Professional Documents
Culture Documents
NIM : 15/383473/PN/14304
TUGAS 2
1. Nama saya Indriyani Asdinawati Sinambela. Makna dari nama tersebut adalah sebagai berikut:
Indri diambil dari nama rumah sakit tempat saya lahir, Rumah Sakit Indrya, Jakarta, Asdina-
merupakan gabungan nama orangtua saya, Asrin dan Dina menjadi Asdina dan wati dianjuran
oleh teman mama saya sedangkan Sinambela merupakan marga atau nama belakang keluarga
saya selaku suku Batak.
Selain itu upaya rehabilitasi juga akan mengembalikan fungsi tanah agar bisa mendekati
kondisi awal yang berkualitas dalam kesuburan fisik dan kimia tanahnya. Rehabilitasi
tanah terdegradasi dapat ditinjau dari sifat tanah yang mengalami penurunan dan
diupayakan dilakukan perbaikan dengan menggunakan ameliorant / pembenah tanah
(Rachman dkk., 2008). Pembenah tanah adalah bahan alami atau organik dan sintetis untuk
menanggulangi kerusakan atau degradasi tanah (BBSDLP, 2012). Salah satu jenis
pembenah tanah yang dapat digunakan adalah gipsum, SP-50 dan Volkanorfs
S532Pemberian gipsum pada tanah salin dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah
seperti KTK (kapasitas tukar kation), kapasitas menahan air, meningkatknya kandungan Ca
dan S, dan dapat berfungsi sebagai pemantap tanah, serta mampu menurunkan pH
(Pradewa dkk., 2012). Gipsum dapat menggantikan ion sodium dalam tanah dengan
kalsium, sehingga secara otomatis dapat membuang sodium dan meningkatkan perkolasi
tanah (Subagyono, 2005).
Sumber: http://www.litbang.pertanian.go.id/
4. Cara membuat tanah lebih subur dengan menambahkan koloid bahan organik!
Kesuburan Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang
diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman berupa: buah, biji, daun,
bunga, umbi, getah, eksudat, akar, trubus, batang, biomassa, naungan, penampilan dsb.
Kesuburan tanah atau mutu tanah untuk bercocok tanam ditentukan oleh sejumlah interaksi sifat
fisika, kimia dan biologi tubuh tanah yang menjadi habitat akar- akar aktif tanaman. Sehingga
berbicara tentang kesuburan tanah tidak terfokus pada kandungan unsur hara pada tanah
melainkan mencakup interaksi sifat kimia, fisika dan biologi tanah sehingga mendukung mutu
tanah.Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor pembentuk tanah yang
merajai di lokasi tersebut, yaitu: Bahan induk, Iklim, Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah
merupakan fokus utama dalam pembahasan kesuburan tanah, sedangkan tanaman merupakan
indikator utama mutu kesuburan tanah.
Pengaruh koloid bahan organik terhadap kesuburan tanah berkaitan erat dengan
perbaikan sifat kimia tanah diantaranya pengaruhnya terhadap kapasitas pertukaran kation,
kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah.
Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan
kapasitas pertukaran kation (KPK). Bahan organik memberikan konstribusi yang nyata
terhadap KPK tanah. Sekitar 20 70 % kapasitas pertukaran tanah pada umumnya
bersumber pada koloid humus (contoh: Molisol), sehingga terdapat korelasi antara bahan
organik dengan KPK tanah (Stevenson, 1982). Kapasitas pertukaran kation (KPK)
menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-
kation tersebut termasuk kation hara tanaman. Kapasitas pertukaran kation penting untuk
kesuburan tanah. Humus dalam tanah sebagai hasil proses dekomposisi bahan organik
merupakan sumber muatan negatif tanah, sehingga humus dianggap mempunyai susunan
koloid seperti lempung, namun humus tidak semantap kol oid lempung, dia bersifat dinamik,
mudah dihancurkan dan dibentuk. Sumber utama muatan negatif humus sebagian besar
berasal dari gugus karboksil (-COOH) dan fenolik (-OH)nya (Brady, 1990). Dilaporkan bahwa
penambahan jerami 10 t ha 1 pada Ultisol mampu meningkatkan 15,18 % KPK tanah dari
17,44 menjadi 20,08 cmol (+) kg 1 (Cahyani, 1996). Dilaporkan bahwa penggunaan bahan
organik (kompos) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap karakteristik muatan
tanah masam (Ultisol) dibanding dengan pengapuran (Sufardi et al., 1999).
Kedalaman efektif suatu tanah adalah kedalaman lapisan tanah yang dapat ditembus oleh
perakaran tanaman. Tanah memiliki kedalaman efektif yang tinggi apabila perkembangan
perakaran tanaman tidak terhambat oleh faktor fisik tanah, seperti lapisan keras yang tidak
tembus oleh akar atau oleh adanya lapisan air yang tidak sesuai bagi perkembangan akar
tanaman. Kedalaman efektif suatu tanah sangat ditentukan oleh tekstur tanah serta homogeneitas
antar lapisan tanah.Tanah yang dalam (solum yang tebal) akan menjadi media yang lebih baik
bagi perkembangan perakaran, bagi ketersediaan hara tanah, serta bagi penyimpanan air tanah.
Dengan demikian, , tanah yang dalam biasanya lebih produktif dibandingkan dengan tanah yang
lebih dangkal.
Topografi suatu daerah dapat menghambat ataupun mempercepat pengaruh iklim dalam
proses penghancuran bebatuan. Pada daerah lereng, erosi biasanya terjadi lebih cepat sehingga
mengakibatkan tanah lebih dangkal. Sebaliknya pada daerah kaki bukit, terjadi penimbunan
bahan-bahan dari daerah atas sehingga tanah dapat menjadi lebih tebal. Sedangkan membuat
tjeluk tanah lebih tebal secara buatan dapat dilakukan dengan penimbunan tanah pada lahan yang
ingin dibuat lebih tebal jeluknya