You are on page 1of 13

USULAN PENELITIAN

MANFAAT EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Valet)

SEBAGAI HAND SANITIZER

UNTUK MENURUNKAN ANGKA KUMAN TANGAN

Disusun oleh :
GINA RESTYANA
P07133114059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2016
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia sehari-
harinya. Kesehatan itu tercapai apabila manusia mampu menerapkan pola
hidup bersih dan sehat yang benar, salah satu hal yang paling mudah adalah
menjaga kebersihan tangan. Karena tangan merupakan media dalam aktifitas
manusia dan penghantar utama masuknya kuman kedalam tubuh. Tangan
akan menyentuh banyak benda disekitar dari benda satu ke benda yang
lainnya dan tentu dari banyaknya benda yang kita sentuh akan mengandung
banyak kuman serta bakteri yang nantinya akan masuk kedalam tubuh melalui
mulut saat kita hendak makan, terlebih saat kita lupa untuk membersihkan
tangan terlebih dahulu. Berdasarkan data WHO, tangan mengandung bakteri
sebanyak 39.000-460.000 CFU/cm2, yang berpotensi tinggi menyebabkan
penyakit infeksi menular termasuk jamur, protozoa, virus dan lain sebagainya.
Seiring dengan bertambahnya kesibukan masyarakat terutama di
perkotaan, dan banyaknya produk-produk instan yang serba cepat dan
praktis, maka muncul produk inovasi pembersih tangan tanpa air yang dikenal
dengan pembersih tangan antiseptik atau hand sanitizer. Produk hand
sanitizer ini mengandung antiseptik yang digunakan untuk membunuh kuman
yang ada di tangan, yang terdiri dari alkohol dan triklosan. Jenis produk hand
sanitizer inipun juga semakin beragam, baik komposisinya, zat pembawanya,
serta telah dipasarkan produk-produk baru yang digunakan secara meluas di
masyarakat (Desiyato, Fajar Ardi. Djanah, 2013). Akan tetapi hand sanitizer
dalam bentuk spray lebih efektif digunakan karena tidak menimbulkan
kelengketan di tangan dibandingkan dalam kemasan gel.
Pembuatan hand sanitazer saat ini banyak menggunakan bahan kimia
tertentu yang membahayakan kesehatan, penggunaan bahan kimia tersebut
bertujuan agar mampu membunuh bakteri dan kuman secara cepat. Tetapi
akan lebih aman jika pembuatannya menggunakan bahan alami yang ramah
lingkungan dan mudah didapatkan, salah satunya adalah kunyit (Curcuma
domestica Valet). Dalam penelitian ini, kelebihan pembuatan hand sanitazer
yang diteliti adalah hanya menggunakan aquades sebagai pelarutnya,
sehingga pembersih tangan ekstrak kunyit bisa dikatakan bersifat alami.
Kunyit mengandung berbagai senyawa, diantaranya adalah kurkumin
dan minyak atsiri. Penelitian yang dilakukan oleh Nurina Rachmawati
menemukan bahwa ekstrak kunyit mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan penelitian lain oleh dr. Cut Warnaini menemukan bahwa
ekstrak kunyit mampu menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus sp. dan
Shigella dysentriae.
Penelitian ini dilakukan di SDIT Luqman Al Hakim Palagan. Yang
terletak di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, karena rata-rata siswa
mengeluh sakit perut dan diare, mungkin disebabkan karena kurang aktifnya
siswa untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta tidak
tersedianya antiseptik yang praktis digunakan.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada penurunan angka kuman pada tangan setelah menggunakan
hand sanitizer ekstrak kunyit?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui manfaat ekstrak kunyit sebagai hand sanitizer untuk
menurunkan angka kuman tangan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penurunan angka kuman tangan menggunakan hand
sanitizer ekstrak kunyit dengan konsentrasi 50%.
b. Mengetahui penurunan angka kuman tangan menggunakan hand
sanitizer ekstrak kunyit dengan konsentrasi 70%.
c. Mengetahui penurunan angka kuman tangan menggunakan hand
sanitizer ekstrak kunyit dengan konsentrasi 96%.

D. Manfaat
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penambahan refrensi tentang penurunan angka kuman tangan
menggunakan ekstrak kunyit.
2. Bagi SDIT Luqman Al Hakim
Memberikan informasi tentang cara menurunkan angka kuman tangan
menggunakan hand sanitizer yang terbuat dari ekstrak kunyit (Curcuma
domestica Valet)
3. Bagi Masyarakat
Memberi informasi prosentasi konsentrasi ekstrak kunyit yang baik dalam
menurunkan angka kuman tangan.
4. Bagi Peneliti Sendiri dan Peneliti Lain
Meningkatkan ilmu pengetahuan penelitian dalam bidang mikrobiogis
terutama pada pemanfaatan ekstrak kunyit sebagai hand sanitizer dalam
menurunkan angka kuman tangan.

E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu kesehatan lingkungan
khususnya dalam bidang mikrobiologi.
2. Materi
Materi penelitian ini adalah ekstrak kunyit yang digunakan sebagai hand
sanitizer dalam menurunkan angka kuman tangan.
3. Objek
Penelitian ini mengambil objek tentang penurunan angka kuman pada
tangan siswa kelas III SDIT Luqman Al Hakim.
4. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di SDIT Luqman Al Hakim, Palagan, Sleman,
sedangkan pemeriksaan angka kuman dilakukan di Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi D.I.Yogyakarta.
5. Waktu
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 20 Maret 2016 sampai dengan
20 Mei 2016.

F. Keaslian Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang belum pernah diteliti
sebelumnya, namun ada beberapa peneliti yang terkait, seperti:
1. Manfaat ekstrak daun sirih (Piper betle Linn) sebagai hand sanitizer untuk
menurunkan angka kuman tangan (Dewita Nungki Hapsari, 2015). Pada
penelitian tersebut bertujuan untuk menurunkan angka kuman pada
tangan dengan menggunakan ekstrak daun sirih. Ada penurunan angka
kuman yang bermakna setelah menggunakan hand sanitizer yang
mengandung ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 20% yaitu sebesar
3967,75 koloni/cm2 .
2. Uji efektivitas ekstrak kunyit sebagai antibakteri terhadap petumbuhan
bakteri Bacillus sp. dan Shigella dysentriae (dr.Cut Warnaini, 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek entibakteri (konsentrasi
daya hambat) ekstrak kunyit terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus sp.
dan Shigella dysentriae. Hasil pengamatan menunjukkan ekstrak kunyit
memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus sp. dan
Shigella dysentriae.

G. Tinjauan Pustaka
1. Kunyit (Curcuma domestica Valet)
Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari kunyit sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zungiberaceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcumadomestica Val.

Gambar 1. Kunyit
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut
kurkuminoid yang terdiri kurkumin, desmetoksikumin dan
bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat berkhasiat lainnya. Kandungan
senyawa fenolik yang terdapat dalam kunyit adalah kurkumin 10%,
demetoksikurkumin 1-5%, bisdemetoksikurkumin dan sisanya minyak atsiri
(keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingi beren 25%, felandren,
sabinen, borneol dan sineil), lemak 1-3%, karbohidrat 3%, protein 30%, pati
8%, vitamin c 45-55%, garam-garam mineral (zat besi, fosfor, dan kalsium).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayati, E (2002)


secara in vitro, membuktikan bahwa senyawa aktif dalam rimpang kunyit
mampu menghambat pertumbuhan jamur, virus, dan bakteri baik Gram
positif maupun Gram negatif, seperti E.coli dan Staphylococcus aureus,
karena kunyit mengandung berbagai senyawa diantaranya adalah
kurkumin dan minyak atsiri. Senyawa sesquiterpen dalam minyak atsiri
kunyit merupakan turunan dari senyawa terpen seperti alkohol yang
bersifat bakterisida dengan merusak struktur tersier protein bakteri atau
denaturasi protein. Sedangkan kurkumin adalah suatu senyawa fenolik.
Turunan fenol ini akan berinteraksi dengan dinding sel bakteri, selanjutnya
terabsorbsi dan penetrasi ke dalam sel bakteri, sehingga menyebabkan
presipitasi dan denaturasi protein, akibatnya akan melisiskan membran sel
bakteri. sedangkan aktivitas antibakteri curcumin dengan cara
menghambat proliferasi sel bakteri. (Warnaini ,2002).

2. Hand Sanitizer
Hand sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki
kemampuan sebagai antibakteri dalam menghambat hingga membunuh
bakteri. Gel sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi para orang tua
yang tidak sempat berulangkali ke wastafel untuk mencuci tangan mereka
saat harus merawat anak mereka yang sakit. Walaupun mencuci tangan
dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi penyebaran sebagian
besar infeksi, namun untuk melakukannya dibutuhkan wastafel dan air.
Namun, dalam penelitian Diana (2012), hand sanitizer yang berbentuk cair
atau spray lebih efektif dibandingkan dalam bentuk gel untuk menurunkan
angka kuman tangan.
Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga pembersih
tangan non alkohol. Akan tetapi jika tangan benar-benar dalam keadaan
kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun lainnya maka pengunaan air dan
sabun lebih disarankan karena gel pencuci tangan baik yang berbahan
dasar alkohol maupun non alkohol walaupun efektif membunuh kuman, gel
ini tidak membersihkan tangan ataupun membersihkan material organik
lainnya. Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik/desinfektan untuk
desinfeksi permukaan dan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk luka. Alkohol
sebagai desinfektan mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja terhadap
berbagai jenis bakteri, tetapi tidak terhadap virus dan jamur. Akan tetapi
alkohol mudah terbakar, menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit
pada pemakaian berulang dan juga dapat meningkatkan resiko infeksi virus
pemicu radang saluran pencernaan. Oleh karena itu muncul sebuah ide ini
untuk memanfaatkan bahan alami yang dapat mengurangi risiko
munculnya penyakit gangguan pencernaan. (Hapsari, 2015)

3. Mencuci Tangan
Tangan merupakan bagian tubuh yang paling sering kontak dengan
dunia luar dan digunakan sehari-hari untuk melakukan aktivitas. Hal ini
sangat memudahkan terjadinya kontak dengan mikroorganisme dan
mentransfernya ke objek lain. Petugas medis dan paramedis di rumah sakit
merupakan objek yang memiliki faktor resiko tinggi terkontaminasi bakteri.
(Pratami et al, 2013)
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersikan jari-jemari menggunakan air atau pun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai ritual keagamaan,
ataupun tujuan-tujuan lainnya. (Desiyato, Fajar Ardi. Djanah, 2013). Dan
penelitian yang dilakukan oleh Fajar Ardi Desiyanto dan Sitti Nur Djannah
tentang Efektivitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih
Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman
menunjukkan bahwa cairan pembersih tangan antiseptik (hand sanitizer)
efektif terhadap penurunan jumlah angka kuman.
Prosedure mencuci tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
menurut WHO, (2005):
a. Larutan alkohol dituangkan ke telapak tangan secukupnya.
b. Punggung dan sela-sela jari tangan kiri digosok dengan tangan kanan
dan sebaliknya.
c. Kedua telapak tangan dan sela-sela jari digosok.
d. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan dengan keadaan saling mengunci.
e. Ibu jari kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya.
f. Ujung jari-jari tangan kanan digosok dengan memutar di telapak tangan
kiri dan sebaliknya.
g. Pergelangan tangan kiri digosok dengan menggunakan tangan kanan
dan dilakukan sebaliknya.

4. Kuman Tangan
Kuman adalah suatu makhluk hidup yang terdiri dari satu sel dan dapat
memperbanyak diri dengan cepat, terutama bila terdapat pada suasana
yang baik dan sesuai di dalam media dimana makana untuk kuman
tersedia.
Jumlah normal bakteri pada tangan yaitu sebesar 847 CFU/cm2 pada
telapak tangan dan 223 CFU/cm2 pada jari tangan. Jenis kuman yang
terdapat pada tangan adalah : Helocobakter pylori yang dapat
menyebabkan maag, Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare,
Salmonella sp yang dapat menyebabkan tipus dan diare. (Desiyato, Fajar
Ardi. Djanah, 2013)

5. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan
ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut
dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut
dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan
melalui teknik pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal.
Oleh karena itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang
memiliki polaritas dan ukuran molekul yang sama. (Mukhriani, 2014)
Proses ekstraksi khususnya untuk bahan yang berasal dari
tumbuhan adalah sebagai berikut (Mukhriani, 2014) :
a. Pengelompokan bagian tumbuhan (daun, bunga, dll), pengeringan dan
penggilingan bagian tumbuhan.

b. Pemilihan pelarut

c. Pelarut polar: air, etanol, metanol, dan sebagainya.

d. Pelarut semipolar: etil asetat, diklorometan, dan sebagainya.

e. Pelarut nonpolar: n-heksan, petrole-um eter, kloroform, dan sebagainya.


H. Kerangka Konsep Penelitian

Perilaku Hidup
Bersih dan
Sehat:
1. Tidak
merokok
2. Olah raga
3. Sarapan pagi
4. Kebersihan Menggunakan Masih terdapat
menggosok air biasa kuman
gigi
5. Kebersihan Menggunakan Menggunakan hand
mencuci hand sanitizer sanitizer ekstrak
tangan ekstrak kunyit kunyit konsentrasi
50%
Terjadi
Menggunakan hand
penurun
sanitizer ekstrak
an
kunyit konsentrasi
angka
70%
kuman
Menggunakan hand
sanitizer ekstrak
kunyit konsentrasi Sehat /
96% mati
Keterangan:
= tidak dilakukan perlakuan

= dilakukan perlakuan

I. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan
Pre-test Post-test Group Design. Jenis penelitian ini tidak ada kelompok
pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama
(prestest) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi
setelah adanya eksperimen (program) (Notoatmodjo, 2010).
Adapun desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Pre Perlakuan Post

K perlakuan a O1 X1 O1i

K perlakuan b O2 X2 O2i

K perlakuan c O3 X3 O3i

Keterangan:
O1 = Angka kuman tangan (koloni/cm2) sebelum menggunakan hand sanitizer
ekstrak kunyit dengan konsentrasi 50%.
O2 = Angka kuman tangan (koloni/cm2) sebelum menggunakan hand sanitizer
ekstrak kunyit dengan konsentrasi 70%.
O3 = Angka kuman tangan (koloni/cm2) sebelum menggunakan hand sanitizer
ekstrak kunyit dengan konsentrasi 96%.
X1 = Perlakuan membersihkan tangan dengan hand sanitizer ekstrak kunyit
dengan konsentrasi 50%.
X2 = Perlakuan membersihkan tangan dengan hand sanitizer ekstrak kunyit
dengan konsentrasi 70%.
X3 = Perlakuan membersihkan tangan dengan hand sanitizer ekstrak kunyit
dengan konsentrasi 96%.
O1i = Angka kuman tangan (koloni/cm2) setelah menggunakan hand sanitizer
ekstrak kunyit dengan konsentrasi 50%.
O2i = Angka kuman tangan (koloni/cm2) setelah menggunakan hand sanitizer
ekstrak kunyit dengan konsentrasi 70%.
O3i = Angka kuman tangan (koloni/cm2) setelah menggunakan hand sanitizer
ekstrak kunyit dengan konsentrasi 96%.

J. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Hand Sanitizer
Definisi operasional : Penggunaan hand sanitizer ekstrak kunyit
dengan konsentrasi 50%, 70%, dan 96%.
Skala : Nominal
2. Variabel Terikat
Penurunan angka kuman
Definsi operasional : Hasil yang dicapai setelah menggunakan hand
sanitizer dengan konsentrasi 50%, 70%, 96% untuk menurunkan angka
kuman tangan.
Skala : Rasio
DAFTAR PUSTAKA

Desiyato, Fajar Ardi. Djanah, S.N., 2013. Efektivitas Mencuci Tangan


Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (Handsanitizer)
Terhadaap Jumlah Angka Kuman. Kesmas, 7(2), pp.55112. Available at:
http://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/view/1041.

Hapsari, D.N., 2015. MANFAAT EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn)
SEBAGAI HAND SANITIZER UNTUK MENURUNKAN ANGKA KUMAN.
KESEHATAN LINGKUNGAN, 7.

Mukhriani, 2014. Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif.


journal Kesehatan, VII(2), pp.361367.

Notoatmodjo, S., 2010. METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN 1st ed.,


Jakarta: RINEKA CIPTA.

Pratami, H.A., Apriliana, E. & Rukmono, P., 2013. Identifikasi Mikroorganisme


Pada Tangan Tenaga Medis dan Paramedis di Unit Perinatologi Rumah
Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Medical Journal Of Lampung
University, pp.8594. Available at:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/44.

Warnaini, C., 2002. Uji Efektivitas Ekstrak Kunyit Sebagai Antibakteri Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Bacillus sp. dan Shigella dysentriae Secara In Vitro.

You might also like