You are on page 1of 5

Lava Intermediate Patrick Rondonuwu

Makalah lava

Lava adalah cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi
melalui kawah gunung berapi atau melalui celah (patahan) yang kemudian
membeku menjadi batuan yang bentuknya bermacam-macam.

Bila cairan tersebut encer akan meleleh jauh dari sumbernya membentuk aliran
seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi batuan seperti lava ropi
atau lava blok (umumnya di Indonesia membentuk lava blok). Bila agak kental,
akan mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava dan pada
bagian pinggirnya membeku membentuk blok-blok lava tetapi suhunya masih
tinggi, bila posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas
guguran dari lava.

Lava koheren

Lava koheren dapat terbentuk sebagai akibat pergerakan magma ke luar ke


permukaan bumi. Dalam pergerakan tersebut magma dapat benar-benar keluar
ke permukaan bumi secara meleleh (effusive eruptions), atau membeku di dekat
permukaan, atau sebagian membeku di bawah dan sebagian lagi membeku di
permukaan bumi. Magma yang membeku di dekat permukaan dikenal sebagai
batuan beku intrusi dangkal. Padanan kata batuan beku intrusi dangkal ini
banyak sekali, antara lain batuan intrusi sub-gunungapi, batuan semi gunungapi,
subvolcanic intrusions, high level intrusives, shallow intrusions, low level
intrusions, syn-volcanic intrusions, dll.

Mengenai kedangkalan dari pembekuan magma ini belum ada angka kedalaman
yang pasti, tetapi diperkirakan tidak lebih dari 10 km di bawah kawah/kaldera
gunungapi. Sebagai contoh kedalaman dapur magma dangkal G. Merapi hanya
1 km di bawah puncak sedangkan dapur magma dalam berkisar antara 3 - 4 km
di bawah puncak. Siebett (1988) menuturkan bahwa tubuh intrusi di bawah
gunungapi komposit dan berasosiasi dengan lapangan panas bumi mempunyai
kedalaman 8 - 9 km. Pembekuan magma di dekat permukaan ini dimungkinkan
karena pertama, magma sudah membeku terlebih dahulu sebelum
pergerakannya mencapai ke permukaan bumi. Kedua, tidak semua magma
keluar ke permukaan bumi sewaktu gunungapi bererupsi atau meletus, tetapi
juga tidak kembali ke dapurnya jauh di dalam bumi setelah erupsi gunungapi
berhenti. Sebagian magma itu tersisa dan membeku di sepanjang perjalanan dari
dapur magma ke permukaan bumi yang dalam hal ini adalah kawah/kaldera
gunungapi. Kelompok batuan sub-gunungapi ini antara lain membentuk retas
(dikes), sill atau kubah lava bawah permukaan (cryptodomes). Magma yang
membeku di pipa kepundan sehingga bagian atasnya menyembul ke permukaan

1
Lava Intermediate Patrick Rondonuwu

sedang bagian bawahnya berada di bawah permukaan disebut leher gunungapi


(volcanic necks) atau sumbat lava (lava plugs).

Pada literatur lama berbahasa Indonesia retas ini disebut batuan gang dan leher
gunungapi disebut batuan korok. Seluruh batuan beku intrusi dangkal disebut
sebagai hypabyssal rocks. Batuan terobosan dangkal ini tersingkap di dalam
atau pada dinding kawah/kaldera gunungapi atau pada daerah batuan gunungapi
yang sudah tererosi cukup lanjut.

Berhubung sebagai batuan beku terobosan (sekalipun dangkal), maka ciri-ciri


litologi yang sangat penting adalah bagaimana bentuk geometrinya, bagaimana
kenampakan kontaknya dengan batuan samping atau yang diterobos, bagaimana
warna, tekstur, struktur dan komposisi, serta ciri-ciri rinci khusus atau
penunjang lainnya. Bentuk geometri mungkin dapat diamati berdasar
penginderaan jauh dan peta rupa bumi, tetapi kenampakan kontak dengan
batuan samping mutlak harus ditunjukkan berdasar data singkapan langsung di
lapangan yang secara lebih rinci dapat dibantu dengan analisis secara
mikroskopik dan bila perlu secara kimia. Secara deskripsi di bawah ini
dijelaskan beberapa bentuk tubuh intrusi dangkal sebagai bagian dari lava
koheren batuan gunungapi.

Retas dicirikan, antara lain:

1. Bentuk terobosan berupa bidang memanjang (tabular in shape) serta


memotong perlapisan batuan yang diterobosnya.
2. Efek kontak di kedua sisi retas terhadap batuan yang diterobos mungkin
mengalami efek bakar, atau bagian tepi retas yang mengalami oksidasi,
keduanya umumnya berwarna merah coklat atau merah bata, sangat
tergantung tingginya temperatur magma saat menerobos, jenis batuan
yang diterobos dan oksigen yang dikandungnya.
3. Dari bagian tengah menuju ke tepi retas secara berangsur semakin
bertekstur gelas. Hal ini akan semakin nyata pada tubuh retas yang cukup
tebal. Pada kontak dapat pula terbentuk breksi sebagai akibat pendinginan
sangat cepat sehingga menimbulkan perekahan yang kemudian terisi oleh
cairan magma dari bagian tengah retas, atau masuknya batuan samping ke
dalam cairan magma retas.
4. Terdapat struktur paralel secara vertikal di bagian tepi tubuh retas sebagai
akibat segregasi dan tingkat kristalisasi yang berbeda selama
pendinginan, di mana bagian tepi/luar lebih cepat mendingin daripada
bagian dalam. Struktur kekar yang memotong tegak lurus retas biasanya
juga dapat dijumpai. Bila magma mengandung banyak gas, atau
menerobos batuan karbonat, mungkin terbentuk struktur lubang
berbentuk elip yang menunjukkan aliran ke atas. Struktur aliran dapat

2
Lava Intermediate Patrick Rondonuwu

pula ditunjukkan oleh penjajaran feokris atau bentuk struktur aliran


lainnya.
5. Komposisi retas bagian tengah lebih banyak kristal, sedang ke arah tepi
semakin banyak gelas gunungapi. Alterasi dan mineralisasi mungkin
dapat terjadi di bagian tepi dari retas tersebut.

Sill atau kubah lava bawah permukaan dicirikan antara lain oleh:

1. Bentuk terobosan pipih atau cembung menyisip secara selaras


(concordant) di antara perlapisan batuan. Bentuk itu sangat tergantung
kemampuan magma mendesak perlapisan batuan di sekitarnya. Apabila
berbentuk cembung mengakibatkan perlapisan batuan di atasnya terlipat
ke atas seperti struktur antiklin. Jika hal ini terjadi sangat dekat dengan
permukaan dan di lereng kerucut gunungapi maka bagian itu akan
mengalami penggembungan (bulging). Namun dalam beberapa hal
bentuk intrusi dangkal ini bisa saja tidak beraturan.
2. Efek kontak mirip seperti yang terjadi pada retas, hanya letaknya ada di
bawah atau di atas tubuh sill.
3. Semakin ke bagian tepi tubuh sill semakin bertekstur halus atau gelas dan
di beberapa bagian membentuk breksi (autoklastika).
4. Struktur segregasi berbentuk konsentris atau kelopak atau struktur kulit
bawang. Struktur rekahan mungkin dijumpai di bagian permukaan
dengan pola radier.
5. Tingkat kristalinitas semakin tinggi menuju ke bagian tengah tubuh sill.
Dengan kata lain komposisi gelas semakin banyak menuju ke tepi tubuh
sill.

Leher gunungapi dan sumbat lava dicirikan antara lain oleh:

1. Bentuk terobosan seperti pipa, kedudukan memotong (discordant) bidang


perlapisan batuan di sekelilingnya.
2. Efek kontak terhadap batuan di sekitarnya terjadi di sekeliling tubuh
terobosan.
3. Ke arah bagian tepi tubuh semakin bertekstur gelas atau membentuk
breksi (autoklastika).
4. Struktur segregasi berarah paralel vertikal pada pandangan dari samping,
tetapi menjadi konsentris pada pandangan dari atas. Struktur lubang
dijumpai, terutama di bagian atas tubuh intrusi.
5. Secara umum, komposisi banyak tersusun oleh gelas karena ukurannya
yang relatif kecil.
6. Berhubung terjadi dekat di bawah atau bahkan di dalam kawah
gunungapi, biasanya batuan di sekitarnya sudah mengalami alterasi
hidrotermal.

3
Lava Intermediate Patrick Rondonuwu

Bentuk-bentuk lava koheren yang benar-benar keluar ke permukaan bumi dapat


berupa kubah lava (lava domes) atau aliran lava (lava flows). Kubah lava
terbentuk bila lava relatif kental sehingga begitu keluar ke permukaan segera
membeku dan menumpuk langsung di atas lubang kepundan membentuk kubah.
Kubah lava ini ke bawahnya dapat berhubungan dengan leher gunungapi atau
retas. Perbedaan antara sumbat lava dengan kubah lava hanya pada bentuk,
yang pertama berbentuk sumbat sedang yang kedua berbentuk kubah. Ukuran
sumbat selalu lebih kecil dari kubah lava.

Ciri-ciri kubah lava antara lain:

1. Bentuk ideal seperti kubah (setengah bola membundar ke atas), walaupun


kenyataannya dapat tidak teratur, tetapi yang penting menumpuk di dalam
kawah gunungapi.
2. Efek kontak hanya terjadi dengan batuan yang ditindih (di bawahnya)
yang biasanya sudah teralterasi karena berada di dalam kawah/kaldera
gunungapi.
3. Tekstur batuan semakin kristalin ke bagian tengah tubuh kubah. Pada
bagian permukaan, tepi dan dasar kubah dapat terjadi breksiasi karena
pendinginan yang sangat cepat (breksi autoklastika).
4. Pada bagian permukaan kubah dijumpai struktur lubang dan rekahan
yang berpola radier menjauhi pusat kubah. Pada bagian tengah kubah
terbentuk aliran dan struktur kelopak (kulit bawang).
5. Bila belum tererosi, pada permukaan kubah yang terbentuk di dasar laut
(dalam) terbentuk kerak kaca (glassy crust) dan atau hyaloclastite.

Hyaloclastite berasal dari kata hyaline (gelas) dan clast (butiran/fragmen).


Mengacu pendapat McPhie dkk. (1993), hyaloclastite (hialoklastit ?) berarti
mempunyai pengertian: Clastic aggregates formed by non-explosive fracturing
and disintegration of quenched lavas and intrusions that are extruded under
(sea) water (bahan klastika yang terbentuk oleh disintegrasi dan perekahan non
letusan karena pendinginan yang sangat cepat pada lava dan intrusi di dasar air
(laut). Istilah ini digunakan baik untuk bahan yang masih lepas-lepas maupun
sudah membatu. Dengan demikian hyaloclastite adalah batuan klastika
gunungapi yang seluruh komponen penyusunnya terdiri dari butiran gelas.
Secara genesa hyaloclastite terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi lelehan
(non eksplosif) di dalam air (laut dalam), akibatnya terjadi pendinginan yang
sangat cepat dan fragmentasi sehingga mineral tidak sempat mengkristal. Secara
tekstur hyaloclastites dapat berupa breksi gunungapi atau batupasir gunungapi
berkomposisi gelas.

Aliran lava mempunyai tipe beragam, yakni aliran lava bongkah (blocky lava
flows), aliran lava aa, aliran lava pahoe-hoe dan aliran lava bantal. Aliran lava

4
Lava Intermediate Patrick Rondonuwu

bongkah adalah yang paling umum di Indonesia dimana lavanya relatif kental
berkomposisi basa, menengah sampai asam. Aliran lava aa dan pahoe-hoe khas
terdapat di Hawaii dimana selalu berkomposisi basal dan encer. Aliran lava
bantal mencirikan aliran lava yang terbentuk di lingkungan air (laut dalam) dan
es, umumnya berkomposisi basal.

Aliran lava bongkah dicirikan antara lain oleh:

1. Berbentuk bahan aliran, memanjang atau seperti kipas, tergantung bentuk


bentang alam awal yang dilaluinya. Bentuk memanjang sempit biasanya
terjadi bila lava mengalir di lembah sungai, sedang bentuk kipas bila
melalui bentang alam relatif datar. Dari bentuk geometri ini sering juga
nampak struktur aliran.
2. Efek kontak hanya terjadi pada batuan yang ditindihnya, dapat berupa
efek bakar atau oksidasi.
3. Tekstur permukaan sangat kasar, berbongkah-bongkah dengan diameter
mencapai 3 5 m, ke bawah membreksi sedang di bagian tengah tubuh
lava berupa batuan beku masif. Mendekati dasar aliran batuan beku ini
kembali membreksi dan berbongkah namun ukurannya lebih kecil dari
yang ada di permukaan.
4. Bagian atas membentuk struktur berlubang, semakin encer dan basa
bentuk lubang menyerupai elip yang berguna untuk menunjukkan arah
aliran. Apabila aliran lava cukup tebal, di bagian tengah dapat terbentuk
kekar kolom, sedang di bagian bawah membentuk kekar lembar. Pada
batuan gunungapi tua dimana bagian permukaan aliran lava sudah
mengalami erosi, maka identifikasi efek kontak, tekstur dan struktur di
bagian bawah menjadi sangat penting.

Aliran lava bantal dicirikan antara lain oleh:

1. Bentuk memanjang agak membulat, seperti bantal guling atau sosis,


sekaligus menunjukkan struktur aliran.
2. Di bagian permukaan tubuh aliran terdapat kulit kaca (glassy skin),
sedang ke arah tengah semakin banyak kristal, atau paling tidak
bertekstur afanit.
3. Struktur rekahan dan aliran (ropy wrinkle) terdapat dipermukaan, sedang
dari penampang terlihat struktur konsentris dan rekahan radier.
4. Batuan umumnya berkomposisi basal, mungkin berasosiasi dengan
hyaloclastites.

You might also like