You are on page 1of 233

DAFTAR ISI

KRITERIA 1 VISI DAN MISI

KRITERIA 2 TATA KELOLA

KRITERIA 3 MAHASISWA DAN LULUSAN

KRITERIA 4 SUMBER DAYA MANUSIA

KRITERIA 5 PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK

KRITERIA 6 PENELITIAN

KRITERIA 7 PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KRITERIA 8 PRASARANA DAN SARANA

KRITERIA 9 KEUANGAN
IDENTITAS PROGRAM STUDI

Program Studi : D.4 Terapi Wicara

NomenKlatur : Berdasarkan Undang-undang Pendidikan Tinggi No. 12 tahun 2012 Pasal 10


yang menetapkan Rumpun Ilmu, Nomenklatur Program Studi sesuai Rumpun
Ilmu, KKNI dan Penamaan Internasional, daftar perubahan nomen klatur
program studi yang mengacu kepada Rumpun Ilmu dan KKNI, jenjang Program
Studi Terapi Wicara adalah D.4 Lulusannya bergelar Ahli Madya Terapi Wicara
dengan singkatan A.Md., T.W.

Fakultas : -

Perguruan Tinggi : Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau

Status Perguruan Tingg : Baru

Alamat : Jl. Bayam Ujung No. 29 Arengka Indah Pekanbaru Riau

No. Telpon : 0761- 23667

No. Faksimili : 0761- 23667

Homepage dan email : atwibnusina@gmail.com


KRITERIA 1 VISI DAN MISI
1.1 Legalitas dan Rancangan

1.1.1 Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau di usulkan oleh Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Riau
yang berdiri sejak tahun 1980 dengan Akta Pendirian No. 19/1980 tanggal 01 Januari 1980 Notaris
Syawal Sutan Diatas, S.H. sesuai Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku saat itu
telah didaftarkan ke Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru dengan No. Register 11/1980/44 pada
tanggal 16 Januari 1980

Sesuai perubahan ketentuan peraturan perundang-undang tentang badan hukum Yayasan, akta
notaris tersebut diatas telah mengalami beberapa kali perubahan, baik perubahan atas
penyesuaian dengan UU terbaru, maupun perubahan akta sebagai akibat perubahan materi dan
susunan kepengurasan organ YARSI RIAU

1. Perubahan AD/RT Yarsi berdasarkan Berita Acara Rapat telah di Aktakan oleh Notaris Zulfakhri,
S.H,.M.H. No. 09/2004 tanggal 9 Agustus 2004 yang mana telah didaftarkan ke Depkumham
Jakarta dengan Bukti Surat No. C.HT.01.09-99

2. Perubahan AD/RT dan Kepengurusan organ Yarsi Riau berdasarkan Akta Notaris Ivo Fidriyani,
S.H. No. 05/2015 tanggal 18 Februari 2015 yang mana telah didaftarkan ke Depkumham Jakarta
dengan Bukti Surat No. AHU-AH.01.06-1861 yang telah dileges deagn cap basah

1.1.2 Ketersediaan Program Studi

Ada

Rancangan Program Studi, Studi Kelayakan dan dokumen lain sesuai persyaratan Panduan Pendirian
Baru Perguruan Tinggi

1.2 Kemanfaatan Program Studi

Program Studi Terapi Wicara jenjang pendidikan D.4 merupakan program pendidikan yang bersifat
akademik vokasi yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga terapis wicara dengan gelar Ahli Madya
Terapi Wicara (A.Md TW).

Terapi wicara merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
terapis wicara yang kompeten kepada individu yang mengalami gangguan berkomunikasi yang
meliputi gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan, agar individu itu dapat
melaksanakan fungsi sosialnya secara optimal.

Terapi wicara merupakan pelayanan yang berorientasi kepada pencapaian derajat kesehatan yang
optimal dengan bentuk dan sifat pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan
cara bersinergi dengan ahli-ahli lain yang relevan.
Terapi wicara sebagai suatu disiplin ilmu mempelajari penyebab sindroma, dan penanganan
gangguan berkomunikasi. Pelaksanaannya dikemas secara terpadu dan terorganisasikan dalam
prosedur kerja yang meliputi asesmen, diagnostik, prognostik, terapeutik, dan evaluatif.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat digambarkan beberapa manfat program studi D.III
terapi wicara sebagai berikut :

1. Bagi Yarsi Riau, karena Yarsi Riau telah lebih dulu memiliki sebuah rumah sakit umum yang
bernama Rumah Sakit Islam Ibnu Sina yang berada di Pekanbaru, maka pelayanan terapi wicara
dapat dikembangkan menjadi pelayanan unggulan dalam wujud klinik tumbuh kembang anak
dan Rehab Medik terapi wicara untuk pasien-pasien paska stroke yang mengalami gangguan
komunikasi verbal. Untuk sumber daya manusianya, alumni AKADEMI TERAPI WICARA IBNU
SINA YARSI RIAU dapat diberdayakan.

2. Bagi Masyarakat dan Bangsa, penanganan populasi masyarakat yang mengalami gangguan
berkomunikasi yang meliputi gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan,
dapat terdeteksi secara dini sehingga pada akhirnya dengan pelayanan terapi wicara yang
memadai,individu-individu yang mengalami gangguan komunikasi verbal tersebut secara
berangsur-angsur menjadi individu normal yang sehat dapat melaksanakan fungsi sosialnya
secara optimal. Percepatan pemerataan tenaga terapi wicara tidak lagi hanya menjadi beban
pemerintah, pihak swasta juga diharapkan ikut berkonstribusi dalam pemerataan distribusinya
ke seluruh pelosok nusantara. Maka dengan demikian pendirian AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA ini oleh Yarsi Riau, Yarsi Riau juga telah ikut andil dalam pemerataan tenaga terapi
wicara, sehingga rasio terapis wicara dan penduduk Indonesia 1:623.500 dapat segera
terwujud.

1.2.1 Rencana Strategis

Pendidikan merupakan pilar utama dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta diridhai Allah SWT. Pendidikan adalah usaha dasar
dalam bentuk bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau yang menyiapkan peserta didik menjadi
manusia seutuhnya. Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT, serta berakhlaq mulia, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, mandiri, serta
memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAUbercita-cita menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT, berakhlaq mulia, percaya pada diri
sendiri, memiliki kemampuan akademik dan/atau menciptakan teori-teori baru di bidang ilmu terapi wicara
maupun ilmu pengetahuan lain, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan tersebut, serta
mengupayakan pemanfaatannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan kesejahteraan umat
manusia. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemuliaan akhlaq, moral dan etika keilmuan yang sesuai dengan ajaran
Islam, falsafah Pancasila, UUD 1945, dan kepentingan masyarakat, serta tuntutan pembangunan nasional.
Demi mewujudkan cita-cita luhur tersebut, disusunlah RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU TAHUN 2015-2020 yang berfungsi sebagai pedoman dasar untuk
merencanakan, mengembangkan program dan menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
Rencana strategis ini adalah untuk menakar dan memanfaatkan kekuatan yang ada, sehingga mampu
memanfaatkan dan meraih peluang dalam situasi persaingan global. Rencana strategis ini dimaksudkan dapat
menjadi dasar dalam:
(1) Pengembangan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dengan lembaga-lembaga di bawahnya,
(2) Cermin keberadaan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU hari ini dan esok, dan
(3) Evaluasi kendala-kendala yang dihadapi untuk pembuatan atau penyempurnaan rencana strategis
selanjutnya.

Sejarah AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.


Harapan Yarsi Riau yang cukup lama terpendam untuk Ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam
melahirkan tenaga-tenaga kesehatan dalam wujud mendirikan sebuah perguruan tinggi, di awal tahun 2013
mulai mengemuka kembali diantara sesama pengurus Yarsi Riau.
Walaupun eksistensi Yarsi Riau telah teruji dalam aktivitas pengelolaan sarana pelayanan kesehatan
selama hampir 38 tahun meyelenggarakan dan mengelola sebuah rumah sakit umum dengan nama Rumah
Sakit Islam Ibnu Sina, klasifikasi type B rumah sakit umum yang memiliki + 164 tempat tidur, untuk mengelola
penyelenggaraan perguruan tinggi harus dimulai dari awal . Diawali dengan melakukan Studi Kelayakan setelah
terbentuknya Panitia Persiapan Pendirian STIKES Ibnu Sina Yarsi Riau memulai langkah-langkah kongkrit untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan pendirian perguruan tinggi dengan bentuk Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan. Namun sangat disayangkan, harapan Yarsi Riau untuk mendirikan sekolah tinggi ini
terbentur oleh faktor eksternal, karena pada waktu bersamaan pendirian perguruan tinggi baru dan atau
penambahan program studi baru di perguruan tinggi sedang dihentikan sementara (moratorium) berdasarkan
Surat Dirjen Dikti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 1061/E/T/2012 tertanggal 09 Agustus 2012
tentang Penghentian Sementara (Moratorium) pendidiran dan perubahan bentuk perguruan tinggi, serta
pembukaan program studi baru.
Sampai sejauh ini beberapa program studi di perguruan tinggi telah mencapai titik jenuh dan masih tetap
terkena kebijakan moratorium Dirjen Dikti dengan nomenklatur, setelah melakukan diskusi panjang dengan
beberapa pihak terkait seperti Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan Propinsi Riau, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Pekanbaru dan Propinsi Riau, Aptisi Riau beserta segenap elemen sekolah menengah atas se-
kota Pekanbaru seiring sejalan dengan dijadikannya Riau sebagai salah satu autis centre di pulau Sumatera,
Yarsi Riau berkesimpulan untuk mendirikan Akademi Terapi Wicara dengan nama Akademi Terapi Wicara Ibnu
Sina Yarsi Riau, yang dengan seizin Allah akan dapat berdiri dan memulai aktivitas jika dikeluarkan izin
operasional oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada tahun 2015
ini.
Aqidah, Azas,dan Falsafah AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
Sesuai dengan namanya AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU beraqidah Islam yang
bersumber pada al-Quran dan al-Sunnah serta berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Falsafah :

1. Manusia
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia adalah individu sempurna yang memiliki
kemampuan berbahasa dan berbicara yang merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Sebagai
makhluk sosial membutuhkan kemampuan komunikasi dalam berinteraksi dengan sesama dan
lingkungannya. Bahasa sebagai media komunikasi yang paling vital dapat mempengaruhi kualitas
interaksi sosial manusia ditengah-tengah lingkungan masyarakat.

2. Sehat
Komunikasi yang sehat adalah komunikasi yang tidak menimbulkan salah pengertian dan dapat dipahami
oleh pembicara dan lawan bicaranya secara sama. Gangguan fisik, mental dan sosial dapat menimbulkan
kemampuan berkomunikasi yang tidak sehat.

3. Terapi Wicara
Terapi wicara merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh terapis
wicara yang kompeten kepada individu yang mengalami gangguan berkomunikasi yang meliputi
gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan, agar individu itu dapat melaksanakan
fungsi sosialnya secara optimal.

Terapi wicara merupakan pelayanan yang berorientasi kepada pencapaian derajat kesehatan yang
optimal dengan bentuk dan sifat pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan cara
bersinergi dengan ahli-ahli lain yang relevan.

Terapi wicara sebagai suatu disiplin ilmu mempelajari penyebab sindroma, dan penanganan gangguan
berkomunikasi. Pelaksanaannya dikemas secara terpadu dan terorganisasikan dalam prosedur kerja yang
meliputi asesmen, diagnostik, prognostik, terapeutik, dan evaluatif.

Nilai-nilai Dasar AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU


1) Beriman dan bertaqwa
2) Jujur, adil berintegritas, dan santun
3) Bermutu, inovetif, dinamis, dan efisien
4) Mandiri dan bertanggungjawab
5) Berpikir terbuka dan berwawasan global
Prinsip-Prinsip Dasar AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
1) Aktualisasi nilai-nilai Islami dan Pancasila dalam kehidupan akademik
2) Keuniversalan dan keobjektifan ilmu pengetahuan dalam mencapai kenyataan dan kebenaran
3) Kebebasan akademik yang dilaksanakan dengan hikmah dan bertanggungjawab
4) Keadaban, kemanfaatan, kebahagiaan, kemanusiaan, dan kesejahteraan

Lambang AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

MAKNA LAMBANG
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

Warna dasar putih : Melambangkan kemurnian niat dan objektivitas bahwa tenaga
Terapis Wicara merupakan salah satu profesi mulia

Perisai segi lima bagian : Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau berazaskan Pancasila dan
luar UUD 45 sebagai falsafah Negara Indonesia

Segi lima bagian dalam : Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau sebagai Institusi
berbentuk lima kelopak Pendidikan Tinggi Kesehatan senantiasa berkembang dan
bunga dikembangkan atas dasar perkembangan keilmuan dan teknologi
sehingga diharapkan dapat melahirkan lulusan yang memiliki
kepribadian yang berilmu , beriman dan bertaqwa kepada Allah, SWT

Bulan Sabit dengan : Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau didirikan berdasarkan
aksara tulisan Arab Ibnu semangat ilmuwan kesehatan Ibnu Sina (Avicenna 980-1037) yang
Sina warna hijau telah mengembangkan dasar-dasar ilmu pengetahuan kedokteran
dan kesehatan modern

Tulisan Akademi Terapi : Melambangkan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau didirikan
Wicara Ibnu Sina atas prakarsa Yayasan Rumah Sakit Islam Riau (YARSI Riau) yang
melingkari bulan sabit dalam perjalanan sejarahmya juga telah mendirikan Rumah Sakit
aksara arab Ibnu sina dan Islam Ibnu Sina Pekanbaru
Tulisan Yarsi Riau

Buku terbuka berwarna : Melambangkan ilmu pengetahuan yang tidak terbatas dan harus
kuning selalu dikembangkan. Oleh Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina sebagai
institusi pendidikan kesehatan berperan aktif mengembangkan ilmu
terapi wicara di bumi Melayu Riau. Warna kuning adalah warna
khas yang identik dengan bumi Melayu.
Bendera AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
Warna hijau muda polos dengan lambang Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau

Lagu AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU


Hymne Ibnu Sina

ANALISIS SITUASI
Situasi Internal
Kualitas dan lulusan sebuah perguruan tinggi ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang
diperlukan bagi terjadinya proses belajar mengajar. Proses perkuliahan akan berjalan dengan lancar apabila
ditunjang oleh sarana dan prasarana atau fasilitas yang memadai. Oleh karena itu, tersedianya fasilitas yang
memadai merupakan masalah yang sangat penting dalam pendidikan, mulai dari kualitas dan kuantitas para
dosen, ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, sumber bacaan, bengkel, dan lain sebagainya sampai kepada
budaya korporat institusi dan suasana akademis kampus tersebut. Berikut ini diuraikan secara global keadaan
sarana prasarana utama dan penunjang yang dimiliki oleh AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
1) Tanah
Untuk jangka panjang, pihak YARSI RIAU akan membangun kampus sendiri secara mandiri dan terpadu di Atas
lahan seluas 9.835 M2 di Jalan Torganda, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru.
Pembangunan untuk kampus sendiri tersebut akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan yang
ada dan dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sarana-prasarana pada saat itu dan dengan
memperhatikan perkembangan jumlah mahasiswa.

2) Gedung dan Ruang


Untuk kegiatan akademis telah tersedia sarana dan prasarana yang memadai seperti ruang kuliah, ruang kerja
dosen tetap, ruang administrasi dan kantor, ruang perpustakaan, dan ruangan komputer sehingga diperkirakan
kegiatan AKADEMI TERAPI WICARA ini dapat berjalan dengan baik. Gedung kampus yang tahap awal terletak di
Jalan Bayam No. 29 Arengka Indah Pekanbaru terdiri dari :

No. Jenis Ruangan Jumlah Luas Keterangan


2
1 Ruangan Kuliah 1 48 m
2 Ruang Kerja Dosen Tetap 1 24 m2
3 Ruangan Administrasi dan Kantor 1 61,5 m2
4 Ruangan Perpustakaan 1 22,5 m2
5 Ruang Komputer 1 22,5 m2
6 Aula 1 80 m2

3) Sarana dan Prasarana Pembelajaran


Kelancaran dan keberhasilan pembelajaran selain ditentukan oleh tenaga edukatif yang berkualitas, juga
ditentukan oleh tersedianya fasilitas yang berbentuk peralatan sebagai media pembelajaran. Beberapa
peralatan yang dapat disediakan oleh AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU antara lain; Kursi Kuliah,
Meja Kuliah/Seminar, Papan Tulis (White Board), Komputer, Sound System, Wireless, Infocus, Screen, Peralatan
Laboratorium perlengkapan pendukung lainnya.

4) Fasilitas Pengembangan Bakat dan Minat Mahasiswa


Bagi keperluan pengembangan bakat dan minat mahasiswa, AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU juga menyediakan fasilitas yang cukup memadai antara lain lapangan olah raga (bulu tangkis, tenis meja
dengan ukuran standar)

1) Fasilitas Yang Menunjang Kesejahteraan Mahasiswa


AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU menyediakan fasilitas kantin dengan harga murah,
namun tetap memperhatikan kualitas dan gizinya. Selain itu, AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
menyediakan/menyalurkan beasiswa dari berbagai instansi antara lain beasiswa Super Semar, PT. Chevron
Pasific Indonesia, Bank Indonesia, Kopertis, Pemerintah Kota Pekanbaru, Pemerintah Provinsi Riau
2) Proyeksi Jumlah Mahasiswa 2017 s/d 2022

Tabel . Proyeksi Jumlah Mahasiswa

Tahun 2017/2018 s/d 2021/2022

Tahun Akademik
Angkatan /
Tingkatan 2017/2018 2018/2019 2019/2020 2020/2021 2021/2022
Pertama 30 30 30 0 0
Kedua - 60 60 60 0
Ketiga - - 90 90 90
Keempat - - - 120 120
Kelima - - - - 150
Jumlah 30 90 150 270 360
3) Kondisi Tenaga Dosen 2017

JENIS KLASIFIKASI JUMLAH JUMLAH


S.1 3
DOSEN TETAP S.2 6 9

S.3 0
S.1 0
DOSEN LUAR BIASA S.2 3 3

S.3 0
S.1 0
DOSEN TIDAK TETAP S.2 11 11

S.3 0
TOTAL JUMLAH 23 23

Situasi Eksternal
1) Situasi Politik
Membaca situasi politik berarti memetakan situasi dan kondisi politik kontemporer yang terjadi sebagai
akibat dari interaksi antara berabagai komponen masyarakat yang berkaitan dengan sebab dan akibat dari
proses dan peristiwa politik. Secara konseptual politik mengandung arti jamak menyangkut berbagai macam
kegiatan bersama dalam rangka memperjuangkan berbagai kepentingan yang berbeda untuk pencapaian
tujuan yang dikehendaki.
Situasi politik nasional kontemporer diwarnai oleh berbagai isu actual, yang dapat dilihat dari tiga
perspektif :
1. Dari perspektif institusi menyangkut keberadaan dan pola hubungan kekuasaan di antara lembaga-
lembaga Negara dan lembaga quasi geverment yang banyak dibentuk saat ini. Dalam konteks hubungan
kekuasaan antar lembaga masih terjadi over lapping hak, kewajiban dan kewenangan sehingga kalau ada
persoalan lazim saling lempar tanggungjawab. Hubungan chack and balances antara legislative belum
menemukan format yang ideal dalam system pemerintahan presidensial. Belum pulihnya kepercayaan
masyarakat kepada institusi penyelenggara Negara oleh berbagai kasus korupsi, kolusi dan nepotism
masih mewarnai isu politik nasional. Munculnya berbagai lembaga quasi government semakin
mengaburkan asas tias politika dan kerap mengambil alih kewenangan lembaga yang ada.

Prilaku atau budaya politik, kehidupan politik nasional masih diwarnai oleh sikap dan prilaku elit politik
yang kurang mendidik, dan lemahnya sense of crisis. Begitupun penghormatan terhadap Hak Asasi
Manusia serta terjadinya kekerasan politik masih belum memberikan pencitraan baik terhadap
demokrasi yang sedang di bangun. Upaya untuk melakukan resentralisasi dengan berkembanganya
wacana politik mengembalikan system pemilihan langsung kepala daerah ke pemilihan tidak langsung
serta penunjukan gubernur oleh presiden masih mewarnai opini public.
Kombinasi dan interaksi dari berbagai kondidi di atas akan membawa dampak pada aspek:
1. Kebebasan akademik yang relative tanpa batas
2. Pemajuan dan perlindungan HAM menjadi issue sentral
3. Kebebasan berpendapat pada semua lapisan masyarakat
4. Politisasi dan pemberangusan suara insane akademik akan tereliminasi
5. Peta politik Asia Tenggara yang akan berubah dan membawa pengaruh pada kondisi politik dalam
negeri
6. Implementasi system otonomi daerah di seluruh Kabupaten/Kota se-Indonesia
7. Otonomi Perguruan Tinggi
8. Sistem standar mutu akan menjadi persyaratan ke percaturan global

B. Situasi Ekonomi Global


1. Krisis ekonomi yang mendera Indonesia masih sangat ditentukan oleh sistuasi politik yang tidak
menentu hingga agenda reformasi nasional selesai
2. Indonesia masih mengandalkan bantuan asing (hutang luar negeri) untuk proses pembangunan
Negara. Kondisi ini diperparah dengan tanggungan hutang yang harus dikembalikan
3. Secara ekonomi dan politik, Indonesia akan masih tergantung pada Negara donor dan IMF serta
Bank Dunia hingga waktu yang tak terhingga
4. Reformasi ekonomi yang bertujuan membangun kembali ekonomi pasar yang bebas dari distorsi
(selama Orde Baru ada kebijakan subsidi, proteksi dan monopoli) pada masa mendatang diarahkan
pada ekonomi kerakyatan yang berbasis koperasi dan pengusaha kecil
5. Diterapkannya pola perdagangan bebas dengan system pasar mendunia akan sangat
memberatkan pemasaran produk dalam negeri yang masih relative sangat rendah kualitasnya
6. Pembangunan ekonomi kerakyatan akan berbasis pada sector pertanian yang akan mendapat
dukungan kebijakan fiscal, moneter, perbankan, pasar modal, investasi, riset dan pengembangan
teknologi tepat guna
7. Pemutusan hubungan kerja pada 5 tahun mendatang ini masih banyak, termasuk tenaga kerja asal
perguruan tinggi

C. Situasi dan Arah Sektor Pendidikan


1. Jumlah mahasiswa diperkirakan selalu meningkat. Pada tahun 2000 berjumlah 3,1 juta (0,55 juta
PTN, 2,2 juta PTS dan 0,35 juta PTA), tahun 2005 menjadi 4,05 juta (0,69 juta PTN, 3 juta PTS dan
0,36 juta PTA) dan tahun 2020 jumlah mahasiswa Indonesia sebesar 6,48 juta (1,2 juta PTN, 4,46
juta PTS dan 0,64 PTA)
2. Masalah pokok pendidikan tinggi yang terfokus pada penataan system manajemen pendidikan,
relevansi dan kualitas akan menuntut penjaminan mutu
3. Kebutuhan pendidikan masyarakat untuk mendukung kehidupan sosial mulai berbasis teknologi
ramah lingkungan
4. Aksesibilitas Badan Akreditasi Nasional sangat dominan dalam menentukan status perguruan
tinggi
5. Revitalisasi system pendidikan nasional di era-reformasi diarahkan untuk memenuhi market needs
6. Perguruan tinggi asing (PTA) diijinkan masuk ke Indonesia
7. Standarisasi mutu kelulusan berkaitan dengan university-market linkage
8. Teknologi pendidikan jarak jauh (Computerized Learning System)
9. Sistem perkuliahan dan layanan akademik akan menjadi makin luas dengan berbagai temuan dan
kemajuan teknologi

D. Pesaing (Competitors)
1. Kompetitor yang sudah ada sekarang ini (baik local, regional, maupun nasional) semakin kuat
(strength)
2. Kompetitor dengan kekuatan khusus: (a) Meluasnya institusi-institusi tempat pelatihan (BLK), (b)
Perusahaan yang menyediakan pendidikan sendiri, (c) Peningkatan fasilitas umum yang
memungkinkan self education
3. Kompetitor yang terkait dengan kepuasan kebutuhan masyarakat (a) Perubahan cara pandang
masyarakat terhadap PT, (b) Aksesibilitas AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, dan (c)
Alternatif variasi program oleh institusi pendidikan yang lain

E. Permintaan Pasar (Markets)


1. Bidang layanan professional bidang ICT, kesehatan dan kewirausahaan (entrepreneur) menjadi
pasar utama terhadap output (lulusan) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
2. Institusi-institusi yang bergerak di bidang layanan jasa pendidikan dan latihan diprediksi akan
semakin banyak
3. Perusahaan Negara dan swasta yang kian berkembang setelah pemulihan ekonomi 5-10 tahun
mendatang: (a) Tenaga ahli (untuk lulusan sarjana dan pascasarjana), (b) Tenaga terampil (untuk
lulusan diploma)
4. Instansi pemerintah di masa mendatang masih berpeluang untuk ditempati lulusan AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
5. Rumah sakit, poliklinik, puskesmas baik milik Negara maupun swasta yang semakin membutuhkan
tenaga paramedic yang professional
6. Perusahaan asing di Indonesia (PMA) akan kembali tumbuh subur setelah Negara ini stabil 5-10
tahun mendatang
7. Menjadi tenaga pendidik masa dating, dengan kebijakan pemerintah masa dating yang
menempatkan lembaga semacam sertifikat profesi dosen setelah mereka menempuh terlebih
dahulu jenjang keahlian atau sarjana di bidang ilmu tertentu
F. Kondisi Sosiodemografik
1. Penduduk Indonesia tahun 2000 berjumlah 210 juta jiwa, sehingga menduduki urutan keempat
jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Walaupun
pertumbuhan penduduk sudah dapat ditekan melalui program Keluarga Berencana (1,6 1,7 %
pertahun), diperkirakan tahun 2050 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 318 juta jiwa dan
menempati urutan keenam setelah India, Cina, Pakistan, Amerika Serikat dan Nigeria
2. Khusus penduduk usia kuliah (19-24 tahun) diperkirakan akan berjumlah sebesar 25,65 juta (tahun
2000), 26,96 juta (tahun 2005) dan 24,79 juta (tahun 2020)
3. Pertumbuhan penduduk kota meningkat jauh lebih cepat (3-4 % pertahun), dan pertumbuhan
penduduk pedesaan 11 % pertahun. Tahun 2018 diprediksi akan terdapat 3 kota megapolitan, 9
metropolitan dan 12 kota besar baru
4. Distribusi penduduk Indonesia diperkirakan semakin tersentral di pulau jawa. Indicator pada saat
ini memperlihatkan bahwa pulau jawa sudah dihuni 120 juta orang (60 %), sedangkan pulau Papua
yang jauh lebih luas hanya didiami 2,1 juta orang
5. Kemiskinan penduduk yang direncanakan dapat teratasi pada akhir RPJP jelas tidak dapat terealisir
akibat badai krisis ekonomi. Bahkan laporan dari ILO pada tahun 1999 dua dari tiga penduduk
Indonesia menjadi miskin sekali. Berarti dari 200 juta penduduk Indonesia terdapat sekitar 133
juta jiwa yang mengalami kondisi miskin.
6. Angka partisipasi angkatan kerja sebelum krisis ekonomi berkisar antara 57 %. Tenaga kerja yang
terbanyak adalah lulusan Sekolah Dasar (37,6 %). Diperkirakan sampai tahun 2005 angka
partisipasi masih rendah, setelah itu baru meningkat sejalan dengan tercapainya stabiliats politik,
sosial dan ekonomi. Berdasarkan prediksi (yang dibuat sebelum krisis ekonomi), angka partisipasi
kasar (APK) pendidikan tinggi pada tahun 2000 sebesar 12,8 %, tahun 2005 sebesar 15 % dan
tahun 2020 sebesar 25 %
7. Diprediksikan 5-10 tahun mendatang pola kebutuhan masyarakat sudah mengalami perubahan
yang nyata, yaitu sudah mempunyai kebutuhan psikososial yang menonjol dengan cirri
membutuhkan rasa aman, kesehatan, kebutuhan sosial dan harga diri
8. Masyarakat makin menghargai peran strategi teknologi dalam kehidupan sehari-hari

G. Kemajuan Teknologi
1. Teknologi komunikasi semakin pesat dan murah sehingga akan makin terjangkau oleh masyarakat
2. Pengembangan berbagai layanan termasuk layanan pendidikan akan banyak menggunakan aplikai
temua teknologi dalam mempercepat proses layanan di bidang pendidikan
3. Teknologi informasi berkembang sangat pesat melalui computer, teknologi internet dan
telekomunikasi yang bersifat global
4. Media interaktif kian berkembang dan semakin nyata peranannya dalam kehidupan sehari-hari
5. Aksesibilitas semakin tinggi dalam segala kepentingan
6. Berkembangnya teknologi yang memungkinkan segala sesuatu dapat dikerjakan secara self service
7. Teknologi makin mudah diperoleh, tidak dimonopoli oleh suatu negara atau perusahaan
8. Teknologi modern cenderung makin sarat dengan muatan pengetahuan sekaligus akrab dengan
pemakainya
9. Teknologi bersifat multidimensional dan multidisiplin, artinya teknologi mengandung muatan
pengetahuan yang dikembangkan oleh beberapa disiplin ilmu sekaligus (integrated)
10. Berkembangnya teknologi yang akrab lingkungan (green technology) yang dapat diterapkan tanpa
membebani masyarakat dan dunia industry

ANALISIS SWOT
A. FAKTOR INTERNAL: Kekuatan atau Strenght
1. Memiliki program studi yang potensial untuk dikembangkan ke depan sesuai dengan
kecenderungan masa datang
2. Memiliki dosen tetap S2 dan S1 (beberapa dosen sedang melanjutkan studi S2)
3. Memiliki ruang kuliah, gedung, tanah dan lahan
4. Adanya komitmen kelembagaan terhadap pengembangan wilayah regional
5. Popularitas sebagai perguruan tinggi swasta tenaga terapi wicara satu-satunya di Pulau Sumatera
6. Keinginan kuat untuk mencapai program studi atau fakultas yang terakreditasi
7. Jaminan kerja yang baik bagi staf akademik
8. Keberadaan kampus di tengah kota
9. Diselenggarakan oleh Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi) Riau yang telah familiar dan populer
sebagai penyelenggara dan pengelola Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru.

B. FAKTOR INTERNAL: Kelemahan atau Weakness


1. Sistem manajeman, Catur Dharma AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, dan
kemahaiswaan serta perkantoran belum optimal, sehingga sejumlah unit manajemen belum
berjalan efisien
2. Dana yang tersedia dari berbagai sumber yang terhimpun dari masyarakat dan mahasiswa masih
taraf penggalangan
3. Belum ada program studi terakreditasi
4. Semua dosen tetap belum bersertifikasi
5. Keterbatasan dana dan fasilitas laboratorium, perpustakaan, menyebabkan lembaga ini belum
dapat berfungsi secara optimal
6. Kultur kerja yang sesuai dengan tuntutan sebuah Akademi modern, dan nilai yang terkait dengan
etos kerja yang tinggi untuk menghasilkan inovasi dalam konteks Tridharma Perguruan Tinggi
terutama di bidang pengajaran belum terbangun
7. Pelaksanaan organisasi belum efisien dan prosedur administrasi belum lancar serta perencanaan
yang belum memadai
8. Fasilitas yang belum memadai bagi staf pengajar
9. Rendahnya produktivitas penelitian dan pengabdian pada masyarakat
10. Rendahnya tingkat penguasaan bahasa asing
C. FAKTOR EKSTERNAL: Peluang (opportunities)
1. Tingginya permintaan akan tenaga terapi wicara yang memiliki kemampuan akademik dan
professional yang dapat mengembangkan serta mengaplikasikan dan menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian, ide dan gagasan serta karya ilmiah untuk memajukan
kebudayaan dan peradaban manusia
2. Tingginya peran ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, ilmu sosial, ilmu kealaman, dan keislaman
serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan dan peradaban manusia
3. Otonomi daerah, yakni pelimpahan sebagian besar kewenangan pusat berikut anggarannya
kepada pemerintah daerah, merupakan peluang bagi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU untuk menjadi mitra kerja pemerintah daerah dalam bidang ilmu kesehatan
4. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menyediakan anggaran
pendidikan sebesar 20 % dari APBN dan APBD member peluang bagi AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU untuk berperan serta secara lebih aktif dalam memperbaiki kualitas
pendidikan
5. Keputusan pemerintah tentang tenaga pendidik yang mengharuskan seseorang menjadi sarjana
kemudian dilanjutkan dengan pendidikan keguruan
6. Perkembangan ekonomi dan industrialisasi
7. Adanya pertumbuhan IMTGT dan globalisasi ekonomi daerah perdagangan bebas regional
8. Tingginya pertumbuhan populasi yang berpendidikan
9. Kebijakan nasional yang kuat untuk berkembang
10. Permintaan yang tinggi akan tenaga professional
11. Tingginya tingkat permintaan dan perkembangan teknologi dan informasi
12. Ketersediaan sumberdaya untuk dikembangkan
13. Menurunnya kualitas sumberdaya dan lingkungan

D. FAKTOR EKSTERNAL: Ancaman (threats)


1. Rendahnya daya dukung anggaran pendidikan dari pemerintah maupun masyarakat
mengharuskan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU menggali sumber dana
pendamping dan mengefisienkan penggunaan anggaran
2. Peta kebutuhan daerah yang dapat dijadikan dasar bagi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU dalam menyusun program pengabdian pada masyarakat belum teridentifikasi dengan
baik
3. Persaingan global, perkembangan iptek dan tuntutan produktivitas menuntut ketersediaan
fasilitas pendidikan berstandar internasional, kesiapan SDM, dan system manajemen yang handal
4. Perkembangan budaya, peradaban dunia, dan menurunnya moralitas bangsa mengharuskan kita
memperkuat komitmen untuk memperkokoh kehidupan beragama sebagai dasar untuk
mewujudkan kampus yang edukatif, ilmiah dan religious
5. Keberadaan peguruan tinggi yang dikelola dan didukung oleh manajemen yang kuat dari pihak
asing maupun swasta dengan program-program kompetitif dalam merespon tuntutan pasar kerja
dan penciptaan lapangan kerja program
6. Kemiskinan dan tingkat upah minimum yang rendah

Visi, MIsi, Tujuan dan Sasaran


VISI
Menjadikan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina YARSI Riau sebagai pusat pendidikan terapi wicara yang
Islami untuk menghasilkan tenaga terapis wicara yang Islami, profesional, unggul dan berwawasan
global pada tahun 2027.

MISI
1) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat melalui sistem yang terpadu
dan handal.
2) Memberikan pelayanan pendidikan terapi wicara yang Islami, bermutu sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3) Melaksanakan pendidikan terapi wicara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di Propinsi
Riau maupun propinsi-propinsi tetangga se-wilayah Pulau Sumatera.
4) Membina kerjasama seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk kemajuan pendidikan ilmu terapi
wicara.
5) Menjadi partner pemerintah dalam pelayanan pendidikan ilmu terapi wicara dan penyediaan tenaga
terapis wicara.

Indikator Pencapaian Misi 2017-2027 :


1) Terakreditasinya program studi dengan nilai minimal baik.
2) Meningkatnya kesejahteraan dosen maupun karyawan
3) Meningkatnya kuantitas dan kualitas mahasiswa tiap program studi
4) Meningkatnya rata-rata Indek Prestasi Komulatif mahasiswa yang didasarkan atas penilaian objektif dan
dapat dipertanggungjawabkan
5) Terselenggaranya proses perkuliahan secara baik dan berkualitas sesuai aturan (standar
nasional/maupun internasional) dan tuntutan kompetensi lulusan dengan pedoman dan standar mutu
yang jelas dan dinamis
6) Tersusunnya dan terevaluasi kurikulum, standar kompetensi, silabus dan bahan ajar sesuai dengan
tuntutan IPTEK serta nilai-nilai agama Islam
7) Terciptanya lulusan yang sesuai dengan tuntutan pasar
8) Tertanamnya nilai-nilai Islami untuk mendukung pengembangan IPTEK
9) Terpublikasinya karya-karya dosen maupun mahasiswa sebagai hasil kajian dan pengembangan
keilmuannya
10) Meningkatnya kuantitas dan kualitas peran serta tenaga edukatif (dosen) dalam penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
11) Terjalinnya kerjasama dalam bentuk MOU yang berkelanjutan dengan berbagai pihak di dalam maupun
di luar negeri

Tujuan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU


a). Tujuan Umum :
Mengembangkan sumberdaya manusia sesuai dengan kebutuhan masayarakat dibidang terapi
wicara, baik di wilayah Kota Pekanbaru khususnya maupun kawasan nusantara pada umumnya,
dengan mengingat pula kedudukannya sebagai bagian dari masyarakat ilmiah yang bersifat
universal.

Dengan demikian, maka Akademi Terapi Wicara IBNU SINA YARSI RIAU diharapkan menghasilkan
lulusan yang beriman, bertaqwa, menguasai IPTEK, profesional, kreatif, inovatif, bertanggung jawab,
dan mandiri menuju terwujudnya masyarakat yang madani.

b). Tujuan Khusus :


AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, mempunyai tujuan khusus untuk
menghasilkan sumber daya manusia dibidang terapi wicara untuk tingkat jenjang pendidikan
D3. Tujuan Pogram Pendidikan Terapi Wicara yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan
nasional tersebut mendidik sumber daya manusia menjadi tenaga-tenaga ahli dibidang terapi
wicara yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila dan UUD
1945, berperi rasa, kreatif, dinamis, inovatif, memiliki integritas dan berkepribadian tinggi,
terbuka dan tanggap terhadap seni dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat khususnya
yang berkaitan dengan bidang terapi wicara.

Sasaran AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU


Sasaran 1 : Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran
1. Meningkatkan watak dan wawasan akademis, sehingga dosen dan mahasiswa AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU mempunyai kepekaan tinggi dan sekaligus sebagai pemecah masalah terhadap
kejadian-kejadian di dalam maupun diluar kampus,
2. Meningkatkan mutu dosen baik secara kualifikasi maupun secara kompetensi profesionalisme dosen,
3. Meningkatkan kemampuan mengajar dosen melalui keterampilan penguasaan IT serta keterampilan
pedagogiknya,
4. Meningkatkan kemampuan penalaran mahasiswa melalui kegiatan ekstra kurikuler,
5. Mencapai rasio dosen : mahasiswa yang ideal,
6. Melengkapi sarana untuk menjamin proses pembelajaran yang sempurna,
7. Peningkatan layanan (better service) oleh dosen dan staf untuk mahasiswa,
8. Mewujudkan paradigm pendidikan yang berorientasi pada pembelajaran oleh mahasiswa (student based
learning),
9. Menerapkan system penjaminan mutu program studi Diploma,
10. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dan administrasi akademik,
11. Melakukan system evalusi berkala terhadap program studi,
12. Melakukan pertemuan ilmiah AKADEMI tingkat nasional dan internasional,
13. Melakukan pengembangan dalam penerapan teknologi pendidikan,
14. Terjalinnya kerjasama dengan institusi dalam dan luar negeri dalam rangka bench marking.

Sasaran 2 : Peningkatan Mutu Manajemen Akademik


1. Memudahkan akses kebutuhan informasi pendidikan secara cepat bagi civitas akademika, baik berupa
perpustakaan elektronik, jurnal elektronok dan lain-lain,
2. Pengembangan data base berbasis teknologi informasi terbaru,
3. Pengembangan informasi elektronik antar Akademi.

Sasaran 3 : Pemantapan Pendanaan Akademi


1. Menetapkan beban keuangan mahasiswa yang disesuaikan dengan pembatasan jumlah mahasiswa,
2. Mencari sumber-sumber pembiayaan baru (income generating), misalnya membangun klinik, rumah
sakit dan lain sebagainya sehingga beban keuangan yang berasal dari mahasiswa secara berangsur-
angsur dapat dikurangi,
3. Menggali sumber-sumber dana lain yang tidak mengikat.

Sasaran 4 : Pengembangan Iklim Akademik


1. Menciptakan iklim akademik yang kondusif dalam proses pembelajaran pada semua program studi,
2. Penyediaan kesempatan kerja paroh waktu bagi mahasiswa di dalam kampus dan unit usaha Akademi,
3. Menyediakan beasiswa berprestasi untuk para mahasiswa berpotensi tinggi dari keluarga kurang
mampu,
4. Melaksanakan program kemahasiswaan dalam pembinaan akademik, pengembangan soft skill, serta
pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan.

Sasaran 5 : Pengembangan Kelembagaan


1. Mengimplementasikan fungsi dan tugas senat Akademi, Pimpinan, sebagai unsur-unsur organisasi
Akademi untuk melaksanakan good institution governance,
2. Mewujudkan system akuntansi dan manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel pada setiap
unit,
3. Menjalankan system manajemen akademik yang efisien dan efektif serta penerapan total assurance
system pada semua unit kegiatan akademik dan unit pendukung,
4. Menyediakan perangkat peraturan Akademi untuk penerapan prinsip sentralisasi administrasi dan
keuangan serta desentralisasi akademik.
Sasaran 6 : Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Internet
1. Melakukan update data halaman website AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU secara
kontinui dan terkini,
2. Membentuk unit kerja Sistem Informasi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang sekaligus
mendukung pengembangan website AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU,
Sasaran 7 : Peningkatan Sistem Informasi Manajemen
1. Mengembangkan system informasi manajemen yang menjamin terlaksananya perencanaan dan
manajemen keuangan, SDM, sarana prasarana secara efektif dan efisien,
2. Mengembangkan system Akuntansi dan Sistem Informasi Kepegawaian AKADEMI TERAPI WICARA IBNU
SINA YARSI RIAU,
3. Mengembangkan Sistem Informasi Akademik dan Sistem Informasi Aset,
4. Mengembangkan Sistem Informasi Alumni AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.

Sasaran 8 : Peningkatan Sistem Informasi Perpustakaan


1. Mengembangkan pelayanan perpustakaan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU secara
efektif dan meningkatnya mutu pelayanan secara berkelanjutan ke taraf internasional,
2. Meningkatnya alokasi anggaran perpustakaan sampai mencapai minimal sebesar 5 persen dari anggaran
belanja AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU,
3. Mengembangkan jaringan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada seluruh system perpustakaan
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang mencakup pengembangan pusat manajemen
pengetahuan (centre for knowledge management) dan rintisan suatu jaringan perpustakaan regional,
4. Mengembangkan perpustakaan pusat AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang
representative dan tersedianya opsi yang paling cost-effective untuk memelihara dan mengembangkan
sumber dan pelayanan perpustakaan,
5. Menjalin kerjasama dengan Akademi dalam dan luar negeri dalam rangka library login.

Sasaran 9 : Peningkatan Mutu Input


Menjadikan kampus AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU sebagai pilihan utama siswa (calon
mahasiswa) untuk melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan :
1. Menggalakkan promosi yang langsung bersentuhan dengan aktifitas ekstra kurikuler ataupun dengan
kegiatan intra kurikuler sekolah menengah,
2. Memperkenalkan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU kepada seluruh lapisan masyarakat
khususnya Riau, Sumbar, dan Jambi serta Riau Kepulauan melalui berbagai media,
3. Mengundang siswa calon mahasiswa maupun masyarakat dating ke kampus AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU melalui berbagai aktifitas akademik keilmuan,
4. Menyelenggarakan sistem seleksi mahasiswa baru yang berkualitas,
5. Melakukan system penjaringan calon mahasiswa berbakat,
6. Pemetaan potensi calon mahasiswa baru,
7. Pembenahan system pembinaan SMU di lingkungan Provinsi Riau.
Sasaran 10 : Pencetakan Lulusan yang Berjiwa Entrepreneurship
1. Pengintegrasian nilai-nilai wirausaha ke dalam kurikulum program studi,
2. Mengarahkan staff pengajar untuk dapat menguasai mata kuliah yang terkait dengan entrepreneurship,
3. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa melalui program magang.

Sasaran 11 : Pencapaian Research and Development Institution


1. Membangun budaya penelitian bagi civitas akademika,
2. Penerapan hasil-hasil penelitian untuk kehidupan masyarakat luas,
3. Membangun kerjasama penelitian dengan institusi dalam dan luar negeri,
4. Menerbitkan jurnal ilmiah bidang ilmu terapi wicara.

Sasaran 12 : Pengembangan Program Studi dan Sarana Fisik


1. Meningkatkan status perguruan tinggi dari akademi menjadi Politeknik Kesehatan (Poltekes) atau
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) dengan beberapa Program Studi bidang kajian ilmu kesehatan
atau ilmu-ilmu lainnya yang banyak dibtuhkan ditengah-tengah masyarakat,
2. Membangun dan memperluas sarana fisik untuk menunjang proses pembelajaran.

Strategi dan Arah Kebijakan Akademi Terapi Wicara


A. Strategi Dasar AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
1) Melakukan pembinaan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia secara terencana dan terus
menerus,
2) Menerapkan manajemen mutu untuk seluruh program studi yang dilakukan secara bertahap,
3) Melakukan pembinaan secara terpadu terhadap SMU/SMK sederajat di lingkungan menjadi sekolah
binaan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU,
4) Mendorong setiap program studi melakukan evaluasi diri secara berkala berdasarkan standar akreditasi
nasional dan internasional,
5) Menata program studi dan bidang kepakaran berdasarkan kalsifikasi standar pendidikan dan pekerjaan
regional dan internasional,
6) Mempercepat system pembelajaran yang membuka luas percepatan transfer nilai-nilai kepemimpinan
7) Memperkokoh dan memperluas jaringan kerjasama,
8) Memberikan reward kepada yang berprestasi dibidangnya dan memberikan pembinaan secara
berkelanjutan,
9) Meningkatkan kualitas pelayanan akademik dengan menggunakan kemajuan IT,
10) Menambah jumlah tenaga dosen tetap dan tenaga administratif secara terprogram sesuai dengan
kemampuan Akademi dan Yarsi,
Isu Strategis AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
1) Diperlukan pembangunan budaya korporat dan komitmen civitas akademika AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU dan yayasan untuk menjalankan system manajemen mutu,
2) Keterbatasan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana perkuliahan, praktek dan penelitian masih
harus terus ditingkatkan,
3) Keterbatasan kuantitas dan kualitas dosen maupun mahasiswa masih harus terus ditingkatkan,
4) Tuntutan agar seluruh program studi terakreditasi sehingga kepercayaan masyarakat terhadap AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU akan makin meningkat,
5) Belum adanya mekanisme monitoring proses pembelajaran di lingkungan AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU,
6) Sifat adminitrasi belum banyak mendapat sentuhan program pengembangan yang terstruktur untuk
menjadi lebih professional,
7) Belum terjalin secara optimal dengan berbagai pihak penyandang dana atau donator pendidikan tinggi.

Dalam rangka melaksanakan fungsi dan mengemban misi yang menjadi tanggung jawabnya, perlu
ditentukan strategi yang akan ditempuh. Pemilihan strategi sangat bergantung pada hasil analisis kondisi
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU pada saat ini. Untuk itu diperlukan analisis kondisi dengan
menggunakan pendekatan, strength, weakness, opportunity, and threats (SWOT), dalam analisis ini akan
diidentifikasikan secara cermat (1) kekuatan lingkungan internal, (2) keterbatasan lingkungan internal, (3)
peluang lingkungan eksternal, dan (4) tantangan dari lingkungan eksternal.

Strategi SO: Strenght Opportunities


(Mengoptimalkan Seluruh Potensi atau Kekuatan)
1. Meningkatkan iklim komunikasi dengan seluruh pengurus agar semakin terjalin komitmen
peningkatan kualitas AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU,
2. Melakukan pelatihan untuk pemantapan visi, misi, strategi dan arah pengembangan AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU,
3. Optimalisasi jaringan wifi komputerisasi untuk meningkatkan pelayanan,
4. Mengevaluasi diri untuk pengembangan peningkatan kualitas diri bagi program studi maupun yang
relevan dengan kemajuan dan perubahan lingkungan,
5. Menyusun peta kompetensi dosen dan karyawan
6. Menyusun rencana pemanfaatan ruang perkuliahan secara optimal,
7. Menambah jumlah dosen dan meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga akademik maupun
tenaga administratif,
8. Mengembangkan program studi unggulan.
Strategi ST: Strenght Threats
(Meningkatkan kekuatan untuk menutupi kelemahan)
1. Pembenahan system manajemen dengan penyempurnaan statute, maupun juklak dan juknis
tentang layanan bidang akademik dan administrasi,
2. Meningkatkan sumber dana mahasiswa secara bertahap dan meningkatkan penerimaan sumber
dana dari berbagai donator nasional maupun internasional tanpa mengikat,
3. Mengupayakan secara sungguh-sungguh agar seluruh program studi maupun fakultas terakreditasi
dengan nilai baik,
4. Meningkatkan profesionalisme dosen dengan memberikan pelatihan maupun kesempatan untuk
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi,
5. Menyusun rencana tata ruang untuk optimalisasi pemanfaatan gedung dan lahan yang tersedia,
6. Menyusun parameter sebagai pedoman dalam penjaminan mutu,
7. Melakukan pelatihan untuk peningkatan budaya kerja, maupun inovasi untuk meningkatkan
kualitas caturdharma perguruan tinggi,
8. Melaksanakan system manajemen mutu berstandar internasional terutama dalam proses layanan
akademik,
9. Memberikan reward atas produktivitas kajian dan pengabdian civitas akademika,
10. Memberikan beasisa bagi dosen-dosen maupun tenaga administrasi yang berprestasi dan
memperlihatkan dedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab,
11. Melakukan pelatihan bahasa Inggris secara terpadu, inovetif dan menyenangkan,
12. Meningkatkan kesejahteraan secara bertahap dan terprogram.

Strategi WO: Weaknesses Opportunities


(Memanfaatkan Peluang untuk Meminimalkan Kelemahan)
1. Meningkatkan mitra kerja dengan pemerintah daerah atau instansi terkait dalam bidang
kesehatan, lingkungan dan IPTEK,
2. Menyusun program kerjasama untuk peningkatan kualitas pendidikan ringgi Provinsi Riau,
3. Menyusun dan malaksanakan program unggulan bidang kesehatan

Strategi WT: Weaknesses Threats


1. Mengembangkan teknik promosi dan meningkatkan layanan akademis agar mahasisq terus
meningkat,
2. Menyusun proposal penelitian kompetitif,
3. Meningkatkan kesejahteraan tenaga akademik dan administratif,
4. Melengkapi fasilitas IT secara bertahap,
5. Melakukan pembenahan system manajemen mutu secara berkelanjutan,
6. Tindakan yang berkelanjutan untuk mutu input, proses dan output.
Arah Kebijakan Akademi Terapi Wicara
Semua Kebijakan pengembangan Akademi Terapi Wicara harus berdasarkan dan berpedoman kepada
Rencana Strategis yang diarahkan untuk pengembangan akademik dan non akademik yang tertuang dalam :
1. Program Pengembangan Akademik yang terdiri dari :
a). Program Pengembangan Kurikulum,
b). Program Pengembangan Dosen dan Tenaga Kependidikan,
c). Program Pengembangan Proses Pembelajaran
d). Program Pengembangan Penilaian Pendidikan
e). Program Pengembangan Kemahasiswaan
f). Program Pegembangan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
2. Program Pengembangan Non Akademik
a). Program Pengembangan Sarana dan Prasarana
b). Program Pengembangan Pendanaan

Program Pengembangan Akademi Terapi Wicara (2017-2027)

A. Bidang Akademik
1) Kurikulum
Keunggulan mutu sistem pembelajaran sebuah perguruan tinggi adalah pengembangan kurikulum dan
segala kegiatan pembelajaran mahasiswa sebagai rujukan program studi dalam merencanakan, melaksanakan,
memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatannya untuk mencapai tujuan program studi.
Kurikulum Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau disusun berdasarkan kajian mendalam tentang
hakikat keilmuan bidang studi dan kebutuhan pemangku kepentingan terhadap bidang ilmu dan penjaminan
tercapainya kompetensi lulusan yang dicakup oleh suatu program studi dengan memperhatikan standar mutu,
dan visi, misi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.
Sesuai dengan kebutuhan program studi, Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau menetapkan
kurikulum dan pedoman yang mencakup struktur, tataurutan, kedalaman, keluasan, dan penyertaan
komponen tertentu.
Sasaran dari pengembangan kurikulum dilakukan sesuai dengan tujuan pengembangan
akademik, yaitu :

1. Meningkatkan produktivitas pendidikan,

2. Meningkatkan kualitas lulusan,

2. Memantapkan pelaksanaan sistem kredit smester,

3. Memantapkan dan menertibkan jangka waktu penyelesaian pendidikan tepat waktu sesuai
dengan yang telah ditetapkan.
Maka dengan demikian pengembangan Kurikulum Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau akan
dilakukan dengan beberapa program sebagai berikut :
1) Penyempuranaan kurikulum sesuai kondisi terkini dan di tengah masyarakat,
2) Memetakan kurikulum sesuai dengan visi dan misi program studi,
3) Menjabarkan hasil pemetaan kurikulum dalam sebaran mata kuliah setiap semester,
4) Mereview kurikulum minimal 1 kali dalam 4 tahun di setiap program studi,
5) Melakukan evluasi dan monitoringkuruikulum sehingga dapat mengikuti standar penjaminan mutu
perguruan tinggi.

2). Dosen dan Tenaga Kependidikan


Terhadap program pengembangan akademik, maka pengembangannya diprioritaskan pada dua aspek,
yaitu peningkatan tenaga dosen dan tenaga kependidikan.Rencana pengembangan tenaga pendidik / dosen
dan tenaga kependidikan ini akan didasarkan kepada volume kegiatan yang meningkat akibat pertambahan
jumlah mahasiswa. Pertambahan ini bukan saja dalam segi kuantitas akan tetapi juga segi kualitasnya

Peningkatan Dosen :

Terhadap pengadaan sumber daya manusia, yakni tenaga dosen yang akan mengampu mata kuliah,
tahap awal AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI telah mempersiapkan sumber daya tersebut melalui
kerjasama dengan Akademi Terapi Wicara Yayasan Bina Wicara (ATW BW) Jakarta sebagai institusi pengampu.
Disamping itu Terhadap rencana pengembangan dosen tersebut tidak saja berdasarkan kepada rasio jumlah
mahasiswa dan jumlah dosen tetapi juga didasarkan kepada jenis keahlian dan kualitas dari dosen tersebut.

Selanjutnya terhadap kebutuhan Tenaga Dosen akan memperhatikan rasio kebutuhan dari jumlah
mahasiswa yang ada pada saat tersebut. Secara bertahap akan dilakukan pengembangan internal melalui
perekrutan tenaga dosen yang merupakan alumni terbaik Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau setiap
angkatan. Dan untuk mencapai kualifikasi dosen dengan pendidikan minimal S.II, Akademi Terapi Wicara Ibnu
Sina Yarsi Riau akan terus secara berkelanjutan mengirimkan keseluruhan dosennya untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang S.II

Pengembangan 5 tahun kedepan Akadaemi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau akan melakukan
peningkatan dan Sumber Daya Manusia secara internal dengan menyekolahkan lebih lanjut tenaga Dosen yang
merupakan alumni Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina yang diambil dari lulusan terbaik setiap angkatan untuk
mengikuti pendidikan lanjut tingkat S 1 dan S 2 dengan disiplin ilmu yang relevan
JUMLAH DOSEN
TAHUN Jumlah
YANG AKAN DI
KULIAHKAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
S.1 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 14
S.2 2 2 2 2 2 2 12

Sehingga Pada Tahun 2027 diharapkan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina telah memiliki dosen tetap
dengan jenjang pendidikan S.2 sejumlah 12 orang. Rencana pengembangan Dosen tersebut tidak saja
berdasarkan kepada rasio jumlah mahasiswa dan jumlah dosen tetapi juga didasarkan kepada jenis keahlian
dan kualitas dari dosen tersebut.

Selanjutnya terhadap kebutuhan Tenaga Dosen akan memperhatikan rasio kebutuhan dari jumlah
mahasiswa yang ada pada saat tersebut. Secara bertahap akan dilakukan pengembangan internal melalui
perekrutan tenaga dosen yang merupakan alumni terbaik Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau setiap
angkatan. Dan untuk mencapai kualifikasi dosen dengan pendidikan minimal S.II, Akademi Terapi Wicara Ibnu
Sina Yarsi Riau akan terus secara berkelanjutan mengirimkan keseluruhan dosennya untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang S.II

Untuk memenuhi persyaratan minimal dan kualfikasi yang diharapkan, maka tenaga-tenaga dosen yang
ada akan ditingkatkan mutunya dengan diikutsertakan pada penataran-penataran, simposium, lokakarya,
seminar bahkan studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, baik yang dilaksanakan oleh Kopertis Wilayah X
Sumbar, Riau dan Jambi maupun yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi lainnya.

1) Menciptakan tenaga pendidik baru yang dipilih dari Alumni AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU yang memiliki prestasi terbaik setelah dilakukan sistem pengkaderan melalui proses kemampuan
dan kemahiran mengajar.

2) Mengadakan tenaga Dosen Senior (Profesor dan Doktor Lawatan) sebagai pemantapan dalam bidang
akademik.

3) Memberikan kesempatan pada dosen untuk meningkatkan ilmu pendidikan yang lebih tinggi, baik pada
perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri.

Selanjutnya secara kuantitatif, tenaga pendidik akan ditingkatkan secara terus menerus
berdasarkan kebutuhan yang harus dipenuhi pada saat itu, serta disesuaikan dengan kualifikasi dan
kemampuan yang harus dimiliki oleh dosen yang bersangkutan.

Peningkatan Tenaga Kependidikan :

Disamping kebutuhan tenaga pendidik, perguruan tinggi juga memerlukan tenaga kependidikan sebagai
penunjang kegiatan. Dalam hal ini, AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU akan berupaya untuk
meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan dengan mengikutsertakan mereka dalam program seminar,
lokakarya dan penataran baik yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah X Sumbar, Riau, dan Jambi, maupun
oleh instansi-instansi lain yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan.
6 Orang tenaga kependidikan ini terdiri dari :

- 2 orang struktural, yakni : 1 orang Kepala BAAK, dan 1 orang Lagi adalah Kepala BAUK,

- 4 orang staf, yakni masing-masing administrasi akademik, administrasi kemahasiswaan, adminstrasi


umum dan administrasi keuangan 1 orang.

Dengan komposisi keseluruhannya 6 orang kependidikan Sarjana, diperkirakan jumlah ini sudah
memadai untuk mengelola administrasi di AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU. Untuk tenaga
kepustakaan, Labor dan praktikum, maka ditahun ke-dua berdirinya, AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU akan menyiapkan 3 orang yang akan ditugaskan dalam bidang tersebut. Diperkirakan dengan
adanya tenaga ini akan lebih mengembangkan proses belajar mengajar di AKADEMI TERAPI WICARA ini.

Pada masa yang akan datang, akan direncanakan penambahan untuk tenaga kependidikan
dengan rincian sebagai berikut :

No. Tingkat Pendidikan 2015 2020 Kekurangan

1 Sarjana (S1) 6 0 0

2 Sarjana Muda (D3) 3 3

3 SMA / Sederajat 1 1

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dirancang dalam suatu rencana
pelaksanaan pembelajaran. Proses tersebut pada dasarnya merupakan sistem dan prosedur penataan situasi
dan lingkungan belajar agar memungkinkan terjadinya proses belajarpembelajaran aktif yang memungkinkan
para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental maupun secara fisik.
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau mengembangkan model pembelajaran aktif atau
pembelajaran interaktif dengan karakteristiknya sebagai berikut:
(1) adanya variasi kegiatan klasikal, kelompok dan perorangan;
(2) dosen berperan sebagai fasilitator belajar, nara sumber dan manajer kelas yang demokratis;
(3) keterlibatan mental (pikiran, perasaan) siswa tinggi;
(4) menerapkan pola komunikasi yang banyak;
(5) suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang dan tetap terkendali oleh tujuan;
(6) potensial dapat menghasilkan dampak intruksional dan dampak pengiring lebih efektif;
(7) dapat digunakan di dalam atau di luar kelas/ruangan.
Maka dengan demikian Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau diharapkan mampu untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
dan kesenian dalam bidang keilmuan terapi wicara. Program pengembangan proses pembelajaran
dimplementasikan dalam bentuk sebagai berikut :
1) Peningkatan riset dan penelitian tentang model dan metode pembelajaran efektif dibidang kajian ilmu
terapi wicara,
2) Melibatkan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan riset di lingkungan Akademi,
3) Memfasilitasi dan mencarikan peluang beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu,
4) Menghidupkan atmosfer kampus dengan mengadakan, seminar-seminar dan lokakarya,
5) Secara kontinue dan terus menerus melakukan evaluasi dan monitoring atas pelekasanaan proses
pembelajaran sehingga dapat mengikuti standar penjaminan mutu perguruan tinggi,

a. Penilaian Pendidikan

1) Program Penyempuranaan Penilaian Pendidikan sesuai penyempurnaan kurikulum terbaru,


2) Mereview Penilaian Pendidikan minimal 1 kali dalam 4 tahun di setiap program studi,
3) Melakukan evluasi dan monitoring penilaian Pendidikan sehingga dapat mengikuti standar mutu
perguruan tinggi.

b. Kemahasiswaan

1) Menciptakan iklim akademik yang kondusif dalam proses pembelajaran pada semua program studi,
2) Penyediaan kesempatan kerja paroh waktu bagi mahasiswa di dalam kampus dan unit usaha Akademi,
3) Menyediakan beasiswa berprestasi untuk para mahasiswa berpotensi tinggi dari keluarga kurang
mampu,
4) Melaksanakan program kemahasiswaan dalam pembinaan akademik, pengembangan soft skill, serta
pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan.

c. Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

1) Program membangun budaya penelitian bagi civitas akademika,


2) Penerapan hasil-hasil penelitian untuk kehidupan masyarakat luas,
3) Membangun kerjasama penelitian dengan institusi dalam dan luar negeri,
4) Menerbitkan jurnal ilmiah bidang ilmu terapi wicara

B. Bidang Non Akademik

Sarana dan Prasarana

1). Program Pembangunan Gedung Kampus Terpadu


2). Program peningkatkan status perguruan tinggi dari akademi menjadi Politeknik Kesehatan (Poltekes)
atau Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) dengan beberapa Program Studi bidang kajian ilmu
kesehatan atau ilmu-ilmu lainnya yang banyak dibutuhkan ditengah-tengah masyarakat,
3). Program pembangunan dan memperluas sarana fisik untuk menunjang proses pembelajaran.
Sumber Pendanaan

a) Program penetepan beban keuangan mahasiswa yang disesuaikan dengan pembatasan jumlah
mahasiswa,
b) Program pencarian sumber-sumber pembiayaan baru (income generating), misalnya membangun klinik,
rumah sakit dan lain sebagainya sehingga beban keuangan yang berasal dari mahasiswa secara
berangsur-angsur dapat dikurangi,
c) Program penggalian sumber-sumber dana lain yang tidak mengikat

Dokumen Perencanaan Strategis berisi untaian langkah dan proses yang akan dilakukan suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang ingin diraih. Berisi arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Ia adalah
sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi
paada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari
kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan. Berbagai teknik analisis bisnis dapat
digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST
(Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological,
Regulatory)
Dalam rencana strategis (RENSTRA) pengembangan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
ini telah dipaparkan rasional, visi, misi dan fungsi yang diemban oleh institusi. Di samping itu berdasarkan visi
dan misinya, telah dilakukan analisis strategis kekuatan, kendala, peluang, dan tantangan yang mungkin
dihadapi lembaga dalam sepuluh tahun kedepan serta isu-isu utama

Di bagian akhir telah ditetapkan secara garis besar prioritas serta strategi pengembangan yang dipilih
untuk menghadapi tantangan dan kelemahan masa depan, memanfaatkan peluang dan kekuatan yang dimiliki.
Mengingat harkat kata visi yang global sifatnya dan dalam garis besar konsepnya RENSTRA ini akan dijabarkan
secara rinci dalam bentuk rencana operasional (RENOP) untuk kurun waktu lima dan satu tahun

1.2.2 Kemampuan dan Potensi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, YARSI Riau telah mempersiapkan diri dan tidak mempunyai kesulitan
dalam hal mengelola keuangan dalam upaya mendukung kelancaran aktifitas perkuliahan untuk mendirikan,
menyelengarakan dan mengelola AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU. Hal ini karena pihak YARSI
RIAU telah berpengalaman dalam membentuk dan membina sebuah rumah sakit swasta tipe B dengan 164
tempat tidur sejak tahun 1980 (+ 34 tahun) yaitu Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di kota Pekanbaru. Dari adanya
pengalaman dalam mengelola lembaga rumah sakit tersebut, maka pihak YARSI RIAU akan mampu dan tetap
berkomitmen dalam mengatasi setiap kesulitan yang timbul dalam mengelola AKADEMI TERAPI WICARA IBNU
SINA YARSI RIAU yang baru akan dibentuk ini.
Dengan kemampuan financial yang dimiliki pihak YARSI RIAU yang berdasarkan data Desember 2014
telah memiliki asset dengan harga perolehan lebih kurang Rp. 19.000.000.000,- (Sembilan belas milyar Rupiah),
maka aktifitas penyelenggaraan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU tidak akan menjadi beban
bagi pemerintah secara financial karena telah memiliki kekuatan keuangan sendiri.

Jumlah Terapis Wicara yang ada saat ini di Indonesia baru berjumlah + 1.000 terapis membuktikan
bahwa profesi ini masih langka, mengingat rasio terapis wicara dan penduduk Indonesia adalah 1:623.500.
Tenaga-tenaga terapi wicara yang ada saat ini merupakan alumni lulusan dari 3 Perguruan tinggi :
1. Akademi Terapi Wicara Yayasan Bina Wicara (ATW BW) Jakarta.
2. Program Studi D IV Terapi Wicara Poltekes Kementrian Kesehatan Surakarta.

3. Program D III Terapi Wicara Politeknik Al Islam Bandung

Maka dengan demikian secara akademis, untuk masa-masa yang akan datang Program Studi Akademi
Terapi Wicara masih bisa dikembangkan dalam kaitannya dengan bidang-bidang ilmu yang lain seperti Okupasi
Wicara, Audiology, fisioterapy dan dan secara linear juga berpotensi dapat dikembangkan menjadi program
studi S.I Terapi Wicara.

1.3 Keunggulan Aspek Spesifikasi Program Studi yang Diusulkan

Seiring dan sejalan dengan telah dijadikannya Propinsi Riau sebagai salah satu autis centre di Indonesia,
maka ciri khas Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dengan kurikulum yang bermuatan inti dan
institusional diarahkan dan ditujukan untuk melahirkan tenaga terapis wicara dengan spesialistik terapi
wicara autis. Karakteristik program studi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau ini merupakan
keunggulan tersendiri sehingga menjadi kekuatan untuk membedakan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina
Yarsi Riau dengan Akademi-akademi Terapi Wicara yang lainnya.

1.3.1 Bertambah meningkatnya populasi masyarakat yang mengalami gangguan bicara berakibat
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tenaga terapis wicara. Seiring dan sejalan dengan telah
dijadikannya Propinsi Riau sebagai salah satu autis centre di Indonesia, maka ciri khas Akademi Terapi
Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dengan kurikulum yang bermuatan inti dan institusional diarahkan dan
ditujukan untuk melahirkan tenaga terapis wicara dengan spesialistik terapi wicara autis.

Spesialistik dan karakteristik program studi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau ini merupakan
keunggulan tersendiri sehingga menjadi kekuatan untuk membedakan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina
Yarsi Riau dengan Akademi-akademi Terapi Wicara yang lainnya.
1.3.2 Hubungan Program Studi Yang Diusulkan Terhadap Program Studi Lain Pada Institusi Pengusul

Program Studi yang akan diselenggarakan oleh Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi satu-satunya baru
D.III Terapi Wicara. Maka dengan demikian tidak mempunyai kaitan dengan program studi lainnya pada
insitutusi pengusul.

Kelompok Bidang
Program Ilmu
(D3/D4)
No. Nama Program Studi * (IPA/IPS)
1. Terapi Wicara D.4 IPA

1.4 Visi Kelimuan, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian Sasaran

1.4.1 Proses Penyusunan VMTS (Pengembangan bidang ilmu dan bidang kajian dalam 10 tahun yang akan
datang) dan stategis pencapaian sasaran program studi yang diusulan berikut pihak-pihak terlibat

Visi Keilmuan

Menjadikan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina YARSI Riau sebagai pusat pendidikan terapi wicara yang
Islami untuk menghasilkan tenaga terapis wicara yang Islami, profesional, unggul dan berwawasan global
pada tahun 2027.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat melalui sistem yang


terpadu dan handal.
2. Memberikan pelayanan pendidikan terapi wicara yang bermutu sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Melaksanakan pendidikan terapi wicara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di Propinsi
Riau maupun propinsi-propinsi tetangga se-wilayah Pulau Sumatera.
4. Membina kerjasama seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk kemajuan pendidikan ilmu terapi
wicara.
5. Menjadi partner pemerintah dalam pelayanan pendidikan ilmu terapi wicara dan penyediaan
tenaga terapis wicara.
Tujuan

1. Melaksanakan tanggung jawab terhadap terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil makmur,
sejahtera lahir dan bathin.
2. Melaksanakan pelayanan terapi wicara bagi yang mengalami gangguan berkomunikasi.
3. Melaksanakan kerjasama dengan sejawat dan profesi lain yang terkait.
4. Mengelola bidang terapi wicara di unit-unit terapi wicara
5. Memberikan pendidikan, bimbingan dan penyuluhan dalam pelayanan terapi wicara serta
penyebarluasan informasi kepada pihak-pihak terkait.
6. Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam bidang terapi wicara.

1.4.2 Kejelasan dan krealstisan VSMS dan Strategi Pencapaian sasaran program studi mencakup aspek
tridharma perguruan tinggi dan tahapan pencapaian

Terlampir pada butir 1.2.1

1.4.3 Tahapan-tahapan strategi pencapaian sasaran disertai dengan capaian yang terukur. Lampiran Dokumen
Pendukung

Terlampir pada butir 1.2.1


KRITERIA 2 TATA KELOLA

2.1 TATA KELOLA

2.1.1 Sistem Tata Kelola

Sistem Tata Kelola diterapakan berdasarkan statuta yang dibuat dengan mekanisme yang disepakati
bersama

Prosedur Dan Penutupan Program Studi

Pelaksanaan pendidikan setiap program studi di AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
adalah realisasi misi dharma pendidikan, dalam mewujudkan visi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU.

VISI AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU:


Menjadikan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA Yarsi Riau sebagai pusat pendidikan ilmu terapi wicara
yang Islami, profesional, unggul dan berwawasan global pada tahun 2027
.
Misi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU mengungkapkan bahwa :
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakatmelalui sistem yang terpadu
dan handal.
2. Memberikan pelayanan pendidikan terapi wicara yang bermutu sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Melaksanakan pendidikan yang Islami dalam bidang terapi wicara dan mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat baik didalam maupun luar negeri
4. Membina kerjasama seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk kemajuan pendidikan ilmu terapi
wicara yang Islami.
5. Menjadi partner pemerintah dalam pelayanan pendidikan ilmu terapi wicara.

Statuta AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU (pasal 20 ayat 3 huruf g) menetapkan
persyaratan umum dariprogram studi dan memberi wewenang Senat Akademik untuk menetapkan Tata
CaraPengusulan, Pembukaan dan Penutupan Program Studi di Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau
.Untuk melaksanakan misi pendidikannya Senat Akademik telah menetapkan kurikulum Akademi Terapi
Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau

Oleh karena itu, Program studi di Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau harus jelas-jelas sesuai
denganvisi dan sejalan dengan misi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU , serta mengindahkan
ketetapan-ketetapan Senat Akademik AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dan Peraturan
perundangan yang berlaku.
Dengan demikian program studi di Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau harus memuat
kejelasan dan menunjukkan kesesuaian dengan ketentuan-ketentuan berikutini.

Persyaratan untuk pengusulan pembukaan/penggabungan/pengembangan/pemindahanprogram studi :


1.1. Latar belakang pengusulan yang mencakup sekurang-kurang-nya salah satu butirberikut :
1.1.a Kebutuhan masyarakat terkait saat ini atau antisipasi masa depan,antara lain :
i) kompetensi dan kontribusi lulusan yang diharapkan oleh masyarakat terkait;
ii) kontribusi kepakaran atau ilmu pengetahuan bagi masyarakat;
iii) badan pengetahuan (body of knowledge).
1.1.b Peranan dalam masyarakat keilmuan nasional atau internasional, antara lain
i) kontribusi lulusan yang diharapkan di bidang ilmunya;
ii) kontribusi pengembangan keilmuan bagi masyarakat nasional maupuninternasional.
1.2. Analisis kelayakan (feasibility analysis) yang mencakup antara lain
1.2.a Kesesuaian dengan visi dan kesejalanan dengan misi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU
1.2.b Dukungan masyarakat AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, yang berupa
i) masyarakat akademik AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang
berkeahlian sama atau yang terkait, yangberada di lingkungan ataupun di luar Akademi;
ii) berbagai unit AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang mengelola SDM dan
sarana yang akan menunjangprogram studi ini.
1.2.c Kurikulum yang memenuhi Pedoman Penyusunan Kurikulum
1.2.d Kesiapan awal untuk memulai program studi ini, yang mencakup
i) personalia (SDM);
ii) sarana pendukung (laboratorium, perpustakaan dll.);
iii) dukungan keuangan yang memadai.
1.2.e Rencana pelaksanaan awal dan rencana pengembangan untuk beberapa tahunmendatang
(mungkin dimulai dengan uji coba atau jalur pilihan) denganmengingat bahwa keunggulan
selalu menjadi penekanan (visi dan misi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU )
1.2.f Kedudukan administrasi program studi, termasuk apabilaprogram studi ini menggunakan
personalia dan sarana pendukung dari berbagaifakultas/sekolah atau sarana di luar AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
1.3. Kesesuaian dengan peraturan dan perundangan, serta ketentuan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU yang berlaku.
Persyaratan untuk penutupan program studi :
Latar belakang pengusulan yang mencakup sekurang-kurang-nya salah satu butir berikut :
1. Perubahan dalam lingkup pengetahuan sehingga terjadi perubahan kompetensi lulusan;
2. Perubahan kebutuhan baik untuk lulusan maupun untuk kepakaran dari program studitersebut;
3. Program studi direncanakan untuk ditutup pada jangka waktu tertentu karena
bersifatsementara;
4. Penutupan program studi hendaknya dilakukan dengan cara bertahap dan bijaksana.

Prosedur Pengusulan
1 Usulan pembukaan/penggabungan/pengembangan/pemindahan atau penutupan programstudi
ini hendaknya disusun oleh suatu Tim yang terdiri dari staf AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU. Tim dapat berasaldari AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU atau mungkin
pula sebagai suatu kelompok independen.Namun demikian dikehendaki agar Tim berkonsultasi
dengan masyarakat luar AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yangterkait, baik pada
level nasional dan/atau internasional, serta melakukan survai, bakumutu (benchmarking), studi
empirik dan lain-lain.
2 Usulan Tim (dalam bentuk laporan lengkap) setelah disetujui oleh Senat Aakademik diajukan
kepada Pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU ;
3 Senat Akademik menerima usulan dari Pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU;
4 Dalam format usulan ini harus diuraikan dengan jelas butir-butir yang tersebut dalambagian I
untuk pembukaan/penggabungan/pengembangan/pemindahan program studiatau bagian II
untuk penutupan program studi.

Lain-lain
1 Dalam proses pengusulan ini Senat Akademik perlu meminta pandangan dari MajelisGuru Besar;
2 Hasil penilaian Senat Akademik dari segi akademik yang dapat disertai dengan
berbagaipertimbangan lain disampaikan kepada Pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU guna diteruskan kepada pihak yang berkompeten untuk memperoleh keputusan;
3 Keputusan dari pihak yang berkompeten ditindaklanjuti oleh Pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU sesuai denganPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2006.
Struktur Organisasi Dan Manajemen Penyelenggaraan Program Studi

Pengembangan dan penyempurnaan kinerja organisasi dan administrasi merupakan syarat mutlak bagi
berkembangnya suatu organisasi atau lembaga. Tentu saja, perkembangan organisasi di AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU harus dituntut untuk selalu mengacu kepada jumlah mahasiswa,
jumlah dosen, dan kurikulum yang ada.

Untuk mempercepat pengembangan AKADEMI TERAPI WICARA ini, perlu dilakukan pembagian tugas
antara pihak YARSI RIAU dengan pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
Diharapkan dengan adanya pembagian tugas antara pihak ini tidak terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaan kegiatan akademis.

Dalam hal rekrutmen dosen, diharapkan penambahan dosen tersebut didasarkan kepada kebutuhan
dan berdasarkan kepada kurikulum dan kuantitas jumlah mahiswa yang ada, disamping kualitas dan
bidang ilmu bagi calon dosen.

Dalam pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan civitas akademika, YARSI RIAU membentuk struktur
organisasi dari AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU. Pihak YARSI RIAU akan terus berupaya
dalam pengembangan organisasi kelembagaan dengan membentuk unit-unit kerja untuk mendukung
pengelolaan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU secara baik dan profesional.

Susunan Organisasi
Tata Kerja :
1. Direktur :
a. Sebagai Pemimpin dan Penyelenggaraan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada
masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, serta
hubungannya dengan lingkungan.
b. Membina dan melaksanakan kerjasama dengan institusi, badan swasta dan masyarakat untuk
memecahkan persoalan yang timbul, terutama yang menyangkut bidang tanggung jawab yang
menguntungkan lembaga.
c. Ketua bertanggung jawab atas ketertiban dan keamanan di dalam kampus AKADEMI TERAPI
WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
d. Direktur bertanggung jawab membentuk semua panitia dan menghadiri semua rapat
dilingkungan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA bersama YARSI RIAU.
e. Direktur berkewajiban menilai laporan semua bidang kegiatan di ligkungan AKADEMI TERAPI
WICARA IBNU SINA YARSI RIAU baik dari Pembantu Direktur, Dosen, maupun pegawai
administrasi lainnya.
f. Direktur sebagai ex-officio dari Yarsi Riau menghadiri semua rapa rapat pengurus yayasan serta
mengusulkan pada pengurus Yayasan tentang pengangkatan, kenaikan pangkat, mutasi dan
pemberhentian staf personalia sesuai dengan prosedur yang berlaku dengan memberi laporan
berkala tentang keadaan dan perkembangan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA kepada
YARSI RIAU
g. Direktur atas prakarsa sendiri ataupun berdasarkan atas usul dari Pembantu Direktur
merumuskan serta mengolah rencana-rencana untuk melaksanakan pengembangan dan
pembangunan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU sesuai dengan prosedur dan
kebijaksanaan dari Yayasan.

4. Pembantu Direktur I Bidang Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan:


a. Membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan Pengabdian
kepada masyarakat.
b. Membantu Direktur dalam pelaksanaan pembinaan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU serta mengkoordinasikan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan
pendidikan pengajaran, pelaksanaan, penelitian, da, pengabdian kepada masyarakat.
c. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan pengembangan kurikulum, penataran, seminar,
diskusi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ilmiah dengan lembaga pendidikan dan
lembaga lainnya baik dalam lingkungan maupun diluar guna meningkatkan mutu pendidikan
dan dosen.
d. Menghimpun semua bahan untuk perhitungan angka kredit dari semua unsur pimpinan dan
staff pengajar serta melaksanakan perhitungan dengan membentuk tim angka kredit.
e. Bertanggung jawab atas penerimaan mahasiswa baru, pelaksanaan perkuliahan, ujian
dilingkungan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU serta menetapkan syarat-syarat
dengan terlebih dahulu mengkoordinasikan dengan unsur yang terkait.
f. Mempersiapkan dan menyimpan dokumen mengenai pelaksanaan pendidikan seperti nilai
ujian , ijazah, transkrip dan lain-lain.
g. Mempersiapkan dan memimpin pelaksanaan upacara akademi seperti wisuda, milad dan lain-
lain.
h. Membantu Direktur dalam pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan serta layanan
mahasiswa, alumni dan pengabdian kepada masyarakat.

i. Melaksanakan usaha kegiatan masiswa serta usaha bimbingan penyuluhan bagi mahasiswa
tersebut.

j. Mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya dibidang kemahasiswaan

k. Mengusahakan dan menciptakan iklim pendidikan yang baik didalam kampus dan membantu
pelaksanaan program pembinaan pemeliharaan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
l. Memimpin dan mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan
instansi terkait.

m. Membina dan memelihara hubungan dan ikatan alumni dengan perguruan tinggi.

3. Pembantu Direktur II Bidang Adminstrasi Umum dan Keuangan :


a. Membantu Direktur dalam melaksanakan pembinaan, pengelolaan perguruan tinggi dalam
bidang keuangan, kepegawaian, dan admnistrasi umum dan kemahasiswaan.
b. Memimpin, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengawasi kegiatan di lingkungan AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang meliputi keuangan, kepegawaian, perlengkapan
kerumahtanggan dan ketatausahaan.
c. Menyimpan dan menjaga segala dokumen, surat keputusan, peraturan-peraturan terutama
sekali surat-surat yang berhubungan dengan dengan Kopertis.
d. Mempersiapkan brosur atau iklan, poster dan lain-lain dalam rangka menyampaikan informasi
perguruan tinggi kepada masyaraakat terutama sekali dalam rangka penerimaan mahasiswa
baru.
e. Melaksanakan pengelolaan data administrasi umum dan keuangan AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU.

4. Senat Akademik :
Senat Akademik merupakan organ representasi dosen yang menjalankan fungsi pertimbangan dan
pengawasan kebijakan akademik dan pelaksanaannya.
a. Senat Akademik terdiri dari atas:
1) Dosen yang memiliki jabatan profesor maupun bukan profesor
2) Wakil-wakil Senat Program Studi ;
3) Anggota ex-offcio yang meliputi pewakilan-perwakilan Pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA
(Direktur dan Pembantu Direktur, Ketua Program Studi, Lembaga dan unsur Satuan
Akademik lainnya sesuai dengan kebutuhan yang dimpin oleh Ketua, dan Sekretaris.
b. Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Senat Akademik mempunyai
tugas dan kewenangan sebagai berikut:
1) menetapkan kebijakan pengawasan di bidang akademik; dan pelaksanaan kegiatan
akademik yang dijalankan oleh Direktur
2) memberikan pertimbangan dalam pemilihan calon Direktur
3) memberikan pertimbangan terhadap norma akademik dan arah pengembangan akademik
yang diusulkan oleh Direktur dan mengawasi penerapannya;
4) memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam menyusun dan/atau menetapkan
kebijakan akademik;
5) memberikan pertimbangan terhadap kode etik dan kode perilaku sivitas akademika yang
diusulkan oleh Direktur;
6) melakukan pengawasan penerapan norma akademik dan kode etik sivitas akademika;
7) memberikan pertimbangan terhadap ketentuan akademik yang dirumuskan dan diusulkan
oleh Direktur AKADEMI TERAPI WICARA mengenai hal-hal sebagai berikut:
7.1 penetapan kurikulum program studi;
7.2 persyaratan akademik untuk pembukaan atau penutupan program studi;
7.3 penetapan persyaratan akademik untuk pemberian gelar akademik;
7.4 penetapan persyaratan akademik untuk pemberian penghargaan akademik;
8) menjalankan pengawasan penerapan ketentuan akademik sebagaimana dimaksud pada
huruf c angka 6) ;

9) menjalankan pengawasan kebijakan dan pelaksanaan penjaminan mutu perguruan tinggi


paling sedikit mengacu pada Standar Nasional Pendidikan;
10) menjalankan pengawasan dan evaluasi pencapaian proses pembelajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu pada tolok ukur yang ditetapkan dalam
rencana strategis, dan menyarankan usulan perbaikan kepada Direktur;
11). memberikan pertimbangan dan usul perbaikan proses pembelajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat kepada Direktur AKADEMI;
12). menjalankan pengawasan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik, dan otonomi keilmuan;
13). memberikan pertimbangan terhadap pemberian atau pencabutan gelar dan penghargaan
akademik;
13.1 menjalankan pengawasan pelaksanaan tata tertib akademik;

13.2 menjalankan pengawasan pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen;

13.3 mengawasi secara umum penilaian kinerja tenaga kependidikan;

13.4 memberikan rekomendasi penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika,


dan peraturan akademik oleh sivitas akademika kepada Direktur;

14). memberikan pertimbangan kepada Ketua tentang rencana jangka panjang, rencana
strategis, serta rencana kerja dan anggaran yang diusulkan Ketua;
15). Sebagai badan perwakilan, Senat Akademik AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU mengajukan usul dan pertimbangan dalam pencalonan Direktur AKADEMI TERAPI
WICARA dan memberikan masukan dan/atau pertimbangan kepada Direktur AKADEMI
TERAPI WICARA dalam kebijakan akademik dan pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
5. Unsur Pelaksana Administrasi , terdiri dari :
a. Akademik dan Kemahasiswaan

b. Administrasi Umum dan Keuangan,

Masing-masing unsur Pelaksana Administrasi tersebut dikepalai oleh Kepala Bagian dan dibantu
oleh Kepala Sub Bagian.

1. Unsur Pelaksana Penunjang , terdiri dari :


a. Unit Perpustakaan,
b. Unit Klinik Terapis,
c. Unit Labor Komputer , dan
d. Unsur penunjang lainnya yang diperlukan untuk penyelengaraan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU
SINA YARSI RIAU.

Masing-masing Unit Pelaksana Penunjang ini dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat /
diberhentikan oleh dan bertanggung jawab kepada Direktur AKADEMI.
Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

DIREKTUR

SENAT
LPM
AKADEMIS

PUDIR I PUDIR II
Bid. Akademik & Kemahasiswaan Bid. Adm. Umum & Keuangan

KEPALA KEPALA KEPALA KABAG KABAG


LABORATORIUM PERPUSTKAAN LPPM BAAK BAUK

SUB SUB SUB SUB


BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN

KETUA PRODI

KELOMPOK DOSEN
Metode Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Yang Ada Tanpa Menggangu Program Studi Lain dan
Metode Peningkatan Mutu Akademik Program Studi Yang Diusulkan

Pengelolaan dan pengembangan sumber daya yang ada pada Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi
Riau akan dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan. Untuk pengelolaan dan pengembangan sarana
prasarana untuk masa-masa yang akan datang dijamin tidak akan menganggu kegiatan program studi lain,
karena program studi yang diselenggarakan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi pada tahap awal baru
mengelola dan menyelenggarakan satu program studi saja yakni D.4 Terapi Wicara. Sarana dan prasarana akan
dikembangkan sesuai kebutuhan kurikulum dan perkembangan jumlah dan kapasitas mahasiswa setiap
angkatan.
Demikian juga halnya dengan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia akan dilakukan
secara berangsur-angsur dengan membentuk dan melahirkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan baru
secara internal dari kalangan alumni Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.

Mekanisme Penerimaan dan Jumlah Mahasiswa Baru Yang Direncanakan dalam 5 (Lima) tahun Pertama

Pada tahun pertama, AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU merencanakan menerima
mahasiswa baru sebanyak 30 (tiga puluh) orang. Diproyeksikan jumlah mahasiswa yang diterima setiap tahun
akan dipertahankan minimal sebanyak 30 orang .

Penerimaan mahasiswa dilakukan melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan berpedoman
pada petunjuk pelaksana seleksi penerimaan mahasiswa baru. Calon mahasiswa baru adalah Warga Negara
Indonesia dengan dasar pendidikan :

1. Lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU), Jurusan IPA

2. Lulusan Madrasah Aliyah, Jurusan IPA

Penerimaan mahasiswa baru tersebut pada Tahun Ajaran Baru, dan seleksi akan dilakukan 3 (dua) tahap
yaitu tahap I kelengkapan administrasi, tahap II ujian tertulis dan tahap III uji kesehatan yang dilaksanakan
secara mandiri oleh team / panitia pelaksana seleksi yang dilakukan di AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU.

Calon mahasiswa Program Studi D.4 Terapi Wicara adalah lulusan SMU atau Madrasah Aliyah jurusan
IPA. Berdasarkan data, maka jumlah siswa lulusan setingkat SMU jurusan IPA di Kota Pekanbaru dan Propinsi
Riau 5 (lima) tahun terakhir adalah sebanyak :
Tabel 15. Lulusan SMU Jurusan IPA se-Kota Pekanbaru

Dan Propinsi Riau selama 5 (lima) tahun Terakhir

No. TAHUN KOTA PEKANBARU PROPINSI RIAU

1. 2008 3.087 20.749


2. 2009 3.027 20.541
3. 2010 3.072 20.479
4. 2011 3.404 22.323
5. 2012 3.650 21.445
JUMLAH 16.240 105.537
Rata-rata Per Tahun 3.248 21.107
Sumber Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dan Dinas Pendidikan Propinsi Riau , Agustus
2013

Dari table diatas dapat diketahui bahwa rata-rata lulusan SMU Jurusan IPA se-Kota Pekanbaru selama 5
(lima) tahun terakhir adalah sebanyak 3.248 orang. 1 % saja dari jumlah rata-rata lulusan SMU jurusan IPA se-
Kota Pekanbaru setiap tahun yang berminat untuk melanjutkan pendidikan di AKADEMI TERAPI WICARA INU
SINA YARSI RIAU, maka akan ada calon mahasiswa sejumlah 32 orang per tahun dari wilayah Kota Pekanbaru.

Sesuai dengan luas lahan yang dimiliki untuk pengembangan kampus, maka pihak YARSI RIAU akan
melakukan pembangunan kampus setiap tahunnya secara bertahap sesuai dengan kebutuhan yang ada pada
saat tersebut.

Pembangunan secara bertahap ini akan diselesaikan dengan jumlah dana yang tersedia. Dengan adanya
rencana pengembangan kampus secara bertahap ini, diharapkan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU ini akan mampu secara berkesinambungan menerima mahasiswa baru setiap tahun, minimal selama 5
tahun mendatang.

Tabel 16. Proyeksi Jumlah Mahasiswa

Tahun 2017/2018 s/d 2021/2022

Tahun Akademik
Angkatan /
Tingkatan 2017/2018 2018/2019 2019/2020 2020/2021 2021/2022
Pertama 30 30 30 - -
Kedua - 60 60 60 -
Ketiga - - 90 90 90
Keempat - - - 120 120
Kelima - - - - 150
Jumlah 30 90 150 270 360
Rencana Pengembangan dan Peningkatan Mutu Akademik Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang

Terhadap program pengembangan akademik, maka pengembangannya diprioritaskan pada dua aspek,
yaitu peningkatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

A. Peningkatan Tenaga Pendidik :

1. Untuk memenuhi persyaratan minimal dan kualfikasi yang diharapkan, maka tenaga-tenaga
pendidik yang ada akan ditingkatkan mutunya dengan diikutsertakan pada penataran-penataran,
simposium, lokakarya, seminar bahkan studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, baik yang
dilaksanakan oleh Kopertis Wilayah X Sumbar, Riau dan Jambi maupun yang dilaksanakan oleh
perguruan tinggi lainnya.

2. Menciptakan tenaga pendidik baru yang dipilih dari Alumni AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU yang memiliki prestasi terbaik setelah dilakukan sistem pengkaderan melalui proses
kemampuan dan kemahiran mengajar.

3. Mengadakan tenaga Dosen Senior (Profesor dan Doktor Lawatan) sebagai pemantapan dalam
bidang akademik.

4. Memberikan kesempatan pada dosen untuk meningkatkan ilmu pendidikan yang lebih tinggi,
baik pada perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri.

Selanjutnya secara kuantitatif, tenaga pendidik akan ditingkatkan secara terus menerus berdasarkan
kebutuhan yang harus dipenuhi pada saat itu, serta disesuaikan dengan kualifikasi dan kemampuan yang harus
dimiliki oleh dosen yang bersangkutan.

B. Peningkatan Tenaga Kependidikan :

Disamping kebutuhan tenaga pendidik, perguruan tinggi juga memerlukan tenaga kependidikan
sebagai penunjang kegiatan. Dalam hal ini, AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU akan berupaya
untuk meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan dengan mengikutsertakan mereka dalam program
seminar, lokakarya dan penataran baik yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah X Sumbar, Riau, dan Jambi,
maupun oleh instansi-instansi lain yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan.

Pada masa yang akan datang, akan direncanakan penambahan untuk tenaga kependidikan dengan
rincian sebagai berikut :

No. Tingkat Pendidikan 2017 2022 Kekurangan

1 Sarjana (S1) 6 0 0

2 Sarjana Muda (D3) 3 3

3 SMA / Sederajat 1 1
Dan terhadap sasaran dari pengembangan kurikulum dilakukan sesuai dengan tujuan pengembangan
akademik, yaitu :

1. Meningkatkan produktivitas pendidikan.

2. Meningkatkan kualitas lulusan.

5. Memantapkan pelaksanaan sistem kredit smester.

6. Memantapkan dan menertibkan jangka waktu penyelesaian pendidikan tepat waktu sesuai
dengan yang telah ditetapkan.

Rancangan Statuta

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam statuta ini yang dimaksud dengan:


1. Alumni AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu Sina Yarsi Riauadalah mereka yang pernah menjalani program
pendidikan bergelar yang diselenggarakan oleh AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu Sina Yarsi Riau dengan masa
pendidikan minimum yang diatur oleh peraturan kealumnian akademi.
2. Anggaran Tahunan Akademi adalah anggaran tahunan yang digunakan untuk penyelenggaraan dan
pengelolaan AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu Sina Yarsi Riau dengan sumber dana yang berasal dari Yarsi
Riau, Pemerintah dan dari donatur lainnya.
3. Program Studi adalah kesatuan rencana pembelajaran sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan
akademik, pendidikan vokasi dan/atau pendidikan profesi yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum
serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai
dengan sasaran kurikulum.
4. Ketua Program Studi adalah pemimpin Program Studi dalam lingkungan AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu
Sina Yarsi Riau yang berwenang dan bertanggung-jawab mengenai penyelenggaraan program studi dalam
disiplin ilmu tertentu
5. Dewan Penyantun adalah Dewan Penyantun AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu Sina Yarsi Riau
6. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan yang bekerja di lingkungan AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu
Sina Yarsi Riauberdasarkan persyaratan pendidikan, keilmuan, dan kemampuan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
7. Guru Besar adalah jabatan akademik dosen tertinggi pada AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu Sina Yarsi Riau.
8. AKADEMI TERAPI WICARA adalah AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu Sina Yayasan Rumah Sakit Islam Riau
disingkat dengan ATW IBNU SINA YARSI RIAU.
9. Kebebasan Akademik adalah hak yang dimiliki anggota sivitas akademika Akademidalam melaksanakan
kegiatan bidang akademik.
10. Kegiatan Akademik adalah kegiatan yang meliputi pendidikan/pembelajaran, penelitian dan
pengabdian/pelayanan kepada masyarakat.
11. Kelompok Keilmuan (yang selanjutnya disingkat KK) adalah kelompok pembinaan dosen di bawah program
studi yang bertanggung-jawab mengembangkan pengetahuan dan intelektualitas dalam bidang ilmu atau
keahlian tertentu untuk mewujudkan identitas dan cita-cita AKADEMI.
12. Keputusan adalah ketentuan yang diputuskan oleh suatu organ AKADEMI TERAPI WICARA berdasarkan
wewenang yang dimilikinya terhadap suatu urusan atau permasalahan yang melibatkan lebih dari satu
pihak.
13. Kurikulum adalah seperangkat rancangan dan pengaturan pendidikan mengenai tujuan, isi, bahan ajar dan
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan dalam suatu program studi.
14. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara sah dan belajar pada salah satuprogram studi
bergelar di AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu Sina Yarsi Riau;
15. Majelis Akademi(yang selanjutnya disingkat MA) adalah organ Akademiyang melakukan pembinaan
kehidupan akademik dan integritas moral serta etika dalam lingkungan Sivitas Akademika Akademi.
16. Pegawai Akademiadalah individu yang bekerja di Akademidengan suatu ikatan perjanjian kerja.
17. Perpustakaan Akademiadalah Unsur Penunjang Akademik di tingkat Akademiyang bertugas
mengembangkan, mengelola, dan menyediakan pustaka, referensi dan informasi akademik guna
mendukung kegiatan akademik.
18. Pusat adalah unsur pelaksana akademik dari kegiatan akademik yang bersifat transdisiplin atau lintas
Program Studi pada tingkat Akademi.
19. Direktur AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu Sina Yarsi Riauadalah pemimpin Akademiyang berwenang dan
bertanggung-jawab terhadap penyelenggaraan Akademi.
20. Rencana Induk Pengembangan (yang selanjutnya disingkat RIP) adalah rencana pengembangan yang
memuat sasaran dan tujuan yang akan dicapai AKADEMI TERAPI WICARA dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun.
21. Rencana Kerja dan Anggaran (yang selanjutnya disingkat RKA) adalah penjabaran Rencana Strategis dalam
Rencana Kerja serta Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran tahunan.
22. Rencana Strategis (yang selanjutnya disingkat Renstra) adalah penjabaran RIP yang memuat sasaran dan
tujuan yang akan dicapai, strategi yang akan ditempuh serta program yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun.
23. Satuan Pengawas Internal (yang selanjutnya disingkat SPI) adalah organ Akademi yang melaksanakan
pengawasan internal penyelenggaraan Akademi.
24. Senat Akademik (yang selanjutnya disingkat SA) adalah organ Akademi yang menjalankan fungsi
pertimbangan dan pengawasan akademik.
25. Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen, dan mahasiswa AKADEMI TERAPI
WICARA Ibnu Sina Yarsi Riau.
26. Tenaga non-akademik adalah pegawai AKADEMI TERAPI WICARA yang diangkat oleh Akademi berdasarkan
pendidikan, keahlian dan kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan non-akademik.
VISI, MISI, TUJUAN, DAN CIRI KHAS

AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

Bagian Pertama

Visi, Misi dan Tujuan

Pasal 2

VISI : Menjadikan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU sebagai pusat pendidikan ilmu Terapi
Wicara yang Islami, profesional, unggul dan berwawasan global pada tahun 2027

Pasal 3

Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat melalui sistem yang terpadu dan
handal.
2. Memberikan pelayanan pendidikan terapi wicara yang bermutu sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3. Melaksanakan pendidikan terapi wicara yang Islami untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di
Propinsi Riau maupun propinsi-propinsi tetangga se-wilayah Pulau Sumatera.
4. Membina kerjasama seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk kemajuan pendidikan ilmu terapi wicara
yang Islami.
5. Menjadi partner pemerintah dalam pelayanan pendidikan ilmu terapi wicara.

Pasal 4

AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU bertujuan :

a. Tujuan Umum :
Mengembangkan sumberdaya manusia sesuai dengan kebutuhan masyarakat dibidang terapi wicara, baik
di wilayah Kota Pekanbaru khususnya maupun kawasan nusantara pada umumnya, dengan mengingat pula
kedudukannya sebagai bagian dari masyarakat ilmiah yang bersifat universal.

Dengan demikian, maka Akademi Terapi Wicara IBNU SINA YARSI RIAU diharapkan menghasilkan lulusan
yang beriman, bertaqwa, menguasai IPTEK, profesional, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan mandiri
menuju terwujudnya masyarakat yang madani.

b. Tujuan Khusus :
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, mempunyai tujuan khusus menghasilkan sumber daya
manusia dibidang terapi wicara untuk tingkat jenjang pendidikan D3. Tujuan Pogram Pendidikan Terapi
Wicara yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional tersebut mendidik sumber daya manusia
menjadi tenaga-tenaga ahli dibidang terapi wicara yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berjiwa Pancasila dan UUD 1945, berperi rasa, kreatif, dinamis, inovatif, memiliki integritas dan
berkepribadian tinggi, terbuka dan tanggap terhadap seni dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat
khususnya yang berkaitan dengan bidang terapi wicara.

CIRI KHAS

Pasal 5

AQIDAH, AZAS DAN FALSAFAH

(1) Sesuai dengan namanya AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU beraqidah Islam yang bersumber
pada al-Quran dan al-Sunnah serta berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
(2) Falsafah Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau :

a. Manusia ; Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia adalah individu sempurna yang
memiliki kemampuan berbahasa dan berbicara yang merupakan pembeda dengan makhluk lainnya.
Sebagai makhluk sosial membutuhkan kemampuan komunikasi dalam berinteraksi dengan sesama dan
lingkungannya. Bahasa sebagai media komunikasi yang paling vital dapat mempengaruhi kualitas
interaksi sosial manusia ditengah-tengah lingkungan masyarakat.

b. Sehat ; Komunikasi yang sehat adalah komunikasi yang tidak menimbulkan salah pengertian dan dapat
dipahami oleh pembicara dan lawan bicaranya secara sama. Gangguan fisik, mental dan sosial dapat
menimbulkan kemampuan berkomunikasi yang tidak sehat.

c. Terapi Wicara ; Terapi wicara merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh terapis wicara yang kompeten kepada individu yang mengalami gangguan berkomunikasi
yang meliputi gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan, agar individu itu dapat
melaksanakan fungsi sosialnya secara optimal.

Pasal 6

NILAI-NILAI DASAR

AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU diselenggarakan berdasarkan nilai-nilai dasar :
1) Beriman dan bertaqwa
2) Jujur, adil berintegritas, dan santun
3) Bermutu, inovetif, dinamis, dan efisien
4) Mandiri dan bertanggungjawab
5) Berpikir terbuka dan berwawasan global
Pasal 7

Prinsip-prinsip Dasar

AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU memiliki prinsip-prinsip dasar :

5) Aktualisasi nilai-nilai Islami dan Pancasila dalam kehidupan akademik


6) Keuniversalan dan keobjektifan ilmu pengetahuan dalam mencapai kenyataan dan kebenaran
7) Kebebasan akademik yang dilaksanakan dengan hikmah dan bertanggungjawab
8) Keadaban, kemanfaatan, kebahagiaan, kemanusiaan, dan kesejahteraan

IDENTITAS

Bagian Kesatu

Pendirian dan Tempat Kedudukan

Pasal 8

(1) AKADEMI TERAPI WICARA Ibnu Sina Yarsi Riau dengan singkatan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU merupakan lembaga pendidikan tinggi swasta berbudaya penelitian yang mengembangkan
dan menyebar-luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta ilmu kemanusiaan untuk kemajuan
bangsa dan negara, kesejahteraan masyarakat, pengembangan budaya, dan peningkatan kemuliaan
kehidupan manusia.

(2) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, pertama kali dideklarasikan pada tanggal 13 Mei 2013,
dengan Surat Keputusan Pengurus Yarsi Riau Nomor 022/SK/Yarsi-Riau/V/1434.
(3) Pusat kedudukan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU berlokasi di kota Pekanbaru.
Bagian Kedua
Lambang

Pasal 9

1) Identitas visual AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU adalah perisai segi lima yang makna dan
penggunaannya diatur dalam ketetapan Direktur AKADEMI.
2) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU memiliki warna-ciri, bendera, himne, busana akademik
dan mars serta atribut jati diri lainnya yang ketentuannya diatur dalam ketetapan Direktur AKADEMI.
3) Lambang, warna-ciri, bendera,himne, mars,busana akademik dan atribut jati diri lainnya dapat diubah yang
ketentuannya diatur dalam ketetapan Direktur AKADEMI.
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

Pasal 10
(1) Pendidikan yang diselenggarakan oleh AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU merupakan
program paripurna yang terdiri atas program ahli madya
(2) Program-program pendidikan khusus (antara lain: vokasi, profesi dan pendidikan berkelanjutan) yang
belum termasuk dalam ayat (1), dimungkinkan diselenggarakan dengan persyaratan dan tata cara yang
diatur secara khusus.

Pasal 11
(1) Kurikulum dikembangkan berdasarkan tujuan program studi, ruang lingkup program studi, tantangan lokal,
regional dan global, serta standar nasional yang terkait dengan gelar akademik dan sebutan profesional.
(2) Kurikulum ditinjau secara berkala dan komprehensif mengikuti kebutuhan nasional serta perkembangan
keilmuan dan keprofesian di tingkat nasional, regional dan internasional.

Pasal 12
(1) Metode pendidikan dan pengajaran diselenggarakan melalui proses pembelajaran mengembangkan
kemampuan belajar mandiri.
(2) Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dilaksanakan kuliah, tutorial, praktik, seminar,
symposium, diskusi, lokakarya, dan kegiatan ilmiah lain.
(3) Untuk meningkatkan kualitas pengajaran diperlukan perbandingan yang proporsional antara kegiatan
perkuliahan di kelas dengan perkuliahan di luar kelas.
Pasal 13

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar resmi yang digunakan dalam kegiatan akademik dan sistem
administrasi di AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dengan kemungkinan adanya penggunaan
bahasa asing atau bahasa lain sebagai penunjang kemajuan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi.

Pasal 14
(1) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU menerima mahasiswa warganegara Indonesia atau asing
sebagai peserta didik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Tata cara penyelenggaraan seleksi penerimaan mahasiswa baru diatur dengan ketetapan Direktur
AKADEMI.
Pasal 15
(1) Tahun Akademik penyelenggaraan pendidikan terdiri dari dua semester.
(2) Dalam hal-hal tertentu dapat dilakukan pengecualian pada penyelenggaraan pendidikan (antara lain:
dalam tri-semester atau kuartal atau semester pendek) sebagai tambahan dengan tanpa mengurangi
persyaratan akademik yang berlaku.
(3) Direktur AKADEMI TERAPI WICARA menetapkan pelaksanaan dan jadwal kegiatan akademik setiap
tahunnya.
(4) Administrasi akademik penyelenggaraan pendidikan diselenggarakan dengan menerapkan Sistem Kredit
Semester (SKS).

Pasal 16
(2) Penilaian hasil belajar dilakukan untuk menentukan pencapaian hasil belajar mahasiswa dengan
memperhatikan prinsip-prinsip: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, berkesinambungan, sistematis,
berbasis kriteria dan akuntabel.
(3) Penilaian hasil belajar mahasiswa dapat diselenggarakan dalam bentuk tes/ujian, pelaksanaan tugas,
dan/atau pengamatan, serta bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang dinilainya.
(4) Tes / ujian dapat diselenggarakan dalam bentuk: kuis, ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian
akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis, ujian disertasi atau bentuk ujian lainnya.
(5) Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat dikembangkan sistem
penghargaan bagi mahasiswa dan lulusan yang memperoleh prestasi tinggi.
(6) Syarat kelulusan dari suatu program akademik sedikitnya meliputi jumlah satuan kredit semester (SKS)
yang harus ditempuh dan indeks prestasi kumulatif (IPK) minimum yang harus dicapai.
(7) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), (2), (3), (4) dan (5) diatur dengan ketetapan
Direktur AKADEMI.

KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK,


OTONOMI KEILMUAN
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

Pasal 17
(1) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU menjunjung tinggi hakikat keilmuan yang mencerminkan
sikap dan kebebasan untuk melakukan kegiatan serta menyatakan ungkapan keilmuan dengan
berpedoman pada norma dan kaidah akademik;
(2) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU menjunjung tinggi otonomi keilmuan, yaitu kegiatan
akademik yang berpedoman pada norma dan kaidah ilmu pengetahuan;
(3) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU menjunjung tinggi etika akademik yang berarti
menghargai hakekat setiap ilmu;
(4) Seluruh jajaran dosen AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU mengemban tugas wewenang serta
tanggung jawab untuk memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu dalam bidang keilmuan
masing-masing dengan menganut kebebasan akademik yang bertanggung jawab;
(5) Guru besar mengemban tugas kepemimpinan akademik dan fungsi tersebut sebagaimana diatur dalam
ayat 4 pasal ini.
GELAR DAN PENGHARGAAN
Pasal 18

(1) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU memberikan hak kepada para lulusan untuk
menggunakan gelar akademik atau sebutan profesional serta yudisium yang melekat padanya sebagai
penghargaan atas prestasi tertentu, berdasarkan ketetapan Senat Akademik dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dapat menganugerahkan gelar atau sebutan kehormatan
kepada seseorang yang dianggap telah berjasa luar biasa untuk kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan ilmu kemanusiaan, setelah mendapatkan persetujuan Senat Akademik
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.

Pasal 19
(1) AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU memberikan ijasah kepada para peserta didik yang telah
berhasil menyelesaikan program studi tertentu dengan baik, sesuai dengan pertimbangan yang diberikan
oleh Senat Akademik;
(2) Untuk program lainnya yang tidak terkait pada gelar akademik atau sebutan profesional, Direktur AKADEMI
TERAPI WICARA dapat memberi wewenang kepada Prodi, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat, dan Ketua unit-unit yang ada di lingkungan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU, untuk memberikan sertifikat kepada peserta yang telah berhasil menyelesaikan program tertentu.

SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBAGIAN TUGAS SERTA WEWENANG


Bagian Kesatu

Umum

Pasal 20

(1) Organisasi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU terdiri atas:
a. Yayasan Rumah Sakit Islam Riau (YARSI Riau)
b. Direktur;
c. Pembantu Direktur
d. Senat Akademik (SA);
e. Dewan Penyantun ;
f. Satuan Penjaminan Mutu (SPM);
(2) YARSI Riau adalah pemilik AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA. Yang dalam pelaksanaan pendidikan,
pengelolaanya diserahkan kepada seorang Direktur dan dibantu oleh para Pembantu Direktur, pelaksana
akademik, perangkat penunjang akademik dan perangkat pelaksana administrasi;
(3) Pelaksana akademik terdiri dari Kelompok Dosen / Kelompok Keahlian, danLembaga Penelitian.
(4) Perangkat penunjang akademik terdiri dari Unit Pelaksana Teknis dan Unit Pelaksana Penunjang;
(5) Perangkat pelaksana administrasi terdiri dari beberapa Bagian;
(6) Ketentuan yang berkaitan dengan unit dan nomenklatur pelaksana akademik disesuaikan dengan
kebutuhan dan ditetapkan dengan Ketetapan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA berdasarkan
pertimbangan Senat Akademik;
(7) Ketentuan yang berkaitan dengan unit dan nomenklatur perangkat penunjang akademik dan perangkat
pelaksana administrasi disesuaikan dengan kebutuhan dan ditetapkan dengan Ketetapan Direktur
AKADEMI;
(8) Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dapat mendirikan unit organisasi ataupun badan, baik yang bersifat
kekeluargaan, sosial maupun usaha, sesuai dengan tuntutan perkembangan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kedua
Yayasan Rumah Sakit Islam Riau

Pasal 21
(1) Badan Hukum Penyelenggara AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU adalah Yayasan Rumah
Sakit Islam Riau yang disingkat YARSI RIAU, didirikan pada tanggal 21 Nopember 1979 berdasarkan Akta
Notaris Syawal Sutan Diatas Nomor 19 Tanggal 7 Januari 1980 sebagaimana telah dirubah dengan Akta
Notaris Zulfakhri, SH, MH Nomor 9 tanggal 09 Agustus 2004 dan Nomor 273 Tanggal 30 April 2008 dan
berkedudukan di Pekanbaru, Riau.
(2) YARSI Riau mempunyai fungsi sebagai pemilik dan sekaligus sebagai Badan Hukum Penyelenggara
pendidikan tinggi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
(3) YARSI RIAU mempunyai tugas, dan kewenangan sebagai berikut :
1. Mengangkat dan memberhentikan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
2. Mengesahkan dan menyetujui Statuta, RIP, Renstra dan RKA yang diajukan oleh Direktur AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
3. Menerima dan menyetujui/menolak pertanggung jawaban Direktur AKADEMI TERAPI WICARA IBNU
SINA YARSI RIAU.
(4) Dewan Pengurus dan/atau Dewan Pembina YARSI RIAU tidak dapat diangkat sebagai Direktur AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.

Bagian Ketiga
Fungsi, Tugas dan Kewenangan Direktur AKADEMI
Pasal 22
(1) Direktur AKADEMI TERAPI WICARA adalah pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang
mempunyai fungsi pengelolaan satuan pendidikan tinggi di lingkungan AKADEMI TERAPI WICARA dan
bertanggung jawab langsung kepada Dewan Pengurus YARSI RIAU.

(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur AKADEMI TERAPI WICARA
mempunyai tugas dan kewenangan:
a. menyusun statuta beserta perubahannya untuk diusulkan kepada Dewan Pengurus YARSI Riau ;
b. menyusun dan/atau menetapkan kebijakan akademik setelah mendapat pertimbangan Senat
Akademik;
c. menyusun dan menetapkan norma dan arah pengembangan akademik untuk diusulkan kepada Senat
Akademik;
d. menyusun dan menetapkan kode etik sivitas akademika setelah mendapat pertimbangan Senat
Akademik;
e. menyusun ketentuan akademik untuk diusulkan kepada Senat Akademik;
f. menyusun dan menetapkan kebijakan non-akademik untuk mendukung kebijakan akademik baik
langsung maupun tidak langsung;
g. menyusun dan/atau mengubah rencana pengembangan jangka panjang 20 (dua puluh) tahun AKADEMI
TERAPI WICARA setelah mendapat pertimbangan dari Senat Akademik, Dewan Pertimbangan, dan
Majelis AKADEMI;
h. menyusun dan/atau mengubah rencana strategis 4 (empat) tahun setelah mendapat pertimbangan dari
Senat Akademik, Dewan Pertimbangan, dan Majelis AKADEMI;
i. menyusun dan/atau mengubah rencana kerja dan anggaran tahunan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU
SINA YARSI RIAU berdasarkan rencana strategis setelah mendapat pertimbangan dari Senat Akademik,
Dewan Pertimbangan, dan Majelis AKADEMI;
j. mengelola pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan rencana kerja dan
anggaran tahunan;
k. mengangkat dan/atau memberhentikan Pembantu Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dan pimpinan
unit di bawah Direktur AKADEMI TERAPI WICARA setelah mendapat pertimbangan Senat;
l. menerima, membina, mengembangkan, memindahkan dan memberhentikan pendidik dan tenaga
kependidikan;
m. menjatuhkan sanksi kepada dosen dan tenaga kependidikan serta sivitas akademika lainnya yang
melakukan pelanggaran berdasarkan rekomendasi Senat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
n. menerima, memberhentikan, membina dan memfasilitasi proses pembelajaran mahasiswa;
o. mengelola anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
p. menyelenggarakan pembukuan dan pelaporan keuangan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU yang transparan dan akuntabel serta sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku;
q. menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan tri dharma kepada
instansi-instansi pemerintah terkait;
r. mengelola seluruh asset yang menjadi tanggung jawab AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU dan memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU;
s. menyelenggarakan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang
handal yang mendukung pengelolaan Tridharma perguruan tinggi, kemahasiswaan, dan kealumnian,
serta akuntansi dan keuangan, kepersonaliaan, dan sarana dan prasarana;
t. membina dan mengembangkan hubungan dengan alumni, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
pengguna hasil kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, dan masyarakat;
u. bertindak ke luar untuk dan atas nama AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU;
v. memelihara keamanan dan ketertiban kampus serta kenyamanan kerja untuk menjamin kelancaran
kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi; dan
w. tugas lain sesuai kewenangan.
Pasal 23
(1) Pembantu Direktur AKADEMI TERAPI WICARA diangkat dan diberhentikan oleh Direktur AKADEMI TERAPI
WICARA IBNU SINA YARSI RIAU atas dasar pertimbangan Senat Akademis, oleh karenanya Pembantu
Direktur bertanggung jawab kepada Direktur AKADEMI.
(2) Pembantu Direktur I (Bidang Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan) memiliki tugas dan kewenangan
sebagai berikut:
a. Membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
b. Membantu Direktur dalam pelaksanaan pembinaan AKADEMI TERAPI WICARA serta
mengkoordinasikan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan pendidikan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian masyarakat.
c. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan pengembangan kurikulum, penataran, seminar, diskusi
dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ilmiah dengan lembaga pendidikan dan lembaga lainnya
baik dalam lingkungan maupun di luar guna meningkatkan mutu pendidikan dan dosen.
d. Menghimpun semua bahan untuk perhitungan angka kredit dari semua unsur pimpinan dan staf
pengajar serta melaksanakan perhitungan dengan membentuk tim angka kredit.
e. Bertanggung jawab atas penerimaan mahasiswa baru, pelaksanaan perkuliahan, ujian di lingkungan
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU serta menetapkan syarat-syarat dengan terlebih
dahulu mengkoordinasikannya dengan unsur yang terkait.
f. Mempersiapkan dan menyimpan dokumen mengenai pelaksanaan pendidikan seperti nilai ujian, ijazah,
transkrip nilai dan lain-lain.
g. Mempersiapkan dan memimpin pelaksanaan upacara akademik seperti wisuda, milad dan lain-lain.
h. Membantu Direktur dalam pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan serta layanan mahasiswa,
alumni, dan pengabdian kepada masyarakat.
i. Melaksanakan usaha kegiatan mahasiswa serta usaha bimbingan penyuluhan bagi mahasiswa tersebut.
j. Mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya dibidang kemahasiswaan.
k. Mengusahakan dan menciptakan iklim pendidikan yang baik di dalam kampus dan membantu
pelaksanaan program pembinaan dan pemeliharaan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
l. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan instansi
terkait.
m. Membina dan memelihara hubungan dan ikatan alumni dengan perguruan tinggi.
(3) Pembantu Direktur II (Bidang Administrasi Umum dan Keuangan), memiliki tugas dan kewenangan sebagai
berikut :
a. Membantu Direktur melaksanakan pembinaan, pengelolaan AKADEMI TERAPI WICARA dalam bidang
keuangan, kepegawaian, dan administrasi umum
b. Memimpin, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan di lingkungan AKADEMI TERAPI
WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang meliputi keuangan, kepegawaian, perlengkapan kerumah
tanggaan dan ketatausahaan.
c. Menyimpan dan menjaga segala dokumen, surat keputusan, peraturan-peraturan terutama surat
menyurat yang berhubungan dengan Kopertis.
d. Mempersiapkan brosur atau iklan, poster dan lain-lain dalam rangka menyampaikan informasi tentang
keberadaan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU kepada masyarakat terutama dalam
rangka penerimaan mahasiswa baru.
e. Melaksanakan pengelolaan data administrasi umum dan keuangan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU
SINA YARSI RIAU.

Pasal 24
(1) Pembantu Direktur dalam melaksanakan tugasnya berwenang :
a. Atas nama Direktur mengeluarkan surat keputusan yang berkaitan dengan bidang tugasnya.
b. Atas nama Direktur membuat keputusan bersama antar pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA
YARSI RIAU
(2) Sistem dan mekanisme pembuatan keputusan sebagaimana dalam ayat (1) ditetapkan dengan
keputusan Direktur.

Pasal 25
(1) Apabila Direktur berhalangan, atas dasar penunjukan dari Direktur, maka Pembantu Direktur I dapat
bertindak sebagai pejabat tertinggi di lingkungan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
(2) Bilamana Pembantu Direktur berhalangan tidak tetap, maka jabatan tersebut dikembalikan kepada
Direktur dan/atau Direktur menunjuk pelaksana tugas.
(3) Bilamana Pembantu Direktur berhalangan tetap, maka Direktur mengangkat Pembantu Direktur sampai
habis masa jabatan Pembantu Direktur yang digantikannya setelah mendapatkan saran Senat.
(4) Apabila Direktur berhalangan dan Pembantu Direktur I juga berhalangan, atas dasar penunjukan dari
Direktur maka Pembantu Direktur II dapat bertindak sebagai pejabat tertinggi di lingkungan AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
Bagian Keempat
Fungsi, Tugas dan Kewenangan Senat Akademik
Pasal 26
(1) Senat Akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf d merupakan organ yang menjalankan fungsi
pertimbangan dan pengawasan akademik;
(2) Senat Akademik merupakan organ representasi dosen yang menjalankan fungsi pertimbangan dan
pengawasan kebijakan akademik dan pelaksanaannya.
(3) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Senat Akademik mempunyai tugas dan
kewenangan sebagai berikut:
a. menetapkan kebijakan pengawasan di bidang akademik; dan pelaksanaan kegiatan akademik yang
dijalankan oleh Direktur
b. memberikan pertimbangan dalam pemilihan calon Direktur
c. memberikan pertimbangan terhadap norma akademik dan arah pengembangan akademik yang
diusulkan oleh Direktur dan mengawasi penerapannya;
d. memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam menyusun dan/atau menetapkan kebijakan
akademik;
e. memberikan pertimbangan terhadap kode etik dan kode perilaku sivitas akademika yang diusulkan
oleh Direktur ;
f. melakukan pengawasan penerapan norma akademik dan kode etik sivitas akademika;
g. memberikan pertimbangan terhadap ketentuan akademik yang dirumuskan dan diusulkan oleh
Direktur AKADEMI TERAPI WICARA mengenai hal-hal sebagai berikut:
4) penetapan kurikulum program studi;
5) persyaratan akademik untuk pembukaan atau penutupan program studi;
6) penetapan persyaratan akademik untuk pemberian gelar akademik;
7) penetapan persyaratan akademik untuk pemberian penghargaan akademik;
h. menjalankan pengawasan penerapan ketentuan akademik sebagaimana dimaksud pada huruf f;
i. menjalankan pengawasan kebijakan dan pelaksanaan penjaminan mutu perguruan tinggi paling sedikit
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan;
j. menjalankan pengawasan dan evaluasi pencapaian proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat dengan mengacu pada tolak ukur yang ditetapkan dalam rencana strategis, dan
menyarankan usulan perbaikan kepada Direktur;
k. memberikan pertimbangan dan usul perbaikan proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat kepada Direktur AKADEMI;
l. menjalankan pengawasan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan
otonomi keilmuan;
m. memberikan pertimbangan terhadap pemberian atau pencabutan gelar dan penghargaan akademik;
n. menjalankan pengawasan pelaksanaan tata tertib akademik;
o. menjalankan pengawasan pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen;
p. mengawasi secara umum penilaian kinerja tenaga kependidikan;
q. memberikan rekomendasi penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika, dan peraturan
akademik oleh sivitas akademika kepada Direktur;
r. memberikan pertimbangan kepada Direktur tentang rencana jangka panjang, rencana strategis, serta
rencana kerja dan anggaran yang diusulkan Direktur;
s. Sebagai badan perwakilan, Senat Akademik AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
mengajukan usul dan pertimbangan dalam pencalonan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dan
memberikan masukan dan/atau pertimbangan kepada Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dalam
kebijakan akademik dan pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
yang berlaku.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Senat dapat
menyelenggarakan rapat;
(5) Penyelenggaraan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Senat.
Bagian Kelima
Fungsi, Tugas dan Kewenangan Dewan Penyantun

Pasal 27
(1) Dewan Penyantun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf f merupakan organ AKADEMI TERAPI
WICARA yang menjalankan fungsi mengasuh dan membantu memecahkan permasalahan di AKADEMI;
(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dewan Penyantun memiliki tugas dan
kewenangan sebagai berikut:
a) memberikan telaahan terhadap kebijakan Direktur di bidang non akademik;
b) merumuskan saran / pendapat terhadap suatu permasalahan di bidang non akademik;
c) memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Direktur dalam mengelola AKADEMI;
d) mengusahakan pemenuhan kebutuhan pembiayaan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e) memberi pertimbangan kepada Direktur dalam menyusun dan/atau mengubah rencana
pengembangan jangka panjang;
f) Menjalankan tugas lain sesuai dengan kewenangan.

Bagian Keenam
Fungsi, Tugas dan Kewenangan Satuan Penjaminan Mutu

Pasal 28
1) Satuan Penjaminan Mutu (SPM) merupakan perangkat Direktur yang berfungsi menyelenggarakan proses
penjaminan mutu terhadap program dan kegiatan AKADEMI TERAPI WICARA di Satuan Akademik dalam
upaya mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu.
2) SPM menjamin perbaikan secara terus menerus pelaksanaan dan capaian program dan kegiatan AKADEMI.
3) SPM bertugas untuk:
a. Mengembangkan perangkat dan panduan penjaminan mutu program akademik pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, serta program dan kegiatan non-akademik, yang sifatnya umum;
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penjaminan mutu program akademik dan non-akademik
Satuan Akademik;
c. Melaksanakan kajian-kajian terhadap hasil pelaksanaan penjaminan mutu yang dilaksanakan Satuan
Akademik;
d. Menyampaikan hasil kajiannya kepada Direktur, dengan tembusan sebagai masukan untuk SA dan
Dewan Penyantun;
4) Pengembangan perangkat dan panduan penjaminan mutu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) butir a.
dilakukan dengan mempertimbangkan capaian program akademik dan non-akademik yang dilaksanakan
oleh Satuan Akademik dan indikator kinerja yang telah dirumuskan dalam Renstra AKADEMI TERAPI
WICARA untuk kurun waktu tertentu;
5) Kajian sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) butir c. wajib disertai dengan usulan kebijakan normatif dan
kebijakan operasional yang perlu ditetapkan oleh Direktur;
6) SPM bekerja sama dengan Gugus Kendali Mutu di organ-organ Satuan Akademik, untuk menyesuaikan
sistem penjaminan mutu yang telah dikembangkan dengan keadaan di Satuan Akademik sehingga dapat
dilaksanakan dengan baik;
7) SPM dapat bekerjasama dengan SPI dalam memonitor pelaksanaan program akademik dan non-akademik
oleh organ pelaksana kegiatan yang terkait untuk mengetahui kesesuaian dengan indikator kinerja yang
telah ditetapkan.
Bagian Ketujuh
Susunan Organisasi Organ Pengelola dan Keanggotaan Senat,
dan Dewan Penyantun

Susunan Organisasi Organ Pengelola


Pasal 29
(1) Direktur AKADEMI TERAPI WICARA sebagai organ pengelola pendidikan pada AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU terdiri atas:
a. Unsur pimpinan yang terdiri atas Direktur dan Pembantu Direktur ;
b. Satuan Akademik;
c. Unit Pelaksana Akademik;
d. Unsur Pelaksana Administrasi;
e. Unsur Penunjang Akademik.
(2) Susunan organisasi Organ Pengelola sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dalam ketentuan
tentang organisasi dan tata kerja AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang telah mendapat
persetujuan dari YARSI RIAU.
Susunan Keanggotaan Senat Akademik

Pasal 30
(1) Anggota Senat Akademik terdiri atas:
a. Dosen yang memiliki jabatan profesor maupun bukan profesor
b. Wakil-wakil Senat Program Studi ;
c. Anggota ex-offcio yang meliputi pewakilan-perwakilan Pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA (Direktur
dan Pembantu Direktur, Ketua Program Studi, Lembaga dan unsur Satuan Akademik lainnya sesuai
dengan kebutuhan
(2) Anggota Senat Akademik wakil-wakil Senat Program Studi merupakan representasi dari masyarakat
akademik Program Studi yang jumlahnya proporsional terhadap jumlah dosen pada masing-masing
Program Studi.
(3) Anggota Senat Akademik wakil-wakil Senat Program Studi seperti yang dimaksud dalam ayat (2) dipilih dari
dan oleh Senat Program Studi yang bersangkutan, dan wajib berasal dari Kelompok Keahlian yang berbeda.
(4) Jumlah anggota Senat Akademik ex-officio maksimum 30% (tiga puluh persen) dari jumlah anggota Senat
Akademik.
(5) Keanggotaan ex-officio dalam Senat Akademik berlaku secara otomatis sejak pengangkatan dan berakhir
pada saat yang bersangkutan tidak lagi menduduki jabatan dimaksud.
(6) Anggota ex-officio tidak memiliki hak suara dalam proses pengambilan keputusan Senat Akademik.
(7) Keanggotaan ex-officio diusulkan oleh Direktur AKADEMI.
(8) Jumlah dan proporsi keanggotaan Senat Akademik diatur dalam Ketetapan Senat Akademik.
(9) Ketentuan lebih lanjut tentang keanggotaan Senat Akademik diatur dalam Ketetapan Senat Akademik.

Susunan Keanggotaan Dewan Penyantun

Pasal 31
(1) Dewan Penyantun yang terdiri dari atas tokok-tokoh masyarakat diadakan untuk ikut mengasuh dan
membantu memecahkan permasalahan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
(2) Anggota Dewan Penyantun diangkat dan diberhentikan oleh Direktur AKADEMI TERAPI WICARA setelah
mendapatkan pertimbangan Senat untuk masa jabatan 2 (dua) tahun dan dapat diangkat kembali.
(3) Pengurus Dewan Penyantun dipilih oleh dan diantara Dewan Penyantun.

Susunan Keanggotaan Satuan Penjaminan Mutu

Pasal 32
(1) Susunan keanggotaan SPM terdiri atas orang-orang dengan pengalaman dalam bidang akademik:
(2) Jumlah dan komposisi anggota SPM diatur dalam Keputusan Direktur AKADEMI;
(3) Ketua dipilih di antara anggota, diangkat dan diberhentikan oleh Direktur AKADEMI
Bagian Kedelapan
Persyaratan dan Masa Jabatan Direktur dan Pembantu Direktur AKADEMI
Pasal 33
(1) Persyaratan menjadi Direktur dan Pembantu Direktur AKADEMI TERAPI WICARA adalah sebagai berikut:
a. Berkewarganegaraan Indonesia;
b. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. Berpendidikan S2 dari program studi dalam negeri yang terakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri
yang diakui oleh Pemerintah;
d. Persyaratan usia Direktur dan Pembantu Direktur ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Sehat jasmani dan rohani menurut keterangan dokter;
f. Tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan perbuatan yang diancam pidana penjara;
g. Tidak memiliki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan AKADEMI TERAPI WICARA sebagai
PTS;
h. Memiliki integritas diri dan tidak cacat moral;
i. Mempunyai visi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan AKADEMI;
j. Peduli dan memahami pendidikan nasional; dan
k. Memiliki kompetensi manajerial dan entrepreneurial;
l. Persyaratan lain dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dan diatur dalam peraturan terpisah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Masa jabatan Direktur dan Pembantu Direktur AKADEMI TERAPI WICARA 4 (empat) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, dan dianggap telah satu periode jika telah menjalani masa
jabatan dua tahun atau lebih, dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali
masa jabatan berturut-turut sebagai Pembantu Direktur.

Bagian Kesembilan
Persyaratan Keanggotaan dan Masa Jabatan
Senat Akademik, Dewan Penyantun
Persyaratan Keanggotaan, Pengurus dan Masa Jabatan Senat Akademik
Persyaratan Keanggotaan

Pasal 34
(1) Persyaratan umum keanggotaan Senat Akademik adalah:
a. kualifikasi pendidikan minimal S2;
b. berstatus sebagai dosen dengan hubungan kerja tetap yang menduduki jabatan fungsional akademik
sekurang-kurangnya jenjang Lektor Kepala; dan
c. telah memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di AKADEMI;
d. usia minimal 35 tahun.
(2) Persyaratan khusus menjadi anggota Senat Akademik adalah sebagai berikut:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan keputusan pengadilan
yang telah mendapatkan kekuatan hukum tetap;
c. memiliki integritas diri dan tidak cacat moral;
d. sehat rohani;
e. mempunyai visi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan akademik;
f. berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi;
g. mempunyai reputasi akademik yang menonjol dan diakui dalam bidang atau kelompok keilmuannya;
h. bersedia menjadi anggota Senat Akademik.
(3) Keanggotaan Senat Akademik berakhir apabila:
a. berakhir masa jabatannya;
b. meninggal dunia;
c. berhalangan tetap;
d. mengundurkan diri;
e. karena sebab tertentu tidak lagi mewakili unsur yang diwakilinya; dan
f. tidak lagi memenuhi syarat.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian anggota
Senat Akademik diatur dalam surat keputusan Direktur AKADEMI;
(5) Pengangkatan dan pemberhentian anggota Senat Akademik disahkan oleh Direktur AKADEMI TERAPI
WICARA berdasarkan usulan Senat Akademik.

Pengurus dan Masa Jabatan Senat Akademik

Pasal 35
(1) Senat Akademik dipimpin oleh seorang Ketua dan Sekretaris merangkap anggota, yang dipilih dari dan oleh
para anggota.
(2) Ketua dan Sekretaris Senat Akademik harus berkewarganegaraan Indonesia.
(3) Anggota Senat Akademik yang berasal dari unsur sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 ayat (1) butir c tidak
dapat dipilih sebagai Ketua Senat Akademik.
(4) Masa jabatan Ketua, Sekretaris, dan anggota Senat Akademik adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Ketua dan
Sekretaris Senat Akademik diatur dalam surat keputusan Direktur AKADEMI.
(6) Pengesahan pengangkatan dan pemberhentian Ketua dan Sekretaris Senat Akademik dilakukan oleh
Direktur AKADEMI.
Persyaratan Keanggotaan, Pengurus dan Masa Jabatan Dewan Penyantun

Persyaratan Keanggotaan

Pasal 36

(1) Persyaratan umum keanggotaan Dewan Penyantun adalah:


a. kualifikasi pendidikan minimal S1;
b. usia minimal 30 tahun;
c. telah memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun di bidangnya.
(2) Persyaratan khusus menjadi anggota Satuan Pengawas Internal adalah sebagai berikut:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan keputusan pengadilan
yang telah mendapatkan kekuatan hukum tetap;
c. memiliki integritas diri dan tidak cacat moral;
d. sehat rohani;
e. mempunyai visi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan akademik;
f. berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi;
g. bersedia menjadi anggota Satuan Pengawas Internal.
(3) Keanggotaan Dewan Penyantun berakhir apabila:
a. berakhir masa jabatannya;
b. meninggal dunia;
c. berhalangan tetap;
d. mengundurkan diri;
e. karena sebab tertentu tidak lagi mewakili unsur yang diwakilinya; dan
f. tidak lagi memenuhi syarat.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian anggota
Dewan Penyantun diatur dalam surat keputusan Direktur AKADEMI;

Pengurus dan Masa Jabatan Dewan Penyantun

Pasal 37
(1) Pengurus Dewan Penyantun terdiri atas seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang Sekretaris yang
dipilih dari dan oleh para anggota dengan masa jabatan 2 (dua) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu kali masa jabatan.
(2) Untuk pertamakalinya, Pengurus Dewan Penyantun dipilih dalam Rapat Pleno yang diagendakan khusus
untuk itu dan diselenggarakan atas undangan Direktur AKADEMI. Pengangkatan Pimpinan Dewan
Penyantun dibuktikan dengan berita acara Rapat Pleno tersebut.
Persyaratan Keanggotaan, Pengurus dan Masa Jabatan Satuan Penjaminan Mutu
Persyaratan Keanggotaan

Pasal 38

(1) Persyaratan umum keanggotaan Satuan Penjaminan Mutu adalah:


a. kualifikasi pendidikan minimal S2;
b. usia minimal 30 tahun ;
c. telah menduduki jabatan fungsional sekurang-kurangnya jenjang Lektor Kepala bagi anggota yang
berasal dari unsur staf pengajar;
d. telah menduduki golongan III/d bagi anggota yang berasal dari unsur pegawai; dan
e. telah memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun di bidangnya.
(2) Persyaratan khusus menjadi anggota Satuan Penjaminan Mutu adalah sebagai berikut:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan keputusan pengadilan
yang telah mendapatkan kekuatan hukum tetap;
c. memiliki integritas diri dan tidak cacat moral;
d. sehat rohani;
e. mempunyai visi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan akademik;
f. berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi;
g. bersedia menjadi anggota Satuan Penjaminan Mutu.
(3) Keanggotaan Satuan Penjaminan Mutu berakhir apabila:
a. berakhir masa jabatannya;
b. meninggal dunia;
c. berhalangan tetap;
d. mengundurkan diri;dan
e. tidak lagi memenuhi syarat.

Pengurus dan Masa Jabatan Satuan Penjaminan Mutu

Pasal 39

(1) SPM dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang atau lebih Sekretaris;
(2) Ketua, Sekretaris dan anggota SPM diangkat dan diberhentikan oleh Rektor untuk masa jabatan 4 (empat)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja SPM ditetapkan oleh Direktur AKADEMI.
TATA CARA PENGANGKATAN PIMPINAN ORGAN PENGELOLA, SENAT,
DEWAN PENYANTUN, DAN ORGAN LAIN SESUAI KEPERLUAN AKADEMI

Bagian Pertama
PIMPINAN AKADEMI TERAPI WICARA
DIREKTUR
Pasal 40
(1) Pengangkatan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
a. Tahap penjaringan bakal calon;
b. Tahap penyaringan calon;
c. Tahap pemilihan calon; dan
d. Tahap pengangkatan.

(2) Tahap penjaringan bakal calon Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dan penyaringan calon Direktur
AKADEMI:
a. Tata cara, proses penjaringan bakal calon Direktur AKADEMI, serta proses penyaringan calon Direktur
AKADEMI TERAPI WICARA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b ditetapkan dan
dilakukan oleh Senat Akademik dengan mengacu pada Statuta AKADEMI;
b. Penjaringan bakal calon Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dan penyaringan calon Direktur AKADEMI
TERAPI WICARA dilakukan 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Direktur AKADEMI TERAPI
WICARA yang sedang menjabat;
c. Berdasarkan hasil penyaringan calon Direktur AKADEMI, Senat Akademik menetapkan 3 (tiga) orang
calon Direktur AKADEMI TERAPI WICARA paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa
jabatan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA yang sedang menjabat.
(3) Tahap pemilihan dan pengangkatan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA :
a. Pengurus YARSI dan Senat Akademik melakukan pemilihan Direktur AKADEMI, dari tiga calon Direktur
AKADEMI TERAPI WICARA sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c di atas, dalam Sidang Senat
yang diselenggarakan khusus untuk pemilihan Direktur AKADEMI;
b. Pengurus YARSI dapat memberikan kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan pemilihan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
c. Pemilihan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dilakukan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA yang sedang menjabat;
d. Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pemilihan, Senat Akademik menyampaikan daftar riwayat hidup
dan program kerja para calon Direktur AKADEMI TERAPI WICARA kepada Pengurus YARSI;
e. Pemilihan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan melalui
pemungutan suara secara tertutup;
f. Proporsi hak suara Pengurus YARSI dan hak suara anggota Senat Akademik dalam pemungutan suara
seperti dimaksud pada butir a, diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g. Apabila terdapat 2 (dua) orang calon Direktur AKADEMI TERAPI WICARA yang memperoleh suara
tertinggi dengan jumlah suara yang sama, dilakukan pemilihan putaran kedua pada hari yang sama
untuk memilih suara terbanyak dari kedua calon Direktur AKADEMI TERAPI WICARA tersebut;
h. Apabila kedua calon Direktur AKADEMI TERAPI WICARA sebagaimana dimaksud pada huruf g di atas
masih memperoleh jumlah suara yang sama pada putaran kedua, Sidang Senat untuk pemilihan
Direktur AKADEMI TERAPI WICARA ditunda selama satu minggu dan pemilihan Direktur AKADEMI
TERAPI WICARA dari kedua calon tersebut diulang kembali pada minggu berikutnya;
i. Direktur AKADEMI TERAPI WICARA terpilih adalah calon Direktur yang memperoleh suara terbanyak;
j. YARSI Riau menetapkan pengangkatan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA terpilih.

PEMBANTU DIREKTUR

Pasal 41
(1) Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dibantu oleh beberapa Pembantu Direktur yang jumlahnya dapat
berubah sesuai dengan kebutuhan;
(2) Pembantu Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dan dilaporkan
kepada YARSI RIAU;
(3) Untuk posisi calon Pembantu Direktur yang menangani bidang akademik, Direktur AKADEMI TERAPI
WICARA mengajukan bakal calon Pembantu Direktur kepada Senat Akademik untuk mendapatkan
pertimbangan;
(4) Senat Akademik melakukan rapat untuk memberikan pertimbangan terhadap calon Pembantu Direktur
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa tugas Pembantu Direktur berakhir;
(5) Masa jabatan Pembantu Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan;
(6) Persyaratan dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian Pembantu Direktur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sampai dengan (5) diatur dalam Ketetapan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dan
Ketetapan Senat Akademik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PEMBERHENTIAN DIREKTUR DAN PEMBANTU DIREKTUR

Pasal 42
(1) Direktur dan Pembantu Direktur AKADEMI TERAPI WICARA diberhentikan dari jabatan karena:
a. telah berusia 65 (enam puluh lima) tahun;
b. berhalangan tetap;
c. permohonan sendiri;
d. masa jabatannya berakhir;
e. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
perbuatan yang diancam pidana kurungan;
f. menjalani tugas belajar;
(2) Dalam hal Direktur berhalangan tidak tetap, tugas dan kewenangan Direktur dijalankan sementara oleh
Pembantu Direktur yang menangani urusan akademik atau pendidikan;
(3) Dalam hal Direktur berhalangan tetap atau mengundurkan diri, Pembantu Direktur yang menangani
urusan akademik ditetapkan sebagai pelaksana tugas Direktur ;
(4) Senat Akademik paling lambat satu bulan sejak Direktur berhalangan tetap, mengajukan nama-nama
Pembantu Direkturkepada YARSI RIAU untuk ditetapkan sebagai Direktur AKADEMI;
(5) Yang dimaksudkan dengan berhalangan tetap adalah :
a. Meninggal dunia;
b. Sakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak memungkinkan seseorang untuk bekerja, dibuktikan
dengan Surat Keterangan Dokter dan Resume Medis dari seorang dokter;
c. Dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
perbuatan yang diancam pidana kurungan.
(6) Pemberhentian Direktur dan Pembantu Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
YARSI RIAU.

Bagian Kedua
PIMPINAN SENAT AKADEMIK

Pimpinan Senat Akademik

Pasal 43

(1) Senat Akademik dipimpin oleh seorang Ketua dan Sekretaris yang merangkap anggota, yang dipilih dari
dan oleh para anggota;
(2) Ketua dan Sekretaris Senat Akademik harus berkewarganegaraan Indonesia;
(3) Anggota Senat Akademik yang berasal dari unsur sebagaimana dimaksud pada Pasal 23 ayat (1) butir c
tidak dapat dipilih sebagai Ketua Senat Akademik;
(4) Masa jabatan Ketua, Sekretaris, dan anggota Senat Akademik adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya;
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Ketua dan
Sekretaris Senat Akademik diatur dalam peraturan AKADEMI;
(6) Pengesahan pengangkatan dan pemberhentian Ketua dan Sekretaris Senat Akademik dilakukan oleh
Direktur AKADEMI.
Bagian Ketiga
PIMPINAN DEWAN PENYANTUN

Pasal 44

(1) Pimpinan Dewan Penyantun terdiri atas seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang Sekretaris yang
dipilih dari dan oleh para anggota dengan masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk satu kali masa jabatan;
(2) Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pimpinan Dewan Penyantun ditetapkan dalam
Peraturan Dewan Penyantun;
(3) Pimpinan Dewan Penyantun ditetapkan dalam Keputusan Direktur.

Bagian Keempat
PIMPINAN SATUAN PENJAMINAN MUTU

Pasal 45
(1) Pengangkatan Ketua dan Sekretaris Satuan Penjaminan Mutu dilakukan berdasarkan Keputusan Direktur
AKADEMI;
(2) Tata cara pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian Ketua dan Sekretaris Satuan Penjaminan Mutu
diatur dalam Keputusan Direktur AKADEMI.
Bagian Kelima
PIMPINAN PELAKSANA AKADEMIK, PERANGKAT PENUNJANG
DAN PERANGKAT PELAKSANA ADMINISTRASI

Pasal 46
Tata cara pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pimpinan unit-unit pelaksana akademik, perangkat
penunjang akademik dan perangkat pelaksana administrasi ditetapkan berdasarkan keputusan Direktur
AKADEMI.

DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


Pasal 47
(1) Pegawai AKADEMI TERAPI WICARA terdiri atas dosen dan tenaga kependidikan berstatus sebagai pegawai
AKADEMI TERAPI WICARA yang pengangkatan dan pemberhentian, kedudukan, hak serta kewajibannya
ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Pegawai AKADEMI TERAPI WICARA dapat berstatus pegawai tetap dan pegawai tidak tetap;
(3) AKADEMI TERAPI WICARA merencanakan kebutuhan pegawai, merekrut, mengembangkan dan
menetapkan pola pembinaan karier pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 48
(1) Tenaga pendidik di AKADEMI TERAPI WICARA adalah dosen yang bekerja pada AKADEMI TERAPI WICARA
sesuai dengan persyaratan pendidikan, keahlian dan kemampuannya;
(2) Tenaga pendidik di AKADEMI TERAPI WICARA bisa terdiri dari dosen tetap, dosen luar biasa, asisten
akademik, dan dosen tamu;
(3) Peraturan untuk pengangkatan, penjenjangan, pengelolaan, dan penegakan disiplin tenaga pendidik diatur
lebih lanjut dalam Keputusan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA

Pasal 49
(1) Tenaga kependidikan terdiri atas pengelola AKADEMI, peneliti, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium,
teknisi, tenaga administrasi, psikolog, tenaga kebersihan dan keamanan, serta tenaga dengan sebutan lain
yang bekerja pada AKADEMI TERAPI WICARA sesuai dengan kebutuhan;
(2) Peraturan untuk pengangkatan, penjejangan, pengelolaan dan penegakan disiplin tenaga kependidikan
diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA

Pasal 50
(1) Warga Negara Asing dapat dipekerjakan sebagai pendidik atau tenaga kependidikan berdasarkan
persyaratan pendidikan, keahlian, dan kemampuannya setelah memenuhi persyaratan sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur hal tersebut
(2) Peraturan untuk pengangkatan, penjenjangan, pengelolaan, dan penegakan disiplin warga negara asing
yang dipekerjakan sebagai pendidik atau tenaga kependidikan diatur lebih lanjut dalam Keputusan
Direktur AKADEMI TERAPI WICARA

MAHASISWA DAN ALUMNI


Mahasiswa
Pasal 51
(1) Mahasiswa merupakan insan dewasa yang memiliki kebebasan akademik untuk mengembangkan diri
melalui proses pendidikan dan pembelajaran yang diterapkan di lingkungan AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU;
(2) Mahasiswa menjadi bagian dari masyarakat akademik AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
yang bersama-sama dengan komponen lainnya melaksanakan Tri Dharma;
(3) Mahasiswa ikut menjaga nilai-nilai akademik, menggerakkan perubahan dalam kehidupan bermasyarakat,
dan meneruskan perjuangan bangsa;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai status dan peran, mahasiswa diatur lebih lanjut dalam Keputusan
Direktur AKADEMI.
Pasal 52
(1) Warganegara Indonesia dapat menjadi mahasiswa AKADEMI TERAPI WICARA setelah memenuhi
persyaratan pendaftaran dan penerimaan mahasiswa AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU;
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat-syarat pendaftaran serta penerimaan mahasiswa diatur dalam
Keputusan Direktur AKADEMI.

Pasal 53
(1) Warganegara Asing dapat menjadi mahasiswa AKADEMI TERAPI WICARA memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur hal tersebut;
(2) Status, hak, kewajiban, dan syarat-syarat pendaftaran serta penerimaan warganegara asing sebagai
mahasiswa diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direktur AKADEMI.

Pasal 54
(1) Setiap mahasiswa mempunyai hak yang sama untuk:
a. mendapatkan pelayanan pendidikan dan pengajaran serta fasilitas pendukung untuk menjamin
kelancaran proses pembelajaran;
b. menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab dalam menuntut dan mengkaji ilmu
sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik;
c. memanfaatkan fasilitas AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dan layanan pendukung lain
yang tersedia bagi kelancaran proses pembelajaran.
(2) Setiap mahasiswa wajib untuk:
a. mematuhi semua norma-norma pendidikan, peraturan dan ketentuan yang berlaku di AKADEMI;
b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan AKADEMI;
c. Menjaga citra dan kehormatan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
(3) Dalam rangka pengembangan bakat, minat, keterampilan dan kepribadian, mahasiswa diberi kesempatan
menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan di luar kegiatan akademik;
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab mahasiswa diatur oleh Keputusan
Direktur AKADEMI.

Pasal 55
(1) Dalam AKADEMI TERAPI WICARA terdapat organisasi kemahasiswaan yang bersifat dari, oleh dan untuk
mahasiswa;
(2) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib mendaftarkan diri dan mengikuti
seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, dan
dapat menggunakan fasilitas pendidikan yang dipunyai AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
sesuai dengan peraturan yang berlaku;
(3) Mahasiswa dapat memiliki atribut kemahasiswaan;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi kemahasiswaan dan atribut mahasiswa AKADEMI TERAPI
WICARA IBNU SINA YARSI RIAU diatur lebih lanjut dalam Peraturan Direktur AKADEMI.
Alumni

Pasal 56
(1) Alumni adalah mereka yang pernah menjalani program pendidikan bergelar yang diselenggarakan oleh
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dengan masa pendidikan minimum yang diatur oleh
peraturan kealumnian AKADEMI TERAPI WICARA yang ditetapkan oleh AKADEMI TERAPI WICARA IBNU
SINA YARSI RIAU;
(2) Alumni merupakan bagian dari warga AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU yang ikut
bertanggung-jawab menjaga nama baik AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dan aktif
berperan serta dalam memajukan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU;
(3) Hubungan antara AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dan alumni diselenggarakan
berdasarkan asas saling menghormati, kemitraan, dan kekeluargaan, dan dapat dilaksanakan secara
langsung antara AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dengan alumni dan antara AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dengan organisasi alumni;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai interaksi antara AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU dan
alumni, peran, hak, kewajiban dan hubungan dengan organisasi alumni diatur dalam peraturan kealumnian
AKADEMI TERAPI WICARA yang ditetapkan oleh Direktur AKADEMI.

KERJA SAMA
Pengertian
Pasal 57
(1) Sesuai dengan lingkup visi dan misinya, AKADEMI TERAPI WICARA menjalin kerjasama akademik dan/atau
non-akademik dengan berbagai pihak, yaitu dengan perguruan tinggi lain, instansi pemerintah, dunia
usaha, atau pihak-pihak lain yang relevan, baik dalam negeri maupun luar negeri;
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
produktivitas, kreativitas, inovasi, mutu, dan relevansi pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi.

Bentuk dan Mekanisme Kerjasama


Pasal 58
(1) Bentuk kerjasama diatur dalam peraturan AKADEMI TERAPI WICARA sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
(2) Kerjasama dalam bentuk pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dapat di inisiasi oleh
individu atau kelompok sivitas akademika, satuan akademik, satuan pendukung akademik, maupun organ
AKADEMI;
(3) Kerjasama yang dilakukan sivitas akademika dikoordinasikan dengan organ AKADEMI, satuan akademik,
atau satuan pendukung akademik yang relevan;
(4) AKADEMI TERAPI WICARA dapat menerbitkan surat keputusan sebagai landasan pelaksanaan kerjasama
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SARANA DAN PRASARANA
Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Pasal 59
(1) AKADEMI TERAPI WICARA memiliki otonomi dalam pengelolaan sarana dan prasarana;
(2) Sistem pengelolaan, prosedur (SOP) pendayagunaan, serta sistem akuntasi dan pelaporan sarana dan
prasarana diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
(3) Pengadaan, pencatatan, dan penghapusan sarana dan prasarana dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(4) Semua sarana dan prasarana yang dimiliki AKADEMI, baik yang berada di dalam kampus maupun di
tempat lain, berada di bawah tanggung jawab dan pengawasan Direktur AKADEMI.

Pendayagunaan Sarana dan Prasarana


Pasal 60
(1) Sivitas akademika, karyawan dan pihak lain yang berkaitan dengan AKADEMI TERAPI WICARA dapat
memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki AKADEMI TERAPI WICARA secara bertanggung jawab
dengan mengikuti ketentuan dan peraturan mengenai pemanfaatan sarana dan prasarana AKADEMI;
(2) Setiap unit kerja dimana sarana dan prasarana AKADEMI TERAPI WICARA ditempatkan diberi tugas dan
kewajiban serta wewenang pengelolaan, pemanfaatan, dan perawatan sarana dan prasarana sesuai
dengan ketentuan AKADEMI TERAPI WICARA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KEUANGAN DAN KEKAYAAN


Pasal 61
Sumber Dana dan Pengelolaan Keuangan
(1) Pembiayaan untuk penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan AKADEMI TERAPI WICARA berasal
dari:
a. Yarsi Riau
b. pemerintah dan/atau pemerintah daerah;
c. masyarakat; dan
d. sumber-sumber lain yang sah.
(2) AKADEMI TERAPI WICARA memiliki otonomi pengelolaan keuangan sesuai peraturan perundangan-
undangan yang berlaku;
(3) Mekanisme, sistem akuntansi dan pelaporan anggaran diatur lebih lanjut oleh Peraturan Direktur
AKADEMI TERAPI WICARA sesua dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
Perencanaan Anggaran
Pasal 62
(1) Direktur AKADEMI TERAPI WICARA menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan AKADEMI TERAPI
WICARA sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Direktur AKADEMI TERAPI WICARA menyampaikan rencana kerja dan anggaran tahunan AKADEMI TERAPI
WICARA kepada Senat AKADEMI, Dewan Penyantun untuk mendapatkan pertimbangan;
(3) Rencana kerja dan anggaran AKADEMI TERAPI WICARA yang telah mendapat pertimbangan seperti
dimaksud ayat (2) diajukan oleh Direktur AKADEMI TERAPI WICARA kepada YARSI RIAU.

Pertanggungjawaban Keuangan
Pasal 63
(1) Direktur AKADEMI TERAPI WICARA menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan tahunan AKADEMI
TERAPI WICARA sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Laporan keuangan seperti yang dimaksud pada ayat (1) disampaikan Direktur AKADEMI TERAPI WICARA
kepada Senat Akademis dan Dewan Penyantun untuk mendapatkan pertimbangan;
(3) Laporan keuangan yang telah mendapat pertimbangan seperti dimaksud pada ayat (2) disampaikan
Direktur AKADEMI TERAPI WICARA kepada YARSI RIAU;
(4) Laporan keuangan AKADEMI TERAPI WICARA diperiksa oleh auditor eksternal sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Kekayaan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau


Pasal 64
(1) Segala bentuk pemasukan/penerimaan berupa uang dan barang bergerak/tidak bergerak yang melalui dan
atas nama Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, prodi, dan unit-unit yang ada adalah kekayaan
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.
(2) Seluruh kekayaan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau secara hukum adalah milik Yarsi Riau.

Pasal 65
Pengawasan pelaksanaan anggaran dan kekayaan Akademi dilakukan oleh tim pengawasan fungsional sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, yang terdiri dari:
a) Atasan langsung (pengawasan melekat).
b) Internal Audit yang dibentuk oleh pimpinan Akademi.
c) Akuntan publik.

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DAN AKREDITASI


Sistem Penjaminan Mutu Internal
Pasal 66
(1) Program akademik dan non akademik diselenggarakan dengan menggunakan sistem penjaminan mutu;
(2) Kebijakan dan norma kebijakan akademik dan non akademik ditetapkan dalam ketetapan Senat Akademik;
(3) SPM mengembangkan sistem penjaminan mutu berdasarkan kebijakan dan norma termaksud dalam ayat
(2);
(4) Direktur AKADEMI TERAPI WICARA meningkatkan mutu program akademik secara berkelanjutan.

Akreditasi
Pasal 67
(1) Akreditasi adalah penilaian kinerja perguruan tinggi pada tingkat AKADEMI TERAPI WICARA;
(2) Penilaian ini didasarkan pada sejumlah standar yang meliputi kepemimpinan, kemahasiswaan, SDM,
kurikulum, prasarana dan sarana, pendanaan, sistem pengelolaan, sistem pembelajaran, suasana
akademik, sistem informasi, sistem jaminan mutu, lulusan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
dan program studi;
(3) Pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA wajib mengusahakan akreditasi untuk AKADEMI TERAPI WICARA
maupun Prodi dari Badan Akreditasi yang dibentuk oleh pemerintah;
(4) Pengangkatan tim yang akan mengurus pengusulan akreditasi AKADEMI TERAPI WICARA diatur lebih lanjut
dengan keputusan Direktur AKADEMI.

KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 68
Segala peraturanyang ada yang bertentangan dengan Statuta ini dinyatakan tidak berlaku.

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 69
(1) Statuta ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
(2) Perubahan statuta dilakukan dalam suatu rapat yang dihadiri oleh wakil dari seluruh organ AKADEMI
TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU;
(3) Wakil dari seluruh organ AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) terdiri atas:
n. Direktur AKADEMI TERAPI WICARA dan pimpinan unit organisasi di bawah Direktur AKADEMI;
o. Ketua, Sekretaris, dan paling sedikit (dua per tiga) dari seluruh Anggota Senat Akademik yang
memiliki hak suara;
p. Ketua, Sekretaris, dan 1 (satu) orang Anggota Satuan Pengawas Internal; dan
q. Ketua, Sekretaris, dan 1 (satu) orang Anggota Dewan Penyantun.
(4) Pengambilan keputusan perubahan statuta didasarkan atas musyawarah untuk mufakat dan bila
musyawarah untuk mufakat tidak berhasil dicapai, pengambilan keputusan dilakukan melalui pemungutan
suara;
(5) Perubahan statuta yang sudah disetujui dalam rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan
kepada YARSI RIAU untuk ditetapkan;
(6) Hal-hal yang belum diatur dalam Statuta ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan AKADEMI.
Organ-organ dalam institusi

Nama
No. Organ Fungsi
1. Direktur
a. Sebagai Pemimpin dan Penyelenggaraan Pendidikan, Penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga
kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, serta hubungannya dengan lingkungan.

b.Membina dan melaksanakan kerjasama dengan institusi, badan swasta dan masyarakat untuk memecahkan persoalan
yang timbul, terutama yang menyangkut bidang tanggung jawab yang menguntungkan lembaga.
c. Direktur bertanggung jawab atas ketertiban dan keamanan di dalam kampus AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU.

d. Direktur bertanggung jawab membentuk semua panitia dan menghadiri semua rapat dilingkungan AKADEMI TERAPI
WICARA IBNU SINA bersama YARSI RIAU.

e. Direktur berkewajiban menilai laporan semua bidang kegiatan di ligkungan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU baik dari Pembantu Direktur, Dosen, maupun pegawai administrasi lainnya.

f. Direktur sebagai ex-officio dari Yarsi Riau menghadiri semua rapa rapat pengurus yayasan serta mengusulkan pada
pengurus Yayasan tentang pengangkatan, kenaikan pangkat, mutasi dan pemberhentian staf personalia sesuai dengan
prosedur yang berlaku dengan memberi laporan berkala tentang keadaan dan perkembangan AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA kepada YARSI RIAU

g. Direktur atas prakarsa sendiri ataupun berdasarkan atas usul dari Pembantu Direktur merumuskan serta mengolah
rencana-rencana untuk melaksanakan pengembangan dan pembangunan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU
sesuai dengan prosedur dan kebijaksanaan dari Yayasan.
2. Pembantu
Direktur I
Bidang
Administrasi
Akademik dan a. Membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat.
Kemahasiswaan
b. Membantu Direktur dalam pelaksanaan pembinaan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU serta
mengkoordinasikan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan pendidikan pengajaran, pelaksanaan,
penelitian, da, pengabdian kepada masyarakat.

c. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan pengembangan kurikulum, penataran, seminar, diskusi dan berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan ilmiah dengan lembaga pendidikan dan lembaga lainnya baik dalam lingkungan maupun diluar
guna meningkatkan mutu pendidikan dan dosen.

d.Menghimpun semua bahan untuk perhitungan angka kredit dari semua unsur pimpinan dan staff pengajar serta
melaksanakan perhitungan dengan membentuk tim angka kredit.

e.Bertanggung jawab atas penerimaan mahasiswa baru, pelaksanaan perkuliahan, ujian dilingkungan AKADEMI TERAPI
WICARA IBNU SINA YARSI RIAU serta menetapkan syarat-syarat dengan terlebih dahulu mengkoordinasikan dengan unsur
yang terkait.
f. Mempersiapkan dan menyimpan dokumen mengenai pelaksanaan pendidikan seperti nilai ujian , ijazah, transkrip dan
lain-lain.

g.Mempersiapkan dan memimpin pelaksanaan upacara akademi seperti wisuda, milad dan lain-lain.
h.Membantu Direktur dalam pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan serta layanan mahasiswa, alumni dan pengabdian
kepada masyarakat.

i. Melaksanakan usaha kegiatan masiswa serta usaha bimbingan penyuluhan bagi mahasiswa tersebut.

j. Mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya dibidang kemahasiswaan

k.Mengusahakan dan menciptakan iklim pendidikan yang baik didalam kampus dan membantu pelaksanaan program
pembinaan pemeliharaan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

l.Memimpin dan mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan instansi terkait.

m.Membina dan memelihara hubungan dan ikatan alumni dengan perguruan tinggi.
3. Pembantu
Direktur II
Bidang
Adminstrasi
Umum dan a.Membantu Direktur dalam melaksanakan pembinaan, pengelolaan perguruan tinggi dalam bidang keuangan,
Keuangan : kepegawaian, dan admnistrasi umum dan kemahasiswaan.

b.Memimpin, mengarahkan, mengkordinasikan dan mengawasi kegiatan di lingkungan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU
SINA YARSI RIAU yang meliputi keuangan, kepegawaian, perlengkapan kerumahtanggan dan ketatausahaan.

c.Menyimpan dan menjaga segala dokumen, surat keputusan, peraturan-peraturan terutama sekali surat-surat yang
berhubungan dengan dengan Kopertis.

d.Mempersiapkan brosur atau iklan, poster dan lain-lain dalam rangka menyampaikan informasi perguruan tinggi kepada
masyaraakat terutama sekali dalam rangka penerimaan mahasiswa baru.

e.Melaksanakan pengelolaan data administrasi umum dan keuangan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.
4. Senat Senat Akademik merupakan organ representasi dosen yang menjalankan fungsi pertimbangan dan pengawasan kebijakan
Akademik : akademik dan pelaksanaannya.
a. Senat Akademik terdiri dari atas:
1) Dosen yang memiliki jabatan profesor maupun bukan profesor
2) Wakil-wakil Senat Program Studi ;

Anggota ex-offcio yang meliputi pewakilan-perwakilan Pimpinan AKADEMI TERAPI WICARA (Direktur dan Pembantu
Direktur, Ketua Program Studi, Lembaga dan unsur Satuan Akademik lainnya sesuai dengan kebutuhan yang dimpin oleh
Ketua, dan Sekretaris.
a. Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Senat Akademik mempunyai tugas dan kewenangan
sebagai berikut:
1) menetapkan kebijakan pengawasan di bidang akademik; dan pelaksanaan kegiatan akademik yang dijalankan oleh
Direktur
2) memberikan pertimbangan dalam pemilihan calon Direktur

3) memberikan pertimbangan terhadap norma akademik dan arah pengembangan akademik yang diusulkan oleh
Direktur dan mengawasi penerapannya;

4) memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam menyusun dan/atau menetapkan kebijakan akademik;

5) memberikan pertimbangan terhadap kode etik dan kode perilaku sivitas akademika yang diusulkan oleh Direktur;

6) melakukan pengawasan penerapan norma akademik dan kode etik sivitas akademika;
7) memberikan pertimbangan terhadap ketentuan akademik yang dirumuskan dan diusulkan oleh Direktur AKADEMI
TERAPI WICARA
5. Pelaksana
Administrasi ,
terdiri dari : Akademik dan kemahasiswaan berfungsi menjalankan seluruh administrasi akademis dan kemahasiswaan
a. Akademik & Administrasi Umum dan Keuangan berfungsi menjalankan administrasi secara umum yakni tentang kepegawaian, sarana
Kemahasiswaan prasarana, dan keuangan
b. Adminsitrasi
Umum &
Keuangan Masing-masing unsur Pelaksana Administrasi tersebut dikepalai oleh Kepala Bagian dan dibantu oleh Kepala Sub Bagian.
Pelaksana
Penunjang,
6. terdiri dari Unit Perpustakaan berfungsi mengelola perpustakaan kampus
a. Unit
Perpustakaan Unit Klinik Terapi berfungsi mengelola Klinik untuk praktek terapi
b. Unit Klinik
Terapi Unit Labor komputer berfungsi mengelola labor komputer
c. Unit Labor
Komputer Unit LPM berfungsi untuk mengelola sistem penjaminan mutu internal
d. Unit
Lembaga
Penjaminan Masing-masing Unit Pelaksana Penunjang ini dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat / diberhentikan oleh dan
Mutu bertanggung jawab kepada Direktur AKADEMI.
Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

DIREKTUR

SENAT
LPM
AKADEMIS

PUDIR I PUDIR II
Bid. Akademik & Kemahasiswaan Bid. Adm. Umum & Keuangan

KEPALA KEPALA KEPALA KABAG KABAG


LABORATORIUM PERPUSTKAAN LPPM BAAK BAUK

SUB SUB SUB SUB


BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN

KETUA PRODI

KELOMPOK DOSEN
2.1.2 Rancangan sistem penjaminan mutu program studi mencakup aspek pelaksana fungsi penjaminan
mutu, dokumen mutu, dan tim mutu

Sistem Penjaminan Mutu Yang Dapat Menjamin Terselenggaranya Proses Pembelajaran

Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi di Indonesia, melalui
visi dan misinya berkomitmen untuk memberikan kontribusi kepada negara dan masyarakat dengan
menghasilkan SDM yang berkualitas agar tercapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai Pancasila dan UUD
1945.

Sistem Penjaminan Mutu Internal merupakan salah satu aspek organisasi yang dibangun oleh Pimpinan
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau sejak berdirinya sampai saat ini, agar tercapai standar mutu yang
diharapkansehingga terselenggara proses pembelajaan. Sejak pencetusan pendiriannya sampai operasional
hingga masa-masa yang akan datang nanti secara terus menerus dan berkelanjutan Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dituangkan secara tertulis dalam bentuk suatu buku
pedoman.

Menyadari arti pentingnya suatu sistem dalam organisasi perlu dituangkan secara komprehensif dalam satu
buku pedoman agar dapat menjadi pedoman bagi pengelola untuk melaksanakan tugas maupun sebagai dasar
penyempurnaan sistem yang ada. Tidak tertutup kemungkinan bahwa buku pedoman ini masih jauh dari
sempurna hingga secara periodik akan dilakukan evaluasi sesuai kondisi dan kebutuhan yang ada pada saat itu.

Ketentuan Umum

1). Visi adalah pernyataan tertulis Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau tentang citacita yang ingin
dicapai dengankeberadaannya.
2). Misi adalah pernyataan tertulis Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau tentang kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai visi organisasi.
3). Tujuan adalah pernyataan tertulis tentang hasil yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan/misi
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.
4). Peraturan dan Prosedur ( SOP) adalah dokumen yang berisi ketentuanketentuan pelaksanaan suatu
kegiatan operasional dan urut-urutan/tahaptahap pelaksanaan kegiatannya.
5). Laporan adalah dokumen yang berisi berbagai informasi atas pelaksaan renop oleh suatu unit kerja.
6). Audit adalah suatu kegiatan pemeriksaan untukmengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan
oleh suatu unit kerja.
7). SPMI adalah Sistem Penjaminan Mutu Internal.
8). Mutu adalah suatu kondisi yang memberikan kepuasan kepada stakeholders dan pihak yang
berkepentingan.
9). Bidang Akademik meliputi kurikulum, proses pembelajaran, ujian dan penilaian, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
10). Bidang Non Akademik meliputi sarana dan prasarana, sumber daya, keuangan, sumber daya manusia.
11). Penjaminan Mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu secara konsisten dan
berkelanjutan sehinggastakeholders(mahasiswa, dosen, orang tua mahasiswa, tenaga penunjang,
pemerintah, masyarakat dsb.) memperoleh kepuasan.
12). Renstra adalah Rencana Strategis Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, merupakan dokumen yang
berisi rencana kerja yang mencakup kurun waktu 5 tahun.
13). Renop adalah Rencana Operasional Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, merupakan dokumen
yang berisi rencanakerja secara lebih rinci yang mencakup kurun waktu 1 tahun.
14). Anggaran adalah dokumen yang berisi rencana penerimaan dan pengeluaran kas selama kurun waktu 1
tahun, dibuat berdasarkan renop.
15). Kebijakan adalah Keputusan Pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau untuk memberikan
pedoman yang bersifat umum untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
16). Standar adalah ketetapan pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau tentang apa yang harus
dicapai suatu unit kerja.
17). Peraturan adalah uraian tertulis Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau untuk mengatur
pelaksanaan kegiatan operasional
18). Prosedur adalah urut-urutan / tahap-tahapan pelaksanaan suatu kegiatan.

Tujuan Penyusunan Pedoman SPMI

Mengingat perubahan lingkungan yang sangat cepat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, Akademi Terapi
Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau menyadari perlu selalu melakukan penyempurnaan dan atau meningkatkan mutu
secara kontinyu dan sistematis. Kegiatan penyempurnaan ini hanya dapat dilakukan apabila secara internal
Pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau memlilki gambaran yang komprehensif tentang sistem
penjaminan mutu organisasi yang berlaku baik secara pedoman maupun pelaksanaannya.

Oleh karena itu sejak beridirnya tahun 2015, Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau berupaya untuk
menuangkan berbagai sistem kerja yang ada dalam suatu buku pedoman. Diharapkan pedoman ini dapat
menjadi dasar evaluasi penyempurnaan programpenjaminan mutu di Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi
Riau dan menjadi pedoman pejabat dalam pelaksanaan kegiatan organisasi.

Mekanisme Sistem Penjaminan Mutu Internal

A. Sistem Penjaminan Mutu Berkelanjutan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau
Upaya peningkatan mutu secara terus menerus yang dilakukan di Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina
Yarsi Riau diharapkan akan menumbuhkan budaya mutu sehingga akan tercapai peningkatan standar
yang berkelanjutan (continous quality improvement/kaizen).
Perkembangan mutu yang diharapkan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau secara terus
menerus dapat digambarkan sebagai berikut :

PDCA
SDCA

Continue improvement / Kaizen


PDCA
SDCA

PDCA P = Plan

SDCA D = Do
C = Check

PDCA S = Standar A = Action

SDCA D = Do
C = Check
PDCA P = Plan

SDCA

Sedangkan proses peningkatan mutu secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Monitooring oleh
Kebijakan & Standar Pelaksanaan
unit Kerja

Standar baru

Rumusan Audit oleh Evaluasi diri oleh


Peningkatan mutu
koreksi UPTJM unit kerja
B. Menuju Pemenuhan Penjaminan Mutu

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, HigherEducation
Long Term Strategy (HELTS) 2003-1010, dan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pelaksanaan penjaminan mutu di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang wajib dilakukan.
Sistem penjaminan mutu perguruan tinggi (PT)dilakukan atas dasar Penjaminan Mutu Internal (PMI),

Penjaminan Mutu Eksternal(PME), dan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang dikaitkan
dengan perijinan penyelenggaraan program studi.

PMI adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh perguruan tinggi pelaksana (internally driven). Sistem
beserta parameter dan metoda yang dilakukan untuk mengukur hasil ditetapkan oleh perguruan tinggi dengan
mengacu pada visi dan misi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dan berdasarkan pada pemenuhan
Standar Nasional Pendidikan.

PME adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh badan akreditasi seperti BAN-PTatau lembaga lain dengan
cara yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang melakukan. Lembaga akreditasi mewakili masyarakat
sehingga sifatnya mandiri. Penjaminan mutu eksternal ini yang menghasilkan akreditasi wajib dilakukan oleh
program studi seperti yang diatur dalamUndang-Undang Sisdiknas. Program studi di Akademi Terapi Wicara
Ibnu Sina Yarsi Riau yang baru satu-satunya dikelola belum berakreditasi yang disebabkan oleh karena masih
baru .

EPSBED adalah bentuk pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilakukan oleh pemerintah, sesuai
dengan amanah Undang-Undang Sisdiknas, dan dikaitkan dengan izin penyelenggaraan program studi.
Dokumen ini terutama menuju pada pemenuhan Penjaminan Mutu Internal. Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina
Yarsi Riau yang sejak dari awal berdirinya komit pada mutu, melekatkan tugas ini pada tugas struktural. Sejalan
dengan perkembangannya dan sesuai dengan harapan dari pemerintah, maka di samping Senat Akademik
dalam organisasi penjaminan mutu Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau terdapat Senat Akademik dan
Unit Jaminan Mutu

2. Perangkat Sistem Penjaminan Mutu


a. Visi, misi, dan tujuan
b. Kebijakan akademik dan nonakademik
c. Renstra
d. Renop dan Anggaran
e. Peraturan dan Prosedur ( SOP)
f. Laporan
g. Audit
h. Rumusan Koreksi
Skema Mekanisme SPMI Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau

VISI

MISI

TUJUAN

KEBIJAKAN AKADEMIK KEBIJAKAN NON AKADEMIK

STANDAR AKADEMIK STANDAR NON AKADEMIK

RENSTRA RENSTRA

RENOP & ANGGARAN RENOP & ANGGARAN

PERATURAN & SOP PERATURAN & SOP

S.I.M / LAPORAN S.I.M / LAPORAN

AUDIT AUIDIT

RUMUSAN KOREKSI RUMUSAN KOREKSI


Pengorganisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal

Organisasi Sistem Penjaminan Mutu Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau terdiri dari pimpinan Akademi
Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, senat akademis, ketua LPM, dan unit kerja terkait.
Bagan organisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dapat dilihat
sebagai berikut :

DIREKTUR
SENAT AKADEMIS
AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

LPM

UNIT KERJA UNIT KERJA UNIT KERJA UNIT KERJA UNIT KERJA

Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau melakukan evaluasi dengan meminta LPM melakukan audit.
Laporan hasil audit oleh LPM akan diserahkan keDirektur Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dengan
tembusan, Ketua LPPM, dan Kepala Biro terkait. Laporan hasil audit dan rekomendasi LPM akan dijadikan dasar
oleh Pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, Pimpinan Akademi, Ketua LPPM, dan Kepala Biro
untuk melakukan tindak lanjut penyelesaian atau untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan
kebijakan, standar, dan peraturan/SOP non akademik di masa mendatang.

Maka dengan demikian SPMI Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dilakukan melalui Pimpinan Akademi
Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, Senat Akademis, dan LPM. Perangkat sistem jaminan mutu disusun dan
dikembangkan bersama antara Yayasan, pimpinan akademi, senat akademis lembaga, dan biro-biro.
Pelaksanaan ketetapan yang ada dilakukan oleh unit-unit terkait. Rumusan koreksi dan pengembangan standar
serta sistem jaminan mutu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Penetapan standar berupa kebijakan,
standar, renstra pada tingkat Universitas, dan Renop / anggaran, standar operasional, peraturan dan SOP pada
tingkat Fakultas, Pascasarjana, Biro dan LPPM pada tingkat unit kerja.

Pelaksanaan oleh Biro terkait dan LPPM. Monitoring Evaluasi dilakukan oleh Kepala unit kerja dan LPM. Tindak
lanjut penyempurnaan oleh Pimpinan Akademi, Biro dan LPPM. Pelaksanaan penyusunan renstra, renop dan
anggaran dilakukan oleh Pimpinan Akademi dan Biro dan LPPM dilakukan dalam waktu dan tempat yang
bersamaan.
Pengembangan dan penerapan sistem penjaminan mutu Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau
berpedoman pada pedoman penjaminan mutu Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia.
Dokumen Mutu

Sistem Penjaminan Mutu Internal(SPMI) Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau merupakan kegiatan
mandiri yang dilaksanakan oleh Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau sehingga standar mutudirancang,
dijalankan, dan dikendalikan sendiri.Dengandemikian, pedomanSPMI bertujuan memberikan inspirasi tentang
berbagai aspek yang terkandung dalam SPMI Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.

Posisi dan arti penting SPMI Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riaudapat dikemukakan bahwa dimasa
mendatang eksistensi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau tidak hanya tergantung pada pemerintah,
tetapi juga tergantung pada penilaian stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, dosen, tenaga
penunjang,danpihak-pihak lain yang berkepentingan) terhadapmutu Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi
Riau. Agar eksistensinya terjamin,Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riauharus menjalankan SPMI dalam
kerangka sistem penjaminan mutusebagaimana diwajibkan oleh Pasal 91 Ayat (1) PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.

Berbagai unsur yang terkandung di dalam SPMI Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riaudimuat dalam
naskah/dokumen/buku:
1. Naskah/dokumen/buku kebijakanmutu, berisi antara lain definisi, konsep, tujuan, strategi, jenisstandar,
dan prioritas SPMI.
2. Naskah/dokumen/buku manualmutu,berisi antara lainmekanisme perencanaan, penerapan,
pengendalian, dan pengembangan standar, serta stakeholdersinternal yang menjalankan mekanisme
tersebut di dalam SPMI.
3. Naskah/dokumen/buku standarmutu, berisi antara lain rumusan substansi atau isi setiap standar yang
digunakan dalam SPMI Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, termasuk delapan standar minimal
dari Standar Nasional Pendidikan berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Naskah/dokumen/bukumanual prosedur atau prosedur operasional standar berisi mekanisme
pelaksanaan standar.
5. Naskah/dokumen/buku formulir/borang, berisi antara lain berbagai fomulir yang digunakan untuk
merencanakan, menerapkan, mengendalikan dan mengembangkanstandar dalam SPMI.

Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal

Seluruh sistem akademik dan non akademik dibangun oleh Pimpinan dan senat Akademik didasarkan pada visi,
misi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh Pengurus Yarsi Riau.
Proses penyusunan visi, misi dan tujuan melibatkan pengurus Yayasan, senat akademis dan pimpinan Akademi

Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau. Jadwal peninjauan kembali visi, misi dan tujuan secara periodik tidak
ditetapkan secara pasti, namun dilakukan apabila Pengurus Yarsi Riau dan pimpinan Akademi Terapi Wicara
Ibnu Sina Yarsi Riau menilai bahwa visi, misi dan tujuan perlu diperbaharui karena adanya perubahan
lingkungan yang signifikan.
Implementasi dari sistem penjaminan mutu Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau mencakup seluruh
aspek kegiatan operasional Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau yang secara garis besar terdiri dari 2
aspek, yakni :
1). Aspek Mutu Akademik, dan
2). Aspek Mutu Non Akademik

Mutu Akademik

Kegiatan akademik meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.

Proses Penjaminan Mutu Akademik

Untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan akademik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh
organisasi, Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau mengatur melalui tahap-tahap sebagai berikut :
Tahap pertama, berdasarkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan tersebut di atas, senat Akademik
menetapkan kebijakan akademik dan standar akademik .
Tahap kedua, berdasarkan kebijakan akademik dan standar akademik yang telah ditetapkan, pimpinan
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau menyusun renstra yang berisi rencana kerja kegiatan
akademik untuk kurun waktu 5 tahun. Penyusunan renstra dilakukan melalui pembahasan pimpinan
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dengan Kepala LPPM beserta kepala Biro terkait. Pengesahan
renstra bidang akademik dilakukan oleh Senat Akademik dan Pengurus Yarsi Riau.
Tahap ketiga, berdasarkan renstra yang telah disahkan oleh Senat Akademik dan Pengurus Yayasan,
Pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau bersama Kepala LPPM, dan Kepala Biro terkait
menyusun renop dan anggaran yang berisi rencana kerja kegiatan akademik secara lebih rinci untuk
kurun waktu 1 tahun. Pengesahan renop dan anggaran bidang akademik dilakukan oleh Senat Akademik
dan Pengurus Yayasan
Tahap keempat, berdasarkan renop bidang akademik yang telah disahkan oleh Senat Akademik dan
Pengurus Yayasan, Pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, Kepala LPPM, menyusun
standar operasional kegiatan akademik.Pengesahan standar akademik ini dilakukan oleh Direktur
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau
Tahap kelima, berdasarkan renop dan standar operasional akademik yang telah disahkan, , Kepala LPPM
dan Biro terkait, menyusun ketentuan dan peraturan akademik serta Standard Operating
Procedure(SOP) bidang akademik agar dapat menjadi pedoman pelaksanaan akademik diAkademi Terapi
Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau. Pengesahan atas peraturan/ketentuan dan SOP bidang akademik dilakukan
oleh Pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.

Tahap keenam, secara periodik ( minimal setiap semester ), Kepala LPPM, dan kepala Biro
terkaitmembuat laporan pelaksanaan kegiatan akademik beserta realisasi anggarannya.
Tahap ketujuh, berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan akademik yang telah dilakukan oleh Kepala
LPPM, dan Kepala Biro terkait, Direktur Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau melakukan evaluasi
dengan meminta LPM melakukan audit. Laporan hasil audit oleh LPM akan diserahkan ke Direktur
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dengan tembusan Kepala LPPM, dan kepala Biro terkait.
Laporan hasil audit dan rekomendasi LPM akan dijadikan dasar oleh Pimpinan Akademi Terapi Wicara
Ibnu Sina Yarsi Riau, Kepala LPPM, dan kepala Biro terkait melakukan tindak lanjut penyelesaian atau
untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kebijakan, standar, dan peraturan/SOP
akademik dimasa mendatang.

Mutu Non Akademik


Kegiatan non akademik meliputi bidang sarana dan prasarana, keuangan, sumber daya manusia.

Proses Penjaminan Mutu Non Akademik


Untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan nonakademik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan
oleh organisasi, Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau mengatur melalui tahap tahap sebagai berikut :
Tahap pertama, berdasarkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan tersebut di atas, Direktur Rektor
bersama Senat Akademik menetapkan kebijakan non akademik dan standar non akademik.
Tahap kedua, berdasarkan kebijakan non akademik dan standar non akademik yang telah ditetapkan,
Pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau menyusun renstra yang berisi rencana kerja
kegiatan non akademik untuk kurun waktu 5 tahun. Penyusunan renstra dilakukan melalui pembahasan
Pimpinan Akademi dengan Kepala Biro, Kepala LPPM.Kabiro terkait. Pengesahan renstra bidang non
akademik dilakukan oleh Senat Universitas .
Tahap ketiga, berdasarkan renstra yang telah disahkan oleh Senat Akademis dan Pengurus Yayasan,
Pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau bersama Kepala Biro, Ketua LPPM dan kabiro
terkait menyusun renop dan anggaran yang berisi rencana kerja kegiatan non akademik secara lebih rinci
untuk kurun waktu 1 tahun. Pengesahan renop dan anggaran bidang non akademik dilakukan oleh Senat
Akademik dan Pengurus Yayasan.
Tahap keempat, berdasarkan renop bidang non akademik yang telah disahkan oleh Senat Akademik dan
Pengurus Yayasan, pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, Pimpinan Fakultas/Direktur
Pascasarjana, Ketua LPPM, dan Kepala Biro, menyusun standar operasionalkegiatan non akademik.
Pengesahan standar operasional non akademik ini dilakukan oleh Direktur Akademi Terapi Wicara Ibnu
Sina Yarsi Riau.
Tahap kelima, berdasarkan renop dan standaroperasional akademik yang telah disahkan, Pimpinan
Fakultas, Kepala Biro, Ketua LPPM menyusun ketentuan dan peraturan non akademik sertaStandard
Operating Procedure (SOP) bidang non akademik agar dapat menjadi pedoman pelaksanaan non
akademik di Biro dan LPPM. Pengesahan atas peraturan/ketentuan dan SOP bidang non akademik
dilakukan oleh Direktur Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau
Tahap keenam, secara Periodik (minimal setiap semester) para Kepala Biro, dan Ketua LPPM membuat
laporan pelaksanaan kegiatan non akademik beserta realisasi anggarannya.
Tahap ketujuh, berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan non akademik yang telah dilakukan oleh
Pimpinan Akademi, Kepala Biro, dan Ketua LPPM,

Monitoring Dan Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu Internal

Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau melakukan evaluasi dengan meminta LPM melakukan audit.
Laporan hasil audit oleh LPM akan diserahkan keDirektur Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dengan
tembusan, Ketua LPPM, dan Kepala Biro terkait. Laporan hasil audit dan rekomendasi LPM akan dijadikan dasar
oleh Pimpinan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, Pimpinan Akademi, Ketua LPPM, dan Kepala Biro
untuk melakukan tindak lanjut penyelesaian atau untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan
kebijakan, standar, dan peraturan/SOP non akademik di masa mendatang.

Maka dengan demikian SPMI Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dilakukan melalui Pimpinan Akademi
Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau, Senat Akademis, dan LPM. Perangkat sistem jaminan mutu disusun dan
dikembangkan bersama antara Yayasan, pimpinan akademi, senat akademis lembaga, dan biro-biro.
Pelaksanaan ketetapan yang ada dilakukan oleh unit-unit terkait. Rumusan koreksi dan pengembangan standar
serta sistem jaminan mutu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Penetapan standar berupa kebijakan,
standar, renstra pada tingkat Universitas, dan Renop / anggaran, standar operasional, peraturan dan SOP pada
tingkat Fakultas, Pascasarjana, Biro dan LPPM pada tingkat unit kerja.
Pelaksanaan oleh Biro terkait dan LPPM. Monitoring Evaluasi dilakukan oleh Kepala unit kerja dan LPM. Tindak
lanjut penyempurnaan oleh Pimpinan Akademi, Biro dan LPPM. Pelaksanaan penyusunan renstra, renop dan
anggaran dilakukan oleh Pimpinan Akademi dan Biro dan LPPM dilakukan dalam waktu dan tempat yang
bersamaan.

2.1.3 Upaya program studi untuk menjamin keberlanjutan program studi

Terapi Wicara pertama kali diperkenalkan di Indonesia sekitar tahu 1971 dengan diselenggarakannya
Kursus Speech Corection A dan B (masing-masing 6 bulan). Pada tahun 1973 kursus ini ditingkatkan
menjadi program pendidikan 3 tahun. Peserta program ini adalah lulusan SLTA sebagai mahasiswa
tingkat pertama dan mereka-mereka yang telah lulus dari kursus Speech Corection A dan B yang
langsung diaterima sebagai mahasiswa tingkat dua. Nama lembaga pendidikan ini adalah Lembaga
Pendidikan Bina Wicara. Pada Tahun 1985 lembaga ini berbaur dan bergabung dengan Fisioterapi dan
berubah menjadi Akademi Rehabilitasi Medik dengan jurusan Terapi Wicara. Namun sekitar tahun 1987
pendidikan terapi wicara ini berdiri sendiri lagi dengan nama Akademi Speech Therapy. Dan melalui SK
Menkes RI No. 221/Kep/Dinakes/XII/88 pendidikan terapi wicara ini resmi dibawah pembinaan Menteri
Kesehatan. Begitu juga dengan lulusannya, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan Bab II pasal 2, terapis wicara diakui sebagai salah satu jenis tenaga
kesehatan yang termasuk kedalam Tenaga Keterapian Fisik bersama-sama dengan fisioterapi dan
okupasi terapi.
Sampai saat ini keilmuan terapi wicara di Indonesia hanya bisa didapat melalui program studi dengan
jenjang pendidikan D.3 dan dan D.4 belum ada satupun perguruan tinggi di Indonesia yang
menyelenggarakan program studi terapi wicara dengan jenjang S.I, S.II apalagi S.III.

Salah satu ciri khas keilmuan adalah selalu berkembang sesuai situasi dan kondisi perkembangan
zaman seiring perkembangan teknologi. Demikian pula halnya dengan bidang ilmu / kajian program
studi D.4 Terapi Wicara

OLeh karena itu upaya Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau untuk keberlanjutan program studi
adalah secara kontinyu mengembangkan keilmuan bidang kajian Terapi Wicara ke program studi
dengan jenjang S.1, S.2 bahkan S.3 bekerjasama dengan penyelenggara program studi yang sama, dan
organisasi profesi terapi wicara dan lembaga-lembaga kajian riset lainnya.

Bidang kajian Terapi Wicara dalam korelasinya dengan bidang kajian terkait lainnya juga dapat
dikembangkan dalam upaya keberlanjutan program studi, seperti kajian okupasi wicara, dan audiologi

2.1.4 Pedoman Kerja Sama

Untuk Praktek kerja dan magang dunia usha dan/atau dunia industri, ATW Ibnu Sina akan bekerjasama dengan
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru yang dalam hal ini juga dimiliki oleh Yarsi Riau

Dalam hal perekrutan calon mahasiswa, Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau akan melakukan sosialisasi
kesekolah-sekolah menengah atas baik yang berada di wilayah Propinsi Riau maupun yang berada di propinsi-
propinsi tetangga seperti Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera Utara. Bahkan ke seluruh
propinsi yang ada di wilayah pulau Sumatera.

Untuk eksistensi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau yang merupakan satu-satunya di Riau, maka
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau akan melakukan sosialisasi ke Dinas-dinas kesehatan, Dinas-dinas
Kependidikan, Sekolah-sekolah anak mandiri, sekolah-sekolah luar biasa (SLB), sekolah-sekolah inklusi ataupun
ke rumah sakit-rumah sakit di masing-masing propinsi se Sumatera sebagai calon pengguna (user) lulusan
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.

Selanjutnya dalam rangka promosi akan dilakukan kerjasama dengan media cetak maupun media elektronik
melalui koran-koran, harian pagi dan stasiun televisi lokal setempat di tiap daerah propinsi.

Semua pelaksanaan kerjasama yang dilakukan di laksanakan berdasarkan Perjanjian Kerja sama dalam bentuk
tertulis
KRITERIA 3 MAHASISWA DAN LULUSAN

3.1 Perencanaan Penerimaan Mahasiswa Baru

3.1.1 Rencana jumlah mahasiswa baru yang akan diterima dalam 3 (tiga) tahun pertama

Sebagai tenaga kesehatan, profesi terapis wicara adalah termasuk salah satu profesi langka. Hal ini
dapat disimpulkan berdasarkan data yang ada pada tahun 2013, bahwa jumlah tenaga terapi wicara
hanya berjumlah + 1.000 orang yang tersebar di 33 Propinsi yang ada di seluruh Indonesia. Jika
dibandingkan dengan jumlah pemerintah daerah yang ada di seluruh nusantara sebanyak 33
propinsi,maka distribusi rata-rata tenaga terapi wicara disetiap propinsi hanya sebanyak 30 orang. Hal
ini ini tentunya tidak sebanding dengan jumlah populasi masyarakat Indonesia yang mengalami
gangguan bicara yang semakin hari semakin meningkat.

Penduduk yang mengalami gangguan pendengaran sebagian secara otomatis juga mengalami
gangguan bicara (tuna rungu-wicara).Keterlambatan bicara merupakan manifestasi dari berbagai
kelainan seperti gangguan pendengaran / ketulian, retardasi mental, developmental language delay,
aphasia, autisme, cerebral palsy, dll.Untuk mengetahui penyebab gangguan bicara pada anak terlebih
dahulu harus dipastikan bahwa pendengaran anak tidak mengalami gangguan.

Gangguan pendengaran atau tuli sejak lahir akan menyebabkan gangguan perkembangan
bicara,bahasa, kognitif dan kemampuan akademik . Bila gangguan pendengaran dan ketulian terlambat
diketahui tentu hambatan yang akan dihadapi akan lebih besar lagi. Dari segi ekonomi, gangguan
pendengaran dan ketulian juga menyebabkan pengeluaran keluarga, masyararakat dan Pemerintah
lebih yang lebih besar.

Penelitian di AS pada tahun 2003 menunjukkan bahwa seorang yang mengalami ketulian sejak lahir
harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar 417.000 USD selama hidupnya.Prevalensi terlambat
bicara bervariasi diperkirakan sekitar 3 10 %. Menurut Coplan gangguan perkembangan bicara dan
berbahasa terjadi pada 10 15 % anak anak pra-sekolah. Berdasarkan Survei epidemiologik di 7
Propinsi ( 1994 -1996) prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian di Indonesia adalah 16,8 % dan
0.4 % ( Thailand ; 13,1 % dan 0.5 % ). Juga diketahui prevalensi ketulian sejak lahir sebesar 0.1 %. Data
di Negara maju mendapatkan 1 3 penderita tuli dari 1000 kelahiran hidup.

Menurut data WHO tahun 2007, prevalensi gangguan pendengaran pada populasi penduduk Indonesia
diperkirakan sebesar 4,2%, sehingga berdasarkan data tahun 2002 bila jumlah penduduk Indonesia
sebesar 221.900.000, maka 9.319.800 penduduk Indonesia diperkirakan menderita gangguan
pendengaran.

Diperkirakan antara 3-7 % atau sekitar 5,5-10,5 juta anak usia di bawah 18 tahun menyandang
ketunaan atau masuk kategori anak berkebutuhan khusus, ungkap Prof dr Sunartini, SpA (K), PhD
dalam pidato pengukuhan jabatan guru besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM)
Yogyakarta di gedung senat perguruan tinggi itu. Secara global, tuturnya, diperkirakan ada 370 juta
penyandang cacat atau sekitar 7 % populasi dunia, kurang lebih 80 juta di antaranya membutuhkan
rehabilitasi. Dari jumlah tersebut, hanya 10 persen mempunyai akses pelayanan.Jumlah anak
berkebutuhan khusus di Indonesia terus meningkat jumlahnya. Pada Hari Autis Sedunia yang jatuh
pada 8 April lalu diketahui bahwa prevalensi anak berkebutuhan khusus saat ini mencapai 10 anak dari
100 anak. Berdasarkan data ini menunjukkan 10 persen populasi anak-anak adalah anak berkebutuhan
khusus dan mereka harus mendapatkan pelayanan khusus.

Di Amerika Serikat pada tahun 2002 stroke menjadi penyebab kematianketiga terbanyak yaitu sekitar
162.672 orang. Jumlah tersebut setara dengan 1 diantara 15 kematian di Amerika Serikat. Mengacu
pada laporan American HeartAssocation, sekitar 700.000 orang di Amerika Serikat terserang stroke
setiaptahunnya.Dari jumlah ini, 500.000 di antaranya menderita serangan stroke yang berulang. Saat
ini ada 4 juta orang di Amerika Serikat yang hidup dalam keterbatasanfisik akibat stroke, dan 15-30% di
antaranya menderita cacat menetap (Centers for Disease Control and Prevention, 2009).Di Indonesia, 8
dari 1000 orang terkena stroke. Stroke merupakan penyebabutama kematian pada semua umur,
dengan proporsi 15,4%. Setiap 7 orang yangmeninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke
(Depkes, 2013). Menurut WHO(2011), Indonesia telah menempati peringkat ke-97 dunia untuk jumlah
penderitastroke terbanyak dengan jumlah angka kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70%dari
total kematian yang terjadi pada tahun 2011. Menurut data tahun 1990-an,diperkirakan ada 500.000
orang penderita stroke di Indonesia, sekitar 125.000 diantaranya meninggal atau cacat seumur hidup.
Tetapi jumlah sebenarnya sulitdiketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter karena ketiadaan
biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Kasus stroke di Indonesiamenunjukkan
kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun2000 kasus stroke yang terdeteksi
terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit menemukan pasien
rawat inap yang disebabkanstroke berjumlah 23.636 orang.

Kebutuhan akan pelayanan terapi wicara di Indonesia antara lain dipicu dengan tingginya angka
kecacatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2013
(Riskesdas 2013) menyajikan informasi yang signifikan dalam hal prevalensi kecacatan pada anak.
Prevalensi tuna netra 0,17 %, tuna wicara 0,14 %, down syndrome 0,13 %, tuna daksa 0,08, tuna rungu
0,07 % dan kecacatan yang diakibatkan oleh trauma dan kecelakaan 0,53 %. Data dari Riskesdas 2013
pada anak usia 24 - 59 bulan didapatkan 0,14 anak tuna wicara dari keseluruhan data anak cacat.
Diperkirakan akan semakin bertambah risiko terjadinya penyakit degenerasi karena masyarakat yang
sedentary (tidak aktif melakukan aktivitas fisik) pada SKRT tahun 2001 yakni 64% laki laki dan 76%
wanita usia 15 tahun keatas tidak aktif. Ditambah adanya perkembangan teknologi dan transportasi
yang menyebabkan gaya hidup yang kurang aktif, kurang sehat, ugal-ugalan di jalan dan dapat
mengganggu aktifitas fisik/gerak, kecelakaan dari individu yang pada akhirnya dapat menimbulkan
gangguan kesehatan atau kecacatan.
Dari peningkatan jumlah populasi penduduk Indonesia yang mengalami gangguan bicara komunikasi
verbal yang terdiri dari : tuna rungu wicara; anak-anak berkebutuhan khusus termasuk anak-anak
autis,dan penderita stroke, maka tenaga terapi wicara untuk masa-masa yang akan datang merupakan
salah satu tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan sebanding dengan peningkatan jumlah populasi
masayarakat Indonesia yang mengalami gangguan bicara.

Berdasarkan data yang didapat dari ketiga Badan Penyelenggara Program Studi Terapi Wicara yang ada,
daya tampung ketiga Perguruan Tinggi yang telah menyelenggarakan Program Studi baik D.3 maupun
D.4 Terapi Wicara dibanding peminat yang mendaftar, Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau
masih berkesempatan untuk menyelenggarakan Program Studi D.4 Terapi Wicara yang dapat dilihat
dari data sebagai berikut :

Jumlah Calon
Mahasiswa
Perguruan Tinggi Daya Tampung Peminat
yang tidak
tertampung

D.3 Akademi Terapi Wicara YBW Jakarta 150 451 301


D.3 Akademi Terapi Wicara Al Slam
Bandung 180 502 322

D.3 dan D.4 Poltekes Solo 300 750 450


Jumlah
630 1.703 1.073
*Data 2016

Diharapkan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dapat menampung calon mahasiswa yang tidak
tertampung di ketiga perguruan tinggi yang telah lebih dulu menyelenggarakan program studi Terapi
Wicara.

Upaya lain yang dilakukan adalah melakukan survey ke sekolah-sekolah menengah atas yan ada di
pekanbaru sebagai calon sumber peserta didik dengan hasil dan data sebagai berikut :

Kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan laju dan
pertumbuhan penduduk. Berdasarkan data yang terdapat di Dinas Pendidikan, dan Kementrian Agama di Kota
Pekanbaru pada tahun 2013, maka di Kota Pekanbaru terdapat 53 (lima puluh tiga) buah sekolah setingkat
SLTA yakni SMU dan Madrasah Aliyah.

Setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah pada siswa kelas XII (Kelas III) tersebut untuk mengikuti Ujian
Nasional. Dengan telah lulusnya mereka menempuh Ujian Nasional, maka keinginan mereka dan harapan bagi
semua pihak adalah bahwa mereka harus melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Adapun data yang terdapat di Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru terhadap jumlah siswa yang lulus Ujian
Nasional pada lima tahun terakhir, 2008 s/d 2012 yaitu berjumlah :

Tabel 9. Data Lulusan SMU Negeri dan Swasta Kota Pekanbaru


Tahun Pelajaran 2008 s/d 2012

JURUSAN
No. TAHUN JUMLAH
IPA IPS BAHASA

1. 2008 3.087 3.423 77 6.587

2. 2009 3.027 3.383 40 6.450

3. 2010 3.072 3.420 0 6.492

4. 2011 3.404 3.476 0 6.880

5. 2012 3.650 3.220 0 6.870


JUMLAH 16.240 16.922 117 33.279
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, 30 Juli 2013

Untuk mendapatkan data terhadap minat mahasiswa yang berasal dari calon lulusan siswa setingkat SMU
sederajat yakni SMA/MA di Kota Pekanbaru pada tahun Ajaran 2012/2013 untuk melanjutkan kuliah pada
program studi D3 Terapi Wicara pada AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, maka telah dilakukan
survey terhadap prospek minat calon mahasiswa tersebut.

Dalam hal ini telah dilakukan pengambilan sample sebanyak 600 (tiga ratus) siswa Kelas XII (kelas 3) setingkat
SMU/MA dengan dilakukannya survey di 5 (lima) sekolah setingkat SMU/MA di Kota Pekanbaru. Adapun lima
sekolah yang disurvey tersebut yaitu :

1. SMU Negeri 1 Pekanbaru

2. SMU Negeri 8 Pekanbaru

3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekanbaru

4. SMU Nurul Falah Pekanbaru

5. SMU Setia Dharma Pekanbaru,

6. SMU Negeri 2 Pekanbaru

7. SMU Negeri 4 Pekanbaru

8. SMU Asysyofa Pekanbaru

Terhadap hasil survey yang telah dilakukan tersebut, dapat diketahui beberapa hal sebagaimana akan disajikan
dengan table-table sebagai berikut :

Tabel 10. Minat responden untuk berprofesi sebagai Terapis Wicara


Responden
(Pilihan)

Jumlah %
Jawaban Responden
A. Sangat Berminat 200 33%

B. Berminat 350 58%

C. Kurang Berminat 33 6%

D. Tidak Berminat 17 3%

Total 600 100%

Berdasarkan data pada table di atas, maka diketahui bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 200
orang (33%) menjawab Sangat Berminat, responden lain yang berjumlah 350 orang (58%) menjawab
Berminat, dan sebagian responden lagi yang berjumlah 33 orang (6%) Kurang Berminat, serta terdapat
sebagian kecil responden yang berjumlah 17 orang (3%) menjawab Tidak Berminat.

Untuk mengetahui minat responden melanjutkan studi di AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU,
maka akan disajikan dalam bentuk table berikut :

Tabel 11. Minat responden untuk melanjutkan studi

di AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

Responden
(Pilihan)

Jumlah %
Jawaban Responden
A. Sangat Berminat 222 37%

B. Berminat 337 56%

C. Kurang Berminat 29 5%

D. Tidak Berminat 12 2%

Total 600 100%

Berdasarkan data yang tersaji di pada table di atas, maka diketahui bahwa sebagian besar responden yang
berjumlah 222 orang (37%) menjawab Sangat Berminat, sebagian responden lain yang berjumlah 337 orang
(56%) menjawab Berminat, dan sebagian responden lagi yang berjumlah 29 orang (5%) menjawab kurang
berminat, serta terdapat sebagian kecil responden yang berjumlah 12 orang (2%) menjawab Tidak Berminat.

Dengan asumsi total lulusan SMU jurusan IPA se kota Pekanbaru untuk 5 tahun terakhir sejak tahun 2008
sampai dengan tahun 2012 yakni sejumlah 16.240orang, dengan rata-rata kelulusan per tahun sebanyak 3.248
orang, dalam kaitannya dengan minat lulusan SMU untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Terapi Wicara
Ibnu Sina Yarsi Riau maka secara berkelanjutan diproyeksikan setiap tahunnya Akademi Terapi Wicara Yarsi
Riau dapat merekrut mahasiswa asal Pekanbaru sebagai berikut :

Jumlah lulusan SMU Jurusan IPA Rata-rata Jumlah lulusan Proyeksi Penerimaan Mahasiswa asal SMU
Se-kota Pekanbaru 5 th terakhir per angkatan IPA se kota Pekanbaru Per Angkatan
(2008-2012)
16.240 3.248 1% 2% 3% 4% 5%
32 65 97 130 162

Mahasiswa asal Kota Pekanbaru tentunya ditambah dengan mahasiswa asal kabupaten kota se Propinsi Riau
dan mahasiswa dari propinsi-propinsi tetangga se pulau Sumatera.

Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap berdirinya AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU, maka dapat diketahui dari Table 4. berikut ini :

Tabel 12. Tanggapan Responden Terhadap Berdirinya

AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

Responden
(Pilihan)

Jumlah %
Jawaban Responden
A. Sangat Setuju 301 50%

B. Setuju 239 40%

C. Kurang Setuju 45 8%

D. Tidak Setuju 15 2%

Total 600 100%

Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 12., maka diketahui bahwa sebagian besar responden yang berjumlah
301 (50%) menjawab Sangat Setuju, dan terdapat sebagian responden lain sebanyak 239 orang (40%)
menjawab Setuju. Sebanyak 45 orang responden (8%) yang menjawab Kurang Setuju. Sejumlah 15 orang
responden (2%) yang menjawab Tidak Setuju.

Selanjutnya untuk mengetahui tanggapan responden terhadap prospek lapangan kerja yang akan tersedia bagi
lulusan kedua Prodi pada AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, maka dapat dilihat dari Tabel 13.
dibawah ini :
Tabel 13. Tanggapan Responden Prospek Kerja

Bagi Lulusan AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU

Responden
(Pilihan)

Jumlah %
Jawaban Responden
A. Sangat Memiliki Prospek 273 46%

B. Memiliki Prospek 281 47%

C. Kurang Memiliki Prospek 27 4%

D. Tidak Memiliki Prospek 19 3%

Total 600 100%

Berdasarkan data pada Tabel 13. di atas, maka dapat diketahui bahwa sebagian responden yang berjumlah 273
orang (46%) menjawab Sangat Memiliki Prospek, sedangkan sebagian responden lainnya sebanyak 281 orang
(47%) menjawab Memiliki Prospek, sejumlah 27 orang responden (4%) menjawab Kurang Memiliki
Prospek. Sebagian kecil responden sejumlah 19 orang (3%) menjawab Tidak memiliki Prospek.

Dari survey yang telah dilakukan kepada siswa Kelas XII (Tiga) tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa siswa
setingkat SMU di Kota Pekanbaru memiliki keberminatan yang baik untuk kuliah pada Program Studi yang akan
diselenggarakan oleh AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU. Suatu hal lain yang perlu diperhatikan
adalah sampai saat ini belum ada AKADEMI TERAPI WICARA baik di Kota Pekanbaru maupun di wilayah
Propinsi Riau bahkan se pulau Sumatera yang menyelenggarakan program studi D3 Terapi Wicara.

Hal ini tentunya berakibat bagi siswa SMU yang berasal dari Kota Pekanbaru dan memiliki minat untuk
melanjutkan studi dibidang Terapi Wicara harus melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi di Pulau Jawa. Suatu
permasalahan disini adalah, untuk kuliah ke Pulau Jawa hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang, karena
kuliah keluar dari daerah Pekanbaru apalagi sampai ke Pulau Jawa membutuhkan biaya yang besar.

3.2 Proyeksi Calon Mahasiswa

3.2.1 Asumsi proyeksi calon mahasiswa didasarkan pada sumber peserta didik, jumlah daya tamping
program studi sejenis dan informasi peminatan.

Rencana Rencana
Rencana Jumlah Jumlah Rencana Rasio
Jml
Tahun Daya Mahasiswa Dosen Mahasiswa/Jml
Akademik Tampung Baru tetap Dosen Tetap Penjelasan ringkas dukungan sarana prasarana
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
TS 30 30 6 30 : 6 Gedung Kampus Sewa
TS + 1 60 60 6 30 : 6 Pembangunan Kampus Terpadu Milik Sendiri Thp I
TS + 2 90 90 12 90 : 12 Pembangunan Kampus Terpadu Milik Sendiri Thp 2
TS + 3 180 180 12 90 : 12 Pembangunan Kampus Terpadu Milik Sendiri Thp 3
TS + 4 270 270 24 270 : 24 Pengembangan Kampus Terpadu Milik Sendiri Thp 1
TS + 5 360 360 24 360 : 24 Pengembangan Kampus Terpadu Milik Sendiri Thp 2
3.3 Proyeksi Serapan Lulusan di Dunia Kerja

3.3.1 Proyeksi serapan lulusan sesuai dengan capaian pembelajaran yag dimiliki

Sesuai dengan visi, misi serta tujuan pendidikan program Diploma 4 Terapi Wicara Akademi Terapi
Wicara Ibnu Sina YARSI Riau,yakni menghasilkan tenaga Ahli Madya Terapi Wicara yang berkompeten,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, berperi akal, berperi rasa,
berperi laku, kreatif, dinamis, inovatif, memiliki integritas dan kepribadian tinggi, terbuka, dan tanggap
terhadap pembaharuan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tanggap terhadap seni
dan berbagai masalah di masyarakat khususnya yang berkaitan dengan bidang terapi wicara.

Maka lulusan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau yang dihasilkan, diharapkan mampu
melaksanakan tugas-tugas terapi wicara sebagai berikut :
1. Melaksanakan tanggung jawab terhadap terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil makmur,
sejahtera lahir dan bathin.
2. Melaksanakan pelayanan terapi wicara bagi yang mengalami gangguan berkomunikasi.
3. Melaksanakan kerjasama dengan sejawat dan profesi lain yang terkait.
4. Mengelola bidang terapi wicara di unit-unit terapi wicara
5. Memberikan pendidikan, bimbingan dan penyuluhan dalam pelayanan terapi wicara serta
penyebarluasan informasi kepada pihak-pihak terkait.
6. Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam bidang terapi wicara.

Program Studi D.4 Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau diselenggarakan untuk menghasilkan lulusan
yang memenuhi Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma 4 Terapi
Wicara sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.03.05/III/3/9171/2012tahun 2012
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan Untuk Diploma 4 Terapi Wicara.

Dan dalam menjalankan profesinya sebagai seorang terapi wicara, setiap lulusan Akademi Terapi
Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau harus mampu melaksanakan tugas profesi sesuai Standar Profesi Terapis
Wicara berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 547/MENKES/SK/VI/2008 tahun 2008
tentang Standar Profesi Terapis Wicara.

Kota Pekanbaru memiliki beberapa rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pemerintah Pekanbaru mencoba melengkapi sarana dan
prasarana yang ada saat ini diantaranya akan membangun gedung baru untuk Rumah Sakit Umum Daerah
Arifin Achmad yang saat ini telah memiliki 264 kamar untuk rawat inap. Dengan selesainya bangunan tersebut,
kapasitas rawat inap RSUD Arifin Achmad, akan bertambah menjadi 400 kamar. Sementara kehadiran rumah
sakit yang dikelola oleh pihak swasta di kota ini cukup signifikan antara lain Rumah Sakit Santa Maria yang
sebelumnya bernama Balai Pengobatan Santa Maria, Rumah Sakit Ibnu Sina yang didirikan oleh YARSI Riau,
Rumah Sakit Awal Bros, Rumah Sakit Bina Kasih, Pekanbaru Medical Centre (PMC), Eka Hospital, Rumah
Sakit Tabrani Rab, Rumah Sakit Lancang Kuning, Rumah Sakit Petala Bumi, Rumah Sakit A. Yani, RSIA Zainab,
RSIA Shafira, RSIA Eria Bunda, RSIA Andini, RSIA Sansani

Berbagai studi menunjukkan bahwa tenaga kesehatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan
pembangunan kesehatan. Dalam laporan WHO tahun 2006, Indonesia termasuk salah satu dari 57 negara yang
menghadapi krisis SDM kesehatan, baik jumlahnya yang kurang maupun distribusinya.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dari 8 (delapan) fokus prioritas
pembangunan kesehatan dalam kurun waktu 2010 2014. Penetapan pengembangan sumber daya manusia
kesehatan sebagai salah satu prioritas adalah karena Indonesia masih menghadapi masalah tenaga kesehatan,
baik jumlah, jenis, kualitas maupun distribusinya.

Pengembangan sistem pendidikan tenaga kesehatan adalah untuk membentuk keahlian dan keterampilan
tenaga kesehatan di bidang-bidang teknologi yang strategis serta mengantisipasi timbulnya kesenjangan
keahlian sebagai akibat kemajuan teknologi. Era globalisasi yang tidak dapat dibendung secara otomatis
menimbulkan kompetisi. Tenaga terapis wicara yang mempunyai keahlian spesifik tentunya akan mempunyai
peluang yang lebih besar memasuki dunia kerja di bidang kesehatan karena masih sangat sulit untuk
mendapatkan tenaga ini dibanding tenaga-tenaga kesehatan lainnya.

Beberapa tahun terakhir ini populasi masyarakat yang membutuhkan pelayanan Terapi Wicara seperti : stroke,
trauma kepala, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengalami gangguan bicara atau keterlambatan bicara,
seperti ADHD, autisme, cerebral palsy, dll, mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sementara itu jumlah
tenaga Terapis Wicara yang ada di Indonesia saat ini tidak mencukupi bila dibandingkan banyaknya jumlah
kasus yang harus ditangani. Jumlah Terapis Wicara yang ada saat ini di Indonesia berjumlah + 1.000 terapis
membuktikan bahwa profesi ini masih langka, mengingat rasio terapis wicara dan penduduk Indonesia adalah
1:623.500. Dengan demikian peluang bekerja baik di sektor negeri atau swasta sangat besar.

Sejak disahkannya UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi "Pelayanan pendidikan
bagi penderita anak cacat atau anak Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) telah diatur pemerintah dalam bentuk
sekolah inklusi". Sehingga aplikasi dari UU tersebut keberadaan sekolah Inklusi kini mempunyai pengaruh yang
besar bagi dunia pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Sekolah ini
berpedoman bahwa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki kedudukan yang sama dengan anak-anak
normal lain dalam sekolah umum. Keberadaan anak yang memerlukan perhatian dari beberapa orang,
membuat ABK semakin percaya diri untuk bermimpi ke masa depan.

Selain itu, sekolah inklusi juga mengubah paradigma masyarakat kita yang keliru tentang anak kurang normal,
bahwa mereka membawa suatu masalah yang kemudian berubah menjadi suatu persepsi bahwa ABK juga
diarahkan dan dibimbing sesuai dengan tingkat keberadaan dan kondisi anak.
Populasi anak berkebutuhan khusus di Indonesia diperkirakan mencapai 350 ribu orang. Namun, jumlah anak
yang sudah masuk di jenjang pendidikan baru sekitar 85 ribu orang. Mereka ditampung di sekitar 1.600 sekolah
luar biasa se-Indonesia. Artinya, pemerintah baru mengkomodir sekitar 30 persen anak berkebutuhan khusus.

Di Propinsi Riau khususnya kota Pekanbaru angka jumlah anak berkebutuhan khusus termasuk autisme dan
sebagian sudah masuk dalam usia sekolah. Jumlah ini merupakan populasi yang cukup tinggi dibandingkan
dengan populasi di propinsi lain di Indonesia. Penyandang autis di Riau yang tercatat sebanyak 710 orang, 300
diantaranya terdapat di Pekanbaru. Ironisnya, dari kasus tersebut yang sudah ditangani baru sekitar 50 persen.
(halloriau.com).

Sampai saat ini jumlah sekolah inklusi di Riau masih minim dan penyebarannya juga belum merata. Padahal
peserta didik untuk sekolah yang terdiri dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan anak autis ini cukup tinggi di
Riau. Itu sebabnya Dinas Pendidikan Riau menginginkan seluruh daerah dapat menyediakan sarana prasarana
untuk sekolah inklusi. Berdasarkan data di Dinas Pendidikan Riau, saat ini di Riau baru terdapat 21 sekolah
inklusi yang tersebar di Kampar, Pelalawan, Pekanbaru dan Inhu. Pemerataan sekolah sekolah inklusi di seluruh
daerah kabupaten / kota se- propinsi Riau dengan sendirinya tentu membutuhkan tenaga Terapis Wicara.

Sejalan dengan itu, adanya rencana pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan
membangun gedung autis Center sebagai bentuk kepedulian terhadap kebutuhan anak autis. Saat ini telah
dibangun empat autis center, yaitu di Bali, Kalimantan Selatan, Riau, dan Jakarta. Rencana awal Autis Center ini
akan dibangun di lima lokasi, namun hingga saat ini baru terealisasi di empat lokasi. Masih ada 24 lokasi lagi
yang akan dibangun oleh Kemdikbud pada tahun 2013. Kota Pekanbaru menjadi kota kedua di Sumatera
setelah Padang yang ditetapkan oleh pemerintah untuk membangun Autis Centre dan telah di operasionalkan
pada tahun 2015 yang lalu .

Pelayanan terapi wicara merupakan tindakan yang diperuntukkan bagi individu yang mengalami gangguan
komunikasi termasuk didalamnya adalah gangguan berbahasa bicara dan gangguan menelan. Pelayanan terapi
wicara ini dilakukan oleh profesional yang telah memiliki keahlian khusus dan diakui secara nasional serta telah
mendapatkan ijin praktek dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profesi terapi wicara disebut
sebagai Terapis Wicara (Speech Therapist). Pelayanan Terapi Wicara meliputi:

Asesmen atau pemeriksaan


Pembuatan program terapi
Pelaksanaan program terapi
Evaluasi program terapi
Evaluasi Gabungan (dengan profesi lain)
Rujukan ke ahli lain (jika perlu)

Terdapat 5 ( lima ) aspek yang menjadi bidang terapis wicara, yaitu: gangguan artikulasi, gangguan berbahasa,
gangguan bersuara, gangguan irama kelancaran, serta gangguan menelan. Program studi D.4 Terapi Wicara
Ibnu Sina yang akan diselenggarakan oleh Yarsi Riau ini didukung oleh tenaga pengajar lulusan dalam dan luar
negeri, klinisi terapis wicara yang berpengalaman didalam bidangnya serta tenaga pengajar dari profesi lain
yang berkaitan dengan bidang terapi wicara. Untuk itu sejak awal pendiriannya, Yarsi Riau telah mengadakan
kerjasama dengan Akademi Terapi Wicara Yasana Bina Wicara Jakarta sebagai institusi pengampu untuk
mendatangkan tenaga kependidikan langsung dari Jakarta.

Terapis wicara dapat bekerja di rumah sakit negeri maupun swasta, klinik stroke, klinik anak dengan kebutuhan
khusus, institusi pendidikan/sekolah, institusi rehabilitasi, dan praktek pribadi. Gelar yang diperoleh setelah
menyelesaikan program pendidikan ini adalah Ahli Madya Terapi Wicara (Amd.TW).

Berdasarkan data yang diperoleh dari organisasi profesi IKATWI (Ikatan Terapis Wicara Indonesia) Wilayah Riau,
terapis wicara yang ada di Propinsi Riau hanya berjumlah 12 orang, 10 diantaranya berada di Kota Pekanbaru, 1
orang berada di Kabupaten Siak dan 1 orang lagi berada di Kabuptaen Bengkalis. Distribusi tenaga terapis
wicara yang tidak merata tentunya akan menghambat pelayanan terapi wicara sehingga populasi masyarakat
yang membutuhkan tenaga terapis wicara semakin terabaikan dan tidak tertangani.

Berdasarkan uraian di atas, sejalan dengan percepatan pemerataan tenaga kesehatan terapis wicara, maka
kebutuhan akan tenaga terapis wicara sangat-sangat diperlukan baik oleh pemerintah, pihak swasta maupun
masyarakat baik di wilayah Propinsi Riau, se-Sumatera bahkan nasional secara keseluruhan.
KRITERIA 4 SUMBER DAYA MANUSIA

4.1 Profil Dosen Tetap dan Dosen Tidak Tetap

4.1.1 Dosen tetap

Bidang
Pendidikan Bidang
Diploma, Keahlian
Tah Keahlian
Sarjana, untuk
Nama Dosen NIDN Tangg un Jabatan Magister, untuk
NO Doktor, Setiap
Tetap /NIDK al Rekr Akademik Setiap
Profesi, Sp- Program
lahir ut- 1, Sp-2 dan Program
Asal PT Pendidik
men Pendidikan
an
Pengembang
S2 an Pelayanan
Manajeme
Abriloka Vidu 07-Des- Magister dan
87
2015 n Klinis
1 Nugroho, S.Kep., M.Kes Kesehata Kewirausaha
Terapi
n an Terapi
Wicara
Wicara
S2
Gangguan
Ayu Sri Pratiwi, S.ST,, Magister Spectrum
20-Jun-83 2015 Spektrum
2 M.Kes Kesehata Autis
Autistik
n
S2
Aulia Syaf, S.Psi.,
30-Apr-83 2015 Magister Psikolog Psikologi
3 M.Psi., P.si
Psikologi
S2
15
Ns. Vino Rika Nofia, Magister Anatomi
Novembe 2015 Fisiologi
4 S.Kep., M.Kep r 1983 Keperawa Fisiologi
tan
S2
Magister
dr. Novrielly, M.Kes 29-Jul-66 2015 Audiologi Audiologi
5 Kesehata
n
S2
Ns. Ratna Indah Sari Magister
02-Jan-85 2015 Neurologi Neurologi
6 Dewi, S.Kep., M.Kep. Keperawa
tan
4.1.2 Dosen Tidak tetap

Pendidikan
Diploma, Bidang
Sarjana, Keahlian
Tahun Mata Kuliah /
NIDN Tanggal Jabatan Magister, untuk
NO Nama Dosen Tetap Rekrut- Doktor,
Blok yang
/NIDK lahir Akademik Setiap
men Profesi, Sp- Diajarkan
Program
1, Sp-2 dan Pendidikan
Asal PT

Magister Bahasa
Rovanita Rama, S.E., M.H. 16-Feb-69 2015 Bahasa Indonesia
1 Hukum Indonesia

Sistem dan
Romadonil Amir, A.Md., TW., Kesehatan Manajemn Program
03-Okt-74 2015
2 SKM Masyarakat Kesehatan Kesehatan
Nasional

Statistik dan
Magister
Muhammad Fikri, S.E., M.Si 10-Jan-81 2015 Science Metodologi
3 Sciense
Penelitian

Manajemen Bahasa Inggris I,


Syukri Hadi, S.E., Ak, GMQ,
23-Mar-70 2015 Internasiona Science II, dan Ilmu
4 MIM
l Budaya Dasar

Pancasila & Pancasila &


Aulia Amri, S.H., M.H. 13-Jun-68 2015 Kewiraan
5 Kewiraan Kewiraan

Jamaluddin, S.Ag 29-Agust-77 2015 Agama Keagamaan Pendikan Agama


6

22
Hukum
Ridho Rinaldo, SHI November 2015 Ke-Yarsian Ke-Yarsian
7 Islam
1979

14
dr. Rosmadewi, A.Md TW., Manajemen Disfagia,
November 2015 Disfagia, Disartria
8 M.Pd Pendidikan Disartria
1952
Dudung Abdurrachman, 08 Agustus Pendidikan Linguistik, Linguistik,
2015
9 S.Pd., A.Md TW 1950 Luar Biasa Disaudia Disaudia
Dasar-Dasar
Dwi Suharyana, A.Md TW., Magister Dasar-Dasar
02-Jul-72 2015 Disfonia
10 S.Pd., MM Manajemen Disfonia Afonia
Afonia
Manajemen
Manajemen Klinik
Hikmatun Sadiah, A.Md TW., Manajemen Klinik I, II, III,
12-Mei-76 2015 I, II, III, Stuttering
11 M.Pd Pendidikan Stuttering /
/ Gagap
Gagap
Pengantar
Pengantar Terapi
Terapi
Iman Wahyudi, A.Md TW., Pendidikan Wicara,
12-Jul-58 2015 Wicara,
12 S.Pd Luar Biasa Komunikasi
Komunikasi
Normal
Normal
Pendidikan Disfonia,
Jumiarti, A Md TW ., S.Pd 05-Mei-74 2015 Disfonia, Afonia
13 Luar Biasa Afonia
Dasar-Dasar
Dasar-Dasar
Junaeni, A.Md TW., SKM., Ilmu Afasia,
11-Apr-66 2015 Afasia, Peralatan
14 M.Si Administrasi Peralatan
Terapi Wicara
Terapi Wicara
Afasia Afasia
Pendidikan
Puji Astuti, A.Md TW., S.Pd 06-Mei-76 2015 Perkembanga Perkembangan,
15 Luar Biasa
n, Dislalia Dislalia
Rita Rahmawati, A.Md TW., Pendidikan
17-Jun-73 2015 Disglosia Disglosia
16 S.Pd Luar Biasa
Afasia
Pendidikan Dewasa, Afasia Dewasa,
Sularno, A.Md TW., S.Pd 01-Jan-52 2015
17 Luar Biasa Klater dan Klater dan Latah
Latah
Pendidikan
Yulidar, A.Md TW., S.Pd 26-Jul-74 2015 Dislogia Dislogia
18 Luar Biasa

4.2 Rencana Pengembangan dosen Tetap


4.2.1 Kesesuaian dan Kerealistikan rencana pengembangan dosen tetap 5 (lima) tahun kedepan sesuai
empat aspek, yaitu (1) visi kelimuan program studi, (2) tata kelola (3) Kebijakan pengelola sumber daya
manusia dan (4) kemampuan keuangan.

Pengembangan 5 tahun kedepan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau akan melakukan
peningkatan dan Sumber Daya Manusia secara internal dengan menyekolahkan lebih lanjut tenaga
Dosen yang merupakan alumni Akademi Terapi Wicara yang diambil dari lulusan terbaik setiap angkatan
untuk mengikuti pendidikan lanjut tingkat S 1 dan S 2 dengan disiplin ilmu yang relevan

JUMLAH DOSEN
TAHUN Jumlah
YANG AKAN DI
KULIAHKAN 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
S.1 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 14
S.2 2 2 2 2 2 2 12

Sehingga Pada Tahun 2027 diharapkan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina telah memiliki dosen tetap
dengan jenjang pendidikan S.2 sejumlah 12 Orang

4.2 Tenaga Kependidikan

Jumlah Tenaga Kependidikan dengan Kependidikan


Tertinggi
Jenis Tenaga Nama Unit /
NO
Kependidikan Laboratorium
S-3 S-2 Pro S-1 D-4 D-3 D-2 D-1 SMA/SMK
fesi
Tenaga
Perpustakaan
1 Perpustakaan 1
Labor
Laboran Komputer, Labor
2 2
Klinis
Analis
3
Teknisi
4
Operator &
5 Programer
Tenaga
Keuangan,
Administrasi /
6 Adminitrasi 2
Arsipanis
KRITERIA 5 PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK

5.1 Kurikulum

Rancangan Kurikulum

Rancangan Kurikulum Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau disusun bersama dengan Akademi
Terapi Wicara Yayasan Bina Wicara Jakarta sebagai institusi pengampu, organisasi Profesi Terapis
Wicara Pusat Jakarta dan Pekanbaru yang disesuaikan dengan kebutuhan muatan lokal untuk wilayah
Riau dan Sumatera pada umumnya

Kerangka Dasar Pendidikan

VISI
Menjadikan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina YARSI Riau sebagai pusat pendidikan terapi wicara untuk
menghasilkan tenaga terapis wicara yang Islami, profesional, unggul dan berwawasan global pada
tahun 2027.

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat melalui sistem yang
terpadu dan handal.
2. Memberikan pelayanan pendidikan terapi wicara yang bermutu sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Melaksanakan pendidikan terapi wicara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di Propinsi
Riau maupun propinsi-propinsi tetangga se-wilayah Pulau Sumatera.
4. Membina kerjasama seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk kemajuan pendidikan ilmu terapi
wicara.
5. Menjadi partner pemerintah dalam pelayanan pendidikan ilmu terapi wicara dan penyediaan
tenaga terapis wicara.

FALSAFAH

1. Manusia
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia adalah individu sempurna yang memiliki
kemampuan berbahasa dan berbicara yang merupakan pembeda dengan makhluk lainnya.
Sebagai makhluk sosial membutuhkan kemampuan komunikasi dalam berinteraksi dengan sesama
dan lingkungannya. Bahasa sebagai media komunikasi yang paling vital dapat mempengaruhi
kualitas interaksi sosial manusia ditengah-tengah lingkungan masyarakat.
2. Sehat
Komunikasi yang sehat adalah komunikasi yang tidak menimbulkan salah pengertian dan dapat
dipahami oleh pembicara dan lawan bicaranya secara sama. Gangguan fisik, mental dan sosial
dapat menimbulkan kemampuan berkomunikasi yang tidak sehat.

3. Terapi Wicara
Terapi wicara merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
terapis wicara yang kompeten kepada individu yang mengalami gangguan berkomunikasi yang
meliputi gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan, agar individu itu dapat
melaksanakan fungsi sosialnya secara optimal.

Terapi wicara merupakan pelayanan yang berorientasi kepada pencapaian derajat kesehatan yang
optimal dengan bentuk dan sifat pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan cara
bersinergi dengan ahli-ahli lain yang relevan.
Terapi wicara sebagai suatu disiplin ilmu mempelajari penyebab sindroma, dan penanganan gangguan
berkomunikasi. Pelaksanaannya dikemas secara terpadu dan terorganisasikan dalam prosedur kerja
yang meliputi asesmen, diagnostik, prognostik, terapeutik, dan evaluatif.

TUJUAN
Tujuan pendidikan program Diploma 4 Terapi Wicara Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina YARSI Riau
diharapkan menghasilkan tenaga Ahli Madya Terapi Wicara yang berkompeten, beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, berperi akal, berperi rasa, berperi laku, kreatif,
dinamis, inovatif, memiliki integritas dan kepribadian tinggi, terbuka, dan tanggap terhadap
pembaharuan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tanggap terhadap seni dan
berbagai masalah di masyarakat khususnya yang berkaitan dengan bidang terapi wicara.
Tenaga Ahli Madya Terapi Wicara yang dihasilkan, diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas
terapi wicara sebagai berikut :
1. Melaksanakan tanggung jawab terhadap terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil makmur,
sejahtera lahir dan bathin.
2. Melaksanakan pelayanan terapi wicara bagi yang mengalami gangguan berkomunikasi.
3. Melaksanakan kerjasama dengan sejawat dan profesi lain yang terkait.
4. Mengelola bidang terapi wicara di unit-unit terapi wicara
5. Memberikan pendidikan, bimbingan dan penyuluhan dalam pelayanan terapi wicara serta
penyebarluasan informasi kepada pihak-pihak terkait.
6. Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam bidang terapi wicara.

Profil dan Profesi Lulusan Program Studi

Tugas Pokok Lulusan:


Melaksanakan pelayanan terapi wicara demi tercapainya kemampuan komunikasi yang optimal,
baik dalam aspek bahasa, wicara, suara, irama / kelancaran, dan masalah menelan hingga mampu
berkomunikasi secara wajar dan tidak mengalami gangguan psikososial dalam menjalankan
fungsinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Peran Lulusan:

1. Peran pelaksana:

Memberikan pelayanan terapi wicara kepada orang-orang yang mengalami gangguan


kemampuan berkomunikasi meliputi gangguan wicara, bahasa, suara, irama/ kelancaran, dan
menelan.

2. Peran pengelola:

Mengelola pelayanan terapi wicara secara komprehensif baik mandiri maupun terpadu di
tingkat pelayanan dasar, pelayanan rujukan, dan pelayanan yang dilaksanakan lembaga
swadaya masyarakat.

3. Peran pendidik:

a). Melakukan advokasi tentang gangguan bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan
kepada pasien dan keluarga.

b). Melakukan penyuluhan (promosi kesehatan) tentang gangguan bahasa, wicara, suara,
irama kelancaran, dan menelan kepada masyarakat.

c). Melakukan edukasi dan promosi tentang gangguan bahasa, wicara, suara, irama kelancaran,
dan menelan kepada profesi kesehatan lain dan pemangku kepentingan.

4. Peran peneliti:

a). Melakukan penelitian sederhana pada bidang bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan
menelan.

b). Membuat laporan tertulis secara komprehensif yang berhubungan dengan gangguan bahasa,
wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan.

c). Mengaplikasikan hasil penelitian dalam bidang terapi wicara untuk menunjang kualitas
pelayanan.

Fungsi Lulusan :

1. Fungsi Pelaksana

a). Melakukan identifikasi masalah-masalah kesehatan yang berkaitan dengan terapi icara dan
hal-hal yang berhubungan.

b). Merumuskan dan menetapkan kesimpulan dari hasil analisis data dalam bentuk diagnosis
terapi wicara.

c). Merencanakan tindakan di bidang terapi wicara dan hal-hal yang berhubungan sesuai
dengan kebutuhan klien.

d). Melakukan tindakan di bidang terapi wicara dan hal -hal yang berhubungan sesuai
dengan kebutuhan klien agar mampu berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.
e). Mengevaluasi hasil tindakan di bidang terapi wicara dan hal-hal yang berhubungan, dengan
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

f). Bekerjasama khususnya dengan sejawat (terapis wicara) dan ahli/disiplin lain yang
berhubungan dalam rangka penanganan klien di bidang terapi wicara dan hal-hal yang
berhubungan.

2. Fungsi pengelola: mengelola bidang terapi wicara di unit pelayanan di mana ia bekerja.

3. Fungsi pendidik: menyelenggarakan dan membina upaya penyebarluasan informasi di bidang


terapi wicara kepada pihak lain yang berhubungan.

4. Fungsi peneliti: mengkaji masalah-masalah yang ada dan timbul dalam rangka melaksanakan
penelitian di bidang terapi wicara dan hal-hal yang berhubungan.

Peran peneliti:

a). Melakukan penelitian sederhana pada bidang bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan
menelan.

b). Membuat laporan tertulis secara komprehensif yang berhubungan dengan gangguan bahasa,
wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan.

c). Mengaplikasikan hasil penelitian dalam bidang terapi wicara untuk menunjang kualitas
pelayanan.

Kompetensi

1. Kompetensi : Memahami konsep normal dan tidak normal tentang wicara, bahasa, suara,
irama kelancaran, dan menelan.
Deskripsi : Pemahaman terhadap kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan normal sebagai dasar untuk menentukan adanya
gangguan berkomunikasi.
Sub Kompetensi : 1.1. Menjelaskan kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran dan menelan normal.
1.2. Menjelaskan kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran dan menelan tidak normal.
1.3. Menjelaskan jenis-jenis gangguan wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan.

2. Kompetensi : Melakukan asesmen terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama


kelancaran, dan menelan.
Deskripsi : Kemampuan mengenai sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang berkaitan
dengan pemilihan, penggunaan alat asesmen serta penafsiran hasilnya tentang
dan yang berhubungan dengan gangguan wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan.
Sub Kompetensi : 2.1. Mengidentifikasi alat dan teknik asesmen untuk memperoleh data
penyebab
2.2. Mengidentifikasi alat dan teknik asesmen untuk memperoleh data sindrom
(primer)
2.3. Mengidentifikasi alat dan teknik asesmen untuk memperoleh data lain
yang relevan (sekunder)
2.4. Mengidentifikasi data penyebab
2.5. Menidentifikasi sindrom
2.6. Mengidentikikasi data yang relevan
2.7. Merumuskan hasil data penyebab
2.8. Merumuskan hasil data sindrom
2.9 Merumuskan data lain yang relevan

3. Kompetensi : Melakukan diagnosa terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama


kelancaran, dan menelan.
Deskripsi : Kemampuan mengenai sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengidentifikasi
karakteristik gangguan dan menyimpulkan jenis dan derajat gangguan.
Sub Kompetensi : 3.1. Mengidentifikasi karakteristik gangguan berkomunikasi.
3.2. Mengidentifikasikarakteristik sindrom
3.3. Mengidentifikasi karakteristik data lain yang relevan
3.4. Menetapkan diagnosa
3.5. Menetapkan sindrom-sindrom primer
3.6. Menetapkan sindrom-sindrom sekunder

4. Kompetensi : Melakukan prognosa terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama


kelancaran, dan menelan.
Deskripsi : Kemampuan mengenai sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam
menetapkan kemampuan optimal yang dapat dicapai berdasarkan kondisi
internal dan eksternal.
Sub Kompetensi : 4.1. Mengidentifikasi jenis dan derajat gangguan.
4.2. Mengidentifikasi identitas dan potensi pendukung
4.3. Mengidentifikasi sikap, motivasi, dan kerjasama keluarga dan lingkungan
yang terkait.
4.4. Menetapkan derajat prognosa

5. Kompetensi : Melakukan terapi terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran,
dan menelan.
Deskripsi : Kemampuan mengenai sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
Sub Kompetensi : 5.1. Merumuskan tujuan terapi
5.2. Menetapkan program terapi
5.3. Menetapkan materi terapi
5.4. Memilih metode terapi
5.5. Memilih alat terapi
5.6. Mengembangkan alat evaluasi
5.7. Menentukan frekuensi dan durasi terapi
5.8. Melaksanakan langkah-langkah terapi
5.9. Menilai proses dan hasil terapi
5.10. Menetapkan tindak lanjut.

6. Kompetensi : Melakukan kerjasama dengan sejawat dan pihak terkait dalam


memberikan pelayanan terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan.
Deskripsi : Kemampuan mengenai sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam
melaksanakan kerjasama dengan sejawat dan pihak terkait.
Sub Kompetensi : 6.1. Melaksanakan kerjasama dengan sejawat
6.2. Memberikan saran kepada pihak keluarga
6.3. Melaksanakan rujukan kepada ahli terkait
6.4. Melaksanakan studi kasus.

7. Kompetensi : Mendokumentasikan data yang berhubungan dengan pelaksanaan


prosedur kerja terapi terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan.
Deskripsi : Kemampuan melakukan pencatatan, penyimpanan, dan menjaga
kerahasiaan dokumen.
Sub Kompetensi : 7.1. Melaksanakan pencatatan data.
7.2 Melaksanakan penyimpanan data
7.3 Mengirimkan informasi kepada pihak yang berhak
7.4 Menyusun laporan

Kompetensi Pendukung
Kompetensi : Mengklasifikasi jenis,ciri-ciri, penyebab, dan penanganan dengan gangguan
spektrum autistik yang berkaitan dengan gangguan bahasa wicara
Deskripsi : Kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan tentangjenis, ciri-ciri, dan
penyebabuntuk penanganan dengan gangguan spektrum autistik.
Sub Kompetensi : 1.1. Menjelaskan jenis, ciri-ciri, penyebab, dan penanganan dengan gangguan
spektrum autistik yang dibutuhkan.
1.1 Menggunakan pengetahuan tentang gangguan spektrum autistik dalam
pelayanan terapi wicara

Kompetensi : Melaksanakan pelayanan terapi wicara berlandaskan histori dan falsafah


Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Riau yang profesional dan berwawasan
global
Deskripsi : Kemampuan untuk menjadi terapis wicara yang islami, kompeten, dan
berwawasan global

Sub Kompetensi : 2.1. Mengaplikasikan nilai-nilai islami dalam pelayanan terapi wicara
2.2. Memahami tugas dan fungsi terapis wicara dalam upaya kesehatan
2.3. Memahami materi Bahasa Inggris yang bertujuan untuk mengembangkan
pelayanan terapi wicara
2.4. Menggunakan prinsip kewirausahaan dalam mengembangkan pelayanan
terapi wicara
Analisis Profil

Sebagai tenaga kesehatan, profesi terapis wicara adalah termasuk salah satu profesi langka. Hal ini
dapat disimpulkan berdasarkan data yang ada pada tahun 2013, bahwa jumlah tenaga terapi wicara
hanya berjumlah + 1.000 orang yang tersebar di 33 Propinsi yang ada di seluruh Indonesia. Jika
dibandingkan dengan jumlah pemerintah daerah yang ada di seluruh nusantara sebanyak 33
propinsi,maka distribusi rata-rata tenaga terapi wicara disetiap propinsi hanya sebanyak 30 orang. Hal
ini ini tentunya tidak sebanding dengan jumlah populasi masyarakat Indonesia yang mengalami
gangguan bicara yang semakin hari semakin meningkat.

Penduduk yang mengalami gangguan pendengaran sebagian secara otomatis juga mengalami
gangguan bicara (tuna rungu-wicara).Keterlambatan bicara merupakan manifestasi dari berbagai
kelainan seperti gangguan pendengaran / ketulian, retardasi mental, developmental language delay,
aphasia, autisme, cerebral palsy, dll.Untuk mengetahui penyebab gangguan bicara pada anak terlebih
dahulu harus dipastikan bahwa pendengaran anak tidak mengalami gangguan.

Gangguan pendengaran atau tuli sejak lahir akan menyebabkan gangguan perkembangan
bicara,bahasa, kognitif dan kemampuan akademik . Bila gangguan pendengaran dan ketulian terlambat
diketahui tentu hambatan yang akan dihadapi akan lebih besar lagi. Dari segi ekonomi, gangguan
pendengaran dan ketulian juga menyebabkan pengeluaran keluarga, masyararakat dan Pemerintah
lebih yang lebih besar.

Penelitian di AS pada tahun 2003 menunjukkan bahwa seorang yang mengalami ketulian sejak lahir
harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar 417.000 USD selama hidupnya.Prevalensi terlambat
bicara bervariasi diperkirakan sekitar 3 10 %. Menurut Coplan gangguan perkembangan bicara dan
berbahasa terjadi pada 10 15 % anak anak pra-sekolah. Berdasarkan Survei epidemiologik di 7
Propinsi ( 1994 -1996) prevalensi gangguan pendengaran dan ketulian di Indonesia adalah 16,8 % dan
0.4 % ( Thailand ; 13,1 % dan 0.5 % ). Juga diketahui prevalensi ketulian sejak lahir sebesar 0.1 %. Data
di Negara maju mendapatkan 1 3 penderita tuli dari 1000 kelahiran hidup.
Menurut data WHO tahun 2007, prevalensi gangguan pendengaran pada populasi penduduk Indonesia
diperkirakan sebesar 4,2%, sehingga berdasarkan data tahun 2002 bila jumlah penduduk Indonesia
sebesar 221.900.000, maka 9.319.800 penduduk Indonesia diperkirakan menderita gangguan
pendengaran.

Diperkirakan antara 3-7 % atau sekitar 5,5-10,5 juta anak usia di bawah 18 tahun menyandang
ketunaan atau masuk kategori anak berkebutuhan khusus, ungkap Prof dr Sunartini, SpA (K), PhD
dalam pidato pengukuhan jabatan guru besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM)
Yogyakarta di gedung senat perguruan tinggi itu. Secara global, tuturnya, diperkirakan ada 370 juta
penyandang cacat atau sekitar 7 % populasi dunia, kurang lebih 80 juta di antaranya membutuhkan
rehabilitasi. Dari jumlah tersebut, hanya 10 persen mempunyai akses pelayanan.Jumlah anak
berkebutuhan khusus di Indonesia terus meningkat jumlahnya. Pada Hari Autis Sedunia yang jatuh
pada 8 April lalu diketahui bahwa prevalensi anak berkebutuhan khusus saat ini mencapai 10 anak dari
100 anak. Berdasarkan data ini menunjukkan 10 persen populasi anak-anak adalah anak berkebutuhan
khusus dan mereka harus mendapatkan pelayanan khusus.

Di Amerika Serikat pada tahun 2002 stroke menjadi penyebab kematianketiga terbanyak yaitu sekitar
162.672 orang. Jumlah tersebut setara dengan 1 diantara 15 kematian di Amerika Serikat. Mengacu
pada laporan American HeartAssocation, sekitar 700.000 orang di Amerika Serikat terserang stroke
setiaptahunnya.Dari jumlah ini, 500.000 di antaranya menderita serangan stroke yang berulang. Saat
ini ada 4 juta orang di Amerika Serikat yang hidup dalam keterbatasanfisik akibat stroke, dan 15-30% di
antaranya menderita cacat menetap (Centers for Disease Control and Prevention, 2009).Di Indonesia, 8
dari 1000 orang terkena stroke. Stroke merupakan penyebabutama kematian pada semua umur,
dengan proporsi 15,4%. Setiap 7 orang yangmeninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke
(Depkes, 2013). Menurut WHO(2011), Indonesia telah menempati peringkat ke-97 dunia untuk jumlah
penderitastroke terbanyak dengan jumlah angka kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70%dari
total kematian yang terjadi pada tahun 2011. Menurut data tahun 1990-an,diperkirakan ada 500.000
orang penderita stroke di Indonesia, sekitar 125.000 diantaranya meninggal atau cacat seumur hidup.
Tetapi jumlah sebenarnya sulitdiketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter karena ketiadaan
biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal. Kasus stroke di Indonesiamenunjukkan
kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun2000 kasus stroke yang terdeteksi
terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit menemukan pasien
rawat inap yang disebabkanstroke berjumlah 23.636 orang.

Kebutuhan akan pelayanan terapi wicara di Indonesia antara lain dipicu dengan tingginya angka
kecacatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2013
(Riskesdas 2013) menyajikan informasi yang signifikan dalam hal prevalensi kecacatan pada anak.
Prevalensi tuna netra 0,17 %, tuna wicara 0,14 %, down syndrome 0,13 %, tuna daksa 0,08, tuna rungu
0,07 % dan kecacatan yang diakibatkan oleh trauma dan kecelakaan 0,53 %. Data dari Riskesdas 2013
pada anak usia 24 - 59 bulan didapatkan 0,14 anak tuna wicara dari keseluruhan data anak cacat.
Diperkirakan akan semakin bertambah risiko terjadinya penyakit degenerasi karena masyarakat yang
sedentary (tidak aktif melakukan aktivitas fisik) pada SKRT tahun 2001 yakni 64% laki laki dan 76%
wanita usia 15 tahun keatas tidak aktif. Ditambah adanya perkembangan teknologi dan transportasi
yang menyebabkan gaya hidup yang kurang aktif, kurang sehat, ugal-ugalan di jalan dan dapat
mengganggu aktifitas fisik/gerak, kecelakaan dari individu yang pada akhirnya dapat menimbulkan
gangguan kesehatan atau kecacatan.

Dari peningkatan jumlah populasi penduduk Indonesia yang mengalami gangguan bicara komunikasi
verbal yang terdiri dari : tuna rungu wicara; anak-anak berkebutuhan khusus termasuk anak-anak
autis,dan penderita stroke, maka tenaga terapi wicara untuk masa-masa yang akan datang merupakan
salah satu tenagakesehatan yang sangat dibutuhkan sebanding dengan peningkatan jumlah populasi
masayarakat Indonesia yang mengalami gangguan bicara.

Berdasarkan data yang didapat dari ketiga Badan Penyelenggara Program Studi Terapi Wicara yang ada,
daya tampung ketiga Perguruan Tinggi yang telah menyelenggarakan Program Studi baik D.3 maupun
D.4 Terapi Wicara dibanding peminat yang mendaftar, Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau
masih berkesempatan untuk menyelenggarakan Program Studi D.4 Terapi Wicara yang dapat dilihat
dari data sebagai berikut :

Jumlah Calon
Mahasiswa
Perguruan Tinggi Daya Tampung Peminat
yang tidak
tertampung

D.3 Akademi Terapi Wicara YBW Jakarta 150 451 301


D.3 Akademi Terapi Wicara Al Slam
Bandung 180 502 322

D.3 dan D.4 Poltekes Solo 300 750 450


Jumlah
630 1.703 1.073
*Data 2016

Diharapkan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dapat menampung calon mahasiswa yang tidak
tertampung di ketiga perguruan tinggi yang telah lebih dulu menyelenggarakan program studi Terapi
Wicara.

KERANGKA DASAR KURIKULUM


Tahap Pendidikan

1. Pendidikan Tahap I
Fokus kegiatan pendidikan tahap I adalah pemahaman terhadap proses, perilaku, dan
perkembangan normal dalam bidang wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan serta
hal-hal yang berhubungan. Sebagai dasar untuk memahami gangguan berkomunikasi dan akibat-
akibat yang ditimbulkannya, serta kebutuhan untuk mendapat penanganan.
2. Pendidikan Tahap II
Fokus kegiatan pendidikan pada tahap II adalah memahami macam-macam gangguan
berkomunikasi dan proses patologinya yang meliputi wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan
menelan, memahami fasilitas yang dipergunakan dalam proses diagnostik dan terapeutik,
sehingga mampu menentukan jenis dan ciri-ciri gangguan berkomunikasi.

3. Pendidikan Tahap III


Fokus kegiatan pendidikan pada tahap III adalah terampil melaksanakan pelayanan terapi wicara
sesuai dengan prosedur kerja secara mandiri maupun terpadu, mampu mendokumentasikan data
di unit-unit pelayanan sesuai dengan jabatan, tugas pokok, dan fungsinya.
Struktur Program Berdasarkan Muatan Inti dan Institusional

Bobot SKS SKS


No Kode MK MK Pengembangan dan Kepribadian (MPK)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10101 Bahasa Indonesia 3 3
2 TW10102 Bahasa Inggris I 2 2
3 TW10103 Bahasa Inggris II 2 2
4 TW10104 Pengembangan Pelayanan dan 3 3
Kewirausahaan Terapi Wicara
5 TW10105 Pendidikan Agama 3 3
6 TW10106 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3
Jumlah (10,3%) 16 9 7
Bobot SKS SKS
No Kode MK MK Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10201 Anatomi Fisiologi 4 2 2
2 TW10202 Audiologi 4 4
3 TW10203 Dasar-dasar Afasia 4 4
4 TW10204 Dasar-dasar Disfonia Afonia 4 4
5 TW10205 Komunikasi Normal 4 4
6 TW10206 Linguistik I 4 4
7 TW10206 Linguistik II 2 2
8 TW10207 Neurologi 4 4
9 TW10208 Ortopedagogik 4 4
10 TW10209 Gangguan Spektrum Autistik 4 4
11 TW10210 Psikologi 4 2 2
Jumlah (21%) 42 34 8
Bobot SKS SKS
No Kode MK MK Keahlian Berkarya (MKB)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10301 Afasia Dewasa 4 4
2 TW10302 Afasia Perkembangan 4 4
3 TW10303 Afonia 4 4
4 TW10304 Disartria 4 4
5 TW10305 Disaudia 4 4
6 TW10306 Disfagia 4 4
7 TW10307 Disfonia 4 4
8 TW10308 Disglosia 4 4
9 TW10309 Dislalia 4 4
10 TW10310 Dislogia 4 4
11 TW10311 Gagap 4 4
12 TW10312 Klater Latah 4 4
13 TW10313 Manajemen Klinik I 4 4
14 TW10314 Manajemen Klinik II 4 4
15 TW10315 Manajemen Klinik III 4 4
16 TW10316 Terapi Wicara Autis 4 2 2
17 TW10317 Fonetik dan Fonologi 3 3
Jumlah (43%) 67 65 0
Bobot SKS SKS
No Kode MK MK Perilaku Berkarya (MPB)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10401 Pengantar Terapi Wicara 4 2 2
2 TW10402 Peralatan Terapi Wicara 4 2 2
3 TW10403 Praktikum I 6 6
4 TW10404 Praktikum II 6 6
5 TW10405 Sistem dan Program Kesehatan Nasional 3 3
Jumlah (14,8%) 23 16 7
Bobot SKS SKS
No Kode MK MK Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10501 Ilmu Sosial Budaya Dasar 2 2
2 TW10502 Ke-YARSI-an 2 2
3 TW10503 Statistik dan Metodologi Penelitian 3 3
Jumlah (4.5%) 7 5 2

Jumlah SKS (100%) 155 129 24

Struktur Program Berdasarkan Bobot SKS Teori, Praktik, dan Klinik

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK MK Pengembangan dan Kepribadian (MPK)
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10101 Bahasa Indonesia 3 1 2
2 TW10102 Bahasa Inggris I 2 1 1
3 TW10103 Bahasa Inggris II 2 1 1
4 TW10104 Pengembangan Pelayanan dan 3 1 2
Kewirausahaan Terapi Wicara
5 TW10105 Pendidikan Agama 3 1 2
6 TW10106 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 2 1
Jumlah (10.3%) 16 7 9 0
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK MK Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10201 Anatomi Fisiologi 4 2 2
2 TW10202 Audiologi 4 2 2
3 TW10203 Dasar-dasar Afasia 4 2 2
4 TW10204 Dasar-dasar Disfonia Afonia 4 2 2
5 TW10205 Komunikasi Normal 4 2 2
6 TW10206 Linguistik I 4 1 3
7 TW10207 Linguistik II 2 2
8 TW10208 Neurologi 4 2 2
9 TW10209 Ortopedagogik 4 2 2
10 TW10210 Gangguan Spektrum Autistik 4 4
11 TW10211 Psikologi 4 2 2
Jumlah (27.1%) 42 17 25 0
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK MK Keahlian Berkarya (MKB)
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10301 Afasia Dewasa 4 2 2
2 TW10302 Afasia Perkembangan 4 2 2
3 TW10303 Afonia 4 2 2
4 TW10304 Disartria 4 2 2
5 TW10305 Disaudia 4 2 2
6 TW10306 Disfagia 4 2 1
7 TW10307 Disfonia 4 2 2
8 TW10308 Disglosia 4 2 2
9 TW10309 Dislalia 4 2 2
10 TW10310 Dislogia 4 2 2
11 TW10311 Gagap 4 2 2
12 TW10312 Klater Latah 4 2 2
13 TW10313 Manajemen Klinik I 4 2 2
14 TW10314 Manajemen Klinik II 4 2 2
15 TW10315 Manajemen Klinik III 4 2 2
16 TW10316 Terapi Wicara Autis 4 2 2
17 TW10317 Fonetik dan Fonologi 3 1 2
Jumlah (43.2%) 67 28 37 2
4
Bobot SKS SKS SKS
2 Kode MK MK Perilaku Berkarya (MPB)
(SKS) Teori Praktik Klinik
4 TW10401 Pengantar Terapi Wicara 4 2 2
4 TW10402 Peralatan Terapi Wicara 4 2 2
4 TW10403 Praktikum I 6 2 4
4 TW10404 Praktikum II 6 2 4
5 TW10405 Sistem dan Program Kesehatan Nasional 3 2 1
Jumlah (14.8%) 23 6 9 8
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK MK Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10501 Ilmu Sosial Budaya Dasar 2 1 1
2 TW10502 Ke-YARSI-an 2 1 1
3 TW10503 Statistik dan Metodologi Penelitian 3 1 2
Jumlah (4.5%) 7 3 4 0
Total Jumlah SKS, SKS Teori, SKS Praktik,
155 61 84 10
dan SKS Klinik
Prosentase SKS, SKS Teori, SKS Praktik dan
100% 39% 54% 6%
SKS Klinik
Distribusi Mata Kuliah
Semester I
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10101 Bahasa Indonesia 3 1 2
2 TW10102 Bahasa Inggris I 2 1 1
3 TW10105 Pendidikan Agama 3 1 2
4 TW10201 Anatomi Fisiologi 4 2 2
5 TW10202 Audiologi 4 2 2
6 TW10405 Ilmu Sosial Budaya Dasar 2 1 1
Jumlah 18 8 10

Semester II
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10103 Bahasa Inggris II 2 1 1
2 TW10106 Pendidikan Pancasila dan 3 2 1
Kewarganegaraan
3 TW10203 Dasar-dasar Afasia 4 2 2
4 TW10208 Neurologi 4 2 2
5 TW10210 Psikologi 4 2 2
6 TW10502 Ke-Yarsi-an 2 1 1
Jumlah 19 10 9

Semester III
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10204 Dasar-dasar Disfonia Afonia 4 2 2
2 TW10205 Komunikasi Normal 4 2 2
3 TW10209 Ortopedagogik 4 2 2
4 TW10301 Afasia Dewasa 4 2 2
5 TW10306 Disfagia 4 2 2
Jumlah 20 10 10
Semester IV
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
TW10104 Pengembangan Pelayanan dan 3 1 2
1 Kewirausahaan
2 TW10302 Afasia Perkembangan 4 2 2
3 TW10305 Disaudia 4 2 2
4 TW10308 Disloglosia 4 2 2
5 TW10405 Sistem dan Program Kesehatan Nasional 3 2 1
Jumlah 18 9 9

Semester V

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10206 Linguistik 4 1 3
2 TW10303 Afonia 4 2 2
3 TW10304 Disartria 4 2 2
4 TW10307 Disfonia 4 2 2
5 TW10401 Pengantar Terapi Wicara 4 2 2
6 TW10402 Peralatan Terapi Wicara 4 2 2
Jumlah 24 11 13

Semester VI

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10207 Linguistik II 2 2
2 TW10309 Dislalia 4 2 2
3 TW10310 Dislogia 4 2 2
4 TW10311 Gagap 4 2 2
5 TW10313 Manajemen Klinik I 4 1 3
6 TW10503 Statistik dan Metodologi Penelitian 3 1 2
Jumlah 21 8 13

Semester VII

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10403 Praktikum I 6 2 4
2 TW10314 Manajemen Klinik 4 1 3
3 TW10317 Fonetik dan Fonologi 3 1 2
4 TW10312 Klater Latah 4 2 2
Jumlah 17 4 9 4
Semester VIII

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10209 Gangguan Spektrum Autistik 4 4
2 TW10315 Manajemen Klinik III 4 1 3
3 TW10316 Terapi Wicara Autis 4 2 2
4 TW10405 Praktikum II 6 2 4
Jumlah 24 11 13 6
Pedoman Implemetansi

Implementasi Kurikulum
Program Studi D.4 Terapi Wicara Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina YARSI Riau diselenggarakan selama 8
(delapan) semester dan selambat-lambatnya 12 (duabelas) semester dengan jumlah beban studi
sebanyak 155 SKS yang terdiri dari :

1. KURIKULUM INTI, sebanyak 129 SKS meliputi :


a. Mata Kuliah Pengembangan dan Kepribadian (MPK) = 9 SKS,
b. Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) = 34 SKS,
c. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) = 65 SKS,
d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) = 16 SKS,
e. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) = 5 SKS,

2. KURIKULUM INSTITUSIONAL, sebanyak 26 SKS meliputi :


a. Mata Kuliah Pengembangan dan Kepribadian (MPK) = 7 SKS
b. Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) = 8 SKS,
c. Mata Kuliah Keahlian Berkarya = 2 SKS,
d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) = 7 SKS,
e. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) = 2 SKS,

Pengertian SKS adalah beban belajar bagi mahasiswa dan dosen. Beban belajar setiap 1 SKS, sebagai
berikut :

a. 1 SKS Teori = 1 jam belajar terjadwal, 1-2 jam belajar terstruktur, dan 1 jam
belajar mandiri
b. 1 SKS Praktik Laboratorium = 2 jam belajar terjadwal, 1-2 jam belajar terstruktur, dan 1-2
jam belajar mandiri
c. 1 SKS Praktik Lapangan/Klinik = 4 jam belajar terjadwal, 1-2 jam belajar terstruktur, dan 1-2
jam belajar mandiri
Keterangan :
- 1 jam setara dengan 60 menit
- Kegiatan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran terprogram dengan umpan balik yang
dilakukan di luar jam tatap muka.
- Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pendalaman materi yang dilakukan mahasiswa
terkait dengan kegiatan pembelajaran.
Jumlah minggu efektif antara 16-19 minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya berikut kegiatan
iringannya termasuk 2-3 minggu kegiatan penilaian.
Penyelenggaraan Pendidikan
Program Pendidikan Diploma 4 Terapi Wicara Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina YARSI Riau
diselenggarakan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Mahasiswa
a. Persyaratan calon, jumlah mahasiswa, prosedur penerimaan setiap tahun ajaran baru, diatur
oleh institusi.
b. Setiap awal semester mahasiswa wajib melakukan daftar ulang dengan mengisi Kartu Rencana
Studi (KRS) dan menyelesaikan administrasi keuangan.
c. Mahasiswa yang telah menyelesaikan studi tiap semester akan diberikan Kartu Hasil Studi
(KHS).
d. Mahasiswa mendapatkan hak cuti semester sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Tenaga pendidik
Terdiri dari dosen, pembimbing, dan instruktur.

3. Penanggung jawab program adalah Direktur Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina YARSI Riau

4. Lahan Praktik
Lahan praktik lapangan yang digunakan hendaknya mampu memberikan pengalaman belajar bagi
mahasiswa dengan kompetensi yang dimiliki. Oleh karenanya, kebutuhan lahan praktik harus
disesuaikan dengan kebutuhan pencapaian kompetensi, meliputi Rumah Sakit, Klinik, Sekolah Luar
Biasa, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan autis, dan sebagainya.

5. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian terhadap proses belajar mengajar dilakukan secara berkala dalam bentuk penugasan,
ujian, seminar kasus pada setiap tahapan program. Penilaian akhir keberhasilan mahasiswa
dilakukan dengan memperhatikan : kehadiran, ujian harian/tugas, Ujian Tengah Semester, Ujian
Akhir Semester, dan Ujian Akhir Program. Penilaian dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E
dengan masing-masing bobot 4, 3, 2, 1, dan 0.
Nilai batas lulus mata kuliah teori dan praktek minimal 2,.
Tidak mencapai minimal nilai batas lulus
No. Nilai Keterangan

1 C Tugas tambahan

2 D Tugas tambahan dan mengikuti Ujian Akhir Semester Ulang

3 E mengikuti perkuliahan kembali untuk mata kuliah tersebut


Rentang nilai konversi dari nilai absolut ke nilai mutu dan nilai lambang

No Nilai Absolut Angka Mutu Huruf Mutu


86 100 4.00
1 83 85 3.75 3.99 A
79 82 3.51 3.74
75 78 3.25 3.50
2 71 74 3.00 3.24 B
68 70 2.75 2.99
64 67 2.50 2.74
3 60 63 2.25 2.49 C
56 59 2.00 2.24
52 55 1.75 1.99
48 51 1.50 1.74
4 D
44 47 1.25 1.49
41 43 1.00 1.24
31 40 0.75 0.79
21 30 0.50 0.74
5 E
11 20 0.25 0.49
0 10 0.00 0.24

Kemampuan belajar mahasiswa diukur dari hasil usaha yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP)
yang diperolehnya dalam semester terdahulu. Besarnya Indeks Prestasi (IP) ditetapkan sebagai berikut :

Jumlah nilai kredit (SKS) mata kuliah yang diambil x


IP =
nilai masing-masing mata kuliah

Jumlah Kredit (SKS) mata kuliah yang diambil

KN
Rumus : IP =
K

IP = Indeks Prestasi

K = Kredit (SKS) mata kuliah yang diambil

N = Nilai masing-masing mata kuliah


Mata Kuliah Prasyarat

Mata Kuliah Prasyarat Mata Kuliah Dipersyarati


Bahasa Inggris I Bahasa Inggris II
Dasar-dasar Afasia 1. Afasia Perkembangan
2. Afasia Dewasa
Dasar-dasar Disfonia Afonia 1. Disfonia
2. Afonia
Linguistik I Linguistik II
Manajemen Klinik I Manajemen Klinik II
Manajemen Klinik II Manajemen Klinik III
MK Keahlian
Praktikum I Praktikum II

Apabila mata kuliah prasyarat dinyatakan tidak lulus maka tidak dibenarkan mengikuti mata kuliah
yang dipersyaratinya.
Peserta Ujian Akhir Program adalah mahasiswa yang telah dinyatakan lulus seluruh mata kuliah.

Lama Studi
Lama studi Program Pendidikan Diploma 4 Terapi Wicara Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina YARSI Riau
adalah 8 (delapan) semester dengan batas maksimal 12 (dua belas) semester.

Transkrip dan Ijazah


Mahasiswa yang menyelesaikan studi akan diberikan transkrip akademik dan ijazah Program
Pendidikan D.4 Terapi Wicara Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina YARSI Riau oleh penyelenggara
pendidikan.

Uji Kompetensi
Uji kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga
kesehatan sesuai dengan standar profesi.
Uji kompetensi merupakan persyaratan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai prasyarat
untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP) terapi wicara.
Pelaksanaan uji kompetensi wajib diikuti oleh peserta didik di akhir program pendidikan. Teknis
pelaksanaan uji kompetensi akan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Mata Kuliah Yang Mengait Pada Bahan Kajian

Semester I
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10201 Anatomi Fisiologi 4 2 2
2 TW10202 Audiologi 4 2 2

Semester II
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10203 Dasar-dasar Afasia 4 2 2
2 TW10208 Neurologi 4 2 2
3 TW10210 Psikologi 4 2 2

Semester III
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10204 Dasar-dasar Disfonia Afonia 4 2 2
2 TW10205 Komunikasi Normal 4 2 2
3 TW10209 Ortopedagogik 4 2 2
4 TW10301 Afasia Dewasa 4 2 2
5 TW10306 Disfagia 4 2 2
Semester IV
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
TW10104 Pengembangan Pelayanan dan 3 1 2
1 Kewirausahaan
2 TW10302 Afasia Perkembangan 4 2 2
3 TW10305 Disaudia 4 2 2
4 TW10308 Disloglosia 4 2 2

Semester V

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10206 Linguistik 4 1 3
2 TW10303 Afonia 4 2 2
3 TW10304 Disartria 4 2 2
4 TW10307 Disfonia 4 2 2
5 TW10401 Pengantar Terapi Wicara 4 2 2
6 TW10402 Peralatan Terapi Wicara 4 2 2

Semester VI

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10207 Linguistik II 2 2
2 TW10309 Dislalia 4 2 2
3 TW10310 Dislogia 4 2 2
4 TW10311 Gagap 4 2 2
5 TW10313 Manajemen Klinik I 4 1 3

Semester VII

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10403 Praktikum I 6 2 4
2 TW10314 Manajemen Klinik 4 1 3
3 TW10317 Fonetik dan Fonologi 3 1 2
4 TW10312 Klater Latah 4 2 2
Jumlah 17 4 9 4
Semester VIII

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10209 Gangguan Spektrum Autistik 4 4
2 TW10315 Manajemen Klinik III 4 1 3
3 TW10316 Terapi Wicara Autis 4 2 2
4 TW10405 Praktikum II 6 2 4

Cara Mengembangkan Suasana dan Interaksi Akademik dan Perilaku dan Interaksi Akademik dan
Perilaku Kecendikiawanan

Keunggulan mutu sistem pembelajaran di Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau adalah
pengembangan kurikulum dan segala kegiatan pembelajaran mahasiswa sebagai rujukan program studi
dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatannya untuk
mencapai tujuan program studi. Kurikulum disusun berdasarkan kajian mendalam tentang hakikat
keilmuan bidang studi dan kebutuhan pemangku kepentingan terhadap bidang ilmu dan penjaminan
tercapainya kompetensi lulusan yang dicakup oleh suatu program studi dengan memperhatikan
standar mutu, dan visi, misi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.
Sesuai dengan kebutuhan program studi, Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau menetapkan
kurikulum dan pedoman yang mencakup struktur, tataurutan, kedalaman, keluasan, dan penyertaan
komponen tertentu.

Pembelajaran (tatap muka atau jarak jauh) adalah pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa dari
kegiatan belajar, seperti perkuliahan, praktikum atau praktek, magang, pelatihan, diskusi, lokakarya,
seminar, dan tugas-tugas pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan berbagai
pendekatan, strategi, dan teknik, yang menantang agar dapat mengkondisikan mahasiswa berpikir
kritis, bereksplorasi, berkreasi, dan bereksperimen dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan berpusat pada mahasiswa (student-centered) dengan
kondisi pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk belajar mandiri dan kelompok.

Evaluasi hasil belajar adalah upaya untuk mengetahui sampai di mana mahasiswa mampu mencapai
tujuan pembelajaran, dan menggunakan hasilnya dalam membantu mahasiswa memperoleh hasil yang
optimal. Evaluasi mencakup semua ranah belajar dan dilakukan secara objektif, transparan, dan
akuntabel dengan menggunakan instrumen yang sahih dan andal, serta menggunakan penilaian acuan
patokan (criterion-referenced evaluation). Evaluasi hasil belajar difungsikan dan didayagunakan untuk
mengukur pencapaian akademik mahasiswa, kebutuhan akan remedial serta metaevaluasi yang
memberikan masukan untuk perbaikan sistem pembelajaran.

Suasana akademik adalah kondisi yang dibangun untuk menumbuhkembangkan semangat dan
interaksi akademik antara mahasiswa-dosen-tenaga kependidikan, pakar, dosen tamu, nara sumber,
untuk meningkatkan mutu kegiatan akademik, di dalam maupun di luar kelas. Suasana akademik yang
baik ditunjukkan dengan perilaku yang mengutamakan kebenaran ilmiah, profesionalisme, kebebasan
akademik dan kebebasan mimbar akademik, serta penerapan etika akademik secara konsisten.

Mahasiswa merupakan pembelajar yang membutuhkan pengembangan diri secara holistik yang
mencakup unsur fisik, mental, dan kepribadian sebagai sumber daya manusia yang bermutu di masa
depan. Oleh karena itu, selain layanan akademik, mahasiswa perlu mendapatkan layanan
pengembangan minat dan bakat dalam bidang spiritual, seni budaya, olahraga, kepekaan sosial,
pelestarian lingkungan hidup, serta bidang kreativitas lainnya. Mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai
profesionalisme, kemampuan adapatif, kreatif dan inovatif dalam mempersiapkan diri memasuki dunia
profesi dan atau dunia kerja

Rancangan Proses Pembelajaran Yang Terkait Dengan Penelitian Mahasiswa Pada Tugas Akhir

Penelitian adalah salah satu tugas pokok perguruan tinggi yang memberikan kontribusi dan manfaat
kepada proses pembelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta peningkatan
mutu kehidupan masyarakat. Perguruan tinggi harus memiliki sistem perencanaan pengelolaan serta
implementasi program-program penelitian yang menjadi unggulan. Sistem pengelolaan ini mencakup
akses dan pengadaan sumber daya dan layanan penelitian bagi pemangku kepentingan, memiliki peta-
jalan (road-map), melaksanakan penelitian serta mengelola dan meningkatkan mutu hasilnya dalam
rangka mewujudkan visi, melaksanakan misi, dan mencapai tujuan yang dicita-citakan perguruan tinggi.
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau menciptakan iklim yang kondusif agar dosen dan
mahasiswa secara kreatif dan inovatif menjalankan peran dan fungsinya sebagai pelaku utama
penelitian yang bermutu dan terencana. Perguruan tinggi memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan
diseminasi hasil-hasil penelitian dalam berbagai bentuk, antara lain penyelenggaraan forum/seminar
ilmiah, presentasi ilmiah dalam forum nasional dan internasional, publikasi dalam jurnal nasional
terakreditasi dan/atau internasional yang bereputasi.
Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa pada tugas akhir
diimplementasikan dalam bentuk mata kuliah statistik dan metodologi penelitian yang meliputi dua
pokok bahasan yaitu statistik dan metode penelitian. Statistik membahas pengertian statistik, metode
statistik dan peranan statistik dalam penelitian. Metode penelitian meliputi berpikir ilmiah dan
prosedur penelitian. Berikutnya dilakukan pengintegrasian keduanya dalam suatu pembuatan karya
tulis ilmiah
Rancangan Proses Pembelajaran Yang Terkait dengan Pengabdian Kepada Masyarakat

Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau memberdayakan dan melibatkan program studi untuk
berpartisipasi aktif dalam perencanaan, pengembangan dan pelaksanaan program dan kegiatan
penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat.

Rancangan dan pelaksanaan kerjasama dengan instansi dan pemangku kepentingan terkait dalam
rangka pendayagunaan, peningkatan kepakaran dosen, kompetensi mahasiswa, serta sumber daya lain
yang dimiliki Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau secara saling menguntungkan.
Pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sebagai perwujudan kontribusi kepakaran,
kegiatan pemanfaatan hasil pendidikan, dan/atau penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni, dalam upaya memenuhi permintaan dan/atau memprakarsai peningkatan
mutu kehidupan bangsa. Perguruan tinggi yang baik memiliki sistem pengelolaan kerja sama dengan
pemangku kepentingan eksternal dalam rangka penyelenggaraan dan peningkatan mutu secara
berkelanjutan program-program akademik. Hasil kerja sama dikelola dengan baik untuk kepentingan
akademik dan sebagai perwujudan akuntabilitas perguruan tinggi sebagai lembaga nirlaba. Perguruan
tinggi yang baik mampu merancang dan mendayagunakan program-program kerja sama yang
melibatkan partisipasi aktif program studi dan memanfaatkan dan meningkatkan kepakaran dan mutu
sumber daya perguruan tinggi.

Akuntabilitas pelaksanaan tridarma dan kerja sama perguruan tinggi diwujudkan dalam bentuk
keefektifan pemanfaatannya untuk memberikan kepuasan pemangku kepentingan terutama peserta
didik.

Adapun Institusi-institusi yang diajak bekerjasama dalam hal pengabdian kepada masyarakat adalah
sekolah-sekolah inklusi, sekolah-sekolah luar biasa, sekolah-sekolah anak mandiri, Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), autis center Riau, rumah sakit-rumah sakit yang memiliki klinik tumbuh kembang
anak dan atau klinik stroke, dan lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan bidang keilmuan terapi
wicara.

Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat


diimplementasikan dalam bentuk mata kuliah praktikum I dan II.

Mata kuliah praktikum I, dilaksanakan langsung di lapangan/lahan praktik untuk mengembangkan


keterampilan dalam melaksanakan pemeriksaan, menetapkan ada tidaknya gangguan kemampuan
berkomunikasi, jenis dan derajat gangguan komunikasi (asesmen dan diagnostik) untuk gangguan
wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan.

Mata kuliah praktikum II, dilaksanakan dilapangan/lahan praktik sebagai lanjutan dari mata kuliah
Praktikum I. Ruang lingkupnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian/evaluasi terapi wicara
untuk gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan.

Sistem / Pola Pembelajaran Yang Dapat Mengantarkan Lulusan Mampu Membuat Karya Ilmiah /
Nyata Layak Publikasi

Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau adalah pendidikan tinggi yang merupakan kelanjutan
pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Dalam hal ini Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau memiliki peran dan fungsi untuk :
(1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian;
(2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkayakebudayaannasional.

Inti proses belajar adalah perubahan pada diri individu dalam aspek pengetahuan, sikap, keterampilan,
dan kebiasaan sebagai produk dan interaksinya dengan lingkungan. Belajar adalah proses membangun
pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Dengan kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan
berhasil bila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau kebiasaan baru yang
secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan belajar secara mandiri atau sengaja dirancang.

Proses pembelajaran Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dirancang dalam suatu rencana
pelaksanaan pembelajaran. Proses tersebut pada dasarnya merupakan sistem dan prosedur penataan
situasi dan lingkungan belajar agar memungkinkan terjadinya proses belajarpembelajaran aktif yang
memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental
maupun secara fisik.

Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau mengembangkan model pembelajaran aktif atau
pembelajaran interaktif dengan karakteristiknya sebagai berikut:
(1) adanya variasi kegiatan klasikal, kelompok dan perorangan;
(2) dosen berperan sebagai fasilitator belajar, nara sumber dan manajer kelas yang demokratis;
(3) keterlibatan mental (pikiran, perasaan) siswa tinggi;
(4) menerapkan pola komunikasi yang banyak;
(5) suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang dan tetap terkendali oleh tujuan;
(6) potensial dapat menghasilkan dampak intruksional dan dampak pengiring lebih efektif;
(7) dapat digunakan di dalam atau di luar kelas/ruangan.

Maka dengan demikian Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau diharapkan mampu untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian dalam bidang keilmuan terapi wicara. Salah satu wujud kemampuan peserta
didik untuk mengembangkan dan atau mecipatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian di bidang
keilmuan terapi wicara terbut adalah dalam bentuk kemampuan membuat karya ilmiah / nyata yang
layak publikasi. Implementasi sistem pembelajaran untuk mengantarkan peserta didik mampu
membuat karya ilmiah / nyata yang layak publikasi adalah dalam bentuk tugas akhir berupa Karya Tulis
ilmiah (KTI)
Sistem Penilaian Pembelajaran dan Tata Cara Pelaporan Penilaian.

Penilaian terhadap proses belajar mengajar dilakukan secara berkala dalam bentuk penugasan, ujian,
seminar kasus pada setiap tahapan program. Penilaian akhir keberhasilan mahasiswa dilakukan dengan
memperhatikan : kehadiran, ujian harian/tugas, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, dan
Ujian Akhir Program. Penilaian dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E dengan masing-masing bobot
4, 3, 2, 1, dan 0.
Nilai batas lulus mata kuliah teori dan praktek minimal 2,
Tidak mencapai minimal nilai batas lulus
No. Nilai Keterangan

1 C Tugas tambahan

2 D Tugas tambahan dan mengikuti Ujian Akhir Semester Ulang

3 E mengikuti perkuliahan kembali untuk mata kuliah tersebut

Rentang nilai konversi dari nilai absolut ke nilai mutu dan nilai lambang

No Nilai Absolut Angka Mutu Huruf Mutu


86 100 4.00
1 83 85 3.75 3.99 A
79 82 3.51 3.74
75 78 3.25 3.50
2 71 74 3.00 3.24 B
68 70 2.75 2.99
64 67 2.50 2.74
3 60 63 2.25 2.49 C
56 59 2.00 2.24
52 55 1.75 1.99
48 51 1.50 1.74
4 D
44 47 1.25 1.49
41 43 1.00 1.24
31 40 0.75 0.79
21 30 0.50 0.74
5 E
11 20 0.25 0.49
0 10 0.00 0.24
Kemampuan belajar mahasiswa diukur dari hasil usaha yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) yang
diperolehnya dalam semester terdahulu. Besarnya Indeks Prestasi (IP) ditetapkan sebagai berikut :

Jumlah nilai kredit (SKS) mata kuliah yang diambil x

I nilai masing-masing mata kuliah


P=
Jumlah Kredit (SKS) mata kuliah yang diambil

Rumus : IP KN
=
K

IP = Indeks Prestasi

K = Kredit (SKS) mata kuliah yang diambil

N = Nilai masing-masing mata kuliah

5.1.1 Profil Lulusan

Tugas Pokok Lulusan:

Melaksanakan pelayanan terapi wicara demi tercapainya kemampuan komunikasi yang optimal,
baik dalam aspek bahasa, wicara, suara, irama / kelancaran, dan masalah menelan hingga mampu
berkomunikasi secara wajar dan tidak mengalami gangguan psikososial dalam menjalankan
fungsinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Peran Lulusan:

1. Peran pelaksana:

Memberikan pelayanan terapi wicara kepada orang-orang yang mengalami gangguan


kemampuan berkomunikasi meliputi gangguan wicara, bahasa, suara, irama/ kelancaran, dan
menelan.

2. Peran pengelola:

Mengelola pelayanan terapi wicara secara komprehensif baik mandiri maupun terpadu di
tingkat pelayanan dasar, pelayanan rujukan, dan pelayanan yang dilaksanakan lembaga
swadaya masyarakat.

3. Peran pendidik:

a). Melakukan advokasi tentang gangguan bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan
kepada pasien dan keluarga.

b). Melakukan penyuluhan (promosi kesehatan) tentang gangguan bahasa, wicara, suara,
irama kelancaran, dan menelan kepada masyarakat.
c). Melakukan edukasi dan promosi tentang gangguan bahasa, wicara, suara, irama kelancaran,
dan menelan kepada profesi kesehatan lain dan pemangku kepentingan.

4. Peran peneliti:

a). Melakukan penelitian sederhana pada bidang bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan
menelan.

b). Membuat laporan tertulis secara komprehensif yang berhubungan dengan gangguan bahasa,
wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan.

c). Mengaplikasikan hasil penelitian dalam bidang terapi wicara untuk menunjang kualitas
pelayanan.

Fungsi Lulusan :

1. Fungsi Pelaksana

a). Melakukan identifikasi masalah-masalah kesehatan yang berkaitan dengan terapi icara dan
hal-hal yang berhubungan.

b). Merumuskan dan menetapkan kesimpulan dari hasil analisis data dalam bentuk diagnosis
terapi wicara.

c). Merencanakan tindakan di bidang terapi wicara dan hal-hal yang berhubungan sesuai
dengan kebutuhan klien.

d). Melakukan tindakan di bidang terapi wicara dan hal -hal yang berhubungan sesuai
dengan kebutuhan klien agar mampu berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.

e). Mengevaluasi hasil tindakan di bidang terapi wicara dan hal-hal yang berhubungan, dengan
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

f). Bekerjasama khususnya dengan sejawat (terapis wicara) dan ahli/disiplin lain yang
berhubungan dalam rangka penanganan klien di bidang terapi wicara dan hal-hal yang
berhubungan.

2. Fungsi pengelola: mengelola bidang terapi wicara di unit pelayanan di mana ia bekerja.

3. Fungsi pendidik: menyelenggarakan dan membina upaya penyebarluasan informasi di bidang


terapi wicara kepada pihak lain yang berhubungan.

4. Fungsi peneliti: mengkaji masalah-masalah yang ada dan timbul dalam rangka melaksanakan
penelitian di bidang terapi wicara dan hal-hal yang berhubungan.

Peran peneliti:

a). Melakukan penelitian sederhana pada bidang bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan
menelan.

b). Membuat laporan tertulis secara komprehensif yang berhubungan dengan gangguan bahasa,
wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan.

c). Mengaplikasikan hasil penelitian dalam bidang terapi wicara untuk menunjang kualitas
pelayanan.
5.1.2. Capaian Pembelajaran

Capaian pembelajaran (Learning outcome) adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi
pengetahuan, sikap, keterampilan,kompetensi, danakumulasipengalamankerja;
Capaian pembelajaran Program Studi D.4 Terapi Wicara Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau
adalah sebagai berikut :
PARAMETER
DESKRIPSI DESKRIPSI
a. Memberikan pelayanan yang bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kemampuan
wicara pada masyarakat yang membutuhkan berdasarkan evidence based,
b. Mempunyai kemampuan dalam melaksanakan penanggulangan terhadap masalah
gangguan bicara di masyarakat mulai dari Promotif, Preventif, Curatif dan Rehabilitatif.
c. Mampu melakukan kajian ilmu terapi wicara berdasarkan kaidah dasar keilmuan
d. Mampu menghasilkan karya ilmiah dibidang terapi wicara dengan menggunakan
CAPAIAN metode yang tepat.
PEMBELAJARAN
e. Mampu menetapkan perencanaan program terapi dalam penyusunan program
MINIMAL (SNPT) jangka panjang dan jangka pendek secara tepat sesuai modalitas klien yang mengalami
gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, menelan
f. Mampu melakukan pengolahan data secara holistik
g. Mampu memimpin dan mengelola usaha jasa pelayanan terapi wicara secara mandiri
maupun berkesinambungan
h. Mampu melakukan penjaminan mutu layanan terapi wicara

PARAMETER
DESKRIPSI
CAPAIAN DESKRIPSI
PEMBELAJARAN
LULUSAN
a. Mampu melakukan asesmen melalui wawancara, observasi, tes dan studi dokumen
untuk mendapatkan data penyebab dan data sindrom pada klien yang mengalami
gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan
b. Mampu menganalisis dan merumuskan data dengan menggunakan metode
induktif dan deduktif secara tepat dan akurat dari data yang diperoleh pada kondisi
gangguan bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan
c. Mampu menetapkan diagnosis sesuai sindroma dan karakteristik gangguan bahasa,
wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan
d. Mampu menetapkan prognosis sesuai aset dan limitasi yang dimiliki pada klien yang
mengalami gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan
e. Mampu menetapkan perencanaan program terapi dalam penyusunan program
jangka panjang dan jangka pendek secara tepat sesuai modalitas klien yang
mengalami gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, menelan
f. Mampu melakukan tindakan terapi, dengan berbagai macam metode terapi
secara tepat dan terarah pada klien yang mengalami gangguan wicara, bahasa,
1. Kemampuan di suara, irama kelancaran, menelan
bidang kerja
g. Mampu melakukan evaluasi penanganan terapi pada klien yang mengalami gangguan
bahasa, wicara, suara,irama kelancaran dan menelan
h. Mampu melakukan pendokumentasian data melalui pencatatan, penyimpanan
dan pelaporan data yang berhubungan dengan prosedur kerja terapi wicara pada
klien yang mengalami gangguan bahasa, wicara, suara,irama kelancaran dan
menelan
i. Mampu melakukan kerjasama dengan sejawat dan ahli terkait secara terpadu
dalam pelaksanaan pelayanan terapi wicara
j. Mampu melakukan pengelolaan pelayanan Terapi Wicara pada gangguan bahasa,
wicara, suara,irama kelancaran dan menelan secara mandiri maupun terpadu
k. Mampu advokasi, edukasi dan penyuluhan gangguan bahasa, wicara, suara, irama
kelancaran dan menelan kepada klien, keluarga, profesi kesehatan lain, dan
masyarakat
l. Mampu melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus pada bidang bahasa,
wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan.
m. Mampu membuat laporan tertulis secara komprehensif yang berhubungan
dengan penanganan yang diberikan.

a Menguasai teoritis teknik-teknik pengumpulan data untuk dapat melakukan


kegiatan asesmen pengetahuan yang dikuasai
b. Menguasai teoritis analisis data untuk memperoleh karakteristik gangguan
gangguan bahasa, wicara, suara,irama kelancaran dan menelan
c. Menguasai konsep teoritis prognosis untuk dapat menetapkan derajat gangguan
d. Menguasai konsep teoritis perencanan program terapi untuk dapat melakukan
penyusunan program jangka panjang dan jangka pendek dengan tepat
e. Menguasai teori prinsip dasar dan teknik penanganan gangguan wicara, bahasa,
suara, irama kelancaran, menelan untuk dapat melakukan tindakan terapi
f. Menguasai teori tentang cara dan mekanisme evaluasi untuk dapat melakukan
penilaian hasil terapi
2. Lingkup kerja g. Menguasai konsep teknik pendokumentasian untuk dapat melakukan pencatatan,
berdasarkan penyimpanan, dan pelaporan data
pengetahuan yang h. Menguasai teoritis pelayanan terpadu untuk dapat melakukan kerjasama dengan
dikuasai sejawat dan ahli terkait dalam pelayanan terapi wicara
i. Menguasai teoritis manajemen pengembangan pelayanan terapi wicara untuk dapat
melakukan pengelolaan pelayanan terapi wicara
j. Menguasai teoritis Komunikasi, Informasi dan edukasi untuk dapat memberikan
informasi mengenai pelayanan terapi wicara
k. Menguasai teoritis metodologi penelitian untuk dapat melakukan penelitian
sederhana bidang bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan
l. Menguasai teoritis pendokumentasian dan sistem penulisan untuk dapat membuat
laporan tertulis secara komprehensif yang berhubungan dengan penanganan yang
diberikan.
m. Menguasai teoritis statistik dan hasil penelitian untuk dapat menunjang kualitas
pelayanan dalam bidang terapi wicara

a. Mampu mengelola data data penyebab dan data sindrom yang diperoleh melalui
asesmen secara komunikatif, etis, dan estetik
b. Mampu mengelola analisa data penyebab dan data sindrom secara komunikatif dan
partisipatif
c. Mampu memilih diagnosis dan karakteristik gangguan gangguan wicara, bahasa,
suara, irama kelancaran, menelan secara komunikatif
d. Mampu bertanggungjawab dalam menetapkan kemampuan optimal yang dapat
dicapai klien secara komunikatif, etis, dan estetik
e. Mampu mengelola perencanaan terapi secara mandiri
f. Mampu mengelola tindakan terapi sesuai dengan kebutuhan klien secara mandiri
dan terpadu
g. Mampu mengelola hasil terapi melalui tindakan evaluasi secara komunikatif dan
partisipatif
3. Kemampuan h. Mampu mengelola pendokumentasian data pelayanan terapi wicara secara
manajerial komunikatif
i. Mampu mengelola kerja sama dengan teman sejawat dan pihak terkait secara
komunikatif, interaktif dan partisipatif
j. Mampu bertanggungjawab dan bekerja dalam kelompok pelayanan Terapi Wicara
secara komunikatif, interaktif dan partisipatif
k. Mampu bertanggungjawab terhadap informasi yang diberikan kepada klien dan
pihak terkait secara komunikatif, etis, dan estetik
l. Mampu mengelola proses penelitian sederhana bidang bahasa, wicara, suara, irama
kelancaran, dan menelan

m. Mampu mengelola laporan tertulis secara komprehensif yang berhubungan


dengan penanganan yang diberikan.
n. Mampu mengelola hasil penelitian dalam bidang terapi wicara untuk
mengembangkan kualitas pelayanan
PARAMETER
DESKRIPSI DESKRIPSI
UTAMA
a. Mampu memahami konsep normal dan tidak normal tentang wicara, bahasa, suara,
irama kelancaran, dan menelan.
b. Mampu melakukan asesmen terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan.
c. Menguasai teoritis analisis data untuk memperoleh karakteristik gangguan
bahasa, wicara, suara,irama kelancaran dan menelan
d. Mampu melakukan diagnosa terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan.
e. Melakukan prognosa terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan
KOMPETENSI menelan.
LULUSAN f. Melakukan terapi terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan
menelan.
g. Melakukan kerjasama dengan sejawat dan pihak terkait dalam memberikan
pelayanan terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan.
h. Mendokumentasikan data yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur kerja
terapi terhadap gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan.
PENDUKUNG
a. Mengklasifikasi jenis,ciri-ciri, penyebab, dan penanganan dengan gangguan spektrum
autistik yang berkaitan dengan gangguan bahasa wicara
b. Melaksanakan pelayanan terapi wicara berlandaskan histori dan falsafah Yayasan
Rumah Sakit Islam (YARSI) Riau yang profesional dan berwawasan global

5.1.3 Matriks Bahan Kajian

BAHAN KAJIAN
Gangguan Spektrum Autistik
Manajemen Klinik
Speech Phatologi
Speech / Wicara

Terapi Wicara

LEARNING OUTCOMES

Mampu melakukan asesmen melalui wawancara, observasi, tes dan


studi dokumen untuk mendapatkan data penyebab dan data sindrom
pada klien yang mengalami gangguan wicara, bahasa, suara, irama
1 kelancaran, dan menelan
Mampu menganalisis dan merumuskan data dengan menggunakan
metode induktif dan deduktif secara tepat dan akurat dari data yang
diperoleh pada kondisi gangguan bahasa, wicara, suara, irama
2 kelancaran, dan menelan
Mampu menetapkan diagnosis sesuai sindroma dan karakteristik
3 gangguan bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan
Mampu menetapkan prognosis sesuai aset dan limitasi yang dimiliki pada
klien yang mengalami gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran,
4 dan menelan
Mampu menetapkan perencanaan program terapi dalam penyusunan
program jangka panjang dan jangka pendek secara tepat sesuai
modalitas klien yang mengalami gangguan wicara, bahasa, suara, irama
5 kelancaran, menelan
Mampu melakukan tindakan terapi, dengan berbagai macam metode
terapi secara tepat dan terarah pada klien yang mengalami gangguan
6 wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, menelan
Mampu melakukan evaluasi penanganan terapi pada klien yang
mengalami gangguan bahasa, wicara, suara,irama kelancaran dan
7 menelan
Mampu melakukan pendokumentasian data melalui pencatatan,
penyimpanan dan pelaporan data yang berhubungan dengan prosedur
kerja terapi wicara pada klien yang mengalami gangguan bahasa,
8 wicara, suara,irama kelancaran dan menelan
Mampu melakukan kerjasama dengan sejawat dan ahli terkait secara
9 terpadu dalam pelaksanaan pelayanan terapi wicara
Mampu melakukan pengelolaan pelayanan Terapi Wicara pada
gangguan bahasa, wicara, suara,irama kelancaran dan menelan secara
10 mandiri maupun terpadu
Mampu advokasi, edukasi dan penyuluhan gangguan bahasa, wicara,
suara, irama kelancaran dan menelan kepada klien, keluarga, profesi
11 kesehatan lain, dan masyarakat
Mampu melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus pada bidang
12 bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan menelan.
Mampu membuat laporan tertulis secara komprehensif yang
13 berhubungan dengan penanganan yang diberikan.
Mampu membuat laporan tertulis secara komprehensif yang
14 berhubungan dengan penanganan yang diberikan.
Menguasai teoritis teknik-teknik pengumpulan data untuk dapat
15 melakukan kegiatan asesmen pengetahuan yang dikuasai
Menguasai teoritis analisis data untuk memperoleh karakteristik
gangguan gangguan bahasa, wicara, suara,irama kelancaran dan
16 menelan
Menguasai konsep teoritis prognosis untuk dapat menetapkan derajat
17 gangguan
Menguasai konsep teoritis perencanan program terapi untuk dapat
melakukan penyusunan program jangka panjang dan jangka pendek
18 dengan tepat
Menguasai teori prinsip dasar dan teknik penanganan gangguan
wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, menelan untuk dapat
19 melakukan tindakan terapi
Menguasai teori tentang cara dan mekanisme evaluasi untuk dapat
20 melakukan penilaian hasil terapi
Menguasai konsep teknik pendokumentasian untuk dapat melakukan
21 pencatatan, penyimpanan, dan pelaporan data
Menguasai teoritis pelayanan terpadu untuk dapat melakukan
kerjasama dengan sejawat dan ahli terkait dalam pelayanan terapi
22 wicara
Menguasai teoritis manajemen pengembangan pelayanan terapi wicara
23 untuk dapat melakukan pengelolaan pelayanan terapi wicara
Menguasai teoritis Komunikasi, Informasi dan edukasi untuk dapat
24 memberikan informasi mengenai pelayanan terapi wicara
Menguasai teoritis metodologi penelitian untuk dapat melakukan
penelitian sederhana bidang bahasa, wicara, suara, irama kelancaran,
25 dan menelan
Menguasai teoritis pendokumentasian dan sistem penulisan untuk
dapat membuat laporan tertulis secara komprehensif yang
26 berhubungan dengan penanganan yang diberikan.
Menguasai teoritis statistik dan hasil penelitian untuk dapat menunjang
27 kualitas pelayanan dalam bidang terapi wicara
Mampu mengelola data data penyebab dan data sindrom yang
28 diperoleh melalui asesmen secara komunikatif, etis, dan estetik
Mampu mengelola analisa data penyebab dan data sindrom secara
29 komunikatif dan partisipatif
Mampu memilih diagnosis dan karakteristik gangguan gangguan
30 wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, menelan secara komunikatif
Mampu bertanggungjawab dalam menetapkan kemampuan optimal
31 yang dapat dicapai klien secara komunikatif, etis, dan estetik
32 Mampu mengelola perencanaan terapi secara mandiri
Mampu mengelola tindakan terapi sesuai dengan kebutuhan klien
33 secara mandiri dan terpadu
Mampu mengelola hasil terapi melalui tindakan evaluasi secara
34 komunikatif dan partisipatif
Mampu mengelola pendokumentasian data pelayanan terapi wicara
35 secara komunikatif
Mampu mengelola kerja sama dengan teman sejawat dan pihak
36 terkait secara komunikatif, interaktif dan partisipatif
Mampu bertanggungjawab dan bekerja dalam kelompok pelayanan
37 Terapi Wicara secara komunikatif, interaktif dan partisipatif
Mampu bertanggungjawab terhadap informasi yang diberikan kepada
38 klien dan pihak terkait secara komunikatif, etis, dan estetik
Mampu mengelola proses penelitian sederhana bidang bahasa, wicara,
39 suara, irama kelancaran, dan menelan
Mampu mengelola laporan tertulis secara komprehensif yang
40 berhubungan dengan penanganan yang diberikan.
Mampu mengelola hasil penelitian dalam bidang terapi wicara untuk
41 mengembangkan kualitas pelayanan
Mengklasifikasi jenis,ciri-ciri, penyebab, dan penanganan dengan
gangguan spektrum autistik yang berkaitan dengan gangguan bahasa
42 wicara
5.1.4 Mata Kuliah

Bobot SKS SKS


No Kode MK MK Pengembangan dan Kepribadian (MPK)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10101 Bahasa Indonesia 3 3
2 TW10102 Bahasa Inggris I 2 2
3 TW10103 Bahasa Inggris II 2 2
4 TW10104 Pengembangan Pelayanan dan 3 3
Kewirausahaan Terapi Wicara
5 TW10105 Pendidikan Agama 3 3
6 TW10106 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3
Jumlah (10,3%) 16 9 7
Bobot SKS SKS
No Kode MK MK Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10201 Anatomi Fisiologi 4 2 2
2 TW10202 Audiologi 4 4
3 TW10203 Dasar-dasar Afasia 4 4
4 TW10204 Dasar-dasar Disfonia Afonia 4 4
5 TW10205 Komunikasi Normal 4 4
6 TW10206 Linguistik I 4 4
7 TW10206 Linguistik II 2 2
8 TW10207 Neurologi 4 4
9 TW10208 Ortopedagogik 4 4
10 TW10209 Gangguan Spektrum Autistik 4 4
11 TW10210 Psikologi 4 2 2
Jumlah (21%) 42 34 8
Bobot SKS SKS
No Kode MK MK Keahlian Berkarya (MKB)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10301 Afasia Dewasa 4 4
2 TW10302 Afasia Perkembangan 4 4
3 TW10303 Afonia 4 4
4 TW10304 Disartria 4 4
5 TW10305 Disaudia 4 4
6 TW10306 Disfagia 4 4
7 TW10307 Disfonia 4 4
8 TW10308 Disglosia 4 4
9 TW10309 Dislalia 4 4
10 TW10310 Dislogia 4 4
11 TW10311 Gagap 4 4
12 TW10312 Klater Latah 4 4
13 TW10313 Manajemen Klinik I 4 4
14 TW10314 Manajemen Klinik II 4 4
15 TW10315 Manajemen Klinik III 4 4
16 TW10316 Terapi Wicara Autis 4 2 2
17 TW10317 Fonetik dan Fonologi 3 3
Jumlah (43%) 67 65 0
Bobot SKS SKS
No Kode MK MK Perilaku Berkarya (MPB)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10401 Pengantar Terapi Wicara 4 2 2
2 TW10402 Peralatan Terapi Wicara 4 2 2
3 TW10403 Praktikum I 6 6
4 TW10404 Praktikum II 6 6
5 TW10405 Sistem dan Program Kesehatan Nasional 3 3
Jumlah (14,8%) 23 16 7
Bobot SKS SKS
No Kode MK MK Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
(SKS) Inti Institusional
1 TW10501 Ilmu Sosial Budaya Dasar 2 2
2 TW10502 Ke-YARSI-an 2 2
3 TW10503 Statistik dan Metodologi Penelitian 3 3
Jumlah (4.5%) 7 5 2

Jumlah SKS (100%) 155 129 24

Struktur Program Berdasarkan Bobot SKS Teori, Praktik, dan Klinik

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK MK Pengembangan dan Kepribadian (MPK)
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10101 Bahasa Indonesia 3 1 2
2 TW10102 Bahasa Inggris I 2 1 1
3 TW10103 Bahasa Inggris II 2 1 1
4 TW10104 Pengembangan Pelayanan dan 3 1 2
Kewirausahaan Terapi Wicara
5 TW10105 Pendidikan Agama 3 1 2
6 TW10106 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 2 1
Jumlah (10.3%) 16 7 9 0
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK MK Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10201 Anatomi Fisiologi 4 2 2
2 TW10202 Audiologi 4 2 2
3 TW10203 Dasar-dasar Afasia 4 2 2
4 TW10204 Dasar-dasar Disfonia Afonia 4 2 2
5 TW10205 Komunikasi Normal 4 2 2
6 TW10206 Linguistik I 4 1 3
7 TW10207 Linguistik II 2 2
8 TW10208 Neurologi 4 2 2
9 TW10209 Ortopedagogik 4 2 2
10 TW10210 Gangguan Spektrum Autistik 4 4
11 TW10211 Psikologi 4 2 2
Jumlah (27.1%) 42 17 25 0
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK MK Keahlian Berkarya (MKB)
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10301 Afasia Dewasa 4 2 2
2 TW10302 Afasia Perkembangan 4 2 2
3 TW10303 Afonia 4 2 2
4 TW10304 Disartria 4 2 2
5 TW10305 Disaudia 4 2 2
6 TW10306 Disfagia 4 2 1
7 TW10307 Disfonia 4 2 2
8 TW10308 Disglosia 4 2 2
9 TW10309 Dislalia 4 2 2
10 TW10310 Dislogia 4 2 2
11 TW10311 Gagap 4 2 2
12 TW10312 Klater Latah 4 2 2
13 TW10313 Manajemen Klinik I 4 2 2
14 TW10314 Manajemen Klinik II 4 2 2
15 TW10315 Manajemen Klinik III 4 2 2
16 TW10316 Terapi Wicara Autis 4 2 2
17 TW10317 Fonetik dan Fonologi 3 1 2
Jumlah (43.2%) 67 28 37 2
4
Bobot SKS SKS SKS
2 Kode MK MK Perilaku Berkarya (MPB)
(SKS) Teori Praktik Klinik
4 TW10401 Pengantar Terapi Wicara 4 2 2
4 TW10402 Peralatan Terapi Wicara 4 2 2
4 TW10403 Praktikum I 6 2 4
4 TW10404 Praktikum II 6 2 4
5 TW10405 Sistem dan Program Kesehatan Nasional 3 2 1
Jumlah (14.8%) 23 6 9 8
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK MK Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10501 Ilmu Sosial Budaya Dasar 2 1 1
2 TW10502 Ke-YARSI-an 2 1 1
3 TW10503 Statistik dan Metodologi Penelitian 3 1 2
Jumlah (4.5%) 7 3 4 0
Total Jumlah SKS, SKS Teori, SKS Praktik,
155 61 84 10
dan SKS Klinik
Prosentase SKS, SKS Teori, SKS Praktik dan
100% 39% 54% 6%
SKS Klinik
5.1.5 Mata Kuliah

Kelengkapan2
Depart/Bag/F
ak
Dosen Penyelengara
KODE Nama Mata Bobot Penga Silab
No. MK/BLOK Kuliah SKS Bahan Kajian mpu Deskripsi us RPS
1 TW10101 Bahasa 3 1. Tata bahasa Indonesia Rovani Mata kuliah ini Prodi
Indonesia ta menguraikan penggunaan
Rama, bahasa Indonesia dalam
SE, MH membaca, menulis,
menyimak, dan berbicara.
Penggunaan ejaan, yang
disempurnakan dalam
laporan dan karya tulis
ilmiah dengan
menggunakan bahasa
Indoensia yang baik dan
2. Keterampilan menggunakan benar.
bahasa Indonesia yang baik dan
benar
3. Keterampilan menggunakan ejaan
yang disempurnakan

4. Pola berfikir deduktif dan induktif


5. Metode pengajaran bahasa
Indonesia
2 TW10102 Bahasa 2 Syukri Mata kuliah ini membahas Prodi
Inggris I Hadi, tentang kemampuan
S.E., Listening
Ak, Comperehension,
GMQ, Grammar Structure,
MIM Speaking, Written
Expression, and Reading
1. Listening Comperehension Comperehension untuk
mencapai kemampuan
2. Grammar Structure dalam Test of English as a
3. Speaking Foreign Language (TOEFL).

4. Written Expression
5. Reading Comperehension
3 TW10103 Bahasa 2 1. Vocabulary and terminology Syukri Mata kuliah ini merupakan Prodi
Inggris II terapi wicara Hadi, mata kuliah lanjutan dari
S.E., Mata Kuliah Bahasa Inggris
2. Grammar Ak, I. Mata kuliah ini
3. Reading and listening GMQ, membahas isi, bentuk, dan
comprehention MIM penggunaan bahasa Inggris
guna mencapai
4. Translation kemampuan membaca,
menulis, menterjemahkan,
dan berkomunikasi dalam
hal yang berkaitan dengan
5. Conversation pelayanan terapi wicara.
4 TW10104 Pengembang 3 Abrilok Mata kuliah ini membahas Prodi
an Pelayanan 1. Konsep dasar kewirausahaan a Vidu tentang pemahaman dan
dan meliputi: sikap, kepribadian dan Nugroh penjiwaan tentang
Kewirausahaa profil seorang wirausaha, o, kewirausahaan sehingga
n Terapi pengenalan potensi diri S.Kep., mampu menerapkan
Wicara 2. Fungsi manajemen M.Kes dalam proses pelayanan
terapi wicara mandiri dan
3. Peluang, resiko, model terpadu.
kewirausahaan dalam pelayanan
terapi wicara
4. Analisa SWOT dalam
mengembangkan pelayanan terapi
wicara
5 TW10105 Pendidikan 3 Jamalu Mata kuliah ini membahas Prodi
Agama 1. Proses penciptaan manusia ddin, tentang proses dan tujuan
S.Ag Tuhan menciptakan
2. Tujuan penciptaan manusia manusia, tugas dan
3. Tugas dan kewajiban manusia tangung jawab manusia
terhadap khalik terhadap khalik, sesama
4. Tugas dan tanggung jawab manusia, dan terhadap
manusia terhadap sesama alam sekitar dan dengan
penuh kesadaran dan
5. Hubungan nilai-nilai keimanan semua itu harus
keagamaan dengan tindakan dipertanggungjawabkanny
profesional a di hari akhir.
6. Apa yang dipertanggung
jawabkan manusia di hari akhir.
6 TW10106 Pendidikan 3 1. Pengertian Pancasila dan UUD Aulia Mata kuliah ini membahas Prodi
Pancasila dan 1945 Amri, hak dan kewajiban warga
Kewarganega S.H.,M. negara, bela negara,
2. Pancasila dalam sejarah
raan H. demokrasi Indonesia, hak
bangsa Indonesia
asasi manusia, wawasan
3. Fungsi pancasila dalam nusantara, dan ketahanan
kehidupan berbangsa Indoneisa nasional.
4. Demokrasi pancasila
5. Penerapan Pancasila dalam
profesi terapi wicara
6. Wawasan nusantara
7. Hak dan kewajiban bernegara
8. Politik strategi pertahanan dan
keamanan nasional
7 TW10107 Anatomi 4 Ns. Mata kuliah ini membahas Prodi
Fisiologi 1. Anatomi fisiologi struktur, bentuk, dan
Vino
muskuluskeletal, pernapasan, fungsi tubuh yang meliputi
pendengaran, penglihatan, rasa, Rika kepala, leher, dada,
pencernaan, kardiovaskuler, Nofia, diafragma, perut, lengan
endokrin, sistem limbik dan S.Kep atas dan tungkai, sistem
persarafan pernapasan, pencernaan,
.,
endokrin, kardiovaskuler,
2. Anatomi fisiologi yang M.Ke penginderaan, persarafan,
berhubungan dengan wicara, p dan limbik.
bahasa, suara, irama kelancaran, dan
menelan

3. Hubungan sebab akibat antara


gangguan anatomi fisiologi dengan
karakteristik gangguan kemampuan
berkomunikasi
8 TW10201 Audiologi 4 1. Pengertian gangguan dr. Mata kuliah ini membahas Prodi
pendengaran Novriel sebab-sebab, jenis dan
ly, akibat gangguan
2. Sebab, jenis, dan derajat M.Kes pendengaran, pengukuran
gangguan pendengaran. pendengaran, dan
3. Metode pengukuran habilitasi gangguan
pendengaran pendengaran.

4. Deskripsi dan interpretasi


hasil pengukuran pendengaran
5. Melaksanakan pengukuran
pendengaran
9 TW10202 Dasar-dasar 4 Junaen Mata kuliah ini membahas Prodi
Afasia i, A.Md bagian-bagian penting
1. Bagian-bagian otak yang TW., otak yang berhubungan
berkaitan dengan bahasa wicara SKM., dengan bahasa wicara
seperti Lobus Frontalis, Parietalis, M.Si yang meliputi lobus
Oksipitalis, Temporalis, Talamus, Frontalis, Temporalis,
Korpus Kalosum, Ganglia Basal, Girus Parietalis, Oksipitalis,
Singuli, dan Insula dan Operkulum. Talamus, Korpus Kalosum,
Ganglia Basal, Girus
2. Kondisi-kondisi/penyakit yang Singuli, Insula dan
dapat mengakibatkan terganggunya Operkulum,
fungsi otak pada usia perkembangan kondisi/penyakit yang
dan usia dewasa. dapat mengganggu fungsi
otak, peredaran darah
3. Lateralisasi
otak, lateralisasi, hemisfer
4. Hemisfer Dominan dominan, dan fungsi luhur
yang berhubungan dengan
bahasa wicara pada anak
5. Fungsi Luhur dan dewasa.
Semester IV
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
TW10104 Pengembangan Pelayanan dan 3 1 2
1 Kewirausahaan
2 TW10302 Afasia Perkembangan 4 2 2
3 TW10305 Disaudia 4 2 2
4 TW10308 Disloglosia 4 2 2
5 TW10405 Sistem dan Program Kesehatan Nasional 3 2 1
Jumlah 18 9 9

Semester V

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10206 Linguistik 4 1 3
2 TW10303 Afonia 4 2 2
3 TW10304 Disartria 4 2 2
4 TW10307 Disfonia 4 2 2
5 TW10401 Pengantar Terapi Wicara 4 2 2
6 TW10402 Peralatan Terapi Wicara 4 2 2
Jumlah 24 11 13

Semester VI

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10207 Linguistik II 2 2
2 TW10309 Dislalia 4 2 2
3 TW10310 Dislogia 4 2 2
4 TW10311 Gagap 4 2 2
5 TW10313 Manajemen Klinik I 4 1 3
6 TW10503 Statistik dan Metodologi Penelitian 3 1 2
Jumlah 21 8 13

Semester VII

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10403 Praktikum I 6 2 4
2 TW10314 Manajemen Klinik 4 1 3
3 TW10317 Fonetik dan Fonologi 3 1 2
4 TW10312 Klater Latah 4 2 2
Jumlah 17 4 9 4
Semester VIII

Bobot SKS SKS SKS


No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10209 Gangguan Spektrum Autistik 4 4
2 TW10315 Manajemen Klinik III 4 1 3
3 TW10316 Terapi Wicara Autis 4 2 2
4 TW10405 Praktikum II 6 2 4
Jumlah 24 11 13 6
No. Nama Mata Kuliah Bahan Kajian
1 Bahasa Indonesia
1. Tata bahasa Indonesia
2. Keterampilan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Keterampilan menggunakan ejaan yang disempurnakan
4. Pola berfikir deduktif dan induktif
5. Metode pengajaran bahasa Indonesia
2 Bahasa Inggris I
1. Listening Comperehension
2. Grammar Structure
3. Speaking
4. Written Expression
5. Reading Comperehension
3 Bahasa Inggris II
1. Vocabulary and terminology terapi wicara
2. Grammar
3. Reading and listening comprehention
4. Translation
5. Conversation
4 Pengembangan 1. Konsep dasar kewirausahaan meliputi: sikap, kepribadian dan profil seorang wirausaha, pengenalan potensi
Pelayanan dan diri
Kewirausahaan Terapi
Wicara 2. Fungsi manajemen

3. Peluang, resiko, model kewirausahaan dalam pelayanan terapi wicara


4. Analisa SWOT dalam mengembangkan pelayanan terapi wicara
5 Pendidikan Agama
1. Proses penciptaan manusia
2. Tujuan penciptaan manusia
3. Tugas dan kewajiban manusia terhadap khalik
4. Tugas dan tanggung jawab manusia terhadap sesama
5. Hubungan nilai-nilai keagamaan dengan tindakan profesional
6. Apa yang dipertanggung jawabkan manusia di hari akhir.
6 Pendidikan Pancasila
dan
Kewarganegaraan 1. Pengertian Pancasila dan UUD 1945
2. Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
3. Fungsi pancasila dalam kehidupan berbangsa Indoneisa
4. Demokrasi pancasila
5. Penerapan Pancasila dalam profesi terapi wicara
6. Wawasan nusantara
7. Hak dan kewajiban bernegara
8. Politik strategi pertahanan dan keamanan nasional
7 Anatomi Fisiologi
1. Anatomi fisiologi muskuluskeletal, pernapasan, pendengaran, penglihatan, rasa, pencernaan,
kardiovaskuler, endokrin, sistem limbik dan persarafan

2. Anatomi fisiologi yang berhubungan dengan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan
3. Hubungan sebab akibat antara gangguan anatomi fisiologi dengan karakteristik gangguan kemampuan
berkomunikasi
8 Audiologi
1. Pengertian gangguan pendengaran
2. Sebab, jenis, dan derajat gangguan pendengaran.
3. Metode pengukuran pendengaran
4. Deskripsi dan interpretasi hasil pengukuran pendengaran
5. Melaksanakan pengukuran pendengaran
9 Dasar-dasar Afasia

1. Bagian-bagian otak yang berkaitan dengan bahasa wicara seperti Lobus Frontalis, Parietalis, Oksipitalis,
Temporalis, Talamus, Korpus Kalosum, Ganglia Basal, Girus Singuli, dan Insula dan Operkulum.
2. Kondisi-kondisi/penyakit yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak pada usia perkembangan
dan usia dewasa.
3. Lateralisasi
4. Hemisfer Dominan
5. Fungsi Luhur
10 Dasar-dasar Disfonia
1. Definisi dan pengertian suara
Afonia
2. Unsur-unsur suara
3. Proses produksi suara

4. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya gangguan suara

5. Faktor-faktor psikosomatik yang berkaitan dengan gangguan produksi suara.


11 Komunikasi Normal
1. Definisi dan pengertian komunikasi
2. Sistem komunikasi pada manusia
3. Aspek-aspek fisik signal wicara
4. Proses pengelolaan informasi
5. Perkembangan bahasa wicara
6. Kondisi dan ciri-ciri komunikasi tidak normal
7. Proses perolehan bahasa
8. Proses produksi bunyi bahasa
12 Linguistik I
1. Pengertian dan ruang lingkup linguistik
2. Prinsip-prinsip linguistik
3. Fungsi dan kedudukan psikolinguistik
4. Fungsi dan kedudukan sosiolinguistik
5. Tujuan pengajaran bahasa
13 Linguistik II
1. Pengertian dan ruang lingkup linguistik
2. Prinsip-prinsip linguistik
3. Fungsi dan kedudukan psikolinguistik
4. Fungsi dan kedudukan sosiolinguistik
5. Tujuan pengajaran bahasa
14 Neurologi
1. Anatomi, fisiologi, dan patologi susunan saraf pusat dan perifer

2. Gangguan-gangguan susunan saraf pusat dan perifer pada usia perkembangan dan dewasa

3. Jenis pemeriksaan neurologis, kegunaan dan interpretasi hasil pemeriksaan

4. Hubungan antara gangguan susunan saraf dengan kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan tidak normal
5. Hubungan antara gangguan susunan saraf pusat dan perifier dengan karakteristik gangguan
kemampuan berkomunikasi
15 Ortopedagogik
1. Teori dasar pendidikan luar biasa
2. Jenis-jenis pendidikan luar biasa
3. Prinsip belajar dengan kebutuhan belajar anak luar biasa

4. Hubungan kebutuhan anak luar biasa terhadap kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan tidak normal
5. Pelayanan terpadu dengan sejawat pada anak luar biasa
16 Gangguan Spektrum
Autistik 1. Konsep dasar terminologi dan batasan gangguan spektrum autistik
2. Jenis gangguan spektrum autistik
3. Karakteristik gangguan spektrum autistik
4. Penyebab gangguan spektrum autistik
5. Permasalahan yang menyertai gangguan spektrum autistik
6. Pelayanan pada gangguan spektrum autistik
17 Psikologi
1. Sejarah perkembangan psikologi
2. Pengertian dan ruang lingkup psikologis perkembangan
3. Teori dan hukum psikologis perkembangan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi perkembangan

5. Hubungan tumbuh kembangmanusia dengan proses pelayanan terapi wicara

6. Permasalahan yang terjadi dalam diagnosa dan klasifikasi psikologi klinis


7. Jenis asesmen yang digunakan dalam psikologi klinis
8. Jenis pendekatan dalam psikoterapi
9. Bidang spesialisasi dalam psikologi klinis

10. Hubungan gejala-gejala klinis dalam proses pelayanan terapi wicara

18 Afasia Dewasa
1. Definisi dan pengertian afasia dewasa
2. Etiologi afasia dewasa
3. Jenis dan derajat afasia
4. Kelainan-kelainan penyerta
5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
6. Metode-metode terapi
7. Pelayanan terpadu dan mandiri
19 Afasia Perkembangan
1. Definisi dan pengertian afasia perkembangan
2. Etiologi afasia perkembangan
3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena gangguan fungsi otak dan terjadinya pada usia
perkembangan
4. Kelainan-kelainan penyerta
5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
6. Metode-metode terapi
7. Pelayanan terpadu dan mandiri
20 Afonia
1. Definisi dan pengertian afonia
2. Etiologi afonia

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena kehilangan seluruh suara


4. Klasifikasi afonia
5. Kelainan-kelainan penyerta
6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
7. Metode-metode terapi
8. Pelayanan terpadu dan mandiri
21 Disartria
1. Definisi dan pengertian disartria
2. Etiologi disartria

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena gangguan neuromuskuler


4. Klasifikasi disartria
5. Kelainan-kelainan penyerta
6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
7. Metode-metode terapi
8. Pelayanan terpadu dan mandiri
22 Disaudia

1. Definisi dan pengertian disaudia


2. Etiologi disaudia
3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena gangguan feedback auditory
4. Klasifikasi disaudia
5. Kelainan-kelainan penyerta
6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
7. Metode-metode terapi
8. Pelayanan terpadu dan mandiri
23 Disfagia
1. Definisi dan pengertian disfagia
2. Etiologi disfagia
3. Klasifikasi disfagia
4. Kelainan-kelainan penyerta
5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
6. Metode-metode terapi
7. Pelayanan terpadu dan mandiri
24 Disfonia
1. Definisi dan pengertian disfonia
2. Etiologi disfonia

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena kehilangan sebagian suara


4. Klasifikasi disfonia
5. Kelainan-kelainan penyerta
6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
7. Metode-metode terapi
8. Pelayanan terpadu dan mandiri

25 Disglosia
1. Definisi dan pengertian disglosia

2. Etiologi disglosia mencakup faktor-faktor genetik, pengaruh obat-obatan dan herediter

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena penyimpangan struktur organ wicara
4. Klasifikasi disglosia
5. Kelainan-kelainan penyerta
6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
7. Metode-metode terapi
8. Pelayanan terpadu dan mandiri
26 Dislalia
1. Definisi dan pengertian dislalia
2. Etiologi dislalia
3. Klasifikasi kesalahan artikulasi
4. Kelainan-kelainan penyerta
5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
6. Metode-metode terapi
7. Pelayanan terpadu dan mandiri
27 Dislogia
1. Definisi dan pengertian dislogia

2. Etiologi dislogia mencakup faktor-faktor genetik, proses prenatal, natal, dan post natal

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena mental intelektual dan psikososial
4. Klasifikasi dislogia
5. Kelainan-kelainan penyerta
6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
7. Metode-metode terapi
8. Pelayanan terpadu dan mandiri
28 Gagap
1. Definisi dan pengertian gagap

2. Etiologi gagap mencakup faktor-faktor genetik, neurologis, dan psikologis

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena ketidaklancaran berbicara


4. Klasifikasi gagap
5. Kelainan-kelainan penyerta
6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
7. Metode-metode terapi
8. Pelayanan terpadu dan mandiri
29 Klater Latah
1. Definisi dan pengertian klater latah
2. Etiologi klater latah

3. Klasifikasi gangguan komunikasi karena kecepatan bicara dan kelatahan


4. Kelainan-kelainan penyerta
5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan
6. Metode-metode terapi
7. Pelayanan terpadu dan mandiri
30 Manajemen Klinik I
1. Definisi dan pengertian Manajemen Klinik
2. Definisi dan pengertian asesmen
3. Teknik-teknik asesmen
a. Wawancara/Interview
b. Pengamatan/Observasi
c. Tes
d. Studi dokumen
4. Instrumen asesmen
5. Teknik pengadministrasian
6. Teknik pendokumentasian
31 Manajemen Klinik II
1. Teknik Pengelolaan Data :
a. Inventarisasi data
b. Analisa data
c. Interpretasi data
2. Proses penetapan differensial diagnosis
3. Proses penetapan diagnosis dan sindroma
4. Proses penetapan prognosis
32 Manajemen Klinik III
1. Perumusan tujuan terapi
a. Tujuan jangka panjang
b. Tujuan jangka pendek
c. Tujuan harian
2. Penyusunan program terapi
a. Program jangka panjang
b. Program jangka pendek
c. Program harian
3. Penyusunan rencana pelaksanaan terapi
a. Frekuensi
b. Durasi
c. Materi terapi
d. Metode terapi
e. Alat terapi
f. Langkah-langkah kegiatan terapi
4. Penyusunan rencana evaluasi
a. Prosedur evaluasi
b. Cara evaluasi
c. Alat evaluasi
d. Penilaian
5. Penyusunan tindak lanjut
a. Hasil
b. Saran
33 Terapi Wicara Autis
1. Perumusan tujuan terapi wicara autis
a. Tujuan jangka panjang
b. Tujuan jangka pendek
c. Tujuan harian
2. Penyusunan program terapi wicara autis
a. Program jangka panjang
b. Program jangka pendek
c. Program harian
3. Penyusunan rencana pelaksanaan terapi wicara autis
a. Frekuensi
b. Durasi
c. Materi terapi
d. Metode terapi
e. Alat terapi
f. Langkah-langkah kegiatan terapi
4. Penyusunan rencana evaluasi terapi autis
a. Prosedur evaluasi
b. Cara evaluasi
c. Alat evaluasi
d. Penilaian
5. Penyusunan tindak lanjut terapi wicara autis
a. Hasil
b. Saran

34 Fonetik dan Fonologi


1. Perumusan komponen bunyi-bunyi bahasa dan ujaran-ujaran bunyi`
2. Penyusunan program terapi
3. Mendiagnosa penyebab gangguan komunikasi verbal
4. Menyusun langkah-langkah rencana pelaksanaan terapi
a. Frekuensi
b. Durasi
c. Materi terapi
d. Metode terapi
e. Alat terapi
f. Prosedur evaluasi
35 Pengantar Terapi
1. Definisi dan pengertian terapi wicara
Wicara
2. Peran dan fungsi terapis wicara
3. Sejarah perkembangan terapi wicara Indonesia
4. Bidang garap terapi wicara
5. Prinsip-prinsip pengelolaan mandiri dan terpadu
6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapi wicara
36 Peralatan Terapi
1. Pengertian peralatan terapi wicara
Wicara
2. Ruang lingkup terapi wicara
3. Fungsi alat diagnostik dan terapeutik
3. Pengadaan peralatan terapi wicara

5. Pemeliharaan peralatan terapi wicara


6. Pengembangan peralatan terapi wicara
7. Administrasi peralatan terapi wicara
37 Praktikum I
1. Kegiatan memilih instrumen pemeriksaan yang dibutuhkan
2. Melaksanakan teknik-teknik pengumpulan data
a. Wawancara
b. Observasi
c. Tes
d. Studi Dokumen

3. Pengelompokkan data atas data penyebab gangguan dan sindroma


4. Menginterpretasikan data dan hasil rujukan
5. Menetapkan diagnosa dan prognosa
6. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan asesmen dan diagnosa
38 Praktikum II
1. Menyusun perencanaan terapi yang meliputi :
a. Merumuskan tujuan terapi
b. Menyusun program terapi jangka panjang, pendek, dan harian
c. Menetapkan materi terapi
d. Menetapkan teknik/metode terapi
e. Menyiapkan rencana evaluasi
2. Pelaksanaan terapi yang meliputi :
a. Menyiapkan ruang/tempat terapi
b. Melakukan pendekatan klien
c. Melakukan tata urut tindakan
d. Melaksanakan evaluasi yang meliputi pelaksanaan tes, pencatatan, penilaian, dan menetapkan
keberhasilan.
e. Melaksanakan pemberian saran dan tindak lanjut

3. Mempertanggung jawabkan perencanaan terapi, pelaksanaan terapi, dan evaluasi


39 Sistem dan Program
Kesehatan Nasional
1. Konsep sehat sakit
2. Sistem kesehatan nasional

3. Pelayanan kesehatan bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif


4. Program-program kesehatan masyarakat
5. Keadaan dan permasalahan bidang kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat
40 Ilmu Sosial Budaya
1. Manusia sebagai makhluk humanus
Dasar
2. Keberagaman budaya dengan perilaku berkomunikasi
3. Aspek-aspek kebudayaan
4. Manusia sebagai makhluk yang memiliki cinta kasih
5. Hakekat dan makna lingkungan bagi manusia
6. Penerapan penanganan dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab

41 Ke-YARSI-an
1. Historis lembaga YARSI
2. Falsafah dan tujuan YARSI
3. Pelayanan kesehatan syariah

4. Pelayanan terapi wicara dan keprofesian terapis wicara dalam konsep Islam
42 Statistik dan
1. Pengertian statistik
Metodologi
Penelitian 2. Metode statistik
3. Peranan statistik dalam penelitian
4. Prosedur penelitian meliputi :
a. Perencanan penelitian
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
d. Penyajian data
e. Analisa dan interpretasi data
f. Kesimpulan penelitian

5. Penerapan statistik dan metode riset dalam penyusunan karya tulis ilmiah untuk Diploma 4.
5.1.6 Substansi praktikum /praktik/PKL dan jam pelaksanannya

Rencana Pelaksanaan
Judul / Peralatan
Modul Subtansi Modul Penunjang
No. Nama Praktikum Praktikum Praktikum Praktikum Jam Tempat / Lokasi
1 Praktikum I Praktikum 1. Kegiatan memilih Labor 16 Klinik Tumbuh
instrumen pemeriksaan yang
Terapi dibutuhkan
Klinis, jam Kembang anak Rumah
Wicara 2. Melaksanakan teknik-
Maniken, Sakit Islam Ibnu Sina
Klinis teknik pengumpulan data Formulir pekanbaru
a. Wawancara assesmen
b. Observasi
c. Tes
d. Studi Dokumen
3. Pengelompokkan data
atas data penyebab gangguan
dan sindroma
4. Menginterpretasikan
data dan hasil rujukan
5. Menetapkan diagnosa
dan prognosa
6.
Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan asesmen dan
diagnosa
2 Praktikum II 1. Kegiatan memilih Labor 8 Klinik Tumbuh
instrumen pemeriksaan yang
dibutuhkan Klinis, jam Kembang anak Rumah
2. Melaksanakan teknik- Maniken, Sakit Islam Ibnu Sina
teknik pengumpulan data Formulir pekanbaru, sekolah-
a. Wawancara assesmen sekolah inklusi /
b. Observasi
sekolah anak mandiri
c. Tes
d. Studi Dokumen
3. Pengelompokkan data
atas data penyebab gangguan
dan sindroma
4. Menginterpretasikan
data dan hasil rujukan
5. Menetapkan diagnosa
dan prognosa
6.
Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan asesmen dan
diagnosa

5.1.7 Mekanisme penentuan modul praktik per peer grup dan syarat minmal dan syarat mutu yang lebih
baik

Melalui kajian kelimuan dengan senat akademis, organisasi profesi, alumni, dan pemangku profesi terapis
wicara
5.1.8 RPS (Rencana Pembelajaran Semester)

Rencana Pembelajaran Semester

Semester I
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10101 Bahasa Indonesia 3 1 2
2 TW10102 Bahasa Inggris I 2 1 1
3 TW10105 Pendidikan Agama 3 1 2
4 TW10201 Anatomi Fisiologi 4 2 2
5 TW10202 Audiologi 4 2 2
6 TW10405 Ilmu Sosial Budaya Dasar 2 1 1
Jumlah 18 8 10

Semester II
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10103 Bahasa Inggris II 2 1 1
2 TW10106 Pendidikan Pancasila dan 3 2 1
Kewarganegaraan
3 TW10203 Dasar-dasar Afasia 4 2 2
4 TW10208 Neurologi 4 2 2
5 TW10210 Psikologi 4 2 2
6 TW10502 Ke-Yarsi-an 2 1 1
Jumlah 19 10 9

Semester III
Bobot SKS SKS SKS
No Kode MK Mata Kuliah
(SKS) Teori Praktik Klinik
1 TW10204 Dasar-dasar Disfonia Afonia 4 2 2
2 TW10205 Komunikasi Normal 4 2 2
3 TW10209 Ortopedagogik 4 2 2
4 TW10301 Afasia Dewasa 4 2 2
5 TW10306 Disfagia 4 2 2
Jumlah 20 10 10
Silabus

Mata Kuliah Judul Buku Pengarang Mata Kuliah


No ISBN/Penerbit
Dasar-Dasar Agama Islam : Buku Prof. Dr. Zakiah
Teks Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama
Daradjat../et al
1 Pada Perguruan Tinggi Umum Bulan Bintang, 2000
Depkes RI Pusat
Gaya Hidup Sehat Menurut Promosi Kesehatan, Pendidikan Agama
2 Agama Islam - 2005
Depkes RI Pusat
Gaya Hidup Sehat Menurut Promosi Kesehatan, Pendidikan Agama
3 Agama Kristen - 2005
Depkes RI Pusat
Pendidikan Agama Gaya Hidup Sehat Menurut Promosi Kesehatan, Pendidikan Agama
4 Agama Budha - 2005
Depkes RI Pusat
Gaya Hidup Sehat Menurut Promosi Kesehatan, Pendidikan Agama
5 Agama Hindu - 2005
Pendidikan Agama Islam Untuk Nabiel Fuad al- Syaamil Cita Media Pendidikan Agama
6 Perguruan Tinggi Musawa Bandung, 2005
BPK Gunung Mulia, Pendidikan Agama
7 Iman dan Ilmu Pengetahuan Mulder. D.C. Jakarta 1983
Lembaga AlKitab Lembaga Alkitab Pendidikan Agama
8 Alkitab Indonesia Indonesia, 1982
Materi Kuliah Pendidikan Akademi Terapi Pendidikan Pancasila &
1 Pancasila Drs. Marsono, MM Wicara, 2006 Kewarganegaraan
Soelistya Wiryadoeta
(DRS) Dosen Pendidikan Pancasila &
Pancasila (falsafah, Dasar Negara, Disarikan Dari Pendidikan Pancasila, Kewarganegaraan
2 Kepribadian Bangsa Indonesia) Beberapa Sumber 1992
Pendidikan
Pancasila dan Kurikulum Sekolah Luar Biasa
Tunarungu (SLB-B) Tingkat Dasar Departemen Pendidikan Pancasila &
Kewarnageraan Kewarganegaraan
(GBPP Bidang Pengajaran : Pendidikan dan
3 Pendiidikan Moral Pancasila) - Kebudayaan
Pendidikan Pancasila &
4 Kewiraan untuk Mahasiswa - BP-7 Pusat, 1999 Kewarganegaraan
Materi Kuliah Pendidikan Akademi Terapi Pendidikan Pancasila &
5 Kewiraan Drs. Marsono, MM Wicara, 2006 Kewarganegaraan
Oxford University,
Bahasa Inggris
1 English in Situations R. O'Neill 1970
John Crichton, Jahe
Learning Disabilities : A Pratical Catterson, David Canadian Paediatric Bahasa Inggris
2 Office Manual Kendal, Henry Dunn Society, 1972
Bahasa Inggris
John Crichton, Jahe
Learning Diasbilites History Catterson, David Canadian Paediatric Bahasa Inggris
3 Examination Supplement Kendal, Henry Dunn Society, 1972
Times Educational Co.
Bahasa Inggris
4 Learning English 4 A For Indonesia Prof. J.B. Alter, M.A. Ltd.

Prepare For Lefts : Academic PT. Gramedia Pustaka Bahasa Inggris


5 Practice Tests Utama, 2008
Jhon M. Echols dan PT. Gramedia Jakarta, Bahasa Inggris
6 Kamus Indonesia - Inggris Hassan Shadily 1992
Bahasa Inggris
Jhon M. Echols dan PT. Gramedia Jakarta, Bahasa Inggris
7 Kamus Inggris - Indonesia Hassan Shadily 1992
Oxford Avanced Learner's Oxford University
Bahasa Inggris
8 Dictionary of Current English A.S. Hornby Press

1 Sistem Kesehatan Nasional - Depkes RI, 2010 Sistem Kesehatan Nasional


Mervyn G.
Hardinge, M.D. Dr.
P.H. Ph.D, Harold
Sistem Kesehatan Shryock, M.A., M.D.
Sistem Kesehatan Nasional
Nasional Bekerjasama
dengan 28 Dokter
Kiat Keluarga Sehat Mencapai Spesialis Terkemuka Indonesia Publishing
2 Hidup Prima dan Bugar Lainnya House Bandung, 2003
Perhuki Wilayah DKI
Sistem Kesehatan Nasional
3 Hukum Kesehatan Indonesia - Jakarta
Depkes RI dan
Kesejahteraan Sosial Sistem Kesehatan Nasional
4 Paradigma Menuju Sehat - RI
Drs. Tengker, SH,
Sistem Kesehatan Nasional
5 Bab-Bab Hukum Kesehatan CN. Nova
Anatomi Susunan Saraf Pusat Shidarta And PT. Dian Rakyat- Anatomi Fisologi
1 Manusia Dewanto Jakarta,
Harper & Row
Publishers, New York, Anatomi Fisologi
2 Anatomy for Speech And Hearing Jhon M. Palmer 1972
Roderick P. Singh, New York Oxford Anatomi Fisologi
3 Anatomy Of Hearing and Speech Ph.D University Press, 1980
Atlas Berwarna Kelainan Rongga Robert P. Langlais Anatomi Fisologi
4 Mulut Yang Lazim and Craig S. Miller Hipoktares, 1986
Atlas Anatomi, Cetakan ke dua Prof. Dr. Chr. P. Jambatan Jakarta, Anatomi Fisologi
5 puluh lima Paven 2007
Anatomi Fisiologi William & Watkins, Anatomi Fisologi
6 Grant's Atlas of Anatomy, 9th ed. Anne Agur Baltimore, 1991
Anantomi dan Fisiologi Untuk PT. Gramedia Jakrta, Anatomi Fisologi
7 Paramedis, Cet. Ke-26 Evelyn Pearce 2004
Fisologi Manusia dan Mekanisme Adshur C. Gufron Anatomi Fisologi
8 Penyakit, Edisi-3 MD EGC, 2002
Gray's Anatomy : Anatomy Of The Anatomi Fisologi
9 Human Body Henry Gray, F.R.S Lea & Febiger
E. Akesson, J. Loeb J.B. Lippincott, Anatomi Fisologi
10 Core Text Book Anatomy, 2th ed. and Philadelpia, 1990
Anatomy as a Basic for Clinical Urban and Anatomi Fisologi
11 Medicine, 2th ed. Graggs Hall Schwarzenberg

Prof. Dr. Chr. P.


Anatomi Fisologi
12 Atlas Anatomy Paven Jambatan, 1987
W, Kahle, H.
Anatomi Fisiologi Atlas dan Buku Teks Anatomi Leonhardt Warner EGC Penerbit Buku Anatomi Fisologi
13 Manusia Platzer Kedokteran
R. Warwick and P. Churcill Livingstone, Anatomi Fisologi
14 Gray's Anatomi, 36th ed William London, 1980
Dewan Nasional
Indonesia Untuk
Ortopedagogik
Pendidikan Anak Anak Luar Biasa I Samuel A Kirk and Kesejahteraan Sosial
1 Edisi ke 5 th 1986 James J. Gallagher (DNIKS)
Dr. Muljono Depdikbud Dikti,
Abdurrahman dan Proyek Pendidikan Ortopedagogik
2 Pendidikan Luar Biasa umum Drs. Sudjadi S. Tenaga Guru, 1994
3 Pendidikan Anak Luar Biasa Abdurrachman Trinika Cipta, 2002 Ortopedagogik
Suatu Orientasi Tentang Ortopedagogik
4 Orthopedagogik Dr. L. van Gelder CV. Danau Singkarak
Stanley I,
Greenspan, M.D.,
Serena Wieder, Ortopedagogik
The Child With Special Needs Ph.D., dan Robin Yayasan Ayo Main!
5 (Anak Berkebutuhan Khusus) Simons Jakarta, 2006
Perkembangan Otak dan Kesulitan Lily Djokosetio Ortopedagogik
Ortopedagogik 6 Belajar Pada Anak Sidiarto UI Press, 2007
Pendidikan Bagi Anak dengan Ortopedagogik
7 Problema Belajar Munawir Yusuf dkk Tiga Serangkai, 2003
NY. C Utaryo, Ny
Rustam Yusuf, Drs.
Abdul Galib, Dewan Nasional
Ortopedagogik
Burhanuddin, Ny. Indonesia Untuk
Pedoman Khusus Pelayanan Sosial Azizah R dan Sri Kesejahteraan Sosial,
8 Anak Cacat Ganda dan majemuk Kastilah Jakarta 1987
Ir. Siti Sjamsiah, Dra
H. Gandjardani, Drs.
Suwardjo, Drs. Dewan Nasional
Ortopedagogik
Pedoman Khusus Pelayanan Matur A.W., Drs. I Indonesia Untuk
Vokasional Anak Cacat Ganda dan Ktut Wesna dan dan Kesejahteraan Sosial,
9 Majemuk Ny Wismo Adi Jakarta 1987
Tim Pengembang
Pengembangan Sistem Isyarat Isyando KKPLB-IKIP Ortopedagogik
10 Bahasa Indonesia (Isyando) - Jakarta
Dra. Lani Bunawan
Penguasaan Bahasa Anak dan Cecilia Susila Yayasan Santi Rama Ortopedagogik
11 Tunarungu Yuwati, S.Pd jakarta, 2000
Pendidikan Bagi Anak Berkualitas Dr. Mulyono Ortopedagogik
12 Belajar Abdurrahman Diknas, 2000
Suprapti S. Markam.
Dan Soemarmo Psikologi
1 Pengantar Neuro-Psikologi Markam Fak. Psikologi UI, 2003

Psikologi Dr. Hj.T Sutjihati PT. RefikaAditama Psikologi


2 Psikologi Anak Luar Biasa Somantri, M.Si, P.Si Bandung 2006
E. Mavis
Child Psychologi : A Contemporary Hetherington and Mc. Graw - Hill Book Psikologi
3 Viewpoint Second Edition Ross D. Parke Company, 1979

E. Mavis
Child Psychologi : A Contemporary Hetherington and Mc. Graw - Hill Book Psikologi
4 Viewpoint Third Edition Ross D. Parke Company, 1986
Psychology : What it is / How To Canfield Press San Psikologi
5 Use It David Watson Fransisco, 1978
Clinical Phsycology : Evolving ND. Sundberg, AA,
Theory, Practise, and Research, Winebarger & JR. Prentice HallNew Psikologi
6 4th Ed. Taplin Jersey, 2002
Psikologi
Perkembangan Masa Hidup Jilid 1 Erlangga , Jakarta Psikologi
7 (Edisi Kelima) Santrock, J.W. 1995
Perkembangan Masa Hidup Jilid 2 Erlangga , Jakarta Psikologi
8 (Edisi Kelima) Santrock, J.W. 1995
GC. Davison & JM Jhon Willey & Sons, Psikologi
9 Abnormal Pschology Neale New, 2000
Scott, Foresman &
Psikologi
10 Pschology and Life Philip G. Zimbordo Company
H. Efiaty Arsyas
Soepardi, Sp THT,
dan Prof. D. H. Audiologi
Buku Ajaran Ilmu Penyakit Telinga Nurbaiti Iskandar
1 Hidung Tenggorok Ed.3 Dr. Sp. THT FK-UI Jakarta, 1997
Appleton-Cntury-
Crofts Educational
Audiologi
Handbook of Speech Pathology Division Meredith
2 and Audiology Lee Edward Travis Coorpration, 1971
The Williams &
Handbook of Adult Rehabilitative Jerome G. Alpiner, Wilkins Company Audiologi
3 Audiology P.H.d Baltimore
4 Introduction To Audiology Frederick N. Martin - Audiologi
Audiologi
H. Efiaty Arsyas
Soepardi, Sp THT,
Penatalaksanaan Penyakit dan dan Prof. D. H. Audiologi
Kelainan Telinga, Hidung Nurbaiti Iskandar
5 Tenggorok (THT ) Edisi 3 Dr. Sp. THT FK-UI 2003
Penyakit Telinga, Hidung, Jhon Jacob Audiologi
6 Tenggorokan, Kepala dan Leher Ballenger -
Faculty of Medicine
University of
Audiologi
Development Of Neurolgy and Hisayaoshi Ishizaki, Indonesia, Publisher
7 Audiology MD. jakarta 1998-1999
Hearing Aid Assesment an Use in WR. Hodgson & P.H. Baltimore, Williams &, Audiologi
8 Audiologic Habilitation Skinner 1981
1 Analisis Bahasa Samsuri Erlangga 1982 Linguistik
Asal Bahasa dan Bahasa Prof. Dr. PN. Balai Pustaka,
Linguistik
2 Nusantara Slametmuljana 1992
Drs. E. Zaenal Ariifin
Linguistik dan Drs. S. Amran Mediyatma Sarana Linguistik
3 Cermat Bebahasa Indonesia Tasai Perkasa, 1988
4 Linguistik Umum Drs. Abdul Chaer PT. Rineka Cipta, 2003 Linguistik

5 Linguistik Edukasional Jus Daniel Parera 1987 Linguistik

PT. Gramedia Jakarta,


Linguistik Linguistik
6 Linguistik Bandingan Historis Gorys Keraf 1984
Prof. Dr. Henry Angkasa Bandung, Linguistik
7 Membaca Ekspresif Guntur Tarigan 1987
Menyimak Sebagai Suatu Prof. Dr. Henry Angkasa Bandung, Linguistik
8 Kumpulan Berbahasa Guntur Tarigan 1987
Prof. Dr. Henry Angkasa Bandung, Linguistik
9 Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis Guntur Tarigan 1984
Angkasa Bandung,
Linguistik
10 Sosiolinguistik Dr. Mansoer Pateda 1987
Gramedia Jakarta
Linguistik
11 Sosiolinguistik : Suatu Pengantar DWJ. Nababan 1987
Drs. A Chaedar Angkasa
Linguistik
12 Sosiologi Bahasa Alwasilah Bandung,1986
Taslim S.
Buku Ajaran Neurologi Anak Soetomenggolo dan Neurologi
1 Cetakan Ke-2 Sofyan Ismael IDI Jakarta, 1999
Faculty of Medicine
University of
Neurologi
Development Of Neurolgy and Hisayaoshi Ishizaki, Indonesia, Publisher
2 Audiology MD. jakarta 1998-1999
Russel J. Love, Ph.D
Neurology For The Speech - and Wanda G. Butterworths Neurologi
3 Language Pathologist Webb, Ph.D Publisher, 1986
Michael Le Espir Blackwell Scientific Neurologi
4 The Basic Neurology Of Speech And F. Clifford Rose Publications, 1976
Neuroanatomi Korelatif Dan Gajah Mada Neurologi
5 Neurologi Fungsional Bagian I J.G. Chusid University, 1983
PT. Bina Indra Karya Neurologi
Neurologi 6 Neurologi Klinik Prof. Dr. B. Chandra Surabaya
Neurologi Klinik (Pemeriksaan Prof. DR dr. S.M. Neurologi
7 Fisik dan Mata) Lumban Tobing FKUI - Jakarta, 1998
Mahar Marjono Dan Neurologi
8 Neurologi Klinik Dasar Priguna Sidharta PT. Dian Rakyat, 1978
Jaras-Jaras Neuroanatomi
(Sebuah Buku Mewarnai Dengan Sagung Seto Jakarta, Neurologi
9 Penjelasan Yang Ringkas) Gregory Budiman 2003
Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Piguna Sidharta, Neurologi
10 Neurology M.D., Ph.D PT. Dian Rakyat
Dr. Soemargono
Sastridiwirjo, Dr.
Kumpulan Kuliah Neurologi Tagor P. Harahap, Neurologi
Bagian Neurologi Fakultas dan Dr Sidiarto
11 Kedokteran Kusumoputro UI
Aleen Agranowitz,
A.B. And Milfred
Dasar-dasar Afasia
Aphasia Handbook For Adults And Riddle Mckeown Charles C. Thomas
Dasar-dasar Afasia 1 Chldren A.B., M.A. Publisher, 1975
Harper & Row Dasar-dasar Afasia
2 Aphasia In Children Jon Eisenson, Ph.D Publisher, 1972

Thieme Medical
Aphasia And Related Neurogenic Leonard L. LaPointe, Publishers, Inc New Dasar-dasar Afasia
3 Language Disorders Ph.D York, 1990
Sidiato
Dasar-dasar Afasia
4 Afasia : Gangguan Berbahasa Kusumoputro FKUI jakarta, 1992
Language Disorders form Infancy Mosby, Inc. an affiliate
Throught Adolesence Assesment Rhea Paul Paul, of Elsevier Inc. St Dasar-dasar Afasia
5 and Intervention Ph.D, CCD-SLP Louis, Missouri, 2007
Prof. Sidiarto
Kusumoputro, Sp.S
Dasar-dasar Afasia Belajar & Pola Pikir Berbasis dan Dr. Lily Dasar-dasar Afasia
Mekanisme Otak (Whole Brain Djokosetio Sidiarto,
6 Thinking) Sp.S UI Press Jakarta, 2008

Gangguan-Gangguan Komunikasi
Pada Disfungsi Hemister Kanan Reni I.I Dasar-dasar Afasia
dan Pemeriksaan Komunikasi Dharmaperwira-
7 Hemister Kanan (PKHK) Prins Djambatan
Reni
Dharmaperwira-
Dasar-dasar Afasia
Afasia : Deskripsi Pemeriksaan Prins And Willemijn
8 Penanganan Mass FK-UI, 1993
Dr. H. Efiaty
Soepardi, Sp. THT
Dasar-dasar Disfonia dan
dan Prof Dr. H.
Afonia
Buku Ajaran Ilmu Penyakit, Nurbaiti Iskandar,
1 Telinga, Hidung, Tenggorok Edisi 3 Sp.THT FKUI, Jakarta 1997
Buku Teks Fisiologi Kedokteran Arthur C. Guyton, Cv. EGC Penerbit Buku Dasar-dasar Disfonia dan
2 Edisi 5 Bagian I M.D. Kedokteran, 1976 Afonia
Dasar-dasar dr. Rosmadewi, Akademi Terapi Dasar-dasar Disfonia dan
Disfonia dan Afonia 3 Dasar-dasar Disfonia Dan Afonia Amd. TW. M.Pd. Wicara Jakrta 2005 Afonia
Dr. Suzan Elias, Drg. Dasar-dasar Disfonia dan
4 Logopedi Sp. Pros FKUI, 2004 Afonia
Speech Pathology, An Applied Wlliam H. Parkins, The C.V Mosby Dasar-dasar Disfonia dan
5 Behavioral Science Ph.D Company Afonia

Speech Science Primer, Gloria J. Borden, Dasar-dasar Disfonia dan


Physiology, Accoustics and Ph.D and Katherine Williams & Wilkins, Afonia
6 Perception Of Speech S. Harris, Ph.D 1980
Sidney Keats, Charles C Thomas. Disartria
1 Cerebal Palsy B.S.M.D Publisher, 1965
Disartria-Apraksia Verbal dan Reni I.I
Teddyva (Test Untuk Disartria Dharmaperwira- Disartria
2 Apraksia Vebal) Prins FKUI, 1996
Sandra J. Robertson,
Dysarthria Sourcebook Exercise to Barbara Taner And Winslow Press Disartria
Disartria 3 Photocopy Fay Young Limited, 1989
Lucia Willadino Taylor & Francis,
Braga, Ph.D And Taylor and Francis
Disartria
The Child With Traumatic Brain Aloysio Campos da Group, London and
4 Injury Or Cerebral Palsy Paz Jr., M.D New York
Working With Dissarthrics : A
Practical Guide To Therapy For Sandra J. Robertson, Winslow Press Disartria
5 Dysarthria And Fay Thomson Limited, 1986

Speech Therapy And The Bobath Marie C Cricmay, Charles C Thomas- Disartria
6 Approach To Cerebral Palsy M.A.LCST Publisher, 1972
Published By Spastics
International Medical
Publications In
Disartria
Assciation With
The Motor Deficit In Patients With Karel Bobath and Wlliam Heinemann
Disartria
7 Cerebral Palsy R.C. Mac Mac Keith Medical Books Ltd.
Revalidatie Academie
Hoensbroeck
Disartria
Opleiding Logopodie,
8 Dysartrie J.J. Lambert 1983
Program Speech Therapy Untuk Skripsi Nopember, Disartria
9 Anak-anak Cerebral Palsy Suripto 1976
Swets & Zeitlengger,
A World Of Language For Deaf Amsterdam And Lise, Disaudia
1 Children Part I basic Principles Dr. A. Van Uden 1977
Prentice _ Hall, Inc,
Disaudia
2 Aural Rehabilitation Derek A. Sanders 1971
Raymond H. Hull, Singular Thoson
Disaudia
3 Aural Rehabilitation Ph.D Learning
Disaudia
Speech and The Hearing Impaired Disaudia
4 Child Daniel Ling 1978
An Aspen Publication
Aspen Systems
Comperehensive Intervention M. Suzanne Corporation Rockville, Disaudia
With Hearing - Imapaired Infants Hasenstab and John Maryland London,
5 and Preschool Children S. Horner 1982
dr. Rosmadewi, Disfagia
1 Disfagia Amd. TW. M.Pd. ATW jakarta, 2005
Imaginart
International, Inc., Disfagia
Disfagia 2 Bedside Evaluation Of Dysphagia Edward Hardy 1995
Clinical Management of Leora Reiff Cherney, Aspen Publishers, Inc, Disfagia
3 Dysphagia In Adults And Children Ph.D CCC.SLP 1994
Dysphagia Diagnosis And Butterworth - Disfagia
4 Management Michael E Grother Heenmann, Inc, 1992
Susan R. Rosenthal.
M.S. M.D., Justine
Joan Sheppard, Disfagia
Dysphagia And The Child With Ph.D, and Mary Singular Publishing
5 Development-Tal Disabilities Lotze, M.S.R.N., C.S. Group, Inc 1995
Eating Handicaps Illustrated Charles C Thomas Disfagia
6 Techniques Feeding Disorders Demos Gallender Publisher, 1979
Speed Dynamics, In. Disfagia
7 Swallowworks A Charlotte, Bashart Temecula, 1995
LinguiSystem, Inc.
Disfagia
8 The Source for Dysphagia, 3th ed. Nancy B. Swigert USA, 2007
Evaluation And Treatment Of Jeri A. Longemann, Disfagia
9 Swallowing Disorders Ph.D Pro-Ed, Inc, 1983

Betty Jane Mc
Williams Ph.D.,
Hughlett L. Morris, B.C. Decker Inc. and Dislogia
Ph.D., and Ralph L The C>V> Mosby
1 Cleft Palate Speech Shelton, Ph.D. Company, 1984
Diagnosing Speech Disorders Dislogia
Disglosia 2 From Cleft Palate Samuel G. Flethcer 1978
ATW-YBW, Jakarta,
Dislogia
3 Buku Ajar Disglosia Rosmadewi 2005

Churchill Livingstone,
Cleft Patale The Nature And Jackie Stengelhofen, Edingburgh London Dislogia
Remediation Of Communication Dip.CST, DTST., Melbourne and New
4 Problems Med. MCST York, 1989
An Aspen Publication
Clinical Management of Speech Donald E. Mowrer Rockville, Maryland Dislalia
1 Disorders and James L. Case London, 1971
Macmillan Publishing
Dislalia Jon Eisenson and Company New York, Dislalia
2 Speech Correction in The School Mardel Ogilvie 1971
Speech Correction : An
Introduction To Speech Language Charles Van Riper Prentice-Hall, Inc, Dislalia
3 Hearing and Lon Emerick 1984
James S. Payne and Dislogia
1 Mental Retardation James R. Patton
Educating Young Children With Allen & Unwin, Dislogia
2 Special Needs Louise Porter, dkk Australia, 2002
Curtis E, Weiss,
Ph.D, Mary E
Gordon, MS. & Dislogia
Clinical Management of Articulary Herold S. Lillywhite, Williams & Wilkins,
3 and Phonologic Disorders Ph.D 1987
Dislogia Rainbow Dreams, How To Help Kenneth Lyen, Lee
Your Child With Development Eng Hin and June The Raibow Centre, Dislogia
4 Delay Tham - Toh S.Y. 1997
Understanding Your young Child Jessica Kingsley Dislogia
5 With Special Needs Pamela Bertram Publisher, 2007
Terminology Of Communication
Disorders Speech -Language Lucille Nicolosi,MA., Dislogia
6 Hearing Elizabeth Williams & Wilkins
Speech Correction : An
Introduction To Speech Patholgy Har- ryman,M.A., Prentice- Hill, Inc, Dislogia
7 And Audiology Janet 1984
Prentice - Hall, Inc,
Disfonia
1 Voice And Articulation Kresheck, Ph.D 1984
Voice Disorders : Assesment, Annelies Slag Jualth Annelies Slag Jualth Disfonia
2 Diagnostic Treatment Poppeliers Poppeliers, 1992
Barbara B.
Hutchinson. Ph.D,
Disfonia
Marvin L. Hanson, The Williams & Disfonia
Diagnostic Handbook of Speech Ph.D., and Merlin J. Wilkins Company
3 Pathology Mecham Ph.D Baltimore, 1979
Lawrence Erlbaum
Clasification Manual For Voice Katherine Verdolini, Association Inc, New Disfonia
4 Disorders 1 et al Jersey, 2008

Linda Rammage, Bruce Pullian , Lesley


Management Of The Voice And Its Murray Morrisson Salked, Philip May, Disfonia
Disfonia 5 Disorders and Hamish Nichol 2001
Prentice - Hall, Inc,
Disfonia
6 Organic Voice Disorders G Paul Moore 1983
Whurr Publishers
M.C.L. Greene and London and New Disfonia
7 The Voice and Its Disorders Lesley Mathieson Jersey, 1989
Prentice - Hall, Inc.,
Disfonia
8 The Voice And Voice Therapy Danile R. Boone 1983
D. Kenneth Wilson, Williams & Wilkins,
Disfonia
9 Voice Problems of Children Ph.D 1946
Understanding and Treating Peter Butcher, John Wiley & Sons, Disfonia
10 Psychogenic Voice Disorder Annie Elias Ltd., 2007
Speech Rehabilitation Of The John C. Snidecor, Charles C. Thomas . Afonia
1 Laryngectomized And Others Publisher
lawrence erlbaum
Clasification manual for voice Khaterine verdolini, associates ink, New Afonia
2 disorder 1 et al Jersey
Appleton-Century-
Crofts , Educational
Afonia
Handbook Of Speech Pathology Division, Meredith
3 And Audiology Lee Edward Travis Corporation
Afonia Laryngectomee Speech And Warren II. Gardner, Charles C Thomas Afonia
4 Rehabilitation Ph.D., F.A.S.H.A Publisher, USA
5 Organic Voice Disorders G. Paul Moore Prentice - Hall, Inc Afonia

6 The Voice And Voice Therapy Daniel R. Boone Prentice - Hall, Inc Afonia
Whurr Publishers
M.C.L. Greene And London And New Afonia
7 The Voice And Its Disorders Lesley Mathieson Jersey
Voice Disorders : Assesment, Annelies Slag Jualth Annelies Slag Jualth Afonia
8 Diagnostic Treatment Poppeliers Poppelier
Aleen Agranowitz,
A.B And Milfred
Afasia Perkembangan
Aphasia Handbook For Adults And Riddle Mckeown Charles C Thomas
1 Children A.B., M.A. Publisher
Harper & Row,
Afasia Perkembangan
2 Aphasia In Children Jon Eisenson, Ph.D Publishers
Afasia Handbook of early language Thomas Learning Ltd, Afasia Perkembangan
Perkembangan 3 imparment in children Victoria joffe, dk Canada
Karsinah Soedjadi,
A.Md. TW S.Pd / Akademi Terapi Afasia Perkembangan
4 Afasia Perkembengan Jilid I Dosen ATW Wicara Jakrta 2008
Karsinah Soedjadi,
A.Md. TW S.Pd / Akademi Terapi Afasia Perkembangan
5 Afasia Perkembengan Jilid II Dosen ATW Wicara Jakrta 2008
Karsinah Soedjadi,
A.Md. TW S.Pd / Akademi Terapi Afasia Dewasa
1 Afasia Perkembengan Jilid I Dosen ATW Wicara Jakrta 2008
Karsinah Soedjadi,
Afasia Dewasa A.Md. TW S.Pd / Akademi Terapi Afasia Dewasa
2 Afasia Perkembengan Jilid II Dosen ATW Wicara Jakrta 2008
Undersatnding Developmental Courtenay Frazier Afasia Dewasa
3 Language Disorder Norbury 2008

Tubuh Anak : Buku Pegangan


Orang Tua Yang Bertanggung Dr. E. Oswari DPH Afasia Dewasa
4 Jawab (Penerjemah) PT. BPK Gunung Mulia
Reni
Dharmaperwira-
Afasia Dewasa
Afasia : Deskripsi Pemeriksaan Prins And Willemijn
5 Penanganan Mass FKUI, 1993
Afasia Dewasa Language Intervention Strategies
In Aphasia and Related
Afasia Dewasa
Neurogenic Communication Roberta Chapey, Lippincot William &
6 Disorder ED.D Wilkins, 2001
Stroke (Aspek Diagnostik, dr. H. Jusuf Afasia Dewasa
7 Patofisiologi, Manajemen) Misbach, Sp.S (K) FKUI, 1999
Stroke (Bencana Peredaran darah Prof. Dr. S.M. Afasia Dewasa
8 di Otak) Lumbantobing FKUI, 1994
Stuttering : An Integrated Theodeore J. Peters,
Approach To Its Nature And Ph. D And Barry Williams & Wilkins, Gagap
1 Treatment Guiter, Ph.D 1991
Gagap
Stuttering : Treatment Of Young
Stutterer In The SchoolFoundation Speech Foendation Of Gagap
2 Of America - America
Prentice-Hall, Inc,
Klater Latah Klater Latah
1 Cluttering Deso . Weiss, MD 1964
Yulidar, A.Md TW, Klater Latah
2 Clutter dan Latah S.Pd Dosen ATW ATW - YBW 2008
Daniel D. Arnheim,
D.P.E., F.A.C. S.M.,
F.A.C.T.A., and The C.V Mosby Klater Latah
The Clumsy Child : A Program Of Wiliam A. Sinclair, Company ST. Louis
3 Motor therapy Ph.D 1975
Profesi Terapis Wicara Sebagai ATW-YBW, Jakarta Pengantar Terapi Wicara
Pengantar Terapi 1 Tenaga Kesehatan Ki Pranindyo HA 2001
Wicara Dewan Nasional Untuk
Perbaikan Bicara (Speech Terapy Dra. L.C. De Vreede Kesejahteraan Sosial Pengantar Terapi Wicara
2 Jilid 3 (Bagian Teoretis) Varekamp 1973
Dewan Nasional Untuk
Perbaikan Bicara (Speech Terapy Dra. L.C. De Vreede Kesejahteraan Sosial Pengantar Terapi Wicara
Pengantar Terapi 3 Jilid 2 (Bagian Artikulasi) Varekamp 1973
Wicara Dewan Nasional Untuk
Perbaikan Bicara (Speech Terapy Dra. L.C. De Vreede Kesejahteraan Sosial Pengantar Terapi Wicara
4 Jilid 1 (Bagian Praktek) Varekamp 1972
Perilaku Komunikaksi
Normal
1 Perilaku Komunikasi Normal (PKN) Sularno ATW - YBW, 2008
Terminology Of Communication Lucille Nicolosi,MA., Perilaku Komunikaksi
Perilaku Disorders Speech -Language Elizabeth Janet Normal
Komunikasi Normal 2 Hearing Kresheck, Ph.D Williams & Wilkins
Perilaku Komunikaksi
3 Hand Book of Speech Patholgy Edward Travis Prentice-Hall, Inc Normal
Metodologi Research, Jilid 1, 2, 3, Andi, Yogyakarta, Perilaku Komunikaksi
4 4 Sutrisno Hadi 2000 Normal
Mildred Freburg Practise-Hall, Inc.,
Speech Disorders Principles Berry and Jon Englewood Cliffs, Peralatan Terapi Wicara
Peralatan Terapi 1 Practises and Therapy Eisenson New Jersey
Wicara The Survival Guide for School
Based Speech Language Singular Thomson Peralatan Terapi Wicara
2 Pathologist EP. Dodge, Ed Learning, 2000

Clinical Management Of Curtis E, Weiss,


Articulatory And Phonologic Ph.D, Mary E. S. Manajemen Klinik I, II dan III
1 Disorders Lillywhite, Ph.D Williams & Wilkins
Manajemen Klinik
2 Manajemen Klinik Hikmatun Sadiah ATW - YBW Jakarta Manajemen Klinik I, II dan III
I, II, dan III
An Aspen Publication,
Clinical Management Of Speech Donald E Mowrer Rockville, Maryland, Manajemen Klinik I, II dan III
3 Disorder and James L . Case London
Clinical Management Of Curtis E, Weiss,
Articulatory And Phonologic Ph.D, Mary E. S. Praktikum I dan II
1 Disorders Lillywhite, Ph.D Williams & Wilkins
An Aspen Publication,
Clinical Management Of Speech Donald E Mowrer Rockville, Maryland, Praktikum I dan II
2 Disorder and James L . Case London
Charlotte Lynch and Praktikum I dan II
3 Early Communication Skills Julia Kidd Winslow Press Ltd.
Early Communication Skills :
Practical activities for Teacher and Charlotte Lynch and Praktikum I dan II
Praktikum I dan II 4 Therapists Julia Kidd Winslow Press Ltd.
Harvard University
Peter A. de Villiers & Press Cambridge, Praktikum I dan II
5 Early Language Jill G. de Villiers Massachussetts, 1979
Winslow Press, Ltd.,
Praktikum I dan II
6 Early Listening Skills Diana Williams 1995
Winslow Press, Ltd.,
Praktikum I dan II
7 Early Movement Skills Naomi Benari 1999
Winslow Press, Ltd.,
Praktikum I dan II
8 Early Sensory Skills Jackie Cooke 1996
Winslow Press, Ltd.,
Praktikum I dan II
9 Early Visual Skills Diana Williams 1998
Stanley I,
Greenspan, M.D.,
Serena Wieder, Gangguan Spektrum Autistik
Gangguan The Child With Special Needs Ph.D., dan Robin Yayasan Ayo Main!
Spektrum Autistik 1 (Anak Berkebutuhan Khusus) Simons Jakarta, 2006
Panduan Praktis Mendidik Anak Gangguan Spektrum Autistik
2 Autis Menjadi Orang Tua Istimewa Adriana S. Ginanjar Dian Rakyat
Through the Glass Wall : A
Therapist's Lifelong Journey to
Reach the Children of Autism Gangguan Spektrum Autistik
(Dinding-Dinding Kaca: Bantam; Reprint
3 Memahami Orang-Orang Autistik) Howard Buten Ph.D. edition
Buku I dan II : Bunga Rampai :
Seputar Autisme dan Putera Kembara Gangguan Spektrum Autistik
4 Permasalahannya Leny Marijani, B.Sc Foundation
Metode Riset Sosial Suatu Sanfod Labovitz and Statistik, dan Metodelogi
1 Pengantar Robert Hagedorn Erlangga Penelitian
Dr. zrul Azwar, MPH
Statistik dan Statistik, dan Metodelogi
Metodologi Penelitian Kedokteran & Dr. Joedo m
Metodologi Penelitian
2 dan Kesehatan Masyarakat Ed. I Prihartono, MPH. PT. Binapura Aksara
Penelitian Drs. Sumadi
Suryabrata, Statistik, dan Metodelogi
B.A.M.A., E.D.S., PT. RajaGrafinda Penelitian
3 Metodologi Penelitian Ph.D Persada Jakarta, 2006

Lembaga Penelitian
Pendidikan dan
Statistik, dan Metodelogi
Penerangan Ekonomi
Penelitian
dan Sosial (LP3ES),
4 Pengantar Metode Statistik Jilid I Anto Dejan 1972
Statistik, dan Metodelogi
5 Metoda Statistik Sudjana Tarsito Bandung, 1992 Penelitian
Statistik, dan Metodelogi
6 Statistisk Untuk Penelitian Sugiyono CV. Alfabeta, 1997 Penelitian
Statistik, dan Metodelogi
7 Pengantar Statistik Sukarno Anton UNS, Surakarta, 2001 Penelitian
PT. Remaja
Statistik, dan Metodelogi
Rosdakarya Bandung,
Statistik dan Penelitian
8 Metodelogi Penelitian Kualitatif Moleong, L.J. 2002
Metodologi
Penelitian Statistik, dan Metodelogi
9 Metodelogi Penelitian Kesehatan Notoatmodjo, S. Rineka Cipta, 2002 Penelitian
Lembaga Penelitian
Pendidikan dan
Statistik, dan Metodelogi
Penerangan Ekonomi
Penelitian
dan Sosial (LP3ES),
10 Pengantar Metode Statistik Jilid II Anto Dejan 1972
Statistik Dasar Untuk Ilmu Drg. Imam Oetojo, Airlangga Univeristy Statistik, dan Metodelogi
11 Kedokteran dan Kesehatan Gigi SKM Press Surabaya, 1979 Penelitian
Statistik untuk Kedokteran,
Statistik, dan Metodelogi
Program Belajar Sendiri Edisi Paul E. Leaverton, CV. EGC Penerbit Buku
Penelitian
12 Kedua Ph.D Kedokteran
Statistik Non parametrik Untuk PT. Gramedia Jakarta, Statistik, dan Metodelogi
13 ilmu-ilmu Sosial Sidney Siegel 1986 Penelitian
Yayasan Penerbitan
Bimbingan Menulis skripsi Thesis Prof. Drs. Sutrisno Fakultas Psykhologi Karya Tulis Ilmiah
1 Jilid 1 Hadi, M.A. UGM Jogjakarta
Bimbingan Menulis skripsi Thesis Prof. Drs. Sutrisno Karya Tulis Ilmiah
2 Jilid 1 Hadi, M.A. Andi Offset Jogjakarta
Karya Tulis Ilmiah
Bimbingan Menulis skripsi Thesis Prof. Drs. Sutrisno Karya Tulis Ilmiah
3 2 Hadi, M.A. Andi Offset Jogjakarta
Buku Penuntun membuat Prof. Dr. S. Nasution
Disertasi Thesis, Skripsi Report and Prof. Dr. M. C.V. Jemmars Karya Tulis Ilmiah
4 Paper Thomas Bandung, 1977
Yarsi Riau, Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Pekanbaru, Refleksi 1968- Daeng Ayub Natuna, Ke-Yarsian
1 1979-2003 Suwarto Unri Press
Perhimpunan Profesi
Kesehatan Muslim
Indonesia Islamic
Medical Association
Ke-Yarsian
Ke-Yarsian and Network of
Bunga Rampai Kedokteran Islam: Indonesia (PROKAMI
Menghimpun Pemikiran yang Ahmad Jamaludin, IMANI), bekerja sama
2 Terserak dkk dengan Celtics Press
Buku aplikasi perilaku islami bagi
Ke-Yarsian
3 petugas kesehatan Natsir Bakrie RS Islam Jakarta
Terapi Kesehatan Warisan Ke-Yarsian
4 Kedokteran Islam Klasik (Niaga) M. Sanusi Najah
Pengembangan Pengantar Kepemimpinan & Pengembangan Pelayanan
Pelayanan dan Manajemen Keperawatan Untuk dan Kewirausahaan Terapi
Kewirausahaan 1 Perawat Klinis Russel Swanburg EGC Jakarta Wicara
Terapi Wicara Pengembangan Staf
Keperawatan: Suatu Komponen
Pengembangan Pelayanan
Pengembangan SDM; (Nursing
dan Kewirausahaan Terapi
Staff Developement: A Russell C.
Wicara
Component of Human Resource Swansburg, Laurel
2 Developement) C. Swansburg EGC Jakarta
Pengembangan Pelayanan
McGraw-Hill, New dan Kewirausahaan Terapi
3 Entrepreneurship.sixth edition Hisrich, R.D. dkk. York Wicara
Pengembangan Pelayanan
dan Kewirausahaan Terapi
4 Kewirausahaan Suryana Salemba Empat Wicara
Pengembangan Pelayanan
PT. RadjaGrafindo dan Kewirausahaan Terapi
5 Kewirausahaan Kasmir Persada Wicara
5.2 Sistem Pembelajaran

5.2.1 Metode dan bentuk pembelajaran per mata kuliah

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

KODE MATA KULIAH : TW10101

BEBAN STUDI : 3 SKS ( T = 1 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER I

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini menguraikan penggunaan bahasa Indonesia dalam membaca, menulis, menyimak, dan
berbicara. Penggunaan ejaan, yang disempurnakan dalam laporan dan karya tulis ilmiah dengan menggunakan
bahasa Indoensia yang baik dan benar.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalui metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memahami aturan tata bahasa Indonesia

2. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

3. Menggunakan ejaan yang disempurnakan

4. Menggunakan analisa data dengan pola berfikir deduktif dan induktif

5. Memahami metode pengajaran bahasa Indonesia

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Tata bahasa Indonesia

2. Keterampilan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

3. Keterampilan menggunakan ejaan yang disempurnakan

4. Pola berfikir deduktif dan induktif

5. Metode pengajaran bahasa Indonesia


MATA KULIAH : BAHASA INGGRIS I

KODE MATA KULIAH : TW10102

BEBAN STUDI : 2 SKS ( T = 1 ; P = 1 )

PENEMPATAN : SEMESTER I

DISKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang kemampuan Listening Comperehension, Grammar Structure, Speaking,
Written Expression, and Reading Comperehension untuk mencapai kemampuan dalam Test of English as a
Foreign Language (TOEFL).

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, simulasi, dan penugasan.

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah prasyarat dari Mata Kuliah Bahasa Inggris II.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui konsep dasar Listening Comperehension

2. Merumuskan essay dengan grammar struktur yang benar

3. Menunjukkan kemampuan bahasa Inggris dalam percakapan

4. Memahami bacaan dalam bahasa Inggris

GARIS BESAR MATA KULIAH :

1. Listening Comperehension

2. Grammar Structure

3. Speaking

4. Written Expression

5. Reading Comperehension
MATA KULIAH : BAHASA INGGRIS II

KODE MATA KULIAH : TW10103

BEBAN STUDI : 2 SKS ( T = 1 ; P = 1 )

PENEMPATAN : SEMESTER II

DISKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Mata Kuliah Bahasa Inggris I. Mata kuliah ini membahas
isi, bentuk, dan penggunaan bahasa Inggris guna mencapai kemampuan membaca, menulis, menterjemahkan,
dan berkomunikasi dalam hal yang berkaitan dengan pelayanan terapi wicara.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, simulasi/ praktik, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menggunakan bahasa inggris dalam membuat tulisan

2. Menterjemahkan wacana bahasa Inggris khususnya mengenai terapi wicara

3. Menggunakan percakapan dengan bahasa Inggris

GARIS BESAR MATA KULIAH :

1. Vocabulary and terminology terapi wicara

2. Grammar

3. Reading and listening comprehention

4. Translation

5. Conversation
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN PELAYANAN DAN KEWIRAUSAHAAN TERAPI WICARA

KODE MATA KULIAH : TW10104

BEBAN STUDI : 3 SKS ( T = 1 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER IV

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang pemahaman dan penjiwaan tentang kewirausahaan sehingga mampu
menerapkan dalam proses pelayanan terapi wicara mandiri dan terpadu.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui teori tentang konsep dasar kewirausahaan meliputi: sikap, kepribadian dan profil seorang
wirausaha, pengenalan potensi diri

2. Mengetahui fungsi manajemen

3. Mengetahui peluang, resiko, model kewirausahaan dalam pelayanan terapi wicara

4. Mengetahui analisa SWOT dalam mengembangkan pelayanan terapi wicara

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Konsep dasar kewirausahaan meliputi: sikap, kepribadian dan profil seorang wirausaha, pengenalan
potensi diri

2. Fungsi manajemen

3. Peluang, resiko, model kewirausahaan dalam pelayanan terapi wicara

4. Analisa SWOT dalam mengembangkan pelayanan terapi wicara


MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA

KODE MATA KULIAH : TW10105

BEBAN STUDI : 3 SKS ( T = 1 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER I

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang proses dan tujuan Tuhan menciptakan manusia, tugas dan tangung jawab
manusia terhadap khalik, sesama manusia, dan terhadap alam sekitar dan dengan penuh kesadaran dan
keimanan semua itu harus dipertanggungjawabkannya di hari akhir.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memahami proses penciptaan manusia

2. Memahami tujuan penciptaan manusia

3. Memahami tugas dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat

4. Memahami hubungan antara nilai-nilai agama dengan pelaksanaan tugas profesinya

5. Menyadari dan meyakini bahwa perilakunya akan dimintai pertanggung jawaban di hari akhir

6. Memahami pengaruh hubungan manusia dengan Tuhan dalam perilaku berkomunikasi

7. Memahami pengaruh hubungan manusia dengan sesama dalam perilaku berkomunikasi

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Proses penciptaan manusia

2. Tujuan penciptaan manusia

3. Tugas dan kewajiban manusia terhadap khalik

4. Tugas dan tanggung jawab manusia terhadap sesama

5. Hubungan nilai-nilai keagamaan dengan tindakan profesional

6. Apa yang dipertanggung jawabkan manusia di hari akhir.


MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)

KODE MATA KULIAH : TW10106

BEBAN STUDI : 3 SKS ( T = 2 ; P = 1 )

PENEMPATAN : SEMESTER II

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas hak dan kewajiban warga negara, bela negara, demokrasi Indonesia, hak asasi
manusia, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memahami pengaruh manusia sebagai makhluk individu dan sosial dalam perilaku berkomunikasi

2. Memahami pengaruh hak dan kewajiban bernegara dalam kehidupan profesi

3. Memahami fungsi Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia

4. Menerapkan pengaruh politik strategi nasional dengan profesi

5. Memahami Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara pada kehidupan sehari-hari

6. Memahami konsep wawasan nusantara dalam membina kerjasama

7. Memahami pengaruh norma-norma berbangsa dalam berkomunikasi

8. Memahami konsep demokrasi dalam pengambilan keputusan

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Pengertian Pancasila dan UUD 1945

2. Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia

3. Fungsi pancasila dalam kehidupan berbangsa Indoneisa

4. Demokrasi pancasila

5. Penerapan Pancasila dalam profesi terapi wicara


6. Wawasan nusantara

7. Hak dan kewajiban bernegara

8. Politik strategi pertahanan dan keamanan nasional

MATA KULIAH : ANATOMI FISIOLOGI

KODE MATA KULIAH : TW10201

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER I

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas struktur, bentuk, dan fungsi tubuh yang meliputi kepala, leher, dada, diafragma,
perut, lengan atas dan tungkai, sistem pernapasan, pencernaan, endokrin, kardiovaskuler, penginderaan,
persarafan, dan limbik.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan anatomi fisiologi muskuluskeletal, pernapasan, pendengaran, penglihatan, rasa, pencernaan,


kardiovaskuler, endokrin, sistem limbik dan persarafan.

2. Menjelaskan hubungan antara anatomi fisiologi tersebut di atas dengan kepentingannya untuk wicara,
bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan.

3. Menjelaskan hubungan sebab akibat antara gangguan anatomi fisiologi dengan karakteristik gangguan
kemampuan berkomunikasi.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Anatomi fisiologi muskuluskeletal, pernapasan, pendengaran, penglihatan, rasa, pencernaan,


kardiovaskuler, endokrin, sistem limbik dan persarafan

2. Anatomi fisiologi yang berhubungan dengan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan

3. Hubungan sebab akibat antara gangguan anatomi fisiologi dengan karakteristik gangguan kemampuan
berkomunikasi
MATA KULIAH : AUDIOLOGI

KODE MATA KULIAH : TW10202

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P =2 )

PENEMPATAN : SEMESTER I

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas sebab-sebab, jenis dan akibat gangguan pendengaran, pengukuran pendengaran,
dan habilitasi gangguan pendengaran.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, simulasi, dan
penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan sebab-sebab, jenis, dan akibat gangguan pendengaran

2. Melakukan identifikasi gangguan pendengaran

3. Mengetahui teknik-teknik pengukuran pendengaran

4. Memahami hasil pemeriksaan pendengaran dengan jenis gangguan pendengaran

5. Menjelaskan hubungan derajat gangguan pendengaran dengan kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara,
irama kelancaran, dan menelan

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Pengertian gangguan pendengaran

2. Sebab, jenis, dan derajat gangguan pendengaran.

3. Metode pengukuran pendengaran

4. Deskripsi dan interpretasi hasil pengukuran pendengaran

5. Melaksanakan pengukuran pendengaran


MATA KULIAH : DASAR-DASAR AFASIA

KODE MATA KULIAH : TW10203

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P =2 )

PENEMPATAN : SEMESTER II

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas bagian-bagian penting otak yang berhubungan dengan bahasa wicara yang meliputi
lobus Frontalis, Temporalis, Parietalis, Oksipitalis, Talamus, Korpus Kalosum, Ganglia Basal, Girus Singuli, Insula
dan Operkulum, kondisi/penyakit yang dapat mengganggu fungsi otak, peredaran darah otak, lateralisasi,
hemisfer dominan, dan fungsi luhur yang berhubungan dengan bahasa wicara pada anak dan dewasa.

Kegiatan belajar disajikan dengan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

Mata kuliah ini merupakan prasyarat mata kuliah Afasia Perkembangan dan Afasia Dewasa.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengenal bagian otak yang penting yang berhubungan dengan bahasa wicara.

2. Mengenal gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan bahasa bicara

3. Menjelaskan hubungan antara lateralisasi, hemisfer dominan, dan fungsi luhur dengan bahasa wicara.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Bagian-bagian otak yang berkaitan dengan bahasa wicara seperti Lobus Frontalis, Parietalis, Oksipitalis,
Temporalis, Talamus, Korpus Kalosum, Ganglia Basal, Girus Singuli, dan Insula dan Operkulum.

2. Kondisi-kondisi/penyakit yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak pada usia perkembangan
dan usia dewasa.

3. Lateralisasi

4. Hemisfer Dominan

5. Fungsi Luhur
MATA KULIAH : DASAR-DASAR DISFONIA AFONIA

KODE MATA KULIAH : TW10204

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER II

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas pengertian, proses, unsur-unsur suara dan kriteria suara normal dan hal-hal yang
memungkinkan terjadinya gangguan produksi suara.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

Mata kuliah ini merupakan prasyarat mata kuliah Disfonia dan Afonia.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian suara dan suara normal

2. Menjelaskan unsur-unsur yang dikandung suara

3. Menjelaskan proses produksi suara

4. Menjelaskan penyakit dan kondisi yang dapat mengganggu produksi suara

5. Menjelaskan hubungan faktor psikosomatik dengan produksi suara.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian suara

2. Unsur-unsur suara

3. Proses produksi suara

4. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya gangguan suara

5. Faktor-faktor psikosomatik yang berkaitan dengan gangguan produksi suara.


MATA KULIAH : KOMUNIKASI NORMAL

KODE MATA KULIAH : TW10205

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER III

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas sistem komunikasi manusia, aspek-aspek fisik signal wicara, proses pengelolaan
informasi, proses terjadinya perkembangan bahasa, proses perolehan bahasa, dan proses wicara.

Perilaku normal mengacu kepada sosio budaya dan kultural bangsa Indonesia.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian komunikasi

2. Menjelaskan sistem komunikasi manusia

3. Menjelaskan aspek fisik signal wicara

4. Menjelaskan proses pengelolaan informasi

5. Menjelaskan perkembangan bahasa wicara

6. Menjelaskan kondisi dan ciri-ciri komunikasi tidak normal

7. Menjelaskan proses perolehan bahasa

8. Menjelaskan proses produksi bunyi bahasa

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian komunikasi

2. Sistem komunikasi pada manusia

3. Aspek-aspek fisik signal wicara

4. Proses pengelolaan informasi

5. Perkembangan bahasa wicara

6. Kondisi dan ciri-ciri komunikasi tidak normal


7. Proses perolehan bahasa

8. Proses produksi bunyi bahasa

MATA KULIAH : LINGUISTIK I

KODE MATA KULIAH : TW10206

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 1 ; P = 3 )

PENEMPATAN : SEMESTER V

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas pengertian, ruang lingkup, dan prinsip-prinsip linguistik, psikolinguistik, dan
sosiolinguistik yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan penyusunan metodologi/pendekatan
pengajaran bahasa.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup linguistik

2. Menjelaskan prinsip-prinsip linguistik

3. Menjelaskan prinsip-prinsip psikolinguistik

4. Menjelaskan prinsip-prinsip sosiolinguistik

5. Menjelaskan fungsi dan kedudukan psikolinguistik dan sosiolinguistik dalam proses penyusunan metode
pengajaran bahasa.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Pengertian dan ruang lingkup linguistik

2. Prinsip-prinsip linguistik

3. Fungsi dan kedudukan psikolinguistik

4. Fungsi dan kedudukan sosiolinguistik

5. Tujuan pengajaran bahasa


MATA KULIAH : LINGUISTIK II

KODE MATA KULIAH : TW10207

BEBAN STUDI : 2 SKS ( T = 0 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER VI

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas pengertian, ruang lingkup, dan prinsip-prinsip linguistik, psikolinguistik, dan
sosiolinguistik tingkat lanjutan yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan penyusunan
metodologi/pendekatan pengajaran bahasa.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup linguistik

2. Menjelaskan prinsip-prinsip linguistik

3. Menjelaskan prinsip-prinsip psikolinguistik

4. Menjelaskan prinsip-prinsip sosiolinguistik

5. Menjelaskan fungsi dan kedudukan psikolinguistik dan sosiolinguistik dalam proses penyusunan
metode pengajaran bahasa.

SUBSTANSI KAJIAN :

6. Pengertian dan ruang lingkup linguistik


7. Prinsip-prinsip linguistik

8. Fungsi dan kedudukan psikolinguistik

9. Fungsi dan kedudukan sosiolinguistik

10. Tujuan pengajaran bahasa

MATA KULIAH : NEUROLOGI

KODE MATA KULIAH : TW10208

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER II

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas anatomi, fisiologi, dan patologi, susunan saraf pusat dan perifer, terutama yang
berhubungan dengan bahasa wicara dan berbagai kondisi atau penyakit yang mengakibatkan terganggunya
sistem persarafan pada usia perkembangan dan dewasa, serta berbagai macam pemeriksaan neurologis,
kegunaan dan implikasinya.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memiliki pengetahuan tentang anatomi, fisiologi, dan patologi susunan saraf pusat dan perifer, terutama
yang berhubungan dengan bahasa wicara
2. Memiliki pengetahuan tentang gangguan-gangguan susunan saraf pusat dan perifer pada usia
perkembangan dan dewasa

3. Memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis pemeriksaan neurologis, kegunaan dan interpretasi hasil
pemeriksaan

4. Menjelaskan hubungan antara gangguan susunan saraf dengan kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara,
irama kelancaran, dan menelan tidak normal

5. Menjelaskan hubungan antara gangguan susunan saraf pusat dan perifier dengan karakteristik gangguan
kemampuan berkomunikasi

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Anatomi, fisiologi, dan patologi susunan saraf pusat dan perifer

2. Gangguan-gangguan susunan saraf pusat dan perifer pada usia perkembangan dan dewasa

3. Jenis pemeriksaan neurologis, kegunaan dan interpretasi hasil pemeriksaan

4. Hubungan antara gangguan susunan saraf dengan kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara, irama
kelancaran, dan menelan tidak normal

5. Hubungan antara gangguan susunan saraf pusat dan perifier dengan karakteristik gangguan kemampuan
berkomunikasi

MATA KULIAH : ORTOPEDAGOGIK

KODE MATA KULIAH : TW10209

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T =2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER III

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang pengertian dan ruang lingkup Ortopedagogik, dasar teori pendidikan anak
luar biasa, teori belajar bagi anak luar biasa, jenis, permasalahan, dan kebutuhan anak luar biasa.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :


Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memahami dasar teori pendidikan luar biasa

2. Memahami jenis-jenis pendidikan luar biasa

3. Memahami hubungan prinsip belajar dengan kebutuhan belajar anak luar biasa

4. Menjelaskan hubungan kebutuhan anak luar biasa terhadap kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara,
irama kelancaran, dan menelan tidak normal

5. Menerapkan pelayanan terpadu dengan sejawat pada anak luar biasa.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Teori dasar pendidikan luar biasa

2. Jenis-jenis pendidikan luar biasa

3. Prinsip belajar dengan kebutuhan belajar anak luar biasa

4. Hubungan kebutuhan anak luar biasa terhadap kondisi dan ciri-ciri wicara, bahasa, suara, irama kelancaran,
dan menelan tidak normal

5. Pelayanan terpadu dengan sejawat pada anak luar biasa

MATA KULIAH : GANGGUAN SPEKTRUM AUTISTIK (ASD)

KODE MATA KULIAH : TW102010

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 0 ; P =4 )

PENEMPATAN : SEMESTER III


DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar terminologi dan batasan autistik, jenis, karakteristik serta
penyebab gangguan spektrum autistik, identifikasi dan asesmen, permasalahan yang menyertai dan pelayanan
yang dibutuhkan pada anak dengan gangguan spektrum autistik.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui konsep dasar terminologi dan batasan gangguan spektrum autistik

2. Mengetahui jenis gangguan spektrum autistik

3. Mengetahui karakteristik gangguan spektrum autistik

4. Mengetahui penyebab gangguan spektrum autistik

5. Memahami permasalahan yang menyertai gangguan spektrum autistik

6. Mengidentifikasi pelayanan dengan gangguan spektrum autistik

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Konsep dasar terminologi dan batasan gangguan spektrum autistik

2. Jenis gangguan spektrum autistik

3. Karakteristik gangguan spektrum autistik

4. Penyebab gangguan spektrum autistik

5. Permasalahan yang menyertai gangguan spektrum autistik

6. Pelayanan pada gangguan spektrum autistik


MATA KULIAH : PSIKOLOGI

KODE MATA KULIAH : TW10211

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER II

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini terdiri dari 2 (dua) kajian yaitu Psikologi Perkembangan dan Psikologi Klinis.

Kajian Psikologi Perkembangan membahas tentang gejala-gejala tingkah laku manusia di usia perkembangan
yang meliputi: pengertian, ruang lingkup dan urgensi psikologi perkembangan, sejarah Ilmu Psikologi
Perkembangan, teori dan hukum perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan serta
implikasi pertumbuhan dan perkembangan manusia terhadap proses pelayanan terapi wicara.

Kajian Psikologi Klinis membahas tentang sejarah dan isu-isu terbaru dalam Psikologi Klinis, permasalahan yang
terjadi dalam diagnosa dan klasifikasi, jenis asesmen yang digunakan, jenis pendekatan dalam psikoterapi serta
bidang spesialisasi dalam psikologi klinis serta implikasinya dalam proses pelayanan terapi wicara

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Melalui kajian Psikologi Perkembangan ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui sejarah perkembangan psikologi

2. Mengetahui pengertian dan ruang lingkup psikologis perkembangan

3. Mengetahui teori dan hukum psikologis perkembangan

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi perkembangan

5. Mengetahui hubungan tumbuh kembangmanusia dengan proses pelayanan terapi wicara

6. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam diagnosa dan klasifikasi psikologi klinis

7. Mengidentifikasi jenis asesmen yang digunakan dalam psikologi klinis

8. Mengetahui jenis pendekatan dalam psikoterapi

9. Mengetahui bidang spesialisasi dalam psikologi klinis

10. Mengetahui hubungan gejala-gejala klinis dalam proses pelayanan terapi wicara

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Sejarah perkembangan psikologi


2. Pengertian dan ruang lingkup psikologis perkembangan

3. Teori dan hukum psikologis perkembangan

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi perkembangan

5. Hubungan tumbuh kembangmanusia dengan proses pelayanan terapi wicara

6. Permasalahan yang terjadi dalam diagnosa dan klasifikasi psikologi klinis

7. Jenis asesmen yang digunakan dalam psikologi klinis

8. Jenis pendekatan dalam psikoterapi

9. Bidang spesialisasi dalam psikologi klinis

10. Hubungan gejala-gejala klinis dalam proses pelayanan terapi wicara

MATA KULIAH : AFASIA DEWASA

KODE MATA KULIAH : TW10301

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER III

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah Afasia Dewasa merupakan kelanjutan mata kuliah Dasar-dasar Afasia membahas tentang batasan-
batasan, pengertian afasia dewasa, etiologi yang meliputi GPDO, dan bukan GPDO beserta proses patologinya,
klasifikasi afasia dewasa ditinjau dari segi neurologis, aspek linguistik, aspek gangguan formulasi dan ekspresi
simbolik, aspek implikasi diagnostik dan prognostik serta aspek dikotomik. Mata kuliah afasia dewasa
membahas tentang prinsip-prinsip prosedur penanganan klien afasia dewasa dan penggunaan metode-metode
terapinya serta tata cara pelayanan secara terpadu.

Kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian afasia perkembangan

2. Menjelaskan etiologi afasia dewasa meliputi gangguan peredaran darah otak (GPDO) dan bukan GPDO

3. Menjelaskan jenis dan derajat gangguan afasia

4. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

5. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Menerapkan metode-metode terapi


7. Melaksanakan terapi secara mandiri maupun terpadu.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian afasia dewasa

2. Etiologi afasia dewasa

3. Jenis dan derajat afasia

4. Kelainan-kelainan penyerta

5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Metode-metode terapi

7. Pelayanan terpadu dan mandiri

MATA KULIAH : AFASIA PERKEMBANGAN

KODE MATA KULIAH : TW10302

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER IV

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah afasia perkembangan merupakan kelanjutan mata kuliah Dasar-dasar Afasia membahas tentang
batasan-batasan, pengertian, etiologi yang meliputi DMO masa prenatal, natal, dan postnatal, beserta proses
patologinya, klasifikasi afasia perkembangan ditinjau dari kerusakan SSP, gejala bahasa dan wicara, beserta
problem penyertanya. Prosedur penanganan, metode-metode penanganan, dan pelayanan secara terpadu.

Kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan praktik/simulasi.
TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian afasia perkembangan

2. Menjelaskan etiologi afasia perkembangan, meliputi DMO pada masa prenatal, natal, postnatal, beserta
proses patologinya

3. Menjelaskan jenis dan derajat gangguan komunikasi karena gangguan fungsi otak dan terjadinya pada usia
perkembangan

4. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

5. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Menerapkan metode-metode terapi

7. Melaksanakan terapi secara mandiri maupun terpadu.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian afasia perkembangan

2. Etiologi afasia perkembangan

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena gangguan fungsi otak dan terjadinya pada usia
perkembangan

4. Kelainan-kelainan penyerta

5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Metode-metode terapi

7. Pelayanan terpadu dan mandiri


MATA KULIAH : AFONIA

KODE MATA KULIAH : TW10303

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER V

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang definisi dan pengertian, etiologi dan klasifikasi, karakteristik, dan
penatalaksanaan afonia.

Kegiatan belajar dilakukan melalui metode ceramah, diskusi, penugasan, dan praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian afonia

2. Menjelaskan etiologi afonia yang terjadi pada masa perkembangan dan dewasa.

3. Menjelaskan jenis dan derajat gangguan komunikasi karena kehilangan seluruh suara

4. Menjelaskan klasifikasi afonia

5. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

6. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Menerapkan metode-metode terapi

8. Melaksanakan terapi secara mandiri maupun terpadu.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian afonia

2. Etiologi afonia

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena kehilangan seluruh suara

4. Klasifikasi afonia

5. Kelainan-kelainan penyerta

6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Metode-metode terapi

8. Pelayanan terpadu dan mandiri


MATA KULIAH : DISARTRIA

KODE MATA KULIAH : TW10304

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER V

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas gangguan artikulasi yang disebabkan oleh kerusakan neuro-muskuler pada masa
perkembangan maupun bukan masa perkembangan, pengertian, etiologi, klasifikasi, prinsip-prinsip, prosedur,
dan metode penanganan, serta pelayanan secara mandiri maupun terpadu.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan
praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian disartria

2. Menjelaskan etiologi disartria yang terjadi pada masa perkembangan dan dewasa.

3. Menjelaskan jenis dan derajat gangguan komunikasi karena gangguan neuromuskuler

4. Menjelaskan klasifikasi disartria ditinjau dari segi kerusakan sistem susunan saraf dan gejala wicara dan
suara serta problem-problem penyertanya.

5. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

6. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Menerapkan metode-metode terapi

8. Melaksanakan terapi secara mandiri maupun terpadu.


SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian disartria

2. Etiologi disartria

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena gangguan neuromuskuler

4. Klasifikasi disartria

5. Kelainan-kelainan penyerta

6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Metode-metode terapi

8. Pelayanan terpadu dan mandiri

MATA KULIAH : DISAUDIA

KODE MATA KULIAH : TW10305

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER IV

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata Kuliah ini membahas pengertian, etiologi, klasifikasi, prinsip-prinsip, prosedur, dan metode penanganan
disaudia baik secara mandiri maupun terpadu.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan
praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :


Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian disaudia

2. Menjelaskan etiologi disaudia

3. Menjelaskan jenis dan derajat gangguan komunikasi karena gangguan feedback auditory

4. Menjelaskan klasifikasi disaudia ditinjau dari segi proses perolehan bahasa, derajat ketunarunguan, jenis
ketulian, dan kemampuan komunikasinya.

5. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

6. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Menerapkan metode-metode terapi

8. Menjelaskan pelayanan mandiri dan terpadu.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian disaudia

2. Etiologi disaudia

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena gangguan feedback auditory

4. Klasifikasi disaudia

5. Kelainan-kelainan penyerta

6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Metode-metode terapi

8. Pelayanan terpadu dan mandiri


MATA KULIAH : DISFAGIA

KODE MATA KULIAH : TW10306

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER III

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang pengertian, etiologi, klasifikasi, prinsip-prinsip penanganan, metode terapi
disfagia serta pelayanan mandiri dan terpadu.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan
praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian disfagia

2. Menjelaskan etiologi disfagia

3. Menjelaskan klasifikasi disfagia ditinjau dari segi fase

4. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

5. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Menerapkan metode-metode terapi

7. Menjelaskan pelayanan mandiri dan terpadu.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian disfagia

2. Etiologi disfagia

3. Klasifikasi disfagia

4. Kelainan-kelainan penyerta

5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Metode-metode terapi

7. Pelayanan terpadu dan mandiri


MATA KULIAH : DISFONIA

KODE MATA KULIAH : TW10307

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER V

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini merupakan kelanjutan dari dasar-dasar disfonia afonia yang meliputi gangguan suara pada klien
gangguan perkembangan maupun bukan gangguan perkembangan. Secara keseluruhan mata kuliah ini
membahas tentang pengertian, etiologi, klasifikasi, prinsip-prinsip penanganan, pelayanan secara mandiri dan
terpadu.

Kegiatan belajar ini dilakukan melalui metode ceramah, diskusi, penugasan dan praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian disfonia

2. Menjelaskan etiologi disfonia yang terjadi pada masa perkembangan dan dewasa.

3. Menjelaskan jenis dan derajat gangguan komunikasi karena kehilangan sebagian suara

4. Menjelaskan klasifikasi disfonia

5. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

6. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Menerapkan metode-metode terapi

8. Melaksanakan terapi secara mandiri maupun terpadu.

SUBSTANSI KAJIAN :
1. Definisi dan pengertian disfonia

2. Etiologi disfonia

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena kehilangan sebagian suara

4. Klasifikasi disfonia

5. Kelainan-kelainan penyerta

6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Metode-metode terapi

8. Pelayanan terpadu dan mandiri

MATA KULIAH : DISGLOSIA

KODE MATA KULIAH : TW10308

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER IV

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas batasan dan pengertian disglosia, etiologi, klasifikasi problem penyerta, prinsip,
prosedur, dan metode penanganan.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan,
praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan definisi dan pengertian disglosia

2. Menjelaskan etiologi disglosia mencakup faktor-faktor genetik, pengaruh obat-obatan dan herediter

3. Menjelaskan jenis dan derajat gangguan komunikasi karena penyimpangan struktur organ wicara

4. Menjelaskan klasifikasi disglosia ditinjau dari segi kelainan orofasial, gejala wicara, dan suara, serta
problem-problem penyertanya

5. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

6. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Menerapkan metode-metode terapi

8. Menjelaskan pelayanan mandiri dan terpadu

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian disglosia

2. Etiologi disglosia mencakup faktor-faktor genetik, pengaruh obat-obatan dan herediter

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena penyimpangan struktur organ wicara

4. Klasifikasi disglosia

5. Kelainan-kelainan penyerta

6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Metode-metode terapi

8. Pelayanan terpadu dan mandiri

MATA KULIAH : DISLALIA


KODE MATA KULIAH : TW10309

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER VI

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang pengertian, etiologi, klasifikasi dari dislalia, prinsip-prinsip penanganan,
pengelolaan, secara mandiri dan terpadu pada klien dislalia.

Kegiatan belajar dilakukan melalui metode ceramah, diskusi, penugasan dan praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian dislalia

2. Menjelaskan etiologi dislalia

3. Menjelaskan klasifikasi kesalahan artikulasi

4. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

5. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Menerapkan metode-metode terapi

7. Menjelaskan pelayanan mandiri dan terpadu.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian dislalia

2. Etiologi dislalia

3. Klasifikasi kesalahan artikulasi

4. Kelainan-kelainan penyerta

5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Metode-metode terapi

7. Pelayanan terpadu dan mandiri


MATA KULIAH : DISLOGIA

KODE MATA KULIAH : TW10310

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER VI

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang pengertian, etiologi, klasifikasi dari dislogia, prinsip-prinsip penanganan dan
pengelolaan secara mandiri dan terpadu pada klien dislogia.

Kegiatan belajar dilakukan melalui metode ceramah, diskusi, penugasan dan praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian dislogia

2. Menjelaskan etiologi dislogia mencakup faktor-faktor genetik, proses prenatal, natal, dan post natal

3. Menjelaskan jenis dan derajat gangguan komunikasi karena mental intelektual dan psikososial

4. Menjelaskan klasifikasi dislogia ditinjau dari proses perolehan bahasa tingkat retardasi mentalnya dan
psikososialnya

5. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

6. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Menerapkan metode-metode terapi

8. Menjelaskan pelayanan mandiri dan terpadu.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian dislogia


2. Etiologi dislogia mencakup faktor-faktor genetik, proses prenatal, natal, dan post natal

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena mental intelektual dan psikososial

4. Klasifikasi dislogia

5. Kelainan-kelainan penyerta

6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Metode-metode terapi

8. Pelayanan terpadu dan mandiri

MATA KULIAH : GAGAP

KODE MATA KULIAH : TW10311

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER VI

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas permasalahan gangguan komunikasi bentuk irama kelancaran tingkat primer dan
tingkat sekunder. Secara keseluruhan mata kuliah ini membahas pengertian, etiologi, klasifikasi dan
penanganannya.

Kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan dan praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan definisi dan pengertian gagap

2. Menjelaskan etiologi gagap mencakup faktor-faktor genetik, neurologis, dan psikologis

3. Menjelaskan jenis dan derajat gangguan komunikasi karena ketidaklancaran berbicara

4. Menjelaskan klasifikasi gagap ditinjau dari faktor-faktor genetik, neurologis, dan psikologis

5. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

6. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Menerapkan metode-metode terapi

8. Menjelaskan pelayanan mandiri dan terpadu.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian gagap

2. Etiologi gagap mencakup faktor-faktor genetik, neurologis, dan psikologis

3. Jenis dan derajat gangguan komunikasi karena ketidaklancaran berbicara

4. Klasifikasi gagap

5. Kelainan-kelainan penyerta

6. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

7. Metode-metode terapi

8. Pelayanan terpadu dan mandiri

MATA KULIAH : KLATER DAN LATAH


KODE MATA KULIAH : TW10312

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER VII

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas pengertian klater dan latah, etiologi, simtomatologi, proses patologi, prinsip-prinsip
dan prosedur penanganan dan pengelolaan mandiri dan terpadu.

Kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan dan praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian klater latah

2. Menjelaskan etiologi klater latah

3. Menjelaskan klasifikasi gangguan komunikasi karena kecepatan bicara dan kelatahan

4. Menjelaskan kelainan-kelainan penyerta

5. Menjelaskan prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Menerapkan metode-metode terapi

7. Menjelaskan pelayanan mandiri dan terpadu

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian klater latah

2. Etiologi klater latah

3. Klasifikasi gangguan komunikasi karena kecepatan bicara dan kelatahan

4. Kelainan-kelainan penyerta

5. Prinsip-prinsip dan prosedur penanganan

6. Metode-metode terapi

7. Pelayanan terpadu dan mandiri


MATA KULIAH : MANAJEMEN KLINIK I

KODE MATA KULIAH : TW10313

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 1 ; P = 3 )

PENEMPATAN : SEMESTER VI

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang teknik-teknik pengumpulan data yang meliputi, wawancara, pengamatan,
tes, dan studi dokumen, pemeliharaan dan penetapan format yang dipergunakan untuk setiap jenis gangguan
komunikasi berdasarkan spesifikasi masing-masing gangguannya, pengadministrasian, dan pendokumentasian
data.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan
praktik/simulasi.

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah prasyarat Manajemen Klinik II.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui tentang definisi dan ruang lingkup Manajemen Klinik

2. Mengetahui tentang tujuan dan teknik-teknik asesmen

3. Mengetahui tentang instrumen dalam asesmen

4. Mengetahui tentang teknik pengadministrasian dan pendokumentasian data

5. Mengetahui jenis format yang digunakan berdasarkan spesifikasi gangguannya.

6. Memahami teknik pengadministrasian dan pendokumentasian data.

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian Manajemen Klinik

2. Definisi dan pengertian asesmen

3. Teknik-teknik asesmen
a. Wawancara/Interview

b. Pengamatan/Observasi

c. Tes

d. Studi dokumen

4. Instrumen asesmen

5. Teknik pengadministrasian

6. Teknik pendokumentasian

MATA KULIAH : MANAJEMEN KLINIK II

KODE MATA KULIAH : TW10314

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 1 ; P = 3 )

PENEMPATAN : SEMESTER VII

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini merupakan kelanjutan dari Manajemen Klinik I yang membahas tentang teknik pengelolaan
data yang meliputi : inventarisasi data, analisa data, penilaian data, dan interpretasi data, prosedur penetapan
differensial diagnostik, diagnostik, sindroma, dan prognostik.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan
praktik/simulasi.

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah prasyarat Manajemen Klinik III.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui teknik-teknik pengelolaan data

2. Mengetahui proses penetapan differensial diagnosis, diagnosis, sindroma, dan prognosis

3. Mengetahui teknik pengolahan data

4. Memahami proses penetapan differensial diagnosis, diagnosis, sindroma, dan prognosis.


SUBSTANSI KAJIAN :

1. Teknik Pengelolaan Data :

a. Inventarisasi data

b. Analisa data

c. Interpretasi data

2. Proses penetapan differensial diagnosis

3. Proses penetapan diagnosis dan sindroma

4. Proses penetapan prognosis

MATA KULIAH : MANAJEMEN KLINIK III

KODE MATA KULIAH : TW10315

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 1 ; P = 3 )

PENEMPATAN : SEMESTER VIII

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini merupakan kelanjutan dari Manajemen Klinik II yang membahas tentang perencanaan terapi
yang meliputi perumusan tujuan terapi, penyusunan program terapi, penyusunan rencana pelaksanaan terapi,
penyusunan rencana terapi, prosedur dan penetapan frekuensi dan durasi terapi, metode terapi, materi terapi
dan alat terapi.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, penugasan dan simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :


Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Merumuskan tujuan terapi

2. Menyusun program terapi

3. Menyusun pelaksanaan terapi

4. Menetapkan frekuensi dan durasi terapi

5. Menetapkan materi terapi

6. Menetapkan metode terapi

7. Menetapkan alat terapi

8. Menyusun rencana evaluasi

9. Menyusun tindak lanjut

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Perumusan tujuan terapi

a. Tujuan jangka panjang

b. Tujuan jangka pendek

c. Tujuan harian

2. Penyusunan program terapi

a. Program jangka panjang

b. Program jangka pendek

c. Program harian

3. Penyusunan rencana pelaksanaan terapi

a. Frekuensi

b. Durasi

c. Materi terapi

d. Metode terapi

e. Alat terapi

f. Langkah-langkah kegiatan terapi

4. Penyusunan rencana evaluasi

a. Prosedur evaluasi

b. Cara evaluasi

c. Alat evaluasi
d. Penilaian

5. Penyusunan tindak lanjut

a. Hasil

b. Saran
MATA KULIAH : TERAPI WICARA AUTIS

KODE MATA KULIAH : TW10316

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 0 ; P = 2 ; K = 2)

PENEMPATAN : SEMESTER VIII

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini merupakan sub kajian dari Bidang Terapi Wicara yang mengkaji gangguan komunikasi secara
verbal yang di sebabkan khusus oleh adanya spectrum gangguan autis yang perlu penanganan terapi secara
terpadu bekerjasama dengan profesi lainnya seperti psikolog, hingga klien yang terkena spectrum autis mampu
melakukan kegiatan secara mandiri

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, penugasan dan simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Merumuskan tujuan terapi wicara autis

2. Menyusun program terapi wicara autis

3. Menyusun pelaksanaan terapi wicara autis

4. Menetapkan frekuensi dan durasi terapi wicara autis

5. Menetapkan materi terapi wicara autis

6. Menetapkan metode terapi wicara autis

7. Menetapkan alat terapi wicara autis

8. Menyusun rencana evaluasi wicara autis

9. Menyusun tindak lanjut

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Perumusan tujuan terapi

a. Tujuan jangka panjang

b. Tujuan jangka pendek

c. Tujuan harian

2. Penyusunan program terapi

a. Program jangka panjang

b. Program jangka pendek


c. Program harian

3. Penyusunan rencana pelaksanaan terapi

a. Frekuensi

b. Durasi

c. Materi terapi

d. Metode terapi

e. Alat terapi

f. Langkah-langkah kegiatan terapi

g. Penyusunan rencana evaluasi

h. Prosedur evaluasi

i. Cara evaluasi

j. Alat evaluasi

k. Penilaian

l. Penyusunan tindak lanjut

m. Hasil

n. Saran
MATA KULIAH : FONETIK DAN FONOLOGI

KODE MATA KULIAH : TW10317

BEBAN STUDI : 3 SKS ( T = 1 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER VII

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini mempelajari kajian tentang bunyi-bunyi suatu bahasa yang merupakan cabang dari kajian
lnguistik seperti halnya morfologi, sintaksis dan semantic. Fonetik secara khusus mengkaji komponen-
komponen atau ujaran bunyi-bunyi yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi.
Fonologi adalah suatu kajian tentang makna yang berkaitan dengan fungsi-fungsi ujaran dalam menyampaikan
pesan.
Dengan dua bidang kajian ini dapat di diagnosa penyebab-penyebab gangguan komunikasi verbal sehingga
kemudian ditentukan langkah-langkah terapi yang sesuai untuk klien pengidap gangguan komunikasi verbal

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, penugasan dan simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :


1. Merumuskan komponen bunyi-bunyi bahasa

2. Merumuskan komponen ujaran-ujaran

3. Mendiagnosa penyebab gangguan komunikasi verbal

4. Menyusun langkah-langkah terapi wicara autis

5. Melaksanakan Terapi

6. Menyusun tindak lanjut

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Perumusan komponen bunyi-bunyi bahasa dan ujaran-ujaran bunyi`

2. Penyusunan program terapi

3. Mendiagnosa penyebab gangguan komunikasi verbal

4. Menyusun langkah-langkah rencana pelaksanaan terapi

a. Frekuensi

b. Durasi

c. Materi terapi

d. Metode terapi

e. Alat terapi

f. Prosedur evaluasi

MATA KULIAH : PENGANTAR TERAPI WICARA

KODE MATA KULIAH : TW10401

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER V

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang peran dan fungsi terapi wicara, cara kerja dan bidang garap, administrasi
pelayanan, dasar pengembangan ilmu dan teknologi terapi wicara, perkembangan terapi wicara, dan
pengelolaan terapi wicara secara terpadu dan mandiri.

Mata kuliah ini disajikan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.
TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi dan pengertian terapi wicara

2. Menjelaskan peran dan fungsi terapi wicara

3. Menjelaskan sejarah perkembangan terapi wicara di Indonesia

4. Menjelaskan bidang garap terapi wicara

5. Menjelaskan prinsip-prinsip pengelolaan mandiri dan terpadu

6. Mengenal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapi wicara

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Definisi dan pengertian terapi wicara

2. Peran dan fungsi terapis wicara

3. Sejarah perkembangan terapi wicara Indonesia

4. Bidang garap terapi wicara

5. Prinsip-prinsip pengelolaan mandiri dan terpadu

6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapi wicara


MATA KULIAH : PERALATAN TERAPI WICARA

KODE MATA KULIAH : TW10402

BEBAN STUDI : 4 SKS ( T = 2 ; P = 2 )

PENEMPATAN : SEMESTER V

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas pengertian, ruang lingkup, cara pengadaan, pemeliharaan pengembangan peralatan
terapi wicara yang sesuai dengan kebutuhan klien dan mengacu kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, penugasan, dan
praktik/simulasi.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian peralatan terapi wicara

2. Menjelaskan ruang lingkup peralatan terapi wicara

3. Menjelaskan fungsi alat dilihat dari diagnostik dan terapeutik

4. Melakukan upaya pengadaan, pemeliharaan, dan pengembangan peralatan terapi wicara

5. Memahami pengadministrasian peralatan terapi wicara

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Pengertian peralatan terapi wicara

2. Ruang lingkup terapi wicara

3. Fungsi alat diagnostik dan terapeutik

4. Pengadaan peralatan terapi wicara

5. Pemeliharaan peralatan terapi wicara

6. Pengembangan peralatan terapi wicara

7. Administrasi peralatan terapi wicara


MATA KULIAH : PRAKTIKUM I

KODE MATA KULIAH : TW10403

BEBAN STUDI : 6 SKS ( K = 6 )

PENEMPATAN : SEMESTER VII

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini dilaksanakan langsung di lapangan/lahan praktik untuk mengembangkan keterampilan dalam
melaksanakan pemeriksaan, menetapkan ada tidaknya gangguan kemampuan berkomunikasi, jenis dan derajat
gangguan komunikasi (asesmen dan diagnostik) untuk gangguan wicara, bahasa, suara, irama kelancaran, dan
menelan.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode diskusi, praktik klinik, kerja lapangan, dan studi kasus.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memilih dan menetapkan instrumen pemeriksaan

2. Melaksanakan teknik-teknik pengumpulan data yang meliputi wawancara, observasi, tes, dan studi
dokumen

3. Menganalisa, menilai, dan menginterpretasikan data dalam kelompok sindroma dan penyebab

4. Membaca dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan ahli lain

5. Menetapkan diagnosa dan prognosa

6. Menyusun laporan praktikum

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Kegiatan memilih instrumen pemeriksaan yang dibutuhkan

2. Melaksanakan teknik-teknik pengumpulan data


a. Wawancara

b. Observasi

c. Tes

d. Studi Dokumen

3. Pengelompokkan data atas data penyebab gangguan dan sindroma

4. Menginterpretasikan data dan hasil rujukan

5. Menetapkan diagnosa dan prognosa

6. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan asesmen dan diagnosa

MATA KULIAH : PRAKTIKUM II

KODE MATA KULIAH : TW10404

BEBAN STUDI : 6 SKS ( K = 6 )

PENEMPATAN : SEMESTER VIII

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini dilaksanakan dilapangan/lahan praktik sebagai lanjutan dari mata kuliah Praktikum I. Ruang
lingkupnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian/evaluasi terapi wicara untuk gangguan wicara,
bahasa, suara, irama kelancaran, dan menelan.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode diskusi, praktik klinik, kerja lapangan, dan studi kasus.

Mata kuliah ini merupakan prasyarat mata kuliah Praktikum II.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Membuat perencanaan terapi yang meliputi keterampilan dalam merumuskan tujuan terapi, menetapkan
program, menetapkan materi terapi, memilih dan menggunakan metode/teknik terapi, dan melakukan
evaluasi
2. Melaksanakan tindak terapi yang meliputi persiapan tempat, pendekatan klien, melaksanakan tata urut
terapi, dan memberikan advis

3. Melaksanakan evaluasi yang meliputi pelaksanaan prosedur penilaian, melaksanakan instrumen penilaian,
keriteria keberhasilan, merumuskan hasil evaluasi, dan tindak lanjut

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Menyusun perencanaan terapi yang meliputi :

a. Merumuskan tujuan terapi

b. Menyusun program terapi jangka panjang, pendek, dan harian

c. Menetapkan materi terapi

d. Menetapkan teknik/metode terapi

e. Menyiapkan rencana evaluasi

2. Pelaksanaan terapi yang meliputi :

a. Menyiapkan ruang/tempat terapi

b. Melakukan pendekatan klien

c. Melakukan tata urut tindakan

d. Melaksanakan evaluasi yang meliputi pelaksanaan tes, pencatatan, penilaian, dan menetapkan
keberhasilan.

e. Melaksanakan pemberian saran dan tindak lanjut

3. Mempertanggung jawabkan perencanaan terapi, pelaksanaan terapi, dan evaluasi

MATA KULIAH : SISTEM DAN PROGRAM KESEHATAN NASIONAL

KODE MATA KULIAH : TW10405

BEBAN STUDI : 3 SKS ( T = 2 ; P = 1 )

PENEMPATAN : SEMESTER IV
DISKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang pengertian, konsep sehat sakit, sistem kesehatan nasional, prinsip-prinsip
dan program-program kesehatan masyarakat, keadaan dan permasalahan bidang kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kegiatan belajar mengajar disajikan dengan metode ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui pengertian dan konsep sehat sakit

2. Mengetahui sistem kesehatan nasional

3. Mengetahui pelayanan kesehatan bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

4. Mengetahui program-program kesehatan masyarakat

5. Memahami keadaan dan permasalahan bidang kesehatan

6. Memahami derajat kesehatan masyarakat

SUBTANSI KAJIAN :

1. Konsep sehat sakit

2. Sistem kesehatan nasional

3. Pelayanan kesehatan bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

4. Program-program kesehatan masyarakat

5. Keadaan dan permasalahan bidang kesehatan

6. Derajat kesehatan masyarakat


MATA KULIAH : ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

KODE MATA KULIAH : TW10501

BEBAN STUDI : 2 SKS ( T = 1 ; P = 1 )

PENEMPATAN : SEMESTER I

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang konsep dan prinsip ilmu sosial budaya dasar yang terkadung didalamnya
manusia sebagai maklhuk humanus dan memiliki cinta kasih, keberagaman budaya serta hakekat dan makna
lingkungan.

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memiliki pengetahuan tentang manusia sebagai makhluk humanus

2. Memiliki pengetahuan tentang keberagaman budaya dengan perilaku berkomunikasi

3. Memahami tentang aspek-aspek kebudayaan

4. Memahami manusia sebagai makhluk yang memiliki cinta kasih

5. Menjelaskan hakekat dan makna lingkungan bagi manusia

6. Melakukan penanganan dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Manusia sebagai makhluk humanus

2. Keberagaman budaya dengan perilaku berkomunikasi

3. Aspek-aspek kebudayaan

4. Manusia sebagai makhluk yang memiliki cinta kasih

5. Hakekat dan makna lingkungan bagi manusia

6. Penerapan penanganan dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab


MATA KULIAH : KE-YARSI-AN

KODE MATA KULIAH : TW10502

BEBAN STUDI : 2 SKS ( T = 1 ; P = 1 )

PENEMPATAN : SEMESTER II

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini membahas tentang historis dan falsafah lembaga Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Riau,
dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu terapi wicara, mengaplikasikan pelayanan kesehatan syariah
dalam pelaksanaan profesi terapi wicara.
Mata kuliah ini disajikan ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan tentang historis lembaga YARSIdalam kaitannya dengan pengembangan ilmu terapi wicara

2. Menggunakan falsafah dan tujuan lembaga YARSIdalam kaitannya dengan pengembangan ilmu terapi
wicara

3. Menghubungkan nilai pelayanan kesehatan syariah dalam pelaksanaan profesi terapi wicara

SUBSTANSI KAJIAN :

1. Historis lembaga YARSI

2. Falsafah dan tujuan YARSI

3. Pelayanan kesehatan syariah


4. Pelayanan terapi wicara dan keprofesian terapis wicara dalam konsep Islam

MATA KULIAH : STATISTIK DAN METODOLOGI PENELITIAN

KODE MATA KULIAH : TW10503

BEBAN STUDI : 2 SKS ( T = 1 ; P = 1 )

PENEMPATAN : SEMESTER I

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah ini meliputi dua pokok bahasan yaitu statistik dan metode penelitian. Statistik membahas
pengertian statistik, metode statistik dan peranan statistik dalam penelitian. Metode penelitian meliputi
berpikir ilmiah dan prosedur penelitian. Berikutnya dilakukan pengintegrasian keduanya dalam suatu
pembuatan karya tulis ilmiah.

Mata kuliah ini disajikan ceramah, diskusi, dan penugasan.

TUJUAN MATA KULIAH :

Pada akhir mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian statistik


2. Menjelaskan metode dan peranan statistik

3. Menjelaskan langkah-langkah berpikir ilmiah

4. Menjelaskan komponen dan prosedur penelitian

5. Menerapkan prinsip statistik dan metode riset

SUBSTANSI KAJIAN :

2. Pengertian statistik

3. Metode statistik

4. Peranan statistik dalam penelitian

5. Prosedur penelitian meliputi :

a. Perencanan penelitian

b. Pengumpulan data

c. Pengolahan data

d. Penyajian data

e. Analisa dan interpretasi data

f. Kesimpulan penelitian

6. Penerapan statistik dan metode riset dalam penyusunan karya tulis ilmiah untuk Diploma 4.

5.2.2 Sistem Penilaian

Penilaian terhadap proses belajar mengajar dilakukan secara berkala dalam bentuk penugasan,
ujian, seminar kasus pada setiap tahapan program. Penilaian akhir keberhasilan mahasiswa
dilakukan dengan memperhatikan : kehadiran, ujian harian/tugas, Ujian Tengah Semester, Ujian
Akhir Semester, dan Ujian Akhir Program. Penilaian dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E
dengan masing-masing bobot 4, 3, 2, 1, dan 0.
Nilai batas lulus mata kuliah teori dan praktek minimal 2,.
Tidak mencapai minimal nilai batas lulus
No. Nilai Keterangan

1 C Tugas tambahan

2 D Tugas tambahan dan mengikuti Ujian Akhir Semester Ulang

3 E mengikuti perkuliahan kembali untuk mata kuliah tersebut

Rentang nilai konversi dari nilai absolut ke nilai mutu dan nilai lambang

No Nilai Absolut Angka Mutu Huruf Mutu


86 100 4.00
1 83 85 3.75 3.99 A
79 82 3.51 3.74
75 78 3.25 3.50
2 71 74 3.00 3.24 B
68 70 2.75 2.99
64 67 2.50 2.74
3 60 63 2.25 2.49 C
56 59 2.00 2.24
52 55 1.75 1.99
48 51 1.50 1.74
4 D
44 47 1.25 1.49
41 43 1.00 1.24
31 40 0.75 0.79
21 30 0.50 0.74
5 E
11 20 0.25 0.49
0 10 0.00 0.24

Kemampuan belajar mahasiswa diukur dari hasil usaha yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP)
yang diperolehnya dalam semester terdahulu. Besarnya Indeks Prestasi (IP) ditetapkan sebagai berikut :

Jumlah nilai kredit (SKS) mata kuliah yang diambil x


IP =
nilai masing-masing mata kuliah

Jumlah Kredit (SKS) mata kuliah yang diambil

Rumus : IP = KN
K

IP = Indeks Prestasi

K = Kredit (SKS) mata kuliah yang diambil

N = Nilai masing-masing mata kuliah

5.2.3 Ketersediaan dan Kelengkapan jenis prasarana, sarana serta dana

Sarana dan prasarana yang disediakan oleh Yarsi Riau untuk AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI
RIAU ini terutama ruang kuliah, ruang kerja dosen tetap, ruang administrasi dan kantor, ruang
perpustakaan, dan ruang komputer, pada tahap awal adalah gedung sementara atas dasar perjanjian
sewa menyewa yang dibuat dihadapan notaris dengan pemilik gedung.

Terhadap kebutuhan sarana perkuliahan telah dipersiapkan dengan matang oleh pihak YARSI RIAU, dan
kebutuhan fisik sarana perkuliahan tersebut akan terus dilengkapi sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa pada saat itu dan sesuai dengan program kegiatan akademik yang akan dilaksanakan.
Gedung kampus yang pada tahap awal akan dipergunakan terdiri dari :

No. Jenis Ruangan Jumlah Luas Keterangan


2
1 Ruangan Kuliah 1 48 m
2 Ruang Kerja Dosen Tetap 1 24 m2
3 Ruangan Administrasi dan Kantor 1 61,5 m2
4 Ruangan Perpustakaan 1 22,5 m2
5 Ruang Komputer 1 22,5 m2
6 Aula 1 80 m2

Sarana dan prasarana AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU meliputi segala sarana dan
prasarana yang berada di dalam kampus AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, dan
diadakan dengan sumber dana dari masayarakat dan atau dari Pemerintah guna pelaksanaan kegiatan
Tri Dharma Perguruan Tinggi dan kegiatan penunjang.arana dan prasarana AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU terdiri dari atas :

1). Sarana dan prasarana akademik, yaitu : ruang kelas / gedung kuliah, laboratorium, dan
perpustakaan;

2). Sarana dan prasarana administrasi, yaitu : ruang-ruang kantor pimpinan, unit pelaksana teknis,
bagian dan sub bagian, dan pusat;

3). Sarana dan prasana penunjang, yaitu : sarana dan prasarana olah raga, ibadah, utilitas, pos
keamanan, dan lain-lain.
Kelengkapan sarana dan prasarana unit kerja diadakan berdasarkan kapasitas dan fungsi yang
direncanakan dengan mengacu pada kebutuhan yang diatur pada peraturan pemerintah.

Pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang berasal dari
pemerintah, diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi
pengelolaan kekayaan milik Negara.

Dengan demikian, maka setiap civitas akademika dan tenaga administrasi memiliki kewajiban untuk
memelihara, menggunakan, dan mengembangkan sarana dan prasarana secara bertanggungjawab,
berdaya guna, dan berhasil guna. Penggunaan sarana dan prasarana diarahkan dalam rangka
mendorong pengembangan asset intelektual AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU.

Diperkirakan pada tahun pertama sampai tahun keempat adalah merupakan tahun pembenahan fisik
bagi AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, baik dari segi sarana dan prasarana maupun
kelengkapan pendidikan lainnya.

Pada tahun kelima dan seterusnya setelah ada penghasilan dari lulusan maka diharapkan dana-dana
untuk investasi pembangunan gedung, semakin meningkat baik dari mahasiswa maupun dari sumber
donatur ke YARSI RIAU.

Sesuai dengan luas lahan yang dimiliki untuk pengembangan kampus, maka pihak YARSI RIAU akan
melakukan pembangunan kampus setiap tahunnya secara bertahap sesuai dengan kebutuhan yang ada
pada saat tersebut.

Pembangunan secara bertahap ini akan diselesaikan dengan jumlah dana yang tersedia. Dengan
adanya rencana pengembangan kampus secara bertahap ini, diharapkan AKADEMI TERAPI WICARA
IBNU SINA YARSI RIAU ini akan mampu secara berkesinambungan menerima mahasiswa baru setiap
tahun, minimal selama 5 tahun mendatang.

Untuk mendukung aktivitas perkuliahan di AKADEMI TERAPI WICARA IBNU SINA YARSI RIAU, sarana
yang digunakan pada tahap awal yang hanya terdiri dari :

o 1 Ruang Ruang Kuliah

o 1 Ruang Kerja Dosen Tetap

o 1 Ruang Administrasi dan Kantor

o 1 Ruang Perpustakaan

o 1 Ruang Komputer,
akan terus dilengkapi secara bertahap sesuai perkembangan dan kebutuhan sebagai berikut :

Ruang LP2M

Ruang BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)

Aula / Auditorium

Koperasi dan Kantin

Ruangan terapi klinis

Musholla

Khusus penggunaan ruang kelas yang akan dipergunakan untuk aktivitas perkuliahan, maka telah
dibuat prediksi akan kebutuhan penggunaan ruang kuliah tersebut untuk kebutuhan 5 (lima) tahun
kedepan.

Dengan rasio penerimaan mahasiswa baru setiap tahun ajaran yakni sebanyak 30 (iga puluh) orang
mahasiswa, maka pemakaian ruang perkuliahan yang dibutuhkan yaitu :

No Tahun Jumlah Jumlah Banyaknya Jumlah Ruang Kuliah


Ajaran Mahasiswa Mahasiswa Kelas yang Mahasiswa Yang
yang Dibuka Tiap Kelas dibutuhkan
diwisuda

1. 2017/2018 0 30 1 Kelas 30 1 Ruang

2. 2018/2019 0 60 2 Kelas 30 2 Ruang

3. 2019/2020 0 90 3 Kelas 30 3 Ruang

4. 2020/2021 30 120 4 Kelas 30 4 Ruang

5. 2021/2022 30 150 5 Kelas 30 5 Ruang


Terhadap pengembangan sarana dan prasarana Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau untuk
tahun tahun berikutnya telah disusun dan direncanakan dalam suatu program pengembangan sebagai
berikut :

ASPEK PENGEMBANGAN SARANA TAHUN AJARAN


No.
DAN PRASARANA 17/18 18/19 19/20 20/21 21/22 KET.
1 2 3 4 5 6 7 8
A. Unit Perkantoran
1. Ruang Direktur 1 1 1 1 1
2. Ruang Pudir 2 2 2 2 2
3. Ruang BAAK 1 1 1 1 1
4. Ruang BAUK/ Bendahara/Keuangan 1 1 1 1 1
5. Ruang Administrasi Umum 1 1 1 1 1
6. Ruang Dosen 1 1 1 1 1
7. Ruang Rapat 1 1 1 1 1
8. Ruang Tamu 1 1 1 1 1
9. Ruang LP2M 1 1 1 1 1
10. Ruang BEM 1 1 1 1 1
11. Kamar Mandi / WC 2 2 2 2 2
B. Unit Perkuliahan
1. Ruang Kuliah 1 1 2 2 3
2. Ruang Praktikum Klinis 1 1 1 1 1
3. Ruang Praktikum Komputer 1 1 1
4. Gedung Auditorium 1 1 1
C. Lain-lain
1. Musholla 1 1 1 1 1
2. Kantin 1 1 1 1 1
3. Gudang 1 1 1 1 1
D. Sarana Olah Raga
1. Tenis Meja 1 1 1 1 1
E. Sarana Transportasi dan Komunikasi
1. Kendaraan Roda Dua 1 1 1
2. Kendaraan Roda Empat 1 1 1 1
3. Telepon/Facsimile 1 1 1 1 1
4. Jaringan Internet dan WiFi 1 1 1 1 1
F. Sarana Perkantoran
a. Kantor
1. Komputer Kantor / Administrasi 5 5 5 5 5
2. Printer 2 2 2 2 2
3. Mesin Photo Copy 1 1 1 1 1
4. Lemari Arsip 3 3 3 3 3
5. Kursi dan Meja Tamu 2 2 2 2 2
6. Filling Cabinet 0.9 mm 4 4 4 4 4
7. Cash Box 1 1 1 1 1
8. Kursi Direktur dan Pudir 3 4 4 4 4
9. Meja biro 6 6 6 6 6
10. Kursi Putar 4 4 4 4 4
11. White board 1 1 1 1 1
12. Meja receptionist 1 1 1 1 1
13. Kalkulator 12 digit 3 3 3 3 3
b. Perkuliahan
1. Kursi Belajar 25 30 60 45 75
2. White Board 1 1 2 2 3
3. LCD Proyektor 1 1 2 2 3
3. Laptop 1 1 2 2 3
c. Sarana Praktikum
1. Komputer Praktikum 1 1 1 1 1
2. LCD Proyektor 1 1 1 1 1
3. Kursi dan Meja di Ruang Praktikum 20 20 30 30 30
d. Sarana Perpustakaan
1. Lemari Perpustakaan 1 1 1 1 1
2. Buku Perpustakaan 25 Judul x 2 eks 50 50 100 100 150
3. Meja Baca 4 4 4 4 4
4. Kursi 20 20 20 20 20

5.3 Suasana Akademik

Keunggulan mutu sistem pembelajaran di Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau adalah
pengembangan kurikulum dan segala kegiatan pembelajaran mahasiswa sebagai rujukan program studi
dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatannya untuk
mencapai tujuan program studi. Kurikulum disusun berdasarkan kajian mendalam tentang hakikat
keilmuan bidang studi dan kebutuhan pemangku kepentingan terhadap bidang ilmu dan penjaminan
tercapainya kompetensi lulusan yang dicakup oleh suatu program studi dengan memperhatikan
standar mutu, dan visi, misi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.
Sesuai dengan kebutuhan program studi, Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau menetapkan
kurikulum dan pedoman yang mencakup struktur, tataurutan, kedalaman, keluasan, dan penyertaan
komponen tertentu.

Pembelajaran (tatap muka atau jarak jauh) adalah pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa dari
kegiatan belajar, seperti perkuliahan, praktikum atau praktek, magang, pelatihan, diskusi, lokakarya,
seminar, dan tugas-tugas pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran digunakan berbagai
pendekatan, strategi, dan teknik, yang menantang agar dapat mengkondisikan mahasiswa berpikir
kritis, bereksplorasi, berkreasi, dan bereksperimen dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan berpusat pada mahasiswa (student-centered) dengan
kondisi pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk belajar mandiri dan kelompok.

Evaluasi hasil belajar adalah upaya untuk mengetahui sampai di mana mahasiswa mampu mencapai
tujuan pembelajaran, dan menggunakan hasilnya dalam membantu mahasiswa memperoleh hasil yang
optimal. Evaluasi mencakup semua ranah belajar dan dilakukan secara objektif, transparan, dan
akuntabel dengan menggunakan instrumen yang sahih dan andal, serta menggunakan penilaian acuan
patokan (criterion-referenced evaluation). Evaluasi hasil belajar difungsikan dan didayagunakan untuk
mengukur pencapaian akademik mahasiswa, kebutuhan akan remedial serta metaevaluasi yang
memberikan masukan untuk perbaikan sistem pembelajaran.

Suasana akademik adalah kondisi yang dibangun untuk menumbuhkembangkan semangat dan
interaksi akademik antara mahasiswa-dosen-tenaga kependidikan, pakar, dosen tamu, nara sumber,
untuk meningkatkan mutu kegiatan akademik, di dalam maupun di luar kelas. Suasana akademik yang
baik ditunjukkan dengan perilaku yang mengutamakan kebenaran ilmiah, profesionalisme, kebebasan
akademik dan kebebasan mimbar akademik, serta penerapan etika akademik secara konsisten.

Mahasiswa merupakan pembelajar yang membutuhkan pengembangan diri secara holistik yang
mencakup unsur fisik, mental, dan kepribadian sebagai sumber daya manusia yang bermutu di masa
depan. Oleh karena itu, selain layanan akademik, mahasiswa perlu mendapatkan layanan
pengembangan minat dan bakat dalam bidang spiritual, seni budaya, olahraga, kepekaan sosial,
pelestarian lingkungan hidup, serta bidang kreativitas lainnya. Mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai
profesionalisme, kemampuan adapatif, kreatif dan inovatif dalam mempersiapkan diri memasuki dunia
profesi dan atau dunia kerja

5.3.1 Kebijakan tertulis tentang suasana akademik

Kebijakan tertulis tentang suasana akademik diatur dalam statuta Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina
Yarsi Riau pada Pasal 67 ayat (2) dan akan dituangkan dalam Kebijakan Mutu, dan SOP

5.4 Perilaku Kecendekiawanan

Mahasiswa merupakan pembelajar yang membutuhkan pengembangan diri secara holistik yang
mencakup unsur fisik, mental, dan kepribadian sebagai sumber daya manusia yang bermutu di masa
depan. Oleh karena itu, selain layanan akademik, mahasiswa perlu mendapatkan layanan
pengembangan minat dan bakat dalam bidang spiritual, seni budaya, olahraga, kepekaan sosial,
pelestarian lingkungan hidup, serta bidang kreativitas lainnya. Mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai
profesionalisme, kemampuan adapatif, kreatif dan inovatif dalam mempersiapkan diri memasuki dunia
profesi dan atau dunia kerja
KRITERIA 6 PENELITIAN

6.1 Penelitian

Penelitian adalah salah satu tugas pokok perguruan tinggi yang memberikan kontribusi dan manfaat
kepada proses pembelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta peningkatan
mutu kehidupan masyarakat. Perguruan tinggi harus memiliki sistem perencanaan pengelolaan serta
implementasi program-program penelitian yang menjadi unggulan. Sistem pengelolaan ini mencakup
akses dan pengadaan sumber daya dan layanan penelitian bagi pemangku kepentingan, memiliki peta-
jalan (road-map), melaksanakan penelitian serta mengelola dan meningkatkan mutu hasilnya dalam
rangka mewujudkan visi, melaksanakan misi, dan mencapai tujuan yang dicita-citakan perguruan tinggi.
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau menciptakan iklim yang kondusif agar dosen dan
mahasiswa secara kreatif dan inovatif menjalankan peran dan fungsinya sebagai pelaku utama
penelitian yang bermutu dan terencana. Perguruan tinggi memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan
diseminasi hasil-hasil penelitian dalam berbagai bentuk, antara lain penyelenggaraan forum/seminar
ilmiah, presentasi ilmiah dalam forum nasional dan internasional, publikasi dalam jurnal nasional
terakreditasi dan/atau internasional yang bereputasi.

Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa pada tugas akhir
diimplementasikan dalam bentuk mata kuliah statistik dan metodologi penelitian yang meliputi dua
pokok bahasan yaitu statistik dan metode penelitian. Statistik membahas pengertian statistik, metode
statistik dan peranan statistik dalam penelitian. Metode penelitian meliputi berpikir ilmiah dan
prosedur penelitian. Berikutnya dilakukan pengintegrasian keduanya dalam suatu pembuatan karya
tulis ilmiah

Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau adalah pendidikan tinggi yang merupakan kelanjutan
pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
Dalam hal ini Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau memiliki peran dan fungsi untuk :
(1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian;
(2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkayakebudayaannasional.

Inti proses belajar adalah perubahan pada diri individu dalam aspek pengetahuan, sikap, keterampilan,
dan kebiasaan sebagai produk dan interaksinya dengan lingkungan. Belajar adalah proses membangun
pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Dengan kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan
berhasil bila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau kebiasaan baru yang
secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan belajar secara mandiri atau sengaja dirancang.

Proses pembelajaran Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dirancang dalam suatu rencana
pelaksanaan pembelajaran. Proses tersebut pada dasarnya merupakan sistem dan prosedur penataan
situasi dan lingkungan belajar agar memungkinkan terjadinya proses belajarpembelajaran aktif yang
memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik secara mental
maupun secara fisik.

Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau mengembangkan model pembelajaran aktif atau
pembelajaran interaktif dengan karakteristiknya sebagai berikut:
(1) adanya variasi kegiatan klasikal, kelompok dan perorangan;
(2) dosen berperan sebagai fasilitator belajar, nara sumber dan manajer kelas yang demokratis;
(3) keterlibatan mental (pikiran, perasaan) siswa tinggi;
(4) menerapkan pola komunikasi yang banyak;
(5) suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang dan tetap terkendali oleh tujuan;
(6) potensial dapat menghasilkan dampak intruksional dan dampak pengiring lebih efektif;
(7) dapat digunakan di dalam atau di luar kelas/ruangan.

Maka dengan demikian Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau diharapkan mampu untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian dalam bidang keilmuan terapi wicara. Salah satu wujud kemampuan peserta
didik untuk mengembangkan dan atau mecipatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian di bidang
keilmuan terapi wicara terbut adalah dalam bentuk kemampuan membuat karya ilmiah / nyata yang
layak publikasi. Implementasi sistem pembelajaran untuk mengantarkan peserta didik mampu
membuat karya ilmiah / nyata yang layak publikasi adalah dalam bentuk tugas akhir berupa Karya Tulis
ilmiah (KTI)

6.1.1 Ketersediaan pedoman penelitian

Disadari sepenuhnya bahwa kuantitas dan kualitas program penelitian maupun pengabdian kepada
masyarakat yang dicapai Dosen Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau sepenuhnya belum teruji karena
satu-satunya program studi yang akan didirikan ini adalah langkah awal Yarsi Riau berkecimpung dalam institusi
pendidikan perguruan tinggi. Namun upaya-upaya nyata dalam bentuk pengayaan wawasan, kontinuitas dan
komitmen pembiayaan, maupun menciptakan komunikasi intensif antara pihak-pihak yang terkait, perlu secara
intensif untuk dilksanakan berdasarkan suatu perencanaan program penelitian dan pengabdian masyarakat.

Rencana strategi Akademi Terapi wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dibidang penelitian dan pengabdian kepada
masayarakat dan pengembangannya yang perlu dilakukan adalah:
1. Peningkatan aspek keterkaitan dan kebijakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,yang
meliputi:
a. Keterlibatan aktif dalam pengadaan tenaga kesehatan khususnya tenaga terapi wicara di wilayah
pulau Sumatera;
b. Menginformasikan setiap peluang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berasal dari
luar institusi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau;
c. Melibatkan semua komponen pendukung dalam berbagai kegiatan yang relevan dengan
pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
d. Keterlibatan dengan Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi daerah dan masyarakat.
2. Peningkatan dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dengan:
a. Mengusahakan secara berkesinambungan dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dari sumber dana internal Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau. Dalam hal ini harus
diusahakan pemenuhan kebutuhan dana untuk kegiatan penelitian dan pengabdian yang
memadai, sesuai dengan Edaran Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1071/D/T/2006 tanggal 28
Maret 2006 yang menyatakan bahwa alokasi dana perguruan tinggi untuk kegiatan penelitian
minimal 10% dan alokasi dana pengabdian kepada masyarakat minimal 5% dari total Rencana
Anggaran Belanja yang ditetapkan;
b. Mengusahakan peningkatan imbalan bagi peneliti/pengabdi;
c. Mengusahakan penelitian berjangka panjang, dalam kerangka tercapainya outcome penelitian
yang tuntas dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat/mitra;
d. Mengusahakan dana penelitian dari luar Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau baik yang
berasal dari masyarakat perorangan, swasta, BUMN, pemerintah daerah, maupun alokasi dana
penelitian dan pengabdian dari Dikti Depdiknas dan departemen lainnya.
3. Peningkatan keterkaitan dan kesepadanan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
perguruan tinggi, melalui:
a. Kegiatan internal:
1. Keterkaitan antara kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, di antaranya
melalui rapat kerja pimpinan Akademi;
2. Keterkaitan dan kesepadanan antara penelitian dengan pendidikan yang melibatkan
mahasiswa di dalam program penelitian, serta sumbangan hasil penelitian sebagai bahan
pengayaan.

b. Kegiatan eskternal:
1. Keterkaitan dan kesepadanan dengan pemerintah daerah berupa kajian strategis dan
berdampak luas seperti penelitian mengenai Terapi Wicara serta bahan kajian yang terkait
dengan bidang keilmuan terapi wicara;
2. Keterkaitan dan kesepadanan hasil penelitian dengan dunia kerja, profesi atau pengguna
profesi terapi wicara atau hasil penelitian lainnya berupa seminar Ipteksbang;
3. Pengembangan Budaya Kewirausahaan;
4. Pengembangan Program Kreativitas Mahasiswa;
5. Kerjasama di tingkat nasional dengan berbagai departemen terkait, seperti dengan
Depdiknas, Kantor Menristek, serta Dewan Riset Nasional.

4. Peningkatan komunikasi dan publikasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
dilaksanakan melalui:
a. Seminar hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
b. Diseminasi ringkasan hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
c. Inventarisasi dan evaluasi jurnal ilmiah;
d. Penataran/pelatihan editor dan manajer jurnal ilmiah perguruan tinggi;
e. Penerbitan jurnal ilmiah bagi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
f. Seminar dan lokakarya metodologi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang lebih
diarahkan pada penulisan artikel ilmiah hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
g. Penertiban ringkasan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

5. Peningkatan mutu dan relevansi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, melalui:
a. Pengembangan pusat-pusat kajian yang dikaitkan dengan peningkatan kualitas perkuliahan dan
atau pendalaman suatu disiplin ilmu;
b. Pengembangan penelitian dengan tujuan tertentu, misalnya yang diajukan ke DP2M Ditjend Dikti
melalui Penelitian Dosen Muda, Penelitian Hibah Bersaing, Penelitian Dasar, dan penelitian lain
yang terkait dengan pengembangan keilmuan yang sesuai dengan program studi dan jurusan;
c. Pengembangan sistem evaluasi usul penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara terbuka
melalui Tim Ahli dan Presentasi;
d. Pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian melalui aktivitas pemantauan dan evaluasi
hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
e. Penataran metodologi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat baik di tingkat pusat, di
perguruan tinggi maupun yang dikoordinasikan oleh Kopertis.

6. Pembinaan peningkatan minat dan gairah meneliti/mengabdi:


a. Perbaikan sistem imbalan dan kum kenaikan pangkat;
b. Penghargaan bagi peneliti/pengabdi berprestasi;
c. Bantuan informasi dan teknis tentang hak paten dan hak cipta;
d. Penetapan kelengkapan sarana penerbitan ilmiah;
e. Kebijaksanaan strategi penelitian jangka menengah dan panjang yang terintegrasi dengan program
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau.

B. Rencana Penjaminan mutu Penelitian dan Pengabdian


Program penelitian dan pengabdian yang dilakukan baik oleh dosen maupun yang dilakukan oleh
mahasiswa atau secara bersama antara dosen dan mahasiswa, harus memenuhi kriteria atau standar mutu
tertentu sehingga secara substansial tetap dapat memberikan nilai tambah, baik dari aspek pendalaman dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan seni (IPTEKS) maupun aspek kemanfaatan bagi masyarakat.
Untuk memenuhi harapan tersebut maka Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat perlu
melaksanakan penjaminan mutu dengan menerapkan manajemen kendali mutu. Kebijakan penjaminan mutu
penelitian dan pengabdian LPPM Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau diarahkan untuk meningkatkan
kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat secara efisien dan akuntabel, sehingga hasil-hasilnya
bermanfaat bagi masyarakat.
Adapun indikator penjaminan mutu penelitian dan pengabdian adalah:
1. Input penelitian dan pengabdian, dengan parameter
a. Subjek kajian yang relevan dengan koridor penelitian dan pengabdian;
b. Jumlah hasil penelitian yang diterapkan;
c. Jumlah pemberdayaan masyarakat yang relevan dengan koridor penelitian dan pengabdian;
d. Jumlah kerjasama yang terwujud, yang relevan dengan koridor penelitian dan pengabdian;
2. Proses penelitian dan pengabdian, dengan parameter

a. Distribusi dan transparansi informasi;


b. Koordinasi LPPM dengan unit penelitian dan pengabdian;
c. Rerata lama proses seleksi proposal untuk pencairan dana;
d. Pelaksanaan penelitian dan pengabdian yang sesuai dengan rencana;
e. Pelaksanaan pelayanan prima;
3. Output penelitian dan pengabdian, dengan parameter
a. Jumlah artikel/bahan ajar yang dihasilkan;
b. Keberlangsungan jurnal ilmiah untuk mempertahankan akreditasi;
c. Jumlah paten yang dihasilkan per tahun;
d. Jumlah teknologi tepat guna yang dihasilkan per tahun.
4. Outcome penelitian dan pengabdian, dengan parameter :
Jumlah hasil penelitian yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat/industri.
5. Impact penelitian dan pengabdian, dengan parameter :
Kecenderungan aplikasi ipteks di masyarakat.

6.1.2. Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan


KRITERIA 7 PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

7.1 Pedoman Pengabdian kepada masyarakat

7.1.1 Ketersediaan pedoman pengabdian kepada masyarakat

Komitmen Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau dalam penyelenggaraan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat tercermin secara eksplisit pada misi Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau yaitu
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakatmelalui sistem yang terpadu dan
handal.
Pembinaan dan pengembangan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Akademi Terapi Wicara Ibnu
Sina Yarsi Riau dilakukan untuk menjadikan Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau sebagai institusi yang
unggul dalam bidang Pengabdian kepada Masyarakat, yang ditandai dengan banyaknya kerja sama kegiatan
dan besarnya dampak manfaat kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan Akademi Terapi Wicara
Ibnu Sina Yarsi Riau terhadap masyarakat luas.
Upaya untuk pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan membangun atmosfir akademik dimana
kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pengajaran
dan penelitian yang harus dilakukan dosen sebagai perwujudanTridharma Perguruan Tinggi. Komitmen ini juga
diwujudkan melalui upaya peningkatankualitas dan kuantitas kegiatan pengabdian kepada masyarakat di
Akademi Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau,antara lain dengan memberikan stimulan dan penghargaan kepada
dosen yang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk bantuan dana, insentif, dan
bentuk-bentuk stimulan dan penghargaan lain yang layak atas karya pengabdian kepada masyarakat,
membangun jaringan kerja sama dengan lembaga-lembaga di dalam dan luar negeri. Akademi Terapi Wicara
Ibnu Sina Yarsi Riau juga membangun Sistem Informasi Pengabdian Kepada Masyarakat yang antara lain
memuat pangkalan data (data base) tentang kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan,
pangkalan data ini kedepan dirancang agar dapat diakses secara online oleh seluruh sivitas akademika Akademi
Terapi Wicara Ibnu Sina Yarsi Riau maupun masyarakat luas.

Kebijakan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Dosen Bersama Mahasiswa Dikaitkan dengan
Upaya Pencapaian Misi dan Tujuan Program Studi
Dalam upaya pencapaian misi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakatmelalui sistem yang terpadu dan handal dan memberikan pelayanan pendidikan terapi wicara yang
bermutu sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi , pelaksanaan pengabdian memerlukan mitra
atau partner kerja. Hal ini berarti bahwa masyarakat dosen tidak bekerja sendiri dan menyerahkan hasil
kerjanya langsung kepada masyarakat partnernya. Akan tetapi, dosen mengkonstruksikan solusi permasalahan
melalui cara memotivasi, membimbing, memberi ilmu pengetahuan dan/atauteknologi, melatihkannya kepada
masyarakat, sehingga misi pengabdian tercapai.
Pemanfaatan mahasiswa sebagai mitra kerja dosen dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian
kepada masayarakat juga perlu dikembangkan terutama dalam bidang kajian keilmuan terapi wicara untuk
peningkatan mutu layanan pendidikan terapi wicara.

Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen bersama mahasiswa diperuntukkan bagi

pembinaan mahasiswa dalam latihan meneliti sesuai dengan pemenuhan kurikulum dengan bimbingan dosen.

Program ini diutamakan untuk mahasiswa semester VII (tujuh) dan VIII (delapan) guna mempersiapkan diri

untuk menulis karya tulis ilmiahnya kelak. Ruang Lingkup penelitian mahasiswa mencakup semua bidang ilmu /

kajian program studi terapi wicara.

Luaran hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen bersama mahasiswa diharapkan
memberikan kontribusi pengembangan program studi terapi wicara, artikel ilmiah dalam jurnal
danpeningkatan kualitas penelitian mahasiswa yangkompetitif.
Adapuntahap-tahapan pelaksanan kegiatan penelitian dan kepada masyarakat oleh dosen bersama
mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Mengajukan proposal penelitian dan pengabdian
2. Review proposal dan instrumen penelitian dan pengabdian
3. Pelaksanaan penelitian dan pengabdian
4. Pelaporan penelitian dan pengabdian
5. Review laporan penelitian dan pengabdian
KRITERIA 8 PRASARANA DAN SARANA

8.1 Prasarana

8.1.1 Tuliskan data ruang kelas dengan format sbb :

8.1.2 Data ruang kerja dosen tetap

8.1.3 Ketersediaan Perpustakaan

8.1.4 Ketersediaan Ruang Akademik

8.1.5 Ketersediaan ruang penunjang

8.1.6 Data Ruang administrasi

8.2 SARANA

8.2.1 Peralatan untuk melaksanakan praktikkum / praktik pada tahun pertama

8.2.2 Ketersediaan media pembelajaran

8.2.3 Bahan Pustaka

8.3 Sistem Informasi Pembelajaran


8.3.1 Ketersediaan system informasi dan fasilitas program

KRITERIA 9 KEUANGAN

9.1 Perencanaan, realisasi dan pertanggung jawaban keuangan

9.1.1 Keterlibatana program studi dalam perencanaan, realisasi dan pertanggung jawaban keuangan

9.1.2 Dokumen perkiraan arus kas selama empat tahun pertama

You might also like