You are on page 1of 3

Dry lot fattening merupakan sistem penggemukan sapi dengan pemberian ransum atau pakan

yang mengutamakan biji-bijian seperti jagung, sorgum, atau kacang-kacangan. Di Amerika


Serikat, penggemukan sapi dengan sistem dry lot fattening dilakukan pada daerah pusat produksi
jagung yang dikenal dengan corn belt. Pemberian jagung yang telah digiling dan ditambah
dengan pemberian hijauan berkualitas sedang pada penggemukan sapi sudah memberikan
pertambahan bobot badan yang cukup lumayan. Namun, belakangan ini penggemukan sapi
dengan sistem dry lot fattening bukan hanya memberikan satu jenis biji-bijian, tetapi sudah
merupakan suatu bentuk yang diformulasi dari berbagai jenis bahan pakan konsentrat (Santosa et
al, 2012).

Bahan-bahan yang digunakan dapat terdiri atas jagung giling, bungkil kelapa, dedak padi, polar,
bungkil kelapa sawit, dan ampas tahu. Dengan penambahan mineral dan garam dapur, bahan-
bahan tersebut diformulasi menjadi bentuk pakan jadi yang disebut konsentrat. Sapi dan ternak
ruminansia lainnya membutuhkan serat kasar yang bersumber dari hijauan untuk memperlancar
dan mengoptimalkan proses pencernaannya. Oleh karena itu, pemberian hijauan pada
penggemukan sistem dry lot fattening sangat dibatasi oleh batas-batas tertentu yang tidak akan
mengganggu proses pencernaan. Untuk itu, dibuat batasan minimal pemberian hijauan dalam
komponen pakan atau ransum ternak ruminansia. Untuk penggemukan sapi atau ternak
ruminansia lainnya, kebutuhan minimal hijauan berkisar 0,50,8% bahan kering dari bobot
badan sapi yang digemukkan (Arifin, 2015). Berikut contoh kasusnya (Santosa et al, 2012) :

Contoh:

Seekor sapi yang akan digemukkan mempunyai bobot badan 200 kg dan akan diberi hijauan
berupa rumput gajah di samping pemberian konsentrat sebagai pakan utamanya. Rumput gajah
segar mengandung 21,0% bahan kering. Dengan demikian, kebutuhan minimal hijauan sapi yang
akan digemukkan adalah 200 x 0,5/100 x 1 kg = 1,0 kg bahan kering atau 4,8 kg dalam bentuk
segar. Namun, hijauan atau rumput yang diberikan selalu ada yang tidak dapat dimakan atau
terbuang pada waktu sapi itu makan. Oleh karena itu, pemberian hijauan selalu diberi tambahan
sebanyak 5% dari kebutuhannya. Dengan demikian, rumput gajah segar yang akan diberikan
pada sapi yang akan digemukkan itu sebanyak 105/100 x 4,8 kg = 5,04 kg/hari.

Apabila penggemukan sapi dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, diperlukan pemberian
konsentrat yang banyak dalam komponen ransumnya. Namun, perlu diketahui bahwa pemberian
konsentrat yang lebih dari 60% dalam komponen ransumnya sudah tidak akan ekonomis lagi
walaupun harganya murah. Oleh karena itu, walaupun penggemukan sapi dengan sistem dry lot
fattening memerlukan pemberian konsentrat yang relatif banyak dalam komponen ransumnya,
tetapi jumlah pemberian konsentratnya tidak boleh lebih dari 60% dalam komponen ransumnya.

Contoh:

Seekor sapi yang akan digemukkan mempunyai bobot badan 200 kg dengan pertambahan bobot
badan diharapkan 1,0 kg/hari. Sapi itu akan diberi konsentrat sebanyak 3,6 kg/hari dan hijauan
segar berupa rumput lapangan sebanyak 15,6 kg/hari. Konsentrat yang diberikan itu mengandung
85,8% bahan kering. Lama penggemukan relatif singkat, yakni sekitar tiga bulan. Dilihat dari
segi ekonomisnya, apakah pemberian konsentrat itu masih terlalu sedikit atau sudah terlalu
banyak?

Perhitungan:
Jumlah bahan kering konsentrat dan hijauan yang diberikan = 3,6/100 x 85,8 + 15,6/100 x 21,8 x
1 kg = 6,49 kg. Porsi konsentrat dalam komposisi ransum itu = (3,6/100 x 85,8)/6,49 x 100% =
47,6%. Dengan demikian, jumlah pemberian konsentrat itu masih cukup ekonomis dan tidak
terlalu sedikit. Namun, apabila pertambahan bobot sapi tidak mencapai 1,0 kg/hari dan
kemampuan konsumsinya masih dapat ditingkatkan, pemberian konsentrat masih dapat
diperbanyak menjadi 4,2 kg/hari. Dalam hal ini, porsi konsentrat menjadi (4,2/100 x 85,8) 77,0 x
100% = 51,5% (masih di bawah 60%).

Sapi yang digemukkan dengan sistem dry lot fattening biasanya terus-menerus berada di dalam
kandang dan tidak digembalakan ataupun dipekerjakan. Sapi bakalan yang digemukkan pada
sistem dry lot fattening pada umumnya adalah sapi-sapi jantan yang telah berumur lebih dari satu
tahun dengan lama penggemukan berkisar 46 bulan.

Daftar Pustaka :

Santosa, Kholid., Warsito S.ST, dan Agus Andoko. 2012. Bisnis Penggemukan Sapi. AgroMedia
: Jakarta.

Arifin, Mistar. 2015. Kiat Jitu Menggemukkan Sapi Secara Maksimal. AgroMedia : Jakarta.

You might also like