You are on page 1of 1

Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan salah satu risiko kerja yang dihadapi

oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Healthcare Associated Infections (HAIs) atau hospital
acquired infection adalah infeksi yang didapat saat klien dirawat di rumah sakit.2
Healthcare Associated Infections (HAIs) dapat menjadi masalah kesehatan baru, baik di
negara berkembang maupun di negara maju. Rumah sakit dituntut untuk mampu memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan dan harus diterapkan
oleh semua kalangan petugas kesehatan.3
Penerapan kewaspadaan universal merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak
tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya Healthcare Associated Infections (HAIs).
Penerapan kewaspadaan universal didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh
dapat memiliki potensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas
kesehatan.4 Tujuan pelaksanaan kewaspadaan universal didasarkan pada keyakinan untuk
membatasi dan mencegah bahaya atau resiko penularan patogen melalui darah dan cairan
tubuh dari sumber baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui.5
Penelitian yang dilakukan oleh Nurkhasanah pada tahun 2013 di Rumah Sakit Karyadi
Semarang, menunjukkan angka kepatuhan tenaga kesehatan dalam penerapan beberapa
elemen kewaspadaan universal masih kurang dari 50 persen.8
Salah satu model determinan perilaku yang dapat digunakan yaitu PRECEDE Model. Model
ini menjelaskan bahwa suatu perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi faktor predisposisi,
faktor enabling (pemungkin), dan faktor reinforcing (penguat). Model ini dimodifikasi melalui
penelitian membagi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat terhadap
kewaspadaan universal menjadi faktor individu, faktor pekerjaan dan faktor organisasi.9
Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan kewaspadaan
universal yang dilakukan oleh Tawas, Abeng, dan Manoppo pada tahun 2016 di RSUP Prof.
DR. R. D. Kandou Manado, hasil analisis multivariat pada penelitian tersebut menunjukan
bahwa faktor organisasi dalam hal ini termasuk supervisi adalah variabel paling dominan
dengan nilai OR terbesar dibandingkan variabel lainnya. Hasil diantara 3 faktor yang
mempengaruhi yakni faktor individu, faktor pekerjaan dan faktor organisasi, menunjukkan
bahwa faktor organisasi merupakan faktor yang paling berpengaruh dari faktor-faktor
tersebut.11 Faktor organisasi terdiri dari iklim keselamatan kerja, umpan balik keselamatan
kerja, serta pelatihan kewaspadaan universal dan ketersediaan fasilitas sarana APD.9
Berbagai studi terkait dengan kewaspadaan universal maupun faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam penerapan kewaspadaan universal termasuk faktor organisasi
menunjukkan pelaksanaan kewaspadaan universal belum sepenuhnya berjalan dengan
baik. Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Semarang, didapatkan bahwa monitoring dan evaluasi terhadap penerapan kewaspadaan
universal belum sepenuhnya dilaksanakan secara berkelanjutan. Sarana prasarana dalam
upaya penerapan kewaspadaan belum terdistribusi secara merata di lingkungan rumah
sakit. Hasil wawancara dengan perawat, bahwa selama ini mereka menerapkan
kewaspadaan universal hanya pada saat merawat pasien yang di anggap mempunyai resiko
penyakit menular dan merupakan kebiasaan yang biasa dilakukan oleh perawat di bangsal /
ruangan, dan hal tersebut didasari kerena budaya keselamatan kerja dan budaya
organisasi. Didasari atas latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang gambaran faktor organisasi dalam penerapan kewaspadaan universal di RSUD
K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang.

You might also like