You are on page 1of 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsistensi Tanah merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya gaya dari luar, yang
merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan dan gerak gaya gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang
bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. (hanafiah,2009)
konsistensi ditetapkan dalam tiga kadar air tanah, yaitu :
1) Konsistensi basah (pada kadar air sekitar kapasitas lapangan (field capacity) untuk menilai : a)
derajat kelekatan tanah terhadap benda benda yang menempelnya yang dideskripsikan menjadi : tak
rekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat, serta b) derajat klenturan tanah terhadap perubahan bentuknya,
yaitu : non plastic (kaku), agak plastis, plastis dan sangat plastis.
2) Konsistensi lembab (kadar air antara kapasitas lapangan dan kering udara), untuk menilai
derajat kegemburan, keteguhan tanah, dipilah menjadi lepas, sangat gembur, gembur teguh, sangat
teguh dan ekstrem teguh
3) Konsistensi kering (kadar air kondisi kering udara) untuk memulai derajat keeratan tanah,
yaitu : lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras dan ekstrem keras. (Hanafiah,2009)

1.2 Tujuan
Tujuan Dari Praktikum Konsistensi Tanah adalah untuk mengetahui kekuatan atau ketahanan
tanah,Agar Mengetahui Pengolahan lahan yang tepat dan menentukan tanaman yang sesaui di daerah
tersebut.

BAB II Tinjauan Pustaka


2.1 Definisi Konsistensi
Konsistensi Tanah merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya gaya dari luar, yang
merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan dan gerak gaya gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang
bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. (hanafiah,2009)
Menurut Sutanto (2005), konsistensi tanah dilarutkan sebagai bentuk kerja kakas (force) fisik
adhesi dan kohesi partikel partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan
Konsistensi tanah merupakan kekuatan daya kohesi butir butir tanah atau daya adhesi butir
butir tanah dengan benda ain. http://hmit.lk.ipb.ac.id/2010/07/17/konsistensi/
2.2 Macam-Macam Konsistensi Tanah
a. Konsistensi Basah
a.1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan
benda lain, ini dibagi 4 kategori:
(1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.
(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.
a.2 Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4
kategori berikut:
(1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.
(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.

(3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan
sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
(4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan
diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.

b. Konsistensi Lembab

Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah
terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).
(2) Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.
(3) Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat
menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat saat meremas tanah
tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-kali
saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya
gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat
bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.

c. Konsistensi Kering

Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai
berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu
sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).
(2) Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi
lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
(3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada
remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan
gumpalan tanah.
(4) Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin
sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat
menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat
menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk
hancur.
(6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan
yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa
hancur dengan menggunakan alat bantu (pemukul).
Sutanto,2005
2.3 Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Konsistensi Tanah
a. Kadar Air : Bila kadar air tinggi maka konsistensi tanah rendah.
b. Tekstur Tanah : Bila tekstur tanah dominan pasir maka konsistensi tanah rendah.
c. Porositas : Bila porositasnya tinggi maka konsistensi rendah.
d. Bahan Organik : Bahan organik tinggi maka konsistensi rendah.

BAB III METODOLOGI


3.1 Alat Dan Bahan
NAMA FUNGSI
Sampel Tanah Dominan Pasir Sebagai sampel yang dianalisis
Sampel Tanah Dominan Liat Sebagai sampel yang dianalisis
Sampel Tanah Dominan Debu Sebagai sampel yang dianalisis
Air Untuk Menghomogenkan Sampel Tanah
Baki Sebagai Tempat Atau Wadah Sampel Tanah
Botol Penyemprot Sebagai Wadah Air
3.2 Cara Kerja
a. Konsistensi Kering
1. alat dan bahan di siapkan
2. agregat tanah diambil dalam keadaan kering
3. agregat tanah dipijat dan dirasakan konsistensi keringnya
b. Konsistensi Lembab
1. alat dan bahan disiapkan
2. agregat tanah diambil
3. air ditambahkan pada agregat tanah sampai lembab
4. agregat tanah dipijat dan dirasakan konsistensi lembabnya
c. Konsistensi Basah
1. alat dan bahan disiapkan
2. sampel tanah diambil
3. air ditambahkan pada sampel tanah sampai basah
4. tanah dipijat dengan ibu jari dan telunjuk, dan dirasakan kelekatannya
dengan menempel dan melepas ibu jari dan telunjuk
5. gulungan pita tanah dibuat dengan diameter sekitar 0,5 cm dan panjang 5 cm
6. gulungan pita tanah dibengkokkan sehingga terbentuk cincin dan diamati
plastisitasnya (gulungan tersebut patah atau tidak)
3.3 Analisa Perlakuan
A. konsistensi Kering
Pada pengujian konsistensi kering hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan
bahan yaitu: sampel tanah. Kemudian sampel tanah dipijat dan dirasakan konsistensinya
B. Konsistensi Lembab
Untuk pengujian konsistensi lembab hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan seperti sampel tanah, air dalam botol penyemprot. Selanjutnya basahi tanah dengan air
sampai lembab kemudian pijat dan rasakan konsistensinya
C. Konsistensi Basah
Pada Pengujian konsistensi basah hal pertama adalah menyiapkan alat dan bahan seperti sampel
tanah dan air. Selanjutnya basahi sampel tanah menggunakan air sampai basah dan pijat tanah
menggunakan ibu jari dan telunjuk, rasakan kelekatannya dengan menempel dan melepaskan jari.
Kemudian gulunglah menjadi pita dan dibengkokan lalu diamati.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Tabel Data Pengamatan
Keadaan Sampel Konsistensi (Hasil Pengamatan)
Kering Lepas
Lembab Sangat Gembur
Basah Lekat dan Plastis

4.2 Pembahasan
A. Hubungan Konsistensi dengan Struktur Tanah
Bila konsistensi tanah tinggi maka struktur mantap.
B. Hubungan Konsistensi dengan kondisi Pengolahan Lahan
Konsistensi Tanah Penting Untuk menentukan cara pengolahan tanah yang baik juga,
penting bagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah dan kemampuan tanah menyimpan langas
Semakin tinggi Konsistensi tanah maka semakin susah pula pengolahan lahannya.
(Sutanto, 2005)

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Hasil Praktikum Dapat Disimpulkan Bahwa Konsistensi Tanah merupakan ketahanan
tanah terhadap tekanan gaya gaya dari luar, yang merupakan indicator derajat manifestasi kekuatan
dan gerak gaya gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat
kejenuhan airnya. Konsistensi Tanah Ditetapkan Sesuai Dengan Kadar Airnya Yaitu Konsistensi
Kering, lembab, dan basah. Dengan diketahuinya konsistensi tanah disuatu daerah menjadikan kita tau
cara pengolahan lahan yang tepat didaerah tersebut.

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan, Yogyakarta: Kanisius
Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
IPB, HMIT. 2010. Konsistensi Tanah | Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah.
http://hmit.lk.ipb.ac.id/2010/07/17/konsistensi/ . Diakses Pada 24 September 2017

You might also like