memburu hal kecil, kehilangan yang besar.
Perkembangan materialis dalam kehidupan semakin tinggi berbanding lurus dengan banyaknya
diciptakan tools alat bantu kehidupan manusia yang serba otomatis, semua serba mudah dan
gampang, bahkan bisa dikatakan tanpa tools penunjang ini manusia tidak bisa hidup.
Hal inilah yang kemudian memberikan input secara terus menerus pada generasi ke generasi untuk
akhirnya sangat terantung materialis..
Pada akhirnya ini kemudian yang materialis lebih dikejar dalam hidup daripada yang mistis
(kasunyatan).
Ukuran kwalitas hidup akhirnya pula disematkan berkwalitas atau tidak, dilihat bagaimana pencapaian
materialis
Banyak yang berpendapat, biar dapat materi dulu barulah dia mulai masuk pada kasunyatan. Dalam
konteks ini sebenarnya adalah mereka telah mempertaruhkan hal besar (nyata) demi suatu hal kecil
(maya/materi). Padahal materi dapat diciptakan kalau kita mencapai hal yang nyata ~ cipto dadi
nyato

Saya tidak mengunakan istilah korban atau berkorban ataupun pengorbanan sesuatu yang besar
demi hal kecil.
Karena pengorbanan dalam arti sebenarnya adalah kehilangan sesuatu yang baik demi sesuatu yang
lebih baik, pada bahasa falsafahnya adalah mengambil kebijaksanaan.
Nah.. Falsafah diatas menujukan ke-Botol-an bukan kebijakan.
Dalam kehidupan berumah tangga Mburu Uceng Kelangan Dheleg adalah bahwa lebih penting
adalah kesatuan dan kemanunggalan diatas segala-galanya dari apa yang dikejar. Ada satu istilah
bahwa kalau usaha atau karier mau bagus maka biasanya keluarga berhasil secara kwalitas.
Kerakusan demi egoisme kenyamanan sering mengorbankan kehidupan keluarga.
Saling membangun keluarga, maka hal yang lain (materi) akan mengikuti.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua sering memaksakan anaknya
untuk berprestasi berakedemik dari pada mengajarkan cara logika berpikir, atau lebih senang anaknya
sanggup menghapal, daripada anak mengerti. Demikian guru menitik beratkan fanatisme ajaran
daripada esensi ajaran.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), nilai kemanusiaan harus diletakan
diatas segalanya. Kehilangan nilai kemanusiaan demi pengejaran nilai lain adalah penurunan derajat
kemanusiaan itu sendiri..

5. Mburu Kidang Lumayu


Artinya: mengejar hal yang sia-sia.
Terkadang dalam kehidupan kita, terutama saat kita banyak yang mempertahankan hidup materi
dengan berjuang habis-habisan, sering kita terbentur, apakah sudah cukup atau berlebihankah kita
mengejar hal-hal materi? Apakah ini bukannya sia-sia kalau memang materi adalah maya? Namun
bagaimana tanggung jawab sebagai manusia yang harus menghidupi orang lain/keluarga minimal
kepada orang tua, saat mereka membutuhkan bantuan kita dalam kehidupan materi ini.

Ukurannya menjadi sangat sulit sebagai penimbang akan cukup tidaknya dalam mengejar urusan
materi. Masing-masing punya ukurannya sendiri..
Tips yang pernah diberikan adalah saat anda mengejar sesuatu materi, maka bersamaan itu buatlah
kebajikan, maka itu tanda bahwa anda mengejar sesuatu dengan tidak sia-sia.. Jangan pula terbalik,
melakukan kebajikan demi sesuatu.
Dalam kehidupan berumah tangga Mburu Kidang Lumayu, bisa berarti jangan menyombongkan hal
yang belum ada yang sedang kita kejar.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), mengajarkan hal yang penting, akan
menhindari pengejaran hal yang sia-sia dikemudian hari, hal yang penting adalah meletakan kebajikan
diatas pengejaran materi.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), jangalah berdusta dengan
membohongin hal yang sebenarnya kita tidak punyai dan dengan memaksakan diri.

6. Tinggal Nglanggan colong Playu


Artinya: Menghindari Tanggung jawab.
Kepasrahan atau sumeleh dikatakan sebagai ilmu tertinggi, dan hampir dari semua memakai ilmu ini
untuk secara halus menghindari tanggung jawab.
Adalah kepasrahan yang semu jika sesuatu telah terjadi dan kita katakan pasrah saja, yang tentu kita
lalu beranggapan: mau apalagi, memang sudah demikian adanya, pernyataan demikian justru
menjerumuskan kita menjadi manusia yang tidak bertanggung jawab.
Tanggung jawab adalah langkah awal dari suatu kepasrahan yang total / Sumeleh. Maksudnya adalah
bahwa tanggung jawab atau kepasrahan ditaruh diawal suatu kejadian, bukan diakhir atau hasil dari
suatu kejadian. Maka kepasrahan adalah suatu laku yang aktif dalam menanggung semua laku kita
(jawaban), sehingga inilah yang dinamakan tanggung jawab.
Namun yang sering kita jumpai justru pasrah ditaruh setelah ada kejadian yang sifatnya menderita, kita
berseru: ya.. Pasrah saja deh.. Yang mana ini adalah laku pasif yang menhindari tanggung jawab.
Dalam kehidupan berumah tangga Tinggal Nglanggancolong Playu, adalah sikap yang saling
menhancurkan, bisa terjadi karena salah satu atau berdua tidak punya kemauan yang baik untuk tetap
manunggal.
Wanita sering memposisikan diri atau diposisikan dalam kepasrahan semu (menghindari tanggung
jawab) lantaran adanya budaya Patriakat (laki lebih unggul), akhirnya punya sikap mental bahwa hidup
hanya jalani saja, pasrah saja, emang sudah demikian. Dan celakanya banyak para laki yang
memanfaatkan cela ini, dan akhirnya berujung egoisme masing-masing.
Sikap baik pria dalam budaya patriakat harusnya mensetarakan wanita, dan parsa wanita harus
mensejajarkan dalam kedudukan peran masing-masing, sehingga saat melangkah akan betul pasrah
dan bertanggung jawab.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), contoh atau teladan yang benar dari orang
tua atau guru adalah hal yang utama dalam mengajarkan bertanggung jawab atau pasrah yang benar.
Dimulai dari melakukan apa yang diajarkan dan dimegerti oleh sang guru.
Namun murid juga di harapkan agar belajar untuk melakukan yang diajarkan, tidak hanya dari contoh
laku yang diberikan.
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), yang merasa mengerti lebih aktif
berlaku tanpa perlu mendakwa, menuntut, menghakimi, dan akhirnya menghukum.
Yang merasa tidak mengerti, agar belajar dan lakukan yang dimengerti saja. Bertanggung Jawab
dimasyarakat adalah memiliki sikap mental untuk saling membangun dalam segala perbuatan yang
akan dimulai.
7. Tuna Sathak Bathi Sanak
Artinya: Kehilangan harta, tambah saudara.
Dewasa ini, hubungan dan status sosial dalam berinteraksi dengan orang lain diukur dari harta, harta
yang dimaksud antara lain gaya hidup, jumlah kekayaan, jabatan atau posisi, backing.
Interaksi manusia sudah bergeser dari tujuan yang tadinya saling asah asih asuh, telah menjadi
mencari komunitas yang sama, yang sewarna, atau membentuk kelompok elit.
Hubungan persaudaraan sebenarnya begitu penting bahkan diatas hal materi, atau bisa dikatakan
hubungan persaudaraan adalah hubungan kemanusiaan, dimana masing-masing memanusiakan yang
lain atau saling menghidupi.

Menjunjung tinggi kerelaan dengan bermurah hati demi kemanusiaan adalah sikap memiliki welas asih.
Pertanyaannya adalah seberapa besar saya harus bermurah hati? Jawabnya adalah berikanlah
sampai anda sudah mulai merasa keberatan (terbebani), dan tambahkanlah semangat lebih, melebih
diatas keberatan.
Dalam kehidupan berumah tangga, Tuna Sathak Bathi Sanak, tidak dalam kategori pendapat yang
kita cukup kita kenal adalah uang tidak mengenal saudara, uang bisa membeli teman (saudara).
Namun adalah ada saatnya kita harus melepaskan keterikatan dengan harta demi menjujung
kemanunggalan dalam keluarga, janganlah jadikan harta menjadi ukuran atau timbangan.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), mengajarkan untuk senantiasa bermurah
hati, mementingkan kesatuan dalam persaudaraan, walau harus kehilangan harta benda.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), menjunjung tinggi saling asah
asuh asih melebihi berkompok sesuai latar belakang jauh lebih penting untuk membangun suatu
persaudaraan yang universal.

8. Sanding Kebo Gupak


Artinya: Terpengaruh jelek karena lingkungan yang jelek.
Manusia sejarahnya dipengaruhi 4 hal yang membantuk karakter diri mereka, ke-4 hal tersebut adalah
dari sejak kecil dipengaruh oleh orang tua, beranjak remaja sampai dewasa mulai dipengaruhi oleh
lingkungan, berikutnya lalu akan sama-sama dipengaruhi oleh keyakinannya
(agama/kelompok/organisasi/pandangan/ideologi), dan yang terakhir di pengaruhi oleh dirinya sendiri
yang apa adanya.
Kalau kita masih merasa bisa di pengaruhi, janganlah coba-coba untuk masuk suatu lingkungan yang
mau kita rubah, karena kita akan terpengaruh dan berubah, apalagi lingkungan tersebut adalah
lingkungan yang penuh kejelekan.
Induksi yang di terima manusia sepanjang hidupnya, mempengaruhi manusia dalam memiliki
keinginan (impian) sampai kepada suatu tindakan. Lain halnya pada suatu saat manusia terbebas dari
pengaruh atau induksi, dia sendiri yang mengambil keputusan secara sadar, yang benar maupun yang
jahat.
Ada istilah di dunia marketing, orang sukses bergaul dengan orang sukses, orang gagal bergaul
dengan pencundan Ini juga sebagai gambaran bahwa karakter manusia sangat tergantung
lingkungan yang mempengaruhi, atau lingkungan mempengaruhi manusia..
Nah.. lalu kalau lingkungan sudah seperti kumbangan, apakah lantas kita kebagian jeleknya saja?
Baik secara langsung dan tidak maka mau tidak mau memang demikian itu terjadi, namun
permasalahannya pengaruh kuat yang ke-4 yaitu dari dirinya sendiri yang apa adanya, suatu saat akan
muncul, disaat itulah seseorang manusia memilih untuk tetap dalam pengaruh lingkungan atau menjadi
berbeda (ngeli) positif dengan menyempurnakan pengertian dia (cara berpikir/kesadarannya) untuk
menjadi unik tanpa pengaruh.
Menjadi manusia yang beperanan utama itulah hakekat dari hidup secara duniawi. Yang menentukan
harga diri manusia adalah diri nya sendiri.

Dalam kehidupan berumah tangga, Sanding Kebo Gupak masing-masing bertanggung jawab untuk
bisa mempengaruhi secara positif terus menerus, jangan sampai memberi pengaruh yang jelek
terutama atas dasar ketidak percayaan, ketidak terbukaan, sehingga komunikasi menjadi mandek.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua atau guru diharapkan menjadi
katalisator positif agar anak atau murid bisa menjadi manusia menemukan diri mereka apa adanya
agar bertumbuh menjadi pribadi yang unik. Jika orang tua atau guru bersifat seperti memerangkan diri
sebagai Durno yang mempersonifikasikan hal jelek, maka anak atau murid haruslah menjadi bimo
yaitu sapa temen tinemu

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), menjaga kondisi yang tetap
kondusif dilingkungan masing-masing dan juga lingkungan dalam suasana positif terhindar dari gosif,
bisa akan membangun karakter yang positif secara kolektif.

9. Jalma Angkara Mati Murka


Artinya: Kemalangan karena tindak anarkis sendiri
Secuil bentuk emosional adalah senjata penghancur ampuh dan efektif yang sangat tradisional sejak
manusia ada. Penghancuran ini lebih ditujukan kepada diri sendiri, memang kadang kita melihat bahwa
tindakan yang agresif dengan kemarahan, kebengisan, buas, yang menjadi korban adalah orang lain,
namun sebenarnya seperti bumerang yang akan berbalik dengan kekuatan yang sama atau lebih
karena efek dorongan hal lain.
Untuk itulah dibutuhkan suatu bentuk Kesadaran dan Pengamatan sehingga emosional tidak
menjadi energi agresif yang mendorong terjadinya kemalangan pada diri sendiri yang terus menerus
baik saat ini, sampai kedepan maupun kehidupan ini sampai kehidupan berikutnya.
Angkara Murka akan merusak Kesadaran Roh (Sukma) Sejatinya manusia, disebut merusak artinya
mundurnya kesadaran akan kemanunggalan/Unity, lalu mundurnya welas asih/Budhi, lalu mundurnya
kemampuan/potensi, dan akhirnya menjadi perusak.
Dalam kehidupan berumah tangga, Jalma Angkara Mati Murka, menghindarilah cara berpikir yang
mencela, menghindarilah dengan berkata-kata mengitimidasi pasangan, menghindarilah berlaku kasar.
Lebih menjaga Tata Basa lan Tata Laku

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua / guru yang welas asih bukan
dilihat dari usia nya, tapi bagaimana mereka bisa menjaga dan menyelaraskan kawruh (pengertian)
mereka dengan laku mereka. Anak / Murid dalam menghargai orang tua/guru bukan dengan memuji-
muji sambil berlaku anarkis, tapi yang menerapkan ajaran welas asih/budhi-lah.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), saling selalu


memaafkan/mengampuni kesalahan dari orang lain, dan berlomba-lomba menjadi yang utama
menjunjung kesatuan ukuran dalam menciptakan kemanunggalan akan menghindari dari tindakan
anarkis. Tidak hanya menghargai perbedaan tapi kita harus melangkah menjadi Bhinneka Tunggal Ika
We are One No you no me but Us Aku adalah engkau dan engkau adalah aku.

10. Ciri Wanci Lali Ginawa Mati


Artinya: Hal buruk yang hanya bisa dirubah setelah mati.
Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Pribahasa ini akrab dengan kita
sebagai nasehat untuk manusia agar berbuat baik agar namanya bisa dikenan dan menjaga nama baik
keluarga.

Ada juga yang mengatakan, ukuran hebat tidaknya seseorang (bisa positif bisa negatif), bukan dilihat
dari berapa banyak orang yang datang menghadiri undangan saat perkawinannya atau mengawinkan
anaknya, tapi hebat tidaknya adalah dilihat dari banyak tidaknya yang datang melayat saat dia mati.

Terlepas dari kenangan orang lain dan banyak penghargaan yang diberikan kepada yang sudah
meninggal, yang lebih penting adalah apakah kita pribadi telah meninggalkan hal benar/budhi bagi
kehidupan orang lain? Dan hal benar tadi sebagai kesadaran dalam perjalan Roh pribadi sendiri.

Jika hal buruk yang kita lakukan, tidak hanya membuat kita terhambat, tapi lebih pula mempengaruhi
orang lain. Sehingga jika sepanjang masih hidup maka kita masih berlaku buruk, hal ini akan membuat
menjadi permanen sehingga sampai tidak dapat diubah, maka untuk orang lain, pengaruh buruk bisa
jadi baru hilang kalau kita sudah mati, dan hal buruk akan diperbaiki jika kita alami kematian fisik untuk
kembali belajar lagi.

Dalam kehidupan berumah tangga, Ciri Wanci Lali Ginawa Mati, mumpung kita masih hidup dan
bersama dengan pasangan, hendaklah bisa merubah segala hal buruk yang dapat menyakiti
pasangan, baik secara pikiran, perkataan, maupun tingkah laku.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), pengaruh hal buruk dari orang tua / guru
sangat dapat membuat anak/murid bertingkah buruk, dan kadang harus menunggu orang tua / guru
mati dulu, baru sang anak/murid bisa terbebas dari doktrin buruk.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), tinggalkanlah hal baik, maka akan
membangun masyarakat yang baik di generasi yang akan datang.

Semoga Bermanfaat
Berkah Dalem Gusti
bersambung ke bag. 2

1001 Falsafah Jawa dalam Kehidupan Bag. 2


Dipublikasi pada 1 Mei 2012 oleh Gantharwa

1001 Falsafah Jawa dalam Kehidupan Bag. 2


Oleh: Nata Warga
11. Ngalasake Negara
Artinya: Tidak nurut aturan negara
Kehidupan berbangsa dan bertanah air adalah suatu komitmen hidup bersama dibawah naungan
suatu ideologi yang telah di rumuskan oleh pendahulu kita, sehingga itulah komitmen yang harus di
pegang setiap insan kebangsaan.
Hari-hari kita selalu disuguhi informasi mengenai kondisi bangsa dan negara, kita sering merasa
ngreget, geram tentang tingkah laku yang dilakukan oleh dari level bawah sampai atas kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Keprihatinan kita bahwa kandungan komitment dari ideologi telah di ingkar (tidak nurut) menjadi
sumber dari masalah negara saat ini.
Salah satu ideologi untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur, telah menjadi menciptakan aku
adil dan makmur dengan segala cara adalah bentuk dari pelanggaran terhadap negara.
Kita semua harus kembali lagi kepada semangat yang sama yaitu semangat Gotong Royong dalam
segala aspek hidup, karena gotong royong bisa di katakan unsur pengikat dalam
kebebasan/kemerdekaan yang dalam kemanunggalan.
Dalam kehidupan berumah tangga,Ngalasake Negara, Keluarga adalah unsur terkecil atau miniatur
dari suatu negara, jika semua keluarga melaksanakan kehidupan kenegaraan secara baik, maka
negara tentu kuat. Seorang motivator keluarga dipanggil Ayah Eddy mempunyai motto: Indonesia
Strong From Home, yang menjadi perenungan bagi saya bahwa keluarga punya peran penting
menentukan nasib suatu negara.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), pendidikan -> transfer ilmu -> ngasuh
kawruh, menjadi kunci dari menghindari adanya ketidak nurutnya terhadap negara. Maka penting bagi
orang tua / guru memberikan pandangan kenegaraan yang tepat, dari sekedar menciptakan fanatisme
dan menciptakan utopia yang tak ada manfaat tentang kenegaraan.
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), kembali lagi mari kita bergotong
royong. Mari kita ciptakan tertip dan disiplin pada aturan. Mulai dari keluarga masing-masing, maka
akan berdampak besar karena secara akumulatif menciptakan kondisi yang kondusif. Mother Theresa
mengatakan: Dunia ini akan bersih, jika setiap orang (Rumah) mengambil sapu dan menyapu
halamannya sendiri

12. Obah Ngarep Kobet Mburi


Artinya: Bersusah dahulu, bersenang kemudian.
Apa yang telah menjadi komitmen hidup untuk mencapai kesejatian diri sudah jelas bahwa semua
kembali kepada diri sendiri. Pepatah tua mengatakan, sebelum mengalahkan apapun maka harus
mengalahkan diri sendiri.
Memanjakan diri dengan suguhan dispensasi yang sering diberikan dengan mantra ajaib: gimana
entar saja akan membuat manusia semakin tidak peka dan tidak sadar diri.
Jika seseorang tidak mau mengakhiri secara sungguh-sungguh kemanjaan diri yang memabukan,
maka sungguh tragis nanti kehidupan yang sesungguhnya.
Kesusahan yang dirasa bagi suatu kesungguh untuk mencapai kesejatian diri adalah kesusahan fisik
semata (materi). Jika seseorang berani mempertaruhkan diri, itu ibaratnya dia sedang menyusun batu
demi batu untuk jalannya sendiri agar menjadi mulus.

Dalam kehidupan berumah tangga, Obah Ngarep Kobet Mburi, kata-kata aku akan selalu setia
dalam untung dan malang, sehat dan sakit, sampai kematian memisahkan kita.. Suatu pernyataan
hidup yang menyatakan diri untuk senantiasa siap dalam kesusahan apapun untuk mencapai keluarga
yang berkwalitas.
Masing-masing harus siap untuk suatu kesusahan yang semu, demi untuk saling membangun diri yang
sejati.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), senantiasa akan mengajarkan kedisplinan
bagi anak/murid, dan hal ini tentunya bisa dianggap sebaga suatu kesusahan yang membatasi semua
semau gue-nya anak/murid. Maka kadang larangan bukanlah ditujukan untuk sebagai ajaran, tapi
lebih menunjukan bahwa anak/siswa belum bertumbuh atau belum mengerti.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), kondisi susah dalam hal ini jangan
dianggap bahwa kita berbuat menyusahkan orang lain itu benar adanya, hal itu sama sekali tidak
sama.
Sesama penghuni kehidupan ini, hendaknya kita saling support untuk mencapai agar lebih baik dalam
bermasyarakat. Mari kita tetap saling bergandeng tangan dalam menapaki kehidupan ini. Berat sama
dipikul, kalau ringan kita jangan bebankan/beratkan yang lain.

13. Kethek Saranggon


Artinya: Kumpulan orang yang berlaku Jahat.
Jahat disini adalah orang yang melakukan balas dendam yang tak pernah habis dan orang yang
merebut hak yang bukan miliknya dengan cara pemaksaan (apapun). Kekhawatiran terbesar dari kita
adalah bahwa siklus dendam dan rakus dari manusia yang tidak habis akan menyebabkan keterkaitan
Karma Buruk bagi kesatuan umat manusia, yang menyebabkan degladasi Atma yang terus menerus
merosot.
Sejak awal bahwa banyak ajaran yang tidak memiliki sifat larangan Jangan Ojo Tidak dsb-nya,
namun beriring dengan terbentuknya kelompok-kelompok yang lepas dari ajaran Budhi, maka pada
tingkat ajaran yang lebih bawah muncullah ajaran yang bersifat kata negatif atau larangan tadi,
contohnya bisa dikatakan awal ajaran adalah Maafkan/Ampuni orang lain, karena kemerosotan maka
kata depannya ada kata larangan seperti Jangan Mendendam/membalas (Ojo mbalas dendam).
Sekarang inilah saatnya setiap dari kita agar keluar dari lingkaran laku jahat (dendam dan rakus), jika
sudah demikian maka saatnyalah kita ada penyadaran diri tidak karena larangan bahkan ancaman.
Karena kalau kita terus menerus dalam lingkaran laku jahat, maka kita telah menciptakan pusaran
kesengsaraan/penderitaan yang mendalam bagi Atma diri kita maupun yang ikut terseret didalamnya
karena tak berdaya upaya karena memiliki upaya jahat.

Dalam kehidupan berumah tangga, Kethek Saranggon, senantiasa selalu menciptakan suasana
saling mengampuni dan memberi, jika saat ini terlibat dalam dendam dan kerakusan, segeralah keluar
dari sana, sebelum terseret dan terjadi kehancuran dalam keluarga. Dendam dan kerakusan tak
mengenal saudara, sahabat, semuanya bisa dilibas dan menjadi korban. Kita tidak bisa menduga kita
menciptakan kerusakan yang parah, jika tidak segera keluar dari sana.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), yang mengajarkan dendam dan kerakusan
akan merusak anak/murid secara dalam. Efeknya bergenerasi generesi terus menerus, dan ini
sangat menyedihkan semua mahluk, sebab untuk kembali atau membalikan, sangatlah sulit dan akan
banyak memakan korban.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), fungsi budaya, segala seni, dan
tataran kemasyarakat yang ada ritual acara adalah ajaran/pesan dari leluhur kita untuk membangun
masyarakat dalam kumpulan dan kegiatan yang baik, agar masyarakat tidak terjebak pada kumpulan
yang jahat.
Saya sangat bangga dengan beberapa daerah di Sumatera, dan juga pagelaran wayang di jawa, seni
tari, dan kebgiatan budaya, karena memberi dampak kehidupan yang baik. Kebanggaan juga di
tujukan kepada Pulau Dewata yang terus kegiatan setiap hari tidak lepas dari budaya kegiatan yang
bersifat saling kumpul, seni, kegiatan yang melepaskan berkembangnya kumpulan yang jahat.
Mari kita dukung segala bentuk upaya orang-orang yang senantiasa akan melakukan kegiatan-
kegiatan seni budaya. Termasuk budaya Sarasehan Diskusi harus kita tingkatkan.

14. Rukun Agawe Santosa, Crah Agawe Bubrah


Artinya: Dalam kesatuan ukuran hidup sentosa, dalam perselisihan hidup sengsara/rusak

Saat terjadi diskusi politik di media televisi, para politikus berteriak-teriak sambil menunjuk lawan
bicaranya, dan yang lain ikut mensoroki, terkesan memang inilah yang patut di pertontonkan akan
moral sebenarnya manusia Indonesia. Dalam arti jika kita melepaskan semua sekat dan aturan atau
formula dalam kehidupan ini (tanpa hukum), maka secara jelas bahwa sikap mental dan kondisi batin
yang apa adanya yang menunjuk pada tingkah laku yang berselisih, ketidak puasan, iri, dengki, ingin
mengalahkan. Inilah kita, ya.. inilah kita yang belum hidup dalam kesatuan ukuran..
Sehari-hari kita banyak hidup dengan memakai topeng, karena kita masih memelihara prinsip mental
yang tidak Rukun. Ternyata kita masih dalam tingkatan merusak.
Namun demikian, beberapa cahaya walau kecil bersinar dari orang-orang yang mau tetap Rukun atau
hidup dalam berkesatuan ukuran, menjadi secerca harapan bagi terciptanya Ke-Sentosa-an hidup.
Apakah anda adalah salah satunya? Apakah anda MAU menjadi bagian darinya?
Jika IYA maka terSENYUMlah dan lepaslah dari segala masalah.
Seorang bijak berbisik pada saya puluhan tahun lalu:
Aku adalah AKu yang apa adanya, itu sudahlah cukup
Walaupun tidak ada yang pedulikan aku didunia ini, aku tetap puas, sebab Aku senang bukan karena
dunia ini baik adanya, tetapi dunia ini baik adanya karena Aku Senang.
Perenungan yang baik untuk bisa kita saling tetap RUKUN.
Dalam kehidupan berumah tangga, Rukun Agawe Santosa, Crah Agawe Bubrah, saat terjadi
perselisihan, segeralah selesaikan dengan Komunikasi yang efektif dan tetap tersenyum, jangan
biarkan perselisihan sampai matahari melewati ubun kita atau matahari melewati telapak kaki kita.
Jangan Menunda.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), pendidikan atau transfer pengertian sangat
dipentingkan adalah untuk mengajarkan Kesatuan Ukuran dalam konteks tidak mengedapankan
maksud-maksud/pengertian dasar, yang cenderung merusak atau agresif brutal.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), selalulah adanya membuka tali
silaturami dengan prinsip ajaran Budhi yang saling Asah, Asih, Asuh.

15. Jer Basuki Mawa Bea


Artinya: Setiap keberhasilan ada harga yang dibayar.

Dalam dunia bisnis, kata-kata no free lunch menjadi slogan, bagi yang mau sukses harus berani
bayar harganya Harga dibayar bisa dari hal apa saja Ukuran kesuksesan juga tidak ada
standarlisasi, masing-masing berbeda. Sehingga harga yang dibayar juga tidak sama, walau standar
nilai pencapaian bisa sama.

Kenapa bisa berbeda, karena dari setiap diri berbeda tanggungan, berbeda proses, atau berbeda
karma spiritualnya.

Basuki berarti Rahayu, keselamatan, pencapaian pembebasan. Untuk setiap diri yang menuju pada
Basuki, harus sangat menyadari bahwa tanpa adanya pembayaran: siap terima konswekensi apapun,
dan pengorbanan: menyerahkan yang baik demi sesuatu yang lebih baik, maka tanpa harga itu akan
mengalami kebuntuhan.

Dalam kehidupan berumah tangga, Jer Basuki Mawa Bea, tanpa meninggalkan kepentingan diri
dan gengsi maka pencapaian kemanunggalan keluarga. Untuk meninggalkan semua itu (bayar harga)
perlu selalu SALING adaptasi, SALING toleransi, SALING orentasi dalam hidup.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), seorang anak atau murid yang tidak
menyerahkan diri secara penuh, maka sulit mencapai hasil maximal. Orang tua atau guru harus
senantiasa selalu siap untuk memberikan hal baik untuk mencapai ke-basuki-an anak/murid.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), jangan menuntuk pengorbanan
orang lain dulu untuk mencapai masyarakat adil makmur, tapi mari setiap dari keluarga/masyarakat
kecil berlomba-lomba yang paling cepat memberikan yang terbaik untuk masyarakat agar mencapai
adil dan makmur.

17. Omahe Dhewe, Meksa Luwih Becik Ing Omahe Dhewe


Artinya: Sebagus-bagusnya rumah lain, masih tetap bagus rumah sendiri.

Home sweet home mungkin adalah kalimat yang bisa menandingi falsafah diatas Pernah saya juga
mendapatkan 1 kiriman SMS bahwa kita dengan uang bisa membeli House (Tempat tinggal), tapi
belum tentu bisa membeli Home (tempat kehidupan berkembang)..
Rumah sendiri disini adalah kata yang tidak hanya sebagai kata benda, tapi bisa berfungsi sebagai
kata kerja, kata tempat, seperti yang bisa bermakna proses kehidupan, juga menunjuk disini dan disitu.
Sehingga sisi makna ini boleh dikatakan kita sering mengkultuskan kehidupan orang lain, tapi lupa
bahwa kita sendiri memiliki kehidupan yang harus di kembangkan, kehidupan yang harus terus
berproses untuk maju..
Walaupun memang secara materi memang lebih nyaman di rumah sendiri (dalam arti harus dirawat
terus), yang mengajarkan kita hendaklah tetap selalu bersyukur dengan apa yang kita punya.
Ini juga penyebab budaya Pulang Kampung pada saat liburan, karena merasa nyaman dan bangga
milik sendiri.
Dalam kehidupan berumah tangga, Omahe Dhewe, Meksa Luwih Becik Ing Omahe Dhewe, jika
dari salah satu personal di keluarga sudah tidak betah di rumahnya sendiri, itulah tanda-tanda bahaya
yang harus di waspadai, karena baik semangat hidup dalam kebersamaan dan ketetapan hati,
pastinya ada gangguan. Cara efektif adalah mulai berpikir untuk merawat bersama, bukan menunggu
perawatan dari orang lain (pasangan, pembantu), ciptakan kenyamanan dengan mulai hidup bersih.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua / guru haruslah dapat membuat
anak-anak/murid nya agar nyaman, sehingga pada saat transfer pengertian dapat terjadi tanpa adanya
gangguan lain. Cara yang sederhana adalah selalu membuka diri untuk menyambut mereka.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), walau masing-masing keluarga
mempunyai rumah-nya yang terbaik, itu bukan berarti saling menjelekan atau menjatuhkan, tapi
hendaklah saling menjadi pelengkap untuk membangun kenyamanan di keluarga masing-masing,
sehingga proses kehidupan bersosial dapat terbangun secara sehat. Datang dan kunjungilah saudara
kita yang lain secara rutin, itu juga berdampak pada kerinduan akan pulang kerumah kita.

18. Obah Mamah


Artinya: Ada usaha, akan dapat rejeki (makan)

Siapa bilang mencari uang itu sulit, mempertahankan urusan perut itu sukar? Jika iya, maka boleh jadi
karena memang usaha yang tidak dilakukan (tidak mau gerak), atau yang kedua adalah rakus atau
tidak pernah puas.
Manusia hanya bisa dijatuhkan oleh dirinya sendiri, maka jika orang mengatakan dia kekurangan maka
yang salah adalah dirinya sendiri.
Lalu pertanyaanya muncul, saya sudah berusaha keras, telah banting daging remukan tulang, kerja
keras, tapi saya tetap masih kekurangan, saya tetap masih miskin, saya tetap makan secara teratur
yaitu sehari makan sehari tidak, sehari makan, sehari tidak.
Padahal katanya kalau ada usaha pasti dapat rejeki (makan).
Mungkin akan di jawab, Ooohh.. kalau memang bukan rejekinya maka mau di kejar akan tetap tidak
dapat, atau ada juga mengatakan bahwa anda tidak beruntung, coba lagi. Semua itu sebagai
penghibur agar kita tetap bersemangat.
Usaha tidak hanyalah dari keras tidaknya, lama tidaknya, banting remuk tidaknya, tapi Usaha adalah
suatu aktifitas yang harus didukung dengan ketepatan seperti gerak mengunyah (Obah), mengunyah
aktifitas yang penuh ketepatan sehingga lidah tidak tergigit sendiri, dan kalau setiap kunyah dan
tergigit lidahnya maka usaha yang tidak tepat atau ngawur. Jadi ibarat orang kerja keras tanpa hasil
malah sengsara, itu adalah mengunyah dengan lebih banyak tergigit lidahnya.

Untuk bisa tepat, maka belajar dan berlatih, belajar dan berlatih, kemudian belajar dan berlatih..
Demikian juga dalam kehidupan kita ini.

Dalam kehidupan berumah tangga,Obah Mamah, saling mendukung dan memberikan semangat
adalah penambahan darah seger terus menerus agar usaha-usaha yang dilakukan secara tepat akan
menghasilkan. Pembelajaran diri untuk peningkatan diri adalah sebagai kewajiban untuk/demi usaha
yang lebih maximal dan menuju pada sikap mental untuk selalu haus akan ilmu, harus ditanamkan
dalam hidup berumah tangga.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), anak/murid hendaknya senantiasa berusaha
apa yang diamanatkan kepada mereka, karena itulah yang akan menjadi pengembangan diri secara
utuh.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), usaha-usaha yang kita lakukan
haruslah berbentuk atau menjadi suatu karya nyata yang bisa menjadi manfaat bagi orang lain, jika
usaha yang bersifat menhancurkan kesatuan masyarakat, nah ini bukanlah maksud falsafah yang
dimaksud.

19. Nek Wis Kecekel Kuncunge, Kecekel Sarimu


Artinya: Saat terpengang ekornya (kepercayaan), maka terpengang sari jiwamu.

Kemajuan manusia ternyata sangat tergantung pada para pemeran utama (leader) dalam kehidupan
kita, demikian halnya kemunduran juga tergantung dari para pemeran utama.
Hal ini dikarenakan bahwa para pengikut (follower), sangat sekali tergantung akan para pemeran
utama.
Maka para pengikut yang telah terpegang sari jiwa-nya, akan sangat mudah diarahkan oleh para
pemeran utama, secara baik maupun jelek. Ibarat kerbau yang dicucuk hidung, kemana saja akan ikut.

Setiap manusia adalah beperanan utama dalam bidangnya masing-masing, maka hendaklah bahwa
memiliki sifat Budhi welas asih, agar bisa membangun, memperbaiki kehidupan manusia lainnya dalam
jangkauannya.

Maka sederhananya adalah mari kita berlomba berbuat kebajikan.

Dalam kehidupan berumah tangga, Nek Wis Kecekel Kuncunge, Kecekel Sarimu, jika salah satu
pasangan telah percaya, mempercayai, maka hendak dipakai dengan kesadaran kebenaran, bukan
untuk dikhianati.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua dan murid adalah penyembuh bagi
anak/murid, jangan sebaliknya menjadi racun/virus yang menghancurkan anak/murid.
Orang tua/guru, juga harus tidak berhenti belajar.. Harus terus senantiasa meningkatkan diri..
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), kalau sebagai pemimpin di
masyarakat, maka harus bisa menjadi yang adil dan bijak bagi semua golongan, bukan mengadu dan
memecah kesatuan bermayarakat.
Hal ini bisa di tempuh dengan tidak menjadi fanatik dan munafik, tapi apa adanya dengan hati nurani
yang paling jujur.

20. Becik Ketitik, Ala Ketara


Artinya: Kebaikan akan tampak, keburukan akan terlihat.

Pamrih Adalah kata yang mendasari tindakan dari yang dilakukan oleh kita, segala hal yang akan di
lakukan selalu didasari dengan pamrih. Padahal tanpa dasar itu maka segalanya akan tanpak jelas
nantinya. Yang berbuat baik berpamrih untuk di hargai, disanjung, diakui, sedangkan yang berbuat
keburukan berpamrih agar tidak ketahuan, niatnya disembunyikan, menuduh.
Segala hal yang terjadi atau yang kita lakukan akan senantiasa muncul dan tampak dengan jelas,
ibarat baik adalah aroma Durian, ibarat jelek adalah bau bangkai, akan tercium pula.
Maka maksud dari falsafah ini adalah Jika berbuat baik, maka lakukan saja, jangan
berpikir/menimbang, jika akan ada perbuatan baik, maka hentikan, janganlah beragumen/dispensasi
pada diri untuk memberikan alasan kuat agar melakukan.
Dalam kehidupan berumah tangga, Becik Ketitik, Ala Ketara, Perhatianlah dan dengerkanlah
dengan penuh pasangan anda. Janganlah cuek/mengeluh, janganlah suka membantah, tapi hargailah
apapun itu, saling mendengerkan.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), Ketulusan orang tua/guru menuntun
anak/murid akan terlihat jelas dan tampak dari laku mereka kelak, ibarat merawat tanaman dengan
baik, tinggal menunggu bunga dan berbuah. Anak/murid secara serius menghargai dan mengenang
orang tua/guru, cara menghargai adalah dengan melakukan apa yang di ajarakan, karena akan
tampak jelas hasil dari tuntunan jika dilakukan.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), ibarat pepatah bahwa jika tangan
kanan berbuat kebajikan maka jangan sampai ketahuan tangan kiri, maka perbuatan baik tidaklah
harus karena untuk di hargai dan di pandang, tapi karena memang kita bagian dari satu tubuh yang
utuh (seperti tangan).
Berbuat kebajikan sendiri di bagi atas, tidak melakukan hal yang jelek dan berbuatlah hal yang baik.
Semoga Bermanfaat
Berkah Dalem Gusti.
bersambung ke bag. 3

Salam Sejati

1001 Falsafah Jawa dalam Kehidupan Bag. 3


Dipublikasi pada 20 Juni 2012 oleh Gantharwa

1001 Falsafah Jawa dalam Kehidupan Bag. 3


Oleh: Nata Warga
21. Ana Catur Mungkur
Artinya: Membicarakan hal negatif orang lain.

Dalam interaksi dengan orang lain, siapa yang tidak mau menjaga nama baik mereka, semua orang
selalu senantiasa menjaga nama baiknya dalam pembawaan diri. Pengakuan atas diri sebagai
identitas yang unik adalah bagian dari keberadaan diri.
Untuk itulah setiap orang harus berprestasi dalam bidang mereka masing-masing agar secara mutlak
keberadaan diri dapat berfungsi secara maximal.
Nah.. Masalahnya lain adalah banyak sekali orang yang ingin diakui keberadaannya dengan cara
menjelekan, mengunjingkan, menfitnah orang lain untuk sebenarnya ingin menunjukan keberadaan diri
atau secara ego dianggap diakui.
Yang lebih parah, jika seorang melakukan kesalahan fatal, dan orang lain berusahan memberitahu,
orang tersebut malah menjadikan orang lainnya seperti tameng diri untuk menghindari atau menutupi
kesalahannya, bahkan bisa berbalik menuduh orang yang menasehatinya sebagai biang, dan
membicaran hal yang jelek tentang orang lain.
Maka menjadi yang berperan utama dan berprestasi, jauh lebih baik sebagai diakuai orang lain akan
keberadaan diri.

Dalam kehidupan berumah tangga, Ana Catur Mungkur, pantang untuk membicarakan hal buruk
tentang pasangannya kepada orang lain, apalagi sekedar untuk gagah-gagahan kalau semua
temannya bercerita tentang kejelekan pasangan mereka. Jika ada masalah hendaklah diselesaikan
masalah, masalah negatifnya pribadi pasangan tetaplah dibawa hanya sampai pintu utama rumah,
artinya tidak perlu dibawa-bawa kemana-mana, malah bercerita hanya untuk pembenaran diri.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan
Murid), sebagai orang tua/guru, perannya sebagai pemimpin, memimpin dengan memberikan contoh,
bukan memimpin dengan menjatuhkan orang lain agar terlihat lebih hebat. Kalau demikian terjadi,
maka akan berdampak pada anak/murid cenderung punya alasan untuk melakukan sesuatu yang
jahat. Berbahaya!!!
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), ada kata-kata bahwa jangan
mencampuri urusan orang lain, yang bermakna jangan menyematkan tuduhan yang negatif kepada
orang lain, agar kita dianggap baik.

22. Jajah Desa Malang Kori


Artinya: Menjelajah kemana-mana.

Saat kehidupan wadah fisik kita kali ini, merupakan bagian yang sangat kecil penjelajahan kita dalam
kehidupan sebenarnya yang begitu luas sebelum dan sesudahnya.

Kita sudah kemana-mana dan akan juga kemana-mana, yang hanya ada tujuan untuk kita menjadi
tabib ataupun menjadi pasien untuk kehidupan ini.

Hidup kita saat ini juga tidak lepas dari pencarian, agar kita bisa terus menerus mendapatkan keilmuan
pengertian (Kawruh), yang mana intinya adalah apakah kwalitas diri (hidup) anda meningkat? Kalau
belum, maka anda belum kemana-mana walaupun anda telah pergi jauh menyeberang samudra,
melewati benua.
Dalam kehidupan berumah tangga, Jajah Desa Malang Kori, juga mengajarkan untuk tidak pernah
berhenti mencari, menambah pengertian senantiasa untuk membangun keluarga yang tetap utuh.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua dan guru yang hebat (benar)
adalah mereka yang mempersiapkan langkah/jalan/ anak-anak/murid mereka untuk senantiasa selalu
bersih dan benar.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), senantiasa berbagi dan menerima
semua saudara yang telah datang dan pergi guna untuk selalu menjadi suatu motivasi saling asah asih
asuh.

23. Rawe Rawe Rantas Malang-Malang Putung


Artinya: Maju tak gentar, pantang Mundur.

Berjuang untuk selalu mencapai apa yang menjadi kemauan diperlukan suatu semangat lebih yang tak
kenal menyerah.

Manusia yang sengsara atau menderita bukan lantaran ada garis hidup demikian, tapi kebanyakan
karena mereka yang mudah menyerah.

Dalam kehidupan berumah tangga, Rawe Rawe Rantas Malang-Malang Putung, bubarnya suatu
keluarga, lantaran salah satu atau dua-duanya mudah menyerah dan tidak berani menghadapi apa
yang ada di depan, cenderung khawatir. Maka pesan orang tua, sekali sudah melangkah dalam
membagun rumah tangga, pertahankan seumur hidup.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), anak/murid yang berhasil yang maju tak
gentar, pantang mundur.. Merekalah yang berhasil akan mencapai ilmu yang dicari.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), saling menyemangati, saling
mendukung agar terus maju dalam setiap usaha, akan saling meningkatkan kwalitas, sehingga
terbentuk suatu masyarakat yang beradab.
24. Ugak Ugak Pager Arang
Artinya: Mempermalukan orang lain.

Kata malu disini adalah lebih kearah merendahkan yang lain, yang memperlihatkan aib orang lain.
Satu tindakan yang bisa berakibatkan dendam yang tak berkesudahaan, yang memperpanjang sejarah
permusuhan yang tak pernah berhenti.

Jika satu batang pohon bisa menghasilkan seribu batang korek api, demikian pula dengan satu batang
korek api dapat membakar habis isi satu hutan.
Artinya bahwa satu lembaga/keyakinan/organisasi/agama bisa menghasilkan ribuan orang
tercerahkan, namun satu orang dari sana juga bisa menghancurkan moral (hal benar) seisi dunia.
Hal ini tak lain adalah karena bersifat agresif untuk mempermalukan satu sama lain, dan merasa puas,
sehingga dendam tak kunjung usai.
Berhentilah menilai buruk orang lain dan berhentilah memperburuk keadaan. Anda butuh di
sembuhkan, Aku butuh disembuhkan, Dia butuh disembuhkan, Mereka butuh disembuhkan, jadi mari
kita semua berhenti sejenak saja untuk tidak mempermalukan orang lain, dengan label penilaian buruk
kita.

Dalam kehidupan berumah tangga, Ugak Ugak Pager Arang, cinta itu adalah membangun dan
memperbaiki, jika ada sesuatu yang buruk, bukanlah untuk dipermalukan, tapi untuk diperbaiki dan
dibangun kembali.
Aib pasangan aib anda juga, demikian sebaliknya, maka perbaikilah!
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), anak/murid yang baik dan tidak
mempermalukan orang tua dan gurunya adalah menjalankan dengan sungguh-sungguh yang
dimengertinya.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), saling hormat menghormati, sopan
santun, dan menjaga martabat dari orang lain adalah ciri masyarakat membangun komunitas secara
sehat tanpa ada saling mencurigai dan menuduh.

25. Weruh Ing Grubyug, Ora Weruh Ing Rembug.


Artinya: Ikut-ikutan namun tidak mengerti permasalahannya.

Jaman telah berubah, dan akan terus berubah, jika kita tidak mau berubah maka akan punah tergilas
perubahan itu sendiri. Namun demikian, jangan sampai kita ikut-ikutan yang tidak jelas jentrungannya,
perubahan tidaklah melulu masalah dari A menjadi B (berubah) tapi bisa jadi adalah dari A menjadi
memahami secara utuh A, yang bisa beperan secara lengkap fungsi A secara utuh.

Kasihan banyak generasi ikut-ikutan era globalisasi karena merasa bahwa adalah suatu jaman era
modern (serba iptek), akhirnya terjebak sendiri dalam ikuta-ikuta tidak jelas, sehingga gampang untuk
di jajah dalam segala bidang.

Kita diajak untuk harus tahu/weruh segala permasalahan yang ada, jangan ikut-ikutan arus.. Jika tidak
mengerti maka lebih baik berhenti sejenak dan belajar

Dalam kehidupan berumah tangga, Weruh Ing Grubyug, Ora Weruh Ing Rembug., jika komunikasi
mandeg pada salah satunya, maka yang lain harusnya bisa menunggu sejenak jangan ikut-ikutan
untuk mutung mandeg juga, dalam hal lain berlaku untuk emosional.
Berhenti/menunggu sejenak agar mengerti dan dapat melihat secara jernih dan jelas.
Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), jangan menjadi penonton yang terlalu ashik
untuk ikut-ikutan terhadap apa yang di lakukan oleh orang tua/guru, karena kita belum bisa memahami
apa maksud dari laku-nya.
Kerjanya anak dan murid adalah belajar bukan sebagai juri yang menilai apa yang dilakukan orang tua
dan murid.
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), mencampuri urusan dan
permasalahan yang terjadi, padahal tidak mengerti apa-apa, justru akan memperkeruh suasana, justru
membuat hubungan masyarakat dari kita menjadi memburuk, bahkan cennderung rusak.
Lebih bijak kita tetap menjaga keashikan dalam gotong royong.

26. Dhemit Ora Ndulit Setan Ora Doyan


Artinya: Selalu dalam keselamatan tanpa adanya goda.
Semboyan sakti sebagai alasan dan kabing hitam sering kita denger adalah kalau seseorang tidak
selamat karena berbuat salah, kita akan denger bahwa manusia itu tidak bisa luput dari kesalahan atau
manusia tempatnya salah.

Ah kenapa manusia malang seperti itu? Padahal harusnya manusia selalu dalam keselamatan
bahkan tidak ada gangguan yang berarti.

Menunut dasarnya sesuatu terjadi pada manusia, sebenarnya bukanlah karena manusia tempatnya
salah, jika tidak terjadi keselamatan, tapi memang lantaran dari dasar manusia tidak memiliki
kesadaran, kenapa bisa tidak sadar, karena tidak mau belajar, kenapa tidak mau belajar, karena
merasa sudah tahu, kenapa merasa sudah tahu, karena bersikap mental bodoh, kenapa bersikap
mental bodoh, karena tak berbudi, kenapa tak berbudi, karena tidak berkemauan baik.

Atau kalau dibalik bahwa Jika kita tidak Berkemauan Baik, maka kita akan tak memiliki budi, sehingga
menyebabkan sikap mental yang bodoh, yang membawa kita menjadi manusia yang merasa tahu,
akibatnya kita tidak mau belajar lagi, yang akhirnya menjadi tidak memiliki kesadaran.

Keselamatan adalah milik semua manusia yang memiliki Kemauan yang baik, namun kalau masih
malang maka kemauannya masih semu/palsu.

Dalam kehidupan berumah tangga, Dhemit Ora Ndulit Setan Ora Doyan, keluarga yang terhindar
dari bencana, adalah mereka yang membangun komunikasi yang efektif Keluarga yang membangun
komunikasi efektif adalah mereka akan bahagia menikmati keselamatan.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), orang tua dan guru, senantiasa akan
menyiapkan agar anak-anak dan murid mereka selalu akan dalam keadaan selamat, maka selalu akan
memberikan yang terbaik segala yang di minta, tapi bahayanya kalau Kemauan Baik tidak di tanamkan
dari awal, maka nanti berbentuk suatu hal yang sebaliknya dari keinginan awal.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), kita diajarkan untuk selalu saling
bertegur sapa dan selalu siap untuk membantu yang lain, dan pada hakekatnya adalah membangun
masyarakat yang dalam keselamatan/kebahagiaan. Untuk itu kita jangan lupa juga harus saling
menanamkan sikap Jiwa besar agar kita saling memaafkan/mengampuni, dan jiwa murah hati, agar
bisa saling memberi.

27. Kebo Bule Mati Setra


Artinya: Yang pintar tapi tidak dipergunakan kepintarannya.

Kita yang hidup bersama senantiasalah selalu saling untuk mengisi, salah satu yang terlupakan dalam
saling mengisi kehidupan ini adalah kadang kita melupakan kepintaran dari orang lain untuk mengisi
hidup kita, kita malahan lebih sering mencurigai, menilai orang lain dengan ukuran kepintaran kita,
sehingga banyak yang pintar disekitar kita, justru kita tidak bisa belajar dari mereka karena tidak bisa
memanfaatkan kepintaran mereka, lantaran kita merasa lebih pinter.

Maka lepaskanlah diri dari belenggu bahwa kita paling tahu dan paling pinter, orang lain belum tahu
apa-apa!

Demikian juga kita kadang tidak bisa memanfaatkan kepintaran sendiri untuk bisa membantu diri
sendiri dan orang lain, kita lebih cenderung ashik membanding-bandingkan dan memberikan
kesimpulan yang disematkan pada orang lain.

Setiap orang memiliki kepintaran pada bidang tertentu, jangan menganggurkan kepintaran orang lain
dan diri sendiri.

Dalam kehidupan berumah tangga, Kebo Bule Mati Setra, hampir dari semua budaya menganut
paham patriakat atau laki-laki lebih unggul, sehingga banyak dari para istri selalu menjadi pelengkap
(bahkan penderita), manfaatkanlah kepintaran istri/pasangan hidup kita, untuk bisa membangun
keluarga yang benar-benar menjadi sigaraning nyowo, bukan merasa lebih unggul atau lebih pintar,
tapi seiya sekata, sejiwa.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), manfaatkan sebaik-baiknya orang tua/guru
kita, selagi mereka masih mendampingi, jangan menyesal saat mereka sudah tidak ada, karena
anak/murid tidak memanfaatkan setiap moment.
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), ciri-ciri mereka yang selalu siap
berbagi kepintarannya dan juga orang yang pintar kita bisa manfaatkan kepintarannya untuk
membangun masyarakat yang lebih baik adalah mereka yang mengerti dan melakukan apa yang
dimengertinya, bukan mereka yang bisa menjawab semua pertanyaan.

28. Timun Wungkuk Jaga Imbuh


Artinya: Menjadi pelengkap atau cadangan.

Pribahasa yang cukup kita kenal yaitu Tak ada rotan, akar pun jadi, apapun yang bisa kita pakai
untuk melengkapi kekurangan yang ada, maka bisa secara baik dipakai. Itu adalah cerminan
bagaimana kreatifitas berjalan, ini gambaran pemanfaatan barang tapi bukan untuk manusia. Namun
sebagai manusia, untuk usaha dan sikap mental pada diri, maka kita tidak boleh hanya sekedar
menjadi cadangan atau pelengkap penderita, yang artinya bahwa kita bukan yang beperanan utama
atas diri kita.

Kita bisa menjadi manusia yang punya peran penting dalam hidup kita sendiri maupun orang lain.
Andalah yang menentukan harga diri anda sendiri, seorang bijak mengatakan bahwa yang dapat
menyakiti diri kita, hanya jika kita sendiri mengijinkannya, jadi sebenarnya kita tidak bisa disakiti
selama kita menjadi berperanan.

Demikian hal nya peran kita, kita hanya bisa memerankan diri atau tidak, itu kitalah yang berpegang
pada diri sendiri.

Jadilah manusia yang memiliki peranan utama.

Dalam kehidupan berumah tangga, Timun Wungkuk Jaga Imbuh, Hai para istri/wanita, anda
bukanlah pelengkap penderita, atau ban serep bagi suami/pasangan anda. Maka tampillah menjadi
istri/wanita yang memiliki peran penting dalam mencintai dan membangun keluarga. Dan hai.. para
suami/lelaki, jangan menyia-nyiakan istri hanya diperankan sebagai pembantumu, gundikmu, yang
hanya engkau manfaatkan saat untuk memenuhi keegoisan diri, cintailah dan bangunlah bersama agar
keluarga menjadi beperan utama dalam kepemimpinan yang tunggal, bukan hanya satu pribadi saja.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), anak atau murid bukanlah hanya untuk
menjadi sekedar diberitahu saja, yang hanya melaksanakan perintah-perintah, tapi suatu saat akan
menjadi mengerti dan yang berperan utama yaitu menjadi orang tua atau guru itu sendiri.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), kalau kita adalah pemengang
peran utama, maka estafetkan pula kepada yang lain agar punya kesempatan untuk berperan, itulah
sikap untuk membangun masyarakat yang saling melengkapi untuk lebih baik. Janganlah one man
show dan orang lain selalu salah atau hanya pelengkap saja.

29. Kekudhung Walulang Macan


Artinya: Melakukan perbuatan jelek/jahat dengan berlindung dibalik nama besar.

Menurut para psikolog dan ahli tingkah laku, bahwa hampir 90% tingkah laku atau apa yang dilakukan
sehari-hari oleh manusia, sepenuhnya di gerakan atau tanpa sadar di kendalikan oleh alam bawah
sadar yang kita sendiri bisa jadi tidak menyadari.

Dari pernyataan di atas tersebut, tentunya tingkah yang tidak sadar adalah suatu aktiftitas yang
dilakukan secara berturut-turut dilakukan dengan terus menerus sehingga terbentuk suatu kebiasaan.
Dan kebiasaan tentunya dilakukan sebelumnya dengan sadar, dengan demikian bahwa apapun
dilakukan dengan sadar, nantinya berujung pada tingkah laku yang dilakukan dengan kebiasaan yang
telah tertanam dalam alam bawah sadar.

Ini juga bisa menandakan kita bertanggung jawab atas tindak tanduk kita.

Zaman ini adalah jaman seperti manusia kehilangan jati diri sendiri, mengapa? Karena kita banyak
lihat bahwa orang-orang banyak melakukan sesuatu karena membawa nama dan mengatas namakan
nama besar baik pribadi, kelompok, golongan, organisasi bahka agama. Celakanya adalah kelakukan
yang dilakukan adalah tindakan atau perbuatan jelek/jahat pada orang lain, ini bisa disebut tidak
bertanggung jawab atau berlindung atas nama besar, untuk men-legal-kan perbuatan-nya.

Sungguh memang di sayangkan, bahwa kita masih menjalankan kehidupan ini dalam tatanan yang tak
bertanggung jawab, atau bersifat mempertahankan diri, bisa juga disebut Kahewanan
(mempertahankan hidup dengan mengorbankan yang lain).
Mari kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan, tidaklah
perlu menuntut pertanggung jawaban orang lain yang sebenarnya mungkin karena anggapan-
anggapan kita yang tidak bertanggung jawab pula. Yang jelas janganlah mengatas namakan!

Dalam kehidupan berumah tangga, Kekudhung Walulang Macan, perselisihan bisa terjadi,
selesaikan dengan pikiran jernih hati yang gembira, tidak perlu mencela atau menyudutkan pasangan
dengan mengatas namakan nama besar seperti: cinta, kebahagian, orang tua, bahkan Tuhan,
misalnya tidak cocok, mau cerai, berselingkuh lalu mengatas namakan bahwa kalau memang bukan
kehendak tuhan pasti tidak terjadi, semua kan sudah kehendaknya

Ini rusak dan Parah bukan? Kalau arek Surabaya bilang Kehendak gundulmu!!!, bikin salah tapi
masih berlindung atau melempar tanggung jawab.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), ngasuh pengertian dari orang tua atau guru,
hendaklah akan membuat anak/murid menjadi pribadi yang menjadi bertanggung jawab, yang tentu
tidakBOLEH berlindung pada nama besar orang tua dan guru. Banyak anak/murid yang tidak maju,
karena melakukan segala tindakan mengatas namakan nama besar orang tua dan guru mereka.
Menjadi anak dan murid membuat kita menjadi berkesadaran, bukan menjadi bayi raksasa.

Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), Ahaaa. disinilah sering kita
temukan bahwa pergesekan sering terjadi lantaran kalau hubungan antar keluarga/bermasyarakat
tidak memiliki dasar kemunusiaan atau humanity, tapi lebih banyak karena kelompok yang
menganggap lebih dari dari kelompok lain. Padahal jelas yang berkelompok itu kan bersifat
Kahewanan, justru bukan Karobanan (Kemanusiaan).

Sehingga menjatuhkan kemasyarakatan ini dengan mengatas namakan kelompok dan nama besar
disana.

Kemasyarakatan ini harus dibangun dengan Kemanusiaan, kemanusian dari pribadi kita tak lain adalah
dengan adanya Budhi Welas Asih.

30. Setan Nunggang Gajah


Artinya: Berbuat se-mau-nya sendiri.

Saat kita berada didalam kendaraan sering kita melihat saudara kita dimobil depan, keluar tangan
membuang tisue atau plastik keluar dijalan.

Ada juga kadang di ruang terbuka maupun tertutup, orang yang merokok seenaknya membuang
puntungnya, belum lagi sampah dan lainnya. Dari cerminan ini maka tidak heran secara akumulatif,
masyarakat kita terdidik secara tidak sengaja untuk berlaku semaunya, masa bodoh, cuek tingkat
tinggi, maka kalau ada korupsi waktu, fasilitas sampai uang dan jabatan, kemungkinan karena didikan
dari hal-hal sepele

Ah dalam hati kok terdetik, kenapa berbuat semaunya ya

Kita hidup dalam masyarakat beradab, tapi karena toleransi yang tinggi, kadang kita memperkosa hak-
hak orang yang hidup toleran, kita lebih mementingkan keagungan diri dan kelompok, daripada
menjadi manusia pribadi yang unik dan beradab yang sebenarnya harus kita junjung tinggi.

Mulailah untuk tidak semaunya sendiri dari hal-hal kecil.

Dalam kehidupan berumah tangga, Setan Nunggang Gajah, sering ditunjukan oleh pasangan yang
seenaknya memperlakukan pasangan yang lain, dimulai dari ketidak jujuran hal kecil biasanya
Pasangan sering dianggap tidak perlu tahu terlalu banyak urusan pasangan yang lain Sehingga
muncul semaunya tanpa memperhatikan perhatian dan perasaan dari pasangannya.

Menjadi saling peduli dalam kejujuran adalah tips mujarap untuk menghindari sikap mental yang masa
bodoh dan berlaku semuanya.

Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), kalau anak atau murid sudah memulai
kebohongan sekecil apapun, maka itu nantinya akan menjadi bibit unggul untuk tumbuhnya sikap
semaunya sendiri, maka orang tua/guru harus berusaha untuk jeli dan juga memberikan pengarahan
yang tepat agar anak/murid mengerti menjadi manusia bertanggung jawab.
Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), perhatikanlah kiri kanan kita,
tetangga kita, bukan ikut campur, tapi tunjukan kepedulian kita dan rasa sikap empati dalam segala
hal, janganlah kita hanya maunya sendiri merasa tidak menganggu dan tidak diganggu orang lain itu
sudah dianggap menjadi orang yang baik/hidup yang baik. Itu akan menimbulkan pembangunan
masyarakat yang seutuhnya tidak terjadi, dan akan menjadi tumpul, sehingga masyarakat gampang di
adu domba dan dipecah belah.

Semoga Bermanfaat
Berkah Dalem Gusti.
bersambung ke bag. 4

Salam Sejati

You might also like