Professional Documents
Culture Documents
A. PENGERTIAN
paling sering terjadi karena fraktur tulang tengkorak. Otak di tutupi olek tulang
tengkorak yang kaku dan keras. Otak juga di kelilingi oleh sesuatu yang berguna
suatu lubang, pergerakan dari otak mungkin akan menyebabkan pengikisan atau
robekan dari pembuluh darah yang mengelilingi otak dan dura, ketika pembuluh
darah mengalami robekan maka darah akan terakumulasi dalam ruang antara
dura dan tulang tengkorak, keadaan inlah yang di kenal dengan sebutan epidural
hematom.
dan biasanya berhubungan dengan linear fraktur yang memutuskan arteri yang
Arterial hematom terjadi pada middle meningeal artery yang terletak di bawah
Amerika Serikat.Orang yang beresiko mengalami EDH adalah orang tua yang
jarang terjadi pada umur kurang dari 2 tahun dan di atas 60 tahun. Angka
kematian meningkat pada pasien yang berusia kurang dari 5 tahun dan lebih dari
55 tahun. Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan dengan
perbandingan 4:1.
Tipe- tipe :
2. Subacute hematoma ( 31 % )
C. ETIOLOGI
Hematoma Epidural dapat terjadi pada siapa saja dan umur berapa saja, beberapa
keadaan yang bisa menyebabkan epidural hematom adalah misalnya benturan
pada kepala pada kecelakaan motor. Hematoma epidural terjadi akibat trauma
kepala, yang biasanya berhubungan dengan fraktur tulang tengkorak dan laserasi
pembuluh darah.
D. ANATOMI OTAK
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
membungkusnya, tanpa perlindungan ini, otak yang lembut yang membuat kita
seperti adanya, akan mudah sekali terkena cedera dan mengalami kerusakan.
Selain itu, sekali neuron rusak, tidak dapat di perbaiki lagi. Cedera kepala dapat
akibat langsung dari cedera kepala. Efek-efek ini harus dihindari dan di temukan
trauma eksternal. Di antar kulit dan galea terdapat suatu lapisan lemak dan lapisan
kehilangan darah yang berarti pada penderita dengan laserasi pada kulit kepala.
emisaria dan diploika. Pembuluh-pembuluh ini dapat emmbawa infeksi dari kulit
pentingnya pembersihan dan debridement kulit kepala yang seksama bila galea
terkoyak.
atau tabula yang di pisahkan oleh tulang berongga. Dinding luar di sebit tabula
eksterna, dan dinding bagian dalam di sebut tabula interna. Struktur demikian
memungkinkan suatu kekuatan dan isolasi yang lebih besar, dengan bobot yang
akibat yang fatal kecuali bila di temukan dan diobati dengan segera.
1. Dura mater cranialis, lapisan luar yang tebal dan kuat. Terdiri atas dua
lapisan:
3. Pia mater cranialis, lapis terdalam yang halus yang mengandung banyak
pembuluh darah.
E. PATOFISIOLOGI
dura meter. Perdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila salah satu
cabang arteria meningea media robek. Robekan ini sering terjadi bila fraktur
spinosum dan jalan antara durameter dan tulang di permukaan dan os temporale.
akan melepaskan durameter lebih lanjut dari tulang kepala sehingga hematom
bertambah besar.
pada lobus temporalis otak kearah bawah dan dalam. Tekanan ini menyebabkan
ini menyebabkan timbulnya tanda-tanda neurologik yang dapat dikenal oleh tim
medis.
tempat ini terdapat nuclei saraf cranial ketiga (okulomotorius). Tekanan pada
saraf ini mengakibatkan dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata. Tekanan pada
kelemahan respons motorik kontralateral, refleks hiperaktif atau sangat cepat, dan
Karena perdarahan ini berasal dari arteri, maka darah akan terpompa terus
keluar hingga makin lama makin besar. Ketika kepala terbanting atau terbentur
mungkin penderita pingsan sebentar dan segera sadar kembali. Dalam waktu
beberapa jam , penderita akan merasakan nyeri kepala yang progersif memberat,
ini selama penderita sadar setelah terjadi kecelakaan di sebut interval lucid.
Fenomena lucid interval terjadi karena cedera primer yang ringan pada Epidural
hematom. Kalau pada subdural hematoma cedera primernya hamper selalu berat
atau epidural hematoma dengan trauma primer berat tidak terjadi lucid interval
karena pasien langsung tidak sadarkan diri dan tidak pernah mengalami fase
sadar.
Sumber perdarahan :
Artery meningea ( lucid interval : 2 3 jam )
Sinus duramatis
Diploe (lubang yang mengisis kalvaria kranii) yang berisi arteri diploica dan
vena diploica
saraf karena progresifitasnya yang cepat karena durameter melekat erat pada
herniasi trans dan infra tentorial.Karena itu setiap penderita dengan trauma kepala
yang mengeluh nyeri kepala yang berlangsung lama, apalagi progresif memberat,
F. GAMBARAN KLINIS
Pasien dengan kondisi seperti ini seringkali tampak memar di sekitar mata dan di
belakang telinga. Sering juga tampak cairan yang keluar pada saluran hidung atau
dari cedera kepala. Banyak gejala yang muncul bersaman pada saat terjadi cedera
kepala.
Bingung
Penglihatan kabur
Susah bicara
Mual
Pusing
Berkeringat
Pucat
hemiparese atau serangan epilepsi fokal. Pada perjalannya, pelebaran pupil akan
mencapai maksimal dan reaksi cahaya pada permulaan masih positif menjadi
negatif. Inilah tanda sudah terjadi herniasi tentorial. Terjadi pula kenaikan
tekanan darah dan bradikardi. Pada tahap akhir, kesadaran menurun sampai koma
dalam, pupil kontralateral juga mengalami pelebaran sampai akhirnya kedua pupil
tidak menunjukkan reaksi cahaya lagi yang merupakan tanda kematian. Gejala-
interval bebas tidak akan terlihat, sedangkan gejala dan tanda lainnya menjadi
kabur.
G. GAMBARAN RADIOLOGI
Pada foto polos kepala, kita tidak dapat mendiagnosa pasti sebagai
yang mengalami trauma pada film untuk mencari adanya fraktur tulang yang
potensi cedara intracranial lainnya. Pada epidural biasanya pada satu bagian saja
(single) tetapi dapat pula terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfeks,
posisi duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater. MRI juga
dapat menggambarkan batas fraktur yang terjadi. MRI merupakan salah satu
H. DIAGNOSIS BANDING
1. Hematoma subdural
Hematoma subdural terjadi akibat pengumpulan darah diantara dura mater dan
di dalamnya.
I. PENATALAKSANAAN
Penanganan darurat :
Terapi medikamentosa
Elevasi kepala 300 dari tempat tidur setelah memastikan tidak ada cedera
mannitol 20% (dosis 1-3 mg/kgBB/hari) yang bertujuan untuk mengatasi edema
cerebri yang terjadi akan tetapi hal ini masih kontroversi dalam memilih mana
sedini mungkin (24 jam pertama) untuk mencegah timbulnya focus epileptogenic
masuk ke susunan saraf pusat dan secara teoritis lebih superior dari natrium
bikarbonat, dalam hal ini untuk mengurangi tekanan intracranial. Barbiturat dapat
dipakai unuk mengatasi tekanan inrakranial yang meninggi dan mempunyai efek
protektif terhadap otak dari anoksia dan iskemik dosis yang biasa diterapkan
dengan 5 mg/ kgBB setiap 3 jam serta drip 1 mg/kgBB/jam unuk mencapai kadar
serum 3-4mg%.
Terapi Operatif
Indikasi operasi di bidang bedah saraf adalah untuk life saving dan untuk
fungsional saving. Jika untuk keduanya tujuan tersebut maka operasinya menjadi
operasi emergenci. Biasanya keadaan emergenci ini di sebabkan oleh lesi desak
ruang.
Indikasi untuk life saving adalah jika lesi desak ruang bervolume :
> 25 cc desak ruang supra tentorial
Sedangakan indikasi evakuasi life saving adalah efek masa yang signifikan :
Penurunan klinis
Efek massa dengan volume > 20 cc dengan midline shift > 5 mm dengan
J. PROGNOSIS
Besarnya
Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural biasanya baik, karena
kerusakan otak secara menyeluruh dapat dibatasi. Angka kematian berkisar antara
7-15% dan kecacatan pada 5-10% kasus. Prognosis sangat buruk pada pasien
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. PENGKAJIAN
1. Breathing
iramanya, bisa berupa Cheyne Stokes atau Ataxia breathing. Napas berbunyi,
2. Blood
disritmia).
3. Brain
Gangguan nervus hipoglosus. Gangguan yang tampak lidah jatuh kesalah satu
4. Blader
Pada cidera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi, inkontinensia uri,
5. Bowel
6. Bone
Pasien cidera kepala sering datang dalam keadaan parese, paraplegi. Pada
kondisi yang lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi dan dapat pula
terjadi spastisitas atau ketidakseimbangan antara otot-otot antagonis yang
terjadi karena rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf di otak dengan
refleks pada spinal selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus otot.
fungsi motorik/sensorik.
Kriteria hasil: Tanda vital stabil dan tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK.
INTERVENSI RASIONAL
a) Pantau /catat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai
standar GCS.
kerusakan SSP.
b) Evaluasi keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi
terhadap cahaya.
R/Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial okulomotor (III) berguna untuk
pada hipotalamus.
d) Pantau intake dan out put, turgor kulit dan membran mukosa.
insipidus.
yang tenang.
ditoleransi.
R/Diuretik pada fase akut untuk menurunkan air dari sel otak, edema otak
INTERVENSI RASIONAL
pernapasan.
mekanis.
untuk melindungi jalan napas sendiri. Pasang jalan napas sesuai indikasi.
d) Anjurkan pasien untuk melakukan napas dalam yang efektif bila pasien
sadar.
R/Mencegah/menurunkan atelektasis.
g) Pantau analisa gas darah, tekanan oksimetri dan Lakukan ronsen thoraks
ulang
h) Berikan oksigen.
pencegahan hipoksia.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit
INTERVENSI RASIONAL :
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym,Epiduralhematoma,www.braininjury.com/epidural-subdural-
hematoma.html.
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )