Professional Documents
Culture Documents
ANALISA DEFORMASI UNTUK PREDIKSI SUMBER TEKANAN MAGMA MENGGUNAKAN DATA GPS
(Studi Kasus: Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta)
Abstrak
Gunung Merapi adalah salah satu gunungapi paling aktif di Indonesia yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gunung Merapi memiliki periode letusan yang relative cepat yaitu sekitar 4 tahun
sekali. Dengan aktivitas vulkanik yang tinggi dapat mengakibatkan perubahan deformasi pada tubuh Gunung
Merapi pada bulan September 2013-Maret 2014.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deformasi dengan menggunakan alat ukur GPS.
Karakteristik deformasi yang dikaji meliputi posisi, arah, dan besar pergeseran. Software yang digunakan adalah
scientific software GAMIT. Untuk prediksi sumber tekanan mengggunakan model Mogi.
Dari hasil analisa yang dilakukan mulai bulan September 2013 sampai 31 Maret 2014, didapatkan nilai
pergeseran horisontal untuk stasiun DELS sebesar 0.010801005 dan vertikal sebesar -0.02366, pergeseran
horisontal untuk stasiun GRWH sebesar 0.046374924 dan vertikal sebesar 0.04096, dan pergesreran horisontal
untuk stasiun KLAT sebesar 0.013173629 dan vertikal sebesar -0.01479. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa
tubuh gunung Merapi sedang mengalami deformasi dengan sifat deformasinya adalah inflasi. Sedangkan posisi
pusat tekanan magma adalah 7322.129 LS ;1102651.57 BT dengan kedalaman 7140.5084 m relatif dari
puncak. Volume magma adalah 41788427.5957 mdan dapat digunakan untuk prediksi skala erupsi mendatang.
81
GEOID Vol. 10, No. 01, Agustus 2014 (81-86)
82
Analisa Deformasi Untuk Prediksi Sumber Tekanan Magma Menggunakan Data GPS
(Studi Kasus: Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta)
HASIL DAN PEMBAHASAN 2 GRWH -24.20 1.12 -39.56 1.12 40.96 11.18
Deteksi Outliers
Outliers adalah data yang menyimpang terlalu Arah dan kecepatan pergeseran horizontal
jauh dari data lainnya dalam suatu rangkaian terfokus pada jarak dari nilai pergeseran yang
data. Adanya data outliers ini akan membuat diolah. Nilai pergeseran tersebut dapat bernilai
analisis terhadap serangkaian data menjadi minus (-) atau plus (+) yang dapat
bias, atau tidak mencerminkan fenomena yang mempengaruhi dari arah pergeseran. Berikut
sebenarnya. Hasil plotting time series masih adalah gambar 3.4 mengenai penentuan arah
terdapat data outliers sehingga perlu dan kecepatan pergeseran dibagi dalam 4
dihilangkanData koordinat time series dapat kuadran (K) (Abidin, 2007).
dilihat pada file Val.[expt] dalam folder gsoln.
Ve = - Ve = +
Vn = + Vn = +
Ve = - Ve = +
Vn = - Vn = -
Gambar 1. contoh plottingtime series north stasiun Hasil plotting kecepatan pergeseran (velocity)
BPTK yang belum dikurangi data outliers menggunakan software MATLAB. Gambar 3.5
,psbase_budi.BPTK. merupakan plotting kecepatan pergeseran
(velocity) dari data pengamatan GPS DELS,
Kecepatan Vektor Pergeseran GRWH, KLAT dengan titik ikat BPTK.
Kecepatan pergeseran adalah besaran yang
menyatakan perubahan suatu titik pantau Analisis Kecepatan Pergeseran
dalam selang waktu tertentu sehingga bisa Kecepatan vektor pergeseran yang telah
menjadi indikator terjadinya deformasi di dihitung selama satu tahun pengamatan perlu
daerah pengamatan. Kecepatan pergeseran dilakukan uji statistik agar secara kualitatif
dapat di lihat pada plotting time series pada file mengindikasikan baik atau tidaknya hasil
psbase_[expt].[GPS] bagian rate (mm/yr). pengolahan. Uji statistik ini dilakukan dengan
cara menguji variabel pergeseran titik (Pij) dari
sesi pengamatan i ke sesi j yang nilainya dapat
dihitung menggunakan rumus:
(1)
Tabel 1. Kecepatan pergeseran pengolahan dengan Hipotesis nol yang digunakan pada uji statistik
titik ikat BPTK. ini adalah titik pengamatan tidak bergeser
dalam selang i dan j sehingga :
83
GEOID Vol. 10, No. 01, Agustus 2014 (81-86)
(3)
d
d k 3/ 2
f 2 d2 (7)
84
Analisa Deformasi Untuk Prediksi Sumber Tekanan Magma Menggunakan Data GPS
(Studi Kasus: Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta)
f db da
h k k eb ea
2 2 3/ 2
f d 2 3/ 2 3/ 2
(8) d b2 f d a2 f2
(12)
3a 3
k Keterangan:
4
(9) d : Jarak antara stasiun navigasi terhadap
terhadap crater
db : Jarak antara stasiun navigasi B terhadap
terhadap crater
Skema perubahan posisi dua buah titik
da : Jarak antara stasiun referensi A terhadap
pengamatan A xa , ya , za dan B xb , yb , zb
terhadap crater
akibat adanya tekanan pada P x, y, z f : Kedalaman sumber tekanan
ditunjukkan pada Gambar 3.7. Perubahan posisi
xb , yb : Posisi bujur dan lintang stasiun navigasi
tersebut A' x'a , y 'a , z 'a dan B' x'b , y 'b , z 'b
xs , ys : Posisi bujur dan lintang crater
menyebabkan perubahan jarak miring di antara
kedua titik dari L menjadi L' sebesar L . xa , ya : Posisi bujur dan lintang stasiun referensi
dteoritis ,b db da
(11)
85
GEOID Vol. 10, No. 01, Agustus 2014 (81-86)
Tabel 2. Parameter metoda grid search Model 2. Sumber tekanan magma berada di koordinat
(BPPTKG,2013) 7322.129 LS ;1102651.57 BTdengan
Parameter Range Iterasi
kedalaman 7140.5048 m dibawah puncak
Bujur 110,4323244 110,4646846 20000 Gunung Merapi. Dari penilitan tugas akhir
ini, kondisi Gunung Merapi dikatakan masih
Lintang 7,521613206 7,567797353 20000
dalam fase normal walaupun telah terjadi
Kedalaman 0 20000 m 20000 inflasi dari pengolahan dengan titik ikat BPTK
pada bulan September 2013-Maret 2014.
Intensitas 106 107 m3 20000
86