You are on page 1of 3

A.

Patogenesa
Penyakit IBD menyerang ayam umur 3-6 minggu pada saat perkembangan bursa
fabricius mencapai optimum. Pada saat yang sama, antibodi asal induk mulai menurun,
sehingga ayam rentan terhadap infeksi virus IBD. Sebaliknya, penyakit IBD tidak
membahayakan bagi ayam yang telah mengalami regresi bursa fabricius, karena target sel
infeksi virus IBD adalah sellimfoid bursa fabricius (Tanimura et al, 1995 dalam
Wahyuwardani, 2012).
Penyakit Infectious bursal disease adalah infeksi virus, yang mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh unggas. Penyakit ini sangat menular, mempengaruhi ayam muda,
dan ditandai oleh kerusakan organ limfoid, dan khususnya bursa Fabricius, di mana
limfosit B matang dan berdiferensiasi. Sel target virus adalah limfosit B dalam tahap
belum matang,dan infeksi, bila tidak fatal menyebabkan imunosupresi. Infeksi IBDV
menyebabkan kerusakan pada bursa Fabricius yang berupa nekrosis dan apoptosis pada
sellimosit B. Infeksi pada umumnya melalui oral bersama pakan yang tercerna virus
masuk ke dalam usus. Virus kemudian ditangkap oleh sel makrofag atau limfosit sebagai
Antigen Precenting Cell (APC). Keberadaan IBD dapatdideteksi 13 jam pasca infeksi
pada sebagian besar folikel (Berg et al., 2000).
Untuk mengetahui adanya infeksi IBDV jaringan dari ayam yang terinfeksi secara
oral menggunakan immuno-florescence untuk mendeteksi antigen virus dalam makrofag
dan sel-sel limfoid di sekum pada 4 jam pasca infeksi dan dalam sel limfoid dari
duodenum dan jejunum pada 5 jam pasca infeksi. Virus mencapai hati pada 5 jam pasca
infeksi dan memasuki aliran darah dan terjadi viremia primer. Antigen virus ditemukan
pada sel limfoid bursa 11 jam pi tetapi belum ditemukan pada jaringan limfoid lain. Di
bursa virus bereplikasi paling banyak. Target dari virus IBD adalah sel IgM+ dan sel IgM
ini terdapat pada darah, limfonodus, dan pada permukaan sel-sel B. Setelah 16 jam pasca
infeksi terjadi viremia kedua dan replikasi sekunder pada organ lainnya yang dapat
menimbulkan kematian(Asraf, 2005; Libriani, 2015).
Penyebab kematian belum diketahui secara pasti. Namun demikian pada fase akut
teramati sindroma septic shock, dimana terjadi respon imun yang berlebihan, yang
ditandai dengan peningkatan konsentrasi TNF- yang berlebihan di dalam serum darah
ayam, yang kemudian diikuti terjadinya kematian. Infeksi klinis dan subklinis dengan
virus IBD dapat menyebabkan imunosupresi. Fase akut berlangsung selama 7 sampai 10
hari. Pada fase ini, sel B padafolikel bursa mengalami deplesi dan bursa mengalami
atropi. Selain itu, nekrosis sel juga berperan pada cepatnya kejadian deplesi sel pada
bursa Fabricius yang diinfeksi virus IBD. Pada ayam yang bertahan dan melewati fase
akut, efek patologi dapat sembuh dan virus dapat dihilangkan. Folikel bursa akan kembali
dipenuhi dengan IgM (+) sel B (Sharma et al., 2000 dalam Libriani, 2015).Pada organ
timus, infeksi virus IBD pada ayam DOC SPF, menyebabkan atrofi korteks timus pada 2-
10 hari pasca infeksi. Repopulasi sel limfoid pada timus terjadi pada 13 hari pasca
infeksi. Proliferasi sel RES, dan penurunan jumlah sel limfoid di bagian korteks
ditemukan pada timus yang mengalami atrofi.
Penurunan jumlah sel limfosit di dalam pusat germinativum terjadi pada organ
limpa, sel limfoid ditemukan di sekitar pembuluh darah arteri. Antigen virus IBD
terdeteksi mulai 1 hari sampai 7 hari pasca infeksi pada pusat germinativum, pulpa merah
(Wahyuwardani, 2012).

Sumber gambar: (Pudjiatmokoet al., 2014).

Asraf, Shaimaila. 2005. Studies on Infectious Bursal Disease virus. Disertasi. Ohio: The Ohio
University.
Berg ,T.P van den; Eterradossi N ; Toquin D ; Meulemans G. 2000. Infectious bursal disease
(Gumboro disease).http://www.oie.int/doc/ged/D9315.PDF (online). Agence Franaise
de Scurit Sanitaire des Aliments, Unit de Virologie, Immunologie et Pathologie
Aviaireet Cunicole, B.P. 53,22440 Ploufragan, France. Diakses pada tanggal 6 Maret
2017 pukul 15.23 WITA
Libriani, Restu. 2015. Studi Reseptor Virus Infectious Bursal Disease (IBD) pada Organ Limfoid
Ayam Pasca Vaksinasi dengan Metode Imunohistokimia. Tesis. Bogor: Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Pudjiatmoko; Muhammad Syibli, Sigit Nurtanto, Nilma Lubis, Syafrison,Siti Yulianti, Dhony
Kartika N, Chornelly Kusuma Yohana, Erlyna Setianingsih, Nurhidayah, Dian Efendi,
Esti Saudah, Ida Tjahajati, Gunanti, Suwarno, Abadi Sutisna, Suhardono, Sri Widjajanti,
Budiantono, Umi Purwanti, Dadang Polrianto, Apriyani Lestariningsih, dan Suryo
Purnomo Edi. 2014.
Wahyuwardani, Sutiastuti. 2012. Patogenesis Infeksi Virus Gumboro Isolat Lokal pada Embrio
dan Ayam Pedaging. Disertasi. Bogor: Sekolah Pasca sarjana Institut Pertanian Bogor.

You might also like