You are on page 1of 17

1

BAB I

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medik

1. Pengertian

Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal

diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk

klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal

mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut (Smeltzer,

Suzanne C, 2001).

Tumor abdomen adalah istilah yang digunakan untuk pertumbuhan

sel abnormal yang terdapat pada abdomen. Tumor abdomen dibedakan

menurut asal jaringan tumor, diantaranya tumor lambung, tumor usus dan

jaringan lainnya. Neoplasma usus halus meliputi adenokarsinoma,

limfoma, leiomiosarkoma, liposarkoma, nerofibrosarkoma, limfoma

maligna schwannoma, karsinoid, fibrosarkoma, hemangiosarkoma, dan

limfangiosarkoma.

2. Etiologi

Kategori agens atau faktor-faktor tertentu telah memberikan

implikasi dalam proses karsinogenik. Agens atau faktor tersebut termasuk

virus, agen fisik, agens kimia, faktor-faktor genetik atau keturunan, faktor

makanan dan agens hormonal.

1
2

Konsumsi tinggi makanan yang diasingkan dan diasap atau makanan

terkontaminasi dengan aflatoksin telah dikaitkan dengan peningkatan

insiden kanker lambung/abdomen. Faktor resiko pekerjaan telah juga

dikaitkan dengan insidens yang lebih tinggi pada kanker lambung. Pekerja

pada tambang batu bara, pabrik, perkebunan, pemrosesan karet, kayu dan

asbes semua telah menunjukkan insidens lebih tinggi dari normal.

Faktor resiko yang telah dikaitkan dengan kanker usus halus meliputi

penyakit inflamasi usus. Penyakit Chron, sindrom Peutz-jeghers, poliposis

familial, sindrom Gardner, penyakit seliak, dan neurofibromatosis.

3. Insiden

Kanker adalah penyakit kedua setelah penyakit kardiovaskular

yang menyebabkan kematian utama di Amerika Serikat. Lebih dari

496.000 orang Amerika meninggal akibat proses maligna, setiap tahunnya.

Memperhatikan frekuensinya, penyebab kematian akibat kanker di

Amerika Serikat meliputi kanker paru, prostat dan area kolorektal pada

pria dan kanker paru, payudara dan area kolorektal pada wanita.

Proyeksi untuk tahun 1994 adalah 24.000 kasus baru dan 14.000

kematian akan dikenai penyakit kanker lambung/abdomen. Kanker

lambung/abdomen lebih umum pada pria daripada wanita; rasio

mempunyai rentang dari 3:2 sampai 2:1. ini ditemukan lebih umum pada

kelompok pekerja semi keterampilan dan tanpa keterampilan daripada

kelompok profesional dan eksekutif.

2
3

Sedangkan kanker usus halus telah dilaporkan terjadi pada pasien

dari usia 1 tahun sampai 84 tahun, tetapi rata-rata usia adalah 57 tahun.

4. Patofisiologi (medik)

Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal

diubah oleh mutasi genetik dari DNA selular. Sel abnormal ini membentuk

klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal

mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.

Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri

invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut

menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan

pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh tersebut sel-sel dapat

terbawas ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase

(penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain.

Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang

telah digunakan, namun kanker bukan suatu penyakit tunggal dengan

penyebab tunggal; tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas

dengan penyebab, metastasi, pengobatan dan prognosa yang berbeda.

(Smeltzer, Suzanne C, 2001).

5. Klasifikasi

Adenokarsinoma menunjukkan hampir 90% tumor maligna

lambung. Limfoma berjumlah sampai 8%, leimiosarkoma terjadi 1%

sampai 3%. Lain-lain, tipe tumor lambung maligna yang jarang terjadi

meliputi karsinoid, plasmasitoma, dan kanker metastatik.

3
4

Tipe neoplasma yang ditemukan pada usus halus meliputi

adenokarsinoma,limfoma,leiomiosarkoma,liposarkoma,neurofibrosarkom,

limfoma maligna schwannoma, karsinoid, fibrosarkoma,

hemangiosarkoma, dan limfangiosarkoma.

6. Manifestasi Klinik

Pada kanker lambung, gejalanya samar dan telah ada selama

beberapa bulan mseliputi tidak dapat mencerna, ketidaknyamanan

epigastrik, rasa penuh setelah makan, nyeri punggung, muntah setelah

makan, cepat kenyang, malaise, kehilangan nafsu makan, disfagia,

hematemesis.

Pada tumor usus halus gejala dapat meliputi nyeri, obstruksi usus

halus, perdarahan, penurunan berat badan. Oleh karena tanda dan gejala

tidak spesifik, diagnosis mungkin tidak dipastikan sampai pembedahan

dilakukan.

7. Tes Diagnostik

Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi

malignansi meliputi :

a. Marker tumor

Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang

dibentuk oleh tumor atau oleh tubuh dalam berespons terhadap tumor.

b. Pencitraan resonansi magnetik (MRI)

Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi-radio untuk

menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh.

4
5

c. CT Scan

Menggunakan pancaran sempit sinar-X untuk memindai susunan

lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.

d. Fluoroskopi

Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan

antara jaringan; dapat mencakup penggunaan bahan kontras.

e. Ultrasound

Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layar

penerima, digunakan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam

tubuh.

f. Endoskopi

Memvisualisasikan langsung rongga tubuh atau saluran dengan

memasukkan suatu endoskopi ke dalam rongga tubuh atau ostium

tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsi jaringan, aspirasi dan

eksisi tumor yang kecil

g. Pencitraan kedokteran nuklir

Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radioisotop yang

diikuti dengan pencitraan jaringan yang menjadi tempat berkumpulnya

radioisotop (Smeltzer, Suzanne C, 2001).

8. Penatalaksanaan medik

a. Pembedahan

Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya

gastrektomi subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan

5
6

maupun paliasi. Pasien dengan kanker lambung tanpa biopsi dan tidak

ada bukti metastasis jauh harus menjalani laparatomi eksplorasi atau

seliotomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur

kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan

adalah infeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomosis.

b. Kemoterapi

Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk

reseksi penuh tumor, untuk kanker lambung tingkat lanjut, dan pada

kombinasi dengan terapi radiasi. Contoh 5-Fluorourasil, doksorubisin,

mitomisin-C, etoposid, sisplatin dan leukovorin.

c. Terapi radiasi

Meskipun terapi radiasi telah digunakan secara tunggal dengan

sejumlah respons, masih paling menguntungkan bila dikombinasi

dengan kemoterapi. Dosis yang dapat ditoleransi adalah 45 sampai 50

Gy yang diberikan dalam fraksi 1,8 Gy per hari. Terapi radiasi

intraoperatif (IORT) telah bermanfaat dalam kontrol penyakit

mikroskopik dengan maksimum dosis ditoleransi 15 sampai 20 Gy.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada kiat

keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial dan spiritual yang

komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

baik yang sehat maupun yang sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan.

6
7

Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan proses

keperawatan untuk meningkatkan, mencegah dan memulihkan kesehatan

melalui 4 tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi yang memerlukan kecakapan dan keterampilan

profesional tenaga keperawatan.

1. Pengkajian

Pada pengkajian keperawatan pasien dengan kanker, perlu dikaji

adanya infeksi, jumlah sel darah putih, pendarahan, masalah kulit, rambut

rontok, masalah nutrisi, penurunan berat badan, nyeri, keletihan,

perubahan status psikososial dan mental, dan perubahan citra

tubuh.(Smeltzer Suzanne C, 2001).

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pada pengkajian, diagnosa keperawatan utama dapat

mencakup yang berikut :

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan

2.Gangguanistirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri

3. Kecemasan berhubungan dengan koping tidak efektif

4. Resiko infeksi berhubungan dengan proses invasif luka

5. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake kurang

6. Gangguan pemenuhan ADL behubungan dengan kelemahan fisik

7
8

6. Rencana Keperawatan dan Rasional

NDX No. 1 Nyeri b/d teputusnya kontinuitas jaringan.

Tujuan : Klien mengungkapkan rasa nyaman nyeri berkurang/hilang dengan

kriteria :

- Klien tdk mengeluh nyeri pada luka operasi

-Ekspresi wajah ceria

-Tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan) dalam batas

normal

- Hb dalam batas normal.

Intervensi dan Rasional :

1. Kaji dan catat lokasi, durasi dan lamanya nyeri

R/ Mengetahuai persepsi dan reaksi klien terhadap nyeri sebagai dasar

yang efektif untuk intervensi selanjutnya.

2. Beri posisi yang menyenangkan.

R/ Mengurangi penekanan pada otot dan mencegah spasme otot yang

dapat menimbulkan nyeri.

3. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam

R/ Tanda-tanda vital dapat berubah akibat rasa nyeri dan merupakan

indicator untuk menilai keadaan perkembangan penyakit.

4. Anjurkan klien untuk melakukan relaksasi : nafas dalam.

R/ Latihan nafas dalam secara perlahan-lahan dan teratur akan

membantu relaksasi otot sehingga suplai O2 ke jaringan lancar,

sehingga dapat mengurangi nyeri.

8
9

5. Penatalaksanaan pemberian obat analgetik sesuai program.

R/ Antianalgetik berfungsi untuk menghambat rangsangan nyeri agar

tidak dipersepsikan, sehingga nyeri berkurang/hilang.

NDX no.2. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri

Tujuan : Pola tidur teratasi dengan kriteria :

- Klien tidur 7-8 jam.

- Klien nampak ceria

Intervensi dan rasional :

1. Kaji pola tidur dan istirahat klien.

R/ Mengetahui gangguan istirahat/tidur klien untuk menentukan intervensi

selanjutnya.

2. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan

R/ Lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan untuk tidur dan

istirahat.

3. Anjurkan klien untuk banyak istirahat dan tidur yang cukup.

R/ Tidur yang cukup dapat memberi rasa segar pada klien dan mempercepat

proses penyembuhan

9
10

NDX no.3. Kecemasan berhubungan dengan proses penyakit koping tidak

efektif.

Tujuan : Kecemasan teratasi dengan kriteria :

- Ekspresi wajah ceria

-Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya.

- Klien mempunyai harapan untuk sembuh.

Intervensi dan rasional :

1. Kaji tingkat kecemasan

R/ Memudahkan dalam tindakan selanjutnya.

2. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan mandi dan berpakaian.

R/Dengan demikian klien merasa lega karena bisa mengungkapkan

perasaannya kepada perawat.

3. Beri dorongan spiritual (moril)

R/ Bahwa segala usaha yang dilakukan baik pengobatan dan perawatan

merupakan suatu usaha tetapi ada yang lebih berkuasa untuk

menyembuhkan yaitu Tuhan YME.

10
11

NDX no.4. Risiko infeksi berhubungan dengan Proses invasih luka..

Tujuan :Infeksi tidak dapat terjadi dengan kriteria :

- Luka kering

- Tidak ada tanda-tanda infeksi (Dollor, kalor, tumor, rubor dan

fungsiolesa)

- Tanda-tanda vital normal :

BP : 100/70 mmHg

Pulse : 80 x/mnt

Suhu : 360C

RR : 16-20 x/mnt

Intervensi dan rasional :

1. Kaji tanda-tanda infeksi.

R/ Mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda infeksi untuk mengetahui

perkembangan penyakit, sehingga dapat diberikan intervensi yang cepat

dan tepat.

11
12

2. Melakukan tekhnik septic dalam merawat luka

R/ Mencegah terkontaminasinya kuman organisme penyebab infeksi baik

melalui alat ataupun tangan petugas.

3. Pelaksanaan antibiotic

R/ Antibiotik bersifat menghambat/membunuh kuman dan mempercepat

proses penyembuhan.

NDX no.6. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake

kurang..

Tujuan : Pemenuhan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria .

- Klien dapat mual dan muntah

- Intake adekuat

- Klien tidak lemah

Intervensi dan rasional :

1. Memonitor intake makanan

R/ Asupan yang adekuat mempengaruhi proses penyembuhan.

2. Pemberian kalori yang adekuat dan makanan seimbang.

R/ Asupan kalori membantu tubuh dalam mempertahankan hemostasis.

12
13

3. Anjurkan klien untuk menghabiskan porsi makanannya.

R/ Intake yang cukup dapat membantu dalam proses penyembuhan luka

operasi dan membantu dalam memperbaiki keadaan umum klien.

NDX no.7. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan

fisik

Tujuan : Kebutuhan ADL-nya dapat terpenuhi dengan kriteria :

- Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan orang lain

- Keadaan umum baik

- Kekuatan otot baik

Intervensi dan rasional :

1. Kaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

R/ Mengetahui kemampuan klien dan dapat memenuhi kebutuhannya

2. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

R/ Bantu dan latihan yang teratur membiasakan klien melakukan aktivitas

sehari-hari.

13
14

3. Anjurkan keluarga untuk kooperatif dalam perawatan

R/ Keluarga dapat membantu dan bekerja sama memenuhi kebutuhan klien

dan mempercepat proses penyembuhan.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.

Jakarta : EGC

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman

untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3.

JakartaEGC

Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses

Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan

Keperawatan

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis

Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Purnawan Junadi, Atiek S. seomatso, Husna Amets, (1982). Kapita Selekta

Kedokteran. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran : UI.

15
16

Penimpangan kdm

Parasit Karsinogen, Hormon, Gaya hidup.

Poliferasi

Pembengkakan pada abdomen

Massa

Tumor abdomen

Penekanan saraf sekitar

Merangsang mediator kimia

Basofil mengekuarkan huistamin, bradikinin

Rangsangan diteruskan kehipotalamus melalui saraf eferen

Diteruskan kekorteks serebri

Nyeri dipersebsikan

Distensi abdomen
Nyeri
rasa teraktivitasi Menekanvolume jantung

Merangsangmual/muntahanreksia

Intake menurun

Nutrisi kurang dari kebbutuhan

Gangguan pola Suplai nutrisi nutrisi kesel menurun


tidur
ATP tdk terbentuk

Intake peroral tidak adukuat

Gangguan
pemenuhan
adl

16
Kerusakan
metabolism rusak
17

17

You might also like