You are on page 1of 7

Pengaruh Jumlah TDCR 5 Terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro

Pada Pembuatan Besi Cor Nodular FCD 450 (Produk Elastic Shoulder)
Ir. Sadino, M.T 1, Dr. Widyastuti, S. Si, M. Si 1, Dicky Febriantoro 2
1
Staff Pengajar Teknik Material dan Metalurgi ITS, 2Mahasiswa Teknik Material dan
Metalurgi ITS
e-mail : brian_matrice@yahoo.co.id

ABSTRAK

Elastic Shoulder merupakan produk dari besi cor nodular FCD 450 yang diproduksi
melalui proses gravity casting.Sifat mekanik besi cor nodular FCD 450 dipengaruhi oleh
komposisi kimia serta nodularity, Magnesium Ferrosilikon (TDCR 5) dapat mempengaruhi
kualitas produk yang dihasilkan.
Dalam penelitian ini pembuatan besi cor nodular FCD 450 dilakukan dengan
memvariasikan jumlah TDCR-5.Variasi jumlah TDCR-5 yang dipakai yaitu 0.92%, 1.01%,
1.16%.Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik, uji kekerasan dan pengamatan struktur mikro
dengan menggunakan mikroskop optik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jumlah TDCR-5 dengan komposisi
1.16% merupakan produk elastic shoulder terbaik yang memiliki nilai UTS (567.07 N/mm2),
elongation (15.4%), kekerasan (170 HBN), 90% nodularity, nodul count 125 pcs/mm2, dan 85%
ferrit

Kata kunci: jumlah TDCR 5, sifat mekanik, struktur mikro, elastic shoulder, FCD 450.

ABSTRACT

Elastic Shoulder is a product of nodular cast iron FCD 450 is produced by gravity
casting process. The mechanical properties of nodular cast iron FCD 450 is influenced by
chemical composition and nodularity, Magnesium Ferrosilikon (TDCR 5) can affect the quality of
the product.
Process of nodular cast iron FCD 450 varying by amount of TDCR 5.Variation of TDCR
5 amount used is 0.92%, 1.01%, 1.16%.Testing is done by tensile, hardness and metallography of
microstructure using metallurgy microscope.
The result of this research showed that the addition of TDCR-5 with a composition of
1.16% is the best shoulder elastic product which has a value of UTS (567.07 N/mm2), elongation
(15.4%), hardness (170 HBN), 90% nodularity , 125 pcs/mm2 nodule count, and 85% ferrit.

Keyword: TDCR 5 amount, mechanical properties, micro structure, elastic shoulder, FCD 450

1
1. PENDAHULUAN a. Besi tuang putih (white cast iron) dimana
seluruh karbon berupa sementit.
Pada pengecoran dengan cetakan b. Besi tuang mampu tempa (malleable cast
pasir ini banyak parameter yang iron), dimana karbonnya berupa temper
berpengaruh terhadap sifat mekanik dan karbon, dengan matriks perlit dan ferrit.
kualitas dari produk hasil coran, antara lain c. Besi tuang kelabu (grey cast iron),
adalah komposisi logam cair yang akan dimana karbonnya berupa grafit
mempengaruhi kualitas produk coran,salah berbentuk flake (serpih) dengan matriks
satunya adalah bentuk grafit pada struktur ferrit dan perlit.
mikro. Besi cor nodular memiliki bentuk d. Besi tuang nodular (nodular cast iron),
grafit berupa bola-bola kecil (nodul), hal ini diman karbonnya berupa nodular graphite
yang membedakan besi cor nodular dengan berbentuk bola dengan matriks ferrit dan
besi cor lainnya serta sifat mekanik yang perlit. (Avner,1987) .
dimiliki mendekati baja.
Pada pembuatan besi cor nodular 2.2 Besi Cor nodular (FCD)
yang perlu diperhatikan adalah pembentukan Besi cor nodular juga dikenal
grafit nodul yang terjadi yang dipengaruhi dengan ductile iron. Spheroidal graphite iron
oleh proses Mg treatment. Penambahan (SG iron), atau spheroitic iron. Besi cor ini
unsur Mg yang digunakan berupa master grafitnya berbentuk bola-bola kecil
alloy yaitu MagnesiumFerroSilikon (Mg-Fe- (spheroid) seperti ditunjukan pada Gambar
Si) atau dalam industri disebut TDCR-5 2.1. Karena grafitnya berbentuk spheroid
dilakukan dalam ladel dengan metode yang padat (compact) menyebabkan
sandwitch, setelah itu ditahan beberapa kekuatan dan ketangguhannya lebih tinggi
waktu selanjutnya dilakukan pouring. daripada besi cor kelabu dengan grafit
Dalam penelitian ini digunakan berbentuk flake.
material besi cor nodular FCD 450 produk
Elastic Shoulder dengan jumlah TDCR 5
yang digunakan 0,92% ; 1,01%; 1,16%. ferrite
Dengan dilakukannya penelitian ini,
perlite
diharapkan dapat memberikan analisa
mengenai perubahan sifat mekanik dan grafit bentuk
struktur mikro yang terjadi sehingga bulat
memenuhi standard JIS G5502 (UTS min
450 N/mm2, Elongation min10 %, Gambar 2.1 Struktur mikro besi cor nodular
kekerasan min 140 210HB). pembesaran (100X)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.2.1 Pembekuan pada Besi Cor Nodular


Pada besi cor nodular pembekuan
2. 1 Besi Cor grafit nodul dimulai pada temperatur yang
Besi cor seperti halnya baja, pada lebih tinggi dari temperatur eutektik
dasarnya adalah paduan besi-karbon, dengan austenite grafit serpih, pada karbon
kadar karbon yang lebih tinggi, biasanya ekuivalen yang sama. Dalam hal ini grafit
antara 2,5 - 4 % C. Keuletannya rendah, bulat dikelilingi oleh austenit. Sehingga
tidak dapat ditempa di roll, di drawing, satu- hanya ada satu fasa (austenit) yang kontak
satunya cara pembuatannya adalah dengan dengan cairan eutektik.
penuangan. Pertumbuhan grafit nodul ini
Secara umum besi cor dapat terdapat dua pendapat yaitu :
dikelompokkan berdasarkan keadaan dan 1. Seiring laju pendinginan Grafit yang
bentuk karbon yang terkandung di dalamnya tumbuh karena selalu mencabang
menjadi empat golongan adalah sebagai
berikut :

2
sehingga membentuk nodul seperti pada 2.2.2.2 Desulfurisasi
Gambar 2.2 dibawah ini: Desulfurisasi adalah proses yang
perlu diperhatikan untuk mengurangi kadar
belerang hingga mencapai dibawah 0.03 %.
Kadar belerang yang tinggi lebih dari
0.03%akan mengganggu mekanisme
pembulatan grafit karena sebagian unsur Mg
Gambar 2.2 Grafit nodul akibat (nodulizer) akan diikat oleh S membentuk
percabangan MgS.
2.2.2.3 Proses pembulatan grafit
2. Terbentuk gelembung gas, kemudian (Nodularisasi)
grafit menempati rongga tersebut. Unsur-unsur yang dapat berfungsi
Seperti ditunjukan pada Gambar 2.3 sebagai nodulizer (pembulat grafit) antara
dibawah ini : lain : Magnesium (Mg), Calsium (Ca),
Cerium (Ce), Barium (Ba), dan paduan-
paduannya.Mg murni mempunyai titik didih
rendah dan tekanan uap tinggi, sehingga
pencampuran secara langsung sangat
berbahaya.
Metoda sandwicth seperti pada
Gambar 2.3 Pertumbuhan grafit nodul dari
Gambar 2.4 yaitu salah satu metoda dengan
gelembung gas
cara menempatkan paduan besi-magnesium
Dimana :
(master alloy) pada dasar ladel pengolahan
A. Gelembung gas
kemudian paduan ditutup dengan pelat baja
B. Serabut grafit atau serpihan besi untuk memperlambat
C. Logam cair
waktu reaksi ketika logam cair dialirkan di
D. Besi yang sudah dipadatkan
atas master alloy tersebut.
2.2.2 Proses Pembuatan Besi Cor Nodular Logam cair
2.2.2.1 Pencairan (melting)
proses peleburan besi cor nodular Ladel
diperlukan pengurangan unsur-unsur penting
dalam proses pembulatan grafit. Bahan baku Steel cover
pada pembuatan besi cor nodular harus
Master alloy
berkadar S rendah, karena kadar S yang
tinggi akan mengurangi efektifitas Gambar 2.4 Metoda sandwicth
penambahan Mg. Proses pencairan dapat
Jumlah kadar Magnesium dan
dilakukan pada kupola ataupun dapur
pengaruhnya pada pembulatan grafit
induksi
berkurang menurut waktu seperti
2.2.2.2 Tapping ditunjukkan pada Gambar 2.5
Tapping adalah proses penuangan
logam cair dari tungku peleburan ke dalam Grafit bulat
ladle, sebelum tapping dilakukan x Grafit tak bulat
Grafit setengah bulat
pengukuran temperatur logam cair untuk
memperoleh temperatur tapping yang tepat
sehingga seluruh material dalam tungku
dapat melebur secara sempurna. Untuk
mengukur temperatur logam cair digunakan
thermocouple
Gambar 2.5 Pengaruh waktu lewat terhadap
pengembalian Mg

3
2.2.2.4 Inokulasi 2.1.Shoulder biasanya diikat dengan pandrol
Inokulasi adalah penambahan logam kemudian disambungkan ke rel kereta.
lain atau paduan ke dalam cairan besi
sebelum dituangkan.Inokulasi menyebabkan Tabel 2.1 Sifat Mekanik Elastic Shoulder
distribusi grafit yang merata di dalam Tensile Strength (N/mm2) 450 min
struktur logam dan memperbaiki sifat-sifat
mekanik. Yield Strength (N/mm2) 290 min
2.2.2.5 Pouring Elongation (%) 10 min
Pouring adalah proses penuangan
logam cair dari hand ladle ke dalam cetakan Hardness (BHN) 140 - 210
cetakan pasir yang sesuai dengan standar
yang diinginkan. Sebelum dilakukan Nodularity (%) 80
pouring dilakukan pengukuran temperatur
logam cair untuk mengetahui bahwa Nodule Count (pcs/mm2) 100
temperatur logam cair telah sesuai dengan
Ferrite (%) 70
standar yang diinginkan sehingga dapat
melebur dengan sempurna dan ditaburkan
slag removal di atas logam cair untuk
memastikan bahwa tidak ada pengotor.
. Berbeda dengan natural aging, pada
Kemudian dilakukan pengujian komposisi
proses artificial aging, paduan lewat jenuh
kimia dengan spectrometer untuk hasil proses quenching dipanaskan kembali
mengetahui apakah komposisi kimia logam
sampai temperatur tertentu dibawah garis
cair telah memenuhi standar casting.
solvus, dan ditahan sampai beberapa waktu
tertentu. Pemilihan temperatur serta lama
2.3 TDCR-5 waktu proses penuaan amat berpengaruh
TDCR-5 merupakan master alloy pada hasil penguatan
atau paduan Mg seperti pada Gambar 2.5,
yang dipakai untuk pembulatan grafit.Mg
murni mempunyai titik didih rendah dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tekanan uap tinggi, sehingga pencampuran
yang langsung sangat berbahaya.Oleh 3.1 Hasil Percobaan
karena itu Mg biasanya dipadu dengan unsur
lain. Paduan Mg-Fe-Si ( 4-6 % Mg ) adalah 3.1.1 Hasil Pengujian Komposisi Kimia
bahan khas untuk pembulatan grafit. Melting

Tabel 3.1 Hasil Pengujian Komposisi Kimia


Melting
Komposisi Kimia

C Si P S Mn Cr Mg
Gambar 2.5 Master Alloy TDCR-5 3,77 1,56 0,077 0,028 0,21 0,074 0,00

2.4 Produk elastic shoulder


Produk shoulder biasanya
digunakan pada bantalan kereta api,
fungsinya adalah pengikat sambungan rel
dengan penghubung pandrol.Shoulder
biasanya berupa elastic shoulder.Elastic
shoulder merupakan besi cor nodular FCD
450 yang mempunyai karakteristik mekanik
yang telah ditunjukkan pada Tabel

4
3.1.2 Hasil Pengujian Komposisi Casting 3.1.4 Hasil Pengujian Kekerasan
(Hardness Test)
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Komposisi Kimia Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kekerasan
Casting TDCR (%) Pengujian kekerasan (BHN) Rata-rata
TDCR Komposisi Kimia (%)
I II III
(%) C Si P S Mn Cr Mg
0,92 163 165 163 163,67
0,92 3,39 2,75 0,031 0,006 0,492 0,065 0,034
1,01 163 165 165 164,33
1,01 3,55 2,76 0,031 0,007 0,480 0,065 0,038
1,16 170 170 170 170
1,16 3,48 2,76 0,042 0,006 0,491 0,065 0,044

3.1.3 Hasil Pengujian Tarik (Tensile Test)

Tabel 4.3 Hasil Uji Tarik


TDCR UTS Elongation
(%) (N/mm2) (%)

0,92 516,59 14,2


Gambar 3.3 Grafik % TDCR 5 terhadap
1,01 522,45 14,8
kekerasan (BHN)
1,16 567,07 15,4
3.1.5 Hasil Pengujian Struktur Mikro
3.1.5.1 Hasil Pengujian Tanpa Etsa

Grafit

Gambar 3.1 Grafik % TDCR 5 terhadap Gambar 3.4 Struktur mikro TDCR-50,92%,
nilai UTS (N/mm2) 80% nodularity, 109 pcs/mm2
(Non etsa,100X)

Grafit

Gambar 3.2 Grafik % TDCR 5 terhadap Gambar 3.5 Struktur mikro TDCR-5
Elongation (%) 1,01%, 82% nodularity,
117 pcs/mm2 (Non etsa, 100X)

5
Grafit
3. 2 Pembahasan
Komposisi kimia melting dan
casting pada pengujian spektrometer telah
memenuhi target dan standart yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Bahwa nilai UTS yang didapat
menunjukan kenaikan yang, seiring dengan
bertambahnya jumlah TDCR-5. Nilai UTS
Gambar 3.6 Struktur mikro TDCR-5 1,16%, 90% nodularity yang tertinggi didapat pada jumlah TDCR-5
1,16% yaitu 567,07 N/mm2, sedangkan nilai
3.1.5.2 Hasil Pengujian Dengan Etsa yang terendah diperoleh pada jumlah
Ferrite TDCR-5 0,92% yaitu 516,59 N/mm2. nilai
elongation tertinggi yaitu TDCR-5 1,16%
(15,4%) dan yang terendah TDCR-5 0,92%
Grafit (14,2%). Faktor-faktor yang mempengaruhi
keuletan (%) yaitu struktur mikro,
komposisi kimia dan juga bentuk grafit.
Pearlite Distribusi kekerasan pada material
uji tidaklah merata, karena laju pendinginan
saat pengecoran berlangsung tidak merata,
Gambar 3.7 Struktur mikro TDCR-5 0,92% karena pendinginan hanya dilakukan dengan
80% ferrite (Etsa 4% Nital,100x) terserapnya panas oleh cetakan pasir
sehingga laju pembekuannya lebih lambat
dan kekerasannya akan lebih lunak
dibandingkan dengan bagian yang
Ferrite
mendekati permukaan luar material. Angka
kekerasan tertinggi terdapat pada TDCR-5
1,16% yaitu 170 BHN, dan angka kekerasan
Grafit
terendah terdapat pada TDCR-5 0,92% yaitu
163,67 BHN.
Pearlite
Pada besi cor nodular khususnya
Gambar 3.8 Struktur mikro TDCR-5 1,01% FCD 450 bentuk grafit yang terbentuk
82% ferrite (Etsa 4% Nital,100x) ukuran(6-12mm).Seiring bertambahnya
jumlah TDCR-5 terjadi pula perubahan
ukuran grafit.Bentuk dan ukuran grafit ini
Ferrite sangat mempengaruhi kekuatan tarik,
keuletan serta kekerasan suatu material.
Semakin besar % nodularity yang
Grafit
dihasilkan semakin mempengaruhi kekuatan
tarik dan keuletannya.Konsentrasi tegangan
Pearlite pada grafit berbentuk nodul sangat kecil
82%ferrite maka
sehingga semakin besar nodularitinya (Etsa 4% Nital, 100X)
kekuatan tarik dan keuletannya semakin
Gambar 3.9 Struktur mikro TDCR-5 1,16%
tinggi.Pada TDCR-5 1,16% menunjukkan %
85% ferrite (Etsa 4% Nital,100x)
nodularity yang tertinggi (90% nodularity),
sedangkan yang terendah dapat ditunjukkan
pada TDCR-5 0,92% (80% nodularity).
Nodul count menunjukkan jumlah
grafit nodul setiap mm2 (pcs/mm2). Jumlah
nodul count yang terjadi pada struktur mikro
suatu material mempengaruhi keuletan.Pada

6
TDCR-5 1,16% menunjukkan jumlah nodul DAFTAR PUSTAKA
count terbesar (125 pcs/mm2), sedangkan Avner, Sidney H. 1987. Introduction to
yang terendah dapat ditunjukkan pada Physical Metallurgy, Second
TDCR-5 0,92% (109pcs/mm2). Edition. McGraw-Hill International
Hasil pengamatan struktur mikro Book Company, Tokyo.
pada spesimen uji yang telah dietsa dengan
nital 4 % menunjukkan terbentuknya Bailey, A.R. 1967. A Text-Book Of
matriks ferrit dan perlit.Dengan adanya Metallurgy, London : Macmillan &
matriks ferrit besi cor nodular mempunyai co ltd.
keuletan yang tinggi, matriks yang terbentuk
adalah 80% ferrit, 82% & 85% ferrit. Banga, T.R, R.L. Agarwal, dan T.
. Manghnani. 1981. Foundry
Engineering. New Delhi : Khanna
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan Publisher.
analisa data yang telah dilakukan maka Gupta, Prof. R. B. 1989. Foundry
diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Engineering, New Delhi : Satya
1. Berdasarkan hasil pengujian kekerasan, Prakashan.
diperoleh nilai kekerasan terendah
adalah penambahan TDCR-5 dengan Hiene, richard w, Carl R Loper Jr, and
komposisi 0,92% dihasilkan nilai Philip C Rosenthal 1987. Principle
kekerasan sebesar 163,67 of Metal Casting, New Delhi : Tata
BHN.Sedangkan kekerasan tertinggi McGraw-Hill.
diperoleh pada penambahan TDCR-5
dengan komposisi 1,16% dihasilkan Nayar, Alok. 1997. The Metals Book. New
nilai kekerasan sebesar 170 BHN. Delhi : Tata McGraw-Hill.
2. Berdasarkan hasil pengujian tarik
diperoleh nilai UTS dan elongation Surdia, Tata dan kenji Chijiwa. 1996. Teknik
terendah pada penambahan TDCR-5 Pengecoran Logam. Jakarta : PT
dengan komposisi 0,92% dihasilkan Pradnya Paramitha
nilai UTS sebesar 516,59 N/mm2 dan
..., ASM Metals Handbook Vol 15.
elongation sebesar 14,2%.Sedangkan
1988. Casting.
nilai UTS dan elongation tertinggi pada
penambahan TDCR-5 dengan komposisi
..........., Balai Besar Pengembangan Industri
1,16% dihasilkan nilai UTS sebesar
Logam dan Mesin. 2001.
567,07 N/mm2 dan elongation sebesar
Metallography. Bandung.
15,4%.
3. Berdasarkan hasil pengujian ..........., Balai Besar Pengembangan Industri
strukturmikro, pada penambahan TDCR- Logam dan Mesin. 2001.
5 dengan komposisi 0,92% dihasilkan Pengetahuan Bahan Cor Serta
nodularity sebesar 80% dan 80% ferrite, Klasifikasi Besi CorPaduan.
penambahan TDCR-5 dengan komposisi Bandung.
1,01% dihasilkan nodularity sebesar
82% dan 82% feriite, penambahan ..........., Balai Besar Pengembangan Industri
TDCR-5 dengan komposisi 1,16% Logam dan Mesin. 2001. Pengujian
dihasilkan nodularity 90% dan 85% Sifat Mekanik Logam. Bandung.
ferrite..
..., JIS Handbook Vol 6. 2006.
Spheroidal Graphite Iron Casting.

You might also like