You are on page 1of 32

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

LEUKEMIA

A. Pengertian
Leukemia adalah suatu penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal
dari sel-sel hematopoietik.

Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi


neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik
sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukimia.
Leukimia merupakan keganasan hemopoietik yang mengakibatkan proliferasi
klon yang abnormal dan sel bakal mengalami transformasi leukimia, terjadi kelainan
pada diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid dan mieloid.
Diagnosa leukimia akut dapat ditegakkan dari pemeriksaan hematologi Hb, leukosit,
tulang, yaitu tipe leukimia akut berdasarkan klasifikasi FAB.
Pewarnaan sitokimia dapat menkonfirmasi asal leukimia akut apakah dari
limfoid atau mieloid. Dengan pemeriksaan immunopheno-typing diagnosis leukimia
akut dapat diketahui apakah mieloid atau limfoid, bahkan LLA dapat didiferensiasi
lebih lanjut apakah dari sel T ataukah sel B. Pemeriksaan sitogenik akan memberi
petunjuk ada/tidaknya aberasi kromosom.
B. Etiologi
a) Genetik
Adanya Penyimpangan Kromosom. Insidensi leukemia meningkat pada penderita
kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma Bloom,
Fanconis Anemia, Sindroma Wiskott-Aldrich, Sindroma Ellis van Creveld,
sindroma Kleinfelter, D-Trisomy Sindrome, Sindroma von Reckinghausen, dan
Neurofibromatosis.
Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan
informasi gen, misalnya pada kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau pola
kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy .

1
1. Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik
dimana kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran. Hal
ini berlaku juga pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi.
2. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan
kromosom, misalnya : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang
dihubungkan dengan insiden yang meningkat pada leukemia akut, khususnya
ANLL.
b) Virus.
Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan
leukemia pada hewan termasuk primata . Penelitian pada manusia menemukan
adanya RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel leukemia tapi tidak
ditemukan pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang
merupakan virus RNA yang menyebabkan leukemia pada hewan. Salah satu virus
yang terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-Cell
Leukemia . Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia .
Virus ini ditemukan oleh Takatsuki dkk.
c) Bahan Kimia dan Obat-obatan
Paparan kronis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan
peningkatan insidensi leukemia akut, misalnya pada tukang sepatu yang sering
terpapar benzen. Selain benzen beberapa bahan lain dihubungkan dengan resiko
tinggi dari AML, antara lain : produk produk minyak, cat, ethylene oxide,
herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik. Sedangkan dari obat-obatan,
obat anti neoplastik ( misalnya : alkilator dan inhibitor topoisomere II) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML.
Kloramfenikol, fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan
kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML.
d) Radiasi
Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia ( ANLL ) ditemukan pada
pasien-pasien anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus
lain : seperti peningkatan insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat
dari ledakan bom atom.

2
Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat terapi
radiasi, misalnya: pembesaran thymic, para pekerja yang terekspos radiasi dan
para radiologis e. ) Leukemia Sekunder Leukemia yang terjadi setelah
perawatan atas penyakit malignansi lain disebut Secondary Acute Leukemia (
SAL ) atau treatment related leukemia. Termasuk diantaranya penyakit Hodgin,
limphoma, myeloma, dan kanker payudara. Hal ini disebabkan karena obat-
obatan yang digunakan termasuk golongan imunosupresif selain menyebabkan
dapat menyebabkan kerusakan DNA.
C. Patofisiologi Leukimia

Manifestasi klinis penderita leukemia akut disebabkan adanya penggantian sel


pada sumsum tulang oleh sel leukemik , menyebabkan gangguan produksi sel darah
merah. Depresi produksi platelet yang menyebabkan purpura dan kecenderungan
terjadinya perdarahan .
Kegagalan mekanisme pertahanan selular karena penggantian sel darah putih
oleh sel leukemik, yang menyebabkan tingginya kemungkinan untuk infeksi .
Infiltrasi sel-sel leukemik ke organ-organ vital seperti liver dan limpa oleh sel-sel
leukemik yang dapat menyebabkan pembesaran dari organ-organ tersebut. Sedangkan
pada penderita Leukemia itu sendiri disebabkan oleh :
a) Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel
blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu
sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia.
b) Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem
pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi
c) Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi
organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi
sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor
pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
d) Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati,
limfe,nodus limfe, dan nyeri persendian.
D. Klasifikasi Leukimia

a) Leukemia Mielogenus Akut (LMA)


LMA mengenai sel sistem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel
mieloid, monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit.

3
Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
b) Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)
LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel sistem mieloid. Namun lebih
banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK
jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi
dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama
bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, dan
limpa membesar.
c) Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 70 tahun. Manifestasi klinis pasien
tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau
penanganan penyakit.
d) Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak,
laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah
usia 15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum
tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
E. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai
berikut :
a) Pilek tidak sembuh-sembuh & sakit kepala
b) Pucat, lesu, mudah terstimulasi, merasa lemah atau letih
c) Demam, keringat malam dan anorexia
d) Berat badan menurun
e) Ptechiae, memar tanpa sebab, mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak
keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
f) Nyeri pada tulang dan persendian
g) Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat
pembesaran limpa).
F. Komplikasi

a) Nyeri tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk)


b) Pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.

4
c) Anemia
d) Infeksi bakteri berulang
e) Gagal ginjal
G. Terapi
Pengobatan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit
penyerta, antara lain :.
a) Radioterapi dan Kemoterapi, dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi
metastasis. Kemoterapi juga dilakukan pada fase induksi remisi yang
bertujuan mempertahankan remisi selama mungkin.
b) Terapi modalitas, untuk mencegah komplikasi, karena adanya pansitopenia,
anemia, perdarahan, dan infeksi. Pemberian antibiotik dan transfusi darah dapat
diberikan.
c) Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi.
d) Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif
terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien
dengan limphoma, dan anemia aplastik.

5
BAB 11

KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan
klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa
keperawatan.
Pengkajian pada leukemia meliputi :
1. Riwayat penyakit
2. Kaji adanya tanda-tanda anemia :
a. Pucat
b. Kelemahan
c. Sesak
d. Nafas cepat
3. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia:
a. Demam
b. Infeksi
4. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :
a. Ptechiae
b. Purpura
c. Perdarahan membran mukosa
5. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :
a. Limfadenopati
b. Hepatomegali
c. Splenomegali
6. Kaji adanya :
a. Hematuria
b. Hipertensi
c. Gagal ginjal
d. Inflamasi disekitar rectal
e. Nyeri

6
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh.


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia.
3. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit.
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan munta
5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek
samping agen kemoterapi.
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau
stomatitis.
7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia.
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,
radioterapi, imobilitas.
9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada
penampilan.
10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak atau kerabat
yang menderita leukemia.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh


Tujuan : Agar tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
1. Pantau suhu dengan teliti
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2. Tempatkan pasien dalam ruangan khusus
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya pasien dari sumber infeksi.
3. Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan
teknik mencuci tangan dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif.
4. Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasive
Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi

7
5. Evaluasi keadaan pasien terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti
tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi.
Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
6. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan
organisme.
7. Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler.
8. Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh.
9. Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia.


Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Intervensi :
1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
2. Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan.
Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau
penyambungan jaringan
3. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau
dibutuhkan.
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan
intervensi.
4. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri.

8
3. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit.
Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Intervensi :
1. Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada
daerah ekimosis
Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi pasien dengan adanya
anemia
2. Cegah ulserasi oral dan rectal
Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
3. Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional : untuk mencegah perdarahan
4. Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional : untuk mencegah perdarahan
5. Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut
nadi cepat, dan pucat)
Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan
6. Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
7. Ajarkan pada keluarga dan pasien untuk mengontrol perdarahan hidung
Rasional : untuk mencegah perdarahan

4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan


munta
Tujuan :
1. Tidak terjadi kekurangan volume cairan
2. Pasien tidak mengalami mual dan muntah
Intervensi :
1. Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Rasional : untuk mencegah mual dan muntah
2. Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi
Rasional : untuk mencegah episode berulang
3. Kaji respon pasien terhadap anti emetic
Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil

9
4. Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat
Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik
6. Berikan cairan intravena sesuai ketentuan
Rasional : untuk mempertahankan hidrasi

5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan


efek samping agen kemoterapi
Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral
Intervensi :
1. Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral
Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera
2. Hindari mengukur suhu oral
Rasional : untuk mencegah trauma
3. Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang
dibalut kasa.
Rasional : untuk menghindari trauma
4. Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa
larutan bikarbonat
Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan
5. Gunakan pelembab bibir
Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah
(fisura)
6. Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil
Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah
yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang
7. Berikan diet cair, lembut dan lunak
Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi pasien
8. Inspeksi mulut setiap hari
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
9. Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan
Rasional : untuk membantu melewati area nyeri
10. Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia

10
Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan
gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat
mengeringkan mukosa
11. Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan
Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis
12. Berikan analgetik
Rasional : untuk mengendalikan nyeri

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan
atau stomatitis
Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Intervensi :
1. Dorong keluarga untuk tetap rileks pada saat pasien makan
Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung
dari mual dan muntah serta kemoterapi
2. Izinkan pasien memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan
untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan pasien meningkat
Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
3. Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau
suplemenyang dijual bebas
Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi
4. Izinkan pasien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
Rasional : untuk mendorong agar pasien mau makan
5. Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik
7. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient.
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan
untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan
penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat
8. Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep.
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori,
khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal

11
9. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang
dapat diterima pasien
Intervensi :
1. Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan
atau keefektifan intervensi
2. Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non
invasif, alat akses vena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
3. Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi.
Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian
atau obat
4. Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
5. Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur
Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

10. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens


kemoterapi, radioterapi, imobilitas
Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit
Intervensi :
1. Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah
perianal
Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi
2. Ubah posisi dengan sering
Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit
3. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan
Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit
4. Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker
Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat
terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi
5. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering
Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit

12
6. Dorong masukan kalori protein yang adekuat
Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif
7. Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan
11. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat
pada penampilan
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif
Intervensi :
1. Dorong pasien untuk memilih wig (bagi perempuan) yang serupa gaya dan
warna rambut pasien sebelum rambut mulai rontok
Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap
kerontokan rambut
2. Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar
matahari, angin atau dingin
Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut
3. Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan
halus
Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial
4. Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin
warna atau teksturnya agak berbeda
Rasional : untuk menyiapkan pasien dan keluarga terhadap perubahan
penampilan rambut baru
5. Dorong hygiene, berdandan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin ,
misalnya wig, skraf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik
Rasional : untuk meningkatkan penampilan

12. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak atau


kerabat yang menderita leukemia
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur
diagnostik atau terapi
Intervensi :
1. Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada pasien
Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu

13
2. Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff
Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan
3. Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu
pasien menjalani kehidupan yang normal
Rasional : untuk meningkatkan perkembangan pasien yang optimal
4. Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan
pasien sebelum diagnosa dan prospek pasien untuk bertahan hidup.
Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa
takut secara realistis
5. Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu pasien
tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan
kemungkinan terapi tambahan
Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur
6. Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada
Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga
13. EVALUASI
1. Pertahanan Tubuh Kembali Normal
2. Aktifitas kembali normal
3. Tidak terjadi kecemasan

14
Penyimpangan KDM

Ploriferasi sel kanker

Sel kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi

Infiltrasi

Sel normal digantikan dengan sel kanker

Infiltrasi ekstra medular

depresi sumsum tulang

leukosit

demam

Infeksi

Perubahan metabolisme tubuh menurunnya sistem pertahanan tubuh

anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi intake tidak adekuat

Nutrisi kurangf dari


Kelemahan kebutuhan tubuh

Intoleransi
aktifitas

15
DAFTAR PUSTAKA

Prof.Iman Supandiman, dr.Els Anggraeni, dkk. 1997. Pedoman Terapi Hematologi Onkologi.
Bandung : Alumni.
Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan Penyakit.
Jakarta : Pustaka Bunda.
Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi 1. Jakarta : Buku Kedokteran.
Yatim, Faisal. 2003. Talasemia Leukemia dan Anemia. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, dan Siti Setiati.
2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta Pusat : Interna Publishing.
http://kesehatanstikes27.wordpress.com/2011/01/19/leukemia-2/
(diakses pada tanggal 27 februari 2012)
http://911medical.blogspot.com/2007/09/leukimia.html
(diakses pada tanggal 27 februari 2012)
http://www.qirtin.com/askep-leukimia/
(diakses pada tanggal 28 februari 2012)
http://www.myaskep.info/search/makalah-asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-leukemia/
(diakses pada tanggal 28 februari 2012)

16
PENGKAJIAN

I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Inisial :ANF
2. Umur :3 tahun 11 bulan
3. Nomor RM :575720
4. Jenis kelamin :Laki-Laki
5. Agama :Islam
6. Pendidikan :Belum sekolah
7. Alamat :Jl.Bung.Perumahan Magfirah
8. Tanggal masuk RS :13-11-2012
9. Tanggal Pengkajian :27-11-2012
10. Diagnosa Medik :Leukemia
B. Identitas Orang Tua
1. Ayah
a) Nama :Tn R
b) Usia :31 Tahun
c) Pekerjaan :Wiraswasta
d) Agama :Islam
e) Alamat :Sulawesi Tengah
2. Ibu
a) Nama :Ny N
b) Usia :30 Tahun
c) Pekerjaan :PNS
d) Agama :Islam
e) Alamat :Sulawesi Tengah

II. Keluhan Utama/alasam masuk Rumah Sakit


Melanjutkan pengobatan
III. Riwayat Sekarang
A. Kesehatan Sekarang
Rencana pemberian kemoterapi MTX vineristin pada tanggal 15-11-2012 demam (-),
tegang (-), batuk (-), lendir (-), mual muntah(-) anak malas makan dan minum

17
lemah(+), lelah(+), jantung berdebar- debar (-), mata kuning, BAK lancar sehingga
klien harus dirawatdengan ALL-L1 dan menjalani kemoterapi teratur.
B. Riwayat Kesehatan Lalu
1. Pre Natal Care
a. Pemeriksaan Kehamilan :4 kali
b. Keluhan Ibu selama hamil : Mual muntah
c. Riwayat terkena sinar X :Tidak pernah
d. Kenaikan BB selama hamil :Ibu lupa
e. Golongan darah ibu (O),
f. golongan darah ayah (B)
2. Intra natal
a. Tempat Melahirkan :Rumah Sakit
b. Jenis persalinan :Ceccio Saesarea
c. Penolong persalinan :Dokter
3. Post natal
a. Kondisi bayi :BBL 3 KG, PBL:ibu Lupa
b. Penyakit yang pernah diderita :Demam,Diare.
c. Kecelakaan yang dialami :jatuh(-), tenggelam(-),lalu lintas(-)
d. Riwayat Alergi : Makanan(-), Telur(-)
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit anggota keluarga :(tidak ada)

18
Genogram 3 Generasi

34 28 35
32

31
30

3,11

Ket : : Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Klien

IV. Riwayat Imunisasi


No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi SetelahPemberian
1 BCG 1bulan Demam
2 DPT(I,II,III) 1,2,3, bulan
3 Polio (I,II,III,IV) 2,3,4,5 bulan
4 Campak 9 bulan Demam
5 Hepatitis B 1,2,3 bulan
6 Lain-lain

V. Riwayat Tumbuh Kembang


Pertumbuhan Fisik
1. BB Lahir:3000 gr
2. BB Sekarang: 15 kg
3. TB/PB :95 cm

19
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI:
1. Pertama kali disusui :sejak baru lahir
2. Cara pemberian susu : Disusui
3. Lama pemberian :1 - 3 bulan dengan memberikan susu tambahan
B. Pemberian Susu Tambahan
1. Susu tambahan : Susu Formula SGM
2. Cara pemberian : Memakai Dot
VII. Riwayat Psikososial
1. Anak tinggal bersama orang tuanya
2. Lingkungan : Bersih
3. Hubungan antara anggota keluarga Harmonis
4. Pengasuh anak: orang tua
VIII. Riwayat Spiritual
1. Orang tua selalu memberikan dukungan dan didikan pada anaknya
2. Kegiatan keagamaan :selalu melaksanakan ibadah
IX. Reaksi Hospitalisasi
Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Keluarga kuatir tentang keadaan anaknya.
X. Aktifitas Sehari-Hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebalum sakit Saat Ini
Selera makan Baik Kurang baik
Frekuensi makan Tidak teratur Tidak teratur
Makanan disukai Tidak ada Tidak ada
Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
Pembatasan pola makan Tidak ada Tidak ada
Cara makan Makan sendiri Disuap

20
B. Cairan
Kondisi Sebalum sakit Saat sakit
Jenis minuman Air, susu Air,susu
Frekuensi minum 2-4x sehari Tidak menentu
Cara pemenuhan Pakai Gelas Memakai Dot

C. Eliminasi:Bab Dab Bak


Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Tempat pembuangan WC Pempres
Frekuensi 2-3 kali/hari 2 hari sekali
Obat pencahar Tidak ada Tidak ada
D. Istirahat/Tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur
Siang 15.00-17.00 Tidak teratur
malam 20.00-06.00 Tidak teratur
2. Pola tidur Efektif Tidak efektif

E. Personal Higiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Mandi
Cara Menggunakan timbah Tidak pernah
Frekuensi 2x sehari -
Alat mandi Sabun,sampo dan handuk -
2. Gunting kuku
Cara Memakai potong kuku Memakai potong kuku
Frekuensi Saat kuku agak panjang Saat kuku panjang

21
XI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum: sakit sedang
B. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah :100/60
Suhu :37
Nadi :112
Respirasi :40x/menit
C. Antropometri
Tinggi badan :95 cm
Berat badan :15 kg
Lingkar kepala :50 cm
Lingkar dada :52 cm
Lingkar pinggang :54 cm
D. Sistem pernapasan
Hidung :simetris kiri dan kanan,pernafasan cuping hidung, sekret(-)
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroit
Dada :
o Bentuk dada: simetris kiri dan kanan serta tidak ada pembesaran
o Gerakan dada simetris
o Suara nafas vesikuler
E. Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva : Anemi, bibir pucat kering, arteri carotis kuat
Suara jantung : Lup-Dup
F. Sistem pencernaan
Mulut :kemampuan menelan baik
Abdomen :tidak asites,
Anus : Tidak lecet
G. Sistem indra
Mata :kelopak mata tidak udema,refleks cahaya baik,lapang pandang
1800C
Hidung :penciuman berfungsi baik, tidak ada sekret
Telinga : Daun telinga simetris kiri dan kanan, tidak tampak serumen,
fungsi pendengaran baik

22
H. Sistem persarafan:
1. Fungsi serebral
Status mental :GCS 15 E:4 M:6 V:5
Kesadaran :compos mentis
2. Fungsi kranial
NI :(alfaktorius) penciuman bagus dan bisa membedakan bau
N II :( Optikus) klien dapat melihat kesegalah arah
N III,IV,VI :(okulomotorius, trodearis, abducen) gerakan bola mata dapat
mengikuti objek
NV :(trigeminus) klien dapat merasakan apabila ada rangsangan di
daerah tangan sementara klien menutup mata
N VII :(fasialis) klien dapat membedakan rasa makanan yang dia
makan
N VIII :(akustikus)pandangan 180
N IX,X (glosofaringeal, vagus)kualitas suara klien pada saat bicara
kedengaran jelas, fungsi menelan bagus dan lidah dapat di gerakkan kesemua
arah
N XI :(assensories) pergerakan kepala baik,otot baik,otot leher, dan
bahu baik
N XII (hipoglosus)artikulasi kata jelas, ada suara dan lidah bergerak
3. Fungsi motorik
Kekuatan otot:
5 5
5 5
Refleks: Bisep baik, trisep baik,patella baik, babinski baik
4. Fungsi sensorik: klien dapat merasakan saat dicubit

I. Sistem musculoskeletal

J. Sistem integumen
Kulit: warna kulit normal
Kuku : pendek dan bersih

23
K. Sistem endokrin
Kelenjar tyroit :tidak terdapat pembesaran
L. Sistem imun: alergi terhadap makanan tidak ada, alergi minuman ada
XII. Tes Diagnostik
Gambaran darah tepi:
Eritrosit : nomositik nomokrom,anisopoikilositosis, polikromasia(+) ovalosit
(+) sel target (+) benda inklusi (-) normoblast(-)
Leukosit: jumlah meningkat dominasi serilimfoit, limfoblas(+)
Trombosit jumlah menurun, glant (+)
XIII. Terapi Saat Ini
a. Terpasang cairan infus DEX 20 tetes/ menit
b. Ranitidin 2x 15 mg
c. Ceftasidine 2x 750 mg

24
DATA FOKUS

Nama :An F

Umur : 3 tahun 11 bulan

No RM :575720

Data subyektif Data obyektif

1. Ibu klien mengatakan anaknya panas 1. Badan klien teraba panas

2. Ibu klien mengatakan anaknya rewel 2. Tandal vital

3. Ibu klien mengatakan anaknya lemas TD:100/60 mmHg

4. Ibu klien mengatakan anaknya kurang N : 112X/mnt

nafsu makan P : 40 X/mnt

5. Ibu klien mengatakan berat badan S : 37oC

anaknya menurun 3. Terpasang infuse DEX

4. Klien nampak lemas

5. Klien nampak terbaring

6. Klien tidak menghabiskan porsi makan

yang di kasih

25
ANALISA DATA

Nama : An F

Umur :3 tahun 11 bulan

No RM :575720

no Data Etiologi Masalah

1 DS : Ibu klien mengatakan anaknya panas Floliferasi sel kanker Resiko


Ibu klien mengatakan anaknya rewel Sel kanker bersaing dengan sel infeksi
DO : badan klien teraba panas
normal untuk mendapatkan
TTV
nutrisi
TD :100/60 mmHg
N :112x/menit Infiltrasi

S :37.3oC Sel normal diganti dengan sel


P :40x/menit kanker
Terpasang infus DEX
depresi sum-sum tulang

Gangguan pembentukan

leukosit

infeksi

Demam

2 DS: ibu klien mengatakan anaknya


menurunnya sistem pertahanan
kurang nafsu makan tubuh Nutrisi
Ibu klien mengatakan berat badan kurang
anaknya menurun anoreksia

DO:klien tidak menghabiskan porsi


intake tidak adekuat
makan yang di kasih
kecemasan
Nutrisi kurang

26
3 DS;Ibu klien mengatakan anaknya perubahan metabolisme tubuh
lemas
DO: klien nampak lemas
Intoleransi
Klien nampak terbaring ketidak seimbangan nutrisi
aktifitas

kelemahan

Intoleransi
aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : AnF

Umur :3 tahun 11 bulan

No RM :575720

Diagnosa Keperawatan Tgl ditemukan

1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya 27-11-2012


sistem pertahanan tubuh
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
27-11-2012
berhubungan dengan anoreksia
28-11-2012
3. Intoreransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

27
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : AnF

Umur :3 tahun 11 bulan

No RM :575720

No Dx Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
1. Resiko infeksi Tujuan :agar 1. Pantau suhu tubuh 1. Untuk mendeteksi
berhubungan klien tidak dengan teliti kemungkinan infeksi

dengan mengalami 2. Anjurkan semua 2. Untuk meminimalkan


gejala-gejala pengunjung dan staff pajanan pada
menurunnya
infeksi rumah sakit untuk organisme infektif
sistem
menggunakan teknik
pertahanan
mencuci tangan
tubuh
dengan baik
3. Berikan periode 3. Menambah energi
istirtahat tanpa untuk penyembuhan
gangguan dan regenerasi seluler
4. Inspeksi membran 4. Rongga mulut adalah
mukosa mulut rongga yang baik
.bersihkan mulut untuk pertumbuhan
dengan baik organisme
Pasien mendapat 1. Izinkan pasien makan 1.untuk
2. Perubahan
nutrisi yang semua makanan yang mempertahankan nutrisi
nutrisi kurang
adekuat dapat ditoleransi yang optimal
dari kebutuhan
2. Berikan makanan 2.untuk
tubuh
yang disertai memaksimalkan
berhubungan suplemen nutrisi gizi kualitas intake nutrisi
dengan 3. Dorong masukan 3.karena jumlah yang
anoreksi nutrisi dengan jumlah kecil biasanya
sedikit tapi sering ditoleransi dengan baik
3. Intoreransi Klien mampu 1.kaji kemampuan untuk 1.mengidentifikasi
aktifitas beraktifitas berpartisipasi pada kebutuhan individual

berhubungan dengan baik aktifitas yang diinginkan


2Berikan bantuan
a. dalam 2.memaksimalkan
dengan
aktivitas sehari hari sediaan energi klien
kelemahan
3Berikan lingkungan 3.menghemat energi

28
tenang dan perlu istirahat untuk aktifitas dan
tanpa gangguan regenerasi seluler atau
penyambungan
jaringan.

29
CATATAN TINDAKAN DAN KEPERAWATAN

Nama :anF

Umur :3 tahun11 bulan

No RM :575720

Hari/ No Jam Tindakan keperawatan Evaluasi


Tanggal DX
Rabu 1 09.00 Memantau suhu tubuh dengan teliti S:Ibu klien
28/11/2012 Hasil :suhu tubuh klien 36,50c mengatakan badan
09.05 Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah anaknya masih
sakit untuk menggunakan teknik mencuci teraba panas
tangan dengan baik O:badan klien masih
Hasil :staff rumah sakit atau perawat rumah teraba panas
sakit sudah menggunakan teknik mencuci A:masalah belum
tangan dengan baik saat melakukan tindakan teratasi
namun keluarga baru sebagian yang P:lanjutkan intervensi
melakukan tindakan teknik mencuci tangan 1,2,3
dengan baik
09.10 Memnberikan periode istirtahat tanpa
gangguan
Hasil:ibu klien menjaga dan memberikan
periode istrirahat pada anaknya
09.15 Menginspeksi membran mukosa mulut
Hasil:mulut klien tampak kotor

Rabu 2 09.20 menngijinkan pasien makan semua makanan S:ibu klien


28/11/2012 yang dapat ditoleransi mengatakan
09.25 hasil:klien mencoba semua makanan yang anaknya mencoba
disiapkan semua makanan
memberikan makanan yang disertai suplemen yang disediakan
nutrisi gizi O:klien makan
09.30 hasil:klien makan makanan yang disukai makanan yang
mendorong masukan nutrisi dengan jumlah dibagikan oleh
sedikit tapi sering instalasi gizi RS
hasil:ibu klien memberikan anaknya makanan A: masalah sebagian
sedikit tapi sering teratasi

30
P: lanjutkan intervensi
1,2, dan 3
Rabu 3 09.35 Mengkaji kemampuan untuk berpartisifasi S:ibu klien mengajak
28/11/2012 dalam aktifitas yang diinginkan anaknya bermain
Hasil:klien blm mampu melakukan aktifitas dan menonton
seperti bermain O:klien belum bisa
Memberikan bantuan dalam aktifitas yang aktifitasnya untuk
sehari-hari bermain
Hasil: klien dibantu untuk makan dan A:masalah belum
mengajak bermain teratasi
Memberikan lingkungan tenang saat P:lanjutkan intervensi
beristirahat dan tanpa gangguan 1,2 dan 3
Hasil:klien masih terganggu saat beristirahat
Jumat 1 15.00 Memantau ulang suhu tubuh dengan teliti S: ibu klien
30/11/2012 Hasil :suhu tubuh klien 36,30c mengatakan suhu
15.05 Anjurkan ulang semua pengunjung dan staff badan anaknya
rumah sakit untuk menggunakan teknik sudah membaik
mencuci tangan dengan baik O: klien nampak ceria
Hasil :staff rumah sakit atau perawat rumah A: masalah teratasi
sakit dan keluarga pasien sudah menggunakan sebagian
teknik mencuci tangan dengan baik saat P:pertahankan
15.10 melakukan tindakan intervensi
Memnberikan periode istirtahat tanpa
gangguan
Hasil:ibu klien menjaga dan memberikan
periode istrirahat pada anaknya
Menginspeksi ulang membran mukosa mulut
Hasil:mukosa mulut masih nampak kotor

Jumat 2 15.15 menngijinkan pasien makan semua makanan S:ibu klien


30/11/2012 yang dapat ditoleransi mengatakan
15.20 hasil:klien mencoba semua makanan yang anaknya sudah
disiapkan sering makan dalam
memberikan makanan yang disertai suplemen porsi yang sedikit
nutrisi gizi tapi sering
15.25 hasil:klien makan makanan yang disukai O:klien menghabiskan

31
mendorong masukan nutrisi dengan jumlah stenga porsi dari
sedikit tapi sering makanannya
hasil:ibu klien memberikan anaknya makanan A: masalah teratasi
sedikit tapi sering Ppertahankan
intervensi 1,2, dan 3
Jumat 3 15.30 Mengkaji ulang kemampuan untuk S:ibu klien
30/11/2012 berpartisifasi dalam aktifitas yang diinginkan mengatakan
Hasil:klien mampu melakukan aktifitas seperti anaknya sedikit
bermain dalam jangka waktu 10 menit tenang saat
Memberikan bantuan dalam aktifitas yang beristirahat
sehari-hari O: klien bermain dan
Hasil: klien masih dibantu oleh ibu untuk menonton
makan dan bermain A:masalah sebagian
Memberikan lingkungan tenang saat teratasi
beristirahat dan tanpa gangguan P: pertahankan
Hasil:klien masih terganggu saat beristirahat intervensi

32

You might also like