You are on page 1of 4

Wanita atau perempuan?

Sesosok luar biasa yang Allah SWT ciptakan dengan segala keunikannya, terkadang kita berfikir
wanita adalah sesosok makhluk yang perlu dilindungi, lemah, butuh pertolongan, harus diperhatikan,
dimengerti, dan mengikuti apa yang menjadi pemimpinnya (red : lelaki) harapkan, harus taat, tunduk
dan patuh, tanpa membantah. Saya sangat setuju dengan itu semua karena wanita berasal dari kata
Wahana Pandita (Wahana = kereta, Pandita=lelaki) dalam Bahasa Sansekerta yang bermakna kereta
kaum pria. Mengapa wanita digambarkan seperti itu??? Karena wanita dikendalikan oleh kaum pria
hingga alam bawah sadarnya dan mempermainkan sisi emosionalnya, jika dianalogikan dalam
kehidupan sehari-hari seseorang akan menaiki kereta jika dia hendak bepergian atau menjadi alat
transportasi untuk mencapai tujuan. Maka begitu pula lah wanita akan berharga bagi laki-laki jika dia
bermanfaat dan dirasa bisa membantu laki-laki itu mencapai tujuan.

Ironis bukan disaat wanita yang seharusnya menjadi sosok yang diagungkan dan dihormati,
namun pada realitanya wanita hanya dijadikan sebagai kereta atau kata lain alat transportasi untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Maka tak heran jika banyak wanita yang terhanyut dalam
perasaan dicampakkan saat sudah tak bermanfaat, bukan satu-satunya karena kereta itu banyak
dimana-mana dan digunakan jika tujuannya sama dengan si pengguna, jika sudah tak sejalan pengguna
bisa dengan mudah menggunakan kereta lainnya. Itulah fenomena saat ini, seindah apapun kereta itu
pada akhirnya pegguna hanya akan menggunakannya jika sejalan dengan kebutuhan dan tujuannya.
Lantas bagaimana kah kereta indah ini menyikapi itu semua??? Kereta yang indah hanya bisa menunggu
dan berharap pengguna sebelumnya memperlakukan dia lebih baik atau pengguna baru yang
menggunakannya dengan lebih baik dan benar-benar membawa kereta ini pada tujuannya dan
menjadikan dia kereta satu-satunya dalam mencapai tujuannya. Kereta hanya bisa diam menunggu
untuk dikendarai karena sudah tertanam dalam alam bawah sadarnya bahwa dia akan bisa berjalan
mencapai tujuannya jika ada yang mengendarai. Itulah wanita seorang wahana pandita yag selalu
dikendarai oleh lelaki sesuai dengan tujuannya dan hanya bisa meratapi nasib dan merasa tak berdaya
saat pengendara itu memilih kereta lainnya.

Setujukah anda dengan fenomena di atas?? Jika ya, berarti anda memang seorang wanita yang
selalu bergantung kepada pria yang merasa diri anda lemah, butuh pertolongan, butuh difahami, butuh
kasih sayang, butuh dilindungi oleh seorang pria. Itulah wanita yang selalu menganggap dirinya lemah
dan rela untuk menjadi kereta bagi para lelaki yang hanya akan digunakan jika bermanfaat dan sesuai
tujuan, rela mengorbankan apapun demi seorang pandita yang bisa dengan mudah meninggalkannya
kapanpun dan dimanapun disaat ada wahana yang lebih indah dan bermanfaat baginya.

Ya, seorang wanita bisa menjadi sangat kuat karena sudah terlatih secara emosional untuk
ditinggalkan dan dicampakkan oleh pandita, bisa mengorbankan apapun dan bertahan dalam kondisi
apapun hanya karena seorang pandita, itulah bukti dari kesetiaan wanita yang selalu taat pada
panditanya. Namun, bukan itu tujuan penciptaanmu wahai saudariku, engkau bukanlah kereta, engkau
bukanlah sebuah alat, engkau tak lemah, engkau tak diciptakan untuk merasa sakit hanya karena
seorang pandita , hidupmu bukan untuk pandita mu, wahai saudariku bukalah matamu, dunia begitu
indah jika hatimu tak terlalu terpaut pada panditamu, Allah SWT mencipatakan panditamu hanya
sebagai ujian bagimu bukan sebagai pengemudi yang harus kau tangisi karena dia berpindah kereta.
Menangislah saat kau mengorbankan segalanya hanya untuk panditamu, menghabiskan setiap tawa dan
tangismu hanya untuk panditamu, merelakan akal, hati, dan ragamu untuk dikendalikan secara sadar
ataupun tidak oleh seorang pandita, wahai saudariku janganlah berlarut dalm tangis, gundah, gulana,
harap, cemas, tawa, bahagia yang disebabkan oleh seorang pandita. Saat kau tiba-tiba tertawa dan
menangis bersedu sedan hanya karena seorang pandita disaat itulah engkau telah dikuasainya, alam
bawah sadarmu telah dikendalikannya. Bangunlah wahai saudariku, jika kau tahu betapa mulianya
engkau tak mungkin kau akan seperti itu.

Wahai saudariku tahukah engkau betapa mulia nya engkau ditempatkan dalam islam, hidupmu
bukan sekedar untuk pandita. Wahai saudariku kau diciptakan dengan segala kekuatan, kedudukanmu
sangat tinggi sehingga islam begitu menjagamu, engkau makhluk yang Allah SWT pilih untuk menjadi
seorang pendidik para pemimpin dunia dimasa yang akan datang, kau diciptakan untuk membentuk
generasi yang kuat dimasa mendatang, engkau diciptakan untuk mengubah dunia ini menjadi jauh lebih
baik hingga disebutkan bahawa hancurnya suatu bangsa karena rusaknya kaum wanita dalam bangsa
tersebut dan Negara yang hebat karena kaum wanita yang hebat di negara tersebut, selain itu
keberhasilan seorang pria karena ada wanita hebat dibelaknagnya. Itulah beberapa istilah tentang
hebatnya wanita yang Allah ciptakan bukan untuk menjadi kereta para pandita.

Wahai saudariku ingatkah engkau dengan ibunda kita Asiah r.a beliau adalah istri Firaun, kita
semua tidak ada yang meragukan ke biadaban Firaun sehingga Allah SWT melaknatnya dan
mengabadikan namanya dalam Al-Quran, jika ia hanya hidup untuk panditanya tentulah ia akan sangat
hancur dan menangisi panditanya setiap saat karena superzuper zalim. Namun apa yang dilakukan
beliau? Ibunda kita Asiah menyadari tabiat suaminya adalah ujian dari Allah SWT dan beliau terus
berjuang hanya untuk Allah hingga akhirnya beliau meninggal dan mati sahid dengan mempertahankan
aqidahnya, surgapun menjamunya karena kegigihannya mempertahankan aqidah dan Allah SWT pun
mengabadikan namanya dalam Alquan sebagai pelajaran bagi kita. Beliau bukan menangisi zalimnya
seorang firaun kepadanya namun menangisi bagaimana bisa mempertahankan aqidah dan tidak
menuhankan suaminya yang mengaku sebagai tuhan. Namun, fenomena saat ini banyak wanita yang
menuhankan panditanya hingga tangis, tawa dan gerak-geriknya hanya untuk sang pandita, sehingga
saat pandita tak sesuai dengan harapannya, kecewalah ia menangis dan meratapi aku rela
memberikan apapun tapi itu balasanmu, wahai saudariku, apakah yang engkau pelajari dari kisah
Ibunda Asiah r.a.? dapatkah engkau mengambil hikmahya?

Masihkan kita ingat ibunda kita Siti Hajar r.a? beliau berjuang dari bukit safa ke bukit marwah
demi setets air bagi anaknya Ismail yang saat itu masih dalam kandungan dan akan keluar menjadi
seorang bayi. Namun, perjuangannya demi setetes air itu beliau terus bulak-balik diantara kedua bukit
itu tanpa di bantu oleh nabi Ibrahim r.a. hingga akhirnya beliau bersandar di bawah pohon kurma dan
keluarlah air zam-zam yang kita kenal hingga saat ini dan tak ada habisnya. Adakah beliau marah kepada
nabi Ibrahim? Adakah yang ia harapkan saat itu suaminya?? Tidak saat itu ia hanya berharap
pertolobgan Allah SWT. Tidak kah itu menjadi bukti wahai saudariku? Bahwa kita tidaklah lemah!!!
Bukan pandita yang kita butuhkan tetapi AllahSWT, Allah SWT Maha segalanya laahaula walaakuwwata
illa billah tidak ada daya dan upaya hanya kehendak AllahSWT. Tidakkah itu membuktikan bahwa Allah
SWT menciptakan kita tidak lemah dan tidak bergantung kepada pandita, walaupun fenomena saat ini
banyak wanita yang menganggap dirinya lemah dan bergantung pada sang pandita hatinya dipenuhi
bayangan sang pandita yang sudah jelas ia tak selalu ada saat dibutuhkan. Adakah hikmah dari kisah
ibunda Siti Hajar?

Seorang wanita yang Rasullah SAW sangat cintai tahukah engkau saudariku?? Beliau adalah Siti
Khadijah r.a. ummirulmukminin, ibunya kaum mukmin beliau merupakan saudagar yang sangat piawai,
kedudukannya yang luar biasa kepercayaannya kepada seorang Muhammad, menjadikannya sebagai
seorang pemuda yang pandai berdagang, amanah, dengan berbagai strategi bisnis yang jitu. Setelah
Muhammad mencapai usia yang matang dan cukup untuk menikah yakni 25 tahun menikah dengan
Khadijah yang saat itu berusia 40 tahun, pasangan ini satu sama lain saling melengkapi dan menyayangi,
mendukung di dalam setiap langkah hingga akhirnya Muhamad diangkat menjadi seorang rasul dan
Khadijah lah yang selalu mendukungnya disetiap langkahnya, selalu menyemangatinya disetiap ia
terpuruk, menemaninya dalam berbagai situasi dan kondisi bahkan disaat seluruh kaum kafir dan
munafik menghujatnya dan mengatakan Rasul Gila, ibunda Khadijah tetap setia dan percaya kepada
Rasulullah, hingga beliau meninggal dan Rasulullah saw sangat merasa kehilangan. Walaupun setelah
ibunda Khadijah meninggal Rasullulah menikah lagi dan memiliki banyak istri namun hanya Khadijah lah
yang paling Rasul sayangi dan cintai karena banyak hal yang dilalui bersama semenjak Rasulullah hanya
menjadi seorang Muhammad pengembala kambing hingga diangkat menjadi Rasul dan menerima ujian
yang luar biasa. Kesetiaan, kesabaran, dan dukungan Khadijah sangat berarti bagi Rasulullah SAW.

Wahai saudariku tidakkah kau sadari bahwa engkau begitu indah jika hanya untuk menjadi
sebuah kereta bagi para pandita, tidakkah kau mengambil hikmah dari cerita ibunda Khadijah dan
Rasulullah SAW, betapa pentingnya peran beliau dalam dakwah ini, dalam kehidupan Rasulullah SAW,
dalam Islam. Itulah mengapa Allah SWT mencipatakan kita betapa hebatnya engkau wahai saudariku.
Engkau dijadikan sebagai pendamping hidup yang selalu mendukung setiap langkah, menyemangati,
mendorong, mengingatkan, dengan kesabaran dan kasih sayangmu. Janganlah bergantung kepada
seorang pandita, namun jadilah kau pendampingna sebagaimana ibunda Khadijah r.a mencontohkan,
betapa pentingnya kedudukanmu wahai saudariku.

Jika kau mengatakan kau adalah seorang wanita yang artinya kereta lelaki malulah kau wahai
wanita, tapi jadilah seorang perempuan yang berasal dari kata empu yang artinya dihormati dalam
bahasa sansekerta, yang artinya makhluk yang pantas untuk dihormati bukan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Bangkitlah wahai perempuan tugasmu begitu banyak dengan segala potensi yang
Allah berikan kepadamu karena engkau bukanlah KERETA PARA LELAKI!!! Bangkitlah tak usah kau buang
tangismu wahai saudariku karena itu tak akan menyelamatkanmu di akhirat kelak. Wallahualam
bissawab.

Tanjung Pinang, 3 Mei 2012

Zakiyah Daniyah

You might also like