You are on page 1of 50

CiciLia BanGeuD

Myspace Fun Flash Comments

Sabtu, 24 September 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR MATA

Download makalah atau klik:

http://www.ziddu.com/download/16502368/MATERITUMORORBITA.doc.html

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kekerapan tumor di mata sangat kecil dibandingkan tumor di bagian tubuh yang lain, sekitar satu

persen saja. Tapi hal ini sangat penting karena mata alat vital dan pengobatannya terkadang sulit
sehingga harus mengorbankan penglihatan. Karena itu, sering terjadi tawar-menawar antara dokter

dengan pasien untuk mengangkat tumor tersebut karena setiap pengangkatan tumor ganas

mengharuskan tepi sayatan bebas dari sel-sel tumor, artinya sayatan harus dilakukan beberapa

milimeter sampai beberapa centimeter di luar jaringan tumor.

Bisa dibayangkan, betapa sulit mengatur sayatan yang bebas tumor tanpa harus mengorbankan bola

mata. Kebanyakan pasien tidak ingin kehilangan matanya, sehingga yang diangkat hanya sebagian,

hal inilah yang menimbulkan kekambuhan dan akhirnya membawa kematian.

1.2 TUJUAN

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai

berikut :

A. Untuk mengetahui landasan teoritis tumor mata

B. Untuk mengetahui landasan teoritis asuhan keperawatan tumor mata

C. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan yang tepat untuk pasien tumor mata
BAB II

PEMBAHASAN
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFENISI

Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor sendiri dibagi

menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas disebut sebagai kanker.

Tumor retrobulber adalah tumor yang tumbuh dibelakan bola mata sehingga

merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan kelenjar air mata.

B. ETIOLOGI

Gejala tumor sulit diketahui karena tumbuh di belakang bola mata. Umumnya

diketahui setelah terjadi penonjolan pada mata, gangguan pergerakan mata, atau terasa sakit.

Tumor retrobulber dapat disebabkan oleh berbagai factor. Penyebab tumor mata terutama

faktor genetik. Selain itu sinar matahari, terutama sinar ultraviolet dan infeksi virus Papiloma.

Tumor mata juga bisa akibat penjalaran dari organ tubuh lain, seperti dari paru, ginjal,

payudara, otak sinus, juga leukemia dan getah bening. Sebaliknya, sel tumor mata yang

terbawa aliran darah sering mencapai organ vital lain seperti paru, hati atau otak, dan

menyebabkan kanker di organ itu. Penderita tumor mata, kecuali retino blastoma, umumnya

berusia 24-85 tahun.Sebagian besar tumor orbita pada anak-anak bersifat jinak dan karena

perkembangan abnormal. Tumor ganas pada anak-anak jarang, tetapi bila ada akan

menyebabkan pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya jelek.

C. KLASIFIKASI

Berdasarkan posisinya tumor mata/orbita dikelompokkan sebagai berikut:

1. Tumor eksternal yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti:

Tumor palpebra, yaitu tumor yang tumbuh pada kelopak mata Misalnya :

Tumor Adeneksa, tumor menyerang kelopak mata (bagian kulit yang dapat

membuka dan menutup).

Tumor konjungtiva, yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang

melapisi mata bagian depan


2. Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata.

Contoh : Retinoblastoma(RB). Jenis ini adalah tumor ganas retina dan merupakan

tumor primer bola mata terbanyak pada anak.

3. Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola mata.

D. EPIDEMIOLOGI

Tumor secara umum dibedakan menjadi neoplasma dan non-neoplasma. Neoplasma

dapat bersifat ganas atau jinak. Tumor ganas terjadi akibat berkembang biaknya sel jaringan

sekitar infiltrat, sambil merusakkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak

menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan disekitarnya dan biasanya tidak

mengalami metastasis.

Apabila ada massa tumor yang mengisi ronggga orbita maka bola mata akan

terdorong ke arah luar yang dalam bahasa kedokteran di sebut proptosis (mata menonjol).

Arah tonjolan bola mata bergantung pada asal massa tumor. Tumor retrobulber bisa berasal

dari semua jaringan di sekitar bola mata atau karena penyebaran dari sinus, otak, rongga

hidung atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor retrobulber dapat terjadi pada orang

dewasa ataupun anak-anak. Tumor retrobulber dapat jinak atau ganas. Mereka dapat terjadi

baik pada anak dan dewasa.

E. PATOLOGI

Tumor bisa tumbuh dari struktur yang terletak didalam atau sekitar orbit:

a. Kelenjar lakrimal:

Adenoma fleomorfik: tumor kelenjar saliva dan paling umum di jumpai pada kelenjar

parotid biasanya jinak, tapi rekurensi terjadi bila tidak dilakukan eksisi lengkap.

b. Karsinoma

Jaringan limfoid:

Limfoma: kanker sel darah putih yang disebut limfosit-B, atau sel-B

Retina:

Retinoblastoma: Tumor anak-anak yang sangat ganas.


c. Melanoma

Tulang:

Osteoma: biasanya mengenai sinus frontal atau ethmoid, bisa menyebabkan mukosel

frontal.

Kista dermoid, adalah suatu kista atau tumor yang berisi cairan kental seperti bubur

yang disebut sebum, bisa berisi rambut, dimana kantungnya dilapisi oleh dermis.

Umumnya letaknya pada bidang garis tengah tubuh. Dapat tumbuh di kepala, badan

atau perut . Didapatkan pada anak-anak atau pada bayi sejak lahir.

Kista epidermoid adalah suatu kista yang kantungnya dilapisi epidermis berisi

massa kental. Sering terdapat di kulit telapak kaki atau tangan. Penyebabnya diduga

trauma dimana sel epidermis masuk ke subkutan dan tumbuh disana.

d. Sinus paranasal, nasofaring:

Karsinoma: Sering menginvasi dinding medial orbit pada tahap dini penyakit.

e. Selubung saraf optik:

Meningioma: sering meluas keintrakranial melalui foramen optik.

f. Saraf optik:

Glioma (astrositoma pilositik): tumor yang tumbuh di berbagai bagian otak. Tumbuh

sangat lambat.

Neurofibroma/neurinoma: benjolan seperti daging yang lembut, yang berasal dari

jaringan saraf.

g. Jaringan ikat:

Rabdomiosarkoma: Tumor anak-anak ganas dengan pertumbuhan dan penyebaran lokal

cepat.

h. Metastasis melalui darah:

Dewasa:

- Karsinoma 'breast'

- Karsinoma bronchial
Anak-anak:

- Neuroblastoma

- Sarkoma Ewing

- Leukemia

- Tumor testikuler

i. Lesi orbital non-neoplastik:

- Hemangioma/limfangioma kavernosa: Lesi jinak yang sering terjadi pada dewasa.

- Pseudotumor

- Eksoftalmos endokrin

- Granulomatosis Wagener

- Histiositosis X

- Sarkoidosis

- Fistula karotid-kavernosa tampil dengan eksoftalmos pulsatif.

F. MANIFESTASI KLINIS

a. Nyeri orbital

Jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga merupakan gambaran khas

'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa.

b. Proptosis

Pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering dijumpai, berjalan bertahap

dan tak nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas).

c. Arah bola mata tidak lurus kedepan

d. Turunnya penglihatan sampai buta

Penglihatan terganggu akibat terkenanya saraf optik atau retina, atau tak langsung akibat

kerusakan vaskuler.

e. Penglihatan ganda

f. Nyeri

g. Merah
h. Pembengkakan kelopak atau terlihatnya massa tumor

Mungkin jelas pada pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau fistula karotid-kavernosa.

i. Palpasi

Bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak atau bola mata, terutama

dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel.

j. Pulsasi

Menunjukkan lesi vaskuler; fistula karotidkavernosa atau malformasi arteriovenosa,

dengarkan adanya bruit.

k. Gerak mata

Sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia

endokrin atau dari lesi saraf III, IV, dan VI pada fisura orbital (misalnya sindroma

Tolosa Hunt) atau sinus kavernosus.

Gangguan mekanisme pengendalian pertumbuhan normal Berfungsinya onkogen

(karsinogenic Agent)

G. PATOFISIOLOGI

Mutasi gen pengendali pertumbuhan Infeksi virus ( Virus SV 4)


H. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Sebagian tumor orbita dapat dengan mudah diidentifikasi, namun ada tumor orbita yang tidak terihat

sampai berkembang membesar sehingga menimbulkan kelainan di orbita. Tumor orbita sering

didiagnosa dengan bantuan CT-Scan atau MRI, sementara itu diagnosa pasti melalui pemeriksaan

patologi anatomi.

a. Foto polos orbit

Menunjukkan erosi lokal (keganasan), dilatasi foramen optik (meningioma, glioma saraf optik) dan

terkadang kalsifikasi (retinoblastoma, tumor kelenjar lakrimal). Meningioma sering menyebabkan

sklerosis lokal.

b. CT scan orbit

Menunjukkan lokasi tepat patologi intraorbital dan memperlihatkan adanya setiap perluasan

keintrakranial.

c. Venografi orbital

Mungkin membantu.

d. Pencitraan tomografi terkomputer pada tumor orbita

Tomografi terkomputer ini sangat membantu karena dengan alat itu dapat terlihat dengan jelas seluruh

jaringan lunak orbita dan tulang-tulangnya sekalipun. Dengan tomografi terkomputer diperoleh

kesehatan nilai akurasi sampai sekitar 80-85 %, hal ini dapat dicapai, oleh karena dengan pemeriksaan

tomografi terkomputer tampak perbedaan densitas jaringan yang rnembentuk jenis tumor tersehut

Untuk lesi yang terletak di retrobulbair dengan pemeriksaan tomografi terkomputer didapatkan nilai

akurasi 99.4 %. Hasil pemeriksaan tomografi terkomputer yang negatif palsu dapat terjadi bila lesi

terbatas di daerah bulbus okuli.


Pemeriksaan diagnostik pada mata secara umum sebagai berikut :

a. Kartu mata Snellen/ mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) ;

mungkin terganggu dengan kerusaakan kornea, lensa, aqueus atau vitreus Humour, kesalahan refraksi

atau penyakit system saraf atau penglihatan ke retina atau jalan optic.

b. Lapang penglihatan ; penurunanan yang disebabkan oleh CSV, massa tumor pada hipofisis/

otak, karotis atau patologis arteri serebral atau Glaukoma.

c. Tonografi ; mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)

d. Gonioskopi ; membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup pada glaukoma.

e. Oftalmoskopi ; mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optic, papiledema,

perdarahan retina dan mikroanurisme.

Pemeriksaan darah lengkah, laju sedimentasi (LED) ; menunjukkan anemia sistemik / infeksi.

I. Penatalaksanaan

Penanganan tumor orbita bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi, dan tipe tumor. Sebagian tumor

orbita hanya membutuhkan terapi medis (obat-obatan) dan sebagian membutuhkan tindakan yang

lebih radikal yaitu mengangkat secara total massa tumor, sebagian lainnya tidak membutuhkan

terapi. Kadang-kadang setelah pengangkatan massa tumor pasien masih membutuhkan terapi

tambahan seperti radioterapi (sinar) dan kemoterapi.

a. Tumor jinak
Memerlukan eksisi, namun bila kehilangan penglihatan merupakan hasil yang tak dapat dihindarkan,

dipikirkan pendekatan konservatif.

b. Tumor ganas

Memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga berreaksi baik dengan khemoterapi. Terkadang

lesi terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal) memerlukan reseksi radikal.

Pendekatan operatif :

Pengobatan tumor mata umumnya bersifat operatif. Kadang-kadang diperlukan pemberian obat

antikanker (sitostatika) atau penyinaran. Organ mata relatif kecil, sehingga operasi tumor sering sulit

dilakukan tanpa mengorbankan mata, apalagi jika datang pada stadium lanjut. Selain itu, penanganan

tumor harus tuntas, operasi tidak bersih menyebabkan kekambuhan.

a. Orbital medial, untuk tumor anterior, terletak dimedial saraf optik.

b. Transkranial-frontal, untuk tumor dengan perluasan intrakranial atau terletak posterior dan

medial dari saraf optik.

c. Lateral, untuk tumor yang terletak superior, lateral, atau inferior dari saraf optik.

Prioritas Keperawatan

a. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut

b. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan / penurunan ketajaman penglihatan

c. Mencegah komplikasi

d. Memberikan informasi tentang proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan pengobatan


J. Komplikasi

a. Glaukoma, adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih tinggi dari

pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan.

b. Keratitis ulseratif, yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya destruksi

(kerusakan) pada bagian epitel kornea.

Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan

mengakibatkan kornea menjadi keruh.

2.2 LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengkajian Identitas Klien

Pasien (diisi lengkap)

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :
Tgl Masuk RS :

Penanggung Jawab (diisi lengkap)

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

2. Pengkajian Riwayat Kesehatan

Keluhan utama

(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian).

Apakah klien mengalami gangguan penglihatan/adanya benjolan pada mata.

Riwayat kesehatan sekarang

(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit).

Apakah ada benjolan pada daerah sekitar mata/dahi, ada perasaan yang tidak nyaman akibat adanya

benjolan, nyeri, takut. Tampak benjolan pada daerah orbita, kaji ukuran benjolan, jenis benjolan

(keras, lunak, mobile/tidak ).


Riwayat kesehatan yang lalu

(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).

Apakah klien punya riwayat trauma pada mata atau riwayat penyakit tumor, memiliki faktor resiko

penyakit mata (memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, riwayat penyakit mata dalam keluarga seperti

glaukoma, atau mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi mata).

Riwayat kesehatan keluarga

(adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit

lain baik bersifat genetis maupun tidak).

Apakah ada anggota keluarga yang juga pernah terkena penyakit tumor mata, tumor lain, atau

penyakit degeneratif lainnya

3. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

GCS

Tanda Vital ( tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)

Kesadaran

Pemeriksaan Mata : Status lokalis (Visus, koreksi, skiaskopi, tonometri, kedudukan,

pergerakan, Palpebrae Superior, Palpebrae inferior, Konjungtiva palpabrae, Konjungtiva bulbi,

Konjungtiva forniks, skera, iris, pupil, lensa, funduskopi, refleks fundus, Corpus Vitreum, tens oculi,

Sistem Lakrimalis

B. Pengkajian 11 Fungsional Gordon


Pengkajian berdasarkan pola fungsional Gordon preoperasi

1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

Tanyakan pada klien bagaimana pemahaman pasien dan keluarga tentang rencana prosedur

bedah dan kemungkinan gejala sisanya yang dikaji bersamaan dengan reaksi pasien terhadap rencana

pembedahan mata.

Menanyakan pada klien tentang pengalaman pembedahan, pengalaman anestesi, riwayat

pemakaian tembakau, alkohol, obat-obatan.

Biasanya klien mengalami perubahan status kognitif karena pembedahan yang akan dihadapi.

2. Pola nutrisi metabolik

Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan setelah sakit?

Apakah ada perubahan pola makan klien?

Kaji apa makanan kesukaan klien?

Kaji riwayat alergi makanan maupun obat-obatan tertentu.

Tanyakan kebiasaan makanan yang dikonsumsi klien, apakah klien sebelumnya jarang

mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, dan vitamin E

Biasanya klien dengan glaukoma akut akan merasa mual / muntah

3. Pola eliminasi

Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien apakah mengalami gangguan?

Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?.

4. Pola aktivas latihan


Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari sebelum menghadapi pembedahan,

apakah klien dapat melakukannya sendiri atau malah dibantu keluarga?

Apakah aktivitas terganggu karena gangguan penglihatan yang dihadapinya?

5. Pola istirahat tidur

Kaji perubahan pola tidur klien sebelum menghadapi oprasi, berapa lama klien tidur dalam

sehari?

Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur, seperti nyeri pada mata, pusing, dan lain lain.

Keadaan pasien yang cemas akan mempengaruhi kebutuhan tidur dan istirahat (Ruth F. Craven,

Costance J Himle, 2000). Pada pasien preoperasi yang terencana mengalami kecemasan yang

mengakibatkan terjadinya gangguan pola tidur antara 3 5 jam, sedangkan kebutuhan tidur dan

istirahat normal adalah antara 7 8 jam. (Gunawan L, 2001).

6. Pola kognitif persepsi

Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan penglihatan

Apakah klien mengalami kesulitan saat membaca atau melihat

Apakah menggunakan alat bantu melihat

Bagaimana hasil visus

Apakah ada keluhan pusing dan bagaimana gambarannya

Klien akan mengalami gangguan penglihatan (kabur/ tak jelas), sinar terang menyebabkan silau

dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/ merasa

di ruang gelap. Penglihatan berawan/ kabur, tampak lingkaran cahaya/ pelangi sekitar sinar,

kehilangan penglihatan perifer, fotofobia. Perubahan kacamata / pengobatan tidak memperbaiki

penglihatan.
Pada mata tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak). Pupil menyempit dan merah

/ mata keras dengan kornea berawan (glaucoma akut). Peningkatan air mata.

Adanya ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/ berat menetap

atau tekanan pada sekitar mata, sakit kepala (glaucoma akut)

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanya apakah klien

merasa rendah diri ?

Biasanya klien akan takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan setelah operasi.

Apakah sering merasa marah, cemas, takut, depresi, karena terjadi perubahan dalam

penglihatan.

8. Pola peran hubugan

Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit

dan bagaimana hubungan sosial klien dengan masyarakat sekitarnya?

Pola peran hubungan klien dengan orang lain tergantung dengan kepribadiannya. Klien dengan

kepribadian tipe ekstrovert pada orang biasanya memiliki ciri-ciri mudah bergaul, terbuka, hubungan

dengan orang lain lancar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Hal ini akan

menyebabkan seseorang lebih terbuka, lebih tenang serta dapat mengurangi rasa cemas dalam

menghadapi pra operasi.

9. Pola reproduksi dan seksualitas

Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan?

Apakah ada perubahan kepuasan pada klien berkaitan dengan kecemasan dan ketakutan

sebelum operasi?
Pada pasien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek

kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya

10. Pola koping dan toleransi stress

Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah?

Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?

Pada pasien pre operasi dapat mengalami berbagai ketakutan . Takut terhadap anestesi, takut

terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuaan atau takut tentang derformitas atau

ancaman lain terhadap citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas (Smeltzer and

Bare, 2002).

11. Pola nilai dan kepercayaan

Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi pembedahan?

Pengkajian pola fungsional Gordon postoperasi

1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang dideritanya dan

pentingnya kesehatan bagi klien?

Bagaimana pandangan klien tentang penyakitnya setelah pembedahan?

Apakah klien merasa lebih baik setelah pembedahan?

Apakah klien mengetahui cara merawat matanya pasca operasi?

2. Pola nutrisi metabolik

Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan setelah sakit?
Apakah ada perubahan pola makan klien?

Kaji apa makanan kesukaan klien?

Kaji riwayat alergi klien.

Kaji apakah klien mengetahui makanan yang dapat mempengaruhi proses kesembuhan

matanya?

Biasanya klien akan dipasangi infus, monitor, respirator pasca operasi

3. Pola eliminasi

Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien setelah pembedahan?

Apakah mengalami gangguan?

Kaji apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi nya?.

4. Pola aktivas latihan

Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari, apakah klien dapat melakukannya

sendiri atau malah dibantu keluarga?

Ada beberapa aktivitas atau kegiatan yang dilarang dalam waktu tertentu pasca operasi.

pasca operasi klien dalam posisi tertelentang dan monitor jika terjadi perdarahan dan adanya

penurunan kesadaran

5. Pola istirahat tidur

Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien tidur dalam sehari?

Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur pasca operasi seperti nyeri dan lain lain.

Biasanya pasien mengalami gangguan tidur karena nyeri pasca operasi dan menjaga posisi saat tidur.

6. Pola kognitif persepsi


Kaji apakah ada komplikasi pada kognitif, sensorik, maupun motorik setelah pembedahan,

terutama pada mata klien.

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

Kaji bagaimana klien memandang dirinya pasca operasi?

Apakah klien merasa optimis dengan kesembuhan pada matanya?

8. Pola peran hubugan

Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit

pasca operasi?

Bagaimana hubungan social klien dengan masyarakat sekitarnya?

9. Pola reproduksi dan seksualitas

Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan?

Apakah ada perubahan kepuasan pada klien?

Pada klien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek

kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya

10. Pola koping dan toleransi stress

Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah, terutama cemas karena tidak tahu

kepastian kesembuhan matanya?

Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?

11. Pola nilai dan kepercayaan

Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya?

Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien?


C. Asuhan keperawatan

Diagnosa keperawatan preoperasi

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:

1. Gangguan persepsi penglihatan

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya massa pada mata

3. Knowledge deficit (kurang pengetahuan) tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b.d

kurangnya informasi

NANDA 1

Gangguan persepsi penglihatan

Defenisi:

Perubahan dalam jumlah maupun pola rangsangan yang diterima yang disertai dengan penyusutan,

pelebihan, penyimpangan, atau gangguan tanggapan terhadap rangsangan tersebut.

Batasan karakteristik:

Berubahnya ketajaman pancaindera

Berubahnya respon yang umum terhadap rangsangan

Distorsi pancaindera
NOC 1 :

Orientasi Kognitif

Indikator:

Mampu mengenal diri sendiri

Mampu mengenal orang penting lainnya

Mampu mengenal tempat yang sekarang

Kompensasi tingkah laku Penglihatan

Indikator:

Pantau gejala dari semakin buruknya penglihatan

Mampu memposisikan diri untuk penglihatan

Menggunakan layanan pendukung untuk penglihatan yang lemah

Menggunakan alat bantu penglihatan yang lemah

NIC 1:

Peningkatan Komunikasi : Defisit Melihat

Aktifitas:

o Kenali diri sendiri ketika memasuki ruang pasien


o Catat reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan (misal, depresi, menarik diri, dan menolak

kenyataan)

o Menerima reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan

o Andalkan penglihatan pasien yang tersisa sebagaimana mestinya

o Gambarkan lingkungan kepada pasien

o Jangan memindahkan benda-benda di kamar pasien tanpa memberitahu pasien

o Memprakarsai untuk menyerahkan ke ahli terapi sebagaimana mestinya

o Rujuk pasien dengan masalah penglihatan ke agen yang sesuai

Manajemen Lingkungan

o Ciptakan lingkungan yang aman untuk klien

o Hilangkan bahaya lingkungan (misal, permadani yang bisa dilepas-lepas dan kecil, mebel yang

dapat dipindah-pindahkan)

o Hilangkan objek-objek yang membahayakan dari lingkungan

o Kawal klien selama kegiatan-kegiatan di bangsal sebagaimana mestinya

o Tempatkan benda-benda yang sering digunakan dekat dengan jangkauan

o Sediakan tempat tidur tinggi-rendah yang sesuai

o Manipulasi pencahayaan untuk kebaikan terapeutik

o Sediakan alat-alat yang adaptif (misal, bangku untuk melangkah atau pegangan tangan) yang sesuai

o Susun perabotan di dalam kamar dalam tatakan yang sesuai yang bagus dalam mengakomodasi

ketidakmampuan pasien ataupun keluarga


o Tempatkan benda-benda yang sering digunakan dekat dengan jangkauan

o Kurangi stimulus lingkungan sebagaimana mestinya

o Hindarkan mengekspos yang tak penting, draf-draf, memanas-manasi, atau menakut-nakuti

o Batasi pengunjung

o Bawa benda-benda yang familiar dari rumah

o Ijinkan keluarga/orang tertentu lainnya untuk tetap bersama pasien

o Didik pasien dan pengunjung mengenai perubahan/tindakan pencegahan, sehingga mereka tidak

akan dengan segaja mengganggu lingkungan yang direncanakan

o Beri keluarga/orang penting lainnya informasi tentang menciptakan lingkungan rumah yang aman

bagi pasien

NANDA 2

Ganggguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya massa dalam mata p. 352

Defenisi: merasakan kurang, bantuan, dan kelebihan fisik, psikospiritual, lingkungan dan dimensi

social.

Batasan karakteristik:

Gejala penyakit yang berhubungan

Gangguan pola tidur

Melaporkan ketidaknyamanan

Melaporkan gelisah
NOC 2

Comfort level (tingkat kenyamanan) p. 173

Indikator:

Melaporkan kecewa dengan control gejala

Melaporkan kecewa dengan control nyeri

Menyatakan kecewa dengan tingkat kenyamanan

NIC 2

Pain management (Manajemen nyeri) p. 412

Aktivitas:

o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, dan factor presipitasi

o Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

o Kaji budaya yang mempengaruhi respion nyeri

o Determinasi akibat nyeri terhadap kualitas hidup

o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

o Control ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri


o Kurangi factor presipitasi nyeri

o Pilih dan lakukan penanganan nyeri

o Ajarkan pasien untuk memonitor nyeri

o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

o Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

o Evaluasi keefektifan control nyeri

o Tingkatkan istirahat

o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

o Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

NANDA 3

Knowledge deficit (kurang pengetahuan) tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b.d kurangnya

informasi

Defenisi :tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif berhubungan dengan topik

spesifik.

Batasan karakteristik:

Mengikuti instruksi yang tidak akurat

Tidak familiar dengan informasi

NOC 3

Pengetahuan :proses penyakit


Indikator :

Kenalkan pasien dengan nama penyakit

Deskripsikan proses penyakit

Deskripsikan penyebab atau factor yang berkonstribusi

Deskripsikan factor resiko

Deskripsikan efek penyakit

Deskripsikan komplikasi

Deskripsikan pengukuran untuk meminimalisasi perkembangan penyakit

Pengetahuan : aktivitas pengobatan

Mengidentifikasi aktifitas pengobatan

Menjelaskan tujuan aktifitas

Mendeskripsikan efek dari aktifitas

Mendeskripsikan aktifitas yang terbatas

Mendeskripsikan aktifitas pencegahan

Mendeskripsikan faktor toleransi aktifitas yang rendah

Mendeskripsikan strategi peningkatan aktifitas secara berlanjut

Mendeskripsikan bagaimana mengamati aktifitas

Melaksanakan pengontrolan aktifitas diri

Mendeskripsikan hambatan-hambatan untuk melakukan implementasi rutin


Mendeskrispsikan rencana pelaksanaan latihan

Mendeskrispsikan praktik latihan

NIC 3

Mengajarkan :proses penyakit

Defenisi :membantu pasien untuk memahami informasi berhubungan dengan proses

penyakit yang spesifik

Aktivitas :

o Menilai level pengetahuan pasien berhubungan dengan proses penyakit

o Jelaskan patofisiologi penyakit dan hubungannya dengan anatomi dan fisiologi

o Deskripsikan tanda umum dan symptom penyakit

o Mendeskripsikan proses penyakit secara tepat

o Identifikasi penyebab yang mungkin

o Sediakan informasi kepada pasien tentang kondisi

o Sediakan informasi pada keluarga atau yang lainnya tentang kemajuan pasien

o Sediakan informasi tentang pengobatab diagnostik

o Diskusikan terapi atau pilihan pengobatan

o Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin

o Memperjelas informasi, disediakan oleh anggota tim kesehatan lainnya


Mengajarkan : Prosedur/Pengobatan

o Informasikan pada pasien/orang penting lainnya tentang kapan dan dimana prosedur/pengobatan

akan dilakukan, dengan tepat

o Informasikan pada pasien/orang penting lainnya tentang berapa lama prosedur/pengobatan yang

diharapkan

o Informasikan pada pasien/orang penting lainnya yang akan melakukan prosedur/pengobatan

o Menjelaskan maksud dari prosedur/pengobatan

o Menjelaskan prosedur/pengobatan

o Instruksikan pada pasien bagaimana bekerjasam/berrpartisipasi selama prosedur/pengobatan,

dengan tepat

o Mengatur perjalanan dari prosedur/ruang pengobatan dan area tunggu, dengan tepat

o Memperkenalkan pasien pada staf yang akan terlibat dalam prosedur/pengobatan, dengan tepat

o Menjelaskan kebutuhan untuk peralatan yang pasti (contoh: peralatan monitor) dan fungsinya

o Mendiskusikan kebutuhan untuk tindakan khusus selama prosedur/pengobatan, dengan tepat

o Informasikan pada pasien bagaimana mereka dapat membantu pada proses penyembuhan

o Menyediakan informasi ketika dan dimana hasilnya akan didapat dan bagaimana menjelaskannya

o Mendiskusikan pengobatan alternative, dengan tepat

o Mengikutsertakan keluarga/orang penting lainnya, dengan tepat

Diagnosa keperawatan post operasi

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:


1. Kecemasan berhubungan dengan hasil pembedahan.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan pasca operasi

NANDA 1

Cemas berhubungan dengan hasil dari pembedahan (p. 242)

Defenisi:

Sebuah perasaan ketidaknyamanan, tidak enak atau takut samar-samar disertai oleh respon otonom

sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu; perasaan ketakutan yang

disebabkan oleh antisipasi bahaya. itu adalah mengubah sinyal yang memperingatkan bahaya yang

akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah-langkah untuk menghadapi

ancaman

Batasan karakteristik:

Insomnia

Kawatir

Menggigil

Gelisah

Tidak nafsu makan

Tekanan darah meningkat

Sulit konsentrasi
NOC 1 :

Kontrol kecemasan (p. 116)

Indikator:

Memonitor intensitas kecemasan

Mengeliminasi penyebab kecemasan

Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemas

Merencanakan strategi koping

Gunakan strategi koping yag efektif

Gunakan teknik relaksasi

Perhatikan hubungan social

Laporkan tidur yang tidak adekuat

Control respon cemas

NIC 1:

Penurunan kecemasan (p.109)

Aktifitas:

o Gunakan ketenangan, meyakinkan pendekatan

o Jelaskan semua prosedur

o Lihat untuk mengerti perspektif pasien terhadap situasi stress

o Sediakan informasi tentang diagnosis, pengobatan, dan prognosis


o Tetap bersama pasien untuk kenyamanan dan mengurangi takut

o Tanggapi perilaku

o Ciptakan suasana untuk menfasilitasi kepercayaan

o Menyemangati secara verbal mengenai perasaan, persepsi, dan ketakutan

o Identifikasi perubahan tingkat kecemasan

o Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menurunkan kecemasan

o Ajarkan klien menggunakan teknik relaksasi

o Gunakan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan, jika diperlukan

NANDA 2

Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan pasca operasi

Defenisi:

Ketiadaan atau kekurangan informasi teori yang berhubungan yang berhubungan dengan suatu topik

tertentu/spesifik

Batasan karakteristik:

Keterbatasan teori

Kesalahan menafsirkan informasi

Tidak terbuka

Tidak ada minat dalam belajar


Ketiadaan daya ingat

Tidak tahu dengan sumber informasi

NOC 2 :

Pengetahuan: Prosedur Perawatan

Indikator:

Mendeskripsikan prosedur perawatan

Menjelaskan tujuan prosedur

Mendeskripsikan langkah prosedur

Mendeskripsikan bagaimana melakukan prosedur

Mendeskripsikan tindakan pencegahan yang berhubungan dengan prosedur

Mendeskripsikan prosedur yang terbatas Mendeskripsikan alat dan bahan perawatan Menunjukkan

prosedur perawatan

Mendeskripsikan tindakan mengatasi komplikasi

Mendeskripsikan efek samping yag potensial

NIC 2:

Mengajarkan: Setelah Operasi

Aktifitas:
o Informasikan kepada pasien dan orang lain yang penting tentang tanggal yang tetap, waktu, dan

penempatan perawatan

o Informasikan kepada pasien dan orang lain yang penting berapa lama perawatan diharapkan

berlangsung

o Menentukan pengalaman pasien yang berhubungan dengan pembedahan sebelumnya dan tingkat

pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan

o Mendeskripsikan berbagai pengobatan setelah operasi, efek yang akan terjadi pada pasien, dan

dasar pemikiran untuk mengguanakannya

o Memperkenalkan pasien dengan staf yang akan dilibatkan dalam perawatan/perawtan setelah

operasi, dengan tepat

o Menjelaskan maksud dari tujuan setelah operasi

o Mendeskripsikan rutinitas sesudah operasi/perlengkapan (misalnya: pengobatan, perawatan yang

berhubungan dengan pernafasan, saluran, mesin, pendukung selang karet, pembalut luka berhungan

dengan pembedahan, ambulasi, diet, kunjungan keluarga, dan menjelaskannya secara tepat, dengan

tepat

o Informasikan pada pasien tentang bagaimana mereka dapat membantu proses penyembuhan

2.3 PENDIDIKAN KESEHATAN


Petunjuk Umum bagi Pasien setelah Operasi Mata

Petunjuk di bawah ini disiapkan sebagai informasi umum dan saran sehubungan dengan kondisi mata

dan dirancang sebagai panduan tentang bagaimana cara merawat mata.

Panduan perawatan mata ini tentunya tidak komprehensif dan mengikuti cara pencegahan ini tidak

sepenuhnya menjamin terhindar dari komplikasi. Namun, panduan ini berguna bagi untuk perawatan

mata setelah operasi dan dapat membantu mengurangi resiko yang dapat menyebabkan komplikasi.

Tetap gunakan pelindung mata hingga keesokan harinya

Jangan menggunakan tetes mata / salep apapun pada mata yang akan dioperasi pada hari operasi

Klien mungkin diopname selama beberapa hari jika kondisi klien membutuhkan rawat inap pada saat

pemeriksaan dokter

Perawat akan membuka perban /pelindung mata keesokan harinya. Perawat akan membersihkan mata

dan mengenakan obat tetes mata / salep untuk klien. Sementara itu, perawat akan menunjukkan

kepada klien dan anggota keluarga cara menggunakan obat tetes mata dan saran mengenai cara

perawatan mata klien

Ada kemungkinan mata klien sedikit kemerahaan dan bengkak dan penglihatan menjadi buram,

namun efek ini akan hilang secara bertahap.

Intruksi Khusus

Hindari menggosok mata atau menutup mata terlalu erat atau memberikan tekanan apapun pada mata

selama enam (6) minggu

Nyeri ringan dapat diatasi dengan obat penahan nyeri (analgesic) yang diresepkan oleh dokter

Mata mungkin merasakan tidak nyaman yang disebabkan oleh jahitan operasi dan ketidaknyamanan

ini dapat berlangsung hingga jahitan dibuka


Hindari berenang hingga dokter mengijinkan

Hindari sabun dan air masuk kedalam kelopak mata saat mencuci muka

Cairan bercak darah dapat keluar dari mata selama beberapa hari pertama. Usap dengan tissue bersih

Gunakan pelindung mata pada malam hari selama 3 hingga 4 (3 4) minggu untuk melindungi mata

tergosok dengan tidak sengaja

Mencuci rambut di salon dengan cara menengadahkan kepala anda kebelakang

Hindari batuk dan bersin kuat

Tidak perlu posisi tidur tertentu. Klien dapat berbaring dengan posisi yang nyaman; namun, hindari

tekanan pada mata yang dioperasi


BAB III

PENUTUP

Seperti di bagian tubuh lain, mata juga bisa terserang tumor, baik jinak maupun ganas. Tumor adalah

pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor

ganas disebut sebagai kanker. Tumor pada mata disebut juga tumor orbita.
Tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga merusak

jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan kelenjar air mata.

Gejala tumor orbita sulit diketahui karena tumbuh di belakang bola mata. Umumnya diketahui setelah

terjadi penonjolan pada mata, gangguan pergerakan mata, atau terasa sakit.

Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai factor. Penyebab tumor mata terutama faktor genetik.

Penanganan tumor orbita bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi, dan tipe tumor.

Prioritas Keperawatan adalah mencegah penyimpangan penglihatan lanjut, meningkatkan adaptasi

terhadap perubahan / penurunan ketajaman penglihatan, mencegah komplikasi, memberikan informasi

tentang proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St.

Louis :Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner

Suddarth, Vol. 3. EGC : Jakarta.

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,

NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Singapore National Eye Centre. (2010). kondisi mata dan perawatan http://www.snec.com.sg/.

Diakses tanggal 16 September 2011

http://www.dexamedica.com, Tumor Orbita

http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Orbita.html, Tumor Orbita

http://cyberwoman.cbn.net.id, Waspadai kanker mata

http://digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail....

http://www.klinikmatanusantara-manado.com/file/859.pdf

http://ocw.usu.ac.id/course/download/...special.../sss155_slide_tumor_orbita.pdf

Ayyok Liat Artikel Menarikz Laennya


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE KEH...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DERMA...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KATAR...

NANDA, NIC, dan NOC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA POSTPARTUM ...

Ayyok Liat Artikel Menarikz Laennya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA POSTPARTUM ...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU L...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE PER...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIODE KEH...


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DERMA...

Diposkan oleh Cicilia UzhouMackie YoSungBanGeuD di 09:16

Kirimkan Ini lewat Email

BlogThis!

Berbagi ke Twitter

Berbagi ke Facebook

Label: ASUHAN KEPERAWATAN, KEPERAWATAN DEWASA 3

Reaksi:

0 komentar:

Poskan Komentar

Tulis Komentnya Disini yaxc!!!!

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Search Here!!!

welcome

Get Your Own Hi5 Scroller Here

Seuntai Kisah

Cicilia UzhouMackie YoSungBanGeuD

aQu adalah Sperti Apa yG orG laeN LiHat!!!!!!

Lihat profil lengkapku

Where am i?????
Cicilia UZoemacki Bangerd

Buat Lencana Anda

By TwitterButtons.com

FoLLoWww My BloG...

All about....

Pimp-My-Profile.com - Build a Slideshow

Peliharaanku .,bantu kasih makan ya.,^_^

Virtual Pet Cat for Myspace

BanGeuD's Time

cReate yOuR Own Message AnimatiOn


Sosok Yg Kan Slalu dirinDukan

Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan

aku penyambung lidah rakyat. [Menggali api Pancasila, hlm. 11] Seringkali aku merasakan badanku

seperti akan lemas, nafasku akan berhenti, apabila aku tidak bisa keluar dan bersatu dengan rakyat

jelata yang melahirkanku. [Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 13 ]

Jendela UzhouMacKie YoSungBangeud

GO...GO...GO...TIMNAS!!

Bambang Pamungkas (official website)

Jakmania 4Ever
SupErB2sTBanG20

2day : Greyson Chance- Waiting Outside The Lines

Gratisan Musik

My Visitors

Daftar Tamu

Label

2PM (1)

ASUHAN KEPERAWATAN (48)

B1A4 (5)
B2ST/BEAST (39)

BIGBANG (23)

C.N BLUE (7)

CERITA LUCU (6)

DAVID ARCHULETA (17)

DOWNLOAD IMAGES (4)

DOWNLOAD MP3 (38)

EMINEM (4)

FAKTA UNIK DAN AMAZING (4)

GARUDA DI DADAKU (11)

GREEN DAY (7)

HEALTHY (3)

ILMU DASAR KEPERAWATAN 5 (9)

ILMU DASAR KEPERAWATAN 6 (15)

ILMU DASAR KEPERAWATAN 7 (5)

IMAGES : BIGBANG (2)

IMAGES : SUPER JUNIOR (22)

JASON MIRAZ (1)

JESSE MCCARTNEY (3)

KEPERAWATAN ANAK (10)


KEPERAWATAN DEWASA 1 (18)

KEPERAWATAN DEWASA 2 (15)

KEPERAWATAN DEWASA 3 (20)

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (2)

KEPERAWATAN JIWA (6)

KETERAMPILAN DASAR DALAM KEPERAWATAN (10)

KISAH ABU NAWAS (34)

KISAH HIKMAH (16)

KOLEKSI KOMIK: CANDY-CANDY (3)

KOLEKSI KOMIK: DEATH NOTE (1)

LIRIK (49)

MAHER ZAIN (6)

MANAJEMEN KEPERAWATAN (2)

MY CHEMICAL ROMANCE (15)

NANDA NOC NIC (1)

NARUTO (3)

NURSING INFORMATIK (2)

ONE REPUBLICK (1)

OST GOD OF STUDY (2)

OST YOU'RE BEAUTIFUL (7)


PENDIDIKAN KESEHATAN (8)

SAINS (2)

SEAMO (1)

SEHAT-SAKIT (1)

SEJARAH HIDUP NABI MUHAMMAD SAW ( Muhammad Husain Haekal) (14)

SUPER JUNIOR (16)

JejaCk TerAkHir...

Thankz 4 Coming.,

[Tutup]

WASSALAM....

Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like