You are on page 1of 10

MODUL 1 PENGENALAN INSTRUMENTASI LABORATORIUM

Gregorius Arthur Widianto Prajasto (18015016)


Asisten: Bagus Prabangkoro/13213125
Tanggal Percobaan: 05/09/2016
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak frekuensi dan variasi bentuk gelombang yakni :


sinusoid, segiempat, dan segitiga (frekuensi tetap).
Modul 1 Pengenalan Instrumentasi Laboratorium secara garis
besar terdiri dari percobaan-percobaan yang memperkenalkan Percobaan 4 adalah percobaan pengukuran
alat-alat atau instrumentasi di dalam laboratorium dasar. resistansi menggunakan multimeter analog dan
Percobaan-percobaan pada modul ini dilakukan sehingga digital. Pengukuran dilakukan lima kali karena
praktikan dapat menggunakan peralatan di laboratorium terdapat lima resistor yang berbeda. Pada
dengan baik dan benar untuk kepentingan percobaan- pengukuran ini, dilakukan juga variasi cara
percobaan pada modul-modul selanjutnya. Percobaan- mengukur, yakni dengan 2 kawat dan 4 kawat.
percobaan yang dilakukan antara lain : pengukuran tegangan,
Percobaan 5 adalah percobaan kalibrasi osiloskop.
arus, dan resistansi dengan multimeter analog dan digital;
Pada percobaan kali ini, tidak dilakukan karena
pengukuran tegangan, beda fasa, frekuensi, dan faktor
percobaan membutuhkan kabel dengan probe
penguatan dengan osiloskop. Percobaan juga melibatkan catu
pengait, tapi tidak tersedia.
daya dan generator sinyal sebagai sumber sinyal DC dan AC.
Selanjutnya, dalam percobaan ini, praktikan melihat dan Percobaan 6 dan 7 adalah percobaan pengukuran
memahami keterbatasan masing-masing alat ukur serta tegangan, DC dan AC, dengan menggunakan
mengerti untuk menggunakannya dengan baik. Kesimpulan osiloskop dan multimeter (untuk membandingkan).
dari percobaan ini adalah multimeter dapat digunakan sebagai Pada pengukuran DC, dilakukan sekali, sedangkan
pengukur tegangan, arus, dan hambatan, namun multimeter pada pengukuran AC, dilakukan tiga kali dengan
juga memiliki keterbatasan. Osiloskop juga dapat digunakan variasi frekuensi berbeda.
untuk mengukur tegangan, di saming itu juga dapat
Percobaan 8 adalah percobaan pengukuran beda
mengukur : frekuensi, beda fasa, dan faktor penguatan.
fasa. Generator sinyal digunakan sebagai sumber
Kata kunci: Multimeter, osiloskop, generator sinyal, dari dua sinyal dan salah satu sinyal outputnya
pengukuran, keterbatasan. dimasukkan terlebih dahulu ke rangkaian
penggeser fasa. Kemudian, kedua sinyal
1. PENDAHULUAN dimasukkan ke osiloskop sehingga dapat diukur
Pada modul ini, dilakukan serangkaian percobaan. beda fasanya. Pengukuran dilakukan dengan
Sebelum percobaan pertama dimulai, praktikan menggunakan dua metoda, yakni dual trace dan
mencatat spesifikasi alat-alat yang akan digunakan lissajous.
(multimeter) berdasarkan data sheet, selanjutnya Percobaan selanjutnya adalah percobaan
percobaan dimulai. pengukuran frekuensi dengan osiloskop. Power
Percobaan pertama adalah pengukuran arus searah. suply digunakan sebagai sumber listrik DC.
Percobaan ini menggunakan multimeter analog Kemudian, sinyal DC tersebut dimasukkan ke
dan digital sebagai alat ukur dan arus yang diukur dalam osilator sehingga outputnya menjadi sinyal
adalah arus yang mengalir pada rangkaian yang yang bentuknya mirip sinus. Setelah itu, sinyal
ditentukan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga dimasukkan ke osiloskop untuk diukur
kali dengan tiga variasi resistansi. frekuensinya. Pengukuran ini juga menggunakan
beberapa metode, yakni : cara langsung, dan cara
Percobaan 2 dan 3 adalah pengukuran tegangan lissajous.
dengan menggunakan multimeter analog dan
digital. Percobaan ini menggunakan rangkaian Percobaan terakhir adalah pengukuran faktor
yang sama dengan percobaan pertama dengan tiga penguatan dalam osiloskop. Percobaan ini
variasi nilai hambatan. Perbedaan percobaan menggunakan generator sinyal sebagai sumber
kedua dan ketiga adalah jenis arusnya. Pada dari dua sinyal. Kemudian, salah satu sinyal
percobaan 2 digunakan arus DC, sedangkan dimasukkan terlebih dahulu ke rangkaian penguat,
percobaan 3 menggunakan arus AC. Pada baru setelah itu sinyal tersebut (dan juga sinyal
percobaan 3 dilakukan 2 variasi, yakni variasi yang tidak mengalami penguatan) dimasukkan ke
osiloskop untuk diukur penguatannya. Metode

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 1


yang dilakukan adalah cara langsung dan cara dual Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat
trace. menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa
(seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan
2. STUDI PUSTAKA waktu relatif dari dua sinyal terkait.
Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan
2.1 MULTIMETER
sampel data, semakin tinggi sampel data, semakin
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop,
sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) pada umumnya juga mempunyai sampel data yang
yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), sangat tinggi, oleh karena itu osiloskop merupakan
hambatan (ohm-meter), maupun arus alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah
(amperemeter). Ada dua kategori multimeter: osiloskop mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo
multimeter digital atau DMM, dan multimeter sample/second = 10.000 data per detik), maka alat
analog atau AMM. Masing-masing kategori dapat ini akan melakukan pembacaan sebanyak 10.000
mengukur listrik AC, maupun listrik DC. kali dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah
gelombang dengan frekuensi 2500Hz, maka setiap
Multimeter digital dan analog masing-masing
sampel akan memuat data dari
memiliki fungsi tertentu selain fungsi-fungsi di atas.
sebuah gelombang penuh yang kemudian akan
Fungsi lengkap dari multimeter digital adalah:
ditampilkan dalam layar dengan grafik skala XY.
Menguji dioda dengan tujuan untuk
mendeteksi tingkat kerusakan akibat suatu
hal yang tidak kita ketahui 2.3 GENERATOR SINYAL
Menguji kondensator Generator sinyal adalah suatu alat elektronik yang
Menguji transformator menghasilkan gelombang sinyal elektronik DC
Mengukur tegangan DC maupun AC. Biasanya generator sinyal dipakai
untuk mendesain, mencoba, men-troubleshoot,
Mengukur arus DC
dan memperbaiki suatu alat elektronik lain.
Mengukur tegangan AC
Pengecekan hubungan singkat 2.4 KURVA LISSAJOUS
Menguji transistor PNP
Dalam matematika, kurva lissajous adalah suatu
Menguji kapasitor elektrolit
kurva parametrik dari:
Pengukur resistansi pada multimeter
= sin( + )
Penguji transistor NPN
dan
Multimeter analog sangat mirip dengan
multimeter digital. Namun, multimeter jenis ini = ()
biasa digunakan oleh kita pada umumnya karena Untuk menghitung beda fasa dua gelombang
lebih mudah membacanya karena memang tersebut, maka perlu diukur tinggi titik potong
multimeter jenis ini termasuk multimeter yang kurva dengan sumbu y serta tinggi maksimum
lebih simpel dan mudah . kurva seperi pada gambar :

2.2 OSILOSKOP
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang
berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop
dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti
pemancar elektron memproyeksikan sorotan
elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan
elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian
khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan
bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Gambar 2.1 Pengukuran Beda Fasa dengan Kurva
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal Lissajous
kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati
Beda fasa kedua gelombang adalah:
bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 2
3. Mengukur arus searah I tersebut dengan
= 1 ( )
menggunakan multimeter analog (seri
terhadap rangkaian). Lalu, mengulangi
percobaan dengan mengubah resistansi,
3. METODOLOGI yakni menjadi (1) R1 = R2 = 1,5 k dan (2)
R1 = R2 = 1,5 M.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut: 4. Mengulangi pengukuran-pengukuran
yang telah dilakukan dengan
1. Multimeter Analog (1 buah)
menggunakan multimeter digital genggam
2. Multimeter Digital Genggam (1 buah) dan multimeter digital benchtop.
Pengukuran dilakukan dua kali; terpisah,
3. Multimeter Digital Benchtop (1 buah)
dan bersamaan.
4. Power Supply DC (1 buah)
5. Generator Sinyal (1 buah)
Membuat rangkaian
6. Osiloskop (1 buah)
7. Kit Board Multimeter (1 buah)
Melakukan perhitungan tanpa multimeter
8. Kit Board Osiloskop (1 buah)
9. 5 buah kabel 4 mm 4 mm (10 buah)
Mengukur arus dengan multimeter analog
10. Kabel BNC 4mm (3 buah)
11. Kabel BNC BNC (1 buah)
Mengulangi pengukuran dengan menggunakan multimeter digital
12. Konektor T BNC (1 buah)
Gambar 3.1 Diagram Langkah Percobaan Mengukur Arus
Searah
Berikut uraian langkah setiap percobaan :
Percobaan 2 Mengukur Tegangan Searah
Percobaan 0 Mengumpulkan/Mencari Spesifikasi
Teknik Multimeter Berikut langkah-langkah pada percobaan ke-2:
Pada Buku Catatan Laboratorium dicatat 1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar,
spesifikasi multimeter analog dan digital yang dengan Vs = 6V dan R1 = R2 = 120.
digunakan.
Percobaan 1 Mengukur Arus Searah
Langkah-langkah dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Dengan kit multimeter, membuat
rangkaian seri dengan Vs= 6 V, dan 2
resistansi terpasang seri, masing-masing
120, sesuai gambar di bawah ini : 2. Dengan harga-harga Vs dan R tersebut,
menghitung tegangan Vab tanpa
menggunakan multimeter, lalu
mencantumkan hasil perhitungan pada
tabel.
3. Mengukur tegangan Vab dengan
menggunakan multimeter analog. Lalu,
mengulangi percobaan dengan : (1) R1= R2
= 1,5 k dan (2) R1 = R2 = 1,5 M.
4. Mengulangi pengukuran dengan
menggunakan multimeter digital genggam
2. Dengan harga-harga Vs dan R tersebut, dan multimeter digital benchtop.
menghitung arus yang mengalir pada
rangkaian tanpa menggunakan multimeter
dan mencantumkan hasilnya pada tabel.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 3


Membuat rangkaian
Membuat rangkaian

Melakukan perhitungan tanpa multimeter

Mempergunakan multimeter untuk mengukur tegangan

Mengukur tegangan searah dengan multimeter analog

Mengulangi pengukuran dengan mengubah frekuensi


Mengulangi pengukuran dengan menggunakan multimeter digital

Gambar 3.2 Diagram Langkah Percobaan Mengukur


Tegangan Searah Mengembalikan frekuensi (50Hz)

Percobaan 3 Mengukur Tegangan AC


Percobaan 3 terdiri dari beberapa langkah berikut : Mengulangi pengukuran dengan mengubah bentuk sinyal

1. Membuat rangkaian seperti pada gambar Gambar 3.3 Diagram Langkah Percobaan Mengukur
(menggunakan generator sinyal sebagai Tegangan AC
sumber tegangan AC). Lalu, mengatur
frekeuensi generator sinyal pada 50 Hz dan
amplitude generator pada 6 Vrms. Kami Percobaan 4 Mengukur Resistansi
juga memasang resistor senilai R1 = R2 = Berikut langkah-langkah pada percobaan ini:
1,5 k.
1. Menggunakan kit multimeter sebagai
objek ukur dan multimeter sebagai
ohmmeter.
2. Mengukur resistansi R1, R2, R3, R4, dan R5
pada kit multimeter dengan dengan
menggunakan ohmmeter dan ketiga
multimeter secara terpisah.
3. Menggunakan resistor 0,1 W yang tersedia
pada kit dan mengukur dengan
2. Menggunakan multimeter analog dan multimeter digital dengan metode 2 kawat
digital secara bergantian dan bersama- dan 4 kawat.
sama untuk mengukur tegangan Vab dan
mencatat hasilnya.
3. Mengukur Vab kembali, dengan Mempersiapkan kit multimeter dan multimeter
mengubah frekuensi generator sinyal pada
500 Hz, 5 kHz, 50 kHz, 500 kHz, dan 5 MHz.
4. Mengembalikan frekuensi generator sinyal
Mengukur resistansi masing-masing beban
pada 50 Hz. Menggunakan multimeter
analog dan digital secara bergantian dan
bersama-sama untuk mengukur tegangan
Vab dan mencatatnya pada tabel. Mengukur resistansi beban 0,1 W dengan 2 kawat dan 4
kawat.
5. Melakukan pengukuran tegangan Vab
kembali dengan mengubah bentuk
Gambar 3.4 Diagram Langkah Percobaan Mengukur
gelombang menjadi gelombang segitiga Resistansi
dan segiempat.

Percobaan 5 Mengecek Kalibrasi


Pada percobaan ini, tidak tersedia kabel BNC
dengan probe yang mempunyai kait. Oleh karena

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 4


itu, oleh asisten, disarankan percobaan tidak perlu pada frekuensi 1 kHz gelombang sinus dan
dilakukan. tegangan sebesar 2 Vpp.
2. Menghubungkan generator sinyal dengan
Percobaan 6 Mengukur Tegangan Searah (dengan input rangkaian penggeser fasa pada kit
multimeter dan osiloskop) osiloskop.

Langkah-langkah dalam percobaan ini terdiri dari : 3. Mengukur beda fasa antar sinyal input dan
output rangkaian penggeser fasa dengan
1. Mengatur tegangan output dari power menggunakan cara membaca dual trace
supply DC sebesar 2 V dan mengukurnya dan Lissajous.
dengan multimeter digital.
4. Mengamati untuk sekurang-kurangnya
2. Mengukur besar tegangan ini dengan dua kedudukan potensio R dan
menggunakan osiloskop dan menuliskan mencatatnya pada tabel.
hasil pengukuran kami pada tabel.

Mengukur tegangan output dan mengukurnya


menggunakan multimeter Menyiapkan kit osiloskop dan generator sinyal

Mengukur tegangan yang sama dengan osiloskop Menghubungkan generator sinyal dan kit osiloskop

Gambar 3.5 Diagram Langkah Percobaan Mengukur


Tegangan Searah
Mengukur beda fasa antar sinyal
Percobaan 7 Mengukur Tegangan Bolak-Balik
Percobaan ini terdiri dari beberapa langkah
berikut : Mengamati kedudukan potensio R pada 2 kedudukan

1. Mengatur generator sinyal pada frekuensi


1 kHz gelombang sinus dengan tegangan Gambar 3.7 Diagram Langkah Percobaan Mengukur Beda
Fasa
sebesar 2 V dan mengukurnya dengan
multimeter digital.
2. Mengukur tegangan di atas dengan Percobaan 9 Mengukur Frekuensi
osiloskop. Berikut langkah-langkah percobaan 10 :
3. Mengulangi langkah-langkah sebelumnya 1. Menggunakan kit box osilator dan
dengan frekuensi 100 Hz dan 10 kHz. menghubungkannya dengan sumber
tegangan DC 5 V.
2. Menggunakan keluaran dari osilator dan
Mengatur generator sinyal mengamatinya pada osiloskop.
3. Mengukur salah satu osilator f1, f2, dan f3
dengan menggunakan cara langsung dan
Mengukur tegangan tersebut dengan menggunakan cara Lissajous serta mencatatnya pada
osiloskop tabel.

Mengulang percobaan dengan frekuensi yang berbeda Menghubungkan kit osilator dengan sumber tegangan

Gambar 3.6 Diagram Langkah Percobaan Mengukur


Mengamati output osilator pada osiloskop
Tegangan Bolak-Balik

Percobaan 8 Mengukur Beda Fasa Mengukur frekuensi osilator

Berikut adalah langkah-langkah pada percobaan 9:


Mengulangi dengan mengubah input osilator
1. Menggunakan kit osiloskop dan generator
sinyal. Lalu, mengatur generator sinyal
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 5
Gambar 3.8 Diagram Langkah Percobaan Mengukur bisa dibaca saat
Frekuensi
mengukur tegangan
AC.
Percobaan 10 Mengukur Faktor Penguatan Sanwa DMM CD800a
Percobaan ini terdiri dari beberapa langkah Nilai sensitivitas
berikut: Sensitivitas: 10M - multimeter bergantung
1
100M pada skala pembaca
1. Menggunakan bagian Penguat serta
tegangan.
gelombang sinus 1 kHz 2 Vpp dari
generator sinyal sebagai input. Nilai batas ukur
Batas ukur: 400m - merupakan nilai yang
2. Mengukur penguatan (Vo/Vi) dari sinyal 2 600 V DC, 4 - 600 V mampu diukur dengan
di input ke output menggunakan cara AC mempergunakan
langsung (mode xy) dan dengan dual trace ,
multimeter.
lalu menuliskan hasilnya pada tabel.
Nilai ketelitian
merupakan
Ketelitian: 0,7%
3 kemungkinan
Menguatkan output dari generator sinyal DC, 1,6% AC
kesalahan pada suatu
pengukuran.
Nilai daerah frekuensi
Mengukur penguatan yang terjadi pada sinyal merupakan range yang
Daerah frekuensi: 5
4 bisa dibaca saat
Hz - 100 kHz
Gambar 3.9 Diagram Langkah Percobaan Mengukur mengukur tegangan
Faktor Penguatan AC.

4. HASIL DAN ANALISIS


Rigol DM3058
Berikut ini merupakan data hasil percobaan dan Nilai sensitivitas
uraian analisis yang diperolah saat melakukan Batas ukur: 200 mV - multimeter
percobaan-percobaan pada praktikum modul 1 1 1000 V DC, 200 mV - bergantung pada
Pengenalan Instrumentasi Laboratorium.
750 V AC skala pembaca
tegangan.
Percobaan 0 Mengumpulkan Spesifikasi Teknik Nilai ketelitian
Ketelitian: 0,015% DC,
Multimeter merupakan
1,5% AC 20 - 45 Hz,
kemungkinan
Tabel 4.1 Data Spesifikasi Instrumen 2 0,2% AC 45 - 20 kHz,
kesalahan pada
1,5% AC 20 k - 50 kHz,
No Spesifikasi Keterangan suatu
3% AC 50 k - 100 kHz
Sanwa AMM YX-360TRF pengukuran.
Sensitivitas: 20 Nilai sensitivitas Nilai daerah
k/V DC, 9k/V DC multimeter bergantung frekuensi
1 Daerah frekuensi: 20 merupakan range
250 V, 40 k/V DC pada skala pembaca 3
(Null), 9 k/V AC tegangan. Hz - 1 MHz yang bisa dibaca
Nilai batas ukur saat mengukur
Batas ukur: 0,1 - tegangan AC.
merupakan nilai yang
1000 DC, 5 dan Keysight DMM 34405A
2 mampu diukur dengan
25 DC Null, 10-750 Nilai sensitivitas
mempergunakan
AC multimeter
multimeter.
Nilai ketelitian 1 Sensitivitas: 10M bergantung pada
Ketelitian: 3% DC, merupakan skala pembaca
3 5% DC Null, 4% kemungkinan tegangan.
AC kesalahan pada suatu Nilai batas ukur
Batas ukur: 100 mV - 1
pengukuran. merupakan nilai
2 kV DC, 100 mV - 750 V
Daerah frekuensi: Nilai daerah frekuensi yang mampu
4 AC
30 Hz - 100 kHz merupakan range yang diukur dengan

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 6


mempergunakan DMM1 DMM2
multimeter.
Vab
Nilai ketelitian Vab (p) Vab (p) Vab (b)
Ketelitian: 0,025% DC, (b)
merupakan (V) (V) (V)
1% AC 20 - 45 Hz, 0,2% (V)
kemungkinan
3 AC 45 - 20 kHz, 1,5% AC 2,950 2,96 2,970 2,968
kesalahan pada
20 k - 50 kHz, 5% AC 50 2,967 2,967 2,980 2,970
suatu
k - 100 kHz 2,73 0,580 2,752 0,590
pengukuran.
Nilai daerah Pada percobaan ini, terjadi perbedaan saat
frekuensi melakukan perhitungan dengan mempergunakan
Daerah frekuensi: 20 merupakan range multimeter analog dan saat bersama-sama. Hal ini
4
Hz - 100 kHz yang bisa dibaca disebabkan terutama keterbatasan yang dimiliki
saat mengukur oleh multimeter analog khususnya untuk
tegangan AC. mengukur tegangan pada beban besar, yakni 1,5
M, karena hambatan dalam multimeter analog
sendiri tidak cukup besar untuk angka sebesar itu.
Percobaan 1 Mengukur Arus Searah
Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Arus dengan Multimeter
Percobaan 3 Mengukur Tegangan AC
Nilai R1 Hutungan AMM Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Tegangan AC Variasi Frekuensi
dan R2 BU I (p) I (b)
I (mA) AMM DMM1
() (mA) (mA) (mA) Frekuensi Vab Vab
120 25 25 23.5 23 (Hz) Vab Vab
(p) (b)
(p) (V) (b) (V)
1,5 k 2 2,5 1,9 1,9 (V) (V)
1,5 M 0,002 0,05 0,002 0,002 50 3 3 3,04 3,01
DMM1 DMM2 500 3 3 3,03 3,00
5k 3 3 2,397 2,376
I (p) I (b) I (p) I (b)
(mA) (mA) (mA) (mA) 50 k 3 3 0,380 0,37
500 k 2,8 2,6 0 0
25,10 24,87 24,9 23,785
5M 3,6 1,4 0 0
2,00 1,99 1,995 1,933
0,00 0,00 0,00199 0,00199 DMM2
Vab (p) Vab (b)
Pada percobaan tersebut, hasil-hasil pengukuran
(V) (V)
masih sesuai dengan hasil perhitungan. Perbedaan-
perbedaan pada pengukuran kemungkinan 3,04 3,04
disebabkan dari kesalahan pembacaan 3,04 3,04
instrumentasi. Untuk beberapa kondisi,
3,05 3,02
pengukuran tidak tepat, karena beban yang ada
pada alat ukur itu sendiri, serta kawat/kabel, serta 3,03 2,99
kesalahan kalibrasi alat yang menyebabkan 3,59 3,49
pengukuran tidak tepat. 0,61 0,53
Pada percobaan ini, hasil pengukuran cukup sesuai
Percobaan 2 Mengukur Tegangan Searah dengan hasil perhitungan. Perbedaan-perbedaan
pada pengukuran kemungkinan disebabkan oleh
Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Tegangan dengan Multimeter
beberapa faktor berikut : kesalahan pembacaan
alat ukur, kemungkinan kesalahan kalibrasi,
Nilai R1 Hutungan AMM
hambatan pada kawat, serta hambatan pada alat
dan R2 BU Vab (p) Vab (b) ukur (khususnya pada multimeter analog,
() Vab (V)
(V) (V) (V) hambatannya kurang besar dibanding hambatan
120 3 10 3 3 rangkaian).
1,5 k 3 10 3 3
1,5 M 3 10 0,6 0,6
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 7
Tabel 4.5 Data Hasil Pengukuran Tegangan AC Variasi Bentuk Pada percobaan ini, multimeter analog kurang
Gelombang memberi hasil yang akurat, khususnya dalam
AMM DMM1 hambatan yang cukup besar. Hal ini karena
hambatan yang ada dalam multimeter itu sendiri,
Bentuk Vab tidak cukup besar (sensitivitas kecil). Di samping
Vab Vab Vab
Gelombang (p) itu, pengukuran multimeter digital juga tidak
(b) (V) (p) (V) (b) (V)
(V) sepenuhnya presisi. Hal ini dikarenakan, baik
Sinusoid 3 3 2,99 2,98 digital maupun analog, terjadi error dalam
Segitiga 2,2 2,2 2,368 3,355 pengukuran, antara lain : kalibrasi yang kurang
tepat, hambatan kabel/kawat yang mempengaruhi
Segiempat 4,8 4,8 4,83 4,80
pengukuran (pada hambatan kecil), selain itu, juga
DMM2 terjadi keterbatasan lain seperti dalam skala
Vab (p) Vab (b) (terutama anolog) yang terbatas. Namun, secara
(V) (V) umum, multimeter digital dapat mengukur dengan
lebih baik/presisi.
2,96 2,98
2,38 2,448
4,37 4,34 Percobaan 5 Mengecek Kalibrasi
Percobaan ini dilewati, karena tidak tersedia probe
Pada percobaan ini, terjadi perbedaan hasil ukur,
dengan kait pada alat, sehingga asisten
dikarenakan pengukuran menghasilkan Vrms,
menyarankan untuk melewati percobaan 5 ini.
sedangkan, untuk bentuk gelombang yang berbeda
Vrms pun akan berbeda (karena nilai integral
berbeda). Terbukti dari hasil pengukuran ini,
Percobaan 6 Mengukur Tegangan Searah
multimeter yang digunakan belum atau kurang
kompetibel untuk melakukan pengukuran Tabel 4.8 Data Hasil Pengukuran Tegangan DC dengan
tegangan AC selain bentuk sinusoid. Multimeter dan Osiloskop

Tegangan Terukur (V)


Percobaan 4 Mengukur Resistansi Osiloskop Osiloskop
Multimeter
Tabel 4.6 Data Hasil Pengukuran Resistansi dengan Multimeter
Ch1 Ch2
2,03 1,9 1,97
Hitungan Tolera Pada percobaan ini, hasil pengukuran multimeter
Warna Gelang
() nsi (%) dan osiloskop tidak menunjukan hasil yang jauh
berbeda. Oleh karena itu, dapat dikatakan,
220 k Merah Merah Kuning Emas 5 pengukuran cukup valid. Perbedaan-perbedaan
1,5 Coklat Hijau Emas Emas 5 pada pengukuran dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya : kesalahan kalibrasi alat,
10 Coklat Hitam Hitam Emas 5
kesalahan pembacaan instrument, faktor
30 k Jingga Jingga Jingga Emas 5 kabel/kawat (hambatan tambahan). Hal lain yang
2,2 k Merah Merah Merah Emas 5 mempengaruhi adalah hasil pengukuran yang
0,1 berbeda antara osiloskop dan multimeter, di mana
multimeter mengukur Vrms sedangkan osiloskop
mengukur amplitudo (Vp atau Vm).
Nilai Terukur () Percobaan 7 Mengukur Tegangan Bolak-Balik
AMM DMM1 DMM2 DMM2 Tabel 4.9 Data Hasil Pengukuran Tegangan AC dengan
Multimeter dan Osiloskop
2W 2W 2W 4W
200 k 219,5 k 219,8 k Amplituda Tegangan Terukur (V)
Frekuensi
3 1,8 1,83 Multimeter Osiloskop Osiloskop
(Hz)
14 10,1 9,96 Vrms Ch1 Vp Ch2 Vp
32 k 32,54 k 32,6 k 100 2,08 3,08 1,86
2,2 k 2,18 k 2,18 k 1k 2 2,96 3,08
0,14 0,1 0,147 0,52 10 k 1,12 2,96 3,04

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 8


Pada percobaan ini, pengukuran yang dilakukan f1 0,9m 1111,11 1111,11 1111,
1 1 111
oleh multimeter adalah pengukuran tegangan RMS
(tegangan efektif), sedangkan yang dilakukan oleh
osiloskop adalah pengukuran tegangan Vpp.
Setelah dihitung, maka hasil percobaan untuk f2 0,16 m 6250 3125 6250
hambatan 100 Hz dan 1 kHz valid. Untuk
percobaan 10 kHz pengukuran terlihat hasil yang
janggal. Hal ini dapat terjadi karena efek dari
frekuensi yang terlalu besar dan serta keterbatasan 67 14925,3 7463 7463
f3
alat ukur (range frekuensi). 73

Percobaan 8 Mengukur Beda Fasa


Tabel 4.10 Data Hasil Pengukuran Beda Fasa dengan Osiloskop

Posisi Dual Trace Lissajous Percobaan 10 Mengukur Faktor Penguatan


Tombol Percobaan ini tidak sempat dilakukan karena
% Sketsa Sketsa
keterbatasan waktu. Percobaan ini juga tidak dapat
Maks Tampilan (o) Tampilan (o) disimulasikan karena bentuk rangkaian penguat
yang tidak diketahui.
0 0 0 Tapi, menurut percobaan yang pernah dilakukan,
faktor penguat yang didapatkan dari cara langsung
atau cara perhitungan dengan cara dual trace
100 54 58 menghasilkan hasil yang sama. Untuk metode
langsung, digunakan mode xy. Kemudian,
Pada percobaan ini, hasil pengukuran cukup sesuai kemiringan kurva diukur dan kemiringan tersebut
dengan hasil perhitungan. Perbedaan-perbedaan merupakan faktor penguatannya. Sedangkan,
pada pengukuran kemungkinan disebabkan dari untuk metode dual trace, tegangan sinyal yang
kesalahan pembacaan instrumentasi. sudah diperkuat dibandingkan dengan sinyal
Kekurangakuratan dan perbedaan hasil ukur referensi sehingga didapatkan faktor
antara kedua metode juga terjadi karena penguatannya.
keterbatasan skala. Misalnya skala diukur
berdasarkan kotak-kotak dari V/div dan time/div, 5. KESIMPULAN
akan tetapi, masih dilakukan pembulatan nilai Setelah melaksanakan praktikum modul 1 ini,
untuk kedua metode (dual trace dan Lissajous). dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
Oleh karena itu, nilai hasilnya tidak sama, akan
tetapi sudah mendekati (sehingga dapat dikatakan Multimeter dapat digunakan sebagai voltmeter,
valid). amperemeter, dan ohmmeter.

Catatan : sketsa tampilan mungkin kurang jelas, Dalam pengukuran tegangan jatuh pada
namun dapat dilihat pada Buku Catatan hambatan atau impedansi besar, multimeter
Laboratorium (BCL). analog yang digunakan dalam percobaan ini
lebih memiliki keterbatasan yang lebih besar
dibanding multimeter digital karena
Percobaan 9 Mengukur Frekuensi multimeter analog memiliki sensitivitas yang
terlalu kecil.
Tabel 4.11 Data Hasil Percobaan Pengukuran Frekuensi
Untuk pengukuran dengan frekuensi tinggi,
Posisi Pengukuran frekuensi pengukuran dengan multimeter analog lebih
Selekt Cara Langsung Cara Lissajous baik daripada multimeter digital.
or T f f Gambar f
Freku sinyal sinyal gener Tampilan siny Osiloskop dapat digunakan sebagai pengukur
ensi (s) (Hz) ator al tegangan dan frekuensi dari berbagai bentuk
sinyal (Hz) gelombang. Osiloskop juga dapat digunakan
(Hz) untuk mengukur beda fasa dari dua
gelombang dengan metode dual trace dan
lissajous, serta dapat mengukur faktor
penguatan dari suatu gelombang.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 9


Generator sinyal dapat menghasilkan
gelombang AC dan DC, dengan berbagai
bentuk, yaitu sinusoid, kotak, dan segitiga.
Gelombang tersebut dapat diatur frekuensi
dan amplitudonya.
Nilai resistor referensi (yang ditunjukkan oleh
warna gelang pada resistor) pada praktikum
ini, secara umum terbukti valid karena hasil
pengukuran masih dalam rentang toleransi.
Dari berbagai kesalahan dalam pengukuran
pada praktikum ini, terbukti bahwa tiap
pengukuran dan tiap alat ukur memiliki
keterbatasan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] N. N. Bhargava and D. C. Kulshreshtha, Basic
Electronics and Linear Circuits, Tata McGraw-Hill
Education, 1983.
[2] Andrew J. Robinson and Lynn Snyder-Mackler,
Clinical Electrophysiology: Electrotherapy and
Electrophysiology Testing, Lippincott Williams &
Wilkins, 2007.
[3] How the Cathode Ray Oscillograph is Used in
Radio Servicing, National Radio Institute
[4] Nihal Kularatna, Fundamentals of Oscilloscopes,
Institution of Engineering and Technlogy,
2003.
[5] Stephen A. Dyer, Wiley Survey of Instrumentation
and Measurement, John Wiley & Sons, 2004.
[6] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
Rangkaian Elektrik, Sekolah Tinggi Elektro dan
Informatika Institut Teknologi Bandung,
Bandung, 2015.
[7] http://www.elektronika-dasar.web.id/teori-
elektronika/frekuensi-perioda-dan-fasa-
gelombang-listrik, diakses pada : 5 September
2016, pukul 19.48 WIB.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 1


0

You might also like