Professional Documents
Culture Documents
Hak terjemahan dalam bahasa Indonesia 2009 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan ISBN 978-602-8475-17-4
Rancangan yang digunakan dan tampilan infomasi dalam buku ini tidak terkait dengan ekspresi atau opini apapun
sebagai bagian dari organisai FAO dari PBB terkait dengan aspek legal atau status pengembangan dari setiap negara,
wilayah, kota atau daerah dengan kekuasaannya atau terkait dengan keterbatasan wilayah dan kekuasaan.
Penyebutan perusahaan tertentu atau produk suatu perusahaan, apakah sudah atau belum dipatenkan tidak berarti
bahwa produk tersebut sudah direkomendasikan atau dipergunakan oleh badan dunia FAO dalam dan lebih disenangi
dibanding yang lain namun tidak disebutkan.
Seluruh hak cipta. Perbanyakan dan penjualan bahan dalam informasi untuk pendidikan atau penggunaan bersifat non
komersial diperbolehkan dengan tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari pemegang hak cipta mengambil asumsi dengan
menyebutkan sumber. Perbanyakan materi dalam bahan ini untuk penjualan kembali atau kepentingan komersial
lainnya dilarang tanpa ijin tertulis dari pemegang hak cipta.
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Jl. Raya Pajajaran Kav.E-59 Bogor-Jawa Barat 16151
e-mail: criansci@indo.net.id
2009
___________________________________________________________________________________________
Dikutip: FAO, 2007. The State of the Worlds Animal Genetic Resources for Food and Agriculture, edited Barbara
Rischkowsky & Dafydd Pilling. Rome
Kata Pengantar
Pengelolaan keragaman pertanian dunia yang tepat menjadi tantangan yang luar biasa dalam
masyarakat internasional. Khususnya sektor peternakan yang mengalami perubahan dramatis seperti
diperlukannya produksi skala besar untuk memenuhi kebutuhan akan daging, telur dan susu.
Ketersediaan ragam sumberdaya genetik ternak yang luas sangat penting untuk diadopsi dan
dikembangkan dalam sistem produksi pertanian kita. Adanya perubahan iklim dan munculnya penyakit
ternak yang baru dan ganas menandakan perlunya kebutuhan untuk mempertahankan kemampuan
beradaptasi. Untuk ratusan juta rumah tangga miskin di pedesaan, ternak merupakan modal utama,
yang dapat memenuhi kebutuhan banyak pihak, dan memungkinkan kehidupan dapat dibangun
dalam beberapa kondisi lingkungan yang sangat radikal. Produksi peternakan mempunyai
sumbangan untuk keamanan pangan dan kehidupan, dan dapat memenuhi MDG yang diperkenalkan
oleh PBB, yang akan meningkat secara nyata dalam beberapa dekade kedepan.
Keragaman genetik ternak masih tetap dalam ancaman. Jumlah breed ternak yang dalam kondisi
extinct (punah) sangatlah mengkhawatirkan, namun yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah
banyaknya sumberdaya genetik yang tidak tercatat telah hilang sebelum sifat karakteristiknya sempat
dipelajari dan dievaluasi potensi produksinya. Diperlukan upaya yang sangat kuat untuk memahami,
mengutamakan dan memahami sumberdaya genetik ternak (SDGT) dunia, antara lain dengan pola
pemanfaatan SDGT berkelanjutan. Pemelihara ternak tradisional berada dalam lingkungan marjinal,
dan telah menjadi penjaga utama terhadap keragaman sumberdaya genetik. Untuk itu perlu
diperhatikan fungsi penting mereka, dan jangan mengabaikan kebutuhan dalam pemanfaatan
berkelanjutan. Diperlukan pengaturan pembagian keuntungan demikia pula dengan pengaturan akses
pemanfaatan terhadap sumberdaya genetik. Oleh karena itu, aturan internasional untuk pengelolaan
sumberdaya genetik sangatlah penting.
Laporan ini merupakan pengkajian global tentang status dan trend SDGT pada tahapan
kelembagaan dan ketersediaan teknologi untuk pengelolaannya. Buku ini juga menyajikan
penyempurnaan terhadap komitmen pengelolaan sumberdaya genetik yang ditetapkan dalam World
Food Summit Plan of Action. Kegiatan tersebut merupakan langkah panjang dalam Komisi
Sumberdaya Genetik untuk Pangan dan Pertanian. Secara global, pemerintah dunia sangatlah
mendukung, khususnya oleh 169 negara yang memberikan laporan ke FAO. Banyak agenda terkait
keberadaan, pemanfaatan dan pelestarian SDGT di berbagai negara yang telah disampaikan dan
dimuat dalam buku ini, namun demikian masih banyak yang tertinggal dan tetap harus diselesaikan.
Diluncurkannya The State of the Worlds Animal Genetic Resources for Food and Agriculture pada
Konferensi Teknis Internasional yang berlangsung di Interlaken, Switzerland, merupakan titik awal
untuk pelaksanaan program aksi. Dalam kesempatan ini, pengenalan dan perhatian terhadap SDGT
yang merupakan bagian dari warisan dunia, patutlah dihargai. Komitmen dan kerjasama dalam
pemanfaatan berkelanjutan pembangunan dan konservasi sumberdaya ini sangat diperlukan.
Jacques Diouf
Direktur- Jendral FAO
iii
iv
DAFTAR ISI
Ucapan terima kasih xxi
Kata Pengantar xxv
Laporan dan kemajuan persiapan xxvii
Ringkasan Eksekutif xxxv
v
3.4 Babi 62
3.5 Ayam 64
3.6 Spesies lain 65
4. Pengaruh aliran gen terhadap keragaman 66
4.1 Keragaman meningkatkan aliran gen 66
4.2 Keragaman mengurangi aliran gen 67
4.3 Keragaman menetralkan aliran gen 68
4.4 Harapan ke depan 68
Daftar Pustaka 69
BAB D: MANFAAT DAN NILAI SUMBERDAYA GENETIK TERNAK 71
1. Pendahuluan 71
2. Sumbangan terhadap perekonomian nasional 71
3. Pola penyebaran ternak 73
4. Produksi pangan 77
5. Produksi bulu/serat, kulit, kulit terolah dan kulit bulu 78
6. Input pertanian, transportasi dan bahan bakar 81
7. Pemanfaatan dan nilai lain 84
7.1 Fungsi sebagai tabungan dan pengelolaan resiko 84
7.2 Peranan sosial budaya 85
7.3 Pelayanan lingkungan 89
8. Peran ternak untuk masyarakat miskin 91
9. Kesimpulan 93
Daftar Pustaka 94
BAB E: SUMBERDAYA GENETIKA TERNAK DAN KETAHANAN 95
TERHADAP PENYAKIT
1. Pendahuluan 95
2. Breed tahan atau toleran penyakit 97
2.1 Trypanosomiasis 98
2.2 Penyakit ticks dan tick-borne 98
2.3 Parasit internal 98
2.4 Busuk kaki (Foot rot) 100
2.5 Bovine leucosis 100
2.6 Penyakit pada unggas 101
3. Peluang seleksi dalam breed terhadap ketahanan penyakit 102
4. Kesimpulan 103
Daftar Pustaka 104
BAB F: ANCAMAN TERHADAP KERAGAMAN GENETIK TERNAK 107
1. Pendahuluan 107
2. Tren sektor ternak: faktor ekonomi, sosial dan kebijakan 109
3. Bencana dan keadaan darurat 114
4. Epidemi dan penanganan kontrol penyakit 120
5. Kesimpulan 126
Daftar Pustaka 127
vi
Bagian 2 Arah Sektor Peternakan
Pendahuluan
BAB A: MENGGERAKKAN PERUBAHAN DALAM SEKTOR 135
PETERNAKAN
1. Kebutuhan akan perubahan 135
1.1 Daya beli 137
1.2 Urbanisasi 137
1.3 Cita rasa dan kesukaan konsumen 138
2. Perdagangan dan penjualan eceran 139
2.1 Alur ternak dan produknya 139
2.2 Peningkatan pengecer besar dan koordinasi vertikal 141
sepanjang rantai makanan
3. Perubahan lingkungan alam 142
4. Kemajuan dalam teknologi 143
5. Kebijakan lingkungan 144
BAB B : RESPON SEKTOR PETERNAKAN 147
1. Sistem produksi industrialisasi tanpa lahan 149
1.1 Tinjauan sistem produksi 149
1.2 Isu-isu lingkungan 154
2. Sistem skala kecil tanpa lahan 157
2.1 Tinjauan sistem skala kecil 157
2.2 Isu-isu lingkungan 158
2.3 Pola produksi 158
3. Sistem berbasis padang pengembalaan 159
3.1 Tinjauan sistem produksi 159
3.2 Isu-isu lingkungan 161
3.3 Pola produksi 162
4. Sistem pertanian campuran 165
4.1 Tinjauan sistem pertanian 165
4.2 Isu-isu lingkungan 166
4.3 Pola produksi 168
5. Isu-isu dalam pertanian campuran beririgasi 169
BAB C: IMPLIKASI PERUBAHAN SEKTOR PETERNAKAN UNTUK 173
KERAGAMAN GENETIK
Daftar Pustaka 175
vii
3. Pengguna, institusi, kapasitas dan struktur 185
3.1 Keterlibatan pengguna dalam proses penyusunan the State 185
of the World di tingkat negara
3.2 Kajian kapasitas institusional pada tingkat negara dan 186
regional
3.3 Organisai dan kerjasama dengan peran penting di sub- 191
regional, regional dan kerjasama internasional
4. Kesimpulan 195
Daftar Pustaka 198
Lampiran 199
BAB B: STRUKTUR PROGRAM PEMULIAAN 211
1. Pendahuluan 211
2. Spesies prioritas dan tujuan breeding 212
2.1 Sapi 212
2.2 Kerbau 213
2.3 Domba dan Kambing 213
2.4 Babi 214
2.5 Unggas 215
2.6 Spesies lainnya 215
3. Struktur organisasi 215
4. Peralatan dan penerapan 217
5. Tinjauan program breeding berdasar regional 219
5.1 Afrika 221
5.2 Asia 222
5.3 Eropa dan Kaukasus 224
5.4 Amerika Latin dan Karibia 225
5.5 Timur Tengah dan sekitarnya 227
5.6 Amerika Utara dan Pasifik Baratdaya 227
6. Kesimpulan dan prioritas ke depan 228
Daftar Pustaka 230
Lampiran 231
BAB C: PROGRAM KONSERVASI 237
1. Pendahuluan 237
2. Status global 238
3. Stakeholder 238
3.1 Pemerintah nasional 238
3.2 Perguruan tinggi dan lembaga penelitian 240
3.3 Organisasi sosial masyarakat dan asosiasi breeder 240
3.4 Peternak 240
3.5 Peternak paruh waktu dan peternak hobi 241
3.6 Perusahaan pembibitan 241
4. Konservasi spesies ternak- status dan peluang 241
4.1 Sapi 241
4.2 Domba 242
4.3 Kambing 243
4.4 Babi 243
viii
4.5 Ayam 243
4.6 Kuda 243
5. Program konservasi in vivo dan in vitro analisa regional 244
5.1 Afrika 244
5.2 Asia 245
5.3 Eropa dan Kaukasus 247
5.4 Amerika Latin dan Karibia 248
5.5 Timur Tengah dan sekitarnya 250
5.6 Amerika Utara 251
5.7 Pasifik Baratdaya 252
6. Peluang memperbaiki program konservasi 253
7. Kesimpulan dan prioritas 254
Daftar Pustaka 255
BAB D: BIOTEKNOLOGI REPRODUKSI DAN MOLEKULER 257
1. Pendahuluan 257
2. Pandangan global 257
3. Afrika 258
4. Asia 260
5. Eropa dan Kaukasus 261
6. Amerika Latin dan Karibia 263
7. Timur Tengah dan sekitarnya 264
8. Amerika Utara 264
9. Pasifik Baratdaya 265
10.Kesimpulan 265
Daftar Pustaka 265
BAB E: LEGISLASI DAN REGULASI 267
1. Framework legal internasional instrumen utama 267
1.1 Pendahuluan 267
1.2 Framework legal untuk pengelolaan keragaman hayati 267
1.3 Akses dan berbagi keuntungan 269
1.4 Framework legal bagi perdagangan internasional 270
1.5 Hak kekayaan intelektual 271
1.6 Framework hukum biosekuriti 272
1.7 Kesimpulan 275
Daftar Pustaka 276
2. Munculnya isu hukum 277
2.1 Paten 277
2.2 Hak pemeliharaan ternak 282
3. Framework pengaturan pada level regional 283
3.1 Pendahuluan 283
3.2 Legislasi Uni Eropa: sebuah contoh framework legal 283
regional
3.3 Kesimpulan 293
Perundang-undangan 294
4. Peraturan dan kebijakan nasional 297
ix
4.1 Pendahuluan 297
4.2 Metoda 297
4.3 Implementasi hukum dan program terkait sumberdaya 298
genetik ternak
4.4 Analisa laporan negara 299
4.5 Kesimpulan 320
Daftar Pustaka 322
x
2.5 Pertimbangan ekonomi 374
3. Elemen-elemen program pemuliaan 375
3.1 Sasaran program pemuliaan 377
3.2 Kriteria seleksi 378
3.3 Rancangan skema pemuliaan 379
3.4 Pencatatan data dan manajemen 379
3.5 Evaluasi genetik 381
3.6 Seleksi dan perkawinan 382
3.7 Kemajuan monitoring 382
3.8 Diseminasi kemajuan genetik 383
4. Program pemuliaan dengan sistem input tinggi 383
4.1 Pemuliaan sapi perah dan sapi potong 383
4.2 Pemuliaan domba dan kambing 388
4.3 Pemuliaan babi dan unggas 389
5. Program pemuliaan pada sistem input rendah 393
5.1 Deskripsi sistem input rendah 393
5.2 Strategi-strategi pemuliaan 394
6. Pemuliaan dalam konteks konservasi 407
6.1 Metoda untuk monitoring populasi kecil 407
6.2 Konservasi melalui pemuliaan 409
7. Kesimpulan 409
Daftar Pustaka 411
BAB E: METODE METODE UNTUK PENILAIAN SECARA EKONOMI 415
1. Pendahuluan 415
2. Pengembangan metodologi untuk analisis ekonomi 417
3. Aplikasi metodologi ekonomi dari manajemen sumberdaya 419
genetik ternak
3.1 Nilai sumberdaya genetik ternak pada peternak 419
3.2 Biaya dan keuntungan dari konservasi 420
3.3 Pentargetan peternak dalam partisipasi program konservasi 422
breed secara in situ
3.4 Penetapan prioritas program konservasi ternak 423
3.5 Penetapan prioritas strategi pemuliaan ternak 424
3.6 Analisis kebijakan umum 425
4. Implikasi bagi kebijakan dan penelitian mendatang 425
Daftar Pustaka 426
BAB F: METODE-METODE KONSERVASI 429
1. Pendahuluan 429
2. Argumentasi untuk konservasi 430
2.1 Argumentasi terkait dengan masa lalu 430
2.2 Perlindungan bagi keperluan mendatang 431
2.3 Alasan terkait kondisi saat ini 433
3. Unit konservasi 434
4. Konservasi tanaman versus sumberdaya genetik ternak 435
5. Informasi untuk keputusan konservasi 436
6. Konservasi in-vivo 440
xi
6.1 Latar belakang 440
6.2 Manajemen genetik dari populasi 440
6.3 Strategi mempertahankan berkelanjutan breed-breed lokal 442
6.4 Pendekatan-pendekatan In situ dibandingkan ex situ 446
terhadap konservasi in vivo
7. Status saat ini dan prospek mendatang dari kryokonservasi 448
7.1 Gamet 448
7.2 Embrio 449
7.3 Kryokonservasi dari sel somatik dan kloning sel somatik 450
7.4 Pilihan material genetik 451
7.5 Keamanan dalam bank gen 451
8. Strategi alokasi sumberdaya dalam konservasi 452
8.1 Metoda-metoda untuk penetapan prioritas 452
8.2 Strategi optimisasi perencanaan program konservasi 453
9. Kesimpulan 457
Daftar Pustaka 460
BAB G: PRIORITAS PENELITIAN 463
1. Informasi penggunaan efektif dan konservasi 463
2. Sistem informasi 463
3. Metode molekuler 464
4. Karakterisasi 464
5. Metode perbaikan genetik 465
6. Metode konservasi 465
7. Alat-alat pendukung keputusan untuk konservasi 466
8. Analisis ekonomi 466
9. Akses dan pembagian keuntungan 467
xii
DAFTAR KOTAK
1. Proses domestikasi 6
2. Karakterisasi molekuler alat untuk memahami asal dan keragaman ternak 9
3. Sejarah masyarakat penggembala Afrika 15
4. Apa yang baru dibanding dengan World Watch List untuk keragaman ternak domestik 24
5. Istilah: populasi, breed, wilayah 25
6. Istilah: klasifikasi status beresiko 36
7. Aliran gen, akibat adanya penjajahan 49
8. Sapi Nelore 56
9. Status domba Dorper : pengumpulan gen sifat produksi 59
10. Babi hibrida (breed campuran) 63
11. Industri breeding ayam 65
12. Keterkaitan antara sapi dan kekayaan 84
13. Sejarah dari sapi Abu-abu Hungaria perubahan penggunaannya dari waktu ke waktu 90
14. Resistensi genetika terhadap demam babi Afrika 103
15. Rusa kutub Mongolia terancam 110
16. Penyimpangan kebijakan yang mempengaruhi erosi sumberdaya genetik babi di 112
Vietnam
17. Breed sapi perah yang mana untuk peternak kecil di negara tropis? 113
18. Perang dan rehabilitasi di Bosnia dan Herzegovina 121
19. Konsep produktivitas 134
20. Pemanfaatan secara berkelanjutan babi Iberian di Spanyol Cerita sukses 138
21. Mengatasi kendala pengembangan peternakan sapi perah skala kecil menuju sistem 140
yang berorientasi pasar
22. Fakta dan arah dalam kebangkitan kekuatan ekonomi pangan dunia 145
23. Saran untuk menguatkan struktur-struktur nasional 196
24. Perkembangan breed dan penelitian 221
25. Breeding domba di Tunisia 222
26. Breeding kerbau di India 223
27. Breeding kambing di Republik Korea 223
28. Breeding itik di Vietnam 224
29. Breeding babi di Hungaria 225
30. Breeding kuda persyaratan tradisional dan baru 225
31. Breeding sapi potong di Brasil 226
32. Breeding Ilama di Argentina 227
33. Pengaruh dorongan pasar terhadap breeding ternak di Amerika Serikat 228
34. Breeding ternak domba di Australia 228
35. Mali peran pemerintah 240
36. Konservasi in situ Etiopia 245
37. Plan Mouttonier di Maroko wilayah pembibitan yang dirancang untuk pemeliharaan 246
breed domba lokal
38. Strategi konservasi di Cina 248
39. Peluang untuk konservasi in vivo Denmark 249
40. Penerapan bank gen Brasil 251
41. Prioritas program konservasi Amerika Serikat 252
xiii
42. Keterlibatan berbagai stakeholder Australia 253
43. Dampak peraturan internasional sanitasi kehewanan terhadap pengelolaan 274
sumberdaya genetik sebagai contoh penyakit mulut dan kuku
44. Ternak paten pertama 278
45. Model hukum Afrika 284
46. Peraturan pengelolaan lingkungan Malawi 299
47. Peraturan pastura Turki No. 4342 (1998) 301
48. Peraturan pembibitan peternakan Slovenia (2002) 302
49. Kebijakan dan strategi pengembangan peternakan Mozambik 303
50. Peraturan Slovenia tentang konservasi sumberdaya genetik ternak 304
51. Program nasional sumberdaya genetik ternak Uganda 306
52. Hukum Ukraina mengenai pemuliaan ternak 306
53. Peraturan perlindungan sumberdaya genetik ternak di Turki 306
54. Impor Lesotho dan ekspor ternak dan proklamasi produk ternak 308
55. Peraturan peternakan Malaysia 308
56. Peraturan Hongaria No 39 309
57. Peraturan penyakit pada semen bibit Boswana 309
58. Program insentif Barbados 310
59. Peraturan pembibitan ternak Uganda (2001) 312
60. Desentralisasi pendaftaran ternak murni di Guatemala 312
61. Program revolusi putih Mongolia 314
62. Revolusi putih Philipina 314
63. Persyaratan veteriner dan sanitari Federasi Rusia 316
64. Peraturan transportasi di India 317
65. Penggembalaan lintas batas di Afrika Barat 317
66. Peraturan sistem veteriner nasional di Republik Islam Iran (1971) 319
67. Definisi breed yang diadopsi FAO 327
68. Penggambaran lingkungan produksi bagi sumberdaya genetik ternak 338
69. Sistem informasi pada tingkat Global 344
70. DNA, RNA dan protein 347
71. Disiplin ilmu baru -omics 348
72. Perkembangan biologi molekuler saat ini 348
73. Ekstraksi dan multiplikasi DNA dan RNA 350
74. Marka DNA yang umum dipakai 351
75. Sampel material genetik 352
76. Pemetaan QTL 355
77. Pendekatan genomik populasi 357
78. Database molekul biologi 360
79. Kosa kata: marka molekuler 362
80. Perubahan ukuran tubuh sapi potong di Amerika Serikat 378
81. Masalah beranak pada sapi Biru Putih Belgia(Belgian White Blue cattle) 384
82. Perkawinan silang (crossbreeding) untuk mengatasi masalah terkait inbreeding pada 384
sapi Holstein
83. Sapi Merah Norwegia seleksi untuk sifat fungsional 387
84. Manajemen domba berdasarkan komunitas di Peruvian Andes 393
85. Perbaikan genetik dari breed ternak asli sapi Boran di Kenya 394
xiv
86. Program pemuliaan llama di Ayopaya, Bolivia 396
87. Kriteria pemuliaan daerah pedusunan melihat ke dalam anggota dari komunitas 398
88. Zebu Bororo dari WoDaaBe di Niger seleksi berdasarkan uji ketahanan lingkungan 400
ekstrim
89. Program pemuliaan didorong komunitas pada breed babi lokal di Vietnam Utara 402
90. Biaya heterosis 405
91. Skema perbaikan unggas pedesaan di Nigeria 405
92. Program pemuliaan kambing perah partisipatori dan berlandaskan komunitas pada 406
sistem skala kecil input rendah di daerah pegunungan timur Kenya
93. Nilai ekonomi 416
94. Daftar kata: konservasi 429
95. Domba Red Maasaipercepatan ancaman 430
96. Domba Lleyn di Wales kebangkitan kekayaan dalam keselarasan dengan permintaan 432
modern
97. Pembuatan keputusan dalam konservasi dan penggunaan pemanfaatan data 438
diveristas genetik
98. Analisis permukaan diversitas genetik 439
99. Konservasi In situ dari domba Feral Norwegia 443
100. Contoh skema pembayaran insentif di tingkat nasional 444
101. Indeks pengembangan ekonomi potensial dalam mentargetkan investasi konservasi in 444
situ
102. Program konservasi in situ berdasarkan masyarakat satu kasus dari Patagonia 445
103. Perubahan sistem produksi yang membawa pada penggantian kerbau lokal kasus di 446
Nepal
104. Kebangkitan kembali sapi Friesian Merah dan Putih di Belanda 451
105. Kebangkitan kembali sapi Enderby di New Zealand 452
106. Kosa kata: pembantu keputusan objektif 455
107. Alokasi optimum dana konservasi ilustrasi pada breed sapi Afrika 456
108. Ruang Benih Dunia Svalbard: tempat penyimpanan benih internasional di kutub utara 459
DAFTAR TABEL
xv
9. Spesies mamalia - jumlah breed ternak lokal yang dilaporkan 33
10. Spesies unggas-jumlah breed ternak lokal yang dilaporkan 33
11. Spesies mamalia - jumlah breed lintas batas regional yang dilaporkan 34
12. Spesies unggas - jumlah breed lintas regional yang dilaporkan 34
13. Spesies mamalia - jumlah breed lintas internasional yang dilaporkan 35
14. Spesies unggas - jumlah breed lintas internasional yang dilaporkan 35
15. Jumlah breed mamalia yang punah 40
16. Jumlah breed unggas yang punah 41
17. Tahun kepunahan 41
18. Reklasifikasi dari breed lintas regional dan lintas internasional dari tahun 1999 sampai 41
tahun 2006
19. Perubahan status resiko dari breed lintas batas dari tahun 1999 sampai 2006 43
20. Status resiko dari breed lintas batas setelah tahun1999 43
21. Perubahan status resiko dari breed lokal (1999) yang diklasifikasikan kembali sebagai 44
breed lintas batas (2006)
22. Perubahan status resiko breed lokal dari tahun 1999 sampai 2006 44
23. Status resiko dari breed lokal yang dilaporkan setelah 1999 44
24. Tenaga kerja di pertanian dan area lahan per pekerja pertanian 73
25. Jumlah ternak berdasarkan spesies/1000 orang 76
26. Jumlah ternak berdasarkan spesies/1000 ha lahan pertanian 77
27. Produksi pangan berasal dari ternak (kg/orang/tahun) 78
28. Produk serat, kulit, dan kulit olahan (1000 ton/tahun) 80
29. Tren dalam penggunaan ternak untuk tenaga kerja 85
30. Peranan ternak berdasarkan strategi mata pencaharian 96
31. Beberapa studi terpilih yang menunjukkan perbedaan breed dalam resistensi atau 96
toleransi terhadap penyakit spesifik
32. Breed mamalia yang dilaporkan pada DAD-IS yang resistensi atau toleran pada 97
penyakit atau parasit spesifik
33. Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resistensi atau toleransinya 98
terhadap trypanosomiasis
34. Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resitensi atau toleransinya 99
terhadap gangguan tick burden
35. Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resitensi atau toleransinya 99
terhadap gangguan tick-borne
36. Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resitensi atau toleransinya 100
terhadap parasit internal
37. Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resistensi atau toleransinya 100
terhadap busuk kaki
38. Breed sapi yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resistensi atau toleransi 101
terhadap leukosis
39. Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resistensi atau toleransinya 101
terhadap penyakit unggas
40. Dampak epidemi penyakit saat ini 123
41. Contoh breed yang terkena outbreak PMK di Inggris pada tahun 2001 124
42. Proyeksi konsumsi daging dari tahun 2000-2050 136
43. Proyeksi konsumsi susu dari tahun 2000-2050 137
xvi
44. Standar pasar ternak dan implikasi produser peternak kecil 142
45. Tren produksi daging dan susu di negara berkembang dan negara maju 149
46. Jumlah ternak dan sistem produksi ternak di dunia rataan untuk tahun 2001-2003 151
47. Negara berkembang dengan produksi daging dan susu paling tinggi (2004) 151
48. Kontribusi pertanian terhadap emisi gas rumah kaca global dan emisi lainnya 156
49. Perkiraan jumlah pastoralis diberbagai daerah geografi 160
50. Potensi produksi di lahan tadah hujan 166
51. Interaksi tanaman ternak utama dalam sistem integrasi tanaman-ternak 166
52. Kontribusi produksi dengan irigasi dalam produksi total panen di negara berkembang 170
53. Sumber-sumber informasi untuk pengkajian tingkat nasional 184
54. Kajian kelembagaan-infrastruktur, kapasitas dan partisipasi 187
55. Kajian Kelembagaan-Penelitian dan Ilmu Pengetahuan 188
56. Kajian Kelembagaan-Pengembangan kebijakan 189
57. Organisasi dan jaringan kerjasama yang berperan dalam pengelolaan sumberdaya 192
genetik ternak regional dan sub-regional
58. Kajian kelembagaan di beberapa negara 202
59. Organisasi internasional dan laporan kegiatan organisasi 209
60. Negara yang memprioritaskan aktivitas breeding (berdasarkan spesies) 213
61. Kegiatan struktur breeding beberapa spesies ternak 213
62. Strategis dan alat yang digunakan untuk breeding sapi 214
63. Pelatihan, penelitian dan organisasi petani dalam kebijakan saat ini 216
64. Ketelibatan pengguna dalam pengembangan sumberdaya genetik ternak 218
65. Negara yang melaporkan penggunaan inseminasi buatan 220
66. Jenis dan breed lokal dan eksotik utama dalam kebijakan saat ini 220
67. Daftar negara sub-contoh yang menyediakan informasi dalam beberapa tabel 231
68. Strategi dan perangkat yang digunakan dalam pembibitan domba 232
69. Strategi dan perangkat yang digunakan dalam pembibitan kambing 232
70. Strategi dan perangkat yang digunakan dalam pembibitan babi 233
71. Strategi dan perangkat yang digunakan dalam pembibitan ayam 233
72. Negara yang melaporkan kegiatan breeding terstruktur pada jenis ternak minoritas 234
73. Keterlibatan pengguna dalam akitvitas struktur breeding sapi 234
74. Keterlibatan pengguna dalam aktivitas struktur breeding domba 234
75. Keterlibatan pengguna dalam aktivitas struktur breeding kambing 235
76. Keterlibatan pengguna dalam aktivitas struktur breeding babi 235
77. Negara yang memiliki program konservasi 239
78. Konservasi dunia 242
79. Konservasi di Afrika 245
80. Konservasi di Asia 247
81. Konservasi di Eropa dan Kaukasus 249
82. Konservasi di Amerika Latin dan Karibia 250
83. Konservasi di Timur Tengah dan sekitarnya 251
84. Koservasi di Amerika Utara 251
85. Konservasi di Pasifik Baratdaya 252
86. Pemanfaatan bioteknologi di berbagai negara 257
87. Pemanfaatan bioteknologi di berbagai jenis ternak 258
88. Instrumen untuk sistem produksi peternakan yang berkelanjutan 302
xvii
89. Perangkat dalam bidang konservasi 305
90. Perangkat dalam bidang perbaikan genetik 307
91. Perangkat yang berhubungan dengan lembaga yang aktif dalam perbaikan genetik 312
92. Perangkat dalam bidang penetapan standar 313
93. Perangkat untuk promosi perdagangan produk ternak 315
94. Perangkat untuk promosi perdagangan produk ternak 315
95. Perangkat yang mengatur pergerakan ternak dan impor serta ekspor ternak hidup dan 318
produk ternak
96. Peraturan dalam bidang kesehatan hewan 318
97. Informasi tercatat pada spesies mamalia dalam bank data dunia untuk sumberdaya 339
genetik ternak
98. Informasi tercatat untuk spesies burung dalam bank data dunia untuk sumberdaya 340
genetik ternak
99. Tujuan pemuliaan pada ruminansia 385
100. Tujuan pemuliaan pada babi 390
101. Pengamatan breeding pada unggas 390
102. Tinjauan metodologi penilaian 418
103. Keuntungan dan biaya konservasi di bawah berbagai metodologi penilaian - kasus 421
babi Box Keken (Yucatan, Mexico)
104. Perbandingan faktor biologis, operasional dan kelembagaan yang mempengaruhi 437
konservasi sumber daya tanaman dan hewan genetik
105. Status terkini dari teknik kryokonservasi oleh spesies 451
DAFTAR GAMBAR
1. Penugasan dari setiap negara dalam region dan sub region Xxxiii
2. Peta arkeologi dari tanah asal agrikutural dan penyebaran dari kebudayaan 5
neolitikum/formatif, dengan memperkirakan tanggal radiokarbon
3. Pusat dari domestikasi ternak-berdasarkan informasi pada arkeologi dan genetik 10
molekuler
4. Asal dan rute migrasi pada sapi domestik di Afrika 16
5. Proporsi dari populasi breed nasional yang sudah dilaporkan 25
6. Distribusi spesies ternak utama berdasar region State of the World Animal Genetic 27
Resources di tahun 2005
7. Distribusi breed mamalia didunia berdasarkan spesies 28
8. Distribusi breed unggas di dunia berdasarkan spesies 28
9. Jumlah breed lokal dan breed lintas batas pada tingkat global 31
10. Jumlah breed lokal dan breed lintas batas pada tingkat regional 31
11. Proporsi breed di dunia berdasarkan kategori status resiko 36
12. Status resiko breed mamalia di dunia pada Januari 2006: angka riil (tabel) dan 37
persentase (grafik), gambar berdasarkan species
13. Status resiko breed unggas di dunia pada Januari 2006: angka riil (tabel) dan 38
persentase (grafik) gambar berdasarkan species
xviii
14. Status resiko breed mamalia di dunia pada Januari 2006: angka riil (tabel) dan 39
persentase (grafik) gambar berdasarkan region
15. Status resiko breed unggas di dunia pada Januari 2006: angka riil (tabel) dan 40
persentase (grafik) gambar berdasarkan region
16. Breed lokal, regional dan internasional pada tahun 1999 dan 2006 42
17. Perubahan status resiko breed lintas batas dari tahun 1999 sampai 2006 43
18. Perubahan status resiko breed lokal dari tahun 1999 sampai 2006 44
19. Distribusi dari breed lintas batas 52
20. Distribusi dari sapi Friesian Holstein 53
21. Distribusi dari sapi Charolais 53
22. Penyebaran breed sapi lintas batas asal dari Amerika Latin, Afrika atau Asia Selatan 55
23. Distribusi dari breed domba lintas batas 58
24. Aliran gen yang disempurnakan pada domba Awassi dan Assaf dari Israel 60
25. Penyebaran kambing Saanen 62
26. Penyebaran kambing Boer 62
27. Distribusi dari babi Large White 63
28. Kontribusi dari pertanian dan peternakan pada total GDP berdasarkan wilayah 72
29. Kontribusi dari ternak pada GDP pertanian 73
30. Persentase dari padang rumput permanen dalam total lahan pertanian 74
31. Kepadatan ternak dalam hubungannya dengan populasi manusia 75
32. Kepadatan ternak per kilometer persegi dari lahan pertanian 75
33. Ekspor neto daging 79
34. Ekspor susu equivalen 79
35. Ekspor neto telur 80
36. Jumlah bencana berdasarkan tipe dan tahun 116
37. Perubahan konsumsi daging pada negara yang sedang berkembang dan negara maju 135
38. Distribusi sistem produksi ternak 148
39. Produksi daging dari ruminansia versus monogastrik di negara berkembang dan 150
negara maju
40. Perubahan jumlah sereal yang digunakan sebagai pakan (1992-1994 dan 2020) 152
41. Perubahan distribusi ukuran peternak babi di Brazil (1985 1996) 153
42. Perkiraan kontribusi ternak terhadap suplai total fosfat pada lahan pertanian di area 155
dengan keseimbangan fosfat lebih dari 1- kg/ha di negara Asia terpilih (1998 2000)
43. Perbandingan antar lembaga daerah 170
44. Perbandingan antar lembaga wilayah di Afrika 200
45. Perbandingan antar lembaga wilayah di Asia 200
46. Perbandingan antar lembaga wilayah di Amerika Latin dan Karibia 201
47. Informasi yang diperlukan untuk merancang strategi manajemen 336
48. Struktur industri peternakan unggas 376
xix
Ucapan terima kasih
Laporan ini telah diselesaikan berkat bantuan banyak pihak yang secara terus menerus
mendedikasikan waktu, tenaga dan keahliannya. Dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga atas dukungannya.
Informasi utama dari buku State of the Worlds Animal Genetic Resources for Food and Agriculture
disiapkan oleh 169 negara melalui Laporan Negara; oleh karena itu ucapan terima kasih terutama
ditujukan kepada pemerintah dan semua pihak di Negara tersebut yang telah menyiapkan laporan,
khususnya para Koordinator Nasional untuk Pengelolaan Sumberdaya Genetik Ternak (SDGT) dan
Komisi Konsultasi Nasional. Pengembangan materi untuk melaksanakan pelatihan, penyiapan dan
analisa laporan negara, tindak lanjut lokakarya dan berbagai tahapan konsultasi baik di tingkat
nasional, regional dan internasioal telah difasilitasi oleh tim terdiri dari: Daniel Benitez-Ojeda, Harvey
D. Blackburn, Arthur da Silva Mariante, Mamadou Diop, MNaouer Djemali, Anton Ellenbroek, Erling
Fimland, Salah Galal, Andreas Georgoudis, Peter Gulliver, Sipke-Joost Hiemstra, Yusup Ibragimov,
Jarmo Juga, Ali Kamali, Sergeij Kharitonov, Richard Laing, Birgitta Malmfors, Moketal Joel Mamabolo,
Peter Manueli, Elzbieta Martyniuk, Carlos Mezzadra, Rafael Morales, Ruben Mosi, Siboniso Moyo,
David R. Notter, Rafael Nez-Domnguez, Dominique Planchenault, Geoffrey Pollott, Adrien
Raymond, Peter Saville, Hermann Schulte-Coerne, Louise Setshwaelo, Paul Souvenir Zafindrajaona,
David Steane, Arunas Svitojus, Lutfi Tahtacioglu, Vijay Taneja, Frank Vigh-Larsen, Hans-Gerhard
Wagner, Mateusz Wieczorek, Hongjie Yang dan Milan Zjalic. Persetujuan antara FAOWAAP (World
Association for Animal Production) disepakati untuk membantu sejumlah negara berkembang dalam
penyiapan laporan. Sumbangan yang sangat penting ini tidak dapat terlaksana tanpa koordinasi dan
kerja keras Jean Boyazoglu dan tim pada saat pelaksanaan WAAP.
The State of the Worlds Animal Genetic Resources for Food and Agriculture dipersiapkan dan
dikoordinasikan oleh Barbara Rischkowsky dengan bantuan dari Dafydd Pilling. Penyiapan tersebut
difasilitasi dan didukung oleh Service Chief of Animal Production, Irene Hoffmann, dan rekan-rekan
yang dahulunya maupun sekarang berada dalam kelompok SDGT: Badi Besbes, David Boerma,
Ricardo Cardellino, Mitsuhiro Inamura, Pal Hajas, Keith Hammond, Manuel Luque Cuesta, Beate
Scherf, Kim-Anh Tempelman dan Olaf Thieme. Dukungan administrasi dan kesekretariatan
dipersiapkan oleh Carmen Hopmans dan Kafia Fassi-Fihri. Penyelesaian tahap akhir, layout dan
pencetakan diawasi oleh Beate Scherf.
Bagian dari keseluruhan laporan ini disiapkan dan direview oleh pakar baik secara individu maupun
dalam tim. Ucapan terima kasih ditujukan untuk banyak penulis atas sumbangan waktu, kepakaran
dan tenaganya, baik dalam proses penulisan, maupun dalam menelaah dan mengedit laporan ini.
Adanya laporan ini memungkinkan masyarakat luas mengenali nara sumber untuk masing- masing
topik yang spesifik.
Tulisan mengenai studi kasus disiapkan oleh Camillus O. Ahuya, Tony Bennett, Ismal Boujenane,
Achilles Costales, Erling Fimland, Cary Fowler, John Gibson, Alexander Kahi, John M. King, Saverio
Krtli, Maria Rosa Lanari, Ute Lemke, Thomas Loquang, Manuel Luque Cuesta, Paolo Ajmone
Marsan, Andr Markemann, Marnie Mellencamp, Okeyo Mwai, Kor Oldenbroek, John Bryn Owen,
Vincente Rodrguez-Estvez, Hans Schiere, Marianna Siegmund-Schulze, Henner Simianer, David
Steane, Angelika Stemmer, Kim-Ahn Tempelman, Hongjie Yang dan Anne Valle Zrate.
Tambahan materi untuk penyiapan daftar kotak disediakan oleh Brian Donahoe, Morgan Keay,
Juhani Mki-Hokkonen, Kirk Olson dan Dan Plumley.
Data yang dimasukkan kedalam bank data global dilaksanakan oleh Ellen Geerlings dan Lucy
Wigboldus. Analisis data dalam bank data global dilaksanakan oleh Mateusz Wieczorek, Alberto
Montironi, Justyna Dybowska, Kerstin Zander dan Beate Scherf. Semua peta disiapkan oleh Thierry
Lassueur dengan bantuan dari Tim Robinson dan Pius Chilonda.
xx
Penulisan studi tematik dikoordinasikan oleh Beate Scherf dan Irene Hoffmann dan disiapkan oleh: Erika Alandia
Robles, Simon Anderson, Kassahun Awgichew, Roswitha Baumung, P.N. Bhat, Stephen Bishop, Kwame
Boa-Amponsem, Ricardo Cardellino, Arthur da Silva Mariante, Mart de Jong, Adam G. Drucker, Christian Gall,
Michael Goe, Elisha Gootwine, Douglas Gray, Claire Heffernan, Sipke-Joost Hiemstra, Sabine Homann, Christian G.
Hlsebusch, Le Thi Thanh Huyen, Antonella Ingrassia, Ute Lemke, Nils Louwaars, Danielle Manzella, Jacobus
Hendrik Maritz, Elzbieta Martyniuk, Marcus Mergenthaler, Klaus Meyn, Giulietta Minozzi, H. Momm, Katinka
Musavaya, David R. Notter, Kor Oldenbroek, Marta Pardo Leal, Roswitha Roessler, Cornelia Schfer, Kim-Anh
Tempelman, Morton
W. Tvedt dan Anne Valle Zrate.
Laporan tentang fakta dan kondisi subregional disiapkan oleh Marieke Reuver, Marion De Vries, Harvey
Blackburn, Campbell Davidson, Salah Galal, Ellen Geerlings dan Koordinator Nasional dari Eropa dan Kaukasus.
Laporan tentang prioritas subregional dikompilasikan oleh Milan Zjalic.
Desain grafis dan layout disiapkan oleh Omar Bolbol dan Daniela Scicchigno.
Kami meminta maaf apabila ada rekan yang terlibat dalam penyiapan laporan ini tidak terdaftar namanya, karena
mungkin terlewatkan. Apabila ada kesalahan dalam laporan ini merupakan tanggung jawab tim yang melakukan
kompilasi, dan bukan menjadi tanggung jawab dari para narasumber yang menyumbangkan naskahnya. Untuk itu
FAO berkenan menerima semua koreksi yang diajukan.
Bagian/Bab Penulis Penelaah
Bagian 1: Status keragaman hayati pertanian pada sektor peternakan
Asal dan sejarah keragaman ternak Olivier Hanotte Ilse Koehler-Rollefson
Barbara Rischkowsky, Mateusz Wieczorek
Status sumberdaya genetik ternak Dafydd Pilling,
Beate Scherf
Evelyn Mathias, Beate Scherf,
Aliran dari sumberdaya genetik ternak Ilse Koehler-Rollefson , Annette von Lossau
Paul Mundy
Dafydd Pilling,
Manfaat dan nilai sumberdaya genetik ternak Barbara Rischkowsky
with Manual Luque Cuesta
Dafydd Pilling, Steve Bishop,
Sumberdaya genetika ternak dan ketahanan terhadap Barbara Rischkowsky Jan Slingenbergh
penyakit
xxii
Bagian/Bab Penulis Penelaah
Bagian 4: Status manajemen sumberdaya genetik ternak
Konsep dasar Barbara Rischkowsky, Beate Scherf,
Dafydd Pilling Ricardo Cardellino,
Metode karakterisasi Workneh Ayalew, Ed Rege
Beate Scherf,
Barbara Rischkowsky
Marka molekuler sebagai alat eksplorasi keragaman Paolo Ajmone Marsan, Han Jianlin,
genetik with Kor Oldenbroek Paul Boettcher
Metoda perbaikan genetik untuk mendukung Badi Besbes, Beate Scherf,
pemanfaatan berkelanjutan Victor Olori, Ricardo Cardellino,
Jim Sanders Keith Hammond
Metode-metode untuk penilaian secara ekonomi Adam Drucker Gianni Cicia
Metode-metode konservasi Jean-Pierre Brilliard, Workneh Ayalew,
Gustavo Gandini, Harvey Blackburn,
John Gibson, Jean Boyazoglu,
David Notter, Ricardo Cardellino,
Dafydd Pilling, Coralie Danchin,
Barbara Rischkowsky, Sipke Joost Hiemstra,
Henner Simianer Elzbieta Martyniuk,
Roger Pullin,
Beate Scherf,
Michele Tixier-Boichard
Prioritas penelitian Seluruh penulis Seluruh penulis
Bagian 5: Kebutuhan dan tantangan dalam pengelolaan sumberdaya genetik ternak
Barbara Rischkowsky, Animal Genetic Resources
Irene Hoffmann Group and CGRFA
Secretariat
Kata Pengantar
Keragaman hayati bidang pertanian merupakan hasil kegiatan yang telah berlangsung ribuan
tahun yang lalu dimana pada waktu itu manusia dihadapkan pada kebutuhan hidup dalam berbagai
jenis iklim dan ekologi. Ternak yang telah beradaptasi dengan baik merupakan komponen penting
dalam sistem produksi pertanian, terutama dalam lingkungan sangat keras dimana pertanian tanaman
pangan sulit untuk bertahan.
Kapasitas agroekosistem untuk mempertahankan dan meningkatkan produksiya dan beradaptasi
terhadap kondisi yang selalu berubah, menjadi hal yang sangat penting untuk keamanan pangan
populasi dunia. Untuk pemelihara ternak, keragaman genetik ternak merupakan sumberdaya yang
akan dimanfaatkan untuk memilih bibit dan membentuk breed baru. Lebih jauh lagi, keragaman
genetik populasi ternak terdapat pada lingkungan dengan kisaran pilihan yang lebih luas untuk
memenuhi kebutuhan dimasa mendatang.
Badan Pangan Dunia PBB, sejak tahun 1960, telah menyediakan bantuan untuk negara guna
melaksanakan karaktersasi sumberdaya genetik ternak untuk pangan dan pertanian (SDGT) dan
mengembangkan strategi konservasi. Pada tahun 1990, PBB merekomendasikan pengembangan
program yang menyeluruh untuk pengelolaan berkelanjutan SDGT pada tingkat global. Pertemuan
pakar dilaksanakan pada tahun 1992, dan dari kelembagaan internal dan eksternal PBB, menyiapkan
cikal bakal pembentukan Strategi Global Pengelolaan SDGT, yang diawali pada tahun 1993. Divisi
produksi dan kesehatan ternak dari PBB dirancang sebagai Global Focal Point untuk SDGT, dan
diberikan fungsi untuk mengkoordinasikan pengembangan lebih lanjut dari global strategi tersebut.
Pada tahun 1995, pertemuan ke 28 dari konferensi PBB mengambil keputusan untuk memperluas
mandat Komisi Sumberdaya Genetik Tanaman guna menangani semua aspek keragaman hayati
pertanian yang relevan untuk pangan dan pertanian. Komisi tersebut, yang awalnya dibentuk pada
tahun 1983 merupakan forum antar pemerintah pertama yang berhubungan dengan sumberdaya
genetik pertanian. Hasil kerja yang terkait dengan SDGT merupakan elemen pertama sebagai hasil
kerja komisi. Komisi ini kemudian dinamakan the Commission on Genetic Resources for Food and
Agriculture (CGRFA).
xxiv
mengungkapkan pengaruh manusia terhadap lingkungan. Bab 14, tentang Promoting Sustainable
Agriculture and Rural Development, mengupas pertanyaan tentang peningkatan produksi pangan
dan memicu keamanan pangan dalam upaya yang berkelanjutan. Termasuk diantaranya program
yang berhubungan dengan konservasi dan pengembangan SDGT.
Ancaman terhadap keamanan pangan diketahui dengan hilangnya keragaman hayati ditandai
dalam the Plan of Action yang diadopsi pada Hari Pangan Dunia tahun 1996 yang diselenggarakan di
Roma. Dalam tujuan 3.2(f) dari Deklarasi Roma, pemerintahan negara memastikan bahwa mereka
akan mempromosikan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan SDGT.
Guna memenuhi target Millenium Dvelopment Goal (MDG), yang diadopsi oleh PBB pada tahun
2000, disampaikan kesempatan besar lainnya untuk komunitas internasional. Pengaruh yang sangat
kuat dari kehilangan keragaman hayati on progress menuju pencapaian sasaran ini are cause for
1
concern (UNDP, 2002) . Seperti halnya keamanan pangan, keragaman hayati yang merpakan dasar
banyak kegiatan ekonomi dan merupaka hal penting agar ekosistem dapat berfungsi. Turunnya
keragaman hayati cenderung dikaitkan dengan cekaman yang lebih besar dan berfluktuasi dalam
ekosistem, dan khususnya kelompok miskin yang biasanya lebih rentan terhadap pengaruh ini.
Banyak masyarakat miskin sangat bergantung pada sumberdaya alam untuk kehidupannya dan
seringkali mempunyai kekayaan pengetahuan terkait tanaman dan ternak dimana mereka bekerja.
Untuk itu perlu dianjurkan bahwa pengetahuan ini dapat menjadi sumber pendapatan untuk kelompok
orang miskin apabila dapat menuju kearah pengembangan dan pemasaran produk biologis yang unik.
Dalam kenyataannya, hal tersebut sangat jarang sampai pada kelompok miskin, sehingga kebutuhan
tidak hanya untuk konservasi keragaman hayati, tetapi untuk kerangka kesamaan pemanfaatan.
Dalam kerangka internasional untuk pengelolaan dan konservasi keragaman biologi, aktivitas
kelompok CGRFA difokuskan pada hal hal tertentu dan masalah terkait dengan pengelolaan
keragaman hayati pertanian dan kebutuhan untuk penyelesaian masalah untuk bidang ini.
1
UNDP. 2002. Building on hidden opportunities to achieve the Millenium Development Goals. Poverty reduction throughsustainable biodiversity use, by I
Koziell & C.I. McNeill. New York.
xxv
Laporan dan kemajuan
persiapan
Pada tahun 1999, pada pertemuan CGRFA regular ke delapan disetujui bahwa FAO hendaknya
menyiapkan laporan tentang State of the Worlds Animal Genetic Resources for Food and Agriculture
(SoW-AnGR)2 di setiap negara. Pada tahun 2004, the Intergovernmental Technical Working Group on
Animal Genetic Resources (ITWG-AnGR) suatu kelompok yang dibentuk oleh Komisi CGFRA
menyampaikan topik yang yang relevan dengan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan SDGT
dengan menelaah kemajuan konsep termasuk didalamnya penyiapan SoW-AnGR dan menyetujui
penyiapan tentang Laporan Prioritas Strategi untuk Program Aksi. Komisi CGRFA selanjutnya
menyetujui kegiatan tersebut pada pertemuan rutin yang kesepuluh. Dalam pertemuan tersebut
disepakati bahwa penyiapan konsep tersebut akan ditelaah oleh komisi CGRFA pada pertemuan ke
sebelas pada tahun 2007 dan laporan akan diselesaikan pada pertemuan pertama International
Technical Conference on Animal Genetic Resources.
Konsep pertama SoW-AnGR tersedia pada pertemuan ITWG-AnGR ke empat pada bulan
Desember 2006. Kelompok Kerja tersebut meminta lebih banyak waktu untuk menelaah laporan
tersebut, dan disetujui bahwa anggota Kelompok Kerja akan memberikan masukan pada konsep yang
akan diberikan ke FAO pada tanggal 31 Januari 2007, agar FAO dapat memperbaiki sebelum
pemaparan SoW-AnGR didepan Komisi CGRFA pada pertemuan rutin ke sebelas. Kelompok kerja
tersebut menyetujui bahwa proses penelaahan harus terbuka untuk semua anggota negara tergabung
dalam komisi CGFRA guna menerima komentar dalam waktu disepakati.
Masukan dalam proses pelaporan the State of the Worlds Animal Genetic Resources
Proses penyiapan SoW-AnGR termasuk didalamnya sejumlah unsur dimana informasi dibutuhkan
dapat dikumpulkan dan dianalisa.
Laporan Negara
Guna memastikan bahwa proses pelaporan sepenuhnya menjadi wewenang masing-masing negara,
maka pada bulan Maret 2001, FAO mengundang 188 negara anggota untuk menyerahkan laporan
masing-masing negara tentang keberadaan SDGT yang dipunyainya. Petunjuk penyiapan laporan
negara dihasilkan termasuk didalamnya outline dari laporan tersebut. Pelatihan regional dan tindak
lanjutnya dilaksanakan dalam rentang waktu antara Juli 2001 dan November 2004. Keseluruhan
tujuan dalam laporan tersebut antara lain adalah untuk menganalisis dan melaporkan status SDGT
yang ada, sumbangan terhadap penyediaan pangan, pertanian dan pembangunan pedesaan;
mengkaji kapasitas negara dalam pengelolaan SDGT, menentukan prioritas untuk pembangunan
kapasitas mendatang, dan menentukan prioritas nasional untuk program aksi dalam bidang
konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan SDGT serta kebutuhan terkait kerjasama internasional.
Laporan negara pertama diterima pada pertengahan tahun 2002, sebagian besar lainnya disampaikan
pada tahun 2003 dan 2004. Sementara laporan terakhir diterima pada Oktober 2005, sehingga total
yang memasukkan laporan adalah 169 negara (Tabel 1 dan 2).
Panjangnya rentang waktu penyampaian laporan tersebut dikarenakan dalam penyiapan laporan
tersedia lebih banyak data sehingga membutuhkan waktu untuk menganalisa. Namun dengan alasan
tersebut, maka laporan terakhir tersebut tidak dapat dimasukkan dalam proses penyiapan analisis dan
pelaporan.Panjangnya proses penyiapan berarti bahwa informasi yang disampaikan dalam laporan
tidak selalu mencerminkan kondisi terakhir pembangunan pada setiap bagian di tingkat nasional.
2
Singkatan SDGT yang dimaksudkan disini adalah meliputi pangan dan pertanian tidak termasuk didalamnya ikan.
xxvi
TABEL 1
Laporan Negara dari setiap Region
LAPORAN NEGARA
Region3 Yang diserahkan
Total
Laporan akhir Draft
Afrika 45 4 49
Asia 22 4 26
Eropa dan Kaukasus 38 3 41
Amerika Latin dan Karibia 21 9 30
Timur tengah & sekitarnya 6 3 9
Amerika Utara 2 0 2
Pasifik Baratdaya 9 3 12
Total 143 26 169
Laporan diterima 31 Desember 2005.
TABEL 2
Laporan Negara yang diterima
Region Negara
Afrika (49) Algeria, Angola, Benin, Botswana, Burkina Faso, Burundi, Cameroon, Cape Verde, Central
African Republic, Chad, Comoros, Congo, Cte dIvoire, Democratic Republic of the Congo,
Djibouti, Equatorial Guinea, Eritrea, Ethiopia, Gabon, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau,
Kenya, Lesotho, Madagaskar, Malawi, Mali, Mauritania, Mauritius, Moroko, Mozambique,
Namibia, Niger, Nigeria, Rwanda, Sao Tome dan Principe, Senegal, Seychelles, Sierra Leone,
Somalia, Africa Selatan, Swaziland, Togo, Tunisia, Uganda, Republik Tanzania, Zambia,
Zimbabwe
Asia (26) Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Cambodia, China, India, Indonesia, Republic Iran, Jepang,
Kazakhstan, Kyrgyzstan, Repulbik Rakyat emokrat Laos, Malaysia, Maldives, Mongolia,
Myanmar, Nepal, Pakistan, Papua New Guinea, Philippine, Republi Korea, Sri Lanka,
Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Viet Nam
Eropa dan Kaukasus (41) Albania, Armenia, Austria, Azerbaijan, Belarus, Belgium, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria,
Croatia, Cyprus, Republik Czech, Denmark, Estonia,Finland, France, Georgia, Germany,
Greece, Hungary, Islandia, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Moldova, Netherlands, Norway,
Poland, Portugal, Romania, Federasi Rusia, Serbia dan Montenegro4, Slovakia, Slovenia,
Spanyol, Swedia, Switzerland, Yugoslav, Republik Macedonia, Turki, Ukraina, United Kingdom
Amerika Latin dan Karibia (30) Antigua dan Barbuda, Argentina, Barbados, Bolivia, Brazil, Chile, Colombia, Costa Rica, Cuba,
Dominica, Republik Dominika, Ecuador, El Salvador, Grenada, Guatemala, Guyana, Haiti,
Honduras, Jamaica, Mexico, Nicaragua, Panama, Paraguay, Peru, Saint Kitts dan Nevis, Saint
Lucia, Suriname, Trinidad d anTobago, Uruguay, Venezuela (Republik Bolivarian)
Timur Tengah & sekitarnya (9) Mesir, Irak, Jordania, Lebanon,Libya,Oman, Sudan,Republik Syria, Yaman
Amerika Utara (2) Kanada, Amerika Serikat
Pasifik Baratdaya (12) Australia, Kepulauan Cook, Fiji, Kiribati, Niue, Pulau MarianaUtara, Palau, Samoa, Kepulauan
Solomon, Tonga, Tuvalu, Vanuatu
Laporan diterima 31 Desember 2005.
3
Yang dimaksudkan dengan region disini tidak sama dengan nomenklatur region seperti yang biasa disampaikan oleh FAO.
4
Sejak Juni 2006 Serbia dan Montenegro telah menjadi negara bebas, tetapi, dalam laporan SoW-AnGR mereka masih tetap diperlakukan sebagai
sebuah Negara sebagaimana laporannya kepada FAO
xxvii
TABEL 3
Laporan dari Organisasi Internasional
SAVEFoundation SAVE Foundation (Safeguard for Agricultural Varieties in Europe) Mei 2004
Brief Portrait April 2004
D8 Countries Report on Animal Genetic Resources in the D-8 Countries Strategic Juni 2004
Priorities for Action; and Reports
D8 Seminar on Conservation of Farm Animal Genetic Resources Cairo,
Egypt, 1113 January 2004 September
D8 Seminar on Conservation of Farm Animal Genetic Resources, 2004
Islamabad, Pakistan, 13 August 2002;
Report on Workshop on Food Security in D 8 countries, Babolsar,
Islamic Republic of Iran, 1620 October 2000
Report on Workshop on Food Security in D 8 countries, Islamabad,
Pakistan, 2426 November 1999
LPP League for Pastoral Peoples November
Report on Activities of the League for Pastoral Peoples 2004
ACSAD Arab Center for the Studies of Arid zones and Dry lands (ACSAD) Desember
The Activities of the Arab Center for the Studies of Arid zones and Dry 2004
lands concerning the Animal Genetic Resources
xxviii
Studi tematik
Sebagai tambahan dalam laporan tiap negara dan dari organisasi internasional, sejumlah studi
didanai oleh FAO. Penelitian ini dimaksudkan sebagai sumbangan untuk memahami topik tertentu
yang tidak dilaporkan dalam laporan tiap negara, tetapi relevan dengan penyiapan SoW-AnGR.
Selama periode 2002 sampai 2006, terdapat 12 studi tematik yang disiapkan terdiri dari:
Isu kebijakan : peluang untuk memasukkan komponen genetik kedalam pengelolaan
kesehatan hewan. Berisi tentang telaahan potensi komponen genetik dalam manajemen
penyakit, peluang teknis dan keuntungan yang ditimbulkan dalam manajemen penyakit yang
efisien 5 (2002);
Pengukuran keragaman ternak / Measurement of domestic animal diversity (MoDAD)
merupakan telaahan dari penelitian keragaman genetik. Suatu survei untuk mengevaluasi
status terkini penelitian molekuler genetik pada ternak, dengan penekanan pada karakterisasi
6
SDGT (2004);
Nilai ekonomi dari konservasi SDGT dan pemanfaatan berkelanjutan: mengapa hal
tersebut menjadi begitu penting dan apa yang telah kita pelajari? Suatu penelitian mencakup
penilaian terhadap SDGT, dan menyimpulkan tentang metode pendekatan dan kesenjangan
7
pengetahuan tentang SDGT (2004);
Strategi konservasi untuk SDGT. Suatu penelitian yang menyampaikan peluang, karakter
biologi, infrastruktur dan pembiayaan yang mempengaruhi sumberdaya genetik ternak dan
tanaman8 (2004);
Pengaruh lingkungan terhadap SDGT. Suatu evaluasi dan sintesa tentang pengaruh
lingkungan terhadap kinerja SDGT baik secara individu maupun dalam populasi breeding9 (2004);
Kerangka legal untuk pengelolaan SDGT. Penelitian pendahuluan tentang aspek kebijakan dan
kerangka legal untuk manajemen SDGT termasuk diantaranya survei terhadap beberapa negara
10
diberbagai wilayah (2004, printed revised version 2005);
Pengaruh bencana terhadap kinerja SDGT. Suatu penelitian yang menyampaikan
kemungkinan terjadinya bencana dan pengaruhnya terhadap keberlanjutan SDGT. Penelitian ini
menyampaikan pula suatu analisis mengenai pengaruh respon emergency. Penelitian ini
ditujukan pula untuk menyiapkan petunjuk apabila terjadi bencana yanga kan berpengarh
11
terhadap keberadaan SDGT (2006);
Perkembangan ilmu bioteknologi yang terkait dengan manajemen SDGT dan peluang
penerapannya di negara berkembang. Menyampaikan penelitian pendahuluan tentang
penerapan bioteknologi dan pemanfaatannya di negara berkembang, dan menyertakan pula
informasi yang tersedia dalam Laporan Negara12 (2006);
Pilihan pengaturan kebijakan untuk pertukaran, pemanfaatan dan konservasi SDGT. Suatu
penelitian yang mengidentifikasikan bagaimana praktek pertukaran SDGT dapat berpengaruh
terhadap berbagai pengambil kebijakan pada sektor peternakan (2006);
5
Background Study Paper No. 18
6
CGRFA/WG-AnGR-3/04 inf.
7
Background Study Paper No. 21
8
Background Study Paper No. 22
9
Background Study Paper No. 28
10
Background Study Paper No. 24
11
Background Study Paper No. 32
12
Background Study Paper No. 33
xxix
Suatu strategi pendekatan untuk konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya
genetik peternakan. Suatu penelitian yang menggarisbawahi pola pertukaran pemanfaatan
SDGT dan pengaruhnya terhadap konservasi. Penelitian ini menyimpulkan pengalaman terkini
dan kapasitas berbagai metode pengukuran konservasi, dengan mempertimbangkan kebutuhan
dan keinginan berbagai pengambil kebijakan yang bergantung pada porduksi ternak13 (2006);
Manusia dan ternak. Pemelihara ternak tradisional: pengawal keragaman ternak lokal.
Suatu dokumentasi tentang 13 studi kasus dari berbagai penjuru dunia yang menyampaikan
bagaimana masyarakat mangatur SDGT lokal, menyampaikan nilai pengetahuan lokal dalam
14
melayani peternak, ternak peliharaan maupun lingkungannya (2007);
Aliran gen dalam SDGT. Suatu penelitian tentang status, pengaruh dan tren aliran gen.
Penelitian yang menyampaikan analisa mengenai besar dan arah perubahan materi genetik dari
empat species utama ternak yaitu: sapi, babi, kambing dan domba. Laporan ini menyampaikan
tentang penentuan dan pemilihan faktor berpengaruh terhadap keragaman SDGT , tentang
pengaruh perkembangan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan keragaman hayati di negara
berkembang (2007).
13
CGRFA/WG-AnGR-4/06/Inf.6
14
FAO Inter-Departmental Working Group on Biological Diversity for Food and Agriculture
15
http://www.fao.org/dad-is/
16
http://faostat.fao.org/
xxx
berbagai negara lain, tidak dihitung sebagai breed ternak berbeda. Sampai pada titik ini, keterkaitan
antara populasi breed di berbagai negara berbeda dimasukkan kedalam bank data global,
berdasarkan nama breed, asal usul dan pengembangannya, importasi ternak dan lokasi geografik.
Daftar semua populasi breed ternak dan kemungkinan keterkaitannya kemudian dikirim ke
Koordinator Nasional untuk ditelaah. Analisis data untuk kepentingan SoW-AnGR dilaksanakan pada
bulan Januari 2006 dimana pada waktu itu data dari 169 negara telah dimasukkan kedalam sistem
data base.
Bagian yang membahas pengunaan dan penilaian SDGT didasarkan pada FAOSTAT untuk statistik
populasi dan produksi, dan pada laporan negara untuk informasi kualitatif pada fungsi peternakan.
Bagian buku yang membahas tentang ketahanan terhadap penyakit didasarkan pada DAD-IS dan
pustaka yang lebih luas cakupannya. Sumber pustaka yang lebih luas juga dipergunakan untuk
menjelaskan asal usul dan proses domestikasi SDGT, berbagi dan pertukaran SDGT serta ancaman
terhadap SDGT.
Bagian 2 menjelaskan tentang tren dari sektor peternakan dan implikasinya terhadap SDGT, dan
penggambarannya pada pustaka dan statistik dengan cakupan yang luas.
Bagian 3 menjelaskan kapasitas sumberdaya manusia, program pemulian dan konservasi yang
strategis, pengaturan dan pemanfaatan bioteknologi. Bagian ini sebagian besar didasarkan pada
informasi laporan tiap negara. Namun demikian, bagian terkait peraturan regional dan internasional
dan munculnya isu legal dan kebijakan diperoleh dari sumber yang lebih luas.
Bagian 4 dalam status terkini pengelolaan SDGT sebagian besar didasarkan pada pustaka ilmiah.
Untuk penyiapan bagian ini, pertemuan dewan pakar dilaksanakan di FAO Roma, pada bulan Juli
2005. Peserta mendiskusikan metode pendekatan untuk bagian tersebut dan mengalokasikan
ketrampilan perumusannya. Konsep pertama ditelaah oleh segenap anggota pada bulan Oktober
2005. Sementara pada bulan November 2005, sebuah lokakarya dengan topiK Strategi dan Opsi
untuk Konservasi Sumberdaya Genetik Ternak dilaksanakan di Montpellier, France. Peserta
workshop tersebut diberikan kesempatan untuk menelaah edisi revisi tentang konservasi..
Bagian 5 keperluan analisis dan tantangan pengelolaan SDGT, didasarkan pada kejadian yang
ada dalam bagian lain di laporan ini. Analisis terkait dengan status terkini pengelolaan SDGT dan
status pengetahuan terkait metodologi dan aplikasi.
xxxi
GAMBAR 1
Penugasan dari setiap negara dalam region dan subregion
xxxii
Ringkasan Eksekutif
The State of the Words Animal Genetic Resources for Food and Agriculture merupakan pengkajian global
tentang keragaman hayati peternakan. Menggambarkan 169 laporan negara, yang merupakan kontribusi dari
sejumlah organisasi internasional dan duabelas komisi khusus dengan tema tertentu. Dalam laporan tersebut
disampaikan analisis status keragaman hayati pertanian dalam sektor peternakan terdiri dari asal usul dan
pengembangannya, pemanfaatan dan penilaian, distribusi dan pertukaran, status resiko dan ancaman dan
kapasitas untuk mengelola sumberdaya tersebut antara lain kelembagaan, kebijakan dan kerangka legal,
kegiatan pemuliaan yang terstruktur dan program konservasi. Kebutuhan dan peluang dikaji dalam konteks
kekuatan yang mengarah pada perubahan dalam sistem produksi peternakan. Alat dan metodologi untuk
memacu pemanfaatan dan pembangunan SDGT terdapat dalam bagian status dalam karakterisasi, peningkatan
mutu genetik, penilaian ekonomi dan konservasi.
Ribuan tahun budidaya ternak dan pemuliaan terkontrol, yang dikombinasikan pengaruh seleksi alam, telah
memberikan peningkatan untuk memperluas keragaman genetik yang luas diantara populasi ternak dunia.
Ternak dengan produksi tinggi - secara intensif dikawinkan untuk mensuplai produk peternakan yang seragam
dalam kondisi pengelolaan terkontrol - hadir bersama dengan breed ternak yang multiguna yang dipelihara oleh
peternak skala kecil dan penggembala terutama dalam sistem produksi dengan input minimal.
Pengelolaan SDGT yang efektif penting untuk keamanan pangan global, pembangunan berkelanjutan dan
kehidupan jutaan manusia. Sektor peternakan dan komunitas internasional menghadapi banyak tantangan,
antara lain adalah meningkatnya kebutuhan akan produk peternakan di negara berkembang, munculnya
penyakit hewan, perubahan musim dan target global seperti Millennium Development Goals need to be urgently
addressed. Banyak breed mempunyai karakteristik unik atau kombinasi dari berbagai karakteristik, diantaranya
ketahanan penyakit, toleran terhadap iklim yang ekstrim atau suplai produk khusus lainnya yang dapat
menyumbang untuk memenuhi beberapa tantangan tersebut. Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa
terdapat erosi genetik yang sedang berlangsung maupun yang mungkin semakin meningkat.
Bank Data Global PBB untuk SDGT berisi informasi sejumlah 7.616 breed ternak. Dimana sekitar 20% dari
breed yang dilaporkan tersebut dikategorikan dalam status beresiko. Pertimbangan terbesar disebabkan karena
dalam enam tahun terakhir maka 62 breed ternak telah punah sehingga dapat diperkirakan bahwa satu breed
ternak hilang setiap bulannya. Data ini menampilkan hanya sebagian kecil gambaran tentang erosi genetik yang
telah, sedang dan akan terus terjadi. Inventarisasi breed ternak, dan khususnya survey besaran dan struktur
populasi pada tingkat breed ternak, tidaklah mencukupi di banyak bagian dunia. Data populasi tidaklah tersedia
untuk 36% dari breed ternak yang ada. Lebih dari itu, diantara breed sapi dengan produktivitas tinggi,
keragaman genetik sapi dalam satu breed menjadi terbatas karena penggunaan hanya sedikit pejantan untuk
kepentingan pemuliaan.
Sejumlah ancaman terhadap keragaman genetik dapat dikenali, mungkin yang lebih nyata melalui
memarjinalkan sistem produksi tradisional dan sistem produksi breed lokal, ditujukan terutama oleh cepatnya
penyebaran sistem produksi intensif, terkadang skala besar dan pemanfaatan hanya sejumlah kecil breed
ternak. Produksi dunia akan daging, susu dan telur semakin meningkat berbasis hanya sejumlah kecil breed
ternak dengan output tinggi terutama yang sangat diuntungkan dalam sistem produksi industri. Proses
intensifikasi telah diarahkan untuk peningkatan kebutuhan untuk produksi ternak dan telah difasilitasi dengan
kemudahan mempergunakan materi genetik, teknologi produksi dan input produksi yang dapat diubah ke
seluruh dunia. Intensifikasi dan industrialisasi telah menyumbang terhadap peningkatan produksi peternakan
dan memberi makan populasi manusia yang semakin bertambah. Tetapi, kebijakan yang tepat sangatlah
penting untuk meminimalkan potensi hilangnya karakteristik yang terdapat dalam keragaman SDGT.
Ancaman yang terus menerus seperti penyakit epidemik utama, berbagai jenis bencana (kekeringan, banjir,
konflik militer) merupakan pertimbangan - khususnya untuk breed ternak dengan populasi kecil, terkonsentrasi
secara geografis. Ancaman semacam ini tidak mudah dihilangkan, tetapi pengaruhnya dapat dicegah. Dalam
hal ini, penyiapan menjadi hal penting sebagai suatu kegiatan ad hoc yang diambil dalam keadaan darurat
walaupun biasanya menjadi kurang efektif. Kerangka dasar untuk rencana seperti itu, dan untuk pengelolaan
berkelanjutan sumberdaya genetik, adalah meningkatkan pengetahuan dimana breed ternak dengan
karakteristik akan dapat diprioritaskan untuk konservasi dan bagaimana tersebar secara geografik dengan
melalui sistem produksi.
Kebijakan dan kerangka legal akan mempengaruhi sektor peternakan tidaklah selalu digemari untuk
pemanfaatan berkelanjutan SDGT. Terkadang subsidi pemerintah yang tersembunyi justru dimanfaatkan untuk
pengembangan produksi skala besar dengan menggunakan skema pembiayaan peternak skala terbatas.
Intervensi pembangunan dan kontrol terhadap penyakit strategis dapat menjadi ancaman terhadap keragaman
genetik. Pembangunan dan program rehabilitasi yang melibatkan ternak akan mengakses dampak potensial
xxxiii
terhadap keragaman genetik dan memastikan bahwa breed yang digunakan merupakan breed ternak yang
sesuai terhadap lingkungan setempat dan kebutuhan penggunanya. Penerapan program culling sebagai respon
terhadap munculnya penyakit perlu dilakukan untuk melindungi breed ternak yang jarang ditemui sehingga
diperlukan perubahan peraturan perundangan yang relevan.
Apabila proses evolusi sistem produksi ternak mengancam penggunaan sumberdaya genetik bernilai tinggi
atau untuk mengamankan dari kehilangan sumberdaya genetik tiba tiba, ukuran konservasi breed ternak harus
dipertimbangkan dengan sangat seksama. Pilihan untuk melaksanakan konservasi in vivo termasuk diantaranya
mengkhususkan pada upaya melaksanakan konservasi peternakan atau daerah yang diproteksi, dan
pembayaran ataupun pengukuran dukungan lain untuk peternak yang memelihara breed ternak langka dalam
lingkungan produksi mereka. Konservasi in vitro materi genetik dalam cairan nitrogen dapat menyediakan
sumbangan yang sangat berharga terhadap pendekatan pelaksanaan kegiatan in vivo. Apabila memungkinkan,
maka perlu difasilitasi munculnya pola baru dalam pemanfaatan berkelanjutan SDGT. Khususnya di negara
berkembang, dimana pasar khusus (niche market) untuk produk tertentu, dan pemanfaatan ternak gembalaan
untuk kepentingan pengelolaan lahan, menyediakan kesempatan yang sangat berharga. Program perbaikan
mutu genetik yang terencana terkadang sangat penting apabila breed lokal tetap bertahan hidup untuk para
pemeliharanya.
Strategi pemanfaatan yang tepat dengan menggunakan sistem produksi eksternal yang minmal yang banyak
dipraktekkan negara berkembang merupakan peluang yang luar biasa. Para pengguna padang alam dan
peternak kecil merupakan penjaga utama dari keragaman genetik ternak dunia. Kemampuan untuk meneruskan
fungsinya sangat memerlukan dukungan misalnya untuk memastikan tersedia cukup akses untuk
memanfaatkan lahan gembalaan. Pada waktu yang bersamaan, sangatlah penting bahwa ukuran konservasi
janganlah menghalangi pengembangan sistem produksi atau membatasi kesempatan untuk kehidupan SDGT.
Sejumlah kecil kegiatan yang terkait dengan program breeding dan konservasi telah dilaksanakan. Pendekatan
awal ini perlu untuk dikembangkan dan disempurnakan lebih lanjut.
Pengelolaan sumberdaya genetik yang efektif memerlukan kapasitas sumberdaya optimal, termasuk
diantaranya adalah SDM yang terlatih dan fasilitas teknis yang mencukupi. Struktur organisasi yang tepat (misal
untuk pencatatan ternak dan evaluasi genetik) maupun keterlibatan stakeholder yang cukup beragam
(khususnya pemulia dan pemelihara ternak) dalam perencanaan dan penentuan keputusan sangatlah penting.
Namun demikian, dihampir banyak negara berkembang, kondisi awal ini jarang tersedia dan sulit untuk ditemui,
karena 48% laporan negara menyatakan bahwa tidak terdapat program konservasi in vivo, dan 63% laporan
menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai program konservasi in vitro. Demikian pula, dibanyak negara
dilaporkan bahwa program pemuliaan yang terstruktur ternyata tidak dijumpai ataupun tidak efektif
dilaksanakan.
Dalam perubahan yang sangat cepat dan adanya proses privatisasi yang sangat luas, maka program
nasional sangat diperlukan untuk memastikan penyediaan barang kebutuhan masyarakat dalam jangka
panjang. Kebijakan pembangunan sektor peternakan harus mendukung pembangunan masyarakat pedesaan
sehingga populasi ternak dapat berkembang dengan cara yang berkelanjutan pula, kapasitas produksi
diperlukan utnuk memacu ketersediaan barang kebutuhan masyarakat luas. Pengelolaan SDGT perlu
diseimbangkan dengan dengan sasaran lain dalam cakupan yang lebih luas baik untuk pengembangan
pedesaan maupun pembangunan pertanian secara luas. Perhatian khusus harus diberikan terhadap aturan,
fungsi dan nilai breed ternak lokal dan bagaimana mereka menyumbang untuk pembangunan secara
keseluruhan.
Negara dan bagian dunia lain sangat saling tergantung satu dan lainnya dalam pemanfaatan SDGT. Hal ini
jelas terlihat dari adanya aliran gen di masa lalu maupun pada masa sekarang dalam pola penyebaran ternak.
Dimasa mendatang, sumberdaya genetik dari bagian dunia lain sangat penting bagi para pemulia dan
pemelihara ternak lainnya. Sangatlah diperlukan oleh masyarakat internasional untuk menerima tanggung
jawab dalam untuk pengelolaan sumberdaya yang sama dimanfaatkan tersebut. Dukungan negara berkembang
dan negara dimana keadaan ekonomi dalam kondisi perubahan untuk melakukan karakterisasi, konservasi
dan pemanfaatan breed. Akses yang luas untuk SDGT baik untuk peternak, pemelihara ternak, pemulia dan
peneliti sangatlah penting untuk pemanfaatan dan pembangunan yang berkelanjutan. Kerangka kerja untuk
akses yang lebih luas dan sharing yang seimbang dari keuntungan diperoleh dari pemanfaatan SDGT, perlu
untuk disampaikan pada tingkat nasional maupun internasional. Sangatlah penting bahwa karakterstik yang
khas dari keragaman pertanian yang sebagian besar diciptakan melalui intervensi manusia dan membutuhkan
pengelolaan secara berkelanjutan dipertimbangkan dalam pembangunan kerangka tersebut. Kerjasama
internasional, dan integrasi yang lebih baik dari pengelolaan SDGT kedalam seluruh aspek pembangunan
peternakan, akan memastikan bahwa kekayaan keragaman ternak digunakan dengan tepat dan dikembangkan
untuk pangan dan pertanian dan tetap tersedia untuk generasi mendatang.
xxxiv
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Bagian 1
STATUS
KERAGAMAN HAYATI
PERTANIAN PADA
SEKTOR PETERNAKAN
1
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
BAGIAN 1
Pendahuluan
Pentingnya keragaman hayati dunia variasi tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, dan
ekosistem yang mereka tempati dan membentuk sebuah bagian, semakin diakui. Keragaman hayati
pertanian mencakup keragaman tanaman yang diusahakan dan hewan domestikasi yang
dimanfaatkan oleh manusia untuk produksi makanan dan barang, dan jasa lainnya. Lebih luas lagi,
keragaman hayati mencakup keragaman dari agro-ekosistem dimana produksi ini diandalkan.
Kapasitas agro-ekosistem untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya, dan untuk
beradaptasi terhadap perubahan keadaaan, sangat vital dalam menjaga keamanan pangan dari
populasi dunia.
Lebih dari 40 spesies ternak berkontribusi terhadap pertanian dan produksi pangan saat ini dibentuk
oleh sejarah panjang mengenai domestikasi dan perkembangannya. Tekanan seleksi yang dihasilkan
dari faktor stress lingkungan, dan kontrol perkembangbiakan serta peternakan yang dipaksakan oleh
manusia, telah berkombinasi dalam menghasilkan berbagai macam variasi perkembangbiakan yang
1
secara genetik nyata breed-nya . Keragaman ini, berkembang selama ribuan tahun, merupakan
sumber berharga untuk menjaga populasi ternak saat ini. Bermacam-macam populasi genetik ternak
menyediakan pilihan yang lebih banyak untuk menghadapi tantangan di masa depan, apakah
terhubung dengan perubahan lingkungan, munculnya ancaman penyakit, pengetahuan baru akan
kebutuhan gizi manusia, keadaan pasar yang turun-naik atau pun perubahan kebutuhan masyarakat.
Bagian 1 dari laporan ini dimulai dengan mendeskripsikan asal dari keragaman sumberdaya genetik
ternak untuk pangan dan pertanian (SDGT) saat ini domestikasi dan sejarah spesies ternak. Diikuti
dengan deskripsi status terkini dari keragaman SDGT pada tingkat global dan luas yang
keragamannya terancam erosi genetik. Bagian berikutnya mendeskripsikan pola exchange pertukaran
SDGT internasional. Peran dan nilai SDGT dan kontribusi langsung dan tidak langsung terhadap mata
pencaharian dan output ekonomi dalam berbagai daerah di dunia akan diuraikan. Pentingnya
ketahanan genetik terhadap penyakit sebagai sumber dalam bidang peternakan juga diperkenalkan.
Di bagian terakhir bagian 1, ancaman terhadap keragaman SDGT dunia didiskusikan.
1
Deskripsi keragaman ternak adalah gagasan tentang breed (lihat Bagian 4 - Bab A: 1 untuk diskusi mengenai definisi breed")
3
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
4
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Bab A
Asal dan Sejarah
Keragaman Ternak
1 Pendahuluan
Sejarah sumberdaya genetik ternak (SDGT) oleh alam dan manusia, hanyutan genetik,
dimulai sekitar 12.000 sampai 14.000 tahun yang inbreeding dan crossbreeding berkontribusi
lalu, selama revolusi pertanian di awal terhadap keragaman SDGT dan memungkinkan
Neolithikum, melalui domestikasi sebagian besar dilakukannya budidaya ternak dalam berbagai
tanaman pangan dan spesies ternak. Kontrol lingkungan dan sistem produksi.
dari produksi pangan tersebut mengarah kepada Keragaman SDGT merupakan hal penting
perubahan demografi utama, teknologi dan untuk semua sistem produksi ternak. Keragaman
militer. Proses domestikasi hewan dan tumbuhan SDGT menyediakan bahan baku bagi perbaikan
dinilai menjadi salah satu perkembangan breed, dan untuk adaptasi terhadap perubahan
terpenting dalam sejarah, dan salah satu lingkungan. Sebagaimana diperlihatkan dalam
prasyarat meningkatnya peradaban (Diamond, studi molekular, belakangan ini, keragaman
2002). Setelah diawali domestikasi, penyebaran hayati dari populasi ternak asli dan breed jauh
pertanian meningkat secara cepat pada hampir melebihi daripada yang ditemukan dari breed
semua habitat daratan (Diamond and Bellwood, komersialnya. Pengungkapan asal dan distribusi
2003; Gambar 2). Ribuan tahun setelah seleksi
GAMBAR 2
Peta arkeologi dari tanah asal agrikutural dan penyebaran dari kebudayaan Neolitikum/Formatif,
dengan memperkirakan tanggal radiokarbon
USA Timur
4000-3000 BP Yangzi & lembah sungai kuning
Meksiko tengah
Dataran tinggi
Papua Nugini
Peta digambar oleh Clive Hilliker dan disediakan oleh Peter Bellwood.
5
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
dari keragaman ternak merupakan sentra untuk untuk mendukung sistem pertanian tanaman
pemanfaatannya saat ini, dan konservasinya pangan (misalnya membajak lahan
untuk jangka panjang (Hanotte et al., 2006) menggunakan sapi jantan atau kerbau), atau
sebagai alat transportasi (Ilama, unta, kuda,
keledai, dan sapi).
2 Proses domestikasi ternak Dari 148 spesies non-karnivora dunia (spesies
dengan berat lebih dari 45 kg) hanya 15 spesies
Sangat sedikit spesies ternak yang berhasil
yang telah didomestikasi. Sebanyak 13 spesies
didomestikasi. Domestikasi merupakan proses
tersebut berasal dari Eropa dan Asia, sedangkan
yang komplek dan bertahap, yang mengubah
dua spesies lainnya berasal dari Amerika Latin.
kelakuan dan karakteristik morfologi ternak dari
Kemudian hanya enam spesies yang menyebar
tetuanya (kotak 1). Kondisi dan tekanan yang
luas di semua benua (sapi, domba, kambing,
menyebabkan domestikasi ternak masih tidak
babi, kuda, dan keledai), sementara sembilan
jelas, dan mungkin bervariasi dari satu area
spesies lainnya (unta, unta Bactrian, llama,
geografis ke area lain dan dari satu spesies ke
alpacas, rusa, kerbau air, yak, sapi Bali, dan
spesies lain.
mithun) menjadi penting di beberapa daerah
Akar dari domestikasi ternak mungkin
terbatas (diadaptasi dari Diamond, 1999).
berkaitan dengan tendensi perburuan dari
Proporsi tersebut bahkan lebih rendah pada
kelompok pemburu (kemungkinan bagian dari
kasus unggas, dengan hanya 10 spesies (ayam,
manusia zaman dulu) untuk mencoba
bebek domestik, entok, angsa domestik, ayam
menjinakkan atau memelihara hewan liar
mutiara, burung unta, burung merpati, burung
(Diamond 2002). Bagaimanapun, proses
puyuh, dan kalkun) yang terdomestikasi saat ini
domestikasi mulai berlangsung di akhir
di luar dari sekitar 10.000 spesies unggas (daftar
Pleistosen. Perubahan iklim pada waktu itu,
tersebut tidak termasuk beberapa burung yang
perubahan iklim yang semakin tidak bisa
didomestikasi untuk tujuan hiasan atau rekreasi).
diprediksi, misalnya semakin hangat dan/atau
Tetua dan kerabat liar dari sebagian besar
berubah cepat di sebagian tempat, mengarah
spesies ternak telah punah atau terancam punah
kepada pembatasan penyebaran populasi
sebagai hasil perburuan, perubahan habitatnya,
manusia. Perkembangan ini mendorong
dan pada kasus ayam hutan merah liar, akibat
pengambilan hasil pertanian, dan mempengaruhi
dari intensifnya perkembangbiakan silang
distribusi dan kepadatan spesies liar yang diburu
dengan ayam domestik, kecuali babi hutan (Sus
untuk pangan. Pada kondisi ini, penggerak
scrofa). Pada spesies-spesies ini, merupakan
utama domestikasi ternak mungkin berdasarkan
pada ketersediaan makanan yang disukai
dengan potensi beberapa spesies domestikasi
Kotak 1
Proses domestikasi
Hewan yang didomestikasi disini dipertimbangkan perkawinan terkontrol; perkawinan terseleksi dan
spesies yang dikembangbiakan di dalam lingkungan perbaikan breed (dimodifikasi dari Zeuneur, 1963). Ahli
terkontrol, dan dimodifikasi dari tetua liarnya untuk purbakala dan ahli genetika hewan memakai berbagai
menjadikannya lebih bermanfaat bagi manusia yang cara dalam mengungkapkan sejarah domestikasi,
mengontrol reproduksinya (perkembangbiakan), termasuk mempelajari perubahan morfologi dari gigi;
pemeliharaan (kandang, perlindungan dari pemangsa) tengkorak dan rangka; dan konstruksi dari kurva umur
dan penyediaan pangan (Diamond, 2002; Mignon- demografis dan kecenderungan terhadap jenis kelamin
Grasteau, 2005). Tahapan domestikasi terdiri dari: tertentu yang memungkinkan identifikasi pola
awalnya berkaitan dengan perkawinan acak; domestikasi (Zeder et al., 2006)
pengandangan; pengembangbiakan melalui
6
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 4
Asal dan domestikasi spesies ternak
Spesies domestik Tetua liar MtDNA Domestikasi Waktu Lokasi
clades Peristiwa* B.P
Sapi Aurochs (3 subspesies) (punah)
Bos taurus taurus B. primigenius primigenius 4 1 ~ 8000 Timur tengah & sekitarnya
(Asia Barat)
B. p. opisthonomous 2 1 ~ 9500 Timurlaut Afrika
Bos taurus indicus B. p. nomadicus 2 1 ~ 7000 Subbenua India utara
Yak Yak liar
Poephagus P. mutus 3 1 ~ 4500 Qinghai-Tibetan plateau
grunniens
Kambing Bezoar
Capra ferus Capra aegragus (3 5 2 ~ 10000 Timur Tengah & sekitarnya,
subspesies) subbenua India utara
Kuda Punah
Equus caballus 17 kelipatan ~ 6500 Padang rumput Asia-eropa
Keledai Keledai liar Afrika
Equus asinus Equus africanus ~ 6000 Timurlaut Afrika
Keledai liar Nubian E. a. 1 1
Africanus
Keledai liar Somali E. a. 1 1
somali
Llama
Lama glama 2 subspesies ND 1 ~ 6500 Andes
L. guanicoe guanicoe
L. guanicoe cacsiliensis
Alpaca
Vicugna pacos 2 subspesies ND 1 ~ 6500 Andes
V. vicugna vicugna
V. vicugna mensalis
7
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 4 -lanjutan
Asal dan domestikasi spesies ternak
Spesies domestik Tetua liar MtDNA Domestikasi Waktu Lokasi
clades Peristiwa* B.P
Unta Punah
Camelus ND 1 -5000 Semanjung Arabian Selatan
dromedarius
Sumber : diadaptasi dan diperbaharui dari Bruford et al., (2003); FAO (2005)
*Jumlah minimun dari kejadian domestikasi.**Fakta-fakta genetik baru-baru ini mengingatkan bahwa populasi liar yang terancam
bukan merupakan populasi tetua garis ibu dari unta pacu (Bactrian) domestik saat ini (Jianlin et al., 1999).
ND = not determined (tidak ditentukan)
8
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
domestik saat ini dan breed berkembangbiak 3 Tetua dan asal geografis dari
yang berasal lebih dari satu tetua liar, dan dalam ternak kita
beberapa kasus terdapat pencampuran genetik
atau introgresi di antara spesies yang tidak Satu hal yang paling menarik dari wilayah yang
dihibridisasi secara normal pada kondisi liar. saling mendukung antara bidang arkeologi dan
Pencampuran dan hibridisasi ini mungkin terjadi gentika adalah dalam mendokumentasikan
setelah domestikasi awal. Mereka seringkali lokasi ternak domestik (Zeder et al., 2006),
terkait dengan migrasi manusia, perdagangan dimana arkeologi memandu penelitian genetik,
atau secara sederhana hasil dari kebutuhan dan ahli genetik memberikan dukungan teori
masyarakat pertanian pada fenotipe ternak baru. arkeologi yang kontroversial atau
Sebagai contoh mencakup pencampuran antara mengungkapkan kemungkinan asal geografi
sapi Taurus dan Zebu, adanya latar belakang baru bagi spesies ternak dan keragamannya.
genetik sapi seperti dalam yak dan sapi Bali, Secara lebih khusus, saat ini diketahui bahwa
hibridisasi babi Asia dengan breed babi Eropa, hampir semua spesies ternak utama merupakan
perkawinan silang antara unta dan unta pacu hasil dari proses domestikasi ganda dalam area
Bactrian, dan pencampuran intensif antara dua geografi berbeda. (Tabel 4 dan Gambar 3); dan
jenis unta lokal America Selatan (llama dan menyebabkan kejadian awal domestikasi,
Alpaca) (Kadwell et al., 2001). introgresi genetik antara kerabat liar dan ternak
domestikasinya.
Kotak 2
Karakterisasi molekuler alat untuk memahami asal dan keragaman ternak
Perkembangan utama genetik molekuler saat ini microsatellites telah diisolasi dalam jumlah yang besar
menawarkan cara baru yang sangat dahsyat, dari kebanyakan spesies ternak. FAO/ISAG (International
dinyatakan sebagai marka molekuler, untuk mengkaji Society of Animal Genetics) merekomendasikan daftar
asal spesies ternak dan sebaran geografi dari penanda autosomal microsatellite untuk mempelajari
keragamannya. keragaman genetik dan sudah tersedia untuk umum
Polymorfisme protein adalah marka molekuler (http://www.fao.org/dad-is).
pertama yang digunakan pada ternak. Sejumlah studi, Marka genetik yang berbeda memberikan informasi
khusunya selama era tahun 1970-an, keragaman genetik. Lokus mikrosatelit autosomal
mendokumentasikan karakterisasi dari sistem umumnya digunakan untuk estimasi keragamana
golongan darah dan allozyme. Bagaimanapun, tingkat populasi, differensiasi populasi, menghitung jarak genetik,
polimorfisme protein darah seringkali rendah, yang estimasi kekerabatan genetik, dan estimasi pencampuran
menurunkan aplikasi umum penanda protein dalam genetik dari populasi. Runutan mtDNA menjadi marka
studi keragaman. pilihan untuk studi domestikasi, seperti pemisahan
Polimorfisme berdasarkan DNA saat ini menjadi keturunan mtDNA dalam populasi ternak hanya akan
marka pilihan untuk survei berdasarkan molekuler bagi terjadi melalui domestikasi dari betina liar, atau melalui
keragaman genetik. Marka polimorfisme DNA yang penyatuan betina ke dalam bibit yang sudah
secara penting menunjukkan pola-pola perbedaan didomestikasi. Secara khusus runutan mtDNA digunakan
hukum Mendelian dapat dipelajari pada hampir semua untuk mengidentifikasi pendugaan tetua liar, jumlah garis
spesies ternak utama. Khususnya, melibatkan D-loop induk dan asal geografinya. Akhirnya, studi diagnosa
dan cytochrome B mitochondrial DNA (mtDNA) polimorfisme Y kromosom merupakan cara yang mudah
sequences (maternal inheritance), Y chromosome- dan cepat untuk mendeteksi dan mengkuantifikasi
specific single nucleotide polymorphisms (SNPs) dan pencampuran yang termediasi oleh jantan.
microsatellites (paternal inheritance), dan autosomal _________
microsatellites (bi-parental inheritance). Autosomal Diproduksi dan diadaptasi dari FAO (2005)
9
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Disini sebaiknya dicatat bahwasannya tanaman pangan dan ternak telah terjadi secara
kejadian domestikasi tidak selalu terkait dengan bebas. Ketika ketidakpastian masih mengelilingi
kondisi budaya. Beberapa peristiwa domestikasi keberadaan dari sebagian pusat domestikasi
bebas bisa mewakili pergerakan dari sedikit untuk sebagian spesies, area geografis berikut
individu terdomestikasi ke area baru, dengan merupakan pusat asal ternak yang penting dan
penandaan genetik yang diperkenalkan oleh utama, terutama keragaman dari spesies ternak,
penemunya, yang selanjutnya digabungkan seperti rangkaian Andean di Amerika Selatan
melalui pengambilan dari hewan liar lokal (Zeder (llama, alpaca, marmut); Amerika Tengah
et al., 2006). Alternatifnya, penanda kuno dari (kalkun, entok); timur laut Afrika (sapi, keledai);
peristiwa domestikasi lokal bisa saja tersembunyi baratdaya Asia termasuk Fertile Crescent (sapi,
oleh kedatangan ternak dari pusat asal lainnya. domba, kambing, babi); daerah lembah Indus
Informasi osteometrik dari sisi arkeologi, dan (sapi, kambing, ayam, kerbau sungai); Asia
studi DNA ternak purba merupakan alat penting Tenggara (ayam, sapi Bali); Cina Timur ( babi,
untuk menjawab pertanyaan ini. ayam, kerbau rawa); dataran tinggi Himalaya
Domestikasi ternak diperkirakan telah terjadi (yak); Asia utara (rusa). Tambahan, bagian
pada setidaknya 12 area dari dunia (Gambar 3). selatan dari Peninsula Arab diperkirakan menjadi
Menariknya, tidak semua pusat domestikasi daerah asal dari unta, Unta Bactrian mungkin
mempunyai hubungan dekat dengan tanah air berasal dari area yang sekarang menjadi
dari spesies tanaman kita (lihat Gambar 2). Republik Islam Irak, dan kuda dari padang
Sementara pada beberapa kasus (seperti lokasi rumput Eropa-Asia.
Fertile Crescent), pusat domestikasi baik pada Sementara proses domestikasi terjadi di
tanaman dan ternak saling tumpang tindih, di beberapa tempat, domestikasi juga terjadi pada
tempat lain (seperti Benua Afrika) domestikasi waktu yang berbeda. Saat yang tepat persitiwa
GAMBAR 3
Pusat dari domestikasi ternak-berdasarkan informasi pada arkeologi dan genetik molekuler
(1) kalkun (2) marmut, llama, alpaca (3) babi, kelinci (4) sapi, keledai (5) sapi, babi, kambing, domba, Unta Bacterian (6) sapi,
kambing, ayamg, kerbau air (7) kuda (8) yak (9) babi, kerbau rawa, ayam (10) ayam, babi, sapi Bali (11) unta (12) rusa
10
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
11
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
9000 tahun yang lalu di sekitar Timur Tengah. mitokondria DNA (Tanaka et al., 1996); kerbau
Materi dari beberapa tempat di timur Anatolia sungai diketemukan di subkontinen India, Timur
menunjukkan adanya perubahan secara Tengah dan sekitarnya, dan Eropa Timur;
bertahap dari morfologi babi dan profil demografi sedangkan kerbau lumpur diketemukan di China
yang meliputi beberapa ribu tahun, memberikan dan negara-negara di Asia tenggara. Kedua tipe
bukti proses domestikasi dan konsekuensi kerbau ini merupakan hasil hibridisasi di bagian
morfologinya. Bukti arkeologi dan genetik timur laut India. Kerbau tersebut mungkin
menunjukkan pusat domestikasi utama yang didomestikasi terpisah, dengan kemungkinan
kedua adalah di Timur Asia (China) (Guiffra et pusat domestikasi kerbau sungai terjadi di
al., 2000). Sedikitnya 16 subspesies berbeda Lembah Indus dan atau Lembah Efrat dan
dari babi liar sudah dideskripsikan di Eroasia dan Lembah Tigris pada 5000 tahun yang lalu;
Afrika Utara. Mungkin tidak mengherankan, sedangkan kerbau lumpur didomestikasi di
bahwa survei keragaman DNA mitokondria China sekitar 4000 tahun yang lalu bersamaan
antara babi domestikasi di Eroasia dan babi liar dengan munculnya budidaya padi.
menunjukkan suatu gambaran komplek dari Masih terjadi perdebatan kapan dan dimana
domestikasi babi, dengan sedikitnya lima atau kuda didomestikasi (Equus caballus). Tetua dari
enam pusat-pusat berbeda sepanjang kisaran kuda domestikasi sudah punah. Dua spesies
geografi spesies liar (Larson et al., 2005). yang diduga sebagai tetua kuda liar adalah
Domestikasi sapi secara khusus telah Tarpan (E. Ferus) dan kuda Przewalski (E.
didokumentasikan secara baik, dengan Przewalski). Kuda Przewalski meskipun memiliki
pembuktian jelas dari tiga awal kejadian kekerabatan sangat dekat dengan tetua liar,
domestikasi adalah tiga Aurochs (Bos spesies domestikasi mungkin bukan merupakan
primigenius) subspesies. Bos primigenius keturunannya langsung (Olsen et al., 2006; Vil
primigenius, yang didomestikasi di wilayah et al., 2006). Sangat sukar untuk mengakses
Fertile Cresent sekitar 8000 tahun yang lalu, dan apakah arkeologi kuda yang ada merupakan
B. p. opisthonomous, mungkin di domestikasi kuda domestikasi atau liar. Pembuktian secara
paling awal 9000 tahun lalu di bagian Timur Laut mendasar dari Kazakhtan utara (budaya Botai)
daratan Afrika (Wendorf and Schild, 1994). Sapi- mendukung pandangan bahwa kuda
sapi tersebut adalah tetua dari Humpless (sapi didomestikasi di daerah sini selama Zaman
tidak berpunuk) dari sapi B. taurus di sekitar perunggu sekitar 3700 - 3100 Sebelum Masehi
Timur Tengah dan Afrika. Sapi Zebu yang (Olsen, 2006). Studi molekular terkini
berpunuk (Bos indicus), diyakini didomestikasi menunjukkan bahwa keragaman kuda dari sudut
lebih belakangan, sekitar 7000 - 8000 tahun induk (maternal) kemungkinan berasal dari
yang lalu, di daerah Lembah Indus Zaman beberapa populasi pada daerah geografi
modern Pakistan (Loftus et al.,1994; Bradley et berbeda. Namun data tersebut belum dapat
al., 1996; Bradley and Magee, 2006). Saat ini, disimpulkan seperti apakah merupakan
empat pusat domestikasi diperkirakan berada di domestikasi tunggal diikuti introgresi, atau
Asia Timur (Mannen et al., 2004), tetapi tidak peristiwa domestikasi bebas secara ganda (Vil
jelas apakah ini terjadi secara bebas atau et al., 2001; Jansen et al., 2002).
mewakili introgresi aurochs lokal pada sapi yang Sebaliknya di pihak lain, domestikasi keledai
berasal dari Timur Tengah dan sekitarnya. (Equus asinus) kelihatannya melalui proses yang
Tetua dari kerbau air domestikasi (Bubalus lebih sederhana. Studi pada mitokondria DNA
bubalus) secara tidak meragukan adalah kerbau mengkonfirmasi keledai domestikasi berasal dari
liar di Asia. Ditemukan dua tipe utama kerbau, Afrika, dan menyanggah kemungkin keturunan
yaitu kerbau rawa dan kerbau sungai atas dasar dari kuda poni liar asia (Beja-Pereira et al.,
perbedaan fenotipe, karyotipe dan hasil kerja 2004). Dua garis mitokondria menyarankan dua
12
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
13
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
dan vicuna (Vicugna vicugna) yang merupakan domestikasi. Informasi arkeologi menunjukkan
tetua dari Ilama yang didomestikasi (Lama pusat dari domestikasi ayam berada di sekitar
glama) dan Alpaca (Vicugna pacos) (Kadwell et Lembah Indus 5000 tahun yang lalu, dan di
al., 2001). Berdasarkan Peristiwa Arkeologi, wilayah lain Cina Timur setidaknya mungkin
Andes Tengah di Peru merupakan asal usul 7500 - 8000 tahun lalu (West dan Zhou, 1988).
Alpaca, pada 6000 - 7000 tahun yang lalu. Ilama
kemungkinan didomestikasi pada periode yang
sama di Andes di sekitar Danau Titicaca. 4 Penyebaran hewan-hewan yang
Introgresi skala besar antara dua domestikasi didomestikasi
spesies tersebut telah terungkap (Wheeler et al., Jika proses domestikasi menjadi peristiwa awal
2006), suatu proses hybridisasi yang utama dalam perkembangan keragaman ternak
berlangsung mungkin dimulai dengan saat ini, maka penyebaran dan migrasi
penaklukan Spanyol yang menghancurkan selanjutnya dari spesies yang terdomestikasi
struktur perkawinan tradisional dan manajemen seluruh lima wilayah akan menjadi penting.
dari dua spesies tersebut. Proses ini berperan besar dalam memunculan
Tetua sapi Bali adalah Banteng (Bos distribusi geografi keragaman ternak saat ini.
javanicus) dimana tiga subspesies sudah Faktor utama akar penyebaran awal dari spesies
diketahui terancam punah. Domestikasi spesies ternak adalah konsekuensi dari ekspansi
ini pada kenyataannya tidak terjadi di pulau Bali, pertanian, perdagangan dan penaklukan militer.
dimana disitu tidak ada bukti kejadian adanya Mekanisme yang pasti tentang bagaimana
tetua liarnya. Spesies ini mungkin didomestikasi expansi pertanian terjadi, masih menjadi
di Jawa dan atau di semenanjung Indo-china. perdebatan. Prosesnya mungkin bervariasi dari
Introgresi B. taurus dan B. indicus ditemukan satu daerah dengan daerah lainnya (Diamond
pada sapi Bali dan latar belakang genetika sapi and Bellwood, 2003). Yang pasti melibatkan dua
Bali sudah disimpulkan pada beberapa breed hal: yakni perpindahan populasi manusia dan
sapi di Asia Tenggara, hal ini menunjukkan pertukaran budaya antara masyarakat seperti
bahwa suatu ketika domestikasi satu spesies digambarkan oleh adopsi pertanian oleh
mempunyai penyebaran yang lebih luas masyarakat pemburu perkumpulan sosial.
dibanding keadaan sekarang (Felius, 1995). Contoh penting dari ekspansi pertanian misalnya
Tetua dari mithun (B. frontalis) adalah galur pada zaman Neolithic, yang membawa ternak
(B. gaurus). Seperti kejadian pada sapi Bali, sapi, domba dan kambing ke Eropa, dan
pusat domestikasi spesies ini tidak diketahui. mungkin mendorong terjadinya domestikasi lokal
Penggalian arkeologi di bagian timur laut babi liar. Domestikasi ternak ke Eropa mengikuti
Thailand (Non Nok Tha) menyatakan bahwa dua dua rute utama yang berbeda-Danubian dan
spesies ini mungkin telah didomestikasi paling Mediterania (Bogucki, 1996; Cymbron et al.,
tidak 7000 tahun lalu (Higham (1975) dalam 2005).
Ferlius, 1995). Ekspansi Bantu yang dimulai sekitar 2000
Domestikasi ayam (Gallus domestikus) adalah sebelum masehi adalah menjadi peristiwa utama
turunan dari ayam hutan merah liar (Gallus pada sejarah Afrika, dan mungkin
gallus), dengan lima kemungkinan progeni bertanggungjawab pada adopsi lahan
subspesiesnya. Disamping studi molekular penggembalaan (sapi, domba dan kambing) oleh
sebelumnya menyatakan bahwa asal masyarakat Khoisan di daerah Afrika Selatan
domestikasi tunggal di Asia Tenggara (Thailand) sekitar 2000 tahun yang lalu (Hanotte et al.,
(Fumihito et al., 1994; 1996), minimal ada enam 2002) (Kotak 3). Asal mula dari babi dan ayam
garis genetik induk telah diidentikasi (Liu et al., asli benua Afrika masih tidak terdokumentasikan.
2006), hal ini menunjukkan lebih dari satu pusat
14
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 3
Sejarah masyarakat penggembala Afrika
Sampai sekarang ini, sejarah masyarakat penggembala Akan tetapi, meskipun Zebu ada dalam jumlah sedikit di
di Afrika masih kontroversial dan kurang dipahami. bagian timur benua, mungkin sekitar 2000 tahun lalu
Namun demikian, analisa marka genetik populasi sapi sebagai hasil komunikasi awal antara pedagang Arab
aslinya dari seluruh benua mengungkap peristiwa utama atau perdagangan antar benua, dan kejadian ini
pada sejarah padang gembalaan di Afrika (Gambar 4). merupakan peristiwa awal introgresi gen sapi Zebu pada
Sapi Afrika yang paling awal berasal dari benua itu sapi Taurine Afrika. Gelombang besar kedatangan Zebu
sendiri, mungkin sekitar 8000 tahun sebelum masehi. mungkin dimulai melalui pendudukan bangsa Arab di
Pusat domestikasi secara pasti masih tidak diketahui, sepanjang pantai timur Afrika sekitar abad ke-7 sesudah
tetapi informasi arkeologi menyatakan mungkin hal masehi. Penyebaran besar sapi Zebu di daratan benua
tersebut terjadi di bagian Timur laut benua (Wendorf dan Afrika mungkin mengikuti pergerakan komunitas
Schild, 1994). Sapi Afrika yang pertama didomestikasi penggembala (contohnya sepanjang daerah Fulani
adalah yang tidak berpunuk dari Bos taurus. Pada sampai Sahel) dan secara pasti dipercepat dengan
awalnya sapi Afrika ini tersebar di bagian utara, dan juga epidemi rinderpest pada akhir abad ke-19.
selatan sampai pada perbatasan hutan hujan tropika. Bagian Selatan Afrika adalah bagian benua terakhir
Saat ini keturunan dari sapi Afrika asli yang tertinggal yang mempunyai sapi yang digembala. Data genetik
adalah breed Afrika Barat yang toleran terhadap sekarang tidak memasukan pergerakan sapi dari
trypanosomiasis (seperti Ndama dan Bauole), breed sapi wilayah barat benua. Sepertinya penggembalaan
Kuri dan Sheko dari Ethiopia. Semua populasi sapi menyebar ke bagian selatan dari bagian wilayah Great
tersebut saat ini disilangkan secara intensif dengan sapi Lakes yang 2000 tahun lalu merupakan area pusat dari
Zebu (Bos indicus), dan sifat keunikan genetikanya Bantu Timur. Peternak ini akhirnya datang dan
hilang akibat pencampuran genetik yang tidak seimbang. berkomunikasi dengan pengumpul-pemburu San yang
Sapi zebu didatangkan ke Afrika jauh lebih memperoleh ternak dari mereka. Pengaruh domestikasi
belakangan. Peristiwa paling awal adanya sapi berpunuk sapi dari wilayah pusat Timur Tengah saat ini ditemukan
digambarkan oleh lukisan dari kuburan bangsa Mesir di bagian Timur laut dan barat laut dan bagian Selatan
yang bertanggal dari dinasti ke dua belas pada milenium benua. Bagian Selatan benua Afrika mungkin hasil dari
kedua sebelum masehi. Mungkin ternak ini dibawa ke pendudukan petani Eropa di bagian benua ini
Mesir dalam jumlah terbatas sebagai barang berharga ________
sehingga tidak berhubungkan dengan keberadaan sapi Diadopsi dari Hanotte et al., (2002)
Zebu yang datang lebih belakangan ke Afrika.
15
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 4
Asal dan rute migrasi pada sapi domestik di Afrika
dromedaris berperan penting pada ekspansi mengikuti pencampuran antara populasi yang
kebudayaan Arab. berasal dari pusat-pusat domestikasi yang
Ada bukti yang semakin menguat tentang berbeda. Lebih jauh, studi molekular secara
pentingnya rute perdagangan laut di zaman kuno terperinci menunjukkan tidak hanya adanya
dalam penyebaran ternak. Sebagai contoh, studi persilangan di antara ternak yang umum, tetapi
molekular genetik saat ini menunjukkan bahwa juga terjadi introgresi genetik dari populasi
ternak zebu dikenalkan ke Afrika melalui wilayah binatang liar setelah peristiwa domestikasi awal.
Samudera India dibandingkan melaui daratan Ketika introgresi terjadi di luar area geografis
teluk Suez atau semenanjung Sinai (Hanotte et spesies dan setelah awal penyebarannya, maka
al., 2002; Freeman et al., 2006). Demikian juga introgresi liar ini akan menghasilkan populasi
informasi arkeologi dan genetika menyatakan genetik ternak yang terlokalisir dengan latar
bahwa penyebaran pengembala di lembah belakang genetik yang unik. Sebagai contoh,
Mediterania tidak hanya mengikuti rute introgresi lokal pada Aurochs di Eropa
perbatasan pantai tetapi juga rute laut (Zilho, (Gotherstrom et al., 2005; Beja-Pereira et al.,
2001; Beja-Pereira et al., 2006). 2006) dan kemungkinan juga pada sapi Asia
Hilangnya keragaman SDGT diduga mengikuti (Mannen et al., 2004).
pola penyebaran dan pergerakan populasi ternak Pengungkapan pola geografi dan sejarah
dari pusat asal. Akan tetapi, marka molekuler penyebaran ternak merupakan hal penting untuk
mengungkapkan gambaran yang lebih komplek mengidentifikasi area geografi dengan tingkat
dengan beberapa pergerakan yang keragaman yang tinggi, yang merupakan area
menghasilkan peningkatan keragaman yang prioritas potential untuk upaya konservasi. Hal
16
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
tersebut memerlukan pemetaan extensif dari merupakan hasil pemampatan genetik mengikuti
keragaman genetik. Sampai saat ini, sangat adaptasi terhadap lingkungan tropis basah dan
sedikit penelitian yang sudah dilakukan di bidang tantangan penyakit parasit. Pada beberapa
ini. Akan tetapi penelitian terkini pada sapi yang kasus, seleksi yang dilakukan manusia secara
mencakup wilayah Eropa, Afrika dan Asia Barat, perlahan menghasilkan perbedaaan ukuran yang
menunjukkan tingkat keragaman tertinggi dan ekstrim-sebagai diilustrasikan ukuran kecil pada
dijumpai di wilayah yang merupakan kuda pony Shetland dan ukuran besar pada
persimpangan dari pencampuran antar populasi kuda Shire (Clutton-Brock, 1999).
dari pusat domestikasi yang berbeda (Freeman Konformasi tubuh dari ternak domestik bisa
et al., 2006). Suatu survei extensif terhadap juga berbeda dari tetua liarnya - adaptasi
keragaman kambing di Eropa, Timur Tengah dan sebagai contoh untuk memenuhi permintaan
sekitarnya secara jelas menunjukkan pemisahan produk daging (contoh Sapi potong Eropa), atau
geografi dari keragaman kambing dengan satu untuk mengatasi tekanan lingkungan baru
proporsi besar keragaman genetik antara breed (contoh kambing Sahelian). Seleksi untuk
kambing sebagai dijelaskan oleh asal geografi perototan sering menghasilkan suatu
mereka (Can et al., 2006). perkembangan perototan lebih besar dari
Saat ini, pergerakan lokal maupun regional, seperempat bagian belakang dibanding pundak
dari genotipe ternak mepercepat hasil (Hall, 2004). Contoh seleksi ekstrim untuk
pengembangan dan pemasaran breed dengan perototan adalah sifat berotot ganda yang
produksi tinggi, teknologi pemuliaan baru, dan diamati pada beberapa breed sapi potong Eropa,
meningkatnya permintaan pada produk ternak. dan pada beberapa breed domba dan babi.
Penyebaran modern ini hanya terbatas pada Pada sapi sifat-sifat hasil dari mutasi gen tunggal
beberapa breed dan hampir secara eksklusif - myostatin gen (Grobet et al., 1998). Pada
melibatkan perpindahan ternak dari negara maju domba ini melibatkan gen callipyge (Cockett et
ke negara berkembang, menghadirkan suatu al., 2005).
ancaman besar terhadap konservasi dan Pola dari deposit lemak mungkin juga
penggunaan SDGT (lihat Bab C untuk diskusi menunjukkan perubahan mengikuti proses
lebih jauh dari aliran gen sekarang ini) domestikasi. Sebagai contoh menurunnya sifat
predator akan mendorong deposit lemak pada
unggas domestik. Pada mamalia yang
5 Transformasi pada proses didomestikasi punuk pada Zebu dan ekor pada
domestikasi ternak domba ekor gemuk merupakan contoh yang
menyolok dari seleksi pada deposit lemak.
Mutasi, perkawinan terseleksi dan adaptasi Masalah deposit lemak mungkin agak kuno dan
membentuk keragaman populasi ternak. Proses berlebihan, karena lemak pada ekor domba
domestikasi menghasilkan beberapa perubahan, sudah umum di Asia Barat sejak 3000 tahun
beberpa diantaranya mungkin akan berlanjut. sebelum masehi dan punuk pada sapi yang
Kepentingan khusus menyangkut perubahan dilukiskan sebagai penutup silinder dari
morfologi. Hewan domestik umumnya lebih kecil kebudayaan kuno Mohenjo Daro dan Harappa di
dibanding dengan tetua liar mereka (terkecuali lembah Indus sekitar 2500 - 1500 sebelum
pada ayam). Hewan-hewan yang lebih kecil lebih masehi (Clutton-Brock 1999).
mudah mengurus dan menangani, mereka Variasi yang besar ditemukan pada wool dan
mencapai pubertas lebih awal dan dalam penutup bulu ternak pada kebanyakan spesies
kelompok besar yang dapat dipelihara lebih ternak domestikasi. Sebagai contoh, breed
mudah (Hall, 2004). Sapi Afrika Barat yang kecil, domba di daerah Alpine secara khusus
seperti domba dan kambing kerdil adalah contoh mempunyai penutup bulu yang tebal, sementara
yang ekstrim dari penurunan ukuran, mungkin
17
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
18
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Daftar Pustaka
Beja-Pereira, A., Caramelli, D., Lalueza-Fox, Cockett, N.E., Smit, M.A., Bidwell, C.A., Segers, K.,
C.,Vernesi, C., Ferrand, N., Casoli, A., Goyache,F., Hadfield, T.L., Snowder, G.D., Georges, M. &
Royo, L.J., Conti, S., Lari, M., Martini, A.,Ouragh, L., Charlier, C. 2005. The callipyge mutation and other
Magid, A., Atash, A., Zsolnai, A.,Boscato, P., genes that affect muscle hypertrophy in sheep.
Triantaphylidis, C., Ploumi, K.,Sineo, L., Mallegni, F., Genetic Selection and Evolution, 37(Suppl 1): 6581.
Taberlet, P., Erhardt, G.,Sampietro, L., Bertranpetit, Compagnoni, B. & Tosi, M. 1978. The camel: its
J., Barbujani, G.,Luikart, G. & Bertorelle, G. 2006. distribution and state of domestication in the Middle
The origin ofEuropean cattle: evidence from modern East during the third millennium B.C. in light of finds
and ancientDNA. Proceedings of the National from Shahr-i Sokhta. In R.H. Meadow, & M.A Zeder,
Academy ofSciences USA, 103(21): 81138118. eds. Approaches to faunal analysis in the Middle
Beja-Pereira, A., England, P.R., Ferrand, N., Jordan,S., East. Peabody Museum Bulletin 2, pp. 91103.
Bakhiet, A.O., Abdalla, M.A., Maskour, M.,Jordana, Cambridge MA, USA. Peabody Museum.
J., Taberlet, P. & Luikart, G. 2004.African origin of Cymbron, T., Freeman, A.R., Malheiro, M.I, Vigne, J.-
the domestic donkey. Science,304(5678): 1781. D. & Bradley, D.G. 2005. Microsatellite diversity
Beja-Pereira, A., Luikart, G., England, P.R., suggests different histories for Mediterranean and
Bradley,D.G., Jann, O.C., Bertorelle, G., Northern European cattle populations. Proceedings
Chamberlain,A.T., Nunes, T.P., Metodiev, S., of the Royal Society of London B, 272: 18371843.
Ferrand, N. & Erhardt, G. 2003. Gene-culture Diamond, J. 1999. Guns, germs and steel: the fates of
coevolution between cattle milk protein genes and human societies. New York, USA. Norton.
human lactase genes. Nature Genetics, 35(4): 311
313. Diamond, J. 2002. Evolution, consequences and future
of plant and animal domestication. Nature, 418: 700
Bogucki, P. 1996. The spread of early farming in 707.
Europe. American Science, 84: 242253.
Diamond, J. & Bellwood, P. 2003. Farmers and their
BOSTID. 1991. Microlivestock: little-known small languages: the first expansions. Science, 300: 597
animals with a promising economic future. 603.
Washington DC. National Academic Press.
Dobney, K. & Larson, G. 2006. Genetics and animal
Bradley, D.G., MacHugh, D.E., Cunningham, P. & domestication: new windows on an elusive process.
Loftus, R.T. 1996. Mitochondrial DNA diversity and Journal of Zoology, 269: 261271.
the origins of African and European cattle.
Proceedings of the National Academy of Sciences FAO. 2005. Genetic characterization of livestock
USA, 93(10): 51315135. populations and its use in conservation decision
making, by O. Hannotte & H. Jianlin. In J. Ruane &
Bradley, D.G. & Magee, D. 2006. Genetics and the A. Sonnino, eds. The role of biotechnology in
origins of domestic cattle. In M.A. Zeder, E. exploring and protecting agricultural genetic
Emshwiller, B.D. Smith & D.G. Bradley, eds. resources, pp. 8996. Rome. (also available at
Documenting domestication: new genetics and www.fao.org/docrep/009/ a0399e/a0399e00.htm)
archaeological paradigm, pp. 317328. California,
USA. University of California Press. Felius, M. 1995. Cattle breeds an encyclopedia.
Doetinchem, the Netherlands. Misset.
Bruford, M.W., Bradley, D.G. & Luikart, G. 2003. DNA
markers reveal the complexity of livestock Fernndez, H., Hughes, S., Vigne, J.-D., Helmer, D.,
domestication. Nature Reviews Genetics, 4(11): Hodgins, G., Miquel, C., Hnni, C., Luikart, G. &
900909. Taberlet, P. 2006. Divergent mtDNA lineages of
goats in an early Neolithic site, far from the initial
Bulliet, R.W. 1975. The Camel and the wheel. domestication areas. Proceedings of the National
Massachusetts, USA. Harvard University Press. Academy of Sciences USA, 103(42): 1537515379.
Can, J., Garcia, D., Garcia-Atance, M.A., Obexer- Freeman, A.R., Bradley, D.G., Nagda, S., Gibson, J.P.
Ruff, G., Lenstra, J. A., Ajmone-Marsan, P., Dunner, & Hanotte, O. 2006. Combination of multiple
S. & the ECONOGENE Consortium. 2006. microsatellite datasets to investigate genetic diversity
Geographical partitioning of goat diversity in Europe and admixture of domestic cattle. Animal Genetics,
and the Middle East. Animal Genetics, 37(4), 327 37(1): 19.
334.
Fumihito, A., Miyake, T., Sumi, S., Takada, M., Ohno,
Clutton-Brock, J. 1999. A natural history of S. & Kondo, N. 1994. One subspecies of the red
domesticated mammals. 2nd Edition. Cambridge, junglefowl (Gallus gallus gallus) suffices as the
UK. Cambridge University Press. matriarchic ancestor of all domestic breeds.
Proceedings of the National Academy of Sciences
USA, 91(26): 1250512509.
19
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Fumihito, A., Miyake, T., Takada, M., Shingu, R., Endo, Jansen, T., Foster, P., Levine, M.A., Oelke, H., Hurles,
T., Gojobori, T., Kondo, N. & Ohno, S. 1996. M., Renfrew, C., Weber, J. & Olek, K. 2002.
Monophyletic origin and unique dispersal patterns of Mitochondrial DNA and the origins of the domestic
domestic fowls. Proceedings of the National horse. Proceedings of the National Academy of
Academy of Sciences USA, 93(13): 67926795. Science USA, 99(16): 1090510910.
Gtherstrm, A., Anderung, C., Hellborg, C., Elburg, Jianlin H., Quau J., Men Z., Zhang Y. & Wang W.
R., Smith, C., Bradley, D.G. & Ellegren, H. 2005. 1999. Three unique restriction fragment length
Cattle hybridization in the Near East was followed by polymorphisms of EcoR I, Pvu II and Sca I digested
hybridization with auroch bulls in Europe. mitochondrial DNA of wild Bactrian camel (Camelus
Proceedings of the Royal Society of London B, 272: bactrianus ferus) in China. Journal of Animal
23452350. Science, 77: 23152316.
Grobet, L., Poncelet, D., Royo, L.J., Brouwers, B., Joshi, M.B., Rout, P.K., Mandal, A.K., Tyler-Smith, C.,
Pirottin, D., Michaux, C., Menissier, F., Zanotti, M., Singh, L. & Thangaray, K. 2004. Phylogeography
Dunner, S. & Georges, M. 1998. Molecular definition and origins of Indian domestic goats. Molecular
of an allelic series of mutations disrupting the Biology and Evolution, 21(3): 454462.
myostatin function and causing double-muscling in Kadwell, M., Fernndez, M., Stanley, H.F., Baldi, R.,
cattle. Mammalian Genome, 9(3): 210213. Wheeler, J.C., Rosadio, R. & Bruford, M.W. 2001.
Guiffra, E., Kijas, J.M.H., Amarger, V., Calborg, ., Genetic analysis reveals the wild ancestors of the
Jeon, J.T. & Andersson, L. 2000. The origin of the llama and alpaca. Proceedings of the Royal Society
domestic pigs : independent domestication and of London B, 268: 26752584.
subsequent introgression. Genetics, 154(4): 1785 Larson, G., Dobney, K., Albarella, U., Fang, M.,
1791. Matisoo-Smith, E., Robins, J., Lowden, S., Finlayson,
Guo, S., Savolainen, P., Su, J., Zhang, Q., Qi, D., H., Brand, T., Willerslev, E., Rowley- Conwy, P.,
Zhou, J., Zhong, Y., Zhao, X. & Liu, J. 2006. Origin of Andersson, L. & Cooper, A. 2005. Worldwide
mitochondrial DNA diversity in domestic yak. BMC phylogeography of wild boar reveals multiple centers
Evolutionary Biology, 6: 73. of pig domestication. Science, 307(5715): 1618
Hall, S.J.G. 2004. Livestock biodiversity: genetic 1621.
resources for the farming of the future. Oxford, UK. Liron, J.P., Bravi, C.M., Mirol, P.M., Peral-Garcia, P. &
Blackwell Science Ltd. Giovambattista, G. 2006. African matrilineages in
Hanotte, O., Bradley, D.G., Ochieng, J., Verjee, Y., Hill, American Creole cattle: evidence of two independent
E.W. & Rege, J.E.O. 2002. African pastoralism: continental sources. Animals Genetics, 37(4): 379
genetic imprints of origins and migrations. Science, 382.
296(5566): 336339. Liu, Y.P., Wu, G.-S., Yao, Y.G., Miao, Y.W., Luikart, G.,
Hanotte, O. & Mensah, G.A. 2002. Biodiversity and Baig, M., Beja-Pereira, A., Ding, Z.L., Palanichamy,
domestication of non-conventional species: a M.G. & Zhang, Y.-P. 2006. Multiple maternal origins
worldwide perspective. Seventh World Congress on of chickens: out of the Asian jungles. Molecular
Genetics Applied to Livestock Production, 1923 Phylogenetics and Evolution, 38(1): 1219.
August 2002, Montpellier, France. 30: 543546. Loftus, R.T., MacHugh, D.E., Bradley, D.G., Sharp,
Hanotte, O., Toll J., Iniguez L. & Rege, J.E.O. 2006. P.M. & Cunningham, P. 1994. Evidence for two
Farm animal genetic resources: why and what do we independent domestication of cattle. Proceedings of
need to conserve. Proceeding of the IPGRIILRI the National Academy of Sciences USA, 91(7):
FAOCIRAD workshop:Option for in situ and ex situ 27572761.
conservation of AnGR, 811 November 2005, Luikart, G.L., Gielly, L., Excoffier, L., Vigne, J-D.,
Montpellier, France. Bouvet, J. & Taberlet, P. 2001. Multiple maternal
Hiendleder, S., Mainz, K., Plante, Y. & Lewalski, H. origins and weak phylogeographic structure in
1998. Analysis of mitochondrial DNA indicates that domestic goats. Proceedings of the National
the domestic sheep are derived from two different Academy of Sciences USA, 98(10): 59275930.
ancestral maternal sources: no evidences for the Mannen, H., Kohno, M., Nagata, Y., Tsuji, S., Bradley,
contribution from urial and argali sheep. Journal of D.G., Yeao, J.S., Nyamsamba, D., Zagdsuren, Y.,
Heredity, 89: 113120. Yokohama, M., Nomura, K. & Amano, T. 2004.
Higham, C. 1975. Non Nok Tha, the funeral remains Independent mitochondrial DNA origin and
from the 1966 and 1968 excavations at Non Nok Tha historetical genetic differentiation in North Eastern
Northeastern Thailand. Studies in Prehistoric Asian cattle. Molecular Phylogenetic and Evolution,
Anthropology Volume 6. Otago, New Zealand. 32(2): 539544.
University of Otago.
20
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Mignon-Grasteau, S., Boissy, A., Bouix, J., Faure, J.- Tapio, M., Marzanov, N., Ozerov, M., C inkulov, M.,
M., Fisher, A.D., Hinch, G.N., Jensen, P., Le Gonzarenko, G., Kiselyova, T., Murawski, M.,
Neindre, P., Mormde, P., Prunet, P., Vandeputte, M. Viinalass, H. & Kantanen, J. 2006. Sheep
& Beaumont, C. 2005. Genetics of adaptation and mitochondrial DNA in European Caucasian and
domestication in livestock. Livestock Production Central Asian areas. Molecular Biology and
Science, 93(1): 314. Evolution, 23(9): 17761783.
Olsen, S.L. 2006. Early horse domestication on the Vil, C., Leonard, J.A., Gtherstrm, S., Marklund, S.,
Eurasian steppe. In M.A. Zeder, E. Emshwiller, B.D. Sanberg, K., Lindn, K., Wayne, R.K. & Ellegren, H.
Smith & D.G. Bradley, eds. Documenting 2001. Widespread origins of domestic horse
domestication: new genetics and archaeological lineages. Science, 291(5503): 474477.
paradigms, pp. 245269. California, USA. University Vil, C., Leonard, J.A. & Beja-Pereira, A. 2006. Genetic
of California Press. documentation of horse and donkey domestication.
Pedrosa, S., Uzun, M., Arranz, J.J., Guttirrez-Gil, B., In M.A. Zeder, E. Emshwiller, B.D. Smith & D.G.
San Primitivo, F. & Bayon, Y. 2005. Evidence of Bradley, eds. Documenting domestication: new
three maternal lineages in Near Eastern sheep genetics and archaeological paradigms, pp. 342
supporting multiple domestication events. 353. California, USA. University of California Press.
Proceedings of the Royal Society of London B, Wayne, R.K., Leonard, J.A. & Vil, C. 2006. Genetic
272(1577): 22112217. analysis of dog domestication. In M.A. Zeder, E.
Peters, J., Helmer, D., von den Driesch, A. & Segui, S. Emshwiller, B.D. Smith & D.G. Bradley, eds.
1999. Animal husbandry in the northern Levant. Documenting domestication: new genetics and
Palorient, 25: 2748. archaeological paradigms, pp. 279293. California,
Peters, J. & von den Driesch, A. 1997. The twohumped USA. University of California.
camel (Camelus bactrianus): new light on its Wendorf, F. & Schild, R. 1994. Are the early Holecene
distribution management and medical treatment in cattle in the Eastern Sahara domestic or wild?
the in the past. Journal of Zoology, 242: 651679. Evolutionary Anthropology, 3: 118128.
Poland, M., Hammond-Tooke, D. & Leigh, V. 2003. West, B. & Zhou, B-X. 1988. Did chickens go north?
The abundant herds: a celebration of the cattle of the New evidence for domestication. Journal of
Zulu people. Vlaeberg, South Africa. Fernwood Archaeological Science, 15: 515533.
Press. Wheeler, J.C., Chikni, L. & Bruford, M.W. 2006.
Qi, X. 2004. Genetic diversity, differentiation and Genetic analysis of the origins of domestic South
relationship of domestic yak populations: a American Camelids. In M.A. Zeder, E. Emshwiller,
microsatellite and mitochondrial DNA study. Lanzhou B.D. Smith & D.G. Bradley, eds. Documenting
University, China. (PhD Thesis) domestication: new genetics and archaeological
Ryder, M.L. 1984. Sheep. In I.L. Mason, ed. Evolution paradigms, pp. 279293. California, USA. University
of domesticated animals, pp. 6365. London. of California Press.
Longman. Zeder, M.A., Emshwiller, E., Smith, B.D. & Bradley,
Skjenneberg, S. 1984. Reindeer. In I.L. Mason, ed. D.G. 2006. Documenting domestication: the
Evolution of domesticated animals, pp. 128138. intersection of genetics and archaeology. Trends in
London. Longman. Genetics, 22(3): 139155.
Sultana, S., Mannen, H. & Tsuji, S. 2003. Mitochondrial Zeder, M.A. & Hesse, B. 2000. The initial
DNA diversity of Pakistani goats. Animal Genetics, domestication of goats (Capra hircus) in the Zagros
34(6): 417421. mountains 10,000 years ago. Science, 287(5461):
22542257.
Tanaka, K., Solis, C.D., Masangkay, J.S., Maeda, K.,
Kawamoto, Y. & Namikawa, T. 1996. Phylogenetic Zeuner, F.E. 1963. A history of domesticated animals.
relation among all living species of the genus London. Hutchinson.
Bubalus based on DNA sequences of the Zilho, J. 2001. Radiocarbon evidences for maritime
cytochrome B gene. Biochemical Genetics, 34(11 pioneer colonization at the orign of farming in West
12): 443452. Mediterranean Europe. Proceedings of the National
Academy of Sciences USA, 98(24): 1418014185.
21
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Bab B
Status Sumberdaya
Genetik Ternak
1 Pendahuluan
Bagian ini menguraikan pandangan global dari 2 Status tahap pelaporan
keragaman dan status dari SDGT. Analisisnya
berdasarkan data bank global dari FAO pada Total jumlah breed yang tercatat di Data Bank
sumberdaya genetik ternak (SDGT) untuk Global meningkat pesat sejak dipublikasikan
pangan dan pertanian (Bank Data global), pada WWW-DAD.3 (Tabel 5). Total jumlah breed
sebagai satu-satunya sumber yang menyediakan yang dimasukkan meningkat dari 6.379 pada
data pada lingkup dunia. Data tersebut Desember 1999 menjadi 14.017 pada Januari
diperbaharui menurut versi World Watch List
2006. Peningkatan ini khususnya terjadi pada
Domestic Animal Diversity2 (WWL-DAD) (tetapi
dipadatkan), edisi sebelumnya (ketiga) yang populasi breed unggas, dimana jumlah yang
dipublikasi pada tahun 2000, Kotak 4. tercatat meningkat dari 1.049 menjadi 3.505.
Menjelaskan secara garis besar tentang Pada kasus spesies mamalia jumlahnya
perubahan pendekatan dari pelaporan dan meningkat dari 5.330 menjadi 10.512. Hampir
analisis data yang diperkenalkan untuk Status semua populasi breed yang dilaporkan (94%)
SDGT dunia untuk pangan dan pertanian atau
adalah ternak yang didomestikasi, hanya 1%
The State of the Worlds Animal Genetic
Resources for Food and Agriculture (SoW- binatang feral, dan kurang dari 1% populasi liar
AnGR). Bagian ini memulai uraian tentang status (untuk selebihnya yang 4% tanpa spesifikasi).
pelaporan SDGT, dan kemajuan yang terjadi Sementara jumlah breed ternak yang tercatat
selama periode Desember 1999 sampai Januari meningkat, persentase breed yang datanya
2006. Uraian dari penyebaran regional spesies tersedia menurun dari 77 menjadi 39% untuk
ternak dan breed sampai saat ini, diikuti dengan breed unggas, dan dari 63 menjadi 43% untuk
gambaran status ancaman dari breed ternak
breed mamalia (Tabel 5 dan Gambar 5).
dunia. Terakhir, kecenderungan status ancaman
dikaji selama periode enam tahun. Selanjutnya, dari jumlah populasi yang
dilaporkan, ada data yang tidak diperbarui.
2
Terdapat perbedaan yang sangat besar antara
FAO/UNEP 2000. World watch list for domestic animal diversity, 3rd edition,
edited by B.D. Scherf, Rome. (juga tersedia pada http://www.fao.org/dad-is). jumlah breed ternak yang dimasukkan dengan
www.
TABEL 5
Status informasi yang tercatat pada Data Bank Global untuk sumberdaya genetik ternak
Spesies mamalia Spesies unggas
Tahun Negara yang
Analisa Jumlah populasi Jumlah populasi melaporkan
% populasi data % populasi data
breed nasional breed nasional
1993 2.719 53 - - 131
1995 3.019 73 863 85 172
1999 5.330 63 1.049 77 172
2006 10.512 43 3.505 39 182*
*Tidak ada data yang tercatat dari negara Andorra, Brunei Darusalam, Jalur Gaza, Holy See, Leichtenstein, Pulau Marshall, Negara Federal Micronesia,
Monaco, Nauru, Qatar, San Marino, Singapura, Timor Leste, Persatuan Emirat Arab, West Bank dan Westhern Sahara
23
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
jumlah populasi yang tersedia. Hal ini terdapat 209 populasi breed yang secara jelas
disebabkan banyak data terakhir yang merupakan satu breed yang sama, tetapi
dimasukan pada Data Bank Global merupakan dilaporkan berulang dari negara yang sama,
hasil ringkasan laporan berbagai negara. tidak dimasukan. Penyesuaian ini menyisakan
Laporan tersebut seringkali menyebutkan 13.328 populasi breed untuk dimasukkan ke
keberadaan breed ternak, tetapi tidak dalam analisis keragaman dan status resiko.
memasukan secara rinci ukuran populasinya. Lebih dari separuh jumlah total populasi breed
Sebelum dilakukan analisa global status nasional yang dicatat (6.792 data) terdapat di
keragaman breed ternak dan status resiko, perlu lebih dari satu negara. Populasi breed ini terkait
dilakukan penyesuaian pada data dasar untuk dan didefinisikan sebagai breed lintas batas
jumlah populasi breed ternak. Sebanyak 480 (Kotak 5). Status resiko breed lintas batas
data yang diklasifikasikan sebagai strain atau mempertimbangkan semua breed yang masih
lines tidak dimasukkan dalam analisa (pada diragukan. Populasi breed yang terdapat hanya
kasus spesies unggas, diperlukan validasi lebih di satu negara didefinisikan sebagai breed lokal.
lanjut oleh pakar nasional dan regional di Breed lintas batas diklasifikasikan sebagai
bidangnya, untuk menghubungkan lines dan regional atau internasional tergantung pada
strain ke dalam breed yang tepat). Lebih jauh, luasan penyebaran (Kotak 5).
Kotak 4
Apa yang baru dibanding dengan World Watch List untuk keragaman ternak domestik
Pada tahun 1991, FAO memulai survei breed ternak terancam yang salah mengakibatkan kesalahan lebih
global untuk melaporkan tujuh spesies utama ternak besar. Analisa yang baru berusaha untuk mengkoreksi
mamalia (keledai, kerbau, sapi, kambing, kuda, babi dan bias tersebut dengan menghubungkan populasi breed
domba). Survei tambahan dimulai tahun 1993 termasuk nasional milik dari gen pool bersama. Hubungan ini
yak, enam spesies unta dan 14 spesies utama unggas. diterapkan berdasarkan pengetahuan para ahli dan
Diikuti dengan koleksi data untuk spesies rusa dan direvisi oleh NC. Akan tetapi, definisi susunan gen pool
kelinci, dan spesies tersebut dimasukkan dalam edisi bersama ini masih belum jelas. Breed terkait dirujuk
ketiga World Watch List for Domestic Animal Diversity sebagai breed lintas batas negara (Kotak 5). Status
(WWLDAD:3) yang dipublikasikan pada tahun 2000. resiko untuk breed tersebut diperkirakan berdasarkan
Agar dapat menghasilkan inventaris lebih lengkap, FAO pada total jumlah ternak dari breed yang masih
selama tahun 2005 menyediakan ringkasan breed ternak diragukan.
berdasarkan laporan dari 169 negera, dan memasukkan Metoda untuk mengkaji keragaman pada tingkat
data ke dalam Bank Data Global untuk SDGT. regional dan global sudah disesuaikan. Pada tingkat
Selanjutnya, NC/Koordinator Nasional diminta regional, breed yang terdapat pada lebih dari satu
memvalidasi dan melengkapi Bank Data Nasional dari negara, tetapi hanya terdapat di regional SoW-AnGR
breed ternaknya. yang dipertanyakan, saat ini dihitung hanya sebagai satu
WWL-DAD:3 (2000) telah dikritisi karena breed untuk satu regional tanpa mempertimbangkan
mengestimasi berlebih jumlah breed ternak dikategorikan berapa banyak populasi ternak yang ada di tingkat
beresiko. Estimasi berlebih disebabkan ancaman status nasional. Breed ternak yang ada di lebih dari satu
resiko diberikan pada tiap populasi breed nasional regional dihitung hanya sebagai satu breed pada tingkat
berdasarkan ukuran populasi dari negara tertentu. global.
Sehingga pada kasus breed ternak yang ada di lebih satu Ketika membandingkan WWL-DAD:3 dengan angka-
negara, terdapat bahaya dimana kategorisai menjadi angka yang diberikan pada laporan ini, perlu dicatat
tidak mencerminkan status resiko yang sebenarnya. klasifikasi regional juga sudah mengalami perubahan.
Masalah ini sudah diketahui sebelumnya, tetapi pada Baratdaya Pasifik dan Asia dianggap daerah yang
waktu itu pelaporan lebih memfokuskan pada breed terpisah, sedangkan Asia dan Pasifik dianggap satu
ternak lokal. Untuk proses SoW-AnGR, negara-negara daerah di WWL-DAD:3. Selanjutnya, perlu dicatat
memutuskan untuk mempertimbangkan semua SDGT klasifikasi regional yang digunakan dalam laporan ini
(lokal dan impor). Pengkatagorian jumlah breed ternak juga berbeda dari standar klasifikasi regional oleh FAO.
24
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 5
Istilah: populasi, breed, wilayah
Populasi Liar: mewakili kerabat liar dari ternak Breed lintas batas: breed yang terdapat di lebih dari
domestikasi, populasi liar yang digunakan untuk pangan satu negara. Yang dibedakan menjadi :
dan pertanian, atau populasi yang masih mengalami - Breed lintas regional: breed lintas batas hanya
domestikasi. ada di salah satu di antara tujuh regional SoW-
AnGR.
Populasi feral: hewan yang tetuanya sebelumnya - Breed lintas internasional: breed yang terdapat
didomestikasi, tetapi sekarang hidup bebas tidak di lebih dari satu regional SoW-AnGR.
tergantung dengan manusia; contoh dromedaris di Regional SoW-AnGR meliputi tujuh regional yaitu:
Australia. Afrika, Asia, Eropa, Kaukasus, Amerika Latin, Karibia,
Timur Tengah dan sekitarnya, Amerika Utara, dan
Breed lokal: breed yang ada hanya dalam satu negara. Baratdaya Pasifik.
GAMBAR 5
Proporsi dari populasi breed nasional yang sudah dilaporkan
25
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 6
Penyebaran spesies mamalia berdasarkan region State of the World Animal Genetic Resources.
Spesies Eropa dan Amerika latin Timur Tengah Amerika Baratdaya
Afrika Asia
mamalia Kaukasus dan Karibia dan sekitarnya Utara Pasifik
Persentase negara dalam region yang melaporkan informasi breed terkait dengan spesies
Kerbau 8 57 25 27 25 0 8
Sapi 98 96 100 94 75 100 77
Yak 0 32 2 0 0 0 0
Kambing 96 96 93 94 83 100 69
Domba 92 86 100 91 100 100 31
Babi 70 82 91 91 8 100 92
Keledai 38 46 36 39 50 50
Kuda 46 93 91 64 58 100 23
Unta Bactrian 0 25 5 0 0 0 0
Dromedari 32 25 2 0 58 0 8
Alpaka 2 0 0 12 0 0 8
Llama 0 0 0 15 0 0 0
Guanaco 0 0 0 9 0 0 0
Vicuna 0 0 0 12 0 0 0
Rusa* 2 25 14 9 0 50 15
Kelinci 38 39 39 48 8 0 0
Marmut 8 0 0 15 0 0 0
Anjing 2 7 5 0 0 0 0
Keterangan: ungu:>50% negara; hijau: >10% - <50% negara; kuning: <10% negara; putih: tidak ada
* Spesies utama rusa yang didomestikasi adalah rusa Merah (Cervus elaphus elaphus), rusa Sika (C. nipon nipon), Wapiti (C. elaphus canadensis),
Sambar (C. unicolor unicolor), rusa Hog (Axis porcinus), rusa Fallow (Dama dama), Rusa Jawa (C. timorensis russa), Rusa Chital atau rusa Axis (Axis
axis), Reindeer/Caribou (Rangifer tarandus), Rusa Musk (Moschus moschiferus), Rusa Pere Davids (Elaphurus davidianus) dan Moose/Elk (Alces
alces).
TABEL 7
Distribusi spesies unggas berdasarkan region State of the World Animal Genetic Resources.
Spesies Eropa & Amerika Latin Timur tengah Amerika Barat daya
Afrika Asia
Unggas Kaukasus & Karibia dan sekitarnya Utara Pasifik
Persentase Negara dalam region yang melaporkan informasi breed terkait dengan spesies
Ayam 78 93 86 70 50 100 85
Itik 32 61 50 33 17 0 46
Kalkun 24 43 57 30 17 100 8
Angsa 16 39 61 21 17 50 8
Entok 16 39 20 18 17 0 62
Ayam Mutiara 28 18 11 9 8 0 0
Ayam hutan 4 7 7 0 0 0 0
Burung Kuau 0 7 9 6 0 0 0
Burung puyuh 2 39 14 6 0 50 0
Burung Merak 0 0 0 3 0 0 0
Burung merpati 10 21 9 6 17 0 15
Burung walet 0 4 0 0 0 0 0
Kasuari 0 4 2 0 0 0 0
Emu 2 4 2 3 0 0 8
Nandu 0 0 2 6 0 0 0
Burung unta 12 11 7 0 0 0 8
Keterangan: ungu:>50% negara; hijau: >10% - <50% negara; kuning: <10% negara; putih: tidak ada
26
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 6
Distribusi spesies ternak utama berdasar region State of the World Animal Genetic Resources.di
tahun 2005
27
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
28
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Argentina, Kolombia, Mongolia, Federasi Rusia, nya ditemukan di India, Pakistan, Cina dan Asia
Etiopia dan Kazakhstan. Kontribusi breed kuda Tenggara. Kerbau dikenalkan ke Selatan dan
pada total jumlah breed mamalia di dunia (14%) Tenggara Eropa, juga Mesir, Brasil, Papua
jauh lebih besar dibandingkan distribusinya Nugini dan Australia. Kerbau saat ini dilaporkan
dalam hal jumlah hewannya. tersebar di 41 negara. Ada dua tipe utama
Keledai ternak yang digunakan pengangkutan kerbau: Kerbau sungai (dari Asia selatan),
bagi orang miskin dan di area yang kekurangan penghasil utama susu khususnya di Asia
infrastruktur transportasi. Seperti yang utamanya selatan; dan Kerbau lumpur (dari Asia Timur)
ditemukan di negara berkembang di dunia. yang berperan penting sebagai ternak kerja pada
Jumlah terbesar terdapat di Asia, Afrika, dan budidaya padi sawah basah di Asia Tenggara
Amerika Latin dan Karibia. Mereka juga tersebar sampai diperkenalkan traktor tangan. Breed
di Negara Timur Tengah dan sekitarnya dengan kerbau berkontribusi 3% pada jumlah total breed
populasi keledai terbesar adalah Cina, dimana mamalia yang terdata.
Mao Zedong mempopulerkan ternak ini untuk Yak endemik di dataran Tibet. Populasi Yak
mengurangi pekerjaan perempuan desa. terbanyak di Cina dan Mongolia dengan jumlah
Keragaman breed keledai dianggap kurang sedikit di Federasi Rusia, Nepal, Butan,
dibanding spesies yang lain. Keledai hanya Afganistan, Pakistan, Kirgistan dan India. Di
berkontribusi 3% pada seluruh jumlah breed beberapa bagian pegunungan Himalaya,
mamalia yang terdata di dunia. Akan tetapi, persilangan Yak dengan sapi berperan penting.
keledai dan penelitiannya kurang dihargai, Yak juga diintroduksikan ke Kaukasus, Amerika
sehingga banyak breed keledai belum Selatan (3.000 ekor) dan beberapa negara di
dilaporkan. Eropa. Total jumlah breed Yak yang terdata
Itik domestikasi menunjukkan pola distribusi hanya sedikit yang mencerminkan terbatasnya
yang kurang homogen dibanding keledai. Itik distribusi geografi dan agro-ekologi spesies ini.
mempunyai sejarah domestikasi yang panjang, Dromedari, khususnya unta Bactrian, juga
dan dipelihara di zaman kuno Mesir, mempunyai distribusi geografi yang terbatas,
Mesopotamia, Cina dan Kerajaan Roma. Akan dan dipelihara di daerah zona agro-ekologi yang
tetapi, produksinya sekarang terkonsentrasi di lebih kering. Demikian juga sedikit kontribusinya
Cina, yang mempunyai 70% populasi itik pada keragaman breed ternak. Dromedari atau
domestikasi dunia. Penghasil utama yang lain unta berpunuk satu, mempunyai peranan penting
adalah Vietnam, Indonesia, India, Thailan dan di sekitar Timur Tengah, Afrika dan Asia. Di Asia
negara Asia Tenggara lainya. Diantara negara saat ini populasi unta mulai menurun, meskipun
Eropa, Perancis dan Ukraina mempunyai jumlah di Afrika populasinya tetap. Di benua Afrika yang
itik yang besar. Breed itik (tidak termasuk entok) meliputi Somalia, Sudan, Mauritania dan Kenya
menyumbang 11% dari seluruh jumlah breed mempunyai populasi terbanyak, sedangkan India
unggas dunia yang terdata. dan Pakistan memiliki hampir semua unta Asia.
Unta Bactrian yang berpunuk dua banyak
3.3 Spesies dengan sebaran terbatas dipelihara di Sentra Asia dan Timur Asia, dengan
Beberapa spesies mamalia, seperti kerbau, yak, Mongolia dan Cina mempunyai populasi
unta, kelinci dan beberapa spesies unggas terbanyak.
seperti angsa domestikasi dan kalkun Empat spesies unta berasal dari Amerika
mempunyai sebaran terbatas dan berperan Selatan adalah: Ilama domestikasi dan alpaca,
penting pada satu atau dua region atau zona guanaco liar dan vicuna. Ilama paling banyak
agroekologi spesifik. ditemukan di Peru dan Bolivia; sejumlah kecil
Kerbau domestikasi aslinya adalah ternak ditemukan di kebun binatang dan untuk hobi di
Asia, dari 170 juta ekor kerbau di dunia, 98%- negara lain. Guanaco dan vicuna digunakan
29
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
untuk produksi serat, kulit dan daging. Jumlah analisa keragaman berikutnya, breed ternak
breed unta yang terdata lebih sedikit yang punah tidak didatakan.
dibandingkan spesies ternak lainnya. Spesies Gambar 9 menunjukkan sumbangan bersama
unta Amerika Selatan menyebar terbatas di dari berbagai breed ternak lokal, lintas regional
suatu daerah dataran tinggi. dan lintas internasional di antara berbagai breed
Mayoritas peternakan kelinci ditemukan di mamalia dan unggas dunia (tidak termasuk
Asia, dengan populasi terbanyak terdapat di breed yang punah). Lebih dari dua pertiga breed
Cina. Populasi yang banyak juga ditemukan di ternak yang dilaporkan merupakan spesies
beberapa negara Asia Tengah dan negara mamalia. Jumlah breed lintas regional dan
Republik Demokrasi Korea. Di Eropa dan internasional hampir sama pada spesies
Kaukasus, populasi kelinci yang terbanyak mamalia, sedangkan pada spesies unggas,
ditemukan di Italia. Breed kelinci merupakan 5% breed ternak lintas international dua kali
dari jumlah breed mamalia yang terdata di dunia. dibandingkan lintas regional.
Marmut dengan jumlah cukup banyak terdapat di Pada semua wilayah di dunia, breed ternak
Amerika Latin dan Karibia, terutama di Peru dan mamalia melebihi breed unggas. Di semua
Bolivia. wilayah kecuali Eropa dan Kaukasus, breed
Angsa domestikasi dan kalkun juga ternak mamalia hampir tiga perempat dari semua
mempunyai sebaran yang relatif terbatas. breed ternak yang dilaporkan. Namun demikian,
Sebarannya lebih dipengaruhi oleh tradisi dan terdapat variasi yang sangat besar antar wilayah
kesukaan konsumen dari pada kondisi agro- dalam sumbangannya pada ketiga kategori
ekologi. Hampir 90% angsa domestikasi dunia breed ternak terhadap jumlah breed total
ditemukan di Cina, Mesir, Romania, Polandia, (Gambar 10). Di Eropa, Kaukasus, Asia, Timur
dan Madagaskar. Kalkun berasal dari Amerika Tengah dan sekitarnya, breed ternak lokal
Tengah, dibawa ke Eropa setelah ditemukan menyusun sekitar tiga perempat dari semua
oleh para kolonial, dan beberapa breed berbeda breed. Di Afrika, Amerika Latin dan Karibia,
dikembangkan di Eropa. Eropa dan Kaukasus breed ternak lokal memberi sumbangan kecil,
merupakan wilayah dengan populasi kalkun tetapi masih melebihi dua pertiga dari semua
domestikasi terbanyak (43%), sementara breed ternak. Sebaliknya breed unggas dan
Amerika Utara mempunyai sepertiga populasi. mamalia lintas internasional mendominasi di
Breed angsa dan kalkun menyumbang masing- Pasifik Baratdaya dan Amerika Utara. Breed
masing 9% dan 5% dari total breed unggas mamalia lintas regional relatif banyak di Eropa
dunia. dan Kaukasus, Afrika dan sedikit di Asia,
sementara itu hanya di Eropa dan Kaukasus
terdapat jumlah yang cukup besar dari breed
4 Keragaman breed unggas lintas regional
Pengkajian keragaman breed ternak yang
4.1 Tinjauan dilakukan di tingkat region, tidak termasuk breed
Total 7.616 breed ternak sudah dilaporkan; ternak lintas internasional, karena breed tersebut
6.536 breed ternak lokal dan 1.080 breed ternak tidak dapat ditempatkan pada region tertentu.
lintas batas. Di antara breed ternak lintas batas, Eropa dan Kaukasus dan Asia adalah wilayah
523 breed regional hanya terdapat di satu region terbesar yang mengambil bagian dari hampir
(1.413 data di tingkat nasional); dan 557 breed semua spesies ternak di dunia (Tabel 8).
ternak lintas batas dengan penyebaran lebih luas Perkecualian pada unta, dengan jumlah breed
(5.379 data di tingkat nasional). Total 690 breed unta terbanyak ditemukan di Afrika. Ditinjau dari
diklasifikasikan punah, dimana sembilan di aspek ukuran populasi, Asia adalah wilayah
antaranya breed ternak lintas batas. Pada dominan untuk semua spesies. Perkecualian
30
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
termasuk unta (Afrika), kalkun (Eropa dan sangat terkendala oleh kekurangan aspek teknis
Kaukasus) dan kuda (44% diantaranya dan sumberdaya manusia. Asia juga
ditemukan di Amerika Latin dan Karibia). bertanggung jawab pada tingginya proporsi
Dapat dilihat dari Tabel 8 bahwa sumbangan beberapa spesies dari breed ternak dunia, tetapi
region Eropa dan Kaukasus pada breed ternak sumbangan region Asia pada total populasi pada
jauh lebih tinggi dibandingkan sumbangan hampir semua kasus bahkan lebih tinggi
populasinya pada hampir semua spesies. Kalkun (terkecuali kalkun, unta Bactrian dan Unta
adalah perkecualian dari pola tersebut. Dromedari).
Sumbangannya terhadap spesies kalkun adalah
tertinggi di dunia tetapi sumbangan populasi GAMBAR 10
hampir sama. Jumlah breed ternak yang banyak Jumlah breed lokal dan breed lintas batas pada
di Eropa dan Kaukasus adalah kenyataan bahwa tingkat regional
berbagai breed ternak ini diakui sebagai
kesatuan yang terpisah tetapi secara genetik
memiliki hubungan yang erat. Hal ini juga
menggambarkan bahwa tingkat pencatatan dan
karakterisasi breed ternak yang lebih maju di
daerah ini, dibandingkan dengan sebagian besar
sub-sahara Afrika dimana usaha pencatatan
GAMBAR 9
Jumlah breed lokal dan breed lintas batas pada
tingkat global
Dunia
31
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 8
Proporsi dari ukuran populasi dunia (2005) dan jumlah breed lokal dan breed lintas batas regional
(Januari 2006) dari spesies ternak utama berdasarkan region.
Amerika Latin &
Afrika Asia Eropa & Kaukasus
Karibia
Spesies
Breed Breed Breed Breed
Pop. (%) Pop. (%) Pop. (%) Pop. (%)
(%) (%) (%) (%)
Kerbau 0 2 97 73 0 9 1 9
Sapi 14 19 32 26 11 31 28 14
Kambing 22 18 62 35 4 33 4 5
Domba 16 12 36 25 18 48 7 4
Babi 2 9 62 41 20 32 8 12
Keledai 27 14 38 28 4 28 20 15
Kuda 6 7 25 24 13 48 44 11
Unta Bactrian & Dromedary 40 47 20 24 2 3 0 0
Unta Amerika Selatan 0 0 0 0 0 0 100 100
Kelinci 0 7 74 8 24 76 1 7
Ayam 6 8 48 22 14 58 15 8
Itik & Entok 1 9 90 38 7 36 2 11
Kalkun 3 13 1 13 43 42 18 13
Angsa 1 6 90 24 6 65 0 3
32
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 9
Spesies mamalia - jumlah dari breed ternak lokal yang dilaporkan
TABEL 10
Spesies unggas - jumlah dari breed ternak lokal yang dilaporkan
Eropa & Amerika Latin Timur Tengah Amerika Pasifik
Spesies Afrika Asia Dunia
Kaukasus & Karibia & sekitarnya Utara Baratdaya
Ayam 89 243 608 84 24 12 17 1.077
Itik 14 76 62 22 4 1 7 186
Kalkun 11 11 29 11 3 11 2 78
Angsa 10 39 10 5 2 0 2 158
Entok 7 10 10 3 1 0 3 34
Ayam 2 8 3 0 0 0 0 13
hutan
Burung 0 7 5 6 0 0 0 18
kuau
Merpati 7 12 30 7 8 1 2 67
Burung 6 2 4 0 0 0 1 13
unta
Total 146 408 851 138 42 25 34 1.644
Tidak terrmasuk breed yang punah. Tidak dimasukkan/ditunjukkan: kaswari, persilangan itik entok, emu, burung merak, pyuh dan burung walet.
33
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 11
Spesies mamalia - jumlah breed lintas batas regional yang dilaporkan
Eropa & Amerika Latin Timur Tengah & Amerika Pasifik
Spesies Afrika Asia Dunia
Kaukasus & Karibia sekitarnya Utara Baratdaya
Kerbau 0 8 1 1 0 0 0 10
Sapi 35 19 28 8 0 3 0 93
Kambing 15 11 13 2 0 5 1 47
Domba 27 13 79 2 4 6 3 134
Babi 2 2 17 3 0 1 0 25
Keledai 4 3 2 1 0 0 0 10
Kuda 7 10 38 5 0 3 0 63
Unta Dromedary 2 1 0 0 0 0 0 3
Unta Amerika 6 6
Selatan
Rusa 1 1 2
Kelinci 3 0 32 1 0 0 0 36
Marmut 1 1
Total 95 68 211 30 4 18 4 430
Tidak termasuk breed yang punah
TABEL 12
Spesies unggas - jumlah breed lintas regional yang dilaporkan
34
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
35
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 6 GAMBAR 11
Istilah: Klasifikasi status resiko Proporsi breed di dunia berdasarkan kategori
Punah (extinct): suatu breed ternak dikategorikan status resiko
punah apabila tidak terdapat bibit jantan atau betina
yang tertinggal. Meskipun demikian, material genetik
mungkin sudah di kriokonservasi yang memungkinkan
dilakukan pembentukan kembali breed tersebut. Pada
kenyataannya kepunahan mungkin baru disadari
sebelum hilangnya ternak atau material genetik
terakhir.
Kritis (critical): Suatu breed ternak dikategorikan kritis
apabila jumlah ternak bibit betina kurang dari atau
sama dengan 100 ekor atau jumlah bibit jantan lebih
kecil atau sama dengan lima ekor; atau ukuran
populasi keseluruhan kurang dari atau sama dengan
120 ekor dan cenderung menurun, dan persentase
betina yang dikawinkan dengan pejantan dari breed
yang sama kurang dari 80%.
Kritis-dipertahankan (critical-maintained): adalah
ternak yang berada dalam populasi kritis dimana
program konservasi sedang dilaksanakan atau
populasinya dipertahankan oleh perusahaan komersial
atau lembaga penelitian.
Terancam (endangered): suatu breed ternak
dikategorikan berbahaya apabila total jumlah induk
lebih besar dari 100 ekor dan kurang dari atau sama
dengan 1000 ekor atau total jumlah pejantan kurang
dari atau sama dengan 20 ekor dan lebih besar dari
lima ekor; atau ukuran populasi secara keseluruhan
lebih besar dari 80 ekor dan kurang dari 100 ekor dan
cenderung meningkat, dan persentase betina yang
dikawinkan dengan jantan dari breed yang sama
diatas 80%; atau ukuran populasi keseluruhan 1000
ekor dan kurang dari atau sama dengan 1200 ekor
dan cenderung menurun, persentase betina yang
dikawinkan dengan pejantan dari breed yang sama
kurang dari 80%. Kritis
Terancam-dipertahankan (endangered-
maintained): ternak dalam populasi berbahaya tetapi Kritis dipertahankan
Tidak diketahui
36
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Ayam adalah breed utama yang dilaporkan sejumlah kecil breed ternak. Dapat dipastikan,
punah. Terdapat pula beberapa kasus antara Eropa dan Kaukasus mempunyai sejumlah
lain itik, ayam mutiara dan kalkun. breed beresiko jauh lebih tinggi. Meskipun
Gambar 14 dan 15 menunjukkan sebaran dari nampaknya dua daerah tersebut mendominasi
breed mamalia dan unggas yang beresiko breed yang beresiko, tetapi region lain mungkin
berdasarkan region. Region dengan proporsi memiliki masalah yang tidak jelas karena
tertinggi breed ternaknya diklasifikasikan sebagai sejumlah breed besar yang tidak diketahui status
beresiko adalah Eropa dan Kaukasus (28% dari resikonya. Contohnya di Amerika Latin dan
breed mamalia dan 49% dari breed unggas), dan Karibia, 68% dan 81% dari breed mamalia dan
Amerika Utara (20% dari breed mamalia dan unggas diklasifikasikan tidak diketahui status
79% dari breed unggas). Eropa, Kaukasus dan resikonya. Sementara gambaran untuk Afrika
Amerika utara adalah region yang mempunyai adalah 59% untuk mamalia dan 60% untuk
spesialisasi industri peternakan paling tinggi, burung.
yang mana produksinya didominasi oleh
GAMBAR 12
Status resiko breed mamalia di dunia pada Januari 2006: angka riil (tabel) dan persentase (grafik),
gambar berdasarkan spesies
*Total jumlah breed yang sebenarnya lebih besar dari jumlah yang ditunjukkan, karena persilangan unta Baktrian dan dromedari, guanaco, vicuna,
marmut dan anjing (totalnya ada 40 breed yang dilaporkan) tidak dimasukkan.
37
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 13
Status resiko breed unggas di dunia pada Januari 2006: angka riil (tabel) dan persentase (grafik)
gambar berdasarkan spesies
*Jumlah total breed sebenarnya lebih besar dari jumlah yang ditunjukkan, karena persilangan itik dengan entok, kasuari, emu, nandus, burung merak dan
burung walet (dimana dilaporkan ada total 17 breed) tidak dimasukkan.
38
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 14
Status resiko breed mamalia di dunia pada Januari 2006: angka riil (tabel) dan persentase (grafik)
gambar berdasarkan region
* Auroch Afrika, yang pernah hidup di wilayah Afrika dan Timur Tengah dan sekitarnya.
39
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 15
Status resiko breed unggas di dunia pada Januari 2006: angka riil (tabel) dan persentase (grafik)
gambar berdasarkan region
TABEL 15
Jumlah breed mamalia yang punah
40
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 16 TABEL 17
Jumlah breed unggas yang punah Tahun kepunahan
Eropa & Amerika
Spesies Afrika Asia Dunia Tahun Jumlah Breed %
Kaukasus Utara
Ayam 0 5 34 1 40 Sebelum 1900 15 2
Bebek 0 0 3 0 3 1900-1999 111 16
Kalkun 0 0 2 0 2 Setelah 1999 62 9
Ayam Mutiara 2 0 0 0 2 Tidak diketahui* 502 73
Total 2 5 39 1 47 Total 690 100
* Tidak diketahui tahun kepunahan
Tabel 15 dan 16 menyajikan jumlah breed ternak lintas regional (angka riiln meningkat dari
mamalia dan unggas yang punah berdasarkan 369 menjadi 529 breed) dan breed lokal (angka
spesies dan region. Jumlah breed mamalia dan riil meningkat dari 4.013 menjadi 6.536 breed)
unggas yang punah di Eropa dan Kaukasus jauh (Gambar 16).
lebih banyak yaitu 16% dari semua breed yang Klasifikasi pada tahun 1999, memperlihatkan
dilaporkan punah. Akan tetapi Amerika Utara kemungkinan 369 breed lintas regional dan 197
mempunyai proporsi tertinggi breed yang punah breed lintas internasional. Lebih tingginya
proporsi breed ternak lintas internasional di
(25%) di antara breed yang dilaporkan. Dominasi
tahun 2006 sebagian hasil dari kenyataan bahwa
breed punah dari Amerika Utara, Eropa dan 86 breed yang sudah diklasifikasikan sebagai
Kaukasus mungkin berhubungan dengan lebih breed lintas regional di tahun 1999
intensifnya tingkat pendataan breed pada dua diklasifikasikan sebagai breed lintas
region tersebut. internasional di tahun 2006 (283 masih sebagai
Pada tahun kepunahan dilaporkan hanya 27% breed lintas regional) (Tabel 18). Faktor lain
(188) breed yang punah. Lima belas breed yang menyumbang terhadap kenaikan jumlah
breed lintas internasional adalah breed baru
punah sebelum tahun 1900, 111 antara tahun
yang dihasilkan dari breed lintas internasional
1900 dan 1999, dan selama 6 tahun terakhir 62 (274) dibandingkan breed lintas regional (240)
breed lagi punah (Tabel 17). (Tabel 18). Perubahan dapat juga disebabkan
oleh pelaporan yang diperbaharui, tetapi
mungkin juga mencerminkan penyebaran breed
6 Tendensi dalam status breed yang sedang berlangsung pada region baru.
internasional meningkat dari 4% menjadi 7% dari Breed baru yang dilaporkan 240 274
3)
Catatan : pada tahun 1999 sistem klasifikasi (breed lintas batas vs
lokal) belum dikembangkan, oleh karenanya analisa yang ditampilkan
disini dilakukan dengan menerapkan prosedur baru pada data tahun
1999 untuk mendapatkan pembandingan.
41
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 16
Breed lokal, regional dan internasional pada tahun 1999 dan 2006
Jumlah breed
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2000 2006
6.2 Tendensi dalam erosi genetik berpindah dari kategori terancam menjadi tidak
Dikarenakan kategori breed lintas batas baru terancam (25 dari 80, atau 31%) dibanding
dikenalkan pada tahun 2006, maka tidak bergerak ke arah sebaliknya (10 dari 411, atau
mungkin melakukan pembandingan langsung 3%). Hal ini dapat dijelaskan dari kenyataan
jumlah breed dalam tiap kategori status beresiko. selama 6 tahun, selanjutnya beberapa negara
Sehingga, pembandingan ditampilkan dalam tiga melaporkan adanya beberapa breed lintas batas,
bagian. Pertama ditunjukkan tendensi antara yang berasal dari yang dipromosikan ke dalam
breed lintas batas, diikuti dengan tendensi antara kategori tidak terancam. Jumlah dari breed lintas
breed yang diklasifikasikan sebagai lokal pada batas baru dan status ancamannya ditunjukkan
tahun 1999 dan (karena adanya laporan baru) di pada Tabel 20.
tahun 2006 diklasifikasikan sebagai breed lintas
batas. Akhirnya disajikan gambar untuk breed Breed lokal (1999) diklasifikasikan kembali
yang diklasifikasikan sebagai breed lokal pada sebagai breed lintasbatas (2006)
tahun 1999 dan masih diklasifikasikan sebagai Sudah terdapat sistem klasifikasi pada tahun
breed lokal pada tahun 2006. 1999, sebanyak 276 breed yang diklasifikasikan
sebagai breed lokal diklasifikasikan kembali
Breed lintasbatas pada tahun 2006 sebagai breed lintas batas.
Pembandingan data pada tahun 1999 dan 2006 Dimana sebanyak 87 breed diantaranya
menunjukkan adanya sedikit penurunan proporsi diklsifikasikan sebagai beresiko pada tahun
breed yang dimasukkan dalam kategori beresiko 1999, 39 breed (atau 45%) pada tahun 2006
yang belum jelas. Hal ini menunjukkan beberapa diklasifikasikan kedalam breed lintas batas yang
perbaikan pada kualitas data - sekitar 20 % dari tidak beresiko (Tabel 21). Hal ini sebagian besar
68 breed yang sebelumnya diklasifikasikan berdasarkan dari laporan breed yang masih
sebagai status beresiko yang belum jelas, belum jelas berasal dari negara-negara
diklasifikasikan kembali pada tahun 2006 tambahan. Tabel 21 juga menunjukkan bahwa
(Gambar 17; Tabel19). Table 19 juga telah terjadi perbaikan kualitas data diantara
menunjukkan bahwa lebih banyak yang kelompok breed tersebut - 61% (34 dari 56) dari
42
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 17
Perubahan status beresiko breed lintasbatas dari tahun 1999 sampai 2006
Jumlah Breed
1200
1000
800
600
7
400
200
0
2000 2006
beresiko tidak beresiko punah tidak diketahui
TABEL 19
Perubahan status resiko breed lintasbatas dari tahun 1999 sampai 2006
Status resiko pada Jumlah breed pada tahun Status resiko pada tahun 2006
tahun 1999 1999 Beresiko Tidak Beresiko Punah Tidak diketahui
Beresiko 80 68% 31% 0% 1%
Tidak beresiko 411 3% 97% 0% 0%
Punah 7 0% 0% 100% 0%
Tidak diketahui 68 6% 15% 0% 79%
TABEL 20
Status resiko dari breed lintasbatas setelah 1999
Status resiko pada tahun 2006
Jumlah
Beresiko Tidak beresiko Punah Tidak diketahui
Jumlah breed 112 274 2 126 514
breed dengan status beresiko yang belum jelas mengindikasikan adanya perbaikan dalam
pada tahun 1999 ditempatkan menjadi kategori pelaporan. Tabel 22 juga menunjukkan sedikit
diketahui status resikonya pada tahun 2006. lebih tinggi proporsi breed yang berpindah dari
kategori beresiko menjadi kategori tidak beresiko
Breed lokal (7,4%) dibanding sebaliknya (4,6%). Gambaran
Selama tahun 1999 sampai 2006, 20% dari nilai riilnya adalah 60 breed dan 59 breed. Di
breed yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai antara breed lokal yang beresiko pada tahun
breed yang status resikonya tidak jelas 1999, 1,6 % menjadi punah pada tahun 2006,
ditempatkan pada kategori diketahui status dan diantara breed lokal yang tidak beresiko
resiko nya (Tabel 22, Gambar 18) - pada tahun 1999 sebesar 0,2% menjadi punah.
43
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 21
Perubahan status resiko dari breed lokal (1999) yang diklasifikasikan kembali sebagai breed lintas
batas (2006)
Status resiko tahun Jumlah breed pada Status resiko tahun 2006
1999 tahun 1999 Beresiko Tidak beresiko Punah Tidak diketahui
Beresiko 87 51% 45% 0% 5%
Tidak beresiko 124 3% 97% 0% 0%
Punah 9 44% 11% 22% 22%
Tidak diketahui 56 21% 39% 0% 39%
GAMBAR 18
Perubahan status resiko breed lokal dari tahun 1999 sampai 2006
Jumlah Breed
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2000 2006
beresiko tidak beresiko punah tidak diketahui
TABEL 22
Perubahan status resiko breed lokal dari tahun 1999 sampai 2006
Status resiko pada Jumlah breed Status resiko pada tahun 2006
tahun 1999 tahun 1999 Beresiko Tidak beresiko Punah Tidak diketahui
Beresiko 815 91% 7% 2% 0%
Tidak beresiko 1 295 5% 93% 0.2% 2%
Punah 623 2% 0% 97% 0%
Tidak diketahui 999 8% 10% 1% 81%
TABEL 23
Status resiko dari breed lokal yang dilaporkan setelah 1999
Status resiko pada tahun 2006
Jumlah
Beresiko Tidak beresiko Punah Tidak diketahui
Jumlah breed 414 575 54 1758 2801
44
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Jumlah breed lokal baru yang dilaporkan dan negara laporan dari breed yang ada mungkin
kategori status beresikonya ditampilkan pada mewakili populasi kecil yang keberadaannya
Tabel 23. Relatif besarnya jumlah breed yang hanya untuk sementara. Pembedaan lebih jelas
diklasifikasikan sebagai status beresikonya yang perlu dikembangkan, karena klasifikasi ini
tidak jelas dikarenakan dimasukkannya breed terbukti sangat berguna untuk mengidentifikasi
yang sudah masuk pada laporan nasional, yang pola pertukaran SDGT. Akan berguna juga
mana hampir semuanya tidak dimasukkan ke dalam mengidentikasi kasus dimana diperlukan
dalam data populasi. kolaborasi untuk manajemen breed.
Dua kelompok breed lintas batas (regional dan
internasional) perlu dibedakan
7 Kesimpulan mempertimbangkan status resikonya. Breed
yang benar-benar tersebar secara internasional
Selama tahun 1999 sampai 2006 lingkup
dan pola pertukarannya tidak di bawah resiko
keragaman breed pada Data Bank Global sangat
dalam istilah ukuran populasi. Akan tetapi, dalam
meningkat. Akan tetapi, informasi breed yang
kasus sapi FH penurunan keragaman didalam
bersangkutan masih jauh dari lengkap. Lebih
breed (karena program efisiensi seleksi) bisa
dari sepertiga breed yang dilaporkan, status
menjadi masalah. Meskipun breed lintas regional
resikonya tidak jelas dikarenakan hilangnya data
ditemukan dibeberapa negara, beberapa
populasi. Sebagai contoh di Afrika dan Pasifik
mungkin dipelihara oleh kelompok etnik marjinal
Baratdaya, sepertiga populasi breed belum
sehingga kemungkinan menjadi terancam
dilaporkan ukuran populasinya.
bersamaan dengan strategi kehidupan
Pembentukan breed lintas batas baru
pemeliharanya.
(berhubungan dengan populasi breed nasional
Estimasi berlebihan keragaman genetik
dengan gen pool bersama) mengeluarkan
berdasarkan jumlah breed di Eropa dan
estimasi status resiko yang tidak realistis untuk
Kaukasus yang bersamaan dengan tradisi para
breed tersebut, terjadi karena penghitungannya
pemulia, di beberapa kasus mengakibatkan
didasarkan pada data populasi pada tingkat
kepunahan sejumlah breed. Namun demikian,
individu negara. Keterkaitan breed didasarkan
kontribusi beberapa breed pada keragaman
pada pengetahuan para ahli; kriteria yang lebih
genetik mungkin hanya sedikit. Namun demikian,
obyektif untuk menilai susunan gen pool
sebaiknya perlu dicatat bahwa hampir semua
bersama kedepannya perlu dikembangkan dan
studi pada breed spesifik di negara maju
diaplikasikan. Pembedaan breed lintas batas
menyatakan bahwa breed tersebut secara
sebagai lintas regional atau lintas internasional
keseluruhan menambah keragaman genetik dan
dilakukan secara formal, berdasarkan pada
mungkin mempunyai potensi untuk dikonservasi.
apakah breed yang bersangkutan ada dalam
Gambaran dari keragaman lebih jauh dibiaskan
satu atau lebih satu region SoW-AnGR. Apabila
oleh status pelaporan yang lebih baik di
hal ini tidak terjadi, maka beberapa breed
beberapa negara maju seperti Eropa, Kaukasus
diklasifikasikan sebagai breed internasional
dan Amerika Utara, dimana laporan semua
(seperti .yang ada di dua batas antara region
breed yang ada hampir sudah lengkap.
Afrika dan Timur Tengah dan sekitarnya)
Untuk identifikasi tendensi erosi, breed lokal
mempunyai sebaran terbatas dan akan lebih
memberikan identifikasi yang lebih jelas
baik diperlakukan sebagai breed lintas regional.
dibanding breed lintas batas (yang perubahan
Lebih jauh, usaha pertama untuk
antara kategori dan tingginya jumlah populasi
mengklasifikasikan breed tidak
breed nasional yang dilaporkan pada tahun 2006
mempertimbangkan berdasarkan
membiaskan gambaran tersebut). Perubahan
penyebarannya, ukuran populasi dari breed
status beresiko diantara breed lokal agak rendah
lintas negara, ini berarti bahwa pada beberapa
45
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
46
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Bab C
Aliran dari Sumberdaya
Genetik Ternak
1 Pendahuluan
Aliran gen (pergerakan dan pergantian breed dari introgresi gen yang dapat diberikan
hewan atau plasma nutfah) pada spesies ternak breed ternak karena tingginya tingkat variasi
sudah berlangsung sejak waktu prasejarah dan genetik di dalam suatu breed.
digerakkan oleh banyak faktor. Pada skala Keterbatasan tersebut berarti tidak mungkin
global, yang paling signifikan aliran gen untuk memberikan analisis kuantitatif yang
melibatkan lima besar spesies ternak, yakni komprehensif dari pertukaran global antara Utara
sapi, domba, kambing, babi dan ayam. Berfokus dan Selatan. Meskipun adanya keterbatasan
hanya pada lima spesies tersebut, bagian ini tersebut, data yang ada memungkinkan untuk
menguraikan informasi dari DAD-IS FAO mengkaji tren yang sedang ada, dan perkiraan
databank global dan literatur terpilih untuk pentingnya, pergerakan dan pertukaran hewan
memberikan uraian dari asal mula dan hidup, semen dan embrio.
penyebaran breed utama dunia.
Istilah Utara dan Selatan digunakan disini 2 Pola pergerakan paksa dan fase
untuk menunjuk secara berurutan negara maju sejarah aliran gen
dan negara berkembang. Informasi yang
tersedia umumnya hanya sepintas dan tidak Aliran gen ditentukan dan dipengaruhi oleh
lengkap. Sangat jarang statistik mengungkapkan beberapa faktor yang luas - budaya, militer,
secara spesifik sumber dan negara tujuan dari organisasi, institusi, politik, pasar, teknologi,
ternak yang dikembangbiakan dan lebih banyak penelitian, penyakit dan peraturan. Kepentingan
menggunakan data oleh spesies dari pada relatif dari faktor-faktor tersebut sudah berubah
breed. Beberapa keterbatasan lain termasuk : selama perjalanan sejarah. Secara luas, tiga
Tidak ada catatan sistematis dari ukuran
periode berbeda dapat dibedakan dalam pola
populasi breed breed ternak yang ada di aliran global gen.
beberapa negara tidak berarti populasinya Prasejarah sampai abad ke- 18. Fase ini
secara global; merentang sekitar 10.000 tahun, dari awal
Breed di daerah beriklim sedang sering lebih
domestikasi sampai akhir abad ke-18. Selama
baik diberi tanda dan didomentasikan dari waktu tersebut, gen tersebar sebagai hasil dari
pada breed dari wilayah tropis dan daerah penyebaran ternak domestik dengan cara difusi
marjinal; secara gradual, migrasi, perang, eksplorasi,
Aliran gen dalam negara besar tidak muncul
kolonisasi dan perdagangan
di dalam statistik internasional, tidak seperti Abad ke-19 sampai abad pertengahan ke-20.
aliran di antara negara kecil -breed yang ada Selama periode ini mulai dari awal abad ke-19
di beberapa negara kecil mungkin sampai sekitar pertengahan abad ke-20,
membesarkan kepentingannya daripada organisasi breeding dibentuk di Utara.
yang sebenarnya di dunia; dan Organisasi tersebut diformalkan dengan adanya
Berlawanan dengan sumberdaya genetik
sejumlah breed, tercatat pedigreenya/asal
tanaman, tidak ada sumbangan kuantitatif usulnya dan performannya dan difasilitasi
47
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
perbaikan output yang cepat. Aliran gen pertama kali didomestikasi di wilayah ini. Pusat
terutama diantara negara-negara di Utara (aliran domestikasi yang lainnya adalah Asia Tenggara
Utara-Utara), dan dari Utara ke Selatan. (babi, kerbau lumpur, dan mungkin ayam),
Kekuatan yang berada di belakang pergerakan Lembah Indus (ayam dan kerbau sungai),
ini adalah perkembangan teknologi, permintaan Amerika Utara (sapi dan keledai), dan
untuk ternak produksi tinggi, dan awal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan (Ilama,
komersialisasi breeding ternak di Utara. alpaca dan marmut/guinea pig). Dari pusat-pusat
Pertengahan abad ke-20 sampai sekarang. ini ternak yang didomestikasi menyebar secara
Selama fase ini, aliran gen didorong oleh adanya bertahap dari tetangga ke tetangga dan juga
perusahaan yang melakukan breeding secara bersama dengan kepindahan pemeliharanya ke
komersil di Utara, adanya perbedaan produksi area yang baru. Pemeliharaan ternak menyebar
antara Utara dan Selatan dan globalisasi yang dengan cepat ke seluruh dunia tua, dengan
cepat. Terjadinya proses teknologi maju perkecualian dari sub-sahara Afrika, dimana
memungkinkan untuk mengirim semen dan pergerakannya sangat lebih lambat, mungkin
embrio dari ternak hidup. Akhir-akhir ini, karena penyakit endemik (Clutton-Brock, 1999).
memungkinkan untuk memindahkan seluruh Domestikasi dan penyebaran berkontribusi
sistem produksi - untuk menciptakan lingkungan pada peningkatan variabilitas di dalam tiap
terkontrol di bagian lain dunia. Selanjutnya spesies. Bersamaan dengan ternak beradaptasi
memungkinkan untuk mengidentifikasi dan pada lingkungan baru dan diarahkan pada
mengisolasi gen. Fokus bergeser pada gen tekanan seleksi yang berbeda, populasi dengan
individu dari pada sifat atau seluruh genotipe. pengembangan karakteristik baru. Bahkan pada
Usaha perlu dimulai untuk timbulnya kerangka awal sejarah baru, seleksi tidak hanya alami,
kerja legal internasional yang mengatur tetapi juga dipengaruhi oleh preferensi budaya.
mekanisme pertukaran materi genetik, dan hak Proses ini membawa pada perkembangan
kekayaan intelektual. beberapa breed lokal (Valle Zrate et al., 2006).
Tren atau kecenderungan tersebut sekarang Peperangan dan perdagangan merupakan
sedang berjalan dan mempengaruhi bagian penggerak penting untuk penyebaran ternak
dunia yang berbeda dalam tingkat yang berbeda. seperti kuda dan unta yang dipakai untuk
Contohnya, banyak terjadi di dunia, breeding transportasi dan hewan tunggangan.
bibit masih diperdagangkan tanpa melibatkan Menghasilkan kuda yang bagus merupakan
organisasi breeding, paling tidak perusahaan elemen vital dari kekuatan militer, dan spesies ini
yang spesialisasi pada breeding. Sekalipun mendominasi perdagangan dalam sumberdaya
demikian, pendekatan breeding modern genetik selama berabad-abad.
mengalami peningkatan yang digunakan di Kolonialisasi daerah baru merupakan suatu
Selatan, dan meningkatkan penyebaran breed pola penting lainnya untuk aliran gen. Orang
yang dikhususkan dan sistem produksi. Roma berinvestasi pada breeding ternak, dan
pengembangannya terdapat pada bukti
2.1 Fase 1: prasejarah sampai abad ke-18 arkeologinya, breed dengan ukuran yang lebih
Pada awal fase breeding ternak, ternak yang besar disebarkan negara yang didudukinya.
didomestikasi disebar melalui difusi secara Akan tetapi dengan menurunnya kerajaan
bertahap dari pusat domestikasinya (lihat bab A). Romawi, peningkatan ternak ini menjadi
Satu pusat domestikasi utama berada di Asia berkurang. Penjajahan juga mempunyai peran
barat dan timur Mediterania. Selama waktu yang pada waktu belakangan: ketika bangsa Eropa
diketahui sebagai revolusi Neolithic, empat menjajah benua baru mereka selalu membawa
spesies ternak mamalia utama - domba, ternaknya bersama dengan mereka (Kotak 7).
kambing, sapi dan babi - adalah ternak yang Sudah diamati bahwa orang Eropa membangun
48
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
tempat yang tetap dan dominasi budaya hanya sama pada sapi dan dombanya, sehingga pada
di iklim sedang dimana ternak Eropa juga terbentuk komunitas breeding dan buku
berkembang dengan subur (Amerika Utara, peternakan pada awal abad ke-19. Sejak tahun
bagian selatan Amerika Selatan, Australia, New 1850 dan setelahnya, aliran gen dalam bentuk
Zealand dan Afrika Selatan). Wilayah tersebut tetua hewan yang terdaftar menjadi lebih
sekarang mendominasi expor ternak dan produk komersil (Valle Zrate et al., 2006). Awalnya
ternaknya, meskipun 500 tahun yang lalu di komunitas pemuliaan berfokus pada pembuatan
daerah tersebut tidak ada sapi, domba, babi atau standar untuk karakteristik luar; sedangkan
kambing (Crosby, 1986). testing performan hanya dimulai pada awal abad
ke-20.
Kotak 7 Persyaratan penting untuk seleksi performan
Aliran gen, akibat adanya penjajahan tinggi hanya pada intensifikasi pertanian dan
Spesies utama yang didomestikasi sampai di dunia baru peningkatan pakan. Pertukaran sumberdaya
dan Australia sebagai akibat kedatangan penjelajah dan genetik difasilitasi oleh penemuan kapal api.
penjajah Eropa. Columbus membawa 8 ekor babi dari Pada akhir abad ke-19, negara-negara Eropa
pulau Canary ke West Indies pada tahun 1493, dimana
juga mengembangkan legislasi untuk
mereka berkembang dengan cepat. Ternak babi
kemudian mengikuti penyebaran Pizarro ke kerajaan mendukung peraturan perkawinan (breeding)
Inca. Penjelajah dan lainnya melepaskan babi ke pulau ternak. Banyak aliran gen terjadi di antara
terpencil untuk memastikan persediaan makanan untuk negara-negara Eropa dan negara koloninya,
generasi berikutnya dari orang Eropa yang lewat. tetapi ada juga pertukaran gen di dalam Eropa
Seringkali populasinya berkembang bahkan sebelum
dan dari Selatan ke Selatan. Karena breed sapi
pulaunya diberi nama dan didokumentasikan.
Columbus juga membawa sapi, yang turunannya Eropa tidak bisa berproduksi baik di iklim tropis
berkembangbiak menjadi kelompok breeding di West lembab, sapi Ongole India dan Gir dibawa ke
Indies (1512), Mexico (1520an), wilayah Inca (1530 an) Brasil, dan sapi Sahiwal dari India dan Pakistan
dan Florida (1565). Di area yang lembab mereka dikenalkan di Kenya.
membawa beberapa generasi ternak agar dapat
beradaptasi, di lingkungan yang baik populasi mereka
menjadi dua kali lipat setiap 15 tahun. Sebagian besar 2.3 Fase 3: pertengahan abad ke-20 sampai
sapi di Amerika mungkin menjadi liar dari abad ke-16 ke sekarang
abad ke-19. Sapi keturunan Iberia mempunyai tanduk Sejak sekitar pertengahan abad ke-20,
panjang dan lebih aktif dibanding breed Inggris dan serangkaian teknologi maju memfasilitasi aliran
Perancis yang belakangan diperkenalkan ke Amerika
gen. Pemanfaatan semen secara komersial
Utara.
______ berawal pada tahun 1960, embrio pada tahun
Sumber : Crosby (1986) 1980, dan sexing embrio pada pertengahan
1990 (Valle Zrate et al., 2006). Kurangnya
peliputan inseminasi buatan (IB) yang berarti
2.2 Fase 2: abad ke-19 sampai pertengahan lebih lambatnya aliran gen di negara
abad ke-20 berkembang dan di daerah terpencil
Sampai akhir abad ke-18, petani Eropa Menjelang akhir abad ke-20, aliran gen ke
umumnya tidak banyak memberikan penekanan Selatan mulai dipercepat oleh meningkatnya
pada breeding ternak. Perkenalan kuda Arab ke jumlah konsumen dengan selera dan dengan
Inggris merangsang pengembang biak ternak kemampuan untuk membeli, daging, susu, keju
untuk meniru praktek breeding Arab seperti dan telur - bahkan di negara yang tidak bisa
seleksi secara hati-hati dan mempertahankan mengkonsumsi susu. Hasil perluasan sistem
turunan murninya. Setelah mempelopori kerja produksi ternak secara intensif di negara
Robert Bakewll (1725-1795), pemuliabiakan berkembang diberi istilah revolusi peternakan.
Inggris memulai untuk menerapkan prinsip yang Ternak monogastrik (babi dan unggas)
49
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
meningkat jumlah kepentingannya karena tiered) kurang umum saat ini. Sebagai contoh di
mereka secara efisien mengubah pakan menjadi perusahaan kerjasama Awasi Australia, didirikan
daging atau telur. Ruminansia kecil, terutama untuk mensuplai domba hidup ke Timur Tengah
domba kehilangan lahan dengan menurunnya untuk dipotong (Mathias and Mundy 2005) di
sumber padang rumput dan permintaan wool beberapa bagian di Selatan, pola dari struktur
(FAO, 1999). skala besar untuk breeding belum dikerjakan.
Berbagai macam faktor yang membentuk Perubahan preferensi/kesukaan konsumen:
aliran gen ternak melintasi perbatasan nasional. perubahan preferensi konsumen dan timbulnya
Di antaranya termasuk: permintaan pasar baru mempengaruhi aliran
Permintaan untuk performan yang optimum. gen. Sebagai contoh, permintaan untuk daging
Aliran gen dipengaruhi oleh keinginan produsen sapi yang tumbuh secara alami menyebabkan
dan pemulia untuk mendapatkan genotipa yang impor breed sapi potong Inggris dan Perancis ke
berproduksi optimum pada lingkungan produksi Jerman. Ada prediksi bahwa tekanan dari lobi
tertentu yang diberikan (Peters and Meyn, 2005). animal welfare (kesejahteraan ternak) akan
Expor menghasilkan keuntungan, yang merangsang pemeliharaan babi dalam kondisi
membantu membayar aktivitas breeding dan lebih ekstensif, termasuk sistem outdoor. Hal ini
dapat diinvestasikan kembali dalam program memerlukan pengembangan strain baru yang
breeding. Pada negara pengimpor, motif untuk dapat hidup pada kondisi tersebut (Willis, 1998).
mengimpor gen dapat bervariasi. Negara seperti Menurunnya permintaan wool mempercepat
China dan Brasil dalam proses untuk penyebaran domba rambut.
membangun program sistem intensif dan Kesehatan hewan dan standar higienis.
program breeding. Negara-negara Eropa Timur Tingginya standar higienis dan status bebas
perlu untuk meningkatkan performan sapi penyakit membuat suatu negara dapat
perahnya, sementara negara Mediterania, Timur berpartisipasi lebih mudah di pasar untuk materi
Tengah dan sekitarnya dan negara Afrika secara genetika. Australia sebagai contoh, negara yang
tradisional mengimpor karena tingginya biaya bebas penyakit dan tidak menghadapi hambatan
untuk pengembangan program breedingnya. pada expor material genetiknya. Pada waktu
Breeding organisasi. Pasar untuk genetika yang sama, hal ini memaksa diberlakukan
ternak sangat tinggi kompetisinya. Permintaan standar karantina yang ketat untuk menjaga
berdasarkan performan yang sudah terbukti - statusnya dan menerima semen dan embrio
suplier dapat menjual semen sapi pejantannya transfer dari binatang hidup. Negara
hanya apabila pejantan tersebut sudah berkembang pada kondisi kurang beruntung
menghasilkan anak yang performannya superior. karena mereka tidak dapat memenuhi standart
Hal ini berarti organisasi yang efisien sebagai yang diperlukan. Sebagai contoh Philipina
perusahaan breding adalah hasil yang jelas. mengimpor germplasma kerbau perah dari
Perlu waktu lama untuk mengembangkan strain Bulgaria dari pada India sumber yang lebih
atau hibrida yang mempunyai performan tinggi, dekat dan lebih murah disebabkan India tidak
sehingga hanya sedikit perusahaan dan negara dapat memenuhi standar sanitasi internasional.
yang mempelajari program atau pelaku lain Kebijakan pemerintah. Pemerintah sering
mendapatkan sulit untuk berkiprah. Breeding dan mensubsidi ekspor nasional genetikanya untuk
aliran gen global pada unggas dan babi membantu peternaknya, atau mereka
didominanasi oleh sedikit perusahaan besar mendukung impor dari genetika eksotik (asing)
yang mempunyai bisnis sejak tahun 1960. untuk membangun sistim produksi nasional. Hal
Konsentrasi juga meningkat pada sektor yang terakhir ini sering dibiayai oleh bantuan
breeding sapi. Pada domba, hibrida yang bilateral atau internasional. Alternatifnya,
mempunyai produksi banyak macam (multi- pemerintah kadang-kadang membatasi expor
50
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
51
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 19
Distribusi dari breed lintas batas
adalah Friesian Holstein, ditemukan di 128 berasal dari Eropa Timur dan Swiss
negara di seluruh dunia. (Switzerland), sejumlah kecil datang dari Kanada
dan tempat lain. Impor dari Amerika Serikat
3.1 Sapi dibatasi oleh pertimbangan penyakit
Genetika sapi dipertukarkan dalam bentuk ternak (Mergenthaler et al., 2006).
hidup (betina dara, induk bunting dan pejantan), Perdagangan semen lebih besar dibanding
semen dan embrio. Sejumlah besar ternak hidup hewan hidup - semen lebih mudah diangkut dan
diperdagangkan setiap tahun, tetapi sebagian tidak masalah dengan batasan kesehatan dan
besar ditujukan untuk penggemukan dan karantina. Menurut Thibier and Wagner (2002),
dipotong dari pada untuk breeding. Tingginya mendekati 20 juta dosis semen diperdagangkan
biaya transpor ada tiga zona pasar untuk ternak secara international pada tahun 1998. Sekitar
breeding hidup: yaitu Eropa, Amerika Utara dan 8% total jumlah dosis beku diproduksi di seluruh
Baratdaya Pasifik. Dari tahun 1993 sampai 2003, dunia. Amerika Utara dan Eropa adalah
15 negara yang merupakan anggota Uni Eropa pengekspor utama. Amerika Utara memproduksi
(EU-15) mengekspor lebih dari 150.000 sapi 70% dari ekspor semen global, dan EU 26%;
dara untuk breeding setiap tahun. Secara kasar dan sisanya datang dari negara Eropa lainnya,
lebih dari setengahnya tinggal di dalam EU-15; Australia, New Zealand dan Afrika Selatan. EU
hampir semua sisanya pergi ke Afrika Utara, mensuplai sekitar 3 juta dosis pada tahun 2003,
Asia Barat dan Eropa Timur. Pada waktu yang terutama ke negara-negara lain di Eropa,
sama, EU-15 mengimpor sekitar 15.000 sapi Amerika Latin, Afrika Utara dan Amerika Utara
dara dari luar tiap tahun, hampir semuanya (di luar negara Commonwealth dan Turki) dan
52
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
sub-sahara Afrika menerima hanya 5% dari total Sindhi dan Sahiwal sekitar 2% (Chupin and
(Eurostat, cited in Mergenthaler et al., 2006). Thibier, 1995 cited in Mergenthaler et al., 2006).
Pada tahun 2003, negara EU mengimpor sekitar Perdagangan embrio belum sebesar
6,8 juta dosis semen, hampir semua datang dari perdagangan semen. Namun demikian sejumlah
negara di dalam EU, dan banyak dari sisanya kecil embrio kadangkala cukup untuk
datang dari Amerika Serikat dan Kanada. membangun populasi yang besar. Contohnya
Pada tahun 1991, tiga perempat ekspor Perancis meng-upgrade sapi Friesien
semen global berasal dari satu breed- Friesien Holsteinnya yang dicapai terutama melalui impor
Holstein. Breed sapi perah lainnya hanya sekitar 1.000 embrio dari Amerika Serikat ((Meyn
berkontribusi 13%, breed sapi potong sekitar 2005 komunikasi pribadi disitasi dalam
10%, dan breed tropis utamanya Brahman, Red Mergenthaler et al., 2006).
GAMBAR 20
Distribusi dari sapi Friesian Holstein
GAMBAR 21
Distribusi dari sapi Charolais
53
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
54
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 22
Penyebaran breed sapi lintas batas asal dari Amerika Latin, Afrika atau Asia Selatan
55
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
56
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Breed Afrika disilangkan dengan breed Eropa untuk daging/wool dari bagian Timur Inggris,
untuk menghasilkan breed seperti Bonsmara ditemukan di 40 negara di semua region), Texel
(hasil dari persilangan Africander Hereford and (breed daging dari Belanda, 29 negara) dan
Shorthorn di Afrika Selatan lihat Gambar 22), Merino (breed wool dari Spanyol) (Gambar 23).
Senepol (persilangan Ndama Red Poll, Merino mungkin berada pada ranking pertama
dikembangbiakkan di Virgin Islands, Amerika kalau semua derivatifnya yang diperhitungkan -
Serikat, kemudian diimpor ke Amerika Serikat) sudah digunakan untuk persilangan secara luas
dand Belmont Red (persilangan Africander dan diseleksi untuk menghasilkan jumlah besar
Hereford dan Shorthorn, dikembangbiakan di dari berbagai breed baru.
Australia). Seperti contoh menunjukkan, Delapan dari breed terbaik yang berasal dari
perkawinan silang dilakukan di dalam dan di luar Eropa datang dari selatan dan timur Inggris; tiga
Afrika dan ditempat lain. berasal dari Perancis, sementara yang lain
datang dari Finlandia, Jerman, Belanda,
Breed sapi dari wilayah lain Federasi Rusia dan Spanyol. Seperti sapi,
Sangat sedikit breed dari bagian lain di dunia beberapa breed domba berasal dari ras
sudah menyebar di luar tempat aslinya. Sapi dari tradisional yang diformalkan menjadi breed pada
sentral, timur dan tenggara Asia mempunyai abad ke-19. Breed Eropa menyebar ke banyak
pengaruh yang kecil pada kelompok ternak dunia negara lain. Breed domba ini yang paling sukses
di daerah beriklim sedang di Amerika Utara dan
3.2 Domba Baratdaya Pasifik. Perpindahan dimulai dengan
Domba adalah di antara spesies domestik yang pendudukan Eropa pertama kali di daerah ini
paling luas tersebar. Domba memiliki multifungsi, dan terus berlangsung sampai sekarang.
mudah beradaptasi, dan tidak ada batasan Kanada seringkali dijadikan sebagai pos
agama untuk penggunaan dagingnya (paling perhentian untuk breed Eropa sebelum mereka
tidak di antara kepercayaan agama yang diimpor ke Amerika Serikat, mungkin karena
dominan). Breeding domba utamanya dilakukan peraturan negara Amerika Serikat untuk
melalui pertukaran hewan hidup. IB (inseminasi mencegah penyebaran penyakit.
buatan) pada domba kurang sukses dibanding Negara EU-15 pengekspor breed murni
sapi. Diperlukan sistem produksi modal intensif, domba, yang didominasi oleh Spanyol. Portugal,
dan hanya penting dengan dimana penggunaan Perancis dan Jerman juga mengekspor dalam
semen segar adalah praktis, seperti program jumlah kecil domba bibit (Schfer dan Valle
breeding domba perah di Perancis, Italia dan Zrate, 2006). Pertukaran ternak domba terjadi
Spanyol (Schfer and Valle Zrate, 2006). terutama di antara negara EU-15, dengan Eropa
Sebanyak 59 breed domba dilaporkan dari lima Timur sebagai tambahan tujuan penting.
atau lebih negara. Breed yang paling luas Amerika Utara, Australia dan New Zealand
terdistribusi adalah Suffolk, Merino dan Texel, mempunyai program breeding domba yang aktif.
diikuti oleh Corriedale dan Barbados Black Belly Tiga breed yang sudah dikembangkan di daerah
ini adalah: Corriedale, yang merupakan breed
Breed domba asal Eropa keempat yang paling tersebar luas; Katahdin
Domba Eropa adalah yang paling tersebar luas (berdasarkan persilangan antara breed Afrika
di dunia, tetapi tidak dominan seperti breed sapi. dan Europa), dan Poll Dorset. Semuanya adalah
Mereka hanya berkontribusi lima dari breed top berdasar pada leluhur breed Eropa.
yang tersebar di dunia, dan 35 sampai 59 breed Breed Eropa diekspor hanya ke sedikit negara
dilaporkan dari sepuluh atau lebih negara di Selatan, terutama Merino (breed murni pada
(Gambar 19). Tiga breed paling terbaik 11 negara di Afrika, enam di Asia dan lima di
semuanya berasal dari Eropa: Suffolk (breed
57
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 23
Distrusi dari breed domba lintasbatas
58
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Amerika Latin dan Karibia) dan Suffolk (lima negara, termasuk 13 negara di Afrika. Dari Afrika
negara Afrika, empat di Asia dan 12 di Amerika Selatan domba tersebut diekspor ke Karibia.
Latin dan Karibia). Amerika latin dan Karibia Pada pertengahan 1600-an dan yang
adalah tujuan dari breed Eropa lebih dari bagian sekarang di 26 negara di Karibia dan Amerika
lain dari negara berkembang. Criollo, keturunan Tropis, breed domba Afrika juga mempunyai
dari impor awal Eropa, ada di setiap negara di kontribusi pada breed baru yang dikembangkan
Amerika latin dan Karibia (Gambar 23). di dunia. Yang paling sukses adalah domba
Breed Eropa berkontribusi pada banyak dari Barbados Black Belly, breed rambut yang
440 lebih breed domba komposit yang muncul di pulau Barbados, dan juga sudah
dikembangkan selama 3 4 abad yang lalu di diekspor ke Eropa, Malaysia dan Philipina.
seluruh dunia (Shrestha, 2005, cited in Schfer Dorper, merupakan breed Afrika Selatan kedua
and Valle Zrate, 2006). Barbados Black Belly yang sangat tersebar di Afrika Selatan dan telah
dan Dorper adalah breed campuran tetua Eropa menyebar ke 25 negara, terutama Afrika dan
dan bukan Eropa yang penyebaran sangat luas. Amerika Latin. Sejarahnya menggambarkan
aliran alami gen yang sangat komplek (kotak 9).
Breed domba Afrika Domba Katahdin dikembangbiakan di Amerika
Domba Afrika relatif cukup sukses. Domba Serikat dari persilangan antara domba rambut
tersebut (atau keturunannya) terhitung paling Afrika Barat dan Wiltshire Horn dan sangat luas
tidak 11 dari 29 breed yang ditemukan di diekspor ke Amerika Latin. Domba St Croix
sepuluh atau lebih negara. Domba kerdil Afrika adalah keturunan dari domba rambut Afrika
Barat ditemukan di 24 negara: 17 negara di Barat (atau mungkin persilangan Wiltshire Horn
Afrika, tiga di Eropa dan empat di Karibia Criollo). Dikembangbiakan di Virgin Island USA
(Gambar 23). Domba kepala hitam Persia, yang sebelum diekspor ke negara lain di Amerika dan
datang dari Somalia sudah menyebar ke 18 di negara lain.
Kotak 9
Status domba Dorper : Pengumpulan gen sifat produksi
Cerita mengenai domba Dorper mendemonstrasikan Mempunyai sifat unik yang dapat menghasilkan anak
aliran gen yang komplek, dan disusun terus menerus setiap waktu dalam setahun. Domba tersebut aslinya
untuk berbagai sifat yang diinginkan dilakukan oleh diketahui sebagai domba Portland, tetapi diperbaiki
breeder untuk merespon kondisi pasaryang selalu melalui perkawinan dengan domba South down.
berubah . Domba Dorper diciptakan pada tahun 1930 Pada tahun 1995 domba Dorper diimpor ke Jerman,
di Afrika Selatan dengan menylangkan domba Persia yang meningkat popularitasnya karena tidak
kepala hitam (Black Headed Persian) dengan domba dipererlukan tenaga kerja yang intensif untuk
Dorset Horn. pemotongan bulu ketika pasar untuk wool menurun.
Breed domba Black Headed Persian sebenarnya Domba Dorper yang dikembangkan di Australia kini
tidak ada hubungannya dengan Persia, tetapi yang sekarang diekspor ke Vietnam dan India. Selanjutnya,
selalu berubah hasil dari empat ternak dari Somalia domba Dorper disilangkan Damara, breed domba ekor
yang sampai di Afrika Selatan dalam sebuah kapal gemuk Afrika Selatan untuk menghasilkan breed
pada tahun 1868 yang berasal dari Persia, Salah satu Damper. Domba Damper pejantan disilangkan dengan
dari empat ekor domba mati. Tetapi sisanya induk Merino untuk menghasilkan domba pedaging
membentuk nucleus (inti) untuk populasi Black Headed yang dikirm dari Australia ke Timur Tengah untuk
Persian yang didaftarkan di buku daftar pedigree (asal dipotong.
usul ayah pejantan) di Afrika pada tahun 1906. _______
Breed Dorset Horn berasal dari persilangan domba Sumber : Domestic Animal Genetic Resources Information System
(DAGRIS) http://dagris.ilri.cgiar.org/ (2006).
Spanyol dengan domba Inggris asli dalam abad ke-16 .
59
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 24
Aliran gen yang disempurnakan pada domba Awassi dan Assaf dari Israel
Breed domba Afrika lainnya masih tetap Serikat (Gambar 23). Domba Awassi, breed
dipelihara di benua tersebut. Contohnya domba berasal dari Irak, diperbaiki di Israel sekitar tahun
Fulani dari Afrika Barat (10 negara), Uda dari 1960an dan sejak itu menyebar ke 15 negara di
sekitar danau Chad (9 negara), dan Black Maure Selatan dan Timur Eropa, Sentral Asia, Australia
dari Mauritania (6 negara). Semua breed dan Timur Tengah dan sekitarnya (Gambar 23
tersebut dipelihara oleh para penggembala dan 24). Namun demikian perpindahan ke
(Pastoralists), yang bermigrasi jarak jauh dan negara tropis di Afrika dan Asia hanya
memperdagangkan ternaknya -menyebabkan mempunyai keberhasilan yang terbatas (Rummel
luasnya penyebaran dari breed tersebut di et al., 2006).
negara dekatnya.
3.3 Kambing
Breed domba Asia dan Timur Tengah dan Kambing adalah pendukung ekonomi utama bagi
sekitarnya peternak kecil di Selatan, khususnya di area
Berbeda dengan sapi Asia, sangat sedikit breed dengan ekologi marginal seperti di lahan kering
ternak domba dari wilayah ini yang menyebar di atau di pegunungan, dimana ternak domestik
luar tempat asalnya -meskipun Asia mempunyai lainnya tidak dapat dipelihara dengan mudah.
40 % dari domba dunia. Pengecualian pada Kepentingannya terbatas di pertanian di daerah
domba Karakul dan Awassi. Karakul adalah Utara, meskipun beberapa breed ternak kambing
breed domba kuno dari Turkmenistan dan mempunyai produksi susu yang tinggi sudah
Uzbekistan, sekarang ditemukan dalam jumlah dikembangkan di Sentral Eropa melalui
banyak di Selatan Afrika dan juga menyebar ke upgrading ternak lokal dengan breed kambing
India, Australia, Brasil, Eropa and Amerika perah berasal dari Swiss. Peningkatan standar
60
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
hidup di Timur Tengah dan sekitarnya, dan adalah breed yang paling luas terdistribusi-
migrasi penduduk yang suka daging kambing ditemukan di 81 negara dan di semua wilayah di
meningkatkan permintaan akan daging kambing, dunia (Gambar 25). Kambing Eropa juga
menyebabkan penyebaran lebih jauh dari memberikan material breeding pada breed
kambing Boer dalam beberapa dekade yang lalu turunannya seperti Anglo-Nubian, Boer (Gambar
(Alandia Robles et al., 2006). 26), Creole and Criollo.
Dengan pengecualian dari sedikit breed super
yang terdistribusi luas, breed kambing sangat Breed kambing Afrika
kurang tersebar dibanding sapi ataupun domba. Breed ternak kambing Afrika menyusun tujuh
Delapan breed kambing top (Saanen, Anglo- dari 25 breed kambing yang paling tersebar luas.
Nubian, Boer, Toggenburg, Alpine, West African Breed ini dibagi menjadi dua kelompok: kambing
Dwarf, Angora dan Creole) semua tersebar di 24 Komposit (umumnya dikembangkan melalui
atau lebih Negara dan di beberapa wilayah perkawinan silang dengan breed Eropa), yang
(Gambar 19). Namun demikian, kemudian ada tersebar luas di luar Afrika; dan breed ternak
penurunan yang tajam: selanjutnya breed yang kambing yang sebagian besar masih tertinggal di
paling sukses adalah Sahelian, yang hanya Afrika. Pada kategori yang pertama Anglo-
ditemui di 14 negara, semua dan hanya satu di Nubian (dikembangkan di Inggris dengan
negara Afrika barat. Secara keseluruhan lebih menyilangkan kambing Inggris, Afrika dan India,
sedikit breed kambing yang tersebar di luar dan sekarang dilaporkan di 56 negara di seluruh
tempat asalnya. Hanya tiga breed (Saanen, dunia), Boer (breed di Afrika Selatan, breed asli
Anglo-Nubian and Toggenburg) dilaporkan dari dari Eropa dan India dan sekarang didapati di 53
seluruh wilayah di dunia. Di negara berkembang, negara), Criollo (Breed Karibia dengan tetua
jumlah breed kambing jatuh secara drastis dalam Afrika dan Eropa). Breed yang masih banyak
abad ke-20 sebagai akibat dari peningkatan tinggal dipelihara di Afrika termasuk kambing
kepentingan sapi. kerdil Afrika Barat (sebanyak 25 negara),
Sahelian, Small East African (kambing kecil
Breeds dengan tetua dari Eropa Afrika Timur dan Tuareg. Dimana sudah
Breed murni Eropa hanya menyumbang enam diekspor ke negara lain, breed tersebut
dari 25 breed paling atas (mereka yang dipelihara dalam jumlah kecil sebagai kelompok
terdistribusi di lima atau lebih Negara). Hampir percobaan atau dipelihara oleh para hobi
semuanya berasal dari Alps (pegunungan breeder.
Alpen), atau dikembangbiakan dari ternak yang
datang dari daerah tersebut (Saanen, Breed kambing Asia dan Timur Tengah dan
Toggenburg dan berbagai breed Alpine lainnya). sekitarnya
Diantara sepuluh breed paling atas (ranking Pegunungan Baratdaya dan Sentral Asia adalah
yang ketujuh) adalah Angora, breed mohair dari tempat asal kambing. Kambing Bezoar dan
daerah sekitar Ankara di Jaman Turki Modern. Markhor liar masih ditemui disana. Breed
Breed kuno ini menjadi tidak model lagi pada lainnnya dari wilayah ini termasuk kambing
waktu domba Merino meningkat ketersediaanya Kashmere, Damaskus, Pegunungan Syria,
untuk produksi wool, tetapi dengan peningkatan Russian Central Asian berambut kasar dan
kembali ketertarikan pada mohair pada tahun keturunannya Soviet Mohair. Kambing
1970an, beberapa negara mulai untuk Damaskus akhir-akhir ini diperbaiki di Cyprus
meningkatkan populasi Angoranya (Alandia dan mendapatkan pengakuan Internasional
Robles et al., 2006). sebagai breed kambing perah yang bagus sekali
Semua enam breed Eropa teratas juga untuk wilayah tropis dan subtropik. Sementara
ditemukan di luar Eropa. Kambing perah Saanen jumlah populasinya tetap sedikit, breed tersebut
61
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 25
Penyebaran kambing Saanen
GAMBAR 26
Penyebaran kambing Boer
62
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
63
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
64
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
65
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
yang unik pada breed kuda di seluruh Eropa dan mempunyai pengaruh besar pada
sudah menyebar ke 52 negara. Selain itu breed pengembangan breed ternak. Di lain kasus,
Itik Pekin berawal dari tahun 1870 di Amerika sejumlah besar ternak yang diimpor tidak
Serikat dengan populasi dasar berasal dari mempunyai banyak pengaruh terhadap
China. Sekarang merupakan breed itik yang pengembangan ternak.
paling banyak tersebar, dilaporkan di 35 negara Selama fase pertama dari dua fase aliran gen
di seluruh dunia. Pada abad ke sembilan belas, yang disebutkan di atas, yang membentang dari
unta dromedari (unta pacuan) di ekspor ke awal budidaya ternak pada zaman prasejarah
Australia, Amerika Utara, Afrika Selatan, Brazil, sampai pertengahan abad ke-20, aliran gen
bahkan ke pulau Jawa. Sementara mereka mati umumnya meningkatkan kearagaman. Akan
di Jawa karena penyakit, padang pasir Australia tetapi, selama 4 5 dekade yang lalu
merupakan lingkungan yang sangat cocok perkembangan dan ekspansi dari produksi
sehingga unta dapat berkembang biak dengan peternakan secara intensif dan dari seluruh
sendirinya membentuk kelompok besar. Dari sistem produksi, justru berakibat pada
asal tempatnya di Asia, yak sudah penurunan keragaman melalui penggantian
diintroduksikan ke Kaukasus, Amerika Utara skala besar breed lokal dengan sejumlah kecil
(3.000 ekor) dan banyak negara di Eropa. breed global yang sukses.
Mereka diimpor ke Eropa terutamanya karena Proses ini sudah terjadi di Amerika Utara dan
keingin-tahuan, tetapi terbukti bahwa hewan ini Eropa, dimana 50% dari breed yang
mempunyai kelebihan tertentu untuk sistem didokumentasikan sekarang telah
peternakan di pegunungan karena mereka tidak diklasifikasikan punah, kritis atau terancam
banyak memerlukan input. Dagingnya dapat punah. Sekarang diperbanyak lagi di negara
dipasarkan dan punya nilai untuk para turis. Dari berkembang, seperti China memberikan prioritas
Amerika Serikat mereka disebar lebih jauh ke pada sistim produksi intensif dan dan
Argentina. Sebaliknya rusa Reindeer yang mempunyai sumberdaya untuk membangunnya
didomestikasi berasal dari Siberia dibawa ke kembali.
Alaska pada tahun 1891, dan dari sana
diperkenalkan ke Kanada. Spesies yang 4.1 Keragaman meningkatkan aliran gen
dintroduksi ke Iceland antara tahun 1.771 dan Sepanjang sejarah aliran gen menjadi penting
1.787, selanjutnya menjadi liar. Pada tahun 1952 dalam mengembangkan keaneka-ragaman
mereka diintroduksikan dari Norwagia ke ternak, yang pada gilirannya membuat
Greenland (Benecke, 1994). pemeliharanya mampu beradaptasi ke situasi
dan persyaratan baru.
Aliran gen meningkatkan keragaman dalam
4 Pengaruh aliran gen terhadap situasi sebagai berikut:
keragaman Hewan atau breed yang diimpor
beradaptasi dengan lingkungan, dan
Aliran gen dapat berpengaruh dalam dua hal varietas lokal yang diimpor turut
yaitu meningkatkan atau bahkan dapat berkembang. Salah satu contoh adalah
mengurangi keragaman genetik. Pengaruh aliran breed Spanyol dan Portugis yang diekspor
gen bergantung pada beberapa faktor, termasuk ke Amerika Selatan, pada akhirnya
kesenian lingkungan di tempat negeri tujuannya, menghasilkan ternak yang dapat bertahan
disamping struktur organisasi di negeri penerima terhadap kerasnya alam seperti breed Crilo.
dan pengirim (Mathias and Mundy,2005). Lebih Contoh lainnya adalah penyebaran domba
penting lagi, besarnya material yang ditransfer Merino melalui Eropa dan ke banyak negara
bukan merupakan indikasi dari pengaruh aliran lainnya di dunia.
gen. Ada kasus dimana impor segelintir ternak
66
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Hewan atau breed yang diimpor dikawin Berikut ini saduran/sitasi diambil dari Cemal
silangkan dengan ternak lokal, dan and Karaca (2005) memberikan beberapa
dikembangkan breed sintetik yang contoh lain seperti major genes (bersama
mempunyai karakteristik dari kedua dengan pustaka yang relefan untuk bahan
orang tuanya. Contohnya perkawinan silang bacaan lebih lanjut):
dari babi China dan Asia Tenggara dengan (pada domba) gen inverdale mempengaruhi
ternak babi dari Eropa menyebabkan tingkat ovulasi (Piper and Bindon, 1982;Davis
berkembangnya ternak yang bertumbuh et al., 1988) dan gen Callipyge mempengaruhi
cepat, breed babi yang sangat berharga produksi daging (Cockett et al.,1993); pada
pada tahun 1880. Di Amerika Selatan sapi gen perototan ganda mempengaruhi
industri sapi potong berkembang setelah produksi daging (Hanset and Michaux,
breed seperti Ongole dan Gir diimpor dan 1985a,b);pada babi sensitivitas halothane dan
dikawin silangkan dengan breed lokal sapi gen RN mempengaruhi kualitas daging
Criollo. Struktur program kawin silang juga (Archibald and Imlah, 1985) dan lokus
dapat berfungsi untuk mengurangi hilangnya penerima estrogen mempengaruhi liter size
keragaman jika mereka diciptakan dengan (Rothschild et al., 1996); dan pada unggas gen
tujuan untuk mempertahankan populasi leher tidak berbulu mempengaruhi
breed murni dari breed lokal yang mungkin kemampuan terhadap toleransi panas dan gen
akan kurang populasinya. kerdil mempengaruhi ukuran badan (Merat,
Penggunaan darah segar secara 1990).
selektif dalam buku organisasi breed. Marker untuk gen yang bertanggung jawab
Infusi (penyerapan) secara terpilih dari pada sifat yang diinginkan memungkinkan untuk
darah segar dengan membedakan menseleksi pembawa sifat yang dicari dan
penggunaan orang tua jantan (sire) dari menggunakan ternak ini untuk program breeding
breed yang berbeda seringkali dipakai oleh menggunakan marker assisted introgression
pemulia untuk mempertahankan vitalitas gen (introgresi dibantu marker). Pengalaman dari
pool tertutup. Contohnya adalah introduksi sedikit program yang sudah ada menunjukkan
berkala dari kuda jantan thoroughbred sires bahwa metode tersebut dapat memberikan
Inggris atau Arab ke breed lokal kuda keuntungan ekonomi di negara berkembang.
Jerman. Akan tetapi penggunaan teknologi ini sebaiknya
Transfer gen yang ditargetkan untuk diputuskan dengan dasar kasus - per-kasus, dan
karakteristik yang spesifik. Hal ini menjadi hanya akan bermanfaat sejalan dengan breeding
mungkin dengan statistik dan bioteknologi program yang sekarang ada dan pencatatan
yang maju. Contohnya adalah introduksi gen data intensif (FAO, 2007).
boorola yang mengkoding liter size pada
domba Awassi yang sudah dikembangkan di 4.2 Keragaman-mengurangi aliran gen
Israel untuk menciptakan Afec Awassi. Gen Penggantian breed lokal. Aliran gen
tersebut dapat dilacak pada flok dari domba mengurangi keragaman pada waktu breed
Indian Bengal yang diimpor ke Australia dengan penampilan tinggi dan sistem produksi
pada akhir abad ke-18. Pada tahun 1993, intensif menggantikan breed lokal dan sistim
penemuan penanda genetika produksi. Sejak pertengahan abad ke-20, sedikit
memungkinkan untuk mengidentifikasi breed dengan performan tinggi, biasanya
pembawanya. Gen dan penanda tersebut keturunan ternak Eropa, termasuk Friesien
sudah dipatenkan (Mathias and Mundy, Holstein dan sapi Jersey, Large White, babi
2005; Rummel et al., 2006). Duroc dan Landrace, kambing Saanen, dan
ayam Rhode Island Red dan Leghorn, sudah
67
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
menyebar ke seluruh dunia, dan sering kali 4.3 Keragaman menetralkan aliran gen
mengurangi peran breed tradisional. Proses ini Aliran dari breed dan gen sering berpengaruh
terpenuhi di Eropa dan Amerika Utara, tetapi dalam mempertahankan keragaman hayati lokal
sekarang terulang di banyak negara berkembang di dalam negara yang menerimanya. Banyak
yang sejauh ini mempertahankan sejumlah besar usaha untuk mengintroduksi breed ke negara
breed aslinya. Sukar untuk mengkuantifikasi baru ternyata gagal. Yang paling kelihatan
pengaruhnya, karena data yang penting tidak adalah kasus impor breed Eropa ke negara
pernah dikompilasi, dan karena ada faktor lain tropis lembab - Banyak dana sudah dihabiskan
yang mempengaruhi erosi dari keragaman. Akan pada pengiriman ternak ke seluruh dunia, tetapi
tetapi tidak terlalu berlebihan untuk mengatakan umumnya gagal menjadi berkembang di tempat
bahwa negara-negara Selatan akan menjadi titik baru.
awal dari hilangnya keragaman breed pada abad
ke-21 (Mathias and Mundy, 2005). 4.4 Harapan ke depan
Di Vietnam, persentase dari babi asli Bagaimana aliran gen akan mempengaruhi
menurun dari 72% pada tahun 1994 menjadi keragaman di masa depan akan bergantung
hanya 26% pada tahun 2002. Sebanyak 14 terutama pada kebijakan dan kerangka kerja
breed lokal, lima breed dalam status rawan, legislatif yang sekarang berada dalam proses
dua kritis, dan tiga menghadapi kepunahan pengembangan. Dalam kontek revolusi ternak
((Huyen et al., 2006). yang sedang terjadi, kelihatannya transfer dari
Di Kenya, pengenalan breed domba Dorper sistem breeding babi dan sapi akan berlanjut dan
menyebabkan hampir semua breed domba bahkan meningkat dalam menghadapi kemajuan
murni Red Maasai menghilang (lihat Kotak cepat negara-negara Selatan. Penjarangan
95 pada Bagian 4-BabF). (crowding out) breed lokal, sehingga dipercepat
Penurunan dan disintegrasi dari breed di beberapa negara sedang berkembang, jika
lokal. Penurunan peran breed lokal sering tidak ada pemberian khusus dibuat untuk
disebabkan oleh perkawinan silang yang pelestariannya in situ dengan memberikan
membabi buta dengan ternak impor, sering peternak dukungan yang sesuai.
tanpa peningkatan produksi yang nyata atau Akan tetapi, negara-negara semakin
karakteristik lain yang diinginkan. Contohnya di meningkat keprihatinanya tentang pengaruh
India, pemerintah mendukung persilangan ternak impor yang tidak membedakan dengan
dengan Friesien Holstein, Danish Red, Jersey breed aslinya. Sebagai contoh, Jepang akhir-
dan Brown Swiss untuk beberapa dekade. Hal ini akhir ini mengumumkan niatnya untuk
membawa pada pengenceran breed lokal, tetapi melindungi breed sapi Wagyu melalui indikasi
sering tidak ada berpengaruh banyak pada geografis (sama dengan merk) untuk produk
tingkat produksi. Peningkatan produksi susu di perkawinan murni ternak Wagyu. Sementara
India sebagian besar disebabkan oleh beberapa dekade, pemerintah di negara
penggunaan kerbau dan perubahan sturktur berkembang lebih menyukai breed exotic,
pada sektor persusuan (Mathias and Mundy, pergerakan yang melawan arus sekarang dapat
2005). Promosi yang tidak membedakan atau terlihat, dengan himbauan untuk melarang
perkawinan silang dengan breed exotic (luar) peternak menggunakan exotic (potensi memberi
dapat menghasilkan disintegrasi total pada breed efek negatif pada kehidupan keluarga yang akan
lokal. Upgrading sapi Bos indicus sering diuntungkan apabila menggunakan breed exotic
mempunyai pengaruh negatif pada kesuburan ini).
sapi. Kemungkinan bahaya pada pertukaran bebas
dari sumberdaya genetik terletak pada adopsi
secara luas dari konsep berbagi akses dan
68
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
69
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
FAO. 2007. Marker assisted selection in sheep and Musavaya, K., Mergenthaler, M. & Valle Zrate, A.
goats, by J.H.J. van der Werf. In E.P. Guimaraes, J. 2006. Global gene flow of pigs. In A.Valle Zrate, K.
Ruane, B.D. Scherf, A.R. Sonnino & J.D. Dargie, Musavaya & C. Schfer, eds. Gene flow in animal
eds. Marker-assisted selection: current status and genetic resources: a study on status, impact and
future perspectives in crops, livestock, forestry and trends, pp. 281304. FAO, GTZ, BMZ.
fish. Rome. Peters, K.J. & Meyn, K. 2005. Herausforderungen des
Flock, D.K. & Preisinger, R. 2002. Breeding plans for internationalen Marktes fr Tiergenetik.
poultry with emphasis on sustainability. In Zchtungskunde, 77(6): 436356.
Proceedings of the 7th World Gongress on Genetics Piper, L.R. & Bindon, B.M. 1982. Genetic segregation
Applied to Livestock Production, held 1923 August for fecundity in Booroola Merino sheep. In R.A.
2002, Montpellier, France. Barton & D.W. Robinson, eds. Proceedings of the
Guye, E.F. 2005. Editorial: Family poultry must no World Congress on Sheep and Beef Cattle Breeding,
longer be a hidden harvest. INFPD Newsletter, Volume 1, pp. 395400. Palmerston North, New
15(1):1. Zealand. The Dunmore Press Ltd.
Hanset, R. & Michaux, C. 1985a. On the genetic Rothschild, M., Jacobson, C., Vaske, D., Tuggle, C.,
determinism of muscular hypertrophy in the Belgian Wang, L., Short, T., Eckardt, G., Sasaki, S., Vincent,
White and Blue cattle breed. I Experimental data. A., McLaren, D., Southwood, O., van der Steen, H.,
Genetics Selection Evolution, 17:359368. Mileham, A. & Plastow, G. 1996. The estrogen
Hanset, R. & Michaux, C. 1985b. On the genetic receptor locus is associated with a major gene
determinism of muscular hypertrophy in the Belgian influencing litter size in pigs. Proceedings of the
White and Blue cattle breed. II - Population data. National Academy of Science USA, 93: 201205.
Genetics Selection Evolution, 17: 369386. Rummel, T., Valle Zrate, A. & Gootwine, E. 2006. The
Hoffmann, I., Siewerdt, F. & Manzella, D. 2004. worldwide gene flow of the improved Awassi and
Research and investment: challenges and options for Assaf sheep breeds from Israel. In A. Valle Zrate, K.
sustainable use of poultry genetic resources. Paper Musavaya & C. Schfer, eds. Gene flow in animal
presented at the XXII World Poultry Congress, genetic resources: a study on status, impact and
Istanbul, 813 August 2004. trends, pp. 305358. GTZ, BMZ.
Homann, S., Maritz, J.H., Hlsebusch, C.G., Meyn, K. Schfer, C. & Valle Zrate, A. 2006. Gene flow of
& Valle Zrate, A. 2006. Boran and Tuli cattle breeds sheep. In A.Valle Zrate, K. Musavaya & C. Schfer,
origin, worldwide transfer, utilisation and the issue eds. Gene flow in animal genetic resources: a study
of access and benefit sharing. In A.Valle Zrate, K. on status, impact and trends, pp. 189228. GTZ,
Musavaya & C. Schfer, eds. Gene flow in animal BMZ.
genetic resources: a study on status, impact and Shrestha, J.N.B. 2005. Conserving domestic animal
trends, pp. 395458. GTZ, BMZ. diversity among composite populations. Small
Huyen, L.T.T., Roessler, R. Lemke, U. & Valle Zrate, Ruminant Research, 56: 320.
A. 2006. Impact of the use of exotic compared to Thibier, M. & Wagner, H.G. 2002. World statistics for
local pig breeds on socio-economic development and artificial insemination in cattle. Livestock Production
biodiversity in Vietnam. In A.Valle Zrate, K. Science, 74: 203212.
Musavaya & C. Schfer, eds. Gene flow in animal Valle Zrate, A., Musavaya, K. & Schfer, C. 2006.
genetic resources: a study on status, impact and Gene flow in animal genetic resources: a study on
trends, pp. 459508. GTZ, BMZ. status, impact and trends. GTZ, BMZ.
Mathias, E. & Mundy, P. 2005. Herd movements. Ober- Willis, M. 1998. Daltons introduction to practical animal
Ramstadt, Germany. League for Pastoral Peoples breeding. 4th edition. Oxford, UK. Blackwell Science.
and Endogenous Livestock Development.
Merat. P. 1990 Genes majeurs chez la poule (Gallus
gallus): autres genes que ceux affectant la taille.
Productions Animales, 3(5): 355368.
Mergenthaler, M., Momm, H. & Valle Zrate, A. 2006.
Global gene flow in cattle. In A.Valle Zrate, K.
Musavaya & C. Schfer, eds. Gene flow in animal
genetic resources: a study on status, impact and
trends, pp. 241280. GTZ, BMZ.
70
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Bab D
Manfaat dan Nilai
Sumberdaya Genetik Ternak
1 Pendahuluan
Bab ini mempresentasikan pandangan dari Baratdaya dimana gambarannya didominasi oleh
pentingnya SDGT untuk pertanian dunia, Australia dan New Zealand). Namun demikian
kontribusinya pada rumah tangga petani dan sangat menarik untuk dicatat tren sejarah
peternak, kepentingan sosial dan budaya yang dengan memperhatikan kontribusi ternak pada
lebih luas. Bab pertama menyampaikan produksi GDP pertanian. Seperti terlihat pada Gambar 28,
ternak yang nyata di berbagai wilayah di dunia tren untuk wilayah maju sedikit menurun pada 30
dalam hal output ekonomi, penggunaan lahan tahun yang lalu. Berlawanan dengan wilayah
dan pekerjaan. Perbedaan wilayah di dalam sedang berkembang (Asia, Amerika Latin dan
pentingnya ternak (keseluruhan dan berdasarkan Karibia, dan Timur Tengah dan sekitarnya) disitu
spesies) digali dengan menampilkankan data ada peningkatan akan pentingnya dari ternak.
pada pola distribusi ternak atau kepadatan Terkecuali di wilayah Afrika, dimana kontribusi
ternak. Hal ini diikuti dengan diskusi tentang dari produksi ternak menurun setelah mencapai
produksi pangan, serat/bulu, dan kulitnya. puncaknya pada tahun 1980.
Penggunaan lain dari ternak seperti suplai input Gambaran kasar kontribusi produksi ternak
untuk produksi tanaman pangan, transportasi, pada ekonomi tidak memberi gambaran lengkap
peranan sosial dan budaya dan pemberian dari kenyataan sosio-ekonomi bagi pemelihara
pelayanan pada lingkungan juga ternak. Di beberapa bagian di dunia, ternak
dipertimbangkan. Uraian ini juga adalah elemen penting dalam rumah tangga
menggambarkan secara luas pada informasi penduduk yang sangat besar, dan berkontribusi
yang diberikan dalam laporan dari negara- lebih dari produk yang dapat dipasarkan yang
negara. Akhirnya, pentingnya ternak di dalam dipertimbangkan dalam statistik ekonomi. Data
rumah tangga/keluarga miskin juga didiskusikan. dari total jumlah pemelihara ternak tidak tersedia
pada tingkat global atau regional. Gambaran
tersedia pada tingkat lingkungan masyarakat,
2 Sumbangan terhadap tingkat wilayah atau negara, tetapi dalam skala
perekonomian nasional lebih besar, ketimpangan data berarti perkiraan
yang akurat sukar dibuat - lihat Thornton et al.,
Pada semua wilayah, ternak secara nyata (2002) untuk diskusi dari pemetaan ternak dan
berkontribusi pada produksi pangan dan output kemiskinan di negara berkembang. Proporsi dari
ekonomi. Kepentingan relatif dari pertanian penduduk yang bekerja di pertanian terlihat pada
terhadap total GDP (pendapatan kotor) paling Tabel 24, yang menunjukkan kepentingan relatif
besar terdapat di negara yang sedang dari pertanian sebagai aktivitas rumah tangga di
berkembang, dengan proporsi terbesar di Afrika dalam wilayah yang berbeda di dunia. Di Afrika
(Gambar 29). Di dalam sektor pertanian, dan Asia, mayoritas penduduk terus
kontribusi ternak juga bervariasi antara regional menyandarkan hidupnya pada pertanian.
dengan proporsi agak tinggi ditemukan di Mayoritas rumahtangga penduduk akan
regional yang sudah maju (dan wilayah Pasifik bergantung lebih besar atau lebih kurang pada
71
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
ternak. Di India contohnya, diperkirakan paling Negara ini bersama dengan New Zealand yang
tidak 70% penduduk di pedesaan memelihara kurang extrim, membuat wilayah Pasifik
ternak (Arya et al., 2002), sedangkan di negara Baratdaya dengan jumlah lahan paling besar per
bagian Assam diperkiraan hampir 90% (Sarkar, pekerja pertanian. Dalam hal yang sama, yang
2001). kedua adalah Amerika Utara dimana proses
Sistem pertanian dan tipe ternak yang konsentrasi tenaga kerja terjadi pada pertanian
dipelihara dipengaruhi oleh luasan lahan pada dekade terakhir ini menghasilkan sangat
pertanian yang tersedia dikaitkan dengan ukuran rendahnya di pertanian.
tenaga kerja pertanian hal yang kedua menjadi Selain kepentingan sosial-ekonominya,
sangat kuat dipengaruhi oleh tingkat produksi ternak juga berperan sangat nyata
industrialisasi dan perkembangan ekonomi. dalam kasus penggunaan lahan. Area yang
Seperti Tabel 24 menunjukkan, adanya variasi sangat luas di semua region dunia digunakan
yang besar antar region dalam arti jumlah lahan untuk memelihara ternak, pada khususnya
per orang kerja di pertanian dengan Asia dimana kondisi alam tidak memungkinkan untuk
menjadi wilayah dimana tanah menjadi paling ditanami tanaman pangan. Hal ini digambarkan
langka. Yang paling kelihatan kontras dengan dengan kenyataan bahwa semua region kecuali
gambaran Asia dipresentasikan oleh Australia Eropa dan Kaukasus, lebih dari 50% dari lahan
suatu negara industri dimana kondisi iklim pertanian adalah padang rumput permanen
menyebabkan rendahnya populasi di pedesaan. (Gambar 30).
GAMBAR 28
Kontribusi dari pertanian dan peternakan pada total GDP berdasarkan wilayah
Persen
20
18 pertanian
16
peternakan
14
12
10
8
6
4
2
0
Afrika Asia Eropa & The Amerika Latin Timur tengah Amerika Utara Pasifik Barat
Kaukasus & Karibia & sekitarnya daya
4
Dola internasional (Int.$) adalah nilai yang mengkoreksi perbedaan pada kekuatan beli diantara ekonomi nasional. Faktor konversi untuk mencapai
keseimbangan kekuatan pembelian purchasing power parity (PPP) dipertimbangkan juga perbedaan dalam harga relatif dari barang dan jasa terutama
yang bukan diperdagangkan dan sehingga secara keseluruhan memberikan ukuran yang lebih baik dari nilai riil yang dihasilkan oleh sebuah ekonomi
dibanding ekonomi yang lainnya.
72
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 29
Kontribusi dari ternak pada GDP pertanian
Persen
100
80 1974
1984
1994
60 2004
40
20
0
Afrika Asia Eropa & The Amerika Latin Timur tengah Amerika Utara Pasifik Barat
Kaukasus & Karibia & sekitarnya daya
Sumber: FAOSTAT
TABEL 24
Tenaga kerja di pertanian dan area lahan per pekerja pertanian
Proporsi dari tenaga Area lahan pertanian per orang yang aktif
kerja pertanian (%) secara ekonomi di bidang perrtanian (ha)
Afrika 59 5,1
Asia 56 1,4
Eropa & Kaukasus 11 11,8
Amerika Latin & Karibia 19 18,0
Timur Tengah & sekitarnya 30 16,2
Amerika Utara 2 143,4
Pasifik Baratdaya 8 456,2
- Pasifik Baratdaya di luar Australia & Selandia Baru 44 2,6
- Australia & Selandia Baru 5 761,0
Dunia 42 3,8
Sumber : FAOSTAT gambaran tahun 2002
73
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 30
Persentase dari padang rumput permanen dalam total lahan pertanian
%
100
80
60
40
20
0
Afrika Asia Eropa & Amerika Timur tengah Amerika Pasifik
Kaukasus Latin & dan sekitarnya Utara Baratdaya
Karibia
Baratdaya mempunyai jumlah unit ternak yang yang tinggi dibanding Asia Tengah dan China.
besar per orang. Sebaliknya, gambaran terseb ut Afrika dan negara Tmur Tengah dan sekitarnya
rendah di Timur Tengah dan sekitarnya. Situasi umumnya mempunyai kepadatan yang rendah,
di wilayah lainnya lebih bervariasi. Di Eropa dan terkecuali Mesir. Di Eropa dan Kaukasus, di
Kaukasus, umumnya negara yang lebih barat negara barat umumnya mempunyai kepadatan
mempunyai angka yang paling tinggi. Di negara- ternak yang tinggi, tetapi gambaran ini rendah di
negara Asia dan Afrika juga menunjukkan variasi bagian timur Eropa khususnya di Federasi
yang cukup besar, dengan jumlah besar ternak Rusia. Amerika Latin dan Karibia juga
per orang ditemukan di beberapa negara seperti menunjukkan variasi yang antar negara ke
di Republik Afrika Tengah, Chad, Mali, negara. Tentu saja petanya tidak
Mauritania, Sudan dan Mongolia. memperlihatkan besarnya variasi di dalam
Jumlah keseluruhan dari unit ternak per hektar negara dalam penyebaran ternak di dalam suatu
sejauh ini merupakan refleksi pola dari negara. Kepadatan ternak bervariasi
penggunaan lahan dan produktivitas lahan berdasarkan zona agro-ekologi, contohnya; di
penggembalaan, tetapi pada level nasional juga banyak negara adanya kecenderungan
dipengaruhi oleh pertumbuhan dari pola intensif peningkatan populasi ternak terkonsentrasi dekat
dan sistem produksi tanpa lahan dengan impor dengan pusat urban. Tingginya kepadatan
bahan pakan ternak. Hampir semua region populasi ternak sering mendatangkan tantangan
menunjukkan variasi yang besar antar negara pada lingkungan dan sumberdaya alam dasar
(Gambar 32). Di region Asia, Jepang, hampir (lihat Bagian 2 untuk diskusi lebih jauh).
semua Asia Selatan dan beberapa negara di Kepentingan dari berbagai spesies ternak jauh
Asia Tenggara, mempunyai kepadatan ternak dari pemerataan di seluruh wilayah di dunia -
74
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu agro- melebihi wilayah lain dalam hal jumlah ternak per
ekologi, sosial-ekonomi, agama dan budaya. orang (Tabel 25). Gambaran untuk region
Beberapa spesies dibatasi pada satu region, tersebut didominasi oleh Australia dan New
sementara yang lain ditemui di seluruh dunia Zealand, dengan area penggembalaannya yang
(lihat Bab B: 3 untuk diskusi keragaman besar dan rendahnya kepadatan populasi
spesies). manusia. Dalam kasus ternak kambing, Tabel 25
Domba dan sapi dipelihara luas di semua mengindikasikan pentingnya kambing di region
region di dunia, tetapi di Pasifik Baratdaya jauh Timur Tengah dan sekitarnya. Spesies ini
GAMBAR 31
Kepadatan ternak dalam hubungannya dengan populasi manusia
GAMBAR 32
Kepadatan ternak per kilometer persegi dari lahan pertanian
75
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
umumnya besar kepentingannya di wilayah mempunyai penyebaran yang lebih sempit dan
sedang berkembang - jumlah kambing per orang lebih yang terbatas pada sedikit wilayah. Angka
khususnya di Amerika Selatan rendah. Keledai terbesar dari ayam per penduduk ditemui di
adalah spesies lain yang mempunyai arti paling Amerika Utara, diikuti oleh Amerika Latin dan
besar untuk penduduk di wilayah yang kurang Karibia dan Pasifik Baratdaya.
berkembang; jumlah terbesar per orang Dari perspektif jumlah ternak per hektar lahan
ditemukan di Timur Tengah dan sekitarnya, pertanian (Tabel 26), dapat dilihat polanya agak
dengan Afrika dan Amerika Latin dan Karibia berbeda dengan distribusi spesies. Dalam kasus
juga mempunyai jumlah yang relatif tinggi. sapi, contohnya, Pasifik Baratdaya mempunyai
Polanya agak berbeda untuk ternak kuda. bilangan terkecil per hektar berlawanan
Amerika Utara, Pasifik Baratdaya, Eropa dan dengan posisinya sebagai region dengan jumlah
Kaukasus mempunyai kuda per orang lebih sapi tertinggi per orang. Lahan penggembalaan
banyak dibanding hampir semua wilayah sedang kering (arid dan semiarid) di Australia sangat
berkembang kuda di negara maju lebih banyak luas, tetapi dukungannya pada kepadatan ternak
digunakan untuk aktifitas hiburan/kesenangan. rendah. Eropa dan Kaukasus adalah region
Akan tetapi, sejauh ini angka tertinggi Amerika dengan kepadatan domba tertinggi, sementara
Latin dan Karibia. Dalam kasus ternak babi, di dalam kasus kambing, ayam dan babi, Asia
wilayah yang maju di Amerika Utara, Eropa dan mempunyai jumlah ternak terbesar per hektar
Kaukasus (dimana produksi ternak monogastrik lahan pertanian. Untuk spesies monogastrik,
didominasi dengan kepadatan tertinggi per sistem produksi intensif meningkat di beberapa
penduduk. Di antara region yang sedang bagian Asia. Kepadatan tertinggi dari sapi dan
berkembang, Asia mempunyai angka tertinggi. kuda ditemui di Amerika Latin dan Karibia.
Spesies mamalia lain seperti kerbau dan unta
TABEL 25
Jumlah ternak berdasarkan spesies/1.000 orang
76
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 26
Jumlah ternak berdasarkan spesies/1.000 ha lahan pertanian
77
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 27
Produksi pangan berasal dari ternak (kg/orang/tahun)
Dan juga penyediaan konsumsi pada tingkat paling besar pengekspor telur di wilayah Afrika
nasional, produk ternak merupakan komoditas adalah Afrika Selatan, tetapi ada juga sejumlah
ekspor yang terpenting. Perdagangan produk Negara lain sebagai pengekspor termasuk
ternak bertumbuh, tetapi mengalami sejumlah Ethiopia, Zambia dan Zimbabwe. Di Amerika
hambatan khususnya dalam hubungannya Latin dan Karibia, Colombia dan Peru beberapa
dengan kesehatan hewan. Negara-negara di tahun terakhir menjadi Negara pengekspor telur,
dunia dapat dibedakan berdasarkan kriteria seperti juga Mesir di Timur Tengah dan
pengekspor atau pengimpor produk ternak sekitarnya.
tertentu. Gambar 33, 34 and 35 secara berurutan
menunjukkan status ekspor atau impor Negara
untuk produk daging, susu dan telur. 5 Produksi bulu/serat, kulit, kulit
Brazil dan Negara bagian selatan dari Amerika terolah dan kulit bulu
Selatan adalah pengekspor daging, seperti
negara-negara Amerika Utara; Australia and Bulu, kulit dan kulit terolah juga merupakan
New Zealand; sejumlah negara-negara Afrika produk ternak yang penting. Meskipun industri
(yang paling banyak khususnya Botswana dan domba dunia akhir-akhir ini terlihat berubah
Namibia); China, India dan beberapa negara- orientasinya dari wool ke daging, wool tetap
negara Asia lainnya; dan juga beberapa negara merupakan produk penting di beberapa negara.
Eropa. Dalam kasus susu, negara pengekspor Region Pasifik Baratdaya adalah wilayah di
susu yang sudah lama adalah Argentina, dunia yang paling banyak menghasilkan wool
Australia and New Zealand, dan sudah (Tabel 28). China, Republik Islam Iran, Inggris
bergabung lagi baru-baru ini negara baru dan Negara lain dengan populasi domba yang
pengekspor susu seperti Colombia, India dan besar juga merupakan produsen wool yang
Kyrgyzstan. Negara pengekspor telur dapat besar, tetapi sering sebagai kepentingan kedua
ditemui di seluruh region di dunia. Di Asia, setelah daging dan susu. Permintaan untuk wool
contohnya, eksportir besar termasuk China, di China tetap tinggi, dan negara ini yang paling
India, Republik Islam Iran and Malaysia. Yang besar sebagai importer wool dunia (banyak
digunakan untuk produksi textil dan garmen
78
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 33
Ekspor neto daging
Sumber : FAOSTAT.
GAMBAR 34
Ekspor susu equivalen
Sumber : FAOSTAT.
untuk diekspor). Di sejumlah negara, wool dikenal untuk kualitas woolnya. Di India, sebagai
secara tradisinya meupakan produk terpenting contoh, domba Chokla dan Pattanwadi terkenal
dari ternak domba Contohnya Lesotho dan untuk menghasilkan wool karpet yang bagus,
Uruguay. Di Uruguay, industri wool sumber Domba Magra breed adalah penghasil wool yang
pekerjaan utama, yang dapat memperkerjakan berkilau, dan breed Chanthangi terkenal untuk
14 % dari tenaga kerja di pabrik (laporan wool yang halus (laporan India, 2004).
Uruguay, 2003). Banyak breed domba sudah Kambing juga penghasil serat yang penting.
dikembangkan untuk menghasilkan wool. Domba Rambut/bulu halus dihasilkan oleh breed
Merino dengan wool halus, breed domba dari kambing seperti Cashmere dan Angora. Rambut
Spanyol menyebar ke seluruh region di dunia; kasar juga produk yang berarti dari pemeliharaan
dan di banyak negara terdapat breed asli yang kambing. Produksi bulu kambing terkonsentrasi
79
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 35
Ekspor neto telur
Sumber : FAOSTAT.
TABEL 28
Produk serat, kulit, dan kulit olahan (1.000 ton/tahun)
Eropa & Amerika Latin Timur Tengah Amerika Pasifik
Produk Afrika Asia
Kaukasus & Karibia & sekitarnya Utara Baratdaya
Olahan kulit sapi, segar 515,5 2576,7 1377,8 1809,0 119,7 1157,7 304,1
Kulit kambing, segar 112,2 727,9 30,6 23,2 64,9 0,01 5,4
Kulit domba, segar 0,05 0,03 0,06 0,03 0,01 <0,01 <0,01
Olahan kulit kerbau, 796,7 0,7 23,3
segar
Wol, berminyak 137,5 663,7 325,8 151,9 118,6 18,6 726,5
Rambut kambing kasar 0 21,6 2,7 0 0
Rambut kambing halus1 0 56,9 0,3 0 0
Rambut hewan halus2 5,3 25,0 1,6 3,7 0,1
Rambut Kuda 0 0,1
Sumber : FAOSTAT gambaran tahun 2004.
1
Rambut dari Kasmir, Angora (mohair) dan sejenis kambing; terutama dari alpaca, llamas, vicuas, unta dan kelinci angora.
di wilayah Asia, produksi yang berarti juga khususnya, adalah sumber dari bulu halus;
dihasilkan di Eropa dan Kaukasus. Serat dari sekali lagi Cina adalah produsen utama. Bulu
unta Amerika Selatan permintaannya meningkat dari lapisan dalam dari yak (sapi berbulu
di pasar internasional karena mempunyai panjang) mempunyai kualitas yang sangat tinggi.
kualitas yang unik, dan juga memberi input Bulu yak ini digunakan secara domestik dan
sebagai bahan dasar untuk produksi kerajinan dijual dalam skala kecil oleh pemeliharanya; di
tangan lokal. Kelinci Angora adalah sumber lain China bulu ini meningkat kepentingannya
untuk bulu yang halus; Cina sejauh ini sebagai hasil samping dimana industri tekstil
merupakan produsen bulu halus asal kelinci mulai menggunakan bulu yak (FAO, 2003a).
terbesar di dunia. Bulu juga merupakan hasil Bulu yak luar yang kasar digunakan untuk
samping dari produksi unta. Lapisan dalam berbagai tujuan seperi pembuatan tali. Di antara
mantel yang halus dari unta Bactrian, spesies burung, bulu mungkin merupakan
80
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 29
Tren dalam penggunaan ternak untuk tenaga kerja
produk samping yang penting digunakan pada dari Uganda dan kambing Black Bengal dari
industri kasur atau untuk kerajinan tangan skala Bangladesh (laporan Bangladesh, 2004; laporan
kecil. China, 2003; laporan Niger, 2003; laporan
Kulit sapi, domba dan kambing diproduksi di Uganda, 2004).
seluruh region di dunia, sementara produk Produk samping ternak lain yang berguna
lainnya seperti kulit kerbau lebih diproduksi termasuk tanduk, kuku dan tulang digunakan
dalam wilayah regional tertutup. Asia adalah pada skala kecil untuk produksi berbagai jenis
wilayah yang memproduksi kulit sapi dan dekorasi, peralatan dan barang peralatan rumah
kambing terbesar, sementara Eropa dan tangga serta untuk produksi lem dan gelatin.
Kaukasus memproduksi kulit domba (Tabel 28). Tepung daging dan tulang sumber protein pakan
Kulit memberi material mentah kepada industri penting merupakan sebelum keprihatinan
lokal pengolahan kulit, seringkali pada skala meningkat dengan adanya BSE.
pekerja ahli (artisanal). Pada sejumlah negara,
kulit juga merupakan produk ekspor yang berarti.
Pada level subsisten, kulit ternak digunakan 6 Input pertanian, transportasi dan
untuk produksi pakaian, anyaman dan alat bahan bakar
rumah tangga lain. Dalam berbagai kasus, kulit
merupakan by-produk dari ternak. Pengecualian Tenaga kerja yang diberikan oleh ternak
pada domba Karkul, dimana pelt merupakan berkontribusi besar pada produksi tanaman
produk utamanya. Domba ini banyak dipelihara pangan di negara berkembang. Tenaga ternak
di daerah Asia, tetapi juga mudah menyebar ke secara tradisional khususnya berperan penting di
beberapa negara di luar Asia seperti di Australia, Asia (Tabel 29), akan tetapi tidak begitu penting
Botswana dan Amerika Serikat. Breed lain yang di sub-Sahara Afrika dimana pemakaiannya
tercatat untuk kualitas kulitnya termasuk dibatasi oleh tanah yang berat tenaga adanya
kambing Jining Grey dari China yang terkenal lalat tsetse. Namun, tenaga ternak sangat
untuk warna dan pola kulit anaknya, Chvre penting besar di sebagian Afrika. Di Gambia,
Rousse de Maradi dari Niger, kambing Mubende contohnya, 73,4% lahan pertanian yang ditanami
81
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
menggunakan tenaga ternak (laporan Gambia, dari segala bentuk jalan dan cuaca (ibid.), oleh
2003). Di Amerika Latin dan Karibia, serta Timur karena itu ternak sangat penting sebagai
Tengah dan sekitarnya, tenaga kerja ternak juga transportasi produksi pertanian ke pasar.
vital bagi kehidupan banyak petani skala kecil. Berbagai spesies ternak digunakan untuk
Di beberapa bagian dunia, penggunaan tujuan tenaga kerja. Seperti disebutkan di atas
tenaga ternak menurun akibat berkembangnya pada kasus Gambia, kuda merupakan spesies
mekanisasi. Kecenderungannya paling nyata di yang paling berarti digunakan untuk menanam
Asia (Tabel 29). Laporan dari Malaysia (2003), 36% dari lahan pertanian (laporan Gambia,
contohnya, menyatakan bahwa sangat tinggi 2003). Sapi (33%), keledai (30%) dan bagal (1%)
mekanisasi pertaniannya sekarang dan tenaga adalah spesies ternak lain yang digunakan
kerja ternak sangat kecil artinya. Namun (ibid.). Sebaliknya, laporan dari Tansania (2004)
demikian trennya tidak berlaku umum. Banyak mengindikasikan bahwa 70% tenaga kerja
faktor berpengaruh untuk lebih menyukai ternak ternaknya berasal dari sapi, dan 30% dari
sebagai sumber tenaga. Dimana petani keledai. Beberapa breed ternak khususnya
mendapatkan harga bahan bakar mahal, tercatat dengan kesesuiannya sebagai tenaga
pemakaian ternak sebagai tenaga kerja masih kerja ternak. Laporan dari Chad (2003), sebagai
tetap populer dan bahkan mungkin meningkat. contoh, mendeskripsikan keterangan Zbu
Tabel 29 menunjukkan bahwa peran tenaga Arabe, yang membuatnya mudah untuk dilatih
ternak meningkat di sub-Saharan Afrika. untuk tujuan ternak kerja. Hasil dari sebuah
Tenaga ternak digunakan untuk banyak tujuan survey yang dipresentasikan di laporan Gambia
pada pertanian. Laporan dari Ethiopia (2004), (2003) mengindikasi bahwa 97% petani yang
contohnya, mencatat bahwa penggunaan tenaga diwawancarai menyatakan mereka lebih memilih
sapi, kuda atau keledai adalah untuk sapi NDama dibanding breed exotic (asing)
penyiangan, membajak, perontokan biji, dan untuk tujuan tenaga kerja. Dilaporkan terjadi
meratakan lahan sebelum dan sesudah menabur peningkatan fungsi keledai sebagai ternak kerja
benih. Rumah tangga yang memiliki ternak kerja, di beberapa negara Afrika. Laporan dari
seringkali menyewakan ternaknya menjadi Zimbabwe (2004), contohnya, mencatat bahwa
sumber pendapatan. Berlawanan dengan penggunaan spesies untuk tujuan tenaga kerja
keluarga yang kekurangan tenaga kerja ternak meningkat di sektor peternak kecil, khususnya di
(atau tenaga mekanisasi) cenderung untuk bagian negara yang lebih kering.
menjadi kurang beruntung bila dihubungkan Kerbau juga penting sebagai ternak kerja,
dengan pemanfaatan lahan yang efisien. terutama di Asia, dan khususnya cocok untuk
Selain bekerja di lahan pertanian, seringkali kerja pada kondisi lahan yang berlumpur. Di area
ternak digunakan untuk tujuan transportasi semi-arid dari Afrika, Asia, dan Timur Tengah
yaitu menarik kereta atau gerobak atau melayani dan sekitarnya, unta digunakan untuk membajak
sebagai ternak penarik beban. Beberapa laporan tanah, menyiram dan transpor. Yak penting
negara mencatat bahwa kendaraan yang untuk hewan penarik beban pegunungan di
memakai motor telah menggantikan ternak wilayah Asia, dimana domba dan kambing juga
sebagai alat transportasi manusia dan barang. kadang-kadang digunakan untuk tujuan ini.
Namun demikian, di bagian dunia dimana Laporan dari Nepal (2004), contohnya,
infrastruktur pedesaan masih jelek dan menyebutkan breed kambing Chyangra dan
daerahnya keras, peran ternak untuk transpor Sinhal mempunyai fungsi untuk transport, juga
akan terus penting. Ethiopia, contohnya, negara domba Baruwal, yang dapat membawa beban
dengan populasi kuda yang besar. Diperkirakan sampai 13 kg di punggungnya. Di Cina, breed
75% dari pertaniannya terletak pada lokasi yang kuda lokal seperti Yuta, Merak Saktenta dan
berjarak lebih dari satu setengah hari berjalan Boeta dicatat kemampuannya untuk melewati
82
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
jalan pegunungan yang kasar. Akan tetapi, digunakan untuk transportasi kayu api/bahan
dilaporkan bahwa popularitas bagal (peranakan bakar kayu di pegunungan (Laporan Bosnia dan
kuda dan keledai) meningkat mengakibatkan Herzegovina, 2003).
menurunnya beberapa breed kuda asli China, Pemberian pupuk kandang pada pertanian
yang juga terancam dengan perkawinan silang juga fungsi lain pentingnya ternak. Dengan
yang berlebihan dengan breed exotic Haflinger penggunaan pupuk anorganik lebih banyak,
(laporan China, 2003). pentingnya kotoran ternak cenderung menurun
Di Amerika Latin dan Karibia, kuda, keledai, di beberapa bagian dunia. Akan tetapi, laporan
dan sapi dipakai sebagai tenaga kerja untuk dari Sri Lanka (2003) melaporkan tren ke arah
bertani, dan digunakan untuk transportasi produk penggunaan kotoran ternak utnuk pupuk, dan
pertanian. Kerbau juga berkontribusi pada mencatat bahwa produk kotoran ini
tenaga kerja di beberapa negara (laporan Brazil, diperdagangkan untuk mensuplai petani sayuran
2003; laporan Costa Rica, 2004; laporan Cuba, yang kurang memiliki ternak. Di bagian Afrika,
2003). Laporan dari Equador (2003) dan Peru tekanan demografi dan pengaruhnya pada
(2004) menyampaikan penggunaan Ilama untuk kesuburan lahan memerlukan integrasi yang
tujuan transportasi pada dataran tinggi. lebih besar antara produksi tanaman pertanian
Penghargaan untuk fungsi kuda Criollo untuk dan ternak, termasuk di dalamnya peningkatan
transportasi dan tenaga kerja pada dataran tinggi penggunakan kotoran ternak, khususnya dimana
dicatat di dalam laporan Venezuela (2004). pupuk anorganik sukar didapat (laporan Burundi
Laporan dari Peru (2004) melaporkan diantara 2003; laporan Rwanda 2004). Di tempat lain,
sapi Criollo ada bermacam ecotype yang produksi tanaman pertanian dan ternak
dispesialisasikan untuk peran yang berbeda. diintegrasikan melalui penggembalaan ternak di
Ancash dicatat sebagai tipe ternak kerja. Peran lahan tanaman pertanian setelah pemanenan
penting dari kuda di daerah produksi sapi secara penanaman diuntungkan dari kotoran ternak dan
ekstensif di laporan Venezuela (2004) dan ternak memperoleh makanan dari residu/sisa
seperti yang terlihat dalam laporan Brazil (2003). hasil pertanian (laporan Cameroon, 2003). Di
Di bagian timur wilayah Eropa dan Kaukasus, beberapa area peri-urban, kotoran ternak dari
kuda masih digunakan untuk tenaga kerja oleh perusahaan peternakan babi dan ayam
beberapa petani skala kecil, Bahkan di memfasilitasi pengembangan pasar pertamanan
beberapa tempat jumlah kuda kerja meningkat (laporan Cte dIvoire, 2003; laporan Democratic
akhir-akhir ini sebagai hasil dari fragmentasi Republic of the Congo, 2005). laporan Malaysia
kepemilikan lahan (laporan Romania, 2003). (2003) menyebutkan sistem integrasi perikanan
Akan tetapi laporan dari Latvia (2003) mencatat dengan memelihara ternak seperti sapi, kerbau
bahwa terjadi peningkatan penggantian breeding dan itik. Arti dari kotoran ternak sebagai sumber
kuda untuk tenaga kerja dengan breeding untuk pupuk tidak terbatas pada wilayah berkembang
daging. Dalam hal ini, sedikit motivasi untuk dia berlanjut menjadi input penting di Eropa dan
melestarikan genetik yang berhubungan dengan Kaukasus (laporan Belarus, 2003; laporan
trait tenaga kerja. Laporan dari Albania (2002) Hungary, 2003; laporan Romania, 2003; laporan
melaporkan ancaman kepunahan yang dihadapi Serbia dan Montenegro, 2003; laporan Slovenia,
oleh breed kerbau lokal, yang sebelumnya 2003). Kunci elemen dari sistem produksi
dipakai sebagai tenaga kerja di area lahan organik yang meningkat popular popularitasnya
berlumpur, yang sudah kehilangan perannya di negara-negara maju.
sebagai hasil dari pelaksanaan reklamasi lahan. Lempengan kotoran sapi digunakan luas untuk
Kuda dan keledai terus berfungsi sebagai ternak bahan bakar di wilayah dunia berkembang,
penarik beban di bagian Eropa dan Kaukasus. khususnya dimana kayu bakar sangat sedikit
Kuda pegunungan Bosnia contohnya masih suplainya (laporan Ethiopia,2004). Alternatifnya,
83
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
kotoran juga digunakan untuk produksi biogas 7.1 Fungsi sebagai tabungan dan
(laporan Barbados, 2005; laporan Jamaica, pengelolaan resiko
2005). Kegunaan lain dari kotoran ternak Disamping ternak seringkali memberikan
termasuk di dalamnya pembakaran untuk pemiliknya secara teratur suplai produk yang
mengusir serangga (laporan Sudan, 2005) dan dapat dikonsumsi atau dijual untuk memperoleh
sebagai material bangunan (laporan Ethiopia, pendapatan kontan, bagi sebagian besar
2004). peternak menilai bahwa keberadaan ternaknya
sangat penting sebagai tabungan, asuransi dan
sebagai alat untuk menangani resiko. Di
beberapa bagian dunia berkembang, dan untuk
7 Pemanfaatan dan nilai lain
orang miskin pada khususnya tidak tersedia,
Sukar untuk mengkuantifikasi penuh nilai ternak institusi yang dapat memberikan pelayanan
sebagai sumber input pada pertanian, bahkan untuk memenuhi kebutuhan di atas. Sebaliknya,
hal ini lebih jelas dalam hal keuntungan yang fungsi ternak tersebut sangat kecil di negara
nyata bila dihubungkan dengan aset, kepastian industri seperti Amerika Utara, bagian barat
kepastian hasil/insurance, fungsi sosial dan Eropa dan Kaukasus.
budaya, dan untuk pelayanan lingkungan. Fungsi ternak sebagai tabungan dan asuransi
Peranan tersebut dapat digambarkan dengan sangatlah diakui luas, dalam laporan setiap
menggunakan contoh dari wilayah yang berbeda negara, memelihara ternak merupakan suatu
seperti yang diberikan dalam laporan setiap cara diversifikasi usahapada keluarga, membuat
negara. keluarga mampu menghadapi fluktuasi,
Kotak 12
Keterkaitan antara sapi dan kekayaan
Peran ternak yang besar dalam bentuk kekayaan di Polandia bahasa tersebut sudah menghilang. Perubahan
dinyatakan oleh fakta bahwa di berbagai bahasa yang arti dari milik menjadi ternak adalah tipikal untuk beberapa
tidak ada hubungannya, ternyata ada hubungan asal usul bahasa Slavic.
kata (etimologi) antara kata sapi dengan kata-kata untuk Da (Negara bagian Inggris/Welsh) berarti kekayaan atau
kekayaan, kapital/modal, uang dan tabungan: barang: baik atau kebaikan; dan juga sapi atau ternak (da
Cho-Chiku (Bahasa Jepang: menyimpan uang): terdiri byw). Dalam bahasa yang sama, cyfalaf kata untuk ibu
dari dua karakter, yang pertama Cho artinya menyimpan. kota, dihubungkan dengan huruf alaf-berarti sekelompok
Kata kedua juga digunakan untuk ternak meskipun sapi.
karakternya (hanya sebagian) berbeda, Chiku. Etimologi Vee (Belanda), Vieh (Jerman) berarti ternak yang
dalam bahasa China juga sangat mirip. dihubungkan dengan fee (Inggris) danberasal dari fehu
Rjky dalam bahasa Jawa secara literal kenyataan (bahasa Saksish tua) yang berarti dua-duanya ternak dan
berarti raja yang kaya, tetapi kata tersebut mempunyai kekayaan atau uang. Sebanding dengan fia (Frisian tua),
arti kekayaan dan sapi. faihu (Gothic), fe (Norwegia) dan f (Swedia).
Ente berarti sapi di Lunyomkole (bahasa Bantu asal Cattle dihubungkan dengan ibukota melalui caput (bahasa
Uganda), dan Sente berarti uang dalam bahasa yang Latin: kepala, jumlah hewan dll); kata chattel sepertinya
sama. sebagai pertengahan (intermediate)
Mikne (Ibrani) berarti sapi, kambing, unta dan lain-lain Ganado (Bahasa Spanyol: ternak) dihubungkan dengan
Kata ini terdiri dari akar kata kne atau kana yang berarti ganar (Spanyol: untuk mendapatkan, menang, menambah).
membeli, dan akhiran mi yang menjadikan akar katanya Pecunia (Latin: kekayaan, uang) dihubungkan dengan
menjadi kata benda. pecu (ternak) dan juga digunakan dalam bahasa Spanyol
Byoto (Polandia) berarti sapi dan berasal dari Slavic akar kata tersebut berarti peternakan (pecuaria).
kata byd_o yang berhubungan dengan arti menjadi, ___________
berdiri, hidup, rumah, milik Akar kata dalam bahasa Disediakan oleh: Hans Schiere.
Czech dan Slovakia ini berarti masih bertahan tetapi Lihat juga Schiere (1995).
84
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
pendapatan sebagai buruh tani ataupun produksi budaya dari ternak. Motivasi budaya
tanaman pertanian, yang mungkin dipengaruhi mempengaruhi penggunaan dari SDGT, dan
oleh kesehatan yang buruk atau penggangguran, juga seringkali berhubungan kuat antara
musim kemarau yang panjang, banjir atau hama. komunitas masyarakat dengan breed lokalnya.
Untuk sebagian besar peternak skala kecil dan Hal ini berkontribusi pada perkembangan dan
penggembala, produksi tanaman merupakan pemeliharaan keragaman genetika ternak di
penyambung hidup mereka. Akan tetapi, banyak bagian di dunia. Di beberapa masyarakat
kebutuhan akan sumber pendapatan tunai untuk pemotongan atau penjualan ternak cenderung
mencukupi kebutuhannya selalu muncul dari dihubungkan dengan faktor sosial budaya
waktu ke waktu. Penjualan ternak sering dibanding hasil dari motivasi komersialnya saja.
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di wilayah Pasifik Baratdaya, contohnya
Barang dan layanan yang diperlukan berkisar pentingnya babi pada kewajiban sosial dan untuk
dari kebutuhan rumah tangga seperti sabun, konsumsi pada waktu upacara dan pesta
garam, bahan bakar, sampai bayaran sekolah, ditekankan dalam laporan negara negara
bahan bangunan, input pertanian, biaya (laporan Palau, 2003; laporan Samoa, 2003;
kesehatan, pajak, dan biaya pernikahan, laporan Tonga, 2005; laporan Tuvalu, 2004).
penguburan dan peristiwa dan upacara budaya laporan Cook Islands (2005) dimana dilaporkan
lainnya (Laporan Madagaskar, 2003; laporan lebih banyak ternak dipotong untuk fungsi
Mozambique, 2004; laporan Niger, 2003; laporan budaya, keagamaan, rekreasi atau sosial dari
Sao Tome dan Principe, 2003; laporan Senegal, pada yang dipasarkan.
2003; laporan Togo, 2003). Breed lokal Peran ternak dalam kehidupan keagamaan
beradaptasi dengan baik dipakai sebagai dan budaya sangat bervariasi, dan disini hanya
tabungan karena karakteristiknya yang keras mungkin memberi beberapa indikasi dari
sehingga rendah resiko kematian karena keragaman yang disebutkan dalam laporan
penyakit atau kekurangan makan. negara- negara. Di Guinea-Bissau, contohnya,
Dari perspektif lain, ternak dapat dianggap ternak ruminansia kecil penting untuk memberi
sebagai alat untuk menumpuk modal. Laporan makan tamu pada acara penguburan, baptisan,
dari Mali (2002) mencatat bahwa kelompok ulang tahun, perkawinan dan pesta
ternak yang besar sering berasal dari keagamaan(laporan Guinea-Bissau, 2002).
permodalan yang surplus produksi tanaman laporan Burundi (2003) melaporkan hal yang
pertanian. Penggunaan ternak sebagai cara sama tentang pentingnya domba dalam upacara
metode untuk menabung atau investasi tidak untuk menandai kelahiran kembar. Laporan dari
selalu terbatas pada para petani dan orang Nigeria (2004) mengindikasikan bahwa sapi
pedesaan. Laporan dari Congo (2003) Muturu dan domba jantan memainkan peran
menyebutkan bahwa pedagang dan pegawai di dalam festival pemberian gelar (title-taking) dan
seekor umum dan swasta sering menabung festival kepala suku, sementara di bagian utara
dalam bentuk ternak. Orang tersebut umumnya Nigeria, unta berperan sebagai ternak upacara
dimana pemilik yang tidak ada ditempat yang yang membawa drum dan tanda-tanda
ternaknya diurus oleh peternak yang dibayar, kebesaran pada hari prosesi Sallah. Ternak
sanak keluarga atau hubungan pedesaan dengan warna spesifik atau dengan karakter lain
lainnya. sering lebih disukai untuk peran budaya khusus.
Di Chad, contohnya, ayam hitam atau putih
7.2 Peranan sosial budaya murni lebih disukai untuk upaca keagamaan
Selain tambahan dari kepentingan ekonomi, (laporan Chad, 2004). Demikian juga di
hampir semua laporan negara-negara dari Zimbabwe, sapi Mashona hitam serta sapi Nguni
semua region di dunia, mengakui peran sosial
85
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
berwarna merah dan putih lebih disukai untuk sosial. Laporan dari Congo (2003) mencatat
tujuan upacara (laporan Zimbabwe, 2004). peminjaman dan hadiah ternak, warisan, dan
Laporan Bangladesh (2004) menyampaikan pemindahan ternak pada waktu perkawinan
bahwa sejumlah besar kambing dan sapi berfungsi untuk menjaga jaringan dari kewajiban
dikorbankan dalam upacara Hari Raya Idul dan ketergantungan di dalam keluarga dan
Adha. Laporan Sri Lanka (2003) menyinggung kelompok social, dan juga dapat menjadi
bahwa sapi dan kerbau diinginkan untuk manifestasi hubungan hirarki diantara strata
dipotong kadangkala dilepaskan terlebih dahulu sosial. Demikian juga Laporan dari Cameroon
sebagai upaya untuk memastikan kesembuhan (2003) melaporkan bahwa beberapa spesies
teman atau saudara dari penyakit. Di bagian unggas penting untuk menjaga ikatan sosial, dan
negara Bhutan, yang anak pertama sapi Yak dicatat bahwa pertimbangan budaya merupakan
yang lahir pada tahun tersebut dikorbankan, faktor penting yang mempengaruhi pemilihan
sementara di bagian lain di negara tersebut breed. Laporan dari Uganda (2004)
tengkorak sapi yak dituliskan dengan nama menyebutkan peran dari breed sapi Ankole dan
pendeta Buddha; yak mungkin juga dilepaskan Zebu dalam kewajiban tradisi yang dihubungkan
menjadi liar sebagai pemuasan untuk dewa lokal dengan perkawinan. Di bagian Malaysia kerbau
(Laporan Bhutan, 2002). Di beberapa bagian digunakan sebagai mas kawin (Laporan
Indonesia tradisi kerbau dipotong sebelum Malaysia, 2003). Laporan dari Pilipina (2003)
pekerjaan konstruksi bangunan dimulai (Laporan juga melaporkan pemakaian kerbau sebagai
Indonesia, 2003). Breed khusus seperti kerbau hadiah pengantin laki (bride).
Kalang dan kerbau Belang dicatat untuk Praktek pengobatan tradisional kadang-
penggunaannya dalam tradisi ritual (ibid.). Di kadang melibatkan ternak. Laporan dari Uganda
India, institusi keagamaan seperti Gaushalas (2004) menyatakan kepercayaan masyarakat
berkontribusi pada konservasi/pelestarian breed akan susu kambing sebagai obat penyakit
asli (Laporan India, 2005). campak (measles). Di Zambabwe, sebagian
Di pedesaan Peru, sapi, kuda dan keledai komunitas memberi susu kedelai pada anak-
berperan pada pesta budaya seperti Yawar anak, karena dapat menyembuhkan penyakit
Fiesta dan Jalapato (Laporan Peru, 2004). (Laporan Zimbabwe, 2004). Upacara dan
Laporan dari Vanuatu (2004) menyebutkan praktek penyembuhan tradisional kadangkala
praktek tradisional mengawinkan babi agar mempengaruhi pilihan jenis ternak yang
meningkatkan kejadian hermaphrodit semu atau digunakan. Laporan dari Mozambik (2004)
Narave pada babi jantan. Dimasa lalu intersex misalnya, menerangkan bahwa ayam yang
pada babi sangat berarti untuk budaya lokal, dan berbulu keriting populer digunakan untuk
breeding untuk tujuan ini masih dilakukan pada pengobatan tradisional. Oleh karena itu, harga
skala yang sangat terbatas (ibid.). ayam tersebut lebih mahal dari pada ayam
Hasil sampingan ternak juga mempunyai arti biasa. Di Uganda, domba hitam putih sangat
untuk kehidupan budaya. Kulit dan tanduk dihargai dalam pengobatan tradisional (Laporan
domba, kambing dan sapi, dan juga bulu unggas Uganda, 2004). Di Peru, marmut terutama yang
mempunyai berbagai peran pada upacara berwarna hitam, digunakan sebagai obat
keagamaan dan sebagai hadiah (Laporan Togo, tradisional (Laporan Peru, 2004). Laporan dari
2003). Hal yang sama juga di Kamerun, bulu Republik Korea (2004) menyatakan bahwa
ayam Guinea dipakai untuk produksi barang kambing lokal dan ayam Yeonsan Ogol,
artistik dan merupakan bahan untuk upacara bersama jenis ternak lainnya seperti rusa,
(Laporan Cameroon, 2003). umumnya dipelihara untuk menyuplai produk
Di beberapa masyarakat, pertukaran ternak yang digunakan sebagai obat tradisional. Jenis-
secara tradisi mempunyai peran menjaga ikatan jenis ayam tertentu juga sangat berguna untuk
86
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
tujuan pengobatan di Vietnam (ayam Ac dan pemandian air panas dan monastri agar dapat
ayam Tre) dan di Cina (ayam silkies) (Laporan meningkatkan daya tarik turis. Akan tetapi
Cina,2003; Laporan Vietnam, 2005). Laporan pembangunan tersebut tidak terbatas pada
dari Sri Lanka (2003) menyatakan bahwa negara-negara industri atau wilayah yang lebih
sebagian produk ternak seperti Ghee, dadih, maju. Laporan dari Nepal (2004), contohnya
kaldu sisa pembuatan keju (whey), kotoran dan menyebutkan potensi dari eko-tourism dan
urine digunakan pengobatan indigenus dan taman pertanian, dan Laporan dari Cina (2003)
ayurvedic. mencatat peranan kuda dalam industri
Di beberapa negara industri ternak dan produk pariwisata. Demikian juga di Amerika Selatan,
ternak terus mempunyai peran nyata dalam unta dipelihara sebagai atraksi di taman dan
budaya. Sejumlah acara tradisional keagamaan lokasi wisata (Laporan Peru, 2004).
di Jepang, contohnya, melibatkan ternak hidup Di banyak negara, peran kebudayaan dari
(Laporan Jepang, 2003), tetapi tidak ada ternak tidak hanya dinilai dari potensinya dalam
tendency untuk menggunakan breed asli dari menghasilkan pendapatan, tetapi juga sebagai
pada yang exotic pada acara tersebut (ibid.). Di elemen dari warisan nasional. Di Republik
Latvia permintaan telur warna putih pada waktu Korea, contohnya, kuda Jeju dan ayam
perayaan Paskah untuk pewarnaan telur, angsa Yeonsan Ogol (dicatat karena berwarna hitam
panggang secara tradisi dimakan pada waktu pada paruh, kuku dan kulit serta organ dalam)
missa Martin dan ayam jantan panggang pada dipelihara agar dapat menjadi monumen
waktu perayaan Natal (Laporan Latvia, 2003). Di nasional (Laporan Republic of Korea, 2004). Di
beberapa masyarakat pedesaan di Romania Jepang, beberapa varietas ayam bersama
terus menggemukan babi untuk konsumsi pada dengan sapi Mishima dan kuda Misaki
waktu Perayaan Natal (Laporan Romania, 2003). dicalonkan sebagai asset nasional dan
Akan tetapi pada beberapa kasus dimana dimasukkan dalam usaha konservasi khusus
kebiasaan di pedesaan bersama kerajinan (Laporan Japan, 2003). Hal yang sama juga
tangan tradisional dan praktek pertaniannya, dikemukakan dalam banyak laporan negara-
mulai kehilangan perannya dalam kehidupan negara dari Eropa dan Kaukasus. Laporan dari
sehari-hari. Sekarang dianggap sebagai produk Hungaria (2003), contohnya, mencatat bahwa
warisan yang dipasarkan kepada turis atau konservasi SDGT ada hubungan dalam
wisatawan. Seringkali terdapat kebutuhan mempertahankan aspek lain dari negara
mendesak untuk memperoleh pendapatan baru kebudayaannya yang mulai dari arsitektur dan
dan diversifikasi di daerah pedesaan, dan pakaian sampai makanan dan nyanyian rakyat.
potensi dari breed ternak asli untuk menarik Di semua wilayah di dunia, ternak digunakan
minat para pengunjung sangat relevan. Di lain pada berbagai olah raga dan hiburan. Di Timur
pihak, breed tradisional yang langka mungkin Tengah dan sekitarnya, kuda penting dalam
dipelihara untuk atraksi khusus seperti taman kebudayaan dan sangat antusias
pertanian, musium pedesaan; hal ini mugkin pengembangbiakan kuda dan kuda pacuan
ternak tersebut dipelihara sebagai bagian dari (Laporan Republik Islam Iran, 2004; Laporan
taman kebudayaan yang membantu menarik Jordania, 2003; Laporan Kyrgyzstan, 2004).
turis di daerah tertentu. Laporan dari Jepang Kuda juga dipakai untuk ditunggangi untuk
(2003) menyebutkan institusi seperti museum bersenang-senang dan berbagai pertunjukan
sapi di Maesawa, yang berkontribusi pada penampilannya, perayaan, sirkus dan pameran
kesadaran akan sejarah dalam sistem (Laporan Republik Islam Iran, 2004; laporan
pemeliharan ternak. Laporan dari Serbia and Tunisia, 2003). Kuda juga luas digunakan untuk
Montenegro (2002) mencatat pengenalan tujuan olah raga di wilayah Eropa dan Kaukasus.
kembali breed asli di area sekitar tempat Laporan dari Irlandia (2003), contohnya,
87
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
menyinggung kegiatan seperti pacuan kuda Di Inggris, konservasi breed kuda dan pony
point to point, pertunjukan melompat dan sangat bergantung pada antusias peternak skala
perlombaan. Harness racing dan trotting kecil dan peternak paruh waktu (laporan United
(perlombaan mengekang kuda dan lari berderap) Kingdom, 2002). Spesies kecil seperti kelinci dan
populer di sebagian Eropa (laporan Norway, khususnya unggas, sering popular di antara para
2003; laporan Slovenia, 2003). Pada beberapa breeder yang hobi. Contohnya laporan Turkey
kasus, peran olahraga diakui sebagai alat untuk (2004) mencatat breed ayam asli Denizli dan
menjaga pelestarian bangsa ternak yang Gerze, popular di antara kelompok pemelihara
terancam. Contohnya laporan dari Republik ternak tersebut di atas. Motivasi yang sama
Korea (2004) melaporkan bahwa jalur pacuan dilakukan di tempat lain di dunia laporan dari
kuda sudah dibangun dengan tujuan khusus Sri Lanka (2003) mencatat bahwa itik, kalkun
untuk pacuan breed kuda Jeju yang dilindungi. dan ayam mutiara dipelihara untuk tujuan
Beberapa spesies lain juga dipelihara untuk kesenangan, dan laporan Pakistan (2003)
tujuan olahraga. Di Pulau Madura di Indonesia, menyinggung bahwa merak dan ayam hutan
contohnya bangsa sapi lokal digunakan untuk dipelihara sebagai binatang kesayangan.
pacuan dan tarian (laporan Indonesia, 2003). Di beberapa tempat, kesukaan lama akan
Laporan dari Pilipina (2003) dan Malaysia (2003) breed khusus juga mempengaruhi kegiatan para
menyebutkan kerbau untuk pacuan. Laporan peternak tradisional skala kecil. Laporan dari
Srilanka (2003) mencatat sapi digunakan Romania (2003), contohnya, melaporkan bahwa
pacuan. Breed lokal dikagumi karena kesukaan petani membantu melestarikan
kemampuannya dalam berlari pada perisitiwa sejumlah breed dan varietas domba, seperti
tersebut di atas (ibid.). Itik adalah spesies lain domba Tsurcana, Blackhead Ruda dan
yang ada kemampuan terbang (laporan Corkscrew Walachian.
Indonesia, 2003). Di Bhutan, tarian yak Produk makanan tertentu juga penting secara
merupakan kebudayaan yang penting (laporan budaya di beberapa Negara. Contohnya
Bhutan, 2002). Di Vietnam, Ho dan Choi ayam termasuk popularitas daging domba Dhamari
aduan digunakan sebagai hiburan pada pesta dan keju kambing Taez kambing merah di
keagamaan (laporan Viet Nam, 2005).; laporan Yaman (laporan Yaman, 2002). Daging ayam
Indonesia (2003) juga menyebutkan perkelahian kampung dianggap mempunyai rasa lebih baik
ayam jantan sebagai aktivitas budaya, dan juga dibanding ayam ras oleh konsumen di Malaysia.
breeding domba Garut untuk domba aduan. Demikian juga, laporan dari Philippina (2003)
Sama juga pertarungan sapi jantan juga popular mencatat bahwa breed babi asli lebih disukai
di beberapa Negara (laporan dari Peru, 2004). dan mempunyai harga yang lebih tinggi,
Memelihara ternak mungkin juga merupakan khususnya negara yang mempunyai spesialisasi
kegiatan kesenangan/hobi. Fungsi yang paling babi panggang atau pasar lechon. Contohnya
terkenal di region yang sudah maju seperti di dari Eropa dan Kaukasus termasuk kesukaan
Eropa dan Kaukasus. Menurut laporan dari dari konsumen lokal di Albania untuk daging
Denmark (2003) sapi potong, kuda, domba, yang diproduksi secara tradisional dan keju dari
kambing, kelinci, itik dan angsa, kalkun, burung domba dan kambing asli seperti Dukati;
unta dan rusa, utamanya dipelihara oleh permintaan untuk kualitas keju Halloumi, yang
pemelihara sebagai pengisi waktu, untuk membawa peningkatan jumlah pada breed
bersenang-senang di waktu luang dan sebagai kambing asli dan persilangannya di area
hobi pemuliabiakan. Para peternak tersebut perbukitan di Cyprus; dan potensi penggunaan
kurang dipengaruhi oleh motivasi komersial, dua jenis babi Croasia lokal yang terancam
sehingga kontribusinya menjadi penting pada punah dari babi breed Black Slavonian dan
pelestarian breed yang kurang menguntungkan. Turopolje pada program kawin silang untuk
88
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
menghasilkan produk tradisional kualitas tinggi Di tempat lain di dunia, sistem produksi
seperti sosis dengan rasa paprika dan ham penggembalaan yang berpindah-pindah
(laporan Albania, 2002; laporan Croatia, 2003; merupakan alat yang efisien untuk menghasilkan
laporan Cyprus, 2003). makanan dalam cara yang berkelanjutan dari
Konsumen kaya yang mencari kualitas dan lahan dimana sumber daya padang rumput
variasi dalam makanannya semakin sangat kecil dan berfluktuasi (laporan Mali,
meningkatkan permintaan akan produk khusus 2002). Laporan dari Cte dIvoire (2003)
(niche market). Penjualan bagi para wisatawan mencatat penggunaan ternak dalam produksi
juga menjadi bagian penting untuk memasarkan tanaman pertanian dapat mengurangi kebutuhan
produk makanan lokal yang khusus. Oleh karena herbisida. Selanjutnya sebagai konsekuensi
itu pentingnya mempertahankan breed lokal penggunaan kotoran ternak sebagai sumber
untuk memenuhi permintaan tersebut sangat pupuk dapat meningkatkan keragaman
luas diakui, khususnya di Eropa dan Kaukasus. microflora dan microfauna (laporan Mali, 2002).
Akan tetapi, di beberapa negara, breed ternak Pada perkebunan, khususnya di Asia, sapi
lokal untuk memenuhi permintaan pasar khusus mempunyai peranan dalam mengontrol gulma
tersebut justru menunjukkan populasi yang dan semak, memfasilitasi dalam pemanenan
menurun. Di Nepal, contohnya, babi Bampudke, kelapa. Di Malaysia, bangsa sapi Kedah-
yang diakui untuk mutu dagingnya dilaporkan Kelantan sesuai untuk digunakan pada
pada keadaan hampir punah (Laporan Nepal, perkebunan (laporan dari Malaysia, 2003).
2004). Sama juga, keju yak dilaporkan sangat Meskipun breed tersebut menunjukkan
popular di Nepal, tetapi populasi ternak yak terus pertumbuhan yang lambat, tetapi dapat
menurun (ibid.). beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang
menantang. Pemenuhan permintaan untuk breed
7.3 Pelayanan pada lingkungan ini terbukti menjadi masalah, dan kesenjangan
Ternak dapat memberikan kontribusi positif pada ini harus diisi melalui impor sapi seperti sapi
pertamanan dan penanganan lingkungan. Fungsi Brahman dari Australia (ibid.).
ini khususnya diakui di wilayah maju seperti di Dari sudut pandang pelestarian bangsa ternak
Eropa dan Kaukasus. Binatang yang merumput langka atau yang non komersil, peran ternak
seperti sapi, kuda dan ruminansia kecil dalam manajemen lingkungan mempunyai
memainkan peran dalam mempertahankan dan implikasi positif. Dua faktor yang dapat dilihat: (i).
meregenerasi tanaman rumput, tanaman perdu Keinginan untuk pelestarian lingkungan berjalan
lahan datar. Laporan dari Serbia dan bersamaan dengan keinginan untuk
Montenegro (2003), mencatat bahwa keragaman mempertahankan budaya dan aspek sejarah
hayati dari padang rumput yang terancam punah lainnya dari kehidupan pedesaan termasuk
terjadi karena tidak adanya populasi ternak ternak, (ii). Bangsa ternak yang diadaptasikan
penggembalaan di area pegunungan. Laporan dengan lingkungan lokal mungkin cocok untuk
dari Slovenia (2003) melaporkan bahwa grazing khusus di padang penggembalaan yang
ruminansia kecil dapat membersihkan area yang kurang baik. Laporan dari Germany (2004),
penuh ditumbuhi semak, yang rawan terhadap sebagai contohnya menyebutkan breed domba
kebakaran. Keledai yang merumput dapat seperti Heidschnucken, Skudden dan Bergschaf
memainkan peran yang sama dalam pengaturan dan juga breed sapi seperti Hinterwlder dan
pertamanan dan pencegahan kebakaran Rotvieh Zuchtrichtung Hhenvieh. Namun, tidak
(laporan Croatia, 2003). Laporan dari Inggris perlu ada tumpang tindih antara dua tujuan
(2002) mencatat peranan kuda kerdil (pony) tersebut di atas dalam hal pemilihan breed.
dalam membersihkan semak. Breed terbagus untuk manajemen lingkungan
mungkin bukan breed asli dari negara
89
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
bersangkutan. Di Belanda contohnya ternak Karakteristik lebih jauh dari ternak adalah
yang sering digunakan untuk manajemen lahan kapasitasnya dalam mengubah limbah (hasil
sapi Heck atau sapi dataran tinggi Scottish dan samping industri pertanian, sisa makanan)
sapi Iceland atau kuda kerdil Konik dari pada menjadi produk yang bermanfaat. Apabila
breed lokal (laporan Belanda, 2004). metode pembuangan limbah memerlukan biaya
Konsumen yang prihatin dengan dampak mahal atau merusak lingkungan (e.g. dibakar
lingkungan merupakan faktor yang memotivasi atau ditimbun di tempat pembuangan sampah),
perubahan sistem produksi ternak. Pertanian maka Peran ini menghasilkan keuntungan lain
organik di perluas pemasarannya di negara (susu, daging dll.) yang diberikan ternak. Peran
seperti Swedia yang dipromosi oleh kebijakan ternak sebagai pengubah limbah mungkin
pemerintah (laporan Sweden, 2002), dan berlaku pada level rumahtangga pada
potensinya diakui di beberapa negara dimana pembuangan limbah dapur dan limbah tanaman ;
pemeliharaan ternak dilakukan dengan masukan di sekiar lingkungan tempat tinggal. Contohnya,
input luar yang rendah. Perluasan dari produksi pengumpulan sisa dari pasar atau bisnis lainnya
organik berpotensi untuk mempromosikan oleh petenak babi skala kecil; atau pemeliharaan
pemeliharaan breed lokal yang beradaptasi baik skala besar yang menggunakan hasil samping
terutama dalam kasus babi dan unggas yang dari industri pengolahan makanan. Potensi dari
dipelihara dalam kondisi di luar ruangan. ternak untuk menggunakan bermacam
Kotak 13
Sejarah dari sapi Abu-abu Hungaria perubahan penggunaannya dari waktu ke waktu
Asal genetika sapi Hungarian Grey belum diidentifikasi. Pada tahun 1931, Asosiasi Nasional Breeders Sapi
Nenek tetuanya mungkin berasal dari daerah Asia atau Hungarian Grey, didirikan dan aktivitas breeding
dari Mediterrania, dan kontribusi genetika berasal dari dirangsang. Akan tetapi pada perang dunia kedua
aurochs liar sudah diusulkan. Karakter breed yang kegiatan ini rusak parah dan banyak ternak dihancurkan.
dikembangkan lambat dibawah peternakan breeder Setelah periode perang, karena produksi susu yang
Hungaria dari cekungan Carpathia. Antara abad empat rendah berarti bahwa jumlah breed menurun sangat cepat.
belas dan tujuh belas di ekspor dalam skala besar, Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah lebih
dengan kumpulan/kelopmpok meliputi ratusan kilometer menyukai perkawinan silang dengan sapi Soviet
ke Nrnberg, Strasburg atau Venice. Permintaan muncul Kostroma. Pada awal 1960, kawanan yang masih tinggal
untuk merek dagang dengan tampilan yang ditemukan di tiga peternakan pemerintah, dengan total
menggaransi kualitas daging sapi Hungaria. Ternak ternak teridri dari enam pejantan dan 160 induk. Namun,
tanduk panjang dengan bentuk badan bagus, keras, pada waktu itu, idenya adalah untuk mempertahankan
karakter sehat, dan kualitas daging sangat bagus sangat breed langka di Hungaria, dan Peternakan Pemerintah
dihargai oleh pembeli kontemporer. mengijinkan dua lagi kawanan lagi dibentuk. Karena
Pada awal abad delapan belas mulai periode baru patriotisme menempel pada breed ini, dan pemberian
dalam sejarah breed, sebagai populasi urban meluas dan subsidi pemerintah yang sedikit tetapi permanen membuat
keperluan suplai akan produk pertanian. Sebagai populasinya meningkat. Pada tahun 2002, jumlah sapi
permintaan utama adalah cereal (biji-bijian jenis padi- sudah mencapai 4.263.
padian), akibatnya peternakan secara ekstensif menurun. Sekarang, fungsi breed termasuk pelestarian padang
Dalam periode ini, fungsi breed bergeser pada produksi gembalaan di Taman Nasional, breeding hobi dan
sapi jantan pekerja. Perusahaan gula Czech menilai sapi perannya dalam atraksi pariwisata. Dengan respek
tersebut dari kecepatan bergeraknya dengan kebutuhan produksi daging, breeder dan Asosiasi Breeders sapi
pakan yang sederhana, disamping hidupnya yang Hungarian Grey bertujuan mengatur pengolahan daging
panjang. Dengan pengenalan traktor setelah perang dan mengembangkan produk bernilai tinggi seperti sosis
dunia pertama banyak pertanian membuang sapi khusus.
Hungaria greynya. __________
Untuk informasi lebih jauh lihat: Workshop Hungarian Grey Hungarian
Grey (2000); Bod (2005).
90
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
alternatif sumber pakan diakui dalam sejumlah memanfaatkan secara produktif akan limbah
laporan negara-negara (Laporan Lao Peoples pertanian, limbah makanan, dan padang
Democratic Republic, 2005; Laporan Malaysia, gembalaan umum. Data akurat tentang jumlah
2003; Laporan Mauritius, 2004). Bahan pakan pemelihara ternak yang miskin di dunia sukar
tersebut bervariasi kondisinya, dan untuk didapat (walaupun ada sejumlah jalan dimana
efisiensi penggunaannya cenderung kemiskinan dan pemelihara ternak dapat
memerlukan keragaman populasi ternak. ditetapkan). Perkiraan terakhir memberi
Laporan dari Mauritius (2004) mencatat bahwa gambaran sekitar 550 sampai 600 juta jiwa
SDGT lokal dapat lebih baik memanfaatkan hasil petenak miskin di dunia (Thornton et al., 2002;
samping yang tersedia in di dalam negara IFAD, 2004).
dibanding breed eksotik. Konsumsi produk peternakan yang dihasilkan
Dalam kasus beberapa hasil samping, tentu sendiri (susu, telur, atau daging) dapat
saja terdapat penggunaannya alternatifnya memberikan kontribusi penting pada nutrisi
(seperti bahan bakar hayati); dan mungkin ada rumah tangga keluarga miskin (contohnya:
hambatan untuk penggunaannya sebagai pakan memberikan vitamin esensial dan mikronutrien).
ternak. Contohnya selain untuk penyambung Kotoran ternak dan pengolahan lahan dengan
hidup ternak, daur ulang dari limbah makanan ternak merupakan input vital dalam sistem
sangat dibatasi oleh alasan higienis. Masalah usahatani petani miskin, bila tidak, mungkin
lain termasuk kesulitan transportasi material mereka harus berinvestasi pada alternatif input
yang volumenya besar, biaya pengolahan dan usahatani yang lebih mahal. Fungsi menabung
suplai musiman (laporan Malaysia, 2003). dan manajemen hadapi resiko yang disebutkan
Namun dengan perbaikan metode pengolahan di atas juga memberikan arti besar bagi orang
dan kesadaran yang lebih baik akan nilai nutrisi miskin dapat mengurangi kerentanan terhadap,
bahan pakan tersebut, ada potensi dalam berfluktuasinya pendapatan yang berasal dari
meningkatkan kontribusi ternak untuk kegiatan lain, dan memberikan sumber
memanfaatkan limbah seara produktif dari pendapatan tunai untuk mencukupi kebutuhan
aktivitas lain (ibid.). hariannya. Untuk keluarga tani yang lebih
berkecukupan dapat memperbesar kegiatan
pemeliharaan ternak dan terlibat dalam produksi
8 Peran ternak untuk masyarakat yang berorientasi pasar merupakan cara yang
miskin potensial untuk meningkatkan pendapatan dan
memperbaiki sumber mata pencahariannya.
Seperti diuraikan sebelumnya, ternak Lebih lanjut, penumpukan modal dalam bentuk
mempunyai peran dan fungsi yang bermacam- ternak dapat memberikan kesempatan untuk
macam, dan dapat berkontribusi dalam banyak masuk dalam kegiatan sumber mata
cara pada kehidupan pemeliharanya. pencaharian baru. Tiga strategi diberi istilah
Masyarakat yang lebih kaya cenderung memiliki Bergantung pada usaha pokok (hanging in),
banyak alternatif untuk memenuhi kebutuhannya Memperluas usaha (stepping up) dan Keluar
(kecukupan finansial, transportasi pakai motor, dari usaha (stepping out) (Tabel 30) (Dorward et
dll). Jenis material dan layanan seperti ini al., 2004).
seringkali tidak memungkinkan bagi masyarakat Demikian juga peran ternak dalam aspek
miskin. Ternak, sebagai aset multifungsi, finansial, dan penyediaan input fisik sebagai
menjadi penting dalam banyak aspek mata sumber mata pencaharian rakyat miskin,
pencaharian yang strategis bagi orang miskin. disamping fungsi penting ternak dalam
Selanjutnya, ternak memberikan kesempatan kehidupan sosial. Kepemilikan ternak
pada kaum miskin kesempatan menguntungkan memungkinkan untuk berpartisipasi dalam
dari sumberdaya yang mungkin sukar untuk
91
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
92
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
dikaitkan dengan pemeliharaan spesies ternak wanita dalam memelihara ternak (laporan
yang lebih kecil seperti ayam, kambing dan Guinea, 2003).
domba (laporan Botswana, 2003; laporan
Central African Republic, 2003; laporan 9 Kesimpulan
Comoros, 2005; laporan Guinea, 2003; laporan
Ghana, 2003; laporan Kenya, 2004; laporan Informasi yang diberikan dalam laporan negara-
Nigeria 2004; laporan United Republic of negara menggambarkan bahwa penggunaan
Tanzania, 2004). Laporan dari Mozambique SDGT sangat bervariasi. Khususnya pada kasus
(2004) melaporkan bahwa wanita umumnya sistem produksi dengan tingkat kepemilikan yang
memelihara ayam dan babi, sementara laki-laki kecil pada negara berkembang. Banyak peternak
memelihara sapi dan ruminansia kecil. bergantung pada ternak untuk memberi input
Alternatifnya, perempuan mungkin secara dekat pada produksi tanaman pertanian, disamping
terlibat dalam mengurus sapi (laporan Mali, sebagai fungsi jaminan (asuransi) dan aset yang
2002). Dalam hal breed, laporan dari Niger penting dimana pelayanan finansial modern
(2003) menyebutkan kambing Chvre Rousse de belum tersedia atau belum stabil. Di masyarakat
Maradi dikaitkan khususnya dengan wanita. Di perkotaan, fungsi ternak cenderung berkurang
sebagian negara, wanita mempunyai peran berfokus pada orientasi pasar dari produksi
khusus dalam mengolah dan atau menjual susu makanan, serat, kulit, dan kulit olahan. Namun
(laporan Guinea, 2003; laporan Ghana, 2003; demikian, sebagian fungsi kebudayaan tetap
laporan Mali, 2002; laporan Nigeria, 2004). penting termasuk perannya dalam olahraga
Laporan dari Mauritania (2005) menyatakan serta kesenangan (terutamanya kuda) dan
bahwa penjualan kulit olahan dan kulit mentah sumber suplai produk makanan dalam perayaan
penting sebagai sumber pendapatan bagi tertentu. Peran baru juga muncul (sering untuk
perempuan dari bagian masyarakat yang paling breed tradisional) dalam warisan dan industri
dirugikan. Namun peran gender tidak perlu pariwisata dan dalam pelayanan pelestarian
stabil. Laporan dari Lesotho (2005) melaporkan lingkungan. Akan tetapi masih besar
bahwa memelihara babi di negara tersebut kesenjangan pengetahuan dalam hubungannya
secara tradisi dilakukan terutamanya oleh dengan peran breed yang spesifik, dimana breed
perempuan, tetapi peningkatan permintaan tersebut mempunyai karakteristik yang
daging babi membuat laki-laki terlibat dengan membuatnya sesuai untuk fungsi khusus atau
sendirinya di dalam mengurus ternak tersebut. kondisi produksi tertentu. Untuk itu diperlukan
Meskipun kontribusi wanita sangat berarti lebih lengkap data untuk dikumpulkan dan
dalam produksi ternak, seperti laporan dari Niger tersedia melalui sistem informasi yang ada.
(2003) yang mencatat bahwa kegiatan pelatihan Peran ganda ternak dan kombinasi dari peran
dan penyuluhan sering ditujukan pada orang interdependen bebas memerlukan keragaman di
laki-laki. Kebijakan dianjurkan untuk dalam populasi ternak meliputi breed khusus
mempromokasikan peranan wanita dalam dan breed multifungsi. Akan tetapi, pengambilan
memelihara ternak, termasuk pengembangan keputusan di lapangan dari manajemen SDGT
teknologi yang relevan seperti peralatan yang sering dicirikan oleh kurangnya perhatian untuk
dapat menghemat tenaga untuk mengolah fungsi ganda, khususnya output yang tidak
produk ternak (laporan Nigeria, 2004), pelatihan, berhubungan dengan pasar dan keuntungan
organisasi dan pemberian kredit (laporan yang sukar untuk dikuantifikasi. Dalam kondisi
Guinea, 2003; laporan Mali, 2002). Namun demikian ada bahaya bahwa nilai breed lokal
tingkat buta huruf yang rendah diakui sebagai multifungsi menjadi kurang dihargai, dan hanya
faktor pembatas untuk mempromosikan peran sebagian dari kontribusi ternak pada kehidupan
manusia yang dapat diperoleh.
93
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Daftar Pustaka Schiere, J.B. 1995. Cattle, straw and system control.
Amsterdam. Koninklijk Institute voor de Tropen.
Arya, H.P.S., Yadav, M.P. & Tiwari, R. 2002. Thornton, P.K., Kruska, R.L., Henninger, N.,
Livestocktechnologies for small farm systems. In P.S. Kristjanson, P.M., Reid, R.S., Atieno, F., Odero, A.N.
Birthal & P.P. Rao eds. Technology options for & Ndegwa, T. 2002. Mapping poverty and livestock in
sustainable livestock production in India. the developing world. Nairobi. International Livestock
Proceedings of the Workshop on Documentation, Research Institute. (also available at www.ilri.
Adoption, and Impact of Livestock Technologies in cgiar.org/InfoServ/Webpub/fulldocs/mappingPLDW/in
India, 1819 Jan 2001, ICRISAT-Patancheru, India, dex.htm).
pp. 889. New Delhi/Patancheru, India. National UNDP. 1995. The human development report 1995:
Centre for Agricultural Economics and Policy gender and human development. New York, USA.
Research/ International Crops Research Institute for United Nations Development Programme.
the Semi-Arid Tropics.
Bod, I. 2005. From a bottle neck up to the commercial
option. Paper presented at the 4th World Italian Beef
Cattle Congress, Gubbio, Italy, 29 April 29 1 May 1,
2005. (available at www.anabic.it/congresso2005/
atti/lavori/023%20def_Bod%C3%B2_st.pdf).
CR (Country name). Year. Country report on the state
of animal genetic resources. (available in DAD-IS
library at www.fao.org/dad-is/).
Dorward, A.R., Anderson, S., Paz, R., Pattison, J.,
Sanchez Vera, E., Nava, Y. & Rushton, J. 2004. A
guide to indicators and methods for assessing the
contribution of livestock keeping to the livelihoods of
the poor. London. DFID. (also available at www.
ilri.cgiar.org/html/Guide16Dec.pdf).
FAO. 2002. Improved animal health and poverty
reduction for rural livelihoods. Animal Production and
Health Paper, No. 153. Rome.
FAO. 2003a. The yak. Second edition revised and
enlarged by G. Wiener, H. Jianlin, & L. Ruijun.
Bangkok. FAO Regional Office for Asia and the
Pacific.
FAO. 2003b. World agriculture towards 2015/2030. An
FAO perspective. Edited by J. Bruinsma. London.
Earthscan.
FAOSTAT. (available at http://faostat.fao.org/).
Hungarian Grey Workshop. 2000. The origins of the
Hungarian Grey cattle. Proceedings of a workshop
held in Bugacpuszta, Hungary, 2324 November
2000.
IFAD. 2004. Livestock services and the poor. A global
initiative. Collecting, coordinating and sharing
information. Rome. International Fund for Agricultural
Development.
Riethmuller, P. 2003. The social impact of livestock: a
developing country perspective. Animal Science
Journal, 74(4): 245253.
Sarkar, A.B. 2001. Strategies for development of
animal husbandry in Assam. In B.C. Barah, ed.
Prioritisation of strategies for agricultural
development in Northeastern India. Proceedings 9,
pp. 2933. New Delhi. National Center for
Agricultural Economics and Policy Research (ICAR).
94
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Bab E
Sumberdaya Genetika Ternak
dan Ketahanan Terhadap Penyakit
1 Pendahuluan
Penyakit ternak berpengaruh buruk pada menunjukkan kemampuan dari pada inang untuk
produksi ternak di seluruh dunia. Para peternak menahan infeksi. Kedua, toleran (tolerance)
dan pemangku kepentingan lain yang terlibat yang menunjukkan pada suatu situasi dimana
dalam mempromosikan kesehatan ternak dapat inang terinfeksi oleh patogen tetapi hanya sedikit
melakukan sejumlah pendekatan untuk menderita akibat penyakit. Perbedaan keduanya
mengurangi pengaruh negatif tersebut. Pilihan adalah penting. Sebagai contoh apabila
pada tingkat ternaknya meliputi kemoterapi tujuannya adalah untuk pencegahan penyebaran
(pengobatan secara kimiawi), vaksinasi, penyakit pada populasi lain (seperti pada kasus
mengontrol vektor penyakitnya dan metode penyakit zoonotik) maka lebih dibutuhkan
manajemen yang sesuai. Akan tetapi ada ketahanan penyakit dibanding toleransi penyakit.
masalah pada strategi keberlanjutan Manajemen berbagai sumber genetik untuk
pengontrolan penyakit tersebut. Masalahnya meningkatkan ketahanan atau toleransi terhadap
meliputi dampak lingkungan dan keamanan penyakit yang terdapat pada populasi ternak
pangan akibat perlakuan kimia; kemampuan merupakan alat tambahan untuk pengendalian
dan akses petani peternak miskin terhadap penyakit. Sejumlah keuntungan dari menyatukan
pengontrolan penyakit; dan evolusi parasit yang unsur-unsur genetik pada strategi manajemen
tahan terhadap perlakuan yang diberikan. penyakit yang telah diketahui (FAO, 1999)
Contohnya masalah terakhir adalah adalah:
menyebarnya ketahanan parasit nematode adanya perubahan genetik secara permanen
terhadap obat anthelmintik; ketahanan bakteri begitu dikembangkan;
terhadap antibiotik; ketahanan terhadap obat adanya efek konsistensi
antiprotozoa seperti yang digunakan pada hilangnya keperluan untuk membeli berbagai
perlakuan trypanosomiasis; evolusi virus yang input jika suatu efek sudah berhasil
tahan vaksin untuk berbagai penyakit seperti dikembangkan;
penyakit Marek; dan ketahanan acaricide dalam keefektifan dari metode lain menjadi lama
tikcs. Dalam kasus antibiotik terdapat pula karena kurangnya tekanan pada munculnya
kekuatiran terhadap residu pada rantai makanan ketahanan (resistance)
dan implikasinya pada kesehatan manusia kemungkinan adanya efek spektrum yang
dengan munculnya berbagai mikro organisme lebih luas (menigkatnya ketahanan terhadap
yang tahan terhadap antibiotik (BOA, 1999). lebih dari satu penyakit)
Pada banyak penyakit ternak, telah ditemukan kemungkinan berkurangnya dampak pada
bukti adanya variasi genetik dalam tingkat evolusi macroparasites seperti helminth,
kerentanan ternak inang (host). Ada dua dibanding dengan strategi lain seperti
fenomena yang perlu dibedakan dalam kemoterapi atau vaksinasi; dan
kaitannya dengan manajemen genetika pada bertambahnya keragaman strategi pada
penyakit. Pertama, ketahanan (resistance) yang manajemen penanganan penyakit.
95
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 31
Beberapa studi terpilih yang menunjukkan perbedaan breed dalam resistensi atau toleransi terhadap
penyakit spesifik
Breed yang
menunjukkan Breed Kondisi
Penyakit/Parasit Hasil Pustaka
ketahanan Pembanding percobaan
lebih besar
Trypanosoma Domba Persilangan Inseminasi buatan Tingkat parasit yang lebih rendah, periode Goosens et
congolense Djallonke breed Djallonke prepaten yang lebih panjang dan respons al., (1999)
Sahelian antibodi yang lebih tinggi dibandung
persilangannya tetapi breed persilangannya
masih lebih besar dan tumbuh lebih cepat
Ticks (Amblyomma Sapi NDama NDama Zebu Kondisi di Ticknya lebih sedikit Mattioli et al.,
variegatum; lapangan di (1993)
Hyalomma spp.) Gambia
Ticks (berbagai Sapi NDama Zebu Sekelompok ternak Ticknya lebih sedikit Claxton and
spesies) di pedesaan di Leperre
Gambia (1991)
Theileria annulata Sapi Sahiwal Holstein- Inseminasi buatan gejala klinis yang kurang parah Glass et al.,
Friesian (2005)
Anaplasma Sapi NDama Zebu Gobra Kondisi lapangan Prevalensi serologi dari A. Marginale lebih Mattioli et al.,
marginale; ticks di Gambia rendah; ticks.lebih sedikit (1995)
(berbagai species)
Haemonchus Sapi NDama Zebu Sekelompok ternak Lebih sedikit cacing di usus, FEC* lebih Claxton and
contortus di pedesaan di rendah Leperre
Gambia (1991)
Haemonchus Domba Red Doper Domba yang Domba menunjukkan FEC lebih rendah Baker (1998)
contortus Masaai dipelihara pada untuk H. Contortus, lebih tinginya PVC,
kondisi lapangan lebih rendahnya kematian anak dibanding
pada pantai sub- domba Dorper. Diperkirakan 2 atau 3 kali
humid Kenya lebih produktif dibanding Dorper dalam
kondisi tersebut
Haemonchus Domba Santa Ile de France, Domba merumput/ di FEC lebih rendah, PCV** lebih tinggi, lebih Amarante et
contortus Ines Suffolk Sao Paulo State SE sedikit hitungan jumlah cacing al., (2004)
Brasil
Fasciola gigantica Domba ekor Merino Infeksi buatan Jumlah Flukes dari hati yang lebih rendah; Hansen et al.,
tipis Indonesia perbedaan respon imunitas (1999)
Fasciola gigantica Domba ekor St Croix Infeksi buatan Lebih sedikit parasit yang didapat dari hati Roberts et al.,
tipis Indonesia (1997
Sarcocystismiesch Babi Meishan Pitrain Infeksi buatan Dalam hal indikasi klinis, serologi, Reiner et al,.
eriana hematologi dan parasitologi pengaruh (2002)
serangan kurang parah,
Ascaridia galli Ayam Lohman Danish Infeksi buatan Lebih rendahnya gangguan dan Permin and
Brown Landrace pengeluaran telur cacing Ranvig (2001)
Foot rot (kaki Domba Breed murni Wabah alami di Prevalensi lebih rendah Shimshony
busuk) persilangan Awassi Israel (1989)
East Friesian
Awassi
Foot rot (kaki Domba Peppin Merino, Penularan alami Lesi kurang serius, lebih cepat sembuh Emery et al.,
busuk) Romney Marsh, Saxon Merino pada padang (1984)
Dorset Horn, rumput yang
Border diirigasi di Australia
Leicester
Newcastle Disease Ayam Gimmazah, Infeksi buatan Tingkat mortalitas lebih rendah dibanding Hassan et al,.
virus, Infectious Mandarah Sinah,Dandrawi breed lain (2004)
Bursal Disease (Breed alami di
Mesir)
*FEC = faecal egg count
** PCV = packed cell volume
96
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 32
Breed mamalia yang dilaporkan pada DAD-IS yang resistensi atau toleran terhadap penyakit atau
parasit spesifik
Penyakit Kerbau Sapi Kambing Domba Babi Kuda Rusa
Trypanosomiasis - 17 4 4 - - -
Tick Infestation/ burden 1 17 - 1 - - 1
Tick-borne disease (unspecified) - 4 - - - - -
Anaplasmosis - 2 - - - - -
Piroplasmosis/Babesiosis - 4 - - - - -
Heartwater/Cowdriosis - 1 - 1 - 1 -
Internal parasites/worms 1 2 1 9 1 2 2
Fascioliasis 2 - - 1 - - -
Bovine leucosis - 9 - - - - -
Foot rot (Bacteroides nodusos) - 1 - 14 - - -
Total* 4 59 6 33 3 5 2
*Jumlah total data yang dimasukkan yang berhubungan dengan toleransi atau resistensi terhadap penyakit (beberapa breed dilaporkan menunjukkan
resistensi atau toleransinya terhadap lebih dari satu penyakit).
97
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
98
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 34
Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resitensi atau toleransinya terhadap gangguan
tick-burden
Species/Subregion Jumlah breed Nama breed
Sapi
Afrika bagian Selatan 8 Nguni (2), Angoni, Sul Do Save, Pedi, Bonsmara, Shangaan, Kashibi, Tswana
Asia Tenggara 4 Pesisir, Limousin, Javanese Zebu, Thai
Europa dan Kaukasus 1 Zebu of Azerbaijan
Amerika Selatan 1 Romosinuano
Pasifik Barat daya 3 Australian Friesian Sahiwal, Australian Milking Zebu, Australian Sahiwal
Domba
Afrika bagian Selatan 2 Nguni (3), Landim
Kerbau
Asia Tenggara 1 Thai
Rusa
Asia Tenggara 1 Sambar
Agka dalam kurung = jumlah Negara yang melaporkan bila lebih dari satu
Catatan bahwa mungkin ada breed lain dimana kejadian resisten pada penyakit atau toleran tetapi belum dilaporkan ke DAD-IS.
TABEL 35
Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resistensi atau toleransinya terhadap penyakit
tick-borne
Agka dalam kurung = jumlah Negara yang melaporkan bila lebih dari satu
Catatan bahwa mungkin ada breed lain dimana kejadian resisten pada penyakit atau toleran tetapi belum dilaporkan ke DAD-IS.
*Guadeloupe, Martinique.
terhadap cacing saluran pencernaan. Studi yang Sama juga, ketahanan yang lebih besar dan
dilakukan di kondisi lapangan di area pantai produktivitas yang lebih tinggi ditemui pada
subhumid Kenya memperlihatkan bahwa domba kambing kecil Afrika Timur dibanding dengan
Red Maasai menunjukkan jumlah telur cacing breed kambing Galla dalam kondisi yang sama
yang rendah untuk Haemonchus contortus, dan (ibid.). Ditemukan juga bukti ilmiah untuk
kematian yang lebih rendah dibanding anak resistensi atau toleransi terhadap serangan
domba Dorper (breed lainnya yang banyak cacing hati Fasciola gigantica, yang merupakan
dipelihara di Kenya). Domba Red Maasai parasit yang tersebar luas. Contohnya domba
diperkirakan 2 3 kali lebih produktif dari pada ekor tipis Indonesia menunjukkan resistensi yang
domba Dorper dalam kondisi subhumid, dimana besar dibanding breed St. Croix dan Merino
parasit lebih menyukai kondisi ini (Baker, 1998). (Roberts et al., 1997). Satu breed domba dan
99
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
100
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 39
Breed yang dilaporkan ke DAD-IS dan menunjukkan resistensi atau toleransi terhadap penyakit
unggas
Catatan bahwa ada breed ternak lainnya yang tahan terhadap penyakit tersebut, namun tidak dilaporkan ke DAD-IS
101
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Fayoumi dan White Leghorn ayam Fayoumi (anthelmintik) yang telah diluncurkan dalam 25
menunjukkan lebih tahan terhadap tahun terakhir, dan nampaknya hanya
perkembangan tumor (lihat di bawah untuk mempunyai sedikit prospek untuk munculnya
diskusi lebih jauh tentang program breeding calon obat-obat yang baru (ibid.). Sekarang
untuk resistensi terhadap penyakit Mareks). timbul ketertarikan untuk program manajemen
Tabel 39 menunjukan unggas yang dilaporkan di parasit secara terpadu (integrated parasite
DAD-IS yang menunjukkan resistensi atau management = IPM), dimana program breeding
toleransinya terhadap penyakit unggas khusus. untuk resistensi genetik adalah salah satu
komponennya. Program breeding domba secara
selektif berdasarkan FEC merupakan cara yang
3 Peluang seleksi dalam breed terhadap efektif untuk mengurangi kebutuhan anthelmintik
ketahanan penyakit dan mengurangi kontaminasi rumput dengan
Selektif breeding untuk mengambil kelebihan telur parasit nematode (Woolaston, 1992; Morris
dalam variasi di dalam breed terhadap resistensi et al., 2000; Woolaston and Windon, 2001;
penyakit adalah startegi yang penting untuk Bishop et al., 2004).
mengontrol sejumlah penyakit. Untuk penyakit Untuk penyakit epidemik, pendekatan alternatif
endemik, yang selalu eksis dalam sistem perlu diadopsi. Oleh karena itu perlu
produksi (seperti mastitis, helminthosis) dikembangkan tehnik seleksi berdasarkan marka
memungkinkan dilakukan seleksi berdasrkan allele yang berhubungan dengan peningkatan
respon fenotipe terhadap tantangan penyakit. resistensi penyakit (Bishop and Woolliams,
Pada kasus mastitis, jumlah sel somatik dalam 2004). Pada kasus penyakit Marek (suatu
susu (indikator dari infeksi bakteri) atau kasus penyakit virus pada ayam), penggunaan vaksin
klinis dari penyakit dapat digunakan sebagai nampaknya meningkatkan keganasan dari
indikator fenotipik dari kerentanan terhadap penyakit. Oleh karena itu program breeding
penyakit. Indikator ini secara rutin dicatat dalam untuk resistensi terhadap penyakit akan semakin
kelompok sapi perah, dan variasinya sudah penting pada sistem produksi unggas. Seleksi
ditemukan mempunyai komponen genetik yang resistensi berdasarkan spesifik B alleles dalam
besar (Rupp and Boichard, 2003). Adanya komplek jaringan kesesuaian utama (major
hubungan antagonis antara keuntungan genetika histocompatability complex / MHC) (Bacon,
untuk trait produksi dan kerawanan terhadap 1987) telah digunakan dalam waktu cukup lama
penyakit telah mendorong dilakukan seleksi untuk membantu dalam manajemen penyakit
untuk resistensi banyak penyakit (ibid.). Oleh Marek. Baru-baru ini para peneliti juga telah
karena itu banyak program breeding sapi perah mengidentifikasi sejumlah loci trait secara
untuk meningkatkan resistensi pada mastitis. kuantitatif (QTL) yang berhubungan dengan
Parasit yang resisten terhadap obat resistensi penyakit (Vallejo et al., 1998;Yonash
anthelmintik adalah salah satu masalah besar et al., 1999; Cheng, 2005). Penyakit lain dimana
pada sektor ternak di banyak belahan dunia, marka resistensi penyakit telah diidentifikasi
khususnya dalam hal produksi ruminansia kecil. termasuk dermatophilosis pada sapi (Maillard et
Strategi pengontrolan parasit berdasarkan pada al., 2003), diare yang disebabkan oleh E. coli
pengunaan obat cacing (dewormers) sudah pada babi (Edfors and Wallgren, 2000) dan
dianggap sebagai alasan dan munculnya obat scrapie pada domba (Hunter et al., 1996).
anti berbagai parasit yang tidak berkelanjutan
(Kaplan, 2004). Kebutuhan akan metode
alternatif dan pengontrolan penyakit disorot
berdasarkan kenyataan bahwa tidak ada
dihasilkan kelas besar baru obat cacing
102
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 14
Resistensi genetik terhadap demam babi Afrika
Demam babi Afrika (African swine fever = ASF) memiliki Studi molekuler dan dasar genome mengidentifikasi
ancaman serius pada industri global daging babi. ASF target kunci celluler dari protein ASFV yang penting untuk
adalah penyakit sangat menular menyebabkan kematian memperbanyak virus atau penting dalam berkontribusi
pendarahan yang cepat pada babi domestik. Tidak ada untuk penghindaran virus dalam mekanisme pertahanan
vaksin yang tersedia dan hanya strategi pengontrolan imunitas. Analisis komparatif dari DNA sequence gen
yang efektif melalui regulasi yang ketat dari pergerakan tersebut dari spesies babi dengan ketahanan yang
ternak dan produknya serta identifikasi yang cepat, bervariasi mungkin dapat menjadi petunjuk terjadinya
pemotongan dan pembuangan dari babi yang terinfeksi. mutasi (single nucleotide polymorphisms atau SNPs)
Pendekatan alternatif sangat diperlukan. yang dikaitkan dengan variasi resistensi genetik. Analisis
Berlawanan dengan penyakit parah yang dilihat pada Transcriptome dari infeksi macrophages ASFV
babi domestik, infeksi ASFV tidak menyebabkan menggunakan microarrays akan memberikan kandidat
pengaruh klinis pada babi asli Afrika liar, Warthog gen baru yang diatur secara berbeda selama infeksi.
(Phacochoerus africanus) dan spesies babi semak Kandidat gen tersebut dapat dipakai untuk
(Potamochoerus spp.). Adanya kejadian alami Spesies- pengembangan marka DNA yang diteliti untuk
khusus yang mempunyai resistensi genetik sangat menseleksi ternak yang berkurang kerentanannya
berharga untuk studi mekanisme molekuler secara terhadap penyakit.
integral terhadap tingkat patogen dari penyakit tersebut. Pelestarian breed yang resisten penting sekali
Breeding untuk resistensi genetik terhadap ASF sudah dilakukan untuk kemajuan dalam resistensi genetik
diusahakan melalui perkawinan silang antara babi terhadap ASFV. Jaringan ternak dan DNA sumber
domestik dengan spesies babi yang resisten. Meskipun penting bagi peneliti.
terdapat bukti-bukti yang insiden yang menyarankan Meskipun breeding untuk meningkatkan ketahanan
bahwa hal ini mungkin saja terjadi tetapi interbreeding tehadap ASFV memungkinkan, ada beberapa faktor yang
mempunyai keberhasilan yang terbatas. Alternatifnya, perlu dipertimbangkan sebelum memasuki program
mungkin dapat dikembangkan untuk resisten ASFV tersebut. Salah satu pertimbangannya adalah babi yang
dengan mengembangkan babi domestik yang secara resisten yang tidak dapat diinfeksi oleh ASFV sulit untuk
alami dapat bertahan dari tantangan ASFV. Sekitar 5 dicapai. Nampaknya lebih mungkin bila ternak babi akan
10% babi domestik dapat bertahan terhadap infeksi menunjukkan suatu gejala phenotype yang toleran dari
ASFV. Sayangnya, babi yang dapat bertahan pada pada efek klinis dari ASFV. Walaupun babi toleran tidak
umumnya mati setelah dilakukan pemberantasan dapat menunjukkan penyakit klinis, mereka menjadi
penyakit pada saat terjadi wabah. Pendekatan tersebut terinfeksi dan dapat melepaskan ASFV pada
memungkinkan untuk mempelajari resistensi genetika lingkungannya. Dengan cara demikian babi tersebut
alami dan dapat membentuk ternak dasar yang dapat dapat mengalami resiko sebagai babi rentan pada daerah
digunakan untuk memperkuat dan mengkuatifikasi variasi tersebut atau melemahkan strategi pengontrolan
genetika dalam resistensi atau toleransinya terhadap penyakit.
ASFV dan untuk identifikasi yang dikaitkan dengan marka _________
genetika atau QTL (quantitative trait loci). Diberikan oleh: Marnie Mellencamp.
103
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Daftar Pustaka
Agyemang, K., Dwinger, R.H., Little, D.A. & Rowlands, Edfors, L.I. & Wallgren, P. 2000. Escherichia coli and
G.J. 1997. Village NDama cattle production in West Salmonella diarrhoea in pigs. In R.F.E. Axford, S.C.
Africa: six years of research in the Gambia. Nairobi. Bishop, J.B. Owen & F.W. Nicholas, eds. Breeding
International Livestock Research Institute and for resistance in Farm Animals, pp. 253267.
Banjul, International Trypanotolerance Centre. Wallingford, UK. CABI Publishing.
Amarante, A.F.T., Bricarello, P.A., Rocha, R.A. & Emery, D.L., Stewart, D.J. & Clark, B.L. 1984. The
Gennari, S.M. 2004. Resistance of Santa Ines, susceptibility of five breeds of sheep to foot rot.
Suffolk and Ile de France sheep to naturally Australian Veterinary Journal, 61(3): 8588.
acquired gastrointestinal nematode infections.
FAO. 1999. Opportunities for incorporating genetic
Veterinary Parasitology, 120(12): 91106.
elements into the management of farm animal
Bacon, L.D. 1987. Influence of the major diseases: policy issues, by S. Bishop, M. de Jong &
histocompatability complex on disease resistance D. Gray. Background Study Paper Number 18.
and productivity. Poultry Science, 66(5): 802811. Commission on Genetic Resources for Food and
Agriculture. Rome.
Baker, R.L. 1998. Genetic resistance to endoparasites
in sheep and goats. A review of genetic resistance FAO. 2005. Trypanotolerant livestock in the context of
to gastrointestinal nematode parasites in sheep and trypanosomiasis intervention strategies, by K.
goats in the tropics and evidence for resistance in Agyemang. PAAT Technical and Scientific Series
some sheep and goat breeds in sub-humid coastal No. 7. Rome.
Kenya. Animal Genetic Resources Information, 24:
FAOSTAT. (available at http://faostat.fao.org).
1330.
Glass, E.J., Preston, P.M., Springbett, A., Craigmile,
Bishop, S.C., Jackson, F., Coop, R.L. & Stear, M.J.
S., Kirvar, E., Wilkie, G. & Brown, C.G.D. 2005. Bos
2004. Genetic parameters for resistance to
taurus and Bos indicus (Sahiwal) calves respond
nematode infections in Texel lambs. Animal
differently to infection with Theileria annulata and
Science, 78(2): 185194.
produce markedly different levels of acute phase
Bishop, S.C. & Woolliams, J.A. 2004. Genetic proteins. International Journal for Parasitology,
approaches and technologies for improving the 35(3): 337347.
sustainability of livestock production. Journal of the
Goosens, B., Osaer, S., Ndao, M., Van Winghem, J. &
Science of Food and Agriculture, 84(9): 911919.
Geerts, S. 1999. The susceptibility of Djallonk and
BOA. 1999. The use of drugs in food animals: benefits Djallonk-Sahelian crossbred sheep to
and risks. Washington DC. Board on Agriculture, Trypanosoma congolense and helminth infection
National Academies Press. under different diet levels. Veterinary Parasitology,
85(1): 2541.
Bock, R.E., Kingston, T.G. & de Vos, A.J. 1999. Effect
of breed of cattle on transmission rate and innate Hansen, D.S., Clery, D.G., Estuningsih, S.E.,
resistance to infection with Babesia bovis and B. Widjajanti, S., Partoutomo, S. & Spithill, T.W. 1999.
bigemina transmitted by Boophilus microplus. Immune responses in Indonesian thin tailed sheep
Australian Veterinary Journal, 77(7): 461464. during primary infection with Fasciola gigantica: lack
of a species IgG2 antibody response is associated
Cheng, H.H. 2005 Integrated genomic approaches to
with increased resistance to infection in Indonesian
understanding resistance to Mareks Disease. In S.J.
sheep. International Journal for Parasitology, 29(7):
Lamont, M.F. Rothschild & D.L. Harris, eds.
10271035.
Proceedings of the third International Symposium on
Genetics of Animal Health, Iowa State University, Hassan, M.K., Afify, M.A. & Aly, M.M. 2004. Genetic
Ames, Iowa, USA. July 1315, 2005. resistance of Egyptian chickens to infectious bursal
disease and Newcastle disease. Tropical Animal
Claxton, J. & Leperre, P. 1991. Parasite burdens and
Health and Production, 36(1): 19.
host susceptibility of Zebu and NDama cattle in
village herds in the Gambia. Veterinary Parasitology,
40(34): 293304.
104
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Hunter, N., Foster, J.D., Goldmann, W., Stear, M.J., Petukhov, V.L, Kochnev, N.N., Karyagin, A.D.,
Hope, J. & Bostock, C. 1996. Natural scrapie in Korotkevich, O.S., Petukhov, I.V., Marenkov, V.G.,
closed flock of Cheviot sheep occurs only in specific Nezavitin, A.G. & Korotkova, G.N. 2002. Genetic
th
PrP genotypes. Archives of Virology, 141(5): 809 resistance to BLV. In Proceedings of the 7 World
824. Congress on Genetics Applied to Livestock
Production, Montpellier, France, August, 2002,
Kaplan, R.M. 2004. Drug resistance in nematodes of
Session 13, pp 14. Montpellier, France. Institut
veterinary importance: a status report. Trends in
National de la Recherche Agronomique (INRA).
Parasitology, 20(10): 477481.
Reiner, G., Eckert, J., Peischl, T., Bochert, S., Jkel,
Lakshmanan, N., Kaiser, M.G. & Lamont, S.J. 1996.
T., Mackenstedt, U., Joachim, A., Daugschie, A. &
Mareks disease resistance in MHC-congenic lines
Geldermann, H. 2002. Variation in clinical and
from Leghorn and Fayoumi breeds. In Current
th parasitological traits in Pietran and Meishan pigs
research on Marek s disease. Proceedings of the 5
infected with Sarcocystis miescheriana. Veterinary
International Symposium, East Lansing, Michigan,
Parasitology, 106(2): 99113 .
711 September 1996, pp. 5762. Kennet Sque,
Pennsylvania, USA. American Association of Avian Roberts, J.A., Estuningsih, E., Widjayanti, S.,
Pathologists. Wiedosari, E., Partoutomo, S. & Spithill, T.W. 1997.
Resistance of Indonesian thin tail sheep against
Maillard, J.C., Berthier, D., Chantal, I., Thevenon, S.,
Fasciola gigantica and F. hepatica. Veterinary
Sidibe, I., Stachurski, F., Belemsaga, D.,
Parasitology, 68(12): 6978.
Razafindraibe, H. & Elsen, J.M. 2003. Selection
assisted by a BoLA-DR/DQ haplotype against Rupp, R. & Boichard, D. 2003. Genetics of resistance
susceptibility to bovine dermatophilosis. Genetics to mastitis in dairy cattle. Veterinary Research,
Selection Evolution, 35(Suppl. 1): S193S200. 34(5): 671688.
Mattioli, R.C., Bah, M., Faye, J., Kora, S. & Cassama, Shimshony, A. 1989. Footrot in Awassis and the
M. 1993. A comparison of field tick infestation on crosses with East Friesian sheep. New Zealand
NDama, Zebu and NDama Zebu crossbred cattle. Veterinary Journal, 37(1): 44.
Veterinary Parasitology, 47(12): 139148.
Springbett, A.J., MacKenzie, K., Woolliams, J.A. &
Mattioli, R.C., Bah, M., Kora, S., Cassama, M. & Bishop, S.C. 2003. The contribution of genetic
Clifford, D.J. 1995. Susceptibility to different tick diversity to the spread of infectious diseases in
genera in Gambian NDama and Gobra zebu cattle livestock populations. Genetics, 165(3): 14651474.
exposed to naturally occurring tick infection. Tropical
Vallejo, R.L., Bacon, L.D., Liu, H.C., Witter, R.L.,
Animal Health and Production, 27(2): 9951005.
Groenen, M.A.M., Hillel, J. & Cheng, H.H. 1998.
Morris, C.A., Vlassoff, A., Bisset, S.A., Baker, R.L., Genetic mapping of quantitative trait loci affecting
Watson, T.G., West, C.J. & Wheeler, M. 2000. susceptibility to Mareks disease induced tumours in
Continued selection of Romney sheep for resistance F2 intercross chickens. Genetics, 148(1): 349360.
or susceptibility to nematode infection: estimates of
Woolaston, R.R. 1992. Selection of Merino sheep for
direct and correlated responses. Animal Science,
increased and decreased resistance to Haemonchus
70(1): 1727.
contortus: peri-parturient effects on faecal egg
Permin, A. & Ranvig, H. 2001. Genetic resistance to counts. International Journal for Parasitology, 22(7):
Ascaridia galli infections in chickens. Veterinary 947953.
Parasitology, 102(2): 101111.
Woolaston, R.R. & Windon, R.G. 2001. Selection of
Perry, B.D., McDermott, J.J., Randolph, T.F., Sones, sheep for response to Trichostrongylus colubriformis
K.R. & Thornton, P.K. 2002. Investing in animal larvae: genetic parameters. Animal Science, 73(1):
health research to alleviate poverty. Nairobi. 4148.
International Livestock Research Institute.
Yonash, N., Bacon, L.D., Witter, R.L. & Cheng, H.H.
1999. High resolution mapping and identification of
new quantitative trait loci (QTL) affecting
susceptibility to Mareks disease. Animal Genetics,
30(2):126135.
105
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Bab F
Ancaman Terhadap Keragaman
Genetika Ternak
1 Pendahuluan
Keragaman genetik berpotensi terancam oleh juga, Iiguez (2005) mengidentifikasi
berbagai macam faktor, yang efeknya mungkin penggantian oleh breed lain dan perkawinan
terjadi dalam beberapa cara sistem produksi silang yang sama merupakan ancaman pada
yang merusak dimana SDGT menjadi breed ruminansia kecil di Asia Barat dan Afrika
bagiannya, secara fisik merusak populasi ternak, Utara. Contoh tersebut menggambarkan ada
atau memancing tindakan respon dimana respon banyak cara dimana ancaman pada sumberdaya
itu sendiri merupakan ancaman. Kekuasaan genetik dapat diklasifikasikan, tetapi tujuan
yang mendorong terjadinya erosi genetik juga pembahasan berikut adalah tentang tiga
beragam dalam hal sejauh mana dipengaruhi kategori luas yang dibedakan menjadi: tren
oleh intervensi kebijakan, atau apabila tidak bisa dalam sektor ternak; bencana dan keadaan
dicegah, dalam hal apakah dapat dilakukan darurat; epidemi penyakit ternak dan tindakan
tindakan untuk mengurangi pengaruhnya pada pengontrolan.
keragaman SDGT, dalam literatur kesepakatan Didorong oleh faktor ekonomi, sosial,
berkaitan dengan tren umum dan faktor-faktor demografi dan politik, maka sektor peternakan
ancaman SDGT. Contohnya, Rege dan Gibson sedang mengalami perubahan. Tren tersebut
(2003) mengidentifikasi penggunaan plasma meliputi perubahan permintaan produk dan jasa
nutfah exotik, perubahan sistem produksi, secara kuantitatif dan kualitatif; perubahan dalam
perubahan kesukaan produsen karena faktor ketersediaan sumberdaya alam, input eksternal
sosial ekonomi, dan berbagai macam bencana atau tenaga kerja/buruh; perubahan yang
(kekeringan, kelaparan, epidemi penyakit, mempengaruhi perdagangan ternak pada tingkat
perang/perselisihan penduduk) sebagai nasional dan internasional; dan perpindahan
penyebab utama dari erosi genetik. Tisdell dalam kebijakan lingkungan yang secara
(2003) menyebutkan intervensi pembangunan, langsung atau tidak langsung mempengaruhi
spesialisasi (menekankan pada produksi sifat sistem produksi ternak (lihat Bagian 2 untuk
pembawaan tunggal), introgresi genetika, diskusi lebih jauh dari tren dalam sistem produksi
perkembangan teknologi dan bioteknologi, tidak ternak). Tambahan lagi ancaman yang dikaitkan
stabilnya kondisi politik dan adanya bencana dengan tren umum tersebut dapat
alam. Akan tetapi agak langka analisis dari mempengaruhi sektor peternakan secara
ancaman spesifik yang dihadapi oleh breed keseluruhan, kebijakan yang tidak sesuai dan
ternak tertentu, dan alasan kepunahan breed metode dalam pengelolaan SDGT yang lebih
sebelumnya. Untuk breed sapi yang terancam di spesifik dapat memperburuk konsekuensi
Afrika, Rege (1999) mencatat penggantian oleh keragaman genetik.
breed lain, perkawinan silang dengan breed Bencana dan kondisi darurat dibedakan
exotik atau dengan breed asli lainnya, konflik, dengan tren secara bertahap berdasarkan
kehilangan habitat, penyakit, program breeding beberapa faktor. Pertama bencana dan kondisi
yang ceroboh dan kurang berkelanjutan juga darurat melibatkan kejadian cepat yang jelas
merupakan faktor-faktor ancaman. Demikian atau kumpulan kejadian. Terjadinya kejadian
107
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
tersebut relatif tidak dapat diprediksi, paling tidak perubahan sistem produksi dimana ternak
dalam hal intensitas pengaruhnya, dan lokasi tersebut dipelihara. Kesalahan dalam
spesifik yang dipengaruhinya. Sehingga, pendekatan kebijakan dan manajemen mungkin
memprediksi pengaruhnya pada SDGT yang saja terjadi dalam kondisi normal, tetapi hal
ada, tantangannya agak berbeda (lebih sukar dapat lebih merusak setelah kondisi darurat
dibantah). Kedua, bencana dan keadaan darurat berlalu. Demikian juga, bencana dan keadaan
secara alami merupakan kejadian yang tidak darurat mungkin merusak infrastruktur, manusia
diinginkan yang meningkatkan respon untuk dan sumberdaya teknik yang diperlukan untuk
mengurangi pengaruhnya pada kemanusiaan, mengimplementasi atau mengembangkan
ekonomi dan sosial. Respon tersebut sering pendekatan manajemen yang cocok.
diatur dengan terburu-buru, mempunyai tujuan Selanjutnya batas antara emerjensi yang terus
jangka pendek, dan sepertinya tidak terfokus menerus di satu hal, dan pengaruh negatif yang
pada SDGT. Ketiga, dalam kontek bencana dan sedang berjalan atau tren yang tersebar di lain
keadaan darurat, perlu diperhitungkan pihak, tidak selalu jelas. Demikian juga mungkin
kemungkinan populasi SDGT yang berharga ada penggerak pada tingkat yang lebih tinggi
dapat terhapus dalam periode waktu yang yang beroperasi melalui lebih dari satu
singkat. Bencana dan keadaan darurat, mekanisme seperti yang disebutkan di atas.
berpotensi mempengaruhi SDGT meliputi Contoh yang jelas adalah perubahan iklim, yang
bencana alami (seperti topan dan tsunami) dan berpotensi meningkatkan frekwensi dari cuaca
disebabkan manusia (seperti perang) (Goe and yang berhubungan dengan bencana, dan secara
Stranzinger, 2002) bertahap mempengaruhi penyebaran dan sistem
Epidemi penyakit ternak yang terjadi karakteristik produksi (FAO, 2006a).
bersamaan dengan bencana dan keadaan Sulit diprediksi dan kompleknya berbagai
darurat, karakteristikya relatif tidak bisa diduga, tekanan yang mengancam keragaman genetik
mempunyai potensi untuk merusak populasi ternak, sehingga identifikasi prioritas untuk
ternak dalam waktu yang singkat, menimbulkan pengurangannya, menimbulkan tantangan besar.
respon tipe emergensi (spesifik alami dan fokus Dampaknya sepertinya dipengaruhi oleh sebaran
responnya jelas berbeda dari implementsi untuk ancaman; kecepatan ancaman muncul;
emergensi tipe lain). Kampanye untuk eradikasi ancaman secara berkala; frekuensi terjadinya
penyakit endemik kurang cocok diterapkan ancaman; intensitas ancaman menyerang yang
dalam pola tersebut, yang disebabkan oleh mempengaruhi langsung populasi; dan oleh
berbagai macam faktor perkembangan apakah kecendrungan ancaman ke depan akan
teknologi, pemasaran dan isu yang berhubungan meningkat atau menurun. Selanjutnya hal
dengan perdagangan, pertimbangan kesehatan penting yang harus ditambahkan adalah
manusia dll, dibanding dengan respon cepat ancaman yang berhubungan dengan
yang disebabkan oleh keadaan emerjensi. karakteristik ternak yang dipengaruhi.
Namun dalam beberapa kasus (seperti scrapie) Kekhawatiran semakin besar jika populasi yang
usaha keras untuk menghapus penyakit tersebut dipengaruhi memberikan kontribusi yang besar
berpotensi mengancam keberagaman SDGT. pada keragaman genetik dunia, memiliki
Klasifikasi kerangka kerja semacam ini pasti kesesuaian dengan kondisi lokal, atau ancaman
melibatkan beberapa penyederhanaan dari tersebut mencakup breed yang yang jarang dan
situasi yang komplek. Faktor pendorong yang mempunyai karateristik yang unik. Akhirnya,
berbeda akan berinteraksi satu dengan yang makna dari ancaman dipengaruhi oleh kondisi
lain. Contohnya, populasi breed mungkin hanya kemampuan yang ada untuk merespon dengan
rentan pada bencana yang gawat karena jumlah menghilangkan atau mengurangi ancaman atau
dan kisarannya menurun sebagai hasil dari
108
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
dengan mengambil tindakan langsung untuk membatasi kondisi produksi dimana ternak itu
melindungi sumberdaya genetik yang terancam. diusahakan (FAO, 2006b). Sebagai contoh
laporan dari Zimbabwe (2004) mencatat bahwa
sistem pengklasan (grading) karkas sekarang
2 Tren sektor ternak : faktor mendiskreditkan ternak berukuran kecil,
ekonomi, sosial dan kebijakan sehingga menghambat produksi beberapa breed
sapi asli. Tren lain pada sisi permintaan
Harapan pada suatu breed tergantung pada konsumen yang dapat mengancam breed yang
besarnya sebaran dan peranannya kini dan di tidak mensuplai produksi sesuai dengan
masa datang dalam sistem peternakan. persyaratan yang diinginkan. Sebagai contoh,
Penurunan pada fungsi ternak tertentu karena konsumen lebih memilih daging yang kurang
tersedianya berbagai alternatif, sering lemaknya telah mengakibatkan penurunan breed
menimbulkan ancaman yang subtansial. Contoh babi yang mempunyai karkas dengan
yang jelas adalah breed khusus untuk tenaga kandungan lemak tinggi (Tisdell, 2003).
kerja terancam oleh ekpansi mekanisasi di Sistem produksi tidak hanya dipengaruhi oleh
bidang pertanian (FAO, 1996); lihat juga laporan permintaan pasar lokal tetapi juga tren pada
India (2004) dan laporan Malaysia (2003). Hal tingkat internasional (FAO, 2005a). Globalisasi
yang sama pada breed yang dikembangkan ekonomi berkontribusi dalam beberapa cara
untuk produksi wool dan serat terancam oleh terhadap erosi genetik: adanya dorongan
ketersediaan bahan-bahan alternatif. spesialisasi regional sehingga dapat
Ketersediaan sumber alternatif pada pemupukan mengakibatkan penurunan breed spesial pada
atau pelayanan finansial juga menggeser tujuan region tertentu yang berhubungan dengan tipe
peternak dan dapat mempengaruhi pilihan produksi yang tidak disukai; adanya dorongan
mereka pada breed. tren ke arah spesialisasi pada produk tunggal di
Meningkatnya ternak yang dipelihara tingkat petani sehingga mengancam breed yang
permintaan akan produk ternak mendorong bersifat multiguna; adanya dorongan untuk
negara berkembang untuk meningkatkan hasil mengendalikan kapasitas lingkungan produksi,
daging, telur dan susu di pasaran (Delgado et selanjutnya menggunakan kisaran yang breed
al., 1999). Penggantian breed lokal dengan sempit; dan adanya fasilitas transfer bahan
beberapa breed ternak yang berproduksi tinggi genetik lintas batas internasional (Tisdell, 2003).
adalah konsekuensi dari usaha untuk Faktor terakhir ini juga mendorong
meningkatkan hasil (pada kenyataannya beroperasinya apa yang disebut efek dominan
terdapat pengurangan dalam keragaman breed Swanson (Swanson dominance-effect). Istilah
di banyak breed ternak lintas batas ini menguraikan suatu situasi dimana pilihan
internasional). Perkembangan yang pesat dalam yang dilakukan pada awal perkembangan
sistem produksi ternak babi dan unggas di suatu masyarakat sangat mempengaruhi
wilayah seperti Asia Timur yang keragaman pengembangan akhir di tempat lain. Dalam
besar pada breed babi asli (indigenous) dan rangka menghadapi keperluan peningkatan
ayam menjadi suatu kekuatiran. Persilangan produksi secara cepat maka pilihan breed lintas
breed dengan hewan luar (exotik) sudah banyak batas yang telah dilakukan bertahun-tahun
dipratekkan sebagai suatu cara untuk dilakukan perbaikan genetik secara intensif
meningkatkan produksi. Jika ini sering dilakukan dimana dihasilkan bahan genetik yang siap
secara sembarangan, dapat menjadi ancaman tersedia digunakan terbukti menarik para
besar pada breed lokal. Persyaratan yang ketat produser ternak dan pembuat kebijakan di
untuk keseragaman produksi dan kebersihan negara-negara berkembang. Bahkan meskipun
makanan akan membatasi berbagai jenis produk pengembangan breed lokal dalam jangka
ternak yang dapat dipasarkan dan juga
109
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 15
Rusa kutub Mongolia terancam
Sudah ribuan tahun, rusa kutub menjadi basis Ada juga usulan yang menyatakan bahwa inbreeding
matapencaharian dan budaya orang pengembara di berkontribusi pada penurunan rusa, dengan meningkatnya
Taiga dan Tundras dari Eurasia. Orang Tsataan, atau kerawanan terhadap penyakit seperti brucellosis. Pada
Dukha di Mongolia, contohnya, untuk transportasi mereka tahun 1962, dan lagi pada akhir tahun 1980, pemerintah
bergantung pada ternaknya rusa dinaiki dan digunakan Mongolia membawa rusa kutub dari Siberia untuk mengisi
sebagai penarik barang dan untuk bahan makan lagi kawanan rusa. Sejak akhir era Soviet tidak ada rusa
sebagian besar dalam bentuk susu. Waktu rusa di culling, yang masuk lagi seperti sebelumnya. Proposal yang
daging dan kulitnya dan juga setiap bagian tubuhnya menyarankan untuk impor rusa kutub atau semen rusa
dimanfaatkan. Sebagai masyarakat pengembara, kutub, dari Siberia atau tempat yang lebih jauh jaraknya
berbagai macam faktor mengancam cara hidup seperti Scandinavia atau Canada, sudah memicu
tradisional masyarakat Dhukas meliputi menurunnya perdebatan. Argumentasi sudah diberikan bahwa
jumlah rusa yang terjadi selama puluhan tahun terakhir. perkawinan silang mempunyai potensi untuk
Beberapa ancaman terhadap kumpulan rusa kutub mengembalikan sifat yang menguntungkan yang sudah
sudah diidentifikasi. Area untuk kehidupan populasi liar menurun selama waktu ini, meliputi resistensi terhadap
menurun karena perburuan komersil. Tidak adanya penyakit, produksi susu yang tinggi, dan tubuh yang besar
perlombaan perburuan liar, petenak dipaksa untuk dan ukuran tanduk. Sebaliknya yang lain membantah
memotong ternaknya pada tingkat yang tidak sustainable. bahwa introduksi material genetik exotik mungkin tidak
Perkembangan ekonomi lainnya seperti pertambangan sesuai, karena rusa kutub lokal sudah diseleksi untuk
adalah ancaman berikutnya, karena area merumput kebutuhan lokal, khususnya untuk ditunggangi dan
dirusak atau pola migrasi diganggu. Penurunan mobilitas pengangkutan barang. Studi molekuler mengindikasikan
peternak yang tinggal dekat dengan kota memberi bahwa kawanan rusakutub Dhukas tidak lagi inbreeding
kelebihan pada layanan pendidikan dan akses ke dibanding dengan banyak populasi rusa yang lain,
konsumen barang memberi pengaruh negatif pada nutrisi Penelitian lebih jauh sedang dilakukan oleh berbagai
rusa, karena mereka tidak dapat masuk ke grazing area peneliti dari LSM/NGO, dan pemerintah Mongolia untuk
yang terpencil. Pengetahuan tradisional berhubungan mengeksplore/menggali lebih dalam cara pendekatan
dengan breeding dan peternakan mungkin sudah hilang yang paling baik untuk mengatur sumber daya genetik
selama periode kolektif, yang berarti bahwa peternak rusa kutub. Berbagai macam usaha dibuat untuk
pribadi baru kurang mengerti pengelolaan rusa dibanding mengakses kebutuhan kesehatan dari ternak Dhuka dan
pendahulunya. Dalam waktu yang sama, masalah yang memberi perawatan kesehatan hewan yang lebih baik.
berkaitan dengan kesehatan rusa diperparah dengan ____________
Saran pada penyiapan teks, kotak ini diberikan oleh Brian Donahoe,
menurunnya pelayanan kesehatan hewan oleh
Morgan Keay, Kirk Olson and Dan Plumley.
pemerintah dan tindakan pengawasan pada predator. Untuk informasi lebih jauh lihat: Donahoe and Plumley (2001) and 2003);
Haag (2004); Owen (2004); Matalon (2004).
panjang dapat memberikan adaptasi ternak lebih tindakan zoosanitary (karantina). Pada peternak
baik (ibid). Sesungguhnya, proses yang sama skala kecil sering diperlakukan buruk dalam
dapat beroperasi untuk mengurangi keragaman merespon tantangan dan peluang yang dihadapi
dalam breed pada breed ternak lintas batas yang dengan adanya pengembangan tersebut dan
berproduksi tinggi - contohnya banyaknya dapat mengakibatkan hilangnya kompetisi
penggunaan stok bibit genetik Amerika Utara dengan pada penghasil skala industri (FAO,
pada sapi Holstein-Friesian Eropa. 2006). Kerangka kerja legal yang mempengaruhi
Pada konteks peningkatan perdagangan perdagangan internasional pada ternak dan
internasional, sifat dari produksi ternak dan produk ternak akan dibahas lebih detail pada
pilihan breed dapat dipengaruhi oleh faktor Bagian 3 Bab E.
seperti tren pasar pada negara pengimpor, Ancaman akibat dorongan permintaan,
peningkatan persaingan produk impor, fluktuasi terhadap keaneka ragaman genetika ternak
harga dari input yang diimpor, dan batasan bervariasi antar lokasi, yang paling berarti adalah
perdagangan yang berhubungan dengan di lokasi dimana akses ke pasar lebih mudah.
110
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Disini peningkatan permintaan dan persaingan Perlu dicatat bahwa kelihatannya perubahan
adalah dorongan yang paling penting pada minor dan yang merusak pada praktek produksi
transformasi atau marginalisasi/penurunan dapat membawa pada penurunan breed atau
sistem produksi tradisional. Lokasi yang lebih strain yang teradaptasi pada sistem spesifik.
terpencil (tidak dapat diakses) mungkin kurang Drmundsson (2002) melaporkan bahwa di
terpengaruh oleh ancaman yang berhubungan Iceland, peningkatan produksi hay dan silase
dengan permintaan pasar. Akan tetapi sistem selama pertengahan abad ke-20 mengakibatkan
produksi di wilayah ini, yang sering merupakan penurunan populasi strain domba utama yang
tempat sumberdaya genetik spesifik yang unik yang mempunyai peran penting selama
teradaptasi, menghadapi ancaman lain. grazing di musim dingin.
Degradasi dari sumberdaya alam dasar, Pembahasan di atas mengindikasikan bahwa
diperburuk oleh meningkatnya tekanan dari peningkatan permintaan dan globalisasi yang
populasi dan tidak adanya metoda yang cocok lebih besar cenderung berpihak pada sistem
dan strategi untuk mengurus padang rumput produksi industrial dan penggunaan berbagai
atau kesuburan tanah, dapat mengancam sumber genetik yang lebih sempit dengan
keberlangsungannya (FAO, 1996). Kurangnya produksi tinggi di bawah sistem produksi
hak untuk mengakses lahan padang rumput dan tersebut. Sementara proses ini merupakan
sumber air mengancam strategi perawatan ancaman pada keragaman SDGT, dia juga
ternak oleh para penggembala (Khler- berkontribusi besar dalam peningkatan suplai
Rollefson, 2005). Perubahan iklim juga faktor makanan asal ternak dalam menghadapi
potensial yang berkontribusi. Penurunan curah permintaan yang bertumbuh cepat. Sehingga
hujan diprediksi pengaruhi terutama pada zona mungkin dapat dibantah bahwa penurunan dalm
semi-arid Afrika, yang berpotensi mempengaruhi keragaman SDGT sepertinya bukan masalah
mata pencaharian para penggembala di area ini besar. Jelaslah pandangan ini memberi bobot
(Hiemstra et al., 2006). Terlepas dari masalah kecil pada potensi ke depan yang
yang berhubungan dengan sumberdaya alam, menguntungkan yang mungkin akan hilang
pembatas yang berhungan dengan produksi apabila variasi keragaman genetik yang lebih
(seperti penyakit endemik), pemasaran, luas tidak dipelihara. Namun, bahkan dari
ketersediaan dari input eksternal, dan perspektif jangka pendek, masih mungkin untuk
kekurangan infrastruktur penting dan layanan mengidentifikasi sejumlah faktor yang mungkin
untuk perbaikan breed, semua hal tersebut dapat menyulitkan pilihan breed breed exotik yang
menurunkan kalangsungan hidup ekonomi dari mempunyai produksi tinggi. Faktor tersebut
sistem produksi tersebut. Migrasi ke daerah adalah: kekurangan informasi kurang
perkotaan dalam rangka untuk mencari pengetahuan berkaitan dengan performan relatif
pekerjaan mungkin menyebabkan hilangnya dari breed eksotik versus breed lokal
tenaga kerja dan pengetahuan tradisonal menyebabkan pilihan eksotik breed yang tidak
berhubungan dengan pemeliharaan ternak sesuai; kegagalan pasar: adanya biaya external
(Daniel, 2000; Farooquee et al., 2004). Pengaruh atau keuntungan yang berhubungan dengan
dari keterbatasn tersebut pada SDGT cenderung pemeliharaan breed tertentu atau bentuk praktek
menjadi dua ujung: sementara mungkin mereka produksi ternak dalam bentuk tertentu (seperti
menghambat keberlanjutan ekonomi, mereka kerusakan lingkungan dikaitkan dengan sistem
normalnya meningkatkan penyimpanan breed produksi industri); perubahan kebijakan yang
asli karena merupakan satu-satunya komoditas mempromosikan alokasi sumberdaya pada
yang dapat bertahan/berkembang dalam kondisi sektor peternakan yang tidak efisien (FAO, 2002)
produksi yang sulit. Subsisdi pemerintah yang tersembunyi
seringkali mendorong majunya perkembangan
111
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Kotak16
Penyimpangan kebijakan yang mempengaruhi erosi sumberdaya genetik babi di Vietnam
Ada sekitar 25 breed babi di Vietnam 15 breed lokal dan breed eksotik dan persilangannya untuk dijual kepada
10 eksotik. Breed exotik diimpor untuk memperbaiki produsen babi komersil (Drucker et al., 2006). Sejumlah
performan dari breed lokal melalui perkawinan silang. perjanjian/aturan yang sudah dikeluarkan oleh MARD juga
Dari perkiraan 21,5 juta babi di Viet Nam, sekitar 28 lebih berpihak pada peternakan babi yang berorientasi
persen breed lokal, 16% breed impor, dan 56% berbagai ekspor. Tindakan ini termasuk lebih disukainya untuk
macam persilangan. Di antara breed lokal, tiga breed penanaman modal insentif dari Export Support Fund;
secara teknis dianggap punah, empat diklasifikasikan pinjaman dari Development Assistance Fund mencapai 90
sebagai kritis-penurunan, dua sebagai terancam punah- % nilai investasi kapital untuk projek yang termasuk di
penurunan, dan empat sebagai rentan- penurunan / dalamnya pembagunan produksi babi untuk ekspor; dan
kemunduran (laporan dari Vietnam, 2003). Pada tahun insentif dari VND (Viet Nam Dong) 280 (US$0.02) per
1994, breed lokal terdiri dari sekitar 72 % dari populasi US$1 nilai ekspor induk babi menyusui, dan VND900
babi yang ada di utara Vietnam. Pada tahun 1997 (US$0.06) per US$1 nilai ekspor daging babi (ACI, ASPS,
komposisi ini menurun menjadi 42 %. Penurunan breed 2002a,b).
lokal ini disebabkan oleh tekanan pasar dan Studi terakhir (Drucker et al., 2006) didasarkan pada
penyimpangan kebijakan pemerintah pada keuntungan studi kasus di propinsi Son La dan interview/wawancara
relatif dari produksi yang menggunakan breed lokal atau dengan informan kunci pada tingkat pemerintah lokal dan
breed impor. nasional dikaji tentang arti dari subsidi pemerintah untuk
Pemerintah mengakui pentingnya untuk breed babi berkualitas tinggi. Total subsidi diperkirakan
memelihara/mempertahankan breed lokal supaya dapat sekitar US$31/induk/year (VND460 000/induk/year).
melestarikan keragaman genetik dan memberikan materi Sebelas tipe subsidi yang teridentifikasi adalah: lebih dari
untuk program pekawinan silang. Dukungan dan kredit setengah dari total (54%) datang dari subsidi langsung
diberikan pada stasiun breeding, organisasi dan individu untuk memelihara breeding stock. Sumber lain yang
yang memelihara breed lokal (ACI/ASPS, 2002). Akan berarti termasuk subsidi langsung untuk membeli breeding
tetapi, tingkat dukungannya rendah untuk breed lokal bila stock (sumbangan pemerntah dari nasional dan provinsi)
dibandingkan insentif yang diberikan pada peternak babi (17%); Subsidi pinjaman untuk membeli babi dan
breed exotik yang berorientasi pada ekspor. infrastruktur peternakan (16%); dan subsidi untuk
Breeding program ternak dari Menteri Pertanian dan pelayanan IB (9%). Diperkirakan bahwa
Pembangunan Pedesaan (Ministry of Agriculture and subsidi/induk/tahun mungkin terdapat antara 19% dan
Rural Development/MARD) dicocokan ke arah kepastian 70% dari keuntungan kotor.
suplai breed kualitas bagus untuk produksi domestik dan ___________
juga untuk diekspor. Pada akhirnya, dua breeding farm Diberikan oleh Achilles Costales.
Untuk informasi lebih jauh lihat: ACI/ASPS (2002); Drucker et al. (2006).
yang dimiliki oleh pemerintah disubsisdi untuk memberi
sistem industrial dengan mengorbankan kebijakan (lihat Bagian 3 Bab A). Kelemahan
produsen skala kecil. Di beberapa negara, ini berkontribusi pada keadaan saat ini dimana
keputusan kebijakan sektor peternakan sangat tidak cukup dilakukan karakterisasi lokal, dan
kuat dimotivasi oleh keinginan untuk kurangnya pertimbangan dari SDGT dalam
meningkatkan ekspor produk peternakan (lihat semua keputusan kebijakan. Lebih jauh,
Kotak 16). Subsisdi ini dilakukan dalam berbagai investasi di sektor umum dalam pembangunan
bentuk termasuk grant (pemberian bantuan SDGT makin menurun. Terdapat peningkatan
tanpa pengembalian) dan pinjaman untuk modal penekanan pada bioteknologi dan perhatian
investasi), subsidi input seperti bahan pakan kurang diberikan pada kegiatan perbaikan breed
impor, pemeberian layanan dalam bentuk gratis secara lebih menyeluruh yang meliputi
atau subsidi (contohnya IB), dukungan harga rancangan program breeding, pemantapan dan
untuk produk ternak (Drucker et al., 2006). dukungan skema pencatatan ternak, percobaan
Lebih luas lagi, kesadaran akan arti dari SDGT alternatif, dan keterlibatan peternak
pelestarian dan keberlanjutannya penggunaan lokal dan breed tradisional (FAO, 2004c).
SDGT sering hanya terbatas pada tingkat Sebagai hasilnya bahwa perkembangan
112
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 17
Breed sapi perah yang mana untuk peternak kecil di negara tropis?
Pengembangan sapi perah peternak kecil di Kenya Akibat dari reproduksi yang jelek adalah menurunnya
mempromosikan/memajukan penggunaan sapi perah penjualan culling dan kegagalan perkawinan dara untuk
exotik. Studi terakhir menunjukkan bahwa ternak tersebut pengganti induk, lama produktivitas hidupnya akan
mempunyai potensi produksi susu yang lebih tinggi diperpendek kurang dari 4 tahun oleh karena stress dan
dibanding yang dari negara iklim tropis dan sumber kurang nutrisi. Sebagai hasilnya adalah total biaya yang
pakannya cukup tersedia untuk mendukung produksinya. tinggi per liter dan penurunan ukuran kelompok. Defisit
Model nutrisi dan keseimbangan energi breed sapi energi yang dihadapi oleh produksi tinggi sapi Friesians
persilangan Friesians dan Zebu pada unit menjelaskan mengapa rataan produksi susu tahunan di
penggembalaan nol menunjukkan produksi susunya di peternak kecil pada kondisi zero-grazing (tanpa
atas 18 liter tidak dapat didukung oleh kepadatan energi digembalakan) hanya 1.500 liter di dataran tinggi dan
dari sumber pakan yang tersedia. Peningkatan kualitas hanya 1.000 liter di pantai, tingkat penggantian dara yang
pakan dapat meningkatkan produksi di atas 22 liter, tetapi meninggalkan kelompoknya untuk dikawinkan setiap 2
akan menghasilkan lebih banyak panas dibanding yang tahun.
hilang (dissipate), meskipun di daerah dingin di dataran Produksi susu tahunan breed Friesian tidak lebih
tinggi. Sehingga nafsu makannya menurun dan dia akan bagus dibanding dengan sapi perah Boran, Nandi dan
mengambil energi dari persediaan dalam badannya untuk Jiddu dengan kondisi manajemen yang diperbaiki 50
mendukung produksi yang tinggi. Di daerah pantai, nutrisi tahun yang lalu, dimana fertilitasnya dan umur
pakannya jelek dan sapi hanya berproduksi 11 liter panjangnya termasuk jelek. Penampilan sapi asli
perhari menderita terus menerus, pada musim panas digambarkan dalam study sapi Zebu persilangan. Sapi
mengalami stress menengah/moderat. Untuk menghindari ini mempunyai produksi susu tahunan 1.570 liter dengan
pengaruh jelek ini, produksi harian sebaiknya tidak maksimum produksi harian 11 liter dengan biaya
melebihi 20 liter di dataran tinggi dan 14 liter di daerah langsung yang tinggi, tetapi kerugian ini tertutupi oleh
pantai, dengan produksi maksimal tahunan secara kelahiran 2 anak betina dengan interval 317 hari,
berurutan 4.500 dan 3.000 liter. sehingga memberikan total biaya terendah tiap liter.
Kekurangan dari produksi yang melebihi batasan Contoh ini menunjukkan bahwa sistem dengan output
tersebut tidak kelihatan pada awal laktasi, pada waktu rendah, produktivitas induk harus diarahkan seefisien
induk dengan produksi harian 35 liter misalnya, mungkin dengan menggunakan input rendah,
mempunyai biaya langsung per liter terendah, dan jumlah peningkatan hidup kelompok/herd dan jumlah anak,
tersebut cukup untuk dijual, konsumsi sendiri dan biaya dengan kurang menekankan pada produksi maksimum
buruh keluarga. Akan tetapi, penurunan yang sangat susu harian.
tajam pada laktasi menunjukkan adanya ___________
defisit/kekurangan energi, yang menyebabkan infertilitas Diberikan oleh John Michael King.
Untuk informasi lebih jauh lihat : King et al., (2006).
dan jarak beranak yang lebih panjang menjadi 460 hari.
SDGT ditinggal oleh sektor komersial, karena yang mempengaruhi SDGT). Pilihan kebijakan
berfokus pada (utamanya di daerah temperate) semakin banyak didiskusikan (Hiemstra et
breed lintas batas internasional. Ada juga al.,2006). Jelas bahwa ada potensi untuk
keprihatinan bahwa bila penelitian sektor publik mengembangkan bidang ini yang memberi
difokuskan lebih berat pada bioteknologi yang dampak pada penggunaan sumberdaya genetik
mahal, hal ini mungkin mengurangi ketersediaan tertentu, atau berdampak pada keberlanjutan
sumberdaya untuk penelitian ke dalam aspek sistem produksi ternak tertentu, akan tetapi
yang lebih luas dari pengelolaan SDGT. hanya sedikit telihat bukti nyata tentang
Pada skala internasioanl, kerangka kerja bagaimana kerangka perubahan regulasi dapat
peraturan untuk SDGT meliputi pertukaran, meningkatkan atau menghilangkan ancaman
akses dan pembagian keuntungan (Access and terhadap keragaman SDGT.
Benefit Sharing = ABS) munculnya relatif lambat Ancaman yang disebutkan di atas oleh
dibandingkan dengan perkembangan dalam perkawinan silang yang tidak pandang bulu,
sektor tanaman (lihat Bagian3 Bab E:1 untuk dapat juga diperburuk oleh tindakan kebijakan.
diskusi dari kerangka kerja utama internasional Keamanan makanan pada tingkat nasional
113
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
adalah faktor merupakan pendorong yang kuat Seperti dicatat di atas, mata pencaharian dari
untuk kebijakan pengembangan peternakan di para penggembala ternak di daerah agak kering
negara berkembang. Keinginan untuk mencapai mengalami banyak gangguan, yang pada
kemajuan yang cepat berarti bahwa penggunaan gilirannya mengancam breed ternak yang
material genetik dari breed exotik yang digembala. Masalah ini sering diperparah oleh
berproduksi tinggi sering lebih disukai. Kebijakan tindakan kebijakan. Akses ke sumberdaya
yang mendorong penggunaan IB juga padang rumput adalah isu kunci. Produksi
meningkatkan tingkat penggunaan plasmah tanaman pertanian, taman kehidupan liar (wildlife
nutfah breed exotik germplasm yang dapat park), dan penggalian tambang sering
disebarkan. Faktor yang memperburuk dapat mempengaruhi keputusan kebijakan tentang
berupa promosi plasma nutfah exotik oleh penggunaan lahan (FAO, 2001a). Pembangunan
perusahaan breeding dari negara berkembang; seperti ini menghambat strategi penggembalaan
dalam beberapa kasus hal tersebut didukung tradisional, yang memungkinkan para gembala
oleh agen-agen pengembangan yang menggunakan secara efektif vegetasi pada
mempromosikan penggunaan produk padang gembalaan. Pengembangan air yang
nasionalnya (Rege and Gibson, 2003). Dengan tidak sesuai juga dapat memerikan pengaruh
tidak adanya ukuran untuk memastikan bahwa yang jelek. Pergerakan alami dari para gembala
penggunaan materi genetik exotik telah ternak tradisional tidak mudah membuat
direncanakan dengan baik, maka dampaknya hubungan dengan pemerintah daerah/state;
pada breed lokal dapat menjadi serius. fokus dari usaha pembangunan sering pada
Selanjutnya perkawinan silang yang tidak promosi mata pencaharian menetap, dan para
pandang bulu dengan ternak yang tidak gembala jarang diwakili pada tingkat kebijakan
beradaptasi dengan lingkungan lokal mungkin atau dilayani dengan baik oleh dinas peternakan
tidak dapat mencapai apa yang diinginkan setempat.
seperti peningkatan produksi, dan mungkin Area kebijakan lain yang mempunyai dampak
meninggalkan produsen skala kecil dalam posisi utama pada SDGT adalah ukuran pembebasan
yang lebih rentan (contohnya dalam hubunganya dan rehabilitasi yang diimplementasikan dalam
dengan masalah kesehatan ternak). Problem merespon bencana dan keadaan darurat. Aspek
kesehatan tersebut secara ringkas diuraikan dari kebijakan ini dibahas di bawah ini.
dalam laporan dari Botswana (2003):
Seksi breeding ternak dari DAHP [Department
of Animal Health and Production] 3 Bencana dan keadaan darurat5
memfasilitasi impor semen sapi untuk
peternak yang menginginkan IB. Semennya Bencana seperti kekeringan, banjir, angin topan,
juga disubsidi untuk membantu usaha tsunami, gempa bumi, perang dan
peternak meningkatkan materi genetik dengan pemberontakan mempengaruhi kehidupan di
breed yang tumbuh cepat. Tidak ada seluruh dunia. Selanjutnya, frekuensi dari tipe
monitoring yang dilakukan dalam hal bencana juga meningkat. Bencana
bagaimana turunannya (progeny), dari Hydrometeorological (bencana akibat cuaca) dan
pejantan IB berpenampilan dalam hal geophysical (fisik bumi) berturut-turut menjadi
ketahanan hidupnya dan tingkat pertumbuhan 68% dan 62% lebih sering terjadi sekitar tahun
dalam sistem produksi kelompok. Impor antara 1994 dan 2003 (IFRCS, 2004). Jumlah
semen dan pejantan hidup menghasilkan orang yang menderita oleh bencana juga
perkawinan silang yang tidak terkontrol dari
5
sapi potong dan sebagai hasilnya sapi asli Untuk diskusi lebih detail tentang dampak dari bencana dan keadaan
darurat terhadap SDGT, lihat FAO (2006c).
Tswana terancam
114
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
mempunyai tren yang meningkat pada periode keseluruhan dari bencana dan keadaan darurat
tersebut, dengan rataan 213 juta per tahun sebagai ancaman pada keragaman SDGT pada
dalam lima tahun pertama dari dekade tersebut skala global.
dan rataan 303 juta per tahun dalam lima tahun Literatur tentang bencana dan keadaan
ke-2. Dalam sepuluh tahun tersebut, kekeringan darurat dipenuhi dengan berbagai macam istilah:
dan kelaparan merupakan bencana alam yang bencana alam, bahaya geofisik, bahaya iklim,
paling mematikan, terhitung paling tidak 275.000 keadaan darurat komplek, keadaan darurat
orang meninggal dunia (ibid.). Berikutnya politik komplek, krisis, dll (Oxfam, 1995; PAHO,
tsunami di lautan India pada Desember 2004 2000; Von Braun et al., 2002; Shaluf et al.,
yang membunuh lebih dari 100.000 orang 2003). Akan tetapi umumnya ada pembedaan
menunjukkan bencana geofisik yang berpotensi yang dibuat antara bencana dan tahap
merusakan secara massif. Gambar 36 konsekuensi yang menyebabkan emergensi.
menggambarkan frekwensi berbagai macam Sejarahnya, bencana dikategorikan menjadi
kelas bencana lebih dari 3 dekade. dua tipe: alam dan buatan manusia (ADB, 2005;
Meskipun banyak keluaran literatur tentang Duffield, 1994). Di dalam tipologi ini, bentuk
bencana, emergensi dan usaha pemulihannya, kedua bencana sangat besar dimulai sebagai
dampak dari kejadian tersebut pada sektor kejadian yang sangat jelas dan berlainan. Akan
peternakan hanya mendapat sedikit perhatian. tetapi, tahun terakhir ini, pembagian ini diakui
Data akurat sangat penting untuk sebagai sangat sukar. Kejadian alam dan buatan
mengidentifikasi tren dari dampak bencana dan manusia keduanya mempunyai pengaruh yang
untuk memberikan prioritas strategi pengurangan saling berhubungan. Contohnya kekeringan yang
bahaya (IFRCS, 2005). Data yang bermanfaat sangat parah di daerah padang rumput sering
yang berhubungan dengan bencana secara membuat situasi sosial yang tidak stabil dan
meningkat tersedia, tetapi liputan pada sektor ketidak amanan sosial. Krisis yang dimotori oleh
peternakan masih agak terbatas. Sumber data manusia dapat diperpuruk oleh fenomena alam.
yang tersedia untuk umum meliputi data base Contohnya adanya pemberontakan (civil unrest)
keadaan darurat bencana / Emergency Disasters dan diikuti dengan macetnya strategi kontrol
Data Base (EM-DAT), yang dikelola oleh penyakit dapat mengakibatkan terjadinya
Brussels-based Centre for Research on the epidemi pada ternak. Lebih lanjut, kejadian
Epidemiology of Disasters (CRED)/Pusat primer dapat menimbulkan bahaya kedua seperti
Penelitian Epidemiologi dari Bencana yang kebakaran dan polusi. Pertimbangan penting
berpusat di Brussels (www.em-dat.net/index. selanjutnya adalah bahwa kejadian bencana
html) dan Desinventar, database yang dikelola tidak terpisahkan dari kondisi dimana tempat
oleh LSM/NGO (http://206.191.28.107/ kejadiannya. Contohnya, pengaruh dari bencana
DesInventar/ index.jsp). Yang menariknya, akan lebih parah terjadi pada masyarakat yang
sumber yang kedua meliputi jumlah ternak yang sangat miskin degradasi lingkungan, dan/atau
mati dalam bencana. Akan tetapi hanya meliputi struktur institusi yang lemah.
jumlah negara yang terbatas, dan sangat Sebaliknya dengan bencana yang
tergantung pada sumber media, yang berarti didefinisikan oleh kejadian yang ditimbulkan,
bahwa yang hilang secara detail mungkin tidak istilah emergensi/keadaan darurat dipakai
sepenuhnya dapat dipercaya. Gambaran yang untuk menyebutkan pengaruh sosial dan
diproleh menjadi ternak yang mati berdasarkan berhubungan dengan kebutuhan intervensi dari
breed mungkin akan lebih sukar diperoleh. Oleh luar. Dengan definisi tersebut, jelaslah bahwa
karena itu sangat sulit untuk mengakses secara pengkajian dari pengaruh keadaan darurat pada
detail dampak dari bencana tertentu pada SDGT. SDGT harus mempertimbangkan tidak hanya
Demikian juga, sukar untuk memperkirakan arti dampak fisik pada populasi ternak, tetapi juga
115
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 36
Jumlah bencana berdasarkan tipe dan tahun
Sumber: EM-DAT: The OFDA/CRED database bencana internasional www.em-dat.net Universit Catholique de Louvain, Brussels,
Belgium. Kriteria untuk memasukkan dalam bencana dalam database EM-DAT dilaporkan sepuluh atau lebih orang mati, 100 atau lebih dilaporkan
terpengaruh permintaan bantuan internasional atau deklarasi status darurat.
bagaimana perubahan sosial yang disebabkan 1990 sangat besar terkonsentrasi selama
oleh emergensi mungkin berpengaruh pada periode 3 tahun (Kotak 18). Demikian juga
produksi dan lebih penting lagi, pengaruh dari setelah super-topan yang menghantam daerah
intervensi yang terjadi dalam merespon kedaan pantai Orissa, India pada tahun 1999, kegiatan
darurat. Khususnya, respon yang melibatkan skala besar restocking umumnya selesai dalam
pemberian ternak pada rumah tangga atau beberapa tahun. Dampak jangka pendek pada
masyarakat oleh agen/pihak luar proses yang kejadian akut seperti ini pada SDGT sangat
disebut sebagai restocking (Heffernan et al., tinggi. Pengaruh jangka panjang sangat besar
2004) harus dikaji secara hati-hati. Dalam hal ini tergantung pada bagaimana bagusnya ternak
sangat berguna untuk memberi gambaran yang yang diintroduksikan dapat bertahan dalam
nyata antara keadaan darurat akut dan kronis. lingkungan baru dan pada strategi breeding yang
Dalam pembahasan berikut, pentingnya dari dilakukan peternak (apakah ternak yang
pembedaan ini berhubungan dengan intensitas direstoking lebih disukai untuk diseleksi dalam
dari dampak. Contohnya, setelah emergensi program breeding).
akut, aktivitas restocking cenderung terjadi Lain halnya, respon pada emergensi kronis
dalam skala besar dan dalam hal dinamika (seperti pengaruh dari HIV/AIDS atau terjadinya
populasi, masuknya material genetik baru dalam selang seling kekeringan tingkat rendah)
populasi ternak dapat dipandang sebagai cenderung untuk lebih sporadis, skala kecil, dan
kejadian tunggal, yang terputus dan terjadi terjadi di suatu tempat untuk jangka waktu lama.
dalam periode waktu yang terbatas. Kegiatan Contohnya kegiatan restocking di antara
restocking setelah perang Balkan pada tahun peternak sambilan sering dirancang untuk
116
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
117
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
korban dan mengakses tingkat kerusakan 1993; Oxby, 1994; Toulmin, 1994). Bila ternak
dan/atau kematian. Pada tahap berikutnya, bersumber dari lokal, maka dampak pada
usaha dibuat untuk mengembalikan dan susunan genetik dari populasi ternak juga akan
membangun infrastruktur yang rusak dan kecil. Akan tetapi jauh dari kejelasan apakah
membangun ekonomi. Sejarahnya, kesiapan dan selalu menjadi kasus demikian. Proyek
kegiatan pengelolaan resiko sering dibuat untuk restocking memerlukan sejumlah besar ternak
sektor pertanian yang lebih luas, tetapi dengan breeding-betina, yang seringnya tidak tersedia
sedikit rekomendasi khusus pada peternkan. dalam situasi setelah bencana (Heffernan and
Pada akhir-akhir ini, sudah ada usaha dari Rushton, 1998). Contohnya Hogg (1985)
berbagai macam Badan Internasional untuk menguraiakan proyek restocking di Kenya Utara,
melihat kembali kekurangan ini (FAO, 2004b; mencatat adanya ketidakmampuan untuk
Oxfam, 2005). Namun, pengaruhnya pada memenuhi kuota proyek dengan hanya
kebijakan masih belum jelas. Lebih jauh, menggunakan sumber lokal. Diperlukan ternak
kegiatan untuk menanggapi emergensi di yang diperdagangkan di distrik terdekatnya.
negara- negara berkembang umumnya Dalam kasus lain ternak mungkin diimpor dari
diarahkan pada penyelamatan nyawa manusia, negara tetangga atau dari tempat yang lebih
sementara tim pengobatan emergensi untuk jauh. Proyek restocking dilakukan di negara
ternak masih terbatas pada negara yang lebih bekas Yugoslavia setelah perang pada tahun
kaya. Sebaliknya, kegiatan rehabilitasi umumnya 1990 sangat bergantung pada sapi breed
termasuk kegiatan yang berhubungan dengan Simmental dan breed sapi exotik yang diimpor
ternak- terutamanya restocking/memasukan dari bagian lain Eropa (Box 18). Sama halnya
ternak lagi. Sejarahnya, kegiatan ini merupakan Hanks (1998) menjelaskan penggunaan sapi dari
tahapan yang mempunyai dampak potensi Zimbabwe untuk proyek restocking di
terbesar dalam hubungannya dengan SDGT. Mozambique.
Tanpa intervensi dari luar, pemulihan sektor Pertanyaan berikutnya yang perlu
peternakan merupakan proses yang lambat, dipertimbangkan adalah apakah introduksi
terjadinya pemulihan kumpulan ternak ternak exotik melalui proyek restocking
memerlukan waktu beberapa tahun. Kalau mempunyai dampak penting pada komposisi
restocking dilakukan oleh agensi luar seperti genetik dari populai lokal. Menggunakan model
donor dan LSM/NGO, pemulihan peternakan populasi sederhana, pelacakan progeni dari
akan dipercepat. Sementara umumnya peternak ternak yang dipakai untuk restoking
tidak dapat memperoleh ternak dari luar menunjukkan bahwa meskipun dengan populasi
lokasinya, agen luar dapat melakukannya. awal yang sedikit pada restoked ternak dapat
Sehingga ekonomi peternak lokal yang hancur mempunyai dampak besar pada pool gene asli,
oleh bencana dapat dengan cepat dimulai. dengan proporsi breed murni ternak asli dalam
Namun konsekuensi yang tidak disengaja pada populasi lokal menurun sangat drastis dalam
skala besar dan tidak dapat dikembalikan adalah periode waktu yang singkat (FAO, 2006c).
perubahan pada genetik yang terjadi pada Pengaruhnya sangat besar bergantung pada
populasi ternak lokal. strategi breeding yang diadopsi setelah
Pertanyaan dari keragaman SDGT pada restocking, menjadi lebih besar bila ternak yang
restocking tidak dibahas dengan luas dalam digunakan restocking disukai oleh peternak yang
literatur. Namun sering diperdebatkan bahwa terlibat (ibid.).
pengaruhnya minim bila dikaitkan dengan ukuran Terlepas dari potensi dampak pada
keseluruhan dari populasi ternak lokal, karena keragaman SDGT. Ada alasan lain mengapa
biasanya ternak yang digunakan untuk pemilihan ternak exotik untuk proyek restocking
restocking dibeli dari lokasi setempat (Kelly, mungkin tidak sesuai. Dalam kasus proyek
118
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
restocking di Mozambique, yang disebutkan di dimana cukup waktu untuk menerapkan tindakan
atas, usaha tersebut sangat terganggu dengan konservasi selama emergensi. Kedua, berbagai
tingkat kematian yang tinggi dari ternak yang macam strategi pengurangan resiko dapat
diimpor (Hanks, 1998). Jalan keluar sosial dilakukan seperti membuat dan mendukung stok
ekonomi jangka panjang mungkin tidak sesuai hijauan pakan (fodder bank) di area yang
dengan yang diingini. Seperti Khler-Rollefson terpengaruh oleh bencana iklim seperti
(2000) mencatat: kekeringan atau salju yang parah- lihat
Banyak kasus dimana penggantian breed asli contohnya laporan dari Mongolia (2004).
dengan breed exotik yang mempunyai Kegiatan kunci selanjutnya adalah karakterisasi
ketergantungan pada input tinggi atau sumberdaya genetik di area yang berpotensi
pelarutannya melalui perkawinan silang terpengaruh. Di banyak negara jarang atau
memperlemah ketergantungan komunitas prioritas SDGT tidak cukup diidentifikasi- sukar
pada suplai dari luar dan subsidi, termasuk untuk membuat informasi pilihan selama
juga kerawanan pada bencana ekologi. Pada emergensi dan selama kegiatan restocking
saat input berhenti atau skenario ekonomi berkutnya. Akhirnya, tindakan sebelum
berubah, memelihara ternak yang diperbaiki pengosongan (pre-emptive) dapat dilakukan
tidak lagi secara teknis dan ekonomis pada program pembentukan konservasi ex situ
memungkinkan dengan mencari kepastian beberapa material
Bila ternak yang diintroduksikan tidak dapat genetik dari breed lokal yang dipelihara di luar
bertahan hidup atau secepatnya tidak populer area yang terpengaruh oleh bencana.
bagi peternak lokal, mungkin akan mengurangi Selama keadaan emergensi, operasi
dampak dari proyek restocking dalam hal penyelamatan genetik mungkin sesuai bila
genetik. Namun, ada bahayanya apabila SDGT langka terpengaruh dan terjadi ancaman
masalah tersebut tidak segera diatasi, karena terus menerus pada ternak yang bertahan hidup
breed lokal, yang sudah beradaptasi dengan pada awal bencana. Namun operasi logistik tidak
kebutuhan penduduk lokal akan hilang (ibid.). mungkin di banyak negara. Pendekatan yang
Seperti keputusan yang tidak sesuai paling memungkinkan adalah koleksi material
sehubungan dengan breed yang digunakan genetik untuk kryokonservasi. Tindakan yang
untuk restocking dapat mempunyai dampak efektif pada tahap ini hanya mungkin bila
negatif pada keragaman genetik dan pada informasi yang akurat tersedia, terkait dengan
kehidupan manusia juga terpengaruh. karakteristik dari ternak yang terpengaruh dan
Jadi jelaslah pentingnya ukuran yang sejauh mana ancaman yang dihadapi. Apabila
dirancang baik untuk pengelolaan SDGT dalam informasi tersebut tidak tersedia masih mungkin
konteks bencana dan emergensi. Seperti untuk mengoleksi material genetik untuk
gambaran yang didiskusikan sebelumnya, tiga konservasi, tetapi targetnya menjadi kurang dan
kegiatan yang diperlukan: kesiapan (sebelum dapat dianggap sebagai usaha terakhir untuk
emergensi), operasi penyelamatan selama mengurangi dampak emergensi pada SDGT.
emergensi; dan rehabilitasi (fase pemulihan). Tugas membawa kembali populasi ternak
Kegiatan kesiapan bencana dapat berfokus setelah bencana sepertinya memerlukan
pada beberpa area. Pertama, lingkungan komitmen beberapa tahun dari agen donor untuk
legistalif yang sesuai untuk menyelamatkan membangun program pendukung pada negara
SDGT yang terancam dalam kondisi bencana penerima. Tahap pertama untuk pengambil
harus diterapkan. Ini dapat berharga, khususnya keputusan adalah mempertimbangkan peran dari
dalam kasus bencana yang terbuka selama ternak dalam sistem produksi. Dalam kondisi
periode waktu yang panjang seperti kekeringan emergensi akut umumnya tidak disarankan untuk
atau penyakit epidemi (lihat bab berikut) dan memulai proyek restocking yang mengubah
119
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
orientasi produksi dari peternak yang terbatas, dan keakuratan dari data sering tidak
terpengaruh. Contohnya, pengenalan breed sapi menentu. Estimasi yang akurat dari kehilangan
perah setelah situasi bencana dalam keluarga ternak memungkinkan cakupan dari restocking
yang sebelumnya tidak pernah terlibat dalam yang diperlukan dapat ditetapkan. Selanjutnya,
peternakan sapi perah, tidak akan membawa tingkat kehilangan akan menentukan apakah
keberhasilan. Banyak input diperlukan untuk ternak dapat menjadi sumber populasi lokal, atau
mendukung perubahan yang biasanya tidak regional, nasional bahkan internasional
tersedia setelah bencana. Sehingga tujuan dari seharusnya dibuka. Perlu juga diidentifikasi
restocking di area emergensi akut umumnya populasi dasar terhadap perubahan populasi
mengembalikan tingkat produksi sebelumnya ternak yang akan datang yang dapat diawasi.
dari pada mengubah sistem produksi secara Konsekuensinya, di dalam project area yang
drastis atau mata pencaharian dari keluarga potensial, breed yang ada harus dikatalogkan
yang dipengaruhi bencana. Hal ini sebaiknya dan segala breed yang beresiko diidentifikasi
dilakukan dengan menggunakan breed yang sebelum dilakukan restocking. Akan tetapi
cocok pada lingkungan lokal dan tingkat argumentasi ini harus diimbangi terhadap
manajemen yang ada. Kegagalan dalam tekanan permintaan waktu dan sumber yang
mencocokan ternak restocking pada kondisi besar dalam situasi emergensi yang akut.
produksi yang berlaku sepertinya akan Informasi yang tidak akan pernah akurat dan
mendatangkan banyak masalah pada keluarga lengkap, mungkin metode yang kurang formal
yang mendapatkan restocking ternak (Etienne, untuk mengakses kehilangan akan menjadi
2004). paling sesuai pada waktu tersebut.
Sebaliknya emergensi kronis, banyak ruang
untuk mengubah peran dari ternak. Bahkan ada
banyak kasus proyek restocking yang 4 Epidemi dan penanganan kontrol
mengenalkan sapi perah untuk mendukung mata penyakit
pencaharian masyarakat lokal banyak berhasil
(HPI, 2002). Meskipun demikian kekurangan Di seluruh dunia, dan semua sistem produksi,
tenaga kerja dan akses pada input masih penyakit ternak membawa kematian dan
merupakan pembatas penting. Sehingga menurunkan produktivitas ternak, pengeluaran
keputusan yang berhubungan dengan sumber yang perlu untuk pencegahan dan kontrol,
genetik yang cocok untuk proyek seperti di atas merupakan pembatas bagi peternak, membatasi
perlu pertimbangan yang hati-hati dari segi pertumbuhan ekonomi, dan mengancam
keterbatasannya dan potensinya pada kesehatan masayrakat umum. Masalah
lingkungan produksi lokal. Tambahan lagi, kesehatan ternak sangat besar mempengaruhi
diperlukan pengertian akan persepsi peternak pengambilan keputusan yang berhubungan
tentang breed atau spesies yang akan dengan pemeliharaan ternak dan penggunaan
digunakan. Ini merupakan pertimbangan penting, sumber daya genetik. Beberapa penyakit
tidak hanya untuk keberhasilan proyek dalam hal epidemi mempunyai dampak merusak karena
mata pencaharian tetapi juga mengenai dampak membunuh ternak di lokasi yang dijangkiti.
restocking pada SDGT, karena restocking ini Penyakit merupakan ancaman ekonomi yang
akan dpengaruhi oleh strategi breeding yang berat sehingga perlu dilakukan usaha
dilakukan oleh peternak (FAO, 2006c). penanganan secara bersama, yang meliputi
Isu tambahan dalam emergensi akut adalah program pemotongan hewan skala besar,
kuantifikasi dari kehilangan ternak. Perkiraan ditambah lagi penanganan yang lain seperti
kehilangan setelah bencana sering pengawasan, vaksinasi dan pengontrolan
diekstrapolasi dari survei lapangan yang pergerakan ternak. Penyakit yang dipertanyakan,
120
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 18
Perang dan rehabilitasi di Bosnia dan Herzegovina
Selama tahun 1992 -1995 perang di Bosnia dan Semen juga diimpor. Peternak yang kehilangan 50% aset
Herzegovina secara serius mempengaruhi sektor peternakannya dan mempunyai cukup lahan untuk
peternakan. Jumlah sapi diperkirakan menurun 60%, memelihara ternak dapat memperoleh pinjaman dari
domba 75%, babi 60%, unggas 68% dan kuda 65%. Inti pemerintah. Secara Umum, kebijakannya adalah untuk
dari sapi murni breed Busa dekat Sarajevo rusak memberi induk sapi 1 ekor perkeluarga, tetapi kemudian
bersama buku tentang peternakan sapi dan dokumentasi lebih disukai orientasinya menjadi unit komersial dengan
lain. Program breeding dan konservasi untuk kuda tiga sampai lima ekor. Sementara breed yang dimpor jelas
pegunungan Bosnia juga rusak parah. Tambahan lagi, mempunyai potensi untuk meningkatkan produksi susu
jumlah flock breed murni domba Sjenicka dan daging, kekurangan sumber pakan, praktek
dihilangkan/dihapuskan seluruhnya. manajemen yang jelek dan kesehatan yang jelek dan
Pada tahun 1996, tiga tahun program untuk pelayanan pengumpulan susu dalam beberapa kasus
rehabilitasi pada sektor produksi ternak yang diadopsi. menjadi pembatas dari keberhasilan proyek restocking.
Program ini melibatkan impor 60.000 ekor sapi kualitas Beberapa/banyak organisasi yang terlibat dalam
bagus, 100.000 domba dan 20.000 kambing. Selama distribusi ternak di Bosnia dan Herzegovina selama
tahun pertama (1997)dari program tersebut sekitar beberapa tahun setelah perang, dan impor oleh sektor
10.000 sapi dara diimpor, 6.500 diantaranya dibiayai oleh pribadi juga dicari untuk memenuhi permintaan. Sejauh
International Fund for Agricultural Development (IFAD) mana impor tersebut dan breed yang diimpor tidak dicatat
(Bantuan Internasional untuk pembangunan pertanian) dengan baik. Tetapi, jelas bahwa perang dan berikut
dan dikoordinasi oleh Project Implementation Unit of the usaha rehabilitasinya membawa pada perubahan yang
Federal Ministry of Agriculture (Unit proyek penerapan besar pada komposisi dari populasi ternak selama tahun-
dari kementerian pertanian). Jumlah sisanya merupakan tahun terakhir. Populasi dari sapi Busa contohnya
donasi dari berbagai pemerintahan dan organisai diperkirakan di atas 80 000 pada tahun 1991, turun
kemanusiaan. Sapi dara diimpor dari Hungaria, Austria, menjadi 100 pada tahun 2003.
Jerman dan Belanda. 7 % sapi Simmental, 10% Holstein- _________
Friesian, 10% Montafona (Alpine Brown) dan 5 percen informasi lebih lanjut lihat: Laporan Bosnia dan Herzegovina (2003); FAO
(2006c); SVABH. (2003).
Oberinntal (Grey Tyrolean).
dalam beberapa kasus adalah penyakit lintas layanan yang sudah ditentukan dalam
batas, wabah yang mempunyai konsekuenasi lingkungan produksi yang sudah ditentukan. Bila
pada perdagangan internasional. Ancaman yang kondisinya berubah, misalnya karena munculnya
serius pada kesehatan manusia dari penyakit masalah kesehatan ternak atau gangguan oleh
Zoonosis, khususnya pada skala internasional adanya penanganan penyakit - praktek
turut memotivasi penanganan penyakit. Pada pemeliharaan ternak yang ada mungkin berada
tahun terakhir, sejumlah penyakit epidemi ternak diadopsi, diganti atau ditinggalkan, maka breed
yang merusak ekonomi, khususnya dengan ternak yang bersangkutan mungkin pada
munculnya avian influensa (flu burung) yang keadaan terancam. Tambahan biaya atau
sangat patogen (HPAI/ highly pathogenic avian pembatasan yang berhubungan dengan kontrol
influenza), memfokuskan perhatian pada penyakit akan meningkat sebagai akibat dari
kebutuhan untuk penanganan yang lebih baik perdagangan atau persyaratan sehubungan
dari penyakit lintas batas tersebut (FAO/OIE, dengan higienis makanan, ditambah lagi dengan
2004). pengaruh yang langsung dari produktivitas
Epidemi berpotensi mengancam SDGT yang ternak. Meskipun pembahasan ini terfokus pada
disebabkan oleh kematian ternak karena ancaman erosi genetik sebagai akibat dari
penyakit atau kebijakan pemotongan. penyakit ternak, perlu diakui bahwa terdapat
Alternatifnya, penyakit ini kurang berpengaruh banyak masalah, adanya penyakit yang
secara langsung. Breed ternak sering menghambat introduksi ternak exotik yang lebih
diadaptasikan untuk memberi produk atau rawan (susceptible), sehingga perlu untuk
121
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
melanjutkan penggunaan breed lokal yang khusus tidak tersedia. Hal lainnya sama,
sudah beradaptasi. dampaknya menjadi besar akibat sejumlah
Tahun terakhir ini terlihat sejumlah penyakit proporsi dari populasi ternak mati. Sebagai
epidemi yang serius, yang membawa pada indikasi relaitf dari dampak epidemik yang
kematian atau pencegahan dengan cara berbeda, Tabel 40 menampilkan gambaran
pemotongan jutaan ekor ternak. Wabah HPAI kematian dan kuling (culling) sebagai proporsi
pada tahun 2003/2004 di Thailand dari jumlah populasi ternak nasional untuk
mengakibatkan kehilangan sekitar 30 juta spesies dan tahun yang diamati sebagai
unggas (Ministry of Agriculture and informasi tambahan terhadap angka kematian
Cooperatives, 2005). Di antara Januari dan Juni secara kasar. Juga diperlihatkan wabah yang
2004, sebanyak 18 juta ekor ayam lokal dipotong paling serius akhir-akhir ini dalam hal relatif
dalam usaha untuk mengontrol penyakit, yang jumlah kematian dibanding dengan ukuran
menggambarkan sekitar 29% dari populasi ayam populasi untuk spesies yang terpengaruh.
asli negara (ibid.). Sekitar 43 juta ekor unggas Dampak pada sumberdaya genetik tidak dapat
dihancurkan di Vietnam pada tahun 2003/2004, dikuantifikasi hanya dari jumlah ternak yang
dan 16 juta ekor di Indonesia secara kasar mati. Resiko dari erosi sepertinya paling besar
setara dengan 17% dan 6% secara berurutan di terjadi pada tempat dimana breed langka di
negara tersebut (Rushton, et al., 2005) pelihara di kandang pada area yang sangat
Wabah dari demam babi yang klasik (classical parah terpengaruh oleh wabah penyakit, atau
swine fever/CSF) di Belanda pada tahun 1997 dimana penyakit secara tidak proporsional
mengakibatkan pemotongan hampir 7 juta ekor mempengaruhi sistem produksi dari sumberdaya
babi (OIE, 2005). Pada tahun 2001 epidemi genetik langka, atau di tempat yang mempunyai
penyakit mulut dan kuku (FMD) di Inggris adaptasi khusus. Sejauh mana epidemik
mengakitbatkan pemotongan sekitar 6,5 juta mempunyai dampak pada sumberdaya genetik
ekor domba, sapi dan babi (Anderson, 2002). sepertinya juga dipengaruhi oleh kebijakan
Tahun1997, wabah penyakit demam babi Afrika restocking yang diimplementasikan sebagai
(African swine fever/ASF) di Benin tanggapan terhadap wabah penyakit (lihat Bab
mengakibatkan kematian 376.000 ekor babi, sebelumnya)
dengan diikuti pemotongan 19.000 ekor babi Sejauh mana epidemik mempunyai dampak
untuk tujuan mengontrol penyakit (OIE, 2005)- pada sumberdaya genetik sering sukar untuk
hanya di negara ini total populasi babi pada diakses sepenuhnya karena kekurangan data
waktu itu tinggal 470.000 (FAOSTAT). Epidemi yang membedakan atau mengkarakterisasi
akhir-akhir ini yang menyebabkan kematian yang ternak yang terpengaruh. Contohnya di
tinggi, termasuk wabah penyakit bovine Ngamiland, Botswana, lebih dari 340.000 ekor
pleuropneumonia (CBPP) di Angola pada tahun sapi tidak dikarakterisasi dipotong pada tahun
1997; wabah CSF di Republik Dominika pada 1995 karena wabah dari CBPP (laporan
tahun 1998; epidemi ASF di sejumlah negara di Botswana, 2003). Namun, ada beberapa kasus
Afrika, seperti di Madagaskar pada tahun 1998 dimana ada kasus kematian, program
dan Togo pada tahun 2001; dan wabah PMK di pemotongan dan/atau program restocking yang
Irlandia dan Belanda pada tahun 2001, dan di mengikutinya mempunyai dampak jelek/merusak
Republik Korea pada tahun 2002 (OIE, 2005). terhadap sumberdaya genetik khusus.
Tabel 40 menunjukkan dampak, dalam hal Laporan dari Jepang (2003) menyebutkan
kematian dan culling, dari epidemi penyakit pada bahwa pada tahun 2000 sekitar dua pertiga
tahun-tahun terakhir ini. Sayangnya, populasi sapi breed langka Kuchinoshima pada
pengaruhnya pada sumberdaya genetik sering pulau Kuchinoshima mati sebagai akibat dari
sukar untuk diakses, seperti informasi breed penyakit epidemi. Populasi sapi di Zambia,
122
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
khususnya sapi asli breed Tonga, dilaporkan breed yang terancam punah seperti sapi
dipengaruhi secara parah oleh penyakit corridor Whitebred Shorthorn (lihat Tabel 41). Demikian
(penyakit Tickborne) selama 10 tahun yang lalu, juga, selama wabah PMK di Belanda, breed
dengan jumlah sapi di bagian selatan provinsi langka seperti domba Schoonebeker di culling di
berkurang sebesar 30% (Lungu, 2003). Dampak Veluwe National Park (laporan Belanda, 2002).
dari penyakit terhadap kecenderungan Contoh yang ekstrim diberikan pada kasus
sumberdaya genetik dicatat secara rinci di babi Haiti Creole. Selama tahun 1970 disitu
negara-negara seperti Inggris yang LSM/NGO- terjadi wabah ASF di beberapa Negara-negara
nya sudah mantap dalam pelestarian breed Karibia (FAO, 2001b). Di Haiti, program
langka secara aktif. Program tindakan pemotongan dilakukan untuk memberantas
pemotongan hewan pada saat epidemik penyakit penyakit diimplementasikan antara tahun 1979
mulut dan kuku (PMK) di Inggris pada tahun dan tahun 1982, yang membawa pada
2001, mengancam populasi breed yang banyak penghapusan pada babi lokal Creole. Negara
dipelihara di daerah yang terinfeksi. yang menstok kembali breed White Yorkshire,
Pengaruhnya pada populasi termasuk juga pada Hampshire dan Duroc dibawa dari Negara
TABEL 40
Dampak epidemi penyakit saat ini
123
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
124
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
selama 250 tahun, sehingga kasus scrapie burung di Asia, perlindungan pada material
sedikit berbeda dibanding epidemi akut yang genetik yang berharga dipertimbangkan untuk
disebutkan di tempat lain pada bab ini. Akan dilakukan vaksinasi pre-emptive (total) dari
tetapi, karena pertimbangan kesehatan manusia, populasi unggas melawan HPAI (FAO, 2004a).
ada kemauan yang kuat untuk bertindak cepat Dalam kasus program kontrol penyakit scrapie,
memperkenalkan cara pencegahan yang lebih penelitian lanjutan sedang dilakukan untuk
ketat. Partisipasi dalam skema breeding menjadi mengakses kemungkinan dampaknya pada
keharusan pada semua ternak yang memiliki breed yang langka, supaya dapat merancang
penghargaan tinggi genetik (high genetic cara yang cocok untuk strategi konservasi dalam
merit). Di Inggris, contohnya, peraturan akan usaha untuk memberantas penyakit hewan
diterapkan pada semua breed murni ternak (Townsend et al., 2005).
untuk perkawinan dan, ditambah ternak lain yang Sejumlah tindakan pencegahan yang
dihasilkan, dan domba pejantan hasil perkawian bertujuan untuk meminimalisir ancaman pada
sendiri yang dijual untuk tujuan breeding sumberdaya genetik ternak dalam kejadian
(DEFRA, 2005). Domba jantan dan anak jantan epidemi penyakit sudah dianjurkan. Contohnya
yang membawa alel VRQ yang didapati prospek dari populasi breed langka yang sudah
membawa kerentanan terhadap scrapie terhapus oleh epidemik, sudah dilihat sebagai
diharuskan dipotong atau dikastrasi. justifikasi untuk program kryokonservasi.
Pemindahan secepatnya dari genotipa ini Tindakan pencegahan lebih lanjut dapat
mungkin akan membawa masalah pada termasuk memastikan bahwa tempat konservasi
konservasi sejumlah breed domba yang langka sumberdaya genetik penting dibentuk lebih dari
(Townsend et al., 2005). satu lokasi dan lebih disukai di wilayah dengan
Meskipun gambarannya jauh dari lengkap, kepadatan ternak yang rendah; dalam hal
kejadian menunjukkan bahwa pada banyak peternakan yang memelihara banyak breed,
kasus tindakan pencegahan, dibanding dengan dipastikan isolasi breed yang langka dari ternak
penyakitnya sendiri, mempunyai ancaman yang yang lain; dan tetap dijaga daftar terbaru lokasi-
terbesar pada keragaman SDGT. Setelah lokasi tempat memelihara breed langka (laporan
epidemi penyakit yang parah akhir-akhir ini, Germany, 2003).
kebutuhan untuk menindaki konflik antara tujuan Penting untuk dicatat bahwa tindakan tersebut
kesehatan ternak dan konservasi sudah mulai bervariasi tergantung pada ketersediaan
diakui. Contohnya pada tahun 2003 di Uni Eropa informasi yang akurat tentang karaterisitk, dan
PMK Directive memberi perkecualian pada status bahaya dari breed yang terancam dan
peraturan yang memerlukan pemotongan yang penting lagi distribusinya oleh lokasi
secepatnya pada ternak yang terinfeksi, di geografi dan/atau sistem produksi dari negara
tempat seperti laboratorium, kebun binatang, yang terpengaruh. Juga digarisbawahi
taman hewan liar atau tempat lainnya yang kebutuhan untuk mengkarakterisasi yang efektif
dipagari, yang sudah diidentifikasi sebelumnya dari SDGT jika ingin mencapai tujuan
sebagai lokasi breeding nukleus yang bersatu konservasi. Poin selanjutnya yang ditekankan
dengan keberlangsungan suatu breed (EU, adalah perlunya perencanaan yang lebih maju
2003b). Selama epidemi tahun 2001 di Inggris, dari segala tindakan konservasi yang akan
pengontrolan dikenalkan untuk membolehkan diimplementasikan pada kejadian penyakit
pemilik ternak dari domba atau kambing yang epidemi pada ternak. Tindakan mulai dari
langka dikecualikan dari program pemotongan di menyusun sampai dengan implementasi untuk
area yang terinfeksi, dengan syarat diamati merespon pada saat kejadian wabah jauh lebih
secara ketat pencegahan dengan biosekuriti sukar.
(MAFF, 2001). Dengan perhatian pada situasi flu
125
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
126
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
Penjelasan, di depan, dari rencana untuk Donahoe, B. & Plumley, D. 2001 Requiem or recovery:
melindungi SDGT yang unik pada saat the 21st-century fate of the reindeer-herding
peoples of Inner Asia. Cultural Survival Quarterly,
kejadian wabah penyakit atau ancaman 25(2): 7577. (also available at
yang akut (termasuk bila perlu pemeriksaan http://209.200.101.189/ publications/csq/csq-
kembali undang-undang yang relevan) article.cfm?id=570).
Sepertinya dalam banyak kasus tindakan Donahoe, B. & Plumley, D. (eds.). 2003. The troubled
tersebut tidak hanya dapat membantu taiga: survival on the move for the last nomadic
reindeer herders of South Siberia, Mongolia, and
mengurangi bahaya dari erosi genetika, tetapi
China. Special Issue of Cultural Survival Quarterly,
juga akan mempromosikan penggunaan SDGT 27(1).
yang ada secara efisien, sehingga akan
Drucker, A., Bergeron, E., Lemke, U., Thuy, L.T. &
melengkapi tujuan pengembangan peternakan Valle Zrate, A. 2006. Identification and
yang lebih luas. quantification of subsidies relevant to the
production of local and imported pig breeds in
Vietnam. Tropical Animal Health and Production,
38(4): 305322.
Daftar Pustaka Duffield, M. 1994. Complex emergencies and the crisis
ACI/ASPS. 2002. Commercialization of livestock of developmentalism. In Linking Relief and
production in Viet Nam. Policy Brief for Viet Nam. Development, IDS Bulletin. Vol. 25(4): 3745.
Agriculture Sector Programme Support (ASPS); Drmundsson, .R. 2002. Leadersheep. the unique
Hanoi. Agrifood Consulting International (ACI). strain of Iceland sheep. Animal Genetic Resources
ADB. 2005. Country Environmental Analysis: Mongolia. Information, 32: 4548.
Mandaluyong City, the Philippines. Asian ECLAC. 2000. Handbook for estimating the
Development Bank. socioeconomic and environmental effects of
Anderson, I. 2002. Foot and mouth disease 2001: disasters. Santiago, Chile, Economic Commission
lessons to be learned inquiry report. Presented to for Latin American and the Caribbean.
the Prime Minister and the Secretary of State for Etienne, C. 2004. From a chaotic emergency aid-to a
Environment, Food and Rural Affairs, and the sustainable self-help programme. BeraterInnen
devolved administrations in Scotland and Wales. News, 2: 2528.
London. The Stationery Office.
EU. 2003a. Council Directive 2003/85/EC of 29
CR (Country name). Year. Country report on the state September 2003 on Community measures for the
of animal genetic resources. (available in DAD-IS control of foot-and-mouth disease repealing
library at www.fao.org/dad-is/). Directive 85/511/ EEC and Decisions 89/531/EEC
Daniel, V.A.S. 2000. Strategies for effective community and 91/665/EEC and amending Directive
based biodiversity programs interlocking 92/46/EEC. Official Journal of the European Union,
development and biodiversity mandates. Paper 22.11.2003.
presented at the Global Biodiversity Forum, held 12 EU. 2003b. Commission Decision of 13 February 2003
14 May 2000, Nairobi, Kenya. (available at www.gbf. laying down minimum requirements for the
ch/Session_Administration/upload/paper_daniel. establishment of breeding programmes for
pdf#search=%22loss%20migration%20urban%20l resistance to transmissible spongiform
ivestock%20%22loss%20of%20traditional%20kno encephalopathies in sheep. Official Journal of the
wledge%22%22). European Union, 14.02.2003.
DEFRA. 2005. NSP Update, Issue 7. National Scrapie FAO. 1996. Livestock - environment interactions.
Plan, Worcester, UK. Department for Environment Issues and options, by H. Steinfeld, C. de Haan &
Food and Rural Affairs. H.Blackburn, Rome.
Delgado, C., Rosegrant, M., Steinfeld, H., Ehui S. & FAO. 2001a. Pastoralism in the new millennium.
Courbois, C. 1999. Livestock to 2020: the next food Animal Production and Health Paper 150. Rome.
revolution. Food Agriculture and the Environment
Discussion Paper 28. IFPRI/FAO/ILRI. FAO. 2001b. Manual on the preparation of African
swine fever contingency plans. Animal Production
and Health Paper 11. Rome.
127
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
FAO. 2002. Valuing animal genetic resources: some Goe, M.R. & Stranzinger, G. 2002. Developing
basic issues, by H. Steinfeld. Unpublished Report. appropriate strategies for the prevention and
Rome. mitigation of natural and human-induced disasters
on livestock production. Internal Working Document.
FAO. 2004a. FAO recommendations on the prevention, Breeding Biology Group, Institute of Animal
control and eradication of highly pathogenic avian Sciences, Swiss Federal Institute of Technology,
influenza (HPAI) in Asia, September 2004. Rome. Zurich.
FAO. 2004b. A step forward in the preparation of the Haag, A.L. 2004. Future of ancient culture rides on
first report. Animal Genetic Resources Information, herds little hoofbeats, New York Times, December
34: 1. 21, 2004 (also available at http://query.
FAO. 2004c. Conservation strategies for animal genetic nytimes.com/gst/abstract.html?res=F10B11FE38540
resources, by D.R. Notter. Background Study Paper C728EDDAB0994DC404482).
No. 22. Commission on Genetic Resources for Food Hanks, J. 1998. The development of a decision
and Agriculture. Rome. support system for restocking in Mozambique.
FAO. 2005a. The globalizing livestock sector: impact of Field Report. Reading, UK. Veterinary Epidemiology
changing markets. Committee on Agriculture, and Economics Research Unit, University of
Nineteenth Session, Provisional Agenda Item 6. Reading.
Rome. Heffernan, C., Nielsen, L. & Misturelli, F. 2004.
FAO. 2005b. Livestock production and HIV/AIDS in Restocking pastoralists: a manual of best practice
East and Southern Africa, by M. Goe. Working and decision-support tools. Rugby, UK. ITDG.
Paper. Animal Production and Health. Rome. Heffernan, C. & Rushton, J. 1998. Restocking: a critical
FAO. 2005c. Linkages between HIV/AIDS and the evaluation. Nomadic Peoples 4(1).
livestock sector in East and Southern Africa, by M. Hiemstra, S.J., Drucker, A.G., Tvedt, M.W., Louwaars,
Goe & S. Mack. Technical Workshop, Addis Ababa, N., Oldenbroek, J.K., Awgichew, K., Bhat, P.N. & da
Ethiopia, 8-10 March 2005. Animal Production and Silva Mariante, A. 2006. Exchange, use and
Health Proceedings No. 8. Rome. conservation of farm animal genetic resources.
FAO. 2005d. Economic and social impacts of avian identification of policy and regulatory options.
influenza, by A. McLeod, N. Morgan, A. Prakash & J. Wageningen, the Netherlands. Centre for Genetic
Hinrichs. FAO Emergency Centre for Transboundary Resources, the Netherlands (CGN), Wageningen
Animal Disease Operations (ECTAD). Rome. University and Research Centre.
FAO. 2006a. A review of environmental effects on Hogg, R. 1985. Restocking pastoralists in Kenya: a
animal genetic resources, by S. Anderson. Rome. strategy for relief and rehabilitation. ODI Pastoral
Development Network Paper 19c. London.
FAO. 2006b. Underneath the livestock revolution, by A. Overseas Development Institute.
Costales, P. Gerber & H. Steinfeld. In Livestock
report 2006, pp. 1527. Rome. HPI. 2002. Project Profiles: Helping people around the
world fight hunger and become self-reliant. Little
FAO. 2006c. The impact of disasters and emergencies Rock, Arkansas, USA. Heifer Project International.
on animal genetic resources: a scoping document,
by C. Heffernan & M. Goe. Rome. IFRCS. 2004. World disasters report 2004. Geneva.
International Federation of Red Cross and Red
FAO/OIE. 2004. The global framework for the Crescent Societies.
progressive control of transboundary animal
diseases. FAO/OIE. Paris/Rome. IFRCS. 2005. World disasters report 2005. Geneva.
International Federation of Red Cross and Red
FAOSTAT. (available at http://faostat.fao.org). Crescent Societies.
Farooquee, N.A., Majila, B.S. & Kala, C.P. 2004. Iiguez, L. 2005. Sheep and goats in West Asia and
Indigenous knowledge systems and sustainable North Africa: an Overview, In L. Iiguez, ed.
management of natural resources in a high altitude Characterization of small ruminant breeds in West
society in Kamaun Himalaya, India. Journal of Asia and North Africa, Aleppo, Syria. International
Human Ecology, 16(1): 3342. Center for Agricultural Research in Dry Areas
(ICARDA).
Kelly, K. 1993. Taking stock: Oxfams experience of
restocking in Kenya. Report for Oxfam. Nairobi.
128
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
King, J.M., Parsons, D.J., Turnpenny, J.R., Nyangaga, PAHO. 2000. Natural disasters: protecting the publics
J., Bakari, P. & Wathes, C.M. 2006. Modelling health. Scientific Publication No. 575. Washington
energy metabolism of Friesians in Kenya DC. Pan American Health Organisation, WHO.
smallholdings shows how heat stress and energy
deficit constrain milk yield and cow replacement RamaKumar, V. 2000. Role of livestock and other
rate. Animal Science, 82(5): 705716. animals in disaster management. (available at www.
vethelplineindia.com/ProfRamKumar-article.doc).
Khler-Rollefson, I. 2000. Management of animal
genetic diversity at community level. Eschborn, Rege, J.E.O. 1999. The state of African cattle genetic
Germany. GTZ. resources I. Classification framework and
identification of threatened and extinct breeds.
Khler-Rollefson, I. 2005. Building an international Animal Genetic Resources Information, 25: 125.
legal framework on animal genetic resources: can it
help the drylands and food insecure countries. Bonn, Rege, J.E.O. & Gibson, J.P. 2003. Animal genetic
Germany. League for Pastoral Peoples, German resources and economic development: issues in
NGO Forum on Environment and Development. relation to economic valuation. Ecological
Economics, 45(3): 319330.
Lungu, J.C.N. 2003. Animal Genetic Resources Policy
Issues in Zambia. Paper presented at a Workshop Roper, M. 2005. Effects of disease on diversity. Paper
Meeting to Strengthen Capacity for Developing presented at the International Conference on
Policies Affecting Genetic Resources, 57 Options and strategies for the conservation of farm
September, 2003, Rome, Italy. animal genetic resources, Agropolis, Montpellier, 7
10 November 2005. (also available at www.ipgri.
MAFF. 2001. Exemptions for rare breeds and hefted cgiar.org/AnimalGR/Papers.asp).
sheep from contiguous cull. MAFF News Release, 4
May 2001. London. United Kingdom Ministry of Rushton, J., Viscarra, R., Guerne-Bleiche, E. &
Agriculture Fisheries and Food. McLeod, A. 2005. Impact of avian influenza
outbreaks in the poultry sectors of five South East
Matalon, L. 2004. Reindeer decline threatens Asian countries (Cambodia, Indonesia, Lao PDR,
Mongolian nomads, National Geographic News, Thailand, Viet Nam) outbreak costs, responses and
October 12, 2004. (also available at potential long term control. Proceedings of the
http://news.nationalgeographic.com/news/2004/10/ Nutrition Society, 61(3): 491514.
1012_041012_mongolia_reindeer.html).
Shaluf, I., Ahmadu, F. & Said, A. 2003. A review of
Ministry of Agriculture and Cooperatives. 2005. Socio- disaster and crisis. Disaster Prevention and
economic impact assessment for the avian influenza Management, 12(1): 2432.
crisis: gaps and links between poultry and poverty
in smallholders. Department of Livestock SVABH. 2003. Animal genetic resources in Bosnia and
Development, Ministry of Agriculture and Herzegovina. Sarajevo. State Veterinary
Cooperatives, The Kingdom of Thailand. Administration of Bosnia and Herzegovina.
(FAO/TCP/RAS/3010e). Tisdell, C. 2003. Socioeconomic causes of loss of
OIE. 2005. Handistatus II. (available at www.oie.int). animal genetic diversity: analysis and assessment.
Ecological Economics, 45(3): 365376.
Owen, J. 2004. Reindeer people resort to eating their
herds. National Geographic News, November 4, Toulmin, C. 1994. Tracking through drought: Options
2004. (also available at for destocking and restocking. In I. Scoones, ed.
http://news.nationalgeographic.com/news/2004/11/ Living with uncertainty, pp. 95115. London.
1104_041104_reindeer_people.html). Intermediate Technology Publications.
Oxby, C. 1994. Restocking: a guide. Midlothian, UK. Townsend, S.J., Warner, R. & Dawson, M. 2005. PrP
VETAID. genotypes of rare sheep breeds in Great Britain.
Veterinary Record, 156(5): 131134.
Oxfam. 1995. The Oxfam handbook of development
and relief. Oxford, UK. Oxfam. Von Braun, J., Vlek, P. & Wimmer, A. 2002. Disasters,
conflicts and natural resources degradation:
Oxfam. 2005. Predictable funding for humanitarian multidisciplinary perspectives on complex
emergencies: a challenge to donors. Oxfam Briefing emergencies. Annual Report (20012002). Bonn,
Note October 24, 2005. Oxfam International. Germany. ZEF Bonn Centre for Development
(available at www.oxfam.org.uk/what_we_do/ Research, University of Bonn.
issues/conflict_disasters/downloads/bn_cerf.pdf).
129
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Bagian 2
ARAH
SEKTOR PETERNAKAN
131
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
132
BAGIAN 2
Pendahuluan
Dalam kontek pertanian pre-industrial, jenis ternak harus teradaptasi dengan lingkungan setempat
dan multiguna. Tetapi didorong oleh pertumbuhan permintaan akan produk ternak, sektor peternakan
dengan cepat bergerak menuju sistem intensif dan terspesialisasi, yang mana lingkungan produksi
terkontrol dan ciri produksi merupakan sentral kriteria untuk seleksi species dan breed. Permintaan
sektor industri akan sumber daya genetik ternak (SDGT) menghadapi adanya keterbatasan jumlah
dari breed dengan output tinggi, dan ini cenderung mempersempit keragaman genetik antar breed
maupun dalam breed.
Walaupun kepentingan ekonomi dan pertumbuhan cepat dalam sistem produksi intensif, sektor
peternakan dunia tetap dicirikan oleh tingkat keragaman yang tinggi. Sistem produksi intensif dan
industri berkontribusi paling banyak dalam pertumbuhan permintaan produk pangan dari ternak.
Tetapi ternak yang dipelihara juga merupakan elemen penting sebagai mata pencaharian produser
skala kecil. Kemungkinan pemelihara ternak memperbaiki kehidupannya (mata pencahariannya) tetap
menjadi tujuan yang penting. Tantangan utama pencapaian ketahanan pangan dan tujuan yang
dihubungkan dengan penghidupan, melindungi sumber daya alam seperti air, kesuburan tanah, dan
keragaman hayati dan masalah seperti emisi gas rumah kaca. Tantangan ini menuntut tinjauan yang
kritis dari pilihan saat sekarang dan penggunaan SDGT, yang mungkin tidak selalu optimal untuk
kondisi produksi, dan kurangnya informasi menghambat kemunculan strategi pengelolaan yang
rasional.
Bagian ini adalah tinjauan penting penggerak perubahan dalam sektor peternakan dan yang
berhubungan dengan pola sistem produksi. Bagian ini juga memperkenalkan interaksi yang paling
penting antara pemeliharaan ternak dan lingkungan. Akhirnya bagian ini menyoroti implikasi
penggunaan SDGT untuk pangan dan pertanian.
133
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 19
Konsep produktivitas
Ketika diskusi mengenai breed tertentu atau sistem 23% dari produksi sapi dengan sistem pertanian
produksi, penggunaan istilah produktivitas dapat campuran, di dataran tinggi di Indonesia (Ifar, 1996)
disalah artikan jika tidak hati-hati mendefinisikannya. dan 11% peternakan kambing perah di Ethiopia
Pembedaan perlu digambarkan antara produktivitas bagian timur highland (Ayalew et al., 2002). Pupuk
tinggi dan tingkat produksi tinggi atau output. Dengan kandang adalah salah satu produk lainnya yang
tegas dikatakan bahwa produktivitas atau efisiensi penting dalam pertanian campuran, yang bahkan
adalah ukuran output yang diperoleh per unit input, tidak diperhitungan dalam mengkalkulasi
sebagai contoh, dapat didefinisikan sebagai rasio keuntungan yang berasal dari peternakan. Studi di
output dari suatu produk seperti susu relatif terhadap Ethiopia menunjukkan bahwa pupuk kandang
biaya, dalam uang. Ternak yang diberi makan limbah memberikan keuntungan sebesar 39% dari
pertanian seperti jerami, memproduksi sedikit, tetapi keuntungan kotor dalam usaha beternak kambing
biaya produksi juga sedikit, sehingga produktivitas dalam sistem ini (Ibid). Pentingnya produksi pupuk
tidak perlu rendah. kandang juga telah disorot oleh Abegaz (2005)
Suatu pandangan yang lebih luas, biaya produksi yang menunjukkan bahwa komunitas pertanian di
dapat menghasilkan perbedaan hasil dengan istilah bagian utara highland Ethiopia, pupuk kandang dan
perkiraan produktivitas. Sebagai contoh, jika biaya sebagai tenaga tarik merupakan target utama
lingkungan dihitung, maka produktivitas dari ternak produksi, dari kepadatan ternak yang diamati.
yang hasilnya tinggi yang dipelihara dalam sistem Perlu ditekankan bahwa, tidak hanya di daerah
produksi industri mungkin tidak menarik. tropik dan/atau masyarakat yang lebih miskin bahwa
Pertimbangan yang lebih komprehensif dari output ternak mempunyai banyak nilai dan berharga.
produksi ternak juga relevan. Seringkali mengabaikan Argumentasi tentang produktivitas juga berlaku
fungsi dari peternakan termasuk peranannya dalam dimasyarakat yang lebih kaya (van De Ven, 1996;
penyediaan keuangan dan jaminan. Ini terutama Shiere et al., 2006a). Kenyataan bahwa mereka
penting untuk pemelihara ternak yang tidak dapat terabaikan, adalah alasan masalah lingkungan
mengakses, pelayanan-pelayanan dari sumber lain. yang dialami. Ini sekali lagi perlu digaris bawahi
Usaha-usaha telah dibuat untuk mengkuantifikasi nilai kebutuhan untuk mengakses nilai keragaman hayati
fungsi keuangan dan jaminan (asuransi), termasuk dalam arti yang lebih luas dan tidak hanya pada
menghitung keuntungan bersih dari produksi ternak. potensi produksi susu atau daging.
Sebagai contoh, studi telah mengindikasikan bahwa
fungsi-fungsi tersebut menyebabkan 81% keuntungan _________
bersih produksi daging kambing di Nigeria bagian Disediakan oleh (Hans Schiere).
barat daya (Bosman et al., 1997),
134
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Bab A
Menggerakkan Perubahan
dalam Sektor Peternakan
1 Kebutuhan akan perubahan
Konsumsi daging dan susu dunia meningkat sepertiga dari daging dan susu dunia (Tabel 42
secara cepat sejak tahun 80-an. Negara dan 43). Diperkirakan pada tahun 2030, populasi
berkembang menyumbang peningkatan negara berkembang mencapai 85% populasi
permintaan ini (Gambar 37); peningkatan penduduk dunia, dan akan mengkonsumsi
konsumsi daging unggas dan babi menyolok di langsung dua pertiga total daging dan susu.
negara berkembang. Awal tahun 80-an dan akhir Peningkatan permintaan mendorong produksi.
tahun 90-an, total konsumsi daging dan susu di Periode tahun 1999-2001 sampai tahun 2030,
negara berkembang, tumbuh 6% pertahun untuk FAO (2006a) memperkirakan bahwa
1
daging dan 4% per tahun untuk susu. pertumbuhan rata-rata produksi daging dan susu
Pada tahun 1980, populasi manusia di di negara berkembang akan mencapai 2,4% per
negara berkembang mencapai tiga perempat tahun untuk daging dan 2,5% per tahun untuk
populasi penduduk dunia dan mengkonsumsi susu, sementara pertumbuhan rata-rata dunia
1,7% untuk daging dan 1,4% untuk susu.
1
Rata-rata pertumbuhan tahunan & perkiraan antara 1983 dan Sehingga pertumbuhan konsumsi per kapita
1997. diprediksi melemah terutama di sub-Sahara
GAMBAR 37
Perubahan konsumsi daging pada negara yang sedang berkembang dan negara maju
Kg/orang/tahun
100
Negara berkembang
Negara maju
80
60
40
20
135
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Afrika, Timur Tengah dan Afrika Utara dan di yang tajam dan kuat (sheer size and vigor)
negara dimana konsumsi sudah tinggi, seperti negara-negara tersebut, yang berarti akan terus
negara maju atau Amerika Latin (terutama untuk mendominasi pasar untuk produk ternak.
daging). Kecuali Afrika, konsumsi per kapita Konsumsi yang tinggi akan merata di seluruh
diproyeksikan tumbuh pada tingkat yang lebih negara berkembang, tetapi perlu
rendah setelah tahun 2030, dengan konsumen mempertimbangkan perbedaan regional dan
mencapai keseimbangan makanan yang lebih antar negara dalam revolusi peternakan.
baik. Kondisi ini mengakibatkan menurunnya Sebagai contoh, tingkat konsumsi daging, susu
pertumbuhan produksi: pada periode 2030 dan telur di sub-Sahara Afrika relatif statis sejak
sampai 2050, produksi daging dan susu di dekade terakhir (FAO, 2006f). Lebih lanjut,
negara berkembang diharapkan berkembang permintaan setiap komoditas bervariasi antara
1,3% per tahun untuk daging dan 1,4% per tahun negara berkembang., China sebagai negara
untuk susu. yang kebutuhan daging hampir dua kali lipat,
Di negara berkembang 70% konsumsi daging terutama konsumsi unggas dan babi. India dan
tambahan adalah daging babi dan unggas; di negara Asia Selatan lainnya, total konsumsi susu
negara maju 80%. Konsumsi daging unggas di akan meningkat tinggi.
negara berkembang di proyeksikan tumbuh 3,4% Pemikiran dasar, pemilihan makanan mereka
per tahun sampai tahun 2030, yang diikuti adalah komplek; mempunyai banyak tujuan dan
daging sapi 2,2% dan ovine (daging anak sapi) keputusan dipengaruhi oleh individu dan
2,1%. Di negara maju, konsumsi daging unggas kemampuan sosial dan kesukaan. Kesukaan
diproyeksikan tumbuh 2,5% per tahun sampai makanan juga berubah secara cepat.
2030 dan daging lainnya tumbuh 1,7% atau Percepatan perubahan jenis makanan baik
kurang. Rata-rata pertumbuhan yang tinggi kualitas maupun kuantitas, akibat negara-negara
terutama di China, India dan Brasil dan ukuran makin kaya dan gaya hidup perkotaan.
TABEL 42
Proyeksi konsumsi daging dari tahun 2000-2050
136
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 43
Proyeksi konsumsi susu dari tahun 2000-2050
Produksi Konsumsi per kapita
Rataan Rataan
Negara Rataan Rataan
pertumbuhan pertumbuhan
1999-2001 pertumbuhan 1999-2001 pertumbuhan
1999-2001 1999-2001
2030-2050 2030-2050
sampai 2030 sampai 2030
1.000 ton p.a % p.a % p.a kg p.a % p.a % p.a
Sub-sahara Afrika 16.722 2,6 2,1 30,6 0,5 0,6
Timur Tengah/ 29.278 2,3 1,5 88,5 0,6 0,6
Afrika Utara
Amerika Latin & 58.203 1,9 1 122,4 0,7 0,5
Karibia
Asia Selatan 109.533 2,8 1,5 82,3 1,5 0,9
Asia Timur 17.652 3,0 0,6 13,1 2,1 0,7
Dunia berkembang 231.385 2,5 1,4 53,1 1,3 0,7
Dunia 577.494 1,4 0,9 94,2 0,4 0,4
Sumber: FAO (2006a)
137
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 20
Pemanfaatan secara berkelanjutan babi Iberian di Spanyol Cerita sukses
Babi Iberian adalah jenis babi yang banyak dipelihara di peningkatan produk selanjutnya bukan kurangnya
Spanyol. Ketahanan, kemampuan mencari makan, permintaan tetapi terbatasnya jenis pada habitat
kemampuan bertahan dari periode kurang makan dan tradisional.
toleransinya terhadap temperatur ekstrem, menjadikan Inovasi teknologi telah diperkenalkan untuk sistem
ideal untuk produksi yang ekstensif pada kondisi lokal. produksi tradisional perbaikan padang
Tradisi memelihara babi menyumbang dalam menjaga penggembalaan dan penggunaan secara efisien limbah
dehesa ekosistem padang penggembalaan, yang pertanian. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk
dikenal sebagai sebuah Habitat Alam dari komunitas meningkatkan pengetahuan tentang nutrisi,
peduli oleh Masyarakat Eropa (EU), bagian dari yang penanganan, tingkah laku, morfologi, karakteristik
telah dideklarasikan oleh UNESCO sebagai Biosphere genetik dan kualitas daging.
Reserve. Memelihara babi Iberian telah lama menjadi Pada tahun 2002, jumlah induk betina telah
penting secara ekonomi dan sosial didaerah ini. mencapai 193.000. Kebanyakan dari peningkatan
Tetapi dari tahun 60-an dan selanjutnya, introduksi populasi dilakukan pada sistem produksi yang intensif ,
jenis eksotik dalam skala besar telah berkontribusi diluar habitat jenis tradisional. Tetapi 16,3% populasi
penurunan jenis ternak di Spanyol termasuk babi masih dipelihara dalam sistem ekstensif.
Iberian. Sistem produksi babi secara tradisional _________
menurun sebagai akibat rendahnya produksi dan adanya Oleh: Manuel Luque Cuesta and Vicente Rodriquez-Estevez
problem yang berhubungan dengan kontrol penyakit.
Tahun 1982, jumlah induk babi Iberian berkurang,
menjadi 66.000.
Sejak saat itu, infrastruktur marketing telah berhasil
dikembangkan, difokuskan pada kualitas daging babi
penggemukandengan sistem tradisional, dimana ternak
bebas merumput tanpa pakan tambahan. Produk yang
dihasilkan mengandung asam lemak tidak jenuh dan
makanan dengan kualitas yang sangat baik. Permintaan
daging sangat tinggi; babi yang digemukkan dengan
sistem tradisional, harganya mencapai 160% lebih tinggi
dibanding dengan ternak yang dipelihara secara
konvensional dan daging babi (dry cured ham) antara
350-500% lebih tinggi. Kendala utama dalam
Foto oleh: Vicente Rodrguez-Estvez
1.3 Cita rasa dan kesukaan konsumen Sejumlah faktor yang berperan, termasuk
Bila daya beli dan urbanisasi merupakan faktor anugerah alam. Akses ke sumber daya laut
yang paling penting berkontribusi pada pola dilain pihak dan sumber daya alam untuk
konsumsi per kapita, banyak faktor-faktor lain produksi ternak, telah menggambarkan
yang secara signifikan dapat memberikan kecenderungan konsumsi yang berlawanan
pengaruh besar pada kondisi lokal. Misalnya arah. Ketidak toleranan laktosa, terutama di Asia
Brasil mempunyai pendapatan perkapita sedikit Timur, telah membatasi konsumsi susu. Alasan
lebih tinggi dibanding Thailand dan Thailand budaya, termasuk agama, telah mempengaruhi
mempunyai tingkat urbanisasi yang lebih tinggi kebiasaan konsumsi susu (Harris, 1985).
dibanding Brasil, tetapi konsumsi produk ternak Misalnya di Asia Selatan, konsumsi daging per
di Brasil dua kali lipat dari Thailand. Sebaliknya kapita diduga lebih rendah dari pendapatan.
negara-negara yang mempunyai pendapatan per Pengaruh ini juga terlihat dari kesukaan untuk
kapita yang berbeda mempunya tingkat jenis ternak tertentu dan produk tertentu. Contoh,
konsumsi produk ternak yang sama (misalnya kecuali daging babi untuk muslim, dan kesukaan
Rusia dan Jepang). yang tinggi pada daging merah diantara Maasai.
138
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Faktor yang bervariasi tersebut memberikan jumlah besar termasuk daging sapi, domba,
keragaman pola preferensi konsumen dan juga ayam dan itik, susu sapi segar dan instant
mempengaruhi cara konsumen mengakses kering, ghee, pakan ternak, sapi hidup, kambing,
kualitas produk ternak (Krystallis dan domba, kerbau dan ayam.
Arvanitoyannis, 2006). Empat pengembangan struktural pasar ternak
Akhir-akhir ini, faktor yang bersifat dapat dilihat pada (FAO, 2005b):
kelembagaan mempengaruhi pola konsumsi. Rantai pemasaran Internasional:
Sebagai contoh, kebangkitan dari kepedulian menyediakan produk ternak dari satu negara
konsumen (Harrington, 1994) negara-negara ke pengecer-pengecer dan konsumen di
OECD. Pola konsumsinya tidak dipengaruhi negara lain. Rantai ini dikontrol oleh
oleh faktor pasar dan faktor rasa tetapi lebih pengecer besar seperti supermaket atau
pada isu kesehatan, lingkungan, etika, perusahaan importir yang berhubungan
keselamatan ternak dan pengembangan. dengan komoditas tertentu.
Konsumen seperti ini cenderung mengurangi Rantai-rantai diciptakan oleh investor asing:
atau bahkan berhenti mengkonsumsi produk rantai pasar yang terintegrasi secara vertikal,
ternak tertentu atau memilih produk yang mensuplai pasar domestik, utamanya pasar
bersertifikat, seperti daging organik, susu atau perkotaan. Mereka dikontrol oleh pengecer
telur (Krystallis dan Arvanitoyannis, 2006). besar seperti supermarket internasional atau
Kampanye pemerintah juga diidentifikasi sebagai nasional atau perusahaan makanan siap
penggerak perubahan pola konsumsi (Morrison saji.
et al., 2003). Pasar domestik yang dipengaruhi
globalisasi: pengaruh globalisasi pada
permintaan dan tingkah laku konsumen telah
2 Perdagangan dan penjualan menyebabkan adanya respon rantai pasar
domestik. Contohnya , rantai produk bahan
eceran
dari susu, makanan siap saji dan restoran
Bertambahnya perdagangan internasional berkembang dan bertambah dalam
maupun meningkatnya pedagang eceran besar keragaman produk di pasaran, tetapi tidak
dan terintegrasinya rantai makanan adalah merupakan bagian dari rantai terintegrasi
penting dalam menggerakkan perubahan dalam secara vertikal.
sektor peternakan. Lebih tepatnya, mereka Bertambahnya pasar lokal: konsentrasi
mempengaruhi kompetisi produser dan sistem geografi dan spesialisasi di dalam negara
produksi dalam mensuplai peningkatan (lihat dibawah) dilain pihak dan urbanisasi
permintaan makanan dari produk ternak. dipihak lain, menimbulkan peningkatan
produk ternak (dan sumber pakan)
2.1 Alur ternak dan produknya berpindah pada tingkat nasional.
Produksi ternak yang diperdagangkan meliwati Dengan globalisasi, pasar internasional dan
batas Internasional bertambah dari 4% pada domestik dapat terhubung. Pasar unggas,
awal tahun 80-an menjadi 10% saat sekarang. misalnya, tidak semua unggas potong diekspor;
Sejumlah negara berkembang merupakan 20 dan unggas yang tidak diekspor terjual di pasar
dari pengekspor dan pengimport terbesar dalam domestik. Produser babi di beberapa negara
nilai (FAOSTAT). Ekspor utama dari negara Asia Tenggara berubah dari pasar nasional
berkembang adalah ternak hidup dan daging menjadi pasar regional tergantung harga saat itu.
sapi, domba, kambing, babi, kuda, ayam dan itik, Walaupun pasar-pasar tersebut tidak sama
susu segar dan susu kondensasi sapi maupun tetapi mempunyai ciri yang sama dalam
pakan babi dan sapi. Produk yang diimpor dalam persyaratan dan dampaknya.
139
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Meningkatnya dan perdagangan jarak jauh produk organik atau memerlukan standar yang
memerlukan standar dan peraturan untuk tinggi pada keselamatan ternak. Dalam pasar
menjamin keamanan dan mengurangi biaya yang saling terhubung, standar dari pasar
transaksi. Kontrol makanan dan sistem sertifikasi dengan nilai tinggi mungkin diadopsi pasar
harus menggunakan standar yang tinggi. dengan nilai yang lebih rendah walaupun
Disamping standar kesehatan dan keamanan umumnya mereka kurang termonitor dengan
dan peraturan yang disepakati oleh badan ketat.
internasional (seperti the World Organisation for Pasar global mempunyai potensi untuk
Animal Health (OIE) dan Codex Alimentarius), meningkatkan pendapatan nasional dan
persyaratan teknis mungkin ditentukan oleh menciptakan pekerjaan. Produser dan
pengecer-pengecer. Ini termasuk permintaan, pedagang, mengembangkan pasar domestik
terutama daging potong, ukuran karkas, berat, dapat menawarkan fleksibilitas dan keragaman
daging tidak berlemak, tingkat kadar lemak yang lebih luas pilihan mata pencaharian. Tetapi
dalam susu, warna telur, atau pelabelan dengan pengglobalan pasar adalah berdiri sendiri
informasi khusus atau bahasa khusus. (terpisah). Hanya beberapa produser memenuhi
Permintaan-permintaan ini mungkin untuk persyaratan yang diperlukan untuk mengakses
Kotak 21
Mengatasi kendala pengembangan peternakan sapi perah skala kecil menuju sistem yang
berorientasi pasar
Permintaan susu di negara berkembang diharapkan pendukung (kesehatan dan inseminasi buatan); dan
meningkat 25% pada tahun 2025 (Delgado et al., 1999). kurangnya akses teknologi produksi dan teknologi
Mobilisasi sektor peternakan sapi perah skala kecil untuk pemrosesan. Jelas, bila biaya produksi susu dan kondisi
meningkatkan produksi mempunyai potensi infrasruktur tidak baik membuat usaha sapi perah tidak
menyediakan keuntungan seperti meningkatnya kompetitif untuk peternak kecil (produser kecil). Tetapi
pendapatan dan keamanan pangan untuk produser sejumlah faktor yang mendorong prospek keberhasilan
skala kecil. Kekurangan pendapatan rutin merupakan pengembangan peternak kecil sapi perah dapat
problem besar bagi keluarga miskin. Baik pertanian teridentifikasi.
tanaman pangan maupun produksi daging hanya Pendekatan The Market Oriented Dairy Enterprise
merupakan pendapatan periodik. Sedang peternakan (MODE), telah disarankan sebagai acuan untuk
sapi perah, walaupun pada skala kecil dapat pengembangan. Susu atau grup produser adalah poin
menyediakan pendapatan rutin. masuk yang esensial dan pengembangan seharusnya
Satu tantangan bagi pengembangan peternak sapi didasarkan resiko yang ada dan bergerak dengan cepat
perah adalah kompetisi dengan adanya meningkatnya menuju orientasi pasar; anggota grup menjadi berdaya
import secara cepat dari produk sapi perah ke negara untuk membuat keputusan. Pendekatan MODE terdiri
berkembang, yang tumbuh 43% antara tahun 1998 dan atas tiga tahapan: (1) grup dibentuk dan operasional, (2)
2001 dan diprediksi akan terus meningkat. Tetapi ada aktivitas pada tingkat bawah dicatat (3) pendekatan
pengembangan pasar yang menguntungkan produser orientasi pasar teradopsi. Pertimbangan penting lainnya
lokal. The National Dairy Development Board of India termasuk penting nya pasar lokal, yang kadang
melaporkan peningkatan produksi dalam merespon terlupakan sementara potensi ekspor terlalu ditekankan;
permintaan pasar akan produk susu fermentasi lokal kebutuhan pengembangan lembaga yang tepat
(asli) dari 26.623 ton pada tahun 1999/2000 menjadi menjamin sistem pengumpulan susu, pemrosesan, dan
65.118 ton pada tahun 2003/2004 dan peningkatan pemasaran tidak mengecualikan produser kecil;
produksi paneer 2008 ton pada 1999/2000 menjadi kebijakan yang mudah hubungannya dengan
4.496 ton pada tahun 2003/2004 (NDDB, 2005). pengembangan sapi perah untuk kebijakan nasional
Masuknya produser skala kecil ke sektor sapi perah pengembangan ternak.
kadang mempunyai kendala modal untuk investasi ________
ternak, pakan, peralatan, kurang air dan tenaga, Oleh Tony Bennett
Informasi selanjutnya tentang pendekatan MODE lihat FAO (2006e)
kurangnya pengetahuan tentang beternak sapi perah
dan persyaratan pasar, kurangnya akses pelayanan
140
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
pasar dan produser kecil menemui kesulitan produk yang berbeda, dan didistribusikan ke
untuk memperoleh persyaratan tersebut atau konsumen. Ini merupakan unit distribusi dan
investasi. Sebagai contoh, beberapa produser eceran yang besar harus berkompetisi untuk
makanan Afrika gagal memenuhi standar pembagian pasar, antara mereka sendiri, bahkan
internasional keamanan dan kualitas pangan. Ini dengan pemasok tradisional dan grosir di pasar
menghambat usaha benua tersebut untuk lokal, mereka harus menawarkan harga yang
meningkatkan perdagangan pertanian baik kompetitif. Mereka hanya dapat menjaga atau
regional (intraregionally) maupun internasional memperluas pembagian pasar dengan
dan menutup kesempatan petani untuk pemotongan harga. Pada waktu yang
memperbaiki kehidupan ekonominya (DeHaen, bersamaan, mereka harus berkompetisi dengan
2005). menghasilkan produk berkualitas secara
konsisten yang diminta oleh pasar utama.
2.2 Peningkatan pengecer besar dan Konsep kualitas dari perpektif produser adalah
koordinasi vertikal sepanjang rantai komplek. dan sifatnya berkembang sepanjang
makanan waktu. Definisinya bervariasi berdasarkan
Ekspansi yang cepat dalam penetrasi
strategi para pengecer disalah satu pihak dan
supermarket di negara berkembang adalah
dilain pihak pengaruh budaya. Ini termasuk
merupakan fenomena. Ini telah menjadi sangat
keamanan pangan, makan, dan bersifat yang
nyata pada 5-10 tahun terakhir dan terus
dihubungkan dengan perbedaan komersialisasi
berlanjut pada kecepatan yang berbeda di
produk (Farina et al., 2005) juga karakteristik
berbagai daerah atau bagian di dunia
cara produksi (ceruk products). Pengecer besar
berkembang. Readon dan Timmer (2005)
memerlukan suplai produk pertanian yang
menggambarkan penyebaran supermarket di
konsisten dalam volume dan kualitas dari
negara berkembang terjadi pada tiga gelombang
produser.
suksesi. Gelombang pertama adalah pada awal
Dalam rantai integrasi vertikal yang dikontrol
tahun 90-an, yang meliputi Amerika Latin, dan
oleh pengecer besar, proses untuk mendapatkan
Asia Timur (kecuali China), Eropa utara-tengah
perbekalan (procurement process) cenderung
dan Afrika Selatan. Pada waktu itu, di negara
bergeser menuju sistem sentralisasi pengadaan
tersebut tercatat hanya 5-10% penjualan eceran
barang (procurement system), termasuk
makanan produk pertanian. Gelombang kedua,
penggunaan grosir yang mempunyai spesialisasi
penyebaran supermarket terjadi pada
dalam katagori produk atau produksi yang
pertengahan 1990, meliputi sebagian dari
diperuntukkan untuk rantai pasar. Rantai
Amerika Tengah dan Meksiko, Asia Tenggara
supermarket besar dapat menggunakan sistem
dan Eropa selatan-tengah, supermarket
leveransir yang ditunjuk untuk memilih produser
mencapai 30-50% total pengecer makanan
yang memenuhi standar kualitas dan keamanan
sampai awal tahun 2000-an. Gelombang ketiga
dan untuk mengurangi biaya transaksi.
dimulai pada akhir tahun 1990-an. Negara yang
Produser yang menjadi bagian dari suatu
terpengaruh adalah Cina, India dan Rusia dan
rantai integrasi dapat menghadapi suatu
beberapa negara di Amerika Tengah dan
perubahan dalam cara kontrak (yaitu menjadi
Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Pada
petani kontrak) dengan meningkatnya tingkat
pertengahan tahun 2000-an, supermarket telah
bantuan dan harga yang lebih tinggi dari produk
mencapai 10-20% di negara-negara tersebut.
yang berkualitas, tetapi dengan bertambahnya
Masuknya transnational kedalam rantai
resiko jika kontrak tidak dapat dipenuhi atau
pangan hasil pertanian di negara berkembang,
pengecer bangkrut. Ini berlaku terutama, dimana
terutama sektor eceran dan pemrosesan, telah
petani harus memenuhi persyaratan volume,
mengubah cara yang mana pangan dari
keamanan dan kualitas tertentu (Tabel 44).
pertanian dibeli dari pemasok, diproses kedalam
141
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 44
Standar pasar ternak dan implikasi terhadap produser peternak kecil
HACC di abattoir, diperlukan oleh Proses spesifik jelas Netral untuk produser kecil
importir dan supermarket
Hasil organik, standar ditemtukan Harga premium. Dapat dilakukan pada Badan sertifikasi, sulit dibentuk di negara
oleh institusi (badan) sertifikasi skala kecil. Tenaga kerja sistem berkembang. Biaya tinggi untuk sertifikasi sulit
intensif untuk petani kecil yang tidak terorganisir.
Standar performan
Tingkat salmonella dalam daging, Standar biasanya ketat diterapkan untuk
dengan denda uang bila kepentingan konsumen negara maju. Tidak
performannya jelek ada jaminan metoda memenuhi standar yang
diperlukan. Biaya pengujian mungkin
menghambat, kecuali disubsidi.
Standar kombinasi
Kontrak yang diperlukan dalam Harga premium. Dukungan investasi Resiko kehilangan pasar total jika terjadi
usahatani untuk waktu aktivitas dan dan cash flow. Mungkin dibantu untuk kegagalan untuk memproduksi sesuai dengan
kualitas produk. mengatasi resiko, misalnya restocking kualitas diperlukan. Tidak semua produser
setelah berjangkitnya HPAI. Dukungan memenuhi persyaratan. Stigma sosial jika ada
teknis. kegagalan to make the grade
Khusus petani kecil menggunakan keragaman didaerah dengan temperatur yang lebih hangat,
usaha untuk menghindarkan resiko dan telah mempengaruhi keragaman hayati dan
membuat investasi-investasi sedikit (kecil) pada ekosistem, terutama di daerah kering, seperti
berbagai usaha. Ini menjadi sulit bila petani- Sahel Afrika. Perubahan iklim global sepertinya
petani tersebut harus memenuhi investasi yang telah berdampak nyata pada lingkungan dunia.
lebih besar dalam satu usaha untuk memenuhi Pada umumnya, lebih cepat perubahan, resiko
kebutuhan pengecer. Globalisasi pasar, dengan pengaruh negatif lebih besar. Rataan permukaan
persyaratan keamanan dan kualitas yang lebih air laut diperkirakan naik 9-88 cm pada tahun
tinggi, lebih beresiko, bila seluruh pasar tutup 2100, menyebabkan banjir didataran rendah dan
dengan berjangkitnya suatu penyakit atau kerusakan lainnya. Zona iklim dapat bergeser
penemuan masalah kualitas. Petani produser menuju kutub dan secara vertikal
kecil dan pedagang kecil mempunyai mempengaruhi hutan, gurun, padang
keterbatasan jangkauan dan kemampuan penggembalaan dan ekosistem lain. Beberapa
mengasuransikan kerugian mereka. habitat akan menurun atau terpecah dan individu
species dapat punah (IPCC, 2001). Perubahan
iklim terjadi, merubah lingkungan alami yang
3 Perubahan lingkungan alam sudah mengalami stress akibat sumber
degradasi kadang lebih buruk oleh sistem
Pengkajian Ekosistem Millenium2 menyimpulkan pertanian yang ada.
bahwa degradasi ekosistem dapat menjadi Masyarakat akan menghadapi resiko dan
paling buruk selama pertengahan awal abad ini, tekanan baru. Keamanan pangan tidak mungkin
dan dapat sebagai penghambat dalam mencapai
The MDGs. Perubahan iklim saat ini, terutama 2
http://www.maweb.org/en/index.aspx
142
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
terancam pada tingkat global, tetapi beberapa sumber daya sangat miskin dan kemampuan
daerah (kawasan) sepertinya mengalami petani untuk merespon dan beradaptasi terbatas.
kekurangan pangan dan kelaparan. Sumber air
akan dipengaruhi oleh perubahan pola hujan dan
evaporasi seluruh dunia. Infrastruktur fisik akan 4 Kemajuan dalam teknologi
rusak, terutama dengan naiknya permukaan air
laut dan cuaca yang ekstrem. Ini berakibat Perkembangan teknologi merupakan penggerak
langsung dan tidak langsung terhadap aktivitas lain dari perubahan. Kemajuan transportasi dan
ekonomi, human settlement dan kesehatan komunikasi telah mendorong ekspansi pasar
manusia. Golongan miskin dan yang tidak global, dan memudahkan penyebaran sistem
beruntung adalah yang paling mudah kena, produksi yang mana ternak dipelihara jauh dari
akibat negatif dari perubahan iklim. sumber pakan. Kemajuan teknologi juga
Pemanasan lebih dari
o
2,5 C dapat memungkinkan peningkatan tingkat kontrol
menurunkan suplai pangan global dan terhadap lingkungan produksi dimana, ternak
menyumbang meningkatnya harga. Beberapa dipelihara. Contoh, perbaikan dalam teknologi
daerah pertanian akan terancam dengan bangunan dan sistem pendingin, tetapi kemajuan
perubahan iklim sementara daerah lain dalam pemuliaan dan pemberian pakan
beruntung. Dampak terhadap hasil dan mempunyai peranan yang paling penting.
produktivitas tanaman akan sangat bervariasi.
Sektor peternakan akan juga terpengaruh. Pakan
Produksi ternak menjadi lebih mahal bila Kemajuan-kemajuan teknologi pakan
kekacauan di pertanian berujung dengan menjadikan penyiapan ransum dekat ke ideal
kenaikkan harga. Pada umumnya sistem intensif yang pas untuk kebutuhan babi, unggas dan sapi
dalam pengelolaan peternakan akan lebih perah pada berbagai stadium siklus produksinya,
mudah beradaptasi dengan perubahan iklim mempunyai pengaruh penting pada produksi
dibanding sistem pengelolaan tanaman ternak. Selain perkembangan teknologi,
(pangan). Kondisi ini berbeda dengan sistem menurunnya harga biji-bijian, yang berlaku sejak
padang penggembalaan, dimana ternak sangat tahun 50-an, telah merupakan salah satu faktor
tergantung dengan produktivitas dan kualitas penggerak perubahan dalam cara pemberian
padang penggembalaan yang diprediksi pakan. Meskipun permintaan naik selama
menurun dan menjadi lebih tidak menentu. periode tersebut, suplai tidak kekurangan. Total
Sistem ekstensif juga lebih rawan terhadap suplai sereal meningkat 46% sejak 24 tahun dari
perubahan iklim, dalam hal keganasan dan 1980-2004. Harga internasional untuk biji-bijian
distribusi penyakit dan parasit. Efek negatif dari hanya separonya sejak 1961. Peluasan suplai
perubahan iklim pada sistem ekstensif didaerah pada saat menurunnya harga dikarenakan
kering diprediksi sangat besar. adanya intensifikasi di area pertanaman, dan
Efektivitas adaptasi terhadap perubahan iklim adanya perluasan area di beberapa daerah
akan tergantung pada dukungan sumber daya (secara global area panen sereal menyusut 5,2%
setempat (IPCC, 2001). Ini mempunyai impilikasi selama periode yang sama).
yang jelas pada distribusi pengaruh di negara
berkembang. Negara maju mungkin lebih efektif Bioteknologi genetik dan reproduksi
dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim dari Teknologi baru yang dikombinasikan dengan
pada negara berkembang dan negara dalam peningkatan kapasitas penghitungan
peralihan, terutama tropik dan subtropik. memungkinkan kemajuan genetik secara cepat,
Perubahan iklim mempunyai pengaruh negatif terutama dalam sektor komersial babi dan
paling besar pada area dimana dukungan unggas dimana SDGT di rancang untuk
143
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
mencapai efisiensi tinggi konversi pakan. pencaharian peternak tradisional miskin dan
Bioteknologi reproduksi seperti inseminasi ancaman kesehatan hewan dan kesehatan
buatan dan embrio transfer sangat memudahkan masyarakat, yang akhirnya ditimbulkan oleh
desimenasi materi genetik. Teknologi-teknologi pemerintah dan masyarakat. Hal yang penting
ini digunakan secara luas di negara maju dan bahwa perhatian pembuat kebijakan tidak
sebagian negara berkembang. Kemajuan dalam seharusnya fokus terhadap peranan peternak
bidang biologi molekuler telah memunculkan skala besar. Beberapa sistem hanya sedikit
teknologi baru dalam pemuliaan tanaman seperti dipengaruh oleh industrialisasi. Sistem ini tidak
seleksi berdasarkan gen (utamanya melawan bertanggung jawab terhadap pertumbuhan
penyakit dan kecacatan gen) dan marker produksi. Tetapi mereka mempengaruhi mata
assisted selection and introgression of genes. pencaharian banyak orang dan melibatkan
Bioteknologi yang lebih baru termasuk kloning, tujuan yang luas dari ekonomi dan usaha
transgenik dan transfer materi somatik produksi. Mereka kebanyakan berorientasi
mempunyai dampak yang nyata pada masa konsumsi rumah tangga, pasar lokal, ceruk
sekarang. Mengenai aplikasi bioteknologi, pasar atau penyampaian pelayanan lingkungan.
berdasar ilmiah, politik dan ekonomi dan Kebijakan publik adalah penggerak dan
lembaga cukup menyediakan perlindungan dan perespon terhadap perubahan dalam sektor
menjamin bahwa adanya potensi keuntungan peternakan. Pada titik tertentu, kebijakan-
belum sepenuhnya disadari oleh kebanyakan kebijakan yang ada dan dilaksanakan adalah
negara. Pertanyaannya adalah bukan apakah penggerak dari perubahan, sementara kebijakan
mungkin secara teknis dilakukan tetapi dimana dalam persiapan adalah bagian dari respon
dan bagaimana bioteknologi ini dapat publik terhadap perubahan. Sub bab ini
berkontribusi untuk memcapai pertanian yang meringkas kebijakan-kebijakan secara luas yang
berkelanjutan. telah mempengaruhi sektor peternakan.
Kebijakan-kebijakan untuk perubahan
lembaga dan teknologi diawali pada tingkat
5 Kebijakan lingkungan nasional maupun lokal dan tidak hanya oleh
pemerintah. Pemangku kepentingan lain,
Kebijakan publik dapat dilihat sebagai penekan termasuk asosiasi petani, lembaga
(pendorong) tambahan dalam penggerak pengembangan, dan LSM/NGO sering
tersebut diatas dan mempengaruhi perubahan memegang peranan dalam penguatan
sektor dengan pencapaian suatu tujuan kelembagaan dan mempromosikan teknologi
masyarakat. Kebijakan-kebijakan dirancang dan yang meningkatkan produktivitas, yang
disesuaikan, dengan mempertimbangkan memenuhi standar atau akses pasar untuk
keadaan pasar, teknologi yang tersedia, dan produser kecil.
sumber daya alam (penggerak-penggerak yang Pembuat kebijakan umumnya menggunakan
diterangkan sebelumnya), dan keadaan sektor tiga instrumen utama untuk mempengaruhi
saat ini. Pengalaman baik di negara maju perubahan dalam sektor: harga, kelembagaan
maupun negara berkembang menegaskan dan promosi dalam perubahan teknologi. Tujuan
bahwa suatu pendekatan laissez-faire adalah, yang bersifat lingkungan mungkin dapat diikuti
kemunduran dan membolehkan kekuatan pasar menggunakan kombinasi pengukuran beberapa
untuk berperan adalah bukan pilihan yang dapat parameter seperti regulasi, dukungan publik
3
dijalankan . Dalam ketiadaan kebijakan yang
efektif, banyak biaya terselubung untuk 3
Paragraf pada Bab ini menggambarkan kebijakan peternakan dari FAO
dalam merespon revolusi peternakan kasus untuk kebijakan publik
perluasan produksi ternak degradasi http://www.fao.org/ag/againfo/resources/en/pubs_sap.html
lingkungan, gangguan/kerusakan mata
144
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
145
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Kotak 22 - lanjutan
Fakta dan arah dalam kebangkitan kekuatan ekonomi pangan dunia
Perubahan pada komposisi produk: antara tahun Peralihan makanan: Langkah perubahan susunan
1997 dan 2015, masing-masing produksi gandum makanan baik kualitas maupun jumlah cepat
dan beras di negara akan tumbuh sedang (sekitar 28 dengan makin menjadi kayanya suatu negara dan
dan 21%). Tetapi, produksi meningkat secara meningkatnya urbanisasi, dengan diet beralih
signifikan diharapkan terjadi pada biji-bijian kasar menuju diet tinggi energi di negara berkembang,
(45%), minyak sayur dan minyak dari biji-bijian dan peningkatan yang dramatis, kontribusi kalori
(61%), daging sapi dan daging anak sapi (47%), makanan dari produk ternak (daging, susu dan
daging domba dan anak domba (51%), daging babi telur), minyak sayur dan sedikit gula. Rata-rata
(41%), daging unggas (88%), dan produksi susu dan konsumsi daging perkapita di negara berkembang
sapi perah (58%) (FAO, 2002a). meningkat dari 11 kg per tahun pada pertengahan
Pertumbuhan produksi didasarkan pada tahun 1970-an menjadi sekitar 26 kg pada tahun
pertumbuhan hasil panen: Perbaikan hasil (panen) 2003, dan produk tanaman mengandung minyak
akan sekitar 70% dari produksi , perluasan lahan dari 5,3 kg menjadi 9,9 kg. Peningkatan intake
20% dan sisanya untuk peningkatan intensitas (jumlah bahan makanan yang dimakan) dari ternak,
tanam. Namun proyeksi FAO menunjukkan bahwa jumlahnya lebih besar dari bahan makanan yang
areal yang dapat ditanami di negara berkembang, ditambah gula, mengurangi intake komplek
akan meningkat hampir 13% (120 juta ha) dan air karbohidrat dan serat dan menurunkan intake buah
untuk irigasi meningkat 14% sampai 2030. Satu dari dan sayur, telah bertanggung jawab terhadap
5 negara berkembang akan menghadapi kekuangan meningkatnya penyakit non-communicable
air (FAO, 2002a). (penyakit tidak menular) (contoh, penyakit jantung
dan diabetes).
Defisit Perdagangan pertanian: Surplus
perdagangan pertanian di negara berkembang akan Struktur pasar: Sistem pangan pertanian yang
menyusut dan tahun 2030 akan menjadi defisit berkembang dari industri yang didominasi oleh
sekitar US$31 triliyun, peningkatan cepat terjadi pada pertanian keluarga, skala kecil, tidak tergantung
impor ereal dan produk ternak dan penurunan pada pada perusahaan besar, mereka lebih ketat
surplus minyak sayur dan gula. (tertutup) dalam rantai produksi dan distribusi.
Pengecer makanan, makin responsif terhadap
Urbanisasi: Sebenarnya antisipasi seluruh dunia
konsumen, fokus terhadap pelayanan dan lebih
terhadap pertumbuhan populasi antara tahun 2000-
mengglobal dalam kepemilikannya; pada waktu
2003 akan dikonsentrasikan di area perkotaan (UN
yang bersamaan suplai input dan sektor proses
Habitat, 2001). Saat ini kecepatan urbanisasi,
produksi makin menjadi terkonsolidasi, konsentrasi
populasi perkotaan akan seimbang dengan populasi
dan terintegrasi. Bukti nyata dari keadaan ini adalah
pedesaan pada awal 2007 dan terus akan meningkat
peningkatan supermaket and perubahan
melebihi titik tersebut.
penyediaan makanan di area perkotaan di banyak
belahan dunia, terutama Amerika Latin (Lihat
Reardon and Berdegue, 2002).
________
Sumber: FAO (2005c)
146
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Bab B
Respon Sektor Peternakan
147
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
dua dimensi. Satu dimensi berhubungan dengan produksi ternak saja dibedakan dengan sistem
relatif pentingnya ternak dan tanaman pangan pertanian campuran yaitu 90% total nilai
dan membedakan sistem pertanian campuran, produksi berasal dari aktivitas peternakan dan
peternakan dominan dan sistem tanaman kurang dari 10% bahan kering yang diberikan
pangan dominan. Dimensi kedua adalah ternak berasal dari limbah pertanian dan jerami.
didefinisikan sebagai model sistem pertanian Di dalam sistem peternakan, sistem produksi
dan dibedakan menjadi perluasan area lahan ternak, yang tidak mempunyai lahan dibedakan
pertanian, LEIA (sistem pertanian dengan input dengan sistem grassland-based, berdasarkan
eksternal rendah), pelestarian (misalnya yang mempunyai stocking rate diatas 10 unit
pertanian organik dll) dan HEIA (sistem ternak (UT) per hektar lahan pertanian dan
pertanian dengan input dari luar yang besar). memperoleh kurang dari 10% bahan kering
Klasifikasi ini sebenarnya yang dikembangkan untuk pakan ternaknya dari lahannya/kebunnya.
menjadi pengertian lebih terperinci dari interaksi Sistem pertanian campuran dibagi lagi menjadi
antara penggerak dan kesukaan (preferensi) sistem pertanian campuran tadah hujan dan
dalam kemunculan sistem produksi pertanian sistem pertanian campuran beririgasi. Pada
campuran (Schlere et al., 2006a). sistem pertanian campuran beririgasi, lebih dari
Klasifikasi sistem produksi ternak yang 10% produksi pertanian yang non-peternakan
dikembangkan oleh Sere dan Steinfeld (FAO, berasal dari lahan yang beririgasi. Sistem land-
1996a), yang sebagian besar diikuti dalam bab based (grassland-based) dan sistem campuran
ini, awalnya ada dua katagori. Sistem produksi lebih lanjut didefinisikan berdasarkan zona
ternak dan sistem pertanian campuran. Sistem agroekologi (arid/semi arid, humud/subhumid
GAMBAR 38
Distribusi sistem produksi ternak
148
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
dan daerah dengan iklim sedang, tropikal implikasi potensial dalam keberlanjutan jangka
dataran tinggi). Gambar 38 mengilustrasikan panjang. Pengaruh negatif terhadap lingkungan
distribusi spatial dari tiga besar sistem land- dapat dipertimbangkan sebagai penggerak
based dan menunjukkan area yang mempunyai internal seperti memperkuat atau meniadakan
konsentrasi yang tinggi sistem produksi tanpa dinamika didalam sistem.
lahan.
Bab berikut mendeskripsikan katagori tiga
sistem produksi ternak utama - tanpa lahan, 1 Sistem produksi industrialisasi
berbasis padang penggembalaan (grassland- tanpa lahan
based) dan pertanian campuran, menfokuskan
pada karakteristik, pola dan persyaratan untuk 1.1 Tinjauan sistem produksi
SDGT. Didalam sistem tanpa lahan (landless), Gambaran dari sistem produksi industrialisasi
dibedakan sistem produksi industri dan sistem tak terelakkan melibatkan diskusi tentang arah
skala kecil peri-urban/urban dan sistem yang kuat menuju tipe produksi ternak seperti
pedesaan tanpa lahan (rural landless system) ini. Industrialisasi sektor peternakan dalam
4
dibedakan . Pada sistem pertanian campuran, merespon pertumbuhan permintaan terhadap
karakteristik tertentu dari sistem pertanian produk ternak yang dikenal dengan revolusi
campuran beririgasi digambarkan dalam chapter peternakan telah mendapat perhatian yang
terpisah. Relevansi, perbedaan diantara tiga besar dari masyarakat dan kalangan ilmiah dan
zona agroekologi seperti yang didefinisikan dalam istilah ekonomi, yang paling penting
diatas akan disoroti untuk sistem land-based. pengembangan saat ini didalam sektor
Dampak lingkungan dari sistem yang berbeda peternakan dan didalam pertanian secara
dipresentasikan, dengan pandangan pengertian keseluruhan. Industrialisasi pertanian terus-
menerus dijalankan di negara maju sejak tahun
4
Pemisahan ini/pembedaan ini tidak sejalan dengan klasifikasi 1960-an. Pada pertengahan tahun 1980-an, tren
dari FAO (1996a), yang mana, sistem monogastrik dan mulai mempengaruhi negara berkembang, dan
ruminansia tanpa lahan dibedakan didalam sistem produksi telah dipercepat pada dasawarsa terakhir (Tabel
ternak, tanpa lahan. Ini seharusnya dicatat bahwa beberapa
pemelihara skala kecil peri urban dan urban sebetulnya petani 45). Tren sangat nyata pada produksi daging
pertanian campuran, mereka juga membudidayakan taanman monogastrik (Gambar 39).
dan lebih dari 10% total nilai produksi berasal dari kegiatan
non-peternakan
TABEL 45
Tren produksi daging dan susu di negara berkembang dan negara maju
149
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 39
Produksi daging dari ruminansia versus monogastrik di negara berkembang dan negara maju
Juta ton
200
Ruminan
175
Monogastrik
150
125
100
75
50
0
1988 1998 2015 2030 1988 1998 2015 2030
Negara berkembang Negara maju
Dalam skala global, sistem produksi industri cirinya tidak ada pertumbuhan organik (organic
sekarang diperkirakan produksi daging dari growth) dimana peternak kecil unggas secara
unggas mencapai 67%, produksi daging babi bertahap memperluas dan intensifikasi produksi
42%, produksi telur 50%, produksi daging sapi mereka. Segera munculnya pasar perkotaan,
dan anak sapi 7% dan 1% produksi domba dan infrastruktur transport dan servis berkembang,
kambing (Tabel 46). investor kadang tidak mempunyai hubungannya
Di negara-negara yang pertumbuhan dengan produksi ternak, melangkah masuk dan
perkembangan ekonominya cepat dan mendirikan unit industri skala besar
perubahan demografi menimbulkan pasar baru diintegrasikan dengan metoda pemrosesan dan
untuk produk ternak. Suplai rantai makanan pemasaran modern (FAO, 2006f).
terintegrasi vertikal dan pengecer besar Kemunculan produksi ternak secara industri
memerlukan standar kualitas makanan dan tergantung ketersediaan pasar yang siap untuk
standar keselamatan tertentu. Permintaan dari produk ternak, dan ketersediaan input yang
tumbuhnya pasar cocok untuk produksi secara diperlukan, terutama pakan, dengan biaya
industri, yang mana dapat mengambil rendah. Lingkungan kebijakan yang baik,
keuntungan skala ekonomi dan kemajuan termasuk misalnya investasi publik di sektor
teknologi dalam bidang peternakan, pemrosesan peternakan, liberalisasi perdagangan dan
makanan dan transport. Pengembangan pembebanan standar keselamatan pangan yang
produksi unggas khususnya, terputus yaitu tinggi menyumbang kecepatan pengembangan
150
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 46
Jumlah ternak dan sistem produksi ternak di dunia rataan untuk tahun 2001-2003
ini. Cina, India dan Brasil tiga besar negara penggembalaan (grassland-based) dan sistem
berkembang yang sangat berperan di daerah pertanian campuran.
(region) masing-masing, tetapi perbedaan Proses industrialisasi dapat dikarakterisasikan
struktur ekonomi dan sektor peternakan sebagai kombinasi dari tiga pola utama:
merupakan kontributor terbesar pola menuju Intensifikasi, scaling up dan konsentrasi regional.
industrialisasi. Ketiga negara ini sekarang,
memproduksi total dua pertiga daging dan lebih Intensifikasi
dari separuh susu di negara berkembang (Tabel Intensifikasi produksi ternak memerlukan paling
47). Tujuh puluh persen pertumbuhan produksi banyak input. Efisiensi pakan terutama, telah
daging dan susu berada di ketiga negara diperbaiki sejak dekade akhir-akhir ini. Pakan
tersebut (FAO, 2006f). Sistem industrialisasi berserat tradisional dan kaya energi relatif
landless di ketiga negara tersebut utamanya menurun, pakan kaya protein dan pakan
berkontribusi pada produksi daging unggas, tambahan yang inconvensional, yang
babi, sementara produksi daging sapi, daging meningkatkan efisiensi pakan. Pada intensifikasi
sapi muda dan susu terkonsentrasi di padang produksi ternak, maka penggunaan sumber
pakan seperti sumber hijauan lokal, limbah
TABEL 47
Negara berkembang dengan produksi daging dan susu paling tinggi (2004)
151
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
pertanian, sisa limbah rumah tangga. Menjadi Intensifikasi mendatangkan perbaikan teknis,
makin berkurang. Pakan konsentrat yang seperti genetik, kesehatan ternak dan
diperdagangkan baik secara domestik maupun pengelolaan usaha taninya. Penggunakan
internasional menjadi bertambah penting. Pada tingkat yang tinggi input eksternal untuk
tahun 2004, total 690 juta ton sereal diberikan mengubah lingkungan produksi, termasuk
pada ternak (13% total panen dunia) dan 18 juta kontrol penyakit, kualitas dan kuantitas pakan,
ton oilseed (terutama kedele). Angka ini suhu, kelembaban, cahaya dan ruangan yang
diproyeksikan akan terus meningkat (lihat grafik tersedia, menciptakan kondisi dimana potensi
40 tentang sereal). Tambahan pula, 295 juta ton genetik jenis ternak yang mempunya output
limbah industri pertanian kaya protein atau yang tinggi dapat tercapai. Jenis ternak yang
limbah dari pemrosesan pangan telah digunakan sedikit digunakan dan fokus pada
untuk pakan (terutama bran, oilcakes dan memaksimalkan produksi satu produk.
tepung ikan). Babi dan unggas paling efisien Kemajuan teknik sedang disebarkan sebagai
dalam penggunaan pakan konsentrat. Konversi hasil meningkatnya dukungan dari penyedia
pakan yang paling baik (menguntungkan) layanan eksternal dan spesialisasi produk. Ini
dicapai pada sektor unggas. Ruminansia hanya dibarengi dengan pergeseran yang nyata dari
diberi pakan konsentrat di negara dengan ratio sistem pertanian dilahan kebun dan pertanian
harga grain/daging rendah. Bila ratio ini tinggi, campuran menjadi komersial dengan
terutama di negara yang kekurangan biji-bijian mengoperasikan satu produk. Sebagai hasilnya,
atau sereal, pemberian pakan biji-bijian untuk efisiensi penggunaan sumber daya alam dan
ruminansia tidak menguntungkan. output per ternak meningkat banyak sekali.
GAMBAR 40
Perubahan jumlah sereal yang digunakan sebagai pakan (1992-1994 dan 2020)
Juta ton
1000
1992-94
800 2001-03
2020
600
400
200
Sumber : FAOSTAT for the1992-1994 and 2001-2003 figures; and FAO (2002a) for the 2020 figures.
152
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 41
Perubahan distribusi ukuran peternak babi di Brazil (1985 1996)
Share
50
1985
40
1996
30
20
10
Skala kepemilikan
Selama 24 tahun antara 1980 sampai 2004, perah skala kecil menurun saat produksi
offtake daging babi, daging ayam dan susu per nasional meningkat (FAO, 2006e).
unit stock bertambah dengan 61%, 32% dan
21% untuk masing-masing komoditas tersebut Scaling Up (peningkatan skala produksi)
(FAO, 2006d) Disamping intensifikasi, proses industrialisasi di
Intensifikasi produksi, membuat penggunaan iringi dengan scaling up produksi. Skala
semua teknologi yang tersedia untuk perbaikan, ekonomi pengurangan biaya dicapai melalui
tanpa menuju industrialisasi. Intensifikasi dapat perluasan skala kapasitas pada berbagai
juga merupakan strategi yang efektif untuk tingkat proses produksi menimbulkan
petani kecil memperbaiki penghidupannya, jika penciptaan unit produksi yang besar. Sebagai
didukung oleh kebijakan dan infrastruktur yang hasilnya, jumlah produser secara cepat
baik (menguntungkan). Sebagai contoh, berkurang walaupun sektor secara keseluruhan
produksi susu di India berlanjut, berbasis petani melebar (meluas). Di banyak pertumbuhan
kecil. Gerakan koperasi, yang didukung oleh the ekonomi yang cepat, rata-rata ukuran kapasitas
National Dairy Development Board telah berhasil meningkat cepat dan jumlah produser ternak
menjembatani petani kecil dengan pasar menurun secara tajam. Sebagai contoh Gambar
perkotaan dan telah mensuplai pakan dan input 41 memperlihatkan bahwa Brazil antara tahun
kesehatan hewan dan juga pengetahuan dasar 1985 1996, terdapat peningkatan yang besar
tentang intensifikasi (FAO, 2006f). pada proporsi petani yang memelihara 200 lebih
Pengembangan ini bertolak belakang dengan induk babi.
situasi di Brazil, dimana jumlah peternak sapi Dimana kesempatan alternatif pekerjaan
terbatas, maka biaya tenaga kerja rumah tangga
153
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
rendah, dan memelihara ternak masih pilihan Ketika urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi
menarik secara ekonomi bagi keluarga miskin. meningkat sampai permintaan yang besar
Tetapi dimana kesempatan kerja sektor lain (bulk demand) produk pangan dari ternak,
membaik, upah tenaga kerja naik dan usaha tani operator skala besar muncul yang mana
keluarga skala kecil menjadi tidak awalnya terletak dekat dengan kota kecil dan
menguntungkan. Petani penyewa dan kota besar. Produk ternak adalah mudah busuk
pemelihara ternak tanpa lahan akan secara dan pengawetan tanpa pendinginan dan
bertahap mencari pekerjaan bahkan sampai pemrosesannya merupakan masalah serius.
area perkotaan. Pemilik lahan sempit akan Dalam rangka mengurangi biaya transpor,
menjadikan lahannya dapat menguntungkan ternak dipelihara didekat pusat permintaan. Jadi
dengan menjual atau menyewakan lahannya produksi ternak, secara fisik ternak dan produksi
daripada digunakan untuk bertani sendiri. terpisah dari sumber pakan. Dalam fase
Komoditas yang berbeda dan tahapan proses selanjutnya, infrastruktur dan teknologi cukup
produksi yang berbeda menunjukkan potensi berkembang untuk menjadikan kemungkinan
perbedaan untuk skala ekonomi. Cenderung memelihara ternak jauh dari pasar dimana
tinggi pada sektor pasca panen (misalnya produk dijual. Produksi ternak bergerak menjauh
pemotongan hewan, pemerahan susu). Produksi dari pusat perkotaan, digerakkan oleh beberapa
unggas adalah sektor yang paling mudah untuk faktor seperti harga tanah dan upah rendah,
mekanisasi dan menunjukkan tren menuju akses pakan mudah, standar lingkungan lebih
bentuk industri di least-developed countries. rendah, insentif pajak dan problem penyakit
Pada kasus produksi babi di Asia, potensi untuk lebih sedikit.
skala ekonomi lebih besar di produksi finished-
pig dari pada produksi piglet (Poapongsakorn et 1.2 Isu-isu lingkungan
al., 2003). Produksi sapi perah terus didominasi Dalam beberapa hal, sistem industri skala besar
oleh produksi berbasis keluarga sebab menjadi fokus utama dalam hubungannya
memerlukan kebutuhan tenaga kerja yang tinggi, dengan dampak lingkungan dari produksi ternak.
dan biasanya cocok dengan penggunaan tenaga Ini terutama pada kasus dimana pengembangan
kerja keluarga, dengan upah dibawah upah terjadi secara sangat cepat, tanpa kerangka
minumum. Tetapi perluasan produksi peternak regulasi yang tepat. Dalam diskusi selanjutnya
kecil diluar tingkat semi-subsisten terhambat akan diuraikan, ada sejumlah masalah dengan
oleh sejumlah kendala, kurang kompetitif dan tipe pertanian seperti ini. Produksi secara
faktor resiko. industri mempunyai keuntungan (kelebihan) dari
perspektif lingkungan. Metoda produksi secara
Konsentrasi secara geografi intensif mempunyai keuntungan dalam hal
Distribusi secara geografi produksi ternak efisiensi konversi pakan (FAO, 2005a). Produser
menunjukkan pola umum di kebanyakan negara ternak komersial akan cenderung efisien dalam
berkembang. Secara tradisional, produksi ternak penggunaan harga sumber daya. Tetapi
didasarkan pada sumber pakan yang tersedia, motivasi ini untuk meningkatkan produksi intensif
terutama yang terbatas atau tidak ada nilainya yang ramah lingkungan terhambat oleh tidak
lagi, seperti pastura alam dan limbah tanaman mencukupinya harga sumber daya alam.
(pertanian). Distribusi ternak ruminansia dapat Rangkaian (decoupling) produksi pangan dan
diterangkan oleh ketersediaan pakan tersebut, ternak melalui konsentrasi geografi dari ternak di
sementara distribusi babi dan unggas mengikuti area dengan sedikit atau tidak ada lahan
pola seperti manusia karena peranannya pertanian menimbulkan dampak lingkungan
sebagai pengubah limbah. pada level yang tinggi terutama berhubungan
154
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
GAMBAR 42
Perkiraan kontribusi ternak terhadap suplai total fosfat pada lahan pertanian di area dengan
keseimbangan fosfat lebih dari 1- kg/ha di negara Asia terpilih (1998 2000)
Persentase
kilometer
dengan pupuk dan salah kelola limbah airnya meningkatnya pertumbuhan algae yang
(Naylor et al., 2005). Nutrisi yang berlebihan menyebabkan kekurangan oxigen bagi
dapat timbul dari berbagai sumber termasuk kehidupan organism aquatik lainnya. Di banyak
pemupukan yang berlebihan pada tanaman, tempat didunia, ekosistem yang fragile (rapuh),
memberi pakan yang berlebihan pada ikan di merupakan reservoir (tandon) yang penting
kolam, pembuangan limbah pertanian atau keragaman hayati, seperti lahan basah, rawa
industri yang tidak tepat. Dalam kasus produksi mangrove dan terumbu karang telah terancam.
ternak, kelebihan nutrisi yang ada dalam pupuk Di laut China selatan, polusi dari produksi ternak
kandang adalah tidak dibuang secara benar telah teridentifikasi sebagai penyebab utama
atau didaur ulang, yang sering terjadi di dekat pertumbuhan masive algae blooms termasuk
pusat kota (Gambar 42). pada tahun 1998 yang telah membunuh lebih
2
Penggunaan pupuk dengan dosis tinggi pada dari 80% ikan pada area 100 km air pantai
lahan dapat menghasilkan nitrat dan fosfat yang (FAO, 2005a). Sistem produksi secara industri
terlarut kedalam jalan air (sungai, air tanah). kadang perlu penyimpanan pupuk kandang.
Kelebihan nutrisi yang masuk kedalam jalan air Pada tahap ini, nitrogen hilang dalam bentuk
menimbulkan fenomena yang disebut eutrofikasi ammonia dan dikeluarkan dari permukaan
155
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
pupuk kandang (FAO, 1996b). Penguapan sumber air dengan mikroorganisme patogen
ammonia dapat menyebabkan terjadinya (ibid).
pemasaman (asidifikasi) dan eutrofikasi Cara lain, industri peternakan berkontribusi
lingkungan lokal dan merusak ekosistem yang terhadap produksi gas rumah kaca (dalam hal
labil seperti hutan. Nitrogen oksida, gas rumah karbon dioksida), adalah melalui jalan
kaca yang aktif juga diproduksi oleh pupuk tranportasi pakan yang menempuh jarak jauh,
kandang (17% emisi global diperkirakan berasal yang memerlukan bahan bakar. Dalam hal
dari peternakan, termasuk pupuk kandang yang methan, emisi berasal dari pencernaan ternak
digunakan untuk lahan pertanian) (Tabel 48). ruminansia adalah lebih besar bila suplai energi
Masalah lain berhubungan dengan penggunaan dari pakan untuk ternak berasal dari hijauan
pupuk kandang yang berasal dari industri dengan kualitas rendah. Seperti pada produksi
peternakan adalah pencemaran padang rumput secara industri dimana penggunaan pakan
dan lahan pertanian dengan logam berat, yang konsentrat lebih banyak dan breed ternak
dapat menyebabkan masalah kesehatan, jika (breed) lebih efisien mengkonversikan pakan,
masuk dalam rantai makanan. Tembaga (Cu) mempunyai keuntungan dalam hal jumlah
dan seng (Zn) adalah nutrien yang ditambahkan methan yang diproduksi relatif terhadap output
pada pakan konsentrat, sementara kadmium produk ternak.
(Cd) masuk ke pakan ternak sebagai Pengaruh lingkungan dari produksi pakan
kontaminan. Pengelolaan yang tidak tepat perlu juga dipertimbangkan. Tiga puluh tiga
terhadap pupuk kandang dapat juga persen tanah yang dapat ditanami digunakan
menyebabkan pencemaran pada tanah dan produksi pakan ternak, yang kebanyakan
TABEL 48
Kontribusi pertanian terhadap emisi gas rumah kaca global dan emisi lainnya
Carbon
Methan Nitrogen dioksida Nitrit oksida Amonia
dioksida
Efek utama Perubahan Perubahan iklim Perubahan iklim Asidifikasi Asidifikasi dan
iklim eutrofikasi
Bersumber Perubahan Ruminansia (15) Peternakan Pembakaran Peternakan
pertanian penggunaan (penggunaan biomas (13) (termasuk
(perkiraan % lahan, pupuk kandang penggunaan pupuk
kontribusi terhadap terutama untuk lahan kandang untuk
total emisi gas penebangan kebunnya) kebunnya (44)
hutan
Produksi padi (11) Pupuk mineral (8) Pupuk kandang dan Pupuk mineral (17)
pupuk mineral (2)
Pembakaran Pembakaran Pembakaran
biomasa (7) biomasa (3) biomasa (11)
Emisi dari
pertanian %
15 49 66 27 93
sumber kegiatan
manusia
Perubahan yang Stabil atau Dari padi: stabil 35-60% meningkat Dari peternakan:
diharapkan dalam menurun atau menurun meningkat 60%
emisi dari pertanian
sampai 2030 Dari
peternakan:mening
kat 60%
Sumber : FAO (2002a)
156
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
konsentrat FAO, 2006c). Kebanyakan produksi secara mengejutkan adanya jumlah pemelihara
tersebut menggunakan pestisida dan pupuk ternak di perkotaan, bahkan ada beberapa
dengan dosis tinggi. Perluasan area lahan yang pemelihara adalah penduduk yang mampu
digunakan untuk produksi tanaman dapat (Waters-Bayer, 1996; FAO, 2001b). Secara
mengancam keragaman hayati. Misalnya di keseluruhan, tidak adanya skala keuntungan
sebagian Amerika Latin, sebagian besar area ekonomi, yang mana peternakan perkotaan
lahan hutan hujan telah dirusak, dan digunakan menyediakan bagi pemeliharanya, juga tidak
untuk produksi pakan ternak (terutama kedelai). adanya kontribusi mereka terhadap ketahanan
Peningkatan permintaan telah menggerakan pangan secara lebih luas. Kurangnya
peningkatan ekspor pakan dari negara seperti pengetahuan ini, lebih besar dalam kasus
Brasil ke negara dimana lahan lebih sedikit produksi peternakan pedesaan, tanpa lahan.
(FAO, 2006g). Pemelihara ternak skala kecil, tanpa lahan
Karakteristik selanjutnya dari unit produksi dicirikan dengan tidak mempunyai lahan
skala industri adalah terkonsentrasinya ternak pertanian, dan tidak mempunyai akses ke
dalam jumlah banyak dalam suatu tempat yang komunal padang penggembalaan yang luas.
terbatas. Kondisi yang penuh sesak menjadikan Pemelihara ternak seperti ini diketemukan di
lingkungan, dimana penyakit dengan mudah area perkotaan dan peri-urban, dan di area
menyebar, kecuali usaha pencegahan pedesaan yang didominasi oleh sistem
dilakukan. Unit industri, oleh karena itu pertanian campuran, terutama di area populasi
cenderung sebagai pengguna obat-obatan yang penduduk padat atau distribusi kepemilikan
banyak, yang bila tidak digunakan secara tepat lahan tidak sama.
akan masuk ke rantai makanan dan akan Peternak di pedesaan, tanpa lahan, kadang
berpengaruh terhadap kesehatan manusia. sangat tergantung pada pekerjaan diluar
Demikian juga persyaratan higienis dalam unit pertanian (off-farm), dalam bentuk buruh harian.
peternakan skala besar memerlukan Pakan untuk ternak diperoleh dari berbagai
penggunaan secara besar agen pembersih sumber termasuk mencari dan merumputkan
kimia dan input lainnya seperti fungisida, yang ternaknya di lahan marginal, penggunaan limbah
bila tidak dikelola secara tepat akan menjadi pangan (pertanian), limbah industri, sistem
sumber yang potensial sebagai polutan dalam potong angkut, dan membeli. Dibandingkan
lingkungan. dengan yang mempunyai lahan, peternak
pedesaan, tanpa lahan lebih banyak mempunyai
problem dalam penyediaan pakan untuk
2 Sistem skala kecil tanpa lahan ternaknya. Tujuan produksi peternakannya juga
berbeda, kurangnya kemampuan mereka untuk
2.1 Tinjauan sistem skala kecil menggunakan segera pupuk kandangnya dan
Dalam istilah ekonomi, kontribusi produksi tenaga tarik. Pada umumnya, peternak kecil,
pangan dari sistem skala kecil tanpa lahan, tanpa lahan memelihara breed ternak lokal atau
dimanapun juga sama pentingnya dengan persilangan yang ada diarea tersebut. Tetapi jika
sistem industri. Pada kenyataannya, mereka memasuki aktivitas yang lebih
kontribusinya belum pernah dievaluasi pada komersial, maka perlu dipelihara, breed ternak
tingkat skala global. Tetapi pemelihara ternak dengan output yang lebih tinggi.
skala kecil dipinggiran kota, sekarang mendapat Karakteristik yang paling berbeda dari sistem
perhatian dari pemerintah, dan pelaku penelitian produksi perkotaan adalah tempat yang dekat
dan pengembangan di banyak negara miskin dengan jumlah konsumen yang besar, yang
maupun negara kaya. Survei di beberapa kota mana mengurangi perlunya transport produk
Afrika, Asia dan Amerika Latin menunjukkan yang mudah rusak (busuk), dibanding tansport
157
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
jarak jauh. Karena itu pemelihara ternak di suatu area terbatas (sempit). Tambahan pula,
dalam dan sekitar perkotaan telah dipraktekkan kontrol regulasi lingkungan mungkin lemah, dan
sejak dulu. Alasan-alasan untuk memelihara infrastruktur pengelolaan limbah buruk.
ternak di area perkotaan sangat beragam dan Karakteristik lain dari sistem ini adalah bahwa
termasuk mendapatkan pendapatan dari manusia dan ternaknya hidup berdekatan satu
penjualan; kesenangan memelihara ternak dan dengan yang lain. Ini berisiko hubungannya
kesempatan melanjutkan kegiatan tradisional dengan penyebaran penyakit zoonosis seperti
sebagai mata pencaharian; akumulasi dari flu burung. Masalah ini lebih buruk dengan
modal yang ditaruh sebagai bentuk jaminan atau standar kontrol kesehatan hewan dan ketiadaan
untuk membiayai proyek yang akan datang; skill (ketrampilan) pengelolaan yang
sebagai suplementasi makananannya dengan diadaptasikan pada lingkungan perkotaan.
produksi rumah susu, telur atau daging; dan Peternakan dapat juga menyebabkan gangguan
kesempatan untuk menggunakan sumber yang seperti suara, kotor, penyumbatan sistem
tersedia, seperti limbah pangan. Ternak dapat pembuangan, kemacetan lalu lintas, dan
juga menyediakan input seperti pupuk kandang kerusakan terhadap kepemilikan. Masalah
dan tenaga mengolah tanah untuk produksi pemeliharaan ternak di perkotaan cenderung
tanaman pangan di perkotaan. Tetapi lebih besar di dekat pusat kota, seperti diketahui
lingkungan perkotaan, banyak kendala untuk konsentrasi ternak dan manusia tinggi,
pemelihara ternak. Terutama jika ternak besar kemungkinan untuk menggunakan lahan kosong
yang dipelihara, ruang yang terbatas merupakan untuk penggembalaan rendah dan jarak dengan
masalah, seperti halnya untuk dapat lahan pertanian atau padang penggembalaan
memperoleh cukup pakan dengan murah. jauh (Schiere et al., 2006b).
Sistem produksi perkotaan kadang mempunyai Seperti lingkungan perkotaan, beberapa
banyak hubungan dengan area pedesaan yang pemelihara ternak pedesaan, tanpa lahan juga
ada disekitarnya, apakah dalam bentuk meghadapi masalah kesehatan, yang muncul
penyediaan pakan, suplai ternak, atau aliran dari memelihara ternak dekat tempat tinggal
tradisi dan pengetahuan tentang pemeliharaan manusia dan keterbatasan akses untuk
ternak. Saudara atau pengembala ternak yang kesehatan ternaknya. Kedekatan dengan lahan
diupah di area pedesaan ikut memelihara pertanian, mengurangi masalah dalam
ternaknya penduduk perkotaan. Ternak, seperti pembuangan pupuk kandang. Tentu saja, pupuk
sapi perah atau kerbau mungkin di pindah ke kandang adalah produk yang dapat dijual.
area pedesaan saat fase tidak produktif, dalam Peningkatan jumlah ternak menyebabkan
rangka untuk memdapatkan pakan murah tekanan pada area penggembalaan yang
(Schiere et al., 2006b). Tipe breed yang digunakan oleh peternak yang tidak punya lahan
dipelihara dalam sistem ini tergantung spesies, dan berkontribusi terhadap degradasi sumber
produk yang laku dipasaran, dan kekuatan daya tersebut, walaupun area tersebut
hubungan pedesaan-perkotaan. ukurannya kecil.
158
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
159
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
produksi susu, dan 32% produksi domba dan telah mengatur akses padang penggembalaan
kambing. Sementara produksi ruminansia kecil komunal dan sumber air.
proporsional terhadap jumlah, tetapi untuk sapi Sistem padang penggembalaan juga
lebih rendah dibanding sistem yang lain. diketemukan di beberapa daerah subhumid atau
Sistem penggembalaan diketemukan di humid, kebanyakan di Amerika Selatan, juga
daerah arid dan semi arid termasuk sistem Australia dan beberapa di Afrika. Produksi sapi
pastura di Sub Sahara Afrika, Afrika utara, Timur yang ekstensif kebanyakan untuk daging, sistem
Tengah dan sekitarnya dan Asia Selatan (Tabel ranch kerbau terjadi di daerah yang sangat
49) dan sistem ranch ditemukan di bagian yang humid dan domba penghasil wool dipelihara di
lebih kering di Australia, USA dan bagian subtropik Amerika Selatan, Australia dan Afrika
selatan Afrika. Ranch dicirikan oleh kepemilikan Selatan (FAO, 1996a). Sistem ini cenderung
pribadi (individu, organisasi komersial atau terkonsentrasi di lokasi dimana produksi
kelompok). Produksi berorientasi pasar, tanaman terbatas yang disebabkan alasan
biasanya sapi, yang dijual sebagai biofisik atau tidak adanya/kurangnya akses ke
penggemukan pada sistem lain. Domba dan pasar.
kambing dipelihara untuk serat (fibres) atau kulit Dalam sistem penggembalaan di daerah
bulu di daerah subtropik. Sebaliknya tradisional temperat, digunakan ternak yang sangat
pastoralism, kebanyakan berorientasi subsisten, terseleksi, bersamaan dengan penggunaan
yang didasarkan pemeliharaan sapi, unta berbagai teknologi untuk memaksimalkan
dan/atau ruminansia kecil. Salah satu tujuan produksi. Breed dari negara beriklim sedang
adalah menjamin produksi susu sepanjang juga cocok untuk negara tropis, dataran tinggi.
tahun untuk konsumsi. Tujuan lain adalah Tetapi dimana produksi secara subsisten lebih
memproduksi ternak hidup untuk dijual. Ini banyak dilakukan atau pada ketinggian yang
mungkin menjadi penting dengan meningkatnya tinggi maka breed dan spesies yang sudah
permintaan produk ternak. Mobilitas sekumpulan beradaptasi adalah penting peranannya. Di
ternak di padang penggembalaan memberikan Andes, Selatan Amerika, misalnya, spesies
penggunaan sumber pakan yang efisien, camelid yang telah beradaptasi adalah penting.
ketersediaanya tergantung dari pola curah hujan Demikian juga yak adalah mempunyai arti yang
yang tidak menentu. Lembaga tradisional lokal, penting bagi penghidupan masyarakat lokal di
pegunungan di Asia.
TABEL 49
Perkiraan jumlah pastoralis di berbagai daerah geografi
160
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
161
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Diperkirakan 24 juta hektar lahan di Amerika dapat diatasi dengan penggunaan kebiasaan
Tengah dan Amerika Selatan tropis, area yang makan yang berbeda dari spesies dan breed
pada tahun 2000 merupakan hutan akan ternak. Dalam kontek ini, adanya peranan
digunakan untuk penggembalaan pada tahun penting breed yang secara ekonomi tidak dapat
2010 berarti bahwa dua pertiga lahan yang hidup (viable) dalam produksi konvensional.
digunduli di area-area ini diharapkan Breed-breed ini sangat beradaptasi dengan
dikonversikan menjadi pastura (ibid.). Kebijakan penggembalaan dan makan vegetasi dengan
selanjutnya diperlukan untuk memperlambat kualias rendah, dan dapat hidup dibawah kondisi
perluasan dari garis batas pertanian dan lingkungan yang keras dan dengan tingkat
ditingkatkan menjadi penggunaan lahan yang intervensi pengelolaan yang rendah. Lokasi
lebih berkelanjutan pada lahan penggembalaan. konservasi bermacam-macam, kadang dikelola
Paket teknologi (kombinasi perbaikan untuk menyediakan habitat yang mosaik bagi
pengelolaan penggembalaan, genetik, satwa liar. Penggembalaan yang diperlukan
kesehatan ternak dll) perlu dikembangkan dan sangat spesifik dan keuntungan dapat
ditingkatkan dalam rangka pemelihara ternak dimaksimalkan jika karakteristik breed cocok
lebih produktif menggunakan padang dengan yang dibutuhkan. Sesuatu
5
penggembalaan yang sudah ada. pengembangan yang menarik di proyek
Bertambahnya perhatian terhadap produksi penggembalaan di Inggris, yang menyediakan
silvopastura, dalam program ini menyediakan informasi tentang breed spesifik terhadap
pembayaran untuk biaya pelayanan ekosistem preferensi penggembalaan, juga karakteristik
seperti carbon squestration, konservasi breed yang relevan dengan konservasi
keragaman hayati, dan pengelolaan daerah penggembalaan, seperti daya tahan, persyaratan
aliran sungai (FAO, 2006b). untuk peternakan, interaksi dengan masyarakat
Pengaruh dari penggembalaan yang tidak dan kemampuan pasar.
tepat dapat juga menjadi perhatian di negara
temperat contohnya di habitat dwarf shrub dan 3.3 Pola produksi
woodland. Tetapi penggembalaan yang dikelola Seperti telah didiskusikan di sub chapter
terlihat sebagai alat yang penting dalam sebelumnya, keberlanjutan banyak sistem
konservasi. Di Inggris, misalnya penggembalaan penggembalaan terancam oleh tekanan pada
digunakan untuk meningkatkan keragaman sumber daya alam dan gangguan pengelolaan
hayati padang penggembalaan yang kaya akan secara tradisional. Pada saat yang sama,
spesies tanaman, habitat heath dan wetland populasi ternak yang besar secara tradisional
(Harris, 2002). Beberapa spesies tanaman dapat tergantung pada produksi ternak yang subsisten,
hidup dibawah tekanan penggembalaan, sedang yang secara terus-menerus mencari
sebagian yang lain tidak bisa hidup di habitat penghidupan dari rangeland. Pada umumnya,
yang digembala, sementara spesies tanaman produktivitas padang penggembalaan jauh
lain dapat hidup bila tidak digembala selama ketinggalan dibanding area budidaya, walaupun
periode pertumbuhan. Itu sangat mungkin detil estimasi sulit dibuat. Sejumlah faktor
menggunakan penggembalaan yang dikelola berkontribusi terhadap tren ini. Pertama,
untuk mengontrol distribusi tanaman, dalam intensifikasi padang penggembalaan secara
hubungannya dengan tujuan konservasi. Pola teknis sulit dilakukan dan tidak menguntungkan.
injakan dan pengeluaran kotoran mempengaruhi Kendala umumnya berhubungan dengan kondisi
juga vegetasi, harus dipertimbangkan dalam iklim, topografi, tipisnya lapisan tanah,
pengelolaan konservasi. Sayangnya tanaman kemasaman tanah dan tekanan penyakit.
yang ingin dikontrol oleh manager konservasi
tidak selalu jenis yang disukai ternak. Problem ini 5
http://www.grazinginganimalproject.info/pilot1024.php?detect=true
162
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Kondisi sulit untuk mengkarakteristik padang tujuan produksi. Motorisasi juga berarti peranan
penggembalaan telah ditunjukkan oleh hewan beban, seperti unta atau keledai menurun
pastoralist dan agropastoralist area arid dan dalam peruntukkannya. Introduksi modern obat-
semi- arid, sub-Sahara Afrika. Kendala-kendala obatan hewan dapat meningkatkan ukuran
dapat diatasi dengan investasi secara besar- jumlah ternak (FAO, 2001c) dan mungkin
besaran pada berbagai aspek; sedikit demi memudahkan introduksi sumber genetik eksotik
sedikit intervensi tidak akan memberikan yang kurang beradaptasi dengan tantangan
pengaruh. Ditambahkan lagi, di banyak negara penyakit lokal.
Afrika dan Asia, kebanyakan pastura dibawah Sejumlah faktor mengancam sistem pastura
kepemilikan umum, yang menyulitkan bila bergerak. Perluasan lahan untuk tanaman pada
dilakukan intensifikasi. Tanpa, dikelola secara bekas penggembalaan adalah salah satu
kelembagaan, investasi swasta sulit dilakukan ancaman kadang digerakkan oleh adanya
sebagai imbalan kepada perseorangan, secara pertumbuhan populasi dalam sistem produksi
proporsional dengan jumlah ternak yang tanaman (FAO, 1996b). Gangguan, terutama
dipelihara di lahan komunal. Tidak adanya adanya budidaya tanaman di lahan
infrastruktur di area yang terpencil ini, penggembalaan pada musim kemarau, yang
menambah kesulitan dalam memperbaiki merupakan elemen kunci strategi
produktivitas melalui investasi perseorangan. penggembalaan pastura bergerak (mobile).
Secara global keterbatasan-keterbatasan ini Pengembangan program irigasi, juga
direfleksikan dalam pertumbuhan yang lambat meningkatkan perluasan area untuk budidaya
dari produksi daging pada sistem padang tanaman (FAO, 2001c). Apalagi beberapa
penggembalaan dibanding dengan sistem komunitas pastoralist yang memproduksi
industri (FAO, 1996a). tanaman sudah umum dilakukan, sebagai
Meskipun di area terpencil, sistem produksi respon terhadap ketidak amanan penghidupan
pastura dipengaruh oleh perubahan skala makro yang berbasis peternakan dan sebagai hasil
ekonomi, politik dan sosial dan juga adanya komunitas yang tidak berpindah-pindah (Morris,
perkembangan teknologi dan infrastruktur. 1988).
Bertambahnya perdagangan global, sebagai Ada perpindahan dari pastoralis menuju
contoh pemasaran produk dari sistem pastura agropastoralis (istilah yang kurang jelas
dipengaruhi oleh kompetisi adanya daging impor mengenai sistem produksi di lingkungan arid dan
atau dengan bertambahnya persyaratan ketat semi-arid yang menkombinasikan tanaman dan
tentang kesehatan (FAO, 2001c). Penanganan ternak, tetapi ternak tergantung pada
konflik secara modern, endemik pada beberapa penggembalaan di rangeland). Di sub-Saharan
zona pastura, mengganggu aktivitas Afrika, misalnya Thornton et al., (2002)
penggembalaan, dan memindahkan populasi. memprediksi adanya pergeseran yang besar dari
Transportasi menggunakan motor atau mesin sistem pastoral ke sistem agropastoral selama
(motorisasi), memungkinkan ternak berpindah 50 tahun kedepan. Di daerah pegunungan di
mencari angonan atau ke pasar, kondisi ini Asia, rute perpindahan juga terganggu oleh
menjadi umum di daerah Timur Tengah dan adanya perluasan pertanaman (FAO, 2003).
sekitarnya (FAO, 1996b). Ini juga dapat Pemagaran area padang penggembalaan
berpotensi mengganggu cara tradisional dalam tradisional juga merupakan problem bagi
pengelolaan penggembalaan, pengembangan ini pemelihara ternak bagian Andes (lihat kotak 102,
dapat berpengaruh terhadap permintaan sumber bagian 4, bab F6)
daya genetik, menurunnya kesukaan terhadap Kebijakan peningkatan sistem tidak berpindah-
karakteristik seperti kemampuan berjalan dan pindah, pengaturan stocking rate atau
meningkatkan lebih berorientasi pasar dalam pengembangan tipe ranch individu juga
163
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
memegang peranan (FAO, 1996b). Khususnya tetap merupakan suatu sumber daya, suatu
di Afrika, pembukaan wildlife reserve (suaka sistem produksi daging dan susu yang murah di
margasatwa) yang dimotivasi baik oleh tujuan suatu lahan yang sulit untuk mengekploitasi
konservasi maupun potensi ekonomi untuk turis, (FAO, 2001c). Juga diakui bahwa kebijakan
dapat meniadakan pastoralis dari lahan pengembangan yang tepat untuk rangeland
penggembalaa tradisional (FAO, 2001c). diperlukan, jika sistem seperti ini adalah untuk
Sekolah dan alternatif pekerjaan (contoh keberlangsungan hidup (ibid.) Seperti pada
penyebab migrasi ke daerah perkotaan) lokasi terpencil, prospek untuk kemunculan
membatasi ketersediaan tenaga untuk alternatif pendapatan terbatas dan mengais
penggembalaan dan meningkatkan pola tidak kehidupan dari memelihara ternak, adalah sedikit
berpindah-pindah atau menetap (ibid.). yang tersisa untuk pilihan mata pencaharian
Sementara perbedaan kekuatan penggerak bagi masyarakat lokal (FAO, 2003). Perluasan
bervariasi dari tempat satu ketempat lain. Pola tanaman mungkin tidak selalu berkelanjutan
yang luas adalah menuju adanya jumlah yang dalam jangka panjang, terutama jika
lebih besar masyarakat mencari kehidupan dari pengembangan pengairan yang tepat tidak
area penggembalaan terbatas, kadang tidak diimplementasikan dan menjalankan lagi
dikelola dengan baik. Dibawah tekanan yang peternakan pastoral di beberapa tempat tidak
hebat, penggembala mungkin terpaksa dapat dikesampingkan (FAO, 2001c). Salah satu
melepaskan penghidupan pastoral. Ini mungkin bagian di dunia yang akhir-akhir ini kembali ke
dengan beralih breed atau spesies ternak yang sistem penggembalaan tradisional adalah Asia
digunakan, sebagai peternak mereka Tengah, dengan adanya penurunan usaha
beradaptasi dengan situasi yang sulit. Sebagai pertanian kolektif dan infrastruktur yang dibuat
contoh, bila sumber daya pastura berkurang selama era Soviet (ibid.)
mereka beradaptasi dengan melepas sapinya Sistem ranch ekstensif di Amerika Latin dan
dan berganti dengan ruminansia kecil atau unta. Carribean juga mengalami perubahan. Subsidi
Pola perbedaan sosial juga banyak tersebar. yang meningkatkan perluasan peternakan ranch
peningkatan oleh perbedaan kemampuan untuk (kadang atas biaya hutan hujan) sebagian besar
merespon gangguan sistem pastoral dan telah berakhir (FAO, 2006b). Permintaan
mengambil keuntungan kebijakan dan perkotaan akan tanaman bahan pokok
perkembangan teknologi. Skala besar, kadang, kebutuhan dan perbaikan infrastruktur jalan
bukan pemilik ternak disatu pihak populasi orang meningkatkan pertanian campuran di area
miskin meningkat di sekitar pemukiman padang penggembalaan (FAO, 1996a). Pada
perkotaan, di lain pihak mungkin tidak lama lagi saat yang sama, meningkatnya jumlah insentif
atau tidak mempunyai keinginan untuk digunakan untuk meningkatkan konservasi
melanjutkan penghidupan di pastoral. Breed sumber daya alam dan pelayanan lingkungan
ternak di area pastoral tidak hanya beradaptasi yang diperlukan (FAO, 2006b). Salah satu
dengan lingkungan akan tetapi telah pemikiran pengembangan adalah sistem
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan silvopastura (ibid.).
preferensi peternak, adanya perubahan tersebut Dekade yang akan datang, sistem
akan memberikan efek yang siknifikan terhadap penggembalaan sepertinya dipengaruhi oleh
SDGT. perubahan temperatur dan pola curah hujan
Garis besar/skema pola menuju sehubungan dengan perubahan iklim global.
menghilangnya sistem produksi ternak Sulit diprediksi secara tepat pengaruh perubahan
tradisional bergerak, beberapa faktor iklim global terhadap produksi peternakan.
countervailing perlu diperhatikan. Makin Tetapi perubahan lamanya periode pertumbuhan
meningkatnya pengakuan bahwa pastoralis diharapkan menggeser batas zona yang cocok
164
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
untuk budidaya tanaman. Di sub-Sahara Afrika, lahan untuk pertanian campuran tergantung
Thronton et al., (2002) memprediksi bahwa area kemungkinan untuk produksi tanaman tadah
yang sekarang untuk pertanian tanaman akan hujan (Tabel 50) atau dimana jumlah dan
lebih cocok untuk produksi pastura pada tahun distribusi curah hujan tidak memungkinkan
2050 termasuk area sepanjang Sahel dan Sudan produksi tanaman untuk lahan tadah hujan,
dan sepanjang bagian selatan Angola dan kemungkinan menggunakan irigasi.
Zimbabwe Tengah, juga zona peralihan menuju Kebanyakan ruminansia di dunia dipelihara
dataran rendah Ethiopia. Sebaliknya beberapa didalam sistem tanaman-ternak; 68% populasi
lahan pastoral, terutama di Kenya, republik sapi dunia, 66% populasi domba dan kambing
Tanzania dan Ethiopia diprediksi menjadi cocok and 100% populasi kerbau. Ini di konversikan
untuk pertanian campuran. Tetapi secara menjadi 68% produksi daging sapi dan anak
keseluruhan, lahan di sub-Sahara Afrika dimana sapi, 100% produksi daging kerbau, 67%
iklim cocok untuk produksi tanaman diprediksi produksi daging domba dan kambing; dan 88%
menurun (ibid.). Asia bagian tengah dan Amerika produksi susu. Pertanian campuran juga
Utara, dimana area untuk sistem memproduksi 57% daging babi, 31% daging
penggembalaan sangat penting, juga diprediksi unggas dan 49% produksi telur (Tabel 46)
sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim Banyak sistem pertanian, tanaman-ternak di
(Phillips, 2002). Peningkatan frekuensi dan negara berkembang dicirikan oleh adanya
hebatnya kekeringan diperkirakan menambah eksternal input yang rendah, produk salah satu
buruk tekanan pada sistem produksi dilahan komponen dari sistem ini digunakan sebagai
kering (FAO, 2001c). input oleh yang lain (Tabel 51). Limbah tanaman
Pada zona temperat di negara-negara maju, menyediakan suatu sumber pakan untuk ternak,
fungsi sistem penggembalaan juga berubah. sementara pupuk membantu menjaga kesuburan
Permintaan terhadap sistem bertambah tanah (Savadogo, 2000) dan ternak tarik
berhubungan dengan pelayanan lingkungan dan menyediakan tenaga. Ternak menawarkan alat
signifikansi produksi ternak per se kadang intensifikasi sistem produksi tanaman pangan
menurun (FAO, 1996a). Kebijakan berhubungan yang didasarkan adanya keterbatasan tenaga
dengan syarat pekerjaan di lokasi terpencil buruk kerja atau input yang mahal. Daur ulang nutrisi
dan area pedesaan. Sementara di beberapa dan terbatasnya penggunaan sumber daya yang
kasus, breed ternak yang beradaptasi terancam tidak dapat diperbaharui, menghasilkan benign
tidak menguntungkan untuk produksi ternak di impact pada lingkungan.
area terpencil, breed dengan input rendah paling Sistem tradisional pertanian campuran di
cocok untuk peranannya seperti konservasi area negara berkembang adalah rumah untuk banyak
penggembalaan, produksi produk tertentu atau keluarga miskin di dunia (Thornton et al., 2002).
sebagai bagian landscape pedesaan untuk Untuk keluarga miskin, ternak menyediakan alat
menarik turis. (cara) mendiversifikasi kegiatan, merupakan aset
untuk dijual untuk mendapatkan uang kontan bila
memerlukan, menyediakan bermacam produk
4 Sistem pertanian campuran untuk kebutuhan konsumsinya, dan seperti
disebutkan diatas kontribusinya terhadap
4.1 Tinjauan sistem pertanian produksi tanaman. Pembelian input seperti
Sistem produksi tanaman-ternak memdominasi kesehatan hewannya, pakan dan kandang
produksi petani kecil diseluruh negara terbatas.
berkembang. Sistem ini dominan di subhumid Ada berbagai bentuk sistem pertanian
dan humid tropis, juga tersebar di daerah semi campuran di dunia. Di zona iklim sedang, negara
arid dan highland dan temperat. Peggunaan maju, sistem produksi intensif, penggunaan
165
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
TABEL 50
Potensi produksi di lahan tadah hujan
TABEL 51
Interaksi tanaman ternak utama dalam sistem integrasi tanaman-ternak
Lahan pertanaman yang bera atau improved fallow (ley) Baik ruminansia maupun non-ruminansia menyediakan
dan tanaman penutup yang tumbuh di bawah tanaman pupuk untuk menjaga dan perbaikan kesuburan tanah. Di
pohon perenial (tanaman menahun) dapat menyediakan banyak sistem pertanian, pupuk satu-satunya sumber
penggembalaan untuk ruminansia nutrisi untuk tanamannya. Pupuk dapat digunakan pada
lahannya atau seperti di Asia Tenggara, digunakan dengan
air dan diberikan pada tanaman sayuran, limbahnya
digunakan oleh ruminansia.
Sistem pertanaman, seperti alley cropping (pertanaman Penjualan produk ternak dan penyewaan ternak tarik dapat
lorong) dapat menyediakan hijauan dari tanaman pohon menyediakan uang kontan untuk membeli pupuk dan
untuk ruminansia pestisida yang digunakan untuk produksi tanamannya.
166
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
input eksternal lebih besar, output breed ternak beradaptasi kegiatan mata pencaharian dalam
yang tinggi. Tujuan produksi sebagian besar menghadapi perubahan keadaan (Ibid.)
menfokuskan pada produk tunggal. Pemberian
pakan ternak selama bulan-bulan dingin tiap 4.2 Isu-isu Lingkungan
tahun merupakan tantangan, dan permintaan Sistem pertaniam campuran, bila dikelola
produk ternak tinggi, ketersediaan ternak dengan baik, umumnya dikenal menguntungkan
dengan produksi tinggi, lahan pertanian kadang dalam lingkungan. Penggunaan ternak tarik dari
dicurahkan untuk tanaman pakan ternak yang pada mekanisasi pertanian dan penggunaan
diawetkan untuk pakan musim dingin (FAO, eksternal input yang terbatas mengurangi
1996a). Sebaliknya, pada pertanian campuran di kebutuhan bahan bakar. Limbah pertanian dan
daerah tropis, dataran tinggi (pegunungan), produksi ternak didaur ulang melalui komponen
ternak cenderung mempunyai multi fungsi, lain dari sistem ini. Kesuburan lahan pertanian
dengan sebagai pelayanan pendukung terjaga, nutrien tidak hilang dalam ekosistem
pertanaman, sangat signifikan (Abegaz, 2005). dimana mereka dapat menjadi polutan. Dalam
Zona humid dan subhumid tropis memerlukan hal keragaman hayati, petani/peternak dalam
persyaratan untuk produksi ternak. Temperatur sistem pertanian campuran mendukung
dan kelembaban yang tinggi, juga tantangan diversitas pohon-pohon dan burung yang lebih
penyakit ternak kadang sangat parah. Di besar dari pada di sistem penggembalaan.
lingkungan seperti ini, fungsi dominan ternak, Penambahan pupuk ke tanah juga
sekali lagi syarat input bagi produksi tanaman meningkatkan diversitas mikroflora tanah dan
pangan. fauna. Di lain pihak, tekanan penggembalaan
Di lingkungan yang lebih kering, produksi yang berat di area yang berbatasan dengan
tanaman menjadi lebih sulit dan riskan. Ternak lahan pertanaman dapat mengurangi
memperoleh peranan lebih dalam hubungannya keragaman hayati. Pengembangan budidaya
dengan tanaman dalam produk untuk dijual tanaman dapat juga menuju fragmentasi habitat
maupun untuk konsumsi rumah tangga, dan satwa liar.
menawarkan alat diversifikasi penghidupan bila Sistem pertanian campuran yang
pertanian tanaman gagal. Ketersediaan yang berkelanjutan kadang terancam - menimbulkan
terbatas limbah pertanian, artinya bahwa lahan perhatian lebih besar menyangkut lingkungan.
penggembalaan menjadi lebih penting sebagai Sistem ini dipengaruhi baik oleh perubahan
sumber pakan. Ternak tarik adalah umum dan dalam permintaan dan interaksi dengan sumber
ternak berkontribusi untuk meningkatkan daya alam berbasis pada produksi ternak. Isu
produktivitas lahan tanaman dengan kunci adalah salah satunya, keseimbangan
memindahkan nutrien dari rangeland dalam nutrien (FAO, 1996b). Tuntutan yang tinggi dari
bentuk pupuk. Bahan bakar dalam bentuk produk ternak dapat melampaui kapasitas
pupuk kandang merupakan produk ternak yang produksi dari pertanian campuran dan menuju
penting, terutama dimana kayu bakar jarang produksi khusus. Pupuk buatan menggantikan
dengan terjadinya deforestasi. Pada kondisi pupuk ternak, traktor menggantikan ternak kerja
seperti ini, sistem agropastura, yang melibatkan dan varietas tanaman dengan produksi tinggi
ternak menjauh dari lahan pertanian untuk memproduksi lebih sedikit limbah untuk pakan.
beberapa waktu dalam satu tahun adalah lazim Produksi ternak dan tanaman pangan menjadi
(Devendra et al., 2005). Di beberapa tempat lebih terpisah. Pada keadaan tertentu, daur
produksi agropastura adalah sistem tradisional nutrien antara tanaman dan ternak menjadi
yang telah digunakan sejak lama. Pada kasus problematik dan kelebihan nutrien mungkin
yang lain, faham agropastura telah muncul masuk ke ekosistem di sekitarnya.
sebagai pasturalis or petani yang menetap dan
167
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Sebaliknya, di area yang lebih terisolasi, pertanian campuran sedang bangkit sebagai
sistem pertanian campuran dapat memasuki jalan untuk daur ulang nutrien (Bos, 2002; Van
penurunan kesuburan. Meningkatnya kepadatan Keulen dan Schiere, 2005). Di area yang lain,
populasi, rasio penggembalaan dan lahan seperti di Dataran Tengah Amerika Serikat
pertanaman berkurang, dengan demikian memelihara ternak didalam sistem pertanaman
menurunkan ketersediaan nutrien yang ditansfer adalah alat untuk mengurangi resiko (Schiere et
dari lahan pastura. Produksi tanaman cenderung al., 2004).
menurun, menimbulkan perluasan pertanaman Seperti telah diuraikan diatas, banyak negara
dan kompetisi yang lebih besar untuk lahan. berkembang mempunyai pengalaman
Penggunaan ternak tarik dapat memudahkan meningkatnya permintaan yang sangat cepat
perluasan pertanaman, sehingga memperburuk terhadap produk ternak. Tekanan untuk
masalah. Jumlah lebih banyak ternak gembala, memenuhi permintaan ini, menimbulkan
lebih terbatas lahan pastura lebih lanjut tumbuhnya sistem tanpa lahan, dengan
menimbulkan hilangnya kesuburan tanah dan mengorbankan pertanian campuran tradisional.
erosi. Ketidak adanya sumber pendapatan untuk Di area dimana pertumbuhan ekonomi cepat,
mendukung praktek konservasi dan menjaga penciptaan pekerjaan alternatif berkontribusi
kesuburan tanah, siklus negatif dapat terjadi terhadap permulaan dari bentuk pertanian
suatu situasi yang disebut sebagai involution tradisional dengan intensif tenaga kerja.
dari sistem pertanian (FAO, 1998). Munculnya permintaan produk susu di banyak
negara berkembang memunculkan
4.3 Pola produksi pengembangan sektor sapi perah yang
Diantara faktor yang mempengaruhi berorientasi komersial memfokuskan di pasar
pengembangan sistem pertanian campuran perkotaan. Sistem ini cenderung memerlukan
adalah permintaan produk ternak dan input eksternal yang tinggi dibanding sistem
ketersediaannya dan input biaya. Pertumbuhan tradisional pertanian campuran dan kadang
ekonomi di negara maju menimbulkan melibatkan penggunaan ternak breed eksotik
permintaan yang tinggi untuk produk daging dan atau persilangan.
susu dan telah membuat tersedianya berbagai Tetapi di lokasi dimana akses memperluas
input yang meningkatkan hasil produk ternak. Ini pasar terbatas, khususnya di bagian sub-Sahara
menghasilkan pola sistem pertanian campuran Afrika, pengaruh yang dihubungkan dengan
di daerah temperat, terutama di Eropa dan Revolusi peternakan tidak terlalu kelihatan.
Amerika Utara, menuju skala yang lebih besar, Demikian pula ketidak beradaan permintaan
mekanisasi pertanian, membeli pakan, input pasar untuk produk ternak, area terpencil
obat-obatan hewan dan perkandangan. Produksi kadang menghadapi terbatasnya akses pada
ternak cenderung menjadi spesialisasi dalam input dan pelayanan. Ditambah lagi, kebutuhan
satu produk seperti daging atau susu. untuk ternak multi fungsi tetap kuat, dan
Tambahan lagi adanya tren menuju pemisahan membatasi pengembangan produksi yang lebih
produksi tanaman dan ternak, terutama komersial.
monogastrik terkonsentrasi pada sistem tanpa Disamping bergesernya permintaan,
lahan. Dalam kontek ini, breed lokal tradisional, berubahnya sistem pertanian campuran adalah
beradaptasi kondisi yang keras atau untuk multi adanya tekanan pada sumberdaya. Tekanan ini
fungsi, popularitasnya menurun dan mungkin menghasilkan dalam perubahan praktek
terancam kepunahan. Tetapi beberapa faktor pengelolaan pakan dan hubungannya antara
yang mengindikasikan tetap adanya relevansi produksi ternak dan tanaman. Pertumbuhan
sistem pertanian tanaman ternak di kondisi populasi di area dimana kesempatan alternatif
kaya sumber daya. Di Belanda, misalnya pekerjaan sedikit, cenderung menuju perluasan
168
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
lahan pertanaman dan membatasi lahan pastura produksi pertanian campuran, bergantinya jenis
komunal untuk penggembalaan ternak. tanaman yang ditanam atau ternak yang
Pembatasan pada ketersediaan penggembalaan dipelihara.
berarti meningkatnya ketergantungan akan
limbah pertanian sebagai pakan ternak.
Pemilikan tanah yang makin menurun dalam 5 Isu-isu dalam pertanian
ukuran, peternakan makin terbatas, dan adanya campuran beririgasi
penggunaan yang lebih besar sumber pakan
dari luar (eksternal), seperti potong dan angkut Walaupun pengaruh segera dari irigasi adalah
hijauan pakan ternak. Dikombinasikan dengan pada komponen tanaman dari sistem, kondisi
bertambahnya tingkat permintaan yang produksi ternak juga cenderung berbeda di
diuraikan diatas, pengembangan ini banding di daerah tadah hujan. Irigasi
menyebabkan meningkatnya ketergantungan menurunkan variasi output yang diperoleh dari
input pakan yang dibeli, termasuk konsentrat pertanian tanaman dan musim tanam di area
dalam bentuk biji-bijian atau limbah industri. dimana periode pertumbuhan terbatas karena
Pada kondisi ini, sistem campuran berkembang kurangnya curah hujan. Baik penggunaan lahan
menuju produksi tanpa lahan. dan secara ekonomi terpengaruh. Sebaliknya,
Bertambahnya alternatif untuk mengganti input (terutama pakan) tersedia bagi produksi
fungsi tradisional ternak dalam sistem pertanian ternak, juga peranan ternak didalam sistem
campuran mempunyai pengaruh yang nyata produksi, dan mempengaruhi semua aspek
untuk keragaman SDGT. Mekanisasi tenaga produksi termasuk pengelolaan SDGT.
makin luas dan di banyak tempat menyebabkan Sistem pertanian campuran beririgasi tidak
menurunnya pentingnya ternak sebagai ternak menyebar luas di zona temperat atau dataran
tarik. Perkembangan ini cenderung tinggi tropik, tetapi ditemukan di negara-negara
mempengaruhi pemilihan breed ternak sapi dan Mediterania dan di beberapa zona temperat Asia
mengurangi peranan spesies yang dipelihara Timur (FAO, 1996a). Produksi padi beririgasi
untuk ternak tarik seperti kuda dan keledai. Tren tersebar secara luas di area dengan populasi
ini ditengahi oleh faktor-faktor seperti harga yang padat di pertanian campuran, di
bahan bakar, dan menurunnya peranan ternak humid/subhumid Asia. Tenaga tarik adalah
tarik adalah sama sekali jauh dari universal. sangat penting di sistem ini, untuk keperluan
Ternak penarik makin penting, di beberapa penyiapan lahan siklus tanam berikutnya. Di
bagian di Afrika dimana sebelumnya mempunyai Asia Tenggara dan Asia Timur, kerbau rawa
keterbatasan, tanah yang berat dan adanya lalat (Bubalus bubalus carabenensis) secara
tsetse. Meningkatnya penggunaan pupuk kimia tradisional merupakan ternak tarik, tetapi
(anorganik) juga mengurangi pentingnya ternak peranan ini terancam oleh adanya mekanisasi.
sebagai sumber pupuk. Fungsi lain dari ternak Terbatasnya kesempatan untuk penggembalaan
seperti tabungan dan angkutan juga menurun pada jerami berarti bahwa kerbau dan sapi
dengan nyata, dimana alternatif seperti biasanya diberi makan hijauan secara potong
pelayanan keuangan, sepeda motor menjadi angkut, terutama jerami. Kontribusi limbah
lebih tersedia. pertanian sebagai suatu sumber pakan hijauan,
Seperti dalam diskusi pola sistem mungkin terancam oleh penggunaan tanaman
penggembalaan, perubahan iklim sepertinya yang ditekankan pada produksi biji-bijian
menghasilkan beberapa pergeseran distribusi disamping jerami, seperti varietas tanaman padi
sistem pertanian campuran. Perubahan iklim dengan hasil yang tinggi telah digunakan secara
yang diiringi dengan perubahan distribusi hama luas pada sistem ini. Babi dan unggas kadang
dan penyakit dapat juga merubah sistem dipelihara dengan kondisi menggunakan
sampah dengan pakan suplemen (FAO, 2001a)
169
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
dan penggunaan limbah pangan dan limbah tanah, pengaruh pembuatan dam, problem yang
industri. Bermacam itik mungkin dipelihara di dihubungkan dengan pembuangan kelebihan air
sawah, mereka makan sisa-sisa padi, serangga yang mungkin terkontaminasi dengan kelebihan
dan invertebrata lain. nutrien atau pestisida (FAO, 1997). Sawah juga
Ketersediaan irigasi membuat pertanaman merupakan sumber emisi gas methan (FAO,
memungkinkan sepanjang tahun di zona 1996a). Tetapi masalah-masalah ini tidak ada
arid/semi arid. Di beberapa daerah kering hubungan secara spesifik dengan komponen
(misalnya di Israel) output yang sangat tinggi ternak pada sistem.
diperoleh dari sapi perah yang dipelihara secara Saat ini, di negara berkembang, pertanian
pengelolaan intensif pada sistem pertanian beririgasi menempati seperlima lahan yang baik
campuran beririgasi (FAO, 1996a). Ditempat untuk ditanami, 40% untuk produksi semua
lain, di India, sistem pertanian campuran tanaman dan 60% untuk sereal (Tabel 52).
beririgasi (kadang di zona semi arid) Proyeksi untuk produksi tanaman sampai
mendukung sejumlah besar peternak kecil periode tahun 2030 menunjukkan adanya
ternak perah yang berorientasi komersial, peningkatan secara nyata pertanian beririgasi.
kadang memelihara kerbau atau sapi Ini diperkirakan akan menyebabkan sepertiga
persilangan. Tuntutan nutrisi sangat tinggi pada dari total proyeksi naik di lahan yang baik untuk
sistem ini, kadang terjadi kekurangan kualitas ditanami dan lebih 70% peningkatan yang
pakan. Produksi hijauan beririgasi, meningkat diproyeksikan adalah untuk produksi sereal.
secara signifikan. Untuk petani skala kecil, Di sistem padi dengan populasi padat di Asia,
sedikit variabel dalam produksi tanaman ada sedikit perluasan area untuk budidaya
memungkinkan dengan irigasi mungkin tanaman dengan irigasi. Ukuran lahan menjadi
mengurangi peran nyata dari ternak sebagai lebih kecil, bahkan intensifikasi produksi padi
bufer bila terjadi kegagalan tanaman (Shah, tidak cukup menjamin hasil dari lahan tersebut
2005). Area yang didominasi skala besar (FAO, 2001a). Pada keadaan seperti ini,
beririgasi untuk produksi hasil bumi (seperti di diversifikasi kegiatan seperti perikanan atau
bagian Timur Tengah dan sekitarnya) juga peternakan intensif mungkin satu-satu nya
kadang mendukung populasi sapi, kerbau dan alternatif pekerjaan diluar usaha taninya atau
ruminansia kecil (FAO, 2001a). migrasi ke area perkotaan (ibid.). Sistem yang
Sistem pertanian campuran beririgasi terintegrasi seperti padi/sayur/babi/itik/ikan di
mempunyai permasalahan lingkungan khusus Thailand (Devendra et al., 2005) menawarkan
misalnya genangan air, atau salinisasi pada intensifikasi.
Tabel 52
Kontribusi produksi dengan irigasi dalam produksi total panen di negara berkembang
170
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
171
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Bab C
Implikasi Perubahan Sektor Peternakan
untukKeragaman Genetik
Dalam sistem produksi ternak berbasis lahan, pada breed tertentu. Pola sudah sangat maju di
spesies dan breed ternak telah diseleksi untuk negara maju. Di kebanyakan negara
berbagai kriteria termasuk sifat adaptasi berkembang, usaha sapi perah didominasi oleh
terhadap berbagai kondisi lingkungan. Dengan peternak skala kecil. Tetapi di peri-urban area
menghilangkan stress lingkungan, sistem industri penggunaan ternak eksotik atau persilangan
dapat fokus pada kisaran kriteria yang lebih untuk suplai perluasan pasar di perkotaan
sempit. Sistem industri dicirikan dengan standar meningkat. Baik digerakkan oleh permintaan,
produksi dan kontrol kondisi terhadap produksi perubahan ini juga didorong oleh adanya
sangat ketat (sangat terkontrol). Sistem ini juga perbaikan ketersediaan pelayanan kesehatan
sangat terspesialisasi: mereka mengoptimalkan hewan dan pelayanan lain serta perbaikan
parameter produksi, dengan satu output atau teknologi, yang memungkinkan memelihara
mengurangi jumlah output. Persyaratan genetik ternak yang kurang beradaptasi dengan kondisi
ternak untuk sistem industri dicirikan dengan : lokal untuk produksi. Sistem industri dan
Kurang menuntut adanya spesies atau breed perusahaan swasta perbibitan mempunyai
yang adaptasi dengan lingkungan; sumber daya untuk mengembangkan breed yang
Kurang menuntut ternak yang resisten atau cocok dengan kebutuhannya. Mereka telah
toleran terhadap penyakit, karena ternak mengembangkan breed khusus, yang dapat
dipelihara dalam sistem tertutup dan memaksimalkan produktivitas dalam kontek
peternak tergantung dengan penggunaan persyaratan yang diperlukan konsumen saat ini
secara intensif input kesehatan hewan; dan sumber pendanaan. Sebagai konsekuensi,
Menuntut adanya efisiensi, terutama erosi breed yang nyata telah terjadi di negara
konversi pakan untuk memaksimalkan maju, dimana produksi peternakan telah menjadi
keuntungan per ternak (dalam sistem industri selama tiga atau empat decade (lihat
industri, biaya pakan mencapai 60-80% dari Bagian1-Bab B).
biaya produksi); dan Tetapi dalam jangka menengah dan jangka
Menuntut kualitas dikarenakan tuntutan panjang kriteria seleksi breed dalam sistem
konsumen dan persyaratan teknis sesuai industri mungkin harus direvisi. Saat ini produksi
standar yang berlaku; ukuran, kandungan secara industri dicirikan dengan biaya input yang
lemak, warna, rasa, dll. rendah (misalnya biji-bijian, energi dan air);
Industrialisasi peternakan yang paling maju Kurangnya kebijakan lokal mengenai lingkungan
adalah sektor babi dan unggas. Terutama di dan kesehatan masyarakat; dan di negara
Eropa, Amerika Utara dan Australia, daging babi berkembang, umumnya kepedulian masyarakat
diproduksi secara industri, dan sedikit tentang ternak yang dipelihara rendah.. Bila
perusahaan perbibitan transnasional kebijakan publik sesuai dengan nilai sumber
mendominasi rantai produksi. Sektor unggas, daya merefleksikan nilai sosial dan konsumen
merupakan industri dalam semua bentuk menjadi lebih tertarik pada aspek agroekologi
produksi ternak dan produksi skala besar dan kesejahteraan dalam produksi ternak, maka
menyebar di banyak negara berkembang. dalam kontek ekonomi dapat berubah.
Produksi ternak perah juga tergantung hanya
173
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
174
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
175
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Devendra, C., Morton, J., Rischkowsky, B. & Thomas, FAO. 2004. Classification and characterization of world
D. 2005 Livestock systems. In E. Owen, a. Kitalyi, N. livestock production systems. Update of the 1994
Jayasuriya & T. Smith, eds. Livestock and wealth livestock production systems dataset with recent
creation: improving the husbandry of animals kept by data, by J. Groenewold. Unpublished Report. Rome.
resource- poor people in developing countries, pp.
2952. Nottingham, UK. Nottingham University FAO. 2005a. Pollution from industrialized livestock pro-
Press. duction. Livestock Policy Brief, No. 2. Rome.
Devendra, C., Thomas, D., Jabbar, M.A. & Kudo, H. FAO. 2005b. The globalizing livestock sector: impact of
1997. Improvement of livestock production in rainfed changing markets. Committee on agriculture,
agro-ecological zones of South-East Asia. Nairobi. Nineteenth Session, Item 6. Rome.
International Livestock Research Institute. FAO. 2005c. Agricultural and rural development in the
Doppler, W. 1991. Landwirtschaftliche Betriebssysteme 21st century: lessons from the past and policies for
in den Tropen und Subtropen. Stuttgart, Germany. the future. An International Dialogue 910
Ulmer. September 2005 Beijing China. Background paper.
Rome. (available at
FAO. 1996a. World livestock production systems. ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/meeting/010/ae885e.pdf).
Current status issues and trends, by C. Ser & H.
Steinfeld with J. Groenewold. animal Production and FAO. 2006a. World agriculture: towards 2030/2050.
Health Paper, No. 127. Rome. Interim report. Rome.
FAO. 1996b. Livestock and the environment: finding a FAO. 2006b. Relevance and applicability of the Latin
balance, by C. de Haan, H. Steinfeld & H. Blackburn. American experience for the development of benefit
Rome. sharing mechanisms for payment of environmental
services at the forest-pasture interface in Southeast
FAO. 1997. Small scale irrigation for arid zones: issues and East Asia, by M. Vinqvist & M. Rosales, LEAD
and options, by D. Hillel. FaO Development Series, Electronic Newsletter V3N2, February 2006. Rome.
No. 2. Rome. (available at http://www.fao.org/do- (also available at
crep/W3094E/W3094E00.htm). http://www.virtualcentre.org/en/enl/a3/
download/enl08_a3_Policy paper.doc).
FAO. 1998. A food security perspective to livestock and
the environment, by L. Fresco & H. Steinfeld. Rome. FAO. 2006c. Livestocks long shadow environmental
(available at issues and options, by H. Steinfeld, P. Gerber, T.
http://www.fao.org/WaIRDOCS/LEaD/X6131E/X6131 Wassenaar, V. Castel, M. Rosales & C. de Haan.
E00.HTM). Rome.
FAO. 2001a. Farming systems and poverty improving FAO. 2006d. Underneath the livestock revolution, by A.
farmers livelihoods in a changing world, by J. Dixon, Costales, P. Gerber & H. Steinfeld. In Livestock
A. Gulliver & D. Gibbon (ed. M. Hall). Rome. (also report 2006, pp. 1527. Rome.
available at
http://www.fao.org./DOCRP/Y1860E/y1860e00. htm). FAO. 2006e. The future of small-scale dairying, by
Bennet, F. Lhoste, J. Crook, & J. Phelan. In
FAO. 2001b. Livestock keeping in urban areas, a Livestock report 2006, pp. 4555. Rome.
review of traditional technologies, by J.B. Schiere, &
R. Van Der Hoek. animal Production and Health FAO. 2006f. Old players, new players, by H. Steinfeld,
Paper, No. 151. Rome. & P. Chilonda. In Livestock report 2006, pp. 314.
Rome.
FAO. 2001c. Pastoralism in the new millennium.
Production and Health Paper, No. 150. Rome. FAO. 2006g. Cattle ranching and deforestation.
Livestock Policy Brief No. 3. Rome.
FAO. 2002a. World agriculture: towards 2015/2030. An
FAO perspective, edited by J. Bruinsma. London. FAO. 2006h. Policies and strategies to address the
Earthscan Publications. vulnerability of pastoralists in sub-Saharan Africa, by
N. Rass. PPLPI (Pro-Poor Livestock Policy Initiative)
FAO. 2002b. The state of food insecurity in the world Working Paper 37. Rome.
2002. Rome.
FAOSTAT (available at http://faostat.fao.org)
FAO. 2003. Transhumant grazing systems in
temperate Asia, edited by J.M. Suttie & S.G. Farina, E.M.M.Q., Gutman, G.E., Lavarello, P.J.,
Reynolds. Plant Production and Protection Series Nunes, R. & Reardon, T. 2005. Private and public
No. 31(Rev. 1). Rome. milk standards in argentina and Brazil. Food Policy,
30(3): 302315.
176
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
Gerber, P., Chilonda, P., Franceschini, G. & Menzi, H. Phillips, C. 2002. Future trends in the management of
2005. Geographical determinants and environmental livestock production. Outlook on Agriculture, 31(1):
implications of livestock production intensification in 711.
Asia. Bioresource Technology, 96: 263276.
Poapongsakorn, N., NaRanong, V., Delgado, C.,
Harrington, G. 1994. Consumer demands: major prob- Narrod, C., Siriprapanukul, P., Srianant, N.,
lems facing industry in a consumer-driven society. Goolchai, P., Ruangchan, S., Methrsuraruk, S.,
Meat Science, 36: 518. Jittreekhun, T., Chalermpao, N., Tiongco, M. &
Suwankiri, B. 2003. Policy, technical, and environ-
Harris, M.E. 1985. Good to eat: riddles of food and mental determinants and implications of the scaling-
culture. New York, USa. Simon and Schuster. up of swine, broiler, layer and milk production in
Harris, R.A. 2002. Suitability of grazing and mowing as Thailand. Washington DC. IFPRI-FaO. aGaL LEaD
management tools in Western Europe. Experiences Livestock Industrialization Project.
in Scotland and the United Kingdom. In J. Bokdam, Rae, A. 1998. The effects of expenditure growth and
A. van Braeckel, C.Werpachowski & M. Znaniecka, urbanisation on food consumption in East asia: a
eds. Grazing as a conservation management tool in note on animal products. Agricultural Economics,
peatland. Report of a Workshop held 22-26 April 18(3): 291299.
2002 in Goniadz Poland. Wageningen, the
Netherlands. University of Wageningen/Biebrza Reardon, T. & Berdegu, J.A. 2002. The rapid rise of
National Park/WWF. supermarkets in Latin america: challenges and
opportunities for development. Development Policy
Ifar, S. 1996. Relevance of ruminants in upland mixed Review, 20(4): 371388.
farming systems in East Java, Indonesia. PhD
Thesis, Wageningen agricultural University, the Reardon, T. & Timmer, C.P. 2005. Transformation of
Netherlands. (PhD Thesis) markets for agricultural output in developing
countries since 1950: how has thinking changed? In
IPCC. 2001 Climate Change 2001. Cambridge, UK. R.E. Evenson, P. Pingali & T.P Schultz eds.
Cambridge University Press. Handbook of agricultural economics: agricultural
Jahnke, H.E. 1982. Livestock production systems and development: farmers, farm production and farm
livestock development in tropical Africa. Kiel, markets. Volume 3. amsterdam. North-Holland Publ.
Germany. Wissenschaftsverlag Vauk. Ruthenburg, H. 1980. Farming systems in the tropics.
King, B.S., Tietyen J.L. & Vickner, S.S. 2000. 3rd edition. Oxford, UK. Clarendon Press.
Consumer trends and opportunities. Lexington KY, Savadogo, M. 2000: Crop residue management in rela-
USA. University of Kentucky. tion to sustainable land use. A case study in Burkina
Krystallis, A. & Arvanitoyannis, I.S. 2006. Investigating Faso. Wageningen University, the Netherlands. (PhD
the concept of meat quality from the consumers Thesis).
perspective: the case of Greece. Meat Science, 72: Schiere J.B., Baumhardt A.L., Van Keulen H.,
164176. Whitbread A.M., Bruinsma A.S., Goodchild A.V.,
Morris, J.R. 1988. Interventions for African pastoral Gregorini P., Slingerland, M.A. & Wiedemann-
development under adverse production trends. Hartwell B. 2006a. Mixed crop-livestock systems in
african Livestock Policy analysis Network Paper, No. semi-arid regions. In G.A. Peterson, P.W. Unger &
16. Addis Ababa. International Livestock Centre for W.Payne eds. Dryland agriculture, 2nd ed.
Africa (ILCA). Agronomy. Monograph. No. 23, pp. 227291.
Madison, Wisconsin, USa. american Society of
Morrison, J.A., Balcombe, K., Bailey, A., Klonaris, S. & Agronomy, Inc., Crop Science Society of America,
Rapsomanikis, G. 2003. Expenditure on different Inc., Soil Science Society of Inc.
categories of meat in Greece: the influence of
changing tastes. Agricultural Economics, 28: 139 Schiere, J.B., Joshi, A.L., Seetharam, A., Oosting, S.J.,
150. Goodchild, A.V., Deinum, B. and Van Keulen, H.
2004. Grain and straw for whole crop value:
Naylor, R., Steinfeld, H., Falcon, W., Galloway, J., Smil, implications for crop management and genetic im-
V., Bradford, E., Alder, J. & Mooney, H. 2005. Losing provement strategies, a review paper. Experimental
the links between livestock and land. Science, 310: Agriculture, 40: 277 94.
16211622.
NDDB. 2005. Annual Report 2004/2005. Anand, India.
National Dairy Development Board.
177
ARAH SEKTOR PETERNAKAN
178
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bagian 3
PENGATURAN PENGELOLAAN
SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
179
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
180
BAGIAN 3
PENDAHULUAN
Bagian ini merupakan hasil analisa laporan beberapa negara mengenai pengaturan sumberdaya
genetik untuk pangan dan pertanian (SDGT) dari berdasarkan laporan yang tersedia dari negara-
negara tersebut. Laporan tersebut menguraikan perbedaan regional, mengidentifikasi beberapa
kelemahan tertentu sehingga dapat diketahui prioritas langkah strategi untuk mengatasinya.
Pendekatan analisa beragam antara bagian disesuaikan menurut informasi yang diperoleh dari
laporan negara-negara. Analisa yang disajikan dalam laporan ini berdasarkan laporan negara yang
diterima FAO antara tahun 2002 dan 2005 (terutama tahun 2003 dan 2004) sehingga belum
merupakan gambaran keseluruhan keadaan pada tahun 2007.
Bagian pertama menyajikan uraian kemampuan individu dan lembaga dalam pengaturan SDGT.
Bagian-bagian selanjutnya menjelaskan struktur program breeding, program konservasi dan
pemanfaatan bioteknologi reproduksi dan molekuler. Pada bagian akhir menyajikan framework
regulasi yang mempengaruhi SDGT. Framework dari suatu negara harus dipertimbangkan karena
merupakan bagian dari framework regional dan internasional. Oleh karena itu, analisa legislasi dan
kebijakan tingkat nasional dilanjutkan oleh suatu synopsis internasional yang relevan dan diskusi
legislasi tingkat regional (utamanya fokus pada Uni Eropa). Oleh karena masalah diskusi kebijakan
manajemen SDGT, akan dibicarakan secara terpisah.
181
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
182
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab A
Kelembagaan dan Pengguna
1 Pendahuluan
Pelaksanaan konservasi dan pemanfaatan dalam analisa Laporan negara dan sumber lain.
sumberdaya genetik sangat tergantung pada Kajian berbagai aspek kapasitas institusi dalam
framework institusi. Kemampuan manusia juga menajemen SDGT juga disajikan. Pada bagian
sangat penting. Selain itu, hal penting lainnya akhir didiskusikan beberapa potensi dan
adalah pengembangan institusi dan kapasitas hambatan utama.
building manajemen sumberdaya genetik di
lapangan. Tantangan lainnya adalah perbedaan
pengguna di lapangan yang memiliki latar 2 Analisis Framework
belakang dan motivasi berbeda serta memiliki
konflik interes. Tujuan dari analisa ini adalah untuk
Kapasitas dan peran insitusi mempengaruhi menginventariasi dan mengkaji kemampuan
perkembangannya. Insitutsi yang terlibat dalam manusia dan lembaga yang berkaitan dengan
manajemen sumberdaya genetik berdasarkan manajemen SDGT pada tingkat nasional,
faktor-faktor yang dibutuhkan sektor peternakan regional dan internasional.
mengubah kebijakan yang telah ada. Selain itu, Pada tingkat negara yang bersangkutan, ada
ada beberapa faktor tertentu yang beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti:
mempengaruhi kapasitas institusi selama Keterlibatan pengguna dalam
sepuluh tahun terakhir. Faktor-faktor tersebut mempersiapkan laporan negara bersamaan
antara lain termasuk Konvensi Keragaman dengan keterlibatannya dalam SDGT di
Hayati (KKH), yang memiliki framework legal lapangan, latar belakang/sejarah dan
untuk manajemen keragaman hayati. Perjanjian keanggotaan kelompok tersebut. Kategori
Organisasi perdagangan dunia (WTO) juga berikut ini digunakan untuk mengklasifikasi
disebutkan dalam beberapa laporan berbagai keanggotaan kelompok; organisasi
negara. Lebih lanjut, Sumberdaya genetik ternak pemerintah, gabungan peternak, organisasi
dan pertanian (SoW-AnGR) melaporkan proses konservasi, perusahaan komersil,
yang mempengaruhi perkembangan institusi penyumbang, penelitian, organisasi
pada tingkat negara melalui persiapan laporan pengembang, asosiasi pemuliaan ternak,
negara dan pengindentifikasian serta pemberian penyuluhan, asosiasi organisasi inseminasi,
kuasa dari Koordinator Nasional (National organisasi internasional baik milik
Coordinators/NC) dan Komisi Konsultasi pemerintah maupun non-pemerintah.
Nasional untuk sumberdaya genetik ternak Kajian institusi termasuk : infrasturktur
(SDGT). Persiapan pertemuan yang merupakan manajemen SDGT partisipasi pengguna
bagian dari proses SDGT yang memiliki forum lokal, lembaga penelitian, kesadaran akan
diskusi untuk pengguna regional. manajemen SDGT, peraturan dan program
Bagian selanjutnya meringkas kapasitas yang ada serta penerapan kebijakan SDGT.
network dan insitusi SDGT di lapangan. Analisa Beberapa organisasi dan network telah
berdasarkan kajian situasi di beberapa negara diketahui pada tingkat sub-regional, regional dan
yang disajikan dari Laporan negara. Penjelasan internasional,
ringkas menyajikan metodologi yang digunakan
183
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
2.1 Latar belakang dan peran pengguna di laporan lebih konsisten, tabel-tabel yang perlu
setiap negara disajikan antara lain:
Untuk tujuan analisa, partisipasi negara Tabel 4.6 penjelasan peran pengguna
pengguna dalam proses SoW-AnGR pada (pemerintah pusat, pemerintah
tingkat negara sangat penting dalam membentuk lokal/regional, perusahaan perorangan,
hubungan antara pengguna dan perlu ditunjuk organisasi pemuliaan, organisasi penelitian,
secara resmi insitusi nasional yang menangani organisasi non-pemerintah) dalam
manajemen SDGT, disamping informasi yang penerapan pengembangan SDGT
telah diberikan dalam laporan negara-negara. (pengaturan arah program pemuliaan,
seperti anggota NCC dan orang-orang yang identifikasi individu ternak, rekording,
terlibat dalam penyiapan laporan negara-negara inseminasi buatan (IB), evaluasi genetik).
atau aktivitas terkait dengan SDGT, informasi Tabel 4.7 penjelasan keterlibatan berbagai
tambahan pengguna dan latar belakang mereka pengguna terkait pengembangan SDGT
yang diperoleh dari sistem informasi FAOs DAD- (legislasi, perbaikan genetik, infrastruktur,
IS melalui penelusuran dari website. sumberdaya manusia dan organisasi
produser)
2.2 Kajian kemampuan institusi di setiap Tabel 4.8 penjelasan minat berbagai
negara
pengguna di berbagai bentuk SDGT (breed
Kajian insititusi seluruhnya berdasarkan
lokal adaptip, breed impor dari berbagai
informasi yang diperoleh dari laporan negara-
daerah, atau dari luar negeri)
negara. Dalam petunjuk pengembangan laporan
Tabel 4.9 penjelasan prioritas kebutuhan
negara, disarankan bahwa satu Bab sebaiknya
(pengetahuan, training, sumber dana,
menyajikan informasi kemampuan negara
organisasi pemuliaan) yang menunjang
tersebut dalam mengelola SDGT. Pada Bab ini
teknologi (rekording, evaluasi genetik, IB/TE
sebaiknya juga termasuk informasi infrastruktur
(transfer embrio), teknik molekuler.
lembaga dan sumberdaya manusia. Agar
TABEL 53
Sumber-sumber informasi untuk pengkajian tingkat nasional
Tambahan:
Bagian II: Bagian III:
Predefined
Perubahan Kemampuan Bagian VI:
Bagian IV: Bagian V: Table-tabel
Permintaan, nasional, Persiapan
Bagian I: Identifikasi Kerjasama dipersiapkan
Area tematik kebijakan pengkajian, Bagaimana
Pandangan prioritas Internasional untuk
politik, persyaratan Country
Nasional keterlibatan
strategi, building Report
pengguna,
program masa depan
prioritas
Infrastruktur/
Kapasitas
Partisipasi
Pengguna di
Tingkat
lokal/daerah
Penelitian
Pengetahuan
Kesadaran
Topik/bahasan
Hukum,
Program Politik
Derajat
Penerapan
Keterangan lihat lampiran Bab ini
184
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Dimana tersedia, informasi yang diberikan indentifikasi kelemahan tertentu pada sub-
dalam tabel ini digunakan untuk analisis. Namun, region/region berkaitan dengan kemampuan
hanya 38% dari negara-negara institusional. Perbandingan kajian institusional
memanfaatkannya. Untuk alasan ini, kerangka memungkinkan identifikasi negara-negara
analisis yang juga menarik pada bagian lain dari berpotensi sebagai pemimpin pada sub-
Laporan Negara dikembangkan. Variasi pada region/region.
tingkat rincian yang disajikan dalam laporan
tinggi, dan ditempatkan keterbatasan pada 2.3 Organisasi dan network yang berpotensi
lingkup untuk analisis kuantitatif. Bagian-bagian memiliki peran dalam kerjasama regional
dari Laporan Negara yang digunakan sebagai dan internasional
Kebanyakan laporan dari negara-negara,
sumber informasi untuk setiap daerah tematik
menyajikan bebarapa informasi kerjasama.
dinilai ditunjukkan pada Tabel 53.
Penelitian-penelitian dari web-site sebagai
Untuk setiap bidang lembaga, nilai diberikan
tambahan, juga digunakan untuk mendapatkan
menurut tingkat aktivitas/kemampuan negara
informasi lebih lanjut pengguna dan latar
yang bersangkutan. Negara-negara diberikan
belakangnya pada tingkat sub-regional, regional,
nilai 0 (tidak ada), +(sedikit). ++ (menengah),
dan internasional. Sumber-sumber informasi
atau +++ (tinggi). Nilai setiap bidang diberikan
lebih lanjut digunakan untuk menganalisa
secara subjektif berdasarkan kriteria seperti
struktur institusional, identifikasi pengguna dan
pada diskripsi country report (laporan negara),
network, adalah laporan-laporan dari organisasi
tabel informasi (bila ada), dan laporan prioritas
internasional (pemerintah dan non-pemerintah)
kebutuhan (lihat catatan lampiran Tabel 53).
diterima sebagai bagian dari proses SoW-AnGR,
Proporsi nilai negara-negara 0, +, ++ dan +++
dan informasi dari konsulatsi e-mail regional dan
dalam kajian kelembagaan disajikan dalam
sub-regional yang dibentuk oleh FAO pada akhir
setiap sub-region.
2005.
Nilai setiap negara dalam setiap bidang
pengkajian dipisahkan untuk mengkarakterisasi
keadaan sub-regional/regional. Nilai maksimum
(dicapai bila semua negara dalam suatu sub- 3 Pengguna, institusi, kapasitas
region atau region mendapat nilai +++ untuk dan struktur
kategori pertanyaan) sama dengan 1 (atau 3.1 Keterlibatan pengguna dalam proses
100%) dan nilai minimum (bila negara dalam penyusunan the State of the World
suatu sub-region atau region mendapat 0 untuk tingkat negara
kategori pertanyaan) sama dengan 0. Nilai rata- Hasil yang disajikan dalam Bab ini merupakan
rata region yang dicapai dalam kelembagaan perluasan hubungan yang telah ada antara
terlihat dalam Gambar 43 ( nilai untuk sub-region insitutsi negara yang telah ditunjuk untuk
ditunjukan pada tabel seperti dalam lampiran pengelolaan SDGT dan beragam pengguna di
bagian ini). Perbedaan skop diatur dalam skala lapangan. Partisipasi pengguna pada proses
dengan berkisar dari kemampuan dasar SoW-AnGR dipakai sebagai pengukur
organisasi sampai kemampuan strategis dalam keterlibatan. Untuk persiapan laporan negara,
mengelola SDGT. Contohnya, nilai rendah dalam negara-negara didorong melibatkan pengguna
pengkajian infrastruktur menunjukan suatu baik yang berasal dari pemerintah maupun non-
tindakan yang dibutuhkan pada tingkat dasar pemerintah (misalnya asosiasi pemulia ternak),
atau lembaga, sementara nilai tinggi untuk begitu juga sektor komersial. Selain nominasi
implementasi peraturan dan program politik Koordinator Nasional, struktur pendukung yang
menunjukkan keberadaan aktivitas pada level telah ada seperti National Consultative
strategis. Agregasi ini memungkinkan Committee (NCC) atau komisi konsultasi
185
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
nasional yang mewakili pengguna komersial lebih sering terlibat dalam NCC. Hal ini
direkomendasikan. mungkin disebabkan oleh transisi beberapa
Pola partisipasi berbagai kelompok pengguna negara, dan privatisasi dimana hubungannya
pada proses agak bervariasi antar negara. lebih tinggi antara pengguna pemerintah dan
Individu-individu berlatar belakang pemerintah komersial.
dan ilmiah umumnya terlibat. Institusi National
Agricultural Research Systems (NARS) atau 3.2 Kajian kapasitas institusional pada
Sistem Penelitian Pertanian Nasional berperan tingkat negara dan regional
penting dalam proses dan secara aktif terlibat
Partisipasi, infrastruktur dan kapasitas
dalam seluruh NARS dan proses persiapan
Sebagaimana pemanfaatan dan konservasi in
Laporan Negara. Sebanyak 44% dari negara-
situ SDGT dilakukan pada tingkat lokal,
negara tersebut, insitusi penyelenggara adalah
partisipasi yang besar pengguna non-
lembaga penelitian nasional. Akan tetapi, banyak
pemerintah, seperti organisasi pemulia ternak
Laporan Negara yang melaporkan bahwa
atau sektor swasta secara umum, proses
institusi ini jarang terlibat dalam penelitian yang
kebijakan yang berhubungan dengan SDGT
terkait SDGT, dan ketertarikan pada topik ini
mungkin sangat diharapkan. Akan tetapi hal ini
kadang terbatas pada departemen yang
tidak terjadi seperti yang terlihat dalam
kekurangan sumber dana keuangan. Selain itu,
Organisasi semacam yang berpotensi mengatasi
insitutsi penelitian yang lebih memperhatikan
struktur yang lemah (seperti contohnya Negara
SDGT, kurang fokus dan hanya, berkonsentrasi
Afrika dan Uni Sovyet) dan beberapa mengambil
pada breed yang memiliki output tinggi atau
peran inventarisasi dan in situ. Laporan Republik
masalah teknis.
Ceko (2003), Laporan Spanyol (2004) dan
Sebanyak 37% NGO (kebanyakan asosiasi
Laporan Jerman (2003), misalnya, mengacu
pemulia ternak) ikut berpartisipasi dalam NCC.
peran yang disebut juga peraturan-baru atau
Keterlibatan NGO lebih terlihat pada negara-
hobi peternak dalam pengelolaan SDGT.
negara bagian Amerika Selatan dan Eropa
Kapasitas lokal yang kuat (contohnya
Barat. Hal tersebut berkaitan dengan adanya
tanggung jawab yang terkontrol atau lokal
jumlah besar organisasi yang telah ada di
pengguna serta integrasi organisasi lokal dalam
negara tersebut. Pada wilayah dan negara lain,
arena kebijakan nasional) kebanyakan dapat
kondisi keterlibatan pengguna lebih sedikit. Pada
diidentifikasi di Eropa Barat dan Utara dan
beberapa kasus, individu peternak merupakan
beberapa di Amerika Selatan dan tengah.
anggota NCC, tetapi informasi latar belakang
Laporan dari negara-negara transisi
organisasinya tidak tersedia
menekankan kebutuhan integrasi sektor swasta
Sektor komersial jarang terlibat. Laporan
yang lebih kuat untuk mendapatkan keuntungan
Negara mencatat bahwa operator komersial aktif
tersebut diatas yang bertujuan untuk
memanfaatkan SDGT, dan terorganisasi dengan
menkompensasi kelemahan sektor regional
baik meskipun pada tingat internasional,
dalam inventaris dan monitoring di lapangan.
kebanyakan sektor unggas dan ternak babi.
Akan tetapi, pada banyak negara, infrastruktur
Akan tetapi, banyak Laporan Negara melaporkan
yang telah ada dalam bentuk struktur pemerintah
keterlibatan pengguna ini dalam program
seperti pelayanan penyuluhan, diperluas sampai
nasional konsevasi SDGT mash sedikit,
ke tingkat lokal. Infrastruktur ini menawarkan
ketertarikan mereka terbatas pada program
kesempatan inventaris dan monitoring, serta
breeding yang menggunakan breed untuk
integrasi lebih lanjut serta dukungan aktivitas
produksi komersial. Asia tengah dan Eropa timur
SDGT terkait pada tingkat lokal. Beberapa
serta wilayah Kaukasus tidak termasuk. Di
negara menyebutkan bahwa infrastruktur tingkat
negara-negara tersebut, pengguna dari sektor
tinggi ada, tetapi tidak digunakan karena
186
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 54
Kajian kelembagaan - infrastruktur, kapasitas dan partisipasi
187
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 55
Penilaian Kelembagaan Penelitian dan Ilmu Pengetahuan
Peneltian (% Negara) Pengetahuan (% Negara)
Negara n+
0** + ++/+++ 0** + ++/+++
Afrika 7 14 71 14 14 71 14
Afrika Utara dan Barat 24 46 42 13 42 46 13
Afrika Timur 7 29 43 29 29 57 14
Afrika Selatan 11 27 73 0 46 55 0
Asia
Asia Tengah 6 17 83 0 33 67 0
Asia Timur 4 0 25 75 0 25 75
Asia Selatan 7 14 29 57 14 71 14
Asia Tenggara 8 25 50 25 50 25 25
Pasifik Baratdaya 11 36 55 9 55 36 9
Eropa dan Kaukasus 39 5 31 64 5 28 67
Amerika Latin dan Karibia
Karibia 3 33 0 67 0 33 67
Amerika Tengah 9 0 78 22 22 56 22
Amerika Selatan 10 0 30 70 0 50 50
Amerika Utara 2 0 0 100 0 0 100
Timur Tengah dan sekitarnya 7 14 71 14 14 71 14
* n = jumlah Laporan Negara **0 = tidak ada + = rendah, ++/+++ = sedang/tinggi
negeri untuk pendidikan lanjut atau spesialisasi Laporan Uruguay, 2003) dan adanya banyak
SDGT. Jurusan Peternakan di Perguruan Tinggi keinginan memperluas aktivitas kerjasama.
jarang menawarkan pelajaran khusus Negara-negara berkembang memperlihatkan
pengelolaan SDGT. kebutuhan asistensi teknis. Hal ini terlihat dalam
Meskipun teknologi canggih tersedia, kontek kebutuhan dalam meningkatkan produksi
penelitian sering jauh dari kebutuhan lokal dan ternak seperti penggunaan breed impor
pengetahuan lokal dan tidak terhubung secara komersial produksi tinggi.
baik dengan level kebijakan, dimana perlu
membangun kesadaran untuk membentuk Pengembangan kebijakan: kesadaran, hukum
dukungan bidang pengelolaan SDGT (termasuk dan program politis serta penerapannya
Kesadaran akan nilai keragaman genetik ternak
masalah pendanaan) level yang lebih tinggi.
sangat penting untuk meningkatkan profil topik
Akses pengetahuan sehubungan nilai dan
politis, dan merubah insitusional yang sesuai.
pemanfaatan SDGT sering digambarkan sangat
Keadanaan tersebut digambarkan dalam Tabel
lemah.
56 yang dilaporkan dalam banyak Laporan
Tabel 55 memperlihatkan analisa penelitian
Negara memiliki tingkat kesadaran masih
dan pengetahuan di negara-negara. Beberapa
rendah. Hal ini dicerminkan oleh program politis
negara memiliki potensi berperan awal dan
dan tingkat penerapannya. Meskipun kesadaran
pendukung dalam sub-region dan regional
meningkat diantara pengguna, jarang tersaring
(contohnya Jepang dan Cina di Asia). Untuk
melalui level kebijakan seperti terlihat dari
menyadarkan potensi yang dimiliki ini, diperlukan
rendahnya jumlah kebijakan yang diterapkan
lebih banyak kerjasama diatara NARS dan
saat ini. Kebanyakan hukum yang telah
insitusi penelitian lainnya. Kebutuhan untuk
diterapkan di bidang kesehatan hewan dan
meningkatkan kerjasama secara khusus
hanya sedikit yang berkaitan dengan program
disebabkan dalam Laporan Negara dari negara-
pemuliaan atau kebijakan konservasi SDGT.
negara Amerika Latin (seperti Laporan Argentina
Oleh karena struktur organisasi dan
2003; Laporan Colombia, 2003; Laporan Costa
institusional belum berkembang baik, kesadaran
Rica, 2004; Laporan El Salvador; 2003 dan
188
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 56
Kajian Kelembagaan - Pengembangan Kebijakan
Kesadaran Masalah Hukum, program politis, Tingkat penerapaan (%
Negara N (% Negara) (% negara) Negara)
0** + ++/+++ 0** + ++/+++ 0** + ++/+++
Afrika
Afrika Utara dan Barat 24 33 54 13 71 25 4 83 13 4
Afrika Timur 7 14 57 29 71 14 14 100 0 0
Afrika Selatan 11 36 55 9 55 36 9 55 46 0
Asia
Asia Tengah 6 33 67 0 50 50 0 83 17 0
Asia Timur 4 0 50 0 50 50 0 25 25 50
Asia Selatan 7 14 29 57 14 57 29 43 43 14
Asia Tenggara 8 50 25 25 50 25 25 50 25 25
Pasifik Baratdaya 11 73 18 9 55 36 9 73 14 9
Eropa dan Kaukasus 39 8 23 69 10 26 64 13 33 54
Amerika Latin dan Karibia 3 0 33 67 33 33 33 67 0 33
Karibia 9 22 56 22 33 44 22 67 11 22
Amerika Tengah 10 0 50 50 10 50 40 30 20 50
Amerika Selatan 10 0 50 50 10 50 40 30 20 50
Amerika Utara 2 0 0 100 0 50 50 0 0 100
Timur Tengah dan 7 14 71 14 14 86 0 29 71 0
sekitarnya
* n = jumlah Laporan Negara; **0 = tidak ada + = rendah, ++/+++: sedang/tinggi
tingkat nasional dan regional tergantung pada regional (lampiran Gambar 44 sampai 46) untuk
keterlibatan personal dan kerjasama individu mengidentifikasi wilayah dan sub-wilayah
atau departemen yang ada. Selain itu, untuk dengan kondisi baik dan kurang baik. Gambar-
menciptakan kesadaran yang lebih akan subjek gambar tersebut memungkinkan identifikasi
pada tingkat kebijakan, tantangan yang penting spesifik area yang membutuhkan dukungan lebih
adalah menekankan kebutuhan akan lanjut dibutuhkan dalam setiap wilayahnya.
keseimbangan yang secara nasional sesuai Seperti terlihat pada gambar, hanya Amerika
antara permintaan untuk berproduksi tinggi dan Utara, Eropa dan Kaukasus, serta Amerika Latin
kebutuhan akan konservasi keragaman genetik. dan Karibia, melakukan tindak lanjut strategis.
Banyak Laporan Negara dan konsultasi email Khususnya Amerika Utara dan Eropa Barat,
regional mengindikasi adanya kesulitan yang lebih banyak tindakan dilakukan untuk
dihadapi pengguna dalam mengkomunikasikan merumuskan kebijakan dan penerapannya
pendapat mengenai kebijakan konservasi, (penjelasan secara rinci legislasi Uni Eropa
karena masalah ini berkaitan dengan perpektif dapat dilihat pada bagian E:3.2). Sebaliknya, di
jangka panjang. Kebutuhan asistensi Afrika, Timur Tengah dan sekitarnya, kelemahan
internasional untuk mengatasi hambatan di Pasifik Baratdaya tidak hanya tingkat strategis
structural dan keuangan pada level nasional juga tetapi juga pada tingkat dasar, tingkat
dapat terlihat. operasional dan institusional. Kesadaran nilai
SDGT dan keragaman biologi umumnya terlihat
Agregasi regional dari pengkajian jelas di banyak laporan dari Amerika Latin dan
institusional Karibia yang juga menekankan karakter regional
Gambar 43 menyajikan suatu perbandingan sumberdaya ini. Akan tetapi beberapa negara
regional insitusi berkaitan dengan pengelolaan masih harus diselesaikan di negara-negara
SDGT. Nilai dari negara-negara diagregasikan tersebut seperti yang diilustrasikan dengan nilai
pada level regional (Gambar 43) dan sub- 0,38 dan 0,27 yang dicapai oleh daerah
189
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
GAMBAR 43
Perbandingan antar lembaga daerah
0.9
0.8
0.7
0.6
Nilai (Pembagian)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
Infrastruktur/ Partisipasi di Penelitian Pengetahuan Kesadaran Hukum, politik Derajat
kapasitas tingkat lokal/ topik program terapan
daerah
bersangkutan bagi masalah hukum dan program, dan sub-wilayah dapat membantu dalam
serta penerapannya berturut-turut. mengidentifikasi negara yang berpotensi dalam
Beberapa perbedaan dalam wilayah juga memfasilitasi perannya pada tingkat sub-wilayah
dicatat. Di Eropa dan Kaukasus, banyak negara dan wilayah. Anjuran semacam berdasarkan
dari wilayah bagian timur relatif lebih lemah pada Laporan Negara ditulis selama beberapa tahun
level strategis, dan juga pada tingkat dasar, (pertama diterima oleh FAO tahun 2002)
organisasi dan operasional. Sub-regional Asia dipertimbangkan dengan hati-hati karena
juga cukup heterogen, dimana Asia Timur keadaan mungkin berubah dan kesempatan baru
mencapai nilai lebih tinggi dalam semua wilayah atau kendala baru mungkin timbul. Tetapi
dibandingkan sub-wilayah Asia lainnya. Laporan terbukti bahwa beberapa negara memiliki
negara dari sub-wilayah Afrika Timur peranan sebagai fasilitator penting. Sebagai
memperlihatkan pertumbuhan kesadaran akan contoh, Australia menawarkan, pada saat
masalah yang seharusnya memberikan dasar konsultasi email, dukungan penerapan
tindakan masa depan pada level strategis. kerjasama regional. Afrika Selatan menawarkan
Membandingkan status setiap negara kapasitas laboratoium untuk sub-wilayah Afrika
(Lampiran Tabel 58) dengan rata-rata wilayah Selatan begitu juga Malawi. Begitu pula,
190
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
mungkin ada negara-negara Amerika Utara Kerjasama yang eksklusif dibangun untuk
berpotensi membantu penelitian yang berkaitan pengelolaan SDGT sangat jarang. Lebih lanjut,
dengan SDGT di negara-negara Afrika Barat. jumlah kerjasama dan organisasi yang ada
Jepang memainkan peranan penting secara sangat terbatas dan berfokus pada subjek atau
finansial dalam proyek kerjasama di Asia. hanya yang berhubungan dengan kegiatan dan
program. Contohnya, termasuk European
3.3 Organisai dan kerjasama dengan peran Association for Animal Production (EAAP), SAVE
penting di sub-regional, regional dan Foundation (Safeguard for Agricultural Varieties
kerjasama internasional in Europe), the Inter-Governmental Authority on
Organisasi dan kerjasama sub-regional dan Development (IGAD), the Southern African
regional dan kerjasama Development Community (SADC) dan the
Sub-bagian ini memberikan pandangan Southern African Centre for Cooperation in
kerjasama dan organisasai pada tingkat sub- Agriculture and Natural Resources Research and
regional dan regional yang terdapat dalam Training (SACCAR). Akan tetapi beberapa
Laporan Negara dan saat konsultasi email kerjasama lainnya disebutkan dalam Laporan
regional (Tabel 57). Kerjasama pengelolaan Negara relevan dengan perkembangan ternak.
SDGT saat ini beragam lintas wilayah dan sub- Kebanyakan kerjasama
1
ini merupakan
wilayah. Di Eropa dan Kaukasus, kerjasama kerjasama ekonomi. Organisasi serupa memiliki
pada tingkat pemerintahan dan non-pemerintah landasan untuk kerjasama bidang SDGT.
sudah ada, tetapi di wilayah lain, kerjasama Perlu diingat bahwa ada pertumbuhan
kurang baik. Di Asia Tengah tidak ada kerjasama kesadaran akan nilai SDGT yang timbul dari
disebutkan. Hal ini dijelaskan dalam Laporan proses globalisasi, perdagangan internasional
Negara dari sub-wilayah ini melalui bagian- ternak dan produk ternak, dan perjanjian
bagian struktur seiring dengan runtuhnya Uni perdagangan dunia (lihat contoh, Laporan Cuba,
Sovyet (lihat contoh Laporan Kyrgyzstan, 2003). 2003; Laporan India 2004; Laporan Malaysia,
Kerjasama dengan fokus pada SDGT sudah ada 2003; Laporan Switzerland, 2002; Laporan
diantara Afrika Timur dan Selatan. Akan tetapi Tonga, 2005 dan Laporan Zambia, 2003).
tidak ada satupun kerjasama disebutkan di Afrika Perkembangan ini seperti yang terlihat dalam
Utara dan barat yang sub-wilayahnya heterogen Laporan Negara meningkatkan motivasi dalam
dengan konflik sejarah panjang konflik. Di membangun kerjasama berkaitan dengan
Amerika Selatan dan tengah, ada sebuah produksi ternak, tetapi belum menuju pada
struktur kerjasama mendasar yang melibatkan tindakan khusus untuk pengelolaan SDGT.
Spanyol. Kedua Negara Amerika Utara yang Point lainnya yang ditekankan adalah ragam
melaporkan kerjasama dengan Amerika Latin tingkat kegiatan beberapa kerjasama yang ada.
dan Karibia, tetapi tidak disebutkan adanya Laporan Negara tidak memberikan indikasi
spesifik kerjasama. banyak peran aktual dimana organisasi berbeda
Landasan kerjasama umumnya adalah berperan dalam pengelolaan SDGT atau
penelitian satu elemen dimana penelitian kegiatannya. Lebih lanjut, kerjasama lainnya
berkaitan dengan SDGT. Ini tercermin dalam
beberapa proposal kerjasama internasional lebih
lanjut yang disajikan dalam Laporan Negara. 1
Sebagai contoh: Southern Common Market (MERCOSUR) di Amerika
Latin; the Economic and Monetary Community of Central Africa (CEMAC)
Proposal tersebut (seperti Laporan Argentina, di Afrika; the Caribbean Community and Common Market (CARICOM) di
2003; Laporan Uruguay, 2003; dan Laporan Karibia; D-8 sebagai badan pengembangan kerjasama antara Banglades,
Egypt, Indonesia, Republik Islam Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan
Jepang, 2003), utamanya berkaitan dengan Turki; dan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) with its Agricultural
keahlian sub-regional meliputi bidang penelitian Technical Cooperation Working Group (ATCWG).
breed tertentu atau metodologi.
191
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 57
Organisasi dan jaringan kerjasama yang berperan dalam pengelolaan sumberdaya genetik ternak
regional dan sub-regional
Kerjasama/organisasi
Negara
Nama Keterangan
Afrika ILRI (International Livestock Research Institute) Penelitian dan pelatihan, pusat CGIAR
Afrika Utara dan Barat IRD (Institut de Recherche pour le Dveloppement, Proyek penelitian dan program ilmiah
ex-OSTROM) hubungan antara manusia dan lingkungan
tropis
CIRDES (Centre International de Recherche- Pusat penelitian, fokus pada penelitian
Dveloppement sur lElevage en Zone Subhumide) epidemik dan aplikasi bioteknologi baru
CIRAD (Centre de Coopration Internationale en Balai penelitian pertanian Perancis dan
Recherche Agronomique pour le Dveloppement) pelayanan negara berkembang dan
departemen luar negeri
ICARDA (International Center for Agricultural Penelitian dan pelatihan, pusat CGIAR
Research in the Dry Areas)
ACSAD (The Arab Center for Studies of Arid Zones Pusat penelitian dan pengembangan
and Dry Lands) pertanian Uni Serikat Arab
Afrika Timur ASARECA (The Association for Strengthening Penelitian Pertanian dan jaringan Afrika
Agricultural Research in Eastern and Central timur dan tengah
Africa)
IGAD (Intergovernmental Authority on Kerjasama regional pengembangan
Development) dibentuk sebagai kewenangan dan
pengembangan (IGADD)
Afrika Selatan SADC (Southern African Development Community) Pengembangan komunitas adalah bagian
proyek SDGT UNDP/FAO
SACCAR (Southern African Center for Cooperation Penelitian dan pelatihan jaringan
in Agricultural and Natural Resources Research kerjasama aktif pertanian pada tingkat
and Training) kebijakan
Asia
Asia Tengah
Asia Timur
Asia Selatan SAARC (South Asian Association for Regional Landasan Kerjasama Subregional untuk
Cooperation) meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan pengembangan social budaya
Asia Tenggara ASEAN(Association of Southeast Asian Nations) Landasan Kerjasama Subregional untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan pengembangan sosial budaya
ARCBC (ASEAN Regional Center for Biodiversity Pusat pertukaran pengetahuan, organisasi
Conservation) ASEAN antar pemerintah
ILRI Penelitian dan pelatihan, pusat CGIAR
Eropa dan Kaukasus EAAP (European Association for Animal Organisasi produk ternak
Production)
DAGENE (Danubian Alliance for Gene NGO aktif dalam konservasi SDGT
Conservation in Animal Species)
Nordic Genebank Genebank
SAVE (Safeguard for Agricultural Varieties in Payung organisassi NGO yang
Europe) mengangani konservasi dan konservasi
keragaman hayati pertanian
192
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 57 (lanjutan)
Organisasi dan jaringan kerjasama yang berperan dalam pengelolaaan sumberdaya genetic ternak
regional dan sub-regional
Kerjasama/organisasi
Negara
Nama Keterangan
Amerika Latin dan IICA (Inter-American Institute for Cooperation on Kerjasama regional pengembangan
Karibia Agriculture) pedesaan
ILRI, CIAT (International Center for Tropical Penelitian dan pelatihan, pusat CGIAR
Agriculture)
ALPA (Latin-American Association for Animal Organisasi profesi
Production)
FIRC (International Federation of Creole Breeds) or Federasi breed Criollo Ibero-American
Ibero American Federation of Autochthonous and
Creole Breeds
CYTED (Red XII-H: Ibero-American Network) Jaringan kerjasama penelitian dan
pelatihan SDGT
Karibia CARDI (Caribbean Agricultural Research and Balai penelitian dan pengembangan
Development Institute) pertanian Subregional
Amerika Tengah
Amerika Selatan
Timur Tengah dan ACSAD (Arab Center for Studies of the Arid Zones Pusat penelitian dan pengembangan Uni
sekitarnya and Dry Emirat Arab
AOAD (Arab Organization for Agricultural Pengembangan, penelitian, pelatihan dan
Development) pelaporan pangan dan penelitian Saudi
Arabia
ICARDA Penelitian dan pelatihan, pusat CGIAR
Pasifik Baratdaya SPC (Secretariat of the Pacific Community) Kerjasama pengembangan regional
Asia/Amerika ATCWG (Agriculture Technical Cooperation Forum pertukaran informasi teknis, ilmiah
Utara/Pasifik Baratdaya Working Group) Part of APEC (Asia-Pacific seperti bioteknologi, konservasi SDG,
Economic Cooperation) tatalaksana hama penyakit, dan
keberlanjutan pertanian
193
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
kerjasama bilateral atau regional terhalang oleh pemerintah dan non-pemerintah dipertanyakan
beberapa faktor. keterlibatannya dalam bidang SDGT. Akan
Hampir semua wilayah kekurangan pengguna tetapi, respon terhadap keterlibatannya masih
utama dengan kapasitas menjadi penyelenggara terbatas. Laporan diterima dari empat
pada Regional Focal Point (RFP) dalam oraganisasi internasional non-pemerintah dan
pengelolaan SDGT. Saat ini hanya European dua dari organisasi penelitian. Tiga organisasi
Regional Focal Point yang berfungsi. Sedangkan menyatakan bahwa mereka tidak melakukan
RFP yang lama di wilayah Asia sudah tidak aktif kegiatan yang berkaitan dengan SDGT.
lagi. Beberapa organisassi yang berpotensi Ringkasan tabel yang memperlihatkan respon
sebagai penyelenggara disebutkan dalam yang diterima dari organisari-organisasi ini
Laporan Negara atau disebutkan pada konsultasi dimasukan dalam Lampiran pada bagian ini
email regional. Contohnya, di sub-wilayah Afrika (Tabel 61), dan laporannya tersedia dalam
Timur seperti, ASARECA (Association for Lampiran SoW-AnGR. Rendahnya respon ini
Strengthening Agricultural Research in Eastern menunjukkan kesadaran SDGT masih kurang
and Central Africa) dan IGAD, sedangkan SADC tidak hanya nasional, tetapi juga pada tingkat
dan SACCAR tidak disebutkan dalam sub- internasional.
wilayah Afrika Selatan. Insitutsi Consultative Group on International
Agricultural Research (CGIAR) berperan penting
Organisasi dan kerjasama internasional dalam aktivitas penelitian dan pelatihan pada
Disamping kerjasama global FAO NC dan tingkat internasional. Pusat penelitian dengan
pengguna lainnya (seiring dengan diskusi forum program penelitian SDGT adalah International
3
DAD-Net ), tidak ada kerjasama internasional Livestock Research Institute (ILRI) dan
tertentu untuk pengelolaan SDGT. Akan tetapi, International Center for Agricultural Research in
beberapa organisasi yang berkecimpung dalam the Dry Areas (ICARDA). System-wide Genetic
perkembangan ternak melakukan beberapa Resources Programme (SGRP), berdasarkan
aspek pengelolaan SDGT dalam agendanya. International Plant Genetic Resources Institute
World Association of Animal Production (WAAP) (IPGRI), berhubungan dengan program sumber
dan beragam organisasi anggota merupakan daya genetik dan akitivas semua pusat-pusat
contoh kerjasama internasional. Meskipun belum CGIAR yang menangani ternak, tanaman
mencapai secara luas keseluruh dunia. pangan, kehutanan dan perikanan. Pusat-pusat
Organisasi yang menangani aspek tertentu dari CGIAR tidak dilaporkan secara baik
pengelolaan SDGT (recording ternak) seperti dalamLaporan Negaara. Mereka disebutkan
International Committee for Animal Recording sebagai pemain strategis, tetapi kekurangan
(ICAR) atau International Bull Evaluation Service berhubungan dengan kebutuhan nasional dan
(INTERBULL) juga berperan secara global di struktur nasional disebutkan dalam beberapa
dalam Laporan Negara. Organisasi Non- negara.
pemerintah (NGO) seperti Rare Breeds Hampir semua Laporan Negara dari negara-
International (RBI) dan League for Pastoral negara berkembang atau negara transisi,
People (LPP) dapat berperan penting dalam permintaan akan bank gen untuk konservasi ex-
membangun kesadaran tingkat lokal, nasional situ sangat kuat. Pusat-pusat CGIAR, dibawah
dan internasional. Akan tetapi dampaknya FAO, menjaga koleksi ex-situ International
(termasuk kegiatan training) terbatas disebabkan Network of Ex situ Collections bersama dengan
kurangnya sumber dana dan manusia. Sebagai CGIAR System-wide Information Network for
bagian proses SoW-AnGR, organisasi antar Genetic Resources (SINGER), yang berfokus
pada sumberdaya genetik tumbuhan. Disebutkan
3
E-mail: DAD-Net@fao.org dalam laporan CGIAR kepada proses SoW-
194
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
AnGR bahwa bekerja sama dengan badan untuk pengelolaan data tetapi juga untuk proses
nasional dan internasional mengembangkan membangun motivasi dan kesadaran. Usaha-
program yang bertujuan untuk konservasi SDGT usaha telah dilakukan untuk mencapai
dengan fokus pada konservasi in situ tetapi juga keharmonisan antara pengelolaan database
melihat peran pendekatan konservasi lainnya, global Eropa dan FAO (lihat Kotak 69). Sumber
seperti ex situ in vivo dan in vitro. Teknologi lainnya yang telah ada adalah Agro Web,
canggih, pengurangan biaya dan perubahan sebuah portal internet yang memiliki anggota 25
penekanan terhadap keragaman mengindikasi negara-negara Eropa dan Kaukasus. Akan
bahwa sebuah kajian ulang diperlukan untuk tetapi, sampai saat ini, tidak semua negara-
melihat kembali peran teknologi in vitro dalam negara anggota tersebut memperbaharui
konservasi SDGT. homepage mereka dan portal ini tidak
Meskipun lembaga penelitian dan disebutkan dalam satu Laporan Negara
pengembangan internasional berperan aktif manapun.
dalam bidang SDGT, adanya kebutuhan
mendesak yang lebih jauh adalah investasi. Hal
ini digarisbawahi dalam laporan yang 4 Kesimpulan
dipersiapkan untuk Komisi Ilmiah CGIAR:
Kebutuhan kegiatan CGIAR dalam FanGR Analisa yang utamanya berdasarkan hasil
masa depan (sumberdaya genetik ternak) pengkajian dalam negeri, menunjukan bahwa
yang diindentifikasi melalui laporan ini lebih hampir sebagian negara di dunia ini, keadaan
fokus pada kebutuhan mendesak khusus struktural dan institusional pada tingkat nasional,
daripada mendapatkan keseimbangan yang regional dan internasional tidak selalu
lebih baik dari kegiatan lintas aspek mendukung keberlanjutan pemanfaatan dan
kharakterisasi, konservasi dan pemanfaatan. SDGT. SDGT bukan merupakan topik utama
Sebagai contoh, termasuk komitmen dan dalam kebanyakan lingkup kebijakan nasional,
peran yang jelas dalam pengembangan regional dan internasional. Relevansi SDGT
kebijakan dan peraturan framework terhadap keamanan pangan dan mengurangi
pengelolaan SDGT; kajian terinci dan peran kemiskinan tidak sepenuhnya terlihat, dan hal
aktif konservasi in vitro SDGT; program yang tersebut tercermin melalui rendahnya tingat
terfokus dan jelas mengenai keberlanjutan kesadaran masalah ini di banyak negara, dan
metoda perbaikan genetik SDGT (Gibson and juga melalui terbatasnya agenda internasional
Pullin, 2005, p. 37). yang ada dan akitivitas organisasi internasional.
Selain itu, permintaan yang kuat dari database Konservasi atau pemanfaatan SDGT sangat
dan jaringan informasi internasional dan regional terbatas, sementara pengenalan akan topik ini
terlihat dalam Laporan Negara. Domestic Animal perlahan meningkat masuk dalam kurikulum
Diversity Information System (DAD-IS)-FAO dan
Domestic Animal Genetic Resource Information 4
DAD-IS:3 merupakan bagian dari jaringan kerjasama system informasi
System (DAGRIS)-ILRI terdapat dalam hampir internasional. Jaringan kerjasama ini memungkinkan FAOs DAD-IS
sebagian Laporan Negara merupakan alat yang berhubungan dengan database regional seperti EFABIS (European Farm
Animal Biodiversity Information System), yang merupakan bagian dari
bermanfaat untuk pengelolaan informasi, EAAPAGDB (European Association of Animal Production Animal
meskipun masih perlu perbaikan lebih lanjut Genetic Data Bank) at http://efabis.tzv.fal.de/ dan pada akhirnya
berhubungan dengan database nasional setiap negara. Jaringan
(Australia konstribusi dalam konsultasi email kerjasama internasional memungkinkan propagasi secara langsung
regional; Laporan Malaysia, 2003). Sistem dengan seluruh data dalam database dalam jaringan kerjasama sehingga
4 meningkatkan komunikasi dan ketersediaan informasi secara
seperti DAD-IS, database interaktif sangat menyeluruh. Setiap negara memiliki pilihan dalam menetapkan sistem
diperlukan, karena memberikan kontributor data. jaringan informasi, sehingga informasi SDGT negara tersebut dapat
dimasukan. Selain itu negara tersebut dapat memanfaatkan sistem
Sistem interaktif seperti itu berkaitan tidak saja global atau regional.
195
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
196
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
197
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Daftar Pustaka
CR (Country name). year. Country report on the state
of animal genetic resources. (available in DAD-IS
library at www.fao.org/dad-is/).
FAO. 2004. Strengthening national structures for the
management of farm animal genetic resources
results of a questionnaire survey. Commission on
Genetic Resources for Food and Agriculture, Tenth
Session, Rome, 812 November 2004.
Gibson, J. & Pullin, R. 2005. Conservation of Livestock
and Fish Genetic Resources: joint report of
twostudies commissioned by the CGIAR Science
Council. Rome. CGIAR Science Council Secretariat.
(Available at www.sciencecouncil.cgiar.org/
activities/spps/pubs/AnFiGR%20study%20report.
pdf).
198
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Lampiran
199
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
GAMBAR 44
Perbandingan antar lembaga wilayah di Afrika
0,9
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
Infrastruktur/ Partisipasi di Penelitian Pengetahuan Kesadaran Hukum, politik Derajat
kapasitas tingkat lokal/ topik program terapan
daerah
GAMBAR 45
Perbandingan antar lembaga wilayah di Asia
0,9
Blkhfdjklhsflds;
Asia Tengah
0,8
Afrika Timur
Asia Tenggara
Nilai (Pembagian)
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
Infrastruktur/ Partisipasi di Penelitian Pengetahuan Kesadaran Hukum, politik Derajat
kapasitas tingkat lokal/ topik program terapan
daerah
I f / P i i i R h K l d A L li i l D f
200
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
GAMBAR 46
Perbandingan antar lembaga wilayah di Amerika Latin dan Karabia
0,9
0,8 Karibia
Amerika Tengah
0,7 Amerika Selatan
0,6
Nilai (Pembagian)
0,5
0,4
0,3
0,2
0.1
Infrastruktur/ Partisipasi di Penelitian Pengetahuan Kesadaran Hukum, politik Derajat
kapasitas tingkat lokal/ topik program terapan
daerah
201
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 58
Kajian kelembagaan di beberapa negara
Partisipasi Hukum,
Kesadaran Kapasitas/ Tingkat
Negara Penelitian Pengetahuan lokal/ program
masalah infrastruktur implementasi
regional politis
Afrika Utara dan barat
Algeria + ++ + + 0 0 0
Benin 0 0 0 + + 0 0
Burkina Faso + + 0 + 0 0 0
Kameron + + ++ + 0 0 +
Cape Verde 0 0 0 0 0 0 0
Afrika Tengah 0 0 + + + + 0
Chad 0 0 0 0 0 0 0
Kongo + + + 0 0 0 0
Cote divore + + ++ + + ++ ++
Republik demokrasi 0 0 0 ++ 0 0 0
Kongo
Guinea Ekuator 0 0 + 0 0 0 0
Gabon 0 0 0 0 0 0 0
Gambia 0 + + + 0 0 0
Ghana + + + + ++ + 0
Guinea + + + + 0 0 0
Guinea-Bissau 0 0 0 0 0 0 0
Mali + + + + 0 + 0
Mauritania 0 0 0 0 0 0 0
Niger ++ ++ ++ + + +
Nigeria + + + 0 + +
Sao tome dan principe 0 0 + 0 0 0 0
Senegal + + + + + + 0
Togo + + + + + 0 0
Tunisia ++ + + 0 0 0
202
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 58 (lanjutan)
Kajian kelembagaan di beberapa negara
Partisipasi Hukum,
Kesadaran Kapasitas/ Tingkat
Negara Penelitian Pengetahuan lokal/ program
masalah infrastruktur implementasi
regional politis
Afrika Timur
Burundi 0* 0* + 0* 0* 0* 0
Eritrea 0 + 0 + + 0 0
Ethiopia + + +++ + + 0 0
Kenya ++ ++ + +++ + + 0
Ruanda + 0 + + 0 0 0
Uganda + + ++ + + ++ 0
Republik Tansania ++ + + ++ + 0 0
Afrika Selatan
Angola + 0 0 + 0 0 0
Komoro 0 0 0 0 0 0 0
Bostwasna + + ++ ++ ++ + +
Lesoto 0 0 + + ++ + +
Madagasgar + + + + 0 ++ +
Malawi + + + + + + +
Mauritus + 0 0 + + + +
Mozambig + + + + + 0 0
Swazilan + + + ++ + 0 0
Zambia + + + 0 0 0 0
Zimbabwe 0 0 0 + 0 0 0
*Data di atas yang disajikan dalam table didasarkan pada analisa informasi dari laporan Negara yang diterima oleh FAO antara tahun 2002 dan 2005.
Keadaan di beberapa Negara mungkin telah berbeda dari laporan Negara. Setelah Negara-negara diberikan kesempatan membaca kembali draf
pertama SoW-AnGR pada bulan Desember 2006/Januari 2007, Burundi mengatakan bahwa keadaan saat itu lebih baik mengganti nilai 0 menjadi +
dalam kolom-kolom ini.
203
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 58 (lanjutan)
Kajian kelembagaan di beberapa negara
Partisipasi Hukum,
Kesadaran Kapasitas/ Tingkat
Negara Penelitian Pengetahuan lokal/ program
masalah infrastruktur implementasi
regional politis
Asia Tengah
Iran + + + 0 0 + 0
Kazakistan 0 0 0 0 0 0 0
Kirgizsktan + + + + 0 + 0
Tajikistan + + + + + 0 0
Turmenistan + 0 + + 0 0 0
Uzbekistan + + 0 + 0 + +
Asia Timur
China +++ +++ +++ +++ 0 +++ +++
Jepang +++ +++ +++ +++ +++ ++ ++
Mongolia ++ ++ + + ++ + +
Korea + + + + + + 0
Asia Selatan
Banglades ++ ++ ++ + + + +
Bhutan ++ + ++ ++ ++ ++ +
India ++ + ++ ++ + ++ ++
Maldives 0 0 0 + 0 0 0
Nepal + + ++ + + + 0
Pakistan ++ + + ++ + + 0
Asia Tenggara
Kamboja 0 0 0 0 0 0 0
Indonesia + + + + + + +
Republik Rakyat Laos + 0 0 + + 0 0
Malaysia ++ ++ ++ ++ + ++ ++
Mianmar + 0 0 + 0 0 0
Papuan Nugini 0 0 0 + 0 0 0
Pilipina + + + + + + +
Vietnam ++ ++ +++ ++ + ++ ++
204
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 58 (lanjutan)
Kajian kelembagaan di beberapa negara
Partisipasi Hukum,
Kesadaran Kapasitas/ Tingkat
Negara Penelitian Pengetahuan lokal/ program
masalah infrastruktur implementasi
regional politis
Eropa dan Kaukasus
Albania + + + + 0 + +
Armenia + + + + + + +
Azerbaijan 0 + ++ + + + +
Bulgaria ++ ++ ++ ++ + ++ +
Belgium +++ +++ +++ +++ +++ ++ ++
Belarus + ++ ++ ++ ++ ++ ++
Bosnia Herzegovina 0 0 0 + + 0 0
Kroasia ++ ++ +* +* +* +* +
Siprus + + 0 0 0 0 0
Republik Ceknya ++ ++ +++ ++ ++ ++ ++
Denmark ++ ++ +++ +++ ++ ++ ++
Estonia ++ ++ + ++ ++ ++ +
Finland +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++
Perancis +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++
Georgia + + 0 0 0 0 0
Jerman +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++
Yunani ++ + ++ ++ ++ ++ ++
Hongaria ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
Islandia + + ++ ++ ++ ++ +
Irlandia ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
*Data di atas yang disajikan dalam table didasarkan pada analisa informasi dari laporan Negara yang diterima oleh FAO antara tahun 2002 dan 2005.
Keadaan di beberapa negara mungkin telah berbeda dari laporan Negara. Setelah Negara-negara diberikan kesempatan membaca kembali draf pertama
SoW-AnGR pada bulan Desember 2006/Januari 2007, Kroasia mengatakan bahwa keadaan saat itu lebih baik mengganti nilai + menjadi ++ dalam
kolom-kolom ini.
205
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 58 (lanjutan)
Kajian kelembagaan di beberapa negara
Partisipasi Hukum,
Kesadaran Kapasitas/ Tingkat
Negara Penelitian Pengetahuan lokal/ program
masalah infrastruktur implementasi
regional politis
Eropa dan Kaukasus
Latvia + + ++ ++ ++ + +
Lituania ++ ++ ++ ++ ++ ++ +
Moldova + 0 + 0 0 + 0
Belanda +++ +++ +++ ++ +++ +++ +++
Norwegia +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++
Portugis +++ +++ +++ +++ +++ ++ ++
Polandia + ++ + ++ ++ + +
Romania + + + + ++ + +
Federasi Rusia ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
Serbia dan Montenegro + + + + + + +
Slovakia ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
Slovenia +++ +++ +++ +++ ++ ++ ++
Spanyol +++ +++ +++ +++ ++ +++ +++
Swedia +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++
Swiss +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++
Republik Yugoslavia + + + 0 0 0 0
Masedonia
Turki ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
Ukrania ++ ++ ++ + + + +
Inggris ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
206
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 58 (lanjutan)
Kajian kelembagaan di beberapa negara
Partisipasi Hukum,
Kesadaran Kapasitas/ Tingkat
Negara Penelitian Pengetahuan lokal/ program
masalah infrastruktur implementasi
regional politis
Karibia
Barbados 0 + + + + + 0
Jamaika ++ ++ ++ +++ +++ ++ ++
Trinidan dan Tobago ++ ++ ++ ++ + 0 0
Amerika Tengah
Kostarika ++ ++ ++ ++ ++ + ++
Kuba + + + + + ++ +
Republik Dominika + + + + 0 + 0
El salvador + 0 + + 0 0 0
Guatemala + + + + + + 0
Haiti + 0 0 0 0 0 0
Honduras + + 0 + 0 0 0
Meksiko ++ ++ +++ ++ ++ ++ ++
Nikaragua + + + + + + 0
Amerika Selatan
Argentina ++ + + ++ + + +
Bolivia + + + + + 0 0
Brasil +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++
Chili ++ ++ ++ +++ + ++ ++
Peru ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
Kolombia ++ ++ + ++ + + ++
Ekuador + + + + ++ + 0
Paraguay + + + + + + 0
Uruguay ++ ++ ++ ++ + ++ ++
Venezuela (Republik ++ + ++ ++ + + +
Bolivia)
207
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 58 (lanjutan)
Kajian kelembagaan di beberapa negara
Partisipasi Hukum,
Kesadaran Kapasitas/ Tingkat
Negara Penelitian Pengetahuan lokal/ program
masalah infrastruktur implementasi
regional politis
Amerika Utara
Kanada ++* ++ ++ ++* ++ + ++*
Amerika Serikat +++ +++ ++ +++ +++ +++ +++
Timur Tengah dan
sekitarnya
Mesir +++ ++ ++ ++ + + +
Irak + + + + 0 + +
Jordan + + + + + + +
Libanon
Libia Arab Jamahiriyah
Oman 0 0 0 + 0 0 0
Sudan + + + + 0 + 0
Republik Arab Siria + + + + + + +
Pasifik Baratdaya
Australia +++ +++ +++ +++ +++ ++ ++
Cook Islandia + + 0 + 0 + 0
Fiji + + 0 + 0 + +
Kiribati + 0 0 + 0 + +
Kepulauan Mariana 0 0 0 0 0 0 0
utara
Palau 0 0 0 0 0 0 0
Samoa + + + + + + 0
Solomon + + 0 + + 0 0
Tuvalu + 0 0 + 0 0 0
Tonga 0 0 + 0 0 0 0
Vanuatu 0 0 0 + 0 0 0
*Data di atas yang disajikan dalam table didasarkan pada analisa informasi dari laporan Negara yang diterima oleh FAO antara tahun 2002 dan 2005.
Keadaan di beberapa Negara mungkin telah berbeda dari laporan Negara. Setelah Negara-negara diberikan kesempatan membaca kembali draf
pertama SoW-AnGR pada bulan Desember 2006/Januari 2007, Kanada mengatakan bahwa keadaan saat itu lebih baik mengganti nilai ++ menjadi +++
dalam kolom-kolom ini.
208
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 59
Organisasi internasional dan laporan kegiatan organisasi
Organisasi Respons
International Society for Animal Genetics (ISAG)/FAO advisory Aktifitas laporan, March 2005
group on animal genetic diversity
Safeguard for Agricultural Varieties in Europe (SAVE) Foundation Potret singkat, April 2004
League for Pastoral Peoples Aktifitas laporan, November 2004
The Mediterranean Agronomic Institute of Zaragoza (IAMZ) Laporan kegiatan pelatihan, January 2005
World Organisation for Animal Health (OIE) Presentasi komisi SDG pangan dan pertanian ,ke-10
November 2004.
European Association for Animal Production (EAAP) Laporan panitia SDGT (EAAP-WGAGR), Februari 2005
D8 Countries Laporan SDGT Negara D-8 aksi dan laporan prioritas
strategi seminar SDGT
Arab Center for the Studies of Arid zones and Dry lands (ACSAD) Laporan kegiatan, Desember 2004
Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR) Laporan, bagian I: penjelasan Institut dan program CGIAR
Centres May 2004.
World Intellectual Property Organization (WIPO) Kegiatan yang belum dilaporkan
International Council for Game and Wildlife Conservation (CIC) Kegiatan yang belum dilaporkan
Observatoire du Sahara et du Sahel (Sahara and Sahel Tidak ada laporan kegiatan bidang pengelolaan SDGT
Observatory OSS)
Commonwealth Secretariat, Special Advisory Services Division Tidak ada laporan kegiatan bidang pengelolaan SDGT
Institute for Environment and Sustainability (IES) of the European Tidak ada laporan kegiatan bidang pengelolaan SDGT
Commissions Joint Research Centre
209
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab B
Struktur Program Pemuliaan
1 Pendahuluan
Bagian ini menyajikan sebuah tinjauan dan beragam. Informasi tentang tujuan dan skala
analisa program pemuliaan berdasarkan populasi breeding aktif tidak tersedia dalam
infromasi yang tersedia dalam Laporan Negara. beberapa Laporan Negara, dan dalam banyak
Prioritas negara terhadap spesies ternak dan kasus sulit untuk menyimpulkan apakah program
tujuan perkawinan diatur lebih dahulu, diikuti breeding yang dilaporkan benar-benar
oleh detail sturktur organisasi dan alat yang terlaksana, terencana, atau merupakan peristiwa
digunakan. Penjelasan regional status program bersejarah. Pengumpulan informasi lebih terinci
pemuliaan beragam spesies disajikan kemudian. melalui permintaan lebih lanjut kepada negara-
Review diakhiri dengan beberapa kesimpulan negara yang menjadi perhatian tidak dianggap
umum tentang status program pemuliaan di layak saat ini.
negara yang menjadi perhatian. Kira-kira 70 negara mengirimkan informasi
Program pemuliaan disini didefinisikan mengenai aktivitas pemuliaan menggunakan
sebagai program sistematis dan terstruktur untuk tabel yang belum terdefinisikan. Dalam diskusi
mengubah komposisi genetik dari suatu populasi berikut, negara-negara ini merupakan negara
berdasarkan pada tujuan kriteria performa ternak. sub-sampel (lihat lampiran Tabel 67). Negara-
Perkawinan murni didefinisikan sebagai aktivitas negara ini menyediakan data semua breed yang
pemuliaan dalam breed tertentu, dan persilangan mana memiliki target dan strategi breeding
sebagai kombinasi sistematik atau non- tertentu, dan identifikasi individu, catatan
sistematik dari dua atau lebih dari dua breed performa, dimana memiliki prosedur genetik
ternak. Aktivitas perkawinan yang dilakukan oleh evaluasi dan IB diterapkan. Data dianalisa dan
group informal kecil breeder atau individual dilaporkan berbasis regional. Akan tetapi, ketika
breeder tidak dimasukan dalam bahasan. membaca hasil-hasil tersebut, perlu diingat
Analisa berdasarkan 148 Laporan Negara bahwa breed mana yang benar-benar diekspos
yang dikirim pada bulan July 2005. Pada untuk teknologi mungkin bervariasi lintas region.
beberapa negara, sumber informasi tambahan Untuk spesies besar seperti sapi, kerbau,
tersedia, tetapi dasar analisa secara umum domba, kambing, babi dan ayam, negara-negara
disenangi dan hanya informasi yang tersedia mengklasifikasikan berdasarkan atas prioritas
dalam Laporan Negara yang digunakan dalam program breeding yang dilakukan oleh negara-
analisa. Meskipun kebanyakan Laporan Negara negara dan program breeding yang benar-benar
memiliki struktur umum, dimana cara aktivitas sedang berjalan. Keberadaan program breeding
dan program breeding dilaporkan, sangat juga dicatat untuk kuda, unta, kelinci, bebek dan
bervariasi. Informasi yang disajikan dalam angsa. Negara-negara memperhatikan program
bagian yang berbeda didiskusikan berkaitan breeding hewan tertentu sebagai prioritasnya,
dengan topik yang berbeda. Negara dengan dimana negara tersebut disebutkan secara
program konservasi yang aktif memberikan khusus seperti dalam Laporan Negara, atau
penekanan dalam melaporkan aktivitas breeding akitivas asosiasi breeder untuk spesies tertentu
yang melibatkan breed yang sedang dalam dilaporkan. Sejumlah negara yang
program konservasi. Mutu informasi dan memperhatikan program breeding sebagai
penjelasan secara rinci yang disajikan sangat prioritas, lebih besar dibandingkan negara yang
211
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
telah memiliki program breeding. Bila prioritas meningkat heterogenitasnya, ada tantangan
dan keberadan program breeding tidak jelas untuk menduga perubahan pola konsumsi dan
terdapat dalam Laporan Negara diklasifikasikan mengatur program breeding dan kegiatan
dengan tidak disebutkan. Informasi mengenai produksi peternakan yang sesuai. Prioritas yang
program breeding disajikan pada basis wilayah melekat pada proses ini baik dari pemerintah
Afrika, Asia, Timur Tengah dan sekitarnya, maupun institusi publik juga sangat beragam
Eropa dan Kaukasus, Karibia dan Amerika antara negara dan wilayah dan antara spesies.
Tengah, Amerika Selatan, Amerika Utara dan
Pasifik Baratdaya. 2.1 Sapi
Untuk klasifikasi hewan menjadi breed, review Program breeding untuk sapi merupakan
ini mengikuti umumnya Laporan Negara. Dimana prioritas teratas dan diterapkan dalam jumlah
informasi disajikan sehubungan sejumlah breed terbesar negara-negara. Sembilan puluh empat
dalam wilayah berbeda, breed-breed ambang- negara (65%) dari 144 negara yang memelihara
batas dihitung lebih dari sekali total wilayah sapi menunjukan bahwa negara-negara tersebut
merupakan penjumlahan sejumlah breed dalam memandang breeding sapi sebagai sebuah
tiap negara. prioritas (Tabel 60), sementara 68 (47%)
menerapkan program serupa. (Tabel 61).
Negara-negara Afrika, Karibia dan Amerika
2 Spesies prioritas dan tujuan Tengah memperlihatkan prioritas terendah untuk
breeding breeding sapi (diluar Pasifik Baratdaya).
Perbedaan terbesar antara prioritas dan aktual
Tujuan breeding dipengaruhi oleh banyak faktor, penerapan program breeding ditemukan di
dan harus diperhatikan kebutuhan dan prioritas negara- negara Timur Tengah dan sekitarnya.
pemilik hewan atau produsen, konsumen produk Diantara 70 negara subsampel, target
hewan, industri makanan dan juga masyarakat breeding dispesifikasi untuk 22% breed sapi, dan
publik. Pentingnya faktor-faktor yang berbeda strategi tertentu tengah diterapkan untuk 19%
beragam tergantung pada spesies, dan prioritas breed (Tabel 62). Strategi breeding kurang jelas
dan tahapan pengembangan dari suatu negara. spesifikikasinya di negara-negara Timur Tengah
Selain itu juga perubahan dari waktu ke waktu. dan sekitarnya, dan Amerika Latin. Perbaikan
Fungsi dan syarat yang lebih penting dari sifat kuantitiatif dan peningkatan produksi
program breeding adalah: disebutkan oleh sejumlah besar negara-negara
Peningkatan produksi dan mutu produk sebagai target utama breeding ternak sapi
Peningkatan produktivitas dan efisiensi potong dan sapi perah. Perbaikan kualitas susu,
biaya efisiensi produksi, fertilitas dan sifat konfirmasi
Menjaga keragaman genetik menumbuhkan pentingnya peningkatan program
Mendukung konservasi dan pemanfaatan breeding di Eropa dan Kaukasus. Di negara-
breed tertentu negara Skandinavia, breeding sifat kesehatan
Memperhatikan kesejahteraan hewan dan memiliki prioritas atas dan dicapai dengan
keberlanjutan sistem bantuan program rekording yang ekstensif.
Untuk mendapatkan keseimbangan yang Peningkatan keseragaman produk dan
benar antara perbedaan permintaan merupakan konsistensi produk merupakan target yang
proses yang berlanjut dan membutuhkan penting untuk sapi perah di negara Amerika
antisipasi dari kondisi masa yang akan datang Utara, tetapi sifat-sifat fungsional yang lebih
dan perencanaan yang hati-hati dari program terbaru telah disatukan kedalam indek seleksi.
breeding. Dalam suatu lingkungan yang
multifaktorial dan diantara konsumen yang
212
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 60
Negara yang memprioritaskan aktivitas breeding (berdasarkan spesies)
TABEL 61
Kegiatan struktur breeding beberapa spesies ternak
213
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 62
Strategi dan alat yang digunakan dalam breeding sapi
Timur Tengah Eropa & LAC Pasifik
Dunia Afrika Asia
& sekitarnya Kaukasus * Baratdaya
n 67 24 8 3 21 10 1
Jumlah Breed
Lokal 505 143 71 12 112 166 1
Exotik 476 143 34 10 159 125 5
Breeds (%)
Tujuan breeding 22% 18% 28% 14% 44% 4% 0%
Strategi implementasi 19% 13% 24% 9% 44% 1% 0%
Identifikasi individu 34% 11% 12% 9% 44% 58% 0%
Recording performan 31% 12% 16% 9% 42% 45% 0%
IB 42% 23% 12% 23% 48% 69% 0%
Evaluasi genetik 22% 9% 12% 5% 38% 24% 0%
Breed dengan system 544 113 24 5 151 246 5
penggunaan spesifik
Breed murni (%) 27% 33% 42% 60% 44% 11% 20%
Breed persilangan (%) 25% 36% 17% 20% 16% 26% 0%
Keduanya (%) 49% 31% 42% 20% 40% 63% 80%
Rataan daeah dihitung berdasarkan informasi dari negara-negara yang digunakan sebagai contoh
*Amerika Latin dan Karibia (LAC)
n = jumlah negara yang memberikan informasi
untuk ruminasia kecil di negara Afrika rendah terstruktur (Tabel 61), dan hanya 10 dari negara-
dan hanya ada empat negara memiliki program negara ini di luar Eropa dan Kaukasus atau
semacam itu. Penerapan dan minat juga rendah Amerika Utara. Perbedaan antara prioritas dan
di negara Amerika Latin dan Karibia. Informasi keberadaan program breeding lebih kecil
dari 70 negara yang digunakan sebagai contoh dibandingkan sapi, tetapi sama dengan
menunjukkan bahwa target breeding dan strategi ruminansia kecil. Beberapa Laporan Negara dari
breeding dikembangkan untuk proporsi yang Amerika Latin dan Pasifik Baratdaya
lebih besar dari breed domba dibandingkan menunjukan bahwa perbaikan genetik populasi
kambing (lihat Lampiran Tabel 68 dan 69 untuk babi sangat tergantung dari impor hewan atau
data dari wilayah berbeda). Beberapa negara semen. Program persilangan yang sistematis,
saja melaporkan tujuan breeding tertentu untuk terutama melibatkan tiga breed, menjadi standar
ruminansia kecil, tetapi sifat pertumbuhan di hampir seluruh negara dengan produksi babi
tampaknya merupakan sifat yang paling penting. yang tinggi - 34 Laporan Negara menunjukkan
Kualitas wool dan sifat produksi meningkat keberadaan sistem semacam itu. Diantara 70
kepentingannya meskipun negara-negara negara subsample, jumlah breed babi dilaporkan
dengan domba khusus untuk produksi wool. lebih kecil dibandingkan dengan jumlah breed
Perbaikan sifat perah merupakan target breeding sapi atau ruminansia kecil (Lampiran Tabel 70).
utama pada kambing di negara Eropa. Target breeding dan strategi breeding sudah
dispesifikasi untuk 35% dan 30% berturut-turut,
2.4 Babi tetapi proporsinya dua kali lebih besar
Breeding babi dianggap prioritas oleh 44 negara dibandingkan di Eropa dan Kaukasus. Sejumlah
(33%, Tabel 60), tetapi hanya 36 negara (27%) breed lokal tertentu dilaporkan lebih kecil
melaporkan keberadaan program breeding yang dibandingkan ruminasia, sementara beberapa
214
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
breed internasional, seperti Landrace, Large sejumlah besar kuda. Diantara 44 negara yang
White, Duroc, Hampshire dan Yorkshire, memiliki melaporkan memelihara camelid, dua negara di
konstribusi yang besar. Target penting program Asia memiliki program breeding untuk
breeding termasuk fertilitas, konversi pakan dan dromedaries dan Argentina mempunyai program
proporsi produksi daging. Menurut banyak untuk Ilama. Diantara 108 negara yang
Laporan Negara, babi tipe lemak sudah banyak menyebutkan produksi kelinci dalam Laporan
yang hilang. Negara, 26 memiliki produksi kelinci cukup besar,
tetapi hanya 5 menyebutkan program breeding
2.5 Unggas sistematik. Gambaran ini tidak termasuk
Dari spesies ternak utama lainnya, jumlah sejumlah besar breeder kelinci sebagai hobi,
negara-negara yang memiliki prioritas program khususnya dijumpai di Eropa dan Kaukasus.
breeding ayam adalah yang paling rendah (Tabel Mayoritas negara-negara yang tidak
60), dan jumlah negara yang memiliki program melaporkan program breeding yang ada untuk
breeding serupa untuk ternak ayam adalah spesies tertentu di dalam Laporan Negara
paling terendah (Tabel 61). Kegiatan breeding mereka, karena memang tidak mempunyai
ayam, baik untuk ayam pedaging maupun semacam program breeding. Lebih lanjut,
petelur, banyak dilakukan oleh perusahaan populasi yang terlibat di kebanyakan program
breeder, yang menjual produk mereka secara breeding yang ada di negara Afrika dan Asia
meluas. Beberapa negara melaporkan aktivitas agak lebih kecil. Hasil review ini, menunjukan
struktur breeding untuk spesies unggas lainnya bahwa kecuali sapi, mayoritas negara-negara
seperti kalkun (5 negara), itik (8 negara) dan tidak mempunyai struktur program breeding dan
angsa (4 negara). Rendahnya program breeding belum menganggap hal tersebut merupakan
ayam di banyak negara tercermin oleh proporsi prioritas.
yang rendah breed untuk target breeding tertentu
(13%) dan strategi breeding (11%). Proporsi
breed dengan strategi breeding lebih besar di 3 Struktur organisasi
Eropa dan Kaukasus dibandingkan di wilayah
lain (Lampiran Tabel 71). Laporan Negara tidak Struktur program breeding memerlukan
memiliki informasi spesifik mengenai tujuan organisasi yang dapat melakukan recording,
breeding unggas. perkawinan terencana dan evaluasi genetik.
Kegiatan ini dilakukan melalui struktur
2.6 Spesies lain pemerintah dan non-pemerintah atau kombinasi
Program breeding yang sistematik untuk kuda keduanya. Program breeding yang diterapkan
disebutkan dalam 31 Laporan Negara (Lampiran langsung oleh institusi pemerintah termasuk
Tabel 72). Hal ini belum dapat mencerminkan yang melakukan peternakan pembibitan dan
adanya pengembangan aktivitas breeding yang lembaga penelitian dan perguruan tinggi.
terencana untuk kuda, khususnya kuda Stakeholder non-pemerintah yang menerapkan
dipelihara untuk olah raga dan balapan. program breeding termasuk organisasi breeder
Breeding kuda dikarakterisasikan oleh dan perusahaan swasta.
pertukaran internasional materi breeding yang Mayoritas aktivitas sistem breeding untuk sapi
cukup besar. Di kebanyakan negara Eropa, dan ruminansia kecil di negara Afrika, Asia dan
mayoritas kuda saat ini dikawinkan untuk Timur Tengah dan sekitarnya dilakukan oleh
kegiatan rekreasi atau penunggang kuda amatir. instutisi pemerintah, sementara di Eropa Barat,
Alasan lain memelihara kuda untuk produksi organisasi breeder memiliki kepentingan
daging dan kerja, khususnya sapi digembalakan terbesar (lihat rincian pada Lampiran Tabel 73
di Amerika Selatan dengan menggunakan sampai 76). Kebanyakan program breeding
215
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
pemerintah di Afrika, Asia dan Timur Tengah dan kurang diprioritaskan. (Tabel 63) Pengembangan
sekitarnya dilakukan melalui peternakan inti. semacam itu dilakukan di beberapa negara
Hewan dan semen dihasilkan dan kemudian Afrika dan Asia, khususnya di negara Eropa
disebarkan meluas ke populasi. Oleh karena itu, Timur. Kelihatannya negara yang laporannya
tidak ada partisipasi aktif dari pemilik ternak tidak menunjukan struktur program breedingnya,
dalam proses breeding. Program ini sering institusi pemerintah dan non-pemerintah berbagi
diterapkan tanpa monitoring pengaruh aktivitas tanggung jawabnya. Keterlibatan langsung
breeding terhadap populasi ternak. Hanya institusi pemerintah dalam program breeding
beberapa negara dalam wilayah ini memiliki telah dikurangi secara sistematis di kebanyakan
program breeding pemerintah yang melibatkan negara Eropa Barat dan tidak lagi ada di
partisipasi langsung breeders. Contoh termasuk Amerika Utara. Partisipasi aktif breeder penting
program breeding kerbau di India dan Pakistan, dalam program di wilayah ini. Program breeding
dan program breeding domba di Tunisia dan swasta (baik melalui organisasi breeder maupun
Cte dIvoire. perusahaan) berkembang pesat untuk ternak
Penerapan gabungan program breeding oleh babi. Untuk ternak unggas, beberapa
sektor pemerintah dan non-pemerintah sering perusahaan transisi memiliki peran dominan.
mengindikasi fase transisi dari program breeding Program breeding di Amerika Selatan
pemerintah kepada keterlibatan breeder swasta dilakukan secara besar oleh organisasi breeder,
dan organisasi breeder. Laporan Negara tetapi didukung oleh beberapa negara oleh
memperlihatkan bahwa usaha untuk membetuk badan pemerintah atau insitutsi penelitian. Selain
organisasi breeder untuk ternak sapi dianggap itu, organisasi breeder yang menerapkan
penting di banyak negara, tetapi spesies lainnya program breeding sistematik, di kebanyakan
TABEL 63
Pelatihan, penelitian dan organisasi petani dalam kebijakan saat ini
216
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
negara Amerika Selatan dan Tengah memiliki perhatian dalam skema lebih sedikit dan lebih
sejumlah besar organisasi breeder. Organisasi besar dari beberapa organisaasi breeder. Proses
breeder ini, khususnya sapi dan kuda, ini lebih maju khususnya pada industri unggas,
mendaftarkan informasi pedigree untuk breed tetapi juga terjadi pada industri breeding sapi
hewan tertentu, tetapi recording performa dan perah dan babi. Untuk melakukan persaingan di
evaluasi genetiknya masih jarang pasar internasional, negara-negara Skandinavia
Keterlibatan stakeholder yang berbeda mengembangkan aktivitas breeding gabungan,
(pemerintah, breeder dan penelitian) dalam dan Jerman serta Austria bergabung
aktivitas breeding merupakan indikator penting menerapkan estimasi nilai pemuliaan untuk
untuk mengkarakterisasi program breeding. ternak sapi perah. Stadarisasi evaluasi genetik
Tabel 64 merangkum informasi yang tersedia internasional untuk sapi melalui International Bull
dari negara sub sampel (catatan bahwa Tabel 63 Evaluation Service (INTERBULL) juga sedang
dan 64 tidak termasuk data dari Amerika Latin dipromosikan untuk program breeding lintas
dan Karibia, atau Pasifik Baratdaya, karena tidak negara. Perbaikan genetik babi dan sapi perah
ada negara dari wilayah ini yang menggunakan Frisian Holstein di Amerika Selatan dan Tengah
relevansi Tabel ini). Di semua wilayah bagian tercapai melalui importasi semen dari Amerika
Eropa barat dan kaukasia, target breeding Tengah atau Eropa dan Kaukasia. Ada beberapa
sangat ditentukan oleh lembaga penelitian dan hal yang menjadi perhatian dalam Laporan
staff peneliti, kepada institusi pemerintah Negara bahwa peningkatan internasionalisasi
dibawahnya, dan hanya sedikit oleh para breeding sapi perah menyebabkan efek negatif
breeder. Keadaan serupa dilaporkan untuk berkaitan dengan adaptasi populasi sapi
aspek lainnya dalam pengembangan breed terhadap kondisi lokal tertentu.
seperti identifikasi individu, recording dan
evaluasi genetik (Tabel 64). Khususnya, breeder
di Tenggara Afrika dan Timur Tengah dan 4 Peralatan dan Penerapan
sekitarnya tampaknya memiliki peran terbatas
dalam mempengaruhi aktivitas breeding yang Kumpulan data performa, analisa data untuk
diatur dan diterapkan oleh institusi pemerintah. mengidentifikasi hewan unggul, dan
Selain kurangnya aktivitas berlanjut, kurangnya pemanfaatan hewan unggul untuk menghasilkan
partisipasi peternak dapat mengakibatkan keturunan, merupakan komponen utama dari
kesuksesan atau kegagalan upaya breeding. program breeding. Diantara negara-negara
Untuk setiap jenis ternak, tetapi umumnya dengan program breeding terstruktur dan
ternak ruminansia kecil dan unggas, kegiatan diantara spesies berbeda, ukuran dan alat-alat
pembibitan diterapkan oleh NGO Nasional dan yang digunakan ini sangat beragam. Dengan
Internasional. Kegiatan tersebut terdiri dari pengecualian beberapa negara di Amerika Latin
penyebaran bibit ternak dalam jumlah kecil, (Argentina, Brasil, Republik Bolivia, Venezuela
biasanya breed eksotik sampai populasi ternak dan Meksiko) dan India, koleksi sejumlah besar
persilangan. Tidak ada informasi sistematik yang data performa individu ternak dan pemiliknya
tersedia pada umumnya di Laporan Negara untuk tujuan breeding terbatas pada Eropa,
7
mengenai dampak kegiatan tersebut, tetapi ada Amerika Utara dan Australia . Skala lebih kecil,
beberapa petunjuk bahwa kegiatan tersebut koleksi data performa individu ternak ruminansia
tidak signifikan. Kecuali penerapan pada skala kecil dilakukan di beberapa negara Afrika Barat
besar proram IB sapi dan kerbau oleh NGO di dan Utara.
beberapa negara di Asia Selatan. 7
Selandia baru, Negara lain yang memiliki industri peternakan dan
Di negara yang memiliki program breeding program pembibitan, tidak mengirimkan laporan Negara sehingga tidak
aktif, persaingan internasional merupakan dimasukan dalam analisa.
217
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 64
Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sumberdaya genetik ternak
Kebanyakan Laporan Negara dari Afrika dan karakteristik penampilan ternak memiliki peranan
Asia memberikan informasi yang sangat terbatas penting bagi peternakan ini. Data set dengan
mengenai populasi breeding aktif. Akan tetapi metoda BLUP yang disebut test day
selain proporsi yang kecil dari breed yang ada meningkatkan prediksi breeding value dalam
dalam Tabel 62, lampiran Tabel 68-71, populasi program breeeding sapi perah yang dipelihara
breeding aktif mungkin juga kecil. Kondisi secara intensif.
ekstrim lainnya diwakili oleh negara seperti Perencanaan breeding memerlukan
Norwegia, dimana lebih dari 95% total sapi perah perkawinan yang terkontrol. Oleh karena
memiliki rekording. sebagain besar ternak yang digembalakan
Sementara program best linear unbiased dalam sistem input produksi yang rendah dan
prediction (BLUP) untuk estimasi breeding value medium dipelihara umumnya perkawinan tidak
merupakan standart untuk semua negara yang terkontrol, perencanaan breeding untuk ternak-
memiliki program breeding yang telah maju, tidak ternak tersebut cukup sulit. Sistem semacam itu
ada informasi tersedia dalam Laporan Negara sangat banyak terdapat di negara Afrika dan
mengenai metoda seleksi yang digunakan dalam Amerika Latin. Laporan dari Ekuador (2003),
peternakan inti yang dipelihara pada peternakan contohnya, melaporkan perkawinan tidak
milik pemerintah. Seleksi ternak berdasarkan terkontrol sebanyak 49% pada ternak sapi, 81%
218
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
untuk domba, dan 61% untuk babi. Selain negara Amerika Latin dan Karibia dan Pasifik
pemanfaatan pejantan unggul, IB digunakan di Baratdaya yang tidak menggunakan Tabel yang
banyak negara sebagai sarana untuk mengontrol sesuai) mengindikasi bahwa kebijakan
perkawinan. Sebanyak 114 negara (77%) pemerintah saat ini lebih cenderung
melaporkan pemanfaatan IB pada sapi, 18% menggunakan breed sapi dan ruminansia kecil
pada domba, 7% pada kambing, dan 32% pada yang telah beradaptasi dengan kondisi lokal,
babi. Penggunaan IB pada sapi merupakan hal tetapi pada ternak babi dan unggas
biasa di seluruh wilayah, untuk spesies ternak menggunakan eksotik breed. Keadaan ini jelas
lainnya, lebih banyak di negara Eropa dan mencerminkan upaya untuk mengintensifkan
Kaukasia dan Amerika (Tabel 65). Semakin produksi babi dan unggas dan kebutuhan akan
pentingnya IB pada ternak sapi tercermin oleh breed yang mampu berproduksi tinggi. Upaya
tingginya proporsi breed yang dimasukan dalam untuk meningkatkan produksi ternak perah
program (Tabel 62 Lampiran Tabel 68-71) dan menyebabkan ternak sapi lebih terkenal di
sejumlah inseminasi disajikan. Melalui semua negara Asia dibandingkan di Afrika. Informasi
kriteria ini, IB untuk babi merupakan tertinggi yang tersedia dari negara subsampel juga
kedua. Baik semen produk lokal maupun impor menunjukan bahwa breed eksotik domba dan
digunakan untuk IB. Proporsi breed sapi yang kambing tidak merupakan prioritas bagi
cukup tinggi yang digunakan dalam skema kebanyakan negara (Tabel 68).
crossbreeding (Tabel 62) memberikan indikasi Sementara beberapa negara mendorong
bahwa sejumlah besar semen digunakan oleh penggunaan spesies tertentu dan breed tertentu
negara-negara tanpa program breeding melalui dukungan dan pengembangan upaya,
diimportasi atau dari breed eksotik (impor). Di pengaruh langsung terhadap pemilihan breed
Amerika Latin, IB untuk ternak babi juga dan sistem breeding yang digunakan oleh
mengandalkan semen impor. pemilik ternak masih jarang. Di kebanyakan
Breed eksotik yang telah beradaptasi dengan negara peraturan pemerintah yang mengontrol
kondisi lokal digunakan dalam sistem importasi semen dan hewan, termasuk bibit
perkawinan murni dan perkawinan silang. ternak, untuk alasan kesehatan. Persyaratan
Informasi dalam Tabel 62 dan Lampiran Tabel kriteria tertentu untuk bibit pejantan hanya
68-71 memperlihatkan pentingnya kedua sistem terdapat di beberapa negara Eropa. Untuk tujuan
breeding ini untuk spesies berbeda, berdasarkan konservasi dan perlindungan breed sapi perah
data yang tersedia dalam 70 negara subsampel. lokal, peraturan dibuat di India dan Pakistan
Perkawinan murni merupakan sistem breeding untuk mencegah persilangan dengan breed sapi
yang biasa dilakukan hanya pada ternak domba, eksotik. Akan tetapi, dalam prakteknya,
sementara untuk spesies lainnya, perkawinan peraturan ini tidak dapat dipaksakan.
silang atau kombinasi keduanya lebih sering
dilakukan. Tabel-tabel tersebut juga
memperlihatkan peran eksotik breed sangat 5 Tinjauan program breeding
besar di banyak negara. Program sistem berdasar regional
persilangan biasa dilakukan pada sistem
produksi berteknologi tinggi untuk ternak sapi Di banyak negara, kondisi produksi dan
potong dan babi. Sebagian besar persilangan permintaan produk ternak berubah signifikan
untuk semua spesies banyak dilakukan di selama sepuluh tahun terakhir - disebabkan
negara Afrika, Asia dan Amerika Selatan, tetapi meningkatnya urbanisasi. Tergantung pada tipe
tanpa program sistematik. negara, perkembangan ini menyebabkan
Informasi dalam Tabel 66, berdasarkan data perningkatan permintaan, perubahan permintaan
yang tersedia dari negara sub sample (diluar akan kualitas produk, dan produk ternak yang
219
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 65
Negara yang melaporkan penggunaan inseminasi buatan
TABEL 66
Jenis dan breed lokal dan eksotik utama dalam kebijakan saat ini
berbeda. Pada negara yang berbeda, wewenang intervensi breeding berkontribusi untuk merubah
pemerintah, organisasi breeder dan peternak juga memperlihatkan keragaman yang besar
bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap antara negara, wilayah dan spesies. Keragaman
perubahan dan tantangan ini. Cara dalam mana ini disoroti dalam review regional berikut.
220
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
221
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
222
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
223
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
224
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Di Eropa dan Kaukasus, breeding ruminansia Sementara sektor peternakan babi, organisasi
kecil kurang terorganisasi dibandingkan sapi. breeder dan perusahaan komersial melanjutkan
Jatuhnya pasar wool mengarahkan tujuan persaingan, dan memiliki pasar yang berbeda di
breeding pada semua negara menuju produksi negara yang berbeda, breeding unggas (dengan
daging melalui persilangan dan penggantian pengecualian dibeberapa negara Eropa Timur)
breed yang ada. Performa ternak perah penting didominasi oleh perusahaan transisi.
bagi tujuan breeding ternak kambing dan domba
di Eropa Selatan. Di banyak negara Eropa 5.4 Amerika Latin dan Karibia
kambing dan domba masih dipelihara secara Kondisi ekologi yang beragam menyebabkan
tradisional oleh peternak tradisional yang tidak sistem produksi ternak di negara Amerika
berpartisipasi dalam aktivitas breeding. Selatan dan Tengah dan Karibia sangat
Breeding ternak babi dan unggas di Eropa dan beragam. Sapi merupakan ternak terpenting
Kaukasia didominasi oleh produksi ternak hibrid dikebanyakan negara, tetapi upaya
melalui sistematik skema persilangan. pengembangan ternak selama 10 tahun terakhir
terkonsentrasi lebih banyak pada produksi ternak
Kotak 29 babi dan unggas, dan peran penting sapi
Breeding babi di Hungaria berkurang di beberapa negara. Brasil merupakan
Di Hongaria, breeding babi merupakan breeding ternak negara yang paling maju mengembangkan
terpenting. dengan beberapa breed impor, Hongaria upaya pengembangan ternak untuk wilayahnya,
merupakan salah satu negara pertama di Eropa yang tidak hanya sebagai negara komersial terbesar
mengawali pembentukan hibrid pada tahun 1970 populasi sapinya, tetapi juga memiliki program
menggunakan breed Large White Hongaria dan
breeding yang cukup canggih menangani
Landrace. Sampai hari ini, diketahui ada 3 hibrid
Hongaria yang memiliki pasar lokal tertinggi dan dapat populasi yang cukup besar. Upaya breeding
bersaing dengan hibrid terbaik luar negeri. Tipe lama untuk sapi difokuskan pada sifat-sifat produksi
babi berlemak tinggi sudah seluruhnya tergantikan daging seperti efisiensi reproduksi dan
kecuali untuk breed Mangalitsa yang meningkat pertumbuhan khususnya sapi Nelore yang
popularitasnya dan jumlahnya disebabkan asam lemak
merupakan breed sapi dominan di negara
tidak jenuhnya.
______ tersebut. Ada juga upaya meningkatkan karakter
Sumber : Laporan Hungary (2003). beberapa komposit sapi perah dan sapi FH.
Hewan untuk diambil semennya dan untuk kawin
Kotak 30 alam dari program breeding Brasil digunakan di
Breeding Kudapersyaratan tradisional dan baru negara Amerika Tengah lainnya, tetapi
Di Republik Ceknya, kuda Old-Kladruby merupakan dilaporkan bahwa penggunaan secara intensif
breed darah panas, dari daerah Sanyol-lama dan Italia- masih sangat terbatas disebabkan jumlah
lama yang telah dikawinkan secara terus menerus di
pejantan elitenya sedikit yang dapat
negara ini selama lebih dari 400 tahun. Pada tahun
1995 breed kuda ini dikenal sebagai bagian dari
mengakibatkan resiko penurunan keragaman
warisan budaya nasional Republik Ceknya. genetik.
Di Polandia, populasi kuda menurun perlahan dan Program breeding yang aktif menggunakan
kepentingannya sebagai sumber tenga kerja di ladang BLUP berdasarkan model hewan ada pada sapi
berkurang. Dengan meningkatnya peluang ekspor kuda
Zebu di Republik Bolivia, Venesuela dan untuk
sebagai ternak potong, beberapa peternak merubah ke
arah tipe darah dingin. Akan tetapi ada peningkatan
sapi FH di Argentina dan Meksiko. Akan tetapi,
minat untuk memiliki beragam breed kuda dan tipe sebagian besar negara-negara tidak mempunyai
rekreasi seperti agrowisata, balap lintas alam, liburan program breeding sendiri dan tidak memproduksi
kuda tunggang dan hippo therapy. semen sendiri, importasi semen FH dan breed
_________
Sumber: Laporan Republik Ceknya (2003); Laporan Polandia (2002).
sapi perah lainnya dari Eropa digunakan secara
meluas di dalam wilayah tersebut. Di banyak
225
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
226
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
227
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 33 Kotak 34
Pengaruh dorongan pasar terhadap breeding Breeding ternak domba di Australia
ternak di Amerika Serikat.
Di Australia, tehnik konvensional sifat non-kuantitiatif
Di Amerika Serikat, dorongan pasar sangat untuk seleksi ternak domba telah dilakukan secara
mempengaruhi pemanfaatan dan konservasi SDGT. meluas pada industri domba sejak awalnya. Tehnik
Pada industri peternakan, adanya dorongan yang terus tersebut meliputi kajian visual dan fisik melalui
berlangsung terhadap keseragaman produk dan kelompok ternak domba profesional dan pendekatan
efisiensi produksi. Oleh karena itu, sektor peternakan seleksi biologi seperti Elite dan Soft Rolling Skin.
berubah menjadi industrialisasi, dimana ada upaya Sistematik perkawinan-silang berdasarkan populasi
besar untuk meningkatkan keseragaman dan breed ternak yang telah diketahui, telah biasa dilakukan
konsistensi produk. Proses ini meliputi identifikasi pada industri domba potong dan termasuk strategi
breed,galur dan bibit yang sesuai dengan kualitas persilangan rotasi dan terminal (potong). Rekording
produk yang telah ditetapkan sebelumnya dan performa performa dan seleksi ternak biasanya tersedia guna
standar biologi yang sesuai dengan keinginan industri memenuhi kebutuhan pasar secara efisien pada domba
dan konsumen serta biaya pengawasan produksi. tipe wool dan pedaging. LAMBPLAN merupakan system
Bentuk spesialisasi ini banyak dilakukan dan secara evaluasi genetik mayoritas digunakan di Australia untuk
jelas pada industri unggas, babi dan sapi perah. Akan industri domba potong. Sistem ini mengestimasi
tetapi, konsolidasi serupa telah ada untuk ternak domba breeding values yang dihitung berdasarkan informasi
(pemanfaatan breed domba Suffolk dan Rambouillet) performa dan eturunannya yang dikumpulkan dari
dan breed sapi potong Angus. peternakan pembibitan. Pada industri domba wool,
______ program evaluasi genetik belum diterapkan secara
Sumber : Laporan Amerika Serikat (2003).
meluas, dimana mencerminkan bahwa adanya
karakterisitk sosial dan politik yang beragam dari
pada breed ternak komersial dalam hal ini dapat industri domba wool.
mengakibatkan timbulnya masalah inbreeding. _______
Sumber: Laporan Australia (2004).
Oleh karena itu, ada peningkatan minat
persilangan untuk mengurangi tekanan
inbreeding, dan memastikan perkawinan yang
lebih baik antara genotipe dan sistem produksi
6 Kesimpulan dan prioritas ke
dengan menggunakan breed ternak dari Eropa
depan
seperti Montbeliarde dan Scandinavian Red.
Diantara sapi potong di Amerika Serikat, ada Meskipun pemilik ternak mempraktekan
peningkatan penggunaan pejantan komposit intervensi breeding pada kebanyakan sistem,
yang cocok digunakan dalam program adanya keragaman yang cukup besar dalam
persilangan. memperluas pengawasan proses ini dan
Pemasaran produksi babi di Amerika Serikat besarnya perubahan genetik terjadi menurut
beralih dari sistem perkawinan murni menjadi arah seperti yang direncanakan. Intervensi
program persilangan sistem rotasi, dan saat ini struktur breeding menyebar secara luas kepada
program persilangan untuk babi potong pengembangan sistem produksi ternak dan
menggunakan persilangan antara galur maternal adaptasi terhadap perubahan keadaan. Akan
dan paternal tertentu. Perubahan ini segera tetapi, keadaan produksi yang telah
diadopsi oleh IB pada peternakan babi distandarisasi menyebabkan penyebaran luas ke
komersial. Di Kanada, kelompok komunitas yang seluruh dunia terhadap beberapa breed ternak
mengawasi breeding babi meningkat dan tertentu, khususnya produksi unggas, babi dan
populasi breed babi yang digunakan secara sapi perah, lebih banyak dibandingkan
ekstensif membentuk galur terseleksi, baik breed pengembangan materi genetik. Selain kondisi
murni maupun komposit. Kelompok komunitas dan kualitas yang telah ditetapkan, penyebaran
memiliki peran dominan dalam breeding unggas breed ternak yang disukai dan pemanfaatannya
di Australia, Kanada dan Amerika Serikat. secara meluas untuk persilangan karena mudah
tersedia dan mudah pemasarannya baik dalam
228
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
bentuk semen maupun ternak bibit. Sementara minat memperbaiki sifat-sifat seleksi yang
beberapa negara, khususnya Afrika, menguntungan breeder dan populasi secara
menganggap hal ini sebagai ancaman terhadap umum;
breed ternak lokal mereka, banyak pandangan dukungan pemerintah dan keberadaan
seperti ini sebagai pengkayaan populasi ternak perangkat ilmiah serta pegawai yang
mereka. berkualitas;dan
Review dari Laporan Negara mengemukakan keberadaan atau perkembangan pasar
perbedaan besar antara negara dan spesies produk dan suplai input.
terhadap aktivitas perencanaan breeding dan Peluang yang ada saat ini untuk menerapkan
dukungannya dengan dana masyarakat. Adalah program breeding melalui organisasi swasta
memungkinkan membedakan tiga grup besar: merupakan sebuah konsekuensi struktur yang
negara yang memiliki tradisi program berkembang lebih dahulu. Breeding merupakan
breeding efektif untuk beberapa spesies sebuah paket teknologi yang komplek. Meskipun
ternak dan yang merubah aktivitas ini mungkin tidak diperlukan di negera lain untuk
menjadi sektor swasta. mengulang proses evolusi panjang yang
negara yang sedang dalam proses mengarahkan perkembangan program breeding
membentuk program breeding nasional ini, komponen yang disebutkan di atas masih
untuk satu atau lebih spesies; dan sangat penting waktu mencapai keberhasilan.
negara yang sebagian besar mengandalkan Upaya untuk membentuk program breeding baru
impor semen dan hewan hidup untuk perlu mempertimbangkan persyaratan ini dan
perbaikan sumberdaya genetiknya. sebaiknya memasukkannya. Untuk breding
Sementara kemampuan reproduksi babi dan ruminansia khususnya, perlu adanya keterlibatan
unggas memungkinkan penerapan efektif yang terorganisir dari pemilik ternak dalam suatu
program breeding dibawah kondisi pengawasan kerjasama tertutup dengan koperasi dan
oleh sejumlah kecil breeder atau perusahaan organisasi breeding swasta. Oleh karena
breeder dalam jangka waktu pendek, hal ini lebih keragaman genetik dalam spesies ternak
sulit untuk ternak sapi dan ruminansia kecil. sebagian diperhitungkan oleh perbedaan
Untuk mencapai ukuran populasi yang cukup, diantara breed dan sebagian lagi oleh perbedaan
program breeding efektif untuk ruminansia, antara individu dalam breed, seleksi antara
berdasarkan sejumlah besar baik individu breed dan dalam breed memiliki potensi bagi
breeder maupun peternakan milik pemerintah pengembangan.
dan peternak inti. Resufel ekonomi mengurangi Informasi secara keseluruhan yang diperlukan
peluang breeding berdasarkan peternakan besar untuk penerapan optimum prosedur yang ada
milik pemerintah. Di beberapa negara tampaknya tidak tersedia pada kebanyakan
berkembang, interaksi antara breeder dan sistem input rendah dan medium. Kebutuhan ini
pemilik ternak biasa sangat terbatas, dan bukanlah hambatan yang serius pada awal
prioritas yang diberikan pada tujuan penelitian pengembangan program, tetapi penting untuk
telah mengurangi efisiensi dan dampak program dimengerti dengan tujuan pengembangan, oleh
breeding terencana yang dilakukan oleh karenanya untuk menentukan tujuan breeding
peternakan ini. Keberhasilan program breeding yang benar. Peningkatan penelitian untuk
yang dilaksanakan melibatkan individu breeder mendukung aktivitas breeding diperlukan untuk
di Eropa dan Amerika disebabkan oleh: beberapa sistem produksi ternak, khususnya di
struktur organisasi yang sesuai dan negara berkembang. Kerjasama tertutup dengan
keterlibatan langsung pemilik ternak upaya pengembangan diperlukan untuk
memastikan bahwa penggunaan sumberdaya
yang langka tersedia untuk penelitian difokuskan
229
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
kepada kebutuhan breeder dimana hasilnya seperti yang terjadi di Eropa dan Kaukasia,
digunakan untuk mengambil tindakan merupakan peluang untuk berbagi biaya dan
selanjutnya. Selain itu, tidak adanya program membuat program breeding berkelanjutan.
perbaikan genetik sebaiknya dibentuk dalam
kondisi tertutup dari usaha besar untuk
meningkatkan aspek lainnya dan sistem Daftar Pustaka
pemasaran.
CR (Country name). year. Country report on the state
Perusahaan peternakan terus menerus
of animal genetic resources. (available in DAD-IS
berkembang, khususnya mengarah pada library at http://www.fao.org/dad-is/).
peningkatan skala pemilikan dan spesialisasi
usaha. Perkembangan ini menuntut breed yang
berbeda dan ternak persilangan. Khususnya di
negara maju, prioritas dan pilihan konsumen
mempunyai pengaruh penting bagi target
breeding masa depan. Usaha perbaikan genetik
harus tetap melahirkan peluang ini dan tidak
hanya berkonsentrasi pada tujuan breeding
semata yang fokus hanya pada masalah-
masalah saat ini.
Biaya aktivitas breeding, persaingan dan
ketersediaan materi breeding yang cocok secara
internasional merupakan kriteria penting untuk
dipertimbangkan untuk pengambilan keputusan
sehubungan dukungan dana dan publik bagi
program breeding nasional. Keputusan ini
tidaklah mudah, karena pendekatan secara
logika dan komprehensif terhadap evaluasi
ekonomi program breeding tidak tersedia.
Beberapa negara memutuskan untuk
mengandalkan materi genetik internasional bagi
pengembangan breed, khususnya unggas dan
babi. Informasi dalam Laporan Negara jelas
mengindikasi bahwa negara menghadapi
masalah dalam organisasi dan penerapan efektif
dan program breeding yang efektif. Hal ini
benar terjadi sistem input produksi rendah dan
medium, dimana dalam banyak kasus berkaitan
dengan breed lokal adaptip dengan output
produksi yang terbatas. Tampaknya sektor
swasta akan mengambil bagian secara nyata
dalam pembiayaan program breeding ruminansia
nasional yang baru, dengan sistem khusus yang
terbatas peningkatan produksi. Biaya serupa
akan dimunculkan oleh lembaga nasional.
Kerjasama dalam aktivitas breeding antara
negara dengan kondisi produksi yang sama,
230
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Lampiran
TABEL 67.
Daftar negara sub-contoh yang menyediakan
informasi dalam beberapa tabel
231
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 68
Strategi dan perangkat yang digunakan dalam pembibitan domba
TABEL 69
Strategi dan perangkat yang digunakan dalam pembibitan kambing
232
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 70
Strategi dan perangkat yang digunakan dalam pembibitan babi
TABEL 71
Strategi dan perangkat yang digunakan dalam pembibitan ayam
Amerika Timur
Eropa dan Pasifik
Dunia Afrika Asia Latin dan Tengah &
Kaukasus Baratdaya
Karibia sekitarnya
n 58 24 8 16 6 2 2
Jumlah breed
lokal 360 68 56 139 73 21 3
Eksotik 532 146 33 249 83 9 12
Breed dengan
Tujuan pembibitan 13% 2% 20% 22% 0% 13% 0%
Implementasi strategi 11% 1% 17% 20% 0% 0% 0%
Identifikasi individu 7% 1% 6% 15% 0% 0% 0%
Catatan performa 7% 1% 6% 14% 0% 0% 0%
IB 1% 0% 0% 3% 0% 0% 0%
Evaluasi genetik 6% 2% 6% 10% 0% 7% 0%
Breed dengan system 350 17 21 183 106 13 10
spesifik
Perkawinan breed murni 51% 24% 76% 39% 67% 85% 50%
persilangan 21% 47% 14% 20% 26% 8% 0%
keduanya 27% 29% 10% 41% 8% 8% 50%
Rataan regional dihitung berdasarkan informasi dari beberapa negara contoh. n = jumlah Negara yang memberikan informasi
233
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 72
Negara yang melaporkan kegiatan breeding terstruktur pada jenis ternak minoritas
TABEL 73
Keterlibatan pengguna dalam aktivitas struktur breeding sapi
Negara Pemerintah Perusahaan Keduanya Penelitian Lain-lain
Afrika 9 0 4 0 0
Asia 5 2 4 2 3
Timur Tengah dan sekitarnya 1 0 0 0 0
Eropa dan Kaukasia 3 16 9 1 2
Karibia dan Amerika Tengah 1 1 0 0 0
Amerika Selatan 0 2 2 1 2
Amerika Utara 0 2 0 0 0
Pasifik Baratdaya 0 1 0 0 0
Dunia 19 24 19 4 7
Persentase (%) 26 33 26 6 10
TABEL 74
Keterlibatan pengguna dalam aktivitas struktur breeding domba
Negara Pemerintah Perusahaan Keduanya Penelitian Lain-lain
Afrika 3 0 1 0 0
Asia 6 0 0 0 1
Timur Tengah dan sekitarnya 3 0 0 1 0
Eropa dan Kaukasus 4 12 5 2 3
Karibia dan Amerika Tengah 1 0 1 0 0
Amerika Selatan 0 0 0 1 2
Amerika Utara 0 1 0 1 0
Pasifik Baratdaya 1 1 0 0 0
Dunia 18 14 7 5 6
Persentase (%) 36 28 14 10 12
234
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 75
Keterlibatan pengguna dalam aktivitas struktur breeding kambing
TABEL 76
Keterlibatan pengguna dalam aktivitas struktur breeding babi
Negara Pemerintah Perusahaan Keduanya Penelitian Lain-lain
Afrika 1 0 0 0 1
Asia 1 0 1 0 2
Timur Tengah dan sekitarnya 0 0 0 0 0
Eropa dan Kaukasus 2 16 4 0 2
Karibia dan Amerika Tengah 1 0 0 0 0
Amerika Selatan 0 1 0 0 0
Amerika Utara 0 2 0 0 0
Pasifik Baratdaya 0 2 0 0 0
Dunia 5 21 5 0 5
Persentase (%) 14 58 14 0 14
235
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab C
Program Konservasi
1 Pendahuluan Prospek suatu breed tergantung pada
pengembangan fungsinya pada saat ini dan
SoW-AnGR melaporkan proses kontribusi besar masa depan dalam sistem peternakan. Sejalan
dalam meningkatkan kesadaran acaman dengan perubahan keadaan, breed tertentu
keragaman SDGT dan kebutuhan ditempatkan pada satu sisi dan dihadapkan
konservasinya. Di beberapa negara, telah dengan bahaya kepunahan jika tidak ada
dihasilkan persetujuan dengan strategi nasional tindakan yang dilakukan. Ada bermacam alasan
terhadap pengelolaan manajemen program mengapa penerapan tindakan konservasi untuk
konservasi SDGT, dan koordinasi yang lebih breed tertentu yang mungkin dianggap penting
baik tentang keberadaan aktivitas yang tersebar. keunikan genetiknya; tingginya tingkat
Di negara-negara yang keterlibatan statusnya kepunahannya, sifat ekonomi dan kepentingan
kecil, mengarah pada pendirian konservasi ilmiah (sifat fungsionalnya unik); dan nilai
nasional SDGT. Latar belakang dari konservasi ekologi, sejarah dan budaya (Oldenbroek, 1999).
sangat beragam antar negara-negara dan Alasan untuk konservasi akan menentukan
wilayah. Dibeberapa kasus komitmen dasar CBD keefektifan tindakan konservasi. Bagian ini
mewakili kekuatan mayoritas. Sementara mendiskusikan konservasi dari perspetif
kepentingan potensi breed yang saat ini kepastian bahwa keragaman diantara dan
termasuk kategori beresiko mungkin dapat didalam breed ternak dijaga untuk
dikembangkan untuk tujuan produksi pada masa pemanfaatannya masa mendatang.
mendatang. Di beberpa negara, konservasi 9
Bagian ini menggambarkan informasi yang
SDGT dilakukan dalam program lebih luas diberikan dalam 148 Laporan negara-negara
menjadi pengembangan desa dan pengelolaan tersedia pada bulan Juli 2005, untuk
lingkungan. Mayoritas negara Eropa dan Asia, menjelaskan status konservasi di seluruh dunia.
konservasi SDGT dianggap sebagai aspek Analisa disajikan berdasarkan pada tujuh
penyelamatan warisan budaya.
Besarnya ancaman terhadap SDGT, 9
Catatan dari analisa.
khususnya tekanan terhadap intensifikasi Kuantitas dan kajian program konservasi terhalang oleh beberapa faktor
yang membuat kesulitan dalam memformulasikan kesimpulan yang kuat.
produksi ternak, beragam dari wilayah ke Tidak semua Negara menggunakan definisi yang sama untuk breed lokal
wilayah, demikian juga status terkini keragaman (contoh: semua breed ternak ada, breed asli negara, atau breed ternak
adaptif terhadap kondisi lokal). Jadi, sejumlah breed ternak dalam
genetik, dan kepentingan ekonomi dan sosial. program konservasi harus diperlakukan dengan baik, dan hal ini
Dari perpektif global, kurangnya pengukuran merupakan alas an mengapa proporsi breed ternak lokal yang
dikonservasi tidak diperhitungkan.
koservasi yang memadai secara umum Ada beberapa hal yang tidak konsisten dalam Laporan Negara
merupakan perhatian utama bila terjadi dalam sehubungan dengan definisi program konservasi in vivo. Beberapa
negara beranggapan bahwa breed ternak yang dikonservasi in vivo bila
situasi dimana ancaman erosi genetik besar dan dipelihara oleh peternak kecil atau pe-hobi, dimana negara lainnya tidak
dimana kehilangan memiliki dampak yang besar mengangap aktivitas ini merupakan program konservasi. Beberapa
negara mengkategorikan penyimpanan semen ternak di dalam Lembaga
terhadap keragaman SDGT dunia dan terhadap IB sebagai program konservasi in vitro, sedangkan negara lainnya
fungsi sosial-ekonomi ternak masa mendatang. beranggapan bahwa program konservasi in vitro ada hanya jika ada
fasilitas bank gen terpisah.
Sayangnya, di beberapa lokasi semacam itu, Data diambil dari Laporan Negara yang ditulis antara tahun 2002 dan
pemerintah kurang menyadari potensi ancaman 2005. Pada periode ini program konservasi sedang dikembangkan di
berbagai negara. Oleh karena itu, untuk beberapa negara, status program
dan pengaruhnya. konservasi masih sedang berkembang sejak analisa ini dilakukan.
237
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
wilayah dan enam spesies. Dimana relevansi, gen direncanakan di Amerika, Cina, Republik
perbedaan antara sub-wilayah disajikan dan Korea dan Vietnam. Semen diawetkan dari
peran dari stakeholder yang berbeda juga semua spesies utama, dan embryo sapi, domba
didiskusikan. dan kambing juga disimpan. Hanya beberapa
Hanya beberapa Laporan Negara memberikan bank gen menyimpan semen unggas dan kuda.
informasi nilai khusus breed ternak termasuk Kadang-kadang contoh jaringan DNA juga
dalam program konservasi, atau informasi saat dikumpulkan dari spesies utama. Bank gen
ini keturunan ternak dalam program konservasi, diprakarsai oleh pemerintah atau NGO yang
sejumlah jantan dan betina setiap generasi atau didukung oleh perguruan tinggi dan pusat
skema perkawinan pada level spesies atau penelitian, Di sejumlah negara, SoW-AnGR
breed. Jadi, status konservasi disajikan disini melaporkan proses percepatan tindakan
terutama melalui jumlah breed dan spesies yang konservasi yang bertujuan untuk memastikan
ditunjukan oleh Laporan Negara dimasukan adanya koordinasi antar bank gen dan pendirian
kedalam program koservasi. database nasional. Di negara maju, ada
Secara teori, tiga bentuk tindakan konservasi kerjasama yang kuat antara bank gen dan
dapat diterapkan: konservasi in situ, konservasi industri pemuliaan ternak dan dengan asosiasi
ex situ in vivo dan konservasi ex situ in vitro breeder dalam hal mengkoleksi materi genetik.
(lihat kotak 94 dalam Bagian 4 Bab F). Dalam Di negara berkembang penerapan konservasi in
prakteknya, perbedaan antara konservasi in situ vitro, aktivitasnya terbatas pada penyimpanan
dan konservasi ex situ in vivo agak sedikit semen dari beberapa breed sapi lokal dan
kabur. Di dalam Laporan Negara, perbedaannya domba lokal pada lembaga pemerintah atau
tidak jelas. Oleh karena itu untuk tujuan analisa lembaga swasta.
kuantitatif yang disajikan dibawah ini, hanya ada
dua bentuk konservasi: in vivo (termasuh in situ
dan ex situ in vivo) dan konservasi in vitro (ex 3 Stakeholder
situ). Masalah lainnya berkaitan dengan sulitnya
membedakan konservasi in situ dari Laporan Negara menunjukan bahwa beberapa
pemanfaatan berkelanjutan (lihat Bagian 4- stakeholder terlibat dalam konservasi:
bagian 1 untuk diskusi isu ini). Oleh karena itu, pemerintah nasional, lembaga penelitian dan
adalah mungkin bila beberapa contoh konservasi pendidikan seperti perguruan tinggi, NGO dan
in situ disebutkan dalam Laporan Negara asosiasi breeders dan peternak dan pemilik
meskipun kenyataannya akan lebih baik padang penggembalaan, peternak paruh waktu
dijelaskan sebagai contoh yang berkelanjutan dan pencinta ternak, perusahaan pembibitan.
dalam pemanfaatan breed ternak dipertanyakan. Bagian ini memberikan pandangan singkat
mengenai peran berbagai stakeholder.
238
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 77
Negara yang memiliki program konservasi
239
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
240
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
konservasi lain. Akan tetapi, perkawinan yang perusahaan pembibitan besar. Dalam program
tidak terkontrol, perubahan sistem produksi perbaikan genetik untuk galur murni, perhatian
tradisional dan perkawinan-silang yang tidak diberikan kepada jumlah populasi efektif untuk
sistematik merupakan bahaya besar bagi bentuk menghindari inbreeding. Perusahan tidak ingin
upaya konservasi. membatasi skope masa depan mereka untuk
pembibitan selektif. Keragaman genetik dalam
3.5 Peternak paruh waktu dan peternak hobi breed yang dipelihara oleh sebab itu dilindungi
Jumlah peternak sambilan dan peternak hobi dalam program ini.
yang memelihara ternak saat ini meningkat di
wilayah Eropa dan Kaukasus, Amerika Utara dan
Pasifik Baratdaya. Kebanyakan jenis ternak 4 Konservasi spesies ternak
kecuali babi, dipelihara untuk tujuan hobi. status dan peluang
Peternak hobi ini memegang peranan penting
dalam konservasi breed ternak lokal. Akan Tabel 78 menampilkan jumlah breed ternak per
tetapi, konservasi bukan merupakan target spesies yang dikonservasi secara in vivo dan in
utama, dan pengetahuan mereka akan vitro pada tingkat global.
pengelolaan populasi genetik sangat terbatas.
Program konservasi yang ditampilkan oleh 4.1 Sapi
peternak hobi memerlukan perhatian khusus dari Sistem input tinggi, breed sapi perah atau potong
pemegang tanggung jawab wewenang untuk tertentu dikembangkan melalui tekanan seleksi
membuat mereka lebih efektif. yang kuat, dan materi genetik mereka tersebar
secara luas. Pembibitan inti diawali di sapi
3.6 Perusahaan pembibitan perah, tetapi masih ada banyak peternak sapi
Di Eropa, Amerika Utara dan Australia, produksi perah yang berpartisipasi dalam aktivitas
daging babi dilakukan secara industri dan pembibitan. Pada tingkat global, intensitas
beberapa perusahaan pembibitan transnasional seleksi untuk beberapa sifat produksi, dan
mendominasi rantai produksi. Perusahaan ini pertukaran semen dari pejantan terbaik
mengembangkan beberapa galur dari jumlah mengarah kepada ukuran populasi efektif yang
terbatas breed ternak yang kemudian digunakan rendah terjadi pada breed ternak sapi perah
secara global. Semen beku digunakan untuk popular dengan resiko hilangnya keragaman
penyebaran kemajuan genetik, dan semen beku genetik dari breed ternak ini. Masalah ini dapat
serta embryo beku digunakan untuk mentransfer dihindari melalui pemanfaatan target pemuliaan
materi genetik dalam skala internasional. Pada dengan tujuan ganda, seperti digunakan dalam
industri unggas, hanya tiga perusahaan beberapa populasi sapi perah di Nordic
transnasional yang efektif menjual petelur dan ilustrasi dan dokumentasi terbaik untuk sapi
pedaging hibrid tertentu pada tingkat global. Norwegian Red (Kotak 83 dalam Bagian 4 Bab
Jumlah ayam tertentu ini meningkat sangat D).
cepat, terutama sebagai hasil dari pasar intensif Pada sektor sapi perah, breed sapi FH
oleh industri ayam petelur dan pedaging. mendominasi dan pada sektor sapi pedaging,
Pembibitan sapi perah dan potong tertentu juga breed sapi pedaging Perancis tampaknya
merupakan kegiatan transnasional dimana mendapat kedudukan yang sama di masa
semen beku dan embryo beku digunakan untuk depan. Di beberapa negara, breed ternak
menyebaran kemajuan genetik yang dicapai di tertentu ini digunakan untuk up-grading
negara dan kelompok ternak asal. Pada sektor meningkatkan penampilan breed ternak lokal.
ternak babi dan unggas, hewan ranking atas Hanya beberapa keadaan sistem persilangan
dalam populasi pembibitan dimiliki oleh berkembang stabil dimana populasi breed
241
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 78
Konservasi dunia
ternak lokal digunakan dan dikonservasi. Di ternak domba saat ini menurun. Domba tipe wool
beberapa negara, breed sapi dwi-guna saat ini memiliki nilai ekonomi yang rendah, dan
digunakan untuk peternakan organik, untuk hal ini merupakan ancaman bagi beberapa breed
fungsi tertentu seperti pengelolaan tata ruang ternak. Di Eropa, pengelolaan sumber daya alam
lahan dan alam, atau dipelihara sebagai sapi merupakan sesuatu yang penting untuk spesies
sapihan oleh peternak hobi. Dalam semua ini. Peran ini menawarkan peluang baik bagi
wilayah, program konservasi perlu konservasi in vivo karena diperlukan jumlah
dikembangkan untuk breed ternak lokal dan ternak yang besar untuk tujuan ini.
untuk breed ternak multiguna yang tidak lagi Sistem usahatani skala kecil di Afrika, Asia
digunakan sesuai fungsi aslinya (seperti tenaga dan Timur Tengah dan sekitarnya begitu juga di
kerja). beberapa negara sebelah timur Eropa dan
Dalam perkembangan dan pemanfaatan breed wilayah Kaukasus, domba masih merupakan
tertentu, teknik reproduksi buatan dalam ternak penting untuk produksi daging dan susu,
kombinasinya dengan pengawetan memegang dan untuk seremonial agama di beberapa
peranan penting. Ketersediaan teknologi ini wilayah. Peranan ini menjamin kelangsungan
membuat opsi kryokonservasi, yang telah pemanfaatan spesies ini. Akan tetapi, program
digunakan secara luas pada semen dan kurang konservasi in vivo dibutuhkan di negara maju
luas pada embryo dan sel telur. Jumlah relatif seperti di wilayah Pasifik Baratdaya dan Asia
besar breed ternak sapi dilibatkan dalam Tengah, dimana penurunan utama jumlah
program konservasi in vitro. Akan tetapi di Afrika, domba dan di beberapa wilayah atau di
Asia, Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah beberapa sub-wilayah dengan keragaman
dan sekitarnya, dan Pasifik Baratdaya, populasi domba yang tinggi seperti di Timur
perkembangan program konservasi ternak sapi Tengah dan sekitarnya.
sebaiknya didorong lebih jauh dalam artian Tehnik IB dan pembekuan bagi materi genetik
breed lokal dengan daya adaptasi tinggi ternak domba telah berkembang baik, tetapi
terhadap sistem produksi input eksternal rendah tidak digunakan secara meluas. Semen hanya
dan medium yang berhasil di wilayah ini. disimpan dalam bank gen di negara berkembang
untuk melindungi SDGT terhadap bencana
4.2 Domba seperti penyakit epidemik. Program konservasi
Di beberapa wilayah dan negara dengan system In vitro dengan tujuan yang sama dibentuk oleh
peternakan input tinggi, seperti Eropa dan negara berkembang.
Kaukasus, Amerika Utara dan Australia, jumlah
242
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
243
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
internasional jarang dilaporkan. Kecuali Kuda mencapai hal ini, diperlukan kesadaran yang
Islandia dan Kuda Friesian, dimana kelompok besar terhadap masalah ini.
kuda Belanda dan Islandia berturut-turut, Sebanyak 18 dari 42 Laporan Negara dari
mengkooridnasikan aktivitas pembibitan dan Afrika menjelaskan kegiatan in vivo. Hampir di
melakukan pengawasan keragaman genetik semua negara ini, kegiatan konservasi terbatas
dalam breed ternak. pada beberapa breed dalam setiap jenis ternak.
Keberadaan berbagai macam aktivitas Jumlah breed ternak kambing, babi, ayam dan
rekreasi menggunakan kuda, sehingga kuda yang dikonservasi sangat sedikit (Tabel
menyebabkan terjaganya keragaman genetik 79).
ternak kuda. Akan tetapi, secara umum, Dibandingkan spesies lain, karakterisasi
keragaman genetik populasi kuda lokal terancam fenotipik dan genetik sapi dan domba relatif
oleh penggunaan beberapa pejantan yang terdokumentasi dengan baik dalam pustaka
disukai. Breed kuda tipe berat (cold blood) dahulu dan sekarang. Bagi spesies lainnya,
yang pada mulanya dikawinkan untuk tujuan beberapa karakteriasai fenotipik breed lokal
tenaga kerja, seringkali terancam dimana di dijumpai di buku (sejarah) dan database yang
beberapa negara dipelihara untuk tujuan berkembang saat ini. Teori pemuliaan
produksi daging. berkembang dengan baik di berbagai macam
Pada spesies kuda, konservasi semen in lembaga dan perguruan tinggi. Akan tetapi,
vitro saat ini berkembang. Di beberapa negara, program pembibitan dan konservasi sulit
semen beku dari breed lokal disimpan. terbentuk karena kurangnya data jumlah
Konservasi in vitro breed lokal tipe berat populasi, sistem identifikasi dan catatan silsilah.
sebaiknya merupakan prioritas utama. Ilmu pengetahuan dan keahlian yang diperlukan
untuk pelaksanaan program seperti itu masih
sangat jarang dan infrastruktur yang dibutuhkan
5 Program konservasi in vivo dan tidak tersedia. Beberapa negara menyebutkan
in vitro analisa regional konservasi in vivo dilakukan oleh para pemilik
padang penggembala dan peternak skala kecil
5.1 Afrika
yang memelihara beberapa breed ternak. Akan
Sebagian besar penduduk Afrika tidak tetapi, ada keraguan apakah kegiatan ini bisa
berkecukupan dan di banyak negara di Afrika dikatakan sebagai program konservasi.
swasembada pangan merupakan tujuan utama. Kebanyakan program yang dijelaskan dalam
Kebijakan yang bertujuan meningkatkan Laporan Negara memasukan peran penting
produksi pangan mendorong para breeder kelompok inti ternak lokal yang dipelihara pada
setempat menggunakan sumberdaya genetik peternakan insitusi atau pemerintah. Peternakan
eksotik untuk menggantikan breed (ayam) lokal, ini mejual materi pembibitan yang digunakan
atau menyilangkan/upgrading (sapi dan domba). untuk mendidik peternak setempat. Tidak
Kegiatan ini tidak disertai program pembibitan satupun Laporan Negara mendokumentasikan
dan program konservasi yang memadai, dan rencana konservasi yang telah terbentuk dengan
mengancam banyak breed ternak lokal. baik.
Perluasan sistem peternakan input tinggi Analisa mengungkap perbedaan besar
menggunakan breed eksotik, bersamaan dengan kegiatan konservasi antara tiga sub-wilayah
ancaman breed lokal terhadap kekeringan, Afrika. Hanya 9 dari 42 Laporan Negara
penyakit epidemik dan ketidak stabilan politik menunjukan adanya kegiatan in vitro (Tabel 77).
menyebabkan kebutuhan pelaksanaan Di hampir semua negara ini, kegiatan konservasi
konservasi in vivo dan in vitro dalam skala besar terbatas hanya pada breed sapi tertentu (Tabel
segera perlu dilakukan. Akan tetapi, untuk
244
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 79
Konservasi di Afrika
245
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 37
Plan Mouttonier di Maroko wilayah pembibitan yang dirancang untuk pemeliharaan breed domba lokal
Maroko melakukan upaya besar dalam menbentuk dampak breed eksotik tehadap populasi domba asli
pengelolaan keberlanjutan sumber daya genetik terbatas. Breed asli sebanyak 53% dari total populasi
domba. Pengembangan terpenting didirikan pada pada tahun 1996/97 (status sensus terkini di Maroko yang
tahun 1980 yang dikenal dengan nama Rencana Plan mengkategorikan domba berdasarkan breed). Sejak 1970,
Moutonnier. Elemen utama dari rancangan ini populasi Sardi meningkat, Timahdite dan Dman telah
membagi negara menjadi zona menurut sumberdaya stabil dan Bni Guil sedikit menurun. Akan tetapi, populasi
genetik yang ada dan sistem pertanian. Setiap zona breed Bni Ahsen menurun secara drastis seiring dengan
memiliki peraturan pembibitan domba sendiri. Dalam introduksi irigrasi di zona aslinya yang menyebabkan
zona breeding (zones berceaux de race) hanya peningkatan pertumbuhan pohon buah dan pemeliharaan
breed domba yang telah ada di daerah setempat sapi perah. Contoh ini menggambarkan bahwa meskipun
selama bertahun-tahun boleh dipelihara. cross- penyelamatan dilakukan, re-orientasi utama sistem
breeding zones (zones de croisement), perkawinan- pertanian mengancam kelangsungan keberadaan breed
silang diijinkan tanpa batasan pilihan breed domba lokal.
Sementara yang lainnya, traditional sheep breeding
zones (zones dlevage traditionel), berbagai varitas Wilayah breeding breed domba lokal
domba diijinkan tanpa batasan dominasi breed domba Area breeding domba
di Moroko
tertentu.
Wilayah breeding ditetapkan dalam batasan area Nama Breed
246
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 80
Konservasi di Asia
dikumpulkan dari semua spesies utama. Pada semua spesies penting, banyak program
Pemerintah menangani kegiatan in vitro ini konservasi in vivo breed ternak lokal (Tabel 81).
bekerjasama dengan industri. Di beberapa Akan tetapi, perbedaan besar ada diantara
negara, ada keterbatasan penyimpanan semen Eropa Barat dan Tengah, dan negara sebelah
di stasiun IB, sementara ditempat lainnya, timur dari wilayah ini. Di Eropa Barat dan
khususnya bagian barat wilayah ini, kegiatan in Tengah, 27 negara memiliki program konservasi
vitro tidak ada. in vivo (Tabel 77). Beberapa negara (seperti
Irlandia, Filandia dan Jerman) mendasari
5.3 Eropa dan Kaukasus kebijakan konservasinya pada jumlah betina dan
Seluruh wilayah Eropa dan Kaukasus, jantan dalam populasi (jumlah populasi efektif).
kesadaran besar akan konservasi dan banyak Beberapa negara yang melaporkan
rencana konservasi dan breeding telah menyebutkan rendahnya jumlah populasi efektif
dikembangkan. Karakterisasi fenotipik dilakukan dari breed sapi terkenal seperti FH dan Belgian
dan karakterisasi beberapa molekuler genetik Blue disebabkan keterbatasan penggunaan
dilakukan. Kecuali wilayah sebelah tenggara, jumlah penjantan. Beberapa negara (Eropa
catatan ukuran populasi, identifikasi dan catatan Tengah, Utara dan Barat) memiliki sejarah
silsilah dibuat dengan baik. konservasi SDGT, dan beberapa negara
menggabungkan kekuatan untuk alasan efisiensi
247
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 38
Strategi konservasi di Cina
Republik Rakyat Cina memiliki jumlah penduduk lebih gen didirikan dengan bank utama mamalia terletak di
dari 1.2 miliar orang kira-kira 22% dari jumlah penduduk Beijing dan kegiatan perunggasan dilakukan di propinsi
dunia, tetapi hanya sekitar 10% dari tanah pertanian Jiangsu. Sampel breed untuk kriopreservasi yang
dunia. Kebutuhan pangan penduduk yang bertambah dimulai pada pertengahan 1990 dan prosedur telah lama
mengakibatkan penekanan pada produksi pertanian diperbaiki, hasil dari pengalaman dan kajian ilmiah.
selama lebih dari 25 tahun. Hal ini mengakibatkan Kebutuhan saat ini sekitar 250 embrio dan 1.600 dosis
importasi besar sejumlah breed ternak eksotik dan semen disimpan untuk setiap breed ternak. Tujuh belas
perkawinan-silang tidak terkontrol. Akan tetapi, breed yang terancam punah telah mempunyai semen
pemerintah sadar bahwa ada masalah serius bagi yang tersimpan, dan embrio disimpan dari 16 breed
hilangnya keragaman genetik ternak dan tahun berbeda. Hal ini memperlihatkan suatu dilema apakah
1994/1995 dibuat beberapa keputusan penting. Tahun mengambil contoh breed dalam jumlah terbatas atau
1994, setelah mendaftarkan 576 breed ternak, mengambil contoh lebih banyak breed, tetapi dalam cara
pemerintah mengeluarkan peraturan administrasi terbatas. Dalam jangka panjang, perlu mengkover
Pembibitan ternak. Dana khusus dialokasikan untuk semua breed ternak dengan kedua tehnik tersebut.
menjaga breed ternak asli pada peternakan pemerintah Cina memperkuat basis penelitiannya, meskipun
setempat. Pemerintah mendirikan Komite Nasional untuk perbandingan breed secara komprehensif antara breed
Sumberdaya genetik ternak (National Commission for lokal dan eksotik jarang dilakukan. Proposal untuk
Domestic Animal Genetic Resources Administration), mengkarakterisasi dan evaluasi breed dalam pusat
yang menyelenggarakan National Focal Point bagi pengujian yang terletak di Beijing. Akan tetapi, replikasi
SDGT. Daftar konservasi untuk breed ternak dibuat dan lingkungan yang cocok untuk setiap breed yang terlibat
peternak pemerintah dihubungkan dengan peternakan pengujian menjadi masalah.
setempat. Tahun 1999, survei besar dimulai di provinsi Departemen Pertanian (The Ministry of
bagian Barat laut dan Baratdaya, yang mengidentifikasi Agriculture/MOA) menominasikan 78 breed ternak pada
79 breed ternak yang tidak dikenal. Pemerintah juga tingkat nasional sebagai Breed Ternak Kunci. Untuk
mengetahui kepunahan tujuh breed ternak yang unggas, ada 40 breed ternak diajukan untuk grup ek-situ
ditambahkan kepada 10 breed yang telah hilang sampai in vivo di propinsi Jiangsu, dimana setiap breed memiliki
tahun 1983. Sebagai hasil, diketahui ada sekitar 600 paling sedikit 300 betina dan jumlah jantan yang sesuai.
breed ternak di Cina. Penyebaran flu burung mempertanyakan keamanan dan
Dukungan dana dimulai pada Rencana-lima tahun- kebutuhan konservasi in vitro sejalan dengan kegiatn in
kedelapan (1991-1996), selama pemerintah mengenal 83 vivo.
peternakan pembibitan inti tingkat propinsi dan Perkembangan dan industrialiasasi Cina
melakukan pengawasan infrastruktur beberapa mengakibatkan MOA sadar akan kebutuhan meyakinkan
peternakan dan wilayah konservasi begitu juga beberapa kesadaran masyarakat akan konservasi dan pentingnya
stasiun IB baru. Dukungan ini (legal dan dana) keragaman genetik ternak. Untuk menandai 10 tahun
memampukan provinsi dan kabupaten mendirikan berdirinya China National Commission untuk
wilayah dan peternakan konservasi untuk breed lokal pengelolaan SDGT, pemerintah melepaskan koleksi
tertentu. Selain itu, bagan registrasi silsilah dan skema perangko 78 breed utama. Rencana kedepan
perbaikan breed terbentuk. Pemerintah sedang membuat memasukan ke dalam China Farm Animal Diversity
konsep Undang-Undang Peternakan Animal Husbandry Network. Pelatihan petugas dilakukan untuk
Law, yang menyatukan kegiatan SDGT kedalam proses meningkatkan terus menerus tenaga ahli yang tersedia
produksi ternak. Hal ini memerlukan kegiatan konservasi untuk memastikan pengelolaan SDGT yang tepat.
dan menetapkan persyaratan hukum. Penelitian performa Perbaikan hubungan antara semua pihak yang terlibat
breed lokal dan ekstotik juga merupakan suatu diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam
kebutuhan. memelihara dan menyimpan kekayaan Cina berupa
Hasil langsung pendanaan adalah 83 projek, keragaman sumber genetik.
kebanyakan berkonsentrasi pada konservasi breed ________
ternak; kira-kira 10% terkait skema kriokonservasi. Bank Dibuat oleh: Hongjie Yang dan David Steane
(negara Norwegia). Di beberapa negara, berbagai cara berbeda. Ternak dipelihara pada
konservasi in vivo terbatas pada beberapa berbagai peternakan (penelitian peternakan,
spesies saja. Hal tersebut dibentuk dalam pendidikan peternakan, museum dan peternakan
248
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
249
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 82
Konservasi di Amerika Latin dan Karibia
kondisi ekstrem setempat juga dikembangkan. dan peternakan milik institusi (Tabel 82), yang
Pada kasus lainnya, perkawinan-silang tetap berfungsi sebagai kelompok pembibitan inti. Di
berlangsung. Oleh karena perkawinan murni beberapa negara, kegiatan karakterisasi
kurang memegang peranan dibandingkan di molekuler dimulai untuk mendukung kenijakan
Eropa, konservasi breed (murni) ternak tidak konservasi. Di negara yang melakukan kegiatan
merupakan prioritas utama. Hal ini terlihat pada konservasi, inisiatif biasanya dilakukan oleh
keunikan spesies yang didomestikasi di Amerika pemerintah, perguruan tinggi dan institusi terkait.
Selatan (seperti llama, Alpaca dan babi guinea). Konservasi in vitro terbatas pada
Mutu kegiatan konservasi in vivo sangat penyimpanan semen dan kadangkala juga
beragam. Brasil mempunyai program intensif embrio dari beberapa breed ternak. Inisiatif
konservasi in vivo, sementara beberapa negara mendirikan bank-krio biasanya dilakukan oleh
belum memiliki kegiatan semacam ini. Di banyak pemerintah dengan bantuan perguruan tinggi
negara Karibia dan Amerika Tengah, identifikasi dan institusi. Brasil merupakan negara pertama
dan registrasi ternak, catatan performa dan di wilayah ini mendirikan bank gen.
perkawinan belum dikembangkan, dan ini
membuat lemahnya basis kegiatan konservasi. 5.5 Timur Tengah dan sekitarnya
Di beberapa negara Amerika Selatan, pasar Tujuan utama pemerintah negara dalam wilayah
ekspor menarik investasi dalam identifikasi ini adalah untuk meningkatkan produksi ternak
ternak, dan catatan performa, dan hal ini dan mengurangi impor makan asal ternak. Oleh
mendorong terbentuknya program konservasi karena itu, ada perhatian pada sistem input
dan kegiatan pemuliaan. tinggi. Breed eksotik sapi dan ayam output tinggi
Konservasi in vivo terbatas pada ternak sapi diimpor. Sementara arahan untuk memperbaiki
dan kuda yang dipelihara pada perguruan tinggi atau mengkonservasi ternak lokal kurang
250
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 83
Konservasi di Timur Tengah dan sekitarnya
TABEL 84
Koservasi di Amerika Utara
251
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 85
Konservasi di Pasifik Baratdaya
252
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
253
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
keragaman genetik dalam breed tertentu; dan besar dan membutuhkan kerjasama dengan
menarik industri pembibitan menyangga materi pembibit dan registrasinya.
genetik mereka. Pengelolaan bank gen meliputi Untuk menerapkan program koservasi breed
kepemilikan dan akses, penyimpanan koleksi yang sesuai (dimana konservasi keragaman
penyangga, informasi dan dokumentasi, optimasi dalam breed sangat penting), silsilah individu
koleksi utama dan rasio antara gamet dan ternak harus diketahui. Persyaratan jumlah
embrio. minimum jantan dan betina per generasi harus
dijaga untuk menghindari random drift dan
perkawinan sebaiknya diatur untuk menghindari
7 Kesimpulan dan prioritas inbreeding. Program konservasi in vivo harus
memasukan identifikasi dan registrasi ternak,
Di banyak negara Afrika, sebelah timur Eropa catatan performa, dan pengawasan populasi dan
dan wilayah Kaukasus, Timur Tengah dan jumlah populasi. Kerjasama regional dalam
sekitarnya, Asia Tengah dan Selatan dan pendirian bank gen antar negara dan regional
Karibia, program konservasi perlu untuk krio-konservasi merupakan bagian
dikembangkan. Wilayah dan sub-wilayah ini penting.
mempunyai keragaman SDGT yang kaya, tetapi Pada unggas, babi dan sapi (potong dan
nilainya tidak cukup dikenal oleh pemegang perah), perusahaan transnasional
wewenang nasional. Di kebanyakan negara, mengembangkan sejumlah breed dan galur
kesadaran harus ditingkatkan untuk terbatas. Kegiatan produksi dan pembibitan dari
mendapatkan sumberdaya keuangan bagi perusahaan ini menyebar di Asia dan Afrika.
perbaikan dan konservasi breed ternak lokal. Perbaikan breed dan galur terseleksi digunakan
Kapasitas untuk mengembangkan produksi untuk memenuhi permintaan daging, susu dan
ternak dan pembibitan ternak, dan untuk telur yang tinggi di tahun mendatang. Pada
menerapkan pengelolaaan populasi setempat keadaan ini, banyak breed lokal sapi, babi dan
sebaiknya merupakan prioritas utama. Di unggas (dwi-guna) yang telah dikembangkan
beberapa negara berkembang, program saat ini dianggap perlu untuk dikonservasi.
multilateral atau bilateral yang membantu Percepatan industrialisasi dan spesialisasi yang
program konservasi sangat diperlukan. Program tinggi dalam pembibitan babi bersama dengan
antar negara, sub-wilayah dan wilayah kurangnya peluang konservasi in vivo bagi jenis
sebaiknya ditingkatkan dan didukung melalui ternak ini membutuhkan perhatian khusus bagi
teknis eksternal dan bantuan dana. konservasi in vitro populasi babi (breed lokal dan
Pembentukan program konservasi regional dan galur yang dikembangkan saat ini). Bagi jenis
bank gen untuk breed lintas batas regional ternak lainnya, program pemuliaan untuk
sebaiknya merupakan prioritas utama khususnya memperbaiki dan konservasi breed lokal dan
di negara berkembang. meningkatkan performa mereka dalam sistem
Jumlah breed untuk konservasi cukup besar, persilangan dengan breed eksotik sebaiknya
dan program konservasi ternak sangat mahal. dikembangkan.
Jadi, dalam program konservasi nasional, Bagi breed lokal dan breed serta galur yang
perhatian khusus sebaiknya diberikan untuk dikembangkan saat ini yang tidak akan
seleksi breed dan metoda konservasi. Prioritas digunakan secara ekstensif di masa yang akan
efektif breed ternak bagi program konservasi datang, peluang konservasi in vivo sebaiknya di
dilakukan melalui karakterisasi fenotipik dan eksplorasi lebih jauh: tata kelola alam,
genetik, serta pengetahuan akan jumlah dan peternaian organik, partisipasi pembibitan, pasar
struktur populasi. Informasi struktur populasi dan tertentu dan peternak hobi. Bagi ternak domba
jumlah populasi efektif merupakan tantangan dan kuda, tujuan produksi dan pembibitan telah
254
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
berubah dramatis dalam beberapa tahun dan embrio. Konservasi dan koleksi in vivo dan
terakhir, dengan konsekuensi utama untuk in vitro sebaiknya dilindungi terhadap provokasi
pemanfaatan dan konservasi sumberdaya manusia dan bencana alam melalui berbagai
genetik. Perkembangan ini menggambarkan pengamatan, termasuk penggunaan lokasi
kepentingan pemeliharaan keragaman genetik terpisah pada tingkat nasional dan internasional.
perlu bagi tujuan barunya. Bagi ternak domba,
keragaman antara breed terancam oleh
penurunan tajam jumlah populasi di beberapa Daftar Pustaka
wilayah.
Boujenane, I. 1999. Les ressources gntiques ovines
Program pendidikan tatalaksana genetik
au Maroc. Rabat. Actes ditions.
seharusnya merupakan prioritas utama. Di
semua wilayah, peternak dan organisasi Boujenane, I. 2005. Small ruminant breeds of Morocco.
peternak serta penasehat membutuhkan arahan In L. Iniguez, ed. Characterization of small ruminant
akan keberlanjutan pemanfaatan, breeds in West Asia and North Africa. Volume
2:North Africa, pp. 454. Aleppo, Syria. International
pengembangan dan konservasi SDGT.
Center for Agricultural Research in the Dry Areas
Dukungan dari peternak hobi dan NGO untuk (ICARDA).
memperbaiki tatalaksana genetiknya juga
dibutuhkan. Di banyak perguruan tinggi di CR (Country name). year. Country report on the state
of animal genetik resources. (available in DAD-IS
negara maju, topik ini disatukan dalam kurikulum
library at www.fao.org/dad-is/).
masaiswa pertanian. Akan tetapi, jumlah
mahasiswa saat ini mulai berkurang. Oldenbroek, J.K. 1999. Genebanks and the
Untuk menjaga keragaman genetik, semua conservation of farm animal genetik resources.
negara sebaiknya memiliki bank gen atau Lelystad, the Netherlands. DLO Institute for Animal
Science and Health.
berbagi bank gen untuk menampung materi
genetik hasil kriopreservasi dari breed dan galur
ternak lokal mereka yang telah dikembangkan
dan melindunginya terhadap ancaman yang tak
terduga. Karena ada banyak breed lintas batas,
koordinasi antar negara sangat diperlukan.
Kerjasama akan dilakukan bila bank gen
nasional dan regional menjalankannya dibawah
protokol yang disetujui secara internasional. Hal
ini termasuk persyaratan sanitari hewan materi
krio-konservasi, selain karakterisasi genetik dan
deskripsi fenotipiknya. Akan tetapi, dalam
beberapa keadaan, adalah lebih baik bila negara
memutuskan untuk membentuk bank gen
nasional dan menangani persyaratan sanitari
dan karakterisasi pada tahap selanjutnya.
Pelaksanaan bank gen juga dapat diperbaiki
oleh peraturan kepemilikan, akses dan
doukumentasi serta oleh optimasi koleksi dan
isinya. Untuk memfasilitasi pembentukan bank
gen, fasilitas pelatihan dibutuhkan melalui tehnik
krio-konservasi seperti sampling breed,
pembekuan dan pemeliharaan semen, sel telur
255
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab D
Bioteknologi Reproduksi dan
Molekuler
1 Pendahuluan 2 Pandangan global
Perkembangan bioteknologi bidang pemuliaan, Tabel 86 menyajikan pandangan wilayah ke
reproduksi dan molekuler genetik saat ini telah wilayah mengenai proporsi Laporan Negara
sangat maju. Diantara teknologi reproduksi, IB yang memanfaatkan kelompok bioteknologi
dan superovulasi dan transfer embrio (MOET) berbeda. Hal ini dapat terlihat bahwa IB
berdampak besar bagi program perbaikan ternak merupakan bioteknologi yang telah digunakan
di negara maju. Teknologi ini mempercepat secara meluas. Akan tetapi, sebagain besar
kemajuan genetik, mengurangi resiko wilayah Afrika dan Pasifik Baratdaya, beberapa
perpindahan penyakit, dan memperluas jumlah negara belum melakukannya. Pada kasus
ternak yang dapat dikawinkan dengan pejantan transfer embrio (TE) dan teknik molekuler, jarak
superior. Bidang molekuler genetik juga antara wilayah berkembang dan maju sangat
berkembang pesat; karakterisasi berdasarkan jauh terpisah. Seperti ilustrasi pada Tabel 87,
marker molekuler dan seleksi marker (MAS) penggunaan bioteknologi cenderung bias pada
menawarkan peluang baru dalam penegelolaan ternak sapi. Tabel memperlihatkan bahwa bias
SDGT (FAO, 2004). Akan tetapi, perluasan terbesar pada TE, tetapi dapat dilihat bahwa di
teknologi yang digunakan sangat beragam dari kebanyakan wilayah penggunaan IB juga
negara ke negara lainnya dan diantara wilayah. didominasi oleh sektor ternak sapi. Di wilayah
Bagian berikut ini menyajikan pandangan Afrika khususnya, beberapa negara memperluas
informasi yang ditampilkan dalam Laporan penggunaan IB untuk ternak lainnya. Kejadian
Negara mengenai pemanfaatan bioteknologi.
TABEL 86
Pemanfaatan bioteknologi di berbagai negara
257
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 87
Pemanfaatan bioteknologi di berbagai jenis ternak
pada jenis ternak ini bias dan tidak jelas ketahanan pangan melalui peningkatan output
terutama teknologi molekuler genetik. Sejumlah hasil ternak. Pada banyak kasus, minat untuk
negara melaporkan penggunaan teknologi ini lebih memperluas penggunaan IB terganggu
masih sangat rendah. Akan tetapi, diantara oleh perhatian berkaitan dengan implikasi
negara-negara banyak laporan mengenai keragaman genetik dari penggunaan yang tidak
penelitian karateristik molekuler paling sedikit terkontrol dan semestinya. Sejumlah Laporan
satu spesies ternak selain sapi. Akan tetapi, Negara dari wilayah juga menyebutkan potensi
ternak sapi merupakan spesies dominan di penggunaan IB memfasilitasi tujuan krio-
banyak negara dimana aplikasi komersial konservasi.
molekuler teknologi menjadi perhatian utama. Tiga-puluh satu dari 42 negara melaporkan
Penjelasan lebih rinci mengenai penyebaran penggunaan IB. Beberapa negara lainnya
pemanfaatan bioteknologi, dan jenis ternak yang melaporkan bahwa IB telah dilakukan secara
dipakai dalam aplikasi terdapat dalam percobaan pada waktu lampau, tetapi tidak
penjelasan regional berikut ini. pernah diaplikasikan secara rutin, atau program
IB sebelumnya terbengkalai karena kekurangan
sumber dana atau hambatan lainnya.
3 Afrika Penggunaan IB di Afrika difokuskan pada ternak
sapi. Sebanyak 31 Laporan Negara yang
Laporan Negara menunjukkan bahwa IB adalah melaporkan penggunaan IB menyebutkan bahwa
bioteknologi reproduksi yang biasa digunakan teknologi ini digunakan pada ternak sapi. Ada
dalam pengelolaan SDGT di Afrika. Laporan dua negara melaporkan penggunaan IB pada
memperlihatkan aspirasi bagi pemanfaatan ternak domba, dan masing-masing satu negara
teknologi yang lebih besar, terutama untuk pada kambing, babi dan kuda. Semen yang
memfasilitas program pemuliaan dan introduksi digunakan untuk IB cenderung lebih banyak
plasma nutfah eksotik. Aspirasi ini berkaitan berasal dari breed eksotik dibandingkan breed
dengan seluruh tujuan yang terlihat di banyak lokal. Sembilan belas negara menujukan bahwa
Laporan Negara Afrika dalam mempromosikan
258
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
IB dilakukan dengan menggunakan semen dari sektor swasta. NGO disebutkan sebagai pemberi
breed ternak sapi eksotik, dua melaporkan pelayanan IB dalam 8 Laporan Negara,
menggunakan semen dari breed lokal, dan enam sementara organisasi breeder disebutkan dalam
menggunakan semen breed lokal dan eksotik. 2 Laporan Negara (Laporan Burkina Faso,
Program secara terinci tersedia dan tujuan untuk 2003; Laporan Madagascar, 2003). Laporan
upgrading ternak asli dengan menggunakan Negara Niger (2003) menyebutkan kerjasama
semen dari breed eksotik, umumnya pada ternak antara dua perguruan tinggi Italia, perguruan
sapi perah. Semen breed sapi eksotik juga tinggi setempat dan stasiun penelitian setempat
digunakan di sejumlah negara. dalam pembentukan program IB ternak sapi.
Beberapa Laporan Negara dari Afrika Barat Laporan Negara Zambia (2003) memperlihatkan
menyebutkan bahwa penggunaan semen breed bahwa individu peternak swasta mengimport
eksotik untuk perkawinan silang dengan breed semen eksotik untuk tujuan memperbaiki
sapi toleran trypanosome (laporan Guinea, 2003; kelompok sapi mereka. Beberapa negara
laporan Cte dIvoire, 2003). Sejumlah program memiliki program IB ekstensif di negaranya.
IB terbatas menggunakan semen dari ternak asli Botswana, sebagai contoh, dalam konteks
juga dilaporkan, termasuk satu negara kebijakannya memperbaiki populasi ternak
menggunakan semen sapi toleran trypanosome nasional, memiliki sejumlah pos IB di seluruh
(laporan Cte dIvoire,2003). Laporan Negara negeri dan mensubsidi ketersediaan semen bagi
Madagaskar (2003) mencatat penggunaan IB peternak tradisional (Laporan Botswana, 2003).
dalam program konservasi in situ breed sapi Banyak negara melaporkan bahwa masalah
Renitelo yang terancam punah. Akan tetapi, finasial pelayanan pemerintah merupakan
walaupun negara dimana breed asli dimasukan hambatan bagi keberadaan IB. Peningkatan
dalam program IB, keseimbangan tampaknya keterlibatan sektor swasta tercatat sebagai
cenderung pada breed eksotik. Laporan Negara sebuah tujuan dalam beberapa Laporan Negara.
Botswana (2003) menunjukan tahwa 94,1% Beberapa negara tidak mampu melaporkan
pelayanan IB dilakukan pada tahun 1987 sampai kemajuan nyata dalam arahan ini (contohnya
1995 menggunakan semen breed eksotik. Laporan Kenya, 2004 dan Laporan Negara
Penggunaan IB oleh peternak kecil sangat Zambia, 2003). Laporan Negara Zambia (2003)
terbatas pada produsen sapi perah, dan mencatat bahwa sektor swasta mengambil alih
terkonsentrasi di daerah urbanisasi. Sejumlah dalam penyediaan semen impor, sementara
kecil Laporan Negara menyebutkan upaya pemerintah melatih dan mengawasi teknisi IB.
mempromosikan difusi teknologi termasuk pada Akan tetapi, seperti gambaran di atas
daerah yang sulit terjangkau. Laporan Negara meperlihatkan peran sektor swasta terlihat
Senegal (2003) mencatat penggunaan IB untuk sangat terbatas dan tidak ada di banyak negara.
introduksi plasma nutfah eksotik sangat besar Beberapa Laporan Negara mendiskusikan
terjadi pada pembibitan kuda pacu (balap). hambatan sektor swasta dalam penjelasan
Ada keragaman besar antar negara berkaitan secara detail. Akan tetapi, Laporan Negara Cte
dengan pengembangan sumber daya manusia dIvoire (2003) menyebutkan bahwa pelaku
dan fasilitas untuk pelaksanaan program IB, swasta dalam Laporan Negara menghentikan
dalam konteks ketersediaan pelayanan kepada kegiatan disebabkan oleh kesulitan dana.
peternak dan penyediaan pelayanannya. Sektor Lima negara (Laporan Cte dIvoire, 2003;
umum paling banyak dilaporkan sebagai Laporan Kenya, 2004; Laporan Madagaskar,
penyelenggara pelayanan IB di wilayah 2003; Laporan Zambia, 2003;dan Laporan
bersangkutan. Diantara 27 Laporan Negara yang Zimbabwe, 2004) melaporkan penggunaan
memberikan informasi pelayanan IB, 26 teknologi TE. Penggunaan teknologi terlihat
menyebutkan sektor umum dan 12 menyebutkan sangat terbatas. Pada satu negara penggunaan
259
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
teknologi TE dilaporkan hanya digunakan untuk Dalam negara industri seperti Jepang, hampir
sapi perah Frisian Holstein pada peternakan semua pembibitan sapi (99,4% sapi perah dan
swasta (Laporan Madagascar, 2003). Laporan 97,8% sapi potong) melakukan IB (Laporan
Negara Cte dIvoire (2003) mencatat bahwa Jepang, 2003). Di banyak negara Asia lainnya,
beberapa individu pemilik ternak sapi pelayanan sangat terbatas dan cenderung fokus
mengintroduksi materi genetik Zebu Brasil pada sektor sapi perah dan sistem produksi peri-
melalui embrio beku impor. Di Zimbabwe, urban. Beberapa Laporan Negara menunjukan
teknologi dilaporkan tersedia melalui dua bahwa pelayanan dibatasi oleh hambatan dana
perusahaan pembibitan swasta (Laporan dan teknis. Memang, beberapa Laporan Negara
Zimbabwe, 2004). Beberapa Laporan Negara menunjukan penurunan dalam penggunaan
menyatakan bahwa introduksi TE merupakan teknologi.
tujuannya. Akan tetapi, teknologi diharapkan Minat mendirikan atau meningkatkan
berperan dalam pengelolaan SDGT dalam ketersediaan pelayanan IB diperlihatkan sebagai
sistem produksi setempat yang jarang tujuan dalam banyak Laporan Negara. Di
diungkapkan. Diskusi mengenai bagaimana hal sejumlah negara, pelayanan IB memperkenalkan
tersebut dapat disatukan dengan program plasma nutfah eksotik untuk tujuan perkawinan-
pemuliaan sangat kurang. Akan tetapi, potensi silang dengan breed lokal. Teknologi digunakan
penggunaan teknologi untuk tujuan krio- dalam pengembangan breed komposit dengan
konservasi dicatat dalam beberapa Laporan cara memadukan gen ternak asli dan eksotik
Negara. Studi berdasarkan penggunaan marker introduksi, sebagai contoh kambing Jermasia
molekuler hanya disebutkan dalam empat (Laporan Malaysia, 2003). Pada beberapa
Laporan Negara di Afrika. kasus, IB juga digunakan untuk meng-upgrade
persilangan kembali dengan breed asli melalui
backcross untuk meningkatkan daya adaptasi.
4 Asia Pendekatan in telah dilakukan sebagai contoh
dengan menggunakan semen Kedah-Kelantan
Di antara Laporan Negara Asia, 19 dari 22 dalam kelompok sapi yang dintroduksi dibawah
negara yang memberikan informasi tanaman perkebunan. Dalam beberapa kasus,
memperlihatkan penggunaan IB. Dari 18 negara pelayanan IB menyediakan semen dari breed
yang memberikan penjelasan detail jenis ternak asli. Laporan Negara Pakistan (2003) sebagai
yang diinseminasi, 17 menyebutkan sapi, 8 babi, contoh melaporkan penggunaan semen sapi
5 kuda, 1 unta dan 1 itik. Pejelasan detail breed Sahiwal. Akan tetapi, Laporan Negara yang
ternak yang digunakan sebagai sumber semen sama menunjukkan bahwa koleksi semen dari
sangat terbatas. Akan tetapi, dalam kasus sapi, beberapa breed sapi asli lainnya dihentikan
8 Laporan Negara memperlihatkan penggunaan karena kekurangan permintaan.
semen dari breed lokal dan eksotik, 4 Laporan Delapan dari 17 negara Asia yang
Negara menyebutkan hanya breed eksotik dan 2 memberikan informasi menunjukan beberapa
Laporan Negara menyebutkan hanya breed penggunaan teknologi TE. Diantara enam
lokal. Kondisi pelayanan IB tampaknya negara yang memberikan informasi detail jenis
didominasi oleh sektor umum. Dari 17 Laporan ternak yang digunakan dalam pelaksanaan
Negara yang memberikan penjelasan detail teknologi, enam menyebutkan sapi, dua kerbau,
pelayanan, hanya 17 menyebutkan sektor satu kuda dan satu kambing. Breed yang
umum, dengan 6 menyebutkan sektor swasta, 5 digunakan jarang dijelaskan secara detail, tetapi
organisasi breeder/pembibit, 4 NGO dan satu satu Laporan Negara menyebutkan TE breed
perguruan tinggi. Ada banyak keragaman antar sapi asli dan satu menyebutkan breed eksotik. Di
negara dalam perluasan IB yang digunakan. banyak negara, TE digunakan dalam skala
260
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
terbatas dan seringkali terbatas untuk penelitian. sel telur yang diaplikasikan pada ternak babi;
Laporan Negara Myanmar (2004) mencatat primordial germ cell (PGC) dan tehnik chimera
bahwa proyek TE yang dimulai di dalam negara germline diaplikasikan pada ayam; dan tehnik
tersebut berhasil pada mulanya, tetapi segera kloning digunakan pada ternak sapi, babi dan
menurun karena kekurangan dana. Laporan kambing (ibid.).
Negara Malaysia (2003) menyebutkan bahwa
teknologi TE digunakan dalam pengembangan
breed sapi Mafriwal. Peran potensial teknologi 5 Eropa dan Kaukasus
dalam program krio-konservasi dicatat dalam
beberapa Laporan Negara. Tiga puluh delapan dari 39 negara dalam
Delapan dari 16 negara Asia memberikan wilayah ini melaporkan penggunaan IB.
informasi tentang laporan pemanfaatan tehnik Sebanyak 38 negara menyebutkan penggunaan
molekuler. Diantara Negara tersebut, enam teknologi pada sapi, 23 pada babi, 16 pada
menjelaskan penelitian jarak genetik dan dua domba, 9 pada kuda, delapan pada kambing,
menyebutkan seleksi penanda genetik. Diantara dua pada kelinci dan satu pada ayam.
tujuh negara yang memberikan informasi jenis Kebanyakan negara yang memberikan detail
ternak yang digunakan dalam karakterisasi mealporkan penggunaan semen breed sapi,
molekuler secara terinci, enam menyebutkan domba dan babi lokal dan impor. Sementara
sapi, lima ayam, empat domba, empat kambing, hampir semua negara mampu melaporkan
empat babi, tiga kerbau, dua itik, dua kuda, satu keberadaan beberapa keadaan IB, ada
unta, satu rusa, satu burung puyuj dan satu keragaman yang besar dalam perluasan
ayam mutiara. Dalam penelitian jarak genetik, teknologi yang dimanfaatakan. Di banyak
diantara lima negara menyediakan informasi negara, khususnya Eropa Barat, IB tersedia dan
jenis ternak seperti empat ayam, tiga sapi, tiga digunakan seluruhnya oleh sektor peternakan,
domba, tiga kambing, dua babi, dua kerbau, dua khususnya sapi perah. Akan tetapi, sejumlah
kuda, satu itik dan satu rusa. Berkaitan dengan Laporan Negara dari wilayah bagian timur,
breed ternak yang terlibat, penelitian bangsa dimana sektor peternakan seringkali
ternak Asia yang sedang dilakukan oleh Society menghadapi masalah, memperlihatkan bahwa
for Research on Native Livestock di Jepang kapasitas pelayanan IB sangat terbatas
termasuk analisa berdasarkan hubungan genetik diakibatkan oleh keberadaan infrastruktur yang
berdasarkan polymorphisme mitokrodria DNA kurang memadai.
dan penanda DNA lainnya (CR Japan, 2003). Penyedia pelayanan IB adalah dibutuhkan.
Breed ternak asli Jepang tercakup dalam Dari 32 negara yang memberikan detail
penelitian in termasuk sapi Mishima dan informasi penyediaan pelayanan IB, 24
Kuchinoshima (ibid.). menyebutkan sektor swasta, 20 sektor umum, 19
Bioteknologi lainnya sangat terbatas bagi organisasi breeder/pembibit dan tiga perguruan
kebanyakan negara industri di wilayah ini. tinggi. Di negara wilayah sebelah timur,
Penggunaan in vitro fertilization (IVF) disebutkan pelayanan lebih banyak disediakan oleh sektor
dalam Laporan Negara Jepang (2003) dan umum. Sebaliknya, di tempat lain dalam wilayah
Malaysia (2003). Laporan Negara Jepang (2003) ini, sektor swasta dan organisasi peternak lebih
memperlihatkan bahwa sejumlah bioteknologi sering disebutkan penyedia pelayanan,
reproduksi lainnya berpotensi bagi pemanfaatan meskipun di banyak negara ada keterlibatan
propogasi breed ternak langka, begitu juga yang cukup besar atau dukungan dari sektor
aplikasi komersial dimanfaatkan pada level umum. Laporan Negara Turki (2004), sebagai
percobaan dalam penelitian. Teknologi contoh, menyebutkan subsidi IB disediakan oleh
memasukan mikro injeksi sperma untuk fertilisasi sektor swasta. Transfer pelayanan kepada
261
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
sektor swasta tidak selalu tanpa masalah. molekuler. Seleksi penanda molekuler digunakan
Sebagai contoh, Laporan Negara Romania dalam produksi ternak komersial di sejumlah
(2003) mencatat bahwa re-organisasi dan Negara Eropa. Teknologi in dapat dipalikasikan
kemandirian yang lebih besar lembaga IB, untuk mengurangi sejumlah sifat yang tidak
bersama dengan pengenalan akan pembayaran disukai berkaitan dengan kesehatan dan
pelayanan, mengakibatkan penurunan kesuburan dari populasi ternak, dan membantu
penerapan teknologi. pembibitan bagi produktivias yang lebih besar.
Di beberapa negara, IB menggunakan semen Pentingnya memastikan bahwa informasi
impor digunakan secara meluas untuk keuntungan ekonomis, dibuat tersedia untuk
meningkatkan produksi yang diperoleh dari peternak dan organisasi breeder yang tercatat
breed ternak lokal. Akan tetapi, beberapa dalam satu Laporan Negara (Laporan Hungaria,
perhatian ditingkatkan dalam Laporan Negara. 2003). Penekanan Laporan Negara lainnya,
Upaya meng-upgrade ternak lokal menggunakan adalah metoda molekuler biologi yang akan
semen eksotik kadang kala gagal karena ternak memfasilitasi penemuan gen sifat ekonomi
hasil persilangan terbukti kurang beradaptasi penting pada bangsa lokal adaptif, meningkatkan
dengan kondisi setempat. Ada juga potensi nilainya dalam program pemuliaan (Laporan
ancaman keragaman sumberdaya genetik. Jerman, 2003). Akan tetapi, Laporan Negara
Menurut Laporan Negara Greece (2004), yang sama memberikan perhatian bahwa
penggunaan IB yang tidak sesuai dan tanpa penggunaan teknologi molekuler dalam kontek
perencanaan menyebabkan hilangnya beberapa upaya mengarahkan pasar untuk meningkatkan
breed ternak asli. produksi dapat memperburuk tren terhadap
Enam belas dari 25 negara yang memberikan inbreeding dan hilangnya keragaman genetik
informasi melaporkan penggunaan TE. Dari dalam populasi ternak. Keraguan yang serupa
sebelas negara yang memberikan detail spesies ditunjukkan dalam beberapa Laporan Negara.
yang terkait TE, ada sebelas menyebutkan sapi, Penelitian jarak genetik dianggap penting dari
tiga domba, dua kambing, satu babi, satu kuda sudut pandang perencanaan dan prioritas upaya
dan satu kelinci. Transfer embrio dilakukan konservasi. Akan tetapi, satu Laporan Negara
menggunakan embrio dari breed sapi lokal dan mencatat bahwa kemajuan sampai akhir masih
impor. Sekali lagi, industri sapi merupakan terbatas hanya sebagai minat dalam topik ini dan
pengguna utama TE. Teknologi berperan besar terbatas pada perguruan tinggi, dengan dana
dalam meningkatkan percepatan pembibitan yang terbatas (Laporan Belgia, 2005). Laporan
selektif ikut ambil bagian dalam meningkatkan Negara lainnya memperlihatkan peran potensial
output produk ternak. Akan tetapi, biaya untuk tehnik semacam ini berkaitan dengan pasar
penerapan teknologi, tidak sebesar untuk tertentu breed ternak pada lokasi geografi
penggunaan IB, dan di beberapa negara tertentu (Laporan Perancis, 2004).
program TE berhenti karena biayanya yang Diantara Laporan Negara yang memberikan
tinggi. Dalam kasus TE, dari delapan negara detail penggunaan teknologi molekuler, 11
yang menyediakan informasi pelayanan, empat menyebutkan pelaksanaan penelitian jarak
menyebutkan sektor swasta, empat sektor genetik dan tujuh menyebutkan penggunaan
umum, empat organisasi breeder/pembibit dan MAS. Dari tujuh belas negara yang memberikan
tiga perguruan tinggi. Teknologi reproduksi informasi spesies yang digunakan dalam
lainnya seperti sexing embrio, kloning dan penelitian karakterisasi molekuler, 14
transgenik disebutkan dalam beberapa Laporan menyebutkan sapi, 13 domba, 11 babi, delapan
Negara sebagai subjek penelitian. kuda, lima kambing, tiga ayam, 1 keledai, satu
Dua puluh empat dari 29 laporan Negara kalkun, satu rusa dan satu angsa. Dari 12
memberikan informasi pemanfaatan tehnik negara yang memberikan informasi spesies yang
262
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
digunakan dalam jarak genetik, 11 menyebutkan dilakukan dalam sektor sapi perah. Di beberapa
domba, sembilan sapi, lima kuda, empat babi, negara teknologi juga biasa digunakan secara
tiga ayam, tiga kambing, dua angsa, satu itik, luas oleh produsen komersial sapi potong, babi
satu keledai, satu kelainci, dan satu rusa. Dari dan ruminansia kecil. Akan tetapi, ada
empat negara yang memberikan informasi keragaman antara negara dan antara sistem
sepesies yang digunakan dalam MAS, empat produksi dalam konteks perluasan penerapan IB.
menyebutkan sapi, empat babi, satu ayam, dan Di banyak peternak skala kecil atau sistem
satu kuda. Pejelasan detail breed ternak yang eksternal input rendah, penggunaan teknologi
digunakan dalam penerapan teknologi sangat sangat terbatas. Sejumlah negara
terbatas dalam Laporan Negara. Diantara breed memperlihatkan bahwa memperbaiki kondisi
lokal yang digunakan dalam karakterisasi pelayanan IB merupakan tujuan penting. Akan
molekuler atau jarak genetik disebutkan dalam tetapi, sejumlah kecil Laporan Negara
Laporan Negara adalah babi Turoplje dan Black menyebutkan perhatian yang besar sehubungan
Slavonian, domba Ruda dan Rab, Pag dan KrK dengan penurunan keragaman genetik akibat
(Laporan Croatia, 2003); domba Wallachian dan penggunaan IB yang tidak benar. Berkaitan
Sumava, kambing Brown dan White (Laporan dengan pelayanan IB, sektor swasta memainkan
Republik Ceknya, 2003); dan domba peranan penting dalam wilayah ini. Dari 17
Karakachanska (Laporan negara The former Laporan Negara yang memberikan detail
Yugoslavia Republik of Macedonia, 2003). mengenai pelayanan IB, 11 menyebutkan sektor
umum, sembilan menyebutkan sektor swasta,
dan lima organisasi breeder/pembibit. Laporan
6 Amerika Latin dan Karibia Negara Barbados (2005) menyebutkan kondisi
subsidi organisasi peternak untuk pembelian
Inseminasi Buatan dilakukan secara meluas di semen IB.
negara-negara dalam wilayah ini. Sebanyak 21 Teknologi TE semakin banyak digunakan oleh
dari 22 Laporan Negara melaporkan produsen ternak komsersial di beberapa negara
penggunaan teknologi. Sebanyak 21 negara dalam wilayah ini. Sebanyak 12 Laporan Negara,
melaporkan penggunaan IB pada sapi, 13 dari 14 yang memberikan informasi, melaporkan
menyebutkan babi, delapan domba, delapan pemanfaatan TE. Dari 12 Laporan Negara
kambing, lima kuda, satu kelinci, satu kerbau, menyebutkan pemanfaatan teknologi pada
satu keledai, satu llama, satu alpaca, dan satu ternak sapi, tiga pada kuda, dua kambing, dua
kalkun. Berdasarkan breed sapi yang digunakan domba, satu llama, satu alpaca dan satu keledai.
untuk semen IB, 13 Laporan Negara Embrio transplantasi sebagian besar dari breed
menyebutkan menggunakan sapi eksotik, ternak eksotik enam negara yang memberikan
sementara empat breed sapi asli dan eksotik. detail informasi menyebutkan pemanfaatan TE
Dalam kasus domba, lima Laporan Negara pada ternak eksotik. Seperti dalam kasus IB,
menyebutkan breed eksotik dan satu meskipun pada skala kecil, pemanfaatan
menyebutkan breed lokal dan eksotik. Dalam teknologi TE didominasi oleh industri sapi perah,
kasus babi, sembilan Laporan Negara yang dibatasi penggunaannya dalam bentuk lain
menyebutkan breed eksotik sementara satu dan produksi ternak secara komersial. Beberapa
menyebutkan breed lokal dan eksotik. Laporan Negara menyebutkan importasi embrio
Telah dijelaskan bahwa tujuan utama adalah berasal dari luar negeri. Informasi penyedia
untuk meningkatkan nilai genetik populasi ternak pelayanan TE terbatas. Akan tetapi, Laporan
dengan menggunakan semen dari breed eksotik. Negara Brazil (2004) dan Chile (2003)
Di banyak negara, semen diimpor dari luar menyebutkan organisasi sektor swasta terlibat
negeri. Penggunaan teknologi sangat umum dalam penerapan teknologi ini. Selain itu, dua
263
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Laporan Negara mengatakan beberapa dan kambing Shami lebih banyak digunakan
penggunaan komersial IVF, sementara satu untuk pembibitan di negara tetangga, dan
menyebutkan perkembangan sexing embrio dan rencana pengembangan program IB dan TE
teknologi kloning. untuk memenuhi permintaan. Diantara enam
Sebelas negara, dari 15 negara yang negara yang memberikan informasi pelayanan,
memberikan informasi, menunjukan beberapa lima menyebutkan sektor umum, empat sektor
tehnik molekuler. Sehubungan dengan penelitian swasta dan dua organisasi breeder. Akan tetapi,
karakterisasi molekuler, dari 9 negara yang
beberapa Laporan Negara menyebutkan
menyediakan indormasi bangsa ternak termasuk
7 menyebutkan sapi, tiga domba, tiga babi, dua hambatan IB seperti kurangnya tenaga ahli.
ayam, dua kuda, satu kambing, satu vicua, satu Beberapa Laporan Negara mencatat potensi
guanaco dan dua kamelid. Beberapa Negara penggunaan teknologi IB dan TE dalam krio-
menunjukan bahwa bangsa ternak lokal adaptif konservasi. Penggunaan bioteknologi lainnya
termasuk dalam sejumlah penelitian. Laporan sangat terbatas. Satu Laporan Negara (Laporan
Negara Peru (2004) menyebutkan pengamatan Jordan, 2003) mencatat karakterisasi molekuler
molekuler jarak genetik ternak kamelid, antar
dan jarak genetik pada kambing asli, sementara
Amerika Selatan. Sedikit laporan Negara,
menunjukkan tehnologi molekuler tercakup lainnya (Laporan Egypt, 2003) mencatat bahwa
dalam program pembibitan. Laporan Negara penelitian genetik molekuler kerbau, domba dan
Kolombia (2003) mencatat potensi yang cukup kambing saat ini telah dimulai dengan bantuan
besar program MAS yang memanfaatkan gen organisasi regional dan internasional.
bangsa sapi Blanco Orejinegro yang dilaporkan
menunjukkan resistensi terhadap brucellosis,
dan yang menjadi objek penelitian karakterisasi
molekuler.
8 Amerika Utara
Di Amerika Serikat dan Kanada, bioteknologi
reproduksi tersedia dan siap pakai. Inseminasi
7 Timur Tengah dan sekitarnya
Buatan digunakan secara luas dalam industri
Di wilayah ini enam negara yang memberikan sapi perah dan babi, dan IB digunakan lebih
informasi mengenai pemanfaatan IB. Berkaitan sedikit pada sapi potong dan ruminansia kecil.
dengan spesies yang digunakan dalam program Perhatian terlihat pada peran IB dalam
IB, enam menyebutkan sapi, satu unta dan satu kontribusinya terhadap penurunan jumlah
kelinci. Satu Laporan Negara (Laporan Negara populasi efektif beberapa breed ternak sapi
Oman, 2004) menyebutkan penggunaan TE perah. Detail pemanfaatan bioteknologi lainnya
pada unta. Semen yang digunakan dalam sangat terbatas dalam Laporan Negara di
program IB sebagian diperoleh dari breed ternak wilayah ini. Di Amerika Serikat, penelitian
eksotik, baik dari populasi lokal maupun dari karakterisasi molekuler dilakukan oleh sektor
impor. Sejumlah Laporan Negara mencatat industri dan lembaga masyarakat, yang
penggunaan IB memiliki dampak kurang baik memelihara breed sapi perah dan babi paling
terhadap keragaman genetik dan penurunan banyak dan juga sejumlah breed sapi (Laporan
breed ternak lokal. Satu Laporan Negara Amerika Serikat, 2003). Marker molekuler
(Laporan Republik Arab Syria, 2003) khususnya digunakan untuk mengidentifikasi
menyebutkan beberapa penggunaan semen dari pengaruh resesif pejantan yang digunakan
breed sapi lokal (Shami). Beberapa Laporan dalam IB. Penelitian molekuler, yang
Negara mencatat bahwa perkembangan menyediakan pengukuran keragaman genetik
program IB untuk breed domba lokal, kambing dalam dan antar breed digunakan juga oleh
dan kerbau merupakan prioritas. Laporan Program Plasma Nutfah Ternak Nasional
Negara Republik Arab Syria (2003), sebagai (National Animal Germplasm Program = NAGP)
contoh, mencatat bahwa domba lokal Awassi untuk program konservasi SDGT (ibid.).
264
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
265
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab E
Legislasi dan Regulasi
1 Framework legal internasional
instrumen utama
1.1 Pendahuluan
Sejumlah framework legal internasional, Promosi Keberlanjutan Pertanian dan
berkaitan dengan pengelolaan SDGT saat ini Perkembangan Pedesaan (Promoting
dan masa mendatang dijelaskan dalam bagian Sustainable Agriculture and Rural
ini. Framework termasuk perangkat legal yang Development), memberikan pertanyaan
diperlukan dan yang tidak diperlukan. Istilah peningkatan produksi keberlanjuan dan
hukum lunak digunakan disini untuk mengacu meningkatkan ketahanan pangan. Diantara
perangkat legal yang tidak diperlukan, dimana program termasuk dalam Bagian 14, merupakan
pemanfaatannya untuk beragam alasan, area program (h) terhadap konservasi dan
termasuk menguatkan komitmen anggota pemanfaatan keberlanjutan SDGT. Pengelolaan
terhadap persetujuan tingkat kebijakan, yang berkaitan kegiatan yang dispesifikasi dalam
menyatakan kembali norma internasional, dan program ini menginstruksi bahwa pemerintah
pembentukan informal model untuk perjanjian sebaiknya:
berikutnya. a) menggambarkan rencana konservasi breed
untuk populasi hewan yang terancam,
1.2 Framework legal untuk pengelolaan termasuk koleksi semen/embrio dan
keragaman hayati penyimpanan, konservasi bibit ternak asli
Bagian ini menjelaskan perangkat terkait secara berbasis peternakan dan konservasi in-situ b)
legal tingkat internasional dan hukum lunak rencana dan strategi inisiasi pengembangan
dalam mana pemerintah nasional melakukannya breed dan c) memilih populasi ternak asli
untuk pengelolaan dan konservasi keragaman berdasarkan kepentingan regional dan
hayati, untuk mengembangkan kebijakan terkait keunikan genetik, untuk program sepuluh
topik dan penerapan tindakan yang sesuai. tahun, diikuti oleh seleksi breed ternak asli
Diadopsi tahun 1992, Agenda 21 merupakan untuk pengembangan.
rencana tindak untuk dilakukan pada tingkat Selanjutnya, pada World Summit on
global, nasional dan lokal oleh pemerintah, Sustainable Development yang diselenggarakan
organisasi sistem persatuan bangsa-bangsa di Johannesburg pada tahun 2002, keberlanjutan
(United Nations System) dan stakeholder pertanian dan pengembangan pedesaan
lainnya, untuk menangani seluruh aspek dampak merupakan satu dari topik yang dianggap
11
kemanusiaan terhadap lingkungan . Agenda penting dalam Plan of Implementation. Paragrap
disiapkan disetujui oleh Konferensi PBB tahun 6 (i) dan 38 dari Final Declaration menekankan
1992 terhadap Lingkungan dan Pengembangan pentingnya keberlanjutan pertanian dan
(Earth Summit) yang diselenggarakan di Rio de pengembangan pedesaan untuk pelaksanaan
Janeiro, dan diadopsi pada saat itu oleh 179 pendekatan terintegrasi dalam peningkatan
pemerintah negara. Bagian 14 dari 21 Agenda, produksi pangan dan menginaktifkan ketahanan
pangan dan keamanan pangan dalam
11
www.un.org/esa/sustdev/documents/agenda21/
keberlanjutan lingkungan.
267
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
268
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
pada sumberdaya genetik tanaman dan hewan keberlanjutan pertanian dan keamanan
untuk pangan dan pertanian. Pencapaian utama pangan.
Komisi termasuk: Lebih jauh:
adopsi Penanganan Internasional Tujuan ini akan dipenuhi melalui hubungan
Sumberdaya Genetik Tanaman, tahun 1983, yang dekat antara Perjanian Organisair
instrumen yang merupakan perjanjian Pangan dan Pertanian Persatuan Bangsa-
internasional berurusan dengan konservasi Bangsa dengan Konvensi Keragaman Biologi.
dan keberlanjutan penggunaan komponen
sumberdaya genetik. Hak Peternak pertama 1.3 Akses dan berbagi keuntungan
diketahui tahun 1989, dalam konteks Dalam kontek pengelolaan SDGT, sering kali
Penanganan Internasional; kasus dimana breed atau galur ternak, dan
pendirian jaringan kerjasama Internasional pengetahuan berkaitan dengan pengelolaannya
pada tahun 1994, koleksi ek-situ sumber dikembangkan oleh komunitas lokal dan asli.
daya genetik tanaman untuk pangan dan Lembaga ilmiah dan perusahaan komersial
pertanian dibawah dukungan FAO. Hal ini mengembangkan materi semacam ini lebih jauh
membentuk framework legal untuk di negara yang sama atau tempat lainnya. Dalam
keamanan pangan dan keberlanjutan keadaan seperti ini, kontroversi timbul selama
pengembangan yang dilakukan dalam akses materi genetik dan penyebaran
kepercayaan komunitas internasional, dan keuntungan yang diperoleh dari
dibawah pengarahan kebijakan komisi; pemanfaatannya. Sejumlah framework
adopsi laporan pertama Status Sumberdaya internasional berusaha untuk menyampaikan
genetik tanaman dunia untuk pangan dan topik ini.
13
pertanian dan Rencana Global pada CBD mengenal pentingnya memastikan
Tindakan konservasi dan keberlanjutan pembagian keuntungan yang adil diperoleh dari
pemanfaatan sumberdaya genetik tanaman pemanfaatan sumberdaya genetik. Berkaitan
14
untuk pangan dan pertanian , pada tahun dengan akses, Artikel 15 CBD memungkinkan
1996; hak daerah diatas sumberdaya alamnya, dan
adopsi Perjanjian internasional sumber daya menyatakan bahwa akses adalah subjek
genetik untuk pangan dan pertanian15 legislasi nasional (Artikel 15.1). Akses diberikan
(ITPGRFA) pada tahun 2001; kepada kondisi yang telah disepakati bersama
peluncuran proses persiapan status (Artikel 15.4). Wewenang yang telah
sumberdaya genetik dan untuk pangan dan diberitahukan sebelumnya dari partai yang
pertanian termasuk prioritas strategi memberikan sumberdaya genetik yang
tindakan disempurnakan tahun 2007. dibutuhkan (Artikel 15.5). Kondisi dapat ditangani
IT-PGRFA hadir pada tanggal 29 Juni 2004, dengan maksud untuk penyediaan sumber
90 hari setelah 40 negara meratifikasinya. Artikel genetik harus dinformasikan penuh sebelumnya
1 dari perjanjian berbunyi: melalui partai tentang tujuannya, begitu juga
Tujuan dari perjanjian ini adalah konservasi implikasi lingkungan dan ekonomi dari akses
dan keberlanjutan penggunaan sumberdaya serupa. CBD memperkirakan kebutuhan
genetik tanaman untuk pangan dan pertanian legislatif, adminstratif atau kebiljakan untuk
dan saling berbagi keuntungan yang adil dari mengatur pembagian keuntungan yang adil dan
pemanfaatan dalam keselarasan dengan seimbang, dengan partai penyedia sumberdaya,
Konvensi Keragaman Biologi, untuk hasil penelitian dan pengembangan serta
keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan
13
http://www.fao.org/ag/agP/AGPS/Pgrfa/pdf/swrfull.pdf komersial sumberdaya genetik (Artikel 15.7).
14
http://www.fao.org/ag/AGP/AGPS/GpaEN/gpatoc.htm
15
http://www.fao.org/AG/cgrfa/itpgr.htm
Komponen pembagian keuntungan juga
269
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
ditemukan dalam Artikel 8(j), yang mempunyai menggambarkan perhatian yang diberikan pada
kondisi untuk mendorong pembagian keragaman hayati tanaman/hewan liar lebih
keuntungan yang adil, manfaat ilmu daripada SDGT. Petunjuk memberikan satu set
pengetahuan, inovasi dan praktek komunitas peraturan yang menuntun partai, pemerintah dan
setempat serta pola kehidupan tradisional pengguna lain bila menetapkan kebijakan
relevan dengan konservasi dan keberlanjutan legislatif, adminstrasi, atau peraturan dalam
pemanfaatan keragaman hayati. mengakses pembagian keutungan dan atau bila
Di bawah IT-PGRFA, beberapa negara setuju menawarkan pengaturan dalam mengakses
mendirikan suatu akses sistem multilateral yang pembagian keuntungan.
saling menguntungkan untuk memfasilitasi Bonn Guidelines menyatakan bahwa
kegiatan berkaitan dengan sumberdaya genetik sebelum pengumpulan sumberdaya genetik,
pangan dan pertanian (Artikel 10). Dalam pengumpul sebaiknya harus menulis perjanjian
kaitannya dengan produk komersial yang tidak bahwa akan memasukan: ijin bukti dari
digunakan tanpa larangan oleh penelitian pemerintah nasional negara asal; bukti ijin dari
lanjutan dan pembibitan, Perjanjian memberikan komunitas lokal atau komunitas yang mengakses
mandat pembayaran yang adil dan seimbang pengetahuan tradisional; rincian keuntungan
dalam membagi keuntungan bersama. Hal dalam bentuk uang atau non-profit tersedia;
lainnya seperti pembagunan kapasitas, informasi apakah dalam kondisi bagaimana,
pertukaran informasi, dan transfer teknologi pengumpul dapat mentransfer sumberdaya
sebagai mekanisme relevan dalam pembagian genetik kepada partai lain. Pengembangan
keuntungan selain finansial. Perjanjian juga perjanjian secara mutual sebaiknya didasarkan
mengetahui kontribusi yang besar yang pada prinsip kepastian legal dan meminimisasi
dilakukan oleh peternak dan komunitasnya dan biaya. Petunjuk Bonn memberikan penjelasan
melanjutkan konservasi dan pengembangan secara rinci bentuk provisi yang dapat
sumber daya genetik. Hak peternak dibawah membentuk bagian pengaturan kontrak.
perjanjian termasuk perlindungan pengetahuan Beberapa elemen yang diajukan cukup inovatif
tradisional dan hak berpartipasi dalam dan termasuk spesifikasi penggunaan ijin yang
pembagian keuntungan secara adil dan dalam diberikan; peraturan penggunaan ini sebaiknya
membuat keputusan nasional mengenai dalam kaidah etik partai untuk dijadikan
sumberdaya genetik. Perjanjian juga melihat perjanjian; provisi untuk keberlanjutan
strategi pendanaan untuk mobilisasi dana bagi penggunaan sumberdaya genetik; kemungkinan
kegiatan, rencana dan program khususnya yang pemilikan hak kekayaan intelektual sesuai
bertujuan untuk menolong peternak kecil di kontribusi; klaus rahasia; dan pembagian
negara berkembang. Strategi pendanaan ini juga keuntungan dari pemanfaatan sumberdaya
termasuk pembagian mandat dan keuntungan genetik secara komersial termasuk turunananya.
secara sukarela yang dibayarkan di bawah
System Multilateral (Artikel 13). Dan pembayaran 1.4 Framework legal bagi perdagangan
sukarela oleh Partai Kontrak (Contracting internasional
Parties) dan pengguna lainnya (Artikel 18). Tidak Framework legal utama mengatur perdagangan
ada perjanjian yang saat ini ada untuk kasus internasional ternak dan produk ternak adalah
SDGT. perjanjian WTO pertanian yang diadopsi pada
Bonn Guidelines (Petunjuk Bonn) termasuk tahun 1994. Prinsip dasar perjanjian WTO
dalam kategori lemah hukum yang termasuk:
dikembangkan oleh CBD dan diadopsi dibawah Perdagangan tanpa diskriminasi prinsip ini
Keputusan VI/24. Akan tetapi, kejadian dari merupakan salah satu dasar perjanjian tarif
kalimat dalam petunjuk bahwa mereka dan perdagangan (General Agreement on
270
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
271
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
mikroorganime dan proses biologi bagi produksi tetap ada dengan melibatkan beberapa negara
tanaman dan ternak selain proses non-biologi Amerika Selatan dan Afrika senang perubahan
dan mikrobiologi dari peraturan dasar paten. kearah perjanjian internasional, dan negara maju
Oleh karena itu, ada framework yang mengkover sesuai dengan pendekatan yang lebih besar.
isu paten berkaitan dengan SDGT, dan Perkembangan lain di bidang ini adalah
pendekatan beragam dari negara satu ke negara Substantive Patent Law Treaty (SPLT) sampai
lain. saat ini bernegosiasi dengan WIPO Standing
Beberapa elemen yang dicakup oleh Committee on the Law of Patents, di Geneva.
perjanjian TRIPS mungkin mempengaruhi Draft SPLT mencakup sejumlah prinsip hukum
pengelolaan SDGT. Sebagai contoh peraturan dasar dalam kaitan pemberian paten di berbagai
berkaitan dengan asal geografis mungkin negara, seperti definisi seni, penghargaan,
memiliki peran penting yang mempengaruhi langkah inventif, penerapan industrial dan klaim
kemampuan pasar produk yang diperoleh dari struktur dan interpretasi. Tren kearah
breed ternak lokal. keselarasan hukum paten, menaikkan standar
World Intellectual Property Organization lebih jauh dengan sedikit adaptasi nasional.
17
(WIPO) merupakan organisasi antara
pemerintahan yang memiliki mandat dalam 1.6 Frame work hukum biosekuriti
memastikan hak cipta dan kekayaan intelektual FAO menggunakan istilah biosecurity untuk
yang dilindungi, dan pencipta dan penulis yang menguraikan pengelolaan hayati beresiko
diberikan penghargaan atas kreativitas mereka. dalam masalah komprehensiv guna mencapai
Di sejumlah kebijakan, termasuk sumberdaya keamanan pangan, melindungi kehidupan
genetik dan pertanian perhatian terhadap kesehatan hewan dan tumbuhan, melindungi
eksploitasi sistem pengetahuan tradisional juga lingkungan dan berperan aktif dalam
mulai muncul. Komisi antar Negara WIPO (IGC) kelangsungan penggunaannya (FAO, 2003).
terhadap kekayaan intelektual dan sumberdaya Dalam bidang biosekurity, hukum dan peraturan
genetik, Traditional Knowledge and Folklore diletakan pada tempat yang berkaitan dengan
(TKF) didirikan tahun 2000. Komisi menyediakan kehidupan dan kesehatan tumbuhan dan hewan,
forum debat kebijakan internasional tentang yang berhubungan dengan resiko lingkungan,
kekayaan intelektual dan pengetahuan keamanan pangan, dan beberapa aspek
tradisional, sumber daya genetik dan ekspresi biosavety (Stannard et al., 2004). Beberapa
budaya tradisional Pertanyaan utama ditujukan framework hukum internasional yang
untuk komisi pada saat penulisan merupakan mempengaruhi pengelolaan SDGT fokus pada
adanya kemungkinan perangkat kekayaan isu biosekuriti, dan akan didiskusikan dalam sub-
intelektual internasional sumberdaya genetik dan bagian berikut. Pentingnya pertukaran informasi
perlindungan pengetahuan tradisional dan pada tingkat internasional dan penetapan
pengetahuan rakyat, dan syarat penerapan standar internasional (petunjuk, rekomendasi
paten termasuk sumber daya materi genetik dan prosedur) merupakan hal penting dalam
yang digunakan. Komisi memberikan perhatian memfasilitasi penerapan biosekurity oleh negara
terhadap pengetahuan tradisional termasuk berkembang. FAO meluncurkan internet base
sumberdaya genetik; survey perlindungan mengenai portal internasional untuk keamanan
kekayaan intelektual; pengetahuan tradisional pangan dan kesehatan hewan dan tanaman
dan database kekayaan intelektual perjanjian. (International Portal for Food Safety and Animal
18
WIPO berwewenang pengembangan perangkat and Plant Health) , yang berperan sebagai
internasional. Akan tetapi, masalah tersebut
17 18
http://www.wipo.int http://www.ipfsaph.org/En/default.jsp
272
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
akses penting bagi internasional dan nasional atau yang baru yang mempengaruhi
informasi resmi hukum berkaitan dengan perdagangan dan mengatur kantor (poin
biosekurity. permintaan) untuk merespon permintaan
informasi yang lebih banyak tentang
Kesehatan hewan dan keamanan pangan pengamatan SPS baru atau yang saat ini ada.
Masalah terkait dengan kesehatan hewan Pemerintah harus melakukan penerapan
merupakan perhatian utama internasional, terhadap keamanan pangan dan regulasi
khususnya dalam konteks peningkatan kesehatan hewan dan tumbuhan. Selama hewan
perdagangan ternak dan produk ternak. menjadi perhatian, standar internasional dibawah
Pemerintah ingin memastikan bahwa industri perjanjian SPS itu diatur oleh Organisasi
ternak nasional terlindungi dari pengaruh Kesehatan hewan dunia (World Organisation for
19
penyakit ternak. Ancaman serius terhadap Animal Health/OIE ) dan Komisi Alimentarius
20
kesehatan manusia skala internasional, FAO/WHO .
penyebaran HPAI, intensitas kebutuhan OIE dikenal sebagai badan standar untuk
pengamatan efektif pada tingkat lokal. kesehatan hewan dibawah perjanjian SPS.
Perbedaan besar antar negara, dalam konteks Pengamatan kesehatan yang ada di dalam
status kesehatan hewan dan standar keamanan organisasi Terrestrial Animal Health Code
pangan, menimbulkan argumentasi besar terkait (dalam bentuk standar, petunjuk dan
dengan perdagangan internasional. Negara rekomendasi) diadopsi oleh komisi internasional
berkembang khususnya, cenderung dipengaruhi OIE. The Terrestrial Animal Health Code
oleh kesehatan hewan terkait dengan peraturan merupakan dokumen referensi untuk digunakan
perdagangan. Selain itu pembatasan dapat dalam wewenang dokter hewan, pelayanan
memberikan dampak pergeseran SDGT (Kotak importer dan eksportir, epidemiologis, dan
43). semua pihak yang terlibat dalam perdagangan
Perjanjian SPS dari WTO mendorong internasional. Karena hubungan antara
pemerintah mendirikan standar nasional sanitasi kesehatan ternak dan kesejahteraan hewan,
dan phytosanitasi yang konsisten dengan perwakilan negara anggota OIE memerintahkan
standar internasional, petunjuk dan rekomendasi OIE untuk memimpin peran dalam pengaturan
seringkali lebih tinggi dari persyaratan nasional standar internasional untuk kesehatan hewan.
di banyak negara, termasuk negara maju. Panitia Kesejahteraan Hewan (Permanent
Perjanjian SPS memungkinkan pemerintah Working Group on Animal Welfare) didirikan dan
memutuskan untuk tidak menggunakan standar pertama kali mengadakan pertemuan pada
internasional. Akan tetapi, bila persyaratan yang Oktober 2002. Pada tahun 2005, Negara
berbeda dari standar internasional menghasilkan anggota Komite International OIE mengadopasi
pembatasan perdagangan yang lebih besar, standar kesejahteraan hewan dimasukan dalam
negara yang memiliki standar yang berbeda Kode Kesehatan Hewan (Terrestrial Animal
mungkin dipertanyakan dalam penyediaan Health Code). Standard tersebut meliputi
justifikasi ilmiah, dan mendemonstrasikan pengangkutan darat, laut dan pemotongan
kebutuhan pengamatan. Negara harus hewan untuk tujuan pengawasan penyakit.
menetapkan pengamatan SPS berdasarkan Codex Alimentarius Commission dibentuk
kajian realistis yang berresiko. Bila diminta, pada tahun 1963 oleh FAO dan WHO untuk
negara harus membuat faktor yang dikenal untuk mengembangkan standar pangan, petunjuk dan
diperhatikan, prosedur kajian yang digunakan kode praktis dibawah Program Standar Pangan
dan tingkat resiko yang ditentukan dapat dari Gabungan FAO/WHO. Selain standar
diterima. Pemerintah diharuskan mengetahui
19
negara lain dari perubahan persyaratan SPS 20
http://www.oie.int
http: www.codexalimentarius.net/web/index_en.jsp
273
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 43
Dampak peraturan internasional sanitasi kehewanan terhadap pengelolaan sumberdaya genetik sebagai
contoh penyakit mulut dan kuku
Pada skala global, kemungkinan penyakit lintas batas Untuk mencapai persyaratan ini, negara bebas
dalam arti dampaknya terhadap perdagangan adalah penyakit, atau negara bertujuan mencapai status bebas
penyakit mulut dan kuku (FMD). Meskipun penyebaran penyakit, seringkali berjuang melawan terjangkitnya
FMD terbatas, dapat menhancurkan perdagangan penyakit melalui kebijakan pemotongan dan pemberian
peternakan suatu negara. Kemampuan atau kegagalan cap pada ternak yang dipotong. Ternak yang telah di
menjaga status bebas FMD tampaknya memiliki culling mengancam populasi breed ternak langka yang
pengaruh besar terhadap pola pengembangan ada pada area geografis tertentu. Negara bebas penyakit
peternakan suatu negara. Peraturan perdagangan juga menghadapi masalah bila mereka memerlukan
internasional yang berhubungan dengan pengawasan materi genetik yang diimpor dari negara dimana FMD
FMD mempengaruhi pengelolaan SDGT dalam berbagai sedang berjangkit. Hal ini merupakan masalah
cara. khususnya bagi negara tropis, karena banyak negara
Menurut peraturan OIE, ada perbedaan antara dengan kondisi produksi yang sama akan dipengaruhi
negara bebas penyakit dimana vaksinasi diterapkan, oleh penyakit. Masalah ini diangkat dalam Laporan
dan negara dimana vaksinasi tidak diterapkan. Untuk Negara dari Trinidad and Tobago (2005). Dampak
mencapai status tersebut, keuntungan yang langsung mungkin berhubungan dengan perbedaan
dihasilkan berkaitan dengan ekspor ternak, suatu dalam pemanfaatan SDGT antara negara bebas penyakit
negara harus: memiliki data yang baik mengenai dan negara endemik penyakit. Produsen eksportir dalam
laporan penyakit; pernyataan kepada OIE bahwa negara mungkin menyesuaikan tujuan produksi
selama 12 bulan terakhir tidak terjangkit FMD, tidak memenuhi permintaan pasar luar dan mengadopsi
ada infeksi virus FMD, dan tidak ada vaksin melawan praktek pengelolaan bersama dengan wawasan
FMD;tidak mengimpor hewan yang telah divaksin komersial. Perubahan ini menghasilkan keseimbangan
sejak vaksin tersebut dihentikan. pemanfaatan breed ternak.
274
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
11 September 2003. Protokol melindungi lain yang relevan dengan kesehatan konsumen
keragaman hayati dari resiko yang dihadapi dan promosi praktek perdagangan. Konsultasi
LMO. Protokol menerapkan pergerakan lintas kepakaran terhadap kajian keamanan pangan
batas, transit, penanganan, dan pemanfaatan dan derifatifnya dari ternak modifikasi genetik
seluruh LMO yang mungkin berpengaruh buruk termasuk ikan (Safety Assessment of Foods
terhadap konservasi dan keberlanjutan Derived from Genetikally Modified Animals
penggunaan keragaman hayati, demikian juga including Fish) diselenggarakan pada
resiko terhadap kesehatan hewan. Akan tetapi, November 2003, melanjutkan kerja FAO dan
LMO yang berfungsi sebagai obat (farmasi) atau WHO bagi kajian keamanan pangan modifikasi
konsumsi manusia dikeluarkan dari cakupan secara genetik (GM) dan berfokus pada ternak
protokol bila ditangani oleh perjanjian atau GM, termasuk ikan dan makanan derifatifnya.
pengaturan internasional lainnya Tujuan utama dari konsultasi ini adalah untuk
Protokol Cartagena menentukan prosedur mendiskusikan dan menjelaskan cara evaluasi
Advanced Informed Agreement (AIA) untuk keamanan dan resiko ternak GM. Lembar kerja
memastikan bahwa negara-negara diberikan berkaitan dengan ternak GM telah dibuat
informasi yang diperlukan untuk membuat (WHO/FAO, 2003). Masalah lingkungan dan
keputusan sebelum menyetujui impor organisma etika terkati produksi ternak GM animals
ke dalam daerahnya (Artikel 7). Akan tetapi, (termasuk ikan) didiskusikan sebagai isu
sejumlah LMO dikeluarkan dari prosedur AIA tambahan.
karena aktivitas tertentu atau berkeinginan Pada bulan Mei 2005, komisi internasional OIE
menggunakan LMO. LMO yang mungkin mengadopsi resolusi penerapan rekayasa
dikeluarkan dari prosedur AIA adalah: LMO genetik produk ternak dan bioteknologi, dan
dalam transit, LMO yang akan dimanfaatkan dan penerapan standar dalam framework perjanjian
LMO yang ingin digunakan langsung sebagai SPS. Anggota negara meminta pengembangan
makanan atau pakan atau prosesing. Protokol standar dan petunjuk terkait dengan vaksin
yang melayani hak negara dalam mengambil ternak yang dihasilkan melalui bioteknologi,
keputusan terhadap impor beralaskan prinsip resiko kesehatan hewan terkait kloning,
perlindungan terkait dengan baik LMO yang pengeluaran ternak yang tidak diijinkan dan
diintroduksikan ke dalam lingkungan maupun produk dari populasi ternak dan ternak hasil
yang akan digunakan sebagai makanan, pakan rekayasa genetik.
atau industri pengolahan. Pertimbangan sosial
ekonomi yang terangkat dari dampak LMO 1.7 Kesimpulan
terhadap keragaman hayati juga diperhatikan Peraturan perdagangan terkait kesehatan hewan
dalam keputusan importasi. merupakan aspek framework legal internasional
Pada 1999, Codex Alimentarius Commission yang memiliki dampak terbesar terhadap
mendirikan Ad Hoc Intergovernmental Task pengelolaan SDGT saat ini mempengaruhi
Force on Foods Derived from Biotechnology baik pertukaran materi genetik maupun sistem
untuk memperhatikan penerapan kesehatan dan produksi dan pengawasan penyakit pada tingkat
makanan seperti berbagai panganan. Secara nasional. Pertumbuhan perdagangan ternak dan
khusus, tujuan Task Force adalah untuk produk ternak, dan bersamaan dengan
mengembangkan standar, petunjuk atau kebutuhan menjaga standar kesehatan hewan
rekomendasi yang sesuai untuk pangan turunan tanpa pembatasan yang tidak terjustifikasi
dari bioteknologi atau sifat yang diintroduksikan terhadap perdagangan, memerlukan
kedalam pangan melalui bioteknologi. Hal ini pembentukan peraturan internasional dalam
dikerjakan berdasar pada pembuktian ilmiah, bidang ini. Peningkatan besar perdagangan
analisa resiko yang sesuai untuk faktor legitimasi internasional mengakibatkan pembentukan
275
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
276
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
2 Munculnya isu hukum Angus Beef yang dilindungi oleh hukum merek
dagang federal di Amerika. Sama dengan merek
Bagian ini memperkenalkan dua isu kebijakan dagang hak appelations geografis asli yang
dalam bidang pengelolaan SDGT yang saat ini menunjukan bahwa produk dihasilkan pada
banyak didiskusikan oleh stakeholder hak wilayah geografis tertentu dimana kondisi
paten dan hak memelihara ternak. produksi dihubungkan dengan karakteristik
berbeda. Hak ini merupakan relevansi besar
2.1 Paten untuk pasar tertentu, dan juga untuk
Prinsip dan mekanisme umum pemanfaatan breed ternak lokal. Di Uni Eropa,
Hak kekayaan intelektual (Inteellectual property penggunaan indikasi geografis dan nama asli
rights/IPR) diberikan untuk memberikan pencipta ditentukan dalam Council Regulation (EEC) No
dengan peluang lebih besar untuk mendapatkan 2081/92.
keuntungan yang meningkat dari produk Rahasia perdagangan berkaitan dengan
penemuannya. Kebutuhan IPR dijustifikasikan perlindungan terhadap pencurian informasi
dalam istilah ekonomi sebagai makna karateristik komersial (material). Pembibit tanaman pangan
ekonomi pasar yang cenderung menurunkan selama bertahun-tahun menggunakan
kecepatan inovasi dibawah optimum sosial pendekatan ini untuk melindungi galur tetua dan
ketika inovasi ditiru secara bebas. Kegagalan informasi terkait yang digunakan dalam produksi
pasar ini meningkat sebagai akibat barang biji hibrida untuk dijual dan pendekatan yang
umum ilmu pengetahuan, biaya penelitian dan sama telah diadopsi dalam industri perunggasan
pengembangan yang dilahirkan oleh dan ternak babi (Lesser, 2002). Hak Pembibit
penemunya, tetapi keuntungan membangun (Plant breeders right/PBRs) (sebagai contoh
komunitas lebih luas (Lesser, 2002). yang disebut sistem sui generis) dikembangkan
Argumentasi moral terkait IPR dapat juga untuk melindungi IPR pembibit tanaman. PBR
diletakan di depan, terkait keadilan pemberian menawarkan perlindungan yang diadaptasikan
penghargaan bagi penemunya yang telah sektor pertanian dan memasukan tingkat
menghasilkan inovasi yang sangat bermanfaat kebebasan tertentu bagi pembibitan dan petani
(Evans, 2002). Akan tetapi, kedua justifikasi ini untuk memelihara bijian dari tanaman pangan.
jarang diuji dengan data empiris untuk Framework internasional selaras bagi
menemukan apakah ada kebutuhan yang nyata pengelolaan PBR dibentuk dibawah sponsor
bagi IPR yang lebih kuat untuk merangsang UPOV, Gabungan Perlindungan Varitas
penelitian dan pengembangan di bidang inovasi Tanaman Baru Internasional (International Union
tertentu. for the Protection of New Varieties of Plants).
Diskusi di bawah ini fokus pada isu paten. Badan ini didirikan oleh Konvensi Internasional
Akan tetapi, sebaiknya diingat bahwa bentuk lain Perlindungan Varitas Tanaman Baru
IPR adalah potensi relevan terhadap International Convention for the Protection of
pengelolaan SDGT, khususnya merek dagang, New Varieties of Plants) (pada tahun 1961,
rahasia dagang dan indikasi geografis. dimana berjalan pada tahun 1968, dan direvisi
Pemegang merek dagang diberikan hak khusus pada 1972, 1978 dan 1991; revisi selanjutnya
untuk menggunakan nama dan simbol pada tahun 1998 (UPOV, 2005).
produknya. Keinginan baik telah dibangun Dalam kasus paten ini, pemegang diberikan
pemegang merek dagang tersebut sementara kebebasan hak pemanfaatan komersial
penyediaan produk dibawah nama yang telah inovasinya untuk periode waktu 20 tahun di
diberikan tidak dapat digantikan suplai produk negara dimana paten tersebut diberikan.
yang berkualitas rendah dengan nama sama Keuntungan kompetitif ini mengatasi pengaruh
(Lesser, 2002). Contoh relevan adalah Certified kegagalan pasar yang disebutkan diatas. Untuk
277
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
mendapatkan paten, inovasi hasus invenstif atau pengaruh, hasilnya akan menguntungkan secara
tidak jelas, dan harus asli, tidak dikenal melalui ekonomi kepada masyarakat, merupakan
pemanfaatan publik atau publikasi (Lesser, interaksi komplek antara cakupan paten dan
2002). Kriteria formal lebih lanjut adalah bahwa permintaan produk (Langinier and Moschini,
penemuan harus praktis penggunaannya, di 2002). Lebih lanjut, paten untuk mempromosikan
Eropa istilah penerapan industrial digunakan penemuan kadangkala cukup menantang. Kritik
dalam konteks, sementara di Amerika lebih lanjut berdasarkan akses input, atau
bermanfaat atau berguna merupakan prosedur merupakan hal penting bagi inovasi
persyaratan. Paten dapat diperoleh untuk selanjutnya yang mungkin perlu dibatasi melalui
meliputi produk itu sendiri, proses atau produk latihan pematenan, atau bahwa paten
turunan melalui proses; mungkin terlepas dari menekankan penelitian selanjutnya pada bidang
paten sebelumnya. Persyaratan untuk terkait (Evans, 2002; Lesser, 2005).
penjelasan penemuan disertai aplikasinya,
dimana seseorang terlatih dapat Paten dan Organisme Hidup
menduplikasikannya dan promosi penyebaran Perluasan hukum paten meliputi tanaman dan
informasi dan merangsang penelitian bidang hewan atau proses produksi atau manipulasi
terkait (ibid.). genetik organisme hidup, menimbulkan
Sementara paten, perlu diingat bahwa sekali perhatian besar, dianggap menghina banyak
produk baru dikembangkan, keberadaan paten orang beragama atau spiritual. Dalam masalah
akan menghambat kompetisi dan menurunkan ini, pemberian yang salah mengenai paten
ketersediaan produk. Keseimbangan antara dua berhubungan dengan teknologi seperti modifikasi
Kotak 44
Ternak paten pertama
Sementara paten memiliki sejarah panjang, memasukan kasus Diamond lawan Chakrabarty menetapkan
benda organisme hidup dalam hukum paten yang saat ini preseden bahwa mikroorganime mudah dipatenkan di
sedang berkembang. Buku ini fokus pada sejarah Amerika Serikat. Kasus terjadi juga terkait bakterium
perkembangan Amerika terkait penerpaan paten yang direkayasa untuk mengkonsumsi tumpahan
organisme hidup dan membuat kasus pertama paten minyak. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1987,
pada hewan. pertanyaan mempatenkan organisme tingkat tinggi juga
Hukum paten di Amerika Serikat pada tahun 1793, muncul di pengadilan. Pada waktu tersebut, organisme
tetapi status aslinya tidak ada referensi terhadap mahluk yang dipertanyakan adalah kerang yang dimanipulasi
hidup. Sebenarnya, peratuan tahun 1889 menetapkan untuk membuatnya mudah dimakan. Sementara
model yang menunjukan bahwa produk alam tidak dapat penerapan ditolak, putusan dalam kasus Ex Parte Allen
dipatenkan. Provisi pertama khususnya berkaitan dengan menetapkan karena tidak ada larangan mematenkan
mempatenkan organisme hidup adalah Plant Patent Act kerang bahwa mereka adalah hewan tingkat tinggi.
tahun 1930, yang memperkenalkan bentuk rancangan Dalam putusan ini paten dunia pertama pada hewan
khusus perlindungan tumbuhan aseksual (kecuali akar kemudian dibicarakan. Dalam kasus ini, tikus yang
dan batang yang dapat dimakan). Negara Eropa pada dikembangkan di Universitas Harvard digunakan dalam
dekade berikutnya dengan pengenalan sui generis penelitian penyakit. Tikus telah direkayasa genetiknya
memiliki hukum hak pembibit tanaman (Plant Breeders agar tahan terhadap kanker. Selanjutnya pada tahun
Rights laws). 1992, oncomouse menjadi hewan paten pertama di
Pada tahun 1970 an dan 1980 an ada kebutuhan Eropa. Tidaklah mengherankan, produksi hewan yang
teknologi yang mendesak memampukan peneliti bertujuan dibuat tahan terhadap penyakit mengganggu
memanipulasi genomik organisme hidup. Individu atau publik, dan menimbulkan kontroversi seputar paten
organisasi yang melakukan kegiatan ini mengklaim bahwa hewan.
organisme yang dihasilkan merupakan produk penemuan ___________
mereka dan bukan produk alami. Tidak lama sebelum isu Untuk bacaan lebih lanjut lihat Kevles (2002); Thomas and Richards
(2004).
diuji di pengadilan, pada tahun 1980
278
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
279
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
280
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
penolakan awal di dalam industri pembibitan dalam pemuliaan ternak lebih luas. Perluasan
ternak dan komunitas penelitian terhadap paten teknologi kloning pada produksi ternak komersial
marker genetik (Rothschild and Plastow, 2002). merupakan faktor pendorong penerapan paten.
Akan tetapi, penolakan ini menurun disebabkan Akan tetapi, penggunaan bioteknologi ini dalam
adanya kejelasan bahwa paten yang diragukan sektor peternakan itu sendiri menimbulkan
tersebut tidak melarang pemanfaatan gen atau kontroversi besar.
ternak, tetapi diaplikasikan pada metoda atau Paten teknologi berkaitan dengan pemuliaan
proses yang melibatkan gen. Aplikasi yang di dijamin oleh sejumlah negara, dan komersialiasi
lakukan di WIPO oleh Monsanto Company yang teknologi ini memiliki dampak terhadap
mematenkan metoda pemuliaan dan sekuen gen pengelolaan SDGT, terutama dalam sistem
pada ternak babi, memprovokasi kontroversi produksi komersial. Keberhasilan penerapan
besar pada tahun 2005. Bila diberikan, paten ini untuk paten dalam cakupan yang lebih luas
akan memasukan hak ternak babi yang untuk penanganan ternak atau anaknya, memiliki
dihasilkan dari paten suatu metode dan anak- implikasi besar bagi produsen komersial.
anak keturunannya (WO 2005/017204;WO Teknologi seperti itu langsung secara nyata
2005/015989), dan cakupan implikasi paten dalam sistem produksi dengan eksternal input
menimbulkan ketakutan yang dapat lebih rendah (LEISA) dimana umumnya
mempengaruhi beberapa aktivitas pembibitan keragaman genetik ternak dunia ditemukan.
ternak babi. Akan tetapi, perkembangan dalam sistem
Berbeda dengan kritik di atas, pandangan produksi komersial skala besar tidak dikucilkan.
lainnya adalah bahwa penyuluhan paten Selain itu, penggunaan paten mendorong
memberikan arti yang layak untuk memfasilitasi kembali tren kearah konsentrasi yang lebih besar
manfaat perkembangan ilmiah. Inovasi bioteknis dan dominasi sektor komersial, dimana hal ini
modern membutuhkan investasi yang cukup memiliki konsekuensi terhadap struktur industri
besar. Tidak adanya dana publik untuk penelitian peternakan lebih luas lagi. Selain itu juga, bila
dan pengembangan, sedang diperdebatkan kekhawatiran akan kritik terealisasi dan paten
dimana ketersediaan paten dapat merangsang terkait gen digunakan secara lebih luas lagi akan
investasi yang dibutuhkan dalam meningkatkan lebih membatasi akses atau pembayaran
efisiensi pemuliaan (Rothschild and Plastow, permintaan, penerapan pemanfaatan SDGT.
2002; Rothschild et al., 2004). Argumentasi
umum mengenai hal tersebut berkaitan dengan Daftar Pustaka
dampak paten terhadap dana, sementara
Barendse, W. 2002. Development and
relevansinya tampaknya tidak menjawab kritik commercialization of a genetik marker for marbling
dan kontroversi isu tersebut masih tetap ada. of beef in cattle: a case study. In M. Rothschild & S.
Newman, eds. Intellectual property rights in animal
breedingand genetics, pp. 197212. Wallingford,
Kesimpulan UK. CAB International.
Sebagai kesimpulan, perluasan hak paten ke
Blattman, A., McCann, J., Bodkin, C. & Naumoska, J.
dalam bidang pemuliaan dan genetik ternak 2002. Global intellectual property. In M. Rothschild &
membuahkan kontroversi dan dalam praktiknya S. Newman, eds. Intellectual property rights in
masih sulit. Beberapa faktor yang akan animal breeding and genetics, pp. 6384.
Wallingford, UK. CAB International.
mempengaruhi tren masa depan termasuk
perkembangan bioteknologi dan debat politik Correa, C.M. 2004. Bilateral investment
agreements:Agents of new global standards for the
terkait penerapan etika dan sosial ekonomi protectionof intellectual property rights? Grain
dalam pelaksanaan hak paten ternak. Seperti Briefing. (available at
dalam bidang kedokteran, pengenalan teknologi www.grain.org/briefings/?id=186#ten).
GM mendorong promosi penggunaan paten
281
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
282
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
dibutuhkan. Pergerakan plasma nutfah didasari negara anggota untuk tujuan yang telah
pada perjanjian komersial dan terutama disepakati, atau berperan sebagai suatu model
melibatkan breed ternak lintas negara. Koleksi bagi legislasi tingkat nasional. Sebagai salah
dan pengujian SDGT dari dunia berkembang satu contoh adalah Model Hukum digambarkan
jarang dilakukan, dan oleh karena itu perlu oleh the African Union (kotak 45).
kekuatan peraturan yang mengatur akses dan
pembagian manfaat keuntungan yang tidak 3.2 Legislasi Uni Eropa: sebuah contoh
membatasi kegiatan ini. framework legal regional
Perkembangan perjanjian resmi untuk Framework regional UE didirikan dalam kontek
menentukan hak pemelihara ternak berkaitan integrasi ekonomi dan politik diantara negara
dengan SDGT dan perpindahan SDGT anggota. Legislasi UE terdiri dari Peraturan dan
internasional diusulkan oleh beberapa LSM Pengarahan yang harus diimplementasikan di
selama berlangsungnya World Food Summit tingkat negara anggota. Pengarahan
tahun 2002. Kekhawatiran mengenai dampak menentukan keluaran yang harus dicapai tetapi
keragaman didalam dan antar breed ternak, juga menyerahkan kepada negara anggota untuk
kehidupan peternak miskin timbul. Terlebih lagi, menentukan pengarahan diubah ke dalam
adanya perdebatan bahwa ketidakadilan dalam hukum nasional. Peraturan mengikat
mana pengetahuan lokal yang hilang menjadi keutuhannya dan secara otomatis masuk ke
perkembangan breed lokal dan asli, dan sering dalam negara anggota. UE membangun badan
membentuk fondasi dan bersyarat bagi legislatif relevan dengan pengelolaan SDGT
perbaikan breed secara ilmiah, tetap tidak dalam bidang konservasi, zooteknik (pemuliaan
diketahui dan dilindungi. Tujuan dari pengaturan ternak), higienis pangan, kesehatan hewan,
seperti ini akan meyakinkan hak dalam menjaga perdagangan ternak dan produk ternak,
SDGT, tanpa melupakan karakterisasi, pertanian organik, keamanan pakan ternak dan
perkembangan dan pemanfaatannya. GMO.
Kebijakan Umum Pertanian (The Common
Agricultural Policy/CAP) merupakan suatu paket
peraturan dan mekanisme yang mengatur
3 Framework pengaturan pada level
produksi, perdagangan dan proses produk
regional
pertanian di UE. Tujuan CAP, sebagai bagian
3.1 Pendahuluan dari Artikel 33 perjanjian EC (the EC Treaty)
Framework hukum sering dinegosiasi dalam adalah:
kelompok politik negara dan regional untuk untuk meningkatkan produktivitas pertanian
memperbaiki kerjasama, koordinasi dan melalui promisi kemajuan teknis dan melalui
meminimalkan duplikasi kerja. Dalam bidang pengembangan rasional produksi pertanian
pengelolaan SDGT, Uni Eropa merupakan dan pemanfaatan optimum faktor produksi
kelompok regional dengan badan hukum dan khususnya tenaga kerja;
merupakan fokus dalam diskusi berikutnya. untuk memastikan standar hidup komunitas
Mengamati framework ini memberikan indikasi pertanian khususnya melalui peningkatan
bagaimana tujuan CBD diterjemahkan dan pendapatan individu manusia yang terlibat
dikembangkan pada tingkat regional, dan dalam pertanian;
bagaimana perbedaan wilayah peraturan dan mestabilkan pasar;
interaksinya, mempengaruhi pengelolaan SDGT. memastikan ketersediaan suplai barang;
Sebagai tambahan terhadap ikatan framework memastikan bahwa suplai barang sampai
hukum, kelompok negara mempunyai pilihan kepada konsumen dengan tingkat harga
menetapkan sof laws (hukum lunak) yang yang baik.
mungkin memberikan kekuatan bagi komitmen
283
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 45
Model Hukum Afrika
Model hukum Afrika untuk Perlindungan Hukum kasus meskipun saat ijin diberikan konsultasi tidak
Komunitas Lokal, Peternak dan Pembibit dan Peraturan dilakukan, tidak lengkap atau tidak terkompilasi dengan
Akses Sumber Biologi diadopsi pada tahun 1998 oleh kriteria partisipasi murni dan adil. Negara harus
Kementrian Uni Afrika. Model Hukum dikembangkan menetapkan autoritas kompeten bertindak sebagai titik
untuk membantu negara anggota merencanakan, fokal untuk menerima dan memproses penerapan akses.
memformulasikan dan menerapkan kebijakan nasional Model Hukum mengenal pembagian keuntungan manfaat
melalui perangkat hukum yang kompatibel sesuai tujuan sebagai sebuah hak komunitas lokal, dimana negara
nasional dan aspirasi politik, sementara pada saat yang harus menjamin bahwa persentase tertentu (minimum
sama memuaskan obligasi internasional. Sejauh ini 50%) dari keuntungan yang ada hasil sumberdaya akan
Model Hukum tidak diadopsi oleh satu negara manapun. dikembalikan pada komunitas lokal.
Model Hukum memberikan framework nasional untuk Sehubungan dengan komunitas petani, hak ini
konservasi, evaluasi dan pemanfaatan sumberdaya terungkap dalam seksi Model Hukum yang berkaitan
hayati dan pengetahuan dan teknologi terkait. Secara dengan hak petani. Keuntungan non-ekonomi termasuk
khusus, menyediakan hak bagi komunitas lokal, peternak partisipasi dalam penelitian dan perngembangan, yang
dan pembibit, terhadap sumberdaya hayati tersebut. bertujuan membangun kapasitas, informasi mengenai
Meskipun framework memasukan sumberdaya genetik sumberdaya hayati yang diakses, dan mengakses
pertanian, perkembangan terjadi terutama pada sumber teknologi yang digunakan dalam penelitian dan
daya genetik tumbuhan dan tidak ditujukan pada isu pengembangan sumberdaya hayati. Salah satu
spesifik terkait SDGT secara mendalam. Model Hukum mekanisme yang diusulkan untuk pembagian keuntungan
jelas untuk paten berkaitan dengan bentuk kehidupan financial melalui komunitas dalam Model Hukum adalah
dan proses biologi, dalam paten semacam itu tidak pendirian bantuan dana bagi Gen Komunitas. Bantuan
dikenal dan tidak dapat diaplikasikan. dana ditetapkan sebagai sebuah kepercayaan dan
Dibawah Model Hukum, akses pada sumberdaya digunakan untuk mendanai proyek yang dikembangkan
hayati, pengetahuan komunitas dan teknologi, akan oleh komunitas petani.
mengarah pada konsen informatif akan pernyataan dan __________
komunitas lokal. Akses pada sumberdaya hayati gagal Untuk informasi lebih jauh:
http://www.grain.org/brl_files/oau-model-law-en.pdf
bila tidak ada konsen yang diberikan. Hal ini merupakan
Beberapa tahun terakhir, beragam pergerakan No. 2078/92, salah satunya yang biasa disebut
kearah reformasi CAP terjadi. Perubahan ini accompanying measures pada reformasi CAP
sebagian besar didorong oleh perkembangan tahun 1992 yang mengenalkan pengamatan
tingkat internasional, melalui negosiasi pertanian lingkungan pertanian dan konservasi pedesaan.
dalam framework WTO. Perubahan besar Peraturan ini diganti oleh Council Regulation
dimulai tahun 1992; perubahan lebih jauh (EC) No. 1257/99, yang pada akhirnya diganti
diperkenalkan dalam kebijakan Agenda 2000 oleh Council Regulation (EC) No. 1698/2005,
yang disetujui pada tahun 1999. Reformasi CAP yang memberikan framework bagi kerja
yang diadopsi oleh Konsulat pada bulan Juni Pendanaan Pertanian Eropa (European
2003 menunjukkan bahwa sebagian besar Agricultural Fund) baru untuk Pengembangan
subsidi pertanian dibayar dalam bentuk Pedesaan (Rural Development=EAFRD) sejak
pembayaran petani tunggal, dan tidak tergantung tahun 2007 sampai seterusnya.
pada volume produksi. Pembayaran berkaitan Lebih luas, kebijakan UE bertujuan untuk
dengan standar lingkungan, keamanan pangan mempromosikan keberlanjutan integrasi
dan kesejahteraan hewan. Perubahan ini pengembangan pedesaan, dan untuk menaikan
bertujuan untuk kebijakan yang memiliki partisipasi pengguna lokal dalam proses
implikasi besar bagi pengelolaan SDGT. pengembangan. Sampai saat ini, Council
Relevansi legislasi UE dalam kontek ini termasuk Regulation (EC) No. 1257/1999 tentang masalah
Peraturan Konsulat (Council Regulation/EEC) dukungan bagi pengembangan pedesaan dari
284
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Petunjuk Pertanian Eropa dan Jaminan 10.000 domba, 10.000 kambing, 5.000 kuda,
pendanaan (on support for rural development 15.000 babi, dan 25.000 spesies unggas.
from the European Agricultural Guidance and Peluang untuk mendukung konservasi dilakukan
Guarantee Fund / EAGGF) mendirikan sejak tahun 2007, oleh Commission Regulation
framework bagi dukungan keberlanjutan (EC) No. 1698/2005. Tujuannya adalah untuk
pengembangan pedesaan termasuk memberikan kompensasi peternak yang
perlindungan lingkungan. CAP juga mencari memberikan pelayanan lingkungan bagi
promosi gabungan ekonomi dan sosial melalui tambahan biaya dan pendapatan (dan dimana
peningkatan pengembangan, aktivitas baru dan perlu) dapat menangani juga biaya transaksi
sumber tenaga kerja. Dalam kontek ini, (Artikel 39:4). Peraturan mengkhususkan bahwa
LEADER+ inisiatif (dijelaskan dalam Commission pembayaran dapat dibuat bagi konservasi
Notice 2000/C 139/05) yang didirikan guna sumberdaya genetik pertanian (Artikel 39:5).
menambah pengguna pedesaan agar Peraturan memungkinkan agar adopsi petunjuk
memperhatikan potensi jangka panjang wilayah strategis bagi pengembangan pedesaan pada
mereka, dan mengembangkan cara baru tingkat komunitas untuk periode 2007 sampai
meningkatkan warisan budaya dan alam mereka. 2013, dan memerlukan penetapan dari negara
Hal ini dibutuhkan untuk mendorong anggota tentang rencana strategis secara rinci
perkembangan ekonomi dan menciptakan mengenai pembayaran lingkungan pertanian.
lapangan pekerjaan, serta memperbaiki Peraturan lebih jauh, dibutuhkan untuk
kapabilitas organisasi komunitas pedesaan. mengganti Commission Regulation (EC) No.
817/2004, yang sedang dalam persiapan pada
Pengelolaan sumberdaya genetik saat makalah ini ditulis.
Sub-bagian ini mendiskusikan legislasi secara Beberapa perhatian ditingkatkan terkait
langsung yang berkaitan dengan pengelolaan efektifitas skema pembayaran insentif dibawah
SDGT framework hukum bagi konservasi dan Peraturan Regulations 1257/1999 and 817/2004,
pemuliaan ternak. Dalam bidang konservasi, dimana pembayaran ke peternak tidak
Commission Regulation (EC) No. 817/2004 memasukan hitungan berdasarkan perbedaan
memberikan dukungan financial yang diberikan antara breed ternak dalam kontek peluang
bagi peternak yang memelihara ternak breed kepunahannya, dan subsidi pembayaran tidak
lokal dan asli pada wilayah dan terancam punah mencukupi untuk memberikan kompensasi
dibawah framework Regulation 1257/1999 (lihat kepada peternak atas kehilangan keuntungan
di atas). Breed ternak yang tidak jelas proporsi akibat memelihara breed ternak lokal (Signorello
21
darahnya harus ikut kontribusi dalam menjaga and Pappalardo, 2003 ). Hanya sekitar 40%
lingkungan sekitar. Jumlah populasi, breed ternak yang diklasifikasikan bahaya akan
menentukan piihan breed lokal (sapi, domba, punah oleh FAO ditangani melalui skema
kambing, babi, kuda atau unggas) masuk dalam pembayaran yang telah ditetapkan dibawah
skema di atur dalam Commission Regulation peraturan ini dan di beberapa negara skema
(EC) No. 817/2004. Populasi (jumlah betina tersebut tidak ada (ibid.).
produktif) breed ternak yang dianggap terancam UE merupakan salah satu partai CBD dan
punah perlu ditentukan pembayaran insentifnya. sebagai konsekuensinya, semua negara UE
Gambaran tersebut didasarkan pada jumlah diobligasikan kepada pengembangan strategi
betina produktif, yaitu dari total negara anggota, keragaman hayati nasional dalam kontek
yang tersedia untuk reproduksi breed murni,
termasuk dalam daftar (contoh: buku kelompok 21
Signorello, G. & Pappalardo, G. 2003. Domestic animal biodiversity
atau buku dari kumpulan ternak) yang dikenal conservation: a case study of rural development plans in the European
Union. Ecological Economics, 45(3): 487499.
oleh negara anggota. Ada kira-kira 7.500 sapi,
285
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
keragaman hayati pertanian, yang ditujukan situ; dan promosi pertukaran informasi ilmiah
pada konservasi SDGT. Konservasi in situ dan teknis yang relevan. Bagi SDGT yang
merupakan pendekatan yang lebih diminati, dipelihara di peternakan, fokus ditujukan kepada
karena dapat memanfaatkan dan jejaring inventaris aspek administrasi (dana,
mengkarakterisasi SDGT. Pada tingkat regional, status kepunahan breed ternak, lokasi buku
22
perencanaan aksi keragaman hayati pertanian kelompok ternak, dan lainnya). Lintas nasional
diadopsi pada tahun 2001. Perangkat CAP, pusat aksi dibawah Artikel 6, akan
seperti yang dibentuk melalui Agenda 2000 dan mempromosikan pertukaran informasi untuk
reformasi berikutnya, memberikan framework memperbaiki koordinasi aksi dan program
bagi integrasi perhatian keragaman hayati pengelolaan sumberdaya genetik pada
kedalam kebijakan pertanian UE. Prioritas Action komunitas pertanian. Aksi pendampingan,
Plan adalah: promosi dan dukungan praktik dan dibawah Artikel 7, akan menangani penyebaran
sistem pertanian ramah lingkungan yang informasi dan saran pengguna seperti LSM;
menguntungkan keragaman hayati; dukungan pengadaan kursus pelatihan; dan penyiapan
aktivitas pertanian berkelanjutan dalam wilayah laporan teknis. Usulan tindakan diletakan di
kekayaan ragam hayati antara lain; menjaga dan depan pengguna seperti bank gen, LSM,
meningkatkan infrastruktur ekologi yang baik; pembibit, lembaga teknis dan peternak
dan promosi tindakan mengkonservasi ternak percobaan.
lokal atau yang terancam punah atau varitas Bidang terkait SDGT untuk pendanaan
tanaman. Semua prioritas ini didukung oleh dibawah Regulation termasuk pengembangan
penelitian, pelatihan dan pendidikan. Konservasi kirteria untuk mengidentfikasi prioritas dalam
keragaman hayati sangat tergantung pada bidang pengelolaan SDGT; pendirian bank gen
penerapan CAP yang memadai, kompensasi Eropa pada lembaga atau nasional bank gen;
insentif bagi wilayah yang kurang diminati dan karakterisasi dan evaluasi SDGT; penetapan
pengukuran lingkungan pertanian. metoda standar uji performan SDGT dan
Sebuah peraturan, terkait implementasi dari dukumentasi karakteristik breed yang terancam
Action Plan, adalah Council Regulation (EC) No. punah; penetapan dan koordinasi jejaring Eropa
870/2004. Peraturan ini bertujuan untuk yang lebih luas dari Ark farms, stasiun
meningkatkan penekanan pada konservasi penyelamat dan taman bagi breed yang
SDGT. Ada sebuah keprihatinan bahwa dibawah terancam punah dan pembentukan peraturan
peraturan hukum yang sebelumnya dalam guna pertukaran informasi, materi genetik dan
bidang, seperti Council Regulation (EC) No. ternak bibit; pengembangan strategis untuk
1467/94, ternak kurang mendapat perhatian mempromosikan hubungan antara breed lokal
dibandingkan tanaman pangan. Target aksi dan pasar khusus tertentu, penelitian lingkungan
dibawah Artikel 5, dari peraturan 870/2004 dan objek turis; dan pengembangan strategis
termasuk; promosi karakterisasi, koleksi, bagi promosi penggunaan dan pengembangan
pemanfaatan dan konservasi sumberdaya SDGT yang juga merupakan minat negara
genetik secara ex situ dan in situ; pembentukan Eropa. Akan tetapi, dapat dicatat bahwa Council
Web-site didasarkan pada inventarisasi sumber Regulation (EC) No. 870/2004 hanya
daya genetik termasuk dalam program mengijinkan tindakan bersama yang melibatkan
konservasi dan fasilitas konservasi in situ dan ex beberapa negara dan karenanya nilai
implementasi pengukuran nasional sebagai
bagian dari perencanaan aksi nasional dibatasi.
22
Komunikasi dari the Commission to the Council and the European Commission Regulation (EC) 1698/2005 yang
Parliament Biodiversity Action Plan for Agriculture. Commission of the
European Communities, Brussels, 27.3.2001. baru berkaitan dengan hal tersebut akan
http://europa.eu.int/comm/agriculture/envir/biodiv/162_en.pdf diperbaiki.
286
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Badan legislasi UE lebih lanjut terkait memelihara breed ternak terdaftar (Commission
pengelolaan pemuliaan ternak telah dibentuk. Decision 89/504 EEC). Berkaitan dengan ternak
Pengelolaan SDGT yang efisien tergantung pada sapi, Council Decision 96/463/EC mendirikan
ketersediaan informasi yang terkait silsilah pusat INTERBULL di Uppsala, Swedia sebagai
ternak dan data performa. Mekanisme yang badan referensi bagi uji keseragaman dan
sesuai harus ditempatkan untuk mengidentifikasi evaluasi genetik breed ternak murni. Dalam
ternak, recording dan penentuan tujuan kasus ternak kuda, Commission Decision
pemuliaan. Framework resmi yang efektif 93/623/EEC membentuk pengawasan terkait
menangani kegiatan pemuliaan ternak identifikasi dokumen bagi ternak yang terdaftar
diperlukan. Sejumlah peraturan hukum dibuat dalam buku record pejantan (legislasi terkait
untuk mengatur perdagangan breed ternak murni identifikasi ternak didiskusikan lebih lanjut dalam
ternak bibit yang terjadi di dalam komunitas. sub-bagian kesehatan hewan dibawah ini).
Peraturan dalam hal mengangani ternak sapi, Beberapa hal penting muncul dari badan
babi, domba, kambing dan kuda telah dibuat. pembibitan terkait legislasi asosiasi pembibitan
Unggas dan kelinci meskipun termasuk ternak yang disetujui oleh negara-negara dan diberikan
komersial, belum ditangani. Pada ternak sapi, mandate untuk memelihara buku kelompok
Council Directives 77/504/EEC dan 87/328/EEC ternak breed murni, dan mengatur program
menetapkan anggota negara agar tidak pemuliaan termasuk konservasi program
membuat larangan, terhadap zooteknis, breeding. Keadaan yang terkait dengan
perdagangan bibit ternak breed murni, semen, kemampuan organisasi dan peraturannya
embrio atau sel telur dengan anggota negara dipenuhi dan disetujui asosiasi pembibit
lainnya. Negara-negara tersebut harus disetujui. Beberapa kelompok pembibitan
membentuk buku kelompok ternak dan membentuk oraganisasi pembibitan baru untuk
organisasi pembibit, dan tidak mencegah breed yang ada, kecuali ada populasi yang
masuknya ternak breed murni dalam buku membahayakan konservasi breed ternak atau
kelompok ternaknya dari negara anggota membahayakan program lembaga yang ada.
lainnya. Legislasi UE mendefinisikan ternak Dalam hal ini, organisasi pembibit yang ada tidak
breed murni sebagai ternak tetua yang memiliki hak kepemilikan yang didasari oleh
dimasukan dan terdaftar dalam buku kelompok breed ternak yang tidak jelas proporsi darahnya.
ternak. Dalam kasus ternak kuda, beberapa hukum
Peraturan detail dibentuk bagi ternak sapi tambahan diberikan kepada organisasi
dalam Commission Decision 84/247/EEC, untuk pembibitan yang memelihara buku kelompok
menangani organisasi pembibit Commission ternak asli, sehingga dapat dibentuk peraturan
Decision 84/419/EEC, menangani pemeliharaan berdasarkan buku pejantan kuda anak yang
buku kelompok ternak; Commission Decision baru ditetapkan.
2005/379/EC, menangani sertifikasi silsilah;
Commission Decision 86/130/EEC, menangani Produk pangan dan pertanian organik
uji performan dan evaluasi genetik; dan Council Pasar tertentu produk peternakan (breed ternak
Directive 87/328/EEC, menangani penerimaan lokal) diketahui memiliki potensi secara ekonomi.
ternak untuk bibit. Peraturan tersebut penting Legislasi UE memberikan sejumlah skema
dalam kontek liberalisasi dan untuk mengurangi mengenai produk spesifik yang dapat didaftarkan
penghalang dalam perdagangan bibit sapi. sehingga produsen dilindungi terhadap
Peraturan serupa ditempatkan bagi spesies atau pemalsuan dan mendapat keuntungan dari
klas ternak lainnya. Dalam kasus ternak babi harga yang lebih tinggi yang akan dibayar oleh
persilangan unggul (tetapi bukan program konsumen. Salah satu aspek dari skema ini
pemuliaan), pengelola swasta diijinkan terkait dengan penggabungan suatu produk
287
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
pada wilayah geografis spesifik. Council Sekali lagi, promosi bermacam produk seperti
Regulation (EEC) No. 2081/92 menyatakan bentuk ini, memiliki potensi implikasi yang positif
bahwa untuk menilai bahan pangan yang asli bagi keragaman genetik populasi ternak.
terlindungi harus memiliki Beberapa negara UE secara aktif
kualifikasi atau karakteristikyang penting mempromosikan dan memberikan dukungan
atau khusus disebabkan oleh lingkungan bagi penggunaan yang lebih luas pada sertifikat
geiografis yang khusus dengan faktor alam karakter spesifik sebagai upaya untuk
dan manusianya, dan produksi, prosesing dan melindungi breed ternak langka.
penyiapan pada wilayah georgrafis yang telah Pengelolaan SDGT juga dipengaruhi oleh
ditetapkan legislasi UE terkait pertanian organik. Legislasi
Kriteria serupa ditetapkan untuk pendaftaran ini bertujuan untuk mendirikan framework yang
suatu petunjuk geografis. Di dalam Artikel 4 harmonis bagi produksi produk, label produk dan
dari Peraturan, persyaratan bagi spesifikasi inspeksi produk, untuk meningkatkan
produk ditetapkan. Diantara persyaratan nama kepercayaan konsumen dan memastikan
dan deskripsi produk, definisi wilayah geografis kompetisi yang adil antara produsen. Council
terkait keasilian produk dan hubungannya Regulation (EEC) No.2092/91 membentuk
dengan wilayah setempat; garis besar sebuah framework bagi pelabelan, produksi dan
metodologi yang digunakan untuk mendapatkan pengawasan produk pertanian yang diminati
produk; deskripsi inspeksi struktur; dan untuk melahirkan indikasi yang mengacu
penjelasan rinci dari label yang tertera. Meskipun metodologi produksi organik. Peraturan (EEC)
tidak semua, beberapa spesifikasi produk yang No. 2092/91. Akan tetapi, tidak memasukan
disediakan dibawah peraturan ini menunjukan standar apapun, dan karenanya perlu
bahwa produk atau bahan mentah yang disuplementasi oleh Peraturan (EC) No.
digunakan dalam pabrikan bersumber dari breed 1804/1999.
ternak spesifik (tertentu). Meskipun breed Peraturan tersebut di atas menjelaskan secara
ternaknya tidak dijelaskan, pemasaran produk rinci peraturan yang menangani konversi
lokal spesifik meningkatkan keberlangsungan pertanian organik, keaslian ternak, pakan,
sistem pengelolaan tradisional pada lokasi pencegahan penyakit dan perlakuan veteriner,
spesifik dan mendukung keberlangsungan praktek peternakan, transport, identifikasi produk
pemanfaatan breed ternak lokal adaptif. peternakan, pemanfaatan kotoran ternak, wilayah
Dalam permasalahan yang sama, Council ruang gerak dan perkandangan (ternak harus
Regulation (EC) No.2082/92 mengatur peraturan diberikan ruang untuk mendapatkan udara
sedangkan sertifikat karakter spesifik diperoleh terbuka atau bergerak), kepadatan
untuk produk pangan dan pakan. Peraturan penggembalaan, atau penggembalaan melebihi
diperuntukan bagi pendaftaran produk tertentu kapasitas. Peraturan mencakup jenis ternak sapi,
yang bukan merupakan topik geografis asli dan babi, kambing, domba, kuda dan unggas.
tidak berkaitan dengan aplikasi inovasi teknologi. Peraturan terpisah ditetapkan juga untuk lebah.
Agar dapat terlihat dalam daftar sertifikat Sehubungan dengan keaslian ternak, peraturan
karakter tertentu yang telah diatur oleh Komissi menyatakan bahwa:
produk atau pakan. dalam pemilihan breed atau galur ternak,
harus diproduksi menggunakan bahan harus diperhatikan kemampuan ternak
mentah tradisional atau dikarakterisasi oleh beradaptasi pada kondisi setempat; daya
komposisi tradisional atau model produksi hidup; dan ketahanan terhadap penyakit.
dan/atau prosesing yang menggambarkan Selain itu, breed atau galur ternak diseleksi
jenis produksi tradisional dan/atau prosesing untuk menghindari penyakit spesifik atau
problem kesehatan yang terdapat pada
288
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
289
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
European Commissions Food and Veterinary untuk tujuan konservasi. Materi yang
Office. Bila verifikasi telah lengkap, negara dikumpulkan pada masa lalu mengalami
pengekspor dapat dimasukan oleh Council kegagalan untuk standar yang saat ini dibuat.
Decision 79/542/EEC, di dalam daftar negara Diseminasi materi pembibit, karenanya menjadi
ketiga dimana negara anggota mengotoritaskan problematika. Hal ini khususnya pertukaran
impor. Peraturan mencakup sertifikasi untuk materi genetik antara negara anggota. Akan
impor dan inspeksi veteriner pos perbatasan tetapi untuk pertukaran materi genetik diantara
bagi ternak hidup yang dibuat di dalam Council negara anggota. Di beberapa negara peraturan
Decision 79/542/EEC dan Council Directive telah ditetapkan oleh pengarah, melalui legislasi
91/496/EEC, berturut-turut. Legislasi serupa juga nasional, yang diterapkan tidak hanya pada
berlaku untuk jenis ternak lainnya. semen bagi pertukaran dalam komunitas, tetapi
Dalam perdagangan di dalam komunitas dan juga semen yang akan digunakan pada tingkat
impor semen sapi dan embrio sapi diatur oleh nasional.
Council Directive 88/407/EEC dan Council Perdagangan daging segar diatur Council
Directive 89/556/EEC, berturut-turut. Pengarah Directive 2002/99/EC. Tujuannya untuk
membuat standar dimana semen dan embrio menyelaraskan persyaratan kesehatan lintas
harus sesuai kualitasnya untuk diimpor atau semua negara anggota, dan untuk mencegah
diperdagangkan dalam negara UE, dan kondisi masuknya produk kedalam UE yang membawa
yang dibutuhkan bagi koleksi semen dan pusat infeksi penyakit berbahaya kepada manusia dan
penyimpanan semen. Daftar negara importasi hewan. Kondisi berkaitan dengan status
semen dan embrio dan pusat yang disetujui kesehatan hewan dibuat untuk negara
kemudian ditetapkan. Peraturan juga dibuat pengimpor. Kondisi serupa untuk hewan hidup,
mencakup sertifikasi kesehatan semen dan tetapi termasuk persyaratan daging yang datang
embrio yang diperdagangkan. Peraturan serupa dari rumah potong. Jaminan tambahan
dibuatkan bagi jenis ternak lainnya. Council diperlukan pada masalah penyakit tertentu,
Directive 88/407/EEC diamandemen oleh seperti daging tanpa tulang dari hewan yang
Council Directive 2003/43/EC, mengijinkan pusat divaksin FMD. Kemungkinan juga bahwa negara
penyimpanan semen selain pusat koleksi semen ketiga dijinkan untuk mengekspor daging dari
(memiliki pejantan sendiri) juga terlibat dalam hewan kategori tertentu di UE. Peraturan lebih
perdagangan semen sapi diantara negara jauh terkait residu kimia, BSE (bovine
anggota langkah kedepan adalah liberalisasi spongiform encephalopathy) dan kenyamanan
pasar tersebut. hewan saat dipotong. Framework legislasi
Tujuan dari arahan ini adalah untuk mengatur terpisah bagi produk daging unggas, susu,
aspek terkait kesehatan hewan yang produk susu, dan bagi kategori lainnya.
diperdagangkan di dalam komunitas dan impor Selain hukum perdagangan yang digambarkan
semen, lebih dari pada memfasilitasi diatas, UE memiliki badan hukum yang
kriokonservasi materi genetik. Memang, legislasi berkecimpung dalam pencegahan, pengawasan,
menyajikan masalah-masalah untuk monitoring penyakit tertentu. Lembaga terpisah
mendapatkan semen dari jenis hewan yang menangani penyakit kuda Afrika (Council
hampir punah untuk tujuan konservasi. Koleksi Directive 92/35/EEC), penyakit flu babi (African
semen pada Balai Inseminasi Buatan (BIB) swine fever=ASF, Council Directive 2002/60/EC),
dibandingkan koleksi di peternakan lebih mahal, FMD (Council Directive 2003/85/EC), flu burung
dan koleksi semen dari jenis ternak langka. (Council Directive 2005/94/EC), bluetongue
Seringkali tidak diminati secara komersial oleh (Council Directive 2000/75/EC), flu babi klasik
industri. Isu lebih jauh berhubungan dengan (Council Directive 2001/89/EEC), Newcastle
penyimpanan materi genetik jangka panjang disease (Council Directive 92/66/EEC), dan
290
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
penyakit tertentu ikan dan moluska. Lembaga kasus merebaknya penyakit HPAI dalam area
lain (Council Directive 92/119/EEC) menangani sirkus, kebun binatang, toko hewan peliharaan,
sejumlah penyakit ternak impor. Program taman nasional, daerah berpagar dimana
monitoring bertujuan memberantas penyakit unggas atau burung yang dalam kandang
endemik disebagian besar wilayah UE. dipelihara untuk kepentingan penelitian atau
Keputusan Konsil (Council Decision) tujuan konservasi jenis ternak langka atau breed
90/424/EEC berhubungan dengan keadaan dana ternak unggas langka yang termasuk dalam
dari program tersebut, dan keputusan (Council daftar pengawasan penyakit seperti dalam
Decision) 90/638/EEC menetapkan kriteria Artikel 13. Persyaratan berhubungan dengan
seperti yang telah dipersiapkan. Pengawasan perkandangan dan batasan perpindahan unggas
penyakit dapat menspefikasi larangan tercakup dalam Artikel 14. Peraturan berkaitan
perpindahan ternak pada saat penyakit tersebut dengan CSF dan ASF juga memungkinkan
tersebar, memerlukan vaksinasi atau kebebasan populasi breed ternak langka bila
pengawasan penyakit atau kalau perlu dalam kondisi tertentu sesuai. Akan tetapi, perlu diingat
kasus penyakit tertentu perlu dilakukan afkir bahwa pengawasan serupa dirancang untuk
ternak yang terinfeksi. Tindakan ini memiliki melindungi sumberdaya genetik langka, tidak
serious konsekuensi bagi populasi breed ternak dimasukan dalam peraturan sebelumnya
langka yang ada di daerah terinfeksi. berkaitan dengan penyakit ternak serius lainnya
Sehubungan dengan adanya ancaman yang (seperti Newcastle disease dan African horse
berakibat pada penyingkiran (afkir) ternak, bagi sickness).
breed ternak langka dimasukan dalam peraturan Seperti yang didiskusikan dalam bagian 1-
tertentu berkaitan dengan beberapa penyakit. seksi F-4, pengawasan yang dibuat oleh
Sebagai contoh Council Directive 2003/85/EC, Commission Decision 2003/100/EC tentang
berkaitan dengan penyakit FMD, (Artikel 15) program pembibitan bagi pemberantasan
memerintahkan pemusnahan peralatan Scrapie juga menimbulkan perhatian. Breed
pemotongan ternak yang terinfeksi dalam ternak domba langka yang memiliki frekuensi
laboratorium, kebun binatang, taman nasional geneotipa resisten penyakit rendah mungkin
dan daerah berpagar atau dalam terancam. Keikutsertaan skema pembibitan akan
lembaga/insitusi atau pusat yang telah mendapat diperlukan bagi kelompok ternak domba jantan
persetujuan seperti dalam Artikel 13(2) dalam mutu genetik tinggi akan dikastrasi atau
Council Directive 92/65/EEC dan dimana ternak dipotong memiliki alel VRQ berkaitan dengan
dipelihara untuk keperluan penelitian atau resistensinya terhadap penyakit. Akan tetapi
konservasi ternak atau sumberdaya genetik putusan mengijinkan pengawasan persyaratan
ternak yang terinfeksi penyakit tertentu. Daftar ini pada breed ternak yang memiliki frekuensi
identifikasi pembibitan inti ternak yang hampir alel rendah sifat resistensi ARR dan yang jarang
punah harus didahulukan dibuatkan (Artikel 77). diternakkan.
Komisi harus diberikan laporan oleh negara Penerapan hukum kesehatan hewan didukung
anggota yang memutuskan pemusnahan oleh badan lembaga hukum tentang identifikasi
pemotongan dan harus yakin bahwa status hewan. Hukum ini juga relevan dengan
kesehatan hewan negara anggota, tidak dalam keamanan pangan, tatalaksana dang
kondisi hampir punah dan bahwa semua pengawasan ternak, dan untuk mensertifikasi
pengawasan tertuju pada pengawasan virus ternak pembibitan. Dalam kasus ternak sapi
FMD. peraturan ditetapkan Regulation (EC)
Demikian juga dengan peraturan Directive 1760/2000. Sistem identifikasi ternak sapi
2005/94/EC berhubungan dengan flu burung, menggunakan nomor telinga bagi individu
memungkikan pengawasan pemotongan pada ternak, data base komputerisasi, paspor ternak
291
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
dan daftar individu yang terdapat dalam setiap tersebut merupakan starndarisasi bagi veteriner;
kandang. kebebasan perpindahan ternak menurut
Identifikasi ternak khususnya nomor telinga kebutuhan fisiologi dan tingkah laku; naungan,
saat ini memiliki masalah berkaitan dengan kebersihan, ventilasi dan penerangan dalam
ternak yang dipelihara untuk tujuan tertentu atau kandang dan akomodasi; prosedur pengawasan;
dalam beberapa kondisi tatalaksana. Oleh demikian juga tingkat rekruitmen, pengawasan
karena itu, penerapannya bagi SDGT dipelihara ternak dan recording. Berkaitan dengan
dalam lingkungan khusus. Beberapa langkah pembibitan ternak, peraturan mengatakan
diambil untuk mengadaptasikan pengawasan bahwa:
hukum. Untuk mengatasi masalah ini. Dalam prosedur kawin alam dan IB yang mungkin
kasus ternak sapi yang dipelihara untuk tujuan menyebabkan hewan terluka atau kesakitan
budaya dan sejarah, pengawasan dilakukan tidak boleh dilakukan
dibawah Commission Regulation (EC) No. dan bahwa:
644/2005 bagi alternatif identifikasi sesuai tidak ada satupun ternak yang dipelihara
dengan tujuannya. Ada hukum yang terpisah untuk tujuan peternakan jika genotipa dan
bagi pejantan yang dipelihara untuk olahraga fenotipe tidak diharapkan bahwa ternak
atau tujuan budaya (Commission Regulation tersebut dipelihara bebas dari pengaruh
(EC) No. 2680/1999); dan bagi pejantan yang gangguan kesehatan dan kesejahteraan.
secara alam dipelihara dalam kawasan Peraturan Council Regulation (EC) No. 1/2005
konservasi di Belanda, maksimum pemakaian memberikan perlindungan ternak saat
nomor telinga (secara normal 20 hari setelah transportasi. Peraturan tersebut secara keras
ternak lahir) sampai umur 12 bulan (Commission mendukung peraturan UE yang telah ada
Decision 2004/764/EC). Demikian juga di terhadap pengangkutan ternak. Terutamanya
Spanyol, perpanjangan waktu sampai 6 bulan peraturan tersebut memasukan aturan baru
diijinkan dibawah peraturan Commission meliputi perlakuan ternak sebelum dan sesudah
Decision 98/589/EC, bagi ternak breed tertentu di pengangkutan di tempat-tempat seperti
yang dipelihara secara ekstensif di wilayah peternakan, pasar, RPH, dan pelabuhan;
geografi tertentu. Pengawasan khusus di pelatihan dan sertifikat pengemudi; perbaikan
Spanyol dihentikan bila pengawasan yang lebih peraturan, termasuk pemantauan kendaraan
umum diperkenalkan (Commission Decision melalui navigasi sistem satelit; standar peraturan
2006/28/EC) Meliputi semua negara anggota. bagi perjalanan lebih dari delapan jam
Peraturan memungkinkan dilakukan termasuk perbaikan standar untuk lori; dan
perpanjangan sampai 6 bulan bagi beberapa peraturan standar bagi pemindahan ternak muda
tempat pemelihataan yang memelihara ternak dan ternak bunting. Council Directive
sapi dalam sistem ekstensif dimana nomor 93/119/EEC berkaitan dengan meminimalisasi
telinga menjadi masalah karena keadaan rasa sakit dan penderitaan pada saat ternak
geografis dan ternak tidak biasa ditangani, dan dipotong. Peraturan meliputi peralatan RPH;
memungkinkan anak sapi dapat secara jelas kompetensi pegawai RPH dan spesifikasi ternak
diketahui induknya pada saat diberikan nomor harus dipingsankan sebelum dipotong atau
telinga. dibunuh secara cepat.
292
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
perjanjian dengan standar keamanan pangan UE memastikan bahwa dampak keamanan pakan
dalam negara anggota; untuk mengatur dan makanan dipertimbangkan di seluruh tahap
hubungan internasional dan negara bukan prosesing dan produksi dan pemanfaatan pakan.
anggota dan organisasi internasional yang Berkaitan dengan GMO dalam pakan ternak,
memperhatikan keamanan pangan; untuk Peraturan (EC) No. 1829/2003 mencakup
mengatur hubungan dengan European Food penerapan penempatan pasar GMO, dan produk
Safety Authority (EFSA); dan untuk memastikan yang mengandung atau diturunkan dari GMO.
tatalaksana resiko berdasarkan ilmu Pelabelan dan penelusuran produk seperti itu
pengetahuan. Pusat anggota legislasi dalam tercakup dalam Peraturan No. 1830/2003.
bidang ini adalah peraturan (EC) No. 178/2002.
Ukuran keamanan pangan dapat memiliki 3.3 Kesimpulan
implikasi negatif bagi produksi bahan pangan Beberapa aspek aturan mengenai pengelolaan
seperti keju yang terbuat dari susu mentah SDGT menguntungan dari koordinasi regional
yang berasal dari breed ternak lokal, dan dan subregional. Breed ternak lintas regional
karenanya merusak kontribusi pasar khusus ditemukan dalam jumlah besar di banyak wilayah
bagi konservasi breed ternak tersebut. di dunia. Sehingga tindakan konservasi
Perhatian terhadap keamanan pangan juga sebaiknya direncanakan pada tingkat
merupakan kekuatan mengendalikan legislasi subregional dan regional. Perdagangan produk
dengan tujuan menekan penyakit pada domba ternak dipromosikan oleh standar umum yang
yang mematikan konservasi. Seperti telah menjamin kualitas dan keamanan. Perbaikan
dijelaskan di atas dan Bagian 1 Sub bagian F: breed ternak difasilitasi bila suatu framework
4, ukuran ini menyebabkan ancaman bagi bagi registrasi dan evaluasi genetik ditetapkan.
beberapa breed domba langka. Selain itu UE memberikan sebuah contoh peraturan
beberapa negara berkembang perlu regional yang mempengaruhi pengelolaan
memperhatikan bahwa mereka tidak dapat SDGT. Legislasi yang mempromosikan tindakan
memenuhi peraturan dan standarisasi UE. konservasi telah ditetapkan selama beberapa
Memang, ukuran lingkungan dan SPS tahun, dan saat ini telah diperkuat. Pembayaran
dipertimbangkan bagi beberapa negara yang insentif bagi konservasi breed ternak nampaknya
memiliki kendala yang lebih besar lagi terhadap sesuai dengan kebutuhan mencari alternatif bagi
ekspor ke UE dibandingkan peraturan tarif dan subsidi produksi terkait. Akan tetapi, bukti
aturan lainnya. Framework legislasi UE bagi menyarankan bahwa skema tidak selamanya
keamanan pangan, karenanya mempengaruhi target yang cukup baik untuk mempromosikan
produksi peternakan dan pemasaran sehingga secara efektif konservasi beberapa breed ternak
pemanfaatan SDGT, baik di dalam UE maupun yang paling terancam punah. Fokus secara
diseluruh dunia. umum dari framework legislasi UE terhadap
Produksi, pemasaran dan pemanfaatan pakan konservasi sangat kurang dibandingkan
ternak juga diatur dalam legislasi UE. terhadap dukungan lingkungan bagi perbaikan
Pengembangan dalam bidang ini meningkat breed ternak, mempromosikan perdagangan
didorong oleh perhatian mengenai kesehatan bebas dalam materi genetik di antara negara
manusia dan hewan. Peraturan ini tidak anggota, dan memastikan perlakuan efektif bagi
berdampak langsung pada pengelolaan SDGT, pengendalian penyakit ternak. Tidaklah
tetapi membentuk sebagian framework antar mengejutkan, peraturan yang mempromosikan
peternak yang melakukan dan mengambil tujuan ini bertentangan waktu dengan tujuan
keputusan sehubungan dengan manajemen konservasi. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa di
praktisnya. Peraturan (EC) No. 882/2004 beberapa kasus, masalah diketahui dan relevasi
mengatur peraturan yang dirancang untuk
293
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
adaptasi bagi framework legislasi bovine animals kept in nature reserves in the
diimplemnetasikan. Netherlands. http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_
doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&nu
mdoc=32004D0764&model=guichett
COMMISSION DECISION 2005/379/EC of 17 May
Perundang-undangan 2005 on pedigree certificates and particulars for pure-
bred breeding animals of the bovine species, their
COMMISSION DECISION 84/247/EEC of 27 April semen, ova and embryos (notified under document
1984 laying down the criteria for the recognition of number C(2005) 1436). http://europa.eu.int/
breeders organizations and associations which smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXn
maintain or establish herd-books for pure-bred umdoc&lg=EN&numdoc=32005D0379&model=guichett
breeding animals of the bovine species.
http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel COMMISSION DECISION 2006/28/EC of 18 January
exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31984D0 2006 on extension of the maximum period for applying
247&model=guichett eartags to certain bovine animals. http://eurlex.
europa.eu/LexUriServ/site/en/oj/2006/l_019/l_0192006
COMMISSION DECISION 84/419/EEC of 19 July 1984 0124en00320033.pdf
laying down the criteria for entering cattle in herd-
books. http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc? COMMISSION REGULATION (EC) No 2680/1999 of
smartapi!celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdo 17 December 1999 approving a system of identification
c=31984D0419&model=guichett for bulls intended for cultural and sporting events.
http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel
COMMISSION DECISION 86/130/EEC of 11 March exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31999R2
1986 laying down performance monitoring methods 680&model=guichett
and methods for assessing cattles genetic value for
pure bred breeding animals of the bovine species. COMMISSION REGULATION (EC) No 817/2004 of 29
http://europa.eu.int/eurex/lex/LexUriServ/site/en/consle April 2004 laying down detailed rules for the application
g/1986/D/01986D013019940728-en.pdf of Council Regulation (EC) No 1257/1999 on support
for rural development from the European Agricultural
COMMISSION DECISION 89/504/EEC of 18 July 1989 Guidance and Guarantee Fund (EAGGF).
laying down the criteria for approval and supervision of http://europa.eu.int/eurlex/pri/en/oj/dat/2004/l_153/l_15
breeders associations, breeding organizations and 320040430en00300081.pdf
private undertakings which establish or maintain
registers for hybrid breeding pigs. http://europa.eu.int/ COMMISSION REGULATION (EC) No 644/2005 of 27
smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXn April 2005 authorising a special identification system
umdoc&lg=EN&numdoc=31989D0504&model=guichett for bovine animals kept for cultural and historical
purposes on approved premises as provided for in
COMMISSION DECISION 93/623/EEC of 20 October Regulation (EC) No 1760/2000 of the European
1993 establishing the identification document Parliament and of the Council. http://eur-
(passport) accompanying registered equidae. http:// lex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=CELEX:3
europa.eu.int/eurlex/en/consleg/pdf/1993/en_1993D06 2005R0644:EN:HTML
23_do_001.pdf
COUNCIL DECISION 79/542/EEC of 21 December
COMMISSION DECISION 98/589/EC of 12 October 1976 drawing up a list of third countries from which the
1998 concerning an extension of the maximum period Member States authorize imports of bovine animals,
laid down for the application of eartags to certain swine and fresh meat. http://europa.eu.int/smartapi/
bovine animals belonging to the Spanish herd. cgi/sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg
http://eur-lex.europa.eu/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi =EN&numdoc=31979D0542&model=guichett
!celexapi!pod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31998
D0589&model=guichett COUNCIL DECISION 90/424/EEC of 26 June 1990 on
expenditure in the veterinary field. http://europa.eu.int/
COMMISSION DECISION 2003/100/EC of 13 February smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXn
2003 laying down minimum requirements for the umdoc&lg=EN&numdoc=31990D0424&model=guichett
establishment of breeding programmes for resistance
to transmissible spongiform encephalopathies in COUNCIL DECISION 90/638/EEC of 27 November
sheep. http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc? 1990 laying down Community criteria for the
smartapi!celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdo eradication and monitoring of certain animal diseases.
c=32003D0100&model =guichett http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel
exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31990D0
COMMISSION DECISION 2004/764/EC of 22 October 638&model=guichett
2004 concerning an extension of the maximum period
laid down for the application of eartags to certain
294
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
COUNCIL DECISION 96/463/EC of 23 July 1996 COUNCIL DIRECTIVE 92/35/EEC of 29 April 1992
designating the reference body responsible for laying down control rules and measures to combat
collaborating in rendering uniform the testing methods African horse sickness. http://europa.eu.int/smartapi/
and the assessment of the results for pure-bred cgi/sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg
breeding animals of the bovine species. =EN&numdoc=31992L0035&model=guichett
http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel
exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31996D0 COUNCIL DIRECTIVE 92/65/EEC of 13 July 1992
463&model=guichett laying down animal health requirements governing
trade in and imports into the Community of animals,
COUNCIL DIRECTIVE 64/432/EEC of 26 June 1964 semen, ova and embryos not subject to animal health
on animal health problems affecting intra-Community requirements laid down in specific Community rules
trade in bovine animals and swine. http://europa.eu. int/ referred to in Annex A (I) to Directive 90/425/EEC.
smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXn http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel
umdoc&lg=EN&numdoc=31964L0432&model=guichett exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31992L00
65&model=guichett
COUNCIL DIRECTIVE 72/462/EEC of 12 December
1972 on health and veterinary inspection problems COUNCIL DIRECTIVE 92/66/EEC of 14 July 1992
upon importation of bovine animals and swine and introducing Community measures for the control of
fresh meat from third countries. http://europa.eu.int/ Newcastle disease. http://europa.eu.int/smartapi/cgi/
smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXn sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg=E
umdoc&lg=EN&numdoc=31972L0462&model=guichett N&numdoc=31992L0066&model=guichett
COUNCIL DIRECTIVE 77/504/EEC of 25 July 1977 on COUNCIL DIRECTIVE 92/119/EEC of 17 December
pure- bred breeding animals of the bovine species. 1992 introducing general Community measures for the
http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel control of certain animal diseases and specific
exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31977L05 measures relating to swine vesicular disease.
04&model=guichett http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel
exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31992L01
COUNCIL DIRECTIVE 87/328/EEC of 18 June 1987 19&model=guichett
on the acceptance for breeding purposes of purebred
breeding animals of the bovine species. COUNCIL DIRECTIVE 98/58/EC of 20 July 1998
http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel concerning the protection of animals kept for farming
exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31987L03 purposes. http://europa.eu.int/eur-lex/pri/en/oj/dat/1998
28&model=guichett /l_221/l_22119980808en00230027.Pdf
COUNCIL DIRECTIVE 88/407/EEC of 14 June 1988 COUNCIL DIRECTIVE 2000/75/EC of 20 November
laying down the animal health requirements applicable 2000 laying down specific provisions for the control and
to intra- Community trade in and imports of deep-frozen eradication of bluetongue. http://europa.eu.int/
semen of domestic animals of the bovine species. smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXn
http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel umdoc&lg=EN&numdoc=32000L0075&model=guichett
exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31988L04
07&model=guichett COUNCIL DIRECTIVE 2001/89/EC of 23 October 2001
on Community measures for the control of classical
COUNCIL DIRECTIVE 89/556/EEC of 25 September swine fever. http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_
1989 on animal health conditions governing intra- doc?smartapi!celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&nu
Community trade in and importation from third mdoc=32001L0089&model=guichett
countries of embryos of domestic animals of the bovine
species. http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?sm COUNCIL DIRECTIVE 2002/60/EC of 27 June 2002
artapi!celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc= laying down specific provisions for the control of African
31989L0556&model=guichett swine fever and amending Directive 92/119/EEC as
regards Teschen disease and African swine fever.
COUNCIL DIRECTIVE 91/496/EEC of 15 July 1991 http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel
laying down the principles governing the organization exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=32002L00
of veterinary checks on animals entering the 60&model=guichett
Community from third countries and amending
Directives 89/662/EEC, 90/425/EEC and 90/675/EEC. COUNCIL DIRECTIVE 2002/99/EC of 16 December
http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel 2002 laying down the animal health rules overning the
exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31991L04 production, processing, distribution and introduction of
96&model=guichett products of animal origin for human consumption.
http://europa.eu.int/eurlex/pri/en/oj/dat/2003/l_018/l_01
820030123en00110020.pdf
295
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
296
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Directives 64/432/EEC and 93/119/EC and Regulation 4 Peraturan dan kebijakan nasional
(EC) No 1255/97. http://europa.eu.int/eurlex/lex/LexUri
Serv/site/en/oj/2005/l_003/l_00320050105en00010044 4.1 Pendahuluan
.pdf
Fungsi framework hukum atau setidaknya,
COUNCIL REGULATION (EC) 1698/2005 of 20 kebijakan dan program yang jelas, merupakan
September 2005 on support for rural development by
the European Agricultural Fund for Rural Development keharusan bagi pengelolaan SDGT yang efektif.
(EAFRD). http://europa.eu.int/eurlex/lex/LexUriServ/site Kejelasan hukum dan keamanan sangat penting
/en/oj/2005/l_277/l_27720051021en00010040.pdf dalam mendukung kegiatan perekonomian
COMMISSION NOTICE TO THE MEMBER STATES seperti perdagangan internasional dan domestik,
2000/C 139/05of 14 April 2000 laying down guidelines dan untuk mendefiniskan kompetensi, hukum
for the Community initiative for rural development dan kewenangan pengguna yang terlibat dalam
(Leader+). http://europa.eu.int/eurlex/pri/en/oj/dat/2000
/c139/c_13920000518en00050013.pdf pengelolaan SDGT
Berdasarkan perspektif tingkat negara,
efektivitas framework hukum dapat dikaji
berdasarkan basis tingkat dimana promosi atau
halangan dalam pencapaian tujuan
pengembangan pertanian dalam suatu negara.
Target tujuan ini berbagai macam dan
perdagangan antara negara seringkali menjadi
penting. Target tujuan tingkat nasional dapat
termasuk kepastian keamanan dan pengamanan
pangan, mempromosikan pertumbuhan ekonomi
nasional, menambah pendapatan dan taraf hidup
masyarakat pedesaan, mencegah degradasi
lingkungan alam, atau menjaga keragaman
hayati. Negara-negara juga sangat beragam
dalam hal lingkungan ekologi, kebudayaan dan
politik. Bagian in menjelaskan baik framework
secara umum dan solusi yang dikembangkan
dalam bidang legislasi dan kebijakan. Tujuannya
untuk menggarisbawahi kesulitan dan jarak
pemisah yang ada, dan memfasilitasi pertukaran
pemikiran, solusi dan pengalaman.
4.2 Metoda
Analisa dilakukan berdasarkan informasi dari
sumber berikut ini:
Laporan Negara yang dikirim sebagai
bagian dari proses persiapan SoW-AnGR
didukung oleh beberapa kasus melalui
korespodensi menggunakan e-mail dengan
NC
survey awal yang dilakukan pada tahun
2003 oleh FAOs Development Law Service;
dan
297
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Informasi tambahan yang ditemukan dalam 4.3 Implementasi hukum dan program terkait
bank data resmi FAO (FAOLEX, sumberdaya genetik ternak
http://faolex.fao.org/faolex). Pengelolaan, keberlangsungan penggunaan dan
Titik awal analisa merupakan definisi luas konservasi SDGT melibatkan madat berbagai
mengenai pengelolaan SDGT dan framework lembaga dan melibatkan berbagai peran swasta
hukum. Istilah lama diberikan untuk dari peternak dan pembibit, sampai
mengarahkan konservasi SDGT (termasuk perusahaan pengolah makanan dan pemasaran.
pengaruh tak langsung keberlangsungan sistem Selain itu, akan melibatkan pengetahuan yang
produksi dimana sumberdaya genetik besar (baik bioteknologi tradisional maupun
digunakan); perbaikan genetik (termasuk modern). Pembetukan dan implementasi
peraturan tehnik khusus dan infrasturktur terkait); legislasi merupakan tugas majemuk,
dan kesehatan hewan (termasuk pengawasan membutuhkan tingkat koordinasi dan organisasi
perdagangan, pembibitan dan pengakutan yang tinggi.
ternak). Faktor pendukung seperti struktur Framework hukum bukan merupakan satu-
insititusi dan insentif juga dipertimbangkan. satunya cara untuk mencapai tujuan kebijakan.
Untuk tujuan analisa, framework hukum Pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan
dibentuk untuk memasukan semua bentuk adalah efisiensi manfaat hukum (seringkali
hukum yang dilaporkan karena memiliki membutuhkan tindakan pengawasan yang
relevansi terhadap pengelolaan SDGT. Selain mahal) bila dibandingkan dengan tindakan
itu, beberapa negara menyebutkan kebijakan kebijakan lainnya (menciptakan insentif dan
dan strategi atau perangkat serupa bagi mendukung mekanisme berbagai bentuk, dan
pengelolaan SDGT, perangkat ini dibentuk menghilangkan disinsentif dan distorsi). Jadi,
sebagai pertimbangan, meski bila dalam bagian tematik berikut menjelaskan contoh baik
beberapa contoh, dasar hukum bagi tindakan hukum maupun kebijakan.
penerapannya tidak jelas.
Penjelasan yang diberikan oleh Laporan Framework kelembagaan
Negara menyajikan gambaran yang berbeda, Institusi yang memiliki madate yang jelas dan
dimana tidak dapat sepenuhnya diwakilkan berperan baik merupakan tulang punggung
disini. Oleh karena itu tujuan diskusi berikut implementasi hukum dan kebijakan. Struktur
adalah untuk menawarkan sebuah pandangan dasar institusi sangat penting bagi koordinasi
terhadap masalah dan menjelaskan pola dan strategi pengelolaan SDGT. Definisi hukum yang
model secara umum. Contoh digambarkan dari jelas dari peran institusi merupakan hal penting.
Laporan Negara termasuk untuk Pengaturan yang tidak jelas dan rumit
mengilustrasikan bentuk kasus atau lainnya yang menyebabkan masalah bagi koordinasi dan
secara khusus bermanfaat atau berkreasi. komunikasi diantara pengguna.
Pandangan statistik wilayah tertentu disajikan Mekanisme institusi bagi implementasi hukum
dimana ini mengilustrasikan poin masalah SDGT terkait sangat beragam. Framework
khusus. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa tidak bervariasi diantara negara sesuai dengan
semua Laporan Negara menyajikan secara detail karakteristik sistem administrasi nasional,
dalam diskusi framework hukum. Oleh karena ketersediaan sumber dana, dan kondisi sosial
itu, statistik yang disajikan tidak harus dilakukan ekoomi secara keseluruhan. Ada dua
untuk mewakili suatu gambaran lengkap dari pendekatan utama dalam pengembangan
pengawasan hukum, tetapi lebih kepada institusi yang dapat diperhatikan: 1) pendirian
petunjuk secara luas kapasitas wilayah yang badan ad-hoc untuk memenuhi kebutuhan
berkaitan dengan hukum dan kebijakan SDGT khusus; dan 2) pemanfaatan optimal institusi
terkait.
298
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Perangkat ekonomi
Karena pengelolaan SDGT merupakan tugas 26
Environmental Management Act (Legal Questionnaire, 2003).
komplek, yang melibatkan berbagai pengguna, 27
Law of Seeds, Material for Animal Reproduction and Biological Inputs.
Official Gazette of the Bolivarian Republic of Venezuela Number 37.552
implementasi ukuran hukum mungkin sulit dan of 18/10/2002 (Laporan Bolivarian Republic of Venezuela, 2003).
28
Article 81 of the Political Constitution of Colombia, 1991 (Laporan
mahal. Seperti dijelaskan di atas, mungkin lebih Colombia, 2003).
efektif secara ekonomi untuk menggunakan
mekanisme lain guna mencapai tujuan yang
299
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Perangkat mendukung system produksi nasional bagi perlindungan ternak dari bencana
ternak alam, kekeringan, disetujui di dalam Resolution
Sub-bagian ini menganalisa perangkat hukum 144, dari 2001 bertujuan menguatkan sistem
yang menciptakan sebuah fasilitas lingkungan bebas kerusakan menciptakan kerjasama
untuk pengelolaan SDGT. Hubungan dengan pendistribusian bantuan, dan meningkatkan
SDGT tidak langsung melalui keberlangsungan keterlibatan peternak dan institusi administrative
system produksi khusus, tindakan ini (Laporan Mongolia, 2004).
keberlangsungan gabungan SDGT. Laporan
Negara menjelaskan beragam perangkat bentuk Perangkat berkaitan dengan pengelolaan
ini, bervariasi menurut tujuan dan tantangannya pastura dan tanah penggembalaan
dengan Negara tersebut. Dalam Negara yang memiliki area lahan rumput
dan sumber air yang jarang, keragaman ukuran
Perangkat mendukung pengembangan ditempatkan untuk mengatur akses dan
pertanian dan penggunaan lahan pengelolaan. Ukuran ini bias berada dalam
Termasuk dibawah topik ini adalah perangkat legislasi terkait pastura dan padang rumput atau
uyang bertujuan mempromosikan termasuk dalam akta khusus.
pengembangan wilayah pedesaan dan Legislasi dalam suatu wilayah pastura umum
komunitapedesaan. Perangkat ini dapat dan pengelolaan padang rumput dilaporkan oleh
3
berbentuk tindakan kebijakan liat contoh negara-negara termasuk Kyrgyzstan 7 dan
38
Laporan Negara Republik Tanzania (2004) dan Oman . Tindakan mungkin terintegrasi kedalam
Lesotho (2005); atau didefinisikan dalam akta legislasi lain. Laporan Negara dari Yemen (2003)
hukum seperti kasus yang dilaporkan dari melaporkan bahwa tindakan berkaitan dengan
29 30
negara Korea , Vietnam dan Slovakia31. pengelolaan padang rumput termasuk dibawah
Mereka membentuk bagian dari strategi negara hukum lingkungan negara pada tingkat
bagi pengurangan kemiskinan dan pengamanan persemakmuran dan pemerintah propinsi yang
pangan (kotak 49). Beberapa menyebutkan berhubungan dengan konservasi keragaman
mengatur pengembangan dan modernisasi hayati dan pengelolaan padang rumput. Negara
32
pertanian (Honduras , Ecuador33), atau lain melaporkan memiliki korespondesi kebijakan
39 4
pemanfaatan pertnaian atau luasan lahan (contohnya termasuk Uganda , Lesotho 0,
34
Georgia35, 41 42
(Bosnia dan Herzegovina , Algeria dan Bhutan ), tetapi dasar hukum
36
Meksiko ). Tindakan mungkin juga ditempatkan untuk ini tidak selalu jelas.
untuk mengatasi masalah system produksi Perangkat diarahkan khususnya bagi
khusus. Mongolia contohnya menciptakan basis pemeliharaan dan/atau perbaikan pastura
hukum untuk mendukung dan memberikan contoh termasuk hukum yang dilaporkan oleh
43 44 45 46
insentif system lahan penggembalaan yang Uzbekistan , Pakistan , Korea , dan China .
dipengaruhi oleh kondisi cuaca panas. Program Hukum Pemerintah Irak nomor 2, 1983 berisi
29 37
Rural Development Law and Rural Community General Law Law on pastures (Laporan negara Kyrgyzstan, 2003).
38
(Laporan negara Republik Korea, 2004). Royal Decree No. 8 of 2003 issuing Law on Pasture and Animal
30
Resolution No. 06 of Central Government (10/11/1998) (LAporan Resources Management, 21 January 2003 (FAOLEX).
39
Negara Vietnam, 2003). Pasture and Rangelands Policy (Laporan Negara Uganda, 2004).
31 40
Act No. 240 of 1998 (on Agriculture); Rural Development Plan Livestock and Range Management Policy, 1994 (Laporan negara
of the SR 20042006 (E-mail Consultation Slovakia, 2005). Lesotho,
32
Decree No. 31/92 Law for the Modernization and 2005).
41
Development of the Agricultural Sector (LAporan negara Honduras, National Agricultural Development Plan (Laporan Negara Algeria,
undated). 2003).
33 42
Law of Agricultural Development, Official Register No.55 of 30 National Pasture Policy (Laporan negara Bhutan, 2002).
43
April 1997 (Legal Questionnaire, 2003). Law No 543-1 of 1997 on protection and usage of vegetation
34
Law on Arable Land, 1998 (Laporan negara Bosnia and Herzogovina, (FAOLEX).
44
2003). Punjab Frontier Grazing Regulation (E-mail Consultation
35
Agricultural Land Act (Laporan negara Georgia, 2004). Pakistan, 2005).
36 45
Agricultural Law, 1992 (Legal Questionnaire, 2003). Grassland Law (Laporannegara Republik Korea, 2004).
46
Grassland Law (Laporan negara China, 2003).
300
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
301
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 88
Perangkat keberlanjutan sistem produksi ternak
Tipe perangkat Afrika Timur Tengah Pasifik Eropa dan Asia Amerika Latin Amerika
dan sekitarnya Baratdaya Kaukasia dan Karibia Utara
Pengembangan [3] 3 2 2
pertanian
Manajemen padang 3 [3] 3[1] 3 4 5 1
penggembalaan
Akses pastura dan air 6 1 2 2
Konservasi linkungan 10 1 1
pedesaan, ekologi/
pertanaian organik
Jumlah Laporan Negara 42 7 11 39 25 22 2
[n] = kebijakan/strategi
Catatan bahwa pengaturan perangkat dalam dua kategori dapat dilakukan.
302
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
303
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
304
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Pada beberapa kasus, strategi diarahkan pada dan Yunani75); atau kepada LSM yang
konservasi spesies khusus sebagai contoh in mempromosikan dan mengelola konservasi in-
76
situ dan ex situ tindakan konservasi alpaca dan situ (seperti Swiss ).
Hanya beberapa tindakan seperti itu
vicua (Laporan Peru, 2004). Dalam kasus lain,
dilaporkan dari negara berkembang. Laporan
tindakan konservasi diintegrasikan dalam
Negara Ghana (2003) menyebutkan usaha yang
program luas bagi pengelolaan SDGT seperti
dilakukan oleh Lembaga Penelitian Ternak untuk
program Mongolia mengenai Perbaikan Koalitas
73 mendukung lima komunitas di wilayah bagian
Ternak dan Pelayanan Pembibitan . Pragram
utara yang memelihara sapi Shorthorn Ghana.
didkung oleh tindakan tambahan seperti yang
Akan tetapi, mekanisme yang pasti terlibat tidak
mempromosikan penelitian ilmiah (Laporan
jelas. Di India, program konservasi dibawah
Kazakhstan 2003; E-mail Consultation the
National Bureau of Animal Genetic Resources
Netherlands, 2005; Laporan Ukraine 2004), atau
memasukan penetapan konservasi in situ unit
membangun kesadaran diatnara peternak
breed asli, dalam rekordingnya, seleksi dan
(Laporan India, 2004). Bila program ditargetkan
registrasi ternak unggul dan pemberian insentif
secara cermat, tindakan utnuk karakterisasi dan
kepada pemilik ternak yang memelihara ternak
inventaris SDGT diperlukan, bersamaan dengan
tersebut sebagai bibit. Tindakan ini
penetapan prosedur bagi identifikasi dan
dikombinasikan dengan Ex situ in vivo dan in
pendaftaran breed ternak yang akan dicakup
vitro conservation for specific breeds (Laporan
dalam program (Kotak 50).
India, 2004). Akan tetapi, Laporan Negara tidak
memberikan informasi terhadap framework
Konservasi in vivo secara in-situ
hukum untuk tindakan ini. Bentuk program
Berbeda dengan tindakan yang telah disebutkan
lainnya dilaporkan dalam Laporan Peru (2004)
diatas yang menyediakan dukungan kepada
melibatkan pemilihan zona khusus bagi
sistem produksi ternak, tindakan dianalisa dalam
pemeliharaan vicuas dalam kondisi semi-bebas
sub bagian ini secara langsung terhadap
untuk menjaga wool nya.
konservasi SDGT. Hanya beberapa negara
(kebanyakan dri Eropa dan wilayah Kaukasus)
Konservasi in vivo secara ek-situ
melaporkan legislasi yang mencakup konservasi
Sekali lagi, hanya beberapa Negara menujukkan
in-situ SDGT (Tabel 89). Berbagai strategi dan
bahwa mereka memiliki perangkat dalam
mekanisme untuk mendukung bentuk konservasi
menempatkan konservasi Ex situ in vivo (Tabel
ini diimplementasikan. Beberapa negara
89). Sebagai contoh di Slovenia dan Ukraina
memberikan dukungan dana kepada pembibit,
(kotak 50 dan 52). Di Indonesia, hukum
organisasi pembibitan, atau institusi lain yang
74
memelihara breed ternak asli (seperti Jepang 75
Presidential Decree No. 434/95; Decision 280/343571/4969/8.9.97 of
the Ministers of Agriculture and Economy; 167/08.03.95 Decision of the
73
berdasarkan hukum Livestock Gene-pool Protection and Health Minister of Agriculture (Laporan negara Greece, 2004).
76
(Laporan negara Mongolia, 2004). Subsidi berdasarkan Law of Agriculture (Laporan negara Switzerland,
74
hukum bagi Protection of Cultural Properties grant yang diberikan 2002).
untuk kota yang melakukan pengamatan (Laporan negara Jepang, 2003).
TABEL 89
Perangkat dalam bidang konservasi
Timur Tengah Pasifik Eropa dan Amerika Latin Amerika
Tipe perangkat Afrika Asia
dan sekitarnya Baratdaya Kaukasus dan Karibia Utara
In situ 8 3 1 1
Ek situ in vivo 2 4
Ek situ in vitro 1 6 3 2 1
Jumlah Laporan Negara 42 7 11 39 25 22 2
Catatan, pengukuran mungkin lebih dari satu kategori. Program konservasi lebih rinci dilaporkan di Bab C.
305
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 51 Kotak 53
Program nasional sumberdaya genetik ternak Peraturan perlindungan sumberdaya genetik
Uganda ternak di Turki (2002
Tujuan utama dari program nasional sumberdaya Peraturan ini, berdasarkan Livestock Improvement Act
genetik ternak Uganda adalah untuk memastikan No. 4631, menetapkan 4 prosedur dan prinsip berkaitan
konservasi dan keberlanjutan pemanfaatan penuh dengan kegiatan perlindungan dan pendaftaran SDGT
keragaman SDGT. Program ditopang oleh di Turki. Komisi Nasional Perlindungan SDGT Turki
pengembangan kebibijakan konservasi SDGT nasional, ditetapkan yang terdiri dari perwakilan (a) Direktorat
termasuk pengamatan in situ dan ek situ; menetapkan Jenderal Penelitian Pertanian; (b) Direktorat Jenderal
framework kelembagaan yang sesuai dalam koordinasi, Perusahaan Pertanian; (c) Fakultas Ilmu Veteriner ; (d)
pengaturan dan monitoring kegiatan konservasi; Fakultas Pertanian; (e) Departemen Lingkungan; (f)
menciptakan kesadaran diantara populasi saat ini Departemen Kehutanan; (g) Asosiasi Kedokteran
berkaitan dengan tatalaksana SDGT; mengkarakterisasi Hewan Turki; (h) Masyarakat perlindungan hutan rimba;
dan dokumentasi breed ternak negara-negara dan (i) Masyarakat perlindungan habitat Turki; dan (j)
mempromosikan penelitian. Masyarakat pengembang breed kuda Anatolian. Fungsi
______ komisi ini termasuk: menentukan kegiatan berkaitan
Sumber : Laporan Uganda (2004). dengan perlindungan SDGT; merevie kegiatan berjalan
dan merencanakan tindakan masa depan;
menspesifikasi breed ternak yang terancam
punah;memformulasikan kebijakan perlindungan
Kotak 52 SDGT; dan mengambil keputusan berkaitan dengan
Hukum Ukraina mengenai pemuliaan ternak ekspor dan impor SDGT.
Di Ukraina, konservasi breed ternak dari semua jenis ______
Sumber : Legal Questionnaire (2003).
ternak yang terancam punah merupakan bagian integral
dari Hukum Pemuliaan ternak. Kegiatan konservasi
diimpelntasikan oleh badan khusus yang didanai oleh
negara. Programnya termasuk kegiatan pengawetan Konservasi In vitro (kryoconservation)
semen beku dari breed/galur ternak produksi tinggi, dan Beberapa negara melaporkan berkaitan dengan
kelompok pembibitan yang hampir punah; penggunaan fasilitas in vitro. Salah satu contohnya di
bioteknologi reproduksi dalam kegiatan pembibitan dan Uganda, yang memiliki hukum menyeluruh
seleksi, dan organisasi pameran dan lelang bibit ternak. dalam bidang pengelolaan SDGT (kotak 59). Di
_______ Amerika, Akta Pangan, Pertanian, Perdagangan
Sumber : Laporan Ukraine (2004). dan Konservasi (1990) ditetapkan sebagai
77
prioritas nasional (Laporan Amerika Serikat,
peternakan dan kesehatan ternak 2003). Hasilnya, National Animal Germplasm
mensyaratkan bahwa program konservasi Program (Program plasma nutfah hewan)
dilakukan dalam wilayah yang memiliki dimulai pada 1999, dan sedang
pengelolaan yang baik seperti pada pulau kecil mengembangkan strategi pengelolaan SDGT,
dalam Pusat Pembibitan Pedesaan atau termasuk penetapan tindakan kriyokonservasi.
peternakan pemerintah dan swasta (Laporan Tindakan yang mengatur prosedur untuk akses
78
Indonesia, 2003). Malaysia dan India (Laporan bank ge dan transfer materi genetik dilaporkan
India, 2004) memiliki jaringan kerjasama dan transfer materi genetik dilaporkan hanya
peternakan konservasi dan Akta Taman 79
oleh Republik Ceknya. Akta Amandemen
Kehewanan meliputi peternakan binatang (E- Pembibitan Republik Ceknya dan peraturan
mail Consultation Sri Lanka, 2005). implementasi terkait dan programnya juga
memasukan model perjanjian penyaluran dan
transfer materi genetik.
77 79
No. 6 of 1967, Article 13 (Laporan Negara Indonesia, 2003). Breeding Act Amendment 154/2000 (E-mail Consultation Czech
78
berdasarkan Animals Ordinance of 1953 and the National Policy on Republic, 2005).
Biological Diversity, disahkan oleh the Ministry of Science, Technology
and Environment (Laporan negara Malaysia, 2003; Legal Questionnaire,
2003).
306
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 90
Perangkat dalam bidang perbaikan genetik
Institusi yang terlibat dalam konservasi SDGT juga pertukaran bibit ternak, baik didalam dan
Sejumlah negara melaporkan tindakan untuk antara negara. Aspek framework hukum berikut
menetaplkan insitusi yang bertanggung jawab akan didiskusikan dalam sub-bagian ini:
terhadap konservasi. Sebagai contoh, Kegiatan definisi dari strategi dan program pembibitan
Pembibitan Ternak Uganda (Ugandas Animal dan;
Breeding Act, 2001) menetapkan (Pusat sistem identifikasi dan registrasi ternak;
Sumberdaya dan Bank Data Ternak Nasional) isu infrastruktur dan institusi berkaitan
yang bertanggungjawab untuk pengawasan dengan IB dan kawin alam termasuk
tindakan konservasi (Kotak 51). tindakan pengawasan kebersihan.
Contoh lainnya, Ukraina (Kotak 52), Tabel 90 memperlihatkan bahwa Eropa dan
80
Kazakhstan dan Pusat Sumberdaya dan Bank Asia memiliki peraturan hukum yang banyak
Data Plasma Ternak Nasional yang disebutkan dalam bidang perbaikan genetik. Sebaliknya, di
di atas di Amerika. negara-negara Afrika, kebijakan tidak didukung
Laporan Negara Bolivarian Venezuela (2003) oleh framework hukum. Di beberapa negara,
melaporkan pusat nasional bagi konservasi legislasi dikembangkan dan tidak
sumberdaya genetik (ternak dan jenis tumbuhan) diimplementasikan. Sejumlah negara
dibawah Departemen Lingkungan yang dibentuk berkembang melaporkan kesulitan dalam
oleh Hukum Keragaman Hayati. Turki mengimplementasikan kebijakan dan program
menetapkan inter Departemen dan komisi mereka di bidang ini.
pengguna untuk SDGT (kotak 53).
Definisi strategi pembibitan
Perangkat berkaitan dengan perbaikan Tujuan dari strategi pembibitan berbeda antra
genetik negara. Beberapa negara menyebutkan
Perbaikan genetik mengarahkan kegiatan kebijakan pembibitan yang diarahkan pada
berkaitan dengan proses pembibitan termasuk pemanfaatan optimal breed ternak asli, baik
identifikasi ternak dan pencatatan kelompok melalui perkawinan murni maupun persilangan.
ternak, performa, evaluasi genetik dan Di Nigeria, sebagai contoh, pembibitan dan
penyebaran materi genetik unggul. Banyak seleski ternak asli di dalam zona akologi dimana
negara memiliki tindakan hukum mengatur mereka beradaptasi sangat diutamakan, tetapi
beberapa kegiatan tersebut. Legislasi mencakup ada promosi yang mengawasi persilangan sapi
80
perah lokal agar tidak melebihi 50% dari breed
Law of Pedigree Animal Breeding, dan akta hukum (Laporan Negara
Kazakhstan, 2003). ternak eksotik (E-mail Consultation Nigeria,
2005). Contoh lainnya adalah India, yang
307
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 54 Kotak 55
Impor Lesotho dan ekspor ternak dan Peraturan peternakan Malaysia
proklamasi produk ternak Peraturan ini melarang pemilikan pejantan, umur lebih
Impor dan ekspor ternak dan proklamasi produk ternak dari 15 bulan, yang tidak disterilkan. Pengecualian
(The Importation and Exportation of Livestock and diberikan untuk pejantan yang cocok untuk reproduksi.
Livestock Products Proclamation) 57 of 1952 yang Pejantan ini diuji (kesehatan dan kriteria bibit) dan
diamandemen pada tahun 1953, 1954, 1965 dan 1984 didaftarkan oleh Badan resmi. Pembibitan hanya
menetapkan (a) bahwa ternak sebaiknya tidak diimpor diperbolehkan menggunakan pejantan yang terdaftar.
atau diekspor tanpa ijin; (b) bahwa importasi ternak _______
yang kurang disukai termasuk sebaiknya diijinkan Sumber: Laporan Malaysia (2003).
termasuk tidak dibatasi pada persilangan domba dan
kambing; (c) bahwa kondisi importasi sebaiknya
memasukan tingkat kesukaan ternak termasuk Contoh lain pengaturan hukum pemanfaatan
kemampuan meningkatkan standar peternakan dalam ternak untuk pembibitan adalah Peraturan
negara. Perangkat hukum ini mempengaruhi
Ternak Malaysia (Kotak 55).
pemanfaatan breed ternak. Domba Merino dan
Kambing Angora dipelihara dalam jumlah lebih besar
dibanding dengan breed ternak lainnya. Hukum juga Registrasi dan identifikasi ternak
mendorong penggunaan domba Merino di daerah Berbagai aspek pengelolaan SDGT memerlukan
pegunungan, dan karenanya breed ini banyak system identifikasi dan registrasi ternak sehingga
ditemukan di daerah tersebut. Pengawasan importasi
program lebih efektif. Contohnya, implementasi
memungkinkan perbaikan peternakan negara tersebut
karena impor pejantan Merino, Angora dan sapi perah tindakan pengawasan veteriner atau peraturan
serta sapi potong superior dilarang. terkait keamanan pangan pencegahan
______ pencurian, pengawasan status populasi breed
Sumber : Laporan Lesotho (2005).
ternak dan implementasi program konservasi
dan pembibitan. Dasar hukum yang jelas dan
memiliki strategi mempromosikan peningkatan kuat bagi registrasi dan idedntifikasi nampaknya
genetik ternak sapi dan kerbau asli, tetapi tidak secara khusus diperlukan dimana barang
mempromosikan persilangan ternak lokal umumnya seperti keamanan pangan atau
dengan Jerseys atau Holstein-Friesians pencegahan penyebaran penyakit ternak
(Laporan India, 2004), dan Trinidad dan Tobago merupakan tujuan utama. Bagi target
yang mempromosikan perbaikan genetik breed pembibitan, lebih diutamakan metoda
kambing local Criollo (Laporan Trinidad and pencatatan (seperti buku kelompok ternak)
Tobago, 2005). Serbia dan Montenegro dan
81 diperlukan dan diarahkan umumnya untuk
China 82
memiliki tindakan mempromosikan mendokumentsi silsilah ternak dan performa
penggunaan ternak sapi breed asli dan eksotik. keturunannya. Sistem ini memerlukan peraturan
Beberapa negara memiliki hukum berkaitan untuk memastikan standar yang seragam.
dengan breed spesifik. Contohnya program Identifikasi dan registrasi diatur dalam cara
83
pemulihan bagi ternak domba di Argentina. yang berbeda tergantung pada tujuan dan
Lesotho memiliki legislasi yang membatasi impor ketersediaan sumberdaya. Tugas mungkin
ternak untuk memenuhi persyaratan tujuan diimplementasikan oleh lembaga negara, atau
pembibitan ternak (Kotak 54). didelegasikan kepada institusi negara seperti
organisasi pembibitan atau peternakan
pembibitan pemerintah. Sistem elaborasi
registrasi memerlukan organisasi dan koperasi.
81
The law on Measures for Livestock Improvement mengatur Di beberapa negara, registrasi dibatasi hanya
keberlangsungan pengelolaan breed ternak lokal adaptif dan breed ternak
impor (FAO, 2005).
untuk kelompok breed ternak tertentu atau
82
83
Laporan negara China (2003); Legal Questionnaire (2003). peternakan pembibitan (E-mail Consultation
Law for the Revival of Sheep Keeping No. 25422, 27 April 2002 (Legal
Questionnaire, 2003). Nepal, 2005), untuk jenis ternak penting tertentu
308
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
309
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 58
mensubsidi tindakan yang mendorong
Program insentif Barbados
ketersediaan materi silsialh bibit bagi peternak
Karena tingginya harga daging babi segar yang
ditawarkan oleh supermarket dan penjual lainnya, (Laporan Kazakhstan, 2003). Beberapa negara
banyak produsen menjual ternaknya dibawah berat melaporkan subsidi yang mendukung
potong, termasuk ternak betina untuk dipotong. Hal ini infrastruktur dan teknologi pembibitan. Di banyak
merusak genetik kelompok ternak babi nasional. Untuk negara, sektor pemerintah terlibat dalam
mengatasinya, pemerintah mengajukan penawaran
pengawasan pelayanan seperti IB yang
kepada produsen berupa insentif sebesar BDS$500
(kira-kira US$ 250) untuk tidak memotong atau menjual disubsidi, atau mungkin subsidi sektor swasta
ternak untuk dipotong, semua betina diambil oleh (lihat bagian D).
Departemen Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Tindakan lain termasuk meningkatkan akses
(Ministry of Agriculture and Rural Development) untuk kredit, pemberian keuntungan pajak,
dijadikan ternak bibit. Program ini dilaksanakan
memberikan pinjaman pada tingkat tertentu, atau
bekerjasama dengan Masyarakat pertanian Barbados
dan koperasi peternak babi Barbados menyediakan dana mendesak untuk kegiatan
_______ pembibitan. Sebagai contoh tindakan di Meksiko,
Sumber: Laporan Barbados (2005). yang memungkinkan pembebasan pajak bagi
87
mereka yang memelihara sapi dan Argentina
yang menciptakan bank domba dan dana
Contoh lainnya adalah Peraturan Ternak di 88
mendesak .
Malaysia (Kotak 55), dan Jepang untuk
84
keperluan semua ternak bibit (sapi, kuda dan
Institusi yang mendukung perbaikan genetik
babi) agar memiliki sertifikat ternak bibit.
Sub bagian ini mendiskusikan berbagai institusi
Sertifikat dikeluarkan sesudah pemeriksaan
yang dijelaskan dalam Laporan Negara yang
tahunan yang mengawasi beberapa penyakit
memfasilitasi program perencanaan dan
infeksi dan cacat genetik. Beberapa negara
perbaikan genetik yang terstruktur.
memiliki peraturan dalam mencegah penyakit
85 Sejumlah negara melaporkan institusi khusus
khusus ternak. Sebagai contoh, larangan
yang mendedikasikan pengembangan SDGT.
terkait BSE di Norwegia terhadap impor sapi dan
Insitutsi semacam itu diberikan mandate
daging sapi dari Inggris termasuk larangan impor
membentuk aktivitas di berbagai area untuk
embrio.
pengelolaan SDGT, termasuk elaborasi program
89
dan strategi (contohnya Uganda ); pengelolaan
Insentif perbaikan genetik
cabang khusus perkembangan dan produksi
Banyak negara melaporkan insentif yang
SDGT (contohnya AVICOLA di institusi produksi
mempengaruhi aktivitas pemebibitan dan 90
ternak babi dan unggas di Mozambique lihat
mempromosikan perbaikan genetik contohnya
dibawah); penelitian dan penyuluhan (contoh
termasuk subsidi penanaman modal atau subsidi
Costa Rica91 dan Mauritius92); dan penelitian
pengawasan input berbagai bentuk. Dalam sub
bagian ini, hanya subsidi yang secara langsung
berhubungan dengan pembibitan ternak yang 87
Decree (tax benefits) n 6/2/94, 02 June 1994 (Legal Questionnaire,
akan didiskusikan. 2003).
88
Resolution (Sheep Bank for Agriculture and Livestock Emergency) No.
Ada berbagai bentuk subsidi yang diberikan. 143, 25 July 2002 (Legal Questionnaire, 2003).
86 89
Vietnam , sebagai contoh, melaporkan dana The National Animal Genetic Resources Databank, under the Animal
Breeding Act (Laporan negara Uganda, 2004).
subsidi bagi pemeliharaan dan perbaikan 90
Decree No. 5/78 creating the National Institution of Poultry Breeding
kelpompok bibit ternak dan unggas. Kazakhstan (AVICOLA) under the Ministry of Agriculture. Peraturan mencakup semua
macam produksi unggas (tradisional dan industri) (Legal Questionnaire,
2003).
84 91
Law for Improvement and Increased Production of Livestock (E-mail INTA (Istituto Nacional de Innovacin Tecnolgica Agropecuaria), (Law
Consultation Japan, 2005). No 8149, 5 November 2001) (Laporan negara Costa Rica, 2004).
85 92
Decree No. 548 of 2000 yang melindungi pengamatan melawan BSE AREU (Agricultural Research and Extension Unit) (Laporan negara
berkaitan dengan importasi dari Inggris (FAOLEX). Mauritius, 2004).
86
Decision 125/CT dated 18/4/1991 (Laporan negara Vietnam, 2003).
310
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
perbaikan bibit (contohnya Bolivia93 dan Legislasi register pembibitan pusat dilaporkan
94
Canada ). Insitutsi dikhususkan badan oleh Uganda (gabungan dengan National
101
pemerintah, mungkin bergabung dengan para Genetic Resources Databank), Cuba , Russian
102 103 104
ahli dari departemen berbeda (Laporan Costa Federation , Ukraine dan Estonia . Institusi
Rica, 2004), atau kelompok konsultan seperti desentaralisasi dilaporkan oleh Jamaica105,
106
Komisi Bioteknologi di Belanda (E-mail Guatemala , dan Canada107. Nepal
Consultation the Netherlands, 2005). Tugas mendaftarkan skema organisasi peternakan dan
didelegasikan kepada swasta atau badan swasta peternakan pemerintah (E-mail Consultation
umum. Nepal, 2005). Uni Eropa memiliki badan legislasi
Institusi pemerintah khusus untuk penyuluhan yang mengatur sertifikasi silsilah, menjaga buku
dan penelitian dan elaborasi program kelompok ternak, evaluasi genetik dan uji
pengembangan diciptakan di Uganda Stering performa (lihat bagian E: 3.2). Contoh tindakan
Komisi Sumberdaya Genetik Ternak dibawah bagi registrasi breed ternak khusus mencakup
95
Departemen Pertanian , Costa Rica Istituto Slovenias Law terhadap Konservasi
Nacional de Innovacin Tecnolgica Sumberdaya genetik ternak, yang menetapkan
Agropecuaria (INTA)96, Chile Comision daftar breed ternak termasuk perkiraan teknis
97
Nacional para el Desarrollo de la Biotecnologia , kehewanan (lihat di bawah), dan pengawasan
dan Bolivia Centro Nacional de Mejoramiento registrasi breed ternak yang disebutkan dalam
Gentico de Ganado Bovino98. Laporan Russian Federation (2003). Di China,
Organisasi swasta dan gabungan insitutsi Hukum bibit ternak (Stockbreeding Law) 2005
swasta umum dilibatkan dalam pengelolaan memberikan daftar perlindungan ternak nasional
SDGT. Organisais semacam ini dilaporkan dari dan sumberdaya genetik unggas (FAOLEX).
Kamerun Socit de Dveloppement et Di beberapa negara, khususnya dimana
dExploitation des Productions Animales kurangnya kekuatan organisasi pembibitan
99
(SODEPA) ; dan Moldova insitusi ilmiah desentralisai, institutsi khusus, seperti
produksi ternak babi dan unggas (Progress and peternakan pemerintah dan kelompok inti yang
Moldptitseprom) (Laporan Moldova, 2004). terkontrol berperan dominan dalam
Contoh lainnya adalah Perwakilan Persusuan pengembangan dan produksi materi genetik.
100
Inggris . Institusi ini terlibat dalam program konservasi.
Seperti telah disebutkan di atas, registrasi Sebagai contoh kebijakan Indonesia bagi
108
ternak bibit atau breed ternak diatur oleh konservasi dan pemanfaatan SDGT . Mongolia
lembaga pemerintah secara sentral atau memiliki program perbaikan kualitas dan
109
disentralisasi atau didelegasikan kepada pelayanan pembibitan ternak. Tujuan
kelompok pengguna swasta, kadangkala kepada utamanya adalah meningkatkan kualitas dan
organisasi pembibitan yang dikenal. produksi ternak melalui kelompok inti dan
pelayanan pembibitan ternak (Laporan Mongolia,
93
Centro Nacional de Mejoramiento Gentico de Ganado Bovino created 2004).
under Ministerial Resolution 080/01 of MACA (Laporan negara Bolivia,
2004).
94 101
Experimental Farm Stations Act (Laporan negara Canada, 2004). Law No. 1.279 Law of Livestock Registration, 1974 (Legal
95
Animal Breeding Act, 2001 (Laporan negara Uganda, 2003). Questionnaire, 2003).
96 102
Organic Law of the Ministry of Livestock Law No. 8149, of 5 November Laporan negara Federasi Rusia (2003).
103
2001 (Laporan negara Costa Rica, 2004. Law About Animal Breeding (Laporan Negara Ukraina, 2004).
97 104
Decree (Comision Nacional para el Desarrollo de la Biotecnologia) no. Animal Breeding Act (Laporan negara Estonia, 2004).
105
164, 21 June 2002 (Legal Questionnaire, 2003). Recording by breed societies (Laporan negara Jamaica, undated).
98 106
Ministerial Resolution 080/01 (Laporan Negara Bolivia, 2004). Governmental Accord 843-92 (Laporan negara Guatemala, 2004).
99 107
Decree No. 81/395 of 9 September 1981 modifiying and completing Animal Pedigree Act, 1985 (Laporan negara Canada, 2004).
108
Decree No. 75/182 of 8 March 1975 on the creation of SODEPA (Socit Law on Animal Husbandry and Veterinary Act No. 6/1967, Article 13
de Dveloppement et dExploitation des Productions Animales) (Legal (Laporan negara Indonesia, 2003).
109
Questionnaire, 2003). Berdasarkan the Act on Livestock Gene-Pool and Health Protection
100
Milk Development Council (Amendment) Order 2004 (FAOLEX). 1993; amended 2001 and approved by Resolution 105, 1997.
311
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 91
Perangkat yang berhubungan dengan lembaga yang aktif dalam perbaikan genetik
Timur Tengah Pasifik Eropa dan Amerika Latin Amerika
Tipe pengukuran Afrika Asia
dan sekitarnya Baratdaya Kaukasus dan Karibia Utara
Lembaga Penelitian dan
pengembangan termasuk
konsultan ilmiah
Pemerintah 5 3(+1 campuran) 3 2
Pengguna 4
Infrastruktur breeding 2 1 2(2) 1 1
Registrasi oleh pemerintah 2 4 3 1 1
Asosiasi pengguna
Registrasi 6? 4 2 1
Perbaikan 2
Jumlah Laporan Negara 42 7 11 39 25 22 2
[n] = kebijakan yang dibuat
312
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 92
Perangkat dalam bidang penetapan standar
Perangkat yang Timur Tengah Pasifik Eropa dan Amerika Latin Amerika
Afrika Asia
diberlakukan dan sekitarnya Baratdaya Kaukasus dan Karibia Utara
313
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
314
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
atau unggas118. Beberapa contoh dari kedua of Poultry Producers). Kamerun menyebutkan
bentuk insitutsi ini dilaporkan Sebagai contoh, Socit du Dveloppement et de lExploitation
121
Mozambique menetapkan AVICOLA, institusi des Productions Animales . Nicaragua
nasional pembibitan unggas dibawah melaporkan gabungan berbagai macam produksi
119
Departemen Pertanian . Mesir memiliki agroindustri sapi perah122, unggas123,
120 124
Gabungan Peternak Unggas (General Union daging .
118 121
Punjab Livestock, Dairy and Poultry Development Board (Laporan Decree No. 81/395 of 9 September 1981, modifying and completing
negara Pakistan, 2003). Decree No. 75 of 8 March 1976 (Laporan Negara Cameroon, 2003).
119 122
Decree No. 5/78 creating the National Institution of Poultry Breeding Decree 364. Law of the Corporacin Nicaragense de la Agroindustria
(AVICOLA), 1978 (Legal Questionnaire, 2003). Lctea, 31/05/88; Decree No. 82. Creating a Development Fund for the
120
Ministerial Resolution No. 97 implementing Law No. 96 of 1998 Dairy Industry, 23/07/66 (Laporan negara Nicaragua, 2004).
123
regarding the creation of the General Union of Poultry Producers Deaee 357, Law creating the Corporacin Avcola Nicaragense,
(FAOLEX). 31/05/88 (Laporan negara Nikaragua, 2004).
124
Decree 360, Law creating the Corporacin Nicaragense de la Carne,
31/05/88 (Laporan Negara Nicaragua, 2004).
TABEL 93
Perangkat untuk promosi perdagangan produk ternak
Legislasi untuk
perdagangan produk SDGT
Pemasaran umum 2[1] 2[1] [2] 1
Produk khusus 1[1] 3[1] 1
Organik [2] 3[3] 1 1
Insititusi 3[1] 1 3 3
Pengukuran perlindungan 2 1 2 1
dan subsidi
Jumlah Laporan Negara 42 7 11 39 25 22 2
[n] = Kebijakan atau dasar hukum tidak jelas.
Catatan institusi dapat mempromosikan produk sepesifik atau memasarkan produk umum. Hal inimenunjukkan dibawah keduanya, institusi dan hukum
perdagangan.
TABEL 94
Perangkat yang mengatur impor dan ekspor materi genetik
Peraturan yang Timur Tengah Pasifik Eropa dan Amerika Latin Amerika
Afrika Asia
berkaitan dengan dan sekitarnya Baratdaya Kaukasus dan Karbia Utara
Impor 7 3 3 26 6 5
Ekspor 4 2 0 23 1 0
Penerapan CBO 1 1 1
Jumlah Laporan Negara 42 7 11 39 25 22 2
315
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
316
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
317
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 95
Perangkat yang mengatur pergerakan ternak dan impor serta ekspor ternak hidup dan produk ternak
Perpindahan ternak internal dan regional Negara Afrika dimana system produksi pastora
Perpindahan ternak merupakan salah satu isu tersebar telah teradopsi pemanfaatannya pada
yang dicakup oleh legislasi terkait kesehatan tingkat regional dan nasional.
hewan. Di negara yang memiliki resiko
penyebaran penyakt yang tinggi, hukum terpisah Perangkat berkaitan dengan kesehatan
cenderung diadopsi pembuatan peraturan yang ternak
Beberapa negara yang mengembangkan dan
cukup keras terhadap perpindahan ternak di
mengimplemntasikan legislasi berkaitan dengan
dalam negara dan tindakan untuk mendorong
kesehatan hewan lebih besar dibandingkan
pengawasan (FAO, 2005).
bidang lainnya (lihat sub-bagian terdahulu untuk
Beberapa negara menunjukan persyaratan
diskusi tindakan berkaitan dengan pergerakan
khusus berkaitan dengan pameran ternak.
ternak dan perdagangan ternak). Status
Laporan Negara Mozambique (2005), sebagai
kesehatan ternak, memiliki dampak yang besar
contoh melaporkan pengawasan berkaitan
terhadap output dan efisiensi produksi sektor
dengan transportasi dari dan ke pameran ternak.
peternakan, dan terhadap perdagangan produk
Hal serupa, di Inggris, Animal Gatherings
ternak asli. Kebanyakan negara melaporkan
(England) Order 2003 menspesifikasi tindakan
beberapa peraturan (atau paling tidak institusi
kesehatan hewan yang termasuk acara
atau program) berkaitan dengan kesehatan
organisasi seperti pertunjukan atau pasar (Legal
ternak. Akan tetapi, beberapa negara
Questionnaire, 2003). Di Jepang, sertifikat
menyatakan secara eksplisit bahwa mereka tidak
kesehatan diperlukan bagi ternak yang melintasi
memiliki cukup peraturan. Beberapa negara ini
batas propinsi (E-mail Consultation Japan,
menyebutkan kesulitan yang mereka hadapi
2005). Dalam kejadian penyebaran penyakit,
dalam membentuk hukum politis untuk
peraturan diterapkan. Beberapa negara memiliki
memastikan peraturan tersebut cukup. Referensi
peraturan berkaitan dengan kesejahteraan
spesifik untuk pengelolaan SDGT didalam
pengakutan ternak hidup. Salah satu contohnya
legislasi kesehatan ternak di tingkat nasional
adalah India (Kotak 64).
sangat jarang di hampir seluruh negara di dunia.
TABEL 96
Peraturan dalam bidang kesehatan hewan
Timur Tengah Pasifik Eropa dan Amerika Latin Amerika
Bentuk pengukuran Afrika Asia
dan sekitarnya Baratdaya Kaukasus dan Karibia Utara
Penempatan Hukum 23[2] 4[2] 10 32[1] 18[4] 13[1] 1
atau kebijakan
Pelayanan keswan 8[4] 2 0 10[9] 7[6] 0
Epidemik umum 0 1 3 5 3 1
Epidemik khusus 5 0 1 9 5 7
Jumlah Laporan Negara 42 7 11 38 25 22 2
[n] = kebijakan
318
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Legislasi dalam bidang ini mungkin tertuju Act134 (Legal Questionnaire, 2003). Bentuk
pada pengamatan penyakit dan laporan legaslasi ini menspesifikasi daftar sejumlah
vaksinasi atau program pengawasan vektor penyakit. Respon epidemik termasuk deklarasi
penyakit, tindakan emergensi diambil khususnya dan pemilihan daerah bebas epidemik dan
terkait penyebaran penyakit hewan, higiensi penetapan Negara yang melaporkan legislasi
135
pangan dan produk peternakan, pemeriksaan semacam ini termasuk Vietnam dan
136
penampungan ternak dan penetapan Zambia . Penekanan dan pengawasan zona
pengolahan makanan, produksi pakan ternak dideklarasikan Negara yang melaporkan
137
dan produk veteriner, dan peraturan kualifikasi, semacam legislasi ini adalah El Salvador ,
138 139
kompetensi dan tugas profesi dokter hewan. Australia dan Inggris . Uruguay, dalam
Suatu negara mungkin memiliki dewan hukum usahanya melawan scabies pada domba
yang mengatur banyak aspek kesehatan hewan meminta peternak menyatakan kewaspadaan
(kotak 66), atau adanya legislasi spesifik terhadap merebaknya penyakit ini atau kontribusi
140
berkaitan dengan penyakit tertentu. mengawasi penyakit ini.
Hampir semua negara dapat dipastikan Tindakan termasuk karantina contohnya
memiliki beberapa peraturan hukum kesehatan Akta Penyakit Ternak di Zambia (Zambias
hewan. Perbedaan terjadi berhubungan dengan Livestock Diseases Act) (Legal Questionnaire,
pengawasan hukum dan apakah isu ditangani di 2003). Ada juga peraturan berhubungan dengan
dalam framework tingkat regional. pengeluaran ternak yang terinfeksi Negara
141
yang melaporkan tindakan serupa itu Malawi ,
142 143 144
Implementasi tindakan dalam kejadian Zambia , Belanda , dan Chile . Adanya
penyakit epidemis pembayaran kompensasi kerugian dilaporkan
Sejumlah Laporan Negara melaporkan garis sebagai contoh oleh Estonia
145
dan
besar respon tindakan legislasi secara umum
yang diambil dalam mengatasi kejadian epidemic
penyakit. Salah satu contohnya adalah Akta
Pengwasan Infeksi penyakit hewan di Denmark
/Denmarks Infectious Animal Diseases Control
134
Lainnya melaporkan beberapa contoh termasuk Australia, China,
Costa Rica,Ecuador, El Salvador, Estonia, Fiji, Germany, Guatemala,
Kotak 66 Honduras, Iraq, Ireland, Jamaica,the Philippines, the Republic of Korea,
Serbia and Montenegro, Switzerland, the United Kingdom and Vanuatu.
Peraturan sistem veteriner nasional di Republik 135
Peratuan zona ternak bebas epidemik dan penetapan zona 2002
Islam Iran (1971) (FAOLEX
136
Cattle Cleansing Act of 1930 amended 1994 (Legal Questionnaire,
Peraturan mengarahkan peraturan sanitary dan 2003).
mengatur karantina dan perpindahan ternak melintas 137
Accord 194, menyatakan wilayah geografis departemen Usulutn, San
bantas. Peraturan mencakup seperti dibawah: Miguel, Morazn and La Unin sebagai control zona TBC sapi dan
brucellosis (Laporan negara El Salvador, 2003).
pencegahan dan pengawasan penyakti hewan; 138
139
Animal Health Act, 1995 (Legal Questionnaire, 2003).
Diseases of Poultry (England) Order, 2003 (S.I. No. 1078 of
sertifikat higienis ternak dan produk ternak untuk 2003); Disease Control (England) Order, 2003 (S.I. No. 1729 of
ekspor 2003) (Legal Questionnaire, 2003).
140
Law No. 16.339 declaring sheep scab a plague and making
pengawasan higienis pada pastura, tempat efforts to erradicate it compulsory (FAOLEX).
141
Control and Diseases of Animals Act 2000 (Legal
penyiraman, kandang dan fasilitas perkawinan Questionnaire, 2003).
142
monitoring pabrik pakan, rumah potong dan unit Stock Diseases Act 1963 (amended 1994) (Legal
Questionnaire, 2003).
pengolahan; 143
Decree No. 403 of 2001 to amend the Decree implementing
provisions of the Animal Destruction Act, 16 July 2001 (Legal
pengawasan produksi, impor, ekspor dan Questionnaire, 2003).
pemasaran berbagai materi biologi (obat, vaksinasi, 144
Law No. 18.617 norma untuk kommpensasi bagi pemotongan ternak
dan serum) dalam pengawasan penyakit mulut dan kuku (Legal
Questionnaire, 2003).
_______ 145
Infectious Animal Disease Control Act, 16 June 1999 (Legal
Sumber: Laporan Republik Islami Iran (2004). Questionnaire, 2003).
319
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
320
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
321
PENGATURAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
322
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
BAGIAN 4
STAUS MANAJEMEN
SUMBERDAYA GENETIK
TERNAK
323
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
324
BAGIAN 4
Pendahuluan
Bagian catatan ini memberikan pandangan dari bagian seni metodologi dan teknik manajemen
sumberdaya genetik ternak untuk pangan dan pertanian (SDGT). Manajemen SDGT bukan
merupakan pengembangan disiplin ilmu. Bab A menjelaskan konsep berdasarkan batas pemahaman
dari FAO. Konsep-konsep ini merupakan hasil serangkaian pertemuan para ahli. Penekanan
diberikan pada pengembangan metodologi dari bidang penelitian relevan, kemudian temuan-temuan
penting diilustrasikan melalui studi-studi kasus. Terakhir, diidentifikasi gap dari ilmu pengetahuan saat
ini, dan diajukan prioritas-prioritas untuk penelitian kedepan.
325
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
326
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
BAB A
Konsep-konsep Dasar
1 Sumberdaya genetik ternak dan perkumpulan breed pertama dikembangkan di
breed Inggris selama abad ke-19. Dibawah bantuan
organisasi-organisasi seperti ini, satu breed
Sumberdaya Genetik Ternak (SDGT) disini menjadi dibedakan sebagai suatu populasi
didefinisikan sebagai spesies-spesies hewan dengan pemilikan moyang bersama, yang
yang digunakan, atau bisa dipergunakan, untuk dikenakan terhadap tujuan-tujuan seleksi yang
1
memproduksi pangan dan pertanian , beserta sama, sehingga berkembang membentuk suatu
populasi yang ada didalamnya. Populasi- standar breed.
populasi berbeda dalam spesies umumnya Breed-breed dalam batasan genetik umumnya
dinyatakan sebagai breed-breed. Definisi luas tidak terisolasi secara sempurna. Breed secara
dari batasan breed yang dipakai FAO (Kotak terus-menerus perlu berubah untuk merespon
67) merefleksikan kesulitan dalam perubahan permintaan pasar, dan akan setiap
mengembangkan suatu definisi secara jelas. waktu ditambah dengan garis darah dari breed-
Pada negara-negara maju, breed relatif jelas breed lain (FAO, 2003). Lebih jauh, meskipun
digambarkan. Peran dari perkumpulan breed, keberadaan himpunan seolah-olah dikaitkan
biasanya berupa organisasi sukarela, yang dengan breed-breed spesifik, aturan-aturan yang
mengawasi standar perkawinan, melibatkan diikuti saat pengembangan kriteria untuk
registrasi hewan, dan promosi penggunaan mendefinisikan suatu breed menjadi kabur.
breed, pada kondisi ini menjadi penting. Suatu Definisi breed dalam konteks negara maju
pola pengembangan breed mendasarkan pada melibatkan hewan yang memberi pola umum
perkawinan terdata yang dipakai bersama pemanfaatan dalam pertanian, satu tingkat
dengan silsilah keturunan muncul di Eropa Barat kesamaan fenotipe, dan satu pool gen bersama
selama akhir abad ke-18, dengan perkumpulan- (FAO, 1995) dan grup-grup dengan intraspesifik
berbeda, anggota-anggota dengan kesamaan
Kotak 67 kharakteristik tertentu yang membedakan
Definisi breed yang diadopsi FAO mereka dari grup lainnya (FAO, 2003). Diskusi
Baik suatu grup subspesifik dari ternak domestik pada situasi di Amerika Serikat (AS), Hammak
dengan kharakteristik eksternal terdefinisi dan
(2003) mencatat bahwa hal yang diperlukan
teridentifikasi yang, melalui tampilan visual, bisa
dipisahkan dari grup-grup terdefinisi secara sama untuk memulai registri breed adalah untuk
dalam spesies yang sama atau suatu grup pada kondisi mengadospi keperluan spesifik memenuhi
mana pemisahan geographi dan/atau kultural dari grup- persyaratan yang ditetapkan dan mulai mencatat
grup berfenotipe sama sampai pada penerimaan asal keturunan. Hal yang sama, dibawah
pemisahanan identitasnya.
Legislasi Uni Eropa (European Union/EU), tidak
_______
Sumber: FAO (1999).
ada definisi dari satu breed melebihi
persyaratan dalam upaya untuk diregistrasi
sebagai satu breed murni, maka silsilah hewan
1
Ikan dikeluarkan dari batasan sini disebabkan persyaratan managemen perlu di amati dari tetua dan kakek yang
dan teknik pemuliaan yang sangat berbeda. Batasan Sumberdaya dimasukkan atau diregistrasi dalam buku dari
genetik ternak yang dipakai FAO dalam kaitannya dengan Strategi
Global untuk Managemen Sumberdaya Genetik Ternak, telah dikritisasi breed yang sama [dan hewan-hewan tersebut
disebabkan batasan ini mengeluarkan hewan yang dipelihara di seyogyanya] baik dimasukkan atau diregistrasi
peternakan, tetapi dengan sistem berpindah.
dan layak untuk masuk dalam buku seperti itu
327
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
(kutipan, dari Dewan Pemerintah 77/504/EEC, hewan-hewan tersebut memenuhi kriteria: (i)
terkait dengan ternak sapi, tetapi aturan yang bisa ditujukan pada satu pola pemanfaatan
sama diterapkan pada spesies lainnya). bersama, (ii) menyebar pada satu area
Terdapat mungkin, sedikit keuntungan untuk habitat/distribusi bersama, (iii) menghadirkan
mencari suatu definisi sempurna. Dalam secara besar satu pool gen tertentuu, dan (iv)
ungkapan Jay Lush, suatu gambaran penting dipertimbangkan berbeda terhadap breed-
dari wilayah pemuliaan hewan dan genetik, breed mereka (Khler-Rollefson, 1997).
Suatu breed adalah satu grup dari hewan Dengan demikian, dalam ketiadaan catatan
domestik, dibatasi oleh kepentingan umum dari perkumpulan breed atau studi molekular,
para pemulia, satu batasan yang muncul pandangan dari peternak sendiri mungkin
antara pemulia-pemulia ternak, dibuat menjadi indikasi terbaik bagi identitas breed. Ini
seseorang mungkin berkata, untuk keperluan menjadi mungkin untuk mengidentifikasi grup-
mereka sendiri, dan tak seorangpun dijamin grup petani yang mengklaim memelihara suatu
dalam menetapkan kata ini sebagai satu hewan atau tipe berbeda; dapat dengan nyata
definisi ilmiah dan di dalam menyatakan mengenal tipe; pertukaran plasma nutfah hanya
pemulia salah ketika mereka menyimpangkan dengan pemulia-pemulia lain yang didedikasikan
definisi yang dirumuskan. Itu adalah kata-kata terhadap tipe yang sama; dan mengindikasikan
mereka sendiri dan pemakaian bersama oleh bahwa pelaksanaan pemuliaan seperti itu akan
pemulia harus kita terima sebagai definisi yang berjalan pada banyak generasi (FAO, 2003).
benar (Lush, 1945). Dalam suatu breed mungkin terdapat stock-
Pada wilayah dunia berkembang, situasinya stock, strain-strain, varietas-varietas, atau
menjadi semakin kompleks, dan batasan breed line-line; batasan-batasan ini yang sering
sering memiliki arti yang kecil. Populasi-populasi digunakan secara bertukar menjelaskan populasi
yang terisolasi dari lainnya, baik secara dalam breed-breed yang berbeda secara
geografis, ekologis atau kultural, cenderung fenotipik sebagai hasil dari seleksi manusia.
menjadi berbeda sebagai hasil dari seleksi alam Batasan ecotype menunjukkan suatu populasi
dan buatan, dan hanyutan genetik (FAO, 2003). dalam breed yang secara genetik teradaptasi
Meskipun demikian, nama yang dipakai untuk terhadap suatu habitat spesifik.
membedakan populasi-populasi ternak tidak
memerlukan pendasaran keragaman genetik.
Pada beberapa kasus, hewan-hewan tidak 2 Manajemen Sumberdaya genetik
sesuai dengan sejumlah breed yang dikenal, ternak (SDGT)
meskipun terdapat batasan lokal yang
menunjukkan populasi-populasi berbeda. Manajemen SDGT memfokuskan pada
Pada kondisi pembedaan secara genetik dari pemeliharaan keragaman genetik. Walaupun
populasi-populasi berbeda menjadi sulit, studi demikian, banyak metode dan teknik ilmiah
molekular bisa berkontribusi dalam menjelaskan dalam ilmu hewan (misal peternakan, pemuliaan
breed-breed dan grup-grup breed berbeda. Studi dan genetika hewan) tidak dikembangkan
terhadap aspek budaya dan ekologi dari berdasar pandangan ini. Dengan demikian, tidak
pemeliharaan ternak juga dapat menjadi cara tersedia sejumlah definisi yang baik dari
identifikasi populasi yang memberi keuntungan metodologi yang diungkap dari prase
untuk diperlakukan sebagai breed berbeda. manajemen SDGT. Pandangan yang
Definisi berikut merupakan satu contoh dari disampaikan disini, oleh karenanya, memilih
pendekatan tersebut: metodologi yang sangat relevan terhadap topik,
sebagai dipandu oleh definisi FAO:
Suatu populasi hewan domestik mungkin
dipertimbangkan sebagai suatu breed, jika Manajemen SDGT meliputi semua operasi
teknik, kebijakan dan logistik yang terlibat
328
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
329
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
wilayah pengembangan genetik diuraikan dalam jelas dari konservasi in vivo. Masalah ini muncul
Bab D. disebabkan fakta bahwa penggunaan
Idealnya, program-program pemuliaan berkelanjutan dipertimbangkan sebagai metode
seyogyanya merupakan bagian dari suatu disukai dalam pemeliharaan SDGT. Oleh
strategi holistik dengan tujuan sistem produksi karenanya, ketika konservasi didefinisikan dalam
intensif berkelanjutan untuk meningkatkan pengertian luas untuk menjamin pemeliharaan
kesejahteraan produser. Intensifikasi semua SDGT yang relevan, ia melibatkan
berkelanjutan meletakkan cara ideal bagi penggunaan berkelanjutan. Bagaimanapun,
perbaikan sistem produksi, dan didefiniskan suatu definisi lebih operasional, yang
sebagai berikut: memungkinkan penggambaran lebih jelas dari
Intensifikasi berkelanjutan dari sistem subjek, dan sebagaimana digunakan dalam Bab
produksi adalah manipulasi dari input-input ke, F untuk metode-metode konservasi, maka
dan output-ouput dari, sistem produksi konservasi perlu menghimpun aksi-aksi yang
peternakan yang ditujukan untuk diperlukan dikarenakan penggunaan selanjutnya
meningkatkan produksi dan/atau produktivitas dari sumberdaya genetik tertentu menjadi
dan/atau perubahan kualitas produksi, terancam. Peranan konservasi adalah untuk
sementara pemeliharaan integritas jangka menjamin bahwa sumberdaya genetik unik
panjang dari sistem dan lingkungan tersedia bagi petani dan pemulia di masa depan,
sekitarnya, untuk memenuhi kebutuhan- dan konsekuensinya, konservasi dapat
kebutuhan generasi manusia baik sekarang dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi
dan di masa depan. Intensifikasi pertanian menyeluruh untuk menggunakan SDGT dengan
berkelanjutan menghargai kebutuhan dan cara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan-
aspirasi masyarakat indegenious dan lokal, kebutuhan manusia saat ini dan mendatang.
memperhitungkan peran dan nilai dari Dalam menginformasikan keputusan-keputusan
sumberdaya genetik teradaptasi kondisi lokal, pertimbangan strategi konservasi, menjadi
dan mempertimbangkan keperluan-keperluan penting untuk mengestimasi status resiko saat ini
untuk mencapai keberlanjutan lingkungan (lihat di bawah), dan juga mengidentifikasi
jangka panjang dan menjangkau ancamana-ancaman yang mungkin
agroekosistem (FAO, 2001). mempengaruhi breed-breed pada masa
Mengalamatkan prinsip-prinsip umum ini bagi mendatang. Yang belakangan memungkinkan
penggunaan dan pengembangan SDGT adalah intervensi-intervensi, seperti keperluan
tidak semata masalah dari metodologi ilmiah, pengembangan sejumlah breed untuk
tetapi memerlukan kombinasi efektip dari mempertahankan breed, untuk mengambil posisi
berbagai metodologi dan teknik dengan tahap awal secara memadai.
pengembangan kebijakan yang sesuai. Dalam Pengkajian dan pembagian keuntungan dari
mendukung pengembangan kebijakan, analisis- SDGT (juga komponen-komponen dari definisi
analisis ekonomi diperlukan untuk menjelaskan FAO tentang manajemen SDGT) adalah bagian
kepentingan ekonomi dari breed-breed kunci dari kebijakan pengembangan.
teradaptasi lokal, khususnya pada perspektif Ketergantungan antara wilayah dalam batasan
peternak kecil; untuk mendefinisikan nilai dari akses pada SDGT, dan pola perubahan saat ini
sumberdaya genetik ternak, dan untuk dan mendatang diuraikan pada Bagian 1 Bab
membandingkan strategi-strategi manajemen C. Pengembangan bioteknologi (sebagai
berbeda. Satu tinjauan luas dari metode-metode diuraikan dalam Bab C dan F) memfasilitasi
penilaian ekonomi disajikan pada Bab E. perubahan dan penggunaan sumberdaya
Kesulitan lain dikaitkan dengan konsep genetik, memulai deteksi gen-gen pengatur sifat-
pemanfaatan, adalah pembedaannya secara sifat fungsional, dan menghadirkan peluang-
330
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
peluang baru dalam penggunaan material yang diharapkan dari frekuensi gen pada
genetik. Oleh karenanya, mereka memegang populasi dikarenakan hanyutan genetik (genetic
peran penting dari pola akses dan pembagian drift) (Woolliams, 2004). Laju inbreeding sering
keuntungan (access and benefit sharing/ABS) di dilihat dari ukuran populasi efektip (Ne). Dengan
masa mendatang. Kontribusi dari metodologi- Ne meningkat F menurun, diformulasikan
metodologi yang dikembangkan dalam ilmu sebagai, Ne = 1/(2 F).
sosial dan politik yang bisa memformulasi Nilai Ne dalam suatu populasi sering didekati
kebijakan-kebijakan memadai untuk ABS, dari persamaan dasar Ne = 4MF/(M+F) dimana
bagaimanapun diluar cakupan diskusi ini. M dan F adalah jumlah dari jantan dan betina
bibit. Metode mendasarkan pada asumsi bahwa
perkawinan antara hewan dalam kelompok ini
3 Klasifikasi status resiko dilakukan secara acak. Meskipun demikian,
asumsi ini jarang diterapkan pada populasi
Suatu kajian dari satus resiko breed atau ternak, disebabkan beberapa individu memberi
populasi merupakan elemen penting dalam sumbangan keturunan dalam jumlah tidak
perencanaan manajemen SDGT. Status resiko proporsional pada generasi berikutnya. Pada
dari suatu breed menginformasikan pengguna kondisi perkawinan yang diatur, sebagai contoh
apakah, dan berapa penting, aksi perlu pelaksanaan program perkawinan selektif,
dilakukan. Gandini et al. (2004) mendefinisikan mempengaruhi ukuran populasi efektip.
tingkat bahaya sebagai suatu ukuran dari Sejumlah teknik untuk mengkoreksi perhitungan
kesejahteraan sehingga, dibawah kondisi dan dari berbagai faktor ini sudah dikembangkan,
harapan saat ini, breed-breed bisa menjadi tetapi lebih jauh memerlukan input data (Gandini
langka. Estimasi secara akurat tingkat resiko et al., 2004). Pengkoleksian data demografi yang
menjadi suatu pemahaman sulit dan tidak diperlukan untuk menghitung Ne sering menjadi
menyatu antara faktor demografi dan genetik. masalah, mungkin terdapat inkosistensi dalam
Jelaslah, ukuran populasi saat ini menjadi faktor sensus data dan registrasi betina dan keturunan,
penting dalam menentukan status resiko. Suatu beberapa betina mungkin digunakan dalam
populasi kecil akan beresiko lebih besar untuk program persilangan, dan tidak semua betina
hilang dikarenakan bencana alam, penyakit bisa dikawinkan setiap tahun (Alderson, 2003).
ataupun manajemen yang tidak sesuai. Elemen lain yang dapat mempengaruhi keluaran
Bagaimanapun, menghitung jumlah ternak dari estimasi status resiko adalah interval waktu
semata, atau bahkan hewan bibit, tidak memberi pada kondisi mana resiko diperhitungkan.
gambaran menyeluruh dalam Disebabkan interval generasi pada spesies
mempertimbangkan status resiko. ternak berbeda, penghitungan yang dilakukan
Perkawinan antara individu dengan tetua atas dasar jumlah generasi akan memberi
bersama cenderung menurunkan laju variasi prioritas berbeda dari yang dihitung berdasarkan
alelik pada generasi selanjutnya. Keragaman tahun (ibid.).
genetik populasi, oleh karenanya, menurun. Beberapa implikasi dari perubahan pada
Akumulasi alel-alel resesif yang merugikan dapat ukuran populasi efektip penting untuk dicatat.
mengancam ketegaran populasi yang Pada tingkat Ne yang rendah, khususnya
mempengaruhi secara negatif laju reproduksi, dibawah 100, laju kehilangan keragaman genetik
dan oleh karenanya meningkatkan resiko meningkat cepat (FAO, 1992a). Sebagai contoh,
kepunahan (Gandini et al., 2004; Woolliams, mendekati, 10, 4, 1.6 dan 0.8% keragaman
2004). Tingkat resiko sangat umum dinyatakan genetik hilang dalam 10 generasi, ketika Ne
dalam batasan laju inbreeding (F) dalam masing-masing sama dengan 25, 50, 125, 250
populasi, yang menjadi suatu ukuran perubahan dan 500 (ibid.). Lebih jauh, dapat dilihat dari
331
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
persamaan di atas bahwa nilai Ne yang tinggi ancaman seperti penyakit endemik; dan oleh
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang faktor-faktor sosial lainnya seperti umur peternak
mempengaruhi populasi karena perkawinan pemelihara breed (Woolliams, 2004).
jantan (lebih kecil) daripada betina. Hal ini Dalam tahun 1992, FAO mengadakan rapat
menggaris bawahi perlunya mempertimbangkan Konsultasi Ahli untuk mengembangkan
jumlah jantan bibit dalam mengkaji status resiko. rekomendasi dalam pengkajian status resiko.
Tambahan terhadap ukuran populasi efektip, Preferensi terhadap klasifikasi status resiko
tingkat resiko dikaitkan dengan tren breed didasarkan pada konsep Ne, dikoreksi
pertumbuhan populasi. Sebagai dicatat di atas, terhadap tren ukuran populasi, tingkat
pada kondisi populasi kecil, tedapat kemungkian perkawinan silang, tingkat kriopreservasi, dan
lebih besar kejadian atau tren merugikan yang variabilitas ukuran famili. Disarankan sepatutnya
mempercepat kepunahan. Suatu ukuran dilibatkan pula jumlah peternakan dan tren dari
populasi tertentu di atas resiko dari keluaran ini jumlah peternakan (FAO, 1992a).
dapat dipertimbangkan sebagai tidaklah besar Bagaimanapun, keterbatasan data dan
(lihat diskusi dari ambang yang digunakan dalam keperluan pendekatan konsisten terhadap skala
berbagai klasifikasi status resiko). Semakin global memberi makna perlu diadapatsi suatu
cepat suatu populasi dibentuk untuk mencapai pendekatan lebih sederhana, didasarkan pada
ukuran kritis, semakin kurang diekspose jumlah betina dan jantan bibit, dan tren ukuran
terhadap resiko kelangkaan. Jelaslah, jika populasi (lihat rincian di bawah). Pada masa
gambaran populasi adalah rendah dan tren mendatang, selaras dengan ketersediaan data
pertumbuhan negatif, prospek breed menjadi yang semakin lengkap, memungkinkan untuk
tidak baik. Suatu faktor komplikasi bahwa laju memperhalus metode kalkulasi untuk
pertumbuhan populasi breed sering memperhitungkan faktor-faktor tersebut di atas,
menunjukkan fluktuasi yang besar terhadap juga untuk menyesuaikan terhadap perhitungan
waktu, khususnya dimana kondisi produksi tidak interval generasi berbeda dari spesies berbeda.
bisa dikontrol secara ketat (Gandini et al., 2004). Untuk tujuan perencanaan dan prioritasi, akan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman berguna mengklasifikasikan breed kedalam
laju pertumbuhan populasi melibatkan kategori status resiko. Batasan-batasan numerik
variabilitas permintaan pasar, pola-pola penyakit, antara kategori status resiko berbeda sebagai
keberadaan program-program untuk dan digunakan FAO dimaksudkan menjadi indikator
kepedulian terhadap konservasi SDGT, stabilitas pelaksanaan aksi. Satu paper yang dihadirkan
ekonomi secara umum dari sektor pertanian, dan pada Konsultasi Ahli tahun 1992 berpendapat
sebaran tempat dan kepadatan populasi (ibid.). bahwa suatu populasi berukuran antara 100 dan
Hitungan peluang bahwa ukuran populasi 1.000 betina bibit menunjukkan bahwa populasi
terletak pada suatu kisaran tertentu pada waktu tersebut dalam kondisi bahaya atau punah.
tertentu di masa datang, oleh karenanya penuh Tanpa aksi maka ukuran populasi efektip
dengan teori-teori dan kesulitan terkait dengan tersebut dalam banyak kasus tidak memadai
data. Meskipun menghadapi masalah tersebut, dalam mencegah kehilangan genetik secara
tendensi-tendensi populasi saat ini secara jelas terus-menerus bagi generasi selanjutnya. Suatu
menjadi satu faktor yang dipertimbangkan dalam peningkatan derajat inbreeding tidak
mengkaji status resiko. Tambahan terhadap terhindarkan dan mengancam vitalitas hewan.
ukuran populasi keseluruhan dan laju Terdapat bahaya nyata baik kehilangan secara
pertumbuhan, status resiko dari suatu populasi spontan sebagai contoh akibat kejadian penyakit
dipengaruhi faktor-faktor lain seperti jumlah secara tiba-tiba, atau disebabkan kelalaian
peternakan, dan konsentrasi geografis populasi, manusia (FAO 1992b). Lebih jauh, suatu ukuran
yang mempengaruhi keberadaan terhadap populasi kurang dari 100 betina bibit
332
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
menunjukkan bahwa populasi tersebut dekat mendekati 100%, dan keseluruhan ukuran
dengan kepunahan. Langkah pertama perlu populasi meningkat.
dilakukan untuk meningkatkan ukuran populasi. Penekanan sitem FAO seperti di atas tidak
Pada tingkat ancaman ini, variabilitas genetik hanya tentang klasifikasi keberadaan status
seringkali sudah menurun sehingga populasi resiko. Klasifikasi lain dikembangkan untuk
tidak dapat dipertimbangkan seperti breed Asosisasi Eropa dari Data Bank Genetik Hewan
purba (ibid.). Produksi (the European Association of Animal
Disebabkan demikian, klasifikasi berikut ProductionAnimal Genetic Data Bank / EAAP
dipakai oleh FAO dalam menguraikan derajat AGDB), dan sekarang digunakan oleh Sistem
resiko yang dihadapi breed ternak: Informasi Keragaman Hayati Hewan Ternak
Breed punah: pada kondisi tidak Eropa (the European Farm Animal Biodiversity
memungkinkan dalam jangka lama untuk Information System / EFABIS)
menciptakan kembali suatu populasi breed. (http://efabis.tzv.fal.de/). Hal ini mencakup breed
Punah menjadi mutlak ketika tidak terdapat kerbau, sapi, kambing, domba, kuda, keledai,
jantan bibit (semen), betina bibit (oosit), babi dan kelinci dalam 46 negara Eropa.
ataupun embrio. Mendasarkan pada resiko genetik, sebagai
Breed kritis: satu breed dimana jumlah total dihadirkan dengan ekspektasi laju kumulatif
dari betina bibit kurang dari 100 atau jumlah inbreeding dalam 50 tahun (F50). Kalkulasi
total dari jantan bibit kurang dari atau sama berdasarkan persamaan Ne = 4MF/(M+F) (lihat
dengan 5; atau ukuran populasi keseluruhan diatas) dengan asumsi awalnya (EAAPAGDB,
adalah mendekati tetapi sedikit diatas 100 2005). Breed-breed diklasifikasikan kedalam
dan menurun, dan persentase betina breed satu atau lima kategori sesuai dengan F50:
murni dibawah 80%. tidak berbahaya <5%; potensial berbahaya, 5-
Breed berbahaya: suatu breed dimana 15%; berbahaya minimal, 16-25%; berbahaya
jumlah total dari betina bibit antara 100 dan 26-40%; dan berbahaya secara, >40%. Breed-
1.000 atau jumlah total dari jantan bibit breed dapat masuk kepada klas dengan resiko
kurang dari atau sama dengan 20 dan lebih lebih tinggi berdasarkan pada satu perangkat
besar daripada 5; atau ukuran populasi faktor resiko tambahan: suatu tingkat
keseluruhan sangat dekat, tetapi sedikit persilangan intensif dengan breed-breed lain;
diatas 100 dan meningkat dan persentase tren menurun dalam jumlah betina bibit; atau
betina breed murni diatas 80%; atau ukuran jumlah peternakan yang rendah (ibid.).
populasi keseluruhan sangat dekat, tetapi Dibawah Regulasi Komisi Uni Eropa No.
sedikit diatas 1.000 dan menurun dan 817/2004, menetapkan ambang batas status
persentase dari betina breed murni dibawah resiko untuk tujuan-tujuan terkait pembayaran
80%. insentif pada peternak pemelihara breed-breed
Breed menuju kritis dan breed menuju terancam. Kalkulasi berdasarkan jumlah betina
berbahaya: breed kritis atau berbahaya bibit yang dijumlahkan sepanjang negara-negara
dipelihara oleh suatu program konservasi di Uni Eropa. Ambang batas terpisah
masyarakat aktif atau dalam satu fasilitas dikembangkan untuk setiap spesies: sapi
komersial atau penelitian. 7.500, domba 1.000, kambing 10.000, kuda
Breed tidak berisiko: satu breed dimana 5.000, babi 15.000 dan spesies burung
jumlah total dari betina atau bibit kawin 25.000. Sejumlah argumen dapat dipakai untuk
masing-masing lebih besar dari 1.000 dan mendukung ambang batas yang agak tinggi.
20; atau ukuran populasi mendekati 1.000 Gandini et al. (2004) mencatat di Eropa konteks
dan persentase betina breed murni suatu breed dengan 1.000 atau lebih betina bibit
secara umum dengan sendirinya bisa
333
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
berkelanjutan, ini tidak selalu masalah, dan FAO. 1999. The global strategy for the management of
menjadi lebih mudah untuk mencegah suatu farm animal genetic resources. Executive Brief.
Rome.
populasi dari kehilangan keberlanjutannya
dibandingkan penyimpanannya. FAO. 2001. Preparation of the first report on the state
of the worlds animal genetic resources. Guidelines
Breed Langka Internasional dari Organisasi for the development of country reports. Rome.
Non Pemerintah (NGO) juga mengembangkan
FAO. 2003. Defining livestock breeds in the context of
suatu sistem berdasarkan pada jumlah betina community-based management of farm animal
breed murni teregistrasi, yang mengklasifikasi genetic resources, by J.E.O. Rege. In Community-
breed prioritas kedalam empat karegori: kritis, based management of farm animal genetic
resources. Proceedings of the workshop held in
berbahaya, terancam dan beresiko (Alderson,
Mbabane, Swaziland, 711 May 2001. Rome.
2003). Faktor-faktor lain (jumlah dari unit
perkawinan, jumlah galur jantan yang tidak Gandini, G.C., Ollivier, L., Danell, B., Distl, O.,
Georgoudis, A., Groeneveld, E., Martyniuk, E., van
berhubungan, tren populasi, jarak antara unit Arendonk, J.A.M. & Woolliams, J.A. 2004. Criteria to
perkawinan yang besar), yang idealnya assess the degree of endangerment of livestock
dilibatkan dalam suatu estimasi status resiko, breeds in Europe. Livestock Production Science,
91(1-2): 173182.
tidak dipertimbangkan dalam kaitan
menghindarkan kerumitan kalkulasi secara Hammak, S.P. 2003. Creating cattle breeds and
composites. College Station Texas. Texas
berlebihan (ibid.).
Cooperative Extension, Texas A & M University.
Khler-Rollefson, I. 1997. Indigenous practices of
animal genetic resource management and their
Daftar Pustaka relevance for the conservation of domestic animal
diversity in developing countries. Journal of Animal
Alderson, L. 2003. Criteria for the recognition and Breeding and Genetics, 114: 231238.
prioritisation of breeds of special genetic importance.
Animal Genetic Resources Information, 33: 19. Lush, J.L. 1994. The genetics of populations. Iowa
Agriculture and Home Economics Experiment
Convention on Biological Diversity (CBD). Convention Station. Special Report 94. Ames, Iowa, USA. Iowa
Text. Article 2. Use of Terms. Concluded at Rio de State University.
Janeiro, 5 June 1992. (available at www.biodiv
org/convention/convention.shtml). Woolliams, J.A. 2004. Managing populations at risk. In
G. Simm, B. Villanueva, K.D. Sinclair & S.
EAAPAGDB. 2005. Factors used for assessing the Townsend, eds. Farm animal genetic resources, pp.
status of endangerment of a breed. European 85106. British Society for Animal Science,
Association of Animal Production Animal Genetic Publication 30. Nottingham, UK. Nottingham
Data Bank. (available at www.tiho-hannover. University Press.
de/einricht/zucht/eaap/).
FAO. 1992a. Monitoring animal genetic resources and Perundang-undangan Eropa
criteria for prioritization of breeds, by K. Maijala. In J.
Hodges, ed. The management of global animal COMMISSION REGULATION (EC) No 817/2004 of 29
genetic resources, Proceedings of an FAO Expert April 2004 laying down detailed rules for the
Consultation, Rome, Italy, April 1992, Animal application of Council Regulation (EC) No
Production and Health Paper No. 104. Rome. 1257/1999 on support for rural development from
the European Agricultural Guidance and Guarantee
FAO. 1992b. The minimum number of preserved
Fund (EAGGF). http://europa.eu.int/eurlex/pri/en/oj/
populations, by I. Bod, In J. Hodges, ed. The
dat/2004/l_153/l_15320040430en00300081.pdf
management of global animal genetic resources.
Proceedings of an FAO Expert Consultation, Rome, COUNCIL DIRECTIVE 77/504/EEC of 25 July 1977 on
Italy, April 1992, Animal Production and Health pure- bred breeding animals of the bovine species.
Paper No. 104. Rome. http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!
celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=319
FAO. 1995. Global impact domain animal genetic
77L0504&model=guichett
resources, by E.P. Cunningham. Rome.
334
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab B
Metoda Karakterisasi
1 Pendahuluan 2 Karakterisasi sebagai dasar
pembuatan keputusan
Karakterisasi sumberdaya genetik ternak
(SDGT) menekankan pada berbagai aktivitas Suatu pertimbangan kunci bagi manajemen
terkait dengan identifikasi, deskripsi kuantitatif SDGT di tingkat nasional adalah apakah, pada
dan kualitatif, dan dokumentasi dari populasi- suatu waktu tertentu, suatu populasi dari breed
populasi breed dan habitat alami serta sistem tertentu dengan sendirinya akan berkelanjutan
produksi dimana mereka beradaptasi atau tidak atau pada kondisi beresiko. Pengkajian pertama
2
beradaptasi. Tujuannya adalah untuk ini (survey baseline ) dari status breed/populasi
mendapatkan pengetahuan lebih baik tentang didasarkan pada informasi:
SDGT, potensinya saat ini dan mendatang untuk ukuran dan struktur populasi;
keperluan pangan dan pertanian dalam distribusi geografi;
lingkungan terdefinisi, serta statusnya saat ini keragaman genetik dalam breed; dan
sebagai populasi dari breed berbeda (FAO, keterkaitan genetik antara breed-breed
1984; Rege, 1992). Karakterisasi pada tingkat ketika populasi ditemukan di lebih satu
nasional meliputi identifikasi SDGT negara negara (sebagai misal domba Djallonke di
berikut survei sumberdaya genetiknya. Proses Barat Afrika
melibatkan juga dokumentasi sistematis dari Jika suatu breed/populasi tidak pada status
informasi-informasi yang dikumpulkan sehingga beresiko, maka tidak diperlukan segera
memungkinkan untuk kemudahan akses. pelaksanaan aksi konservasi. Meskipun
Kegiatan karakterisasi sepatutnya berkontribusi demikian, sebagai bagian dari rencana
pada tujuan dan prediksi nyata performa hewan pengembangan ternak nasional, keputusan perlu
dalam lingkungan terdefinisi, sehingga diambil pada apakah suatu program perbaikan
memungkinkan pembandingan performa genetik diperlukan untuk merespon, sebagai
potensial dalam berbagai sistem produksi yang misal, terhadap perubahan kondisi pasar.
luas. Berdasarkan pertimbangan ini, dengan Keputusan yang mempertimbangkan program
demikian, tidak hanya mengakumulasikan perbaikan seperti ini terutama dipandu oleh
catatan-catatan yang ada saja. informasi manfaat dan keuntungan bagi peternak
Informasi yang dilibatkan sepanjang proses dan perhimpunan-perhimpunan dalam jangka
karakterisasi mencakupan kisaran elemen panjang.
terkait, melibatkan peternak, pemerintah baik Ketika suatu breed/populasi ditemukan pada
nasional dan regional, demikian pula badan kondisi beresiko, strategi konservasi aktif harus
internasional untuk sampai pada pembuatan diimplementasikan atau akan berakibat
keputusan informatif bagi prioritas kepentingan
manajemen SDGT (FAO, 1992; FAO/UNEP, 2
Informasi baseline dikaitkan terhadap populasi hewan dengan target
1998). Keputusan dari kebijakan semacam ini tertentu pada suatu periode tertentu dan dalam lingkungan produksi yang
diberikan. Tergantung tingkat perubahan, deskripsi ini bisa memerlukan
bertujuan mempromosikan pengembangan lebih pembaharuan sekitar satu generasi. Studi baseline sepatutnya
lanjut SDGT yang menjamin bahwa sumberdaya mengkarakterisasi tampilan fenotipik dan molekuler dari betina dan jantan
bibit dalam populasi. Sekitar 100 betina dewasa dan sekitar 30 jantan
genetik dikonservasi untuk kepentingan generasi dewasa diperlukan untuk karakterisasi fenotipe, tetapi sekitar sepertiga
kini dan mendatang. ukuran ini mencukupi untuk estimasi keragaman molekuler.
335
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
kehilangan breed potensial. Dalam terbaik. Jika breed yang akan dikonservasi
mengalokasikan sumberdaya yang tersedia ditemukan lebih di satu negara, keputusan
secara terbatas untuk program konservasi, perlu sepatutnya diambil pada tingkat regional.
prioritas breed. Keputusan bisa mendasarkan Dengan demikian, Institusi/organisasi dengan
pada variasi genetik, sifat adaptasi, nilai relatif koordinasi regional, dan kebijakan-kebijakan
bagi pangan dan pertanian, atau nilai-nilai nasional pendukung, diperlukan dalam
historis dan kultural dari breed-breed yang memfasilitasi keputusan-keputusan semacam ini
dipertanyakan. Informasi ini juga diperlukan dan untuk mengimplementasikan aksi. Sampai
untuk memutuskan, apakah strategi in vivo atau saat ini, tercatat hanya beberapa contoh aksi
in vitro atau suatu kombinasi keduanya akan dari banyak negara dalam manajemen SDGT.
dimunculkan guna memperoleh pendekatan
GAMBAR 47
Informasi yang diperlukan untuk merancang strategi manajemen
336
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
337
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 68
Penggambaran lingkungan produksi bagi sumberdaya genetik ternak
Gambaran menyeluruh dari lingkungan produksi adalah berkembang memiliki kapasitas sangat kecil untuk
esensial dalam pembuatan data performans dan untuk mengumpulkan dan menganalisis variabel-vatiabel
memahami adaptasi khusus dari breed/populasi. lingkungan produksi, dan bahwa, suatu sistem diskripsi
Ketegaran adaptasi dari breed-breed merupakan hal yang kurang kompleks mungkin, oleh karenanya, lebih
yang kompleks dan sulit untuk diukur secara langsung, disukai sehingga akan lebih banyak digunakan.
tetapi dapat dikarakterisasi secara langsung dengan cara Disamping pertimbangan ini, sistem yang diajukan
menggambarkan variabel-variabel utama (kriteria) yang memerlukan informasi sangat terperinci. Suatu
mempengaruhi suatu gen pool hewan (breed) sepanjang pendekatan yang kurang rinci dan lebih pragmatis dalam
waktu, dan mungkin memaksimasi ketegaran menggambarkan sistem produksi kemungkinkan dapat
adaptasinya pada lingkungan tersebut. Oleh karenanya, memfasilitasi upaya-upaya untuk menjembatani gap besar
suatu deskripsi (yang dikembangkan) dari lingkungan yang ada dalam dokumentasi breed. Bagaimanapun,
produksi secara ekstrem akan sangat berharga, dalam suatu pendekatan terperinci sepatutnya didorong setiap
upaya memahami lebih baik ketegaran adaptif komparatif saat agar menjadi mungkin.
dari SDGT spesifik. Sistem yang didapatkan pada pertemuan di Armidale
Pada Januari 1998, satu kelompok ahli bertemu di nampaknya menjadi upaya pertama untuk
Armidale, Australia, dan menyampaikan pendekatan mengembangkan seperangkat gambaran lingkungan
sangat terperinci dan terstruktur baik, menggunakan lima produksi (production environmant descriptors / PEDs)
kriteria utama untuk mengkarakterisasi kebanyakan, jika untuk penggunaan karakterisasi dari breed-breed ternak.
tidak semua, lingkungan-lingkungan produksi, untuk Data dasar dari Sistem Informasi Sumberdaya genetik
semua spesies hewan yang digunakan bagi pangan dan ternak Domestik (the Domestic Animal Genetic Resources
pertanian. Lima kriteria tersebut adalah: iklim; batasan Information System / DAGRIS), yang dikembangkan oleh
wilayah, penyakit, kekompleksan penyakit dan parasit, Institusi Penelitian Ternak Nasional (the International
ketersediaan sumberdaya; dan intervensi manajemen Livestock Research Institure / ILRI) melibatkan satu
(FAO, 1998). Pada tingkatan hirarki kedua, tiga sampai wilayah yang disediakan sebagai habitat dari setiap
tujuh indikator dari setiap kriteria diformulasikan untuk breed, tetapi tidak ada seperangkat struktur pada
mengkarakterisasi (misal menguraikan dan mengukur pemasukkan, dan informasi yang dilibatkan sampai kini
variabel-variabel dalam) lingkungan produksi. Untuk sangat terbatas. Data dasar dari Breed-breed Ternak
setiap indikator dua atau lebih pembuktian diidentifikasi dari Universitas Negara Bagian Oklahoma melibatkan
untuk menspesifikasi atau mengukur setiap indikator. sejumlah informasi lingkungan produksi, tetapi sekali lagi
Workshop mencatat bahwa banyak negara-negara disini tidak berdasarkan pada seperangkat penggambaran
yang jelas.
berdasarkan pada ketersediaan SDGT dalam satu breed lokal spesifik, tetapi suatu organisasi
negara, dari negara-negara lain dalam region, regional atau internasional memutuskan bahwa
atau dari region lain di dunia. Dalam semua breed tersebut adalah sumberdaya genetik yang
kasus, skema pemulihan sepatutnya unik, dan hal ini menjadi perhatian dunia untuk
mendapatkan hewan dengan adaptasi terbaik mengkonservasinya.
terhadap lingkungan produksi pada kondisi mana
mereka akan diintrodusikan.
Keputusan-keputusan manajemen bisa 3 Alat-alat untuk karakterisasi
berbeda dalam tipe dan jangkauan untuk taraf
subnasional, nasional, regional dan 3.1 Survei
internasional. Disini, oleh karenanya, menjadi Survei dilakukan sebagai upaya mengumpulkan
penting bahwa informasi relevan terhadap data sistematis untuk mengidentifikasi populasi
karakteristik breed dapat diakses oleh pembuat breed dan menjelaskan karakterisasi teramati,
keputusan pada semua tingkatan. Sebagai sebaran geografi, serta lingkungan produksinya.
contoh, dapat terjadi bahwasanya satu negara Survei baseline cukup dilakukan sekali,
memutuskan tidak menginvestasi konservasi dari sedangkan beberapa elemen dari survei
338
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
mungkin bisa diulangi saat teramati perubahan- dari spesies mamalia dan burung (lihat ringkasan
perubahan nyata dari sektor peternakan item-item data pada Tabel 97 dan 98). Ini
Sebagai bagian dari upaya pengembangan mendasarkan pada pengalaman EAAP, yang
bank data dunia untuk manajemen SDGT, FAO memulai koleksi data pada tahun 1980-an dan
telah mengembangkan daftar menyeluruh dari kemudian membangun sistem informasi data
gambaran hewan dan lingkungan untuk dipakai terkomputerisasi pertama sebagai EAAP-AGDB.
sebagai suatu panduan karakterisasi terstandar ILRI, dalam kerjasama dengan FAO (Rowlands
dari kegiatan karakterisasi di berbagai tingkatan et al., 2003) telah mengembangkan dan menguji
(FAO, 1986a,b,c). Bagaimanapun, gambaran- suatu pendekatan pengumpulan dan koleksi
gambaran tersebut terlalu kompleks untuk informasi pada taraf breed secara on farm di
diaplikasikan secara universal. Dalam Zimbabwe. Pendekatan yang sama diterapkan di
memahami fakta ini, FAO telah mengembangkan Ethiophia. Suatu pelajaran kunci dari kerja ini
format yang disederhanakan untuk koleksi data adalah dibutuhkan persyaratan logistik dan
TABEL 97
Informasi tercatat pada spesies mamalia dalam bank data dunia untuk sumberdaya genetik ternak
339
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 98
Informasi tercatat untuk spesies burung dalam bank data dunia untuk sumberdaya genetik ternak
waktu secara ekstensif untuk survei ternak, dan pengembangan/evolusi dari breed,
manajemen dan analisis data, secara kasar gambaran morfologi tipikal, rataan performans,
dapat diestimasi. Juga ditemukan bahwa karakteristik khusus, dan aktivitas konservasi
keluaran dari teknik-teknik survei multivariate berjalan.
perlu diuji dengan kelengkapan studi genetik
molekuler (Ayalew et al., 2004). 3.2 Monitoring
Mendasarkan pada strategi global untuk Perubahan-perubahan pada ukuran dan struktur
manajemen SDGT, tercakup sepuluh kategori populasi perlu didokumentasi secara teratur
variabel dalam survei SDGT, melibatkan untuk semua breed. Hal ini sepatutnya dilakukan
informasi populasi breed dasar dan yang secara tahunan atau dua tahunan, dikarenakan
dikembangkan, manfaat utama dari breed, asal aplikasi teknologi reproduksi modern,
340
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
perdagangan dunia, permintaan pasar, dan sumberdaya yang ada, akan mengefektipkan
kebijakan yang menyukai breed tertentu, dapat biaya. Untuk memanajemen sumberdaya genetik
membawa perubahan cepat pada ukuran dan dengan status resiko tinggi, diperlukan data
struktur populasi-populasi breed. ukuran populasi dan lokasi geografi saat ini.
Monitoring dari spesies dilakukan paling Pada populasi tersebut, penghitungan teratur
sedikit sekali per generasi, khususnya pada dan sederhana dan pencatatan ukuran-ukuran
breed yang diklasifikasikan dalam status populasi aktual mungkin akan memadai dan
beresiko atau potensial menjadi beresiko. Hal ini diperoleh dari pihak-pihak yang langsung terlibat.
memerlukan survei-survei dengan interval sekitar Populasi yang besar dan terdistribusi luas dapat
delapan tahun untuk kuda dan keledai, lima dilakukan pengembangan stratifikasi sampel,
tahun untuk sapi, kerbau, domba dan kambing, dimana suatu bagian dari populasi dalam setiap
tiga tahun untuk babi dan dua tahun untuk region geografi yang besar dari negara
spesies unggas. dimonitor. Kurangnya cara yang mudah dan
Saat ini, sangat banyak konsensus ternak di aplikatif dalam pengumpulan data, kekurangan
tingkat nasional tidak berisi data pada tingkat tenaga pelatih untuk melakukan kajian, dan
breed, dan tidak dilakukan pencatatan teratur kurangnya kepedulian pada bagian pengambil
dari jumlah populasi breed-breed. Spesies dan keputusan dan pelaksana terkait
breed yang diklasifikasikan berstatus resiko mempertimbangkan pentingnya informasi
sepatutnya dimonitor secara teratur. Monitoring tersebut, memunculkan kendala-kendala
ini sepatutnya bisa dipakai sebagai dasar untuk penting.
peringatan dini di tingkat nasional. Pada setiap negara mungkin terdapat
Informasi yang dikumpulkan selama kegiatan kesempatan untuk memonitor SDGT untuk
monitoring memungkinkan dilakukan koreksi mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan yang
pada rencana manajemen SDGT. Program- ada, dan oleh karenanya secara nyata
program monitoring perlu dirancang dengan hati- menghindarkan tambahan biaya. Sensus-sensus
hati sehingga dapat menjadi umpan balik bagi ternak nasional menawarkan kesempatan yang
petani, manajer dan penguna lainnya. baik. Juga mungkin untuk membangun stasiun-
Pendekatan monitoring perlu fleksibel; dan stasiun monitoring yang efektip pada lokasi-
kegiatan-kegiatan oleh pelaku berbeda perlu lokasi dimana ternak dijual atau diperdagangkan,
dikoordinasi dengan baik, sebagaimana grup- seperti tempat lelang dan pasar lokal.
grup berbeda akan memonitor parameter- Pendekatan ini dapat secara signifikan
parameter berbeda. Sebagai contoh, petani mengurangi biaya dalam upaya monitoring
mungkin berharap memonitor parameter ternak. Bagaimanapun, fokus pada ternak-ternak
produksi; manajer sumberdaya mungkin yang diperdagangkan mungkin tidak secara
berharap memonitor kelengkapan inventarisasi akurat mencerminkan struktur dari populasi-
breed; dan administratur mungkin berharap populasi target yang ada di peternakan. Di
memonitor efektivitas biaya dari berbagai negara-negara dimana grup-grup petani,
program. Monitoring juga diperlukan dalam perhimpunan-perhimpunan breed, atau
evaluasi kemajuan pelaksanaan dari rencana kumpulan peternakan dan studi berada,
aksi, dan untuk mengidentifikasi prioritas- pelibatan registrasi dapat menjadi cara sangat
prioritas baru, isu-isu dan kesempatan- efektip untuk memonitor breed tertentu. Mugkin
kesempatan. diperoleh pula kesempatan-kesempatan untuk
Monitoring dapat menjadi aspek sangat mahal mengkombinasikan aktivitas monitoring dengan
dari manajemen SDGT. Bagaimanapun, jika tugas-tugas dari petugas pemerintah yang ada.
negara-negara melakukan pendekatan strategis Sebagai misal, para biologis hewan-hewan liar,
dalam monitoring, dan mengambil manfaat dari bisa membantu memonitoring populasi ternak
341
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
sebagai bagian dari survei hewan liar. Petugas- Karakterisasi pada tingkat genetika molekular
petugas kesehatan dapat mencatat jumlah dilakukan terutama untuk mengeksplorasi
populasi ternak dengan breed saat melakukan keragaman genetik dalam dan antara populasi
pemeriksaan pangan olahan atau melakukan hewan, dan untuk menentukan hubungan
pelayanan veteriner. Semua pilihan ini, genetik antara populasi-populasi tersebut. Lebih
bagaimanapun harus diperlakukan dengan spesifik, hasil dari kerja laboratorium dipakai
pertimbangan kehati-hatian dari potensial bias. untuk:
Nilai informasi yang diperoleh berdasarkan menentukan parameter keragaman dalam
kegiatan-kegiatan yang ada perlu diboboti dan antara breed;
dengan informasi-informasi tambahan, tetapi identifikasi lokasi geografis dari populasi
biaya juga lebih besar, dikaitkan dengan survei- tertentu dari asal usul genetik berbeda;
survei yang secara khusus dirancang dan melibatkan informasi hubungan evolusi
diadakan untuk memonitor SDGT. (pohon filogenetik) dan klarifikasi pusat dari
Ketika terdapat langkah maju pelibatan data lintas asal usul dan migrasi;
pada tingkat breed dalam sensus ternak implementasi kegiatan pemetaan gen
nasional, program global berikutnya untuk melibatkan identifikasi dari gen-gen karier
sensus pertanian (diproduksi FAO setiap yang tidak diketahui;
sepuluh tahun untuk memandu negara-negara identifikasi tetua dan hubungan genetik
melakukan sensus pertanian mereka) (FAO, (misal sidik jari DNA) dalam populasi,
2006) mendorong negara-negara mengkoleksi mendukung pengembangan genetika
dan mencatat data ternak pada taraf breed. pembantu marka dari populasi hewan; dan
mengembangkan repositori DNA untuk
3.3 Karakterisasi molekular genetik penelitian dan pengembangan (FAO, 2005).
Karakterisasi genetik pada tingkat molekular dalam populasi dengan keterbatasan atau
mengekplorasi polimorfisme molekul-molekul ketiadaan informasi silsilah dan struktur
protein terpilih dan penciri-penciri DNA dalam populasi, marka molekular dapat juga
hubungannya mengukur variasi genetik di tingkat dipakai untuk mengestimasi ukuran populasi
populasi. Disebabkan rendahnya tingkat efektip (Ne).
polimorfisme di tingkat protein yang diamati, dan Pada ketiadaan data karakterisasi breed
karena penerapan terbatas pada studi secara menyeluruh dan dokumentasi dari asal
keragaman genetik, polimorfisme di tingkat DNA usul populasi pemuliaan, informasi marka
menjadi marka pilihan untuk karakterisasi molekuler bisa memberi cara termudah untuk
genetik molekular (Lihat Bab C). estimasi keragaman genetik dalam dan antar
Proses dari karakteriasi genetik molekular dari seperangkat populasi tertentu.
meliputi sampling lapangan dari material genetik
(sering sampel darah atau akar rambut), 3.4 Sistem informasi
ekstraksi laboratorium DNA sampel, Sistem informasi data dasar dapat melayani
penyimpanan DNA, pengujian laboratorium serangkaian tujuan berbeda, tetapi secara
(misal genotyping atau sekuensing), analisis kolektif berisi informasi penting untuk pembuatan
data, penulisan catatan, dan penyimpanan data keputusan, penelitian, pelatihan, perencanaan
dasar informasi genetik molekular. Sampling dan program evaluasi, catatan kemajuan dan
analisis molekular mungkin dikombinasikan kepedulian publik. Sistem informasi secara
dengan surveying dan/atau monitoring, normal meliputi hardware, software (aplikasi-
sebagaimana informasi molekular itu sendiri aplikasi), data (informasi) terorganisir dan
tidak bisa dipakai untuk keputusan pemanfaatan fasilitas-fasilitas komunikasi. Sistem informasi
(utilisasi) dan konservasi. tersebut dapat dioperasikan baik secara manual
342
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
secara elektronik menggunakan komputer, atau terhadap adaptasi spesifik dari breed tertentu
kombinasi keduanya. Informasi bisa berupa satu pada lingkungan yang sulit.
mesin desktop tunggal, atau suatu jaringan Data dasar nasional dari keragaman hewan
komputer. Alternatifnya, dapat dalam internet, domestik merupakan alat perencana esensial.
yang memungkinkan akses eksternal untuk Data tersebut menghadirkan status saat ini dari
melihat, atau, dalam kasus sistem interaksi pengetahuan akan ukuran distribusi, status, dan
dinamis, memperbaharui informasi. penggunaan nilai SDGT. Data tersebut juga
Tujuan menyeluruh dari sistem informasi memungkinkan akses terhadap informasi pada
adalah untuk memungkinkan dan mendukung aktivitas manajemen yang direncanakan dan
pembuatan keputusan dalam hubungannya yang berjalan, lebih jauh, memfasilitasi
dengan nilai SDGT saat ini dan potensi identifikasi gap dari informasi yang ada.
penggunaannya di masa mendatang, oleh Saat ini, sejumlah sistem informasi elektronik
berbagai pihak pengguna, melibatkan pembuat domain-publik untuk keragaman genetik hewan
kebijakan, praktisi pengembang, petani dan bisa terakses secara mendunia dan berisi data
peneliti. Dengan demikian, mereka perlu dari lebih satu negara. Dua diantaranya Sistem
menyatukan alat pendukung keputusan penting Informasi Keragaman Genetik Ternak Domestik
untuk memenuhi kebutuhan pengguna di tingkat (the Domestic Animal Diversity Information
subnasional, nasional, subregional, regional dan System/DAD-IS) dan the European Farm Animal
dunia. Bagaimanapun, pengguna yang Biodiversity Information System (EFABIS)
mengoperasikan pada hierarki atau tingkat (sebelumnya EAAP-AGDB) adalah dikaitkan
berbeda disini secara individu akan memiliki dengan sistem informasi dunia dari FAO untuk
tujuan berbeda, dan akan tertarik pada aspek- SDGT. Sistem Informasi Sumberdaya genetik
aspek berbeda dari data yang diisikan pada ternak Domestik (the Domestic Animal Genetic
sistem informasi. Sebagai misal, pengguna yang Resources Information System/DAGRIS), yang
beroperasi pada taraf regional atau dunia akan dikelola oleh ILRI merupakan suatu data dasar
lebih tertarik sepanjang wilayah distribusi breed, dari sintesa informasi penelitian dari literatur
sepanjang wilayah pasar ternak, resiko penyakit terpublikasi atau tidak terpublikasi. Sistem
antar wilayah, dan pertukaran plasma nutfah informasi breed-breed ternak dari Universitas
antara wilayah. Sebaliknya, isu-isu lebih relevan Negara Bagian Oklahoma memberi ringkasan
bagi pengguna pada taraf nasional dan jelas dari asal usul breed, karakterisik dan
subnasional (lokal) adalah ukuran populasi kegunaan. Isi dari sistem informasi ini diuraikan
breed, struktur peternakan/flok, tingkat produksi dalam Kotak 69.
dan stres dikaitkan dengan lingkungan. Saat ini, sumber informasi memiliki fasilitas-
Keterkaitan dan pertukaran informasi antara fasilitas untuk penelusuran sederhana hanya
hierarki, sebaik halnya sumber informasi berdasarkan negara dan breed. Idealnya,
eksternal dapat menambah nilai dari sistem fasilitas informasi tersebut memiliki banyak
informasi. Data dasar pelengkap bisa merubah informasi penelitian sebagai telah tersedia, dan
informasi melalui suatu sistem transfer data, atau memungkinkan pengguna membuat penilaian
dapat melayani sebagai pintu gerbang yang akan menginformasikan nilai dari setiap
terhadap lainnya melalui jalur elektronik via item informasi. Jika peneliti dan para pembuat
internet. Sebagai misal, data dasar SDGT keputusan dapat memperoleh informasi yang
nasional dan subnasional dapat dihubungkan diperlukan, fungsionalitas dari sistem informasi
dengan data dasar geografi (iklim, tanah, air dan yang ada perlu ditingkatkan, sehingga
landskap). Keterkaitan fungsional antara memungkinkan ekstrasi dan ketersediaan
perangkat data disini dapat membawa pada map analisis dari berbagai kategori informasi dalam
penekanan resiko penyakit ternak, dan informasi dan antar sumber data. Jangkauan perolehan
343
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 69
Sistem informasi pada tingkat global
DAD-IS [http://www.fao.org/dad-is] sendiri. Isi informasi dan interface dapat diterjemahkan
Sistem Informasi Keragaman Hewan Domestik (DAD-IS) kedalam beberapa bahasa lokal. Tampilan dari interface
yang dikembangkan oleh FAO adalah data dasar dapat disesuaikan untuk mencerminkan selera lokal.
multilingual dinamis pertama yang bisa diakses untuk Diluar struktur data inti, negara dan region lebih jauh
SDGT. Ini dimulai sebagai suatu komunikasi kunci dan mendefinisikan struktur-struktur data yang secara spesifik
alat informasi dalam pelaksanaan Strategi Global untuk mencerminkan kebutuhan mereka. Kekhususan ini
Manajemen SDGT, untuk membantu negara-negara dan mungkin tidak disinkronkan dengan sistem-sistem
jaringan kerja negara pada program bersesuain mereka informasi pada taraf lebih tinggi. Polandia menetapkan
(FAO, 1999). Pada bagian informasi dan gambaran breed sistem informasi nasional pertama dibawah kerangka kerja
di tingkat negara, DAD-IS melibatkan kepustakaan yang baru ini (http://efabis.izoo.krakow.pl), dan
sebenarnya berisi sejumlah besar dokumen-dokumen mendefiniskan struktur-struktur tambahan untuk
teknis dan kebijakan terpilih, melibatkan cara dan mengakomodir data dari ikan dan lebah yang
tuntunan penelitian berhubungan dengan SDGT. Ini dibudidayakan. Koordinator Nasional dapat memasuki
menawarkan jaringan -Web terkait dengan sumber informasi breed, gambar-gambar, publikasi-publikasi,
informasi elektronik relevan. Ia juga memiliki fasilitas terhubung dengan Website eksternal, alamat kontak dan
pertukaran pandangan dan permintaan informasi khusus, berita-berita dalam sistem.
terhubung dengan sejumlah pemakai: petani, ilmuwan,
peneliti, praktisi pengembangan dan pembuat kebijakan. DAGRIS [http://dagris.ilri.cgiar.org/]
DAD-IS menampilkan ringkasan informasi di tingkat breed Informasi Sumberdaya genetik ternak Domestik (the
nasional terhadap asal usul, populasi, status resiko, Domestic Animal Genetic Resources Information /
karakteristik khusus, morfologi dan performans breed, DAGRIS) dikembangkan oleh Institut Penelitian Ternak
sebagai yang dilibatkan oleh negara-negara anggota Internasional (Institute Livestock Research
FAO. Saat ini, data dasar berisi lebih dari 14 000 International/ILRI). Dimulai tahun 1999 sebagai cara
populasi breed nasional dari 35 spesies dan 181 negara. untuk menyatukan informasi yang tersedia dari
Suatu gambaran kunci dari DAD-IS adalah ia melibatkan sumberdaya genetik ternak dunia. Sebagai tambahan
penyimpanan informasi keamanan negara dan alat untuk mengisikan informasi, yang diperoleh dari sintesis
komunikasi. Setiap negara memutuskan kapan dan data literatur mencakup asal usul, distribusi, karakteristik
breed apa yang dilepas melalui kontak personal keragaman, penggunaan-penggunaan saat ini dan status
negaranya atau Koordinator Nasional (the National dari breed-breed asli. Sistem Informasi Sumberdaya
Coordinator/NC) untuk manajemen SDGT. Lihat Tabel 97 genetik ternak Domestik (DAGRIS) merupakan hal unik
dan 98 tentang ringkasan informasi tercatat, disimpan dan dalam hal ini melibatkan referensi lengkap dan abstrak
didiseminasikan dalam data dasar breed-breed dunia dari literatur ilmiah baik yang dipublikasi atau tidak yang
yang diisikan dalam DAD-IS. menyinggung breed-breed dalam sistem. DAGRIS
DAD-IS:3 dibangun berdasarkan software yang sama dirancang untuk mendukung penelitian, pelatihan,
dan berfungsi sebagai EFABIS (Europen Farm Animal kepedulian publik, pengembangan genetik dan konservasi.
Biodiversity Information System http;//efabis- Versi I dari data dasar dilepas di Web pada April 2003,
eaap.tzv.fal.de), dan dengan interface yang sama. dan juga tersedia pada CD-ROM. Saat ini, data dasar
Software dikembangkan oleh projek Kesatuan Eropa berisi lebih dari 19.200 catatan sifat-sifat, pada breed sapi
(European Union) dalam upaya mengatasi masalah 154, domba 98, dan kambing di afrika 62, ditambah
ketidaksesuaian antara EAAP-AGDB (suatu sistem Eropa ekotipe/breed ayam 129 dan breed babi 129 dari Afrika
lebih awal) dan DAD-IS. Sistem baru memungkinkan dan beberapa negara Asia. Halaman informasi breed
penciptaan jaringan kerja dari sistem informasi yang dalam DAGRIS mencakup satu rangkaian Web terhadap
terdistribusi dengan sinkronisasi data secara automatis. halaman dari breed bersesuaian dalam sistem DAD-IS
Negara-negara dan region-region dilibatkan dengan cara FAO dan demikian sebaliknya.
menetapkan sistem informasi berdasarkan web mereka
(lanjut)
344
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
345
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
diimplementasikan. Sistem informasi terkait FAO. 1992. The management of global animal genetic
dengan keberadaan breed perlu lebih jauh resources. Proceedings of an Expert Consultation,
Rome, Italy, April 1992. Edited by J. Hodges. Animal
dikembangkan yang memungkinkan perolehan Production and Health Paper No.104. Rome.
informasi, pengolahan, aksesibilitas dan
FAO. 1998. Report: Working group on production
interkoneksi dengan mudah. environment descriptors for farm animal genetic
Idealnya, alat dan metoda untuk membuat resources. Report of a Working Group, held in
keputusan pada manajemen SDGT, sebaik Armidale, Australia, 19 21 January 1998. Rome.
halnya cara peringatan dini dan respon, FAO. 2005. Genetic characterization of livestock
sepatutnya berdasarkan pada informasi populations and its use in conservation decision
making, by O. Hannotte & H. Jianlin. In J. Ruane &
menyeluruh yang diperoleh menggunakan
A. Sonnino, eds. The role of biotechnology in
metode seperti yang diuraikan di atas. exploring and protecting agricultural genetic
Bagaimanapun, dinyatakan bahwa aksi segera resources, pp. 8996. Rome. (also available at
diperlukan, terdapat keperluan bagi cara dan www.fao.org/docrep/009/ a0399e/a0399e00.htm).
metoda yang membuat penggunaan efektif dari FAO. 2006. A system of integrated agricultural
informasi yang lengkap. censuses and surveys, volume 1, World Programme
for the Census of Agriculture 2010. Statistical
Development Series No. 11. (also available at
Daftar Pustaka www.fao.org/es/ess/census/default.asp).
Ayalew, W., Rege, J.E.O., Getahun, E., Tibbo, M. & FAO/UNEP. 1998. Primary guidelines for development
Mamo, Y. 2003. Delivering systematic information on of national farm animal genetic resources
indigenous animal genetic resources the management plans. Rome.
development and prospects of DAGRIS. In FAO/UNEP. 2000. World watch list for domestic animal
Proceedings of the Deutscher Tropentag 2003, diversity, 3rd edition. Edited by B.D. Scherf. Rome.
Technological and Institutional Innovations for
Sustainable Rural Development, held 810 October Gibson, J.P., Ayalew, W. & Hanotte, O. 2007.
2003. Gttingen, Germany. (also available at Measures of diversity as inputs for decisions in
www.tropentag.de/2003/abstracts/full/28.pdf). conservation of livestock genetic resources. In D.I.
Jarvis, C. Padoch & D. Cooper, eds. Managing
Ayalew, W., van Dorland, A. & Rowlands, J. 2004. biodiversity in agroecosystems. New York, USA.
Design, execution and analysis of the livestock Columbia University Press.
breed survey in Oromia Regional State, Ethiopia.
Addis Ababa and Nairobi. OADB (Oromia Oklahoma State University. 2005. Breeds of livestock.
Agricultural Development Bureau) and ILRI Stillwater, Oklahoma, USA. Department of Animal
(International Livestock Research Institute). Science, Oklahoma State University. (available at
http://www.ansi.okstate.edu/breeds/).
DAGRIS. 2004. Domestic Animal Genetic Resources
Information System (DAGRIS). J.E.O. Rege, W. Rege, J.E.O. 1992. Background to ILCAs animal
Ayalew & E. Getahun, eds. Addis Ababa. genetic resources characterization project,
International Livestock Research Institute. objectives and agenda for the research planning
workshop. In J.E.O. Rege & M.E. Lipner, eds.
FAO. 1984. Animal genetic resource conservation by Animal genetic resources: their characterization,
management, databanks and training. Animal conservation and utilization. Research planning
Production and Health Paper No. 44/1. Rome. workshop, ILCA, Addis Ababa, Ethiopia, 19-21
FAO. 1986a. Animal genetic resources data banks - February, 1992, pp. 5559. Addis Ababa.
1.Computer systems study for regional data banks. International Livestock Centre for Africa.
Animal Production and Health Paper No. 59, Volume Rowlands, J., Nagda, S., Rege, E., Mhlanga, F.,
1. Rome. Dzama, K., Gandiya, F., Hamudikwanda, H.,
FAO. 1986b. Animal genetic resources data banks - 2. Makuza, S., Moyo, S., Matika, O., Nangomasha, E.
Descriptor lists for cattle, buffalo, pigs, sheep and & Sikosana, J. 2003. The design, execution and
goats. Animal Production and Health Paper No. 59, analysis of livestock breed surveys - a case study in
Volume 2. Rome. Zimbabwe. A report to FAO. Nairobi. International
Livestock Research Institute.
FAO. 1986c. Animal genetic resources data banks -
3.Descriptor lists for poultry. Animal Production and
Health Paper No. 59, Volume 3. Rome.
346
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab C
Marka Molekular Sebagai Alat
Eksplorasi Keragaman Genetik
1 Pendahuluan
Marka DNA berguna baik untuk penelitian dasar Variasi genetik merupakan hal mendasar, dan
(misal analisis filogenetik dan mencari gen-gen setiap individu dari suatu spesies, pengecualian
bermanfaat) dan penelitian terapan (misal marka kembar monozigotik, memiliki suatu rangkaian
pembantu seleksi, uji paternitas dan food unik DNA. Variasi pada DNA merupakan mutasi
traceability). Bagian ini memfokuskan aplikasi sebagai hasil substitusi nukleotide tunggal
molekular genetik untuk karakterisasi keragaman (single nucleotide polymorphisms SNPs),
SDGT, dan dalam mencari varian fungsional dari insersi atau dilesi dari berbagai panjang
gen-gen relevan. Penting untuk dicatat bahwa potongan DNA (dari satu hingga beribu
RNA dan protein juga mengandung informasi nukleotide), atau duplikasi atau inversi dari
kunci, sehingga diperlukan studi secara potongan-potongan DNA. Variasi DNA
bersamaan; peran RNA dan protein dalam diklasifikasikan sebagai neutral jika tidak
mencari varian fungsional juga dieksplorasi berakibat pada perubahan sifat metabolis dan
dibawah ini. penotifik, sehingga tidak terkena seleksi positif,
Keragaman antara organisme adalah hasil dari negatif atau berimbang; jika terjadi kondisi
pengaruh variasi rantai DNA dan lingkungan.
Kotak 70
DNA, RNA dan protein
DNA (deoxyribonucleic acid) disusun pada kromosom rantai dari kompleks protein). Molekul mRNA dibaca dan
secara berpasangan, masing-masing diwariskan dari diterjemahkan menjadi tiga nukleotide (satu kodon) pada
setiap orangtua. Tiap gen dalam setiap individu, oleh satu waktu. Komplementari antara kodon mRNA dan
karenanya, memiliki dua kopi, disebut alel, satu pada
anti-kodon dari molekul RNA transfer (transfer
setiap kromosom pasangannya. Pada mamalia, gen
tersebar sepanjang kromosom, dipisahkan oleh susunan RNA/tRNA) yang membawa asam amino bersesuaian
DNA panjang berulang. Gen-gen dibentuk oleh sekuens kedalam ribosom menjamin polipeptide baru yang
pengkode (exon-exon) yang dipisahkan oleh intron-intron terbentuk berisi sekuens spesifik asam amino yang
Bagian intron tidak membawa informasi pengkode diperlukan.
protein, tetapi sering berperan pada regulasi dari ekspresi Telah ditemukan tidak semua gen diterjemahkan
gen. Instruksi yang dikodekan oleh gen dibawa kepada kedalam protein, beberapa mengekspresikan fungsinya
aksi melalui dua proses. Pertama, transkripsi informasi
sebagai molekul RNA seperti rRNA dan tRNA dalam
genetik kepada tipe lain dari asam nukleotide, dan RNA
(ribonucleic acid). Baik exon dan intron diterjemahkan proses editing mRNA dan dalam regulasi ekspresi gen
kedalam molekul RNA pembawa pesan pertama (a (Storz et al., 2005; Aravin dan Tuschl, 2005; Wienholds
primary messenger RNA/mRNA). Molekul ini kemudian dan Plasterk 2005). Lebih jauh, RNA wilayah non kode
diedit, proses yang melibatkan pemindahan intron, memegang peran kunci pada berbagai proses regulator
penggabungan exon secara bersama, dan penambahan (Bertone et al., 2004; Clop et al., 2006). Oleh karenanya,
ciri-ciri unik pada setiap ujung mRNA. Satu molekul tersedia tiga tipe molekul untuk pemeriksaan karakteristik
mRNA dewasa, oleh karenanya, diciptakan, dan dikirim
genetik pada tingkat selular, jaringan (tissu) dan
pada ribosom berlokasi dalam sitoplasma sel. Ribosom
dibuat dari ribosomal RNA (rRNA) dan protein, dan organisme; DNA yang berisi instruksi terkode; RNA yang
melibatkan bagian proses kedua translasi dari informasi mentransfer instruksi pada sel pabrik; dan protein-
genetik, sebelumnya dikopi terhadap mRNA, kedalam protein yang dibangun sesuai dengan instruksi, dan
polipeptida (keseluruhan protein atau suatu membuat berfungsinya sel dan organisma.
347
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 71 Kotak 72
Disiplin ilmu baru -omics Perkembangan biologi molekuler saat ini
Genomik memetakan gen-gen dan variasi genetik
Saat ini perkembangan revolusioner dari penelitian
antara individu atau grup. Genomik melibatkan
biologi molekuler yang relevan dengan pemuliaan ternak
wawasan translasi informasi genetik kepada fungsi
dan konservasi keanekaragaman genetik melibatkan:
metabolik dan sifat-sifat fenotipik. Genomik membuka
1. pengembangan keseluruhan rangkaian genome dari
selubung proses biologis dan interaksi-interaksinya
spesies-spesies ternak terpenting;
dengan faktor lingkungan. Genomik melibatkan
2. pengembangan teknologi untuk mengukur
kombinasi seperangkat teknologi tinggi, seperti
polimorfisme lokus yang disebarkan pada seluruh
proteomik dan metabolomik, denga teknik-teknik
genome (misal metode untuk mendeteksi SNPs); dan
bioinformatik yang memungkinkan pengolahan, analisis
3. pengembangan teknologi microarray untuk mengukur
dan integrasi data dalam jumlah besar.
transkripsi gen pada skala besar.
Informasi yang diperoleh melalui sekuensing
keseluruhan genome (diperoleh pada ayam dan hampir
sebaliknya, dinyatakan sebagai fungsional. lengkap pada babi dan sapi), diintegrasikan dengan
Mutasi pada nukelotida kunci dari rantai teknologi SNP, akan mempercepat pencarian gen-gen.
Pemetaan lokus sifat kuantitatif (quantitative trait loci
pengkode dapat merubah komposisi asam
/QTL) untuk identifikasi wilayah kromosom yang
amino suatu protein, dan membawa kepada mempengaruhi sifat target, kehadiran gen kandidat
varian dengan fungsi baru. Varian tersebut dapat yang dilokasikan dalam region yang sama, dan
meningkatkan atau menurunkan efisiensi pemeriksaan pola-pola ekspresi mereka (misal dengan
metabolisme dibandingkan tipe liar asal, bisa analisis microarray dan proteomik) dan fungsi-fungsinya
pada spesies, akan secara bersama berguna untuk
menghilangkan fungsionalitasnya secara
identifikasi gen-gen kunci dan membuka seluk beluk
sempurna, atau bahkan memperoleh suatu kompleksitas regulasi fisiologis dari sifat-sifat target.
fungsi baru. Mutasi dalam wilayah regulasi bisa _______
berpengaruh pada taraf dan pola ekspresi gen; Untuk diskusi lebih lanjut perkembangan bagian ini, lihat diskusi di
bawah
sebagai contoh, mengarahkan gen on/off atau
kurang/lebih mengekspresikan protein pada
jaringan spesifik untuk berbagai tahap
taraf kompleksitas lebih tinggi, sistem biologi
pengembangan atau fisiologis berbeda.
(Hood et al., 2004; Kotak 71).
Meskipun analisis tipe tunggal dari biomolekul
Pemeriksaan kompleksitas biologi adalah garis
secara ekstrem teruji berguna dalam memahami
depan baru yang memerlukan teknologi
fenomena biologis, pemeriksaan DNA, RNA dan
molekuler tinggi, kecepatan komputer dan
protein dalam skala besar secara bersamaan
memori tinggi, pendekatan-pendekatan baru
membuka perspektif baru dalam interpretasi dan
pada analisis data, dan integrasi keahlian secara
pemodelan kompleksitas organisme hidup. Telah
interdisiplin (Kotak 72).
menjadi kenyataan munculnya displin ilmu-ilmu
baru dengan akhiran omics. Dalam lingkup ini,
terdapat perkembangan persiapan, identifikasi
dan sekuensing DNA, RNA dan protein, dan
2 Peran teknologi molekular pada
dalam penyimpanan dan analisis data pada karakterisasi
skala besar, yang membawa pada suatu revolusi Informasi dari keanekaragaman genetik adalah
dari pemahaman kita Muncul suatu globalitas, esensial dalam mengoptimasi baik strategi
pandangan terintegrasi dari keseluruhan konservasi dan utilisasi dari SDGT.
perangkat molekul biologis yang dilibatkan dalam Sebagaimana sumberdaya konservasi terbatas,
proses biologi yang kompleks. Struktur dari seringkali diperlukan prioritasi. Alat-alat
genomic transcriptomics dan proteomics diikuti molekular baru menawarkan janji yang
dengan metabolomics, dan interactomics memungkinkan identifikasi gen-gen yang terlibat
diantara yang lainnya, dan masih pada suatu dalam sejumlah sifat, melibatkan sifat-sifat
348
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
349
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
digunakan diuraikan dalam Kotak 74, dan indeks fiksasi. Beberapa estimator dihitung untuk
sampling (aspek yang sangat penting dari studi nilai FST antara pasangan populasi (Weir dan
molekular) didiskusikan dalam Kotak 75. Cockerham, 1984) untuk menguji hipotesis nol
Polimorfisme protein adalah marka pertama dari kekurangan diferensiasi genetik antara
yang digunakan untuk studi genetik pada ternak. populasi dan, oleh karenanya, pembagian dari
Bagaimanapun, jumlah lokus polimorfik yang keragaman genetik (misal Mburu et al., 2003).
dapat diuji, dan tingkat polimorfisme yang Analisis hirarki dari varian molekular (analisis of
diamati pada lokus seringkali rendah, yang
sangat membatasi aplikasinya dalam studi Kotak 73
keragaman genetik. Dengan pengembangan Ekstraksi dan multiplikasi DNA dan RNA
teknologi-teknologi baru, polimorfisme DNA Langkah pertama pada analisis DNA, RNA dan protein
mejadi marka pilihan untuk variasi genetik adalah ekstraksi dan purifikasi dari spesimen biologis.
berdasarkan survei-survei molekular (Kotak 74). Beberapa protokol dan kit komersial tersedia. Strategi
yang diterapkan tergantung pada sumber material dan
molekul target. Sebagai contoh, ekstraksi DNA dari
3.1 Teknik penggunaan marka DNA untuk seluruh darah (whole blood) atau darah putih relatif
mengkaji keragaman genetik mudah, sedangkan ekstraksi dari makanan olahan lebih
Marka DNA inti sulit. Ekstaksi RNA dari jaringan pankreas sulit karena
degradasi post-mortem yang sangat cepat dari organ ini.
Sejumlah marka saat ini tersedia untuk
Pemurnian DNA, RNA dan protein merupakan faktor
mendeteksi polimorfisme dalam DNA inti. Dalam kunci yang terlupakan dalam mendapatkan hasil riil.
studi keragaman genetik, marka-marka yang Setelah isolasi DNA (atau RNA) dari sel, langkah
paling sering digunakan adalah mikrosatelit. selanjutnya mendapatkan ribuan atau miliaran kopi dari
gen tertentu atau potongan DNA. Multiplikasi fragmen
DNA dapat ditugaskan pada mikroorganisme, secara
Mikrosatelit
tipikal E. coli, atau dengan cara in vitro menggunakan
Saat ini, mikrosatelit (Kotak 74) adalah marka reaksi rantai polymere (polymerase chain reaction/PCR).
paling populer dalam studi karakterisasi genetik Teknik ini, dimana penemunya memperoleh
ternak (Sunnucks, 2001). Mikrosatelit memiliki Penghargaan Nobel, Cary Mullis, mengamplifikasi secara
laju mutasi yang tinggi dan kodominan alami eksponensial beberapa segmen DNA dari sekuens yang
diketahui. Komponen kunci dari reaksi PCR adalah
memungkinkan estimasi keragaman genetik
polimerase DNA diisolasi dari Thermus aquaticus, suatu
dalam dan antara breed, dan campuran genetik mikro-organisme yang diadaptasikan untuk hidup dan
antara breed-breed bahkan meskipun mereka bermultiplikasi pada temperatur sangat tinggi.
berkerabat sangat dekat. Thermostable Taq- polymerase ini (setelah Thermus
Terdapat beberapa kontraversi dalam aquaticus) memungkinkan realokasi rantai dalam siklus
dan memproduksi pertumbuhan geometrik dari jumlah
pemilihan model mutasi alel tak terbatas atau
kopi DNA target. Satu siklus PCR melibatkan tiga step: i)
model mutasi stepwise (Goldstein et al, 1995) denaturasi DNA pada suhu 900950C sehingga memisah
untuk analisis data mikrosatelit. Bagaimanapun, DNA menjadi dua benang untuk berfungsi sebagai suatu
studi simulasi menunjukan model mutasi alel tak tempelan; ii) annealing satu pasang benang tunggal
terbatas umumnya valid untuk pengkajian pendek dari komplementari oligonucleotide (primer)
terhadap wilayah target yang membingkai fragmen yang
keragaman dalam spesies (Takezaki and Nei,
diinginkan, pada 450650C; iii) ektensi atau pemanjangan
1996). benang-benang DNA sintesis baru yang disebabkan
Jumlah rataan alel (the mean number of primer dan difasilitasi oleh Taq-polymerase, pada 720C.
alleles/MNA) per populasi, dan heterozigositas Siklus ini dapat diulang, secara normal 25 sampai 45 kali,
teramati dan harapan (Ho and He), adalah sehingga amplifikasi memungkinkan menghasilkan cukup
amplikon (suatu fragmen dari gen atau DNA disintesis
parameter yang sangat umum pada pengkajian
menggunakan PCR) yang terdeteksi.
keragaman dalam breed. Parameter-parameter
paling sederhana untuk pengkajian keragaman
antara breed adalah diferensisasi genetik atau
350
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 74
Marka DNA yang umum dipakai
Polimorfisme panjang fragmen terbatas (Restriction memungkinkan perkembangan metode-metode murah
fragment length polymorphisms /RFLPs) diidentifikasi untuk assay dari SNP. FAO mempublikasi seperangkat
mengunakan enzim yang memotong DNA hanya pada lokus mikrosatelit yang direkomendasikan untuk
sisi potong yang sesuai (misal EcoRI memotong pada sisi digunakan pada studi keragaman bagi spesies ternak
yang terdefinisi oleh palindrome sequence GAATTC). besar sebagai dikembangkan Grup Advisory the ISAG
Pada saat ini, pemakaian paling sering dari RFLP FAO untuk Keragaman Genetik Hewan (lihat pustaka
diturunkan dari pemakaian PCR (PCRRFLP), untuk DAD-IS http://www.fao.org/dad-is/).
mendeteksi alel berbeda dalam sekuens pada satu sisi Minisatelit memiliki karakteristik sama dengan
restriksi tertentu. Satu potongan gen pertama mikrosatelit, tetapi perulangannya mulai dari sepuluh
diamplifikasi dengan PCR, kemudian diekspose terhadap sampai beberapa ratus panjang pasang basa. Mikro dan
satu enzim restriksi spesifik yang memotong hanya satu minisatelit diketahui juga sebagai polimorfisme VNTRs
bentuk alelik. Amplikon yang dipotong umumnya (Variable Number of Tandem Repeats).
diselesaikan dengan elekthrophoresis. Polimorfisme panjang fragmen teramplifikasi (Amplified
Mikrosatelit atau Perulangan Sekuen Sederhana fragment length polymorphisms/AFLPs) adalah teknik
(Simple Sequence Repeats / SSR) terdiri dari satu untai cetak jari DNA yang mendeteksi fragmen restriksi DNA
DNA dengan beberapa panjang nukleotide 2 sampai 6 dengan cara amplifikasi PCR.
pasang basa (pb) diulang beberapa kali secara acak STS (Sequence Tagged Site) adalah sekuens DNA
(misal CACACACACACACACA). Mereka tersebar dalam yang terjadi hanya dalam satu genom, pada suatu posisi
suatu genome ukariotik. Mikrosatelit relatif berukuran yang diketahui. Mereka tidak perlu polimorfik dan
kecil dan dapat, oleh karenanya, secara mudah digunakan untuk membangun map fisik.
diamplifikasi menggunakan PCR dari DNA yang SNPs adalah variasi pada nukleotide-nukleotide
diekstraksi dari berbagai variasi sumber seperti darah, tunggal yang tidak merubah panjang keseluruhan dari
rambut, kulit bahkan feses. Polimorfisme dapat sekuens DNA dalam region. Mereka tersedia sangat
divisualiasikan pada suatu gen pensekuens, dan banyak dan dihadirkan pada satu SNP dalam setiap 1000
ketersediaan sekuens DNA automatik memungkinkan pb dalam genome manusia (Sachinandam et al., 2001).
analisis sejumlah besar sampel (Goldstein and Kebanyakan SNPs dilokasikan pada region bukan
Schlterer, 1999; Jarne dan Lagoda, 1996). Mikrosatelit pengkode, dan tidak berpengaruh langsung pada fenotipe
sangat variatif, yang sering memperlihatkan sepuluh alel individu. Bagaimanapun, beberapa mengenalkan mutasi
atau lokus berbeda dalam jumlah perulangan dari yang dalam sekuens atau region yang mempengaruhi ekspresi
lainnya. Mikrosatelit masih merupakan marka pilihan gen (promoter, enhancer), dan bisa menyebabkan
untuk studi keragaman sebagai halnya untuk analisis perubahan-perubahan pada struktur atau regulasi protein.
tetua dan pemetaan lokus sifat kuantitatif (Quantitative SNP ini memiliki potensi untuk mendeteksi variasi genetik
Trait Loci / QTL). Meskipun di masa mendatang fungsional.
351
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
352
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
digunakan oleh the European Union (EU) yang diperoleh dari satu panel standar dari lokus
Econogene project telah disebarkan pada projek 30 mikrosatelit. Bagaimanapun, perubahan
berskala besar lain di Asia dan Afrika, dan dapat menerus pada teknologi molekular meningkatkan
dipesan melalui the Econogene Website automasi dan penurunan biaya dari pentipean
(http://www.econogene.eu). SNP. Hal ini agaknya, dalam waktu dekat ini,
Terdapat hanya beberapa contoh dari analisis memungkinkan analisis paralel dalam jumlah
berskala besar pada keragaman genetik besar marka-marka dengan biaya murah.
spesies-spesies ternak. Hillel et al., (2003) dan Dengan perspektif ini, sedang berjalan projek-
SanCristobal et al., (2006a) memeriksa, masing- projek dalam skala besar pada beberapa spesies
masing, keragaman ayam dan babi sepanjang ternak untuk mengidentifikasi jutaan (misal Wong
Eropa; Hanotte et al., (2002) memperoleh data et al., 2004) dan validasi beberapa ribu SNP,
sapi pada skala hampir seluruh wilayah Afrika; dan identifikasi blok haplotipe dalam genome.
Tapio et al., (2005) mengkaji keragaman domba Seperti halnya informasi sekuens, SNP
pada suatu skala regional yang besar di negara- memungkinkan pembandingan langsung dan
negara Eropa Utara; dan Caon et al., (2006) penggabungan analisis dari eksperimen-
mempelajari keragaman kambing di Eropa dan eskperimen berbeda.
Timur jauh dan Timur Tengah. Bagaimanapun, SNP nampaknya menjadi marka yang muncul
pada banyak spesies, kajian komprehensif masih untuk mengaplikasikan studi keragaman genetik
kurang. Koordinasi erat yang sedang berjalan ke depan karena mudah digunakan dalam
antara projek dengan skala besar menjanjikan mengkaji baik variasi fungsional atau neutral.
penyampaian estimasi keragaman genetik dunia Bagaimanapun, tahap awal dari penemuan SNP
dalam waktu dekat di masa mendatang untuk atau seleksi SNP dari data dasar menjadi hal
beberapa spesies seperti domba dan kambing. kritis. SNP dapat diturunkan melalui berbagai
Dimasa mendatang, metode-metode baru untuk protokol percobaan, seperti sekuensing,
analisis data terus dikembangkan yang polimorfisme konformasional benang tunggal
memungkinkan meta-analisis dari perangkat (single-stranded conformational polymorphism /
data yang hanya mempunyai beberapa breed SSCP) atau denaturasi high-performance liquid
dan tidak, atau hanya beberapa, marka bersama chromatography (DHPLC), atau in silico,
(Freeman et al., 2006). Perspektif global pada penandaan dan pembandingan sekuens ganda
keragaman ternak ini akan secara ekstrim dari region yang sama dari genome publik dan
bernilai untuk merekonstruksi asal usul dan data dasar sekeuns terekspresi (expressed
sejarah populasi hewan domestik dan, secara sequence/EST). Ketika data tidak bisa
tidak langsung, dari populasi manusia. Ia juga didapatkan secara acak, estimator standar dari
memungkinkan untuk menandai hotspot lokal parameter genetik populasi tidak bisa
dan regional dari keragaman genetik yang bisa diaplikasikan. Satu contoh sering adalah ketika
ditargetkan dengan upaya-upaya konservasi. SNP awalnya diidentifikasi dari satu sampel kecil
(panel) dari individu-ndividu kemudian dityping
SNPs dalam satu sampel besar dari kromosom.
SNPs (Kotak 74) digunakan sebagai satu Dengan pengambilan sampling secara disukai
alternatif mikrosatelit dalam studi keragaman dari SNP pada frekuensi intermediate, protokol
genetik. Beberapa teknologi tersedia untuk seperti ini akan membiaskan distribusi frekuensi
mendeteksi dan mentipe marka SNP (lihat alelik jika dibandingkan terhadap harapan pada
Syvnen, 2001, untuk kajian lebih jauh). Untuk satu sampel acak. SNP untuk analisis genetik
menjadi marka bialelik, SNP memiliki isi populasi dalam masa mendatang memang
informasi rendah, dan jumlah besar perlu menjanjikan, bagaimanapun, metode-metode
dipergunakan untuk memperoleh taraf informasi statistik yang dapat secara eksplisit
353
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
memperhitungkan setiap metode penemuan Sebagai misal, asal usul Timur Tengah dari sapi
SNP perlu dikembangkan (Nielsen dan Eropa modern saat ini diperlihatkan Troy et al.
Signorovitch, 2003; Clark et al., 2005). (2001). Studi identifikasi empat turunan maternal
dari Bos taurus dan juga menunjukkan
AFLPs kehilangan variabilitas genetik bovine selama
AFLP adalah marka bialelik dominan (Vos et al., migrasi Neolithic manusia diluar bulan sabit
1995). Variasi-variasi pada banyak lokus dapat subur (the fertile crescent). Dalam cara yang
disusun secara simultan untuk mendeteksi sama, pada kambing asal usul maternal ganda
variasi nukleotide tunggal dari region genomik dengan tiga turunan mtDNA sangat ditandai
yang tidak diketahui, yang mana satu mutasi (Luikart et al., 2001), dengan bulan sabit subur
tertentu mungkin dihadirkan secara sering dalam Asia sebagai kemungkinan pusat asal usul.
gen-gen fungsional bukan penentu. Belakangan ini, sepertiga turunan mtDNA
Bagaimanapun, satu kerugian adalah mereka ditemukan pada domba China asal Guo et al.,
menunjukkan suatu model dominan dari 2005), seperemapat pada kambing asal China
pewarisan; ini menurunkan kekuatannya pada (Chen et al., 2005), dan seperlima pada sapi
analisis genetik populasi dari keragaman dan Cina (Lai et al., 2006). Pada ayam Asia,
inbreeding dalam breed. Meskipun demikian, sembilan perbedaan mtDNA clade sudah
profil AFLP memiliki informatif tinggi dalam ditemukan (Liu et al., 2006), mengingatkan asal
pengkajian hubungan antara breed-breed usul ganda di Selatan dan Tenggara Asia.
(Ajmone-Marsan et al., 2002; Negrini et al., Semua hasil ini menunjukkan bahwa
2006; De Marchi et al., 2006; SanCristobal et al., pengetahuan saat ini tentang domestikasi dan
2006b) dan spesies terkait (Buntjer et al., 2002). keragaman genetik ternak masih jauh dari
lengkap. Untuk diskusi lebih lanjut pada asal usul
Marka DNA Mitokondria spesies ternak domestik lihat Bagian 1 Bab A.
Polimorfisme mitokondria DNA (mtDNA) secara
ekstensif digunakan dalam analisis filogenetik 3.2 Penggunaan marka untuk mengestimasi
dan keragaman genetik. mtDNA halotipe yang ukuran populasi efektif
dibawa mitokondria dalam sitoplasma sel, Hill (1981) mengingatkan penggunaan
memiliki suatu model pewarisan maternal keseimbangan fase gametik dari polimorfisme
(individu-individu mendapat warisan mtDNA dari DNA untuk mengestimasi ukuran populasi
induk mereka dan tidak dari pihak bapak) dan efektip (Ne). Estimasi ini berdasarkan pada
suatu laju mutasi yang tinggi; mtDNA tidak genotipe atau marka terkait (mikrosatelite atau
berekombinan. Karakteristik ini memungkinkan SNP). Korelasi harapan dari frekuensi alel pada
para biologis merekonstruksi hubungan evolusi lokus terkait adalah suatu fungsi dari Ne dan laju
antara dan dalam spesies dengan mengkaji pola rekombinasi. Ne dapat, oleh karenanya,
mutasi dalam mtDNA. Marka mtDNA dapat pula diestimasi dari ketidak seimbangan teramati.
menghadirkan suatu cara cepat untuk Hayes et al., (2003) mengingatkan suatu
mendeteksi hybridsasi antara spesies atau pendekatan sama berdasarkan pada
subspesies ternak (misal Nijman et al., 2003). homozigositas segmen kromosom, yang,
Polimorfisme dalam sekeuns region sangat tambahan, memiliki potensi mengestimasi Ne
variabel dari D-loop atau region kontrol dari untuk generasi-generasi lebih awal, dan oleh
mtDNA berkontribusi sangat besar pada karenanya memungkinkan penilaian apakah
identifikasi silsilah dari spesies domestik, suatu keberadaan populasi meningkat atau
pengembangan pola geografis dari keragaman menurun ukurannya di masa lalu. Studi
genetik, dan pemahaman domestikasi ternak menunjukkan, dengan seperangkat data contoh,
(lihat Bruford et al., 2003, pada satu kajian). bahwa breed sapi Friesian-Holstein mengalami
354
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
355
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
ketahanan terhadap kolonisasi dan eksresi kita masih mengabaikan tentang kemungkinan
Salmonella (Tilquin et al., 2005), dan kepekaan fungsi dari majoritas gen-gen yang teridentifikasi
terhadap berkembangnya syndrom hypertensi oleh genom dan sekuensing cDNA
pulmonary (Rabie et al., 2005); dan pada sapi (complementary DNA). Hal ini yang
trypanotoleransi (Hanotte et al., 2002). menyebabkan mengapa pemeriksaan pola
Fase pemetaan QTL umum diikuti dengan ekspresi gen dapat melibatkan informasi
perbaikan posisi map dari QTL (QTL fine berguna, dalam kombinasi dengan pendekatan
mapping). Untuk menyelesaikan tugas ini, posisional sebagai diuraikan sebelumnya, untuk
marka-marka tambahan, dan diatas semua mengidentifikasi gen-gen kandidat pada sifat-
kejadian-kejadian rekombiansi tambahan dalam sifat kompleks. Kombinasi pendekatan ini
area target, dianalisis. Suatu pendekatan cerdik dinyatakan sebagai genomik genetika (genetical
belakangan ini dirancang dan diaplikasikan untuk genomics) (Haley and de Koning, 2006).
pemetaan halus dari satu region kromosom pada Perkembangan baru dalam pemeriksaan pola
BTA14 yang membawa QTL signifikan untuk ekspresi gen diuraikan pada seksi berikutnya.
sifat persentase lemak susu dan sifat lainnya Pendekatan-pendekatan alternatif saat ini
(Farnir et al., 2002). Pendekatan ini diperiksa untuk mendeteksi gen-gen adaptif
mengeksploitasi rekombinasi historis dari menggunakan marka genetik (Kotak 77). Mereka
generasi sebelumnya untuk membatasi posisi sekarang pada tahap percobaan, dan hanya
map sampai satu region relatif kecil 3.8 cM penelitian lanjutan bisa memungkinkan evaluasi
(centimorgan), satu ukuran yang memungkinkan dari kemanjurannya.
pengklonan posisional dari gene (DGAT1) Target pilihan dari pemetaan QTL adalah
(Grisart et al., 2002). untuk mengidentifikasi QTG, dan bahkan QTN.
Mengikuti pemetaan halus, gen-gen yang Meskipun hanya sejumlah kecil contoh sampai
menentukan sifat performans dapat ditemukan saat ini pada untuk ternak, hal ini merupakan
antara gen yang dilokasikan dalam region bentuk mutasi yang dapat memberi pengaruh
teridentifikasi. Gen-gen kandidat ditemukan langsung pada perkawinan terbantukan marka
dalam spesies yang sama (misal ketika map (marker assisted breeding) dan pada pembuatan
ESP kaya tersedia atau ketika genome secara keputusan konservasi. Model konservasi
penuh disekuens) atau dalam region orthologous mempertimbangkan sifat-sifat fungsional dan
dari suatu organisme model yang mana mutasi perlu dikembangkan, sebagaimana
informasi lengkap genom tersedia. peningkatan jumlah dari QTG dan QTN tidak
Kadang-kadang, informasi kunci pada gen tercakup dalam waktu dekat.
fungsi datang dari sumber yang tidak
diharapkan. Hal ini menjadi kasus pada gen Pemeriksaan pola-pola ekspresi gen
myostatin, yang fungsinya pertama ditemukan Pada masa lalu, ekspresi dari sifat-sifat spesifik,
pada tikus dan ditemukan dilokasikan pada sapi seperti adaptasi dan resistensi, hanya dapat
dalam region kromosomal dimana gen otot diukur pada tingkat fenotipik. Sekarang ini,
ganda (double-muscling gene) sebelumnya transcriptome (perangkat semua transkrip dalam
dipetakan (McPherron and Lee, 1997). sel atau jaringan), dan proteome (perangkat
Jelaslah bahwa identifikasi gen bersesuaian semua protein) dapat secara langsung diperiksa
(quantitative trait genes QTG) dan mutasi dengan teknik tingkat tinggi, seperti tampilan
fungsional (QTN) dari sifat kompleks adalah differensial (differential display/DD) (Liang and
tugas mendasar, dan beberapa pendekatan Pardee, 1992), cDNAAFLP (Bachem et al.,
diperlukan untuk menurunkan jumlah gen 1996), analisis serial dari ekspresi gen (serial
kandidat posisional. Informasi dari fungsi gen analysis or gene expression /SAGE) (Velculescu
dalam hal ini menjadi mendasar. Bagaimanapun, et al., 1995; 2000), mass spectrometry, protein
356
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 77
Pendekatan genomik populasi
Suatu pendekatan alternatif untuk mengidentifikasi region lingkungan ekstrim, resistensi penyakit, dll. Beberapa
genome pembawa gen-gen bersesuaian belakangan ini dari sifat ini, yang sangat penting untuk keberlanjutan dari
sudah diusulkan. Hal ini terdiri dari deteksi tanda-tanda pemuliaan hewan, sulit atau tidak mungkin untuk
seleksi melalui suatu pendekatan genomik populasi pemeriksaan dengan pemetaan QTL klasik atau
(Black et al., 2001; Luikart et al., 2003). Tiga prinsip pendekatan studi asosiasi. Potensi genomik populasi
utama dari pendekatan genomik populasi terhadap belakangan ini diperiksa dari suatu titik pandang teori
pemetaan QTL adalah: (Beaumont dan Balding, 2004; Bamshad dan Wooding,
1. lokus neutral sepanjang genome akan secara sama 2003), dan melalui kerja eksperimen dengan tipe-tipe
dipengaruhi oleh hanyutan genetik, demografi, dan marka berbeda dalam populasi neutral (AFLPs: Campbell
sejarah evolusionari dari populasi; dan Bernatchez, 2004; mikrosatelit: Kayser et al., 2003;
2. lokus dibawah seleksi akan sering bertindak SNPs: Akey et al., 2002). Pendekatan belakangan ini
berbeda dan, oleh karenanya, menunjukkan pola- diterapkan dalam projek Econogene
pola pencilan dari variasi, kehilangan keragaman (http://lasig.epfl.ch/projets/econogene). Pasa analisis
(meningkat keragaman jika lokus berada pada suatu pendahuluan, tiga SNP dalam gen MYH1 (myosin 1),
seleksi berimbang) keterkaitan tidak berimbang, dan MEG3 (callypige), dan CTSB (cathepsin B) pada domba
ditingkatkan/diturunkan indeks Gst/Fst; dan menunjukkan signifikansi perilaku pencilan (Pariset et al.,
3. melalui pengaruh ikutan, seleksi juga mempengaruhi 2006).
marka terkait, yang memungkinkan deteksi dari Dalam projek yang sama, suatu pendekatan novel
suatu tanda seleksi (pengaruh pencilan), yang berdasarkan pada Metode Analisis Permukaan (Spatial
sering dapat dideteksi melalui genotyping sejumlah Analysis Method / SAM) telah dirancang untuk
besar marka sepanjang satu kromosom dan mendeteksi tanda-tanda seleksi alam dalam genom
identikasi kluster pencilan. Pendekatan ini hewan domestik dan liar (Joost, 2006). Hasil
menggunakan data fenotipik pada taraf breed (atau pendahuluan yang diperoleh denga metode ini
subpopulasi dalam breed) daripada pada taraf bersesuaian dengan yang diperoleh dalam aplikasi model
individu, dan oleh karenanya kelengkapan baik teoritikal dari genetika populasi, seperti yang
pedekatan pemetaan QTL klasik untuk silsilah. dikembangkan oleh Beaumont dan Balding (2004). SAM
Pendekatan genomik populasi dapat juga lebih maju jika dibandingkan terhadap pendekatan-
mengidentifikasi gen-gen yang dikenakan pada tekanan pendekatan klasik, sebagaimana ia dirancang untuk
seleksi tinggi dan bahkan ditetapkan dalam breed dan identifikasi parameter-parameter lingkungan yang
sebagian, gen-gen dilibatkan dalam adaptasi terhadap dihubungkan dengan marka terseleksi.
dan DNA microarrays. Teknik-teknik ini teknik-teknik ini diparalelkan saat ini dengan
menghadirkan suatu pemecahan analisis RNA kesukaran dan biaya yang dilibatkan dalam
dan protein, yang memungkinkan analisis paralel penerapan mereka dan penganalisaan data yang
dari semua gen virtual diekspresikan pada suatu dihasilkan. Isolasi sampel sel homogen adalah
jaringan dalam suatu waktu tertentu. Oleh lebih sulit, dan suatu persyaratan penting pada
karenanya, teknik-teknik menyumbang pada banyak studi tampilan ekspresi gen. Jumlah
pengkodean jaringan kerja yang mengatur sifat- besar dari hasil-hasil assay paralel dengan biaya
sifat kompleks. rendah per assay, tetapi dengan biaya tinggi per
Teknologi - Omics sering dibandingkan untuk eksperimen. Peralatan mahal, dan keahlian
menghidupkan cahaya didepan Michelangelo teknis tinggi diperlukan dalam semua fase
fresco daripada sekedar hanya menggunakan eksperimen Ini menjadi tambahan terhadap
obor yang memungkinkan suatu pandangan dari kesulitan umum dalam analisis RNA
bagian-bagian dari keseluruhan. Pandangan dibandingkan DNA. RNA sangat sensitif
keseluruhan memungkinkan pengartian dari terhadap degradasi, dan perhatian khusus perlu
representasi untuk dimengerti dan menjadi indah dilakukan ketika mengekstraksinya dari jaringan
untuk dihargai. Dalam realita, kekuatan dari yang memiliki aktivitabilitas metabolisme sangat
357
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
aktif. Tambahan, sampel konservasi dan dalam lingkungan berubah. Teknologi microarray
manipulasi adalah faktor kunci sukses dalam dapat juga melibatkan suatu pemahaman dari
eksperimen analisis RNA. Aplikasi nanoteknologi pola temporer dan bagian dari ekspresi gen
pada analisis molekul biologi terbuka sampai dalam merespon sejumlah kisaran faktor pada
pada perspektif sangat menjanjikan untuk kondisi organisme diekspose.
menyelesaikan masalah ini (Sauer et al., 2005). Jumlah volume sangat kecil dari cairan DNA
Penanganan data selanjutnya menjadi dicetak dalam suatu slide yang dibuat dari materi
masalah. Perangkat data molekuler seperti tidak berlubang seperti glas, poros yang
riwayat ekspresi gen dapat diproduksi dalam menghasilkan noda dengan kisaran diameter
waktu relatif singkat. Bagaimanapun, dari 100 sampai 150 m in diameter. Saat ini
standarisasi data antara laboratorium diperlukan sekitar 50.000 komplementari DNA
untuk konsistensi analisis dari perangkat data (complementary DNAs/cDNAs) bisa secara
biologis berbeda. Kesepakatan terhadap robotik diberi noda pada slide mikroskop. DNA
standarisasi, sebaik kreasi dari data dasar yang microarrays berisi beberapa ratus gene yang
terinterkoneksi, adalah esensial untuk analisis diketahui, dan beberapa ribu gen tidak diketahui.
efisien dari jaringan kerja molekular. Microarray dinodai dengan fragmen cDNA atau
oligonukleotide prefabrikasi. Pilihan belakangan
Transcript profiling memiliki keuntungan dengan spesifisitas dan
Seksi ini secara jelas menguraikan teknik SAGE reproduksibilitas lebih tinggi, tetapi dapat
dan microarray. Uraian dari teknik-teknik lain dirancang hanya ketika sekuens diketahui.
dapat ditemukan dalam sejumlah kajian Penggunaan microarray berdasarkan pada
belakangan ini (misal Donson et al., 2002). prinsip hybridization, misal eksposure dua
SAGE menurunkan riwayat ekspresi lengkap dari benang tunggal DNA, atau hanya satu DNA dan
jaringan atau line sel. Ia melibatkan konstruksi satu RNA, bersekuen satu sama lain, diikuti
dari pustaka mRNA total yang memungkinkan dengan pengukuran jumlah molekul berbenang
suatu analisis kuantitaif dari keseluruhan ganda yang terbentuk. Ekspresi dari mRNA
trasnksrip dieskpresikan atau tidak diaktifkan dapat diukur secara kuantitatif. Ia menunjukkan
pada langkah-langkah tertentu dari suatu aktivitas gen-gen dalam suatu jaringan, dan
aktiviasi selular. Ia didasarkan pada tiga prinsip: biasanya secara langsung berhubungan dengan
(i) tag sekuens pendek (914 bp) didapatkan dari produksi protein yang diinduksi oleh mRNA.
region terdefinisi dalam setiap transkrip mRNA Profiling ekspresi gen menyumbang pada
berisi informasi memadai untuk identifikasi pemahaman mekanisme biologi, dan oleh
secara unik satu transkrip spesifik; (ii) tag-tag karenanya memfasilitasi identifikasi dari gen-gen
skuense yang dikaitkan bersama untuk kandidat. Gen pool sebagai dilibatkan dalam
membentuk molekul DNA panjang ekspresi trypanotolerance pada sapi, misalnya,
(concatemers) yang dapat diklon dan disekuens sudah dikarakterisasi menggunakan SAGE
sekuensing klon concatemer yang (Berthier et al., 2003), dan dengan analisis
menghasilkan identifikasi cepat dari sejumlah tag microarray cDNA (Hill et al., 2005). Pemeriksaan
individual; dan (iii) taraf ekspresi dari transkrip bersamaan ekspresi dari beberapa gen
dikuantifikasi oleh jumlah waktu dari satu tag memungkinkan identifikasi dari gen masre yang
tertentu diamati. bertanggung jawab untuk sifat-sifat fenotipik
Microarrays dapat digunakan untuk yang tidak terdeteksi dengan analisis ekspresi
membandingkan, dalam satu eksperimen diferensial. Gen-gen master ini bisa, misalnya,
tunggal, taraf ekpresi mRNA dari beberapa ribu memiliki alel-alel berbeda semuanya
gen antara dua sistem biologis, sebagai contoh, diekspresikan pada tingkat yang sama, yang
antara hewan dalam satu lingkungan normal dan mempromosikan ekspresi gen hilir dengan
358
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
efisiensi berbeda. Dalam masalah ini, gen dalam sel, mengkarakterisasi modifikasi-
master dapat dilihat baik dengan eksploitasi modifikasi post-translational dan menentukan
pengetahuan sekarang dari jalur metabolik, atau limpahan protein (Zhu et al., 2003). Gel
via ekspresi pendekatan QTL (eQTL) (Lan et al., elektrophoresis dua dimensi menjadi unik
2006). Dalam pendekatan ini, taraf ekspresi dari sehubungan dengan jumlah besar protein
gen hilir diukur dalam suatu populasi yang (>10.000) yang dapat dipisah atau divisualisasi
bersegregasi. Jumlah transkrip dari setiap gen pada suatu percobaan tunggal. Spot protein
diperlakukan sebagai suatu sifat fenotipik, dan dipotong dari gel, diikuti dengan pemotongan
QTL yang mempengaruhi ekspresi gen dapat proteolitik, dan protein-protein kemudian
dilihat dengan menggunakan metodologi- diidentifikasi menggunakan spektophometri
metodologi sebagai diuraikan diatas. Disini massa (Aebersold and Mann, 2003).
berharga untuk mencatat bahwa analisis data Bagaimanapun, standarisasi dan automasi dari
untuk deteksi QTL masih cukup sulit untuk gel elektrophoretik dua dimensi terbukti sulit, dan
dikuasai. Disini juga benar bahwa traksrip teknik- penggunaan pola protein yang dihasilkan
teknik profiling disebabkan terjadi beberapa sebagai map referensi proteomil hanya akan
kesalahan signal. sukses dalam beberapa kasus. Suatu teknik
komplementari, kromotografi cair, lebih mudah
Protein profiling untuk mengotomatiskan, dan dapat secara
Studi sistematik dari struktur protein, modifikasi- langsung digandakan terhadap spektrometri.
modifikasi post translasional, profile protein, Metode proteomik berdasarkan afinitas yang
proteinprotein, asam nukleotida protein, dan mendasarkan pada microarrays adalah suatu
ekspresi permukaan dan temporer protein dalam pendekatan alternatif untuk profiling protein
sel-sel eukaryotik, adalah penting dalam (Lueking et al., 2003), dan dapat juga digunakan
memahami fenomena kompleks biologi. Protein untuk mendetaksi interaksi-protein-protein.
esensial untuk struktur dan fungsi dari sel Informasi ini esensial untuk modeling algoritmik
organisme hidup. dari jalur biologi. Bagaimanapun, spesifitas
Struktur dari suatu protein dapat ditampakkan ikatan menghasilkan masalah dalam aplikasi
dengan difraksi sinar X atau dengan microarray protein, karena reaktivitas silang tidak
spektroskopi resonansi magnetik inti. IB yang dapat diprediksi secara akurat. Terdapat
pertama memerlukan sejumlah besar protein pendekatan-pendekatan alternatif untuk
ktristal, dan hal ini sering terbatas. Dalam upaya mendeteksi interaksi proteinprotein seperti dua
memahami fungsi protein dan interaksi dari sistem hybrid (Fields and Song, 1989).
protein-protein pada taraf molekul, disini akan Bagaimanapun, tidak satupun dari metode yang
berguna untuk menentukan struktur dari semua dipergunakan saat ini memungkinkan deteksi
protein dalam suatu sel atau organisme. Pada kuantitatif dari ikatan protein, dan ini
saat ini, bagaimanapun, hal ini belum menghasilkan ketidakjelasan pada tingkat mana
didapatkan. Secara menarik, jumlah dari varian interaksi teramati nampaknya menghadirkan
protein berbeda muncul dari sintesis protein interaksi protein-protein secara fiisiologis.
(pemotongan alternatif dan /atau modifikasi post- Metode berdasarkan array telah pula
translational) secara signifikan lebih besar dikembangkan untuk mendeteksi interaksi DNA
daripada jumlah gen-gen dalam suatu genom. protein dan interaksi in vitro dan in vivo (kajian
Mass spectrometry (suatu teknik analisis untuk misal pada Sauer et al., 2005), dan
determiansi massa molekuler) dikombinasikan mengidentifikasi ikatan protein yang tidak
dengan teknik-teknik pemisahan kromatografik diketahui pada sekuen regulatori gen.
atau elekthroporetik) saat ini menjadi metode Microarray DNA dikerjakan secara efektip untuk
pilihan untuk identifikasi protein endogenous skrening ekstrak inti dari kompleks ikatan-DNA,
359
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
360
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
menyeluruh dari spesies-spesies relevan belum adalah bebarapa diantara sifat yang memiliki
dilakukan. Dengan demikian, menjadi prioritas tinggi. Sejumlah strategi dan teknologi-
kepentingan srategis untuk mengembangkan telnologi tinggi omik dipakai untuk
metoda-metoda untuk mengkombinasikan apa mengakhirinya. Identifikasi QTL menawarkan
yang sudah ada, perangkat data yang sebagian kesempatan dan peluang baru untuk manajemen
tumpang tindih, dan untuk menjamin SDGT. Informasi terhadap komplemen
pengawasan sampel-sampel dan marka-marka keragaman adaptif pada keragaman fenotipik
standar untuk penggunaan masa mendatang dan genetik neutral, dan dapat diintegrasikan
sebagai referensi dunia. Suatu jaringan kerja kedalam manajemen SDGT dan alat pengambil
yang memfasilitas pengkoleksian sampel dari keputusan konservasi. Identifikasi alel-alel unik
plasma benih autochthonous, akan menjadi atau kombinasi-kombiansi alel untuk sifat adaptif
tersedia untuk komunitas ilmiah dibawah regulasi dalam populasi spesifik bisa memberi tekanan
bersesuaian, akan memfasilitasi implemantasi justifikasi konservasi mereka dan penggunaan
dari suatu survey global. target. Seleksi terbantukan gen (gene assisted
Teknologi-teknologi marka berevolusi, dan selection) juga potensial untuk menurunkan gap
nampaknya mikrosattelit akan secara meningkat efisiensi seleksi yang ada antara populasi besar
dilengkapi dengan SNPs. Marka-marka ini yang dipelihara dalam sistem produksi industrial,
sangat menjanjikan karena jumlahnya yang dan populasi lokal yang kecil, dimana sistem
besar dalam genome, dan kesesuainnya untuk evaluasi genetik dan skema perkawinan tidak
automasi dalam produksi dan skoring. bisa secara efektip diterapkan. Seleksi
Bagaimanapun, efisensi dari SNPs untuk terbantukan marka dan gen, bisa, bagaimana,
pemeriksaan keragaman spesies hewan tidak slealu menghadirkan solusi terbaik. Opsi-
memerlukan eskplorasi menyeluruh. Subjek opsi ini perlu dievaluasi dan dioptimasi pada
seyogyanya didekati dengan detasemen kritikal dasarnya secara kasus per kasus,
yang mencukupi untuk menghindarkan hasil memperhitungkan pengaruh jangka pendek dan
berbias. panjang pada struktur populasi dan laju
Metoda-metoda dari analisis data juga inbreeding, dan biaya dan keuntungan dalam
berevolusi. Metoda-metoda baru memungkinkan batasan lingkungan dan sosio-ekonomik-
studi keragaman tanpa suatu asumsi khususnya dampak terhadap kesejahteraan
pendahuluan mempertimbangkan struktur dari masyarakat.
populasi yang diperiksa; eksplorasi diveristas Sebagai dalam kasus adanya teknologi-
untuk identifikasi gen-gen adaptif (misal teknologi lebih berkembang lainnya. Sangatlah
menggunakan genomik populasi, lihat Kotak 77); diharapkan bahwa keuntungan dari
dan integrasi informasi dari sumber-sumber perkembangan ilmiah dalam bidang karakterisasi
berbeda, melibatkan sosio-ekonomik dan molekular dimanfaatkan bersama secara global,
parameter lingkungan, untuk menetapkan sehingga memberi sumbangan pada suatu
prioritas konservasi (lihat Bab F). Adopsi dari pemahan berkembang, utilisai dan konservasi
suatu strategi sampling yang benar dan koleksi dari SDGT dunia untuk kebutuhan generasi saat
sistematik dari data fenotipik dan lingkungan, ini dan mendatang.
memerlukan persyaratan-persyaratan kunci
untuk eksploitasi potensi penuh dari teknologi-
teknologi dan pendekatan-pendekatan baru.
Dalam tambahan terhadap variasi neutral,
penelitian secara aktif mencari gen yang
mempengaruhi sifat-sifat kunci. Resistansi
penyakit, efisiensi produksi, dan kualitas produk
361
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 79
Kosa kata: marka molekular
Untuk tujuan seksi ini digunakan definisi berikut: mengidentifikasi semua sisi polimorfik dari lainnya pada
Gen kandidat: sejumlah gen yang memungkinkan wilayah ini. Informasi tersebut sangat bernilai untuk
penyebab perbedaan pada karakteristik observasi dari pemeriksaan genetik pada sifat-sifat kompleks.
suatu hewan (misal pada resistensi penyakit, produksi Linkage: Hubungan gen-gen dan/atau marka-marka yang
protein susu atau pertumbuhan). Gen tersebut bisa terletak dekat satu sama lain pada suatu kromosom. Gen
menjadi kandidat karena dilokasikan pada suatu dan marka terangkai cenderung untuk diwariskan
kromosom tertentu yang diduga dilibatkan dalam bersama.
mengontrol sifat, atau produk proteinnya bisa Linkage disequilibrium (LD): adalah suatu batasan yang
mengingatkan bahwa ia terlibat mengkontrol sifat (misal digunakan dalam studi genetika populasi untuk hubungan
gen-gen protein susu dalam produksi protein susu). tidak acak dari alel pada dua atau lebih lokus. Ia tidak
DNA: informasi genetik dalam suatu genom dikodekan sama dengan terkait, yang meggambarkan asosisasi dua
dalam deoxyribonucleic acid (DNA), yang disimpan dalam atau lebih lokus pada satu kromosom dengan rekombinasi
inti sel. DNA memiliki dua benang disusun dalam helix terbatas antara mereka. LD menguraikan suatu situasi
ganda, yang dibuat dari suatu gula (deoxiribose), dimana beberapa kombinasi dari alel atau marka genetik
phosphate, dan empat basa kimia - nukleotid: adenine terjadi lebih atau kurang sering dalam suatu populasi yang
(A), guanine (G), cytosine (C) dan thymine (T). Satu A dapat diharapkan dari suatu formasi acak haplotipe dari
dalam satu benang selalu berpasangan dengan satu T alel-alel berdasarkan frekuensi mereka. Keterkaitan tidak
pada benang lainnya melalui dua ikatan hidrogen, ketika seimbang (LD) disebabkan oleh interaksi ketegaran antara
satu C selalu berpasangan dengan G melalui tiga ikatan gen-gen atau seperti halnya proses non-adaptif sebagai
hidrogen. Dua benang, oleh karenanya, melengkapi satu struktur populasi, inbreeding, dan pengaruh stochastik.
sama lain. Dalam genetika populasi, linkage disequilibrium
Complementary DNA (cDNA): sekuens DNA diturunkan dinyatakan untuk mengkarakterisasi distribusi haplotipe
dari transkripsi terbalik dari sekuens mRNA. Tipe DNA ini pada dua atau lebih lokus.
melibatkan exon dan region tidak diterjemahkan pada Microarray technology: satu cara baru untuk
ujung 5 dan 3 dari gen-gen, tetapi tidak melibatkan DNA mempelajari bagaimana sejumlah besar gen berinteraksi
intron. satu dengan lainnya dan bagaimana cara keja jaringan sel
Marka genetik: suatu polimorfisme DNA yang secara mengkontrol dengan cepat energi (baterai) dari gen-gen
mudah dapat dideteksi dengan analisis molekuler atau secara bersamaa. Metode menggunakan suatu robot
fenotipik. Marka tersebut dapat dalam suatu gen atau untuk secara tepat menjatuhkan titik kecil DNA berisi DNA
dalam DNA yang tidak mempunyai fungsi. Disebabkan fungsional kedalam slide glas. Peneliti kemudian
segmen DNA yang terletak dekat satu sama lainnya pada menyentuh label fluorescen pada mRNA atau cDNA dari
suatu kromosom cenderung untuk diwariskan secara sel yang mereka pelajari. Probe berlabel dimungkinkan
bersama, marka sering digunakan sebagai cara tidak mengikat benang cDNA pada slide. Slide diletakkan
langsung dalam memecah pola pewarisan dari suatu gen dalam mikroskop skanning yang bisa mengukur kekuatan
yang belum teridentifikasi, tetapi perkiraan lokasinya cahaya setiap titik fluoresen, kekuatan cahaya
diketahui. menunjukkan berapa banyak mRNA spesifik berada,
suatu indikator barapa tingkat keaktifannya.
Haplotipe: singkatan dari ungkapan haploid genotype,
adalah susunan genetik dari individual kromosom. Dalam Primer: suatu sekuen nukleotide pendek (benang
hal organisme diploid, haplotipe berisi satu anggota dari pendek) yang dipakai dalam reaksi rantai polymerase
pasangan alel untuk setiap sisi. Ia bisa menunjukkan (polymerase chain reaction /PCR)
suatu perangkat (misal single nucleotide polymorphisms RNA: asam ribonuklide (ribonucleic acid) adalah benang
SNPs) yang ditemukan secara statistik diasosiasikan tungal asam nukleid yang terdiri dari tiga dari empat basa
terhadap satu kromosom tunggal. Dengan pengetahuan yang pada DNA (A, C dan G). T adalah, bagaimanapun,
ini, disini difikirkan bahwa identifikasi beberapa alel dari digantikan oleh uracil (U).
satu blok haplotipe secara tidak disangsikan dapat
362
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Daftar Pustaka
Aebersold, R. & Mann, M. 2003. Mass Black, W.C., Baer, C.F., Antolin, M.F. & DuTeau, N.M.
spectrometrybased proteomics. Nature, 422 (6928): 2001. Population genomics: genome-wide sampling
198207. Review. of insect populations. Annual Review of Entomology,
46: 441469.
Ajmone-Marsan, P., Negrini, R., Milanesi, E., Bozzi, R.,
Nijman, I.J., Buntjer, J.B., Valentini, A. & Lenstra, Bruford, M.W., Bradley, D.G. & Luikart, G. 2003. DNA
J.A. 2002. Genetic distances within and across markers reveal the complexity of livestock
cattle breeds as indicated by biallelic AFLP markers. domestication. Nature Reviews Genetics, 4: 900
Animal Genetics, 33: 280286. 910.
Akey, J.M., Zhang, G., Zhang, K., Jin, L. & Shriver, Buntjer, J.B., Otsen, M., Nijman, I.J., Kuiper, M.T. &
M.D. 2002. Interrogating a high-density SNP map for Lenstra, J.A. 2002. Phylogeny of bovine species
signatures of natural selection. Genome Research, based on AFLP fingerprinting. Heredity, 88: 4651.
12(12): 180514.
Campbell, D. & Bernatchez, L. 2004. Generic scan
Aravin, A. & Tuschl, T. 2005. Identification and using AFLP markers as a means to assess the role
characterization of small RNAs involved in RNA of directional selection in the divergence of
silencing. Febs Letters, 579(26): 583040. sympatric whitefish ecotypes. Molecular Biology and
Evolution, 21(5): 94556.
Bachem, C.W.B., Van der Hoeven, R.S., De Bruijn,
S.M., Vreugdenhil, D., Zabeau, M. & Visser, R.G.F. Caon, J., Garca, D., Garca-Atance, M.A., Obexer-
1996. Visualization of differential gene expression Ruff, G., Lenstra, J.A., Ajmone-Marsan, P., Dunner,
using a novel method of RNA fingerprinting based S. & The ECONOGENE Consortium. 2006.
on AFLP: analyses of gene expression during potato Geographical partitioning of goat diversity in Europe
tuber development. The Plant Journal, 9: 745753. and the Middle East. Animal Genetics, 37: 327334.
Bamshad, M. & Wooding, S.P. 2003. Signatures of Chen, S.Y., Su, Y.H., Wu, S.F., Sha, T. & Zhang, Y.P.
natural selection in the human genome. Nature 2005. Mitochondrial diversity and phylogeographic
Reviews Genetics, 4(2): 99111. Review. structure of Chinese domestic goats. Molecular
Phylogenetics and Evolution, 37: 804814.
Baumung, R., Simianer, H. & Hoffmann, I. 2004.
Genetic diversity studies in farm animals a survey, Clark, A.G., Hubisz, M.J., Bustamante, C.D.,
Journal of Animal Breeding and Genetics 121: 361 Williamson, S.H. & Nielsen, R. 2005. Ascertainment
373. bias in studies of human genomewide
polymorphism. Genome Research, 15: 14961502.
Beaumont, M.A. & Balding, D.J. 2004. Identifying
adaptive genetic divergence among populations Clop, A., Marcq, F., Takeda, H., Pirottin, D., Tordoir, X.,
from genome scans. Molecular Ecology, 13(4): 969 Bibe, B., Bouix, J., Caiment, F., Elsen, J.M.,
80. Eychenne, F., Larzul, C., Laville, E., Meish, F.,
Milenkovic, D., Tobin, J., Charlier, C. & Georges, M.
Beja-Pereira, A., Alexandrino, P., Bessa, I., Carretero, 2006. A mutation creating a potential illegitimate
Y., Dunner, S., Ferrand, N., Jordana, J., Laloe, D., microRNA target site in the myostatin gene affects
Moazami-Goudarzi, K., Sanchez, A. & Caon, J. muscularity in sheep. Nature Genetics, 38: 813818.
2003. Genetic characterization of southwestern
European bovine breeds: a historical and De Marchi, M., Dalvit, C., Targhetta, C. & Cassandro,
biogeographical reassessment with a set of 16 M. 2006. Assessing genetic diversity in indigenous
microsatellites. Journal of Heredity, 94: 24350. Veneto chicken breeds using AFLP markers. Animal
Genetics, 37: 101105.
Berthier, D., Quere, R., Thevenon, S., Belemsaga, D.,
Piquemal, D., Marti, J. & Maillard, J.C. 2003. Serial Donson, J., Fang, Y., Espiritu-Santo, G., Xing, W.,
analysis of gene expression (SAGE) in bovine Salazar, A., Miyamoto, S., Armendarez, V. &
trypanotolerance: preliminary results. Genetics Volkmuth, W. 2002. Comprehensive gene
Selection Evolution, 35 (Suppl. 1): S3547. expression analysis by transcript profiling. Plant
Molecular Biology, 48: 7597.
Bertone, P, Stolc, V., Royce, T.E., Rozowsky, J.S.,
Urban, A.E., Zhu, X., Rinn, J.L., Tongprasit, W., Excoffier, L., Smouse, P.E. & Quattro, J.M. 1992
Samanta, M., Weissman, S., Gerstein, M. & Snyder, Analysis of molecular variance inferred from metric
M. 2004. Global identification of human transcribed distances among DNA haplotypes: application to
sequences with genome tiling arrays. Science, 306: human mitochondrial DNA restriction data. Genetics,
22422246. 131: 479491.
363
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Farnir, F., Grisart, B., Coppieters, W., Riquet, J., Berzi, Hill, W.G. 1981. Estimation of effective population size
P., Cambisano, N., Karim, L., Mni, M., Moisio, S., from data on linkage disequilibrium. Genetics
Simon, P., Wagenaar, D., Vilkki, J. & Georges, M. Research, 38: 209216.
2002. Simultaneous mining of linkage and linkage
disequilibrium to fine map quantitative trait loci in Hillel, J., Groenen, M.A., Tixier-Boichard, M., Korol,
outbred half-sib pedigrees: revisiting the location of A.B., David, L., Kirzhner, V.M., Burke, T., Barre-
a quantitative trait locus with major effect on milk Dirie, A., Crooijmans, R.P., Elo, K., Feldman, M.W.,
production on bovine chromosome 14. Genetics, Freidlin, P.J., Maki-Tanila, A., Oortwijn, M.,
161: 275287. Thomson, P., Vignal, A., Wimmers, K. & Weigend,
S. 2003. Biodiversity of 52 chicken populations
Fields, S. & Song, O. 1989. A novel genetic system to assessed by microsatellite typing of DNA pools.
detect proteinprotein interactions. Nature, 340: Genetics Selection Evolution, 35: 533557.
245246.
Hood, L., Heath, J.R., Phelps, M.E. & Lin, B. 2004.
Freeman, A.R., Bradley, D.G., Nagda, S., Gibson, J.P. Systems biology and new technologies enable
& Hanotte, O. 2006. Combination of multiple predictive and preventative medicine. Science,
microsatellite data sets to investigate genetic 306: 640643.
diversity and admixture of domestic cattle. Animal
Genetics, 37: 19. Ibeagha-Awemu, E.M., Jann, O.C., Weimann, C. &
Erhardt, G. 2004. Genetic diversity, introgression
Goldstein, D.B., Linares, A.R., Cavalli-Sforza, L.L. & and relationships among West/Central African cattle
Feldman, M.W. 1995. An evaluation of genetic breeds. Genetics Selection Evolution, 36: 673690.
distances for use with microsatellite loci. Genetics,
139: 463471. Jarne, P. & Lagoda, P.J.L. 1996. Microsatellites, from
molecules to populations and back. Tree, 11: 424
Goldstein, D.B. & Schltterer, C. 1999. Microsatellites: 429.
evolution and applications. New York. Oxford
University Press. Joshi, M.B., Rout, P.K., Mandal, A.K., Tyler-Smith, C.,
Singh, L. & Thangaraj, K. 2004. Phylogeography
Grisart, B., Coppieters, W., Farnir, F., Karim, L., Ford, and origin of Indian domestic goats. Molecular
C., Berzi, P., Cambisano, N., Mni, M., Reid, S., Biology and Evolution, 21: 454462.
Simon, P., Spelman, R., Georges, M. & Snell, R.
2002. Positional candidate cloning of a QTL in dairy Joost, S. 2006. The geographical dimension of
cattle: identification of a missense mutation in the genetic diversity. A GIScience contribution for the
bovine DGAT1 gene with major effect on milk yield conservation of animal genetic resources. cole
and composition. Genome Research, 12: 222231. Polytechnique Fdrale de Lausanne, Switzerland.
(PhD thesis)
Guo, J., Du, L.X., Ma, Y.H., Guan, W.J., Li, H.B., Zhao,
Q.J., Li, X. & Rao, S.Q. 2005. A novel maternal Kayser, M., Brauer, S. & Stoneking, M. 2003. A
lineage revealed in sheep (Ovis aries). Animal genome scan to detect candidate regions influenced
Genetics, 36: 331336. by local natural selection in human populations.
Molecular Biology and Evolution, 20: 893900.
Haley, C. & de Koning, D.J. 2006. Genetical genomics
in livestock: potentials and pitfalls. Animal Genetics, Lai, S.J., Liu, Y.P., Liu, Y.X., Li, X.W. & Yao, Y.G.
37(Suppl 1): 1012. 2006. Genetic diversity and origin of Chinese cattle
revealed by mtDNA D-loop sequence variation.
Hanotte, O., Bradley, D.G., Ochieng, J.W., Verjee, Y. & Molecular Phylogenetics and Evolution, 38: 14654.
Hill, E.W. 2002. African pastoralism: genetic imprints
of origins and migrations. Science, 296: 336339. Lan, L., Chen, M., Flowers, J.B., Yandell, B.S.,
Stapleton, D.S., Mata, C.M., Ton-Keen Mui, E.,
Hayes, B.J., Visscher, P.M., McPartlan, H.C. & Flowers, M.T., Schueler, K.L., Manly, K.F., Williams,
Goddard, M.E. 2003. A novel multilocus measure of R.W., Kendziorski, C. & Attie, A.D. 2006. Combined
linkage disequilibrium to estimate past effective expression trait correlations and expression
population size. Genome Research, 13: 635643 quantitative trait locus mapping. PLoS Genetics, 2:
5161.
Hill, E.W., OGorman, G.M., Agaba, M., Gibson, J.P.,
Hanotte, O., Kemp, S.J., Naessens, J., Coussens, Liang, P. & Pardee, A.B. 1992. Differential display of
P.M. & MacHugh, D.E. 2005. Understanding bovine eukaryotic messenger RNA by means of the
trypanosomiasis and trypanotolerance: the promise polymerase chain reaction. Science, 257: 967997.
of functional genomics. Veterinary Immunology and
Immunopathology, 105: 247258.
364
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Liu, Y.P., Wu, G.S., Yao, Y.G., Miao, Y.W., Luikart, G., Nijman, I.J., Otsen, M., Verkaar, E.L., de Ruijter, C. &
Baig, M., Beja-Pereira, A., Ding, Z.L., Palanichamy, Hanekamp, E. 2003. Hybridization of banteng (Bos
M.G. & Zhang, Y.P. 2006. Multiple maternal origins javanicus) and zebu (Bos indicus) revealed by
of chickens: out of the Asian jungles. Molecular mitochondrial DNA, satellite DNA, AFLP and
Phylogenetics and Evolution, 38: 1219. microsatellites. Heredity, 90: 1016.
Lueking, A., Possling, A., Huber, O., Beveridge, A., Pariset, L., Cappuccio, I., Joost, S., DAndrea, M.S.,
Horn, M., Eickhoff, H., Schuchardt, J., Lehrach, H. & Marletta, D., Ajmone Marsan, P., Valentini A. &
Cahill, D.J. 2003. A nonredundant human protein ECONOGENE Consortium 2006. Characterization of
chip for antibody screening and serum profiling. single nucleotide polymorphisms in sheep and their
Molecular and Cellular Proteomics, 2: 13421349. variation as an evidence of selection. Animal
Genetics, 37: 290292.
Luikart, G., England, P.R., Tallmon, D., Jordan, S. &
Taberlet, P. 2003. The power and promise of Pritchard, J.K., Stephens, M. & Donnelly, P. 2000.
population genomics: from genotyping to genome Inference of population structure using multilocus
typing. Nature Reviews Genetics, 4: 981994. genotype data. Genetics, 155: 945959.
Luikart, G., Gielly, L., Excoffier, L., Vigne, J.D., Bouvet, Rabie, T.S., Crooijmans, R.P., Bovenhuis, H.,
J. & Taberlet, P. 2001. Multiple maternal origins and Vereijken, A.L., Veenendaal, T., van der Poel, J.J.,
weak phylogeographic structure in domestic goats. Van Arendonk, J.A., Pakdel, A. & Groenen, M.A.
Proceedings of the National Academy of Science 2005. Genetic mapping of quantitative trait loci
USA, 98: 59275932. affecting susceptibility in chicken to develop
pulmonary hypertension syndrome. Animal
Mburu, D.N., Ochieng, J.W., Kuria, S.G., Jianlin, H. & Genetics, 36: 468476.
Kaufmann, B. 2003. Genetic diversity and
relationships of indigenous Kenyan camel (Camelus Saitou, N. & Nei, M. 1987. The neighbor-joining
dromedarius) populations: implications for their method: a new method for reconstructing
classification. Animal Genetics, 34(1): 2632. phylogenetic trees. Molecular Biology and Evolution,
4: 406425.
McPherron, A.C. & Lee, S.J. 1997. Double muscling in
cattle due to mutations in the myostatin gene. Sachidanandam, R., Weissman, D., Schmidt, S.C.,
Proceedings of the National Academy of Science Kakol, J.M., Stein, L.D., Marth, G., Sherry, S.,
USA, 94: 1245712461. Mullikin, J.C., Mortimore, B.J., Willey, D.L., Hunt,
S.E., Cole, C.G., Coggill, P.C., Rice, C.M., Ning, Z.,
Negrini, R., Milanesi, E., Bozzi, R., Pellecchia, M. & Rogers, J., Bentley, D.R., Kwok, P.Y., Mardis, E.R.,
Ajmone-Marsan, P. 2006. Tuscany autochthonous Yeh, R.T., Schultz, B., Cook, L., Davenport, R.,
cattle breeds: an original genetic resource Dante, M., Fulton, L., Hillier, L., Waterston, R.H.,
investigated by AFLP markers. Journal of Animal McPherson, J.D., Gilman, B., Schaffner, S., Van
Breeding and Genetics, 123: 1016. Etten, W.J., Reich, D., Higgins, J., Daly, M.J.,
Nei, M. 1972. Genetic distance between populations. Blumenstiel, B., Baldwin, J., Stange-Thomann, N.,
The American Naturalist, 106: 283292. Zody, M.C., Linton, L., Lander, E.S. & Altshuler, D.;
International SNP Map Working Group. 2001. A map
Nei, M. 1978. Estimation of average heterozygosity of human genome sequence variation containing
and genetic distance from a small number of 1.42 million single nucleotide polymorphisms.
individuals. Genetics, 89: 583590. Nature, 409: 928933.
Nei, M. & Roychoudhury, A.K. 1974. Sampling SanCristobal, M., Chevalet, C., Haley, C.S., Joosten,
variances of heterozygosity and genetic distance. R., Rattink, A.P., Harlizius, B., Groenen, M.A.,
Genetics, 76: 379390. Amigues, Y., Boscher, M.Y., Russell, G., Law, A.,
Davoli, R., Russo, V., Desautes, C., Alderson, L.,
Nei, M., Tajima, F. & Tateno, Y. 1983. Accuracy of Fimland, E., Bagga, M., Delgado, J.V., Vega-Pla,
estimated phylogenetic trees from molecular data. II. J.L., Martinez, A.M., Ramos, M., Glodek, P., Meyer,
Gene frequency data. Journal of Molecular J.N., Gandini, G.C., Matassino, D., Plastow, G.S.,
Evolution, 19: 153170. Siggens, K.W., Laval, G., Archibald, A.L., Milan, D.,
Nielsen, R. & Signorovitch, J. 2003. Correcting for Hammond, K. & Cardellino, R. 2006a. Genetic
ascertainment biases when analyzing SNP data: diversity within and between European pig breeds
applications to the estimation of linkage using microsatellite markers. Animal Genetics, 37:
disequilibrium. Theoretical Population Biology, 63: 189198.
24555.
365
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
SanCristobal, M., Chevalet, C., Peleman, J., Heuven, Velculescu, V.E., Vogelstein, B. & Kinzler, K.W. 2000.
H., Brugmans, B., van Schriek, M., Joosten, R., Analyzing uncharted transcriptomes with SAGE.
Rattink, A.P., Harlizius, B., Groenen, M.A., Amigues, Trends in Genetics, 16: 423425.
Y., Boscher, M.Y., Russell, G., Law, A., Davoli, R.,
Russo, V., Desautes, C., Alderson, L., Fimland, E., Velculescu, V.E., Zhang, L., Vogelstein, B. & Kinzler,
Bagga, M., Delgado, J.V., Vega-Pla, J.L., Martinez, K.W. 1995. Serial analysis of gene expression.
A.M., Ramos, M., Glodek, P., Meyer, J.N., Gandini, Science, 270: 484487.
G., Matassino, D., Siggens, K., Laval, G., Archibald, Vos, P., Hogers, R., Bleeker, M., Reijans, M., van de
A., Milan, D., Hammond, K., Cardellino, R., Haley, C. Lee, T., Hornes, M., Frijters, A., Pot, J., Peleman, J.
& Plastow, G. 2006b. Genetic diversity in European & Kuiper, M. 1995. AFLP: a new technique for DNA
pigs utilizing amplified fragment length fingerprinting. Nucleic Acids Research, 23: 4407
polymorphism markers. Animal Genetics, 37: 232 1444.
238.
Weir, B.S. & Basten, C.J. 1990. Sampling strategies for
Sauer, S., Lange, B.M.H., Gobom, J., Nyarsik, L., distances between DNA sequences. Biometrics, 46:
Seitz, H. & Lehrach, H. 2005. Miniaturization in 551582.
functional genomics and proteomics. Nature
Reviews Genetics, 6: 465476. Weir, B.S. & Cockerham, C.C. 1984. Estimating F-
statistics for the analysis of population structure.
Sodhi, M., Mukesh, M., Mishra, B.P., Mitkari, K.R., Evolution, 38: 13581370.
Prakash, B. & Ahlawat, S.P. 2005. Evaluation of
genetic differentiation in Bos indicus cattle breeds Wienholds, E. & Plasterk, R.H. 2005. MicroRNA
from Marathwada region of India using function in animal development. FEBS Letters, 579:
microsatellite polymorphism. Animal Biotechnology, 59115922.
16: 127137.
Wong, G.K., Liu, B., Wang, J., Zhang, Y., Yang, X.,
Storz, G., Altuvia, S. & Wassarman, K.M. 2005. An Zhang, Z., Meng, Q., Zhou, J., Li, D., Zhang, J., Ni,
abundance of RNA regulators. Annual Review of P., Li, S., Ran, L., Li, H., Zhang, J., Li, R., Li, S.,
Biochemistry, 74: 199217. Zheng, H., Lin, W., Li, G., Wang, X., Zhao, W., Li, J.,
Ye, C., Dai, M., Ruan, J., Zhou, Y., Li, Y., He, X.,
Sunnucks, P. 2001. Efficient genetic markers for Zhang, Y., Wang, J., Huang, X., Tong, W., Chen, J.,
population biology. Tree, 15: 199203. Ye, J., Chen, C., Wei, N., Li, G., Dong, L., Lan, F.,
Syvnen, A.C. 2001. Accessing genetic variation Sun, Y., Zhang, Z., Yang, Z., Yu, Y., Huang, Y., He,
genotyping single nucleotide polymorphisms. D., Xi, Y., Wei, D., Qi, Q., Li, W., Shi, J., Wang, M.,
Nature Reviews Genetics, 2: 930941. Xie, F., Wang, J., Zhang, X., Wang, P., Zhao, Y., Li,
N., Yang, N., Dong, W., Hu, S., Zeng, C., Zheng, W.,
Takezaki, N. & Nei, M. 1996. Genetic distances and Hao, B., Hillier, L.W., Yang, S.P., Warren, W.C.,
reconstruction of phylogenetic trees from Wilson, R.K., Brandstrom, M., Ellegren, H.,
microsatellite DNA. Genetics, 144: 389399. Crooijmans, R.P., van der Poel, J.J., Bovenhuis, H.,
Groenen, M.A., Ovcharenko, I., Gordon, L., Stubbs,
Tapio, M., Tapio, I., Grislis, Z., Holm, L.E., Jeppsson, L., Lucas, S., Glavina, T., Aerts, A., Kaiser, P.,
S., Kantanen, J., Miceikiene, I., Olsaker, I., Rothwell, L., Young, J.R., Rogers, S., Walker, B.A.,
Viinalass, H. & Eythorsdottir, E. 2005. Native breeds van Hateren, A., Kaufman, J., Bumstead, N.,
demonstrate high contributions to the molecular Lamont, S.J., Zhou, H., Hocking, P.M., Morrice, D.,
variation in northern European sheep. Molecular de Koning, D.J., Law, A., Bartley, N., Burt, D.W.,
Ecology, 14: 39513963. Hunt, H., Cheng, H.H., Gunnarsson, U., Wahlberg,
Tilquin, P., Barrow, P.A., Marly, J., Pitel, F., Plisson- P., Andersson, L., Kindlund, E., Tammi, M.T.,
Petit, F., Velge, P., Vignal, A., Baret, P.V., Andersson, B., Webber, C., Ponting, C.P., Overton,
Bumstead, N. & Beaumont, C. 2005. A genome I.M., Boardman, P.E., Tang, H., Hubbard, S.J.,
scan for quantitative trait loci affecting the Wilson, S.A., Yu, J., Wang, J., Yang, H.;
Salmonella carrier-state in the chicken. Genetics International Chicken Polymorphism Map
Selection Evolution, 37: 53961. Consortium. 2004. A genetic variation map for
chicken with 2.8 million single-nucleotide
Troy, C.S., MacHugh, D., Bailey, J.F., Magee, D.A., polymorphisms. Nature, 432: 717722.
Loftus, R.T., Cunningham, P., Chamberlain, A.T.,
Sykesk, B.C. & Bradley D.G. 2001. Genetic Zhu, H., Bilgin, M. & Snyder, M. 2003. Proteomics.
evidence for Near-Eastern origins of European Annual Review of Biochemistry, 72: 783812.
cattle. Nature, 410: 10881091.
366
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab D
Metoda Perbaikan Genetik untuk
Mendukung Pemanfaatan Berkelanjutan
1 Pendahuluan
Seksi ini mengulas metoda perbaikan genetik atau paling minum keuntungan jangka pendek
untuk pemanfaatan berkelanjutan dari SDGT. tidak membahayakan dalam jangka panjang.
Bab pertama menguraikan konteks perbaikan Oleh karenanya, menjadi hal mendasar bahwa
genetik. Sebagai konteks sosial dan ekonomi perencanaan program perbaikan genetik perlu
yang telah didiskusikan secara ekstensif pada memperhitungkan secara hati-hati konteks
bagian lain dari catatan ini, bagian ini hanya sosial, ekonomi dan lingkungan dimana mereka
diuraikan secara ringkas, Konteks terkait dengan dioperasikan. Kondisi terbaik dapat diperoleh
aspek ilmiah dan teknologi diuraikan secara lebih dengan cara membuat program-program
detail. Bab kedua mendiskusikan strategi pemuliaan sebagai bagian integral dari rencana
pemuliaan untuk perbaikan genetik, perbaikan ternak nasional, yang perlu
berhubungan langsung dengan elemen-elemen mempertimbangkan tujuan perbaikan secara
dari program pemuliaan yang melibatkan luas dalam setiap lingkungan produksi.
perencanaan, implementasi dan evaluasi, serta
penyusunan proses secara kontinyu dan 2.1 Perubahan permintaan
interaktif. Dilakukan kajian program pemuliaan Secara tradisional, pemuliaan ternak menjadi
pada spesies ternak utama dalam sistem input perhatian hanya oleh sebagain kecil profesional,
tinggi. Uraian tidak hanya mencakup tujuan staf perusahaan pembibitan, petani, dan
pemuliaan dan sifat penyusun kriteria seleksi, beberapa ilmuwan hewan/ternak.
tetapi juga organisasi dan evolusi dari sektor Bagaimanapun, produksi pangan berubah
pemuliaan. Diuraikan pula strategi pemuliaan bergerak dari dorongan produsen kepada
dalam sistem input rendah, yang dipakai dalam dorongan konsumen. Kepercayaan konsumen
konteks konservasi breed. Perbedaan pada industri peternakan menurun di sejumlah
merupakan sesuatu yang artifisial sebagaimana negara (Lamb, 2001). Ketakutan akan kualitas
situasi dan strategi sering bertumpang tindih. dan keamanan produk ternak oleh berbagai
Terakhir, diberikan beberapa kesimpulan umum. krisis belakangan ini semakin meningkat: bovine
spongiform encephalopathy (BSE), dioxin, dan
lainnya, highly pathogenic avian influenza
2 Konteks perbaikan genetik (HPAI). Kesejahteraan juga menjadi bagian
penting dari persepsi konsumen khususnya
Perbaikan genetik berimplikasi perubahan. Agar untuk kualitas produk di Eropa (produk organik
perubahan menjadi suatu perbaikan, pengaruh dan bebas bahan ternak). Pada saat bersamaan,
menyeluruh dari perubahan harus membawa sebagian besar konsumen menjadi makin kurang
keuntungan positif pada pemilik ternak yang terhubung dengan kondisi pedesaan, dan makin
dipertanyakan atau terhadap komunitas pemilik. kurang mengetahui peternakan. Tumbuh
Lebih jauh, agar menjadi perbaikan, pengaruh permintaan akan produk alami, tetapi sering
dari perubahan sepatutnya memberi keuntungan tanpa pemahaman secara jelas apa yang
positif baik dalam jangka pendek dan panjang, seharusnya dilibatkan.
367
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
368
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
ini diterima dengan baik bahwa inbreeding yang tersedia, melibatkan catatan uji harian
terbatas adalah elemen penting dalam skema tunggal (single test day record), catatan dari
pemuliaan. Meuwissen (1997) mengembangkan breed persilangan, dan kisaran geografi yang
suatu cara seleksi dinamis yang memaksimasi luas (antara negara). Kesulitan nyata dikaitkan
perolehan genetik pada laju inbreeding terbatas. dengan semakin meningkatnya pengunaan
Dari seperangkat kandidat seleksi yang model kompleks adalah kekurangan kekuatan
ditentukan, metode memungkinkan seleksi (khususnya pada populasi dengan ukuran
sekelompok tetua dimana tampilan genetik terbatas) dan masalah perhitungan. Peluang-
dimaksimasi ketika rataan koefisien dari peluang yang bisa dikembangkan saat ini adalah
keturunannya dibatasi. Implementasi dari secara sistematik memvalidasi model yang
metode ini menghasilkan suatu program dipergunakan.
pemuliaan dinamis, dimana jumlah tetua dan BLUP menjadi optimal jika diketahui parameter
jumlah anak per tetua bisa bervariasi, tergantung genetik sebenarnya. Metode estimasi tidak
pada kandidat yang ada pada satu generasi berbias dari komponen varian (heterogeneous)
tertentu. dengan perangkat data yang besar sudah
Akurasi seleksi sangat tergantung pada dikembangkan. Restricted Maximum Likelihood
kualitas dan kuantitas catatan performans yang (REML) yang diaplikasikan pada Model Hewan
ada. Perbaikan genetik hanya dapat diupayakan menjadi metode yang disukai. Meskipun
jika dicatat performans dan keturunan. beberapa sifat penting tidak secara benar
Berdasarkan pengamatan tersebut, kemampuan dijelaskan oleh model linier (misal sifat-sifat
genetik dari individu diprediksi dan hewan berdasarkan skoring atau survivabilitas).
dengan hasil prediksi tertinggi dapat diseleksi Berbagai model campuran non linier (non linear
sebagai tetua. mixed models) oleh karenanya diusulkan,
Sudah berkembang dengan baik metode seperti: threshold models, survival models,
pilihan untuk evaluasi genetik pada sifat linier model berdasarkan peringkat, Poisson models,
(misal susu dan produksi susu, ukuran tubuh dan dll. Keuntungan penggunaan model-model non
efisiensi pakan) seperti pendugaan tidak berbias linier tersebut sudah teruji.
linier terbaik (the best linear unbiased prediction) Intensitas seleksi mencerminkan proporsi dari
berdasarkan pada model hewan (BLUP-AM) hewan yang dipakai sebagai tetua bagi generasi
(Simianer, 1994). Pengembangan algorithms selanjutnya. Kapasitas dan teknik reproduksi
dan perangkat lunak memberi makna memiliki pengaruh penting pada jumlah tetua
bahwasanya saat ini, di banyak negara dan yang diperlukan dalam menghasilkan generasi
banyak spesies, BLUP-AM telah digunakan selanjutnya, dan oleh karenanya pada laju
secara rutin oleh perusahaan pembibitan atau perbaikan genetik. Pada unggas, kapasitas
program pemuliaan dengan taraf nasional. reproduksi yang tinggi berarti bahwa sekitar 2
Keterbatasan terkait penerapan simplistic single- dan 10% dari masing-masing kandidat jantan
trait model(s) membawa pada berkembangnya dan betina dipertahankan sebagai tetua. Pada
evaluasi BLUP-AM untuk sifat ganda sapi pengenalan IB menyebabkan penurunan
berdasarkan pada pengembangan model yang sangat besar jumlah pejantan. Pada sapi perah
sangat memuaskan (melibatkan, misalnya, dan sapi potong, jantan yang dipakai untuk IB
pengaruh maternal, interaksi peternakan jantan dan induk dengan tampilan genetik tinggi dipakai
atau pengaruh genetik dominan). Kondisi sebagai hewan inti, dan membangun kurang dari
tersebut sangat difasilitasi oleh peningkatan 1% dari keseluruhan populasi.
kekuatan komputer, dan kemajuan besar dalam Interval generasi adalah waktu rataan antara
metoda perhitungan. Kecenderungan saat ini dua generasi. Dalam banyak populasi, jumlah
adalah untuk menggunakan semua informasi berdasarkan klas umur dapat dibedakan, Jumlah
369
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
informasi yang tersedia berbeda antara klas. adhesion deficiency (BLAD), deficiency of uridine
Secara umum, ditemukan informasi yang kurang monophosphate synthase (DUMPS) dan
pada kisaran klas umur lebih muda daripada klas complex vertebral malformation (CVM), juga
umur lebih tua. Konsekuensinya, akurasi dari pada seleksi sejumlah sifat seperti kappa-casein
estimasi nilai pemuliaan menjadi lebih rendah susu dan double muscling.
pada generasi lebih muda. Bagimanapun, rataan Pada babi, gen yang saat ini sudah diketahui
tingkat Nilai Pemuliaan Estimasi (estimated dengan baik untuk bisa diaplikasikan dalam
breeding value/EBV) dari klas muda lebih tinggi pemuliaan komersial adalah gen halothane.
dari pada klas yang lebih tua karena perbaikan Diketahui sejumlah babi tidak dapat mengatasi
genetik secara kontinyu dalam populasi. situasi stres (misal saat trasnportasi ke rumah
Direkomendasikan seleksi terhadap klasifikasi potong). Satu gen resesif mutasi alami, yang
umur untuk memperoleh diferensial seleksi disebut dengan gen halothane telah ditemukan
terbesar (James, 1972). Bagian dari hewan yang bertanggung jawab pada sifat ini. Penggunaan
diseleksi untuk setiap klas umur tergantung pada tes DNA untuk mendeteksi apakah seekor babi
perbedaan akurasi EBV antara klas umur mempunyai gen bentuk cacat, memungkinkan
(Ducrocq dan Quaas, 1988; Bijma et al., 2001). untuk mengeliminasi secara sempurna gen
Penggunaan teknologi reproduksi bisa tersebut dari beberapa breed (Fuji et al., 1991).
meningkatkan jumlah informasi dari sib, Scrapie, sebagai penyakit prion pada domba,
sehingga akan meningkatkan akurasi EBV dari adalah bentuk alami paling umum dari
klas umur lebih muda (van Arendonk dan Bijma, transmissible spongiform encephalopathy (TSE),
2003). Kondisi ini merubah proporsi dari tetua sejenis penyakit yang melibatkan juga penyakit
terseleksi dalam klas umur lebih muda, sehingga Creutzfeldt-Jakob pada manusia dan BSE pada
mempengaruhi pula rataan interval generasi. sapi. Kepekaan genetik terhadap scrapie sangat
Dengan demikian, interval generasi merupakan kuat dimodulasi oleh variasi alelik pada tiga
hasil seleksi hewan dari klas-klas umur yang kodon berbeda dari gen PrP pada domba
ada. (Hunter, 1997). Pemuliaan untuk resistensi
scrapie, oleh karenanya, menjadi pertimbangan
Genetika Molekular sebagai pilihan menarik dalam mengkontrol
Genetika molekular pada dunia peternakan telah penyakit ini (Dawson et al., 1998; Smits et al.,
dipelajari secara ekstensif dalam dua dekade ini. 2000). Ini dilakukan melalui seleksi alel yang
Studi dikaitkan dengan seleksi berdasarkan gen berasosiasi dengan tingkat resistensi tertinggi
dari sifat Mendelian (terutama masalah penyakit terhadap scrapie (alel ARR). Sebagai diuraikan
dan kelainan genetik), marka terbantukan seleksi pada Bagian 1 Bab F: 4, program pemuliaan
(marker(s) assisted selection) dan interograsi. untuk mengeliminasi scrapie dapat menimbulkan
Lebih jauh, informasi molekular semakin banyak ancaman pada breed-breed dengan status
dipakai dalam membantu program konservasi jarang yang memiliki frekuensi rendah pada
breed dan memperbaiki pemahaman tentang genotipe resisten.
asal dan domestikasi ternak. Seleksi terbantukan marka (Marker
Seleksi berdasarkan gen. Bertambahnya assisted selection) Sifat paling ekonomis dari
pengetahuan tentang genome hewan produktivitas hewan adalah sifat kuantitatif yang
menjadikan prospektif bagi aplikasi teknologi ini dipengaruhi oleh banyak gen (lokus), beberapa
serta melibatkan temuan-temuan baru dalam diantaranya memiliki pengaruh besar, sedang
menseleksi hewan sehat. Aplikasi awal dikaitkan sebagian lainnya dalam jumlah besar memiliki
dengan sifat Mendelian. Pada sapi misalnya, pengaruh kecil (Le Roy et al., 1990; Andersson
diagnosis rutin DNA dipakai dalam mengelimasi et al., 1994). Jika suatu gen (lokus) dengan
kelainan genetik seperti bovine leukocyte pengaruh besar bisa diidentifikasi, dan jika suatu
370
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
tes molekul dapat dirancang, maka genotipe pada litter size), atau diukur setelah dipotong
hewan pada suatu lokus dapat dipakai untuk (misal sifat-sifat kualitas daging). Dalam kasus
seleksi. Pada kasus lain, wilayah kromosom lain, keuntungan marker assisted selection dapat
yang dekat dengan gen yang menjadi menimbulkan pertanyaan.
pertimbangan mungkin bisa diidentifikasi dan Gen-gen pada lokus sama atau berbeda
digunakan sebagai marka. berinteraksi satu sama lain untuk mempengaruhi
Telah dikembangkan model campuran dari fenotipe. Tidak banyak diketahui bagaimana ini
pewarisan, dengan asumsi satu atau beberapa terjadi. Ketika, dengan menggunakan model-
segregasi lokus teridentifikasi, dan satu model statistik, pengaruh yang muncul ditandai
komponen poligenik tambahan. Ketika genotipe terhadap gen tertentu, interaksinya tidak perlu
dari setiap lokus yang teridentifikasi diketahui, dipertimbangkan. Penjelasan tersebut,
mereka dapat diperlakukan sebagai pengaruh setidaknya sebagian, bahkan ketika gen-gen
tetap dalam teknik model campuran standar dengan pengaruh besar teridentifikasi, maka
(standard mixed-model techniques) (Kennedy et penyatuan mereka (atau markanya) kedalam
al., 1992). Ketika hanya genotipe pada marka program seleksi mungkin tidak memberi hasil
terkait diketahui, ketidakpastian hasil dari seperti yang diinginkan. Disebabkan interaksi
haplotipe yang tidak diketahui dan kejadian ini, sering terlihat inkonisitensi antara studi
rekombinasi perlu diperhitungkan (Fernando and berbeda dikaitkan dengan penggunaan marka
Grossman, 1989). genetik (Rocha et al., 1998). Untuk mengkaji
Diharapkan adanya perolehan genetik ekstra secara benar pengaruh dari suatu gen, rataan
apabila informasi dari gen dengan pengaruh pengaruh dari genotipe-genotipe yang mungkin
sedang sampai besar dilibatkan dalam proses dalam populasi pada kondisi mana informasi
evaluasi genetik. Sejumlah studi memeriksa diaplikasikan (dibobot sesuai dengan frekuensi
masalah ini pada beberapa tahun belakangan mereka) perlu dipertimbangkan.
ini. Namun, hasilnya tidak selalu bisa Introgresi dinasehati terutama untuk
dibandingkan, karena kriteria seleksi yang memperbaiki resistensi penyakit dalam suatu
berbeda antara studi (misal dari suatu indeks populasi tertentu. Jika marka dari gen (gen-gen)
berdasarkan informasi individu sampai Animal resisten (atau probe untuk gen) tersedia, seleksi
Model, tetapi semuanya menunjukkan bahwa terbantukan marka bisa dipakai dalam
pengetahuan genotipe dari lokus sifat kuantitatif menyederhanakan proses introgresi. Dekkers
umumnya memperbaiki respon seleksi dalam dan Hospital (2002) mendiskusikan kegunaan
waktu lama (Larzul et al., 1997). Sebaliknya, backcrosses berulang untuk mengintrogresi gen
beberapa ketidak sesuaian diperoleh untuk kedalam suatu populasi. Jika breed tidak
respon seleksi dalam jangka panjang lihat resisten dipertimbangkan sebagai breed
Larzul et al. (1997). Pada situasi yang kurang resipien, dan breed yang membawa gen resiten
menguntungkan dimana hanya genotipe- dipertimbangkan sebagai breed donor, introgresi
genotipe pada marka terkait yang diketahui, hasil gen yang diinginkan dari breed donor kepada
akan sangat tergantung pada kondisi-kondisi breed resipien dilakukan secara backcross
tertentu. Perolehan nyata dapat diharapkan ganda terhadap breed resipien, diikuti dengan
ketika ketidakseimbangan terkait (linkage satu atau lebih generasi intercrossing. Tujuan
disequilibrium) ada di tingkat populasi (Lande dari generasi backcross adalah untuk
dan Thompson, 1990), dan saat sifat-sifat sulit menghasilkan individu-individu yang membawa
untuk diukur (misal resistensi penyakit), terkait satu kopi dari gen donor, tetapi untuk sisa gen
seks (misal sifat terkait produksi telur atau pada genome sama dengan breed resipien.
produksi susu), diekspresikan pada lama hidup Tujuan dari fase intercrossing adalah untuk
yang panjang (misal longevitas dan persistensi memfiksasi gen donor. Informasi marka dapat
371
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
meningkatkan efektivitas fase backcrossing dari pemahaman akan asal dan domestikasi spesies
strategi introgresi gen (bagian depan seleksi), ternak. Pengetahuan makin baik dari variasi
dan meningkatkan pemuliaan bagian belakang genomik, bersama dengan pengembangan
genetik resipien (seleksi pendukung). metoda genetik kuantitatif baru, mampu
Umumnya, akan lebih layak dan ekonomis untuk melibatkan cara-cara untuk menghubungkan
mengawinkan, pada beberapa generasi, betina informasi marka terhadap variasi fungsional.
breed murni dari breed resipien dengan jantan Sebagai misal, kombinasi metoda molekular dan
breed silangan pembawa gen yang diinginkan, analisis silsilah dipakai dalam mengestimasi
kemudian melakukan proses balik. derajat keragaman genetik pada populasi
Jika gen resisten bersifat dominan, pembentuk kuda thoroughbred (Cunningham et
introgresinya kedalam populasi bisa efektif al., 2001).
bahkan dengan tanpa marka molekular dari gen.
Jika gen resisten adalah resesif (atau Perkembangan teknologi reproduksi
kodominan), diperlukan marka. Dalam kasus Teknologi reproduksi berpengaruh langsung
dimana resistensi dikontrol secara poligen, pada laju perbaikan genetik. Pada ukuran
introgressi tanpa marka genetik nampaknya tidak populasi tertentu, laju reproduksi yang lebih
efektif, dengan berjalannya waktu, pengaruh cepat bermakna keperluan jumlah bibit menjadi
genetik dari breed donor cukup besar untuk lebih rendah, sehingga intensitas seleksi menjadi
mencapai level resistensi tinggi, karakteristik lebih tinggi. Lebih banyak keturunan per bibit
yang diinginkan dari breed resipien kemungkinan juga memungkinkan estimasi nilai pemuliaan
akan hilang. Kenyataannya, pengembangan lebih akurat. Keuntungan lain dari laju
suatu breed komposit mungkin akan lebih mudah reproduksi yang tinggi adalah diseminasi stok
daripada introgresi sejumlah gen kedalam breed superior genetik lebih cepat.
resipien melalui backcrossing, bahkan meskipun Sebagaimana teknologi reproduksi secara
tersedia marka genetik. Hanotte et al. (2003) ekstensif didiskusikan pada tempat lain dari
memetakan QTL yang mempengaruhi catatan, bab ini memfokuskan hanya pada
trypanotolerance pada silangan antara NDama penggunaan IB dan ovulasi gandan dan transfer
toleran dengan tidak toleran pada breed sapi embrio (multiple ovulation and embryo transfer /
Boran. Hasil menunjukkan bahwasanya MOET) dalam program pemuliaan. Untuk teknik-
beberapa QTL putatif dikaitkan dengan teknik lain, disini hanya diuraikan secara ringkas.
trypanotolerance, alel yang diasosiasikan Inseminasi Buatan. Penggunaan IB
dengan toleran datang dari sapi non toleran. menghasilkan intensitas seleksi lebih tinggi,
Disimpulkan bahwa seleksi untuk akurasi seleksi jantan lebih tinggi berdasarkan
trypanotolerance dalam silangan F2 antara sapi pada uji progeni dan estimasi nilai pemuliaan
NDama dan Boran bisa menghasilkan breed antara peternakan lebih akurat. Yang terakhir
sintetik dengan taraf trypanotolerance lebih tinggi dikarenakan sebagai hasil pertukaran semen
yang saat ini ada pada breed tetua. antara peternakan inti berbeda, yang
Secara konseptual, introgresi sepanjang memfasilitasi pengembangan genetik terkait
seleksi terbantukan marka dapat dituntaskan antara mereka. IB digunakan oleh organisasi
bahkan tanpa eksposur dari agen penyakit. Oleh pemuliaan untuk banyak spesies. Untuk spesies
karenanya, cukup bijaksana untuk menguji seperti sapi yang memiliki laju reproduksi
resisten hewan dengan genotipe yang rendah, progeni testing berdasarkan IB
diinginkan. merupakan suatu persyaratan keakuratan
Karakterisasi molekular dari keragaman estimasi nilai pemuliaan untuk sifat-sifat dengan
genetik membantu bagi perencanaan program nilai heritabilitas rendah seperti sifat-sifat
konservasi dan untuk mengembangkan fungsional. IB memungkinkan diseminasi
372
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
superioritas genetik kepada populasi komersial. ini bermakna bahwa tidak perlu untuk menunggu
60 - 80% dari IB dilakukan pada sapi. Seekor progeni test untuk menseleksi jantan jantan
jantan teridentifikasi superior dapat muda dapat diseleksi pada umur lebih muda
menghasilkan ribuah keturunan dalam populasi berdasarkan informasi saudara perempuan
berbeda diseluruh dunia. mereka. Capaian interval generasi adalah besar,
IB memerlukan keahlian teknik baik pada dan mengkompensasi kehilangan akurasi seleksi
pusat IB dan pada peternakan, sebaik jalur hasil dari penggantian uji progeni test dengan sib
komunikasi efektif antara keduanya. test. Kemampuan untuk memilih saat umur
Bagaimanapun, di beberapa negara, sebagian muda, bahkan pada embrio, menjadi alasan
besar produser adalah peternak kecil, dengan utama aplikasi MOET dalam program pemuliaan
keahlian dan infrastruktur mungkin kurang babi. Transfer embrio juga digunakan untuk
memadai untuk memungkinkan operasi IB meneruskan gen yang diinginkan dari betina
secara sukses. Peternak harus bisa mendeteksi superior dengan resiko penyakit minimal,
birahi dan memiliki alat untuk kontak dengan sebagaimana hewan tidak perlu ditransportasi.
pusat distribusi semen, yang kemudian mampu Penggunaan MOET mahal dan memerlukan
melayani dalam beberapa jam. Untuk sistem keahlian teknis tinggi. Peluang logistik adalah
produksi ekstensif, ini merupakan proses dengan waktu saat transfer embrio, satu grup induk
tenaga intensif. Konsekuensinya, IB nampaknya resipien perlu tersedia untuk disinkronisasi. Hal
tidak untuk dipakai pada sistem grazing dari ini dapat dilakukan hanya dalam peternakan inti
produksi sapi potong. Hal yang sama, IB sulit yang tersentralisir secara besar. Pada beberapa
untuk dilakukan pada domba, dan perkawinan kasus, mungkin akan lebih baik untuk
alami menggunakan jantan superior masih menginvestasi sumberdaya pada persyaratan
merupakan cara dominan dalam menempuh dasar performans dan pencatatan sifat-sifat.
perbaikan genetik. Kondisi tersebut mungkin lebih benar
Penggunaan IB mempengaruhi struktur sebagaimana MOET dalam meningkatkan
kepemilikan dari sektor perkawinan. Dimana IB kemajuan genetik nampaknya kurang efisien
digunakan, pemilik dari hewan yang dikawinkan dibandingkan IB. Pada semua kasus, introduksi
biasanya dipindahkan kepada organisasi IB dan/atau MOET akan menjadi cara efektip
perkawinan lebih besar, seperti koperasi atau dan diterima peternak lokal.
perusahaan breeding swasta. Untuk dua puluh Semen dan embrio beku memberi kesempatan
tahun terakhir di negara maju, pusat IB bagi organisasi pemuliaan untuk menciptakan
bertanggung jawab dalam identifikasi jantan bank gen sebagai pendukung dalam penyimpan
muda untuk progeni testing, dan untuk keragaman genetik untuk program pemuliaan.
memasarkan semen dari jantan teruji. Lebih jauh, kryopreservasi dari gamet dan
Ovulasi ganda dan transfer embrio. embrio memfasilitasi pertukaran dan transportasi
Meningkatnya laju reproduksi betina dengan internasional dari material genetik pada ruminan,
MOET terutama bermanfaat pada spesies dan mejadi syarat untuk penggunaan rutin dari
dengan laju reproduksi rendah seperti sapi. IB dan ET pada skala dunia.
Keuntungannya adalah intensitas seleksi lebih Kloning (sel somatik) adalah teknologi baru
tinggi pada betina, estimasi nilai pemuliaan lebih yang saat ini sudah digunakan secara komersial.
akurat. Jika ukuran famili lebih besar, terdapat Hal ini sebagian karena alasan teknis dan
lebih banyak informasi tersedia pada sib hewan. ekonomis dan sebagian karena tidak ada hasrat
Hal ini secara beralasan memungkinkan nilai publik untuk memanfaatkannya saat ini. Kloning
pemuliaan riil diperoleh pada umur muda, potensial untuk diaplikasikan pada lahan
khususnya ketika sifat-sifat hanya bisa dicatat konservasi, karena jaringan lain lebih mudah
pada satu jenis kelamin (betina). Secara praktis, untuk dikonservasi dibandingkan embrio.
373
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Sexing embrio atau semen mampu utama dari banyak sistem pencatatan adalah
memproduksi dalam jumlah besar hewan perkawinan, perlu dicatat bahwa ia tidak sekali
dengan jenis kelamin tertentu. Sebagai misal, tersedia, informasi berguna untuk keputusan lain
kesukaan keturunan jantan atau betina jelas dari manajemen peternakan seperti pengafkiran
pada sapi betina untuk produksi susu dan dan prediksi produksi mendatang.
jantan untuk produksi daging. Sejumlah usaha Pemuliaan hewan di negara maju menjadi
dilakukan untuk mengembangkan teknologi riil. makin dan makin memuaskan dan profesional,
Saat ini dengan menggunakan berbagai metoda dan oleh karenanya mahal. Pertimbangan
memungkinkan identifikasi embrio jantan dan ekonomis, oleh karenanya, menjadi pengendali
betina. Bagaimanapun, dengan beberapa kebanyakan jika tidak semua aktivitas terkait
pengecualiaan, teknologi ini belum digunakan dengan pemuliaan, dan teori ekonomi disatukan
secara meluas oleh pemulia atau peternak. kedalam area ini. Dasar untuk evaluasi ekonomi
Berbagai upaya dilakukan untuk memisahkan adalah keuntungan, efisiensi ekonomi, atau
sperma berdasarkan penentuan karakteristik pengembalian investasi. Ketiga sasaran
jenis kelamin mereka. Bagaimanapun, pemuliaan dikembangkan oleh dan untuk (grup
perkembangan lebih jauh diperlukan sebelum dari) produser, penekanan diletakkan pada
teknologi dapat diaplikasikan untuk skala luas. maksimasi keuntungan. Di negara-negara
Penggunaan teknik-teknik reproduksi dan berkembang, pasar umumnya lebih sebagai
konservasi sebagaimana diuraikan di atas pasar lokal, tetapi mekanisme yang sama akan
memberi arti bahwa berkurangnya keperluan berlaku. Oleh karenanya dinasehati untuk
transportasi untuk perkawinan hewan. Lebih jauh memilih maksimasi keuntungan, kecuali ada
teknologi-teknologi ini menawarkan kesempatan alasan tidak jelas untuk menyimpang dari
untuk menjamin status kesehatan kelompok strategi ini.
ternak dan peternakan bahkan embrio yang Suatu pertimbangan ekonomi kritis adalah:
berasal dari negara-negara dengan status siapa yang akan membayar perbaikan genetik?
radikal kesehatan berbeda. Pertanyaan ini menjadi bagian tidak penting
ketika pemuliaan peternakan/kelompok inti,
2.5 Pertimbangan ekonomi multiplikasi dan komersial terintegrasi secara
Sejumlah evaluasi ekonomi perlu penuh. Bagaimanapun, pada berbagai situasi
dipertimbangkan antara pengembalian dan lainnya, dimana tidak terdapat integrasi vertikal,
biaya. Sebagaimana pemuliaan hewan adalah menjadi umum bahwa pihak investor dalam
proses yang panjang, pengembalian dari kegiatan pemuliaan tidak bisa secara cukup
keputusan pemuliaan bisa direalisasikan menutup investasi mereka. Kondisi ini secara
beberapa tahun berikutnya. Hal ini terjadi pada umum perlu melibatkan justifikasi pelibatan
sapi perah. Untuk contoh lebih jauh, biaya dan sektor publik dalam satu atau lebih masalah
pengembalian berbeda direalisasikan pada perbaikan genetik.
waktu-waktu berbeda dengan kemungkinan- Di bawah sistem pasar bebas, organisasi
kemungkinan berbeda, dan sejumlah pemuliaan perlu beradaptasi terhadap
pertimbangan yang mungkin tidak penting untuk permintaan dari konsumen mereka produser
proses-proses relatif pada jangka pendek komersial, yang secara normal dipersiapkan
seringkali menjadi lebih penting pada jangka untuk membayar hewan atau semen yang sudah
panjang. mengalami perbaikan genetik jika ini akan
Sampai bioteknologi berkembang baik, elemen meningkatkan keuntungan mereka.
biaya utama dari program pemuliaan adalah Bagaimanapun, disini menarik untuk mencatat
pengukuran sifat dan pencatatan, progeni test bahwa jika tren pemuliaan tidak muncul untuk
dan pemeliharaan stok bibit. Meskipun tujuan dinilai secara ekonomi, pemuliaan tersebut
374
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
mungkin akan berlanjut untuk periode waktu lambat, khususnya jika interval generasi
mendatang (Kotak 80). Dibawah suatu sistem panjang. Bagaimanapun, perbaikan ini
yang disubsidi pemerintah, semua bagian dari bersifat permanen dan kumulatif, yang tidak
biaya usaha perbaikan genetik dibayar melalui terjadi pada program perkawinan silang.
pembayaran pajak. Pada kasus ini, program Perbaikan genetik perlahan adalah bentuk
pemuliaan sepatutnya dikenakan penelitian yang paling berkelanjutan dari perbaikan, karena akan
cermat untuk menjamin bahwa mereka betul memberikan waktu pada pengguna untuk
menghasilkan keuntungan sosial. Keuntungan beradaptasi dengan perubahan sistem produksi
seperti ini dapat melibatkan, sebagai misal, sebagai yang diinginkan. Ketika sifat yang
penjamin produk lebih aman, nutrisius atau diperhatikan dalam jumlah banyak dan/atau
kurang mahal untuk konsumen, atau beberapa diantaranya saling bertentangan, bisa
menurunkan impak negatif lingkungan dari diciptakan line berbeda, dan dipertahankan
produksi ternak. dengan seleksi dalam line. Line ini kemudian
disilangkan untuk menghasilkan hewan
komersial. Strategi ini digunakan untuk
3 Elemen-elemen program pemuliaan babi dan unggas.
pemuliaan Penetapan program pemuliaan melibatkan
definisi dari sasaran pemuliaan (Groen, 2000)
Elemen-elemen yang diperlukan dalam program dan rancangan suatu skema yang mampu
pemuliaan tergantung pada pemilihan umum mengalirkan kemajuan genetik dari line dengan
strategi pemuliaan. Dengan demikian, keputusan target ini. Secara praktis, ini melibatkan
pertama adalah mana dari tiga strategi perbaikan manajemen manusia dan sumberdaya sebaik
genetik perlu diaplikasikan: seleksi antara breed, aplikasi dari prinsip-prinsip genetik dan
seleksi dalam breed atau line, atau perkawinan pemuliaan hewan (Falconer and Mackay, 1996).
silang (Simm, 1998). Setiap aspek dari program pemuliaan melibatkan
Seleksi antara breed-breed, pilihan yang
banyak proses individu dan seringkali institusi.
paling radikal, adalah substitusi breed Kesuksesan tergantung pada bagaimana
bergenetik inferior oleh breed superior. Hal baiknya sumberdaya yang ada ditangani dan
ini dapat dilakukan hanya sekali (ketika dimanajemen untuk mencapai tujuan pengguna.
pada unggas biaya tidak menjadi masalah) Pengguna dari program pemuliaan adalah
atau secara perlahan dengan silang balik semua yang dipengaruhi, dalam satu cara atau
berulang dengan breed superior (pada lainnya, oleh keberhasilannya. Ini melibatkan
hewan besar). pengguna akhir produk dari program (misal
Perkawinan silang (cross-breeding), metode
produser peternakan), perusahaan komersial
tercepat kedua, pemodalan pada heterosis dan lainnya yang langsung atau tidak langsung
dan karakteristik komplementer antara melakukan investai dalam skema, departemen
breed-breed hewan. Sistem perkawinan pemerintah, perkumpulan breed, dan pekerja
silang konvensional (sistem rotasi dan untuk mengimplementasikan program.
sistem berdasarkan terminal sire) telah Pengguna lain melibatkan keuntungan tambahan
didiskusikan secara luas (misal Gregory and seperti suplier, distributor, dan penjual produk
Cundiff, 1980). Perkawinan inter se dari sampingan dari skema.
hewan-hewan sebagai komposit yang baru Kebanyakan program memiliki struktur piramid
dikembangkan disarankan sebagai suatu (Simm, 1998), dengan variasi jumlah lapisan
bentuk alternatif dari perkawinan silang tergantung pada kepuasan program. Pada
(Dickerson, 1969; 1972). puncak piramid adalah inti dimana seleksi dan
Metoda ketiga, seleksi dalam breed,
perkawinan dari hewan keturunan elit
memberikan perbaikan genetik paling
375
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
GAMBAR 48
Struktur industri peternakan unggas
BREEDER
PRIMER
PRODUCEN TELUR/BROILER
DISTRIBUTOR
KONSUMEN
376
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
3.1 Sasaran program pemuliaan Pharo dan Pharo (2005) memberi batasan
Sasaran pemuliaan adalah suatu daftar dari alternatif-alternatif ini, secara berurutan,
sifat-sifat yang diperbaiki secara genetik. pemuliaan untuk direction dan untuk
Sasaran tersebut sepatutnya satu baris dengan destination. Sebagai contoh yang terakhir
tujuan pengembangan pertanian nasional, dan adalah telur pada induk ayam petelur. Nilai pasar
sesuai dengan sistem produksi yang didefiniskan telur dalam kisaran berat tertentu misalnya,
dan breed-breed yang disesuaikan terhadap antara 5,5 dan 70 gram. Telur lebih kecil tidak
sistem produksi. Tujuan-pengembangan terjual dan tidak ada bayaran imbalan untuk telur
produksi pertanian negara secara tradisional yang besar. Hal ini menunjukakn bahwa ukuran
melibatkan variabel-variabel ekonomi, tetapi telur dikorelasikan negatif terhadap jumlah telur,
perlu diperluas untuk mengakomodasi etika- kekuatan kulit dan daya tetas, seleksi untuk telur
etika, dan aspek-aspek sosial lainnya dari yang lebih besar tidak hanya pembuangan
kemanusiaan. Tujuan-tujuan ini digunakan untuk intensitas seleksi, tetapi juga kontra produktif.
memformulasikan sasaran pemuliaan. Berbagai Contoh lain adalah ukuran tubuh. Untuk ternak
cara berbeda tersedia untuk mencapainya. Yang pedaging, ukuran saat potong merupakan
paling umum adalah fungsi keuntungan. Dalam penentu nilai yang penting. Ukuran tubuh
teori, menetapkan suatu keuntungan adalah memiliki pengaruh besar pada kebutuhan nutrisi,
sangat penting, terutama pada kasus program melalui pengaruhnya pada kebutuhan dasar.
seleksi dalam breed, yang merupakan fungsi Ukuran tubuh juga bisa mempengaruhi fertilitas.
linier dari nilai ekonomi relatif dari sifat-sifat Bagian terakhir (fertilitas bersih/net fertility
yang dikembangkan. Secara praktis, seperti calf crop atau lamb crop saat sapih)
bagaimanapun, menjadi tidak mudah untuk adalah faktor penentu yang besar dari efisiensi
memperoleh nilai ekonomi ini, sebagian karena biologi dan keuntungan. Sejak ukuran tubuh
nilainya dapat bervariasi dalam waktu dan ruang, diasosiasikan terhadap biaya dan keuntungan,
dan sebagian karena kekurangan waktu, tenaga disini sulit untuk menentukan nilai optimal
ahli, pengetahuan, sumberdaya dll. Dengan terutama dibawah sistem grazing, karena
demikian, pemulian memanipulasi arah dari kesulitan terlibat dalam menguraikan secara
perubahan melalui percobaan dan kesalahan cukup konsumsi hijauan. Pertimbangan lain
(trial and error) berdasarkan pada persepsi adalah kebanyak pasar potong membedakan
permintaan pasar. Amer (2006) mendiskusikan ternak yang ada diluar kisaran bobot karkas
cara-cara lain untuk memformulasikan target (hidup) yang diinginkan. Sebagai contoh, pasar
pemuliaan seperti model bioekonomi dan model Eropa memerlukan bobot karkas minimum, yang
aliran gen. tidak bisa dipenuhi oleh beberapa breed (misal
Perbaikan genetik ternak diukur relatif breed Sanga dari Numbia). Bahkan jika ukuran
terhadap perangkat sifat yang diberikan, umum tubuh saat ini dari sapi adalah optimum
dinyatakan sebagai sifat-sifat dengan berdasarkan pertimbangan efisiensi biologi, sapi
kepentingan ekonomi. Dalam realita, sifat-sifat besar bisa lebih menguntungkan.
dan kepentingan ekonomi bervariasi seluas Pemilihan sasaran pemuliaan bisa satu diluar
program pemuliaan. Untuk banyak spesies aktvitas, atau satu yang diperbaiki dari waktu ke
ternak, sifat-sifat dengan kepentingan ekonomi waktu. Keputusan diambil pemulia, dengan
adalah sifat yang mempengaruhi produktivitas, umpan balik dari semua lapisan dari piramid
longevitas, kesehatan dan kemampuan pemuliaan. Pada pemuliaan unggas dan babi,
reproduksi hewan. keputusan ini diambil oleh manajemen puncak
Pada kebanyakan sifat, tujuan adalah dari perusahaan pembibitan (peneliti dan
perbaikan kontinyu, tetapi untuk beberapa sifat manajer pengembangan dengan persetujuan
target adalah untuk mencapai nilai menengah. manajer teknis, pemasaran dan penjualan).
377
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Pada pemuliaan sapi perah, keputusan diambil seleksi tidak hanya sangat tergantung pada
pada lapisan inti, tetapi biasanya melalui tanda-tanda dari tempat pasar (misal produser
konsultasi dengan orang-orang dalam lapisan komersial), tetapi juga pada performans dari
lain melibatkan lapisan komersial, pada suatu produk program yang berkompetisi.
cara yang mencerminkan pola kepemilikan
program. 3.2 Kriteria seleksi
Keluaran dari program pemuliaan, khususnya Sasaran pemuliaan berbeda dari kriteria seleksi
pada sapi perah dan potong, direalisir beberapa yang digunakan untuk mengambil keputusan
tahun setelah keputusan seleksi dibuat. Bahkan hewan mana yang dipakai sebagai tetua bagi
pada unggas, dimana interval generasi lebih generasi selanjutnya. Biasanya, keputusan
singkat, perubahan genetik yang dilaksanakan melibatkan penyusunan indeks seleksi.
pada inti tidak akan bisa diamati di tingkat Pengukuran diambil pada hewan kandidat dan
komersial dalam waktu kurang dari tiga tahun. familinya, dan diboboti sesuai dengan koefisien
Ini menggaris bawahi kepentingan untuk indeks yang dihitung untuk memaksimasi
mengantisipasi permintaan mendatang ketika korelasi antara indeks seleksi dan target
mendefinisikan target pemuliaan. pemuliaan. Perlu ditekankan bahwa beberapa
Pada pasar yang kompetitif, seperti industri sifat dari sasaran pemuliaan dapat berbeda dari
pemuliaan unggas, identifikasi dari sifat-sifat yang dipakai dalam menyusun indeks seleksi.
yang diperhatikan dan fokus dari kegiatan Sebagai contoh, babi diseleksi untuk perlemakan
Kotak 80
Perubahan ukuran tubuh sapi potong di Amerika Serikat
Dalam tahun 1900 sebagian besar sapi potong yang kecepatan tinggi dalam suatu periode makan yang lama
berkembang cepat di AS adalah Shorthorn, Hereford, (empat atau lima bulan) tanpa menjadikan terlalu gemuk.
atau Angus. Sapi tersebut sangatlah besar dengan bobot Sapi penggemukan sebelumnya dengan ukuran kecil
badan pejantan 1.100 kg dan induk 730 kg. Sapi yang sebelumnya popular tidak diterima oleh industri
digemukkan terutama pada padang rumput dan terdapat penggemukan. Charolais dan breed-breed wilayah Eropa
beberapa perhatian untuk menghasilkan sapi pada akhir lainnya menjadi popular, dan sapi dari breed Britis
penggemukan (finishing) pada umur lebih muda dan berat diseleksi untuk meningkatkan ukuran dan pertumbuhan.
lebih ringan. Tren yang dikembangkan untuk menseleksi Mulai pertengahan 1950-an sampai akhir 1960-an, sapi
sapi dengan kerangka lebih kecil tetapi memiliki lebih besar disukai sepanjang mereka memiliki
kemampuan lebih besar untuk penggemukan. Kebanyak konformasi yang sangat kompak. Bagaimanapun, pada
seleksi pada kenyataannya berdasarkan hasil akhir tahun 1960-an, sapi lebih besar disukai, bakan jika
kemenangan pertandingan (show ring). Seleksi terbukti mereka lebih tinggi dan sangat berbeda konformasinya
efektip dan perubahan besar didapatkan pada populasi dari sapi popular di periode lebih awal. Dalam beberapa
sapi. Setelah beberapa generasi (akhir tahun 1920 dan tahun, sapi diseleksi untuk kerangka yang lebih besar,
awal 1930an) sapi kemungkinkan dalam ukuran yang bahkan pada breed-breed di wilayah Eropa. Seleksi ini
lebih bersesuaian dengan kondisi produksi juga cukup efektif, dan secara ektrim menghasilkan
pemeliharaannya. Bagaimanapun, seleksi berkelanjutan hewan besar.
dengan arah yang sama, dan tahun 1950-an sapi-sapi Pada pertengahan tahun 1980-an, beberapa
tersebut yang paling banyak dipertimbangkan pada organisasi pemuliaan besar menyadari bahwa tren
banyak peternakan menjadi sangat kecil dan ditolak berjalan terlalu jauh, dan perubahan dibuat untuk
dalam penggemukan untuk memperoleh keuntungan menghasilkan hewan-hewan dengan ukuran lebih
dibawah kondisi program manajemen komersial. moderat. Pada beberapa puluh tahun terakhir, lebih
Perubahan besar pada industri sapi potong di AS banyak pemulia mengenal akan lebih disukai ukuran
terjadi pertengahan tahun 1950-an, dengan sedang sampai ekstrem untuk beberapa arah.
berkembangnya usaha penggemukan besar di negara Bagaimanapun, sapi-sapi tersebut berlanjut menjadi
bagian The Great Plains. Agar usaha penggemukan ini minoritas, dan sapi yang sangat besar berlanjut disukai
menguntungkan, sapi harus mampu tumbuh dengan laju dibanyak peternakan besar.
378
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
dari karkas ini merupakan sifat target Pengetahuan teoritikal genetika kuantitatif
pemuliaan. Hal ini tidak dapat diamati pada dipakai untuk memprediksi perolehan yang
kandidat seleksi, yang berarti bahwa mereka diharapkan dari skenario-skenario berbeda
akan dipotong. Oleh karenanya dicatat sifat (Falconer dan Mackay, 1996). Untuk tujuan ini,
prediktor seperti ketebalan lemak subkutan yang parameter genetik populasi seperti heritabilitas
diukur secara ultrasonik. Pada kondisi sulit atau dan variasi fenotipik dari sifat-sifat yang
mahal dalam memperoleh informasi kekerabatan diperlukan untuk membangun indeks seleksi
antara hewan dan sifat-sifat yang cukup (asumsi-sumsi beralasan dapat dibuat) (Jiang et
heritabel, seleksi dapat berdasarkan performans al., 1999). Selanjutnya ditetapkan rencana
individu (seleksi massa). Susunan indeks pemuliaan yang sesuai. Diperlukan juga catatan
seleksi menjadi isu teknis, dan memerlukan memadai untuk keperluan evaluasi genetik dan
personil dengan keahlian yang diperlukan. hewan-hewan elit yang mencukupi pada inti dan
Terdapat sejumlah kondisi dimana multiplikasi dari lapisan lebih rendah dari
dipertimbangkan seleksi banyak sifat yang tidak piramida pemuliaan. Catatan bahwa aktivitas ini,
relevan dengan sasaran pemuliaan. Ini secara perancangan program sudah pada fase
serius akan menurunkan intensitas seleksi aktual optimisasi
dan oleh karenanya, membatasi perbaikan Ketika merancang program pemuliaan,
genetik. Kadang-kadang disini diterima (misal sepatutnya tidak dilupakan bahwa banyak aspek
kelainan genetik menjadi alasan valid dalam secara langsung dipengaruhi oleh laju reproduksi
pengafkiran). Pada kasus lain seperti kriteria dari hewan bibit. Laju reproduksi lebih tinggi
yang meragukan (misal volume tubuh sebagai berarti bahwa lebih sedikit hewan bibit yang
indikator produktivitas) atau tidak terekomendasi diperlukan. Lebih banyak keturunan per hewan
(misal ukuran kerangka atau sifat perah). bibit memungkinkan lebih akurat estimasi nilai
pemuliaan.
3.3 Rancangan skema pemuliaan
Perancangan program pemuliaan memerlukan 3.4 Pencatatan data dan manajemen
berbagai keputusan dengan urutan logis. Pencatatan data performans dan pedigri adalah
Perancangan program sepatutnya peduli dengan kekuatan pendorong utama untuk perbaikan
proses yang melibatkan perubahan sejalan genetik. Ukuran yang konsisten dan akurat
waktu dari sederhana sampai meningkatnya membawa pada seleksi yang efisien. Secara
taraf kepuasan sebagai organisasi dan praktis, bagaimanapun, sumberdaya terbatas.
pengembang kapasitas. Banyak keputusan Pertanyaannya kemudian: sifat-sifat mana yang
melibatkan penentuan berapa baik perlu diukur dan pada hewan yang mana? Lebih
menggunakan struktur populasi saat ini untuk disukai sifat-sifat yang dpertimbangkan dalam
meneruskan secara riil perbaikan dan/atau tujuan pemuliaan perlu diukur, tetapi ini
rekonstruksi yang diperlukan. Evaluasi ekonomi tergantung pada kemudahan dan biaya
merupakan bagian integral dari proses, dan pengukuran. Hewan-hewan inti, paling tidak,
sepatutnya dibawa baik pada fase sebelum perlu diukur pada performans dan pedigri.
implementasi dan mengevaluasi perubahan yang Koleksi data performans pada kondisi dimana
direalisasi ketika program dijalankan. dasar keputusan seleksi menjadi komponen vital
Keputusan invesmen pada program pemuliaan dari berbagai program pemuliaan, dan
sepatutnya dikaji dengan memperhatikan tiga sepatutnya dipertimbangkan sedemikian,
komponen sebagai penyumbang laju perubahan dibandingkan sebagai produk ikutan dari sistem
genetik: intensitas seleksi, akurasi seleksi dan pencatatan yang utamanya dirancang untuk
interval generasi. Berdasarkan komponen- membantu manajemen jangka pendek (Bichard,
komponen ini, skenario alternatif dikaji. 2002). Tugas dari pegumpulan, penyusunan dan
379
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
penggunaan data dalam evaluasi genetik catatan tidak langsung dengan progeni dan/atau
memerlukan organisasi yang baik dan sumber- sib diperlukan. Juga akan bermanfaat untuk
sumber yang dipertimbangkan (Wickham, 2005; sifat-sifat dengan heritabilitas rendah, yang
Olori et al., 2005). Dalam banyak kasus, skema mungkin memerlukan beberapa catatan untuk
khusus mungkin perlu dipertimbangkan untuk evaluasi secara akurat pada individu. Progeni
menghasilkan dan mencatat data yang testing mengacu pada suatu skema dimana
diperlukan. Biaya dan kompleksitas skema ini sekor individu dievaluasi berdasarkan catatan
bervariasi tergantung pada tipe organisasi performans yang diperoleh dari keturunan. Ini
pemuliaan, tipe sifat, dan metoda pengujian. terutama dikaitkan dengan pejantan (Willis,
Tipe organisasi pemuliaan. perusahaan 1991), karena ia mudah menghasilkan keturunan
pembibitan babi dan unggas memiliki fasilitas dalam jumlah besar dibandingkan seekor betina.
bangunan untuk koleksi dan penyimpanan Secara tipikal, tidak semua jantan diuji progeni,
semua data yang diperlukan, dimana organisasi tetapi hanya jantan yang dilahirkan dari
pemuliaan lain mungkin meletakkan sumberdaya perkawinan elit. Uji progeni sangat berguna
yang dimiliki kepada lebih dari satu pengguna. untuk meningkatkan akurasi seleksi untuk
Sebagai misal, ini kasus tipikal dalam program spesies-spesies dengan laju reproduksi rendah
pemuliaan sapi perah (lihat sub-bab 4.1). dan untuk menguji interaksi genotipe-lingkungan.
Tipe sifat. Ketika bobot hidup hewan menjadi Untuk banyak spesies ruminan, biaya dari
sifat yang diperhatikan, semua yang diperlukan fasilitas uji progeni pusat bisa menjadi
adalah skala penimbangan. Bagaimanapun, penghalang. Ini oleh karenanya suatu latihan
untuk mengukur efisiensi pakan pada individu umum untuk melibatkan sebanyak mungkin
hewan, peralatan yang lebih memuaskan petani atau produser komersial. Petani didorong
mungkin diperlukan sehingga memungkinkan untuk menerima semen dari grup jantan muda
pencatatan jumlah pakan individu. untuk digunakan pada sejumlah ternak betina
Uji performans versus uji progeni atau sib. mereka. Karena jantan muda belum teruji
Dalam skema uji performans, sifat-sifat yang kemampuan genetiknya, sering petani yang
diperhatikan dicatat secara langsung pada setiap dilibatkan dalam uji progeni memerlukan insentif
individu. Sebagai contoh, bobot badan dan yang baik agar berpartisipasi (Olori et al., 2005).
pertumbuhan sering dicatat meliputi suatu Pada kondisi ini, biaya total (beberapa ratus ribu
periode tetap selama sepanjang hidup dari sapi dolar AS) sering dikeluarkan oleh pemilik jantan
potong, babi, ayam broiler atau kalkun. Secara muda yang diuji.
mendasar, hewan yang berhubungan (cohort) Informasi Keturunan. Sebagai tambahan
dimanajemen bersama pada kondisi yang sama terhadap catatan performans, evaluasi genetik
pada suatu periode waktu selama performans pada suatu program pemuliaan memerlukan
individu diukur. Ini dapat dilakukan pada informasi pedigri. Kualitas dari informasi pedigri
peternakan, atau pada stasiun uji performans tergantung pada kedalaman dan
dimana sapi atau babi dari peternakan atau kelengkapannya. Apakah tujuan pemuliaan
kelompok berbeda dibawa bersama untuk melibatkan perbaikan genetik atau pencegahan
pembandingan langsung dibawah kondisi yang kelangkaan hasil dari kehilangan variasi genetik,
sama. pedigri dari semua hewan bibit harus dicatat dan
Sering, informasi menarik tidak bisa diukur dipelihara.
secara langsung pada kandidat seleksi, bisa Sistem informasi. Ketika sumberdaya
karena ekspresi sifat terkait seks sebagai misal tersedia, database yang disentralisir serta
pada produksi susu atau telur, atau karena sifat- pembagian akses bersama perlu
sifat yang hanya dapat dicatat setelah hewan menguntungkan dan dengan pembiayaan efektip
mati (misal komposisi karkas). Pada kejadian ini, (Wickham, 2005; Olori et al., 2005). Pengujian
380
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
dari manajemen menyeluruh terkait informasi hewan yang mensuplai data untuk skema
dari sistem semacam ini sering berperan sebagai pemuliaan adalah esensial. Analisis data,
stimulus untuk partisipasi lebih jauh pada skema dengan tuntunan dan asistensi dari asosisasi
pencatatan data. Keperluan program pemuliaan breed secara personal, perancangan hewan
kecil mungkin bisa satu komputer personal dalam grup kontemporari (grup hewan dengan
dengan lembar kertas mencukupi, manajemen umur sama yang dipelihara bersama dengan
data dan software laporan, sedangkan pada taraf perlakuan sama). Perancangan ini bisa kritikal
program nasional bisa memerlukan departemen untuk akurasi evaluasi genetik. Pemulia
terspesialisasi (Grogan, 2005; Olori et al., 2005). menyelesaikan data pada asosiasi, dan setelah
pengecekan berbagai kesalahan, informasi
3.5 Evaluasi genetik diteruskan pada tim evaluasi untuk analisis.
Kemajuan dalam program pemuliaan menuntut Untuk ruminan, evaluasi dilaksanakan sekali
hewan-hewan bergenotipe superior untuk sifat- atau dua kali setiap tahun, tetapi untuk program
sifat yang diperhatikan diidentifikasi dan diseleksi daging babi dan unggas, dimana seleksi
untuk dikawinkan dan menghasilkan generasi dilakukan berdasarkan bulanan, mingguan atau
berikutnya. Identifikasi hewan perlu menguraikan dua mingguan, evaluasi berlangsung secara
sumbangan lingkungan dari pengamatan kontinyu.
fenotipe. Hal ini diselesaikan dengan prediksi Hasil-hasil dari prediksi genetik (PBV dan
nilai pemuliaan atau evaluasi genetik. Ini menjadi kumpulan indeks) secara tipikal dicetak pada
aktivitas inti dari setiap program pemuliaan. sertifikat registrasi hewan. Umum untuk
Evaluasi genetik sepatutnya riil. Metodologi mencetak PBV dalam katalog penjualan semen.
BLUP, diterapkan terhadap berbagai model Ini berarti bahwa pengguna akhir (petani) harus
tergantung pada sifat dan ketersediaan data, mengerti dan menerima PBV yang dihasilkan,
menjadi metoda standar untuk hampir semua dan mengetahui bagaimana menggunakannya.
spesies. Evaluasi sepatutnya tersedia tepat Evaluasi genetik menjadi tidak memiliki makna
waktu untuk memberi manfaat terbaik dari jika hasilnya tidak dipakai oleh pengguna akhir.
invesmen koleksi data dan manajemen Satu unit evaluasi genetik tipikal memerlukan
database. Sistem evaluasi genetik menggunakan baik staf berkualifikasi, dan sumberdaya material
BLUP tergantung pada ukuran dan struktur data memadai untuk melakukan analisis data dan
yang baik. Jika persyaratan ini dapat dilakukan, menghasilkan keputusan seleksi. Banyak
invesmen pada BLUP biasanya memiliki program pemuliaan dengan skala besar memiliki
pembayaran yang sangat efektif. unit evaluasi genetik berdedikasi di rumah.
Evaluasi antara peternakan memiliki Bagaimanapun, juga mudah untuk mengkontrak
keuntungan yang memungkinkan pembandingan evaluasi ini diluar pada institusi eksternal.
adil dari nilai pemuliaan terprediksi (PBV) dari Banyak universitas dan pusat penelitian
hewan dalam peternakan berbeda, yang memberikan pelayanan evaluasi genetik untuk
membawa seleksi lebih banyak hewan dari program pemuliaan nasional dan non nasional.
peternakan dengan superioritas genetik. Untuk Pelayan semacam ini dapat mencakup
melakukan ini, keterkaitan genetik beberapa breed dan spesies berbeda, sebagai
(menggunakan hewan berdasarkan peternakan prinsip dari evaluasi genetik dan software yang
dan tahun) adalah kritikal. Dalam memanfaatkan dilibatkan akan sama dalam setiap kasus.
informasi dari peternakan berbeda, diperlukan Mungkin, unit evaluasi genetik yang paling
struktur organisasi memadai. Ini dapat diperoleh popular dengan reputasi internasional adalah
melalui kolaborasi yang baik antara pemulia, Pelayanan Evaluasi Pejantan Internasional
asosiasi mereka, dan universitas atau pusat (International Bull Evaluation
lembaga penelitian. Identifikasi unik untuk semua Service/INTERBULL). Pusatnya pada
381
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
382
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
untuk menjamin deteksi awal dari pengaruh yang teknologi reproduksi. Struktur pemuliaan
tidak diinginkan dari proses seleksi, seperti sepatutnya ditentukan bersesuaian dengan apa
kepekaan meningkat terhadap penyakit atau yang mungkin dan apa yang optimum.
penurunan variasi genetik. Keterbatasan lingkungan dan infrastruktur,
Untuk mengkaji kemajuan, tren fenotipik dan kondisi tradisi dan sosial ekonomi perlu
genetik biasanya didapatkan dengan dipertimbangkan dalam perencanaan program-
meregresikan rataan nilai fenotipik dan program pemuliaan.
pemuliaan tahunan terhadap tahun kelahiran.
Tambahan untuk informasi ini, pemulia
melakukan uji performans internal dan eksternal 4 Program pemuliaan dengan
secara teratur. Skema uji eksternal perlu sistem input tinggi
mencakup kisaran luas dari lingkungan produksi
untuk menjamin bahwa hewan terseleksi dapat Sistem input tinggi, perbaikan genetik
berproduksi pada kisaran lingkungan yang luas. berkelanjutan diturunkan utamanya oleh
Sumber-sumber lain dari informasi, dan mungkin pemuliaan langsung dalam breed atau line.
paling penting, adalah hasil lapangan dan umpan Pada kasus ruminansia, ini sangat besar sebagai
balik dari pengguna. Secara ultimatum, hasil dari posisi kuat dan kerja aktif dari asosiasi
pengguna adalah penilai terbaik dari kerja yang pemuliaan, dan hasil spektakular yang diperoleh
dilakukan. dengan metoda ini. Perkawinan silang digunakan
untuk merealisir keuntungan dari hybrid vigour
3.8 Diseminasi kemajuan genetik (heterosis) dan komplementari. Pada unggas
Nilai individu superior dibatasi jika mereka dan babi, pemulia-pemulia mengkonsentrasikan
dikontribusikan secara tidak efisien pada usaha mereka pada seleksi breed atau line, dan
perbaikan pool genetik dari keseluruhan populasi menggunakan perkawinan silang untuk
target. Impak luas dari perbaikan genetik memperoleh heterosis dari sifat ketegaran dan
tergantung pada diseminasi material genetik. terhadap komplementari dari sifat-sifat lain.
Teknologi reproduksi, khususnya IB, dalam hal Jumlah perusahaan pembibitan ternak didunia
ini. Bagaimanapun, dampak merreka bervariasi relatif sedikit, tetapi mereka memberi pengaruh
antara spesies. Pada pemuliaan domba dan ekonomi secara nyata. Mereka meningkatkan
kambing, pertukaran material genetik sangat operasi pada skala global. Sebagaimana
besar tergantung pada perdagangan hewan subbab berikut akan diilustrasikan, struktur,
hidup. Pada sapi, IB memungkinkan pejantan melibatkan kepemilikan, dari organisasi
terseleksi dalam inti untuk digunakan pada pemuliaan berbeda besar antara spesies.
semua populasi. Prinsipnya, tidak terdapat
masalah dalam penggunaan satu jantan 4.1 Pemuliaan sapi perah dan sapi potong
pengecualian untuk memiliki banyak keturunan Kriteria seleksi
pada populasi. Bagaimanapun, pelaksanaan IB Pada sapi perah, rataan produksi susu, lemak
menggunakan semen dari jantan-jantan dari dan protein per induk per tahun meningkat
keluarga yang sama secara intensif akan secara nyata dalam beberapa dekade terakhir
membawa pada inbreeding. sebagai hasil penggunaan meluas dari breed
Akan memungkinkan untuk menerapkan seperti Friesian-Holstein dan seleksi intensif
elemen-elemen yang diuraikan diatas bahkan dalam breed. Peningkatan ini juga
dibawah kondisi dasar. Struktur pemuliaan tidak mencerminkan fakta bahwa produktivitas pada
perlu berupa sistem yang sangat maju dalam beberapa tahun menjadi tujuan penting seleksi,
pencatatan data dan evaluasi genetik, secara dengan seleksi terutama berdasarkan pada sifat-
awal juga tidak memerlukan penggunaan sifat produksi dan morfologi.
383
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Pada tahun-tahun belakangan ini terlihat genetik negatif antara produksi susu dan
adanya perhatian meningkat dari sebagian reproduksi dan sifat-sifat terkait dengan
konsumen akan isu kesejahteraan hewan, dan kesehatan. Pengaruh sampingan yang tidak
tentang penggunaan antibiotik pada produksi diharapkan, oleh karenanya, diamati melibatkan
ternak. Organisasi pemulia juga menyadari fertilitas rendah, kepekaan lebih besar pada
bahwa seleksi semata untuk keluaran produk per mastitis, masalah kaki dan ketosis.
hewan akan membawa kemunduran kesehatan
hewan dan performans reproduksi, stres Kotak 81
metabolik yang meningkat dan longevitas Masalah beranak pada sapi Biru Putih Belgia
menurun (Rauw et al., 1998). Sebagai hasil, (Belgian White Blue Cattle)
penekanan pada sifat-sifat fungsional Pada sapi potong, permintaan akan daging berkualitas
meningkat, dan perhatian yang kurang diberikan tinggi telah membawa pada penggunaan breed-breed
pada keluaran produk. Seleksi untuk sifat-sifat seperti Belgia Biru Putih, yang memilik fenotipe ekstrim.
Bagaimanapun, breed ini memiliki kejadian operasi sesar
fungsional saat ini didasarkan pada pencatatan sangatlah tinggi (Lips et al., 2001). Dalam jangka
langsung dari sifat-sifat ini dibandingkan sifat- pendek, laju tersebut dapat secara signifikan diturunkan.
sifat tipe. Nilai pemuliaan pada kisaran luas dari Perototan yang ekstrim dari Belgia Putih Biru adalah
sifat fungsional dikembangkan dan diterapkan disebabkan gen myostatin, satu gen tunggal resesif
pada banyak negara. Ini memungkinkan autosomal yang terletak pada kromosom 2. Disini, oleh
karenanya, menjadi pertanyaan apakah penurunan
organisasi pemulia dan peternak untuk kesulitan beranak dapat dilakukan saat sifat muskularitas
memberikan perhatian langsung pada sifat-sifat eksrim dipelihara. Karena ini, maka masalah
ini dalam keputusan seleksi mereka. kesejahteranaan hewan perlu diberikan dengan jelas,
Pemulia menghadapi kesulitan dalam dua sehingga dipertanyakan masa depan dari breed sapi ini.
area pemuliaan (melibatkan pencatatan) dan
pemasaran. Mempertimbangkan pemuliaan, Pada sapi potong dan domba, seleksi pada
terdapat sejumlah masalah dikaitkan dengan pertumbuhan mengakibatkan bobot lahir lebih
respons terkait seleksi. Pada kebanyakan tinggi dan meningkatkan masalah kelahiran.
program pemuliaan sapi, suatu index agregat Pertumbuhan lebih tinggi dapat juga diharapkan
disusun melibatkan sifat-sifat seperti untuk meningkatkan ukuran tubuh betina saat
pertumbuhan, produksi susu, fertilitas, kawin. Ini dapat berakibat pada laju reproduksi
konformasi, jumlah sel somatik, kemudahan lebih rendah apabila hewan-hewan lebih besar
beranak dan lama hidup produktif (untuk lebih tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya
rinci lihat Tabel 99). Pada sapi perah, fokus karena kuantitas dan kualitas rataan hijauan
utama diletakkan (dan masih terjadi) pada yang terbatas. Pengaruh yang tidak diharapkan
produksi susu, meskipun terdapat korelasi tersebut bisa dihindarkan, atau paling tidak
Kotak 82
Perkawinan silang (crossbreeding) untuk mengatasi masalah terkait inbreeding pada sapi Holstein
Breed Holstein, sebagai breed komposit yang hampir inbreeding pada skala internasional, membawa perhatian
sempurna dari gen Holstein Amerika, secara nyata sangat besar pada perkawinan silang (crossbreeding)
menggantikan breed-breed sapi perah lain yang ada di diantara produser sapi perah komersial. Pada perkawina
dunia. Sifat produksi dan konformasi telah ditekankan silang, jantan breed murni secara kontinyu
pada pemuliaan Holstein karena heritabilitas tinggi dipertimbangkan untuk mengawini hampir semua sapi
moderat dan kemudahan pengumpulan data. dara dan induk. Kebanyakan sistem perkawinan silang
Bagaimanapun, fertilitas betina, kemudahan beranak, pada sapi perah akan menggunakan tiga breed untuk
mortalitas anak, kesehatan dan survivabilitas sampai mengoptimasi rataan tingkat heterosis sepanjang
belakangan ini diabaikan. Masalah terkait dengan sifat- generasi.
sifat fungsional, bersamaan dengan peningkatan ________________
Untuk informasi lebih jauh lihat: Hansen (2006).
384
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 99
Tujuan pemuliaan pada ruminansia
385
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
sapi perah, informasi pedigri sering dicatat, Program seleksi diadakan dengan pusat IB
dimiliki dan dimanajemen oleh perhimpunan berkembang dari skema lokal ke nasional, dan
pemulia, ketika catatan produksi susu dimiliki peningkatan operasional secara internasional.
oleh peternak, tetapi dikoleksi dan dimanajemen Diseminasi material genetik dari hewan
oleh organisasi pencatat susu. Informasi fertilitas superior sekarang sudah mendunia. Diprediksi
dan performans reproduksi disimpan oleh bahwa dalam 10 sampai 15 tahun kedepan
perusahaan yang melibatkan pelayanan IB, pusat IB akan menyatu kedalam beberapa
konformasi kesehatan umumnya disimpan oleh perusahaan pembibitan dunia, seperti yang ada
veterinerian. Sering organisasi-organisasi ini sekarang terjadi pada sektor babi dan unggas.
berada pada lokasi yang tersebar dan Sebagai misal, pada awal tahun 1990-an
menyimpan informasi dalam sistem yang program pemuliaan Genus adalah program
berbeda. sapi yang besar di Inggris. Dengan berjalannya
Karena produksi sapi adalah suatu waktu, Genus bergabung dengan genetik ABS di
perdagangan pertanian tradisional yang besar AS untuk membentuk perusahaan dunia, yang
dan karena pemuliaan mempunyai impak besar saat ini mensuplai genetik sapi dari sejumlah
pada sistem perdagangan ini, program galur sapi perah dan sapi potong untuk
pemuliaan sapi memperoleh banyak masukan ditawarkan pada 70 negara. Lebih jauh saat ini,
dari agensi pemerintah dibandingkan pemuliaan Genus merangkul Sygen, suatu perusahaan
unggas atau babi, dan oleh karenanya memiliki bioteknologi.
pandangan spesifik negara. Kebanyak program Program pemuliaan pada sapi perah terletak
baik diawali atau dipelihara keberlajutannya pada produser komersial guna menghasilkan
dengan dukungan dana dari agensi pemerintah data memadai untuk evaluasi genetik.
nasional (Wickham, 2005). Organisasi-organisasi Pencatatan data, oleh karenanya, mengambil
seperti Laboratorium Program Perbaikan Hewan peran pada semua lapisan dari program
(the Animal Improvement Programs Laboratory/ pemuliaan. Keperluan ini paling besar pada
AIPL) dari Departemen Pertanian AS (United kasus program sapi perah, yang memerlukan
States Department of Agriculture/USDA), keturunan jumlah besar dalam grup untuk
Canadian Dairy Network (CDN), Cr-Delta in the menghasilkan evaluasi pejantan secara akurat
Netherlands, dan lInstitut de lElevage (IE) di (teristimewa untuk sifat-sifat dengan heritabilitas
Francis, mempunyai peran besar pada program rendah), atau pada sapi potong
pemuliaan sapi di negara mereka, khususnya untukmemungkinkan estimasi pengaruh
dalam manajemen data dan evaluasi genetik. Ini langsung dan pengaruh induk. Penggunaan IB
juga masalah untuk perhimpunan breed, yang untuk diseminasi semen pada banyak
memegang peran besar dalam pemeliharaan peternakan telah menyebar luas, dan ini
dan peningkatan integritas dari breed-breed membantu memfasilitasi pembandingan hewan-
mereka. Keberhasilan Friesian-Holstein, yang hewan yang dipelihara pada lingkungan
sejauh ini menjadi pejantan dominan yang berbeda. IB juga memungkinkan intensitas
dikawinkan pada sebagian besar peternakan di seleksi lebih tinggi pada pejantan.
dunia barat, adalah pembuktian dari aktivitas Seleksi yang sukses pada breed-breed sapi
Federasi Friesian-Holstein Dunia (the World perah adalah hasil dari program yang teroganisir
Holstein-Friesian Federation / WHFF). baik untuk pengukuran produksi, pengujian
Pembentukan buku peternakan dengan anggota jantan-jantan muda dan evaluasi genetik secara
terdedikasi dan pentingnya performans kontes efektif. Derajat tinggi dari pemberian pakan pada
ternak membantu pemeliharaan perbaikan breed sistem produksi sapi perah komersial
murni dan pemeliharaan semua breed besar dari memungkinkan proporsi yang tinggi dari potensi
sapi perah dan potong.
386
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
genetik sapi diekspresikan, yang pada gilirannya produksi susu tinggi pada sapi FH membawa
memungkinkan seleksi lebih efektif. pada penggunaan meluas dari hewan yang
Studi-studi kawin silang dengan sapi perah dipakai untuk melakukan perkawinan dari breed
secara konsisten menemukan taraf signifikan ini. Bagaimanapun, meningkatnya tekanan dari
dari heterosis antara breed-breed sapi perah produsen komersial, yang menyebabkan
untuk sifat produksi susu, fertilitas dan kehilangan dikaitkan dengan fertilitas dan
survivabilitas. Bagaimanapun, keberhasilan longevitas rendah, dan keperluan fleksibilitas
seleksi dalam jangka panjang untuk tingkat bagi pengembangan produk nampaknya dimasa
Kotak 83
Sapi Merah Norwegia seleksi UNTUK sifat fungsional
Sapi Merah Norwegia (The Norwegian Red / NRF) Produksi susu per laktasi pada peternakan terbaik
adalah breed sapi perah dengan kemampuan produksi melebihi 10.000 kg, dengan induk top menghasilkan
tinggi dimana fertilitas dan kesehatan dilibatkan dalam produksi lebih dari 16.000 kg. Tren genetik positif dengan
indeks seleksi (diketahui sebagai Indeks Penampilan tingkat fertlitas rataan angka tidak kembali bunting 60
Total / the Total Merit Index) yang sudah beroperasi hari pada populasi adalah 73,4%. Antara tahun 1999 dan
sejak tahun 1970an. Masalah pada NRF menghadirkan 2005 insiden mastitis pada induk NRF diturunkan dari 28%
suatu ilustrasi praktis dimana produksi dan sifat-sifat sampai 21%, dan penurunan tersebut diestimasi sebesar
fungsional dapat secara sukses diimbangi dalam suatu 0,35% per tahun sebagai hasil dari perbaikan genetik.
program pemuliaan berkelanjutan. Kesuksesan Kesulitan beranak yang besar dicatat kurang dari 2% dari
tersebut didasarkan pada sisitem pencatatan efektip kelahiran, dan kurang dari 3% untuk kejadian lahir mati.
dan kepedulian untuk menempatkan bobot memadai Keberlanjutan program pemuliaan disebabkan oleh
pada sifat-sifat fungsional. Program dijalankan dengan sejumlah faktor:
GENO, Suatu kerjasama yang dimiliki dan dimanajemen Baik sifat-sifat produksi dan fungsi dinyatakan oleh
oleh peternak sapi perah Norwegia. Saat ini, sepuluh banyak sifat, dan sifat-sifat tersebut diboboti secara
sifat dilibatkan dalam Indeks Penampilan Total (the kuat dalam strategi pemuliaan.
Total Merit Index). Daftar berikut ini memperlihatkan
Beberapa kombinasi berbeda menghasilkan total nilai
bobot relatif yang diberikan untuk setiap sifat:
pemuliaan tinggi. Ini memungkinkan seleksi hewan
Indeks susu 0,24
dari line perkawinan berbeda dan, oleh karenanya,
Resistensi mastitis 0,22
secara otimatis menurunkan resiko inbreeding.
Fertilitas 0,15
Ambing 0,15 Kerja pemuliaan didasarkan pada data dari
Sapi potong (laju pertumbuhan) 0,09 peternakan sapi perah asal, yang menjamin bahwa
Kaki 0,06 program pemuliaan menghasilkan hewan teradaptasi
Temperamen 0,04 dengan baik pada kondisi produksi normal.
Penyakit lain 0,03 ____________
Dihadirkan oleh Erling Fimland.
Lahir mati 0,01 Untuk informasi lebih jauh lihat:
Kemudahan beranak 0,01 http://www.geno.no/genonett/presentasjonsdel/
Gambaran kunci dari program melibatkan fakta engelsk/default.asp?menyvalg_id=418
bahwa lebih dari 95% peternakan berpartisipasi pada
sistem pencatatan dan pada perencanaan perkawinan
terkomputerisasi, 90% perkawinan dilakukan dengan IB
dan ada 40% penggunaan pejantan teruji. Semua
diagnosis dan registrasi kesehatan dilakukan oleh
veterinerian, dan database dilakukan untuk pedigri dan
informasi terkait IB. Sekitar 120 jantan muda diuji setiap
tahun dengan grup progeni sekitar 250 sampai 300
anak betina sehingga memungkinkan untuk
menyertakan sifat-sifat dengan heritabiliats rendah
(seperti mastitis dengan heritabilitas 0,03 dan penyakit
lain dengan 0,01) ketika indeks seleksi masih dicapai Foto: Erling Fimland
dengan akurasi tinggi.
387
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
mendatang, pada taraf program pemuliaan, akan Zealand dengan flok mereka yang terspesialisasi
menyebabkan pada makin meningkat atau domba yang dikawinkan dengan wol halus
pengembangan sapi hibrida. dari tipe Merino. Meskipun semua hewan
Kawin silang yang diterapkan pada sapi diturunkan dari domba Merino dari Spanyol,
potong sering dilakukan tanpa suatu program strain-strain berbeda dikembangkan sepanjang
perancangan yang baik. Pada sapi potong, tahun. Kebutuhan terhadap hewan teradaptasi
program kawin silang sulit untuk pada lingkungan spesifik mempertajam
diimplementasikan di peternakan yang pengembangan breed. Di Australia, sebagai
menggunkaan kurang dari empat jantan. Bahkan misal, strain-strain berbeda dari Merino
pada operasional lebih besar, penanganan dikawinkan untuk sifat adaptasi terhadap
peternakan secara terpisah, sebagai diperlukan berbagai region berbeda. Mempertimbangkan
pada program perkawinan silang yang produksi wol, kriteria secara normal melibatkan
terorganisir, biasanya sulit diadakan (Gregory et bobot bulu bersih dan diameter serat.
al., 1999). Meningkatnya kepentingan ekonomi daging
Pada sapi, pengenalan IB menyebabkan relatif terhadap wol membawa arah tujuan
pengurangan dalam jumlah besar pejantan dan pemuliaan pada kriteria seperti laju reproduksi
disumbang oleh pertukaran material genetik dan bobot jual.
antara wilayah dan negara. Melalui IB, jantan Di negara-negara Mediterranean, di Asia
yang diseleksi pada inti digunakan pada populasi Selatan, dan beberapa bagian Amerika Latin dan
umum. Sebagai hasilnya, laju reproduksi yang Afrika, kambing terutama dipelihara untuk
tinggi dari pejantan, seleksi pejantan produksi susunya. Di negara-negara tersebut
menyumbang 70% dari total perubahan genetik susu kambing sering digunakan untuk
pada populasi sapi perah dan potong. memproduksi keju, di Afrika dan Asia Selatan,
susu kambing dikonsumsi mentah atau
4.2 Pemuliaan domba dan kambing diasamkan. Pada bagian-bagina lain dari Asia
dan Afrika, kambing dipelihara terutama untuk
Kriteria seleksi
produksi daging. Pada wilayah ini sangat sedikit
Domba dan kambing dipelihara untuk daging,
suplemen pakan diberikan, dan pakan rumput
susu dan wol atau serat (lihat Tabel 99 untuk
melibatkan sejumlah signifikan kebutuhan nutrisi.
tujuan pemuliaan bersesuaian). Susu domba
Hewan memiliki ukuran sedang sampai kecil,
adalah produk penting di negara-negara
dan perototan sedang sampai ringan.
Mediterranean. Susu tersebut diolah menjadi
Pengecualiaan adalah pengembangan kambing
berbagai bentuk keju (misal Roquefort, Fiore
Boer untuk produksi daging di Afrika Selatan.
Sardo, Pecorino Romano dan Feta). Produksi
Breed Boer telah diintrodusikan pada negara-
dan kualitas susu adalah kriteria pemuliaan
negara lain di Afrika dan bagian-bagian lain dari
penting. Domba perah juga dikawinkan untuk
dunia seperti Australia.
laju pertumbuhan dan sifat-sifat reproduksi
seperti kelahiran kembar, dan sifat-sifat tipe
Organisasi dari sektor pemuliaan
seperti bentuk ambing (Mavrogenis, 2000).
Program pemuliaan besar untuk domba wol
Sebaliknya, di barat laut Eropa, daging adalah
halus berlokasi di belahan bumi selatan
produk paling nyata yang diperoleh dari domba.
(Australia dan New Zealand). Program-program
Tujuan pemuliaan spesifik akan tergantung pada
ini didasarkan pada perkawinan langsung.
lingkungan produksi (seperti pegunungan vs
Bagaimanapun, pada operasional domba wol
dataran rendah), dan dapat melibatkan laju
halus dimana bagian nyata dari pendapatan
pertumbuhan, kualitas karkas, performans
berasal dari domba muda (untuk potong),
reproduksi dan kemampuan induk. Produksi wol
produksi F1 sendiri telah digunakan. Dibawah
komersial didominasi oleh Australia dan New
388
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
tipe program ini, semua induk dikawinkan kualitas genetik superior. Pencatatan data dan
langsung untuk wol halus. Suatu fraksi besar dari evaluasi genetik dilakukan oleh operasi
induk terseleksi dikawinkan dengan jantan wol komersial seperti Stempel atau oleh institusi
halus untuk menghasilkan betina-betina penelitian yang didukung dana publik.
pengganti. Induk tersisa dikawinkan dengan Kebanyakan kambing perah di negara-negara
jantan terminal dan semua anak dijual. berkembang. Bagaimanapun, program
Pada kasus perkawinan domba daging, rataan pemuliaan dikonsentrasikan terutama di Eropa
ukuran flok umumnya terlalu kecil yang dan Amerika Utara. Program seleksi Perancis,
memungkinkan seleksi dalam flok. berdasarkan pada IB dengan semen beku dan
Permasalahan ini diselesaikan melalui sinkronisasi estrus (60.000 kambing
pendekatan skema pemuliaan kooperatif. Skema diinseminasi/tahun), dan Program Norwegia,
pemuliaan inti dikembangkan dengan baik (misal berdasarkan pada rotasi penjantan di beberapa
James, 1977), tetapi skema referensi pejantan peternakan (pemutaran pejantan), adalah
(sire-referencing schemes /SRS) baru-baru ini contoh-contoh dari program progeni testing
mendapatkan popularitas. Dalam SRS, terorganisir. Mereka melibatkan definisi formal
keterkaitan genetik diciptakan antara flok-flok dari tujuan-tujuan seleksi dan perkawinan
dengan penggunaan mutual dan jantan-jantan terorganisir guna menghasilkan jantan muda dan
spesifik (jantan referens). Hubungan ini keturunannya. Mungkin, contoh terbaik dari
memungkinkan pembandingan evaluasi genetik program pemuliaan kambing daging terstruktur
antara flok, yang menawarkan suatu pol besar adalah yang dilakukan oleh Asosiasi Pemuliaan
kandidat untuk seleksi dengan tujuan-tujuan Kambing Boer di Australia. Cashmere dan
kolektif. Sekitar dua per tiga dari domba yang produksi mohair didasarkan pada perkawinan
dicatat performansnya di Inggris, yang langsung dari breed-breed bersesuaian. Hampir
semuanya melibatkan sebagian besar breed- tidak terdapat perkawinan silang yang
breed daging terspesialisasi, sekarang memiliki melibatkan Angora.
skema ini (Lewis and Simm, 2002).
Perkawinan silang adalah dasar dari 4.3 Pemuliaan babi dan unggas
stratifikasi industri domba di Inggris (Simm,
Kriteria seleksi pada babi
1998). Fungsi sistem stratifikasi atas dasar
Sebagaimana kondisi pada ruminan, program
struktur bebas melibatkan beberapa
pemuliaan babi memperoleh kemajuan genetik
perkumpulan breed, agensi pemerintah dan
sangat sukses untuk sifat-sifat bernilai ekonomi
institusi lainnya. Breed-breed gunung tradisional
penting, teristimewa pertumbuhan harian,
seperti Scottish Blackface dikawinkan dibawah
ketebalan punggung, efisiensi pakan, dan
kondisi produksi sulit pegunungan. Induk-induk
selama beberapa dekade terakhir, litter size
dari breed-breed murni ini dikawinkan dan dijual
(untuk lebih rinci lihat Tabel 100). Saat ini,
pada peternak di wilayah tinggi (dimana iklim
sasaran yang diinginkan adalah mengawinkan
kurang keras dan dengan grazing lebih baik).
untuk menghasilkan hewan lebih sehat dan
Disini, mereka disilangkan dengan jantan dari
efisien dalam memenuhi kondisi-kondisi
breed-breed silangan antara (intermediate)
lingkungan berbeda. Ini berimplikasi adanya
seperti Blueface Leicester. Betina F1 dijual untuk
penemuan strategi memadai untuk menguraikan
perkawinan pada flok di dataran rendah dimana
interaksi genotipe lingkungan, dan lebih
mereka dikawinkan terhadap breed-breed jantan
menekankan penempatan sifat-sifat sekunder
terminal seperti Suffolk dan Texel. Kebanyakan
yang sampai saat ini merupakan kepentingan
pencatatan data dan evaluasi genetik bertujuan
ekonomi terabaikan. Sifat-sifat sekunder
untuk pengembangan breed-breed jantan
termasuk interval antara penyapihan dan estrus
terminal untuk menghasilkan jantan dengan
389
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 100
Tujuan pemuliaan pada babi
TABEL 101
Tujuan pemuliaan pada unggas
390
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
pertama, longevitas anak, konformasi efisiensi pakan dapat diperoleh melalui seleksi
(teristimewa kaki), vitalitas babi sampai bobot massa sederhana untuk laju pertumbuhan dan
pemotongan, warna daging dan kehilangan konformasi anak. Selama tahun 1970-an,
darah. Kesehatan babi menjadi semakin penting. seleksi dikenalkan langsung pada efisiensi
Ini bermakna tidak hanya pengembangan kondisi konversi pakan. Selama dua dekade terakhir,
sanitari pada farm pembibitan, tetapi juga seleksi penekanan seleksi lebih diarahkan pada sifat-
untuk resistensi penyakit secara umum dibawah sifat primer penting terhadap prosesing pabrik
kondisi komersial. produksi daging dada, nilai karkas total, efisiensi
Sebagaimana kasus pada ruminansia, produksi daging halus, keseragaman produk,
terdapat beberapa kesulitan pada seleksi efisien mortalitas rendah dan laju pengafkiran.
untuk pelaksanaan sifat-sifat fungsional. Masih Pengembangan spesialisasi line jantan dan
belum ada cara sesuai untuk menseleksi betina, dan introdusi pakan terkontrol pada tetua,
resistensi lebih baik terhadap penyakit atau adalah cara-cara efektip untuk mengatasi
penurunan gangguan metabolik. Masih kurang korelasi negatif antara laju pertumbuhan anak
mencukupi pengetahuan pada aspek genetik dan sifat-sifat reproduksi.
kesejahteraan hewan. Penekanan metoda Tantangan sangat jelas pada industri unggas
pencatatan perlu dikembangkan sebagai misal, dikaitkan dengan penyakit. Perusahaan
melalui penggunaan metoda non-invasif untuk pembibitan primer mengeliminasi agen penyakit
pengukuran parameter indikator stres, yang ditransmisi pada telur seperti virus leucosis,
determinasi taraf catecholamine, dan catatan mykoplasma dan Salmonella dari stok elit
detak jantung dibawah lapisan kulit. mereka, dan meneruskan untuk memonitor yang
Pengetahuan berkembang dari kemampuan terbebas dari masalah-masalah ini. Penyakit-
kognitif dan strategi pemotongan babi penyakit lain seperti Marek, E. Coli,
memungkinkan karakteristik individu menjadi Campylobacter coli, dan penyakit sangat
indikasi kemampuan adaptasi terhadap berbagai patogen influensa burung lebih sulit untuk
kondisi perkandangan dan perubahan- dikontrol.
perubahan sosial, dan dapat disertakan sebagai Lahan kesejahteraan hewan, tantangan utama
kriteris seleksi. Tambahan, terdapat keperluan bagi pemulia adalah untuk mengadaptasikan
kajian lebih jauh dari dampak seleksi untuk induk petelur pada sistem manajemen alternatif
resistensi penyakit spesifik dan tujuan-tujuan sebagai misal, menurunkan pematukan bulu
kesejahteraan. dan kanibalisme pada sisitem non kandang
(pematukan bulu dan kanibalisme juga menjadi
Kriteria seleksi pada unggas masalah serius untuk kalkun dan unggas air),
Ayam petelur diseleksi terutama untuk dan menurunkan insiden tidak mencukupi
produktivitas. Selama beberapa dekade, pembuluh darah (sindrom yang menyebabkan
program pemuliaan diperhalus dan lebih banyak kematian tiba-tiba dan ascite) dan masalah kaki
sifat disertakan pada tujuan-tujuan seleksi. Saat pada ayam pedaging dan kalkun.
ini, tujuan seleksi utamanya adalah: jumlah telur Bagaimanapun, penyebab dari masalah-masalah
terjual per induk yang dikandangkan per tahun, ini kemungkinan multifaktor, dan diperlukan
efisiensi dari konversi pakan terhadap telur, penelitian lebih jauh.
kualitas telur eksternal dan internal, dan
adaptabilitas terhadap lingkungan berbeda Organisasi dan evolusi dari sektor pemuliaan
(untuk lebih terinci lihat Tabel 101). babi dan unggas
Untuk unggas pedaging, perbaikan genetik Industri unggas modern memiliki struktur hirarki
substansial dalam batasan bobot pasar dengan tipikal dengan beberapa lapisan berbeda.
umur lebih muda dan sifat terkait dengan Perusahaan pembibitan berpusat utamanya di
391
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Eropa dan Amerika Utara, dengan cabang unggas, sebagai misal, hanya dua atau tiga grup
tambahan pada sejumlah wilayah produksi yang dari pembibitan utama terhitung untuk sekitar
besar, memiliki line murni sendiri. Mereka 90% dari lapisan ayam petelur, pedaging dan
menangani keseluruhan rantai produksi kalkun yang dihasilkan setiap tahun. Lebih jauh,
penentasan, unggas daging dan petelur fase beberapa perusahaan ini dimiliki oleh grup yang
pertumbuhan, olahan pabrik, pengeceran dan sama. Industri pemuliaan babi memiliki makin
konsumen. Penetasan (multiplier) dilokasikan banyak perusahaan pembibitan dan beberapa
dekat dengan pusat populasi manusia di penjuru dengan ukuran lebih besar (seperti PIC dan
dunia. Mereka menerima baik parent maupun Monsanto), tetapi mengikuti tren sama.
grandparent dari pembibit sebagai day-old chicks Masuknya Mosanto raksasa ke dalam sektor ini
(DOD) dan menghasilkan persilangan akhir belakangan ini menjadi indikasi jelas dari
untuk produsen telur dan pedaging, kalkun atau tendensi tersebut. Dikarenakan persaingan alami
bebek fase pertumbuhan. Saat ini, pabrik dari bisnis dan invesmen dengan taraf tinggi,
pengolahan telur, rumah potong dan suplier perusahaan pembibitan komersial biasanya
pakan mengembangkan kerja kontrak dengan menjadi bagian depan dari aplikasi teknologi.
produsen telur dan pembesaran, yang terakhir Perusahaan-perusahaan pemimpin ini menjadi
melibatkan jaminan finansial lebih baik, akan batasan dari penyatuan informasi genomik
tetapi pada tingkat biaya dari inisiatif dan dalam program pemuliaan, pada saat banyak
kebebasan menurun. pemulia semata mendiskusikan kelayakan
Sektor babi mempunyai struktur piramid sama pendekatan.
yang sebagian besar hasil dari introdusir Kegiatan-kegiatan dari perusahaan pembibitan
perkawinan silang, IB dan peternakan komersial dikarakterisasikan sebagai berikut:
terspesialisasi. Bagaimanapun, terdapat Seleksi pedigri terjadi hanya di inti.
beberapa perbedaan antara sektor unggas dan Seleksi secara ketat dalam line
babi. Sebagai misal, produser babi secara tipikal terspesialisasi (atau breed). Line-line ini
memperoleh hewan komersial dengan ditandai sebagai line pejantan dan induk dan
mengawinkan babi betina dari line induk diseleksi dengan intensitas berbeda. Pada
terspesialisasi dan jantan dari line jantan unggas yang dikawinkan untuk daging dan
terspesialisasi kedua jenis kelamin dibawa dari pada babi, line jantan dipilih untuk
perusahaan pembibitan (dan tidak dari multiplier pertumbuhan dan produksi daging tanpa
seperti pada unggas). lemak, ketika line betina diseleksi untuk
Berlawanan dengan unggas, masih terdapat reproduksi. Line baru secara konstan
asosiasi pemuliaan untuk babi, dan evaluasi dikembangkan baik dengan silangan antara
genetik nasional untuk performansnya. Ketika line yang ada atau dengan seleksi lebih jauh
evaluasi genetik untuk perusahaan pembibitan pada arah tertentu.
besar mungkin dilakukan di dalam kandang, Produk akhir dari persilangan antara dua
evaluasi genetik pada tingkat breed murni atau lebih line breed murni.
dilakukan oleh institusi pemerintah (misal Untuk alasan ekonomi, setiap perusahaan
dengan Registrasi Babi Nasional di AS) atau pembibitan akan menjual dibawah beberapa
asosiasi breed. merek dagang (diakumulasikan melalui
Skema pemuliaan babi dan unggas sering tambahan dan peleburan), tetapi pada faktanya
dinyatakan sebagai program pemuliaan hanya memiliki jumlah terbatas dari produk yang
komersial karena struktur pemilikan menyatu terdiferensiasi. Tambahan, perusahaan babi atau
dari perusahaan-perusahaan ini. Sepanjang unggas mengembangkan line untuk memenuhi
tahun, program-program ini bergabung untuk beberapa (dua atau tiga) sasaran pemuliaan,
menjadi korporasi-korporasi besar. Pada yang bervariasi tergantung pada pembagian di
392
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
tingkat pasar dunia mereka dan derajat variasi Produk jual sering menjadi keperluan kedua,
lingkungan produksi dimana konsumen teristimewa pada area marginal dan terisolasi.
beroperasi. Sebagai misal, seorang pemulia bisa Breed-breed tradisional menghasilkan
mengembangkan line dengan produksi tinggi sejumlah keuntungan yang lebih sulit untuk
dan pertumbuhan cepat pada penggunaan dari diukur dan dikuantifikasi dari hasil daging,
kondisi input tinggi dimana pakan dengan susu, telur atau wol. Ini melibatkan
kualitas superior memungkinkan ekspresi sumbangan mereka terhadap struktur sosial
potensi genetik hewan secara penuh, dan suatu dan identitas, peran mereka untuk keperluan
line untuk banyak kemungkinan perubahan ritual dan agama, peran mereka dalam
lingkungan yang lebih kuat, tetapi memilik mendaur ulang nutrisi dan sebagai penyedia
performans lebih rendah pada sifat-sifat energi, dan kapasitas mereka untuk berperan
produksi. sebagai tabungan dan jaminan menghadapi
kekeringan dan bencana alam.
Ternak yang dimiliki peternak kecil dan
5 Program pemuliaan pada sistem penduduk pedusunan bisa jadi berasal dari
input rendah tempat asli atau berasal dari pengenalan awal
5.1 Deskripsi sistem input rendah area. Pemelihara ternak tradisional tidak memiliki
Banyak ternak di dunia akan terus dipelihara keahlian pemuliaan genetik dan banyak tidak
oleh peternak kecil dan penduduk pedusunan. berpendidikan. Bagaimanapun, mereka memiliki
Produsen-produsen ini sering memiliki akses pengetahuan lokal bernilai tentang breed-breed
terbatas terhadap input eksternal dan terhadap dan manajemen mereka. Mereka mempunyai
pasar komoditas. Bahkan, jika input eksternal target-target dan strategi-strategi pemuliaan
tersedia secara lokal, biasanya hanya sedikit bahkan jikapun tidak diformalkan atau ditulis.
tersedia uang untuk penjualan. Dinyatakan LPPS Sebagai misal, mereka menggunakan secara
dan Khler-Rollefson (2005): bersama jantan untuk perkawinan (mereka
Kotak 84
Manajemen domba berdasarkan komunitas di Peruvian Andes
Pertanian di sentral Andes di Peru sangat sulit yang mengembangkan manajemen domba mereka, dengan
dibatasi oleh temperatur rendah dan kering, dan banyak sedikit dukungan dari pemerintah. Sangat umum
rumah tangga petani menggantungkan pendapatkan ditemukan multikomunal dan pedagangan komunal,
mereka dari ternak. Domba rangeland secara ekonomi kooperasi, sama baiknya dengan keluarga dan
adalah spesies paling penting, dan digunakan sebagai peternakan individual. Peternak melakukan pertukaran
sumber makanan, sebagai cara memperoleh barang material genetik, pengalaman dan teknologi.
melalui perdagangan, dan untuk menghasilkan uang Multikomunal dan perdagangan komunal memiliki
melalui penjualan hewan hidup atau wol. Pada tingkat kapasitas produksi jauh lebih tinggi dibandingkan
lebih rendah, mereka juga digunakan untuk kegiatan peternak individual. Mereka secara sukses membangun
budaya, rekreasi dan touris. Domba Criollo mewakili partisiparori program pengembangan breed berdasarkan
sekitar 60 % dari populasi domba Peruvian. Hewan ini pada skema inti terbuka (open-nucleus schemes) yang
terutama dipelihara keluarga peternak dan oleh secara teknis efisien, memelihara pastur mereka dengan
peternak secara individual, yang menilai tinggi breed kondisi baik, dan memanfaatkan sejumlah keuntungan
lokal. Juga tersedia breed tipe dwiguna, dikembangkan untuk memperbaiki kesejahteraan sosial anggotanya,
dari hasil persilangan antara domba Criollo dan domba dengan membeli perangkat sekolah, menjual susu dan
Corriedale dari Argentina, Australia, Chile, New Zealand daging pada tingkat harga lebih murah, dan memberi
dan Uruguay antara 1935 dan 1954. Petani memelihara bantuan terhadap kaum lebih tua.
baik domba Criollo dan breed komposit. _________
Pada wilayah bagian dari Peru ini, masyarakat petani Dihadirkan oleh Kim-Anh Tempelman.
Untuk infromasi lebih jauh lihat: FAO (2007).
mengorganisir diri mereka secara bebas untuk
393
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
jarang memiliki lebih dari satu spesies tertentu) keseluruhan sistem input rendah, tidak memadai
dengan tetangga mereka atau keseluruhan untuk berfikir perbaikan genetik hanya dalam
komunitas. batasan meningkatkan sifat-sifat keluaran,
Sebagai kesimpulannya, perbaikan genetik seperti bobot tubuh, produksi susu atau telur,
secara formal pada kondisi-kondisi ini adalah atau berat bulu domba. Efisiensi adalah juga
suatu tantangan, tetapi secara terdefinisi tidaklah salah satu kriteria. Sayangnya, sangat sedikit
tidak mungkin atau tidak sesuai. diketahui tentang perbaikan genetik dari efisiensi
dasar. Efisiensi yang ditingkatkan biasanya
5.2 Strategi-strategi pemuliaan diukur dari batasan peningkatan efisiensi kotor.
Adalah penting untuk menyimpan dalam pikiran Efisiensi kotor yang ditingkatkan diamati pada
bahwa apapun strategi yang dipertimbangkan, hewan dengan produksi tinggi hasil dari fakta
akan menjadi sukses hanya jika kondisi-kondisi bahwa proporsi lebih rendah dari intake nutrisi
tertentu dipenuhi. Memenuhi kondisi ini tidak hewan digunakan untuk kebutuhan dasar, dan
menjamin kesuksesan, tetapi mengabaikan proporsi lebih tinggi secara bersesuaian
mereka tentulah akan membawa pada digunakan untuk produksi. Ini tidak berarti bahwa
kegagalan. Pemilik ternak perlu dilibatkan hewan memerlukan pakan yang kurang untuk
sebanyak mungkin, dan akan lebih baik sejak mencapai taraf performans tertentu.
dari paling awal program. Struktur sosial wilayah Seleksi berdasarkan intake pakan tersisa
dan tujuan-tujuan produsen perlu (residual feed intake / RFI) disarankan sebagai
dipertimbangkan dengan hati-hati. Perlu cara untuk mengembangkan efisiensi dasar. Ini
dipertimbangkan keseluruhan sistem dan tidak merupakan kriteria penting untuk semua sistem
hanya satu elemen dari itu. Sebagai misal, ketika produksi. Seleksi genetik untuk menurunkan RFI
mempertimbangkan skema perkawinan silang akan menghasilkan hewan yang makan kurang
dalam area terpencil, perlu untuk menjamin tanpa menurunkan pertumbuhan atau
bahwa turunan dari hewan-hewan persilangan performans produksi (Herd et al., 1997;
dapat hidup dibawah kondisi seperti ini. Richardson et al., 1998). Sebagai contoh,
Program perlu sesederhana mungkin. Pada sebagai pembandingan pada rasio pertambahan
beberapa kasus, akan menjadi layak untuk berat/intake pakan, konsumsi pakan residual
menyilangkan individu betina terhadap jantan secara relatif bebas dari pertumbuhan. RFI oleh
dari breed-breed lain yang ada di sekitar, tetapi karenanya ukuran lebih sensitif dan akurat dari
program yang membutuhkan penggunaan penggunaan pakan (Sainz dan Paulino, 2004).
kontinyu jantan lebih dari satu breed menjadi
tidak layak pada sistem input rendah.
Strategi-strategi pemuliaan
Menentukan tujuan-tujuan pemuliaan adalah
sangat penting dan tugas yang sulit dari
beberapa program perbaikan genetik dari sistem
input rendah. Pertanyaan yang perlu
dipertimbangkan dibawah kondisi-kondisi ini: apa
(jika ada sesuatu) yang perlu dirubah, dan apa
yang secara nyata diperbaiki pada kondisi-
kondisi ini?
Suatu sistem input rendah juga suatu sistem
keluaran rendah, tetapi ini tidak perlu
mengartikan produktivitas rendah. Untuk
394
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 85
Perbaikan genetik dari breed ternak asli sapi Boran di Kenya
Boran, breed sapi dengan ukuran sedang berasal dari bobot jual dari jantan muda (kebiri) dan dara, persentase
Afrika Timur, adalah breed yang paling banyak dipelihara karkas, persentase daging terkonsumsi, produksi susu
terutama untuk produksi daging di wilayah tanah semi dari sistem produksi tipe dwi guna, bobot induk, laju sapih
gersang di Kenya. Peternakan komersial menyukai Boran anak per induk, angka survival anak per induk, angka
dibandingkan breed-breed Bos taurus karena daya survival postsapih, dan konsumsi pakan jantan muda
adapatabilitasnya relatif terhadap lingkungan lokal (kebiri), dara dan induk.
diperoleh melalui seleksi alami dan buatan dari generasi Perbaikan genetik Boran di Kenya difasilitasi oleh
ke generasi pada kondisi temperatur tinggi, kualitas pakan Perhimpunan Breeder Sapi Boran (the Boran Cattle
rendah, dan invasi penyakit dan parasit tinggi. Material Breeders Society / BCBS). Keanggotaan dari
genetik Boran direkomendasikan sebagai cara untuk perhimpunan dibatasi pada peternak yang memelihara
perbaikan produksi daging pada breed-breed asli dan sapi Boran, dan pengguna lain yang tertarik. Saat ini,
breed-breed eksotik di daerah tropis. Ekspor genetik ke kegiatan-kegiatan perhimpunan memfokuskan pada
Zambia, Negara Kesatuan Republik Tanzania, Uganda, administrasi, pemeliharaan standar breed, dan
Australia dan AS terjadi dari tahun 1970-an sampai 1990- pencapaian pasar baru baik untuk sapi potong maupun
an. Ekspor embrio Boran ke Zimbabwe dan Afrika Selatan material genetik. Petani masih bebas dalam
dilakukan selama 1994 dan 2000. mempertimbangkan seleksi dan perbaikan genetik.
Potensi pasar memberikan insentif bagi peternak untuk Pertukaran material genetik sekali-kali terjadi antara
mengembangkan breed ini. Pada tahun 1970-an, Boran peternakan sebagai cara mencegah inbreeding yang
disilangkan dengan tipe B. taurus, silang balik mungkin hanya satu-satunya bentuk interaksi antara
(backcrosing), dan seleksi dalam breed (terutama peternakan. Pada kebanyakan peternakan, fokus seleksi
berdasarkan pada tampilan visual dan pengalaman). sangat besar dilakukan terhadap bobot sapih dan interval
Selama tahun 1970-an skema pencatatan dimulai. kelahiran. Untuk mengevaluasi ternak mereka, beberapa
Produsen mengirimkan catatan performans hewan secara peternak membeli sejumlah program komputer sehingga
rutin kepada Pusat Pencatatan Ternak (the Livestock mereka memiliki orientasi pencatatan performans untuk
Recording Centre / LRC) untuk evaluasi genetik. menyesuaikan tujuan-tujuan manajemen di peternakan.
Bagaimanapun, karena ketidak konsistenan dan BCBS menjadi perhimpunan pemuliaan paling aktif di
keterlambatan dalam mengeluarkan hasil evaluasi, dan Kenya. Saat ini pendanaannya tidak disubsidi, tetapi
biaya-biaya terkait dengan pencatatan, banyak produsen hanya melibatkan kerjasama strategis dengan the LRC
keluar dari skema. Pada tahun 1998, proyek uji yang menyimpan dan mengevaluasi catatan performans
performans pejantan diimplementasikan oleh Pusat untuk produsen-produsen yang berpartisipasi dalam
Penelitian Sapi Potong Nasional (the National Beef skema pencatatan. BCBS juga bekerjasama dengan
Research Centre) sebagai upaya untuk mengevaluasi Sistem Penelitian Pertanian Nasional (the National
jantan di berbagai peternakan. Bagaimanapun, uji Agricultural Research System) dalam bentuk pertukaran
performans tidak bisa berlanjut karena kekurangan dana. informasi teristimewa untuk nutrisi dan pemuliaan.
Belakangan ini, tujuan-tujuan pemuliaan untuk sistem Penelitian bertujuan mengembangkan Program
produksi Boran sudah dikembangkan. Sistem Pengembangan Genetik yang sesuai untuk Boran dan
diklasifikasikan berdasarkan umur jual ternak (24 atau 36 memperbaharui apa yang ada saat ini agar terus
bulan), tingkat input (rendah, sedang dan tinggi), dan berjalan.
target akhir (tujuan daging atau dwiguna). Sifat-sifat _________
dengan kepentingan ekonomi diidentifikasi, dan beberapa Dihadirkan oleh Alexander Kahi.
Untuk informasi lebih jauh pada sapi Boran dan BCBS lihat:
parameter genetik diestimasi. Sifat-sifat ini melibatkan
www.borankenya.org
395
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 86
Program pemuliaan llama di Ayopaya, Bolivia
Di pegunungan tinggi Andes di Bolivia, pemeliharaan Menahan Ilama untuk transportasi
Ilama menjadi bagian penting dan bagian pertanian
campuran yang dilakukan oleh rumah tangga di pedesaan.
Ilamas memberi peternak kecil kotoran, daging dan serat;
mereka juga digunakan sebagai hewan koleksi dan juga
penting untuk peran sosial. Llama, sebagai spesies asli,
berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekologi dari
ekosistem lokal yang rusak. Terdapat dua tipe llama tipe
Khara, dan tipe wol yang dikenal sebagai Thampulli.
Wilayah Ayopaya (bagian Cochabamba) dimana
program pemuliaan dilakukan terletak pada 4.000 sampai
5.000 meter diatas permukaan laut dari Cordillera Timur di
Andes. Disebabkan kondisi geografi dan infrastruktur
yang sangat minim, wilayah ini menjadi sulit untuk diakses.
Pada tahun 1998, program pemuliaan llama
bergabung diawali oleh 120 anggota asosiasi produsen Pada langkah pertama, sistem produksi dipelajari
lokal ORPACA (Organizacin de Productores melalui pengamatan partisipatif dan penggunaan
Agropecuarios de Calientes), the NGO ASAR (Asociacin kuisioner. Fenotipe 2.183 llama dari tipe Thampulli juga
de Servicios Rurales y Artesanales) dan dua universitas dikarakterisasi. Proses membuktikan bahwa llama
(Universitas Mayor de San Simon, Cochabamba, dan memiliki serat dengan qualitas sangat tinggi - 91.7% serat
Universitas Hohenheim, Germany). Pendanaan awal halus dan diameter serat mempunyai rataan 21.08 m.
dijamin oleh institusi-institusi tersebut. Keberlanjutan Kualitas serat ini tidak sama dengan populasi llama
program secara kritis tergantung pada jaminan pendanaan lainnya di Bolivia. Hewan-hewan ini, oleh karenanya,
eksternal. menyusun sumberdaya genetik unik. Wawancara dengan
perwakilan industri dan pedagang tekstil melibatkan
Ilama di wilayah Ayopaya informasi dari potensi ekonomi bulu domba. Performans
llama diidentifikasi, dicatat dan diestimasi parameter
pemuliaannya. Pusat perkawinan dilakukan oleh ASAR
dimana anggota dari ORPACA membawa betina mereka
untuk perkawinan dikembangkan di Calientes tahun
1999. Jantan terseleksi dipelihara di Pusat perkawinan
selama musim kawin. Evaluasi fenotipik jantan bertujuan
untuk mengidentifikasi hewan yang seragam warna
bulunya; punggung, kaki dan leher lurus; testis
berukuran sama dan tidak terlalu kecil; dan tidak terdapat
kelainan menurun. Enam komunitas dalam radius sekitar
15 km dilayani oleh pusat layanan perkawinan. Data
performans keturunan dicatat oleh peternak terlatih.
396
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 86 - lanjutan
Program pemuliaan llama di Ayopaya, Bolivia
Fungsi llama dan tujuan pemuliaan dicatat, diperingkat Pengukuran linier pada Ilama
dan digabung dengan pemelihara llama. Pada prosedur
stepwise, program pemuliaan perlu diadaptasikan untuk
memenuhi kesukaan pemulia, kondisi pasar, dan
keterbatasan biologis. Kemajuan genetik belum dievaluasi
karena interval generasi panjang dari llama.
_____________
Dihadirkan oleh: Angelika Stemmer, Andr Markemann, Marianna
Siegmund-Schultze, Anne Valle Zrate.
Informasi lebih jauh dapat diperoleh dari sumber berikut: Alandia (2003);
Delgado Santivaez (2003); Markemann (forthcoming): Nrnberg (2005);
Wurzinger (2005), atau dari: Prof. Dr Anne Valle Zrate, Institut Produksi
Hewan di Daerah Tropik dan Subtropik, Universitas Hohenheim, 70593
Stuttgart, Germany.
E-mail: inst480a@uni-hohenheim.de
Foto : Javier Delgado
397
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 87
Kriteria pemuliaan daerah pedusunan melihat ke dalam anggota dari komunitas
Penduduk pedusunan Afrika Timur di klaster Karamoja4 Kriteria dari keputusan pemuliaan (berdasarkan
memelihara sejumlah ternak melibatkan sapi Zebu, urutan kepentingan)
kambing kecil Afrika Timur, domba Kepala Hitam Persia, Seekor jantan bibit sepatutnya:
keledai abu-abu, dan dromedaries coklat terang. aktif dan lincah untuk melayani semua betina dalam
Beberapa penduduk juga memelihara ayam asli. peternakan pada suatu periode kawin tertentu (perlu
Penggunaan ternak bervariasi, melibatkan sumber pertimbangan pejantan tersebut toleran terhadap
pangan; pemelihara kesehatan, dan tabungan pada penyakit dan parasit, dan penyakit dari diri mereka
keadaan dimana komoditas bisa dinilai, sumber rekreasi sendiri seperti kelainan genetik);
dan prestise; alat pembayaran hutang, denda dan menghasilkan keturunan yang mempertahankan
kompensasi; alat transportasi dan transaksi pertanian; bobot tubuh (dan produksi susu untuk betina) bahkan
sumber kulit dan serat; dan sumber kotoran untuk bahan selama periode sulit pakan;
bakar; pupuk atau bangunan. Ternak juga memegang
mempunyai ukuran dan bobot tubuh besar penting
beberapa peranan budaya seperti diberikan kepada
untuk kemampuan pasar dan status, tetapi juga tidak
keluarga mempelai saat perkawinan. Ternak juga dipotong
terlalu berat untuk melakukan fungsi perkawinan;
pada acara ritual dikaitkan dengan kelahiran; pemakaman;
membuat hujan, menangkal pertanda tidak baik, serangan tinggi, dengan dada lebar dan punggung lurus
wabah dan penyakit; penutupan upacara atau pengobatan untuk memenuhi fungsi perkawinan;
penyakit dari resep herbalis pedesaan. mempunyai warna bulu atau konfigurasi tanduk
Kriteria dari keputusan pemuliaan berdasarkan banyak diidentifikasi dengan kepemilikan5 atau komunitas;
faktor dan mencerminkan interaksi faktor sosial, ekonomi memiliki warna dan kualitas bulu sesuai untuk pasar
dan ekologi. Mereka melibatkan tidak hanya produktivitas, atau kegunaan lainnya;
tetapi juga selera terhadap daging, darah, dan susu;
memiliki temperamen yang baik agresif6 pada
temperamen yang disetujui; resistensi penyakit dan
predator, tetapi tidak terhadap ternak lain atau
parasit, insting keibuan, kemampuan berjalan; toleransi
manusia;
kekeringan; survival terhadap pakan lokal; dan toleransi
terhadap temperatur atau kelembaban ekstrim. jantan dipelihara untuk menghasilkan keturunan pada
tujuan sebagai tenaga tarik perlu memiliki tubuh
besar, kuat dan penurut;
jantan bibit perlu tinggal di peternakan pemilik,
digembalakan dengan baik, dan tidak dibiasakan
terhadap pengembaraan atau perkelahian dengan
jantan lain.
lanjut
4 5
Kluster Karamoja: Orang Ateker keseluruhan di Uganda, Kenya, Orang pedusunan juga memberi nama ternak berdasarkan warna atau
Ethiopia dan Sudan yang umumnya berbagi kesejahteraan umum. konfigurasi tanduk dari pejantan favorit mereka. Ini adalah tipikal di
Ateker: (secara bervariasi dinyatakan Ngitunga/Itunga= orang). Orang Kluster Karamoja. Nama tersebut memiliki awalan Apa-yang berarti
yang dengan asal muasal hidup di Uganda (NgiKarimojong melibatkan pemilik pejantan dengan warna ./konfigurasi tanduk . Sebagai misal,
Pokot, Iteso), Kenya (NgiTurukana; Itesio, Pokot); Ethiopia nama ApaLongor berarti pejantan dengan warna bulu kecoklatan.
(NgiNyangatom/NgiDongiro) dan di Sudan (NgiToposa) dan tetangga Jantan favorit yang dipakai untuk bibit mendapat banyak keistimewaan
mereka; yang berbicara dengan bahasa sama dan menunjukkan suku dari pemilik seperti didekorasi dengan bel, atau diobati dengan cepat
mereka sebagai Ateker (pl. Ngatekerin/Atekerin). Beberapa suku Ateker ketika sakit.
menyebar kepenjuru kluster Karamoja.
6
Agresif yang membahayakan tidak diterima pada ternak, bahkan
walaupun terdapat sifat-sifat lain yang menguntungkan.
398
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 87 - lanjutan
Kriteria pemuliaan daerah pedusunan melihat kedalam anggota dari komunitas
Hewan betina bibit sepatutnya: Dunia sepatutnya menghargai penduduk pedusunan
memiliki produksi susu tinggi secara stabil yang tidak yang memelihara penggunaan berkelanjutan dari breed
hanya rasa dan memiliki kadar lemak tinggi, tetapi unik teradaptasi milik mereka. Hewan-hewan ini tidak
juga mampu memelihara kesehatan dan petumbuhan hanya memberikan jaminan pangan dan pendapatan pada
cepat dari keturuannya; pemiliknya, tetapi juga menyumbang kepada pemeliharaan
mampu beranak secara teratur dan memproduksi keragaman genetik, oleh karenanya melibatkan
anak dengan pertumbuhan cepat; sumberdaya untuk program perbaikan genetik dimasa
toleran terhadap penyakit, panas, dingin dan depan. Mempertimbangkan hal ini, penduduk pedusunan
kekeringan lama; memerlukan dukungan wajar dari pemeliharaan ternak
survive pada pakan sedikit dan menghasilkan yang dilibatkan oleh pemerintah nasional, organisasi
produksi susu tinggi, khususnya selama musim perhimpunan sipil dan komunitas internasional.
kering ketika pakan baik kuantitas maupun kualitas _________
rendah; Dihadirkan Thomas Loquang (anggota dari komunitas pastoralist
Karimojong).
ambing lebar dan puting selalu lengkap;
Untuk informasi lebih jauh lihat: Loquang (2003); Loquang (2006a);
induk perlu jinak pada manusia dan ternak lainnya, Loquang (2006b); Loquang dan Khler-Rollefson (2005)
tetapi agresif pada predator;
stok kecil (kambing, domba) sebaiknya secara teratur
melahirkan kembar7.
7
Perlu dicatat bahwa hal yang tabu bagi ruminansia kecil untuk
melahirkan kembar pada kelahiran pertama. Lahir kembar diikuti hanya
oleh kelahiran berikutnya. Secara sama, hal yang ditabukan bagi sapi
untuk melahirkan kembar apakah kelahiran pertama atau selanjutnya.
Berbagai situasi tersebut (lahir kembar) akan membawa pada
pertimbangan hewan untuk dipotong dengan batuan atau pukulan.
Seekor hewan pada situasi ini dikatakan menjadi bencana dan ini perlu
dieliminasi.
399
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 88
Zebu Bororo dari WoDaaBe di Niger seleksi berdasarkan uji ketahanan lingkungan ekstrim
Contoh ini mengacu pada pemuliaan sapi dalam sistem
pedusunan terspesialisasi di Nigeria. WoDaaBe adalah
pemeliharaan sapi secara penuh. Pemasaran ternak
adalah batu loncatan dari strategi kesejahteraan mereka.
Peternakan menyumbang proporsi subtansial dari ekspor
sapi, khususnya pada pasar besar di Nigeria dimana
ternak Bororo dijual dengan harga tinggi.
Lingkungan ekstrim disini mengacu pada suatu
kombinasi dari ekosistem keras yang dikarakteristikan
dengan kondisi-kondisi stochastic, dan secara komparatif
akses yang miskin baik pada sumberdaya primer dan input
eksternal. Penjaga WoDaaBe mengekploitasi wilayah
semi gersang yang dikarakterisasi memiliki ketidak
teraturan dan ketidakmampuan prediksi kejadian hujan.
Dalam tahun yang normal, di beberapa lokasi tertentu
rumput segar tersedia hanya untuk dua sampai tiga bulan.
Akses pada hijauan, air dan pelayanan memerlukan
pembelian sumber tenaga dan negosiasi dengan pelaku
ekonomi sekitarnya untuk melengkapi sumberdaya yang
diperlukan. WoDaaBe biasanya menjadi pada posisi lebih
lemah pada transaksi ini.
Diusulkan bahwa konsep dari uji ketahanan adalah
kunci untuk memahami strategi manajemen dari penduduk
pedusunan dibawah kondisi tersebut (Roe et al., 1998).
Uji ketahanan tinggi sistem pedusunan dipakai untuk
memanajemen aktif resiko dibandingkan
menghindarkannya, yang bertujuan untuk mengukur aliran
cepat dari produksi ternak. Pada sistem ini, pemuliaan
sangat dekat dengan keterkaitan hubungan dengan
lingkungan dan strategi produksi. Target utama dari
WoDaaBe adalah untuk memaksimasi kesehatan dan
kapasitas reproduksi peternakan sepanjang tahun. Sistem
manajemen ini bertujuan untuk menjamin bahwa hewan
makan dengan jumlah konsumsi tertinggi yang paling
mungkin dari ransum yang paling kaya sepanjang tahun
(FAO, 2003). Ini melibatkan tenaga terspesialisasi,
memfokuskan pada penanganan keragaman dan
variabilitas baik sumberdaya padang rumput dan
kemampuan ternak.
400
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 88 - lanjutan
Zebu Bororo dari WoDaaBe di Niger seleksi berdasarkan uji ketahanan lingkungan ekstrim
Nilai nutrisi dari varietas dimaksimasi dengan pada sistem manajemen peternakan WoDaaBe, dan
pemindahan peternakan pada wilayah yang sebagian dan mengatasi kondisi stres serius pada periode lama.
sementara memperlihatkan sebaran heterogen Strategi pemuliaan memfokuskan pada menjamin
penggembalaan. Tambahan, kapasitas tampung hewan ketahanan dari performans reproduksi peternakan, lebih
diperluas diatas tingkat alami. Ketika kapasitas konsumsi dari memaksimasi performan individual pada sifat-sifat
memiliki sebagian dasar genetik (sebagai contoh sistem spesifik.
enzimatik atau ukuran dan konformasi dari mulut), ini Pemuliaan melibatkan perkawinan selektif induk sapi
dapat juga secara besar dipengaruhi melalui dengan jantan yang sesuai, dan kebijakan pemasaran
pembelajaran, berdasarkan pengalaman individual dan yang mentargetkan pada induk-induk tidak produktif.
imitasi antara mitra sosial (sebagai misal berjalan efisien Kurang dari 2% jantan digunakan untuk reproduksi.
dan perilaku merumput dan kesukaan ransum). Motivasi Monitoring yang dekat terhadap peternakan
makan hewan dimanipulasi melalui optimasi umpan balik memungkinkan deteksi dini estrus dan menjamin lebih
kecernaan mereka, dan penjaminan kualitas pakan terbaik dari 95% kelahiran hasil dari perkawinan sesuai dengan
dan kondisi hijauan yang disukai. Diversifikasi ransum jantan terseleksi. Seekor jantan berbeda digunakan
yang berhati-hati dari rumput dan tunas-tunas rumput untuk hampir setiap kejadian estrus dari induk tertentu,
disukai, sebagai upaya untuk mengkoreksi ketidak dengan rasio keseluruhan dari sekitar satu jantan dengan
seimbangan nutrisi yang, khususnya pada musim kering, setiap empat kelahiran. Silsilah pejantan dipinjamkan
bisa mendorong rendahnya motivasi makan dengan pada jaringan kerja yang besar (sering terkait) pemulia-
memicu umpan balik negatif pencernaan. Perlakuan pemulia. Peminjaman pejantan sering (mempengaruhi
pengairan pada musim kering juga disesuaikan dalam sekitar setengah kelahiran) bahkan ketika seorang
upaya meningkatkan performans cerna dari sapi untuk pemulia memiliki silsilah jantan sendiri. Menghasilkan
memenuhi strategi target jangka panjang peternak dalam kesesuaian dengan jantan yang tidak disilsilah, dimiliki
memaksimasi produksi. atau dipinjam, mempengaruhi sekitar 12% kelahiran.
Strategi produksi sangat ditentukan oleh orang dan Kedua pelaksanaan dipertahankan secara eksplisit untuk
peternakan. Pada awal musim kering, ketika grup melindungi variabilitas. Secara umum diingat silsilah dari
pedusunan lainnya yang menggunakan ekosistem garis ibu dan jantan dari setiap hewan dalam peternakan,
bersama pindah lebih mendekati titik-titik air, dimana air bersama dengan silsilah dari pejantan-pejantan spesial,
lebih bisa diakses tetapi pastura miskin, WoDaaBe pindah dan identitas dan pemilik dari semua pejantan yang
kearah berlawanan, mencoba menjaga basis mereka lebih dipinjamkan.
dekat dengan pakan. Ini menghasilkan mobilitas jarak Produktivitas induk tergantung sangat erat pada
panjang dan sistem pengairan yang pada puncak dari bagaimana baiknya hewan berespon terhadap sistem
musim panas, sering meliputi perjalanan dari 2530 manajemen. Melalui adopsi strategi produksi yang
kilometer untuk mencapai sumur, dengan pemberian memanipulasi pengalaman dari ekosistem yang dimiliki
minum di peternakan setiap hari ketiga. hewan, pemilik peternakan mengekspos ternaknya
Ini, oleh karenanya, esensial bagi strategi produksi terhadap lingkungan dengan keragaman alami
WoDaaBe dimana pola perilaku fungsional dipertahankan melibatkan kombinasi tertentu dari kondisi hijauan dan air
dalam peternakan. Sebagai konsekuensinya, sistem yang menyenangkan dan buruk. Sepanjang tahun,
pemuliaan mereka memfokuskan pada organisasi beberapa induk berhasil baik dan menghasilkan banyak
pembantu sosial dan interaksi dalam peternakan. Ia keturunan ketika yang lainnya menjadi mati atau tidak
mendorong pembagian bersama kompetensi pakan hewan kuat dan dijual. Dalam hal ini, WoDaaBe tahan terhadap
sepanjang jaringan kerja pemuliaan, dan mencoba untuk tekanan seleksi alami sulit untuk tujuan-tujuan pemuliaan
menjamin kontinuitas genetik dan budaya dari garis mereka.
silsilah sapi yang memperoleh kesuksesan jaringan kerja. _________
Garis silsilah ini memberi kemampuan menjanjikan Dihadirkan oleh Saverio Krtli.
Informasi lebih jauh lihat: Krtli (2007).
401
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 89
Program pemuliaan didorong komunitas pada breed babi lokal di Vietnam Utara
Pada wilayah pegunungan di Vietnam Barat laut, Departemen dari Kesehatan Hewan Propinsi Son La,
pemuliaan ternak dan program manajemen, dapat secara aktif dilibatkan dan dilatih. Kerjasama dengan
menyumbang kesejahteraan masyarakat pedesaan jika pelayanan pelatihan propinsi akan diperkuat pada fase
mereka menghargai tujuan-tujuan produksi, intensitas projek saat ini. Pada fase lebih awal, orientasi kuat dari
dan dan ketersediaan sumberdaya dari sistem pertanian pihak pelayanan kepada manajemen intensif di
campuran skala kecil dengan sumberdaya miskin yang lingkungan menguntungkan bermakna membatasi
mereka miliki. Babi Ban lokal yang memperlihatkan pertukaran. Dukungan finansial bagi projek kedepannya
ketegaran baik, tetapi memiliki reproduksi dan performans terlihat tersedia dan terima kasih pada NIAH yang
pertumbuhan rendah semakin digantikan dengan babi membawa mandat untuk terlaksananya projek konservasi
Mong Cai Vietnam dari Delta Sungai Merah (the Red SDGT. Lebih jauh, elemen pemasaran dari projek ini
River Delta). ditujukan untuk menjamin ketahanan ekonomi dalam
Dalam projek kerjasama antara the National Institute jangka panjang.
of Animal Husbandry (NIAH) Hanoi dan Universitas Hasil uji performans awal menunjukkan bahwa Mong
Hohenheim, German8), program pemuliaan babi berbasis Cai dari keturunan silangannya (dikawinkan dengan
komunitas dikembangkan di beberapa pedesaan, jantan breed eksotik) lebih sesuai untuk kondisi produksi
perbedaan batasan letak wilayah dan akses pasar. semi-intensif berorientasi pasar, dimana tingkat input
Sejumlah total 176 rumah tangga saat ini lebih tinggi diperlukan untuk mencapai produksi lebih
berpartisipasi dalam program. Skema uji perfromans tinggi. Mereka kelihatannya kurang sesuai pada iklim
dibawah kondisi peternakan dikembangkan. Peternak dataran tinggi yang sulit. Babi Ban hanya disesuaikan
diberikan kertas catatan dimana mereka mencatat untuk kondisi ekstensif dari pertanian dengan
performan dari babi mereka (terutama data kawin dan sumberdaya miskin berorientasi subsisten. Sebagaimana
jumlah anak). Peneliti-peneliti Vietnam dan Jerman projek berlanjut, upaya-upaya dibuat untuk mencapai
melakukan cek silang data dan mengkoleksi data target-target pemuliaan lebih jauh, untuk mengoptimasi
tambahan dengan memboboti dan mengidentikasi program pemuliaan berlapis, dan untuk
hewan-hewan ketika mereka mengunjungi desa. mengimplementasikan program-program pemasaran.
Peternak yang dilatih secara khsusus memasukkan data Dekat dengan kota, daging halus dihasilkan dari
kedalam data bank projek menggunakan software keturunan silangan induk-induk Mong Cai. Produksi dari
PigChamp dan peneliti-peneliti menganalisa data. babi Ban pada wilayah terpencil dengan hewan-hewan
Peternak di Vietnam sering mendapatkan uang atas murni atau silangan dipasarkan sebagai spesialitas hasil
partisipasi mereka terhadap projek; pada kasus projek ini, berkontribusi terhadap konservasi melalui
kompensasi secara perlahan diturunkan. Hasil yang penggunaan breed lokal ini.
diperoleh menjadi umpan balik bagi peternak yang
dihadirkan pada modul-modul seminar/pelatihan, dan __________
lebih jauh digunakan untuk mengoptimasi pemuliaan Dihadirkan oleh Ute Lemke dan Anne Valle Zrate.
Informasi lebih jauh dapat diperoleh dari sumber berikut: Huyen, et al.
(seleksi tidak merugi dan optimisasi rencana perkawinan).
(2005); Lemke, (2006); Rler. (2005), atau dari: Prof Dr Anne Valle
Dalam upaya menjamin kerberlanjutan jangka panjang, Zrate, Institute of Animal
mitra lokal seperti Departemen Pertanian dan Production in the Tropics and Subtropics, University of Hohenheim,
Pengembangan Pedesaan Propinsi (Department of 70593 Stuttgart, Germany.
E-mail: inst480a@uni-hohenheim.de
Agriculture and Rural Development / DARD) dan sub-
lanjut
8
Dibiayai oleh Asosisasi Penelitian Jerman (German Research
Association / DFG) dalam kerangka Program Penelitian Kerjasama Thai-
Vietnamese-Jerman (SFB) 564 dan oleh Menteri Ilmu dan Teknologi,
Vietnam.
402
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 89 lanjutan
Program pemuliaan didorong komunitas pada breed babi lokal di Vietnam Utara
BN .
HNH CHNH GIAO THNG
TNH SN LA
Legend
Black Thai villages
Hmong villages
Pa Dong
Tong Tai A
Ot Luong
Na Huong
Bo Duoi
Ban Bo Ban Buon
Son La town
Hat Lot town
Mai Son district
Kompensasi
Informasi
- lanjut
403
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 89 - lanjutan
Program pemuliaan didorong komunitas pada breed babi lokal di Vietnam Utara
404
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
405
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 92
Program pemuliaan kambing perah partisipatori dan berlandaskan komunitas pada sistem skala kecil
input rendah di daerah pegunungan timur Kenya
Projek Meru dari FARM Afrika di Kenya menjadi salah sedangkan sebagian lainnya tumbuh. Empat grup diikat
satu contoh dari persilangan komprehensif dan fleksibel. dalam satu unit (terutama untuk tujuan administratif dan
Genotipe kambing yang sudah dikembangkan dilengkapi monitoring), dengan perwakilan dipilih pada tubuh lebih
dengan pelaksanaan budidaya yang diperbaiki diadopsi besar dari asosiasi pemuliaan kambing Meru (the Meru
oleh peternak sangat miskin dengan pendapatan baik Goat Breeders Association / MGBA). Unit-unit pembibit
dibawah 1 $ AS per orang per hari. Kambing lokal (Galla kecil (satu pejantan dan empat induk) disertakan
dan Afrika Timur) menimbulkan kesulitan pemeliharaan (sebagaimana pinjaman diputar dengan baik) kepada
oleh peternakan kecil dan menurunkan ukuran satu anggota grup, yang menghasilkan Toggenburg (T)
peternakan (0,25 sampai 1,5 Ha), dan peternak mulai untuk stok bibit. Satu jantan Toggenburg breed murni
menghentikan produksi kambing ini. Konsekuensinya, diberikan pada setiap grup peternak dan dipelihara pada
dilakukan program perkawinan silang bertujuan untuk stasiun pejantan, dipelihara oleh anggota grup lainnya.
mendapatkan kambing lebih jinak dan produktif. Enam Induk lokal dibawa pada stasiun pejantan untuk
puluh delapan betina dan 62 jantan kambing Toggenburg perkawinan. Hasil F1 betina silangan dikawin silang balik
diimpor dari Inggris dan disilangkan dengan kambing asli: pada jantan Toggenburg yang tidak berhubungan darah
Toggenburg memiliki potensi perah dan kambing lokal untuk menghasilkan hewan dengan Toggenburg dan
memiliki kemampuan adaptasi. Introduksi sebelumnya lokal (L). Hewan-hewan ini dievaluasi, dan jantan
dan sejumlah percobaan menunjukkan bahwa superior diseleksi untuk memulai stasiun jantan baru,
Toggenburg lebih baik untuk diadaptasikan dibandingkan dimana mereka digunakan untuk melayani betina yang
breed perah eksotik lainnya seperti Saanen atau Anglo- tidak berkerabat dari komposisi genetik yang sama ( T
Nubian. dan L). Percobaan awal menunjukkan bahwa induk-
Proyek mengadopsi pendekatan berdasarkan grup induk tersebut menghasilkan dalam jumlah cukup baik
dan komunitas. Peternakan berkembang dengan aturan- susu dan daging, dan memiliki adaptasi beralasan pada
aturan proyek, dan dengan mekanisme hukum. Ini kondisi lokal. Melalui MGBA, yang juga meregistrasi
dikaitkan dengan pemerintah, NARS, dan institut breed-breed silangan dengan Kenya Stud Book, grup-
penelitian internasional, yang memberikan pelatihan grup merotasi jantan untuk setiap satu ekor sekitar 1,5
budidaya (perkandangan, nutrisi, produksi pakan, tahun untuk menghindarkan inbreeding. Peternak yang
penyimpanan catatan dan pemeliharaan kesehatan), berharap untuk mengupgrade lebih jauh kearah
dinamika grup, pemasaran dan usahawan. Toggenburg memiliki kesempatan melakukan hal itu
Grup peternak awalnya terdiri dari 20 sampai 25 dengan lebih jauh melakukan silang balik T betina
anggota, tetapi beberapa keluar dari keanggotaan terhadap T jantan yang tidak berkerabat.
Lanjut
406
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 92 lanjutan
Program pemuliaan kambing perah partisipatori dan berlandaskan komunitas pada sistem skala kecil
input rendah di daerah pegunungan timur Kenya
Dua tahun setelah berjalannya FARM Afrika jumlah Gambaran yang membuat keberhasilan skema
grup yang beroperasi terus meningkat. Pada tahun 2006 melibatkan:
MGBA memiliki 3.450 anggota, semuanya memelihara pendekatan berdasarkan peternak sejak awal
kambing yang sudah dikembangkan dengan produksi dibangun;
susu antara 1,5 dan 3,5 liter per hari. Grup menghasilkan penekanan pada pembangunan kapasitas sehingga
sekitar 3.500 liter susu setiap hari, beberap diantaranya peternak dapat memanajemen program;
diproses dan dipak untuk dijual. Keluarga anggota ketersediaan materi bibit yang dihasilkan secara
memiliki lebih dari 35.000 kambing yang sudah diperbaiki lokal;
dimana 30% memiliki silsilah sebenarnya dan catatan pendekatan kelompok peternak melatih satu sama
performans. Catatan performans digunakan untuk lain dan berbagi pengalaman;
menghitung laju pertumbuhan dan produksi susu. Data pembangunan kapasitas untuk staf pelatih, pesan-
sebelumnya diproses oleh FARM-Afrika. Setelah fase pesan pelatihan yang dipusatkan bagi peternak dan
perkembangan, MGBA didorong untuk mengembangkan pendekatan partisipatori; dan
kerjasama dengan universitas dan institusi penelitian pengembangan unit pembibitan dan stasiun
untuk mendukung mereka dalam pengolahan data. pejantan berbasis komunitas.
Kebanyakan pemiliki kambing yang sudah dikembangkan Skema menjamin bahwa setelah akhir dari projek,
tidak lagi miskin. Beberapa memperoleh keuntungan peternak tidak tergantung pada pelayanan pemerintah.
dari produksi kambing dengan membeli satu atau dua Stok bibit disuplai oleh peternak sendiri, dan pelayanan
sapi perah, membangun lebih baik perkandangan dan kesehatan hewan secara bersamaan juga dikembangkan
menyekolahkan anak mereka. Produksi yogurt dan susu dengan melatih masyarakat oleh petugas kesehatan
pasteurisasi segar (nilai tambahan) adalah petunjuk dari hewan, terhubung dengan lebih banyak para veterinerian
lingkup pengembangan lebih jauh. berkualifikasi. Penyediaan pakan terintegrasi dan
program reforestrasi juga dikembangkan.
___________
Dihadirkan oleh Okeyo Mwai dan Camillus O. Ahuya.
Untuk bacaan lebih jauh, lihat: Ahuya et al. (2004); Ahuya et al. (2005);
Okeyo (1997).
407
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
lihat sebagai misal FAO (1998). Dokumen- Situasi kedua adalah ketika pada bagian
dokumen ini memberikan kajian lebih ekstensif tertentu jantan populer dan anak jantannya dan
dari subjek. Dimana tujuan semata untuk keturunan lainya secara sangat sering
menjamin survival populasi dan memelihara dipergunakan. Dari waktu pengembangan
integritasnya, strategi konservasi dibatasi pertama perhimpunan breed sampai dengan
terhadap pemonitoringan populasi, dan pertengahan tahun 1900-an, kebanyakan
penjaminan bahwa inbreeding dan ukuran popularitas jantan diperoleh sebagai hasil
populasi efektif ada dalam batas yang diterima. pemenang pameran. Lebih belakangan ini, nilai
Inbreeding adalah hasil dari perkawinan antara genetik prediksi untuk sifat-sifat tertentu adalah
hewan yang berkerabat. Dalam suatu populasi faktor penentu keputusan. Pada sapi perah,
kecil, semua hewan pada generasi berikutnya seleksi untuk beberapa tahun hampir seluruhnya
akan berhubungan satu sama lain, dan difokuskan pada produksi susu. Hansen (2001)
perkawinan antara hewan-hewan ini akan mencatat bahwa meskipun lebih dari 300.000
menghasilkan inbreeding. Pengaruh genetik dari ekor diregistrasi oleh Asosiasi Holstein USA Inc.
inbreeding adalah menurunkan heterozigositas dalam 2000, ukuran populasi efektip hanya 37
hewan menerima alel sama dari kedua orang ekor. Penggunaan cacatan silsilah dari sapi yang
tuanya. Tingkat inbreeding dan homozigositas dilahirkan tahun 2001, Cleveland et al. (2005)
pada generasi mendatang dapat diprediksi dari mencatat ukuran populasi efektif terestimasi
ukuran populasi. pada Hereford di AS sebanyak 85 ekor.
Sebagaimana selalu terdapat jumlah lebih Asosisasi Hereford Amerika meregister lebih dari
kecil dari jantan dibandingkan betina bibit dalam 75.000 ekor pada tahun 2001.
perkawinan, jumlah jantan bibit menjadi faktor Tingkat inbreeding dari populasi tertentu
lebih penting yang menentukan tingkat tergantung pada ukuran populasi efektif
inbreeding. Ukuran populasi efektip (Ne) adalah dibandingkan terhadap ukuran populasi aktual.
suatu fungsi dari jumlah jantan dan betina bibit. Peningkatan taraf inbreeding per generasi
Jika Nm menghadirkan jumlah jantan bibit dan Nf diharapkan menjadi 1/2Ne. Ini adalah
menghadirkan jumlah betina bibit, ukuran peningkatan yang diharapkan per generasi jika
populasi efektip dapat dihitung sebagai: setiap hewan menghasilkan jumlah keturunan
Ne = (4NmNf) / (Nm + Nf) sama, dan hewan pada populasi awal tidak
berhubungan satu sama lain. Jika asumsi-
Jika jumlah jantan bibit adalah sama dengan
asumsi ini tidak dipenuhi, tingkat inbreeding akan
jumlah betina bibit, ukuran populasi efektif
menjadi lebih tinggi. Berdasarkan hubungan ini,
adalah sama dengan ukuran populasi aktual; jika
Gregory et al. (1999) merekomendasikan bahwa
jumlah jantan dan betina berbeda, ukuran
sedikitnya 20 sampai 25 jantan digunakan per
populasi efektif kurang dari ukuran populasi
generasi. Ini juga menjadi jumlah beralasan
aktual. Jika jumlah betina bibit lebih besar dari
untuk dipergunakan dalam konservasi breed.
jumlah jantan, ukuran populasi efektip akan
Penggunaan 25 jantan per generasi akan
sedikit kurang dari empat kali jumlah jantan.
menghasilkan laju kenaikan inbreeding sekitar
Penurunan ukuran populasi efektif dapat
0.5% per generasi.
diamati pada dua situasi. Pertama dan pada
Ketika kehilangan ukuran populasi efektip
kasus paling jelas adalah ketika ukuran populasi
menjadi isu penting dalam konservasi SDGT,
aktual menurun. Disini dapat hasil dari
menarik untuk mencatat bahwa pemulia-pemulia
penggantian proporsi signifikan dari suatu breed
sukses selalu menerima beberapa tingkat
dengan bibit dari breed lain, atau dari
inbreeding dalam program mereka. Pemulia-
perkawinan silang suatu fraksi signifikan dari
pemulia ini mengembangkan peternakan atau
breed.
flok yang memenuhi standar mereka hewan-
408
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
hewan yang diproduksi pada peternakan atau sebagai pengganti (replacement stock) dalam
flok-flok tertutup ini tidak terelakkan memiliki upaya memelihara ukuran peternakan.
hubungan kekerabatan semakin dekat, dan Dengan pengetahuan surplus reproduksi
hasilnya inbreeding (Hazelton, 1939). betina, dan pengetahuan fraksi dari populasi
total yang saat ini dibangun untuk kawin silang,
6.2 Konservasi melalui pemuliaan fraksi dari breed-breed murni yang dapat
Tujuan dari program pemuliaan melibatkan tidak digunakan untuk menghasilkan F1 tanpa
hanya jaminan survival dan integritas dari penurunan lebih jauh ukuran populasi dari breed
populasi target, tetapi juga mengembangkan laju murni dapat dihitung. Sebagai misal, jika
reproduksi dan performans bersamaan dengan terdapat 20% surplus reproduksi dari betina dan
mempertahankan kemampuan adaptasi spesifik. populasi saat ini disusun dari 50% breed-breed
Kebanyakan diskusi di atas dari strategi murni dan 50% breed-breed silangan
pemuliaan untuk sistem input rendah agaknya (melibatkan sejumlah betina breed murni yang
aplikatif dalam kondisi ini. Subbab ini saat ini digunakan dalam kawin silang), populasi
memfokuskan pada resiko potensial dikaitkan dapat bergerak kearah suatu komposisi yang
dengan kawin silang dalam konteks konservasi sedikit lebih banyak dari 50% breed murni
breed. penghasil breed-breed murni, sedikit lebih
Satu pilihan untuk mengamankan breed banyak dari 20% breed murni menghasilkan F1,
adalah menggunakannya sebagai suatu dan sedikit lebih kurang dari 30% betina F1,
komponen dari program kawin silang. tanpa penurunan lebih jauh ukuran populasi
Bagaimanapun, beberapa penggunaan dari breed murni yang menghasilkan breed murni.
betina breed murni untuk menghasilkan breed Nilai-nilai ini mengasumsikan bahwa tak satupun
silangan akan menurunkan ukuran populasi betina yang dihasilkan oleh betina F1 dipelihara
kecuali terdapat surplus reproduksi betina. sebagai betina bibit; dalam realitanya, ini
Dalam beberapa kejadian, kondisi lingkungan mungkin tidak pernah terjadi.
dan manajemen tidak memungkinkan banyak
surplus reproduksi betina teristimewa pada
sapi, yang memiliki laju reproduksi rendah. 7 Kesimpulan
Dikarenakan hal ini, kebanyakan betina yang
dipelihara harus dipertahankan sebagai hewan Metoda-metoda pemuliaan dan organisasi
bibit untuk menjaga ukuran populasi. Pada sangat bervariasi antara sistem produksi
kenyataan, pengaruh terbesar datang dari komersial terindustrialisasi dan sistem input
keperluan dalam jumlah lebih kecil jantan bibit eksternal rendah terorientasi subsisten.
asli, dibawa bersama dengan jumlah lebih kecil Organisasi saat ini dari sektor pemuliaan adalah
dari betina asli yang akan digunakan untuk hasil dari proses evolusionari panjang.
menghasilkan keturunan breed asli. Titik awal Perkembangan terakhir adalah menyebar pada
logis dalam mempertimbangkan program kawin model pemuliaan terindustrialisasi, karakteristik
silang adalah, oleh karenanya, mengestimasi dari sektor unggas, kepada spesies lainnya.
jumlah surplus reproduksi pada betina. Ini dapat Model pembibitan terindustrialisasi
diukur dalam batasan fraksi betina muda yang menggunakan status dari teknik-teknik seni
tersedia untuk pemotongan atau untuk dijual untuk perbaikan genetik. Program pemuliaan
diluar program (atau wilayah). Sebagai misal, terutama berdasarkan pada perkawinan
untuk peternakan sapi potong yang langsung dan bervariasi bersesuian dengan
dimanajemen sangat baik di daerah iklim karakteristik spesies. Perusahaan-perusahaan
sedang, sekitar 40% dari anak dara dipakai pembibitan memasarkan hewan-hewan mereka
keseluruh dunia. Tendensi ini, yang dengan baik
409
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
410
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
411
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Cunningham, E.P., Dooley, J.J., Splan, R.K. & Bradley, Fernando, R.L. & Grossman, M. 1989. Marker-assisted
D.G. 2001. Microsatellite diversity, pedigree selection using best linear unbiased prediction.
relatedness and the contribution of founder lineages Genetics Selection and Evolution, 21: 467477.
to thoroughbred horses. Animal Genetics, 32: 360
364. Fuji, J., Otsu, K. & De Zozzato, F. 1991. Identification
of a mutation in porcine syanodine receptor
Dawson, M., Hoinville, L., Hosie, B.D. & Hunter, N. associated with malignant hyperthermia. Science,
1998. Guidance on the use of PrP genotyping as an 253: 448451.
aid to the control of clinical scrapie. Scrapie
Information Group. Veterinary Record, 142: 623 Gregory, K.E & Cundiff, L.V. 1980 Cross-breeding in
625. beef cattle: evaluation of systems. Journal of Animal
Science, 51: 12241242
Dekkers, J.C.M. & Hospital, F. 2002. The use of
molecular genetics in the improvement of agricultural Gregory, K.E., Trail, J.C.M., Marples, H.J.S. &
populations. Nature, 3: 2232. Kakonge, J. 1985. Heterosis and breed effects on
maternal and individual traits of Bos indicus breeds
Delgado Santivaez, J. 2003. Perspectivas de la of cattle. Journal of Animal Science, 60: 11751180.
produccin de fibra de llama en Bolivia. Potencial y
desarrollo de estrategias para mejorar la calidad de Gregory, K.E., Cundiff, L.V. & Koch, R.M. 1999.
la fibra y su aptitud para la comercializacin. Composite breeds to use heterosis and breed
Institute of Animal Production in the Tropics and differences to improve efficiency of beef production.
Subtropics, University of Hohenheim, Cuvillier, Technical Bulletin. No. 1875. Springfield, Virginia.
Gttingen, Germany. (PhD thesis) USDA Agricultural Research Service, National
Technical Information Service.
Dickerson, G.E. 1969. Experimental approaches in
utilizing breed resources. Animal Breeding Groen, A.F. 2000. Breeding goal definition. In S. Galal,
Abstracts, 37: 191202. J. Boyazoglu & K. Hammond, eds. Developing
breeding strategies for lower input animal
Dickerson, G.E. 1972. Inbreeding and heterosis in productionenvironments. Rome. ICAR.
animals. In Proceedings of Animal Breeding and
Genetics Symposium in honor of Dr. J.L. Lush,pp. Grogan, A. 2005. Implementing a PDA based field
5477. Blacksburg, Virginia. ASAS, ADSA. recording system for beef cattle in Ireland. In M.
Guellouz, A. Dimitriadou & C. Mosconi, eds.
Djemali, M. 2005. Animal recording for low to medium Performance recording of animals, state of the
input production systems. In M. Guellouz, A. art,2004. EAAP Publication No. 113, pp. 133140.
Dimitriadou & C. Mosconi, eds. Performance Wageningen, the Netherlands. Wageningen
recording of animals, state of the art, 2004. EAAP Academic Publishers.
Publication No. 113, pp. 4147. Wageningen, the
Netherlands. Wageningen Academic Publishers. Hanotte, O., Ronin, Y., Agaba, M., Nilsson, P.,
Gelhaus, A., Horstmann, R., Sugimoto, Y., Kemp,
Ducrocq, V. & Quaas, R.L. 1988. Prediction of genetic S., Gibson, J., Korol, A., Soller, M. & Teale, A. 2003.
response to truncation selection across generations. Mapping of quantitative trait loci controlling
Journal of Dairy Science, 71: 25432553. trypanotolerance in a cross of tolerant West African
NDama and susceptible East African Boran cattle.
Falconer, D.S. & Mackay, T.F.C. 1996. Introduction to Proceedings of the National Academy of
quantitative genetics. 4th Edition. London. Longman. ScienceUSA, 100(13): 74437448.
FAO. 1998. Secondary guidelines for the development Hansen, L.B. 2001. Dairy cattle contributions to the
of national farm animal genetic resources National Animal Germplasm Program. Journal of
managementplans: management of small Dairy Science, 84(Suppl. 1): 13.
populations at risk. Rome.
Hansen, L.B. 2006. Monitoring the worldwide genetic
FAO. 2003. Know to move, move to know. Ecological supply for cattle with emphasis on managing
knowledge among the WoDaaBe of south eastern crossbreeding and inbreeding. In Proceedings of the
Niger, by N. Schareika. Rome. th
8 World Congress on Genetics Applied to Livestock
FAO. 2007. Management of sheep genetic resources Production, August 1318. 2006. Belo Horizonte,
in the central Andes of Peru, by E.R. Flores, J.A. MG, Brazil.
Cruz & M. Lpez. In K-A. Tempelman & R.A. Hazelton, J. 1939. A history of linebred Anxiety
Cardellino eds. People and animals. Traditional 4thHerefords of straight Gudgell & Simpson
livestock keepers:guardians of domestic animal breeding.Kansas City, MO. George W. Gates
diversity, pp. 4757. FAO Interdepartmental Working Printing Co.
Group on Biological Diversity for Food and
Agriculture. Rome.
412
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Herd, R.M., Arthur, P.F., Archer, J.A., Richardson, Lewis, R.M. & Simm, G. 2002. Small ruminant breeding
E.C., Wright, J.H., Dibley, K.C.P. & Burton, D.A. programmes for meat: progress and prospects. In
1997. Performance of progeny of high vs. low net Proceedings of the Seventh World Congress on
feed conversion efficiency cattle. In Proceedings of Genetics Applied to Livestock Production, held
the 12th Conference of the Assocation for the August 1923, 2002, Montpellier, France.
Advancement of Animal Breeding and Genetics,
Dubbo, Australia, pp. 742745. Lips, D., De Tavernier, J., Decuypere, E. & van
Outryve, J. 2001. Ethical objections to caesareans:
Hill, W.G. 2000. Maintenance of quantitative genetic implications on the future of the Belgian White Blue.
variation in animal breeding programmes. Livestock In Proceedings of the Third Congress of the
Production Science, 63: 99109. European Society for Agricultural and Food Ethics,
Florence, Italy, October 35 2001, pp. 291294.
Hunter, N. 1997. Molecular biology and genetics of
scrapie in sheep. In L. Piper & A. Ruvinsky, eds. The Loquang, T.M. 2003. The Karamojong. In I. Khler-
genetics of sheep, pp. 225240. Oxon, UK. CAB Rollefson & J. Wanyama, eds. The Karen
International, Commitment: Part 2. The role of livestock and
breeding; community presentations. Proceedings of
Huyen, L.T.T., Rler, R., Lemke, U. & Valle Zrate, A. a Conference of Indigenous Communities on Animal
2005. Impact of the use of exotic compared to local Genetic Resources. League for Pastoral Peoples
pig breeds on socio-economic development and and Endogenous Development and Intermediate
biodiversity in Vietnam. Stuttgart, Beuren, Germany. Technology Development Group Eastern-Africa,
James, J.W. 1972. Optimum selection intensity in Karen, Nairobi, Kenya, 2730 October 2003. Bonn,
breeding programmes. Animal Production, 14: 19. Germany. German Non-Governmental
Organisations Forum on Environment and
James, J.W. 1977. Open nucleus breeding systems. Development.
Animal Production, 24: 287305.
Loquang, T.M. 2006a. Livestock Keepers Rights.
Jiang, X, Groen, A.F. & Brascamp, E.W. 1999. Paper presented at the side event during the Fourth
Discounted expressions of traits in broiler breeding Ad Hoc Open-Ended Intercessional Working Group
programs. Poultry Science, 78: 307316. on Article 8(j) and Related Provisions of the
Convention on Biological Diversity, COP 8,
Kennedy, B.W., Quinton, M. & van Arendonk, J.A. Granada, Spain, 2327 January 2006.
1992. Estimation of effects of single genes on
quantitative traits. Journal of Animal Science, 70: Loquang, T.M. 2006b. The role of pastoralists in the
20002012. conservation and sustainable use of animal genetic
resources. Paper presented at the International
Krtli, S. 2007. Cows who choose domestication. Cattle Conference on Livestock Biodiversity, Indigenous
breeding amongst the WoDaaBe of central Niger Knowledge and Intellectual Property Rights; League
Institute of Development Studies, University of for Pastoral Peoples and Endogenous Development,
Sussex, Brighton, UK. (PhD thesis) Rockefeller Study and Conference Centre, Bellagio,
Lamb, C. 2001. Understanding the consumer. In Italy, 27 March2 April 2006.
Proceedings of the British Society of Animal Loquang, T.M. & Khler-Rollefson, I. 2005. The
Science, 2001, pp. 237238. potentialbenefits and challenges of agricultural
Lande, R. & Thompson, R. 1990 Efficiency of animal biotechnology to pastoralists. Paper
markerassisted selection in the improvement of presented at the Fourth All Africa Conference on
quantitative traits. Genetics, 124: 743756. Animal Agriculture, Arusha, Tanzania, 1926
September 2005.
Larzul, C., Manfkedi, E. & Elsen, J.M. 1997. Potential
gain from including major gene information in LPPS (Lokhit Pashu-Palak Sanstham) & Koehler-
breeding value estimation. Genetics Selection Rollefson, I. 2005. Indigenous breeds, local
Evolution, 29: 161184. communities:documenting animal breeds and
breeding from a community perspective. Sadri,
Lemke, U. 2006. Characterisation of smallholder pig Rajasthan, India. Lokhit Pashu-Palak Sanstham.
production systems in mountainous areas of North
Vietnam. Institute of Animal Production in the Markemann, A. (forthcoming). Development of a
Tropics and Subtropics, University of Hohenheim, selection programme in a llama population of
Germany. (PhD thesis) Ayopayaregion. Department Cochabamba, Bolivia,
Institute of Animal Production in the Tropics and
Le Roy, P., Naveau, J., Elsen, J.M. & Sellier, P. 1990. Subtropics, University of Hohenheim, Germany.
Evidence for a new major gene influencing meat (PhD thesis).
quality in pigs. Genetical Research, 55: 3340.
413
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Mavrogenis, A.P. 2000. Analysis of genetic type traits in dairy cattle: After forty years of
improvement objectives for sheep in Cyprus. In D. research. Journal of Dairy Science, 81: 1663.
Gabia, ed. Analysis and definition of the objectives
in genetic improvement programmes in sheep and Roe E., Huntsinger, L. & Labnow, K. 1998. High
goats.An economic approach to increase their reliability pastoralism. Journal of Arid Environments,
profitability,pp. 3336. Zaragoza, Spain. CIHEAM 39(1): 3955.
IAMZ. Sainz, R.D. & Paulino, P.V. 2004. Residual feed intake.
Meuwissen, T.H.E. 1997. Maximizing response to Agriculture & Natural Resources Research &
selection with a predefined rate of inbreeding. Extension Centers Papers, University of California.
Journal of Animal Science, 75: 934940. Simianer, H. 1994. Current and future developments in
Nrnberg, M. 2005. Evaluierung von applications of animal models. In Proceedings of the
produktionssystemender Lamahaltung in 5th World Congress on Genetics Applied to
buerlichen gemeindender Hochanden Boliviens. Livestock Production. Guelph. Canada. Vol. 18, pp.
Institute of Animal Production in the Tropics and 435442.
Subtropics, University of Hohenheim, Cuvillier, Simm, G. 1998. Genetic improvement of cattle and
Gttingen, Germany. (PhD thesis) sheep. Tonbridge, UK. Farming Press, Miller
Odubote, I.K. 1992. Genetic and non-genetic sources Freeman UK Limited.
of variation in litter size, kidding interval and body Smits, M.A., Barillet, F., Harders, F., Boscher, M.Y.,
weight at various ages in West African Dwarf Vellema, P., Aguerre, X., Hellinga, M., McLean,
Goats.Obafemi Awolowo University, Ile-Ife, Nigeria. A.R., Baylis, M. & Elsen, J.M. 2000. Genetics of
(PhD thesis) scrapie susceptibility and selection for resistance. In
Okeyo, A.M. l997. Challenges in goat improvement in Proceedings of the 51st Meeting of the European
developing rural economies of Eastern Africa, with Association for Animal Production (EAAP). 2124
special reference to Kenya. In C.O. Ahuya & H.van August, The Hague, Paper S.4.4. EAAP. Rome
Houton, eds. Goat development in East van Arendonk, J.A.M. & Bijma, P. 2003. Factors
Africa.Proceedings of a workshop held at Izaak affecting commercial application of embryo
Walton Inn, Embu, Kenya, 811 December l997, pp. technologies in dairy cattle in Europe a modelling
5566. Nairobi. FARM-Africa. Olori, V.E., Cromie, approach. Theriogenology, 59: 635649.
A.R., Grogan, A. & Wickham, B. 2005. Practical
aspects in setting up a National cattle breeding Wickham, B.W. 2005. Establishing a shared cattle
program for Ireland. Invited paper presented at the breeding database: Recent experience from
2005 EAAP meeting in Uppsala, Sweden. Ireland.In M. Guellouz, A. Dimitriadou & C. Mosconi,
eds. Performance recording of animals, State of the
Pharo, K. & Pharo, D. 2005. Direction vs. art,2004. EAAP Publication No. 113, pp. 339342.
destination.Pharo Cattle Co. Spring 2005 Sale Wageningen, the Netherlands. Wageningen
Catalog, pp. 7273.Cheyenne Wells, Colorado, Academic Publishers.
USA. Pharo Cattle Co.
Willis, M.B. 1991. Daltons introduction to practical
Rauw, W.M., Kanis, E., Noordhuizen-Stassen, E.N. & animal breeding. 3rd ed. Oxford, UK. Blackwell
Grommers, F.J. 1998. Undesirable side effects of Science Ltd. Woolliams, J.W. & Bijma, P. 2000.
selection for high production efficiency in farm Predicting rates of inbreeding in populations
animals: a review. Livestock Production Science, 56: undergoing selection. Genetics, 154: 18511864.
1533.
Woolliams, J.W., Bijma, P. & Villanueva, B. 1999.
Richardson, E.C., Herd, R.M., Archer, J.A., Woodgate, Expected genetic contributions and their impact on
R.T. & Arthur, P.F. 1998. Steers bred for improved gene flow and genetic gain. Genetics, 153: 1009
net feed efficiency eat less for the same feedlot 1020.
performance. Animal Production Australia, 22: 213
216. Wurzinger, M. 2005. Populationsgenetische analysen
in Lamapopulationen zur implementierung von
Rler, R. 2005. Determining selection traits for local leistungsprfung und selektion. University of Natural
pig breeds in Northern Vietnam: smallholders Resources and Applied Life Sciences (BOKU),
breeding practices and trait preferences. Institute of Vienna. (PhD thesis).
Animal Production in the Tropics and Subtropics,
University of Hohenheim, Germany. (MSc thesis)
Rocha, J.L., Sanders, J.O., Cherbonnier, D.M., Lawlor,
T.J. & Taylor, J.F. 1998. Blood groups and milk and
414
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab E
Metode-metode untuk
Penilaian secara Ekonomi
1 Pendahuluan
Sebagian besar SDGT di negara-negara genotipe dan ancaman-ancaman terhadap
berkembang pada kondisi beresiko, bersama SDGT, oleh karenanya, perlu dipahami dalam
dengan keterbatasan sumberdaya finansial konteks evolusi sistem produksi (melibatkan
untuk konservasi dan penggunaan biofisik, sosio-ekonomi dan perubahan-
berkelanjutan, bermakna bahwa analisis perubahan pasar). Lihat Bagian 2 untuk diskusi
ekonomi bisa berperan penting dalam menjamin lebih jauh bagi tren sistem produksi ternak.
fokus bersesuaian dengan usaha konservasi dan Dari sudut pandang ekonomi, erosi SDGT
perbaikan genetik. Dalam mempertimbangkan dapat dilihat sebagai hasil dorongan yang
hal ini, tugas-tugas penting melibatkan, inter alia: meneruskan bias kearah investasi bagi genotipe
penentuan sumbangan ekonomi yang terspesialisasi, yang pada gilirannya
dihasilkan dari SDGT terhadap berbagai menghasilkan invesmen kurang dari perangkat
sektor dari masyarakat; keragaman lebih beragam dari breed-breed.
dukungan kajian prioritas melalui identifikasi Rasional ekonomi mengingatkan bahwa
ukuran-ukuran biaya efektip yang bisa keputusan invesmen akan ditentukan oleh
dilakukan untuk konservasi keragaman peluang relatif dari dua pilihan (asumsi resiko
ternak; dan netralitas dan pasar-pasar yang berfungsi baik).
bantuan perancangan insentif ekonomi dan Bagaimanapun, dari sudut pandang peternak,
penyusunan institusi untuk promosi laju pengembalian relevan adalah pengembalian
konservasi SDGT oleh individu peternak yang akurat untuk mereka dibandingkan
atau komunitas. terhadap perhimpunan atau dunia sebagai
Swanson (1997) mencatat bahwa masyarakat keseluruhan. Bagi peternak, kehilangan breed-
manusia telah meluas dan berkembang breed lokal akan muncul menjadi sesuatu yang
sepanjang waktu melalui suatu proses yang rasional secara ekonomi pada situasi dimana
menyertakan penipisan keragaman hayati. pengembalian dari kegiatan-kegiatan yang
Proses ini dapat dipahami dalam batasan dari membawa kehilangan lebih besar dibandingkan
pertukaran antara pemeliharaan stok dari kegiatan-kegiatan sebanding dengan
sumberdaya keragaman hayati, dan keuntungan konservasi sumberdaya genetik khususnya
bagi masyarakat manusia yang diturunkan dari sebagai pengembalian dari konservasi
penipisan stok ini. Erosi SDGT dapat, oleh sumberdaya genetik bisa terdiri dari keuntungan
karenanya, dilihat dalam batasan penggantian non pasar yang bertambah pada orang lain
daftar ternak yang ada dengan kisaran kecil dari dibandingkan peternak. Variasi ini lebih jauh
breed yang dikembangkan terspesialisasi. akan tercampur dengan keberadaan bias pada
Penggantian seperti ini terjadi tidak hanya nilai input dan output sehingga peternak tidak
sepanjang substitusi, tetapi juga sepanjang dapat merefleksikan kesulitan ekonominya.
perkawinan silang dan eliminasi ternak karena Perbedaan sebagai diuraikan diatas antara
sistem produksi yang berubah. Pilihan-pilihan pengembalian pribadi dan publik adalah penting.
415
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 93
Nilai Ekonomi
Pemelihara ternak memperoleh untung dari konservasi Nilai Penggunaan Langsung (Direct Use Values/DUV)
keragaman ternak disebabkan karena keperluan adalah keuntungan-keuntungan hasil dari, timbal balik,
mereka terhadap hewan-hewan yang dapat berproduksi penggunaan aktual, seperti untuk pangan, pupuk dan kulit,
pada agro-ekosistem yang berbeda, dan memenuhi juga penggunaan kultural/ritual.
sejumlah fungsi. Tambahan untuk mensuplai produk Nilai Penggunaan Tidak Langsung (Indirect Use
penjualan atau konsumsi rumah tangga, ternak Values/IUV) adalah keuntungan yang diturunkan dari
melibatkan fungsi-fungsi input dikaitkan dengan fungsi ekonomi. Sebagai misal, beberapa hewan
kegiatan peternakan /rumah tangga. Ternak memegang peran kunci dalam penyebaran spesies-
menghasilkan manure yang bisa meningkatkan hasil spesies tanaman tertentu.
tanaman, transportsi input dan produksi, dan juga Nilai Pilihan (Option Values/OV) diturunkan dari nilai
berperan sebagai tenaga tarik. Ketika pendapatan yang diberikan untuk menjamin keamanan aset bagi
pedesaan dan jaminan pasar tidak berkembang baik, pilihan penggunaannya pada waktu mendatang. Hal ini
ternak memungkinkan keluarga peternak untuk semacan bentuk nilai jaminan (ketidakpastian yang
memvariasikan taraf pendapatan dan konsumsi diberikan tentang masa mendatang dan resiko yang tidak
sepanjang waktu. Ternak menjadi tabungan dan disukai) melawan kejadian dari, seperti, penyakit hewan
asuransi, mengatasi kegagalan tanaman dan pola siklus baru atau perubahan iklim/masa kemarau). Sedikit
pendapatan terkait dengan penjualan tanaman. Ternak berbeda dari, tetapi dikaitkan dengan, nilai-nilai pilihan
memungkinkan keluarga mengakumulasi modal dan adalah nilai-nilai pilihan-quasi. Nilai pilihan-quasi terkait
keragaman, dan melayani sejumlah peran sosial dengan nilai-nilai ekstra yang tersedia melalui preservasi
dikaitkan dengan status dan obligasi pemilikan mereka dari suatu sumberdaya, terkait dengan informasi
(Jahnke, 1982; Anderson, 2003). Ternak juga mendatang. Nilai-nilai pilihan-quasi muncul dari kondisi
memegang peran penting dalam pemeliharaan alami yang terjadi dari kehilangan breed (setelah tidak ada
ekosistem; sebagai misal, grazing yang termanajemen pencegahan lebih jauh untuk bisa dilakukan); mereka tidak
semakin baik dipandang sebagai cara penting untuk dikaitkan dengan keengganan resiko dari pembuatan
konservasi. keputusan.
Nilai-nilai yang disebutkan pada paragaf diatas Nilai warisan (Bequest Values/BV) mengukur
adalah komponen-komponen dari nilai penggunaan baik keuntungan bertambah pada sejumlah orang dari
secara langsung ataupun tak langsung. Nilai-nilai lain pengetahuan yang orang lain mungkin memperoleh untung
tidak dikaitkan disini, tetapi secara sederhana berperan dari sumberdaya di masa mendatang; dan
terhadap keberadaan breed-breed (keberadaan dan Nilai keberadaan (Existence Values/XV) diturunkan
nilai warisan). Tipe lain dari nilai-nilai yang muncul dari secara sederhana dari kepuasan pengetahuan bahwa aset
dugaan ketidakpastian tentang masa mendatang. tertentu ada (misalnya ikan paus biru, capybaras atau sapi
Ketidakpastian mendatang hasil dari motivasi untuk NDama).
menghindarkan resiko (nilai pilihan), dan dari Beberapa nilai aset mungkin tumpang tindih diantara
berlangsungnya kehilangan breed dan kehilangan dari kategori ini, dan perhitungan ganda tidak terhindarkan.
informasi terkait. Upaya-upaya untuk mengisolasi pilihan, nilai-nilai warisan
Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value / TEV) dan keberadaan dapat problematik. Masih diperdebatkan
secara formal adalah sama dengan jumlah nilai-nilai prinsip dan prosedur untuk evaluasinya.
penggunaan baik langsung dan tidak langsung ___________
ditambah nilai non penggunaan dan nilai-nilai pilihan: Sumber diadaptasi dari Arrow dan Fisher (1974); Jahnke, (1982); Pearce
dan Moran, (1994); Anderson, (2003); Roosen et al., (2005).
TEV = DUV + IUV + OV + BV + XV dimana:
Sebagaimana Pearce dan Moran (1994) aktivitas konservasi keragaman hayati (dan
mencatat, pengenalan secara lebih luas nilai sumberdaya genetik) memberikan nilai ekonomi
ekonomi total (total economic value/TEV lihat yang tidak diperoleh dari pasar, hasil dari
Kotak 93) dari aset-aset netral dapat dijadikan kegagalan ini adalah penyimpangan dimana
alat untuk merubah keputusan tentang insentif bertentangan dengan konservasi
penggunaannya, khususnya pada keputusan sumberdaya genetik, dan dalam kegiatan-
invesmen yang menghadirkan suatu pilihan jelas kegiatan ekonomi yang mempermudah
antara erosi/destruksi atau konservasi. Ketika penghanyutan sumberdaya seperti itu. Keluaran
416
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
seperti itu, dari sudut pandang ekonomi, berkembang belum banyak dipelajari. Terdapat
dihubungkan dengan kegagalan pasar (misal sejumlah literatur konseptual dan teori
penyimpangan yang muncul dari kehilangan mempertimbangkan nilai-nilai yang muncul dari
pasar dari keuntungan eksternal yang diperoleh sumberdaya genetik dan keragaman hayati
dari konservasi keragaman hayati); kegagalan secara umum (biasanya merujuk pada tanaman
intervensi (misal distorsi tindakan pemerintah dan hewan liar). Bagaimanapun, hanya sejak
dalam intervensi yang berjalan di pasar, bahkan adanya workshop FAO/ILRI (ILRI, 1999)
dimana kemunculannya untuk melayanai diidentifikasi metodologi-metodologi evaluasi
sejumlah tujuan sosial); dan/atau kegagalan SDGT potensial, dan selanjutnya diinisiatif oleh
pendermaan dunia (misal tidak ada ILRI (Bidang ekonomi dari konservasi dan
pasar/mekanisme untuk menangkap nilai-nilai program penggunaan berkelanjutan dari SDGT)
eksternal dunia yang penting. Catatan bahwa dan patnernya untuk menguji metodologi-
kehilangan pasar dunia dapat sama keberadaan metodologi ini, yang membawa penelitian nyata
dengan kegagalan pasar lokal dan kegagalan kedalam kondisi yang sebenarnya terjadi.
intervensi. Kehilangan keragaman hayati dan Cara-cara ini dan temuan mereka, meskipun
kegagalan interevensi menjadi titik masalah. belum, jarang diletakkan pada penggunaan
Tampak bahwa dari tipologi nilai-nilai diatas situasi yang mempengaruhi pembuat keputusan
bahwa keputusan ekonomi saat ini banyak dan kesejahteraan peternak. Penelitian lanjutan
didasarkan pada kategori pertama, nilai sangat diperlukan untuk memberi pemahaman
penggunaan langsung, meskipun kategori lain lebih baik implikasi bagi kesukaan dari konteks
bisa sama atau lebih penting. Sebagai contoh, dinamis meningkat yang dikarakterisasi dengan,
diestimasi bahwa sekitar 80% dari nilai ternak timbal balik:
pada sistem input rendah di negara berkembang globalisasi dan pasar;
bisa disumbangkan pada peran non-pasar, perubahan iklim dan degradasi lingkungan;
ketika hanya 20% adalah sumbangan dari kejadian penyakit hewan menular baru;
keluaran produksi langsung. Sebaliknya, lebih pengembangan bidang bioteknologi; dan
dari 90% nilai ternak pada sistem input tinggi di pengembangan kebijakan terkait dengan
negara maju adalah sumbangan dari keluaran CBD.
produk langsung (Gibson dan Pullin, 2005). Upaya-upaya global untuk mengentaskan
Dengan memfokuskan pada nilai penggunaan kemiskinan, sebagai diletakkan dalam Sasaran
langsung, keragaman hayati dan konservasi Pengembangan Millenium (the Millennium
sumberdaya genetik nampaknya secara Development Goals), juga memerlukan
konsisten dinilai lebih rendah, yang pemahaman berkembang sumbangan potensial
menghasilkan bias kearah aktivitas-aktivitas dari genotipe alternatif bagi pengentasan
yang tidak bersesuaian dengan konservasi kemiskinan, dalam kaitan dengan memperbaiki
mereka. penargetan pada pro masyarakat miskin (pro-
poor) yang mentargetkan pada program-program
SDGT. Dalam konteks ini, penelitian pendukung
2 Pengembangan metodologi untuk inovasi institusional dan adopsi teknologi juga
analisis ekonomi memegang peran penting. Ini adalah wilayah
Meskipun terdapat banyak literatur tentang kritis pada manajemen SDGT dan memiliki
keuntungan ekonomi dari breed yang dimensi sosio-ekonomi penting.
dikembangkan dalam sistem pertanian komersial Terdapat sejumlah alasan pengembangan
intensif (banyak di negera maju), perlunya breed- relatif lamban dari nilai ekonomi SDGT,
breed asli dan nilai-nilai sifat dalam tipikal sistem melibatkan: fakta bahwa ukuran keuntungan dari
produksi subsisten dari negara-negara keragaman plasma nutfah untuk pengembangan
417
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 102
Tinjauan metodologi penilaian
418
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
ternak adalah sulit; ketersediaan data terbatas bibliografi yang dilengkapai dengan keterangan
yang diperlukan untuk melakukan analisis literatur dari wilayah ini dilibatkan dalam
ekonomi; dan kepentingan mempertimbangkan Zambrano et al. (2005).
nilai non-pasar dari ternak perolehan data
seperti itu seringkali memerlukan modifikasi dari
teknik-teknik ekonomi terkait dengan metoda 3 Aplikasi metodologi ekonomi dari
partisipatori dan metode penilaian cepat manajemen sumberdaya genetik
pedesaan. ternak
Meskipun terdapat kesulitan, terdapat Contoh-contoh berikut dihadirkan dalam konteks
sejumlah teknik analisis dari area lain ekonomi klasifikasi yang dihadirkan dalam Tabel 102.
yang dapat diadaptasikan untuk melakukan
analisis-analisis seperti itu. Metodologi- 3.1 Nilai sumberdaya genetik ternak pada
metodologi ini dikaji Drucker et al. (2001) yang peternak9
Sifat-sifat adaptif dan fungsi non-
secara luas mengkatagorikan mereka kedalam
pendapatan membentuk komponen-
tiga grup atas dasar tujuan praktis di mana
komponen penting dari nilai total breed-
mereka bisa digunakan (lihat Tabel 102):
breed asli terhadap pemelihara ternak.
grup 1) penentuan kepentingan ekonomi
Kriteria evaluasi produktivitas konvensional
aktual dari breed berisiko;
tidak memadai untuk mengevaluasi produksi
grup 2) penentuan biaya dan keuntungan
ternak subsisten dan cenderung
dari program konservasi SDGT, dan
mengestimasi berlebih keuntungan dari
peternak target untuk partisipatori; dan
substitusi breed-breed.
grup 3) penetapan prioritas dalam program
Tano et al., (2003) dan Scarpa et al., (2003a;
pemuliaan SDGT.
2003b) menggunakan percobaan pilihan
Sejumlah metodologi ini memiliki kelemahan
preferensi sebagai dinyatakan (stated preference
konseptual nyata dan memerlukan data intensif
choice experiments/CE) terhadap nilai sifat-sifat
(lihat Drucker et al., 2001 untuk uraian rinci).
fenotipik sebagai diekspresikan oleh breed-breed
Bagaimanapun metodologi-metodologi tersebut
ternak asli. Sifat-sifat adaptif dan fungsi non-
bisa menghasilkan estimasi berguna dari nilai
pendapatan ditunjukkan pada bentuk komponen-
yang ditempatkan pada pasar, non-pasar dan
komponen penting dari nilai total hewan
breed potensial yang menyumbang manfaat bagi
terhadap pemelihara ternak. Dalam studi yang
perancangan strategi pemuliaan dan konservasi.
dilakukan Tano et al., (2003) di Afrika Barat,
Seksi berikut melahirkan pandangan dari
sebagai misal, dinyatakan sifat-sifat paling
metodologi. Tujuannya adalah baik untuk
penting untuk disatukan kedalam target program
menunjukkan penggunaan potensial dari
perbaikan breed ditemukan untuk resistensi
metodologi-metodologi, sebaik melibatkan
penyakit, ketegaran, dan performans reproduksi.
informasi (tidak bisa dihindarkan spesifik lokasi)
Daging dan sifat produksi susu kurang penting.
terhadap kepentingan ekonomi dari SDGT asli.
Hasil dari studi ini juga memperlihatkan bahwa
Pada akhir-akhir ini, sejumlah studi spesifik
menjadi mungkin untuk memeriksa nilai dari
dihadirkan untuk mengilustrasikan contoh-contoh
sifat-sifat yang diturunkan secara genetik yang
dari aplikasi berbagai macam cara. Banyak dari
saat ini belum dikenal luas pada populasi ternak,
temuan memberi pengertian berguna pada nilai
tetapi menjadi kandidat diinginkan untuk program
dari breed-breed ternak asli tertentu dalam
pemuliaan dan konservasi (misal resistensi
sistem produksi yang dipelajari. Kesimpulan
penyakit).
penting adalah penekanan pada awal dari setiap
subseksi. Kajian yang lebih rinci dapat
9
Penggunaan Grup 1 metodologi penyelesaian (lihat Tabel 102).
ditemukan pada Drucker et al. (2005), dan suatu
419
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
420
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 103
Keuntungan dan biaya konservasi dengan berbagai metodologi penilaian - kasus babi Box Keken
(Yucatan, Mexico)
Metodologi penilaian * Mengukur konservasi dan Mengukur biaya
pemanfaatan secara berkelanjutan konservasi US$ per
keuntungan tahun
US $ per tahun
Pasar saham US$490.000
Pengalihan kerugian produksi (Yucatan Negara saja) US$1.1 million
Bagian penilaian (konsumen uji rasa) US$1.3 million
Bagian penilaian (percobaan pilihan produser) dan biaya US$2 5003.500
paling rendah rendah / kesempatan pendekatan biaya
Sumber : Drucker and Anderson (2004).
*Lihat Table 102.
konservasi, dan selanjutnya direalisir analisis perubahan harga dan kemungkinan substitusi
biaya-keuntungan. Estimasi keuntungan pada saat terjadi kehilangan breed. Meskipun
berdasarkan pada kepedulian masyarakat untuk kelemahan teridentifikasi, dan kenyataan bahwa
membayar konservasi dan, oleh karenanya, bisa nilai hanya dapat diperkirakan, studi
dihubungkan dengan, dalam masalah ini, nilai menunjukkan bahwa keuntungan dari konservasi
yang ada. Hasil menunjukkan nilai pemberian secara jelas memboboti dalam hal ini diboboti
bersih positif yang besar dikaitkan dengan pembiayaan (Tabel 103).
aktivitas konservasi yang diusulkan (rasio Bahkan dimana nilai dari breed asli dikenal
keuntungan/biaya > 2,9), tetapi juga dan mekanisme pendukung diimplementasikan,
menunjukkan bahwa pendekatan ini merupakan kegagalan nyata dapat diidentifikasi. Signorello
cara dukungan keputusan berguna bagi pembuat dan Pappalardo (2003), dalam suatu pengujian
kebijakan yang dilibatkan dalam pengalokasian ukuran konservasi keragaman ternak dan biaya
dana yang jarang pada sejumlah besar dari potensialnya di Inggris, mencatat bahwa the
breed-breed hewan yang menghadapi FAO World Watch List tidak dilibatkan dengan
kelangkaan. pembayaran dukungan karena mereka tidak
Satu studi dari breed babi Keken Kotak dalam muncul pada Perencanaan pengembangan
status berbahaya di Yucana, Mexico Wilayah Pedesaan Negara. Lebih jauh, hasil
membuktikan nilai-nilai tambahan bersih yang menunjukkan bahwa dimana pembayaran
ada dikaitkan dengan konservasi (Drucker dan dilakukan, mereka tidak memperhitungkan resiko
Anderson, 2004). Terdapat tiga metodologi untuk perbedaan kelangkaan karena breed-breed
menilai keuntungan dari konservasi dan berbeda. Idealnya, bayaran dukungan
penggunaan berkelanjutan dari pembagian sepatutnya ditetapkan pada suatu taraf yang
breed pasar, kehilangan produksi yang mencerminkan kemauan masyarakat untuk
dihindarkan dan penilaian kesatuan (uji rasa membayar konservasi, tetapi ini biasanya bukan
konsumen) diuji dan secara kritis dinilai. Biaya masalah dan bisa tidak selalu perlu untuk
konservasi diestimasi dengan penggunaan menjamin keuntungan.
penyelesaian ketergantungan (percobaan pilihan Kekurangan insentif yang memadai untuk
produsen) dan pendekatan biaya konservasi breed-breed asli, meskipun dalam
terkecil/pendekatan biaya kesempatan kenyataannya biaya konservasi telah
(oppurtunity). Kelemahan dari dua teknik diperlihatkan, dalam sejumlah studi kasus
pertama dalam penilaian keuntungan adalah sebagai diuraikan oleh Drucker (2006), secara
mereka tidak berdasarkan pada ukuran surplus relatif adalah kecil. Gambaran terhadap literatur
konsumen, misal tidak memperhitungkan Standar Minimum Keamanan (the safe minimum
421
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
standards / SMS), kerangka yang digunakan dikembangkan dengan baik untuk spesies yang
dalam studi ini mengasumsikan bahwa sangat menolong. Meskipun demikian, Gollin
keuntungan dari konservasi breed ternak dapat dan Evenson (2003) berargumentasi bahwa
dipertahankan, sepanjang suatu populasi hidup pengasumsian bahwa kelayakan teknis
minimum dipelihara. Secara umum, biaya dari membawa pada biaya kryokonservasi dan
implementasi SMS dibuat dari differensial biaya regenerasi dari spesies ternak kedalam taraf
kesempatan (jika ada) dari pemeliharaan breed yang sama dengan halnya pada tanaman, tidak
asli ketimbang dari breed silangan eksotik. banyak keraguan bahwa ekonomi akan menilai
Tambahan, biaya dukungan administratif dan upaya konservasi ekstensif (misal nilai-nilai
teknis dari program konservasi juga perlu pilihan tampaknya lebih tinggi daripada biaya
diperhitungkan. Estimasi biaya empiris diperoleh konservasi).
menggunakan data dari studi kasus ekonomis
(Itali dan Mexico), berdasarkan pada suatu SMS 3.3 Pentargetan peternak dalam partisipasi
yang ekuivalen dengan ukuran FAO dari tidak program konservasi breed secara in
11
beresiko misal sekitar 1.000 ternak bibit. Hasil situ
Program konservasi In situ memegang
mendukung hipotesis bahwa biaya dari
peran krusial dalam konteks SDGT.
implementasi suatu SMS adalah rendah
Karakteristik pemelihara memegang peran
(tergantung pada spesies/breed dan lokasi, ini
penting dalam menentukan perbedaan
berkisar sekitar 3.000 euro dan 425.000 per
preferensi breed oleh peternak. Informasi
tahun), antara keduanya ketika dibandingkan
tambahan ini dapat dipakai dalam
dengan ukuran subsidi yang saat ini diberikan
merancang program konservasi dengan
pada sektor ternak (kurang dari 1% dari subsidi
biaya efektip.
total) dan dengan mempertimbangkan
Wollny (2003) berargumentasi bahwa
keuntungan konservasi (rasio keuntungan/biaya
pendekatan manajemen berdasarkan
lebih besar dari 2,9). Biaya yang dilibatkan
masyarakat nampaknya diperlukan untuk
sangat rendah pada negara maju, yang
berperan semakin penting dalam strategi-strategi
mendorong bahwa estimasi 70% dari breed-
yang dimaksudkan untuk mengembangkan
breed ternak yang ada saat ini adalah di negara
jaminan pangan dan mengentaskan kemiskinan
berkembang, dan ini dimana resiko kehilangan
melalui konservasi SDGT. Hal ini disebabkan
sangat tinggi (Rege dan Gibson, 2003).
penggunaan populasi-populasi ternak asli
Lebih banyak kuantifikasi lebih ekstensif dari
tergantung, sebagian besar, pada kemampuan
komponen-komponen yang diperlukan untuk
dari masyarakat dalam memutuskan dan
menentukan biaya-biaya SMS bagaimanapun
mengimplementasikan strategi pemuliaan yang
perlu diambil sebelum dapat diaplikasikan secara
sesuai. Manajemen SDGT berdasarkan
praktis. Penilaian ekonomi seperti itu perlu
komunitas juga dipertimbangkan memegang
mencakup baik kisaran penuh dari breed/spesies
peran kritis bagi pengentasan kemiskinan (FAO,
yang dipertimbangkan, dan menjamin bahwa
2003).
sebanyak mungkin diperhitungkan elemen-
Dalam konteks tanaman (Meng 1997),
elemen pembangun nilai ekonomi total mereka.
mengusulkan bahwa program-program
konservasi sepatutnya mempunyai sasaran
Konservasi Ex situ
pemilik yang terus memelihara varietas-varietas
Kerja yang sama mempertimbangkan biaya dan
lokal. Pemilik-pemilik ini akan menjadikan
keuntungan dari konservasi ex situ (cryo) dari
pengeluaran paling rendah untuk menyatukan
ternak yang dipelihara secara terbatas.
Teknologi kryopreservasi untuk ternak, meskipun
11
Penggunaan Grup 2 metodologi penyelesaian (lihat Tabel 102).
mengalami kemajuan pesat, masih
422
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
kedalam suatu program konservasi yang (peternak) dan publik, konservasionis pertama
diidentifikasi. Biaya program konservasi in situ harus menjadikan kondisi masyarakat
dapat, oleh karenanya, diekspresikan sebagai sepatutnya peduli untuk membayar memproteksi
biaya yang perlu untuk menjaga keuntungan SDGT yang nampaknya tidak menguntungkan,
komparatif dari breed-breed tersebut di atas dan kemudian harus merancang program
yang melengkapi breed-breed, spesies-spesies, konservasi yang akan secara efektip
atau aktivitas-aktivitas diluar peternakan. memproteksi apa yang masyarakat hargai.
Investasi relatif kecil bisa mencukupi untuk
memelihara keuntungan mereka dalam suatu 3.4 Penetapan prioritas program konservasi
12
sistem pertanian tertentu. ternak
Pendekatan konseptual tersebut untuk Kebijakan konservasi memerlukan promosi
identifikasi strategi konservasi dengan biaya strategi biaya efisien, dan hal ini dapat
rendah sudah diaplikasikan dalam mengestimasi diperoleh melalui pengembangan
biaya-biaya konservasi pada babi Creole di Weitzman-type cara-cara mendukung
Mexico (Scarpa et al., 2003b; Drucker dan keputusan. Cara-cara tersebut
Anderson, 2004) dan sapi Boran di Ethiopia memungkinkan pengalokasian dana yang
(Zander et al., yang akan datang). diberikan bagi seperangkat breed sehingga
Scarpa et al., (2003b) memperlihatkan bahwa jumlah yang diharapkan dari konservasi
untuk babi Creole di Mexico, umur responden, keragaman antara breed menjadi
lama pendidikan sekolah, skala rumah tangga, maksimum.
dan jumlah anggota aktif pencari nafkah, adalah Simianer et al., (2003) dan Reist-Marti et al.,
faktor-faktor penting dalam menjelaskan (2003) melibatkan satu dari beberapa contoh
preferensi sifat-sifat breed. Usia lebih muda, dari sejumlah contoh kecil pengembangan
kurang pendidikan, pendapatan rumah tangga konseptual cara dukungan keputusan pada
rendah meletakkan secara relatif lebih tinggi nilai wilayah SDGT. Pengenalan sejumlah besar dari
pada sumbangan babi asli dibandingkan breed breed-breed ternak asli yang saat ini dalam
eksotik dan persilangannya (Drucker dan kondisi terancam, dan fakta bahwa tidak semua
Anderson, 2004). Pattisons (2002) yang dapat diamankan dengan dana konservasi yang
menemukan lebih jauh membenarkan hasil-hasil terbatas, suatu kerangka dielaborasi untuk
ini. Dalam konteks program konservasi sepuluh pengalokasian dana tertentu diantara
tahun yang akan membawa populasi babi Creole seperangkat breed sehingga jumlah yang
pada ukuran berkelanjutan dipertimbangkan diharapkan dari keragaman antara breed yang
sebagai tidak beresiko dibawah sistem dikonversi menjadi maksimum. Penggambaran
klasifikasi FAO; temuan-temuan menunjukkan terhadap Weitzman (1993) diargumentasikan
bahwa rumah tangga skala kecil, kurang baik, bahwa kriteria optimum untuk suatu skema
akan memerlukan tingkat kompensasi lebih konservasi adalah memaksimasi penggunaan
rendah, atau bahkan (dalam 65% dari kasus) total yang diharapkan dari seperangkat breed-
tidak mempunyai kompensasi sama sekali. breed, yang mana jumlah pembobotan dari
Dasar pikiran dari perangkat studi ini adalah keragaman, peluang langka dan biaya
konservasi berkelanjutan dari keragaman konservasi breed-breed (lihat Bab F: 8.2 untuk
sumberdaya genetik di peternakan membuat diskusi lebih jauh dari pendekatan ini).
banyak sense ekonomi pada lokasi-lokasi ini Penggambaran terhadap Grup 2 metodologi
dimana baik masyarakat dan peternak yang penyelesaian (lihat Tabel 102) saat ini
mendapatkan keuntungan terbanyak. dirumuskan sebagai cara-cara mengestimasi
Mendelsohn (2003) berargumentasi bahwa
12
dimana terdapat perbedaan antara nilai pribadi Penggunaan Grup 2 metodologi penyelesaian (lihat Tabel 102).
423
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
424
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
produksi (misal keperluan pasar atau grading, pengembangan infrastruktur); dan kebijakan
karkas atau komposisi produksi, atau adaptasi institusional (misal kepemilikan lahan dan hak
perilaku khusus terhadap kondisi peternakan penggunaan sumberdaya genetik). Ketika
saat ini). dampak dari faktor kebijakan terhadap SDGT
Menggunakan pendekatan hedonic, Jabbar et dapat dilihat dalam batasan luas, sedikit
al., (1998) memperlihatkan bahwa di Nigeria, diketahui tentang kepentingan relatif mereka.
meskipun terdapat beberapa perbedaan harga
yang semata-mata dikarenakan breed,
kebanyakan variasi harga disebabkan variabel- 4 Implikasi bagi kebijakan dan
variabel seperti tinggi pundak dan lingkar dada penelitian mendatang
yang bervariasi dari ternak ke ternak dalam
breed. Variasi karena tipe ternak atau bulan Studi-studi diatas membuktikan tidak hanya
transaksi juga lebih besar daripada karena terdapat sejumlah metodologi yang dapat
breed. Jabbar dan Diedhiou (2003) digunakan untuk menilai preferensi breed/sifat
memperlihatkan bahwa suatu pendekatan dari pemelihara ternak, tetapi mereka dapat
hedonik yang digunakan untuk menentukan digunakan dalam merancang kebijakan yang
pelaku pelaksana pemuliaan ternak dan menjawab tren saat ini kearah marjinalisasi
preferensi breed di baratdaya Nigeria, breed asli. Secara khusus, menjadi mungkin
mengkonfirmasi adanya tren kuat kearah breed untuk, secara timbal balik (Drucker dan
toleran trypano. Richards dan Jeffrey (1995) Anderson, 2004):
mengidentifikasi nilai dari produksi relevan dan mengenal kepentingan bahwa pemelihara
sifat-sifat tipe dari pejantan sapi perah di Alberta, ternak menempatkan sifat adaptasi dan
Kanada. Model penyelesaian hedonik diestimasi, fungsi bukan pendapatan, dan perlu untuk
yang memodel harga semen sebagai suatu mempertimbangkan hal-hal ini kedalam
fungsi dari produksi individual dan karakteristik rancangan program pemuliaan;
longevitas sebagai misal jantan Friesian- identifikasi breed-breed tersebut yang
Holstein. menjadi prioritas untuk partisipasi dari biaya
efektif keragaman yang memaksimasi
3.6 Analisis kebijakan umum
15 program konservasi; dan
Laju kehilangan keragaman SDGT yang terjadi membandingkan biaya terlibat dengan
dengan cepat saat ini adalah hasil dari sejumlah keuntungan besar dari non pemelihara
faktor-faktor mendasar. Ketika, dalam beberapa ternak dari kegiatan konservasi breed.
kejadian, perubahan pada sistem produksi dan Meskipun demikian, dengan terjadinya
kesukaan konsumen mencerminkan evolusi perkembangan belakangan ini dalam
natural pengembangan ekonomi dan pasar, penyelesaian ekonomi dari SDGT mengurangi
pasar, pada kasus-kasus lain, sistem produksi, beberapa (tetapi tidak dengan semua cara)
breed pilihan dan preferensi konsumen dirubah keterbatasan metodologi/analisis, isu dari
oleh kebijakan lokal, nasional dan internasional. ketersediaan data menjadi relatif lebih kritikal.
Perubahan tersebut bisa muncul dari intervensi Keperluan-keperluan data berimplikasi pada
ekonomi makro (misal perubahan dan tingkat keperluan terhadap secara timbal balik:
suku bunga); kebijakan regulasi dan harga (misal mengukur parameter performans breed;
pajak, kontrol harga, pasar dan regulasi karakterisasi sistem pemuliaan aktual dan
perdagangan); kebijakan invesmen (misal potensial;
identifikasi kegunaan dan preferensi sifat-
15
sifat oleh peternak (melibatkan perolehan
Penggunaan secara potensial Grup 2, sebaik metodologi penyelesaian
Grup 1 (lihat Tabel 102). nilai-nilai yang peternak berikan pada pasar
khusus/sifat-sifat non pasar dan arah yang
425
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
426
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Drucker, A.G., Smale, M. & Zambrano, P. 2005. Pattison, J. 2002. Characterising backyard pig keeping
Valuation and sustainable management of crop households of rural Mexico and their willingness to
andlivestock biodiversity: a review of applied accept compensation for maintaining the
economicsliterature. SGRP/IFPRI/ILRI. (available at indigenousCreole breed: A Study of Incentive
www.ilri.org). 16 See www.ilri.org for full text Measures and Conservation Options. University of
versions of a number of these papers. London. (MSc thesis).
FAO. 2003. Community-based management of Pearce, D. & Moran, D. 1994. The economic value of
animalgenetic resources. Proceedings of the biodiversity. London. Earthscan.
workshop held in Mbabane, Swaziland, 711 May
2001. FAO/SADC/UNDP/GTZ/CTA. Rome. Rege, J.E.O. & Gibson, J.P. 2003. Animal genetic
resources and economic development: issues in
Gibson, J.P. & Pullin, R.S.V. 2005. Conservation of relation to economic valuation. Ecological
livestock and fish genetic resources. Rome. CGIAR Economics, 45(3): 319-330.
Science Council Secretariat.
Reist-Marti, S., Simianer, H., Gibson, G., Hanotte, O. &
Gollin, D & Evenson, R. 2003. Valuing animal genetic Rege, J.E.O. 2003. Weitzmans approach and breed
resources: lessons from plant genetic resources. diversity conservation: an application to African
Ecological Economics, 45(3): 353363. cattle breeds. Conservation Biology, 17(5): 1299
1311.
ILRI. 1999. Economic valuation of animal
geneticresources. Proceedings of an FAO/ILRI Richards, T. & Jeffrey, S. 1995. Hedonic pricing of
workshop held at FAO Headquarters, Rome, Italy, dairy bulls an alternative index of genetic merit.
1517 March 1999. Nairobi. International Livestock Department of Rural Economy. Project Report 95
Research Institute. 04. Faculty of Agriculture, Forestry, and Home
Economics. Edmonton, Canada. University of
Jabbar, M.A. & Diedhiou, M.L. 2003. Does breed Alberta Edmonton.
matter to cattle farmers and buyers? Evidence from
West Africa. Ecological Economics, 45(3): 461472. Roosen, J., Fadlaoui, A. & Bertaglia. M. 2005.
Economic evaluation for conservation of farm animal
Jabbar, M.A., Swallow, B.M., dIeteren, G.D.M. & genetic resources. Journal of Animal Breeding
Busari, A.A. 1998. Farmer preferences and market andGenetics, 122(4): 217228.
values of cattle breeds of west and central Africa.
Journal of Sustainable Agriculture, 12: 2147. Scarpa, R., Drucker, A.G., Anderson, S., Ferraes-
Ehuan, N., Gmez, V., Risopatrn, C.R. & Rubio-
Jahnke, H.E. 1982. Livestock production systems and Leonel, O. 2003a. Valuing genetic resources in
livestock development in Tropical Africa. Kiel, peasant economies: the case of hairless Creole
Germany. Kieler Wissenschaftsverlag Vauk. pigs in Yucatan. Ecological Economics, 45(3): 427-
Karugia, J., Mwai, O., Kaitho, R., Drucker, A., Wollny, 443.
C. & Rege, J.E.O. 2001. Economic analysis of Scarpa, R., Ruto, E.S.K., Kristjanson, P., Radeny, M.,
crossbreeding programmes in sub-Saharan Africa: a Drucker, A.G. & Rege, J.E.O. 2003b. Valuing
conceptual framework and Kenyan case study. indigenous cattle breeds in Kenya: an empirical
AnimalGenetic Resources Research 2. Nairobi. comparison of stated and revealed preference value
International Livestock Research Institute. estimates. Ecological Economics, 45(3): 409426.
Mendelsohn, R. 2003. The challenge of conserving Signorello, G. & Pappalardo, G. 2003. Domestic animal
indigenous domesticated animals. Ecological biodiversity conservation: a case study of rural
Economics, 45(3): 501510. development plans in the European Union.
Meng, E.C.H. 1997. Land allocation decisions and in Ecological Economics, 45(3): 487499.
situ conservation of crop genetic resources: The Simianer, H., Marti, S.B., Gibson, J., Hanotte, O. &
case of wheat landraces in Turkey. University of Rege, J.E.O. 2003. An approach to the optimal
California, Davis, California, USA. (PhD thesis) allocation of conservation funds to minimise loss of
Mitchell, G., Smith, C., Makower, M. & Bird, P.J.W.N. genetic diversity between livestock breeds.
1982. An economic appraisal of pig improvement in Ecological Economics, 45(3): 377392.
Great Britain. 1. Genetic and production aspects. Smith, C. 1984. Genetic aspects of conservation in
Animal Production, 35(2): 215224. farm livestock. Livestock Production Science, 11(1):
Ollivier, L. & Foulley, J. 2005. Aggregate diversity: new 3748.
approach combining within- and between-breed Smith, C. 1985. Scope for selecting many breeding
diversity. Livestock Production Science, 95(3): 247- stocks of possible economic value in the future.
254. Animal Production, 41: 403412.
427
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
428
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab F
Metoda-metoda Konservasi
1 Pendahuluan
Perkembangan breed merupakan proses Kotak 94
dinamis perubahan genetik didorong oleh kondisi Daftar kata: konservasi
lingkungan dan seleksi oleh manusia, pengaruh Untuk tujuan tulisan ini, digunakan definisi sebagai
manusia dibentuk oleh situasi budaya dan berikut:
ekonomi. Fakta bahwa ekosistem adalah Konservasi sumberdaya genetik ternak: mengacu
dinamis dan kompleks dan adanya perubahan pada semua kegiatan manusia melibatkan strategi,
kesukaan manusia, menghasilkan evolusi pada perencanaan, kebijakan dan aksi yang diambil untuk
menjamin bahwasanya keragaman SDGT dipelihara
breed-breed, sampai belakangan ini,
untuk bisa menyumbang pangan dan produksi
meningkatnya keragaman terhadap waktu. pertanian dan produktivitas, atau untuk
Selama 100 tahunan lalu terdapat kehilangan mempertahankan nilai-nilai lain dari sumberdaya ini
keragaman menyebabkan laju kelangkaan (ekologi, budaya) di masa sekarang dan mendatang.
semakin cepat pada breed dan varietas. Di Konservasi in situ: mengacu pada konservasi ternak
Eropa dan Kaukasus sendiri, 481 mamalia dan melalui penggunaan berkelanjutan oleh pemelihara
39 breed unggas dalam kondisi beresiko. dalam sistem produksi dimana ternak berevolusi atau
saat ini ditemukan secara normal dan berkembang biak.
Kehilangan semakin dipercepat melalui
Konservasi Ex situ in vivo: mengacu pada konservasi
intensifikasi produksi ternak, kegagalan evaluasi
melalui pemeliharaan populasi hewan hidup yang
breed lokal, dan breed yang tidak sesuai dipelihara tidak dibawah kondisi manajemen normal
menggantikan atau breed silangan difasilitasi (misal kebun binatang dan beberapa kasus peternakan
oleh keberadaan breed berperformans tinggi dan pemerintah) dan/atau diluar area dimana hewan
bioteknologi reproduksi (Kotak 95). berevolusi atau saat ini ditemukan secara normal.
Ketika kehilangan keragaman genetik ternak Sering terdapat batasan kabur antara konservasi in situ
dalam dekade belakangan ini sangat meningkat, dan ex situ in vivo dan perhatian perlu diberikan dalam
menjelaskan tujuan konservasi dan kondisi
sebaliknya berbagai masalah belum sepenuhnya
Konservasi ex situ in vitro: mengacu pada konservasi
bisa dievaluasi. Informasi SDGT yang
eksternal terhadap hewan hidup dalam suatu
disampaikan oleh negara anggota FAO yang ada lingkungan buatan, dibawah kondisi kryogenik
pada data dasar DAD-IS memberi ketersediaan melibatkan, inter alia, kryokonservasi embrio, semen,
akses bagi publik. Meskipun pernyataan khusus oosit, sel somatik atau jaringan yang mempunyai
dari informasi bagi breed-breed punah dibuat potensi untuk membangun kembali hewan hidup
(melibatkan hewan untuk introgresi gen dan breed-
dalam tahun 1999 sebelum penyusunan edisi
breed sintetik) pada masa mendatang.
ketiga dari the World Watch List (FAO/UNEP,
2000), daftar dari breed-breed punah tersebut
mungkin tidak lengkap populasi lokal tidak
atau tidak riil. Kurangnya pengetahuan
terkarakterisasi di wilayah-wilayah dunia yang
membatasi aksi dan penetapan prioritas
berkembang cepat dan bahkan mungkin bisa
konservasi.
hilang tanpa tercatat. Alasan kepunahan baik
yang tidak terdokumentasi tidak siap tersedia,
menjadikannya tidak bisa dianalisis. Status
resiko dari banyak breed hanya bisa diestimasi,
disebabkan sensus populasi breed sering hilang
429
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
430
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
diciptakan. Sehubungan dengan pandangan ini, penyakit, atau dari kombinasi faktor-faktor
sebaiknya tidak diambil keputusan mudah untuk tersebut. Perubahan iklim dunia dan evolusi
meninggalkan breed-breed tersebut. Juga resistensi penyakit dan parasit terhadap kontrol
terdapat dimensi sejarah dalam kimia hampir dipastikan mempengaruhi sistem
mengembangkan sifat teradaptasi semakin produksi ternak pada masa mendatang,
lama popualsi hewan dikenakan terhadap meskipun kondisi alami perubahan tidaklah jelas
tantangan lingkungan, semakin besar (FAO, 1992). Kemungkinan kehilangan bencana
kemungkinan bahwa sifat-sifat adaptasi spesifik besar SDGT disebabkan epidemik penyakit
berevolusi. Area dengan iklim ekstrim atau besar, perang, terorisme biologi atau kerusuhan
kondisi penyakit tertentu meningkatkan masyarakat, menunjukkan perlunya dimiliki
kemampuan hewan (stok) terhadap adaptasi perlindungan aman, seperti bank gen, bagi
genetik dan keunikan lokal. Breed-breed ini breed-breed dengan nilai ekonomi penting saat
berevolusi dibawah kondisi lingkungan dan ini. Ketidakpastian kebutuhan mendatang,
sistem pertanian tertentu, dan menampilkan dikombinasikan dengan keadaan alami atau
akumulasi baik stok genetik, dan dikaitkan kejadian tidak diinginkan seperti kepunahan
dengan budidaya terkait dan pengetahuan lokal. spesies atau breed, memberi titik terang
17
perlunya jaminan keamananan nilai pilihan dari
2.2 Perlindungan bagi keperluan mendatang keragaman.
Pendugaan masa depan adalah suatu bisnis Contoh keperluan yang sebelumnya tidak
beresiko pada yang terbaik, khususnya terlihat meliputi arah pemulia-pemulia hewan di
dimana aktivitas-aktivitas manusia disertakan negara maju yang jauh dari perbaikan genetik
(Clark, 1995 dalam Tisdell, 2003, h. 369). berorientasi produksi untuk memfokuskan lebih
Tidaklah terkesan buruk untuk memprediksi kepada adaptasi, resistensi penyakit dan
masa depan, dan harapan-harapan manusia efisiensi pakan. Pada sejumlah negara maju,
sangatlah bervariasi. Pengharapan sangat buruk perlunya konservasi penggembalaan awalnya
pada suatu waktu lebih dikaitkan dengan sedikit terlihat sekitar empat puluh tahun lalu
ketakutan yang tidak mendasar dibandingkan ketika breed-breed jarang mulai digunakan untuk
terhadap argumentasi rasional. Bagaimanapun, tujuan ini. Di Inggris, lebih dari 600 tempat
masalah kuat untuk memperhatikan kehilangan konservasi berupa penggembalaa (meskipun
keragaman SDGT dapat diletakkan pada: tidak semuanya merupakan breed-breed jarang
Dari titik pandang yang lama, kemungkinan atau tradisional) dan sebanyak 1.000 tempat
pertimbangan terhadap breed-breed sensitif mendapat keuntungan dari penggembalaan
lingkungan dengan kemampuan produksi tersebut (Small, 2004). Breed spesifik yang pada
tinggi akan menciptakan problema serius pada suatu saat dalam kondisi terancam, namun
kerberlanjutan produksi ternak. mungkin sekarang memiliki kepentingan ekonomi antara
bahwa peternak akan kehilangan kemampuan lain babi Pitrain. Breed yang sangat halus
mereka untuk memanipulasi kondisi-kondisi dagingnya ini, yang saat ini digunakan dalam
lingkungan alami. Jika semua breed-breed jumlah besar pada program kawin silang
toleran lingkungan hilang sementara, tingkat komersial, sebelumnya di tahun 1950-an sulit
produksi ternak akan runtuh (Tisdell, 2003, h. diketahui keberadaanya diluar propinsi Brabant
373). di Belgia. Hewan ini hampir punah selama
Pengembangan tidak terduga mungkin Perang Dunia Kedua saat lebih disukai hewan
terbawa oleh perubahan-perubahan ekosistem, bertipe gemuk (Vergotte de Lantsheere et al.,
permintaan pasar dan aturan-aturan terkait,
dengan perubahan-perubahan ketersediaan 17
Nilai pilihan keragaman adalah nilai yang diberikan untuk menjamin
input eksternal, dengan kemunculan tantangan suatu aset untuk pilihan penggunaannya pada masa mendatang
431
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 96
Domba Lleyn di Wales kebangkitan kekayaan dalam keselarasan dengan permintaan modern
Pada setengah abad lalu breed domba Lleyn dari barat kenyamanan bagi pemilik kelompok besar dan kecil,
daya Wales mengalami kemajuan dari jurang dihubungkan dengan penggunaan efisien dari lahan
kepunahan menjadi breed yang memiliki kepentingan ekstensif, dibantu perkembangannya oleh Perhimpunan
nasional menyebar luas pada industri domba di negara Breed. Ini menghadirkan pemasaran pintar, penjualan
Inggris. Setelah perang dunia kedua, breed ini kembali breed diorganisir baik dan informasi kejelasan bagi
dipertimbangkan sebagai breed dengan kepentingan pembeli memberi prospek menjanjikan bagi pemulia-
lokal yang besar seperti yang dimilikinya selama pemulia anggota.
setengah abad pertama, dan dalam tahun 1960-an Elemen penting lainnya, sebagaimana breed secara
terdapat tujuh kelompok breed murni dan 500 induk. cepat tersebar luas distribusi geografinya, dorongan
Pada tahun 2006 jumlah pemulia murni melebihi 1.000 diberikan untuk pertanggung jawaban lokal. Grup-grup
menyebar sepanjang negara Inggris, dan asosiasi atau klub-klub dibentuk di seluruh negeri, saat ini ada tujuh
pedagang regional melakukan perdagangan tahunan klub meskipun himpunan breed tetua terpelihara peran
pada ribuan domba Lleyn. koordinasinya dan keterkaitannya dengan homebase di
Pengembalian kekayaan tersebut diperoleh melalui barat daya Wales.
determinasi dan antusiasme sejumlah kecil grup awal
berasal dari 12 pemulia lokal dan penasehat pendukung. _____________
Mereka membangun asosiasi breed pada 1970 untuk Dihadirkan oleh J B Owen.
Untuk informasi lebih jauh pada breed silahkan lihat:
mengkoordinasikan kebijakan pemuliaan, meregistrasi
http://www.lleynsheep.com
kelompok breed murni dan meng- upgrade domba breed
persilangan (melalui back-cross kembali dengan jantan
Lleyn). Perhimpunan memberikan lambang mulai dari
domba berukuran medium, sifat keindukan (dalam masa
jayanya induk diperah setelah penyapihan anak) dan
kesuburan, serta produksi daging dan wol. Satu
dayatarik tambahan untuk jaminan biologis kelompok
adalah kesesuaian Lleyn untuk operasi flok tertutup
dimana hewan yang dijual hanya jantan berkualitas
bagus.
Pemberian lambang ini diintensifkan oleh pemuliaan
terorganisir, khususnya melalui operasi skema
pemuliaan grup inti tipe Zealand baru, yang melibatkan
pencatatan tujuan (Daging dan Komisi Peternakan) dan
pemulihan generasi terjadi secara cepat. Performans
yang dihasilkan dari induk yang mudah ditangani, Foto: David Cragg
1974). Contoh lain adalah breed domba Lleyn pencukuran dapat melebihi harga penjualan
dari Wales, yang selama tahun 1690-an bulu.
menurun drastis dan memiliki ukuran populasi Peluang yang muncul dengan adanya
breed murni hanya sekitar 500 induk (Kotak 96). perkembangan bioteknologi di masa mendatang
Breed tersebut menjadi semakin popular perlu pula dipertimbangkan. Munculnya
diantara peternak domba di Inggris pada saat ini teknologi-teknologi reproduksi dan genetika
dan populasinya berkembang sampai melebihi meningkatkan peluang bagi identifikasi dan
230.000. Wiltshire bertanduk, breed domba lain pemanfaatan variasi genetik SDGT, dan
dari Inggris suatu kali dalam kondisi menurun, teknologi-teknologi tersebut diharap
juga menarik minat disebabkan kondisi pasar memperlihatkan kemajuan signifikan di masa
yang berubah. Breed ini memposisikan wolnya mendatang. Jika keragaman SDGT tetap
karakteristik yang diinginkan karena biaya tersedia, teknologi-teknologi tersebut akan
membuka peluang bagi negara-negara
432
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
433
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
434
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
kombinasi ini dalam mendukung kebutuhan genetik adalah hal mendasar. Kebanyakan
produksi hewan di masa mendatang. pemuliaan dan aktivitas pengembangan adalah
Breed-breed ternak yang ada secara genetik partisipatori (FAO, 1998a) dalam arti bahwa
kurang seragam dibandingkan kebanyak varietas keputusan yang mempertimbangan benih untuk
tanaman pangan, meskipun demikian, keamanan penanaman dan hewan untuk
menghadirkan perangkat beragam diandalkan pemuliaan dibuat oleh peternak bukan dari
hasil dari proses adaptasi. Struktur populasi dari pemulia-pemulia tanaman dan hewan
spesies ternak besar sampai dengan profesional. Bagaimanapun, intensifikasi
pertengahan abad ke-20 secara erat disesuaikan pertanian menghasilkan perubahan penting pada
dengan struktur populasi yang diprediksi untuk pola pemanfaatan dan pengembangan
memaksimasi potensi evolusionar. Terdapat sumberdaya genetik. Pada tanaman, intensifikasi
banyak subpopulasi terisolasi sebagian (breed- produksi tanaman pangan secara umum disertai
breed), dipelihara dibawah kondisi beragam, dengan kemunculan sektor produksi benih yang
tetapi dengan perubahan periodik hewan antara dilembagakan dan disentralisir yang didominasi
populasi dan kombinasi periodik dari breed untuk oleh pendanaan masyarakat pada pusat
menghasilkan kombinasi genetik baru. Oleh nasional dan internasional, dan perusahaan-
karenanya, adopsi breed sebagai unit dari perusahaan pribadi. Sebaliknya, intensifikasi dari
konservasi diharapkan memaksimasi sektor peternakan saat ini semakin berkembang,
pemeliharaan evolusionari potensial dalam dan sebagai hasil dari, bukan persyaratan untuk,
spesies ternak, dan sama halnya memaksimasi pengembangan ekonomi. Sektor pemuliaan
akses terhadap susunan luas dari kombinasi hewan jauh kurang disentralisir dan
alelik. dilembagakan dibandingkan sektor benih
tanaman, meskipun terdapat pergerakan
mendasar kearah sentralisasi pada unggas, babi
4 Konservasi tanaman versus dan sektor sapi perah pada tingkat yang lebih
sumberdaya genetik ternak terbatas. Keterlibatan langsung peternak pada
Organisasi dan implementasi dari kajian proses pemuliaan hewan menjadi mendasar pada
Status SDGT Dunia berdasarkan pembelajaran sektor peternakan lainnya, dan pemanfaatan
hasil dari kajian dunia pada sumberdaya genetik SDGT dan pengembangannya lebih jauh
tanaman (plant genetic resources/PGR) dan memberi partisipasi kuat dalam lingkungan
catatan hasil dari status sumberdaya genetik produksi tertentu. Struktur berbeda dari sektor
tanaman dunia (FAO, 1998a). Proses Status benih dan sektor stok benih pada tanaman dan
SDGT Dunia memfokuskan baik pada persiapan hewan memiliki implikasi penting bagi konservasi
laporan pertama, dan memulai aksi di tingkat sumberdaya genetik dunia.
nasional yang muncul dari proses persiapan Tabel 104 membandingkan sejumlah faktor
laporan negara. Meskipun demikian, biologis, operasional, dan institusional yang
pendekatan-pendekatan untuk konservasi mempengaruhi aktivitas konservasi pada
sumberdaya genetik tanaman tidak dapat secara tanaman dan hewan. Perbedaan-perbedaan
langsung diterapkan pada SDGT. biologis secara jelas memerlukan pendekatan
Pada sistem produksi tradisional, sumberdaya konservasi berbeda, tetapi perbedaan yang
genetik tanaman dan hewan digunakan mungkin paling nyata antara sektor tanaman dan
sebanding. Breed yang teradaptasi secara lokal ternak melibatkan kapasitas manajemen
dan keunggulan varietas; benih untuk sumberdaya genetik. Banyak lembaga pada
penanaman, dan hewan bibit diperoleh dari sektor benih sudah melakukan koleksi ekstensif
lapangan, peternakan dan kelompok ternak, dan SDG tanaman, dan secara aktif menyumbang
untuk menghasilkan landraces maka keragaman bagi pengembangan dan pelepasan varietas
435
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
tanaman. Data dasar dari the World Information kepemilikan, penggunaan dan manajemen dari
and Early Warning System on Plant Genetic koleksi in vitro.
Resources (WIEWS) mencatat lokasi lebih dari Kapasitas kelembagaan konservasi SDGT
5,5 juta aksesi SDG tanaman, dalam 1.410 terbatas, dengan hanya beberapa koleksi ex situ
koleksi ex situ seluruh dunia (FAO, 2004). nasional yang ada, terutama di negara-negara
Pengembangan bank gen untuk hewan maju. Diantara institusi dari Grup Konsultatif
melibatkan penyimpanan jangka panjang dari pada Penelitian Pertanian Internasional
gamet, embrio atau sel somatik dalam nitrogen (Consultative Group on International Agricultural
cair. Aspek teknis dari konservasi in vitro Research/CGIAR), hanya Balai Penelitian
semacam ini pada hewan didiskusikan secara Peternakan Internasional (the International
terinci dibawah ini, tetapi biaya untuk koleksi, Livestock Research Institute/ILRI) dan the
kryokonservasi dan pembangunan kembali International Center for Agricultural Research in
plasma nutfah hewan beberapa kali lebih besar the Dry Areas (ICARDA) yang secara aktif
per genom terlindungi dibandingkan biaya untuk mengalamatkan pada isu manajemen lebih baik
koleksi, penggunaan benih selanjutnya. Lebih dari SDGT, dan tak satupun institusi memiliki
jauh, tidak tersedia dana memadai untuk program aktif untuk penyimpanan plasma nutfah
mendukung konservasi plasma nutfah hewan. dalam jangka panjang. Pemilikan SDGT terletak
Sebagai hasilnya, konservasi SDGT ditekankan hampir secara ekslusif pada sektor swasta.
lebih besar pada pendekatan in situ. Peningkatan kapasitasi mendasar di tingkat
Bagaimanapun, pengecualiaan terhadap dunia untuk konservasi dan pemanfaatan lebih
sejumlah kecil dari negara maju, terdapat sedikit baik SDGT, dengan model institusi baru dan
aksi untuk mengembangkan program konservasi kolaborasi antara institusi masyarakat dan antara
in situ, sehingga keberlanjutan dari skema institusi masyarakat dengan peternak pribadi,
tersebut dalam jangka panjang menjadi tidak oleh karenanya menjadi perlu jika
pasti. diimplementasikan rekomendasi dari proses
DAD-IS mendata masih ada 4.956 breed Status SDGT Dunia.
mamalia dan masih ada 1.970 breed unggas.
Hanya dalam jumlah kecil dari mereka yang
disertakan dalam koleksi in vitro dan hampir tak 5 Informasi untuk keputusan
satupun disampel secara konsisten setaraf konservasi
dengan tuntunan FAO (1998b) untuk sampling in Penetapan prioritas konservasi SDGT
vitro. Sumberdaya yang sangat substansial akan memerlukan suatu proses yang memungkinkan
diperlukan untuk mengembangkan koleksi in identifikasi breed-breed yang bisa menyumbang
vitro bahkan dari kondisi paling berbahaya sangat banyak terhadap keragaman genetik
mendekati 7.000 breed-breed ternak. Sebagai dunia dan mempunyai potensi terbesar untuk
misal, Panduan FAO (1998b) untuk Manajemen menyumbang pada pemanfaatan secara efisien
Populasi Kecil berstatus Resiko dan pengembangan lebih jauh keragaman
merekomendasikan koleksi semen beku dari tersebut di masa mendatang. Kriteria tambahan,
sedikitnya 25 jantan per breed, dan penggunaan seperti nilai-nilai budaya atau warisan dari breed-
dari semen jantan tersebut terhadap tambahan breed akan mempengaruhi pula prioritas
25 betina per breed untuk menghasilkan embrio konservasi.
beku. Untuk sapi dengan 300 breed status Kajian keragaman genetik serupa yang
berbahaya, kryokonservasi semen dari 7.500 dihadirkan pada seperangkat breed bisa
jantan dan diperlukan mendekati 100.000 berdasarkan sejumlah perbedaan kriteria,
embrio. Meskipun demikian, belum melibatkan:
dikembangkam panduan kebijakan bagi
436
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 104
Perbandingan faktor biologis, operasional dan kelembagaan yang mempengaruhi konservasi sumber
daya genetik tanaman dan ternak
Faktor Tanaman Ternak
Nilai ekonomi produksi per individu Rendah sampai dengan sangat rendah Sedang sampai dengan tinggi
Tingkat reproduksi (jumlah progeni per Tinggi sampai dengan sangat tinggi Sangat rendah (<10) sampai (<200),
individu per generasi) (1.000) kecuali untuk spesies jantan (terutama
sapi) di mana inseminasi buatan masih
layak digunakan secara luas (10 000s)
Interval generasi 0,25 sampai 1 tahun 1 sampai 8 tahun
Dalam-line keragaman genetik Sangat terbatas dalam sebagian besar Sangat besar pada sebagian besar breed
varietas tanaman ternak
Biaya untuk mencatat kinerja individu Sangat rendah sampai rendah Tinggi sampai sangat tinggi
atau keluarga
Biaya untuk menilai adaptasi atau Sangat rendah sampai sedang Sangat tinggi
ketahanan penyakit bagi seorang
individu atau keluarga
Kemampuan untuk melestarikan Umum untuk tanaman Spesies hewan langka
keragaman kerabat liar dalam kondisi
alamiah
Kemampuan untuk memupuk diri dan Mungkin dan rutin di banyak spesies Pembuahan sendiri tidak mungkin;
mengembangkan line inbred karena depresi, tingginya tingkat
inbreeding harus dihindari; dalam kasus-
kasus tertentu line inbred digunakan
untuk persilangan
Propagasi klonal Mungkin dan rutin bagi banyak spesies Layak secara teknis tapi terlalu tidak
efisien bahkan untuk sebagian besar
tujuan penelitian
Kemampuan untuk mengumpulkan Sederhana dalam banyak kasus Secara teknis layak tetapi membutuhkan
plasma nutfah fasilitas dan dilatih pribadi
Kemampuan untuk menyimpan plasma Penyimpanan benih dalam kondisi dingin Layak untuk sebagian besar spesies
nutfah in vitro ini layak untuk sebagian besar spesies; gamet jantan dan beberapa spesies
beberapa spesies membutuhkan kultur gamet betina; penyimpanan embrio ini
jaringan, dalam beberapa kasus budaya layak untuk kebanyakan spesies
dapat disimpan dalam nitrogen cair mamalia, tetapi dengan biaya yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan
spermatozoa; bahan dari segala jenis
harus disimpan dalam nitrogen cair
Persyaratan untuk regenerasi materi Sebagian besar memerlukan pemulihan Pada dasarnya penyimpanan permanen
tersimpan periodik untuk mengisi bahan tersimpan
dan mempertahankan viabilitas
Biaya untuk penggalian, regenerasi, Relatif mudah dan dengan biaya relatif Kedua regenerasi dan pengujian sulit
dan pengujian materi dari bank gen rendah; puluhan ribu aksesi yang diambil dan lama; ada sedikit pengalaman
dan diuji setiap tahun dengan ekstraksi dan penggunaan materi
yang disimpan
Status dan lingkup bank gen Koleksi ekstensif di beberapa lokasi Terbatas pada sejumlah kecil negara-
global termasuk jutaan aksesi untuk negara maju, terutama termasuk semen
ratusan spesies terutama yang termasuk beku
penyimpanan benih dengan koleksi yang
relatif rendah dan biaya penyimpanan
Sedang dilakukan koleksi plasma Tingkat lebih rendah dari tahun-tahun Kegiatan sangat sedikit, terutama di
nutfah asli dan liar yang lalu, tapi masih upaya signifikan, negara berkembang
terutama untuk spesies terlantar
Dukungan kelembagaan untuk Substansial, terorganisir dengan baik, Terbatas, sering kurang terorganisir,
konservasi dan stabil beberapa pengecualian di negara maju
Di daftar, "tanaman" mengacu secara khusus untuk tanaman tahunan yang mendominasi pangan dan produksi pertanian, namun diakui bahwa panjang
hidup tanaman tahunan seperti pohon-pohon memiliki unsur-unsur signifikan yang sama dengan binatang. Demikian pula, "binatang" termasuk kedua
jenis yang relatif subur seperti ayam, yang memiliki beberapa unsur yang sama dengan tanaman (misalnya potensi untuk penggantian tahunan ternak
komersial), dan sangat luas dikelola, spesies berumur panjang seperti dromedaris.
437
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
438
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
variasi genetik spesifik seperti alel double- Ukuran keragaman genetik molekular menjadi
muscling pada sapi Biru Belgia, atau gen kerdil menarik sebagai dasar keputusan konservasi
pada Dexter (Williams, 2004). Untuk alasan ini, karena keragaman genetik molekular tersebut
keragaman sifat umumnya memerlukan menghasilkan ukuran kuantitatif kekerabatan
pertimbangan pertama dalam pemilihan kandidat yang selanjutnya dapat dipakai dalam mengkaji
untuk konservasi. Bagaimanapun, breed-breed keragaman genetik bagi seperangkat breed.
yang sama secara fenotipik bisa berevolusi Sebaliknya, keragaman sifat lebih sulit untuk
sebagai hasil dari mekanisme genetik berbeda, dikuantifikasi secara objektif, terutama untuk
dan ukuran-ukuran dari keragaman genetik sifat-sifat kuantitatif dan untuk sejumlah kecil
molekular dapat membantu identifikasi breed- breed. Upaya masa lalu untuk mengkuantifikasi
breed berdasarkan tampilan luar sama tetapi perbedaan fenotipik memfokuskan terutama
secara genetik berbeda. Konservasi dari breed- pada ukuran-ukuran morfologi dari spesies atau
breed unik secara genetik, patut dibenarkan tingkat spesies pada populasi alami. Pada
karena breed-breed ini lebih menampakkan ketiadaan akses yang menyebar luas bagi
keragaman genetik fungsional untuk sifat-sifat informasi genetik molekular, hasil bernilai
yang sebelumnya tidak diukur atau tidak sebagai petunjuk jarak evolusionari, tetapi
diekspresikan, namun hal ini mungkin menjadi kurang bermanfaat pada hewan domestik
kepentingan pasar di masa mendatang, dengan dimana seleksi buatan bisa membawa
adanya penyakit baru, atau dalam sistem perubahan morfologi secara cepat, misal
produksi berbeda. sebagai teramati pada anjing domestikasi atau
Kotak 98
Analisis permukaan keragaman genetik
Pemetaan informasi genetik molekular dalam suatu faktor antrofik dan variasi genetik. Sebagai misal,
sistem Informasi geografi (the Geographic Information hubungan alel dari beberapa marka molekular dengan
System /GIS) memungkinkan analisis permukaan dari variabel lingkungan terseleksi diuji. Pengujian melibatkan
informasi genetik. GIS dapat digunakan untuk seperangkat marka molekular AFLP, yang tidak
mempelajari struktur permukaan, distribusi dan jarak data dihubungkan terhadap beberapa sifat spesifik, dan suatu
genetik; untuk mensimulasi migrasi populasi hewan di variasi dari variable-variabel lingkungan (rataan
permukaan lahan; untuk memvisualisasi dan analisis temperatur, kisaran temperatur diurnal, kelembaban
struktur populasi geografis; untuk mendefinisikan batasan relatif, sinar matahari, frekuensi lapisan es, frekuensi hari
keragaman; untuk mendeteksi area diferensiasi genetik; basah, kecepatan angin dan presipitasi). Tiga marka
dan untuk memeriksa interaksi antara varian lingkungan AFLP ditemukan yang secara signifikan berasosiasi
dan genetik. dengan satu atau lebih variabel, mungkin menekankan
Projek Ekonogen (http://lasig.epfl.ch/projets/ adaptasi terhadap lingkungan lembab (misal koefisien
econogene/) dirancang untuk menggabungkan genetik variasi dari presipitasi, jumlah hari basah, kelembaban
molekular dengan analisis permukaan untuk relatif, sinar matahari dan rataan kisaran temperatur
mendokumentasikan distribusi permukaan dan hubungan harian).
lingkungan pada keragaman genetik antara ruminansia Hasil-hasil dibandingkan dengan yang diperoleh dari
kecil di Eropa, DNA disampel dari lebih 3.000 hewan aplikasi metoda genetik populasi bebas secara lengkap.
menyebar dari Portugis ke Turki timur. Seperangkat 30 Dua marka genetik ditujukan untuk seleksi dibawah
mikrosatelit, 100 AFLP dan 30 SNP diasay terhadap kedua pendekatan, yang memvalidasi 31% dari
hewan tersebut dan lebih dari 100 variabel lingkungan hubungan signifikan yang diidentifikasi melalui analisis
dicatat. Alat Geovisualization (GVIS) kemudian permukaan. Hasil-hasil ini sebagian memberi harapan
digunakan untuk mengamati pola dari hubungan fisik dikarenakan mereka agaknya mensahkan pendekatan
antara berbagai komponen variasi genetik dan faktor bebas dari beberapa model genetik populasi (lihat Joost
lingkungan yang bervariasi secara permukaan. (2005) untuk rincian lebih jauh).
Visualisasi tersebut membawa pada pengembangan __________
hipotesis pada hubungan sebab antara lingkungan dan Dihadirkan oleh Paolo Ajmone Marsan dan konsorsium ECONOGENE
439
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
440
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Populasi kecil dan variasi genetik gabungan informasi genetik molekular dan
Kapanpun breed-breed dilindungsi secara in silsilah. Teknik-teknik tersebut, bagaimanapun,
vivo, apakah in situ atau ex situ, mereka memerlukan keahlian dan biaya besar, dan
sepatutnya dimanajemen dengan cara dapat menjadi sangat mahal bagi banyak
mempertahankan variasi genetiknya dalam negara. Kebanyakan model-model teori dan
jangka panjang. Diketahui dengan baik bahwa implementasi yang dikembangkan mengacu
ukuran populasi yang kecil bisa membawa pada pada populasi silsilah dengan taraf manajemen
kehilangan keragaman alelik dan peningkatan peternakan (hewan) sangat baik. Model-model
inbreeding. Mempertahankan ukuran populasi tersebut nampaknya hanya akan relevan untuk
efektif secara memadai dalam upaya melindungi jumlah spesies yang terbatas dari negara
variasi genetik adalah tema pokok dari terbatas. Skema manajemen yang dapat
manajemen breed dalam jangka panjang. Selain diimplementasikan dalam populasi dengan
daripada peningkatan jumlah hewan dalam informasi genealogikal terbatas sudah
populasi, teknik-teknik manajemen untuk dikembangkan (Raoul et al., 2004).
mempertahankan keragaman genetik melibatkan Bagaimanapun, pengujian lapang dan
pemeliharaan rasio jenis kelamin yang ketat. Ini pengembangan metodologikal diperlukan lebih
dikarenakan sekalipun jika jumlah betina dalam jauh untuk mengadptasikan mereka dengan
populasi besar, skema seleksi dengan intensitas situasi dengan kapasitas organisasi dan dana
tinggi dapat menurunkan dalam jumlah besar terbatas.
jumlah jantan bibit, dan dapat menghasilkan
ukuran populasi efektif yang kecil dan berakibat Seleksi breed lokal
pada tingginya peningkatan inbreeding. Metoda Breed adalah dinamis, mengalami perubahan
lain adalah meminimasi variasi jumlah keturunan genetik secara terus menerus dalam merespon
dari individual hewan bibit, yang menurunkan faktor lingkungan dan seleksi aktif oleh
rataan hubungan antara hewan-hewan yang pemeliharanya. Breed-breed asli dari dunia
tersedia untuk perkawinan dalam generasi berkembang jarang dikenakan dengan teknik-
berikutnya. teknik pemuliaan modern. Bagaimanapun,
Populasi sepatutnya juga cukup besar yang program seleksi dapat meningkatkan frekuensi
memungkinkan seleksi alami untuk gen yang diinginkan untuk produktivitas dan
membersihkan mutasi-mutasi pengganggu yang profibilitas dari breed-breed lokal. Ukuran-ukuran
pada kondisi lain berakumulasi dalam populasi tersebut tanpa disangsikan diperlukan jika breed-
sebagai hasil dari hanyutan genetik. Adalah breed lokal dipertahankan untuk menjadi pilihan
signifikan untuk memanajemen populasi pendapatan oleh peternak-peternak yang
perkawinan kecil sehingga terdapat ukuran memeliharanya. Skema seleksi perlu
populasi efektif awal pada kondisi mana memperhatikan pemeliharaan variasi genetik
ketegaran populasi menurun secara cepat. dalam breed dan resiko dikaitkan dengan laju
Berdasarkan kebanyakan estimasi laju mutasi inbreeding yang tinggi. Sifat-sifat terkena seleksi
belakangan ini, awal ukuran populasi efektif perlu dicatat dengan akurat, dan respon tertinggi
dipertimbangkan antara 50 dan 100. Ukuran dari seleksi merupakan hasil estimasi genetik
populasi yang diperlukan oleh karenanya secara statistik dari nilai pemuliaan. Pemuliaan
menjadi diatas 50. terkontrol, didasarkan pada estimasi nilai
Kemungkinan teknik manajemen lainnya pemuliaan, menghasilkan laju inbreeding dua
adalah pemanfaatan material genetik sampai empat kali lebih besar daripada hasil
terkryokonservasi dalam skema konservasi in seleksi acak pada tetua. Bagaimanapun, teknik-
vivo sebagai upaya meningkatkan ukuran teknik dikembangkan untuk mengoptimasi
populasi efektip. Diusulkan pula penggunaan seleksi, sehingga dapat diperoleh keseimbangan
441
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
bersesuain antara inbreeding dan perbaikan Identifikasi dan promosi kualitas produk
genetik. Metoda-metoda tersebut sepatutnya Banyak breed-breed lokal bisa menampilkan
menjadi bagian keuntungan dari peternak kecil, produk-produk unik yang memiliki kualitas tinggi
tetapi terdapat tugas kecil tentang bagaimana dibandingkan apa yang diperoleh dari breed
sepatutnya metoda-metoda tersebut dapat komersial dengan keluaran tinggi. Breed-breed
diaplikasikan terbaik dibawah kondisi negara- lokal dan produknya dapat pula dinilai sebagai
negara berkembang. Sebagai suatu generalisasi bagian karakteristik dari sistem pertanian
luas, perbaikan genetik breed-breed lokal tradisional. Lebih jauh, banyak breed-breed lokal
seringkali memberi tekanan lebih besar terhadap memainkan peran sentral pada kehidupan sosial
19
karaktersistik yang menyumbang pada biaya dan budaya dari masyarakat pedesaan
produksi rendah, dan nilai-nilai lingkungan dan melibatkan tradisi agama dan masyarakat, cerita
budaya dari sistem peternakan terkait. Sifat-sifat rakyat, masakan, produk-produk khusus dan
yang diusulkan untuk diseleksi memerlukan buah tangan (Gandini dan Villa, 2003).
evaluasi secara akurat dari hubungan genetik Karakteristik tersebut secara potensial
mereka dengan sifat-sifat yang menentukan nilai berbasis pada diversifikasi produksi ternak, dan
konservasi breed, sehingga dapat dihindarkan profitabilitas yang ditingkatkan pada breed-breed
pengaruh negatif yang mungkin terhadap sifat- lokal. Tujuan konservasi dipromosikan baik
sifat adaptasi kunci. melalui subsidi langsung (lihat di bawah), dan
melalui promosi produk terspesialisasi bernilai
6.3 Strategi mempertahankan berkelanjutan tinggi. Pendekatan belakangan memberi
breed-breed lokal kesuksesan di sebagian area Lautan Tengah,
Keberlanjutan dari breed-breed tertentu dimana keragaman breed dan sistem produksi
dipengaruhi oleh banyak faktor melibatkan: masih dikaitkan dengan keragamas dari produk
budaya, sosial dan perubahan permintaan hewan, kesukaan makanan dan tradisi-tradisi
pangan; transformasi dari rantai produksi budaya. Sayangnya, bahkan pada bagian bumi
pangan; perubahan kebijakan dan kerangka ini, menjadikan mayoritas hubungan tersebut
kerja legal nasional dan internasional yang menjadi hilang di pertengahan abad ke-19.
mempengaruhi importasi plasma nutfah produk Strategi yang didukung oleh sistem sertifikasi
ternak; perkembangan ekonomi; dan perubahan- Eropa saat ini untuk produk-produk pertanian,
perubahan teknologi. Pada banyak kasus, seperti the PDO (the Protected Designation of
terdapat kombinasi dari perubahan-prubahan Origin) dan the PGI (the Protected Geographical
sistem produksi dan kurangnya keuntungan Indication), dan juga dengan pengembangan
ekonomi saat ini memainkan peran besar pada merek komersial spesifik.
penurunan breed. Timbul pertanyaan: Pilihan- Pada kasus di Eropa, upaya-upaya konservasi
pilihan apa yang tersedia untuk menghentikan ini diimplementasikan sangat ekonomis yang
dan membalik proses penurunan breed? Pilihan- dapat mendukung nilai produk-produk dengan
pilihan yang mungkin dalam mencapai diversitas tinggi, dan aksi-aksi dalam mendukung
keberlanjutan secara mandiri diuraikan dibawah tujuan budaya dan lingkungan. Kesempatan
ini. untuk mengaplikasikan pendekatan tersebut
nampaknya menjadi terbatas pada wilayah
19
Fokus lebih besar pada resistensi penyakit, efisiensi pakan dan dengan ekonomi kurang berkembang; tetapi
adaptasi umum juga diterapkan bagi perbaikan genetik pada breed-breed
yang diorientasikan secara komersial, didorong oleh pemikiran tentang contoh-contoh kesuksesan tentunya ada, seperti
kegagalan yang mungkin oleh tindakan kontrol penyakit yang ada, harga lebih tinggi dicapai pada penjualan daging
penurunan diatur atau dieliminasi dari penggunaan antibiotik, dan
pemikiran tentang biaya dari input eksternal, khususnya dikaitkan dengan babi Creole asli di Yucatan, Mexico, dan daging
penggunaan bahan bakar. ayam asli di beberapa negara Asia dan Afrika.
Sebagaimana ekonomi berkembang, identitas
442
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 99
Konservasi In situ dari domba Feral Norwegia
Domba Feral Norwegia adalah domba tersisa dari Sebagai aturan, penggunaan dari konsentrat pakan juga
populasi yang dipelihara selama hari-hari Vikings. dicegah. Daging dari domba Feral disukai oleh
Dalam tahun 1995, disampaikan bahwa breed tersebut konsumen. Berkarakteristik baik, daging dengan rasa
terancam punah. Saat itu di negara ini diestimasi ada baik dipandang sebagai produk sektor daya tarik. Tujuan
sekitar 2000 hewan, paling banyak dipelihara di Norwegia penting lain dari asosiasi pemuliaan adalah untuk
barat. memperbaiki lahan panas pantai dan berapa lanskap
Hanya dalam jumlah sedikit orang memiliki komitmen, budaya lainnya. Lanskap dengan perumputan oleh
dipusatkan pada masyarakat pemulia domba yang domba Feral, meningkatkan daya tarik popular bagi turis.
berkembang lama dan aktif di Austevoll daerah Pada tahun 2003, hanya delapan tahun setelah
Hordaland, memutuskan untuk mencoba mengamankan langka-langkah pertama konservasi dikenalkan, populasi
domba Feral dan mengembangkan sektor industri atas domba melebihi 20.000 ekor. Kebanyakan domba Feral
dasar breed Feral. Pada Juni 1995, Asosiasi Domba masih ditemukan di Norwegia barat, tetapi terdapat
Feral Norwegia dikembangkan. Asosiasi ini inisiatif-inisiatif untuk mengintrodusi bentuk khusus dari
dikembangkan pada skala nasional dan asosiasi peternakan domba di daerah Norwegia pantai, pusat dan
dimanajemen secara bersama oleh sekitar 300 anggota. utara, sebagai bagian dari pengembangan industri
Tujuan dari asosiasi ini adalah melindungi breed domba pedesaan di area ini.
tersebut dan memperbaiki nilai keuntungannya, melalui _____________
adopsi metoda-metoda produksi dan pengembangan Dihadirkan oleh Erling Fimland.
produk berorientasi permintaan pasar, serta menjaga
kepedulian publik.
Asosiasi dengan cepat mengembangkan seperangkat
standar produksi yang harus dipenuhi jika produk-produk
ingin disertifikasi dibawah label domba Feral. Standar
ini melibatkan baik deskripsi breed, dan persyaratan-
persyaratan tertentu mempertimbangkan metoda-metoda
produksi. Suatu aspek penting dari standar produser dari
Asosiasi adalah juga untuk menjamin metode-metoda
peternakan tradisional, yang menjadi cara berkelanjutan
dimana domba Feral dipelihara di Norwegia selama
berabad-abad. Persyaratan spesifikasi bahwa domba
dipelihara diluar kandang sepanjang tahun, dan bahwa
mereka memiliki akses memperoleh perlindungan
protektif apabila tidak ada tempat perlindungan alami. Foto: Erling Fimland
443
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Ukuan-ukuran insentif
Memiliki sifat relatif kurang menguntungkan
dibandingkan breed-breed lain, sehingga kurang mencukupi dan terdapat potensi untuk
popular bagi peternak, sangat sering menjadi memperluas dana masyarakat guna memenuhi
alasan penurunan jumlah populasi dari suatu tujuan konservasi; pada kondisi karakterisasi
breed. Satu pendekatan potensial dalam breed mencukupi akan memungkinkan populasi
melakukan konservasi adalah menawarkan breed diidentifikasi dan diklasifikasi sesuai
insentif (uang) pada peternak yang akan dengan status resiko; dan dimana kapasitas
mengkompensasi pendapatan mereka sehingga institusional diposisikan sehingga menjadi
mereka mau terus memelihara breed-breed yang mungkin bagi peternak untuk memenuhi
memiliki keuntungan lebih kecil. Pendekatan ini persyaratan identifikasi, untuk memonitor
hanya layak dilakukan dimana sumberdaya aktivitas mereka, dan untuk menguasai
444
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 102
Program konservasi in situ berdasakan masyarakat satu kasus dari Patagonia
Kambing Neuqun criollo adalah sumber pendapatan
dan protein hewani utama untuk banyak rumah tangga di
utara propinsi Patagonia. Kambing beradaptasi dengan
baik terhadap alur perpindahan manusia yang secara
tradisional memberi kehidupan pada pemelihara kambing
atau crianceros. Keberlanjutan sistem ini,
bagaimanapun, diancam oleh perubahan-perubahan
yang membatasi perpindahan ternak, khususnya
pemagaran dari area penggembalaan tradisional. Masa
depan dari pendidikan, pekerjaan dan penggunaan
perkandangan yang baik ditawarkan pada lebih banyak
kehidupan urbanisasi juga mempromosikan penetapan
penduduk. Usaha-usaha selama tahun 1980-an untuk
mengintrodusi kambing Angora dan Anglo-Nubian untuk
Foto : Mara Rosa Lanari
serat dan produksi susu tidak memberi keberhasilan
dikarenakan lingkungan yang sulit. Meskipun demikian,
bulu. Sebaliknya kambing dengan bulu berwarna
persilangan yang tidak terarah memberi ancaman pada
dipertimbangkan lebih mudah untuk manajemen pada
sumberdaya genetik lokal. Suatu program bagi
pastur yang ditutupi salju. Kesukaan ini sangat kuat di
konservasi dan pengembangan dari kambing Neuqun
area dengan salju yang bertahan sangat lama.
criollo dikembangkan tahun 2001 dibawah bantuan the
Pengembangan lebih jauh melibatkan tindakan untuk
Instituto Nacional de Tecnologa Agropecuaria (INTA)
meningkatkan nilai produk kambing. Daging anak
dan the provincial Agricultural Bureau. Diintrodusikan
kambing sekarang dijual dibawah indikasi geografi
inovasi organisasional dan teknologikal yang
berbeda. Inovasi komersial legal ini meningkatkan
mempromosika keberlanjutan dari sistem tradisional
profitabilitas produk dari sistem tradisional. Perolehan
dibawah kondisi-kondisi yang mengalami perubahan.
lain yang baru bagi pemelihara kambing adalah
Pemeliharaan kambing dilibatkan sejak permulaan
pemanenan cashmere. Studi belakangan ini pada serat
program melalui pengembangan asosiasi produser yang
dari breed kambing ini menunjukkan potensi produk.
memainkan peran menuju pengembangan dan difusi
Crianceros diberikan sisir dan dilatih untuk memanen dan
teknologi-teknologi baru.
mengklasifikasi serat.
Kerja perbaikan genetik diorientasikan kearah
Tujuan, oleh karenanya, adalah untuk mencegah
konservasi variabilitas genetik breed-breed, kesulitan dan
peleburan genetik breed sebagai bagian dari upaya
efisiensi produksi dalam kerangka kerja sistem
terintegrasi untuk melindungi sistem produksi
tradisional. Program mengembangkan suatu sistem
dibawahnya. Breed kambing, lingkungan lokal,
yang melibatkan strain yang diperbaiki atau ekotipe lokal
pelaksanaan budaya dan tradisi dari crianceros
didasarkan pada kriteria seleksi sebagai diusulkan oleh
dipertimbangkan sebagai aset bernilai yang dapat
crianceros mereka sendiri. Preferensi adalah kepada
digunakan untuk meningkatkan pengembangan area
hewan besar tetapi kompak yang memberikan produksi
pedesaan ini.
daging yang baik dan dapat bertahan dengan lingkungan
ekstrim. Crianceros juga memberi perhatian pada
_____________
kesesuaian induk untuk kawin dan beranak. Preferensi Dihadirkan oleh Mara Rosa Lanari.
pada kambing putih dihubungkan dengan pemasaran Untuk informasi lebih jauh lihat: FAO (2007a).
pembayaran. Mungkin tidak mengejutkan bahwa tingkat nasional juga dilakukan, sekali lagi
skema insentif untuk konservasi breed dibatasi kebanyakan di Eropa (lihat Kotak 100 sebagai
sangat besar di Eropa. Skema ditempatkan di misal). Bahkan dimana kesuksesan,
UE sejak 1992 (untuk diskusi lebih jauh dari keberlanjutan dalam jangka panjang dari sistem
legislasi UE mencakup pembayaran insentif lihat insentif tersebut dipertanyakan. Nampaknya
Bagian 3 Bab E:3). Insentif tersebut bahwa untuk memeriksa pemakaian insentif
menghentikan penurunan beberapa, tetapi tidak lebih spesifik di Eropa sebagai misal,
semua breed-breed lokal. Sejumlah skema pada penghapusan quota produksi susu untuk breed-
445
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
446
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
pelayanan produksi, sebagai didiskusikan diatas, setiap tahun. Di jerman, Falge (1996) mencatat
dibangun sekitar konservasi in situ berdasarkan 124 institusi memelihara hewan dari 187 breed
masyarakat. Ini untuk menjamin bahwa dan 9 spesies ternak. Institusi yang sama ada di
pemeliharaan breed-breed lokal akan banyak bagian lain Eropa, sebagai misal, di
meningkatkan mata pencaharian dalam jangka Italia, Francis dan Spanyol, dan juga di Amerika
pendek dan panjang dari masyarakat yang Utara. Taman ternak memiliki peran dengan nilai
memeliharanya. Bila ini tidak terjadi, strategi- tertentu karena menyumbang kepada publik
strategi tersebut akan tidak bertahan kepedulian konservasi SDGT. Untuk beberapa
sebagaimana masyarakat akhirnya akan spesies, seperti unggas, organisasi pemulia
mengganti dengan breed alternatif yang dengan antusiasme hobi memainkan peran
memberi pendapatan lebih besar. dalam konservasi breed-breed lokal. Contoh
Pendekatan-pendekatan manajemen pertama dari area terproteksi yang difokuskan
berdasarkan komunitas juga ada di negara pada breed domestik jarang adalah di Hungaria,
berkembang. Contoh sebagai diuraikan dalam dimana breed-breed asli dikonservasi terhadap
Kotak 102 mengilustrasikan bahwa bahkan Puszta (suatu area tanah basah rerumputan dan
dimana sistem produksi tradisional terancam, tanah datar di bagian timur dari negara). Skema
kemajuan dapat dibuat kearah capaian target- tersebut sekarang ditemukan dibagian lain dari
target seperti, memanajemen area Eropa dan tempat lainnya.
penggembalaan secara bersama, perbaikan Pada negara berkembang, aktivitas konservasi
sumbedaya genetik dan penguatan ex situ in vivo yang paling umum teramati adalah
pengembangan sosial. Bagaimanapun, contoh dalam peternakan atau flok yang dipelihara oleh
dari Nepal (Kotak 103) menunjukkan bahwa institusi yang dimiliki negara bagian. Bukti yang
karena perubahan kondisi produksi, introduksi dilaporkan oleh Laporan Negara (Country
dari sumberdaya genetik dapat kadangkala Report) mengingatkan bahwa tidak terdapat
menjadi pilihan hidup bagi pemelihara ternak informasi mencukupi untuk menentukan
skala kecil. Ketika dalam hal ini bagaimana keberlanjutan program konservasi
matapencaharian peternak diperbaiki, selanjutnya. Kelihatan sebenarnya semua
sumberdaya genetik kerbau lokal tidak lagi konservasi ex situ in vivo di dunia berkembang
digunakan. Contoh mengilustrasikan bahwa dipakai untuk mendukung penggunaan SDGT
pencapaian strategi yang memperbaiki secara sedang berjalan oleh peternak memunculkan
bersamaan matapencaharian dan capaian pertanyaan apakan konservasi ex situ in vivo
tujuan-tujuan konservasi akan sering menjadi nampaknya menjadi suatu pendekatan terus
tantangan. berjalan untuk konservasi SDGT yang sudah
Meskipun konservasi in situ menjadi metoda tidak digunakan lebih jauh saat ini. Terdapat
konservasi yang paling sering diadopsi di Eropa, kebutuhan sangat jelas untuk mengembangkan
terdapat juga beberapa contoh dari program lebih jauh pemahaman lebih besar pada
konservasi ex situ in vivo, pada taman ternak bagaimana merancang dan
dan beberapa kasus di kebun binatang. Di mengimplementasikan konservasi in vivo secara
Inggris saat ini terdapat 17 Pusat Teruji berkelanjutan, khususnya di negara
Kepercayaan Survival Breed langka (Rare berkembang.
20
Breeds Survival Trust Approved Centres) . Satu
dari peternakan seperti itu, the Cotswold Farm
21
Park , menarik lebih dari 100.000 pengunjung
20
http://www.rbst.org.uk/html/approved_centres.html
21
http://www.costwoldfarmpark.co.uk
447
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
7 Status saat ini dan prospek lalu, demikian pula semen dari beberapa spesies
mendatang dari kryokonservasi unggas (ayam dan angsa). Prosedur pembekuan
kryokonservasi semen spesifik bagi spesies,
Mulai awal pengembangan IB dipertengahan tetapi prosedural dapat diuraikan berikut ini:
1940-an sampai yang paling potensial saat ini setelah koleksi, semen dicairkan pada
yang ditawarkan untuk penyimpanan dan larutan ionik yang sesuai (garam) atau non-
transfer DNA, bioteknologi reproduksi menjadi ionik (gula) yang disesuaikan mendekati
cara dalam mentrasfer material genetik in vivo osmolaritas fisiologis;
dan in vitro. Teknik-teknik yang saat ini dapat kryoprotektan yang sesuai ditambahkan
diakses dan secara ekonomi layak untuk glyserol paling umum digunakan, tetapi
konservasi in vitro dari SDGT adalah dimethyl sulfoxide (DMSO),
kryokonservasi dari sel-sel reproduksi, embrio dimethylacetamide (DMA) atau
dan jaringan. Materi yang dikonservasi dimethylformamide (DMF), tergantung dari
menggunakan teknik-teknik ini bisa melindungi spesies, memiliki sifat kepraktisan tinggi;
kemampuan hidup benih dan status fungsional semen yang dilarutkan kemudian
selama berpuluh tahun bahkan berabad-abad. didinginkan, disampling dan kemudian
Bagaimanapun, karena periode yang relatif dibekukan dalam nitrogen cair dingin (-
singkat dimana teknologi-tekologi tersebut telah 196C);
ada, evaluasi tepat dari sangkaan umur panjang semen per dosis umum dibekukan dalam
ini bertahan untuk dikembangkan. Bioteknologi straw dibandingkan sebagai bentuk pelet
lebih belakangan ini, melibatkan kloning, untuk menjamin kondisi kebersihan optimal
transgenesis dan transfer material somatik, dan identifikasi permanen untuk setiap
memiliki potensi besar untuk aplikasi mendatang dosis.
bagi konservasi SDGT, tetapi saat ini mereka Penyertaan IB dengan semen beku dan
hanya terakses untuk beberapa laboratorium. thawing, angka konsepsi dunia dengan rataan
Daya hidup yang rendah dan biaya yang sangat 5065% pada lebih dari 110 juta servis pertama
mahal dari teknologi-teknologi ini adalah dua inseminasi per tahun untuk sapi; 7080% dari
faktor yang nampaknya membatasi lebih 40 juta inseminasi untuk babi; 5080%
penggunaanya pada konservasi SDGT di tahun- (intrauterine) atau 5565% (serviks) dari lebih
tahun mendatang. Bab ini, oleh karenanya, 120.000 inseminasi untuk kambing; 5080%
memfokuskan secara pokok pada status seni (intrauterus) atau 5560% (cerviks) lebih dari
dari bioteknologi reproduksi saat ini yang secara 50.000 inseminasi untuk domba; dan 3540%
ekonomi dan teknis terakses di banyak wilayah lebih dari 5.000 inseminasi untuk kuda
geografis. Dokumen yang dipublikasi (Ericksson et al., 2002; Thibier, 2005; G.
sebelumnya seperti Panduan untuk Decuadro, komunikasi pribadi, 2005). Hasil
pengembangan dari rencana manajemen dalam dan antar breed ayam menunjukkan
sumberdaya genetik ternak nasional (FAO, variasi besar dengan kisaran 1090% (Brillard
1998c) dan Panduan untuk penyusunan dan Blesbois, 2003).
program konservasi ternak nasional (ERFP, Jumlah dosis semen yang diperlukan untuk
2003) menghadirkan aplikasinya secara lebih penyimpanan adalah merupakan fungsi dari
rinci. jumlah dosis yang diperlukan per kelahiran atau
penetasan, lama hidup produktif harapan dari
7.1 Gamet betina pengganti fertil (refounder), dan jumlah
Semen jantan dan betina yang diinginkan dalam
Semen dari spesies ternak mamalia secara populasi yang dibangun. Ketika semen dipakai
sukses berhasil dibekukan pada beberapa tahun untuk rekonstruksi breed-breed melalui silang
448
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
balik (backcross), sejumlah persentase gen dari sangat rendah (kurang dari 10%). Kondisi
populasi betina yang dipakai dalam silang balik tersebut, sebagian, merupakan hasil dari angka
akan terpelihara pada breed terekonstruksi. keberhasilan terbatas dari transfer embrio, dan
Sebagai misal, lima generasi silang balik mortalitas embrio yang tinggi menyertai
diperlukan untuk menghasilkan hewan-hewan fertilisasi. Lebih jauh, teknik-teknik tersebut yang
yang membawa lebih dari 95% genotipe dari memerlukan maturasi oosit sebelum IVF, harus
breed yang disimpan dari semen beku. Semen dilakukan oleh tenaga teknisi berkualifikasi
yang mencukupi perlu disimpan untuk sangat baik. Prosedur pembekuan sangat cepat,
menghasilkan jumlah generasi-generasi silang juga disebut vitrifikasi, saat ini masih
balik yang diperlukan. Pada spesies unggas berkembang pada tahap eksperimental untuk
dimana betina mempunyai heterokromosom ZW mengurangi kerusakan oosit hasil dari luka
(jantan adalah ZZ), gen-gen yang dibawa karena pendinginan atau toksisitas dari
kromosome W tidak bisa ditransfer melalui kryoprotektan. Kebanyakan protokol
kryokonservasi semen standar. Lebih jauh, pada menggunakan kryoprotektan dan gula pada
semua spesies, beberapa pengaruh sitoplasmik konsentrasi tinggi untuk memindahkan air dari
dari breed donor bisa hilang atau berubah. sel. Kondisi tersebut membatasi pembentukan
Meskipun ditemukan keterbatasan-keterbatasan es intraselular dan, oleh karenanya mencegah
tersebut, teknik ini sepatutnya dilihat berperan perlukaan es pada oosit. Hasil yang menjanjikan
utama pada konservasi ex situ in vitro dari sudah diperoleh untuk sapi. Bagaimanapun,
SDGT, disebabkan ketersediaan teknologi yang diperlukan validasi dalam skala besar dari
berkembang dan kemudahan aplikasinya. Jika prosedur kerja yang akan membawa kegunaan
jumlah dosis tersedia per jantan rendah atau jika oosit untuk kryokonservasi untuk perlindungan
jumlah anak betina yang diperoleh per induk SDGT.
rendah, maka rekonstruksi breed melalui transfer
embrio, jika mungkin, lebih diinginkan sebagai 7.2 Embrio
cara untuk menjamin pemulihan secara penuh Berlawanan dengan spesies unggas, embrio dari
dari gen awal. semua mamalia berhasil dapat dibekukan,
dithawing dan kemudian ditansfer kepada betina
Oosit resipien untuk menghasilkan keturunan. Saat ini,
Pada kasus burung, meskipun pengembangan bagaimanapun, penggunaan meluas dari
teknis menarik, penetasan anak tidak selalu kryokonservasi embrio dibatasi pada sapi,
didapatkan dari telur yang dibekukan dan domba dan kambing. Koleksi embrio pada babi
dithawing. Ini, sebagian, dikarenakan jumlah memerlukan pengorbanan pada betina, dan
sangat besar dari lemak yang ada di vitellus. prosedur memerlukan percobaan pada spesies
Sebaliknya, embrio dari beberapa spesies ternak kuda. Sejumlah faktor melibatkan metoda koleksi
mamalia dapat diproduksi in vitro dari oosit embrio (biopsied, dihasilkan in vitro, atau diklon),
dewasa yang dikoleksi saat pemotongan atau dan tahap maturasi, sangat mempengaruhi
dari betina hidup melalui ovum pick-up. Oosit peluang mendapatkan keturunan hidup. Sudah
tersebut dapat dibekukan untuk periode lama diusulkan berbagai protokol pembekuan dan
sebelum in vitro fertilization (IVF) untuk thawing embrio untuk ternak, dan seperti kasus
menghasilkan embrio. Dua metoda pembekuan pada oosit, mereka dapat diklasifikasikan
dapat dibedakan didasarkan pada kecepatan kedalam dua kategori besar berdasarkan
proses pembekuan. Prosedur pembekuan kecepatan prosedur pembekuan.
lambat saat ini layak untuk sapi dan memiliki Pada pendekatan pembekuan lambat,
potensi aplikasi pada domba dan kambing, tetapi equilibrasi dari kryoprotektan dan larutan antara
laju kesuksesan untuk menghasilkan keturunan media yang mengelilingi embrio dan
449
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
kompartemen intraselularnya terjadi perlahan, ini belum teraplikasikan dengan sukses pada
sehingga membatasi resiko kerusakan membran burung. Status saat ini dari teknologi tersebut
disebabkan pembentukan es intraselular. sangat mahal, dengan angka keberhasilan
Setelah thawing, embrio ditransfer kepada sangat rendah. Jika pembangunan rekonstitusi
resipien betina dengan atau tanpa pemindahan hewan hidup dari sel somatik dikembangkan
kryoprotektan. Secara internasional, saat ini pada suatu kondisi yang bisa riil dan murah,
teknik-teknik tersebut paling banyak digunakan preservasi sel somatik akan menjadi pilihan
pada sapi, domba dan kambing. Angka menarik untuk kryokonservasi SDGT.
keberhasilan untuk mencapai kelahiran Keuntungan utama mungkin adalah dalam
bervariasi tergantung pada spesies, asal genetik, memilih secara pasti hewan mana akan
sumber (in vivo atau in vitro), dan tahap dikonservasi, dan berikutnya dalam
perkembangan embrio. Embrio yang merekonstitusi populasi dari klon hewan-hewan
dikryokonservasi pada tahap awal ini. Tidak seperti halnya pada kasus embrio yang
perkembangannya menghasilkan angka dipreservasi, sitoplasmid DNA yang diturunan
kelahiran lebih rendah daripada embrio yang dari sel somatik tidak dilindungi. Koleksi sel
dikryokonservasi pada tahap lebih berkembang somatik, bagaimanapun, jauh lebih sederhana
(Massip, 2001). dibandingkan koleksi embrio, dan menjadi lebih
Teknik-teknik pembekuan cepat (vitrifikasi) layak untuk koleksi ekstensif sampel dari
melibatkan pendinginan dan pembekuan sangat populasi lapangan. Saat ini biaya
cepat dari embrio dengan jumlah sangat kecil pengembangan kultur sel somatik, dan
dari medium penutup dimana kryoprotektan dan ketidakpastian akan prospek mendatang dalam
larutan lain (gula) umumnya dengan konsentrasi memperoleh hewan hidup dari sel yang
tinggi. Embrio dari beberapa spesies mamalia disimpan, memberi makna bahwasanya
(sapi, domba dan kambing) secara sukses konservasi sel somatik nampaknya tidak menjadi
divitrifikasi dan ditansfer. Angka survival dari 59 prioritas pada spesies dimana kryokonservasi
dan 64% diamati pada embrio domba dan gamet dan embrio sudah dikembangkan dengan
kambing, menggunakan teknik vitrifikasi baik. Bagaimanapun, kryokonservasi dari sel
purifikasi penuh (Cogni et al., 2003). somatik akan menjadi dukungan berguna
Teknik preservasi embrio menjadi daya tarik dimana kryokonservasi dari gamet dan embrio
khusus sehubungan dengan kryokonservasi tidak layak atau mempunyai angka keberhasilan
SDGT karena mereka memungkinkan pemulihan rendah.
penuh dari genom awal. Laju pembekuan lambat Tabel 105 menampilkan kajian dari kelayakan
memerlukan pembekuan yang terprogram teknis yang sudah didiskusikan pada sebagian
ekstensif, tetapi menawarkan fleksibilitas lebih besar spesies ternak.
pada teknisi yang tidak terlatih karena interval
yang relatif panjang antara kedua langkah dari
prosedur ini. Sebaliknya, vitrifikasi memerlukan
hanya peralatan terbatas, tetapi dengan teknisi
sangat terlatih.
450
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
TABEL 105
Status terkini dari teknik kryokonservasi pada spesies
Kotak 104
Kebangkitan kembali sapi Friesian Merah dan Putih di Belanda
Dalam tahun 1800, populasi sapi di propinsi Friesland Suatu program pemuliaan dikembangkan bekerjasama
utamanya adalah sapi Pied Merah. Kebanyakan tetua dengan bank gen yang baru dibentuk untuk hewan.
sapi merah ini diiimpor dari Denmark dan Jerman setelah Semen dari pejantan disimpan dalam bank gen dan
kehilangan meluas disebabkan rinderpest. Sejak 1897, tahun 1970-an dan 1980-an digunakan untuk mengawini
Buku Peternakan Sapi Friesian meregister fenotipe betina-betina dibawah sistem kontrak. Keturunan jantan
Merah dan Putih, tetapi didorong oleh pasar ekspor, sapi dipelihara oleh pemulia, yang diberikan jaminan subsidi
hitam dan putih menjadi semakin popular dibandingkan oleh bank gen. Semen dari jantan-jantan ini dikoleksi,
merah dan putih asli. Pada tahun 1970, hanya 50 dibekukan dan selanjutnya digunakan dibawah kontrak
peternak dengan kepemilikian sejumlah total 2.500 sapi baru. Jumlah breed meningkat, mencapai 256 betina
gabungan Asosiasi Pemulia Sapi Friesian Merah dan hidup dan 12 jantan hidup yang diregister dalam tahun
Putih. Dalam waktu singkat, impor berkelanjutan sapi 2004. Saat ini, sejumlah total 11.780 dosis semen dari
Friesian-Holstein dari AS dan Kanada menyebabkan 43 pejantan disimpan pada bank gen untuk dipakai IB.
penurunan populasi lebih jauh, sehingga hanya 21 Mayoritas induk dipelihara oleh kaum hobi untuk
individu merah dan putih (4 jantan dan 17 betina) memproduksi susu.
dipelihara dalam tahun 1993. Satu grup memiliki dasar __________
awal populasi sapi Friesian Merah dan Putih asli. Dihadirkan oleh Kor Oldenbroek
451
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 105
Kebangkitan kembali sapi Enderby di New Zealand
Kasus sapi di pulau Enderby mengilustrasikan menjadi Hewan tersebut ditangkap dengan helikopter dan
mungkin untuk menghidupkan kembali breed-breed dari dipindahkan ke New Zealand. Kematian dari anak sapi
kondisi keterbatasan ekstrim material genetik. memberi manfaat bahwa Lady, sebagai induk
Bagaimanapun, proses perlu dilengkapi dengan banyak diketahui, adalah sebagai sapi Enderby terakhir.
waktu dan sumberdaya. Usaha-usaha untuk menghasilkan anak, melalui IB dan
Enderby adalah pulau kecil yang terletak 320 kilometer MOET, menggunakan semen terkryokonservasi yang
bagian selatan New Zealand. Sapi pertama kali dibawa diambil dari pejantan yang dibunuh dari pulau tersebut,
ke pulau ini tahun 1894, ketika W.J. Moffett dari tidak memberi keberhasilan. Lagi bahwa breed sapi
Invercargill menyewa tanah pastoral dan memelihara tersebut nampaknya menghadapi kepunahan.
sembilan shorthorn. Pada tahun 1930-an, banyak Bagaimanapun, tahun 1997, NZRBCS berkolaborasi
peternakan di pulau ini, tetapi sapi dipelihara secara dengan AgResearch secara sukses memproduksi anak,
alami. Setelah 100 tahun Enderby bertahan pada iklim Elsie, yang diklon dari sampel sel somatik Lady.
sulit dan ransum semak belukar dan ganggang laut, sapi Empat dara dilahirkan di tahun berikutnya sebagai hasil
menjadi kuat, kecil, pendek gemuk dan teradaptasi. kloning. Sementara, usaha untuk menghasilkan seekor
Dalam tahun 1991, untuk membantu melindungi jantan Enderby melalui fertilisasi in vitro menggunakan
margasatwa, sapi Enderby ditembak. Sperma dan oosit semen dan oosit terkryokonservasi yang diambil dari
dari hewan mati dikoleksi untuk kryokonservasi, tetapi Lady juga memperoleh keberhasilan, dengan kelahiran
usaha untuk membuahi oosit gagal dan nampaknya breed Derby. Dua hasil kloning terakhir mati, tetapi dalam
Enderby menjadi hilang untuk selamanya. tahun 2002 dua anak Enderby lainnya dilahirkan melalui
Tahun berikutnya, anggota dari Perhimpunan perkawinan alami dari dara hasil kloning dan Derby.
Konservasi Breed Jarang New Zealand (the New Zealand ___________
Rare Breeds Conservation Society/NZRBCS), Untuk rincian lebih jauh lihat: Historical Timeline of the Auckland
Islands; NZRBCS, (2002); Wells, (2004).
menemukan seekor sapi induk dan anak di pulau ini.
452
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
memerlukan kejelasan diversitas relatif terhadap meggunakan breed-breed British dan Irish dari
kriteria-kriteria lain yang dipertimbangkan. domba dan sapi. Setiap breed yang
Pertimbangan penting lainnya adalah tingkat dipertimbangkan dibandingkan terhadap breed
keberbahayaan dari breed-breed yang lain dalam batasan perbedaan fungsional dan
dipertanyakan. Hal ini dapat dikuantifikasi dalam genetik. Komponen genetik dikaji berdasarkan
bentuk peluang kepunahan. Parameter terutama sejarah breed dan nilai tambah dari aliran
ditentukan oleh ukuran populasi efektip, dan signifikan gen dalam 200 tahun. Komponen
perubahan demografi (misal apakah ukuran fungsional berhubungan dengan fungsi-fungsi
populasi meningkat atau turun), tetapi ekonomi, sosial dan budaya dari breed. Pada
sepatutnya dipertimbangkan faktor-faktor lain sapi, perbedaan fungsional dikaji secara
seperti distribusi geografi, implementasi program subjektif, tetapi ini lebih sulit untuk dilakukan
pemuliaan, ekologi spesifik, fungsi budaya atau pada domba. Dengan demikian, rataan
agama, dan resiko dari ancaman eksternal kehalusan serat, hampir menjadi satu-satunya
(Reist-Marti et al., 2003). parameter yang diukur sebagai cara pembanding
Diusulkan berbagai metoda yang antar breed-breed yang dipelajari, digunakan
mengkombinasikan kriteria-kriteria berbeda sebagai indikator dari perbedaan fungsional
untuk memprioritasi breed-breed yang dalam breed domba. Breed-breed yang memiliki
ditargetkan dalam program konservasi. Ruane skore tinggi baik untuk perbedaan fungsional dan
(2000) misalnya, mengusulkan suatu metoda genetik dipertimbangkan sebagai paling sesuai
yang dilengkapi oleh grup ahli untuk identifikasi untuk dilibatkan dalam daftar prioritas.
prioritas breed-breed di tingkat nasional. Tujuh The Rare Breeds Survival Trust di Inggris juga
kriteria berikut disertakan dalam kerangka kerja: mengembangkan seperangkat kriteria untuk
spesies (misal breed-breed dimana spesies pengenalan breed-breed jarang yang
dilibatkan dalam prioritas yang menetapkan memerlukan perhatian khusus dalam batasan
pelatihan?); ukuran-ukuran konservasi (Mansbridge, 2004).
tingkat keberbahayaan; Disini perlu diperhitungkan lama waktu dimana
sifat yang saat ini memiliki nilai ekonomi; suatu breed ada jumlah hewan betina, dan
nilai khusus landskap; distribusi geografis breed.
sifat-sifat atau nilai ilmiah khusus;
nilai budaya dan sejarah; dan 8.2 Strategi optimisasi perencaaan program
keunikan genetik. konservasi
Diingatkan bahwa breed-breed dengan tingkat Program konservasi yang efisien sepatutnya
keberbahayaan tinggi patut diberikan prioritas. menggunakan sumberdaya ekonomi dan non
Jika perlu untuk memprioritasi breed-breed ekonomi yang tersedia dengan suatu cara
dengan keberbahayaan tinggi, disarankan breed- sehingga tujuan-tujuan konservasi dimaksimasi.
breed yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai Pertanyaan yang perlu dijawab adalah:
terdaftar lainnya patut untuk diperhitungkan. Breed mana dalam spesies ada dibawah
Mungkin perlu menetapkan pembobotan pertimbangan untuk implementasi program
terhadap berbagai kriteria yang ditetapkan dalam konservasi?
upaya untuk mendiferensiasikan lebih jauh Apakah pemanfaatan bersama dana total
peringkat prioritas. Kepentingan relatif yang konservasi dialokasikan untuk setiap breed
diberikan pada setiap kriteria mungkin terpilih?
diputuskan oleh grup ahli. Program konservasi mana sepatutnya
Hall (2004) meletakkan kerangka pemikiran diimplementasikan untuk breed terpilih?
berdasarkan pada baik keragaman genetik dan Jika diasumsikan bahwa tujuan-tujuan dari
keragaman fungsional, sebagai contoh dengan tindakan konservasi yang dipertimbangkan
453
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
454
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
konservasi pada suatu breed tertentu, tetapi juga Keragaman harapan: proyeksi dari keragaman aktual
terhadap akhir perencanaan, gabungan keragaman
menunjukkan mana teknik konservasi yang ada
aktual dengan peluang punah. Keragaman harapan
memberi biaya paling efisien untuk breed ini. mencerminkan jumlah keragaman yang diharapkan jika
Sejak prosedur alokasi optimum didasarkan tidak ada upaya konservasi yang ditempuh.
pada optimasi matematik, menjadikan relatif Keragaman marjinal: mencerminkan perubahan
sederhana untuk menyertakan batasan-batasan keragaman harapan dari total perangkat breed jika
tertentu atau kondisi-kondisi sisi. Ini bisa peluang punah dari suatu breed dimodifikasi (misal
berhubungan dengan keseimbangan geografi, melalui ukuran konservasi).
455
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 107
Alokasi optimum dana konservasi sebagai ilustrasi breed sapi Afrika
Simianer (2002) mengilustrasikan aplikasi dari skema didasarkan pada konsep keragaman Weitzman, 10 dari
alokasi optimum untuk estimasi jarak genetik pada 26 breed menerima dana, dengan 34% dari dana
sejumlah breed sapi 26 taurindikus dan Sanga Afrika digunakan untuk Muturu dan hanya 2% untuk Kuri (lihat
(berdasarkan pada 15 mikrosatelit) dan dihitung peluang gambar). Dengan starategi alokasi optimum, kehilangan
punah. Pemakaian peluang punah, kehilangan keragaman harapan diturunkan sebesar 15,7%. Ini
keragaman harapan pada ketiadaan konservasi terhadap adalah 57% lebih efisien daripada pengalokasian dana
peluang perencanaan terasumsi dalam 50 tahun secara merata antara breed. Dampak sama pada
diestimasi menjadi 43,6% dari keragaman saat ini. keragaman sebagai strategi alokasi serupa diperoleh
Diasumsikan bahwasannya dana konservasi tersedia dengan alokasi optimum hanya 52% dari dana yang
yang, jika dialokasikan secara sama pada semua breed, tersedia. Ilustrasi menjelaskan bahwa alokasi optimum
akan mencegah 10% kehilangan keragaman harapan. dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi
Jika total dana yang sama dialokasikan terhadap penggunaan dana konservasi.
konservasi dari hanya tiga breed-breed berbahaya
terbanyak, keragaman yang dikonservasi menurun __________
sedikit sampai 9% dari kehilangan harapan, sehingga Dihadirkan oleh Henner Simianer.
10% kurang efisien daripada pengalokasian dana secara
merata antar breed. Dengan skema alokasi optimum
456
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
457
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
pada semua spesies ternak. Sampel jaringan lingkungan produksi, dimana mereka
beku nampaknya metoda aplikatif, dikarenakan dikembangkan, penting untuk mengevaluasi
kemudahan dimana material genetik dapat dengan hati-hati apakah tujuan konservasi bisa
disampel. Bagaimanapun, kesulitan hewan hidup juga diperoleh dalam konteks ex situ. Ini akan
bereproduksi dari sampel-sampel ini secara jelas tergantung pada spesies dan
mengingatkan ia patut dipertimbangkan sebagai kondisi ex situ spesifik. Pada dunia berkembang,
pilihan metoda terakhir. kebanyakan sampel-sampel yang dicatat dari
Menarik untuk dicatat cukup lama diterima konservasi ex situ terkait dengan populasi in situ,
bahwasanya bank gen internasional yang dan muncul keraguan apakah mereka berjalan
dibiayai oleh masyarakat internasional (aplikatif) secara bebas.
sepatutnya melindungi keragaman genetik Ketika dikembangkan metodologi untuk
tanaman. The Global Trust Fund Initiative memelihara keragaman maksimum dari populasi
berencana menciptakan kerangka kerja bagi kecil, jarang dilakukan strategi implementasi
dukungan finansial berjangka panjang untuk untuk pemeliharaan breed terancam dalam
bank-bank gen ini sehingga memberi kebebasan sistem produksi tradisional. Berbagai contoh
terhadap prioritas finansial jangka pendek dari sukses dicatat dari negara-negara maju dan dari
institusi tuan rumah. Lebih jauh, pemerintah beberapa negara berkembang. Pada negara
Norwegia menawarkan untuk menawarkan maju, beberapa kemungkinan, seperti peran
pilihan akhir pada SDG tanaman, yang akan pasar, konservasi penggembalaan atau subsidi,
dilakukan tahun 2007 (Kotak 108). dikerjakan untuk meningkatkan kelayakan
Secara umum, untuk menciptakan suatu breed ekonomi dari breed-breed berbahaya.
ternak akan memerlukan waktu lebih lama Sebaliknya, di negara berkembang, satu-satunya
dibandingkan menciptakan suatu varietas contoh sukses yang tercatat adalah dikaitkan
tanaman untuk beberapa breed ternak akan dengan permintaan konsumen atau pasar untuk
mengambil waktu berabad-abad. Bagaimanpun, produk spesifik atau tradisional. Bagaimanapun,
masyarakat dunia nampaknya menjadi makin dari apa yang sudah diperoleh dari contoh-
kurang disiapkan untuk keperluan investasi contoh praktis ini belum membawa kepada
waktu, energi, dan uang untuk menjamin konsep-konsep atau model-model (ilmiah) untuk
wariasan ini. Meskipun demikian, menjadi strategi implementasi. Lebih jauh, tidak ada
tanggung jawab dunia untuk menjamin bahwa estimasi konsisten dari biaya dan keuntungan
sumberdaya bernilai terpelihara suatu dari strategi konservasi yang ada. Usaha-usaha
tanggung jawab yang melibatkan semua untuk mengoptimasi alokasi dana konservasi
sumberdaya genetik untuk pangan dan didasarkan pada asumsi kasar dari sisi biaya,
pertanian. dan penggunaan dibandingkan fungsi tujuan
Analisis metoda konservasi in vivo dasar. Pengembangan fungsi-fungsi objektif
menunjukkan bahwa perbedaan antara metoda lebih kompleks dibatasi oleh kesulitan dari
konservasi in situ dan ek situ in vivo tidak jelas kuantifkasi sifat fungsional menguntungkan yang
terpisah. Dengan demikian, akan menjadi cukup dilibatkan.
tepat untuk mempertimbangkan metoda Konsep ilmiah yang ada pada aspek-aspek
konservasi in vivo sebagai kisaran: berkisar dari tertentu untuk konservasi utamanya
konservasi hewan pada lingkungan produksi asal dikembangkan dalam konteks program
mereka, (konservasi in situ sebagai terdefinisi pemuliaan. Penelitian aktual di lapangan dari
diatas), sampai situasi ekstrim ex situ untuk konservasi keragaman genetik ternak (mungkin
konservasi breed ternak di kebun binatang. Pada dengan pengecualiaan metoda molekular) masih
saat terdapat kesukaan secara jelas terhadap dalam tahap mudah.
pemeliharaan breed-breed ternak dibawah
458
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Kotak 108
Ruang Benih Dunia Svalbard: tempat penyimpanan benih internasional di kutub utara
Pemerintah Norwegia saat ini memulai rencana untuk pemulia tanaman dan peneliti. Material di tempat
pembangunan ruang benih dunia Svalbard sebagai penyimpanan, disimpan dalam kondisi kotak-hitam,
suatu fasilitas pendukung dasar dari gagal-aman bank yang akan tersedia hanya ketika semua kopi lainnya
gen. Fasilitas dibangun dekat kota Longyearbyen, di hilang dengan target memberikan fasilitas aman dan
Svalbard, 78 derajat Utara dan dibuka pada musim Semi terjamin yang bisa memproteksi sumberdaya genetik
tahun 2008. tanaman untuk pangan dan pertanian dalam kasus
Tempat penyimpanan cukup besar untuk bencana besar seperti perang nuklir, aksi besar
mengawetkan satu kopi dari semua aksesi berbeda yang terorisme.
saat ini ditangani oleh banyak bank gen dipenjuru dunia, Partisipan skema secara murni adalah tenaga
dengan tersedia tambahan tempat simpan untuk koleksi sukarela. Manajemen akan pasif tempat penyimpanan
baru. Ini akan dilokasikan di ruang benih, hasil pahatan tidak mengambil bagian dalam karakterisasi, evaluasi,
batu padat didalam sebuah gunung, dan dilingkari regenerasi atau aktivitas sama lainnya. Bank gen Nordic
dengan material yang kuat. Terdapat pintu kunci-udara akan bertanggung jawab untuk penempatan material di
untuk kontrol kelembaban, dan alat pengaman yang tempat penyimpanan dan jika diperlukan
kuat. Lokasi terisolasi, hak perlindungan Norwegia, dan menyelamatkan kembali. Tempat tersebut menjadi
beruang kutub yang sesekali muncul, menjadi kombinasi lokasi koleksi pendukung dari fasilitas lain di Svalbard,
untuk membuat fasilitas ini paling aman dan bisa dan koleksi duplikat dari SADC juga saat ini disimpan
diandalkan di dunia. Dibawah kondisi normal, koleksi disini. Dikarenakan keperluan pemeliharaan operasi
disimpan pada suhu sekitar -18C. Bagimanapun, manajemen dan biaya minimum, dan tujuan dari
sebagaimana ruang akan dilokasikan dalam salju pembangunan fasilitas yang akan berfungsi bagi
permanen, kegagalan elektrik dalam periode lama keterlibatan manusia dari hari ke hari, tempat
menjadi satu-satunya faktor penyebah kenaikkan penyimpanan akan diposisikan menerima benih
temperatur secara perlahan sampai mencapai -3.5C. ortodoks yang dikemas baik. Sebagaimana fasilitas
Kota Longyearbyen, bagian penting dari ekpedisi di akan dirancang bagi masyarakat internasional,
kutub Utara, dilayani oleh penerbangan setiap hari, dan Norwegia tidak akan mengklaim sebagai pemilik dari
infrastruktur sangat baik dan tenaga yang disuplai benih-benih ortodoks yang disimpan ditempat ini.
menggunakaan bahan bakar lokal. Komisi sumberdaya genetik FAO dengan hangat
Tempat penyimpanan benih dalam kondisi normal memberi selamat pada inisiatif Norwegia, dan banyak
tidak menjadi bank gen. Sebaliknya, tempat tersebut negara, demikian juga CGIAR pusat, memberi tanda
dimasudkan untuk menyimpan aksesi berbeda yang akan keinginan mereka untuk memanfaatkan tempat
sudah diawetkan dan diduplikasi dalam dua bank gen penyimpanan tersebut.
tradisional yang akan melayani sumberdaya benih _____________
Dihadirkan oleh Cary Fowler.
459
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Daftar Pustaka
Blackburn, H.D. 2004. Development of national genetic Falge, R. 1996. Haltung und Erhaltung tiergenetischer
resource programs. Reproduction, Fertility and Ressourcen in Ex-situ-Haltung in Zoos und
Development, 16(1): 2732. Tierparks. (Maintenance and conservation of
domestic animal resources, ex situ, in zoos and
Brillard, J.P. & Blesbois, E. 2003. Biotechnologies of domestic animal parks.) In F. Begemann, C. Ehling
reproduction in poultry: hopes and limits. In & R. Falge, eds. Schriften zu genetischen
Proceedings of the 26th Turkey conference, held Ressourcen, 5 (Vergleichende Aspekte der Nutzung
Manchester, UK, 2325 April, 2003. und Erhaltung pflanzen und tiergenetischer
Clark, C.W. 1995. Scale and feedback mechanism in Ressourcen), pp. 6077. Bonn, Germany. ZADI.
market economics. In T.M. Swanson, ed. The FAO. 1992. In situ conservation of livestock and
economics and ecology of biodiversity decline: the poultry, by E.L. Henson. Animal Production and
forces driving global change, pp. 143148. Health Paper No. 99. Rome.
Cambridge, UK. Cambridge University Press.
FAO. 1998a. The state of the worlds plant genetic
Cogni, Y., Baril, G., Poulin, N. & Mermillod, P. 2003. resources for food and agriculture. Rome.
Current status of embryo technologies in sheep and
goat. Theriogenology, 59(1): 171188. FAO. 1998b. Primary guidelines for development of
national farm animal genetic resources management
CR Croatia, 2003. Country report on the state of animal plans. Rome.
genetic resources. (available in DAD-IS library at
www.fao.org/dad-is/). FAO. 1998c. Secondary guidelines for the
development of national farm animal genetic
Danchin-Burge, C., Bibe, B. & Planchenault, D. 2002. resources management plans: management of small
The French National Cryobank: creation of a populations at risk. Rome.
cryogenic collection for domestic animal species.
InD. Planchenault, ed. Workshop on FAO. 2003. Effectiveness of biodiversity conservation,
Cryopreservation of Animal Genetic Resources in by M. Jenkins & D. Williamson. In Biodiversity and
rd
Europe, Paris, 23 February 2003, pp. 14. Salon the ecosystem approach in agriculture, forestry and
International de lAgriculture. fisheries. Proceedings of the Satellite Event on the
occasion of the Ninth Regular Session of the
Eding, H., Crooijmans, R.P.M.A., Groenen, M.A.M. & Commission on Genetic Resources for Food and
Meuwissen, T.H.E. 2002. Assessing the contribution Agriculture, Rome, 1213 October 2002, pp. 100
of breeds to genetic diversity in conservation 116. Rome.
schemes. Genetics Selection Evolution, 34(5): 613
633. FAO. 2004. Overview of the FAO global system for the
conservation and sustainable utilization of plant
English Nature. 2004. Traditional breeds incentive for genetic resources for food and agriculture and its
sites of special scientific interest. Taunton, UK, potential contribution to the implementation of the
English Nature. (also available at www.english- international treaty on plant genetic resources for
nature.org.uk/pubs/publication/PDF/TradbreedsIn04. food and agriculture. Item 3.1 of the draft provisional
pdf). agenda, Commission on Genetic Resources for
ERFP. 2003. Guidelines for the constitution of national Food and Agriculture, Tenth Regular Session,
cryopreservation programmes for farm animals, by Rome, 812 November, 2004. Rome.
S.J. Hiemstra, ed. Publication No. 1 of the European FAO. 2007a. The Neuqun criollo goat and its
Regional Focal Point on Animal Genetic Resources. production system in Patagonia, Argentina, by M.R.
Ericksson, B.M., Petersson, H. & Rodriguez-Martinez, Lanari, M.J. Prez Centeno & E. Domingo. In K-A.
H. 2002. Field fertility with exported boar semen Tempelman & R.A. Cardellino, eds. People and
frozen in the new Flatpack container. animals. Traditional livestock keepers: guardians of
Theriogenology 58(6): 10651079. domestic animal diversity, pp. 715. FAO
Interdepartmental Working Group on Biological
Diversity for Food and Agriculture. Rome.
460
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
FAO. 2007b. Managing lowland buffaloes in the hills of Norton, B.G. 2000. Biodiversity and environmental
Nepal, by K. Gurung & P. Tulachan. In K-A. values in search of a universal ethic. Biodiversity
Tempelman & R.A. Cardellino eds. People and and Conservation, 9(8): 10291044.
animals. Traditional livestock keepers: guardians of
domestic animal diversity, pp. 2729. FAO NZRBCS. 2002. Enderby Island cattle: a New Zealand
Interdepartmental Working Group on Biological Rare Breed Society rescue project. (available at
Diversity for Food and Agriculture. Rome. www.rarebreeds.co.nz/endcattlepro.html).
FAO/UNEP. 2000. World watch list for domestic Oldenbroek, J.K. 1999. Genebanks and the
animal diversity, 3rd Edition, edited by B. Scherf. conservation of farm animal genetic resources.
Rome. Lelystad, the Netherlands. DLO Institute for Animal
Gandini, G.C. & Villa, E. 2003. Analysis of the cultural Science and Health.
value of local livestock breeds: a methodology. Raoul, J., Danchin-Burge, C., de Rochambeau, H. &
Journal of Animal Breeding and Genetics, 120(1): 1 Verrier, E. 2004. SAUVAGE, a software to manage
11. a population with few pedigrees. In Y. van der
Hall, S.J.G. 2004. Conserving animal genetic Honing, ed. Book of Abstracts of the 55th Annual
resources: making priority lists of British and Irish Meeting of the European Association for Animal
livestock breeds. In G. Simm, B. Villanueva, K.D. Production, Bled, Slovenia, 59 September 2004.
Sinclair & S. Townsend, eds. Farm animal genetic Wageningen, the Netherlands. Wageningen
resources, pp. 311320. Nottingham, UK. Academic Publishers.
Nottingham University Press. Reist-Marti, S.B., Simianer, H., Gibson, J., Hanotte, O.
Historical Timeline of the Auckland Islands (available at & Rege, J.E.O. 2003. Analysis of the actual and
www.murihiku.com/TimeLine.htm). expected future diversity of African cattle breeds
using the Weitzman approach. Conservation
Joost, S. 2005. Econogene Consortium. In F. Toppen Biology, 17(5): 1299-1311.
& M. Painho, eds. Proceedings of the 8th 328 AGILE
Conference on GIScience, held May 2628, 2005, Ruane, J. 2000. A framework for prioritizing domestic
Estoril Portugal, pp. 231239. Association of animal breeds for conservation purposes at the
Geographic Information Laboratories for Europe national level: a Norwegian case study.
(AGILE). Conservation Biology, 14(5): 13851393.
Khler-Rollefson, I. 2004. Farm animal genetic Simianer, H. 2002. Noahs dilemma: which breeds to
resources. Safeguarding national assets for food take aboard the ark? Proc. 7th World Congress on
security and trade. Summary Publication about four Genetics Applied to Livestock Production
workshops on animal genetic resources held in the (WCGALP). CD-Rom Communication No. 2602.
SADC Region. FAO/GTZ/CTA. Simianer, H. 2005. Decision making in livestock
Mansbridge, R.J. 2004. Conservation of farm animal conservation. Ecological Economics, 53(4): 559
genetic resources a UK view. In G. Simm, B. 572.
Villanueva, K.D. Sinclair & S. Townsend, eds. Farm Small, R. 2004. The role of rare and traditional breeds
animal genetic resources, pp. 3743. Nottingham, in conservation: the Grazing Animals Project. In G.
UK. Nottingham University Press. Simm, B. Villanueva, K.D. Sinclair & S. Townsend,
Marczin, O. 2005. Environmental integration in eds. Farm animal genetic resources, pp. 263280.
agriculture in south eastern Europe. Background Nottingham, UK. British Society of Animal Science.
document to the SEE Senior Officials meeting on Springbett, A.J., MacKenzie, K., Woolliams J.A. &
agriculture and environment policy integration, Bishop, S.C. 2003 The contribution of genetic
Durres, Albania, April 15-16, 2005. Szentendre, diversity to the spread of infectious diseases in
Hungary. The Regional Environmental Center for livestock populations. Genetics,165(3): 14651474.
Central and Eastern Europe.
Steane, D.E., Wagner, H. & Khumnirdpetch V. 2002.
Massip, A. 2001. Cryopreservation of embryos of farm Sustainable management of beef cattle and buffalo
animals. Reproduction in Domestic Animals, 36(2): genetic resources in Asia, In J. Allen & A. Na-
4955. Chiangmai, eds. Developing strategies for genetic
Mendelsohn, R. 2003. The challenge of conserving evaluation for beef production in developing
indigenous domesticated animals. countries. Proceedings of an International Workshop
EcologicalEconomics, 45(3): 501510. held in Khon Kaen Province, Thailand, July 2328,
2001, pp. 139147. Canberra. Australian Centre for
International Agricultural Research.
461
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
462
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab G
Prioritas-prioritas Penelitian
Pada seksi ini, prioritas penelitian dan breed tertentu sesuai dan sebagai wakil dari
pengembangan diidentifikasi berdasarkan sifat-sifat adaptasi.
analisis cepat dari status seni dalam manajemen Metode yang dikembangkan untuk estimasi
SDGT. Prioritas diidentifikasi dalam peluang dari kelangkaan sangat miskin
hubungannya untuk mengisi gap pada dikembangkan dan memerlukan lebih jauh
pengetahuan dan melibatkan cara-cara yang penelitian mendasar. Metode monitoring
diperlukan untuk pengembangan dan yang dikembangkan harus dikaitkan dengan
implementasi program manajemen secara lebih pemasukan teratur dari data terhadap
efektif, efisien dan berkelanjutan. Rasional dari ukuran dan struktur populasi kedalam
prioritas penelitian dan pengembangan sistem informasi untuk menjamin bahwa
ditetapkan pada seksi lebih awal, dan hanya mereka terpelihara setiap waktu dan
uraian terjelas disampaikan disini. relevan.
463
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
tentang lokasi geografi dan distribusi SDGT kondisi lingkungan, pertanian dan sosio-
saat sekarang dan yang sudah berlalu. ekonomi.
Interaktivitas dan interoperabilitas antara
informasi sumberdaya/data dasar: pilihan
dan modalitas perlu dikembangkan lebih 4 Karakterisasi
jauh.
Meningkatnya kepentingan yang diberikan
kepada kesejahteraan hewan, kualitas produk
berbeda, pertimbangan kesehatan manusia,
3 Metoda-metoda molekular
pengembangan efisiensi penggunaan
Kesempatan penggunaan teknik molekular sumberdaya, dan penurunan dampak lingkungan
dalam manajemen SDGT semakin meningkat memerlukan kisaran luas kriteria seleksi pada
dimasa mendatang. Bagaimanapun, biaya dan program pemuliaan mendatang. Sampai kini,
keuntungan dalam penerapan teknologi- sedikit diketahui tentang aspek genetik dari
teknologi ini, dan oleh karenanya, strategi- adaptasi.
strategi yang sesuai untuk penggunaannya, akan Pengembangan dan aplikasi metoda untuk
bervariasi tergantung pada kondisi-kondisi lokal. karakterisasi fenotipik dan molekular dan
Pemahaman yang berkembang dari untuk menangkap pengetahuan berkaitan
keragaman genetik pada spesies ternak dengan breed dan manajemennya.
utama: Kajian komprehensif dari keragaman Tambahan, metoda untuk mengkaji
genetik menggunakan marka molekular peleburan genetik dari breed perlu
genetik diperlukan. Keperluan ini akan dikembangkan secara baik. Keterkaitan
didapatkan dengan cara maksimasi nilai dari keluaran seperti penelitian pada temuan-
sejumlah besar data yang ada saat ini tetapi temuan teratur akan menginformasikan
dalam bentuk potongan-potongan. pembuatan keputusan tentang status resiko
Pengembangan metoda sampling akan dan ukuran-ukuran yang diambil untuk
diperlukan, selaras dengan pengembangan menghentikan penurunan keragaman
dan suplai sampel referensi internasional. genetik.
Hasil perlu dimasukan pada sistem Pemahaman kekuatan: nilai dari breed-
informasi yang bisa diakses publik. breed berbeda dengan penghargaan pada
Identifikasi meliputi dunia keragaman gen kekuatan yang diukur dengan penurunan
untuk sifat utama. interaksi genetik-lingkungan, perlu
Pemahaman yang ditingkatkan terhadap ditentukan; gen-gen yang menjelaskan
basis genetik dari sifat-sifat adaptasi: variasi dalam kekuatan dan faktor-faktor
eksplorasi teknologi potensial dan baru yang menyumbang pada ketidak
untuk mengungkap gen potensial untuk seimbangan homeostatik dalam suatu
resisten penyakit, adaptasi terhadap sistem budidaya tertentu atau pelaksanaan
lingkungan sulit dan efisiensi produksi. manajemen perlu didefinisikan.
Pemahaman seperti itu bisa melibatkan alur Pemahaman berkembang pada resistensi
baru untuk pengembangan genetik penyakit: mekanisma infeksi dan interaksi
konvensional dan transformatif. inang-patogen perlu dipelajari.
Pengembangan metoda integrasi informasi
molekular kedalam program konservasi dan
pemuliaan: metoda-metoda perlu
diadaptasikan terhadap lingkungan berbeda,
464
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
465
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
466
STATUS MANAJEMEN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
467
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bagian 5
469
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
470
BAGIAN 5
Pendahuluan
Bagian terakhir dari laporan ini mempersatukan bukti yang disajikan dalam empat bagian yang ada
untuk menyediakan kajian mengenai kebutuhan dan tantangan dalam pengelolaan sumber daya
genetik ternak (SDGT) untuk pangan dan pertanian. Analisa hubungannya dengan status saat ini
mengenai erosi genetik dan ancaman terhadap SDGT, kapasitas pengelolaannya dan pengetahuan
sehubungan dengan metodologi dan penerapannya.
471
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
472
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab A
Informasi Keragaman Genetik Ternak:
Konsep, Metoda dan Teknologi
Hanya sedikit spesies mamalia dan burung yang Mulanya, konsep dari breed adalah erat
telah didomestikasi. Beberapa spesies dihubungkan dengan keberadaan organisasi
tambahan, seperti capybara dan keong raksasa pemuliaan. Formalisasi organisasi pemuliaan
Afrika digunakan sebagai pangan dan pertanian, tidak ada, seperti kasus di negara berkembang,
tetapi belum menjalani proses panjang ini makin sulit untuk mengidentifikasi breed.
pengembangan seperti pada 40 spesies Definisi secara luas breed, seperti yang
domestikasi. Kebanyakan keragaman genetik digunakan oleh FAO, menerangkan untuk
ternak untuk pangan dan pertanian adalah perbedaan sosial, budaya dan ekonomi, oleh
melekat pada berbagai populasi yang karena itu dapat diterapkan secara global. Ini
dikembangkan bertahun-tahun oleh peternak juga menunjukkan secara tidak langsung bahwa
untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam sepanjang breed memenuhi fungsi kehidupan
berbagai ekosistem terrestrial (darat) di seluruh yang diperlukan oleh pemelihara ternak, breed
dunia. Subpopulasi (breed) sebagian terisolasi, dan keaneka ragaman sifat genetiknya akan
tetapi pertukaran ternak secara periodik dijaga. Tetapi ada beberapa kasus, yang mana
menghasilkan kombinasi genetik baru. Kondisi konsep definisi secara sosial dan budaya breed
ini ideal untuk menjaga potensi evolusi species. adalah, breed sebagai unit yang memisah dari
Informasi pola mutakhir pertukaran sumber keragaman hayati genetik, sebagai contoh jika
genetik kurang lengkap. Meskipun demikian pola persilangan yang tidak hati-hati menuju
distribusi breed dan informasi perdagangan penurunan kualitas genetik yang menyusun
materi genetik memberikan bukti terjadinya breed lokal, tanpa tercermin dalam inventaris
pertukaran yang inten (intensif) antara negara- nasional. Di kasus lain, breed lokal menjadi
negara maju dan dan aliran SDGT dari negara terancam dengan berbagai alasan, strategi
maju ke negara berkembang. Ada juga penghidupan pemelihara ternak berubah, pada
pertukaran materi genetik antara negara-negara kedua kasus tersebut baik aspek genetik
berkembang dan aliran yang lebih kecil dari maupun budaya adalah beresiko.
negara berkembang ke negara maju. Pada beberapa dekade terakhir, penggunaan
Variasi genetik didalam spesies ternak adalah teknologi reproduksi dan standarisasi kondisi
sebagian dihubungkan dengan perbedaan produksi telah menghasilkan penyebaran secara
antara breed dan sebagian perbedaan antar luas beberapa spesifik breed, terutama untuk
individu didalam breed. Seleksi antara dan produksi unggas, babi dan sapi perah, dari
didalam breed mempunyai potensi pengembangan berbagai materi genetik.
menyumbangkan pada pengembangan SDGT Sementara itu pertukaran materi genetik dari
merupakan campurtangan manusia atau yang breed dengan output tinggi breed lintas batas
dipengaruhi suatu populasi breed adalah Internasional telah menghasilkan peningkatan
merupakan unit yang biasa untuk perbaikan produksi yang mengesankan, dan banyak
genetik dan yang dihubungkan dengan negara menyatakan ini adalah untuk
pengetahuan. Ini adalah benar untuk baik lokal memperkaya populasi ternaknya, juga
maupun breed komersial, dan untuk tradisional mengancam keberadaan populasi breed lokal.
dan pengetahuan ilmiah.
473
____________________________________KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Jika suatu breed atau populasi menjadi Lebih lanjut, negara anggota sudah sejak lama
punah, ini berarti kehilangan sifat unik adaptif, meminta FAO mengembangkan peringatan dini
yang kadang dibawah kontrol banyak gen yang dan mekanisme respon. Sistem seperti ini akan
saling berinteraksi, dan merupakan hasil perlu dikombinasikan dengan prioritas breed dan
interaksi yang komplek antara genotipe dan referensi geografi penyebaran breed, tetapi
lingkungan. Makin diakuinya bahwa disamping informasi yang diperlukan untuk mencapai
memberi banyak keuntungan breed ternak tahapan-tahapan ini kurang.
untuk pemeliharanya, keragaman genetik Lebih dari sepertiga breed yang dilaporkan
ternak adalah public good (milik umum). dalam status riskan tidak diketahui, disebabkan
Cakupan keragaman breed di bank data data populasi hilang.
global untuk SDGT secara nyata meningkat Disamping hilangnya data populasi, kelemahan
selama proses penyiapan Status SDGT Dunia utama pengawasan (monitoring) breed yang
(The State of the Worlds Animal Genetic mengalami erosi adalah bahwa tidak
Resources for Food and Agriculture terungkap/terdokumentasi pencairan gen breed
/SoW-AnGR). Dua puluh persen breed lokal oleh persilangan yang tidak hati-hati
diklasifikasikan beresiko dan total dari 690 (sembarangan) suatu problem yang
breed telah dilaporkan punah. Tetapi informasi dipertimbangkan oleh para ahli, ancaman utama
breed masih jauh dari lengkap, terutama di keaneka ragaman SDGT.
negara berkembang. Problem utama adalah Pada saat yang sama, ada banyak breed lokal
kurangnya pengetahuan tentang karakteristik tidak terdeskripsi dengan jelas apakah membentuk
SDGT; distribusi geografi dan sistem produksi; grup yang homogen yang dapat dibedakan dengan
peranan karakteristik spesifik, dalam memenuhi populasi yang berdekatan. Karakterisasi molekuler
kebutuhan penghidupan pemeliharanya; dan membantu mempelajari kesimpangsiuran
cara yang mana penggunaannya dipengaruhi hubungan yang ada saat ini, tetapi perlu koordinasi
oleh perubahan praktek pengelolaan dan pola lebih baik dan kombinasi hasil lebih baik.
yang lebih luas di sektor peternakan. Metoda Alasan punahnya breed tidak begitu diketahui
karakterisasi dan evaluasi perlu dikembangkan dan di beberapa kasus kelangkaan suatu breed
lebih lanjut untuk memasukkan berbagai tidak dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang
produk dan pelayanan suplai ternak. konkrit.
Deskripsi keragaman ternak perlu diperjelas. Studi kasus memberikan indikasi mekanisme
Untuk memperbaiki pengertian kontribusi breed yang terlibat, tetapi tidak merupakan gambaran
terhadap keragaman dan untuk menggali pola global. Kebanyakan laporan mengenai kepunahan
pertukaran, perlu untuk mendefinisikan tujuan breed telah terjadi di Eropa dan Kaukasus dan
kriteria dalam memutuskan apakah populasi Amerika Utara.
breed yang ada di berbagai negara merupakan Di daerah-daerah ini dapat di asumsikan bahwa
pool gen yang umum dan sebaiknya breed multifungsi yang dipelihara oleh petani skala
dihubungkan. Metoda karakterisasi yang kecil telah di gantikan oleh breed dengan output
diperbaiki diperlukan untuk menfasilitasi tinggi yang dipelihara pada perusahaan skala
prioritas konservsi dan pengembangan SDGT besar, dan breed lokal sekarang kebanyakan dijaga
untuk pangan dan pertanian. di area marginal atau sistem input eksternal
Pada beberapa kasus, keputusan segera rendah, seperti pertanian organik.
diperlukan, adanya keperluan untuk metoda Penurunan sistem produksi ternak tradisional
yang menjadikan penggunaan informasi efektif dan penggantian sumberdaya genetik lokal oleh
yang mungkin tidak lengkap, dari sumber yang breed eksotik, dengan performa tinggi juga alasan
berbeda seperti karakterisasi molekuler, untuk kelangkaan atau kepunahan di negara
deskripsi fenotipe, karakterisasi breed spesifik, berkembang. Persilangan yang tidak terencana dan
dan penggunaannya dan asal breed. penggantian secara bertahap
474
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
breed lokal dilaporkan oleh banyak negara dasar dan elemen yang menyusun penggunaan
berkembang. Beberapa breed asli mungkin tidak berkelanjutan SDGT hanya muncul secara
pada tingkat riskan, jika status mereka diukur perlahan. Beberapa kemajuan menuju
ukuran populasinya, tetapi secara bertahap pendefinisian konsep penggunaan berkelanjutan
kehilangan ciri spesifiknya. Ini adalah tantangan sudah dicapai melalui pengembangan pada
besar untuk mencari jalan mengkaji dan Addis Abba Principles and Guidelines for
merespon terhadap tipe resiko semacam ini. Sustainable Use of Biodiversity. Petunjuk ini
Erosi SDGT perlu dipahami dalam kontek memfokuskan pada keragaman hayati secara
lingkungan, ekonomi, sosial ekonomi dan umum dan kebijakan serta prinsip-prinsipnya.
penggerak budaya perubahan tingkat global, Oleh karena itu prinsip-prinsip tersebut perlu
nasional dan lokal. Kebijakan dan ukuran hukum diinterpretasikan dan dikhususkan
(legal), termasuk yang dialamatkan pada isu penggunaannya dalam kontek keragaman hayati
akses ke sumberdaya alam, lingkungan, pertanian, strategi pengelolaan yang konkrit
pengembangan ekonomi, dan kesehatan hewan, yang didasarkan pada prinsip-pronsip yang perlu
infrastruktur dan pelayanan, pasar dan penelitian dikembangkan untuk SDGT.
mempengaruhi kapasitas pemelihara ternak dan Interpretasi dari hubungan antara penggunaan
pihak lain untuk menjaga dan mengembangkan yang berkelanjutan dan konservasi berbeda
SDGT. Pengembangan pada skala global, antara bidang pengelolaan SDGT dan
regional, nasional dan lokal berinteraksi secara pengelolaan umum keragaman hayati. Pada
kuat saat ini dibanding sebelumnya. Pengertian bidang yang terakhir, konservasi cenderung
yang lebih baik berbagai faktor yang memicu diinterpretasikan sebagai penjaminan jangka
erosi SDGT diperlukan dalam rangka panjang menjaga keragaman hayati.
mengembangkan strategi dan ukuran efektif Penggunaan berkelanjutan adalah sebagai suatu
untuk konservasi dan penggunaan yang pilihan yang dapat digunakan untuk mencapai
berkelanjutan. konservasi. Tetapi pada pengelolaan SDGT,
Penciptaan katagori transboundary breed istilah konservasi digunakan dalam arti sempit
(hubungan populasi breed nasional dengan pool untuk mendeskripsikan kegiatan yang perlu
gen umum / breed lintas batas) dalam diimplementasikan ketika penggunaan breed
pembedaannya dengan breed lokal telah tertentu terancam. Pengertian seperti ini,
membuktikan berguna untuk mengidentifikasi penggunaan berkelanjutan SDGT menjadikan
pola pertukaran SDGT, dan telah memperbaiki langkah konservasi berlebihan.
pengkayaan resiko breed. Tetapi katagori ini Perbaikan genetik merupakan elemen penting
perlu diperjelas lebih lanjut. Klasifikasi mungkin dalam penggunaan berkelanjutan SDGT, yang
berguna untuk mengidentifikasi kasus dimana mengijinkan pemelihara ternak beradaptasi
kerjasama regional dibutuhkan dalam dengan ternaknya terhadap perubahan keadaan.
pengelolaan breed. Breed yang benar-benar Prinsip ilmiah dan metoda untuk perbaikan
distribusi internasional dan pola pertukaran tidak genetik telah sangat berkembang. Tetapi belum
dibawah ancaman pada ukuran populasinya. diadaptasikan terhadap lingkungan dengan
Tetapi pada beberapa kasus breed lintas batas eksternal input rendah; contoh penegasan tujuan
internasional, penurunan keragaman dalam pemuliaan untuk breed multifungsi atau
breed yang mendasari program seleksi secara implementasi program di bawah kondisi
efisien mungkin menjadi masalah. infrastruktur dan kelembagaan yang tidak
Walaupun ada kesepakatan bahwa mendukung. Struktur organisasi yang
penggunaan breed berkelanjutan, pendekatan berjalan/aktif untuk program pemuliaan dan
yang lebih disukai untuk menjaga keragaman konservasi in situ pada kondisi tersebut harus
genetik ternak, konsep garis besar dari dasar- diteliti. Ini sangat berguna untuk
475
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
mengembangkan metoda ekonomi untuk yang mewakili hasil berbagai proses adaptasi.
pengkajian ex ante implikasi penghidupan dari Definisi breed secara luas oleh FAO mencakup
program perbaikan genetik bila dibandingkan arti sosial dari breed, tetapi menyulitkan
dengan pengaruh intervensi pengembangan penggunaan breed sebagai unit untuk mengkaji
ternak lainnya. keragaman alel. Ini disebabkan kontribusi breed
Analisa status resiko menunjukkan gap dalam kepada keragaman genetik bervariasi. Breed
informasi, tetapi juga menunjukkan bahwa ternak yang sudah ada secara genetik kurang
proporsi breed yang tinggi dari ukuran populasi seragam dibanding kebanyakan varietas
yang diketahui, merupakan ancaman pada tanaman. Pengukuran keragaman berdasarkan
berbagai tingkat. Hanya beberapa breed pada jumlah breed cenderung estimasi terlalu tinggi
status riskan, diketahui apakah nmereka secara dari keragaman genetik di berbagai daerah
efektif dijaga oleh program konservasi nasional dimana tradisi asosiasi pemulia telah
sebab walau program telah dilaporkan, data menunjukkan adanya perbedaan breed-breed
yang ada dibuat untuk program tersebut, namun yang dalam beberapa kasus berhubungan dekat.
data yang akurat tidak tersedia. Analisa dari Sebaliknya, breed-breed di daerah dimana
berbagai negara, kapasitas konservasi struktur pemuliaan kurang berkembang
menunjukkan bahwa hanya sedikit breed asli (misalnya the Awassi) mempunyai distribusi
yang terancam, terlindungi dengan kekecualian yang luas, keragaman yang tinggi dalam breed,
breed yang berasal dari Eropa Barat dan dan mungkin termasuk subtipe yang perlu
Amerika Utara. Gambaran kehilangan diidentifikasi.
keragaman genetik yang sedang terjadi, baik Kecenderungan kurangnya konsep breed,
antara breed maupun didalam breed dan suatu gambaran keaneka ragaman yang
keragaman genetik ini dapat dipertimbangkan didasarkan jumlah breed adalah tidak lengkap.
menjadi barang milik umum, perlu diambil aksi Meskipun demikian ketika dikombinasikan
yang lebih kuat untuk mengamankan dengan informasi lain yang tersedia seperti
sumberdaya ini. Pertanyaannya kemudian sejarah domestikasi, ini mengindikasikan pusat
menjadi: bagaimana ini dapat dikerjakan secara dari keragaman berbagai spesies ternak dan
efektif? membantu mengarahkan penelitian selanjutnya.
Sementara secara konsep, unit paling dasar Saat ini, perbandingan keragaman genetik dapat
dari keragaman dan juga konservasi adalah alel, dibuat antara daerah, tetapi akan sangat
ini diakui bahwa alel tidak bekerja sendirian, dan berguna untuk menghubungkan keragaman
bahwa performan ternak dipengaruhi oleh dalam sistem produksi. Lebih lanjut kontribusi
interaksi alel-alel yang ada pada genom. Proses keragaman alel seharusnya tidak dikaji hanya
pengembangan breed melibatkan penciptaan oleh ukuran jarak genetik pada loci gen netral,
kombinasi alel yang dihubungkan dengan tingkat tetapi juga memerlukan dikombinasikan dengan
spesifik performan dan adaptasi ternak. Orientasi informasi pada karakter fungsional.
konservasi menuju konservasi individu alel akan Analisis status beresiko, bersamaan dengan
menjamin terjaganya keragaman individu blok bukti dari studi kasus menunjukkan bahwa tidak
bangunan, tetapi kombinasi alel diperlukan untuk memungkinkan maupun tidak tepat menunggu
mereproduksi ciri/karakter spesifik tidak diketahui information yang sempurna sebelum mulai
dengan baik, sepertinya ini merupakan tindakan konservasi, sebagai sumberdaya yang
pendekatan yang beresiko. unik memungkinkan hilang sementara. Pada
Saat ini, adopsi breed sebagai unit konservasi keadaan seperti ini, perlu mengkombinasikan
diharapkan memaksimalkan menjaga potensi semua sumber informasi untuk memberitahu
evolusi didalam spesies ternak, dan untuk tantang alokasi sumberdaya yang langka pada
memaksimalkan akses ke variasi kombinasi alel program konservasi. Ini akan dimudahkan jika
476
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
477
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
478
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bab B
Kapasitas dalam Pengelolaan
Sumberdaya Genetik Ternak
479
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
perlu di gali. Contoh strategi konservasi in situ tidak ada dan tidak dapat disediakan tanpa
terutama dilaporkan dari negara maju. Tetapi dukungan internasional. Tetapi untuk menjaga
contoh-contoh ini jarang diuji secara teori atau keragaman genetik dari ancaman yang tidak
konsep untuk menkaji alasan-alasan dapat diprediksi, diperlukan bahwa tiap negara
keberhasilan atau kegagalan. Bahkan sedikit mempunyai bank gen atau mempunyai andil
diketahui tentang model yang mana dapat pada bank gen yang berisi materi genetik dari
digunakan di negara berkembang.. lokal breed yang dikembangkan dan lines.
Ukuran konservasi seharusnya bertujuan Koordinasi antar negara diperlukan untuk
menjamin ketahanan hidup breed sasaran, tetapi mengorganisasi konservasi breed lintas batas.
juga bila memungkinkan untuk memudahkan Ketersediaan metoda kriokonservasi belum
transisi penggunaan bentuk baru secara mencakup semua spesies domestikasi. Selain
berkelanjutan. Ada kebutuhan untuk menggali problem teknis yang dihubungkan dengan
berbagai cara potensial untuk mendukung pembekuan oocytes burung, pengembangan
tujuan-tujuan ini. Insentif finansial akan metoda kriokonservasi fokus pada spesies yang
diperlukan, paling sedikit untuk memelihara termasuk dalam perencanaan program
breed melalui periode transisi. Tetapi dukungan pemuliaan. Sehubungan dengan bank gen, isu
sektor publik tergantung ketersediaan sumber keamanan hayati (biosecurity) dapat
daya dan kemauan politik untuk mendukung menimbulkan problem untuk pemasukan materi
konservasi SDGT. Bahkan dimana insentif untuk genetik dari breed lokal. Persyaratan minimum
meningkatkan pemeliharaan breed yang jarang dan pilihan aman untuk penyimpanan materi gen
diberikan (misalnya uni Eropa), ada bukti bahwa yang memenuhi standar keamanan hayati yang
mereka tidak selalu sasaran yang tepat. berbeda perlu diidentifikasi. Untuk informasi
Pengelolaan alam, pertanian organik, pembuatan keputusan, perkiraan biaya dan
pemuliaan partisipatori, produksi untuk pasar optimalisasi metoda untuk strategi konservasi
khusus dan pertanian hobi, semuanya yang berbeda perlu dikembangkan.
mempunyai potensi mendorong usaha
konservasi dan meningkatkan penggunaan
secara berkelanjutan. Pelayanan lingkungan 2 Kapasitas lembaga dan
memberikan peran terutama untuk ruminansia, pembuatan kebijakan
sementara untuk babi dan unggas, ceruk pasar
menawarkan kesempatan untuk penggunaan Di kebanyakan bagian di belahan dunia,
secara terus menerus. Dari bukti yang tersedia, kebijakan publik dibutuhkan untuk memperbaiki
keberhasilan tergantung pada keberanan struktur organisasi dan lembaga untuk
konsumen yang mempunyai cukup daya beli penggunaan SDGT yang berkelanjutan dan
untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk konservasi SDGT pada semua tingkatan.
produk khusus atau kemauan masyarakat untuk Terbatasnya pengakuan relevansi SDGT
membayar pelayanan lingkungan. mencerminkan tingkat kepedulian yang rendah
Konservasi in vitro dapat menjadi suplemen pada tingkat pemerintahan di banyak negara dan
penting untuk konservasi in vivo atau pada keterbatasan keberadaan pada agenda
beberapa kasus, mungkin satu-satunya pilihan internasional dan pada pekerjaan organisasi
konservasi suatu breed. Sampai sekarang, internasional. Sebagai hasilnya, struktur legal,
kriokonservasi telah digunakan terutama oleh program pengembangan dan kebijakan dengan
organisasi pemuliaan dan industri pemuliaan fokus pada SDGT kadang tidak ada/kurang pada
untuk memelihara keragaman genetik dalam tingkatan negara, sebagai lembaga untuk
breed dan sebagai cadangan materi pemuliaan. karakterisasi, inventarisasi dan
Di kebanyakan negara, fasilitas kriokonservasi monitoring/pengawasan, dan struktur untuk
kerjasama nasional, regional dan internasional.
480
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bahkan dimana kerjasama telah ada, usaha (misalnya lingkungan, pengembangan ekonomi,
lebih lanjut untuk memperkuat kerjasama atau akses ke sumber daya alam, dan jenis kelamin,
untuk membuat struktur baru kadang masih pengembangan sosial) baik pada tingkat
diperlukan. Di banyak negara kelihatannya nasional maupun internasional. Ada kebutuhan
sedikit organisasi non-pemerintah tertarik dan untuk mengulas pengaruh kebijakan-kebijakan
aktif mengelola SDGT. tersebut terhadap pengelolaan SDGT.
Sistem penelitian pertanian nasional, pemain Tambahan lagi aspek pengembangan sektor
kunci dalam penelitian dan pengetahuan pada peternakan mungkin tanggung jawab banyak
tingkat negara, kadang tidak memprioritaskan kementerian di pemerintahan, termasuk yang
pengelolaan SDGT dalam kegiatannya. Keadaan bertanggung jawab untuk pertanian,
yang sama terjadi pada komunitas donor dan pengembangan ekonomi, perdagangan
penelitian internasional. Tetapi selama 15 tahun internasional, lingkungan, kesehatan
belakangan ini, lebih banyak kegiatan telah masyarakat, perencanaan pertanahan dan
dilakukan dan kapasitas pengelolaan SDGT penelitian. Ini jelas bahwa tukar menukar antara
dikembangkan di Eropa dan Kaukasus, Amerika tujuan kebijakan yang berbeda-beda harus
Utara, Amerika Selatan, Karibia dan Asia Timur. diperhitungkan.
The Consultative Group on International Efektivitas kebijakan publik kadang ditentukan
Agricultural Research (CGIAR) telah oleh proses yang dilalui dalam perumusan dan
mengidentifikasi bahwa konservasi ternak asli penerapan karakteristik instrumen itu sendiri.
(indigenous) sebagai satu dari 20 prioritas untuk Proses perumusan memerlukan keterlibatan,
penelitian dari tahun 2005-2015. Beberapa tidak hanya banya badan-badan pemerintahan
laporan negara menunjukkan bahwa proses tetapi juga perwakilan semua para pihak dan
persiapan Status SDGT Dunia telah organisasinya sekitar rantai produksi. Kebijakan-
menyebabkan perubahan dalam bidang kebijakan ditujukan lebih jauh untuk kondisi lokal,
pengelolaan SDGT. diterima dan berhasil secara luas untuk
Kesempatan pelatihan dalam penggunaan pemenuhan, jika semua para pihak mempunyai
atau konservasi SDGT perlu dibuat/ditetapkan kesempatan berpatisipasi dalam membentuknya.
dan didorong. Peningkatan unggulan topik Mekanisme untuk menjamin partisipasi para
dalam kurikulum di universitas dan pusat-pusat pihak dan perumusan kebijakan SDGT perlu
penelitian merupakan langkah maju pencapaian diperbaiki.
tujuan-tujuan ini, tetapi kemajuan hanya secara Laporan negara, secara jelas
bertahap. Struktur nasional dan regional yang mendokumentasikan kekurangan pengelolaan
ditetapkan sebagai bagian dari proses kapasitas dan kebutuhan untuk pembangunan
pelaporan seharusnya menerima dukungan yang kapasitas (capacity building) di banyak bidang
terus menerus. Kepedulian, adalah kunci pembuatan kebijakan, tetapi banyak juga indikasi
perubahan kebijakan dan kelembagaan, sedang tekanan kebutuhan untuk memenuhi tujuan
tumbuh di banyak negara, dan jaringan kerja jangka pendek seperti peningkatan produksi
baru sedang dikembangkan. Usaha selanjutnya pangan pada umumnya, peningkatan suplai
dibutuhkan baik di tingkat negara maupun pangan dari ternak asli khususnya, dan
komunitas internasional, untuk memperkuat mengurangi kemiskinan. Pengembangan sektor
keterlibatan para pihak dalam pengelolaan peternakan dilakukan dengan tanpa
SDGT. perencanaan di banyak negara, sebagai rencana
Perumusan dan penerapan kebijakan pengembangan yang logis, saling berkaitan
pengembangan ternak yang efektif adalah sulit, adalah kurang atau hanya disusun untuk spesies
dikarenakan bahwa sektor ini dipengaruhi oleh ternak utama. Penggantian persilangan
kebijakan pengembangan dalam banyak bidang sumberdaya genetik lokal dengan breed eksotik
481
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
kelihatannya pendekatan yang mudah dan cepat Kebijakan dan mekanisme pasar yang
untuk mencapai meningkatnya produksi ternak memudahkan ketersediaan produk ternak murah
yang diinginkan. untuk penduduk perkotaan mungkin tidak
Alasan lain kurangnya kapasitas mungkin, menguntungkan bagi produser skala kecil di
bahwa relevansi keragaman SDGT dan pedesaan dan berkontribusi terhadap penurunan
ketahanan pangan belum sepenuhnya diakui SDGT.
yang mengindikasikan bahwa peristiwa ini belum Pengaruh kebijakan sektor peternakan
diyakini. Ini mudah untuk membandingkan terhadap peternak kecil yang memelihara breed
hubungan langsung antara memelihara ternak lokal memerlukan perhatian lebih lanjut. Sebagai
dan ketahanan pangan pada tingkat rumah contoh, perlu diklarifikasi pengaruh peraturan
tangga atau menunjukkan peranan ternak dalam keamanan pangan pada akses pasar untuk
pengentasan kemiskinan. Lebih sulit meyakinkan peternak kecil. Sebaliknya, implikasi dari
pembuat kebijakan bahwa keragaman SDGT kebijakankebijakan ini penggunaan SDGT lokal
yang luas diperlukan untuk masa yang akan yang telah beradaptasi perlu diperinci. Legislasi
datang. Deskripsi yang lebih jelas yang tersedia dan kebijakan untuk apapun motivasinya,
dari keragaman breed yang ada sekarang, dan mencari dukungan produksi peternak kecil
berbagai situasi yang mana ternak diperlukan adalah penting untuk menjaga keragaman
pada semua skala ruang, dibutuhkan jika kondisi SDGT. Ada kebutuhan lebih lanjut dan
yang lebih baik diperlukan. pengkajian kebijakan untuk meningkatkan
Kebijakan seharusnya menjamin bahwa ketersediaan kredit, pelayanan ternak dan materi
sumber daya genetik tetap tersedia untuk genetik yang diperbaiki untuk pemelihara breed
reorientasi pengembangan breed dalam lokal yang memungkinkan mereka dapat
merespon perubahan ketersediaan sumber daya mengambil keuntungan dari peningkatan
dalam jangka panjang. Mereka seharusnya permintaan. Dalam bidang yang lebih khusus
menyediakan lingkungan untuk organisasi petani dari pengelolaan SDGT, kebijakan persilangan
dan NGO/LSM untuk mendorong yang sembarangan merupakan ancaman untuk
pengembangan breed pada lingkungan input beberapa breed lokal.
eksternal yang rendah. Didasarkan atas Analisis kerangka kerja legal (the legal
organisasi struktural, keuntungan terutama framework) yang tersedia dalam laporan ini
efisiensi penggunaan sumber daya mungkin terbatas pada inventori instrumen hukum (legal)
tercapai melalui pengembangan spesies dan yang ditetapkan pada tingkat nasional, regional
breed yang beradaptasi dengan area marginal. dan internasional. Analisa ini menyediakan
Oleh karena itu alat untuk mendukung informasi yang terbatas pada efektivitas regulasi
pembuatan keputusan yang rasional dan yang, bertujuan pada peningkatan perbaikan
keseimbangan tujuan kebijakan perlu SDGT atau konservasi. Implikasi dari banyak
dikembangkan. aspek faktor lain yang berpotensi mempengaruhi
Pertumbuhan yang cepat dan transformasi pengelolaan SDGT hanya diidentifikasi dalam
sektor peternakan dapat menawarkan arti luas. Jelas, peraturan kesehatan ternak
keuntungan ekonomi yang berarti. Dalam kasus (zoosanitary) perlu di uji secara teliti apa tingkat
breed yang telah beradaptasi pada sistem negara maupun internasional, karena mereka
industri, kebijakan publik untuk mendukung mempunyai pengaruh yang kuat pada
pengembangan (termasuk penelitian) tidak pergerakan dan perdagangan ternak hidup dan
diperlukan. Untuk sistem-sistem ini, kerangka sebagai materi genetik dapat bertindak sebagai
peraturan diperlukan untuk ditujukan kesehatan media (barrier) untuk pertukaran. Ini juga jelas
masyarakat, etika, keadilan/hak dan implikasi bahwa peraturan legal spesifik harus dibuat
jangka panjang keberlanjutan lingkungan. untuk menjawab pertanyaan kepemilikan, akses,
482
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
483
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
484
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bagian C
Tantangan Terbesar Pengembangan
Ternak dan Pengelolaan
Sumberdaya Genetik Ternak
Dekade yang lalu ada perubahan dalam struktur menengah dan panjang, kriteria seleksi breed di
sektor peternakan dan permintaan terhadap sistem industri harus direvisi, dan penelitian lebih
SDGT di dunia. Peranan ternak dalam lanjut diperlukan dengan memasukkan
memenuhi kebutuhan manusia secara karakteristik fungsional.
berkembang teratur. Industrialisasi produksi Bersamaan dengan pengembangan sistem
ternak telah digerakkan, terutama oleh industri, produksi dengan input eksternal rendah
meningkatnya pembelian energi dan urbanisasi. sampai medium tetap dilakukan, terutama di
Perubahan kesukaan konsumen, aliran area marginal dimana pertumbuhan ekonomi
perdagangan, organisasi rantai pasar dan tidak kuat, atau dimana sumber daya alam dan
pengembangan teknologi produksi baru juga dukungan layanan diperlukan seperti untuk
meningkatkan penyebaran sistem industri. industrialisasi tidak ada. Sistem produksi seperti
Perkembangan rantai makanan yang dipimpim ini mempunyai persyaratan khusus SDGT.
oleh sektor swasta telah menyediakan Mereka mengandalkan breed lokal yang
keuntungan, pada aspek keselamatan pangan diseleksi untuk karakateristik yang lebih luas,
dan pengurangan harga. Jelas, bahwa atau pada beberapa kasus pada breed
penggerak perubahan dan hasil ancaman persilangan atau breed komposit yang
terhadap keaneka ragaman SDGT berbeda mengadung materi genetik dari breed lokal.
antara sistem produksi.. Tetapi kekurangan data Kelangkaan sumber daya alam makin
membuat tidak memungkinkan menetapkan mendapatkan perhatian, yang seharusnya
kesimpulan penyebab hubungan antara merupakan faktor yang perlu masuk dalam
penggerak, ancaman dan status resiko breed. proses seleksi untuk breed lokal.
Analisis ancaman, berdasarkan pengkajian Tantangan terbesar untuk sektor peternakan
perubahan pada tingkat sistem produksi dan adalah menyeimbangkan tujuan kebijakan yang
hubungan antar sistem dan katagori breed berbeda seperti menjaga keragaman genetik
(misalnya breed lintas batas internasional dalam ternak dan integritas lingkungan, memenuhi
sistem intensif). peningkatan permintaan produk ternak, respon
Sistem produksi industri dan perusahaan terhadap persyaratan yang diminta konsumen,
swasta pemuliaan secara efektif telah menjamin keamanan pangan, dan berkontribusi
mengembangkan breed spesial, untuk melayani dalam pengembangan pedesaan dan
tujuan memaksimalkan produktivitas dalam mengurangi kelaparan dan kemiskinan. Ini akan
kontek kebutuhan konsumen sekarang dan memerlukan pilihan yang harus dibuat dan
sumber biaya. Pengembangan ini telah jelas pertimbangan yang hati-hati adanya pengaruh
kelihatan pada produksi babi dan unggas, juga samping yang tidak diharapkan. Data yang
pada sapi perah. Proses tersebut telah lengkap yang dibutuhkan untuk pembuatan
mencakup breed lintas batas internasional yang keputusan seperti ini tidak ditemukan di banyak
dipelihara di lingkungan yang menguntungkan negara.
dekat dengan pasar. Tetapi pada jangka
485
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Berbagai pilihan kebijakan tersedia untuk kejadian berjangkitnya penyakit, tetap menjadi
mengurangi pengaruh lingkungan yang egatif tanggung jawab sektor publik, dan memerlukan
dari produksi ternak. Kebijakan harga termasuk perbaikan koordinasi antara lembaga pada
pajak dapat digunakan untuk menjamin bahwa tingkat lokal, nasional dan internasional.
rancangan untuk produksi ternak yang intensif Pengaruh lingkungan yang negatif dari adanya
bersaman dengan harga penggunaan air, produksi ternak perlu diperkecil. Keinginan untuk
pelayanan dan tanggung jawab pengelolaan menurunkan emisi gas methan per ternak dan
limbah. Pajak dan retribusi atau code of conduct untuk mendefinisikan konversi pakan menjadi
for livestock operation, yang dikembalikan ke daging, susu dan telur mendorong penggunaan
harga dan insentif akses pasar dan dukungan breed dengan input tinggi. Tetapi konversi pakan
pelayanan teknis dapat digunakan untuk yang efisien dicapai oleh ayam dan babi yang
mendukung perencanaan penggunanaan lahan didasarkan pada kaya protein, padat energi yang
dan peraturan pembagian zona untuk sedikitnya langsung berkompetisi dengan
menjadikannya menjadi lebih mahal bagi konsumsi manusia. Perubahan dalam harga
produser pada situasi lingkungan yang tidak pakan atau pengaruh lingkungan yang tidak
cocok. Perencanaan penggunaan lahan dan dikontrol dalam unit produksi ternak secara
informasi geospatial akan menyebabkan industri mungkin menyebabkan adanya respon
kemudahan pengelolaan emergensi ternak bagi kebijakan yang mengurangi insentif metoda
yang berharga, sebagai contoh pada kejadian produksi dengan input eksternal tinggi. Hasilnya
munculnya penyakit. Metoda khusus yang mungkin kebutuhan untuk sumber daya genetik
memasukkan data yang relevan untuk ternak yang lebih beraneka ragam. Pembayaran
pengelolaan SDGT perlu dikembangkan. pelayanan ekosistem dapat digunakan untuk
Dimana tindakan kontrol tidak cukup, mendorong penghasil ternak untuk mengadopsi
konsentrasi produksi ternak yang intensif di atau bentuk sistem produksi yang ramah lingkungan,
sekitar area perkotaan mempertinggi resiko bagi dapat menguntungkan breed lokal.
kesehatan masyarakat dari makanan yang Tantangan lain kedepan adalah perubahan
terkontaminasi, polusi dan penyakit. Zoonosis iklim. Skenerio, memprediksi pengaruh
seperti brucellosis, tuberkulosis dan berbagai perubahan iklim bervariasi, tetapi perubahan
penyakit parasit juga sebagai ancaman bagi temperatur dan curah hujan, naiknya permukaan
kesehatan masyarakat pada sistem tradisional. laut dan meningkatnya frekuensi kejadian cuaca
Langkah perlu diambil untuk menentukan dan ekstrem akan terjadi. Beberapa daerah kering,
mendorong adanya standar keamanan pangan diperkirakan mengalami curah hujan yang
dan peraturan kesehatan umum ternak yang rendah dan lebih tidak menentu. Peningkatan
memasukkan produsen kecil dan tidak ada temperatur regional akhir-akhir ini telah
kompromi keamanan konsumen atau kontrol mempunyai pengaruh nyata terhadap
penyakit. Tindakan harus ditempatkan pada keragaman hayati dan ekosistem di lingkungan
tempatnya bagi pemelihara ternak breed lokal daerah kering seperti Afrika Sahel.
untuk melindungi penurunan kualitas dan Pengaruh lingkungan, adanya perubahan iklim
aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan, mempengaruhi pengembangan peternakan
seperti privatisasi semakin meningkat. Strategi termasuk tantangan penyakit, perubahan pada
pengontrolan penyakit seharusnya didasarkan hijauan pakan ternak dan ketersediaan air dan
atas analisis yang memperhatikan tidak hanya degradasi lahan. Arah spesifik dari perubahan ini
efektivitas klinis penyakit tetapi juga apakah tuntutan SDGT yang cocok untuk
pengaruhnya terhadap keragaman hayati, sistem ekstensif atau sistem intensif akan
ekonomi dan sosial. Pengawasan penyakit bertambah ini sulit untuk diprediksi. Produk
infeksi dan pengelolaan responnya pada ternak dari sistem peternakan yang dikelola
486
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
secara intensif akan cenderung menjadi lebih akan melibatkan percampuran spesies, breed
mahal jika kerusakan pertanian menyebabkan dan individu ternak dengan kualitas yang
harga biji-bijian lebih tinggi. Tetapi sistem diperlukan memenuhi tuntutan spesifk terutama
peternakan yang dikelola secara intensif kondisi produksi. Maka dari itu, penegasan
mungkin akan lebih mudah beradaptasi dengan tujuan pengembangan peternakan dan
perubahan iklim dari pada sistem tanaman karakteristik SDGT yang diperlukan untuk
(pangan). Ini tidak akan akan terjadi pada sistem mencapainya adalah hal-hal yang diperlukan.
pastura dan sistem tanaman-ternak, dimana Pengembangan secara berkelanjutan
ternak menggantungkan pada produktivitas dan mempunyai aspek sosial budaya yang penting.
kualitas sumber daya pakan lokal. Sistem Penting untuk menentukan bagaimana jalan
ekstensif juga lebih rentan terhadap perubahan terbaik untuk melibatkan petani dalam aktivitas
keganasan dan distribusi penyakit ternak dan seperti program pemuliaan dan menjamin
parasit. Pengaruh negatif perubahan iklim pada kontinuitas mereka.
sistem ekstensif di daerah kering, diharapkan Teknologi baru - alat yang sangat kuat untuk
signifikan. Perubahan iklim akan mempunyai analisa statistik dan munculnya metoda
pengaruh yang lebih besar pada daerah dimana bioteknologi akan meningkatkan kemudahan
dukungan sumber daya sangat miskin dan dan kecepatan SDGT dikembangkan lebih lanjut.
kemampuan petani untuk merespon dan Bioteknologi baru seperti kloning dan transgenik
beradaptasi sangat terbatas. sulit untuk meramalkan akan mempengaruhi
Perkiraan pengaruh perubahan iklim akan pengembangan SDGT. Gen-gen utama telah
memerlukan sistem pertanian beradaptasi diketemukan dan beberapa lagi akan ditemukan.
secara cepat. Kenyataannya adalah bahwa Tetapi sepertinya bahwa genetik yang
kecepatan perubahan iklim lebih cepat dari pada mengontrol resisten terhadap atau toleran
kecepatan adaptasi ternak dan hijauan yang di terhadap parasit internal merupakan interaksi
beberapa daerah, mungkin diperlukan yang komplek diantara gen-gen yang mengontrol
pengkajian kembali sistem pertanian secara metabolisme ternak. Ini juga sepertinya
keseluruhan. Efektivitas adaptasi dengan adanya merupakan penghalang produktivitas. Ini
perubahan iklim akan bergantung pada mungkin tidak begitu mudah untuk
ketersediaan baik sumber daya genetik tanaman merekombinasi gen untuk performan tinggi dan
maupun ternak yang cocok pada kondisi baru. ketegapan/kesehatan dan kuat.
Breed yang beradaptasi baik terutama yang Tantangan lain adalah bidang kesehatan
toleran atau resisten terhadap penyakit mungkin ternak, yang paling diatur dalam pengelolaan
memjadi penting pada masa yang akan datang ternak di skala global. Sementara kontrol
bila patogen resisten terhadap obat berlanjut. penyakit yang efektif diperlukan untuk
Kesejahteraan ternak juga membutuhkan bahwa penggunaan dan pengembangan SDGT,
ternak yang tidak beradaptasi tidak pembatasan pergerakan dan perdagangan
diintroduksikan dalam lingkungan produksi yang merupakan potensi tantangan saat ini dalam
sulit. Stres panas, sebagai contoh merupakan pengelolaan SDGT. Kebijakan pemisahan yang
salah satu problem yang tidak mudah diredakan diimplementasikan pada kejadian epidemi dapat
dengan pengelolaan yang lebih baik. Sekali lagi merupakan ancaman populasi breed yang sudah
karakterisasi breed perlu diperbaiki sesuai jarang (sedikit). Ini merupakan suatu
dengan prasyarat untuk pembuatan keputusan keprihatinan di seluruh dunia, sedikit perhatian
tentang breed yang paling tepat untuk diarahkan pada ancaman ini dalam
lingkungan produksi yang spesifik. pengembangan kerangka kerja legal dan
Pengembangan peternakan yang kebijakan untuk kontrol penyakit.
berkelanjutan yang menghadapi tantangan ini
487
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
488
KEBUTUHAN DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA GENETIK TERNAK
Bagian D
Penerimaan Tanggung Jawab Global
Pengembangan peternakan dan pengelolaan transisi untuk mengkaraterisasi SDGT dan
SDGT, adalah kebutuhan untuk mengimplementasikan tindakan untuk
mempertanggung jawabkan dinamika sistem keberlanjutan penggunaan dan konservasi.
produksi dan untuk merespon perubahan Adanya peningkatan kepedulian dalam komuniti
keadaan. Selanjutnya kehilangan breed lokal tak internasional bahwa sumber daya genetik untuk
terelakkan. Tetapi beberapa breed asli pangan dan pertanian adalah menjadi perhatian
mempunyai ciri unik dan teradaptasi secara di semua negara, semuanya tergantung sumber
spesifk pada kombinasi berbagai faktor daya yang berasal dari mana saja. Adanya
lingkungan. Mereka tidak mudah untuk kebutuhan untuk menganalisa lebih lanjut dan
digantikan. Kepunahan breed seharusnya tidak debat sebagai alat paling baik menjamin adilnya
terjadi tanpa kepedulian tentang apa yang dalam pertukaran internasional SDGT.
sedang hilang dan kehilangan sumber daya yang Pengkajian global SDGT tujuan utama
unik atau komponen penting dari ketahanan laporan ini memungkinkan kesenjangan
pangan yang akan datang dan budaya turunan, analisis dalam arti luas. Tetapi ini hanya salah
yang seharusnya dihindari. satu bagian dari proses pelaporan. Elemen
Jika pemeliharaan keragaman ternak diterima kedua yang penting adalah pengembangan
sebagai tujuan kebijakan yang penting dan prioritas strategi untuk beraksi sintesis global
komplesitas sistem produksi dimengerti secara dimana negara mengidentifikasi prioritas strategi
baik, konsekuensi kebijakan sektor peternakan di bidang pengelolaan SDGT sebagai dasar
yang lebih dibedakan. Tujuan pokoknya untuk aksi konkrit. Prioritas strategi aksi akan
seharusnya menggunakan kekayaan dunia diulas di proses antar pemerintahan
SDGT, dengan cara yang paling baik untuk (intergoverment) untuk menjamin bahwa mereka
memenuhi kebutuhan populasi manusia mencerminkan suatu konsesus global pada aksi
sekarang maupun yang akan datang. Proses mendatang. Perhatian harus diberikan terdadap
industrialisasi yang membolehkan sektor tanggung jawab global dan formulasi program
peternakan merespon secara efisien gelombang global, dan menyediakan kapasitas
permintaan akan berlanjut. Tetapi, seharusnya kelembagaan dan sumber daya yang dibutuhkan
juga diakui bahwa sistem produksi marginal dan untuk implementasinya pada tingkat nasional
sistem produksi khusus akan berlangsung terus, dan regional.
dan kebijakan-kebijakan tentang kebutuhannya
harus dimasukkan. Kebanyakan kebijakan yang
menyokong sistem produksi skala kecil, input
eksternal rendah pada umumnya lebih suka
memelihara keragaman lebih luas dari SDGT.
Kedaulatan nasional terhadap sumber daya
genetik oleh Convention on Biological Diversity
(CBD) termasuk hak dan kewajiban. Ini hanya
terpenuhi jika kapasitas teknis dan manusia ada.
Mungkin ada suatu kebutuhan untuk
memperkuat kapasitas negara-negara
berkembang dan negara dengan ekonomi
489
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
Singkatan dan Akronim
A Adenine
ABCZ Associao Brasileira dos Criadores de Zebu (Brazilian Association of Zebu
Breeders) (http://www.abcz.org.br)
ABS Access and Benefit Sharing)
ACP Asia-Caribbean-Pacific
ACSAD Arab Center for Studies of Arid Zones and Dry Lands (http://www.acsad.org)
AD Anno Domini
ADB Asian Development Bank (http://www.adb.org)
AFLP Amplified Frequency Length Polymorphism
AGB Animal Germplasm Bank
AI Artificial Insemination
AIA Advanced Informed Agreement
AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome
AIPL Animal Improvement Programs Laboratory (http://www.aipl.arsusda.gov)
ALPA Asociacin Latinoamericana de Producin Animale (Latin-American Association for
Animal Production) (http://www.alpa.org.ve)
AMOVA Analysis of Molecular Variance
AnGR Animal Genetic Resources for Food and Agriculture
ANTHRA a trust of women veterinary scientists (http://www.anthra.org)
AOAD Arab Organization for Agricultural Development (http://www.aoad.org)
APEC Asia Pacific Economic Cooperation (http://www.apec.org)
ARCBC Association of South East Asian Nations Regional Center for Biodiversity
Conservation (http://www.arcbc.org)
ARR Alanine-Arginine-Argenine amino acids one of five variant alleles affecting
susceptibility to scrapie
ASAR Asociacin de Servicios Rurales y Artesanales
ASARECA Association for Strengthening Agricultural Research in Eastern and Central
Africa (http://www.asareca.org)
ASEAN Association of South East Asian Nations (http://www.aseansec.org)
ASF African Swine Fever
ATCWG Agricultural Technical Cooperation Working Group
BC Before Christ
BCBS Boran Cattle Breeders Society (http://www.borankenya.org)
BLAD Bovine Leukocyte Adhesion Deficiency
BLUP Best Linear Unbiased Prediction
BLUP-AM Best Linear Unbiased Prediction Animal Model
BLV Bovine Leukosis Virus
bp base pair
BP Before Present
BSE Bovine Spongiform Encephalopathy
BV Bequest Values
C Cytosine
491
CAP Common Agricultural Policy of the EU
CARDI Caribbean Agricultural Research and Development Institute (http://www.cardi.org)
CARICOM Caribbean Community and Common Market (http://www.caricom.org)
CBD Convention on Biological Diversity
CBPP Contagious Bovine Pleuropneumonia
CDN Canadian Dairy Network (http://www.cdn.ca)
cDNA Complementary Deoxyribonucleic Acid
CE Choice Experiment
CEIP Special Certificate of Identification and Production
CEMAC Communaute Economique et Monetaire de lAfrique Centrale / Economic and
Monetary Community of Central Africa (http://www.cemac.cf)
CENARGEN National Research Centre for Genetic Resources and Biotechnology
(http://www.cenargen.embrapa. br)
CGIAR Consultative Group on International Agricultural Research (http://www.cgiar.org)
CGRFA Commission on Genetic Resources for Food and Agriculture
CIAT International Center for Tropical Agriculture (http://www.ciat.cgiar.org)
CIC International Council for Game and Wildlife Conservation (http://www.cic-wildlife.org)
CIHEAM Centre International de Hautes Etudes Agronomiques Mditerranennes
(http://www.ciheam.org)
CIRAD Centre de Coopration Internationale en Recherche Agronomique pour le
Dveloppement (http://www.cirad.fr/fr/index.php)
CIRDES Centre International de Recherche-Dveloppement sur llevage en Zone
Subhumide (http://www.cidres.org)
COP Conference of the Parties
CORAF Conseil Ouest et Centre Africain pour la Recherche et le Dveloppement
Agricole (http://www.coraf.org)
CR Country Report
CRED Centre for Research on the Epidemiology of Disasters (http://www.cred.be)
CSF Classical Swine Fever
CTSB Cathepsin B
CVM Complex Vertebral Malformation
CYTED Ciencia y Tecnologa para el Desarrollo (Red XII-H: Ibero-American Network)
(http://www.cyted.org)
D8 Developing Eight - Consists of Bangladesh, Egypt, Indonesia, the Islamic
Republic of Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan and Turkey
DA Cavalli-Sforza distance
DAD-IS Domestic Animal Diversity Information System (http://www.fao.org/dad-is)
DAHP Department of Animal Health and Production
DAGENE Danubian Alliance for Gene Conservation in Animal Species
DAGRIS Domestic Animal Genetic Resources Information System (http://dagris.ilri.cgiar.org)
DARD Department of Agriculture and Rural Development
DD Daughter Design
DD Differential Display
DDBJ DNA Data Bank of Japan (http://www.cib.nig.ac.jp)
DHPLC Denaturing High-performance Liquid Chromatography
DMA Dimethylacetamide
492
DMF Dimethylformamide
DMSO Dimethyl Sulfoxide
DNA Deoxyribonucleic Acid
DS Neis Standard Genetic Distance
DUMPS Deficiency of Uridine Monophosphate Synthase
DUV Direct Use Values
EAAP European Association for Animal Production (http://www.eaap.org)
EAAP-AGDB European Association for Animal Production Animal Genetic Data Bank
(now EFABIS)
EAFRD European Agricultural Fund for Rural Development
EAGGF European Agricultural Guidance and Guarantee Fund
EBV Estimated Breeding Value
ECOWAS Economic Community of West African States (http://www.ecowas.int)
EFABIS European Farm Animal Biodiversity Information System (http://efabis.tzv.fal.de)
EFSA European Food Safety Authority (http://www.efsa.europa.eu)
EMBL European Molecular Biology Lab (http://www.embl.org)
EMBRAPA Brazilian Agricultural Research Corporation (http://www.embrapa.br)
EM-DAT Emergency Disasters Data Base (http://www.em-dat.net)
EPC European Patent Convention
EPD Expected Progeny Difference
eQTL Expression Quantitative Trait Locus
EST Expressed Sequence Tag
ET Embryo Transfer
EU European Union (http://europa.eu)
EU-15 15 countries that were then members of the European Union
FAO Food and Agriculture Organization of the United Nations (http://www.fao.org)
FAOSTAT Food and Agriculture Organization of the United Nations Statisitcal Databases
(http://faostat.fao.org)
FARA Forum for Agricultural Research in Africa (http://www.fara-africa.org)
FEC Faecal Egg Count
FIRC Federacion Iberoamericana de Razas Criollas (http://www.feagas.es/firc/firc.htm)
FMD Foot-and-Mouth Disease
G Guanine
GATS General Agreement on Trade in Services
GATT General Agreement on Tariffs and Trade
GDD Grand Daughter Design
GDP Gross Domestic Product
GEF Global Environment Facility (http://www.gefweb.org)
GIS Geographic Information System
GM Genetically Modified
GMO Genetically Modified Organism
GVIS Geographic Visualization
He Expected Homozygosity
HEIA High External Input Agriculture
HIV Human Immunodeficiency Virus
Ho Observed Homozygosity
493
HPAI Highly Pathogenic Avian Influenza
IAEA International Atomic Energy Agency (http://www.iaea.org)
IAMZ Mediterranean Agronomic Institute of Zaragoza (http://www.iamz.ciheam.org)
ICAR International Committee for Animal Recording (http://www.icar.org)
ICARDA International Center for Agricultural Research in the Dry Areas
(http://www.icarda.org)
IE Institut de llevage (http://www.inst-elevage.asso.fr)
IES Institute for Environment and Sustainability (http://ies.jrc.cec.eu.int)
IFAD International Fund for Agricultural Development (http://www.ifad.org)
IGAD Intergovernmental Authority on Development (http://www.igad.org)
IGADD Intergovernmental Authority on Drought and Development
IGC Intergovernmental Committee (Komisi antar Negara)
IICA Inter-American Institute for Cooperation on Agriculture (http://www.iica.int)
ILRI International Livestock Research Institute (http://www.ilri.org)
INTA Instituto Nacional de Tecnologa Agropecuaria (http://www.inta.gov.ar)
INTERBULL International Bull Evaluation Service (http://www-interbull.slu.se)
IPGRI International Plant Genetic Resources Institute (http://www.ipgri.cgiar.org)
IPM Integrated Parasite Management
IPR Intellectual Property Rights
IRD Institute de Recherche pour le Dveloppement (http://www.ird.fr)
ISAG International Society of Animal Genetics (http://www.isag.org.uk)
IT-PGRFA International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture
ITWG-AnGR Intergovernmental Technical Working Group on Animal Genetic Resources
IUV Indirect Use Values
IVF In Vitro Fertilization
LAC Latin America and the Caribbean
LD Linkage Disequilibrium
LEIA Low External Input Agriculture
LMO Living Modified Organism
LPP League for Pastoral Peoples (http://www.pastoralpeoples.org)
LPPS Lokhit Pashu Palak Sansthan (http://www.lpps.org)
LRC Livestock Recording Centre
LU Livestock Units
MARD Ministry of Agriculture and Rural Development
MEG3 Callypige
MERCOSUR Mercado Comn del Sur
MFN Most Favoured Nation
MGBA Meru Goat Breeders Association
MHC Major Histocompatability Complex
MNA Mean Number of Alleles
MOA Ministry of Agriculture
MoDAD Measurement of Domestic Animal Diversity
MODE Market Oriented Dairy Enterprise
MOET Multiple Ovulation and Embryo Transfer
mRNA Messenger Ribonucleic Acid
mtDNA Mitochondrial Deoxyribonucleic Acid
494
MYH1 Myosin 1
NACI National Agricultural Classification Institute
NAGP National Animal Germplasm Program
NARS National Agricultural Research Systems
NC National Coordinator for the Management of Animal Genetic Resources
NCC National Consultative Committee for the Management of Animal Genetic Resources
NDA National Dairy Authority
Ne Effective Population Size
NIAH National Institute of Animal Husbandry (
NGO Non-Governmental Organization
N-J Neighbour-Joining
NRF Norsk Rdt Fe (Norwegian Red)
NZRBCS New Zealand Rare Breeds Conservation Society (http://www.rarebreeds.co.nz)
OECD Organisation for Economic Co-operation and Development (http://www.oecd.org)
OIE Office International des Epizooties (World Organisation for Animal Health)
(http://www.oie.int)
ORPACA Organizacin de Productores Agropecuarios de Calientes
OSS Obervatoire du Sahara et du Sahel (http://www.unesco.org/oss)
OSTROM Office de la Recherche Scientifique et Technique Outre-Mer (now IRD)
OV Option Values
p.a. per annum
PBR Plant Breeders Rights
PBV Predicted Breeding Value
PCR Polymerase Chain Reaction
PCV Packed Cell Volume
PDB Protein Data Bank
PDO Protected Designation of Origin
PED Production Environment Descriptor
PGC Primordial Germ Cell
PGI Protected Geographical Indication
PGR Plant Genetic Resources for Food and Agriculture
PIR Protein Information Resource
PMGZ Breeding Programme for Zebu Cattle
PPP Purchasing Power Parity
PROMEBO Breeding Programme for Meat Cattle
PSE Pale Soft Exudative
QTG Quantitative Trait Gene
QTL Quantitative Trait Locus
QTN Quantitative Trait Nucleotide
RBI Rare Breeds International (http://www.rbi.it)
Red XII-H Red Iberoamericana sobre la consevacin de la biodiversidad de animales
domsticos locales para le desarollo rural sostenible (http://www.cyted.org)
REML Restricted Maximum Likelihood
RFI Residual Feed Intake
RFLP Restriction Fragment Length Polymorphism
RFP Regional Focal Point
495
RNA Ribonucleic Acid
rRNA Ribosomal Ribonucleic Acid
SAARC South Asian Association for Regional Cooperation (http://www.saarc-sec.org)
SACCAR Southern African Center for Cooperation in Agricultural Research and Training
(http://www.info.bw/~saccar/sacca.htm)
SADC Southern African Development Community (http://www.sadc.int)
SAGE Serial Analysis of Gene Expression
SAM Spatial Analysis Method
SAVE Safeguard for Agricultural Varieties in Europe (http://www.save-foundation.net)
SEVA Sustainable-Agriculture and Environmental Voluntary Action
SGRP System-wide Genetic Resources Programme (http://www.sgrp.cgiar.org)
SINGER System-wide Information Network for Genetic Resources
(http://www.singer.cgiar.org)
SMS Safe Minimum Standard
SNP Single Nucleotide Polymorphism
SODEPA Socit de Dveloppement et dExploitation des Productions Animales
SoW-AnGR State of the Worlds Animal Genetic Resources for Food and Agriculture
SPC Secretariat of the Pacific Community (http://www.spc.int)
SPLT Substantive Patent Law Treaty
SPS Sanitary and Phytosanitary
SRS Sire Referencing Scheme
SSCP Sequencing Single-stranded Conformational Polymorphism
SSR Simple Sequence Repeats
STR Simple Tandem Repeats
STS Sequence Tagged Site
T Thymine
Taq Thermus aquaticus
TEV Total Economic Value
TLU Tropical Livestock Units
TRIPS Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights
tRNA Transfer Ribonucleic Acid
TSE Transmissible Spongiform Encephalopathies
U Uracil
UHT Ultra High Temperature
UNDP United Nations Development Programme (http://www.undp.org)
UNESCO United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (www.unesco.org)
UPOV International Union for the Protection of New Varieties of Plants (http://www.upov.int)
USDA United States Department of Agriculture (http://www.usda.gov)
VND Viet Nam Dong
VNTR Variable Number of Tandem Repeats
VRQ Valine-Arginine-Glutamine amino acids one of five variant alleles affecting
susceptibility to scrapie
WAAP World Association for Animal Production (http://www.waap.it)
WECARD West and Central African Council for Agricultural Research and Development
(http://www.coraf.org)
WHFF World Holstein-Friesian Federation (http://www.whff.info)
WHO World Health Organization (http://www.who.int)
496
WIEWS World Information and Early Warning System on Plant Genetic Resources
(http://apps3.fao.org/wiews/wiews.jsp)
WIPO World Intellectual Property Organization (http://www.wipo.int)
WTA Willingness to Accept
WTO World Trade Organization (http://www.wto.org)
WTP Willingness to Pay
WWLDAD:3 World Watch List for Domestic Animal Diversity, 3rd edition
XV Existence Values
497
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
STATUS KERAGAMAN HAYATI PERTANIAN PADA SEKTOR PETERNAKAN
2
Manajemen berkelanjutan keragaman genetik ternak dunia merupakan hal yang
sangat penting untuk bidang pertanian, produksi pangan, pembangunan pedesaan
dan lingkungannya. The State of the Worlds Animal Genetic Resources for Food
and Agriculture merupakan pengkajian pertama tentang sumberdaya tersebut.
Seperti digambarkan dalam 169 laporan Negara, sumbangan dari sejumlah
organisasi internasional dan khususnya 12 laporan tematik, menampilkan analisis
keragaman sektor peternakan - asal usul dan pengembangan, pemanfaatan dan
nilai, penyebaran dan pertukaran, status resiko dan ancaman dan kapasitas
untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut baik secara kelembagaan, kebijakan
dan aturan legal, aktivitas breeding dan program konservasi. Kebutuhan dan
peluang dikaji dalam konteks untuk kekuatan mengubah sistem produksi ternak.
Perangkat dan metode untuk meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan
SDGT disajikan dalam bagian status terkini tentang karakterisasi, perubahan
genetik, evaluasi nilai ekonomis dan konservasi.
Ringkasan Laporan Status Sumber Daya Genetik Ternak Dunia untuk Pangan dan
Pertanian (The State of the Worlds Animal Genetic Resources for Food and
Agriculture) disajikan dalam Versi Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia dan
Spanyol.