You are on page 1of 6

PENERAPAN MODEL KEPERAWATAN SELF CARE OREM

PADA ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL


YANG MENGALAMI KONTRAKSI DINI

Eko Mardiyaningsih
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
email : eko_yans@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar Belakang : Kematian neonatus di Indonesia yang disebabkan oleh prematuritas mencapai 70%.
Kontraksi dini menjadi penyebab terjadinya persalinan prematur dan sering terjadi pada 8-10%
kehamilan. Dengan menerapkan model keperawatan self care Orem menjadikan asuhan keperawatan
lebih terarah, sistematis dan menggambarkan peran perawat. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan
model keperawatan self care Orem pada asuhan keperawatan ibu hamil yang mengalami kontraksi dini.
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Besar sampel dalam penelitian ini
sejumlah 5 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Hasil : Jumlah responden berpendidikan SD sejumlah 4 (80%) dan 2 responden (20%) berpendidikan
SMP. Berdasarkan jenis pekerjaan, sejumlah 4 responden (80%) adalah ibu rumah tangga dan 1
responden (20%) adalah karyawan swasta. Sedangkan rata-rata usia kehamilan responden yang
mengalami kontraksi dini adalah 30 minggu. Kelima responden mengalami kontraksi dini karena
mengalami keputihan..
Simpulan dan Saran : Perawat memfasilitasi peningkatan kemampuan klien dalam merawat dirinya
sendiri dan tidak menempatkan klien pada posisi ketergantungan. Tindakan yang diberikan pada klien
meliputi wholly compensatory system, partially compensatory system, dan supportive educative.
Kata kunci: kontraksi dini, self care Orem

ABSTRACT
Background: Neonatal mortality rate in Indonesia caused prematurity reaches 70%. Premature
contractions causes a preterm delivery and often occurs in 8-10% of pregnancies. By applying the model
of nursing Selfcare Orem, it makes nurse more focused, systematic and it describes the role of nurses.
This study aimed at applying Orem self-care nursing models in nursing care of pregnant women who
experiencing premature contractions.
Methods: This study used case study approach. The sample in this study was 5 respondents. The
sampling technique used was purposive sampling.
Results: The number of respondents who graduated from Elementary School is 4 (80%) and 2
respondents (20%) were graduated from Junior High School. Based on the type of profession, 4
respondents (80%) were housewives and 1 respondent (20%) was a private sector employee. While the
pregnancy average age of respondents who experienced a premature contractions was 30 weeks. Those
five respondents experiencing premature contractions due to a leukorrhea.
Conclusions and Recommendations: Nurse facilitates the improvement of the client's ability to care for
herself and does not put the client in a dependence position. The action given to clients includes wholly
compensatory system, partially compensatory system, and supportive educative.

Keyword : premature contraction, self care Orem

PENDAHULUAN dengan MDGs (Millenium Development


Paradigma pembangunan global Goals). Salah satu tujuan MDGs
yang disepakati secara internasional diantaranya menurunkan angka
oleh 189 negara anggota Perserikatan kematian balita (AKBA) sebesar dua
Bangsa-Bangsa (PBB) dalam pertiganya dalam kurun waktu 1990-
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada 2015. Adapun indikator yang digunakan
bulan September tahun 2000 dikenal untuk menilai target menurunkan angka
Penerapan Model Keperawatan Self Care Orem pada Asuhan 1
Keperawatan Ibu Hamil yang Mengalami Kontraksi Dini
Eko Mardiyaningsih
kematian balita adalah angka kematian mengancam terjadinya persalinan
bayi (Bappenas, 2007). prematur diantaranya sosial ekonomi
Negara Indonesia, angka rendah, pendidikan rendah, pendapatan
kematian bayinya masih lebih tinggi rendah, stres, waktu kerja yang panjang,
dibandingkan dengan Negara-negara keletihan. Sedangkan faktor medis
ASEAN lainnya yaitu sebesar 34 per meliputi ketuban pecah, diabetes
1.000 kelahiran hidup. Singapura angka mellitus, polihidramnion, plasenta
kematian bayinya 3 per 1.000 kelahiran previa, preeklamsi, infeksi, kehamilan
hidup, Brunei Darussalam (8 per 1.000), kembar, kematian intra uterine,
Malaysia (10 per 1.000), Vietnam (18 abnormalitas janin dan uterus,
per 1.000) dan Thailand (20 per 1.000) korioamnionitis, dehidrasi, distensi
(SDKI, 2007). Penyebab angka uterus, perdarahan antepartum, riwayat
kematian bayi di Indonesia adalah persalinan preterm, trauma dan
gangguan pernafasan (35,9%) dan berat inkompetensi serviks (Saifuddin, 2010;
lahir rendah (32,4%) (Susanto, 2010). Reeder, Martin & Griffin, 2011; Gilbert
Gangguan pernafasan dan berat & Harmon, 2003; Pillitteri, 2003;
lahir rendah dapat disebabkan oleh Norwitz & Schorge, 2008; Bibby &
persalinan prematur. Persalinan Stewart, 2004; Yuan et al, 2010; Fung,
prematur juga merupakan penyebab 2009).
terbesar kematian perinatal dan terjadi Kontraksi dini yang terjadi pada
hampir 4-10% kehamilan (Leem et al, kehamilan perlu dilakukan
2002; Reagan & Salsberry, 2005; penatalaksaan yang tepat agar kontraksi
Haram, Mortensen, & Wollen, 2003). berhenti dan tidak terjadi persalinan
Persalinan prematur merupakan prematur. Adapun penatalaksanaan
penyebab utama kematian bayi di kontraksi dini meliputi kombinasi
Amerika Serikat (Jennifer et al, 2005) antara hidrasi, monitor aktivitas uterus,
sedangkan kematian neonatus di evaluasi perubahan serviks, pemberian
Indonesia yang disebabkan tokolitik, bedrest, pematangan paru
prematuritas mencapai 70% (Effendi, dengan kortikosteroid serta pencegahan
2010). infeksi (Saifuddin, 2010; Goulet et al,
Kontraksi uterus yang terjadi 2001; Pillitteri, 2003).
pada usia kehamilan 20-37 minggu, Kondisi psikologis klien juga
kontraksi terjadi 2-3 kali dalam satu jam harus diperhatikan selain upaya fisik
atau yang disebut kontraksi dini sering yang dilakukan untuk menghentikan
terjadi pada 8-10% kehamilan dan kontraksi karena kondisi psikologis
menjadi penyebab terjadinya persalinan klien merupakan salah satu faktor risiko
prematur (Saifuddin, 2010; Goulet et al, yang menyebabkan terjadinya kontraksi
2001; Rageth, Kernen, Saurenmann, & dini (Facchinetti et al, 2007).
Unger, 1997). Asuhan keperawatan yang
Penyebab kontraksi dini belum komprehensif pada klien yang
dapat dipahami sepenuhnya dan mengalami kontraksi dini dapat
merupakan kelainan yang multifaktorial dilakukan dengan tujuan untuk
meliputi keadaan obstetrik, menghentikan kontraksi. Asuhan
sosiodemografi dan faktor medik keperawatan yang diberikan akan lebih
(Saifuddin, 2010; Reeder, Martin & terarah, sistematis dan menggambarkan
Griffin, 2011; Gilbert & Harmon, peran perawat dengan menggunakan
2003). Kondisi kehamilan yang dapat model keperawatan. Model keperawatan
menyebabkan kontraksi dini dan yang digunakan adalah model self care

2 Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 3, No. 1, Mei 2015 ; 1-6


Orem. Ibu hamil yang mengalami HASIL DAN PEMBAHASAN
kontraksi dini membutuhkan 1. Karakteristik Responden
pertolongan agar kontraksi tidak Tabel 1. Karakteristik Responden
berulang sampai usia kehamilan aterm. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kemampuan individu untuk Tingkat Frekuensi Prosentase
memprakarsai dirinya dalam melakukan Pendidikan (%)
perawatan secara mandiri dengan tujuan SD 4 80 %
untuk mempertahankan kesehatannya SMP 1 20 %
disebut self care. Setiap individu Jumlah 5 100 %
memiliki kemampuan untuk merawat
dirinya sendiri sehingga dapat Berdasarkan pada tabel 1 di atas
memenuhi kebutuhan hidup, dapat diketahui bahwa sebagian
memelihara kesehatan dan besar responden berpenidikan SD
kesejahteraannya (Tomey & Alligood, yaitu sejumlah 4 orang (80%).
2006).
Self care deficit terjadi apabila Tabel 2. Karakteristik Responden
klien tidak mampu memenuhi Berdasarkan Jenis Pekerjaan
therapeutic self care demand. Klien Jenis Frekuensi Prosentase
yang berada pada kondisi inilah yang Pekerjaan (%)
membutuhkan bantuan. Model self care Ibu 4 80 %
Orem merupakan pendekatan yang Rumah
dinamis, perawat bekerja untuk Tangga
meningkatkan kemampuan klien dalam Bekerja 1 20 %
merawat dirinya sendiri dan tidak Jumlah 5 100 %
menempatkan klien pada posisi
bergantung (Orem, 2001). Tujuan Berdasarkan pada tabel 2 di atas
penelitian ini menerapkan model dapat diketahui bahwa sebagian
keperawatan self care Orem pada besar responden sebagai ibu rumah
asuhan keperawatan ibu hamil yang tangga yaitu sejumlah 4 orang
mengalami kontraksi dini. (80%).
METODE PENELITIAN Tabel 3. Karakteristik Responden
Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan Usia Kehamilan
dengan menggunakan pendekatan studi Usia Frekuensi Prosentase
kasus. Populasi dalam penelitian ini Kehamilan (%)
adalah ibu hamil yang dirawat di RS. 23-24 1 20%
Marzoeki Mahdi Bogor dan RSUP. minggu
Ciptomangunkusumo Jakarta yang
30-31 3 60%
mengalami kontraksi dini. Besar sampel
minggu
dalam penelitian ini sejumlah 5
33-34 1 20%
responden. Teknik pengambilan sampel
minggu
yang digunakan adalah purposive
Jumlah 5 100 %
sampling. Analisa data yang digunakan
adalah deskriptif sedangkan alat
pengumpul data yang digunakan adalah Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa
sebagian besar usia responden yang
pedoman wawancara.
mengalami kontraksi dini pada usia
kehamilan 30-31 minggu yaitu
sejumlah 3 orang (60%).
Penerapan Model Keperawatan Self Care Orem pada Asuhan 3
Keperawatan Ibu Hamil yang Mengalami Kontraksi Dini
Eko Mardiyaningsih
Kelima responden mengalami kontraksi yaitu self care, self care agency,
dini karena mengalami keputihan. therapeutic self care demand, self care
Sejumlah 3 responden (60%) deficit, nursing agency, nursing systems
mengalami keputihan sejak awal dan conditioning factor (Orem, 2010;
kehamilan sedangkan 1 responden Tomey & Alligood, 2006; Pearson,
(20%) sejak usia kehamilan 20 minggu 2000).
sedangkan 1 responden (20%) sejak Self care adalah penampilan dari
usia kehamilan 28 minggu dan tidak aktivitas individu dalam melakukan
pernah diobati. perawatan diri sendiri dalam rangka
Terjadinya kontraksi uterus melalui mempertahankan kehidupan, kesehatan
mekanisme 3 hal yaitu penekanan pada dan kesejahteraannya. Jika self care
uterus, aktivasi hypothalamic-pituitary- dilakukan secara efektif dan
adrenal axis (PHA) pada fetus yang menyeluruh dapat membantu menjaga
berespon terhadap penurunan aliran integritas struktur dan fungsi tubuh serta
darah uteroplasenta dan hypoksia, berkontribusi dalam perkembangan
reaksi inflamasi yang menyebabkan individu (Parker, 2005; Tomey &
peningkatan cytokine dan produksi Alligood, 2006; Orem, 2010).
prostaglandin (Haram, Mortensen, & Self care adalah kemampuan yang
Wollen, 2003). Infeksi cytokines atau dimiliki oleh individu dalam perawatan
endotoksin bakteri dapat merangsang mandiri, terjadi bila individu dalam
pengeluaran prostaglandin secara kondisi yang normal. Self care agency
langsung atau tidak langsung dengan dipengaruhi oleh conditioning factor
menstimulasi pelepasan corticotropine yang meliputi usia, jenis kelamin, tahap
releasing hormone (CRH) (Gilbert & perkembangan, status kesehatan,
Harmon, 2003). sosiokultural, sistem keluarga, sistem
Penerapan teori self care pada klien pelayanan kesehatan, gaya hidup dan
dengan kontraksi dini bertujuan untuk ketersediaan sumber. Pada klien dengan
meningkatkan kemampuan klien dalam kontraksi dini conditioning factor yang
merawat dirinya sendiri, memberikan mempengaruhi klien untuk melakukan
informasi dan meningkatkan perawatan mandiri meliputi usia, tahap
pengetahuan klien tentang perkembangan keluarga, status
penatalaksanaan yang diberikan kesehatan (riwayat obstetri dan
sehingga klien diharapkan dapat ginekologi), sosiokultural, sistem
mematuhi terapi yang diberikan. Klien keluarga, sistem pelayanan kesehatan,
yang mengalami kontraksi dini yang gaya hidup seperti merokok, minum
dirawat di rumah sakit memerlukan alkohol.
bantuan perawat dalam memenuhi Therapeutic self care demand adalah
kebutuhannya. Sistem pemberian kebutuhan individu sesuai kondisinya,
asuhannya meliputi wholly dalam hal ini meliputi tindakan dan
compensatory nursing systems, partially pengobatan untuk menghentikan
compensatory nursing systems dan kontraksi, bantuan dalam makan,
supportive educative. minum, berpakaian, eliminasi, aktivitas
Orem membagi teori keperawatan self dan istirahat, pengobatan, informasi
care deficit secara garis besar menjadi 3 tentang keputihan dan penjelasan
(tiga) konsep teori yang saling mengenai pengobatan yang diberikan.
berhubungan yaitu self care, teori self Menurut Orem ada tiga kategori
care deficit dan teori nursing systems kebutuhan akan self care meliputi
yang mencakup enam konsep sentral universal, developmental, dan health

4 Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 3, No. 1, Mei 2015 ; 1-6


deviation self care requisites (McEwen DAFTAR PUSTAKA
& Wills, 2007). Bappenas. (2007). Laporan pencapaian
Ada 8 (delapan) universal self care millennium development goals
yang meliputi keseimbangan Indonesia. Jakarta: Kementerian
pemasukan udara, air, makanan, Negara Perencanaan
aktivitas dan istirahat, eliminasi, Pembangunan Nasional.
interaksi sosial, pencegahan bahaya, Bibby, E. & Stewart, A. (2004). The
serta peran dalam kelompok (Tomey & epidemiology of preterm birth.
Alligood, 2006; Orem, 2010). Klien Neuro Endocrinol Lett, 25, 43-47.
yang mengalami kontraksi dini Effendi, J.S. (2010). Angka kematian
memerlukan udara karena kemungkinan ibu dan bayi di Indonesia masih
terjadi gawat janin, memerlukan air tinggi. Diakses dari
untuk rehidrasi cairan 2000-2500 http://www.unpad.ac.id/archives/3
ml/hari, dan aktivitas dibatasi. 5629.
Developmental self care requisites Facchinetti, F., Ottolini, F., Fazzio, M.,
adalah kebutuhan self care sesuai Rigatelli, M., & Volpe, A. (2007).
dengan tingkat perkembangan menuju Psychosocial factors associated
fungsi yang optimal untuk mencegah with preterm uterine contractions.
tejadinya kondisi yang dapat Diakses dari
menghambat perkembangan. Peran serta http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub
dan dukungan dari keluarga dibutuhkan med/17917476.
oleh klien dengan kontraksi dini supaya Fung, T. (2009). The use of tocolytic
tidak terjadi hambatan dalam therapy in the prevention of
melakukan tugas perkembangannya. preterm labour, The Hongkong
Health deviation self care requisites Medical Diary, 14, 3.
meliputi kebutuhan mencari pengobatan Gilbert, S.G., & Harmon, J.S. (2003).
yang tepat dan aman, menyadari akibat Manual of high risk pregnancy &
penyakitnya, dapat menerima perubahan delivery. (3th Ed). St. Louis:
status kesehatannya, belajar hidup Mosby.
dengan keterbatasannya (Tomey & Goulet, C., Gevry, H., Lemay, M.,
Alligood, 2006). Gauthier, R.J., Lepage, L., Fraser,
W., & Polomeno, V. (2001). A
SIMPULAN randomized clinical trial of care
Teori self care meyakini bahwa for women with preterm labour:
seseorang dapat atau mampu merawat home management versus hospital
dirinya sendiri secara mandiri, management, Canadian Medical
merupakan suatu pendekatan yang Association Journal, 164, 985-
dinamis karena perawat memfasilitasi 991.
peningkatan kemampuan klien dalam Haram, K., Mortensen, J.H.S., Wollen,
merawat dirinya sendiri dan tidak A.L. (2003). Preterm birth: on
menempatkan klien pada posisi overview, Acta Obstet Gynecol
ketergantungan. Tindakan yang Scand, 82, 687-704.
diberikan pada klien meliputi wholly Jennifer, S. (2009). Preterm labor.
compensatory system, partially Diakses dari
compensatory system, dan supportive http://www.revolutionhealth.com/
educative. healthy-
living/pregnancy/common-
complications/preterm-labor.

Penerapan Model Keperawatan Self Care Orem pada Asuhan 5


Keperawatan Ibu Hamil yang Mengalami Kontraksi Dini
Eko Mardiyaningsih
Leem, J.H., et.al. (2006). Exposures to Reagan, P.B. & Salsberry, P.J. (2005).
air Pollutants during pregnancy Race and ethnic differences in
and preterm delivery, determinants of preterm birth in
Enviromental Health Perpective, the USA: broadening the social
114, 6. context, Soc Sci Med, 25, 2217-
McEwen, M. & Wills, W. (2007). 2228.
Theoritical basic for nursing. (2nd Reeder, S.J., Martin, L.L., Griffin, D.K.
Ed). Philadelphia: Lippincot (1997/2011). Maternity nursing:
Williams & Wilkin. family, newborn, and womens
Norwitz, E. & Schorge, J. (2008). At a health care. (Alih bahasa: Yati
glance obstetri & ginekologi. Afiyanti, Imami Nur Rachmawati,
(Diba Artsiyanti, Penerjemah). Ana Lusyana, Sari Kurnianingsih,
Edisi 2. Jakarta: Erlangga. Nike Budhi Subekti, Devi
Orem, D.E. (2001). Nursing concepts of Yulianti, Penerjemah). Jakarta:
practice. (6th Ed). Philadelphia: EGC.
Mosby. Saifuddin, A.B. (2010). Ilmu kebidanan.
Orem, D. (2010). Dorothea Orems Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Self-Care Theory. Diakses dari Prawirohardjo.
http://currentnursing.com/nursing Susanto, E.C. (2010). Angka kematian
_ theory/self_care_deficit_theory. bayi masih tinggi. Diakses dari
Parker, M.E. (2005). Nursing theories http://bataviase.co.id/node110111
and nursing practice. (2nd Ed). Tomey, A.M., & Alligood, M.R.
Philadelphia: F.A. Davis (2006). Nursing theorist and their
Company. work. (6th Ed). St. Louis: Mosby.
Pillitteri, A. (2003). Maternal & child Yuan, W., Duffner, A.M., Chen, L.,
health nursing: care of the Hunt, L.P., Sellers, S.M., Bernal,
childbearing & childbearing A.L. (2010). Analysis of preterm
family. Philadelphia: Lippincott. deliveries below 35 weeks
Rageth, J.C., Kernen, B., Saurenmann, gestation in a tertiary referral
E., & Unger, C. (1997). Premature hospital in the UK. A case control
contractions; possible influence of seurvey, BMC research Notes, 3,
sonographic measurement of 119.
cervical length on clinical
management, Ultrasound Obstetri
Gynecology of Journal, 9, 183-
187.

6 Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 3, No. 1, Mei 2015 ; 1-6

You might also like