You are on page 1of 8

DISUSUN OLEH

KELOMPOK

1. RIZKIA PUTRI ARAFAH (Ketua )


2. MARIO PUTRA ANTONI (Wakil)
3. RAHMA AFRILIA
4. DIMAS ARI KURNIAWAN
5. AHMAD MAHDI
6. NURMALA DEWI
7. M. RAFLI FADSHA

TEMA : TARI TANGGAI

SD NEGERI 164 PALEMBANG


TAHUN AJARAN
2017/2018
SEJARAH TARI TANGGAI

Tari Tanggai adalah salah satu tari tradisional Indonesia yang berasal
dari budaya masyarakat Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Tarian ini
kerap disajikan sebagai tari selamat datang atau tari penyambutan tamu.
Dalam upacara pernikahan masyarakat, hingga kini tari Tanggai masih kerap
dipentaskan. Selain itu, ketika ada pejabat negara yang datang dalam acara
kedinasan, tari ini juga kadang dipertunjukan sebagai bentuk penghormatan.
Arus globalisasi yang dewasa ini dikhawatirkan dapat menggerus nilai-nilai
budaya lokal membuat para penggiat budaya berusaha untuk melestarikan
kembali tari-tari tradisional.

Tak terkecuali salah satunya adalah tari tanggai ini. Nah, bagi Anda
yang kemudian juga tertarik untuk melestarikan tarian khas Palembang
tersebut, silakan pelajari dahulu sejarah perkembangan, unsur-unsur, dan
gerakannya pada artikel sederhana berikut ini. Tari Tanggai Tak ada yang
tahu persis bagaimana sejarah tari tanggai dimulai. Namun, beberapa
pendapat menyebutkan bahwa asal usul tarian ini bermula dari sebuah
tradisi atau ritual persembahan masyarakat Budha di Sumatera Selatan
kepada para dewa. Pengaruh budaya Tionghoa dalam tarian ini juga sangat
kental terasa mengingat pada masa silam kerajaan Sriwijaya yang berpusat di
Sumatera Selatan merupakan pusat penyebaran agama Budha di Indonesia.
Fungsi tarian ini kemudian bergeser setelah datangnya pengaruh dan budaya
Islam di tanah Sumatera. Tarian ini pada perkembangannya berfungsi
sebagai tari penyambutan tamu yang datang seperti halnya tarian sekapur
sirih asal Jambi.

1. Tema dan Makna Filosofi Keberadaan tari tanggai memiliki makna


filosofis bahwa masyarakat Palembang adalah masyarakat yang terbuka.
Mereka sangat menghormati keberadaan tamu. Tamu dianggap sebagai
raja dan harus diperlakukan sebaik mungkin. Hal ini dibuktikan salah
satunya oleh gerakan menghidangkan sirih oleh salah seorang penari
kepada tamu yang dipilih.
2. Gerakan Tari Tanggai Tari Tanggai tersusun dari motif gerak atau
rangkaian-rangkaian gerak yang telah dikembangkan menjadi satu
kesatuan utuh sehingga membentuk sebuah struktur tari. Adapun
struktur gerakan tari tanggai tersebut 3, yaitu gerakan awal, gerakan
pokok, dan gerakan akhir. Gerakan tari awal terdiri dari gerak masuk
posisi sembah, gerak borobudur hormat, gerak sembah berdiri, jalan
keset, kecubung berdiri bawa kanan, kecubung bawah kiri, kecubung
berdiri atas kanan, kecubung atas kiri, serta ukur benang. Gerak tari
pokok terdiri dari tutur sabda, sembah duduk, tabur bunga duduk kanan
dan kiri, memohon duduk kanan, kecubung duduk kanan dan kiri, stupa
kanan dan kiri, tutur sabda, borobudur, serta ulur benang. Gerakan tari
akhir terdiri dari tolak bala berdiri kanan dan kiri, nyumping berdiri
kanan dan kiri, mendengar berdiri kanan dan kiri, tumpang tali, ulur
benang berdiri kanan dan kiri, sembah berdiri, borobudur berdiri, serta
borobudur hormat. Masing-masing struktur gerakan tari tanggai tersebut
dapat Anda saksikan pada video yang telah kami sematkan di bawah ini.
3. Iringan Tari Ada 2 elemen musik yang mengiringi setiap pertunjukan tari
tanggai. Yang pertama adalah bunyi alat musik yang dimainkan secara
berkelompok membentuk semacam orkestra. Alat musik yang dimainkan
tersebut adalah alat-alat musik tradisional Palembang seperti akordion,
biola, gendang, gong, dan lain sebagainya. Bunyi dari instrumen-
instrumen tersebut berfungsi sebagai pengatur ritme sekaligus sebagai
identitas budaya Melayu dalam tarian Tanggai ini. Selain bunyi alat musik,
tari tanggai juga diiringi oleh senandung syair yang dibawakan seorang
penyanyi. Syair yang digunakan adalah sebuah lagu berjudul Enam
Bersaudara. Lagu pengiring tari tanggai tersebut, meski tidak diketahui
siapa penciptanya namun hingga kini justru menjadi sangat populer di
kalangan masyarakat Sumatera Selatan.
4. Setting Panggung Dilihat dari setting panggungnya, tari tanggai sekilas
nampak seperti tari Gending Sriwijaya. Bedanya terletak hanya pada
jumlah penarinya. Jika tari Gending Sriwijaya dipentaskan oleh 9 penari,
tari Tanggai justru hanya dipentaskan oleh 5 penari saja. Selain itu,
perlengkapan yang digunakan penari Tanggai umumnya juga lebih
sederhana dibanding perlengkapan yang digunakan penari Gending
Sriwijaya. Gerakan Tari Lilin Asal Melayu Gerakan Tari Indang Dindin
Badindin Gerakan Tari Sekapur Sirih khas Jambi
5. Tata Rias dan Tata Busana Penari tari Tanggai yang kesemuanya wanita
mengenakan kostum khas pakaian adat Palembang ketika menari.
Kostum tersebut terdiri dari kain songket sebagai bawahan, dodot
sebagai atasan, kalung, pending, sanggul malang, tajuk cempako, kembang
goyang, kembang urat atau ramai, dan tanggai. Tanggai adalah aksesoris
yang digunakan di ujung jari penari yang terbuat dari tembaga berwarna
emas. Nama aksesoris inilah yang menjadi dasar penamaan tari
tradisional Palembang ini.
6. Properti Tari Properti yang digunakan dalam tari tanggai ada 2, yaitu
tanggai dan tepak. Tanggai adalah hiasan kuku yang dipasang dijari para
penari. Hiasan ini berjumlah 8 dan dipasang dijari setiap penari, kecuali
jempol. Tanggai berfungsi untuk menambah kesan lentik pada jari penari
sekaligus sebagai penambah nuansa indah pada gerakan jemari yang
dimainkan. Selain pada tari tanggai, properti ini juga dapat ditemukan
pada tari sembah khas Lampung dan beberapa tari tradisional dalam
budaya masyarakat Thailand. Selain tanggai, tepak menjadi properti yang
juga wajib ada dalam tarian ini. tepak adalah sebuah kotak berisi
hidangan daun sirih, gambir, tembakau, dan kapur yang pada masa silam
disuguhkan pada para tamu yang datang. Hidangan tersebut sesuai
dengan kebiasan masyarakat masa silam yang masih suka mengunyah
sirih (nyirih). Saat ini hidangan tersebut kerap diganti dengan permen,
coklat, atau camilan lainnya. Keberadaan properti tepak sedikit banyak
membuat tari tanggai mirip dengan tari sekapur sirih asal Jambi.

You might also like