Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara maju merupakan negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan dan
kualitas hidup yang tinggi yang dapat dilihat dari aktivitas perekonomian yang
maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan yang tinggi serta
kesehatan yang baik. Indikator derajat kesehatan dapat dinilai dari angka kematian
ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), umur harapan hidup dan angka kematian
balita (Depkes RI, 2009). Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) ke-4
(mengurangi Angka Kematian Anak) hanya dapat dicapai melalui upaya-upaya
intensif yang fokus pada penyebab utama kematian anak, yaitu pneumonia, diare,
malaria, kekurangan gizi dan masalah neonatal. Diperkirakan dari 8,8 juta kematian
anak di dunia pada tahun 2008, 1,6 juta adalah akibat pneumonia dan 1,3 juta
karena diare. Lebih dari 98% kematian pneumonia dan diare pada anak-anak terjadi
di 68 negara berkembang. Mengurangi beban penyakit ini tidak hanya akan
memberikan kontribusi pada pencapaian MDG 4, namun juga akan memberikan
kontribusi untuk mencapai MDG 1 (Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan).
Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian pneumonia sejauh ini belum merata dan
masih tidak terkoordinasi (Weber & Handy, 2010).
Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyumbang terbesar
penyebab kematian anak usia di bawah lima tahun (anak-balita). Pneumonia
disebut sebagai pembunuh anak nomor 1 (the number one killer of children) (Said,
2010). Pneumonia selalu menduduki peringkat atas penyebab kematian bayi dan
anak balita di Indonesia. Pneumonia balita merupakan salah satu indikator
keberhasilan program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan seperti
tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014. Target
cakupan penemuan kasus pneumonia balita tahun 2010 ditetapkan sebesar 60% dan
tahun 2014 sebesar 100%. Namun, hanya 54% anak dengan pneumonia di negara
berkembang yang dilaporkan dibawa ke penyedia layanan kesehatan berkualitas
2
dan hanya 19% anak balita dengan tanda-tanda klinis pneumonia mendapatkan
antibiotik. Menurut Riskesdas 2007, pneumonia merupakan penyebab kematian
kedua setelah diare (15,5%) diantara semua balita dan selalu berada pada daftar 10
penyakit terbesar setiap tahunnya di fasilitas kesehatan. Rata-rata sebanyak 83
balita meninggal setiap hari akibat pneumonia (Weber & Handy, 2010).
Prevalensi pneumonia bayi per provinsi pada Riskesdas 2007 berada pada
rentang 0-13,2% dan rata-rata nasional 0,76%, sedangkan pada balita berada pada
rentang 0,1-14,8% dan rata-rata nasional 1,00%. Cakupan penemuan kasus
pneumonia selama 10 tahun dari tahun 2000-2010 berkisar antara 24,6-35,9% dan
hal ini belum pernah mencapai target. Insidensi pneumonia balita berobat
berdasarkan laporan rutin program tahun 2000-2010 berkisar antara 2,2-4,9%.
Proporsi kasus pneumonia pada bayi (<1 tahun) tahun 2007-2009 sekitar 35% dari
semua kasus pneumonia pada balita (Weber & Handy, 2010). Cakupan penemuan
kasus pneumonia balita di Jawa Tengah setiap tahun mengalami penurunan dari
target nasional, pada tahun 2012 penemuan kasus hanya 24,74%, lebih sedikit
dibanding tahun 2011 (25,5%) (Dinkes Jateng, 2012).
Berdasarkan data Profil kesehatan Puskesmas I Cilongok tahun 2013, jumlah
kasus pneumonia sebanyak 140 kasus dan mengalami peningkatan dibanding tahun
2012 (101 kasus). Masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas Cilongok saat ini
adalah terkait rendahnya angka penemuan kasus pneumonia pada balita yakni
hanya sebanyak 140 kasus atau 29,2% padahal target penemuan puskesmas sebesar
100% sehingga terdapat kesenjangan sebesar 70,8%. Berdasarkan data puskesmas
diketahui bahwa penderita pneumonia paling banyak terjadi di desa Kalisari yakni
sebanyak 23 kasus. Penemuan kasus yang masih jauh dari target ini dapat dikaitkan
dengan kemampuan tenaga kesehatan dalam menjaring bayi dan balita dengan
gejala-gejala pneumonia.
Upaya penanggulangan kasus pneumonia dilakukan dengan program P2 ISPA
(Program Pemberantasan Penyakit menular Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yang
ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat infeksi
saluran pernapasan akut, terutama pneumonia pada usia di bawah lima tahun.
3
B. Perumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor risiko kejadian pneumonia pada balita di Desa Kalisari
wilayah kerja Puskesmas I Cilongok?
2. Bagaimana alternatif pemecahan masalah untuk mengurangi risiko kejadian
pneumonia pada balita di Desa Kalisari wilayah kerja Puskesmas I Cilongok?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko kejadian
pneumonia pada balita di Desa Kalisari wilayah kerja Puskesmas I Cilongok.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan ibu dan tenaga kesehatan
terhadap kejadian pneumonia pada balita di Desa Kalisari wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok.
b. Mengetahui pengaruh status sosial ekonomi terhadap kejadian pneumonia
pada balita di Desa Kalisari wilayah kerja Puskesmas I Cilongok.
c. Mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian
pneumonia pada balita di Desa Kalisari wilayah kerja Puskesmas I Cilongok.
d. Mengetahui pengaruh pemberian imunisasi lengkap terhadap kejadian
pneumonia pada balita di Desa Kalisari wilayah kerja Puskesmas I Cilongok.
4
B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai bahan kajian dalam pengembangan program kesehatan anak dari
tinjauan kesehatan masyarakat.
2. Manfaat praktis
Menambah khasanah pengetahuan peneliti mengenai pengaruh faktor-faktor
risiko kejadian pneumonia pada balita di Desa Kalisari wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok .
3. Manfaat aplikatif
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat, kader, dan bidan desa mengenai
penyakit pneumonia pada balita sehingga dapat mengenali berbagai factor
risiko pneumonia sehingga dapat mencegah secara lebih dini kejadian
penyakit pneumonia pada balita
b. Meningkatkan cakupan penjaringan penderita pneumonia pada balita oleh
masyarakat terutama di Desa Kalisari wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
.
c. Menjadi dasar bagi puskesmas untuk membuat kebijakan terkait
penjaringan kasus pneumonia ke depannya.
5
BAB II
ANALISIS SITUASI
Kasus malaria klinis yang ditemukan pada tahun 2013 pada wilayah
Puskesmas I Cilongok adalah sebanyak 0 kasus, sedangkan malaria positif
sebanyak 2 kasus. Jumlah total kasus malaria selama tahun 2013 adalah
sebesar 2 kasus atau 0,03 per 1000 penduduk.Dibandingkan tahun 2012
sebanyak 53 klinis 2 positif malaria sebesar 0,81 per 1.000 pnddk,2013
adalah sebesar 80 kasus atau 1,19 per ,1000 maka terjadi penurunan
sebesar 0,38 per 1000 penduduk.
II. TB paru
Kasus TB Paru di Puskesmas I Cilongok yang ditemukan selama tahun
2013 sebanyak 63 kasus dengan Bta (+) sebanyak 53 kasus Bta (+) tahun
2012 Sebanyak 32 kasus Bta (+) setahun 2011. Kenaikan kasus TB Paru
di wilayah Puskesmas I Cilongok disebabkan aktifnya pelacakan pada
suspect TB yang ada di wilayah Puskesmas I Cilongok.
III. HIV
Kasus HIV di Puskesmas I Cilongok selama tahun 2013 tidak ditemukan.
IV. Acute Flacid Paralysis
Selama Tahun 2013 kasus AFP tidak ditemukan di Wilayah Kerja
Puskesmas I Cilongok.
V. Demam Berdarah Dengue
Di wilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun 2013 ini ditemukan 17
Kasus. Dibandingkan Tahun 2012 ditemukan sebanyak 4 Kasus, diTahun
2011 ditemukan sebanyak 8 Kasus, Dibandingkan tahun sebelumnya
terlihat adanya peningkatan kasus DHF di wilayah Puskesmas I Cilongok.
VI. Diare
Di wilayah Puskesmas I Cilongok selama tahun2013 ditemukan sebanyak
821 kasus diare, pada Tahun 2012 ditemukan sebanyak 852 kasus, di
Tahun 2011 1258 kasus ditemukan , maka angka kesakitan diare
mengalami penurunan. Dari data tersebut terlihat terlihat penurunan yang
cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh cakupan pelayanan di
Puskesmas I Cilongok yang ditingkatkan dengan adanya PosKesDes
11
STATUS GIZI
Upaya perbaikan gizi pada masyarakat pada hakekatnya adalah untuk menangani
permasalahan gizi yang ada di masyarakat. Berdasarkan pemantauan status gizi balita
tahun 2013 di wilayah Puskesmas 1 Cilongok didapakan data sebagai berikut :
A. Jumlah seluruh balita 5.487
B. Jumlah Balita yang ditimbang 4.403
C. Jumlah Balita yang naik Berat Badannya 4.014
Sedangkan dari seluruh balita yang ditimbang didapatkan data :
A. Gizi Baik sebanyak 3.971 balita( 72,37 % )
B. Gizi kurang sebanyak 379 Balita ( 6,9 % )
C. Gizi buruk sebanyak 10balita ( 0,18 % )
D. Total KEP sebanyak 389 balita ( 7.08 % )
Balita yang mengalami gizi kurang maupun gizi buruk seluruhnya mendapat
penanganan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
UPAYA KESEHATAN
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar
masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan
kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Peranan ibu dalam tumbuh kembang bayi dan balita sangatlah besar.
Manusia yang sehat berawat dari ibu hamil yang sehat pula.
a. Pelayanan K-4
Masa kehamilan adalah masa penting yang harus dipantau secara rutin.
Sehingga tumbuh kembang janin serta gangguan kesakitan pada ibu
12
yang ditemukan sebanyak 61 atau 5,7% dari bayi yang lahir. Sedangkan
pada tahun 2011 sebanyak 45 kasus BBLR (4,7%) maka kasus BBLR
di wilayah Puskesmas I Cilongok tahun 2013 mengalami fluktuasi kasus
BBLR.
e. Pelayanan Keluarga Berencana
Pasangan usia produktif memiliki peranan penting dalam meningkatkan
jumlah penduduk, Wanita Usia Subur berusia antara 15 - 49 tahun.
Untuk mengatur jarak kehamilan pada WUS dilakukan dengan
menggunakan alat kontrasepsi. Berdasarkan data yang dihimpun pada
tahun 2013 Jumlah PUS di wilayah Puskesmas I Cilongok sebesar
12.859 Sedangkan tahun 2012 sebanyak 14.071 dan pada tahun 2011
jumlah PUS sebesar 12.662 maka terjadi penurunan jumlah PUS
dibanding Tahun 2012. Sedangkan peserta KB Aktif di wilayah
Puskesmas I Cilongok pada tahun 2013 sebanyak 10.249 sebesar 78,39
%. Dan pada tahun 2012 adalah sebesar 9926 atau sekitar 70,6 %. Dan
pada tahun 2011 dimana jumlah peserta KB aktif sebanyak 82 %, maka
di wilayah Puskesmas I Cilongok mengalami kenaikan. Hal ini erat
kaitannya dengan peningkatan pelayanan di desa melalui Poskesdes
serta koordinasi yang semakin baik pada lintas sektor di wilayah binaan
Puskesmas I Cilongok.
f. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur
0 1 tahun ( BCG, DPT, Polio, Campak, HB ) , imunisasi untuk wanita
usia subur / ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak sekolah SD ( kelas
1: DT dan kelas 2-3:TT ). Daerah binaan Puskesmas I Cilongok selama
tahun 2013 UCI yang dicapai sebesar 100 %.Dan di tahun 2012 UCI
yang dicapai sebesar 100 %. Sedangkan pada tahun sebelumnya
sebanyak 91,33 %, maka terjadi kenaikan UCI pada Puskesmas I
Cilongok.
B. Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Rujukan dan Penunjang
14
2012 dan 2011 sebanyak 99,9 % dan 100% bayi dan balita yang
ada mendapat vitamin A.
b. Pemberian Tablet besi
Untuk mengatasi kasus anemia pada ibu hamil, maka dilakukan
pemberian tablet besi (Fe) selama kehamilan. Selama tahun 2013
jumlah ibu hamil yang mendapat tablet besi adalah sebanyak
98,09 % . Sedangkan pada tahun 2012 sebesar 91,05 % dan
Tahun 2011 sebanyak 73,97 % .Jadi Terlihat adanya
peningkatan yang cukup berarti pada tahun 2013.
c. Kefarmasian
Ketersediaan obat.
Dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, obat-obat
generik yang tersedia selama tahun 2013 adalah sebesar 85 % .
Pemenuhan kebutuhan obat dilakukan melalui droping obat oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.
dengan
pneumonia
yang
ditangani
Sumber: Data Sekunder Profil Puskesmas I Cilongok Tahun 2013
Tabel 2.2 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,
dan Puskesmas Tahun 2013
Pneumonia pada balita
Jumlah balita Jumlah perkiraan Penderita ditemukan dan ditangan
N Kecamat
Puskesmas penderita L P L+
o an
Jumla Juml
L P L+P L P L+p % % Jumlah
h ah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
100. 100.
1 Cilongok Cilongok 4 3 7
298 316 614 4 3 7 0 0
100. 100.
2 0 Cikidang 3 2 5
113 124 237 3 2 5 0 0
100. 100.
3 0 Pernasidi 11 4 15
215 243 458 11 4 15 0 0
Rancamay 100. 100.
4 0 4 5 9
a 172 188 360 4 5 9 0 0
Panemban 100. 100.
5 0 2 11 13
gan 220 213 433 2 11 13 0 0
100. 100.
6 0 Karanglo 1 7 8
123 132 255 1 7 8 0 0
100. 100.
7 0 Kalisari 11 12 23
160 165 325 11 12 23 0 0
Karangten 100. 100.
8 0 5 10 15
gah 478 484 962 5 10 15 0 0
21
100. 100.
9 0 Sambirata 3 6 9
207 302 509 3 6 9 0 0
Gununglur 100. 100.
10 0 6 11 17
ah 384 331 715 6 11 17 0 0
100. 100.
11 0 Sokawera 11 8 19
298 321 619 11 8 19 0 0
umlah 100. 100.
61 79 140
kab/kota) 2,668 2,819 5,487 61 79 140 0 0
22
BAB III
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
3. Cukup mahal :6
4. Mahal :8
5. Sangat mahal : 10
BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL MASALAH
A. Dasar Teori
1. Definisi
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah
yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis, pneumonia pada anak
dibedakan menjadi pneumonia lobaris, pneumonia interstiasialis
dan bronkopneumonia (Arif mansjoer, 2001).
Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agen infeksius. Pneumonia adalah penyakit infeksius
yang sering mengakibatkan kematian. Pneumonia disebabkan terapi
radiasi, bahan kimia dan aspirasi. Pneumonia radiasi dapat menyartai
terapi radiasi untuk kanker payudara dan paru, biasanya enam minggu atau
lebih setelah pengobatan sesesai. Pneoumalitiis kimiawi atau pneumonia
terjadi setelah menjadi kerosin atau inhalasi gas yang mengiritasi. Jika
suatu bagian substasial dari suatu lobus atau yang terkenal dengan
penyakit ini disebut pneumonia lobaris (Jeremy, dkk, 2007). Pneumonia
adalah peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu
infeksi. ( S. A. Frice. 2005)
2. Klasifikasi
Tiga klasifikasi pneumonia.
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
a. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).
b. Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired
pneumonia/nosocomial pneumonia).
c. Pneumonia aspirasi.
d. Pneumonia pada penderita immunocompromised.
(Jeremy, dkk, 2007)
2. Berdasarkan bakteri penyebab:
a. Pneumonia Bakteri/Tipikal.
29
Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar (3 minggu
3 bulan) dan anak balita (4 bulan5 tahun), pneumonia sering disebabkan
oleh infeksi Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza tipe B,
dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan
remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma
pneumonia (Soeparman, dkk, 1998).
Streptococcus pneumoniae adalah diplokokus gram-positif.
Organisme ini adalah penghuni normal pada saluran pernapasan bagian
atas manusia dan dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis,
bronkitis, bakteremia, meningitis, dan proses infeksi lainnya. Pneumonia
pneumokokus kira-kira merupakan 60-80% dari semua kasus pneumonia
oleh bakteri. Infeksi pneumokokus menyebabkan melimpahnya cairan
edema fibrinosa ke dalam alveoli, diikuti oleh sel-sel darah merah dan
leukosit, yang mengakibatkan konsolidasi beberapa bagian paru-paru.
Banyak pneumokokus ditemukan di seluruh eksudat, dan bakteri ini
mencapai aliran darah melalui drainase getah bening paru-paru. Dinding
alveoli tetap normal selama infeksi. Selanjutnya, sel-sel mononukleus
secara aktif memfagositosis sisa-sisa, dan fase cair ini lambat-laun
diabsorbsi kembali. Pneumokokus diambil oleh sel fagosit dan dicerna di
dalam sel. Pneumonia yang disertai bakteremia selalu menyebabkan angka
kematian yang paling tinggi (Soeparman, dkk, 1998).
Hemophylus influenzae ditemukan pada selaput mukosa saluran
napas bagian atas pada manusia. Bakteri ini merupakan penyebab
meningitis yang penting pada anak-anak dan kadang-kadang
menyebabkan infeksi saluran napas pada anak-anak dan orang dewasa.
Pneumonitis akibat Hemophylus influenzae dapat terjadi setelah infeksi
saluran pernapasan bagian atas pada anak-anak kecil dan pada orang tua
atau orang yang lemah. Orang dewasa dapat menderita bronkitis atau
pneumonia akibat influenzae. Hemophylus influenzae tidak menghasilkan
eksotoksin. Hemophylus influenzae yang tidak bersimpai adalah flora
normal saluran napas manusia. Simpai bersifat antifagositik bila tidak ada
antibodi antisimpai khusus. Bentuk Hemophylus influenzae yang
33
B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Faktor yang
mempengaruhi:
- Faktor
predisposisi:
umur, pekerjaan,
pendidikan,
penghasilan,
pengetahuan,
pemberian
imunisasi, ASI
eksklusif, sikap
dan
kepercayaan.
46
Kejadian
pneumonia
bayi dan
balita
= Variabel Bebas
D. Hipotesis
Terdapat faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian pneumonia pada
balita di Desa Kalisari wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok
BAB V
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional study. Pada penelitian ini pengukuran terhadap
47
masing-masing variabel dilakukan satu kali dan dalam satu waktu yang sama
dan selanjutnya dilakukan analisis hubungan kedua variabel tersebut
(Sastroasmoro, 2008).
B. Ruang Lingkup Kerja
Wilayah kerja Puskesmas I Cilongok Kabupaten Banyumas yakni Desa
Kalisari, Kecamatan Cilongok.
C. Populasi Sampel
1. Populasi
a. Populasi Target
Masyarakat di Desa Kalisari wilayah kerja Puskesmas I Cilongok.
b. Populasi Terjangkau
Balita di Desa Kalisari wilayah kerja Puskesmas I Cilongok pada
bulan September tahun 2014.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
total subject, yakni pengambilan sampel secara total. Metode yang dipakai
dalam pengambilan sampel adalah dengan metode Consecutive Sampling,
yaitu suatu metode pengambilan sampel menurut keinginan peneliti.
Kriteria inklusi
a. Ibu yang memiliki balita dengan pneumonia pada tahun 2014
b. Bersedia menjadi subjek penelitian
Kriteria eksklusi
Ibu dengan balita yang sudah meninggal dunia.
3. Besar sampel
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus
pendugaan proporsi satu sampel sebagai berikut :
n= Z2 1-/2 P(1-P)
d2
Dengan mengambil derajat kemaknaan 5% (1,96), batas kemaknaan 5%
(0,05), proporsi balita yang menderita pneumonia yang berobat ke
puskesmas adalah 37,5% (p=0,375), dan nilai d sebesar 0,1 (10%) maka
48
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis univariat yang digunakan berupa tabel frekuensi (distribusi
50
frekuensi dan persentase) untuk variabel dengan skala kategorik dan ukuran
tendensi sentral untuk variabel dengan skala numerik (Hastono, 2001)
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
bebas (tingkat pengetahuan, status sosial ekonomi, imunisasi, ASI eksklusif,
akses pelayanan kesehatan, lingkungan fisik rumah) dengan variabel terikat
(kejadian pneumonia bayi dan balita). Uji hipotesis yang digunakan adalah
uji Chi Square. Hal yang dinilai berupa nilai pearson chi-square, p-value,
coefficient contingency dan odd ratio (OR).
BAB VI
HASIL DAN ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Jenis kelamin
jenis kelamin
30
20
Frequency
10
0
laki-laki perempuan
jenis kelamin
2. Analisis Univariat
Tabel 6.2. Analisis Univariat Tingkat Pengetahuan Subjek Penelitian
rendah 31 67.4
Total 46 100.0
tingkat ibu
40
30
Frequency
20
10
0
baik rendah
tingkat ibu
lingkungan fisik
50
40
Frequency
30
20
10
0
baik buruk
lingkungan fisik
sosek
40
Frequ
ency
20
0
tinggi rendah
sosek
Berdasarkan Tabel 6.4., diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat sosial ekonomi yang tinggi yakni 33 resonden (71,7%) dan
13 responden (28,3%) memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah.
30
Frequency
20
10
0
dekat jauh
50
40
Frequency
30
20
10
0
baik buruk
ASI eksklusif
50
40
Frequency
30
20
10
0
baik buruk
ASI eksklusif
imunisasi
50
40
Frequency
30
20
10
0
lengkap tidak
imunisasi
pneumonia
30
Frequency
20
10
0
ya tidak
pneumonia
2. Lingkungan Fisik
Tabel 6.11. Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan
Kejadian Pneumonia
Pneumonia
Ya Tidak
Baik 15 26
Lingkungan Fisik
buruk 3 2
p = 0,365
Hasil uji Chi-square menunjukkan nilai p = 0,365 (p> 0,05) yang berarti
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lingkungan fisik rumah
dengan kejadian pneumonia.
3. Tingkat Sosial Ekonomi
Tabel 6.12. Hubungan antara Tingkat Sosial Ekonomi dengan
Kejadian Pneumonia
Pneumonia
Ya Tidak
Tinggi 6 7
Tingkat Sosial Ekonomi
Rendah 12 21
p = 0,738
6. Imunisasi
Tabel 6.15. Hubungan antara Imunisasi dengan Kejadian
Pneumonia
Pneumonia
Ya Tidak
Lengkap 18 27
Imunisasi
Tidak 0 1
p = 1,000
Buruk 16 26
p = 0,639
BAB VII
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Sikap Petugas
Kurangnya Kurangnya
Kesehatan
pengetahuan penyuluhan tentang
Tidak tahunya
pneumonia oleh
gejala dan tanda
petugas kesehatan
Tidak tahunya pneumonia
yang kompeten
apa itu Kurang
pneumonia dan lengkapnya
bahayanya Tidak adanya peran
pencatatan
serta kader
berkaitan dengan
penderita
Tidak tahunya pneumonia
faktor risiko
penyebab Tidak tahu cara
pneumonia pencegahan
pneumonia Rendahnya Cakupan
Penjaringan Pneumonia
pada Balita
Tidak adanya
Ibu harus sibuk cari pelatihan tanda dan
kerja hingga gejala pneumonia
meninggalkan anak sebagai deteksi dini
BAB VIII
63
A. Latar Belakang
Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyumbang
terbesar penyebab kematian anak usia di bawah lima tahun (anak-balita).
Pneumonia disebut sebagai pembunuh anak nomor 1 (the number one killer of
children) (Said, 2010). Diperkirakan dari 8,8 juta kematian anak di dunia pada
tahun 2008, 1,6 juta adalah akibat pneumonia dan 1,3 juta karena diare. Lebih
dari 98% kematian pneumonia dan diare pada anak-anak terjadi di 68 negara
berkembang. Mengurangi beban penyakit ini tidak hanya akan memberikan
kontribusi pada pencapaian MDG 4, namun juga akan memberikan kontribusi
untuk mencapai MDG 1 (Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan).
Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian pneumonia sejauh ini belum
merata dan masih tidak terkoordinasi (Weber & Handy, 2010). Berdasarkan
data Profil kesehatan Puskesmas I Cilongok tahun 2013, jumlah kasus
pneumonia sebanyak 140 kasus dan mengalami peningkatan dibanding tahun
2012 (101 kasus). Masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas Cilongok saat
ini adalah terkait rendahnya angka penemuan kasus pneumonia pada balita
yakni hanya sebanyak 140 kasus atau 29,2% padahal target penemuan
puskesmas sebesar 100% sehingga terdapat kesenjangan sebesar 70,8%.
Berdasarkan data puskesmas diketahui bahwa penderita pneumonia paling
banyak terjadi di desa Kalisari yakni sebanyak 23 kasus (Profil Puskesmas I
Cilongok, 2013).
Upaya penanggulangan kasus pneumonia dilakukan dengan program P2
ISPA (Program Pemberantasan Penyakit menular Infeksi Saluran Pernapasan
Akut) yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
akibat infeksi saluran pernapasan akut, terutama pneumonia pada usia di
bawah lima tahun. Program ini dikembangkan dengan mengacu pada konsep
manajemen terpadu pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan berbasis wilayah. Konsep terpadu meliputi penanganan pada
sumber penyakit, faktor risiko lingkungan, faktor risiko perilaku dan kejadian
penyakit dengan memperhatikan kondisi lokal (Weber & Handy, 2010).
64
B. Tujuan Kegiatan
A. Tujuan Umum
65
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat (terutama ibu yang memiliki balita)
a. Meningkatkan pengetahuan mengenai pengaruh faktor-faktor risiko
kejadian pneumonia pada balita
b. Mengenali tanda dan gejala penyakit pneumonia pada balita
c. Meningkatkan kewaspadaan terhadap balita dengan tanda dan gejala
yang mengarah ke penyakit pneumonia
d. Mengetahui secara dini hal apa yang harus dilakukan ketika mengetahui
balita dengan tanda dan gejala yang mengarah ke penyakit pneumonia
e. Mengetahui cara penvegahan penyakit pneumonia
G. Target
1. Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan di Desa Kalisari sebanyak 46
orang.
67
2. Terdapat kenaikan nilai dari pretest ke posttest sebesar 100% dari total
peserta penyuluhan
E. Pelaksanaan
1. Personil
a. Pelindung : dr. Novita Sabjan (Kepala Puskesmas Cilongok).
b. Pembimbing : dr. Yudhi Wibowo, M.PH
dr. Nurul Eka Susanti
c. Pelaksana : Andromeda, S.Ked
Heriyanto Edy, S.Ked
2. Waktu dan Lokasi
a) Hari/tanggal :Senin, 29 September 2014
b) Lokasi : Sekolah Diniyah
c) Waktu : 09.00 WIB-selesai
F. Rencana Anggaran
Biaya: Konsumsi (50x @Rp 5.000) : Rp 250.000
G. Materi Penyuluhan
1. Pengertian tentang penyakit pneumonia
2. Faktor risiko penyakit pneumonia
3. Tanda dan gejala penyakit pneumonia
4. Penatalaksanaan dini penyakit pneumonia
5. Pencegahan penyakit pneumonia
pertanyaan tertulis yang sama berupa pilihan ganda, sebelum dan sesudah
dilakukannya penyuluhan kemudian dikoreksi dan dinilai. Targetnya adalah
terdapat kenaikan nilai dari pretest ke posttest sebesar 100% dari total
peserta penyuluhan.
BAB IX
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
69
A. Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di Sekolah Diniyah Desa Kalisari
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas pada hari Senin 29 September
2014 yang dimulai dari pukul 09.00-11.00. Junlah peserta yang hadir
sebanyak 49 orang, terdiri atas 46 orang ibu yang memiliki balita dan 3
orang kader Desa Kalisari. Berikut ini adalah urutan susunan acara dalam
kegiatan sosialisasi penyakit pneumonia ke masyarakat.
a) Pembukaan dan perkenalan
b) Sambutan bidan Desa Kalisari
c) Sambutan Kepala Desa Kalisari
d) Pretest berisi 12 soal
e) Pemberian materi mengenai pengertian tentang penyakit pneumonia,
faktor risiko penyakit pneumonia, tanda dan gejala penyakit pneumonia,
penatalaksanaan dini penyakit pneumonia, pencegahan penyakit
pneumonia dengan menggunakan slide power point laptop.
f) Pemberian tontonan video yang menjelaskan tentang penyakit
pneumonia terutama terkait bagaimana cara menghitung nafas pada
anak dan adanya tanda-tanda tarikan dinding dada ke dalam
g) Permainan yang ditujukan agar peserta memahami tanda dan gejala
penyakit pneumonia. Alat permainan menggunakan kotak berisi kertas
yang bertuliskan tanda dan gejala penyakit pneumonia kemudian
dengan diiringi lagu. Aturan permainan, peserta harus memberikan
kotak tersebut ke peserta lain di sebelahnya dan seterusnya. Namun jika
lagu berhenti peserta yang terakhir memgang kotak harus membuka isi
kotak dan memperagakan salah satu gejala pneumonia sementara
peserta lain menebak.
h) Sesi tanya jawab
i) Post test berisi 12 soal yang sama dengan pre test
j) Penutupan
B. Evaluasi Hasil Pelaksanaan
Tahap evaluasi adalah melakukan evaluasi mengenai 3 hal, yaitu
evaluasi sumber daya, evaluasi proses, evaluasi hasil.
70
2) Evaluasi proses
Evaluasi terhadap proses pada kegiatan ini adalah evaluasi
terhadap proses pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan pada hari
71
15 3 6 Naik
16 5 8 Naik
17 3 7 Naik
18 6 6 Tetap
19 6 9 Naik
20 5 10 Naik
21 4 9 Naik
22 3 10 Naik
23 5 11 Naik
24 5 10 Naik
25 8 12 Naik
26 6 6 Tetap
27 8 10 Naik
28 6 9 Naik
29 5 7 Naik
30 4 6 Naik
31 3 9 Naik
32 5 10 Naik
33 3 7 Naik
34 6 9 Naik
35 6 9 Naik
36 5 11 Naik
37 4 10 Naik
38 7 9 Naik
39 5 10 Naik
40 6 12 Naik
41 8 12 Naik
42 9 11 Naik
43 3 9 Naik
44 8 8 Tetap
45 5 7 Naik
46 4 7 Naik
47 4 8 Naik
48 6 10 Naik
49 6 11 Naik
BAB X
KESIMPULAN
BAB XI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Batu, 2011. Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Ibu Balita
terhadap Pencegahan Penyakit Pneumonia pada Balita di Kelurahan
Batangberuh Kecamatan Sidikalang Tahun 2011. Skripsi
(dipublikasikan).
Hasan, Al faruk. 2002. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif, Vit. A Dosis Tinggi dan
Imunisasi Campak Terhadap Kejadian Pneumonia pada Anak Usia 12-59
Bulan yang dilayani Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas di
Kota Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat Tahun 2002. Availlable at
http://www.digilib.ui.ac.id.
Riza, M; Sherli, S. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dengan
Kejadian Pneumonia pada Balita di IRNA anak RS Mohamad Hoesin
Palembang Tahun 2008. Jurnal Pembangunan Manusia Volume 8 Nomor
2 tahun 2009. Availlable at http://www.balitbangdasumsel.net.
Weber & Handy. 2010. Action Againts Pneumonia in Children of a Global Action
Plan (GAPP) (Aksi Global Melawan Pneumonia pada Anak). Artikel
Jendela Epidemiologi Pneumonia Balita Volume 3.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN
PENJARINGAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BAYI DAN BALITA
OLEH MASYARAKAT DI DESA KALISARI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS I CILONGOK
INFORM CONSENT
Nama :
Alamat :
Dengan penuh kesadaran menyatakan bersedia untuk menjadi responden guna
pengumpulan untuk penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Rendahnya Cakupan Penjaringan Penderita Pneumonia Pada Bayi Dan Balita Oleh
Masyarakat Di Desa Kalisari Wilayah Kerja Puskesmas I Cilongok
()
79
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
No Telephone / HP :
I. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah/tidak tamat SD
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Akademi/Sarjana
2. Pekerjaan :
a. Bekerja
b.Tidak Bekerja
3. Pendapatan keluarga :
1. <Rp. 965.000/ bulan
2. Rp. 965.000/ bulan
a. Dengan jumlah pendapatan tersebut, apakah sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari?
b. Berapa jumlah pengeluaran yang ibu gunakan untuk konsumsi
pangan keluarga selama satu bulan?
c. Berapa jumlah anggota keluarga yang ditanggung?
4. Pengetahuan
1. Apakah Anda pernah mendengar istilah pneumonia (sesak napas)?
a. Pernah, darimana?...........
b. Tidak pernah (lanjut ke item pertanyaan sarana kesehatan)
2. Menurut Anda apakah pneumonia itu?
a. Demam, napas cepat/sesak disertai batuk
b. Penyakit demam dan batuk biasa
80
c. Tidak tahu
3. Bagaimana gejala pneumonia yang Anda ketahui ?
a. Batuk yang disertai demam dan napas sesak/cepat
b. Batuk berhari-hari
c. Tidak tahu
4. Menurut Anda apa yang menjadi penyebab pneumonia ?
a. Bakteri, Virus
b. Penyebab lain seperti : jamur
c. Tidak tahu
5. Menurut Anda apa yang terjadi jika pneumonia tidak segera
diobati?
a. Membahayakan hidup anak karena dapat menyebabkan kematian
b. Terjadi komplikasi dan penyakit lama sembuh
c. Tidak tahu
6. Menurut Anda apa yang terjadi jika batuk atau influenza pada
anak tidak segera diobati?
a. Akan mempermudah terjadinya pneumonia (sesak napas)
b. Akan memperoleh penyakit lain
c. Tidak tahu
7. Menurut Anda bagaimana cara penularan penyakit pneumonia ?
a. Melalui kontak langsung, udara napas, batuk dan bersin-bersin
dari penderita lain
b. Kontak atau bersentuhan dengan anak yang demam
c. Tidak tahu
8. Apakah tindakan yang Anda lakukan bila terdapat gejala pneumonia
(batuk disertai demam dan napas cepat/sesak) pada anak ?
a. Membawa anak berobat ke sarana kesehatan yakni puskesmas,
rumah sakit, polindes, dokter/bidan swasta
b. Mengobati sendiri di rumah
c. Membawa anak ke pengobatan tradisional/dukun dan dibiarkan
saja sampai sembuh.
Gejala Pneumonia
81
a. nafas cepat dan sesak nafas dengan adanya tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam.
b. nafas cepat dan tidak disertai dengan tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam
c. nafas tidak cepat dan tanpa tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam
14. Bagaimana batas nafas cepat untuk golongan umur kurang dari 2
bulan?
a. 40 kali per menit atau lebih
b. 50 kali per menit atau lebih
c. 60 kali per menit atau lebih
RIWAYAT IMUNISASI
Apakah anak ibu telah mendapat imunisasi dasar yang lengkap?
a. Ya, yakni imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak
b. Tidak lengkap
c. Tidak pernah
RIWAYAT ASI EKSKLUSIF
Apakah anak ibu mendapat ASI sampai umur 2 tahun?
a. Ya
b. Tidak sampai umur 2 tahun.
c. Tidak pernah
2. Bukan pneumonia
a. nafasnya kurang dari 60 kali per menit
b. tidak ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah ke dalam.
No
Jawaban Skor Klasifikasi Variabel
Pertanyaan
a. Pernah 1
1.
b. Tidak pernah 0
a. Benar 1
2. b. Salah 0
c. Tidak tahu 0
a. Benar 1
3. b. Salah 0
c. Tidak tahu 0
a. Benar 1
4. b. Salah 0
c. Tidak tahu 0
a. Benar 1
5. b. Salah 0
c. Tidak tahu 0
a. Benar 1
6. b. Salah 0
0 7 = kurang Tingkat
c. Tidak tahu 0 8 16= Baik pengetahuan
a. Benar 1
7. b. Salah 0
c. Tidak tahu 0
a. Benar 1
8. b. Salah 0
c. Salah 0
a. Salah 0
9. b. Salah 0
c. Benar 1
a. Salah 0
10. b. Benar 1
c. Salah 0
a. Salah 0
11. b. Salah 0
c. Benar 1
12. a. Benar 1
86
b. Salah 0
c. Salah 0
a. Benar 1
13. b. Salah 0
c. Salah 0
a. Salah 0
14. b. Salah 0
c. Benar 1
a. Benar 1
1. b. Salah 0
c. Salah 0 Imunisasi dan
a. Benar 1 ASI Eksklusif
1. b. Salah 0
c. Salah 0
a. < 8 m2 0
3.
b. 8 m2 1
a. Tungku 0
4.
b. Kompor 1
a. Ya 0
5.
b. Tidak 1
a. Ya 0
6.
b. Tidak 1 0 3 = Buruk Lingkungan
a. Ya 1 4 7 = Baik fisik
7.
b. Tidak 0
a. Tidak pernah 1
8. b. Kadang 0
c. Ya 0
a. Tidak pernah 1
9. b. Kadang 0
c. Ya 0
a. Ada `1
1. Ketersediaan
b. Tidak ada 0 0 1 = Buruk
2 = Baik fasilitas dan
a. Benar 1
sarana
2. b. Salah 0
kesehatan
c. Salah 0
a. SMP 0
1.
b. SMA 1 0 1 = Buruk Status sosial
a. < 965.000 0 2 = Baik ekonomi
2.
b. 965.000 1
a. Pernah 1
1. Sikap dan
b. Tidak pernah 0
0-1=buruk perilaku
a. Dokter 1
2=baik petugas
2. b. Perawat 0 kesehatan
c. Bidan 0
87
jenis kelamin
N Valid 46
Missing 0
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 29 63.0 63.0 63.0
perempuan 17 37.0 37.0 100.0
Total 46 100.0 100.0
jenis kelamin
30
20
Frequency
10
0
laki-laki perempuan
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 15 32.6 32.6 32.6
rendah 31 67.4 67.4 100.0
Total 46 100.0 100.0
tingkat ibu
40
30
Frequency
20
10
0
baik rendah
tingkat ibu
lingkungan fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
88
lingkungan fisik
50
40
Frequency
30
20
10
0
baik buruk
lingkungan fisik
sosek
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tinggi 13 28.3 28.3 28.3
rendah 33 71.7 71.7 100.0
Total 46 100.0 100.0
sosek
40
Frequ
ency
20
0
tinggi rendah
akses
sosekpelayanan kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid dekat 39 84.8 84.8 84.8
jauh 7 15.2 15.2 100.0
Total 46 100.0 100.0
30
Frequency
20
10
0
dekat jauh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 4 8.7 8.7 8.7
buruk 42 91.3 91.3 100.0
Total 46 100.0 100.0
89
50
40
Frequency
30
20
10
0
baik buruk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 45 97.8 97.8 97.8
buruk 1 2.2 2.2 100.0
Total 46 100.0 100.0
ASI eksklusif
50
40
Frequency
30
20
10
0
baik buruk
ASI eksklusif
imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid lengkap 45 97.8 97.8 97.8
tidak 1 2.2 2.2 100.0
Total 46 100.0 100.0
90
imunisasi
50
40
Frequency
30
20
10
0
lengkap tidak
imunisasi
pneumonia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 18 39.1 39.1 39.1
tidak 28 60.9 60.9 100.0
Total 46 100.0 100.0
pneumonia
30
Frequency
20
10
0
ya tidak
pneumonia
STATISTIK
1. Tingkat pengetahuan ibu
Cases
Valid Missing Total
91
pneumonia Total
ya tidak ya
tingkat baik Count 1 14 15
ibu Expected Count 5.9 9.1 15.0
rendah Count 17 14 31
Expected Count 12.1 18.9 31.0
Total Count 18 28 46
Expected Count 18.0 28.0 46.0
Chi-Square Tests
2. Lingkungan fisik
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lingkungan fisik *
pneumonia 46 100.0% 0 .0% 46 100.0%
pneumonia Total
ya tidak ya
lingkungan baik Count 15 26 41
fisik Expected Count 16.0 25.0 41.0
buruk Count 3 2 5
Expected Count 2.0 3.0 5.0
Total Count 18 28 46
Expected Count 18.0 28.0 46.0
Chi-Square Tests
3. Social ekonomi
sosek * pneumonia Crosstabulation
pneumonia Total
ya tidak ya
sosek tinggi Count 6 7 13
Expected Count 5.1 7.9 13.0
rendah Count 12 21 33
Expected Count 12.9 20.1 33.0
Total Count 18 28 46
Expected Count 18.0 28.0 46.0
Chi-Square Tests
pneumonia Total
ya tidak ya
akses pelayanan dekat Count 15 25 40
kesehatan Expected Count 15.7 24.3 40.0
jauh Count 3 3 6
Expected Count 2.3 3.7 6.0
Total Count 18 28 46
Expected Count 18.0 28.0 46.0
Chi-Square Tests
93
pneumonia Total
ya tidak ya
sikap petugas baik Count 2 2 4
kesehatan Expected Count 1.6 2.4 4.0
buruk Count 16 26 42
Expected Count 16.4 25.6 42.0
Total Count 18 28 46
Expected Count 18.0 28.0 46.0
Chi-Square Tests
6. ASI Eksklusif
ASI eksklusif * pneumonia Crosstabulation
pneumonia Total
ya tidak ya
ASI eksklusif baik Count 17 28 45
Expected Count 17.6 27.4 45.0
buruk Count 1 0 1
Expected Count .4 .6 1.0
Total Count 18 28 46
94
7. Imunisasi
imunisasi * pneumonia Crosstabulation
pneumonia Total
ya tidak ya
imunisasi lengkap Count 18 27 45
Expected Count 17.6 27.4 45.0
tidak Count 0 1 1
Expected Count .4 .6 1.0
Total Count 18 28 46
Expected Count 18.0 28.0 46.0
Chi-Square Tests