You are on page 1of 6

HAMA TANAMAN JAGUNG

1. Penggerek Batang Jagung (Ostrina furnacalis


Guen) Gejala serangan
Larva O. Furnacalis ini mempunyai karakteristik kerusakan pada setiap bagian
tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan
atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan tassel yang rusak.
Pengendalian
a). Kultur teknis
- Waktu tanam yang tepat.
- Tumpang sari jagung dengan kedelai atau kacang tanah.
- Pemotongan sebagian bunga jantan (4 dari 6 baris tanaman).
b). Pengendalian hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : Parasitoid Trichogramma spp. Parasitoid
tersebut dapat memarasit telur O. furnacalis. Predator Euborellia annulata memangsa
larva dan pupa O. Furnacalis. Bakteri Bacillus thuringiensis Kurstaki mengendalikan
larva O. Furnacalis, Cendawan sebagai entomopatogenik adalah Beauveria bassiana dan
Metarhizium anisopliae mengendalikan larva O. furnacalis. Ambang ekonomi 1
larva/tanaman.
c). Pengendalian kimiawi
Penggunaan insektisida yang berbahan aktif monokrotofos, triazofos, diklhrofos,
dan karbofuran efektif untuk menekan penggerek batang jagung.

2. Ulat Grayak (Spodoptera litura


F.) Pengendalian
a). Kultur teknis
- Pembakaran tanaman
- Pengolahan tanah yang intensif.

b). Pengendalian fisik / mekanis


Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian
memusnahkannya.

Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per


hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur
2 minggu.
c). Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen SI-NPV (Spodoptera litura- Nuclear
Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea
rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematoda Steinernema
sp,. Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles
sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
d). Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon,
khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril.

3. Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera Hbn. Noctuidae Leppidoptera)


Gejala Serangan
Imago betina akan meletakkan telur pada silk jagung dan sesaat setelah menetas,
larva kan menginvasi masuk kedalam tongkol dann akan memakan biji yang sedang
mengalami perkembangan. Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas
tongkol jagung.
Pengendalian
a). Kultur teknis
Pengolahan tanah yang baik akan merusak pupa yang terbentuk dalam tanah dan
dapat mengurangi populasi H. Armigera berikutnya.
b). Pengendalian Hayati
Musuh alami yang digunakan sebagai pengendali hayati dan cukup efektif untuk
mengendalikan penggerek tongkol adalah Parasit, Trchogramma spp yang merupakan
parasit telur dan Eriborus argentiopilosa (Ichneumonidae) parasit pada larva muda.
Cendawan, Metarhizium anisopliae.menginfeksi larva. Bakteri, Bacillus thuringensis
dan Virus Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV).menginfeksi
larva.

c). Kimiawi
Untuk mengendalikan larva H. Armigera pada jagung, penyemprotan insektisida
Decis dilakukan setelah terbentuknya rambut jagung pada tongkol dan diteruskan (1-2)
hari hingga rambut jagung berwarna coklat.

4. Lalat Bibit (Atherigona sp, Ordo:


Diptera) Pengendalian
a). Pengendalian hayati
Parasitoid yang memarasit telur adalah Trichogramma spp, dan parasit larva
adalah Opius sp. Dan Tetrastichus sp. Predator Clubiona japonicola yang merupakan
predator imago.
b). Kultur teknis dan pola tanam
Oleh karena aktivitas lalat bibit hanya selama 1 2 bulan pada musim hujan, maka
dengan mengubah waktu tanam, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi,
tanaman dengan tanaman bukan padi, dengan tanam serempak serangan dapat dihindari.
c). Varietas Resisten
Galur-galur jagung QPM putih yang tahan terhadap lalat bibit adalah MSQ-P1
(S1)-C1-12, MSQ-P1(S1)-C1-44, MSQ-P1(S1)-C1-45, sementara galur-galur jagung
QPM kuning yang tahan terhadap serangan hama ini adalah MSQ-K1(S1)-C1-16, MSQ-
K1(S1)-C1-35, MSQ-K1(S1)-C1-50.
d). Kimiawi
Pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan dengan perlakuan benih (seed
dressing), yaitu thiodikarb dengan dosis 7,5-15g b.a./kg benih atau karbofuran dengan
dosis 6g b.a./kg benih. Selanjutnya setelah tanaman berumur 5-7 hari, tanaman disemprot
dengan karbosulfan dengan dosis 0,2kg b.a./ha atau thiodikarb 0,75 kg b.a/ha.
Penggunaan insektisida hanya dianjurkan di daerah endemik.

5. Sitophilus zeamais (Motsch) , Coleoptera, Curculionidae


Sitophilus zeamais Motsch dikenal dengan maize weevil atau kumbang bubuk, dan
merupakan serangga yang bersifat polifag, selain menyerang jagung, juga beras, gandum,
kacang tanah, kacang kapri, kacang kedelai, kelapa dan jambu mente, S. zeamais lebih
dominan terdapat pada jagung dan beras. S. zeamais merusak biji jagung
dalam penyimpanan dan juga dapat menyerang tongkol jagung yang masih berada
dipertanaman
Cara pengendalian
- Pengelolaan tanaman
Serangan selama tanaman di lapangan dapat terjadi jika tongkol terbuka, sehingga.
Tanaman yang kekeringan, dengan pemberian pupuk yang rendah menyebabkan tanaman
mudah terserang busuk tongkol sehingga dapat diinfeksi oleh kumbang bubuk. Panen
yang tepat pada saat jagung mencapai masak fisiologis, Panen yang tertunda dapat
menyebabkan meningkatnya kerusakan biji di penyimpanan.
- Varietas tanaman
Penggunaan varietas dengan kandungan asam fenolat tinggi dan kandungan asam
aminonya rendah dapat menekan kumbang bubuk. Penggunaan varietas yang
mempunyai penutupan kelobot yang baik
- Kebersihan dan pengelolaan gudang
Kebanyakan hama gudang cenderung bersembunyi atau melakukan hibernasi
sesudah gudang tersebut kosong. Taktik yang digunakan termasuk membersihkan semua
struktur gudang dan membakar semua biji yang terkontaminasi dan membuang dari area
gudang. Selain itu karung-karung bekas yang masih berisi sisa biji harus dibuang. Semua
struktur gudang harus diperbaiki, termasuk dinding yang retak-retak dimana serangga
dapat bersembunyi, dan memberi perlakuan insektisida baik pada dinding maupun plafon
gudang.
- Persiapan biji jagung yang disimpan
Kadar air biji + 12% dapat menghambat perkembangan kumbang bubuk.
Perkembangan populasi kumbang bubuk akan meningkat pada kadar air 15% atau lebih.
- Pengendalian secara fisik dan mekanis
Pada suhu lebih rendah dari 50C dan di atas 350C perkembangan serangga akan
berhenti. Penjemuran dapat menghambat perkembangan kumbang bubuk. Sortasi dapat
dilakukan dengan memisahkan biji rusak yang terinfeksi oleh serangga dengan biji sehat
(utuh).
- Bahan Tanaman
Bahan nabati yang dapat digunakan yaitu daun Annona sp., Hyptis spricigera,
Lantana camara, daun Ageratum conyzoides, Chromolaena odorata, akar dari Khaya
senegelensis, Acorus calamus, bunga dari Pyrethrum sp., Capsicum sp., dan tepung biji
dari Annona sp. dan Melia sp.
- Pengendalian hayati
Penggunaan agensi patogen dapat mengendalikan kumbang bubuk seperti
Beauveria bassiana pada konsentrasi 109 konidia/ml takaran 20 ml/kg biji dapat
mencapai mortalitas 50%. Penggunaan parasitoid Anisopteromalus calandrae
(Howard) mampu menekan kumbang bubuk.
- Fumigasi
Fumigan merupakan senyawa kimia yang dalam suhu dan tekanan
tertentu
berbentuk gas, dapat membunuh serangga/hama melalui sistem pernafasan.
Fumigasi dapat dilakukan pada tumpukan komoditas kemudian ditutup rapat
dengan lembaran plastik. Fumigasi dapat pula dilakukan pada penyimpanan
yang kedap udara seperti penyimpanan dalam silo, dengan menggunakan
kaleng yang dibuat kedap udara atau pengemasan dengan menggunakan
jerigen plastik, botol yang diisi sampai penuh kemudian mulut botol atau
jerigen dilapisi dengan parafin untuk penyimpanan skala kecil. Jenis fumigan
yang paling banyak digunakan adalah phospine (PH3), dan Methyl Bromida
(CH3Br).

You might also like