Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Baja merupakan material yang sering kita gunakan dan jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
baja itu sendiri terbuat dari gabungan dua unsur yaitu besi dan kanrbon, dan ada juga yang sisebut
dengan baja paduan yang merupakan perpaduan dari besi dan karbon dengan penambahan unsur
unsur lainnya, baja paling banyak digunakan sebagai produk akhir seperti komponen otomotif,
transformer listrik dan proses manufaktur lainnya. Sifat mekanik dalam sebuah baja sangat di
tentukan oleh kandungan paduan yang terdapat di dalamnya.
Kandungan unsur unsur ini akan membentuk struktur mikro pada baja, sehingga perubahan
ini akan mempengaruhi sifat mekaniknya. Penambahan unsur unsur seperti nikel. Kromium, molibden,
vanadium, mangan, wolfarm dll. yang berguna untuk memperoleh sifat sifat baja yang di kehendaki
1.2Rumusan masalah
1.3Tujuan
1.3.1Untuk mengetahui tentang baja paduan
1.3.2Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk baja paduan
1.3.3Untuk mengetahin pengerjaan panas baja paduan
1.4Batasan masalah
Dalam makalah ini berisikan tentang apa itu baja paduan berserta klasifikasi serta jenis-
jenis dari baja tersebut, dengan menjelaskan unsur unsur dari pembentuk baja paduan dengan sifat
sifat yang dimiliki dari setiap unsur tersebut, serta pengerjaan panas baja paduan untuk
mendapatkan baja paduan yang memiliki kwalitas yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Baja paduan (Alloy steel)
Baja paduan atau yang memiliki nama lain dari alloy steel dapat didefinisikan sebagai suatu
baja yang dicampur dengan satu atau lebih unsur campuran , seperti nikel , kromium, molibden,
vanadium, mangan, wolfarm, dll. yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki
, sebagai contohnya nickel dapat memberi kekuatan pada baja dan dapat membantu baja dalam
proses pengerasan melalui quenching serta tempering. kromium dapat mencegah karat. kromium
serta molibden dapat membantu baja dalam meningkatkan kemampuan pengerasan. Vanadium juga
dapat meningkatkan kekuatan baja dan masih banyak lagi. Dalam baja campuran unsur karbon tidak
dianggap sebagai salah satu unsur campuran. Baja paduan (Alloy steel) ini digunakan karena
keterbatasan baja karbon sewaktu dibutuhkan sifat-sifat yang special daripada suatu baja,
keterbatasan daripada baja karbon adalah reaksinya terhadap pengerjaan panas dan kondisinya.
Sifat-sifat special yang diperoleh dengan pencampuran termasuk sifat-sifat kelistrikan, magnetis dan
koefisien spesifik dari pemuaian panas dan tetap keras pada pemanasan yang berhubungan dengan
pemotongan logam.
2.2.3Berdasarkan strukturnya
Klasifikasi baja paduan berdasarkan strukturnya dapat dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:
-Baja pearlit (sorbit dan troostit)
Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu dimesin, sifat mekaniknya
meningkat oleh heat treatment (hardening &tempering)
-Baja martensit
Unsur pemadunya lebih dari 5 %, sangat keras dan sukar dimesin
-Baja austenit
Terdiri dari 10 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya : Baja tahan karat
(Stainless steel), nonmagnetic dan baja tahan panas (heat resistant steel).
-Baja ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya rendah. Tidak
dapat dikeraskan.
-Karbid atau ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
b. Mangan (25Mn)
Unsur yang harus selalu ada di dalam baja dengan jumlah yang kecil dan sebagai pencegah
oksidasi. Dengan demikian setiap proses kimia dan proses metalurgi dapat berlangsung dengan baik.
Penambahan unsur mangan (Mn) di dalam baja paduan menambah kekuatan dan ketahanan panas
baja paduan itu serta penampilan yang lebih bersih dan mengkilat.
c. Nikel (28Ni)
Dapat mempertinggi kekuatan regangannya sehingga baja paduan ini menjadi liat dan tahan
tarikan. Penambahan unsur nikel di dalam baja karbon berpengaruh pula terhadap ketahanan korosi.
Oleh karena itu baja paduan ini biasa digunakan untuk bahan membuat sudu-sudu turbin, roda gigi,
bagian-bagian mobil dan sebagainya.
d. Kromium (24Cr)
Dapat memberikan kekuatan dan kekerasan baja lebih meningkat, tahan korosi dan tahan
aus. Dengan sifat-sifat itu membuat baja paduan ini baik untuk bahan poros, dan roda gigi.
Penambahan unsur chromium biasanya diikuti dengan penambahan nikel.
e. Molibdenum (42Mo)
Dengan penambahan molybdenum akan memperbaiki baja karbon menjadi tahan terhadap
suhu tinggi, liat, dan kuat. Baja paduan ini biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat alat-
alat potong misalnya pahat.
f. Wolfram (74W)
Dengan penambahan unsur ini memberikan pengaruh yang sama seperti pada penambahan
molybdenum dan biasanya juga dicampur dengan unsur nikel (28Ni) dan chromium (24Cr). Baja
paduan ini memiliki sifat tahan terhadap suhu tinggi. Oleh sebab itu, banyak digunakan untuk
membuat pahat potong yang lebih dikenal dengan nama baja potong cepat (HSS/High Speed Steel).
g. Vanadium (23V)
Dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki struktur Kristal baja menjadi halus dan
tahan aus, terlebih bila dicampur dengan chromium. Baja paduan ini digunakan untuk membuat
roda gigi, dan sebagainya.
h. Cobalt (27Co)
Dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki sifat kekerasan baja meningkat dan tahan
aus serta tetap keras pada suhu yang tinggi. Baja paduan ini banyak digunakan untuk konstruksi
pesawat terbang atau konstruksi yang tahan panas dan tahan aus.
i. Tembaga (29Cu)
Baja paduan yang memiliki ketahanan korosi yang besar diperoleh dengan penambahan
tembaga berkisar 0,5 1,5% tembaga pada 99,95 99,85% Fe. Baja paduan ini disebut Armco yang
digunakan untuk membuat konstruksi jembatan, menara-menara, dan lain-lain.
Secara garis besar baja tahan karat dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu :
-Baja Tahan Karat (Austenitic)
Kelompok ini adalah yang paling banyak ditemukan dalam aplikasi disekitar kita, contohnya:
peralatan rumah tangga, tangki, pressure vessel (bajana tekan), pipa, struktur baik yang bersifat
konstruksi maupun arsitektural. Memiliki kandungan Ni tidak kurang dari 7% yang mengakibatkan
terbentuknya struktur austenite dan memberikan sifat ulet (ductile). Stainless Steel 304, 304L, 316,
316L termasuk ke dalam tipe ini. Stainless Steel austenitic bersifat non magnetic.
-Baja Tahan Karat (Ferritic)
Kelompok ini memiliki sifat yang mendekati baja umum (mild steel) tetapi memiliki
ketahanan korosi yang lebih baik. Didalam kelompok ini yang paling umum dipakai adalah tipe 12%
Chromium yang banyak dipakai dalam aplikasi struktural dan tipe 17% Chromium yang banyak
dipakai pada aplikasi peralatan rumah tangga, boiler, mesin cuci dan benda-benda arsitektural.
-Baja Tahan Karat (Martensitic)
Tipe ini umumnya mengandung 11 13% Chromium. Tipe ini memiliki kekuatan dan
kekerasan yang tinggi, serta ketahanan terhadap korosi. Aplikasi terbanyak adalah untuk turbine
blade.
-Baja Kromium
Jenis baja ini mengandung 1 % C, 1,4% Cr, dan 0,45% Mn. Apabila baja ini mengandung unsur
karbon tinggi yang bercampur bersama-sama dengan kromium akan menghasilkan kekerasan yang
tinggi sebagai basil dan pendinginan dengan minyak. Baja ini digunakan untuk peluru-peluru bulat
dan peralatan penggiling padi
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Baja paduan merupakan perpaduan dari beberapa unsur seperti nikel. Kromium, molibden,
vanadium, mangan, wolfarm, cobalt, vanadium, silisium dan tembaga dengan besi dimana karbon
adalah bahan paduan utamanya. Dari perpaduan-perpaduan unsur unsur diatas didapatkannya
kalasifikasi dari baja paduan serta jenis jenisnya, dengan perpaduan berbagai unsur diatas dapat
melengkapi kekurangan dari baja itu sendiri dan dibuat sesuai kehendak kita seperti baja yang
tahan terhadap karat dan juga baja yang tahan terhadap panas. Cara mendapatkan baja baduan
yang baik dilakukan dengan cara seperti: penyepuhan baja, penyepuhan baja nikel, penyepuhan
baja kromium.